biogul 1

6
I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Gulma merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menghambat partumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman. Kehadiran gulma disekitar tanaman budidaya tidak dapat dihindarkan, terutama jika lahan tersebut ditelantarkan. Menurut Sastrautomo (1998), kehadiran gulma di suatu areal pertanaman secara umum memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman, karena gulma memiliki daya kompetitif yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya persaingan cahaya, CO2, air, unsur hara, ruang tumbuh yang digunakan secara bersamaan. Selain itu gulma memiliki peranan lain yaitu sebagai alelopati, alelomediasi dan alelopoli. Alelopati, karena gulma dapat mengeluarkan bahan kimia untuk menekan bahkan mematikan tumbuhan atau tanaman lain sedangkan alelomediasi, karena gulma merupakan tempat tinggal bagi beberapa jenis hama tertentu atau gulma sebagaipenghubung antara hama dengan tanaman budidaya, dan alelopoli, karena gulma selalu bersifat monopoli atas air, hara, CO2, O2 dan sinar matahari (Riry, 2008). Secara umum antara tanaman dan gulma dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman budidaya tertekan, menghambat kelancaran aktifitas pertanian, estetika lingkungan tidak nyaman dan meningkatkan biaya pemeliharaan (Tanasale, 2010). b. Masalah Mengetahui morfologi dari gulma kremah (Althernathera philoxeroides)

description

biologi gulma menjelaskan tentang gulma yang biasanya merupakan tanaman pengganggu bagi tanaman poko. gulma adalah suatu tanaman yang harus dibasmi dengan menggunakan berbagai macam pengendalian kimia, alami dan biologi

Transcript of biogul 1

I. PENDAHULUANa. Latar Belakang

Gulma merupakan salah satu Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang menghambat partumbuhan, perkembangan dan produktivitas tanaman. Kehadiran gulma disekitar tanaman budidaya tidak dapat dihindarkan, terutama jika lahan tersebut ditelantarkan. Menurut Sastrautomo (1998), kehadiran gulma di suatu areal pertanaman secara umum memberikan pengaruh negatif terhadap tanaman, karena gulma memiliki daya kompetitif yang tinggi sehingga memungkinkan terjadinya persaingan cahaya, CO2, air, unsur hara, ruang tumbuh yang digunakan secara bersamaan. Selain itu gulma memiliki peranan lain yaitu sebagai alelopati, alelomediasi dan alelopoli. Alelopati, karena gulma dapat mengeluarkan bahan kimia untuk menekan bahkan mematikan tumbuhan atau tanaman lain sedangkan alelomediasi, karena gulma merupakan tempat tinggal bagi beberapa jenis hama tertentu atau gulma sebagaipenghubung antara hama dengan tanaman budidaya, dan alelopoli, karena gulma selalu bersifat monopoli atas air, hara, CO2, O2 dan sinar matahari (Riry, 2008). Secara umum antara tanaman dan gulma dapat mengakibatkan pertumbuhan tanaman budidaya tertekan, menghambat kelancaran aktifitas pertanian, estetika lingkungan tidak nyaman dan meningkatkan biaya pemeliharaan (Tanasale, 2010).b. Masalah

Mengetahui morfologi dari gulma kremah (Althernathera philoxeroides) Mengetahui aktivitas kremah (Althernathera philoxeroides) sebagai gulma pertanian Mengetahui cara pengedalian yang paling efektif terhadap kremah (Althernathera philoxeroides) pada tanaman perkebunanII. PEMBAHASAN MASALAHAlternanthera philoxeroides dari family Amaranthaceae adalah gulma invasif berasal dari Amerika Selatan (Vogt et al. 1979) dan sekarang tersebar luas di seluruh dunia (Buckingham 1996). Tumbuh di daerah terestrial, berstolon, perenial (tahunan), herba mesophytic dapat hidup di air dan darat (terestrial). Batang yang merunduk tumbuh keatas, batang sederhana atau bercabang, rimbun dan lebat. Batang dewasa menjadi berongga dan menghasilkan akar di nodus. Daun opposite, bulat panjang dan permukaan halus. Ukuran daun 2,5-5,0 cm x 0,6-1,7 cm. Bunga tunggal muncul dari ketiak daun, bentuk bunga bulat dengan diameter 0,8-2,0 cm. Menurut Baker (1974), A. philoxeroides karekteristik gulma yang idela dan dianggap sebagai gulma terbruk dunia karena invasif, potensi penyebaran, toleransi yang tinggi fluktuasi lingkungan dan berbagai Potensi adaptif (Chatterjee dan Dewanji 2012) dan memiliki potensi merugikan ekonomi dan berdampak tidak baik bagi lingkungan. Pertumbuhan A. philoxeroides sulit untuk dikontrol dan dalam pemberantasannya dibutuhkan biaya sangat mahal (Sainty et al. 1998).

