Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

15
1 Bioekologi Hama(2) Ordo Rodentia Oleh: Abdul Rahim, M.Si Fakultas Pertanian Universitas Borneo Tarakan, Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Principles of Plant Protection) Sumber: Swatiko Priyambodo (IPB) Perlindungan Tanaman 2 PENDAHULUAN ORDO RODENTIA 29 famili, 468 genus, 2.052 spesies Rodentia dibagi 3 subordo berdasarkan otot-otot rahang dan struktur tulang: Sub-ordo Sciuromorpha (rodents mirip bajing) Sub-ordo Myomorpha (rodents mirip tikus) Sub-ordo Hystricomorpha (rodents mirip landak) Kini, menjadi 2 subordo berdasarkan pada struktur mandibular: Sub-ordo Sciurognathi Sub-ordo Hystricognathi Perlindungan Tanaman 3 Lanjutan : Pendahuluan Ciri-ciri umum dari Ordo Rodentia : Satu-satunya mamalia berplasenta yang mendiami permukaan tanah, yang secara alami mengkoloni Australia dan New Guinea, melalui proses introduksi, rodentia mengokupasi pulau-pulau di Oceania Penyebaran hampir merata di seluruh permukaan bumi Habitat sangat luas dan bervariasi, menempati kehidupan di bawah permukaan tanah, terestrial, dan arboreal Pergerakan melompat, berlari, memanjat, melayang, dan berenang (semi-akuatik) Perlindungan Tanaman 4 Lanjutan : Pendahuluan Memiliki ciri khusus berupa 4 insiciva yaitu masing-masing 2 di rahang atas dan rahang bawah Canina dan pre-molar tidak ada, sehingga meninggalkan jarak antara insiciva dan molar Jumlah gigi maksimal 22, kecuali pada genus Heliophobius yang berjumlah 28 Insiciva tumbuh terus sepanjang hidupnya, pertumbuhan terjadi di bagian dasar gigi, mahkota gigi didorong dari dasar rahang, sebagai kompensasi atau pengganti dari bagian yang rusak akibat memotong bahan-bahan yang keras Permukaan bagian luar gigi lebih keras daripada permukaan bagian dalam Perlindungan Tanaman 5 Lanjutan : Pendahuluan Tidak ada syaraf gigi, kecuali di bagian dasarnya Molar sebagian besar terdiri dari dentin Pembentukan email hanya terjadi di bagian luar, dan terbentuk putaran atau lipatan pada badan gigi Dilihat dari atas, gigi geligi ini mempunyai pola yang khas, yang dihasilkan dari pembentukan kombinasi dentin yang lembut dengan email yang keras Pada beberapa jenis rodent, molar memiliki akar gigi dan berhenti tumbuh sampai pada ukuran yang tertentu Pada beberapa jenis rodent lainnya, molar terbuka pada bagian dasarnya dan tumbuh sepanjang hidupnya Perlindungan Tanaman 6 Lanjutan : Pendahuluan Cement gigi hanya menempati ruang yang sempit yaitu pada akar molar, tetapi pada rodent yang tidak mempunyai akar gigi, cement hanya menempati ruang di antara lipatan email Email jauh lebih keras daripada cement dan dentin, sehingga kerusakan lebih lambat, dan terbentuk bukit-bukit tajam pada bagian mahkota gigi Mahkota gigi tinggi atau rendah tergantung spesies Sambungan rahang bawah dan tengkorak longgar, sehingga memungkinkan gerakan memutar Rodents seringkali menggunakan kedua insiciva secara bersama-sama untuk menjaga supaya ukurannya tetap

description

Mata kuliah Dasar Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Borneo TarakanDosen Pengampu: Abdul Rahim

Transcript of Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

Page 1: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

1

Bioekologi Hama(2)

Ordo Rodentia

Oleh:

Abdul Rahim, M.Si

Fakultas Pertanian Universitas Borneo

Tarakan,

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Principles of Plant Protection)

Sumber: Swatiko Priyambodo (IPB)

Perlindungan Tanaman 2

PENDAHULUAN

ORDO RODENTIA 29 famili, 468 genus, 2.052 spesies Rodentia dibagi 3 subordo berdasarkan otot-otot rahang dan struktur tulang: Sub-ordo Sciuromorpha (rodents mirip bajing) Sub-ordo Myomorpha (rodents mirip tikus) Sub-ordo Hystricomorpha (rodents mirip landak) Kini, menjadi 2 subordo berdasarkan pada struktur mandibular: Sub-ordo Sciurognathi Sub-ordo Hystricognathi

Perlindungan Tanaman 3

Lanjutan : Pendahuluan

Ciri-ciri umum dari Ordo Rodentia :

Satu-satunya mamalia berplasenta yang mendiami permukaan tanah, yang secara alami mengkoloni Australia dan New Guinea, melalui proses introduksi, rodentia mengokupasi pulau-pulau di Oceania Penyebaran hampir merata di seluruh permukaan bumi Habitat sangat luas dan bervariasi, menempati kehidupan di bawah permukaan tanah, terestrial, dan arboreal Pergerakan melompat, berlari, memanjat, melayang, dan berenang (semi-akuatik)

Perlindungan Tanaman 4

Lanjutan : Pendahuluan

Memiliki ciri khusus berupa 4 insiciva yaitu masing-masing 2 di rahang atas dan rahang bawah Canina dan pre-molar tidak ada, sehingga meninggalkan jarak antara insiciva dan molar Jumlah gigi maksimal 22, kecuali pada genus Heliophobius yang berjumlah 28 Insiciva tumbuh terus sepanjang hidupnya, pertumbuhan terjadi di bagian dasar gigi, mahkota gigi didorong dari dasar rahang, sebagai kompensasi atau pengganti dari bagian yang rusak akibat memotong bahan-bahan yang keras Permukaan bagian luar gigi lebih keras daripada permukaan bagian dalam

Perlindungan Tanaman 5

Lanjutan : Pendahuluan

Tidak ada syaraf gigi, kecuali di bagian dasarnya Molar sebagian besar terdiri dari dentin Pembentukan email hanya terjadi di bagian luar, dan terbentuk putaran atau lipatan pada badan gigi Dilihat dari atas, gigi geligi ini mempunyai pola yang khas, yang dihasilkan dari pembentukan kombinasi dentin yang lembut dengan email yang keras Pada beberapa jenis rodent, molar memiliki akar gigi dan berhenti tumbuh sampai pada ukuran yang tertentu Pada beberapa jenis rodent lainnya, molar terbuka pada bagian dasarnya dan tumbuh sepanjang hidupnya

Perlindungan Tanaman 6

Lanjutan : Pendahuluan

Cement gigi hanya menempati ruang yang sempit yaitu pada akar molar, tetapi pada rodent yang tidak mempunyai akar gigi, cement hanya menempati ruang di antara lipatan email Email jauh lebih keras daripada cement dan dentin, sehingga kerusakan lebih lambat, dan terbentuk bukit-bukit tajam pada bagian mahkota gigi Mahkota gigi tinggi atau rendah tergantung spesies Sambungan rahang bawah dan tengkorak longgar, sehingga memungkinkan gerakan memutar Rodents seringkali menggunakan kedua insiciva secara bersama-sama untuk menjaga supaya ukurannya tetap

