Biodisel

42
BAB I PENDAHULUAN I.1 Sejarah Biodiesel Sejarah Biodiesel Negara-negara Eropa umumnya menggunakan biodiesel yang terbuat dari minyak rapeseed, sedangkan Amerika Serikat menggunakan biodiesel yang berbahan baku minyak kedelai. (Husein.2008) Biodiesel telah dikenal di Afrika Selatan sebelum perang dunia ke II yaitu sebagai “Power Heavy-Duty Vehicle”. Perhatian ekonomi domestik dan lingkungan belakangan ini telah mempercepat munculnya penggunaan biodiesel setelah perang dunia. Pada tahun 1991, masyarakat Eropa mengajukan potongan pajak 90% untuk penggunaan biofuel, termasuk biodiesel. Pabrik biodiesel sekarang telah dibangun di beberapa negara di Eropa, setiap pabrik akan memproduksi 5,7 juta liter (1,5 juta galon) per tahun. Di Amerika Serikat biodiesel telah dikomersialkan dan Procter & Gamble Co, merupakan salah satu pabrik yang memproduksi biodiesel (soybean oil). Beberapa program telah diimplementasikan di negara ini meliputi lebih dari 200 kendaraan seperti bus, truk, peralatan bangunan dan motor boat menggunakan bahan bakar biodiesel. Penggunaan biodiesel di Indonesia sudah ada sejak masa penjajahan Jepang , pada saat itu biodiesel yang dihasilkan berasal dari jarak pagar tetapi pemanfaatannya bukan untuk bahan 1 Pembuatan Biodiesel dari Biji Jarak Proses Industri Kimia I 2014

description

biodisel

Transcript of Biodisel

BAB IPENDAHULUAN

I.1 Sejarah BiodieselSejarah Biodiesel Negara-negara Eropa umumnya menggunakan biodiesel yang terbuat dari minyak rapeseed, sedangkan Amerika Serikat menggunakan biodiesel yang berbahan baku minyak kedelai. (Husein.2008) Biodiesel telah dikenal di Afrika Selatan sebelum perang dunia ke II yaitu sebagai Power Heavy-Duty Vehicle. Perhatian ekonomi domestik dan lingkungan belakangan ini telah mempercepat munculnya penggunaan biodiesel setelah perang dunia. Pada tahun 1991, masyarakat Eropa mengajukan potongan pajak 90% untuk penggunaan biofuel, termasuk biodiesel. Pabrik biodiesel sekarang telah dibangun di beberapa negara di Eropa, setiap pabrik akan memproduksi 5,7 juta liter (1,5 juta galon) per tahun. Di Amerika Serikat biodiesel telah dikomersialkan dan Procter & Gamble Co, merupakan salah satu pabrik yang memproduksi biodiesel (soybean oil). Beberapa program telah diimplementasikan di negara ini meliputi lebih dari 200 kendaraan seperti bus, truk, peralatan bangunan dan motor boat menggunakan bahan bakar biodiesel. Penggunaan biodiesel di Indonesia sudah ada sejak masa penjajahan Jepang , pada saat itu biodiesel yang dihasilkan berasal dari jarak pagar tetapi pemanfaatannya bukan untuk bahan bakar mesin motor melainkan sebagai pengganti minyak tanah sebagai bahan bakar penerangan. Perkembangan biodiesel dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini masih sebatas penelitian, meskipun ada pabrik itupun masih dalam skala kecil. Berbeda dengan negara Brazil yang telah mengembangkan dan mendirikan pabrik biodiesel untuk di produksi sacara masal dan komersial untuk kebutuhan energi dalam negerinya. Kendala yang dihadapi oleh Indonesia adalah belum adanya kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai sumber energi alternatif misalnya biodiesel sebagai sumber energi yang komersial, namun sejak kelangkaan dan melonjaknya harga BBM dunia yang menyebabkan Indonesia menjadi negara net importir sehingga mengakibatkan pemerintah gencar mengkampanyekan hemat BBM dan pemakaian sumber-sumber energi alternatif terbarukan, misalnya biodiesel dari biji jarak.

