SIDANG KEDUA PULUH ENAM MAJLIS BAHASA BRUNEI...
Transcript of SIDANG KEDUA PULUH ENAM MAJLIS BAHASA BRUNEI...
SIDANG KEDUA PULUH ENAM
MAJLIS BAHASA
BRUNEI DARUSSALAM-INDONESIA-
MALAYSIA
(MABBIM) (Indonesia: Hotel Bukit Raya, Cipanas, Jakarta, 8
- 11 Juni 1987)
2
Pernyataan Bersama
Sidang Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM), sebagai
kelanjutan Sidang Majelis Kedua Puluh Lima, yang diselenggarakan di Tugu-Jawa Barat,
Indonesia pada tanggal 8-11 Juni 1987 menyatakan bahwa Majelis; (1) mengesahkan
Keputusan Umum Sidang Ke-25 MABBIM dengan segala perubahan dan
tambahannya; (2) mengesahkan Piagam Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia; (3) mengesahkan Tatakerja Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-
Malaysia dengan penyempurnaannya; (4) mengambil keputusan tentang tatakerja dan
peristilahan lima bidang ilmu, yaitu: (a) Matematik5 (Topologi I dan II, Ekonomi
Matematik, Matematik Aktuari dan Kewangan, dan Matematik Penyelidikan Operasi), (b)
Fizika4/Fizik4 (Fisika Moden/Fizik Moden), (c) Kimia3 (Kimia Analisis, Geokimia dan
Kimia Takorganik), (d) Biologi5 (Ekologi, Biogeografi, Bioteknologi dan Etologi) dan (e)
Ginekologi, Obstetrik dan Ginekologi serta hal-hal lain yang perinciannya seperti
terlampir.
t.t t.t (DATO’ HAJI HASSAN AHMAD) (PROF. DR. ANTON M. MOELIONO)
Pengerusi Ketua
Jawatankuasa Tetap Panitia Kerja Sama
Bahasa Melayu Kebahasaan, Indonesia
Malaysia
t.t
(HAJI AHMAD BIN KADI)
Pengerusi
Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu
Brunei Darussalam
Jakarta,
11 Juni 1987
3
LAPORAN SIDANG KELOMPOK UMUM
I Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987
Pukul 14.00—16.30
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987
Pukul 08.30—12.30
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987
Pukul 14.00—16.30
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987
Pukul 08.30—12.30
II. Anggota Sidang
1. Prof. Dr. Anton M. Moeliono (Indonesia, Ketua)
2. Y.B. Datuk Haji Hassan bin Ahmad (Malaysia)
3. Tuan Haji Ahmad bin Kadi (Brunei Darussalam
4. Prof. Abdullah Hassan (Malaysia)
5. Prof. Dr. Farid M. Onn (Malaysia)
6. Pengiran Badaruddin bin Pengiran Ghani (Brunei Darussalam)
7. Pengiran Mariam binti Pengiran Haji Matarsat (Brunei Darussalam)
8. Ustaz Awang Haji Mohd. Amin PDPD Haji
Abdul Rahim (Brunei Darussalam)
9. Awang Mahmud bin Haji Bakyr (Brunei Darussalam)
10. Dra. Sri Sukesi Adiwimarta (Indonesia, Sekretaris)
11. Encik Sulaiman Masri (Malaysia, Setiausaha)
12. Encik Abdullah Marjunid (Malaysia, Penolong
Setiausaha)
13. Dayang Kamisah binti Haji Rahmat (Brunei Darussalam,
Setiausaha)
14. Awang Hanafiah bin Haji Zaini (Brunei Darussalam,
Setiausaha)
III. Pemerhati
1. Haji Sidek Saniff (Singapura)
2. Almuddin Hashim (Singapura)
3. Kasmadi Haji Nasir (Singapura)
4. Drs. Masran Sabran (Singapura)
5. Dr. Asim Gunarwan (SEAMEO RELC,
Singapura)
IV. Dokumen
a. Dokumen PAKIM (Indonesia)
4
1. 1/PKK/S-26 Matematika Aktuari dan Finansial,
Matematika5 Matematika Riset Operasi
2. 2/PKK/S-26/A Fisika Modern dan Fisika Atom
Fisika4
3. 2/PKK/S-26/B Fisika Modern
Fisika4
4. 3/PKK/S-26 Kimia Analisis, Geokimia, dan
Kimia3 Kimia Anorganik
5. 4/PKK/S-26 Bioteknologi dan Etologi
Biologi5
6. 5/PKK/S-26 Ginekologi dan Obstetri
Ginekologi dan
Obstetri
7. 6/PKK/S-26/A Akustika
Fisika5
8. 6/PKK/S-26/B Fisika Zat Padat
Fisika5
9. 6/PKK/S-26/C Fisika Teknologi Nuklir
Fisika5
10. 7/PKK/S-26 Kimia Organik
Kimia4
11. 8/PKK/S-26 Ekonomi Keuangan
Keuangan
12. 9/PKK/S-26 Drama, Prosa, Umum, dan Puisi
Sastra2
13. 10/PKK/S-26 Tata Kerja Majelis Bahasa Brunei Darussalam-
Tata Kerja Majelis Indonesia-Malaysia
14. --- Keputusan Umum Sidang Ke-25
MABBIM di Kuala Lumpur
b. Dokumen JKTBM (Malaysia)
1. Kertas A-26 JKTBM Pengenalan
2. Kertas B-26 JKTBM Peristilahan Obstetrik dan Ginekolog
3. Kertas C-26 JKTBM Peristilahan Biologi-4
4. Kertas D-26 JKTBM Peristilahan Fizik-4
5. Kertas E-26 JKTBM Peristilahan Kimia-3
6. Kertas F-26 JKTBM Peristilahan Matematik-5
7. Kertas G-26 JKTBM Peristilahan Kewangan (Bahan Pertukaran)
8. Kertas H-26 JKTBM Peristilahan Biologi-5 (Bahan Pertukaran)
9. Kertas I-26 JKTBM Peristilahan Fizik-5 (Bahan Pertukaran)
10. Kertas J-26 JKTBM Peristilahan Kimia-4 (Bahan Pertukaran)
11. Kertas K-26 JKTBM Kumpulan Istilah Sains Asas Sidang Ke-23-
25 MBIM/MABBIM (Entri dan Padanan)
12. Kertas L-26 JKTBM Kamus Fizik (Mekanik)
5
13. Kertas M-26 JKTBM Kamus Matematik
(Analisis I & II dan Geometri III)
14. Kertas N-26 JKTBM Kamus Biologi (Histologi)
15. Kertas O-26 JKTBM Kamus Kimia (Biokimia)
16. Kertas P-26 JKTBM Kamus Kata/Ungkapan AM
(BM-BI-BMB)
c. Dokumen JKTBMBD (Brunei Darussalam)
1. JKTBMBD/26/A Pengenalan
2. JKTBMBD/26/B Kimia3
3. JKTBMBD/26/C Biologi4
4. JKTBMBD/26/BT-1 Matematik
5. JKTBMBD/26/BT-2 Fizik
6. JKTBMBD/26/BT-3 Kamus Kata dan Ungakapan Am (Bahasa
Melayu Brunei/Bahasa Indonesia/Bahasa
Malaysia)
V. Pengesahan Hasil Sidang Kedua Puluh Enam Majelis
1. Persidangan Ke-26 MABBIM mengesahkan hasil Sidang Ke-25 MABBIM
yangdiadakan di Kuala Lumpur, Malaysia pada tanggal 5—9 Mei 1986
dengan perubahan dan pembetulan Keputusan Umum sebagai berikut:
Pasal VI.1 : ...hasil Sidang Ke-24 MABBIM yang diadakan
di Pusat Dagangan Dunia Putra...hendaknya dibaca...hasil
Sidang Ke-24 MABBIM yang diadakan di Jakarta,
Indonesia
Pasal VI.8 : ...”Kamus Kata Ungkapan Am...”