Page 2: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

2

Perlindungan Tanaman 7

Lanjutan : Pendahuluan

Lipatan kulit berbeludru atau berambut halus ada di antara insiciva dan sisa mulut lainnya Beberapa rodents mempunyai kantung pipi internal atau eksternal yang membuka dekat dengan sudut mulut Kantung eksternal adalah garis-garis rambut dan hewan dapat menggerakkannya untuk membersihkannya Lidah pendek dan memadat tidak dapat ditonjolkan keluar melewati insiciva Kaki depan biasanya mempunyai 5 jari meskipun ibu jari vestigial atau absen, jumlah antara 3 – 5

Perlindungan Tanaman 8

Lanjutan : Pendahuluan

Lambung bervariasi dari kantung sederhana sampai kompleks seperti ruminansia (lemmings) Penis mempunyai baculum dan testis inguinal or abdominal Rodents memiliki tipe umum pada otak dan plasenta Ekor pada beberapa famili dapat terputus dengan segera saat hewan tersebut ditangkap di bagian ekornya, sehingga hewan dapat melarikan diri. Bagian yang terputus itu akan segera tumbuh kembali sebagiannya

Bioekologi Hama(2)

(Tikus)

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Principles of Plant Protection)

Perlindungan Tanaman 2

PENDAHULUAN

Tikus merupakan hewan liar yang sudah beradaptasi dengan

kehidupan manusia, seperti kecoa (serangga) Antropolog Mc Neely dan psikolog Watchel

Buku The Soul of the Tiger (1988), tikus paling menikmati dampak positif dari kemajuan ekonomi di negara Asia

Bumi Asia kelahiran tikus 10 juta tahun yang lalu

Penyebaran tikus ke seluruh dunia berlangsung bersama

dengan migrasi manusia antar pulau dan antar benua Tikus kecil dikenal di Eropa abad ke-13, besar abad ke 18

Perlindungan Tanaman 3

PENDAHULUAN

Mitos tentang Tikus

Di Cina lambang kemakmuran karena terampil dalam membuat lubang dan lincah dalam mencari makan di segala musim Hewan yang pertama memenuhi panggilan Buddha, sehingga diabadikan pada urutan I dari 12 jenis hewan yang dijadikan sebagai nama tahun Di Agama Hindu kendaraan bagi Dewa Ganesha yang berkuasa untuk mengatasi berbagai kesulitan karena mampu melewati medan yang sulit seperti gunung, bukit, lereng, hutan, sungai, dsb. Masyarakat di pantai Selatan Jawa Tengah menganggap tikus adalah balatentara penguasa Laut Selatan (Nyai Roro Kidul) sehingga tidak perlu diusik jika tidak ingin celaka

Perlindungan Tanaman 4

PENDAHULUAN

Asosiasi tikus dengan manusia seringkali bersifat parasitisme, tikus mendapat keuntungan sedangkan manusia sebaliknya Tikus menimbulkan gangguan dalam berbagai hal:

Pertanian menjadi ancaman bagi pengelola pertanian dalam usaha budidayanya, baik pada komoditas pangan, perkebunan, maupun hortikultura

Peternakan mengganggu ternak ayam, kambing, sapi, dan sebagainya terutama dalam hal mengambil pakannya

Perumahan membuat keonaran dan menimbulkan kotoran pada bagian tertentu dari ruangan kita Kesehatan menjadi sarana bagi beberapa patogen yang dapat menyebabkan beberapa penyakit pada manusia dan hewan ternak maupun peliharaan

Page 3: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

3

Perlindungan Tanaman 5

PENDAHULUAN

Kelebihan Tikus Dibandingkan dengan Serangga: Merusak dalam waktu yang singkat dan menimbulkan kehilangan hasil dalam jumlah yang besar, walaupun dilakukan hanya oleh beberapa ekor tikus saja Merusak dalam berbagai stadia umur pertumbuhan tanaman mulai dari pembibitan, vegetatif, generatif, bahkan pada hasil panen di tempat penyimpanan Menimbulkan reaksi yang cepat terhadap setiap tindakan pengelolaan yang dilakukan oleh manusia, baik untuk menghindar (pada perangkap) maupun untuk menghadapinya (pada musuh alami berupa predator) Mobilitas yang tinggi dengan menggunakan kedua pasang tungkai atau dengan menggunakan sarana transportasi, misal kapal laut, kereta api, pesawat terbang, dsb.

Perlindungan Tanaman 6

PENDAHULUAN

Hubungan Tikus dengan Manusia Dapat bersifat mutualisme yaitu pada tikus putih (Rattus norvegicus strain albino) atau mencit putih (Mus musculus strain albino) hewan laboratorium Hewan percobaan pengujian obat manusia dan tingkat toksisitas racun hama terhadap manusia Kini tikus merupakan hama penting pada beberapa komoditas pertanian dan merugikan manusia, tetapi tidak tertutup kemungkinan suatu saat kelak tikus menjadi hewan bermanfaat Manusia dapat memanfaatkan tikus untuk berbagai kepentingan sehingga statusnya berubah menjadi hewan ternak seperti halnya ayam, sapi, kambing, dsb.

Tingkatan Takson Golongan

Dunia Animalia

Filum Chordata

Subfilum Vertebrata (Craniata)

Kelas Mammalia

Subkelas Theria

Infrakelas Eutheria

Ordo Rodentia

Subordo Myomorpha

Famili Muridae

Subfamili Murinae

Genus Bandicota, Rattus, dan Mus

Perlindungan Tanaman 7

Morfologi Tikus

Ordo Rodentia ordo dari Kelas Mammalia yang terbesar Jumlah 2.000 spesies

atau 40% 5.000 spesies untuk seluruh Kelas Mammalia Dari 2.000 spesies ini, hanya 161 spesies yang ada di Indonesia dan hanya 9 spesies yang paling berperan sebagai hama tanaman dan vektor patogen pada manusia adalah : Bandicota indica (tikus wirok) Bandicota bengalensis (tikus wirok kecil) Rattus norvegicus (tikus riul) Rattus rattus diardii (tikus rumah) Rattus tiomanicus (tikus pohon) Rattus argentiventer (tikus sawah) Rattus exulans (tikus ladang) Mus musculus (mencit rumah) Mus caroli (mencit ladang)

Perlindungan Tanaman 8

Morfologi Tikus

Bandicota indica (Tikus Wirok) Tekstur rambut : kasar, panjang Bentuk hidung : kerucut terpotong Bentuk badan : silindris agak membesar ke belakang Badan dorsal : hitam Badan ventral : hitam Ekor dorsal : hitam Ekor ventral : hitam Habitat : gudang, pemukiman manusia, saluran pembuangan air di perumahan, pertanaman padi dan tebu W : 200 – 800 g HB : 200 – 300 mm T : 160 – 210 mm TL : 360 – 510 mm E : 29 – 33 mm HF : 45 – 55 mm I : 4 mm MF : 3 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 9