I.2 Jenis-Jenis Feed StockBanyak macam biodiesel seperti diuraikan secara singkat dibawah, diproduksi diberbagai Negara, begantung pada jenis feedstock nya yang digunakan, antara lain :

I.2.1. Coconut BiodiselCoconut biodiesel adalah istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari coconut oil. Biodiesel ini biasanya digunakan di beberapa Negara di eropa, Thailand, Canada dan amerika serikat. Di Indonesia, tipe biodiesel ini belum banyak di produksi dan dikenal sebagai cocodiesel. Cocodiesel yang tidak melalui trans esterification bukanlah biodiesel. Istilah kimia yang biasa diguanakan untuk biodiesel terbuat dari coconut oil ini adalah coconut methyl ester yang biasa disingkat CME.

I.2.2. Soy DieselIstilah pemasaran untuk biodiesel di amerika serikat yang diproduksi dari soy bean oil. Soybean oil or soy or soy oil adalah vegetable oil berwarna kuning muda yang diekstrak/dipres dari kacang kedelai (soybean/ soya bean). Soybean/ soya bean oil ini banyak diproduksi di amerika serikat dan mendomonasi sebagai suatu biodiesel feedstock. Istilah lain dari biodiesel feedstock. Istilah lain dari biodiesel ini adalah methyl soyate atau soy bean biodiesel atu soy biodiesel. Istilah kimia yang bia di gunakan sa digunakan untuk tipe biodiesel ini adalah soy menthyl esters yang juga biasa di singkat sebagai SME atau SOME atau soybean oil methyl esters (SME) atau soybean menthyl esters(SOME).

I.2.3. Palm BiodiselIstilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari palm oil. Saat ini, palm oil adalah vegetable oil yang amat berlimpah-limpah di asia tenggara. Istilah kimia yang biasa digunakan untuk palm fatty acid methyl ester atau palm oil menthyl ester. Biosolar yang dipasarkan pertamina adalah campuran dari palm diesel dan petrodiesel.

I.2.4. Jatropha BiodieselIstilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari jatropha curcas oil atau jatropha oil. Jatropha methyl ester adalah istilah kimia untuk jatropha biodiesel.

I.2.5. Rape/rapeseed BiodieselIstilah pemasaran yang biasa digunakan untuk biodiesel yang terbuat dari rape/rapessed oil. Rape menthyl ester (RME) atau rapessed oil menthyl ester biasa disingkat sebagai RME adalah istilah kimia untuk rape/rapeseed biodiesel. Rape/rapeseed biodiesel adalah biodiesel yang paling umum digunakan di eropa. Scania telah menggunakan tipe biodiesel ini.

I.2.6. Peanut Biodiesel Istilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari peanut oil. Peanut methyl ester adalah istilah kimia untuk peanut biodiesel.

I.2.7. Sunflower BiodieselIstilah pemasaran untuk biodiesel yang diproduksi dari sunflower oil. Sunflower biodiesel banyak diproduksi di eropa selatan.Gambar I.1 Jenis-Jenis Feed Stock

I.3 Metode ProduksiProses produksi biodiesel mempunyai beberapa metode yaitu :

I.3.1 Metode Mikro ElmusiMetode mikro emulsi merupakan salah satu upaya untuk menurunkan viskositas minyak nabati. Metode ini dilakukan dengan melarutkan minyak nabati ke dalam larutan methanol, ethanol atau 1-buthanol, tetapi menurut hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan alkohol yang digunakan sebagai pengemulsi cukup besar, sehingga dapat menaikkan volatilitas dan menurunkan titik nyala.