hendaknya dibaca... ”Kamus Kata dan Ungkapan Am...”
Pasal IX.1.3 : ... (Kimia Analisi...) hendaknya dibaca ...
(Kimia Analisis...)
Pasal IX.1.4 : ... (...Biografi...) hendaknya dibaca...
(...Biogeografi...)
Pasal IX.2.1 : ...1. Fizik5/Fisika5 (Akustik/Akustika dan Fizik/Fisika
Plasma) ...hendaknya dibaca
1. Fizik5/Fisika5 (Akustik/Akustika dan Fizik/Fisika
Plasma)
2. Kimia4 (Kimia Organik dan Tata Nama Kimia)
3. Keuangan/Kewangan.
6
VI. Perbincangan dan Keputusan Umum
Sidang Kelompok Umum membicarakan masalah-masalah pokok dari Sidang Ke-
25 MABBIM yang lalu yang diadakan di Kuala Lumpur, Malaysia, yaitu:
1) Penyimakan dan penyempurnaan Piagam MABBIM. Kelompok Umum
menerima dan mengesahkan Piagam MABBIM yang telah disempurnakan
yang menjadi Lampiran I pada putusan ini.
2) Penyusunan dan penerimaan Tata Kerja MABBIM. Kelompok Umum
bersetuju menerima Tata Kerja MABBIM yang telah disusun kembali dan
terdapat sebagai Lampiran II putusan ini.
3) Penyusunan dan penerimaan naskah “Prosedur Kerja Penyusunan Daftar
Istilah dan Kamus Bidang Ilmu”. Kelompok Umum menerima dan
mengesahkan “Prosedur Kerja Penyusunan Daftar Istilah dan Kamus Bidang
Ilmu” sebagai pelengkap Tata Kerja MABBIM yang terdapat sebagai
Lampiran III putusan ini.
4) Kelompok Umum menerima laporan perkembangan penyusunan kamus
bidang ilmu dasar dari ketiga negara anggota. Indonesia sedang meyelesaikan
naskah kamus ilmu dasar dalam lima bidang, Malaysia dalam dua belas
niodang, sedangkan Brunei Darussalam tidak menyiapkan naskah karena
akan menggunakan kamus ilmu dasar yang berbahasa Malaysia.
5) Sidang menreima laporan bahwa pihak Indonesia masih melengkapi naskah
“Kamus Kata/Ungkapan Am Bahasa Malaysia-Indonesia-Brunei
Darussalam” yang disusun oleh Brunei Darussalam.
6) Naskah “Kumpulan Keputusan Sidang Majelis Ke-1 hingga Ke-25” disusun
kembali menjadi dua bagian dengan membedakan hasil Sidang Majelis
Bahasa Indonesia-Malaysia (MBIM) yang ke-1 hingga ke-23 dan hasil
Sidang Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM)
yang ke-24 hingga ke-25.
VII. Rencana Kerja Selanjutnya
1. Sesuai dengan Keputusan Sidang Ke-18 Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
(MBIM: Palembang, Sumatera, Indonesia 29 Maret—8 April 1982), bidang-
bidang ilmu yang akan diikutsertakan dalam Sidang Ke-27 MABBIM ialah
1) Biologi5 (Ekologi, Biogeografi, Bioteknologi, dan Etologi),
2) Fizik5/Fisika5 (akustik/Akustika dan Fisika Plasma/Fizik),
3) Kimia4 (Tatanama Kimia dan Kimia Anorganik),
4) Matematika6/Matematik6 (Aljabar V, Landasan Matematik II), dan
5) Keuangan/Kewangan.
7
2. Bahan yang dipersiapkan untuk dipertukarkan dalam Sidang Majelis ke-27
ialah:
1) Biologi6 (Taksonomi4: Moluska, Ekonodernata dan Alga, dan
Taksonomi: Bakteria dan Virus.
2) Matematika7/Matematik7 (Umum).
VIII. Tempat dan Waktu Sidang Ke-27 MABBIM
Majelis bersetuju mengadakan Sidang ke-27 MABBIM di Bandar Seri Begawan,
Brunei Darussalam pada minggu I bulan Maret 1988.
LAPORAN KELOMPOK KHUSUS BIOLOGI5
(Ekologi, Biogeografi, Bioteknologi, dan Etologi)
I. Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987 (8.30—12.30)
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987 (8.30—12.30)
Sidang 5 : Rabu, 10 Juni 1987 (14.00—15.30)
II. Anggota Sidang
1. Dr. Mien A. Rifai (Indonesia) - Ketua
2. Dr. Ramli Abdullah (Malaysia) - Anggota
3. Prof. Madya Dr. Haji Amat Juhari Moian (Malaysia) - Anggota
4. Awang Md. Yusof bin Haji Md. Hassan (Brunei
Darussalam) - Anggota
5. Dr. Indrawati Gandjar (Indonesia) - Anggota
6. Dr. Ir. Ratna Siri Hadioetomo (Indonesia) - Anggota
7. Encik Zasran Abdullah (Sarawak) - Pemerhati
8. Drs. Masran Sabran (Singapura) - Pemerhati
9. Kasmadi Haji Nasir (Singapura) - Pemerhati
10. Dr. Asim Gunarwan (RELC) - Pemerhati
11. Abdul Mutalib (Indonesia) - Sekretaris
III. Dokumen
1. Kertas No. 4/PKK/S-26 Biologi5 “Bioteknologi dan Etologi”
2. Kertas H-26 JKTBM “Peristilahan Biologi5: Ekologi dan Biogeografi”
3. Kertas C-26 JKTBM “Peristilahan Biologi4: Embriologi, Pembiakan
/Reproduksi, Taksonomi Cacing, Genetik/Genetika, Evolusi dan Paleontologi,
Taksonomi Mikologi/Mikota”
4. Kertas JKTBMBD/26/C “Peristilahan Biologi4: Embriologi”
8
IV. Sumber Rujukan
1. Henderson’s Dictionary of Biological Terms. Edisi 19. 1979. Sandra Holmes.
2. R.J. Lincoln G.A. Boxshall P.F. Clark. 1985. A Dictionary of Ecology,
Evolution, and Systematics.
