BIOMASA MAKALAH

35
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi semakin lama semakin mengalami krisis bahan bakar. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar minyak bumi dan gas semakin berkurang karena terjadi eksploitasi besar – besaran tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Tingkat penggunaan terus meningkat sehingga generasi sekarang akan menghadapi krisis energi yang parah di tahun- tahun berikutnya. Kita tidak siap menghadapi krisis energi yang pasti akan terjadi. Namun dengan teknologi yang semakin maju pikiran manusia pun berkembang. Mereka berupaya menghentikan penderitaan bumi ini atau

description

bakul

Transcript of BIOMASA MAKALAH

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bumi semakin lama semakin mengalami krisis bahan bakar. Sumber Daya Alam (SDA) penghasil bahan bakar minyak bumi dan gas semakin berkurang karena terjadi eksploitasi besar besaran tanpa mempertimbangkan dampak yang akan terjadi. Tingkat penggunaan terus meningkat sehingga generasi sekarang akan menghadapi krisis energi yang parah di tahun-tahun berikutnya. Kita tidak siap menghadapi krisis energi yang pasti akan terjadi. Namun dengan teknologi yang semakin maju pikiran manusia pun berkembang. Mereka berupaya menghentikan penderitaan bumi ini atau setidaknya meringankan nya. Dengan cara menemukan alternatif bahan bakar minyak dan gas. Mereka memanfaatkan barang bekas seperti sampah organik, kotoran manusia/hewan, tanaman tebu, biji buah buahan dan berbagai macam barang bekas lainnya. Dalam pembahasan ini kami akan menjelaskan energi alternatif briket. Bahan bakar berbentuk briket itu pertama dikembangkan oleh kelompok aktivis lingkungan hidup Nepal. Foundation for Sustainable Technologie (FoST) melirik potensi yang terkandung dalam sampah yang menumpuk dan mengotori jalan dan sungai di Kathmandu dan kota-kota lain di Nepal. Lantas munculah ide pembuatan briket sampah, meniru briket batu bara yang lebih dulu dikenal masyarakat Nepal. Bedanya, residu dan asapbriket batu bara sangat mengotori udara, sedangkan briket sampah relatif lebih bersih. Tak berasap, tak beresidu. Selain itu, cara memproduksi briket sampah itu terbilang mudah. Kami mencoba menggunakan limbah dari kulit pisang untuk dimanfaatkan sebagai pengganti alternatif bahan bakar dalam bentuk briket kulit pisang.Alasan kami memilih bahan dasar pisang karena di daerah pekarangan rumah banyak terdapat pohon pisang.Mungkin kulit pisang adalah bagian yang tidak penting dan sering kali di buang sembarangan hingga membuat celaka. Namun di tangan para peneliti kulit pisang bisa disulap jadi sesuatu yang bisa menyelamatkan bumi. Dalam pembuatan briket ini kita mennggunakan limbah serbuk gergaji, dimana serbuk gergaji merupakan bahan yang dapat mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket kulit pisang. Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut :1. Berkurangnya persediaan sumber daya energi yang menyebabkan terjadinya krisis energi.2. Kurangnya pemanfaatan sampah organik sebagai energi alternatif bahan bakar pengganti minyak tanah.3. Meningkatnya jumlah penjual pisang goreng dan aneka olahan pisang lainnya yang menyebabkan semakin banyak limbah kulit pisang yang dihasilkan.4. Limbah kulit pisang mengganggu kebersihan lingkungan.5. Limbah kulit pisang belum dimanfaatkan secara maksimal.

B. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian biomassa tentang briket kulit pisang ini adalah sebagai berikut:1. Mengetahui cara pemanfaatan sampah kulit pisang untuk briket2. Mengetahui jenis kulit pisang apa yang bisa digunakan untuk briket3. Mengetahui proses pencampuran serbuk gergaji dengan kulit pisang4. Mengetahui perbandingan komposisi kulit pusing dengan serbuk gergaji yang paling baik sebagai bahan briket.5. Mengetahui manfaat atau fungsi briket kulit pisangC.Batasan MasalahBanyaknya masalah di atas menuntut adanya pembatasan masalah serta tujuan. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :1. Jenis pisang yang digunakan adalah pisang kepok (Musa sp) dan pisang ambon (Musa paradisiaca sapientum L).2. Jenis alternatif bahan bakar yang akan dibuat dalam bentuk briket.