Morfologi Tikus

Page 4: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

4

Bandicota bengalensis (Tikus Wirok Kecil) Tekstur rambut : kasar, panjang Bentuk hidung : kerucut terpotong Bentuk badan : silindris agak membesar ke belakang Badan dorsal : hitam Badan ventral : hitam Ekor dorsal : hitam Ekor ventral : hitam Habitat : gudang, pemukiman manusia, saluran pembuangan air di perumahan (got) W : 200 – 800 g HB : 200 – 300 mm T : 160 – 210 mm TL : 360 – 510 mm E : 29 – 33 mm HF : 45 – 55 mm I : 4 mm MF : 3 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 10

Morfologi Tikus

Rattus norvegicus (Tikus Riul) Tekstur rambut : kasar, agak panjang Bentuk hidung : kerucut terpotong Bentuk badan : silindris agak membesar ke belakang Badan dorsal : coklat hitam kelabu Badan ventral : coklat kelabu (pucat) Ekor dorsal : gelap Ekor ventral : gelap agak pucat Habitat : gudang di kota-kota pelabuhan, pemukiman manusia di kawasan pesisir pantai, dan saluran pembuangan air di perumahan W : 150 – 600 g HB : 150 – 250 mm T : 160 – 210 mm TL : 310 – 460 mm E : 18 – 24 mm HF : 40 – 47 mm I : 3.5 mm MF : 3 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 11

Morfologi Tikus

Rattus rattus diardii (Tikus Rumah) Tekstur rambut : agak kasar Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris Badan dorsal : coklat hitam kelabu Badan ventral : coklat hitam kelabu Ekor dorsal : coklat gelap Ekor ventral : coklat gelap Habitat : gudang makanan, pemukiman manusia terutama di langit-langit W : 60 – 300 g HB : 100 – 210 mm T : 120 – 250 mm TL : 220 – 460 mm E : 19 – 23 mm HF : 30 – 37 mm I : 3 mm MF : 2 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 12

Morfologi Tikus

Page 5: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

5

Rattus tiomanicus (Tikus Pohon) Tekstur rambut : agak kasar Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris Badan dorsal : coklat kekuningan Badan ventral : putih krem Ekor dorsal : coklat gelap Ekor ventral : coklat gelap Habitat : perkebunan, hutan sekunder, semak belukar, pekarangan W : 55 – 300 g HB : 130 – 200 mm T : 180 – 250 mm TL : 310 – 450 mm E : 20 – 23 mm HF : 32 – 39 mm I : 3 mm MF : 2 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 13

Morfologi Tikus

Rattus argentiventer (Tikus Sawah) Tekstur rambut : agak kasar Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris Badan dorsal : coklat kelabu kehitaman Badan ventral : kelabu pucat atau putih kotor Ekor dorsal : coklat gelap Ekor ventral : coklat gelap Habitat : sawah (pertanaman padi dan tebu) pada ketinggian kurang dari 1.500 m dpl, pekarangan W : 70 – 300 g HB : 130 – 210 mm T : 110 – 160 mm TL : 240 – 370 mm E : 19 – 22 mm HF : 32 – 39 mm I : 3 mm MF : 3 + 3 pasang

Perlindungan Tanaman 14

Morfologi Tikus

Rattus exulans (Tikus Ladang) Tekstur rambut : agak kasar Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris badan dorsal : coklat kekuningan, coklat kemerahan badan ventral : kelabu putih ekor dorsal : coklat gelap ekor ventral : coklat gelap Habitat : sawah, vegetasi sekunder pada ketinggian kurang dari 1.200 m dpl W : 30 – 85 g HB : 80 – 150 mm T : 110 – 180 mm TL : 190 – 330 mm E : 16 – 20 mm HF : 22 – 28 mm I : 2 mm MF : 2 + 2 pasang

Perlindungan Tanaman 15

Morfologi Tikus

Page 6: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

6

Mus musculus (Mencit Rumah) Tekstur rambut : lembut, halus Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris Badan dorsal : coklat hitam kelabu Badan ventral : coklat hitam kelabu Ekor dorsal : coklat gelap Ekor ventral : coklat gelap Habitat : gudang, pemukiman manusia W : 8 – 30 g HB : 55 – 100 mm T : 70 – 110 mm TL : 125 – 210 mm E : 9 – 12 mm HF : 12 – 18 mm I : 1.5 mm MF : 3 + 2 pasang

Perlindungan Tanaman 16

Morfologi Tikus

Mus caroli (Mencit Ladang) Tekstur rambut : lembut, halus Bentuk hidung : kerucut Bentuk badan : silindris Badan dorsal : coklat kelabu Badan ventral : putih kelabu Ekor dorsal : coklat gelap Ekor ventral : coklat gelap Habitat : ladang W : 8 – 30 g HB : 55 – 100 mm T : 45 – 90 mm TL : 100 – 190 mm E : 9 – 12 mm HF : 12 – 18 mm I : 1.5 mm MF : 3 + 2 pasang

Perlindungan Tanaman 17

Morfologi Tikus

R. norvegicus, R. Rattus, dan M. Musculus mempunyai distribusi geografi yang menyebar di seluruh dunia sehingga disebut sebagai hewan kosmopolit

Keenam spesies lainnya mempunyai distribusi geografi hanya di sekitar Asia Tenggara dan Asia Selatan saja.

Tikus wirok, wirok kecil, tikus riul, tikus sawah, dan mencit ladang termasuk

hewan terestrial (hewan yang pandai menggali tanah) yang dicirikan dengan ekor yang pendek relatif terhadap kepala dan badan, serta tonjolan pada telapak kaki yang relatif kecil dan halus permukaannya

Tikus rumah, tikus pohon, tikus ladang, dan mencit rumah termasuk hewan

arboreal (hewan yang pandai memanjat) yang dicirikan dengan ekor yang panjang, serta tonjolan pada telapak kaki yang besar dan kasar permukaannya.

Perlindungan Tanaman 18

Morfologi Tikus

Ciri terpenting dari tikus sebagai Ordo Rodentia adalah kemampuannya untuk mengerat benda-benda keras

Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi pertumbuhan gigi serinya yang tumbuh terus menerus

Aktivitas mengerat ini juga dapat berlangsung tanpa adanya benda-benda keras, tetapi hasil pengeratannya masih kalah cepat dibandingkan dengan pertumbuhan gigi serinya Pertumbuhan gigi seri tikus yang terus menerus disebabkan oleh tidak adanya penyempitan pada bagian pangkalnya, shg terdapat celah yang memungkinkan pertumbuhan tsb

Email gigi seri tikus hanya terdapat pada satu sisi saja, yaitu sisi yang menghadap ke arah depan (ke luar). Oleh karena itu sisi yang menghadap ke arah belakang (ke dalam) lebih cepat aus dan bagian yang runcing terdapat pada sisi depan.