V. Cara Kerja
1. Subpanitia Biologi5 bekerja dengan memperhatikan Keputusan Umum dan
Keputusan Subpantita Biologi4 yang dibuat dakam Sidang MABBIM Ke-25
di Kuala Lumpur tahun 1986. Pekerjaan yang ditunda dalam MABBIM Ke-25
tersebut didahulukan penyelesaiannya untuk memperlancar pekerjaan yang
dijadwalkan dalam sidang-sidang MABBIM yang berikutnya.
2. Kelompok merasa perlu untuk menata kembali cara kerja agar dapat
mengefisienkan kerja sama antar anggota subpanitia di masa-masa
mendatang.
3. Kelompok telah mempelajari semua usulan daftar istilah yang diajukan dalam
sidang dan mencoba mencapai kesepakatan dalam pemilihan istilah untuk
dijadikan entri serta menyerasikan padanannya.
VI. Masalah
1. Tenggang waktu yang tersedia antara penyampaian daftar istilah yang akan
dibahas dan Sidang MABBIM yang akan berlangsung dirasakan terlalu
pendek. Karena itu, banyak kesepakatan yang telah diambil dalam Sidang
MABBIM ke-25 yang seharusnya dapat diselesaikan sebagaimana mestinya.
Hal ini terutama berlaku dalam pemadanan istilah Biologi4.
2. Keputusan yang diambil oleh Sidang MABBIM Ke-25 untuk menggugurkan
istilah yang diusulkan dirasakan terlalu drastis. Pengguguran istilah yang
diambil dalam persidangan yang mungkin telah dilakukan oleh seorang yang
bukan pakar dalam bidangnya perlu dihindari.
3. Penyusunan daftar istilah yang komprehensif serta kaitannya dengan
komposisi istilah yang disusun itu dalam kategori istilah pokok, luasan,
pinjaman, dan umum hendaknya memperhatikan juga kelengkapan kamus
istilahnya.
VIII Hasil Kerja
A. Peristilahan
1. Setelah menyimak kembali keputusan Sidang MABBIM Ke-25
(Subpanitia Biologi4) kelompok telah menyetujui hal-hal sebagai berikut.
9
a. Memasukkan kembali sebanyak 20 entri yang telah digugurkan dari
bidang Mikologi (Biologi4) sebagai istilah pokok.
b. Meminta pakar-pakar dari bidang-bidang yang bersangkutan
(embriologi, pembiakan/reproduksi, taksonomi cacing, genetika,
evolusi dan palentologi, serta mikologi) untuk menentukan golongan
istilah yang disetujui dalam istilah pokok, luasan, pinjaman, dan
umum.
c. Pihak Brunei Darussalam, Indonesia, dan Malaysia akan menyiapkan
padanan untuk istilah-istilah tersebut untuk kemudian dipertukarkan.
2. Daftar Istilah Biologi5
a. Kelompok bersepakat untuk menerima sebagian besar entri istilah
ekologi dan biogeografi yang diusulkan pihak Malaysia dengan
perincian sebagai berikut.
Bidang Istilah Jumlah Istilah Jumlah Istilah
Yang disetujui Yang digugurkan
Ekologi 1272 + 64 (u) 15
Biogeografi 399 + 3 (u) 9
Dari jumlah yang disetujui itu ada sebanyak 67 istilah yang
diusulkan untuk digolongkan sebagai istilah umum (yang dapat
digugurkan bila jumlah keseluruhan dirasakan terlalu banyak untuk
dicakupi dalam satu kamus istilah).
b. Pihak Malaysia belum dapat memberikan tanggapan terrhadap
peristilahan Bioteknologi dan Etologi yang diusulkan oleh Indonesia
karena bahannya baru diterima pada pertengahan bulanMei 1987.
Disepakati bahwa tanggapan itu diberikan dalam waktu dua bulan,
sekaligus dengan penggolongannya ke dalam istilah pokok, luasan,
pinjaman, dan umum.
c. Semua pihak bersepakat untuk mempersiapkan padanan istilah yang
telah disetujui, dan akan saling mempertukarkan hasilnya dalam
waktu dua bulan.
B. Tata Kerja
1. Untuk memperlancar kerja sama dalam pembakuan peristilahan biologi
Subpanitia Biologi Panitia Kerja Sama Kebahasaan, Jawatankuasa Kecil
Istilah Biologi JKTBM, dan Jawatankuasa Istilah Biologi JKTBMBD
10
bersepakat untuk berhubungan secara langsung melalui korespndensi
dengan tembusan kepada Panitia atau Jawatankuasa induknya.
2. Disepakati bahwa tanggapan terhadap usul yang diterima melalui sistem
korespondensi itu akan diberikan dalam waktu dua bulan.
3. Dalam korespondensi setiap usul atau tanggapan agar diberikan alasan
yang secukupnya untuk mempermudah pencapaian kesepakatan.
4. Dengan cara ini diharapkan banyak kesepakatan dalam entri istilah dan
padanannya sudah dicapai sebelum sidang-sidang MABBIM berlangsung.
Dengan demikian dalam persidangan MABBIM hanya akan dibahas hal-
hal yang belum mendapat persetujuan dalam korespondensi. Untuk itu
perutusan yang mewakili Subpanitia/Jawatankuasa Kecil hendaklah
seorang pakar yang diberi wewenang untuk mengambil keputusan masing-
masing dalam bidang yang dibahas.
5. Alamat masing-masing Subpanitia/Jawatankuasa Kecil yang akan
menjalin kerja sama melalui korespondensi ini adalah:
a. Koordinator Subpanitia Istilah Bilogi
Panitia Kerja Sama Kebahasaan
d.a. “Herbarium Bogoriense”
Jalan Raya Juanda 22—24
Bogor, Indonesia
b. Pengerusi
Jawatankuasa Kecil Istilah Biologi
JKTBM
Dewan Bahasa dan Pustaka
Peti Surat 10803
50926 Kuala Lumpur, Malaysia
u.p. Encik Abdullah Marjunid
c. Jawatankuasa Istilah Biologi
JKTBMBD
Dewan Bahasa dan Pustaka
Bandar Seri Begawan.
Brunei Darussalam
VIII Rencana Kerja Selanjutnya
1. Dalam Sidang MABBIM-27 Malaysia akan menyiapkan entri Biologi 6B:
Bakteria dan Virus, Indonesia menyiapkan entri Biologi 6A: Moluska,
Ekinodermata, dan Algae. Daftar istilahnya akan saling diterimakan dalam
11
waktu dua bulan sesudah MABBIM-26 untuk kemudian ditanggapi dan bila
mungkin diberikan juga padanannya.
