biografi pemimpin_jokowi

3
Nama : Ni Md Erika Suciari No Kelompok : 7 Joko Widodo Joko Widodo atau dikenal dengan nama Jokowi merupakan salah satu sosok pemimpin yang menginspirasi saya. Seyogyanya, setiap pemimpin memilikki gaya kepemimpinan tersendiri dalam merealisasikan visi dan misi yang hendak dicapai demi kemajuan suatu bangsa dan negara, khususnya gaya kepemimpinan Joko Widodo yang beliau terapkan pada jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Joko Widodo memilikki pendekatan sosial kepada masyarakat yang dalam prakteknya, terjun langsung ke masyarakat atau yang lebih dikenal dengan metode “blusukan”. Metode “blusukan” tersebut dapat diamati ketika suatu bencana menghampiri Tanah air ini yakni banjir bandang di Jakarta. Ketika bencana banjir bandang di Jakarta, Joko Widodo langsung terjun ke masyarakat untuk memberi bantuan maupun sekedar berinterkasi dengan korban banjir. Aksi Beliau tersebut tentu makin menciptakan persepsi publik bahwa beliau merupakan sosok yang jujur dan apa adanya. Beliau terjun langsung ke masyarakat ketika suatu peristiwa terjadi tanpa mempedulikan satu gambaran citra bahwa beliau harus berwibawa dan harus menjaga jarak dengan publi k. Bila saya menelisik dari segi penampilan, Joko Widodo terkesan tampil amat sederhana dan apa adanya. Hal ini bisa terlihat beliau tidak memermak penampilannya untuk tampil mewah menggunakan mobil mahal meski sudah menjabat sebagai gurbernur. Sosok kepemimpinan Joko Widodo juga dipandang tegas dalam mengatasi masalah dan bersih dari korupsi. Ketegasan beliau bisa diamati ketika beliau masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Saat

Transcript of biografi pemimpin_jokowi

Page 1: biografi pemimpin_jokowi

Nama : Ni Md Erika Suciari

No Kelompok : 7

Joko Widodo

Joko Widodo atau dikenal dengan nama Jokowi merupakan salah satu

sosok pemimpin yang menginspirasi saya. Seyogyanya, setiap pemimpin

memilikki gaya kepemimpinan tersendiri dalam merealisasikan visi dan misi

yang hendak dicapai demi kemajuan suatu bangsa dan negara, khususnya

gaya kepemimpinan Joko Widodo yang beliau terapkan pada jabatannya

sebagai Gubernur DKI Jakarta. Joko Widodo memilikki pendekatan sosial

kepada masyarakat yang dalam prakteknya, terjun langsung ke masyarakat

atau yang lebih dikenal dengan metode “blusukan”.

Metode “blusukan” tersebut dapat diamati ketika suatu bencana

menghampiri Tanah air ini yakni banjir bandang di Jakarta. Ketika bencana

banjir bandang di Jakarta, Joko Widodo langsung terjun ke masyarakat untuk

memberi bantuan maupun sekedar berinterkasi dengan korban banjir.

Aksi Beliau tersebut tentu makin menciptakan persepsi publik bahwa

beliau merupakan sosok yang jujur dan apa adanya. Beliau terjun langsung ke

masyarakat ketika suatu peristiwa terjadi tanpa mempedulikan satu

gambaran citra bahwa beliau harus berwibawa dan harus menjaga jarak

dengan publik.

Bila saya menelisik dari segi penampilan, Joko Widodo terkesan tampil

amat sederhana dan apa adanya. Hal ini bisa terlihat beliau tidak memermak

penampilannya untuk tampil mewah menggunakan mobil mahal meski sudah

menjabat sebagai gurbernur. Sosok kepemimpinan Joko Widodo juga

dipandang tegas dalam mengatasi masalah dan bersih dari korupsi.

Ketegasan beliau bisa diamati ketika beliau masih menjabat sebagai Wali Kota

Solo. Saat itu, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo memintanya untuk

merobohkan sebuah bangunan pabrik tua yang ada di Solo. Akan tetapi,

beliau menolak permintaan tersebut.

Kepemimpinan yang bersih akan korupsi bisa diamati dari penampilan

beliau sehari-hari yang tampil sederhana dan jarang menggunakan mobil

mewah, tidak seperti gubernur terdahulu yang kerap menggunakan mobil

mewah dalam berpergian.

Ir. H. Joko Widodo yang lahir di Surakarta, 21 Juni 1961 lebih dikenal

dengan nama julukan Jokowi adalah pengusaha mebel dan beliau merupakan

Walikota Surakarta selama dua kali masa bakti 2005-2012. Pada tahun 2012

Page 2: biografi pemimpin_jokowi

Beliau bersama dengan Ir. Basuki Tjahaja Purnama, M.M (Ahok) maju sebagai

calon gurbernur dan wakil gurbernur DKI Jakarta.

Jokowi kecil adalah anak seorang "tukang kayu". Setelah Beliau lulus

dari SMA, kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Kehutanan Universitas

Gajah Mada dan meraih gelar insinyur dari Fakultas Kehutanan Universitas

Gajah Mada pada tahun 1985. Pada tahun 2005, Pak Jokowi memutuskan

untuk mencalonkan diri sebagai Walikota Surakarta (Solo) dengan partai

politik PDI Perjuangan sebagai kendaraan politiknya sampai akhirnya Beliau

terpilih menjadi Walikota Solo. Selama kepemimpinannya, Solo banyak

mengalami kemajuan. Setahun setelah ia memimpin, banyak gebrakan

progresif dilakukan olehnya.

Adapun keberhasilan yang telah terealisasi dari kepemimpinan jokowi

dalam kepemimpinannya sebagai Walikota Surakarta (Solo) yang ditandai

dengan pesatnya perubahan di daerah Solo. Langkah yang dilakukannya

cukup progresif yaitu merelokasi pedagang barang bekas di Taman Banjarsari

hampir tanpa gejolak untuk merevitalisasi fungsi lahan hijau terbuka,

memberi syarat pada investor untuk mau memikirkan kepentingan publik,

melakukan komunikasi langsung rutin dan terbuka dengan masyarakat.

Taman Balekambang, yang terlantar semenjak ditinggalkan oleh

pengelolanya, dijadikannya taman.

Kemudian pada tahun 2012 beliau diminta oleh Jusuf Kalla untuk

mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012

dan berpasangan dengan Basuki Tjahaja Purnama. Beliau mencalonkan diri

sebagai Gubernur DKI Jakarta pada Pilgub DKI tahun 2012 dan berpasangan

dengan Basuki Tjahaja Purnama.

Dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo

sukses membuat beberapa gebrakan baru yakni, pemberlakuan Kartu Jakarta

Sehat (KJS) , menaikkan Upah Buruh Propinsi DKI hingga 30%, reformasi Dinas

Kebersihan dan Dinas PU yang kemudian menetapkan masalah kebersihan

harus dikelola oleh satu dinas agar tidak ada tumpang tindih tupoksi masalah

penanganan sampah, membuka kantor balai kota untuk rakyat, memberi

tambahan honor Rp.500,000 bagi RT & RW, mereformasi SATPOL PP dengan

menanggalkan pentungan dan menginstruksikan untuk tidak lagi

menggunakan cara-cara kekerasan tanpa kehilangan ketegasan.