Perlindungan Tanaman 2

Morfologi Tikus

Page 7: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

7

Tikus tidak mempunyai gigi taring, sehingga di antara gigi seri dan geraham terdapat celah yang disebut dengan “diastema”. Celah tersebut berfungsi untuk membuang kotoran yang ikut terbawa bersama dengan pakannya masuk ke dalam mulut. Tikus mempunyai rumus gigi sebagai berikut : 1 0 0 3 1 0 0 3 x 2 = 16 I C Pm M Keterangan : I (insiciva) = gigi seri

C (canina) = gigi taring Pm (premolar)= gigi geraham depan M (molar) = gigi geraham belakang

Perlindungan Tanaman 19

Morfologi Tikus

Hewan lain yang masih berkerabat dengan tikus adalah bajing, landak, marmut, kelinci

Hewan lain yang bukan kerabat tikus, tetapi mirip dengan tikus adalah cecurut dan tupai. Keduanya termasuk ke dalam Ordo Insectivora, yang susunan gigi geligi dan tulang tengkoraknya sangat berbeda dengan tikus

Tikus putih Rattus norvegicus dan mencit putih Mus musculus yang dijadikan

hewan percobaan di laboratorium merupakan tikus dan mencit albino, yaitu sudah kehilangan pigmennya, dan sifat ini menurun pada keturunannya

Jika dibandingkan ukuran antara tikus putih dan tikus normal dari spesies yang sama, tampak bahwa tikus normal berukuran lebih besar daripada tikus putih, sebaliknya pada mencit normal berukuran lebih kecil daripada mencit putih. Hal ini adanya seleksi oleh manusia untuk memudahkan dalam menangani tikus putih dan mencit putih di lab.

Perlindungan Tanaman 20

Morfologi Tikus

Cecurut (“shrew”) dan tupai (“tree shrew”) memang mirip dengan tikus kecil atau mencit dan bajing. Jika dicermati, terdapat beberapa perbedaan yang menunjukkan bahwa cecurut dan tupai bukan dari golongan hewan pengerat Cecurut dan tupai termasuk kedalam Ordo Insectivora (insecta = serangga, vora = pemakan), yaitu kelompok hewan dengan pakan utama serangga. Beberapa perbedaan yang dapat dilihat antara cecurut dengan tikus adalah bentuk

moncong, ukuran ekor, kecepatan berjalan, kotoran (faeces), dan bau yang ditimbulkannya. Cecurut mempunyai bentuk moncong yang sangat runcing, ekor yang sangat pendek, berjalan relatif lambat, kotorannya basah, dan mengeluarkan bau saat melintas yang berasal dari kelenjar dekat lubang anusnya (kelenjar anal).

Perlindungan Tanaman 21

Morfologi Tikus

Cecurut bukan hewan pengerat, gigi seri cecurut tidak tumbuh memanjang, gigi taringnya ada, dan gigi gerahamnya lengkap Rumus gigi cecurut adalah sebagai berikut : 3 1 3 3 1 1 1 3 x 2 = 32 I C Pm M Ekor cecurut yang sangat pendek mencirikan bahwa cecurut adalah hewan yang tidak pandai memanjat, meskipun juga tidak pandai menggali tanah Kotoran yang basah menandakan bahwa pakan utama dari cecurut adalah serangga (protein hewani). Dengan demikian, kotoran yang dihasilkannya tidak kering dan keras seperti halnya pada tikus yang pakan utamanya adalah serealia Bau yang dikeluarkan oleh cecurut merupakan sarana untuk mempertahankan diri dan bertujuan untuk mengusir musuh-musuhnya.

Perlindungan Tanaman 22

Morfologi Tikus

Spesies dari cecurut rumah (“house shrew”) adalah Suncus murinus, Famili Soricidae, dengan penyebaran geografis yang cukup luas yaitu mencakup Benua Eropa, Afrika, Asia, sampai Amerika Utara Habitat cecurut adalah rumah sehingga hewan ini sudah mampu beradaptasi dengan pakan selain serangga, yaitu sisa makanan manusia sebagai hewan omnivora (omni = segala, vora = pemakan) Seperti halnya pada tikus dan mencit, pada cecurut juga ada individu yang putih (albino).

Perlindungan Tanaman 23

Morfologi Tikus

REPRODUKSI DAN PERGERAKAN

Perlindungan Tanaman 24

BIOLOGI TIKUS

REPRODUKSI Kemampuan reproduksi yang sangat tinggi, terutama bila dibandingkan dengan Mamalia lain Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor: Matang seksual yang cepat (2 – 3 bulan) Masa bunting yang singkat (21 – 23 hari) “Post partum oestrus” yaitu birahi kembali segera (24 – 48 jam) setelah melahirkan Hewan poliestrus melahirkan anak sepanjang tahun tanpa mengenal musim Melahirkan keturunan dalam jumlah yang banyak 3 – 12 ekor; X = 6 ekor/kelahiran R. argentiventer dalam keadaan pakan yang cukup kuantitas dan kualitas mampu melahirkan 16 ekor anak dan di dalam rahim mampu dikandung 18 ekor janin

Page 8: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

8

Kelahiran anak dalam jumlah yang besar dan dengan frekuensi yang tinggi ini terutama ditunjang oleh kondisi iklim/cuaca yang optimal, pakan yang melimpah, dan sarang atau tempat tinggal yang memadai (baik) Dengan ciri-ciri reproduksi tersebut di atas, maka tikus mempunyai potensi untuk meningkatkan populasi dengan cepat atau mengembalikan tingkat populasi ke keadaan semula setelah jumlahnya menurun akibat pengelolaan (peracunan/perburuan/penangkapan) oleh manusia

Pola reproduksi ini akan menunjukkan perbedaan dari tahun ke tahun, walaupun pada populasi yang sama Hal ini sangat bergantung pada keadaan iklim/cuaca, jumlah pakan dan sarang, serta pengaruh musuh alami, incl. manusia

Perlindungan Tanaman 25

BIOLOGI TIKUS

PERILAKU REPRODUKSI Tikus jantan selalu berada dalam kondisi siap kawin sepanjang tahun meskipun testis dapat dimasukkan ke rongga perut selama musim dingin (di negara dengan 4 musim) Pada musim dingin, tikus jantan biasanya sedang dalam keadaan tidak subur Namun pada cuaca yang sangat dingin, perkawinan tikus masih dapat terjadi walaupun diragukan apakah keturunannya dapat lahir dengan selamat/tidak, kecuali jika anak tikus dilahirkan di dalam rumah (“indoor”) Dalam memelihara anak-anak di awal kehidupan, tikus

betina membuat sarang di semak-semak, tajuk pohon, dalam tanah, atau dalam rumah yang tidak teratur Anak-anak tikus ini akan disusui oleh induknya sampai

umur 4 minggu (disapih)

Perlindungan Tanaman 26

BIOLOGI TIKUS

Anak tikus yang baru dilahirkan: Berwarna merah jambu (“pink”) Tidak berambut (gundul) Mata dan telinga yang masih menutup Dengan keadaan demikian, biasanya anak tikus akan memberikan tanggap terutama pada sentuhan dan panas dari tubuh induknya Bobot anak tikus saat dilahirkan 4,5 – 6,5 gram Bobot anak mencit 1,5 gram Telinga membuka umur 3 – 6 hari Mata membuka umur 14 – 16 hari Gigi seri bawah muncul umur 10 hari Gigi seri atas muncul umur 11 hari