2. Dalam Sidang MABBIM Ke-26 kelompok merasakan adanya “daerah tak
bertuan” di perbatasan antara berbagai disiplin (misalnya, biokimia, biofisika).
Dikhawatirkan banyak istilah yang dianggap masuk mandat kelompok lain
oleh sesuatu kelompok, sehingga tidak ada yang menangani istilah tersebut
(contoh: base pair yang semula diusulkan oleh pihak Malaysia masuk
genetika, tetapi pihak Malaysia menganggapnya masuk biokimia; ternayta
dalam senarai istilah biokimia MABBIM-22 isitlah tersebut tidak
dimasukkan). Mengingat hal-hal tersebut dalam penyusunan dan pembahasan
istilah bidang-bidang yang terletak di antara beberapa kelompok, kelompok
yang terkait harus ada wakilnya.
3. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul dalam butir 2 tersebut,
disepakati bahwa masing-masing pihak akan memeriksa kembali kelengkapan
entri bidang-bidang yang sudah disetujui dan menggolong-golongkannya
dalam istilah pokok, pinjaman, luasan, dan umum. Begitu pila akan ditelusuri
apakah semua istiilah yang dipertukarkan sudahj ada keputusan penguatan
dari MABBIM atau belum. Isitlah tata nama (Biologi1) misalnya, diduga
belum pernah disahkan oleh MABBIM karena sejak persidangan MABBIM-
20 senarai istilah itu selalu ditangguhkan.
4. Untuk MABBIM-28 perlu dipikirkan penggarapan bidang spesialisasi biologi
lanjut seperti endokrinologi, entomologi, immunulogi, dan lain-lain.
Cipanas, 10 Juni 1987
LAPORAN KELOMPOK KHUSUS GINEKOLOGI DAN OBSTETRI/
OBSTETRIK DAN GENEKOLOGI
I. Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987 (08.30—12.30)
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987 (8.30—12.30)
II. Anggota Sidang
1. Dr. Abdul Bari Saifuddin, M.P.H. (Indonesia) - Ketua
2. Dr. H. Triyatmo Rachimhadhi (Indonesia) - Anggota
3. Dr. Nik Mohamad Nazri Ismail (Malaysia) - Anggota
4. Dr. Kalsom binti Haji Latip (Brunei Darussalam) - Anggota
5. Dra. Atika S.M. (Indonesia) - Pendamping
12
6. Tuan Syed Abu Bakar B. Syed Barakbah (Malaysia) - Anggota
III. Dokumen
1. Keputusan Umum Sidang Ke-25 Majelis Bahasa Brunei Darussalam-
Indonesia-Malaysia. Kual Lumpur, 5-9 Mei 1986.
2. Kertas 625 JKTBM Peristilahan Ginekologi dan Obstetrik.
3. Kertas B-26 JKTBM Peristilahan Ginekologi dan Obstetrik.
4. Kertas No. 5/PKK/S-26, Istilah Ginekologi dan Obstetrik.
IV. Sumber Rujukan
1. Daftar Komulatif Istilah. Hasil Sidang Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
1974—1981. A—L. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984.
2. Daftar Komulatif Istilah, Hasil Sidsang Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia
1974—1981. M—Z. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985.
3. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 24th
ed. Philadelphia-London: WB
Sannders Co, 1965.
4. Huges EC Ed). Obstetric-Gynecologic Terminology. American College of
Obstetricians and Gynecologists. Philadelphia: FA Davis Co, 1972.
5. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1980.
6. Poerwadarminta WJS. Kamus Umum Bahas Indonesia. Jakarta: PN Balai
Pustaka, 1976.
V. Cara Kerja
1. Anggota sidang memilih dan menyepakati entri Inggris yang terdapat dalam
bahan No. 5/PKK/S-28 hasil pertukaran dalam sidang ke-25, di Kuala
Lumpur.
2. Anggota sidang selanjutnya mencarikan padanan dalam bahasa masing-
masing negara dan padanan diusahakan seragam.
VI. Masalah
1. Tidak banyak terdapat masalah dalam mencari kesepakatan entri bersama
maupun padanan.
2. Di dalam mencari padanan dalam bahasa masing-masing negara ada kesulitan
yang perlu dipertimbangkan kembali, terutama dari segi makna yang berbeda.
Contoh: a) inlet = pintu masuk panggul (Malaysia)
pintu atas panggul (Indonesia)
13
outlet = pintu luar panggul (Malaysia)
pintu bawah panggul (Indonesia)
b) akhiran –inx : -inks (Malaysia)
-ing (Indonesia)
c) cyste : kista (Malaysia
sista (Indonesia)
VII. Hasil Kerja
Dari jumlah entri yang terdapat dalam bahasn sebanyak 1898 entri, yang dibuang
sejumlah 858 entri dan ditambah entri baru sebanyak 17 entri. Jumlah entri
bersama menjadi 1057 (jooint list). Padanan dalam bahasa Indonesia, Malaysia,
Brunei Darussalam, telah dibicarakan sebanyak 708 entri. Sejumlah entri telah
dapat dicarikan padanan dalam bahasa Indonesia, Malaysia, dan Brunei (+ 500
entri). Tugas ini belum selesai.
VIII. Usul
Agar entri yang telah disepakati bersama ,masih diberi kesempatan untuk ditinjau
kembali oleh masing-masing pihak dengan kemungkinan masih ada pengurangan
atau penambahan entri baru.
Cipanas, 10 Juni 1987.
LAPORAN KELOMPOK KHUSUS FISIKA4/FIZIK4
(FISIKA MODERN DAN FISIKA ATOM)
I. Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987 (13.30—16.30)
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987 (07.30—12.30)
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987 (8.00—12.30)
II. Anggota Sidang
1. Dr. Sumartono Prawirosusanto, Msc. (Indonesia) - Ketua
2. Liek Wilardjo, M. Sc., Ph.D (Indonesia) - Anggota
3. Drs. H.C. Yohannes (Malaysia) - Anggota
4. Prof. Madya Dr. Muhammad Yahya (Malaysia) - Anggota
5. Aw. Mohd. Zaini bin Haji Omar (Brunei Darussalam) - Anggota
6. Dra. Hartini Supadi (Indonesia) - Pendamping
7. Datin Azizah Mokhzani (Malaysia) - Penasihat Bahasa
14
8. Dr. Asim Gunarwan (RELC Singapura) - Pemerhati
III. Dokumen
1. Bahan gabungan “Istilah Fisika4” (Fisika Modern dan Fisika Atom) dan
bahan “Kertas D-26 JKTBM Peristilahan Fizik4”.
2. No. 2/PKK/S-26/A: “Daftar Istilah Fisika4” (Fisika Atom)
3. JKTBM/26/BT1: Peristilahan Fisik (Umum), Brunei Darussalam
IV. Sumber Rujukan
1. Daintith, John, B.Sc., Ph.D. 1980. A Dictionary of Physics Key for
Success. New Delhi: Arnold Heineman Pub.