I.3.2 Metode PirolisisPirolisis adalah proses dekomposisi minyak nabati secara termal atau dapat juga menggunakan bantuan katalis untuk memutuskan rantai hidrokarbon. Pemutusan rantai minyak nabati secara katalik dilakukan dengan menggunakan katalis yang biasa digunakan pada pemutusan rantai minyak bumi, yaitu SiO2 atau Al2O3 pada temperatur 450OC. Produknya kemudian difraksionasi untuk menghasilkan biodiesel dan biogasoline. Pada pemutusan rantai katalik, temperature mempengaruhi selektivitas produk. Semakin tinggi temperatur, fraksi ringan yang dihasilkan semakin banyak.Keuntungan produk biodiesel dari metode ini adalah adanya kemiripan dengan struktur bahan bakar diesel dari minyak bumi, tetapi kelemahan metode ini adalah karena prosesnya tidak boleh terdapat oksigen, maka bahan bakar yang dihasilkan tidak teroksigenasi dan peralatan yang digunakan pada metode ini relatif mahal.

I.3.3 Metode TransesterifikasiProses transesterifikasi adalah suatu proses reaksi kimia yang mempunyai sifat yang kuat dan umum dimana alkohol monohydroxy linier bereaksi dengan trigliserida, dimana trigliserida dari zat asam yang mengandung lemak, dimasukkan ke dalam katalisator. Unsur alkohol yang digunakan dalam proses ini adalah methanol dan katalisatornya adalah NaOH. Kadar alkohol dalam proses transesterifikasi adalah penting untuk memutuskan gliserin dengan asam lemak. Reaksi transesterifikasi dengan katalis alkali lebih cepat dan lebih sering digunakan secara komersil dibandingkan dengan katalis asam.Mekanisme reaksi transesterifikasi dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama adalah penyerangan ikatan karbonil pada trigliserida oleh anion dari alkohol dan membentuk zat antara tetrahedral. Pada tahap kedua, zat antara tetrahedral bereaksi dengan alkohol dan terbentuk anion dari alkohol. Pada tahap akhir, zat antara tetrahedral mengalami transfer proton sehingga terbentuk ester dan alkohol.Ada beberapa proses transesterifikasi adalah sebagai berikut :I.3.3.1 Proses transesterifikasi dengan proses batchProses ini menggunakan unit operasi dua tahap secara batch, tiap tahap terdiri atas tangki reaktor dan tangki pengendapan sehingga sering disebut sistem pencampuran dan pengendapan. Kelebihan proses ini adalah kualitas produk yang didapat cukup baik, tetapi produksi methyl esternya tidak kontinyu.I.3.3.2 Proses transesterifikasi kontinyuProses ini menggunakan kolom reaktor sentrifugal. Proses ini terdapat dua siklus tertutup, yaitu tertutup alkohol dan siklus tertutup air untuk ekstraksi gliserol dan pemurnian dengan pencucian dari ester.I.3.3.3 Proses transesterifikasi HenkelProses ini menggunakan reaktor dari tangki pengendapan. Kondisi operasinya pada tekanan 9000 Kpa dan temperatur 240OC. Kelebihan proses ini adalah kualitas methyl ester relatif baik dengan tingkat kemurnian tinggi dan warna minyak yang terang. Kekurangannya adalah konsumsi energi yang besar.Pada dasarnya, proses transesterifikasi bertujuan untuk menghilangkan kandungan gliserin dalam minyak nabati karena jika dipanaskan, gliserin akan membentuk senyawa akrolein dan terpolimerisasi menjadi senyawa plastis yang agak padat dan proses ini bertujuan juga untuk menurunkan viskositas minyak nabati.

I.4 Manfaat BiodieselManfaat produk biodiesel ini untuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama didunia. Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan jenis Bahan Bakar Nabati (BBN) yang dapat menggantikan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Solar tanpa memerlukan modifikasi pada mesin dan menghasilkan emisi yang lebih bersih. dengan keuntungan yaitu:I.4.2 Emisi pembakarannya yang ramah lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak mengandung SOxI.4.3 Lebih aman dalam penyimpanan karena titik kilatnya lebih tinggiI.4.4 Bahan bakunya terbaharukanI.4.5 Tidak mengandung sulfur dan benzene yang mempunyai sifat karsinogenI.4.6 Menambah pelumasan mesin yang lebih baik daripada solar sehingga akan memperpanjangan umur pemakaian mesin.I.4.7 Angka setana tinggi