Perlindungan Tanaman 27

BIOLOGI TIKUS

PERGERAKAN atau “MOVEMENT” Aktivitas harian tikus secara teratur bertujuan: Mencari pakan Mencari pasangan Orientasi wawasan Jarak yang ditempuh relatif sama setiap hari dan disebut daya jelajah harian (“homerange”) Selama orientasi kawasan, tikus mengenali situasi lingkungan terutama pakan yang disukainya, sumber air, dan tempat perlindungan untuk menyelamatkan diri Sifat ingin tahu dari tikus terhadap lingkungan sekitar

menjadikan tikus dapat mengenali benda-benda yang menetap dan yang baru (asing), termasuk umpan beracun dan perangkap yang dipasang manusia

Perlindungan Tanaman 28

BIOLOGI TIKUS

Sebagai mamalia berukuran kecil (“small mammals”), ruang gerak tikus tidak terlalu luas

Hal ini terjadi bila sumber pakan di sekitar tempat tinggal cukup memadai Saat pakan banyak rerata aktivitas harian tikus 30 m dan

< 200 m Pakan tikus sudah tidak mencukupi (kekeringan atau bencana alam), maka terjadi perpindahan/migrasi

yang dapat mencapai jarak >= 700 m Berdasarkan pertimbangan daya jelajah tikus, dapat diperkirakan jumlah tempat umpan yang dibutuhkan per luas tertentu dan jarak antar tempat umpan Hal ini bertujuan agar pengumpanan yang dilakukan dapat lebih efektif dan efisien

Perlindungan Tanaman 29

BIOLOGI TIKUS

KEMAMPUAN FISIK dan INDERA

Perlindungan Tanaman 30

BIOLOGI TIKUS

1. Menggali (“Digging”) R. norvegicus dan R. argentiventer (terestrial) akan segera menggali tanah jika mendapat kesempatan Tujuan membuat sarang dengan kedalaman < 50 cm R. norvegicus mampu menggali dengan kedalaman > 200 cm tanpa kesulitan, terutama pada tanah yang gembur Sistem sarang tikus di dalam tanah ini sering diperpanjang dengan membuat lorong-lorong tambahan yang saling berhubungan terutama bila populasi tikus meningkat Tikus akan membuat beberapa pintu alternatif selain satu pintu utama, dalam upaya untuk mengelabuhi musuh alaminya (ular, garangan) yang akan memangsa

Page 9: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

9

2. Memanjat (“Climbing”) R. rattus, R. tiomanicus, dan tikus arboreal lain mampu memanjat pohon, tembok yang permukaannya kasar, pipa paralon, berjalan pada seutas kawat atau tali tambang, turun dari ketinggian dengan kepala menuju ke bawah tanpa kesulitan Kemampuan tikus arboreal dalam memanjat ditunjang oleh tonjolan pada telapak kaki “footpad” berukuran lebih besar dan dengan permukaan yang lebih kasar Footpad ini masih ditambah dengan cakar atau kuku yang berguna untuk memperkuat pegangan, serta ekor sebagai alat untuk menjaga keseimbangan pada saat memanjat Ekor tikus arboreal berukuran lebih panjang daripada kepala dan badannya, sedangkan ekor tikus terestrial lebih pendek

Perlindungan Tanaman 31

BIOLOGI TIKUS

3. Meloncat (“Jumping”)

Sesuai dengan otot-otot kakinya yang relatif kuat, tikus dapat meloncat cukup baik

R. norvegicus dewasa dapat meloncat secara vertikal sampai ketinggian 77 cm, dan horizontal mencapai 240 cm

Jarak jangkauan loncatan ini akan lebih tinggi dan lebih jauh apabila dimulai dengan berlari (ancang-ancang)

M. musculus dapat meloncat vertikal sampai 25 cm

Perlindungan Tanaman 32

BIOLOGI TIKUS

4. Mengerat (“Gnawing”) Tikus dan mencit mengerat dengan bantuan bahan-bahan yang keras Aktivitas mengerat bertujuan untuk mengurangi panjang gigi serinya yang tumbuh terus menerus Menurut catatan, tikus dapat merusak bahan-bahan yang keras sampai nilai 5,5 pada skala kekerasan geologi Bahan-bahan yang dikerat termasuk kayu pada bangunan dan kayu pohon, lembaran aluminium, beton berkualitas buruk, dan aspal

Logam yang dilapisi secara galvanis dan bahan yang skala kekerasan geologi > 5,5 tidak dapat ditembus Dengan demikian, bahan-bahan tersebut sering dipakai sebagai barier atau

penghalang mekanis dari gangguan tikus

Perlindungan Tanaman 33

BIOLOGI TIKUS

5. Berenang (“Swimming”) dan Menyelam (“Diving”) Tikus pandai berenang Dalam suatu percobaan untuk melihat kemampuan tikus berenang dalam keadaan terpaksa, tikus mampu berenang selama 50 – 72 jam pada suatu bak air dengan suhu 35° C Kecepatan berenang 1,4 km/jam (tikus) 0,7 km/jam (mencit) Kemampuan menyelam yang dimiliki oleh tikus maksimum mencapai 30 detik Tikus berenang dengan menggunakan kedua kaki belakangnya dengan cara menendang secara bergantian

Perlindungan Tanaman 34

BIOLOGI TIKUS

1. Indera Penglihatan (“Vision”) Terbiasa untuk melihat di malam hari Kurang berkembang dengan baik, tetapi mempunyai kepekaan yang tinggi

terhadap cahaya

Tikus mampu untuk mengenali bentuk benda dalam cahaya yang remang-remang Tikus masih dapat mengenali bentuk benda yang ada di depannya pada jarak 10

m. Mencit sampai jarak 15 m Tikus merupakan hewan yang buta warna Sebagian besar warna ditangkap oleh penglihatan tikus sebagai warna kelabu

Perlindungan Tanaman 35

BIOLOGI TIKUS

Ada kecenderungan tikus lebih tertarik pada warna-warna kuning dan hijau terang yang ditangkap sebagai warna kelabu cerah (terang) Kenyataan ini digunakan oleh manusia untuk memberikan warna kuning atau hijau terang pada umpan beracun untuk menarik tikus, sekaligus merupakan warna yang dapat mengusir burung Walaupun demikian, beberapa ahli tikus menyatakan bahwa penambahan warna pada racun tikus sama sekali tidak memberikan dampak pada tikus untuk mendekatinya Warna tersebut diberikan sebagai tanda bahaya bagi manusia, yang biasanya dicirikan dengan warna biru, bahwa bahan tersebut beracun/berbahaya