2. Dewan Bahasa dan Pustaka, 1980. “Senarai Istilah Fizik”. Kuala Lumpur.
3. Gove, Phillip. Babcock, Ph.D. 1976. Webster’s New International
Dictionary. G & C, Merriam Company, U.S.A.
4. Haken, H dan H.C. Wolf. 1984. Atomic and Quantum Physics. Translated
by W.D. Brewer. Berlin: Springer-Verlag.
5. Harnwell, G.P., W.E. Stephens. 1955. Atomic Physics. New York:
McGraw-Hill.
6. Iskandar, Teuku. 1970. Kamus Dewan. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
7. Istilah Fizik Pengajian Tinggi. 1983. Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan
Pustaka.
8. “Istilah Fizik Pengajian Tinggi 2”, (Cetakan komputer). 1985. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
9. Kamus Dwibahasa Bahasa Inggris-Bahasa Malaysia. 1979. Kuala
Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka.
10. Lapedes, Daniel N. 1978. Dictionary of Physics and Mathematics. New
York: Ms Graw Hill Book Company.
11. ______________.1978. Dictionary od Scientific and Technology Terms.
New York: McGraw Hill Book Company.
12. Merriam, A. Webster. 1984. Webster’s New Collegiate Dictionary.
Springfield, Massachussetts: GSG Merriam Company.
13. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1980. Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta: PN. Balai Pustaka.
14. ______________.1980. Pedoman Umum Pembentukan Istilah. Jakarta:
PN Balai Pustaka.
15. Valeris H.Pitt. 1977. The Penguin Dictionary of Physics. England:
Penguin Books Ltd. Middlesex.
V. Cara Kerja
1. Menyepakati daftar istilah yang komprehensif
a. Fisika Modern
15
b. Fisika Atom
2. Kalau ada waktu akan menyepakati padanan.
VI. Masalah
Dalam Fizik4 tercakup Fisika Modern dan Fisika Atom. Masalah yang tiinbul
adalah entri kedua subbidang itu dipisahkan atau disatukan, atau sub-subbidang itu
dipisahkan. Disepakati sekarang subbidang Fisika4 menjadi dua terpisah, yaitu:
1. Fizik Modern dan
2. Fizik Atom
yang sesuai dengan judul di dalam rncana semula bernama Subbindag “Fisika
Modern dan Fisika Atom”.
VII Hasil Kerja
1. Bahan gabungan Indonesia-Malaysia 1702 istilah
Dikeluarkan 887 istilah
Yang akan dibahas padanannya 815 istilah
2. Daftar Istilah Fizik Atom 643 istilah
3. Padanan Istilah Fizik Moden 243 istilah
VIII Rencana Kerja Selanjutnya
A. 1. 1988 - Fisika5 : Fisika dan Teknologi Nuklir
Fisika Zadat/Zat Pepejal
2 1989 - Fisika6 : Mekanika Kuantum
3. 1990 - Fisika7 : Fisika Plasma
Fisika Tenaga Tinggi/Zarah Keunsuran
B. Bahan sub-subbidang Fisika Terapan:
Biofisika, Geofisika, Kristalografi, Fisika Tenaga, Elektronika, astronomi,
dan Astrofisika, yang sudah ada pada pakar Malaysia, akan dikirim ke
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa untuk dapat ditawarkan
kepada pakar Indonesia. Dalam hal ini wakil-wakil Indonesia dalam
Fisika5 : Liek Wilardjo, M.Sc., Ph.D.
Drs. H.C. Yohannes
Fisika6 : Dr. Muslim (FMIPA UGM) dan
Fisika7 : Dr. Anggraito Pramudito (BATAN Yogyakarta)
Fisika : Dr. Suwarto Martosudirjo (LIPI,
Terapan/ Lembaga Fisika Nasional) dan
Gunaan Dr. B.E.F. da Silva (FMIPA UI)
16
C. Naskah daftar istilah yang dipertukarkan oleh pihak Indonesia:
1. Fisika Zat Padat
2. Fisika dan Teknologi Nuklir
Fisika6 akan dipertukarkan pada Sidang Ke-27 MABBIM.
D. Naskah kamus praktis yang telah siap dari
Indonesia :1. Mekanika
2. Bahang dan Termodinamik
Naskah kamus praktis yang sedang digarap dari Indonesia:
1. Elektromagnetika
2. Optika
3. Fisika Modern
Tujuan pertukaran naskah kamus isalah agar cara penyusunan
takrif/definisi dapat seragam.
E. Brunei Darussalam diharapkan menambah daftar istilah Fisika (Umum)
peringkat Sekolah Menengah untuk dapat dibahas di dalam Sidang ke-27
MABBIM. Daftar itu harap segera dikirimkan kepada Indonesia dan
Malaysia sebelum Sidang ke-27 MABBIM.
VIII Usul
Pada PAKERSA-27 Indonesia diharapkan mengundang pakar Malaysia dan
Brunei Darussalam untuk menggarap istilah yang belum selesai/lengkap
padanannya serta membahas hasil pertukaran naskhah kamus. Demikian pula
pihak Brunei Darussalam dan Malaysia apabila bersidang untuk persiapan
MABBIM ke-27 diharapkan mengundang anggota yang lain dengan maksud yang
sama.
Sidang Kelompok Khusus Fizik4 juga mengusulkan permintaan biaya kepada
Unesco atau badan lain seperti Ford Poundation, untuk membiayai penukaran
pakar di luar masa Sidang MABBIM.
Cipanas, 10 Juni 1987
17
LAPORAN KELOMPOK KHUSUS KIMIA3
(Kimia Analisis, Geokimia, dan Kimia Anorgnaik/Kimia Takorganik)
I. Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987 (08.30—12.30)
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987 (8.30—12.30)
II. Anggota Sidang
1. Dra. Patimah Murwani, M.Sc. (Indonesia) - Ketua
2. Dr. A Hadyana Pudjaatmaka (Indonesia) - Anggota
3. Drs. Tony S. Rachmadie (Indonesia) - Sekretaris
4. Dr. Ir. Suminar S. Achmadi (Indonesia) - Anggota
5. Dr. Zakaria Mohd. Amin (Malaysia) - Anggota
6. Aw. Abd. Majid bin Hj. Abd. Rahman (Brunei Darussalam) - Anggota
III. Dokumen
1. Kertas E-26 JKTBM Peristilahan Kimia3 dengan padanan Indonesia-
Malaysia.
2. Kertas JKTBMBD/26/B Peristilahan Kimia3.
IV. Sumber Rujukan
A. Kimia Analisis
1. Day, R.A. Ir., dan A.L. Underwood. 1980. Quantitative Analysis.
Prentice Hall.
2. Skoog, D.A. dan D.M. West. 1976. Fundamental of Analysis
Chemistry. Rinehart and Wintton.