Menurut GISD (2005), kremah merupakan gulma pertanian yang menyerang area yang lembab didaerah tropis dan subtropik. Kehadiran gulma kremah di antara tanaman terung dapat menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara N, karena unsur hara N menjadi faktor pembatas bagi tanaman. Unsur hara N tersedia untuk tanaman, tetapi gulma juga membutuhkan unsur N, se-hingga terjadi persaingan tanaman dengan gulma. Gulma menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok (Brown dan Brooks, 2002). Bhatt (2008) menyatakan bahwa gulma kremah biasanya terdapat pada tanaman padi dengan kerapatan yang tinggi bersama dengan gulma lain. Pertumbuhan gulma dapat memperlambat pertumbuhan tanaman pokok (Singh, 2005).Menurut Tjitrosoedirdjo, Utomo dan Wiroatmodjo (1984), penggunaan herbisida bertujuan untuk mendapatkan pengendalian gulma yang selektif yaitu mematikan gulma tanpa mematikan tanaman budidaya. Selektivitas herbisida dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya jenis herbisida, formulasi herbisida, volume semprotan, ukuran butiran semprotan dan waktu pemakaian (pra tanam, pra tumbuh atau pasca tumbuh). Beberapa herbisida pra tumbuh efektif digunakan untuk mengendalikan gulma, terutama untuk gulma rumput semusim. Aplikasi kedua dengan dosis yang lebih rendah terutama diperlukan untuk pengendalian gulma tahunan, terutama untuk gulma pasca tumbuh (Shurtleff et al., 1987).Menurut Smith (1992), pengendalian gulma dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu: 1. Pengendalian Mekanis.

Secara mekanis disarankan teknik pengendalian di tanaman pala adalah membabat dengan menggunakan sabit alat yang serupa, mencabut dan membersihkan gulma dengan tangan.

2. Pengendalian Kultur Teknis.

Pengendalian gulma dengan mulsa yaitu daun-daun pala yang sudah kering pada tanaman pala dibiarkan di permukaan tanah yang ditumbuhi gulma. Dengan tertutupnya permukaan tanah tersebut gulma tidak akan mendapatkan sinar matahari yang cukup, sehingga pertumbuhannya akan terhambat.

3. Pengendalian Biologi.

Pengendalian secara biologi dapat dilakukan dengan menggunakan jasad hidup tertentu, untuk menekan pertumbuhan gulma. Sebagai contoh pengendalian biologi untuk gulma Clidemia hirta, menggunakan hama Thrips (Smith, 1992).

4. Pengendalian Kimiawi.

Herbisida yang dapat dipakai untuk menekan pertumbuhan gulma adalah herbisida 2.4 D, dan Glifosat. Kedua jenis herbisida ini termasuk dalam herbisida sistemik, sedangkan berdasarkan selektivitas herbisida, jenis 2.4 D merupakan herbisida selektif yang dapat mematikan jenis gulma berdaun lebar, sedangkan jenis glifosat merupakan jenis herbisida nonselektif yang dapat memetikan semua jenis gulma.III. PENUTUPa. KesimpulanAlternanthera philoxeroides merupakan gulma yang ideal dan dianggap sebagai gulma terbruk dunia. memiliki potensi merugikan ekonomi dan berdampak tidak baik bagi lingkungan. kremah merupakan gulma pertanian yang menyerang area yang lembab didaerah tropis dan subtropik. Gulma ini menyerap hara dan air lebih cepat dibanding tanaman pokok biasanya gulma kremah terdapat pada tanaman padi dengan kerapatan yang tinggi. Pengendalian gulma kremah dapat di lakukan dengan teknik yang beragam mulai dari pengendalian mekanis, kultur teknis, pengendalian biologi dan pengendalian kimiawi.IV. REFERENSI