Perlindungan Tanaman 36

BIOLOGI TIKUS

Page 10: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

10

Di laboratorium, dengan intensitas cahaya yang lemah atau dengan cahaya merah (inframerah), menyebabkan tikus lebih mudah dikendalikan atau ditangani daripada di tempat

dengan cahaya yang terang

Hal ini dimanfaatkan untuk menangani tikus yang sedang dalam penelitian

Demikian juga manusia dapat mengamati aktivitas tikus di malam hari dengan memasang kamera inframerah di tempat-

tempat dimana sering terdapat kehadiran tikus

Perlindungan Tanaman 37

BIOLOGI TIKUS

2. Indera Penciuman (“Smell”) Berkembang dengan sangat baik Hal ini ditunjukkan dengan aktivitas tikus menggerak-gerakkan kepala serta mendengus pada saat mencium bau pakan, tikus lain, atau musuh (predator) Penciuman tikus yang sangat baik ini juga bermanfaat untuk mencium urine dan sekresi genitalia dari tikus lain Tikus dapat menandai wilayah pergerakan (“home range”) dari tikus lain, mengenali jejak tikus yang masih tergolong ke dalam kelompok, serta mendeteksi tikus betina yang sedang estrus (birahi)

Perlindungan Tanaman 38

BIOLOGI TIKUS

Indera penciuman tikus yang sangat tajam ini dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk menarik atau mengusir

tikus dari suatu wilayah/tempat Salah satu contoh, untuk menarik tikus jantan dapat

digunakan bahan kimia penarik (“attractant”) yang dibuat dari senyawa kimia sintetis yang mirip dengan senyawa yang

dikeluarkan oleh tikus betina pada saat birahi Demikian juga untuk mengusir tikus, dapat digunakan bahan

kimia penolak (“repellent”) yang dibuat dari senyawa kimia sintetis yang mirip dengan senyawa bau dari predatornya.

Perlindungan Tanaman 39

BIOLOGI TIKUS

3. Indera Pendengaran (“Hearing”) Berkembang dengan sangat baik Sebagian besar hewan pengerat memiliki tanggap akustik “bimodal cochlear” yaitu ada dua puncak akustik yang dapat dideteksi oleh tikus Pertama, selang audible yaitu frekuensi 40 KHz (tikus) dan 20 KHz (mencit) Kedua, pada suara ultrasonik yaitu frekuensi 100 KHz (tikus) dan 90 KHz (mencit) Suara ultrasonik digunakan untuk komunikasi sosial, terutama tikus jantan Tikus jantan bersuara pada saat melakukan aktivitas seksual, berkelahi dengan tikus jantan lain, terutama berkaitan dengan penentuan daerah kekuasaan

Perlindungan Tanaman 40

BIOLOGI TIKUS

Anak tikus (5 – 15 hari) mengeluarkan suara frekuensi 40 – 65 KHz saat kehilangan induk, dan induknya yang masih menyusui berusaha untuk mencari Anak tikus yang baru lahir mengeluarkan suara ultrasonik sebagai reaksi terhadap lingkungan baru yang relatif dingin Hal yang sama terjadi pada saat induk sedang keluar sarang Kemampuan ini dimanfaatkan manusia untuk menarik atau mengusir tikus dengan bantuan suara ultra sonik yang direkam. Sekarang banyak dijual bebas di pasaran alat penghasil suara yang dapat digunakan untuk mengusir tikus Alat tersebut perlu diuji tingkat keberhasilan di lapang, mengingat banyak faktor yang dapat mempengaruhi, misalkan suara hewan lain (serangga, burung), pantulan suara oleh dinding gudang, serta tingkat konsistensi keluarnya suara tersebut

Perlindungan Tanaman 41

BIOLOGI TIKUS

4. Indera Perasa (“Taste”) Berkembang dengan sangat baik R. norvegicus laboratorium maupun liar, mampu membedakan umpan yang mengandung estrogen 2 ppm Tikus mampu mendeteksi dan menolak minuman yang mengandung 3 ppm phenylthiocarbamide, senyawa beracun yang pahit di lidah manusia Kemampuan tikus untuk mendeteksi zat-zat yang berasa pahit, bersifat toksik, atau berasa tidak enak berhubungan dengan penggunaan umpan beracun Kemampuan tersebut menyebabkan tikus menolak racun yang disediakan atau menimbulkan masalah dosis sub-lethal (tingkat dosis yang tidak sampai membunuh tikus yang memakan), secara akumulasi dapat menimbulkan

resistensi tikus terhadap racun tersebut

Perlindungan Tanaman 42

BIOLOGI TIKUS

Page 11: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

11

5. Indera Peraba (“Touch”) Berkembang dengan sangat baik Sangat membantu di dalam pergerakan tikus di tengah kegelapan Rambut-rambut halus dan panjang yang tumbuh di antara rambut normal pada bagian tepi dan bawah tubuh “vibrissae” dan misai untuk meraba dan memiliki tingkat sensitifitas yang tinggi Bentuk rabaan tersebut dapat berupa sentuhan dengan lantai, dinding, dan benda-benda yang ada di dekatnya Hal ini dapat membantu tikus untuk menentukan arah dan memberi tanda bahaya jika ada lubang atau rintangan di depan

Perlindungan Tanaman 43

BIOLOGI TIKUS

Tikus cenderung untuk bergerak dengan cara menyentuhkan bagian yang sensitif (vibrissae dan misai) pada permukaan vertikal suatu benda Tingkah laku demikian disebut “thigmotaksis” Tikus bergerak antar tempat melalui jalan khusus yang dirasakannya aman dan selalu diulang yang disebut dengan “runway” Tingkah laku tikus yang demikian dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam pengelolaan tikus dengan cara meletakkan perangkap atau umpan beracun pada runway tikus tersebut

Perlindungan Tanaman 44

BIOLOGI TIKUS

Perlindungan Tanaman 45

EKOLOGI TIKUS

Seperti halnya populasi hewan mamalia lain, naik-turunnya populasi tikus juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang secara umum dapat dipisahkan menjadi faktor abiotik dan faktor biotik

Faktor abiotik yang penting dalam mempengaruhi dinamika populasi tikus

adalah air untuk minum dan sarang Cuaca mempengaruhi populasi tikus secara tidak langsung yaitu dengan

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuh-tumbuhan serta hewan kecil (invertebrata) yang menjadi sumber pakan bagi tikus

Di negara 4 musim, faktor iklim menjadi faktor utama dalam mempengaruhi

populasi tikus, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi tikus Tikus riul (R. norvegicus) butuh air bebas setiap hari Mencit rumah (M. musculus) relatif lebih tahan haus dan hanya minum jika

menemukan air Fungsi sarang bagi tikus adalah tempat untuk: Melahirkan dan membesarkan anak-anaknya Menyimpan pakan yang akan digunakan pada saat sulit mencari pakan Berlindung dari pengaruh lingkungan yang tidak menguntungkan seperti

hujan, panas, dsb.