3. Vogel’s. 1978. Textbook of Quantitative Inorganic Analysis.
B. Kimia Anorganik dan Geokimia
1. Cotton, F.A. dan G. Wilkinson. 1976. Basic Inorganic Chemistry.
John Willey & Sons.
2. Purcell, K.F. dan J.C. Kota. 1980. An Introduction to Inorganic
Chemistry. Sounders College.
C. Umum
1. Hawley, Gessner G. 1981. The Condensed Chemical Dictoinary.
18
Von Nostrand Reinholl.
2. Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary. 1982.
V. Cara Kerja
1. Mengecek kembali entri bahasa Inggris, membuang/memindahkan ke
subbidang lain, atau menambah untuk menyusun sebuah senarai entri yang
komprehensif;
2. Menyelaraskan padanan yang sudah ada;
3. Menambah padanan yang belum ada.
VI. Masalah
1. Karena jumlah entri komprehensif - sesuai dengan tujuan pembuatan
kamus – dibatasi hanya 1000 ± 2000 sehingga banyak entri yang harus
digugurkan, Subpanitia Kimia3, yang harus dengan teliti memilih entri
yang digugurkan, terpaksa bekerja di bawah tekanan waktu. Akibatnya,
subpanitia belum sempat melihat seluruh padanan yang sudah ada.
2. Karena penelaahan bahan (padanan) tanpa bertemu muka dianggap kurang
efektif dan efisien, Subpanitia Kimia3 berharap dan merasa perlu dapat
mengadakan pertemuan antara pakar, sedikitnya 1 kali, sebelum Sidang
ke-27 MABBIM.
VII. Hasil Kerja
1. Kimia Analisis
entri yang ada : 1192
ditambah : 5
______________________________
: 1197
dibuang : 215 (dicoret/masuk K2, K3, K4,)
____________________
entri komprehensif : 982
Penelahan padanan : 146 entri
2. Kimia Takorganik dan Geokimia
entri yang ada : 556
ditambah : 111
_____________________________
: 667
dibuang : 58 (dicoret/masuk K2, K3, K4)
_____________________________
19
entri komprehensif : 609
Catatan:
Jika ada istilah - yang telah digugurkan - dianggap mempunyai keikatan
dengan entri pokok, diharap dapat dimasukkan kembali sebagai subentri.
Misalnya, telah masuk sebagai entri pokok cylindrical electrode perlu
dimasukkan:
flat electrode
parforated electrode
rotated electrode
dalam kamus akan muncul sebagai entri pokok:
electrode...
cylindrical -....;
flat -....;
parforated -....;
rotated -....;
VIII. Rencana Kerja Selanjutnya
1. Pengetikan entri komprehensif untuk Subbidang Kimia3 (Kimia Analisis dan
Kimia Anorganik dan Geokimia) dengan padanan yang sudah ada.
2. Peniriman bahan entri komprehensif kepada pakar 3 negara, masing-masing 2
eksmaplar, untuk dilengkapi dengan padanan yang belum ada (baik padanan
Brunei, Indonesia, maupun padanan Malaysia).
3. Pertukaran bahan entri komprehensif setelah dilengkapi dengan semua
padanannya (BIM).
4. Pertemuan antarpakar 3 negara untuk berembuk mementapkan padanan (BIM)
5. Pertukaran bahan Kimia4 untuk ditelaah dan dipersiapkan padanannya.
Cipanas, 10 juni 1987
20
LAPORAN KELOMPOK KHUSUS MATEMATIKA5/MATEMATIK5
(Topologi I dan II, Matematika Ekonomi/Ekonomi Matematik, Matematika Aktuari
dan Finansial/Matematik Aktuari dan Kewangan, Matematika Riset
Operasi/Matematik Penyelidikan Operasi)
I. Sidang
Sidang 1 : Senin, 8 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 2 : Selasa, 9 Juni 1987 (08.30—12.30)
Sidang 3 : Selasa, 9 Juni 1987 (14.00—16.30)
Sidang 4 : Rabu, 10 Juni 1987 (8.30—12.30)
Sidang 5 ; Rabu, 10 Juni 1987, (14.00—15.30)
II. Anggota Sidang
1. Dr. M. Ansyar (Indonesia, Ketua)
2. Prof. Madya Dr. Abd. Razak bin Salleh (Malaysia)
3. Dr. R.K. Sembiring (Indonesia)
4. Dy. Hjh. Jahrah binti Haji Mohamad (Brunei Darussalam)
5. Dr. Belawati (Indonesia)
6. Cik Asiah Abu samah (Malaysia)
7. Drs. A. Patoni (Indonesia, Pendamping)
III. Dokumen
1. Kertas No. I/PKK/S-26 “Istilah Matematika5”
2. Kertas F-26 JKTBM “Peristilahan Matematik-5”
3. Kertas “Matematik” (N-Z) dari Brunei Darussalam
4. Lampiran istilah “Matematik Umum” Inggris-Indonesia
5. Lampiran istilah “Matematika Umum” Inggris-Malaysia
6. Kertas R-24 JKTBM “Peristilahan Matematika3”
IV. Sumber Rujukan
A. Matematika Aktuaria dan Finansial/Matematik Aktuari dan Kewangan
1. Beard, R.E. et al. 1969. risk Theory. London: Methuen Co Limited.
2. Bowers, N.L., H.U. Gerber, J.C. Hickman, D.A.Jones, dan C.J.
Nesbitt. 1982. Risk Theory Study Note. Chicago: Society of Actuaries.
3. Buhlmann, H. Mathematical Methods in Risk Theory (eds). New
York: Springer.
4. Huebner, S.S. dan Kenneth Black Jr. 1976. Life Insurance. New
Jersey: Prentice-Hall, Inc.
5. Jordan Jr. Chester Wallance. 1967. Life Contingencies. Chicago,
Illinois: The Society of Actuaries.
21
6. Larson, Roberts E. dan Erwin A. Gaumniti. 1951. Life Insurance
Mathematics. New York: John Wiley & Sons. Inc.
7. Batten, Robert W. 1978. Mortality Table Construction. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
8. Smiths, Franklin O. 1951. The Mathematics of Finance. New York:
Appleton-Century-Crofts, Inc.
B. Topologi Umum
9. Kelly, John. General Topology. Van Nostrand
10. Lipschutz, Seymour. 1965. General Topology. New York: Schaum
Publishing Co.
11. Sze Teen Hu. 1966. Introduction to General Topology. San Francisco:
Holden Day.
C. Riset Operasi/Penyelidikan Operasi
12. Ackoff, R.L. dan M.M. Sasieni. 1968. Fundamentals of Operations
Research. New York: John Wiley & Sons. Inc.
13. Hillier, Frederick S. dan Gerald J. Lieberman. 1967. Opertions
Research. San Francisco: Holden Day Inc.