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. PisangPisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara (termasuk Indonesia).Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya.Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur.Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang.Buah pisang umumnya tidak berbiji atau bersifat partenokarpi. Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 250 C-270 C dengan curah hujan 2000-3000mm/tahun.Tanaman pisang cepat tumbuhnya, dan dalam rata-rata umur 1 tahun telah dapat berbuah, bahkan dalam tahun berikutnya dapat berlipt ganda 3 4 kali. Keistimewaan tanaman pisang adalah dapat bertahan terhadap angin keras dan musim kering, dan bilamana mengalami kerusakan akanmudah baik kembaliPisang merupakan tanaman yang berbuah hanya sekali, kemudian mati.Tingginya antara 2-9 m, berakar serabut dengan batang bawah tanah (bongol) yang pendek. Dari mata tunas yang ada pada bonggol inilah bisa tumbuh tanaman baru. Pisang mempunyai batang semu yang tersusun atas tumpukan pelepah daun yang tumbuh dari batang bawah tanah sehingga mencapai ketebalan 20-50 cm. Daun yang paling muda terbentuk di bagian tengah tanaman, keluarnya menggulung dan terus tumbuh memanjang, kemudian secara progersif membuka. Helaian daun bentuknya lanset memanjang, mudah koyak, panjang 1,5-3 m, lebar 30-70 cm, permukaan bawah berlilin, tulang tengah penopang jelas disertai tulang daun yang nyata, tersusun sejajar dan menyirip, warnanya hijau. Pisang mempunyai bunga majemuk, yang tiap kuncup bunga dibungkus oleh seludang berwarna merah kecoklatan. Seludang akan lepas dan jatuh ketanah jika bunga telah membuka. Bunga betina akan berkembang secara normal, sedang bunga jantan yang berada di ujung tandan tidak berkembang dan tetap tertutup oleh seludang dan disebut sebagai jantung pisang. Jantung pisang ini harus dipangkas setelah selesai berbuah.Tiap kelompok bunga disebut sisir, yang tersusun dalam tandan.Jumlah sisir betina antara 5-15 buah.Buahnya buah buni, bulat memanjang, membengkok, tersusun seperti sisir dua baris, dengan kulit berwarna hijau, kuning, atau coklat.Tiap kelompok buah atau sisir terdiri dari beberapa buah pisang. Berbiji atau tanpa biji. Bijinya kecil, bulat, dan warna hitam.Buahnya dapat dipanen setelah 80-90 hari sejak keluarnya jantung pisang.Karena bukan buah musiman, buah pisang selalu ada setiap saat.Buah pisang kebanyakan dimakan segar, dikolak, dikukus, atau diolah lebih lanjut menjadi pisang selai, keripik, atau tepung pisang. Yang termasuk kelompok pisang buah meja adalah Musa sapientum (banana) karena lebih enak dimakan segar, seperti pisang ambon, ambon lumut, raja, raja sereh, mas, susu dan barangan. Jenis pisang dibagi menjadi empat:1. Pisang yang dimakan buahnya tanpa dimasak yaitu M. paradisiaca varSapientum, M. nana atau disebut juga M. cavendishii, M. sinensis. Misalnya pisang ambon, susu, raja, cavendish, barangan dan mas. 2. Pisang yang dimakan setelah buahnya dimasak yaitu M. paradisiaca forma Typical atau disebut juga M. paradisiaca normalis. Misalnya pisang nangka, tanduk dan kepok. 3. Pisang berbiji yaitu M. brachycarpa yang di Indonesia dimanfaatkan daunnya. Misalnya pisang batu dan klutuk. 4. Pisang yang diambil seratnya misalnya pisang manila (abaca).\Pisang pun berdasarkan cara mengkonsumsi dikelompokkan dalam dua golongan yaitu : Banana adalah pisang yang lebih sering dikonsumsi dalam bentuk segar setelah buah matang.Contohnya pisang ambon, susu, raja, seribu, dan sunripe. Plantain adalah pisang yang dikonsumsi setelah digoreng, direbus, dibakar, atau dikolak. Contohnya pisang kepok, siam, kapas, tanduk dan uli. Tanaman pisang cepat tumbuhnya, dan dalam rata-rata umur 1 tahun telah dapat berbuah, bahkan dalam tahun berikutnya dapat berlipt ganda 3 4 kali. Keistimewaan tanaman pisang adalah dapat bertahan terhadap angin keras dan musim kering, dan bilamana mengalami kerusakan akan mudah baik kembali.Buah pisang yang masih hijau kulitnya tetapi sudah cukup tua, dagingnya mengandung 21 25 % zat tepung.Bila mengalami pemeraman atau masak sendiri di pohon, zat tepung itu sebagian besar berubah menjadi berbagai jenis gula.Kadar mineral dalam 100 gram daging pisang (rata-rata) :