I.5 Aspek Keekonomiaan ProdukMenurut sebuah studi oleh Drs . Van Dyne dan Raymer untuk Tennessee Valley Authority, pertanian rata-rata AS mengkonsumsi bahan bakar sebesar 82 liter per hektar ( 8,75 US gal / acre ) tanah untuk memproduksi satu jenis tanaman . Namun, tanaman rata-rata rapeseed menghasilkan minyak pada tingkat rata-rata 1.029 L / ha ( 110 US gal / acre ) , dan bidang rapeseed hasil tinggi menghasilkan sekitar 1.356 L / ha ( 145 US gal / acre ) . Rasio input ke output dalam kasus ini adalah sekitar 1:12.5 dan 1:16.5 . Fotosintesis dikenal memiliki tingkat efisiensi sekitar 3-6 % dari total radiasi matahari [ 38 ] dan jika seluruh massa tanaman yang digunakan untuk produksi energi , efisiensi keseluruhan rantai ini saat ini sekitar 1 % [ 39 ] Sementara ini mungkin buruk dibandingkan dengan sel surya yang dikombinasikan dengan drive train listrik , biodiesel lebih murah untuk menyebarkan ( sel surya biaya sekitar US $ 1.000 per meter persegi ) dan transportasi ( kendaraan listrik memerlukan baterai yang saat ini memiliki kepadatan energi yang jauh lebih rendah daripada bahan bakar cair ) .Namun, statistik ini sendiri tidak cukup untuk menunjukkan apakah perubahan tersebut masuk akal ekonomi . Faktor-faktor tambahan harus diperhitungkan , seperti : setara bahan bakar dari energi yang dibutuhkan untuk pengolahan , hasil bahan bakar dari minyak mentah , kembali pada budidaya makanan , efek biodiesel akan memiliki pada harga pangan dan biaya relatif biodiesel dibandingkan petrodiesel .Perdebatan mengenai keseimbangan energi biodiesel sedang berlangsung . Transisi sepenuhnya untuk biofuel bisa membutuhkan saluran besar tanah jika tanaman pangan tradisional yang digunakan ( meskipun tanaman non pangan dapat dimanfaatkan ) . Masalahnya akan sangat berat bagi negara-negara dengan ekonomi besar, karena skala konsumsi energi dengan output ekonomi .Jika hanya menggunakan tumbuhan makanan tradisi, kebanyakan negara tidak memiliki tanah yang mencukupi bagi menghasilkan bahanapi bio bagi kenderaan negara. Negara dengan ekonomi lebih kecil (dengan itu kurang penggunaan tenaga) dan lebih banyak kawasan pertanian berada dalam keadaan lebih baik, sungguhpun kebanyakan kawasan tidak mampu mengalih tanah dari oenghasilan makanan.Untuk negara-negara dunia ketiga, sumber biodiesel yang menggunakan lahan marginal bisa lebih masuk akal; misalnya, kacang minyak honge ditanam di sepanjang jalan atau jarak pagar yang ditanam di sepanjang jalur rel.Di kawasan tropika, seperti Malaysia dan Indonesia, minyak kelapa sawit ditanam pada kadar pantas bagi memenuhi permintaan biodiesel di Eropa dan pasaran lain. Ia telah dianggarkan di Jerman bahawa kos pengeluaran minyak biodiesel kelapa sawit hanyalan satu per tiga kos pengeluaran biodiesel rapeseed. Sumber langsung bagi kandungan tenaga biodiesel merupakan tenaga suria yang diambil oleh tumbuhan semasa fotosintesis. Berkenaan imbangan tenaga positifbiodiesel:Apabila jerami ditinggalkan di ladang, pengeluaran biodiesel amat tenaga positif, menghasilkan 1 GJ biodiesel bagi setiap 0.561 GJ kemasukan tenaga (pecahan hasil/kos 1.78).Apabila jerami dibakar sebagai bahan api dan sisa oilseed digunakan sebagai baja, hasil/kos bagi pengeluaran biodiesel lebih baik (3.71). Dalam kata lai, bagi setiap unit kemasukan tenaga bagi menghasilkan biodiesel, output adalah 3.71 units (perbezaan 2.71 unit datangnya dari tenaga suria).