14. Taha, Handy A. 1976. Operations Research an Introduction. New
York: Macmillan Publishing Co, Inc.
15. Wagner, Harvey M. 1972. Principle of Operation Research. The
Applications to Managerial Decisions. New York: Prentice Hall
International.
V. Cara Kerja
1. Penelahan ulang penyediaan entri bahasa Inggris yang sudah dicapai.
2. Menyepakati entri bahasa Inggris untuk ;
a. Matematika Aktuaria dan Finansial/matematik Aktuari dan Kewangan.
b. Topologi Umum
c. Riset Operasi/Penyelidikan Operasi
d. Matematika Ekonomi/Ekonomi Matematik
e. Topologi Aljabar/Topologi Algebra
VI. Masalah
--
VIII. Hasil Kerja
1. Telaah ulang penyedian entri bahasa Inggris yang sudah dicapai, yaitu:
22
1. Analisis I, II, Geometri I, II, III dan Aljabar I, II, III disiapkan oleh
Indonesia untuk Sidang Ke-23 di Kuala Lumpur sebagai istilah
Matematik3 untuk ditelaah oleh Malaysia. Hasil telah disampaikan
dalam Sidang Ke-24, tetapi tidak sempat dibahas. Akan tetapi,
tambahan entri untuk subbidang-subbidang tersebut telah disepakati
dalam Sidang Ke-24 tersebut.
2. Entri Analisis III, Dasar Matematika I, Matematika Teknik, Matematik
Fisiak (sebagian), Matematika Komputasi I, II dan Matematika Biologi
disepakati dalam Sidang Ke-25 di Kuala Lumpur, dengan catatan
bahwa entri Matematika Fisika masih akan dilengkapi lagi oleh pihak
Indonesia.
3. Entri Dasar Matematika II, Aljabar IV dan Geometri IV masih
dipersiapkan.
4. Entri Matematika Aktuaria dan Finansial, Topologi Umum, dan Riset
Operasi dibahas dalam Sidang Ke-26 di Cipanas, Indonesia.
5. Entri Matematika Sekolah sudah disediakan oleh Brunei DarussaIam
bersama padanan pada Sidang Ke-25 dan Ke-26.
6. Entri Matematika Umum yang disediakan Malaysia dan Indonesia
dipertukarkan.
2 Entri Inggeris yang Disepakati:
a. Matematik Aktuaria dan Finansial/Matematik Aktuari dan
Kewangan disepakati 648 istilah
digugurkan 130 istilah
b. Topologi Umum
disepakati 497 istilah
digugurkan 213 istilah
c. Penyelidikan Operasi
disepakati 800 istilah
digugurkan 450 istilah
d. Matematika Ekonomi/Ekonomi Matematik dan Topologi
Aljabar/Topologi Algebra masih akan dilengkapi dan dipertukarkan
di luar sidang.
23
VIII. Rencana Kerja Selanjutnya
1. Gabungan entri Analisis I, II, Aljabar I, II, III, dan Geometri I, II, dan III
beserta padanan, baik yang sudah disepakati maupun yang belum, akan
dipertukarkan di luar sidang untuk dimantapkan dalam sidang ke-27.
2. Entri Matematika Ekonomi/Ekonomi Matematik dan Topologi
Aljabar/Topologi Algebra akan disahkan dalam sidang ke-27 setelah
dipertukarkan di luar sidang.
3. Entri Aljabar IV, GeometriIV, Dasar Matematika II, dan tambahan
Matematika Fisika akan disiapkan pihak Indonesia dan dipertukarkan di luar
sidang untuk disahkan dalam sidang ke-27.
4. Entri Matematika Umum yang dipertukarkan digabungkan dengan
Matematika Sekolah yang disediakan Brunei Darussalam untuk disahkan
dalam sidang Ke-27, bila mungkin beserta padanannya.
5. Padanan Analisis III, Aljabar IV, Geometri IV, dan Mateamtika Fisika
diharapkan dapat disahkan dalam sidang MABBIM ke-28.
6. Rencana kerja selanjutnya diharapkan untuk dibahas dalam sidang ke-27.
7. Dalam pekerjaan selanjutnya disepakati agar lebih digiatkan lagi komunikasi
(tatap muka atau tertulis) sehingga sidang-sidang resmi dapat membuahkan
hasil yang lebih berarti.
Cipanas, 10 Juni 1987.
24
Lampiran I
PIAGAM MAJELIS BAHASA BRUNEI DARUSSALAM-INDONESIA-MALAYSIA
(MABBIM)
Mukadimah
Bertitik tolak dari jiwa dan semangat Pernyataan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia dan Menteri Pelajaran Malaysia tanggal 23 Mei 1972.,
yang merupakan landasan pembetulan Majelis Bahasa Indonesia-Malaysia (MBIM) di
Kuala Lumpur pada tanggal 29 Desember 1972 dan yang kemudian dikembangkan
menjadi Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia (MABBIM) di Jakarta
pada tanggal 4 November 1985, dan berdasarkan pengalaman Majelis selama ini, serta
didorongkan oleh kesadaran dan tekad untuk memantapkan peranan Majelis dalam usaha
pembinaan dan pengembangan bahasa kebangsaan/resmi, sesuai dengan aspirasi negara
anggota, maka Majelis telah bersepakat menyusun suatu piagam dengan tujuan dan fungsi
sebagai berikut.
Tujuan dan Fungsi Majelis
1. Meningkatkan semangat kebersamaan dan persaudaraan antara negara anggota.
2. Meningkatkan peranan bahasa kebangsaan/resmi negara anggota sebagai alat
perhubungan yang lebih luas.
3. Mengusahakan pembinaan dan pengembangan bahasa kebangsaan/resmi negara
anggota supaya menjadi bahasa yang setaraf dengan bahasa modern yang lain.
4. Mengusahakan penyelarasan bahasa melalui penulisan ilmiah dan kreatif,
pedoman, panduan.
5. Mengadakan pertemuan kebahasaan berkala demi penyelarasan dan pendekatan
bahasa kebangsaan/resmi negara anggota.
Jakarta, 11 Juni 1987
Haji Ahmad bin Kadi Dato’ Haji Hassan Ahmad Anton M. Moeliono
Pengerusi Jawatankuasa Pengerusi Jawatankuasa Tetap Ketua Panitia Kerja
Tetap Bahasa Melayu Bahasa Malaysia Sama Kebahasaan,
Brunei Darussalam Indonesia
Disaksikan oleh
Pehin Udana Khatib Ustaz Dato’ Haji Mohammad Khatib Fuad Hassan
Haji Badaruddin bin bin Abdul Hamid Menteri Pendidikan dan
Pengarah Haji Othman Duta Besar Malaysia Kebudayaan
Duta Besar Negara Brunei Republik Indonesia
Darussalam
25
Lampiran II
Untuk mencapai tujuan yang termaktub di dalam Piagam dan untuk menjalankan
fungsinya sebaik-baiknya, ketiga pihak negara anggota bersetuju menerima tata kerja
berikut.