Beristirahat di siang hari Melarikan diri dari kejaran predator Dengan pola sarang yang berkelok-kelok, adanya jalan buntu, dan beberapa

pintu keluar, maka akan membuat bingung predator (ular) yang memasuki sarang

tikus

Perlindungan Tanaman 46

EKOLOGI TIKUS

Faktor biotik yang penting dalam mengatur populasi tikus: Sumber pakan yaitu tumbuhan atau hewan kecil Patogen (penyebab penyakit) dari golongan virus, bakteri, cendawan, nematoda, dsb Predator (pemangsa) dari golongan reptilia, aves, dan mamalia Kompetitor yaitu tikus lain pada saat populasi tinggi Manusia yang merupakan musuh utama tikus

Perlindungan Tanaman 47

EKOLOGI TIKUS

Diantara berbagai patogen, bakteri Yersinia pestis termasuk yang paling mematikan Patogen lain: Rickettsia typhi dan Leptospira icterohaemorrhagiae kurang berbahaya bagi tikus Patogen tersebut menyebabkan infeksi saluran pernafasan Selain itu, bakteri Salmonella sp. juga dapat menimbulkan penyakit pada tikus, tetapi pengaruh yang ditimbulkan singkat sehingga populasi tikus yang sempat turun akan cepat naik kembali ke populasi awal Bakteri Salmonella sp. juga berbahaya bagi hewan bukan sasaran dan manusia, sehingga WHO (World Health Organization) tidak merekomendasikan patogen ini untuk mengendalikan populasi tikus secara biologi

Perlindungan Tanaman 48

EKOLOGI TIKUS

Page 12: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

12

Predator tikus dapat dibedakan berdasarkan tingkat klasifikasi: Reptilia (ular dan biawak) Aves (burung hantu, elang, dan alap-alap) Mammalia (kucing, anjing, garangan, musang, rubah)

Peran predator dalam menurunkan populasi tikus tidak begitu nyata karena: Populasi predator tikus saat ini sudah jauh menurun, perlu campur tangan manusia untuk meningkatkan populasinya Tikus seringkali berada di tempat-tempat yang sukar dijangkau oleh predator Aktivitas predator banyak yang siang hari (diurnal), tidak bertemu dengan aktivitas tikus yang malam hari (nokturnal) Kemampuan predator dalam memangsa tikus relatif rendah, sehingga kalah cepat dengan jumlah tikus yang datang atau dilahirkan

Perlindungan Tanaman 49

EKOLOGI TIKUS

Khusus untuk kucing sebagai predator tikus, ada berbagai pendapat yang berbeda-beda Pendapat pertama mengatakan bahwa kehadiran atau ketidakhadiran kucing di kota tidak berpengaruh terhadap populasi tikus yang ada di situ Pendapat kedua mengatakan bahwa kehadiran kucing di lahan pertanian dapat menekan populasi tikus yang ada di situ Pendapat ketiga mengatakan bahwa kucing dapat mencegah masuknya tikus pada bangunan pertanian tetapi tidak dapat mengendalikan populasi tikus yang sudah mapan (“established”) pada bangunan pertanian tersebut.

Perlindungan Tanaman 50

EKOLOGI TIKUS

Perlindungan Tanaman

Bioekologi Hama(2)

(Landak)

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Principles of Plant Protection)

3 genus 11 spesies Penyebaran di Eropa Selatan (introduksi), Asia Selatan dan Tenggara, dan Afrika Penyebaran di Indonesia: Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara bagian Barat pada 0 - 1.000 m dpl

Perlindungan Tanaman 2

Landak

Morfologi Memodifikasi rambut menjadi duri Duri pendek pada bagian depan (anterior) dan panjang pada bagian belakang (posterior) Bobot tubuh 8 – 10 kg T < ½ HB Ekor pendek 60 – 110 mm Berukuran besar, tubuh pendek dan gemuk Kaki pendek, 5 jari kaki depan dan 5 jari kaki belakang Telapak kaki halus

Perlindungan Tanaman 2

Landak

Rumus gigi : 1 0 1 3 1 0 1 3 x 2 = 20 Pm dan M pipih dengan pola email yang bergelombang Akar gigi kurang berkembang Mahkota gigi sedang atau berkembang dengan baik Betina dengan 2 – 3 pasang puting susu di bagian lateral

Perlindungan Tanaman 3

Landak

Page 13: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

13

Biologi Habitat adalah gurun, savana, sampai dengan hutan Hidup di dalam liang, biasanya liang dibuat di bawah rimbunan semak, di gua-gua, tanah-tanah yang pecah, lubang yang digali oleh hewan lain, dan lubang yang diperlebar oleh landak Hewan terestrial Berjalan dengan telapak kakinya, dengan tumit menyentuh permukaan tanah Pada saat berjalan menggerakkan durinya, dan saat bahaya melekatkan kakinya Hama pertanian pada tanaman ubi kayu dan ubi jalar

Perlindungan Tanaman 4

Landak

Cara merusak umbi dengan jalan menggali tanah, sampai terlihat umbi yang dicari, lalu dimakan Lahan berkadar kapur tinggi akan mendapat serangan yang lebih parah, karena landak membutuhkan kapur untuk pertumbuhan duri atau untuk mengganti duri yang lepas Pakan utama berupa vegetasi seperti akar-akaran, kulit batang, buah-buahan yang jatuh, kadang juga makan bangkai hewan dan mengerat tulang, terutama untuk memenuhi kebutuhan akan unsur Ca

Perlindungan Tanaman 5

Landak

Landak aktif mencari pakan pada malam hari (nokturnal) Indera penglihatan kurang tajam, tetapi indera pendengaran dan penciumannya sangat tajam Landak mampu berlari ke belakang atau ke samping dengan cepat, hal ini dimaksudkan untuk melindungi dirinya dari predator atau musuhnya Landak merupakan hewan gregarius, hidup berkelompok sampai 10 ekor di dalam satu lubang Perilaku di kurungan sangat bervariasi tergantung dari spesies dan individu, mulai dari malu, nervous, sampai jinak

Perlindungan Tanaman 6

Landak

Segi reproduksi belum banyak diketahui Beranak hanya 1 – 2 ekor per kelahiran, 1x/tahun Saat lahir, mata anak landak sudah membuka, dengan rambut-rambut yang lembut dan pendek Beberapa minggu kemudian, rambut mulai mengeras, dan anak mulai meninggalkan sarang bersama dengan induk Umur maksimum di dalam kurungan adalah 27 tahun Hal lain yang perlu mendapat perhatian untuk diteliti adalah Habitat, dinamika populasi, dan pengaruh faktor fisik & biologi terhadap perikehidupan

Perlindungan Tanaman 7

Landak

Perlindungan Tanaman

BAJING

Bioekologi Hama(2)

(Bajing)

Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman (Principles of Plant Protection)

Bajing, Squirrels, Chipmunks, Marmots, dan Prairie Dogs

51 genus, 272 spesies Penyebaran di seluruh dunia, kecuali di Australia, Madagaskar, Amerika Selatan bagian selatan, dan padang pasir Arab dan Mesir

Perlindungan Tanaman 2

BAJING

Page 14: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

14

Morfologi Umum Kepala seperti kerucut terpotong (tajam) atau agak tumpul Mata besar dan bulat Telinga besar atau sedang Jumlah gigi bervariasi tergantung dari spesies 1 0 1-2 3 1 0 1 3 x 2 = 20 – 22 buah Molar berakar tetapi mempunyai mahkota yang rendah Molar rahang atas mempunyai 4 bukit melintang, masing-masing dengan bagian yang menonjol pada bagian tepi Molar rahang bawah kehilangan bentuk dasarnya yang dikelilingi oleh cusps, biasanya 1 pada setiap sudut