BAB IIDESKRIPSI PROSES

II.1 Metode Pembuatan DiodieselPada makalah ini dbahas poses pembuatan biodiesel dengan menggunakan metode transesterifikasi. Metode transesterifikasi adalah metode yang sering digunakan karena relatif sederhana tanpa membutuhkan peralatan yang rumit dan juga bahan bahan yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah. Pembuatan biodiesel ini juga menggunakan bahan baku tumbuhan biji jarak. Penggunaan biodiesel dari tanaman Jarak Pagar membuka kemungkinan penanaman kembali lahan-lahan kritis yang ada di Indonesia, karna tanaman jarak dapat hidup didaerah yang kering dan kurang subur. Tanaman ini tahan terhadap hama dan sangat produktif dengan varietas tertentu mampu menghasilkan sampai dengan 4 kg biji per tanaman per tahun dan dapat dipanen terus-menerus selama 50 tahun.

II.2 Spesifikasi Bahan Baku UtamaBahan baku utama dalam produksi biodiesel ini adalah biji jarak pagar yang mana sebagai minyak nabati yang memiliki komposisi asam lemak lebih tinggi jika dibandingkan dengan minyak nabati lainnya. Selain itu juga sumber minyak nabati ini mudah sekali diperoleh, proses pembuatan produk biodiesel mudah dan cepat, dan tingkat konversi minyak nabati menjadi biodiesel tinggi (mencapai 95%).

II.2.1 Asal-usul dan Ciri Morfologi dari Jarak PagarTanaman jarak pagar mempunyai nama latin Jatropha Curcas L mulai banyak ditanam di Indonesia semenjak masa penjajahan Jepang. Pada waktu itu rakyat diperintah oleh pemerintah Jepan untuk membudidayakan tanaman jarak. Hasilnya yang berupa biji digunakan untuk membuat bahan bakar bagi pesawat-pesawat tempur Jepang. Namun diperkirakan asalnya dari Amerika Latin, menyebar ke Afrika kemudian keseluruh penjuruh dunia. Karena sudah lama ada di berbagai daerah Indonesia, tanaman ini mempunyai banyak nama daerah yaitu antara lain: Jarak kosta/jarak budge (Sunda), jarak gundul/jarak pager (Jawa), kalekhe paghar (Madura), jarak pager (Bali), lulu mau/ paku kase/jarak pageh (Nusa Tenggara), jarak wolanda /bindalo /bintalo /kadata (Maluku). Tanaman jarak pagar satu famili dengan karet dan ubi kayu, dengan klasifikasi sebagai berikut :Kingdom : PlantaeSubkingdom : Tracheobionata (tumbuhan Vaskular)Superdivisio : Spermathophyta (tumbuhan berbiji)Divisio : Magnoliophytha (tumbuhan berbunga)Classis: DicotyledoneaeSubclassis : RosidaeOrdo : EuphorbialesFamilia : EuphorbiaceaeGenus : Jatropha LSpesies : Jatropha Curcas, L.