1. KEANGGOTAAN
Majelis beranggotakan Jawatankuasa Tetap Bahasa Melayu Brunei
Darussalam (JKTBMBD), Panitia Kerja Sama Kebahasaan (PAKERSA), dan
Jawatankuasa Tetap Bahasa Malaysia (JKTBM).
2. PERSIDANGAN
2.1. Majelis bersidang sekali setahun di negara anggota secara bergilir dengan
jarak waktu sepuluh hingga dua belas bulan dan lamanya kira-kira tiga hari.
2.2. Tempat dan waktu Sidang Majelis ditentukan pada sidang sebelumnya.
2.3 Sidang Majelis diselenggarakan dan dipimpin oleh ketua perutusan tuan
rumah.
2.4 Bahasa Persidangan Majelis ialah bahasa kebangsaan/resmi negara anggota
atau bahasa yang dibenarkan oleh ketua sidang.
2.5 Sidang Majelis, yang bersifat tertutup, terdiri atas Sidang Lengkap, Sidang
Panitia Eksekutif, dan Sidang Kelompok Khusus.
2.6 Sidang Lengkap mengesahkan perkara yang berkenaan dengan garis haluan
bahasa, hasil kerja Kelompok Khusus, serta rencana kerja Majelis
selanjutnya.
2.7 Sidang Panitia Eksekutif mempunyai hak dan tugas sebagai berikut:
2.7.1 menentukan tata kerja dan pelaksanaan kerja Majelis;
2.7.2 menyusun pelbagai pedoman dan panduan yang bertalian dengan
pembinaan dan pen gembangan bahasa;
2.7.3 mempertimbangkan dan mengesahkan daftar indukistilah Kelomok
Khusus yang disusun menurut putusan Majelis;
2.7.4 mempertimbangkan dan mengambil putusan tentang usul
Kelompok Khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan kerja
kelompok yang bersangkutan;
26
2.7.5 merencanakan kegiatan kebahasaan lain yang sesuai dengan
semangat Piagam Majelis.
2.8 Sidang Kelompok Khusus menjalankan tugas yang berikut:
Sidang Kelompok Khusus mempersiapkan, mengolah, dan
menyusun tata istilah bidang ilmu yang disertakan dalam Sidang Majelis
menurut “Prosedur Kerja Penyusunan Daftar Istilah Kamus Bidang Ilmu”
yang dilampirkan pada Tata Kerja MABBIM.
3. PESERTA SIDANG
3.1 Peserta Sidang majelis terdiri atas anggota Panitia Eksekutif, anggota
Kelompok Khusus, dan Pemerhati.
3.2 Panitia Eksekutif terdiri atas anggota-anggota berikut:
Ketua Perutusan, Sekretaris/Setiuasaha, dan sebanyak-banyaknya dua
orang dari tiap-tiap Panitia/Jawatankuasa Tetap.
3.3 Kelompok Khusus terdiri atas pakar-pakar bidang ilmu yang diikutsertakan
di dalam Sidang Majelis yang bersangkutan.
3.4 Pemerhati terdiri atas anggota perutusan yang tidak menjadi anggota
Panitia Eksekutif atau Kelompok Khusus; wakil resmi negara bukan-
anggota Majelis, dan/atau wakil badan resmi yang menghadiri sidang
Majelis atas undangan penyelenggara Sidang Majelis.
3.5 Pemerhati boleh menghadiri Sidang Lengkap, Sidang Panitia Eksekutif,
dan Sidang Kelompok Khusus dengan hak bicara tanpa hak suara.
4. BAHAN PERSIDANGAN
4.1 Bahan persidangan disiapkan oleh Panitia/Jawatankuasa Tetap negara
anggota penyelenggara.
4.2 Panitia/Jawatankuasa Tetap negara anggota lain mengirimkan bahan
persidangan selambat-lambatnya dua bulan sebelum Sidang Majelis
berlangsung.
5. PUTUSAN MAJELIS
Putusan Majelis disusun sebagai berikut:
5.1 Pernaytaan Bersama yang ditandatangani oleh para Ketua Perutusan.
27
5.2 Lampiran Pernyataan Bersama yang berupa putusan, rumusan, dan bahan
dokumentasi.
5.3 Butir lain yang berkenaan dengan Sidang Majelis, seperti daftar nama
perutusan dan jadwal acara sidang.
5.4 Putusan dan persetujuan Majelis yang perlu disebarkan disusun menurut
versi negara anggota masing-masing.
5.5 Putusan Majelis yang penting dilaporkan dan dimintakan persetujuan
Menteri yang bersangkutan di negara anggota masing-masing.
28
Lampiran III
PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN
DAFTAR ISTILAH DAN KAMUS BIDANG ILMU
I. Persiapan
1. Kelompok pakar sesuai dengan tugasnya mula-mula menetapkan jumlah
dan jenis sumber rujukan bersama dan mempelajari pedoman-pedoman
yang dihasilkan oleh Sidang Majelis.
2. Selepas itu kelompok pakar menetapkan taksonomi bidang yang
bersangkutan.
3. Kemudian kelompok pakar menetapkan daftar induk istilah Inggris yang
akan dipakai bersama.
4. Selanjutnya daftar induk istilah tersebut dikirimkan kepada kelompok
pakar di negara anggota lain lewat Panitia/Jawatankuasa Tetap.
5. Kelompok pakar sedapat-dapatnya menyelesaikan tahap persiapan itu
dalam waktu dua bulan.
II. Pengolahan
1. Kelompok pakar di negara masing-masing menyimak dan
menyempurnakan daftar induk istilah Inggris sehingga akhirnya tercapai
daftar bersama.
2. Setelah daftar istilah induk disepakati, kelompok pakar menyiapkan
padanan istilah dalam bahasa kebangsaan/resmi negara masing-masing.
3. Segala usul, pindaan, dan perbaikan secepat-cepatnya disampaikan kepada
pakar sekelompok di negara anggota masing-masing.
4. Daftar induk istilah besert padanannya dibawa ke Sidang Majelis
berikutnya untuk diselaraskan dan dissahkan.
5. Tahap pengolahan ini sedapat-dapatnya diselesaikan dalam masa enam
bulan.
III. Persidangan
1. Kelompok pakar dapat mengadakan rapat kerja/bengkel, naik di dalam
maupun di luar masa Sidang Majelis.
29
2. Rapat kerja/bengkel Kelompok Khusus berlangsung kira-kira lima hari.
IV. Penyusunan Kamus
Setelah daftar istilah beserta padanannya dalam bahasa kebangsaan/resmi
negara anggota masing-masing disepakati, maka masing-masing pihak, menurut
kepeluan, mulai menyusun kamus bidang ilmu yang berkenaan dengan
berpedoman pada Panduan Penyusunan Kamus Istilah.