BIOGEOGRAFI

download BIOGEOGRAFI

of 7

Transcript of BIOGEOGRAFI

PENDAHULUAN Buku Ekologi Ekosistem Sumatera karangan Jazanul Anwar, dkk ini merupakan buku yang berisi tentang persebaran ekosistem, dan proses-proses dinamik yang menghasilkan alam lingkungan di sekitar kita, seperti pembentukan tanah, pergeseran lahan, percobaan iklm dan evolusi, telah berlangsung selama beratus juta tahun dan pada masa kini dapat dilihat hasilnya sebagai ekosistem alami dan ekosistem terganggu atau buatan manusia. Pada bagian ini akan dibahas hal-hal yang diketahui tentang latar belakang fisik dan biologik di masa lalu dan masa sekarang ini dari Pulau Sumatera agar dapat meramalkan dan memahami dengan cara lebih baik kemungkinankemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang. Buku ini juga menjelaskan berbagai faktor penyebab penyebaran tumbuhan, hewan beserta ekosistemnya. Faktor-faktor yang melatar belakangi penyebaran ekosistem di pulau Sumatera ini adalah : Geomorfologi Tanah Iklim Vegetasi Fauna Biogeografi Prasejarah dan Sejarah Ringkasan Tata Cara dan Produktivitas Lahan Di dalam buku Ekologi Ekosistem Sumatera ini, juga dijelaskan berbagai jenis ekosistem yang tersebar di Pulau Sumatera, seperti : Ekosistem Alami (yang terdiri dari = Hutan Mangrove, Ekosistem Pantai, Sungai dan Danau, Hutan Rawa Gambut, Hutan Rawa Air Tawar, Hutan Dataran Rendah, Gunung dan Gua), Ekosistem Buatan, seperti: Ekosistem Pertanian dan Ekosistem Perkebunan. Untuk lebih jelas mengenai isi dari Buku Ekologi Ekosistem Sumatera ini akan dibahas pada bab pembahasan.

BAB I PEMBAHASAN Sebagai suatu negara berkembang Indonesia sedang giat melakukan

pembangunan di berbagai segi kehidupan. Tujuan akhir Pembangunan Nasional Indonesia adalah keselarasan hubungan antara manusia dengan Tuhannya, antara sesame manusia serta lingkungan sekitarnya, keserasian hubungan antar bangsa-bangsa ddan juga keselarasan antara cita-cita hidup di dunia dan menuju kebahagiaan di akhirat. Proses-proses dinamik yang menghasilkan alam lingkungan di sekitar kita, seperti pembentukan tanah, pergeseran lahan, perubahan iklim dan evolusi telah berlangsung selama beratus juta tahun dan pada masa kini dapat dilihat hasilnya sebagai ekosistem alami dan ekosistem terganggu atau buatan manusia. 1. Faktor-Faktor Penyebab Penyebaran Ekosistem di Pulau Sumatera a. Geomorfologi dan Geologi Kira-kira 250 juta tahun yang lalu, pada permulaan masa Mesozoikum, bumi merupakan satu benua yang besar yang disebut Pangea. Pada zaman Trias, 230 juta tahun yang lalu, Pangea pecah menjadi dua bagian, yaitu Laurasia dan Gordwana. Di dalam Zaman Jura, India memisahkan diri dari Gordwana dan bergerak ke arah Asia dengan kecepatan 10-18 cm pertahun. Menjelang permulaan zaman Tersier, India mulai mendesak Asia dan sebagian menyusup ke bawah Asia. Akibat desakan yang besar ini muncullah pengunungan Himalaya dan juga pegunungan Bukit Barisan di kawasan Sunda. Bersamaan dengan munculnya pegunugan Bukit Barisan, berbentuklah rangkaian pulau-pulau di sebelah Barat Pantai Sumatera. Terdapat perbedaan antara pantai di sebelah barat laut dengan pantai di timur Laut Sumatera. Panati barat laut berupa garis lurus, berbatu-batu dengan datarannya aluvial yang tidak seberapa luas, sedangkan pantai timur laut, rendah dan berlekuklekuk dan berdataran aluvial yang sangat luas. Perbedaan tersebut amat mempengaruhi keadaan ekologi masing-masing daerah.

b. Tanah Pantai sebelah timur Sumatera dan daerah hilir dari sungai-sungai besar, terdiri dari tanah alluvial hidromorfik, dan seringkali ke arah hulu jenis tanahnya berupa alluvial ataupun tanah hidromorfik kelabu, oleh karena itu arah ke hulu penting untuk daerah perkebunan. Sebagian besar dari permukaan tanah dataran rendah pulau Sumatera terdiri dari tanah podsolik merah kuning yang terbentuk dari berbagai bahan induk. Sepanjang pantai Barat Sumatera kebanyakan terdiri dari tanah Regosol. Tanah di Kepulauan sebelah barat Sumatera terutama merupakan tanah podsolik merah kuning yang terangkut ke permukaan, akan tetapi tanah di kepulauan sebelah Timur Sumatera terdiri dari tanah podsolik yang berasosiasi dengan podsol di atas batuan pasir tersier. c. Iklim Iklim Zaman Purba Selama dua juta tahun terakhir terjadi secara bergantian iklim dingin dan iklim panas di seluruh permukaan bumi. Pada periode iklim yang dingin telah mengalami keadaan dimana permukaan laut turun. Turunnya permukaan laut disebabkan oleh karena air laut yang menguap dari permukaan laut menjadi es di daerah iklim sedang. Iklim Zaman / Masa Kini Curah Hujan Angina Suhu - curah hujan di Sumatera sangan bervariasi menurut letak topografi yang berbeda - Beberapa angina yang sudah terkenal di Sumatera : Angin Depek, Angin Bahorok, dan Angin Padang Lawat. - Perbedaan suhu harian terbesar terjadi pada bulan-bulan paling kering, dimana matahari tidak tertutup awan dan sewaktu panas sangat cepat menguap di malam hari. d. Vegetasi Sumatera mendukung banyak tipe-tipe vegetasi yang sangat kaya akan jenis oleh karena daratan Sumatera belum lama terpisah dari benua Asia.