KandunganJumlah

Natrium (garam)42mgr

Kapur8mgr

Mangan0,6mgr

Besi0,6mgr

Belerang12mgr

Kalium373mgr

Magnesium31mgr

Kuningan0,2mgr

Pospor28mgr

Chlor125mgr

Yodium0,003mgr

Kadar vitamin yang dikandungnya cukup tinggi. Dalam 100 gram daging pisang terdapat : Vitamin 250 335 IU. Vitamin C 10 -11 mgr. Vitamin B1 42 54 microgr.Vitamin G (riboflavin) 88 microgr. Niacin 0,6 miligram. (Data-data tersebut dari Home Economic Dep. Fruit Dispatch Coy).

B. Kandungan Kulit Pisang Kulit pisang memiliki kandungan vitamin C, B, kalsium, protein, dan juga lemak. Musasapientum (pisang) kulit dianalisis untuk mineral, nutrisi dan anti-nutrisi isinya. Hasil kandungan mineral menunjukkan konsentrasi (mg/g) dari kalium, kalsium, natrium, besi, mangan rubidium, brom, strontium, zirkonium dan niobium menjadi 78, 10, 19, 20, 24, 30, 0,61, 76, 20, 0,04, 0,21, 0,03, 0,02 dan 0,02 masing-masing. Itu persentase konsentrasi serat protein, lemak kasar, karbohidrat dan minyak mentah adalah 0,90, 1,70, 59,00 dan 31,70 masing-masing. C. Briket Penghematan energi ini sebetulnya harus telah kita gerakkan sejak dahulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbarui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak ada stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumber energi alternatif yang dapat diperbarui (renewable). Kebutuhan bahan bakar bagi penduduk berpendapatan rendah maupun miskin, terutama di pedesaan, sebagian besar dipenuhi oleh minyak tanah yang memang dirasakan terjangkau karena disubsidi oleh pemerintah.Namun karena digunakan untuk industri atau usaha lainnya, kadang-kadang terjadi kelangkaan persediaan minyak tanah di pasar.Selain itu mereka yang tinggal di dekat kawasan hutan berusaha mencari kayu bakar, baik dari ranting-ranting kering dan tidak jarang pula menebangi pohon-pohon di hutan yang terlarang untuk ditebangi, sehingga lambat laun mengancam kelestarian alam di sekitar kawasan hutan. Energi terbarukan lain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas dengan memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya.Namun, sebagian besar terdiri atas kotoran ternak.Serbuk gergaji adalah serbuk kayu berasal dari kayu yang dipotong dengan gergaji.serbuk gergaji merupakan bahan yang masih mengikat energi, oleh karena itu rantai pelepasan energi dimaksud diperpanjang dengan cara memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket kulit pisang. Briket kulit pisang adalah bahan bakar alternatif yang digunakan sebagai bahan alternatif energi. Dengan penggunaan briket kulit pisang sebagai bahan bakar maka kita dapat menghemat penggunaan minyak sebagai bahan bakar. Selain itu penggunaan briket kulit pisanng dapat menghemat pengeluaran biaya untuk membeli minyak tanah atau gas elpiji. Dengan memanfaatkan serbuk gergaji sebagai bahan pembuatan briket kullit pisang maka akan meningkatkan pemanfaatan limbah pisang sekaligus mengurangi pencemaran, karena selama ini serbuk gergaji kayu yang ada hanya dibakar begitu saja. Manfaat lainnya adalah dapat meningkatkan pendapatan masyarakat bila pembuatan briket kulit pisang ini dikelola dengan baik untuk selanutnya briket kulit pisanng dijual. Bahan pembuatan briket arang mudah didapatkan disekitar kita berupa serbuk kayu gergajian.