Perlindungan Tanaman 3

BAJING

Pada genus Rhinosciurus insiciva dimodifikasi sebagai struktur seperti forceps untuk memegang serangga, molar sederhana Tengkorak mempunyai postorbital proses yang berkembang dan interval yang lebar di antara orbits Badan berbentuk silindris Ekor pendek sampai panjang dan berambut tebal & panjang Rumus puting susu 1 + 2 pasang = 6 buah Warna rambut bervariasi tergantung dari spesies Tekstur rambut halus atau lembut, tebal, dan berukuran relatif panjang

Perlindungan Tanaman 4

BAJING

Kaki relatif besar dengan “footpads” atau tonjolan pada telapak kaki yang relatif besar dan permukaannya kasar, fungsi sebagai alat bantu untuk memanjat pohon (arboreal) Kaki belakang tidak lebih dari 2 x kaki depannya Kaki belakang dengan 5 jari, kaki depan dengan 4 jari Ukuran sangat beragam, dari 10 g (Tropical Pygmy Squirrel) sampai 7.500 g (marmots) Ratufa adalah genus arboreal yang terbesar

Perlindungan Tanaman 5

BAJING Pada bajing terbang terdapat gliding membrane berambut di sepanjang sisi tubuh dari lengan sampai ke kaki, beberapa jenis membran ini berkembang sampai ke leher dan ekor Pada permukaan luar sisi membran, ditambahkan dengan tangkai/batang tulang rawan yang berfungsi sebagai spreader atau pengembang Membran ini terdiri dari otot yang dapat diregangkan atau dikendurkan dengan sesukanya Arah melayang dikendalikan oleh regangan membran dan kemiringan ekor Terbagi atas dua sub-famili, yaitu Sciurinae dan Petauristinae

Perlindungan Tanaman 6

BAJING

Ket. Sciurinae Petauristinae

Nama Bajing Loncat Jumping Squirrel

Bajing Terbang Flying Squirrel

Aktivitas Siang (diurnal) Malam (nokturnal)

Perilaku Arboreal dan terestrial Arboreal

Gelambir Tidak punya Mempunyai

Pergerakan Melompat Terbang/meluncur

Status Hama (sebagian) Bukan hama

Habitat Hutan sekunder, pemukiman manusia, perkebunan

Hutan primer, hutan sekunder

Genus Callosciurus, Lariscus Sundasciurus, Menetes,

Rhinosciurus, Ratufa

Petaurista, Aeromys Hylopetes, Belomys,

Petinomys

Perlindungan Tanaman 7

BAJING Bio-ekologi

Pakan Pakan utama adalah tumbuh-tumbuhan (nabati) Pucuk-pucuk, ranting, cabang, dan buah-buahan pohon hutan Bajing juga makan pucuk, ranting, cabang, dan buah dari perkebunan: kelapa, kelapa sawit, kakao, kopi dan hortikultura: pepaya, pisang, mangga, jambu, rambutan Bajing juga membutuhkan pakan hewani, merupakan hewan omnivora (pemakan segala) Hewan yang biasa dimakan adalah: Serangga, moluska, cacing, dan hewan kecil lainnya

Perlindungan Tanaman 8

BAJING

Page 15: Bioekologi Hama Pertanian: Ordo Rodentia

15

Jenis tertentu seperti Rhinosciurus adalah pemakan serangga

Untuk pakan yang masih berada pada pohonnya, bajing menggunakan kedua kaki depan untuk meraih dan

memegang makanan, sedangkan kedua kaki belakang berpegang pada bagian pohon (ranting atau cabang)

Untuk pakan yang tidak berada di pohon, misalnya serangga, bajing menggunakan kedua kaki depan untuk

memegang makanan, sedangkan kedua kaki belakang digunakan untuk berpijak pada tanah atau batang pohon

Perlindungan Tanaman 9

BAJING Reproduksi

Masa bunting adalah 1 bulan Jumlah anak yang dilahirkan 1 - 4 ekor, rerata 2 – 3 ekor, tergantung dari keadaan makanan Lama hidup maksimum di dalam kurungan adalah 10 tahun Bajing terestrial dapat mengalami dormansi pada saat-saat tertentu (hibernasi), bahkan sampai 6 bulan Musim kawin segera terjadi sesaat setelah usai hibernasi

Perlindungan Tanaman 10

BAJING

Aktivitas Rerata home range dalam sehari 1.5 ha, max. 4 ha Hewan ♂ mempunyai daerah jelajah yang lebih luas (biasanya mencapai 2x lipat) daripada hewan ♀ Setiap individu bajing mempunyai daerah jelajah yang tetap Sarang biasanya berada di pohon, yaitu:

pada bagian tajuk (dedaunan) batang yang dilubangi atau batang yang berlubang daun-daun yang dijalin di sela-sela dahan dan percabangan pohon celah antar daun kelapa buah kelapa yang sudah kosong

Perlindungan Tanaman 11

BAJING

Bajing terestrial (tanah) membuat sarang: di dalam tanah pada batang pohon yang melapuk pada semak belukar dengan cara menjalin daunnya Hewan yang aktif dan terampil bergerak di pepohonan, jika terjatuh dari pohon jarang terluka (ketinggian 180 m) Sebagian besar bajing pohon mempunyai kecenderungan untuk melayang Pada saat melayang, kedua pasang kaki dikembangkan lebar-lebar, tubuh dikembangkan dan dipipihkan, ekor dikeraskan dan ditekuk

Perlindungan Tanaman 12

BAJING

Posisi tersebut akan memperlebar bagian bagian yang kontak dengan udara, dan untuk menetralisir gaya gravitasi Ekor juga difungsikan sebagai mantel/jubah, pada saat istirahat ekor dililitkan atau dibelitkan di tubuh Petaurista dapat melayang sampai sejauh 450 m Bajing tanah makan tetumbuhan yang tumbuh dekat dengan permukaan tanah Bajing tanah kadang mengalami populasi yang melimpah yang berpotensi sebagai hama. Demikian juga dengan sarang di dalam tanah yang dapat merusak sistem irigasi dan menyebabkan erosi tanah, tetapi hewan ini juga makan berbagai jenis gulma dan serangga hama (musuh alami)

Perlindungan Tanaman 13

BAJING Peran Ekonomi

Kerusakan pada buah kelapa menimbulkan gejala yang khas, yaitu sabut kelapa dirusak secara tidak beraturan, dan tempurung kelapa dilubangi dengan lubang yang berbentuk lingkaran dengan diameter < daripada kerusakan pada sabut Buah kelapa yang dirusak ini biasanya terdapat pada bagian ujung buah (bajing dapat menyeimbangkan posisi tubuhnya pada saat makan buah kelapa), dan biasanya buah kelapa sudah tua, sehingga sabut dan tempurungnya sudah keras Bagian yang dirusak oleh bajing pada pohon kelapa sawit, kakao, dan kopi adalah bagian batang atau buahnya, dengan intensitas kerusakan yang relatif rendah Pada hortikultura, bagian yang diserang adalah buah, terutama buah yang sudah masak

Perlindungan Tanaman 14

BAJING