e. Fauna Di Sumatera terdapat 196 jenis mamalia, dan merupakan yang paling banyak bagi pulau Indonesia. Terdapat 580 jenis burung, dan ini merupakan jumlah terbesar sesudah Irian. f. Biogeografi Untuk keperluan Zoogeografi, dunia dibagi atas enam bagian atau wawasan dan Sumatera termasuk di dalam wawasan oriental. g. Prasejarah dan Sejarah Masa peralihan di antara zaman Prasejarah (yang tidak ada peninggalan tertula) dan zaman sejarah akan jelas tergantung dari orang-orang yang bersangkutan. h. Ringkasan Tata Guna dan Produktivitas Lahan Setiap provinsi memiliki luas areal tipe vegetasi yang berbeda dan juga luas sisa areal tipe vegetasi juga berbeda-beda.

BAB II EKOSISTEM ALAMI HUTAN MANGROVE Di Sumatera penelitian terhadap hutan mangrove lebih banyak dilakukan daripada ekosistem alam lainnya. Dari jumlah 1.470.000 ha hutan mangrove di Sumatera, lebih dari 60% terletak di Riau dan Sumatera Selatan. Sebelum itu, akan dijelaskan fungsi ekosistem hutan mangrove. A. Fungsi Fisik Menjaga gari pantai agar tetap stabil Mempercepat perluasan lahan Melindungi pantai dan tebing sungai] Mengolah bahan limbah B. Fungsi Biologik Tempat benih-benih ikan, udang dan kerang-kerang dari lepas pantai Tempat bersarang burung-burung besar Habitat alami bagi banyak jenis biota C. Fungsi Ekonomi yang Potensial Tambak Tempat pembuatan garam Rekreasi Balok Hutan mangrove bagi kebanyakan pantai pesisir di Sumatera merupakan suatu daerah pinggiran yang berguna dan produktif, dan juga melindungi pesisir dari ombak dan perembesan air asin.

BAB III SUNGAI DAN DANAU Perbedaan antara sungai dan danau hanyalah merupakan soal tingkatannya, karena hampir pada semua danau, air mengalir ke dalam dan keluar danau, dan sifat fisik dan biotanya sangatlah mirip dengan sungai. Perbedaan menyolok antara ekosistem sungai dan danau terletak pada jangka waktu relative air berada di tempattempat tersebut. Dalam hal ini air di dalam danau berada lebih lama daripada di sungai. Geologi, geografi dan kegiatan manusia di daerah aliran sungai sangat penting sekali untuk mempelajari ekosistem air tawar, karena mempengaruhi komposisi air, dan laju masukan air. Pada gilirannya kedua-duanya mempengaruhi komposisi biota. Pada sungai, kecepatan aliran bertambah deras ke arah hilir sungai, tetapi tegangan geser paling besar di hulu sungai yang diangkat dan bergerak, contoh-contoh hewan yang hidup di hulu sungai : a. b. Tumbuh-tumbuhan - ganggang berkerak, ganggang yang berbenang-benang, dan lumut daut Invertebrate - Penyesuaian bentuk tubuh hewan invertebrate beranekaragam sesuai dengan keadaan hulu sungai yang arusnya bergolak.

BAB IV EKOSISTEM BUATAN PENGARUH GANGGUAN TERHADAP EKOSISTEM Empat prinsip dasar ekologik dapat dirumuskan dari penyelidikan suksesi yaitu :A. Suksesi hanya berjalan satu arah. Yaitu tumbuhan pelopor yang toleran dan tumbuh

cepat digantikan oleh jenis yang tumbuh lebih lambat dengan kebutuhan yang lebih khusus.B. Jenis tumbuhan pada proses suksesi, cenderung mengubah lingkungannya karena

struktur dan penilaiannya sendiri, dan hal ini umumnya membuat kondisi yang kurang sesuai untuk tumbuhan itu sendiri. C. Pengertian mengenai komunitas puncak tidak boleh terlalu kaku D. Suatu puncak adalah suatu kumpulan tahap-tahap suksesi

BAB V EKOSISTEM PERKOTAAN Sebagai suatau bidang penyelidikan ekologik, lingkungan perkotaan paling sedikit dilakukan. Kota-kota di Sumatera tidaklah menarik secara ekologik sebagaimana adanya, karena vegetasinya sebagian besar berasal dari luar negeri dan karena itu hanya sedikit menunjang penghidupan hewan yang hidup di Sumatera. Lumut Kerak sebagai Alat Petunjuk Pencemaran Tentang lumut kerak kawasan Sunda sangat sedikit diketahui, tetapi tanpa mengetahui pengenalan sebenarnya. Lumut kerak dapat dibagi dalam lima bentuk : a. b. c. d. Leprose Krustose Skuamulose Foliose terdapatnya penumpukan tepung pada benang cendawan menyerupai kerak besi dengan ganggangnya terletak di bawah cendawan set crutosa dengan pinggiran yang terangkat ke atas tegak atau tergantung seperti janggut