III. METODE PENELITIAN

A. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subjek Subjek penelitian ini adalah limbah kulit pisang kepok (Musa sp), dan limbah kulit pisang ambon (Musa pardisiaca sapientum L).2. Objek Objek penelitian ini adalah pembuatan briket kulit pisang yang berkualitas. 3. Variabel di dalam penelitian ini dibagi menjadi 3 jenis, yaitu:a) Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : 1. Jenis kulit pisang yaitu kulit pisang kepok (Musa sp) dan kulit pisang ambon (Musa pardisiaca sapientum sp). 2. Variasi kulit pisang yang digunakan, yaitu : a.Kulit pisang kepok b.Kulit pisang ambon, dan c. Campuran antara kulit pisang kepok dan kulit pisang ambon dengan perbandingan 1:1. Perbandingan komposisi antara kulit pisang dengan serbuk gergaji yaitu 1:1, 1:2 dan 2:1. b) Variabel kontrol

Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah :a) Waktu pembusukan pisang selama 2 minggu. b) Jenis serbuk gergaji yang digunakan yaitu serbuk gergaji yang berasal dari pemotongan pohon kelapa. c) Skala perbandingannya 1 = 250 gr. d) Cetakan briket e) Waktu pembakaran pertama selama 1 jam dan waktu pembakaran kedua selama 2 jam. c) Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu kualitas briket kulit pisang.

B. Alat dan bahan Alat yang digunakan dalam pembuatan briket kulit pisang ini adalah:1.Ember2.Pengaduk3.Cetakan briket4.Tungku

Nama AlatSpesifikasi kegunaannya adalah: 1. Ember sebagai tempat bubur kulit pisang 2. Pengaduk untuk mengnaduk bubur pisang 3. Cetakan briket untuk mencetak briket, ukuran cetakan 5 x 5cm.4. Tungku untuk membakar briket kulit pisang 5. Penumbuk untuk menumbuk kulit pisang.

Bahan-bahan yang digunakan yaitu:1. Kulit pisang ambon2. Kulit pisang kepok3. Serbuk gergaji dan airNama bahan Spesifikasi kegunaanya adalah:1. Kulit pisang ambon sebagai bahan untuk pembuatan briket 2. Kulit pisang kepok sebagai bahan untuk pembuatan briket 3. Serbuk Gergajisebagai pencampur bubur briket 4. Air untuk pengencer Tabel perbandingan komposisi kulit pisang: serbuk gergaji

Untuk campuran pisang kepok dan pisang ambon

Cara Pembuatan

Cara Pembuatan Kulit pisang yang telah membusuk dicampur dan ditumbuk menjadi satu kemudian dibakar. Setelah dibakar, kulit pisang tersebut akan berubah menjadi seperti bubur. Kemudian bubur akan dicampur dengan serbuk gergaji. Kemudian dipadatkan atau dikompres hingga terbentuk seperti balok.Balok kemudian dibakar kembali. Balok siap untuk digunakan.

v

IV. PEMBAHASAN

A. Pemanfaatan Kulit Pisang untuk Briket

Orang sudah tidak asing dengan buah pisang.Banyak juga orang yang menyukai buah pisang.Selain di makan langsung buah pisang juga bisa di olah menjadi berbagai jenis olahan, misalnya pisang goreng, kolak pisang, dan masih banyak lagi.Orang hanya memanfaatkan buahnya saja tidak dengan kulitnya. Mereka hanya membuang kulit tersebut ke tempat sampah tidak jarang kulit tersebut di buang ke sungai sekitar rumah.Oleh karena itu kami tertarik dengan kulit pisang tersebut.Kami mencari tahu tentang pemanfaatan kulit pisang, yang salah satunya untuk pembuatan briket.Kulit pisang yang selalu kita buang ternyata bisa djadikan sumber energi.Kulit pisang itu diubah menjadi semacam briket yang bisa dibakar dan digunakan untuk memasak, penerangan, dan pemanas ruangan.Penemuan briket dari kulit pisang ini bisa menggantikan penggunaan kayu bakar dan mengurangi penebangan pohon.Untuk membuat briket kulit pisang, pertama-tama kulit pisang yang telah membusuk dicampur dan ditumbuk menjadi satu, kemudian dibakar.

Setelah dibakar, kulit pisang tersebut akan berubah menjadi seperti bubur. Kemudian bubur akan dicampur dengan serbuk gergaji kemudian dipadatkan atau dikompres hingga terbentuk seperti balok kemudian dibakar kembali.Selesai dibakar balok siap untuk digunakan.Pembuatan briket pisang ini menggunakan teknologi yang sangat sederhana.

Penelitian menyebutkan kulit pisang selain mejadi bahan bakar energi juga berguna untuk menangkap timbal dan perunggu dalam air. Penelitian yang kesekian kalinya terkait pemanfaatan kulit pisang dalam pemurnian air terkait logam berat yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Logam berat seperti timbal dan perunggu kerap ditemukan dalam perairan yang tak jauh dari lokasi pertambangan.

Teknologi pemanfaatan kulit pisang selain untuk pemurnian air dari kandungan logam berat dan menjadikan kulit pisang sebagai bahan bakar energi, semoga bisa dikembangkan di Indonesia. Indonesia sebagai negeri kepulauan yang dilintasi khatulistiwa, pohon pisang dari berbagai varietas tumbuh suburdalam jumlah banyak. Daripada kulit pisang dibuang sembarangan setelah buahnya kita konsumsi, akan lebih baik dimanfaatkan untuk keperluan di atas.

B. Bahan Pembuatan Briket Jenis kulit pisang yaitu kulit pisang kepok (Musa sp) dan kulit pisang ambon (Musa pardisiaca sapientum sp). C. Proses Pencampuran Antara Serbuk Gergaji Dengan Kulit Pisang1. Kulit pisang yang telah membusuk dicampur dan ditumbuk menjadi satu, 2. Kemudian bakar kulit pisang yang sudah dicampur tadi, setelah dibakar, kulit pisang tersebut akan berubah menjadi seperti bubur.3. Kemudian, bubur dicampurkan dengan serbuk gergaji,4. Campuran dipadatkan atau dikompres hingga terbentuk seperti balok,5. Bakar campuran yang seperti balok tadi kembali, dan hasilnya dapat digunakan.D. Perbandingan Komposisi Antara Kulit Pisang Dengan Serbuk Gergaji Yang Paling Baik Sebagai Bahan Briket Tabel perbandingan komposisi kulit pisang : serbuk gergaji Jenis kulit pisang Perbandingan kulit pisang dengan serbuk gergaji (gr)1:11:22:1Kepok250 : 250250:500500:250Ambon250 : 250250:500500:250E. Pemanfaatan briket kulit pisang dalam kehidupan sehari-hari

Briket kulit pisang dapat dijadikan alternatif pemakaian gas elpiji dan minyak tanah dalam kegiatan dapur. Karena briket ini terbuat dari kulit pisang yang sangat mudah ditemukan dan pembuatan briket yang sederhana sangat memungkinkan jika briket kulit pisang ini menggantikan posisi gas elpiji dam minyak tanah. Mengingat bumi yang sudah semakin habis sumber daya alam nya serta sampah manusia yang sudah tidak terkira seberapa banyaknya.

PENUTUP

A. Simpulan

1. Pemanfaatan kulit pisang untuk pembuatan briket. Briket kulit pisang tersebut bisa di gunakan untuk memasak, penerang, dan pemanas ruangan.2. Alat dan bahan yang di butuhkan untuk pembuatan briket ini cukup sederhana. Hanya membutuhkan ember, pengaduk, cetakan briket, dan tungku. Dan bahanya hanya membutuhkan kulit pisang kapok dan kulit pisang ambon.3. Proses pencampuran antara kulit pisang yang telah membusuk dan serbuk gergaji. Lalu di cetak menggunakan cetakan dan briket kulit pisang sudah bisa di gunakan.4. Perbandingan antara kulit pisang yang sudah membusuk dengan serbuk gergaji.5. Dalam kehidupan sehari-hari Briket kulit pisang ini bisa di gunakan untuk pengganti gas elpiji dan minyak tanah untuk keperluan memasak.

B. Saran

Dengan adanya energi alternatif briket dari kulit pisang ini pemakaian gas elpiji maupun minyak tanah dapat dikurangi dengan mempertimbangkan sumber daya alam yang sudah mulai habis dan sampah manusia yang tiada hentinya.

Saran yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini meliputi:1. Briket dapat di modifikasi bukan hanya dari kulit pisang namun dari bahan baku sampah organik lainnya 2. Briket kulit pisang ini bisa di sosialisasi kan ke semua kalangan agar mereka mengenal tentang briket kulit pisang dan dapat mengganti gas elpiji dan minyak tanah dengan briket kulit pisang.