Tinggi tanaman pada kondisi normal adalah 1,5-5 meter. Percabangannya tidak teratur dengan ranting bulat dan tebal. Kulit batang berwarna keabu-abuan atau kemerahmerahan. Apabila ditoreh, batang mengeluarkan getah seperti lateks berwarna putih atau kekuning-kuningan. Secara umum ciri morfologi dapat dilihat sebagai berikut:II.2.1.1 Akar jarak pagarTanaman jarak pagar yang berasal dari biji memilikiakar tunggang. Tiap tanaman umurnya memiliki 3-5 akar tunggang. Saat biji berkecambah muncul 3-5 helai akar. Saat tanaman sudah dewasa, akar tersebut selanjutnya berkembang menjadiakar tunggang yang cukup dalam dan terlihat tebal. Akar tunggang akan bercabang-cabang membentuk akar lateral yang tumbuh melebar kesamping dengan rambut-rambut akar yang cukup banyak. Akar-akar muda dapa menyebar antara 0,5 m sampaibeberapa meter dari pokok tanaman.II.2.1.2 Batang tanaman jarak pagarHabitus tanaman jarak pagar secara umum adalah berupa perdu atau pohon kecil dengan tinggi dapat mencapai 7 m, bercabang-cabang tidak teratur dengan ranting bulat dan tebal. Batangnya berkayu, silindris, dan memiliki tonjolan-tonjolan bekas tangkai daun yang gugur. Diameter pangkal batang sekitar 5-7 cm. Jika terluka atau dipatahkan maka batangnya akan mengeluarkan getah putih, kental dan agak keruh seperti lateks. Batangnya beruas-ruas. Pada setiap ruas terdapat titik tumbuh daun atau cabang. Panjang masing-masing ruas tergantung varietasnya.II.2.1.3 Daun jarak pagarDaun pohon jarak pagar berupa daun tunggal, tersebar disepanjang batangnya. Permukaan atas dan bawah daun berwarna hijau, tetapi permukaan bagian bawah lebih pucat dibandingkan permukaan atas. Daun lebar berbentuk jantung atau bulat telur melebar. Dengan panjang helai daun 6-16 cm dan lebar yan hampir sama yaitu 5-15 cm. Helai daun bertoreh, berlekuk, bersudut tiga atau lima. Pangkal daun berlekuk dan ujungnya meruncing, tulang daun menjari dengan 5-7 tulang utama, tangkai daun panjang sekitar 4-15 cm.II.2.1.4 Bunga jarak pagarBunga jarak pagar termasuk bunga majemuk berbentuk malai, berwarna kuning kehijauan, berkelamin tunggal dan berumah satu. Bunga jantang dan bunga betina tersusun dalam rangkaian berbentuk cawan, muncul di ujung batang atau ketiak daun. Bunga betina bertangkai tebal dan berambut seperti sarang laba-laba. Ukurannya lebih besar daripada bunga jantan. Kelopak bunga ada 5 buah berbetuk bulat telur, panjang sekitar 4 mm. Benang sari mengelompok pada pangkal dan berwana kuning. Bunganya mempunyai 5 mahkota berwarn keungua.II.2.1.5 Buah jarak pagarBuahnya berupa buah korak berbentuk bulat telur, diameter 2-4 cm. Buah yang masih muda berwarna hijau. Jika sudah masak buahnya berwarna kuning. Buah jarak memiliki tiga ruang yang masing-masing berisi satu biji. Bijinya berbentuk bulat lonjong dengan warna coklat kehitaman. Biji-biji inilah yang nbanyak mengandung minyak dengan rendemen sekitar 30%-40% dan mengandung racun (toxin) sehingga tidak dapat dimakan. Buah jarak pagar terbentuk setelah terjadinya penyerbukan bunga betina oleh serbuk sari bunga jantan. Penyerbukan dapat terjadi secara alami dengan bantuan serangga, misalnya kupu-kupu atau lebah madu. Buah jarak pagar muncul pada musim kering, pada saat daun banyak yang kering berguguran.

II.2.1.6 Biji jarak pagarBiji jarak berbentuk bulat panjang. Ukuran panjang rata-rata berkisar 11-30 mm dan lebar berkisar 7-11 mm. Biji jarak pagar bercangkang tipis. Biji yang belum tua berwarna cokelat cerah dengan permukaan biji yang halus.cangkang yang sudah tua akan berwarna hitam kotor. Apabila mengering, cangkang penuh dengan retak-retak kecil. Jika kulit buah telah kering, biji dapat terlepas sendiri dari buahnya. Biji matang ditandai dengan perubahan warna kulit buah menjadi kuning.

II.2.2 Minyak Jarak PagarPada proses pembuatan biodiesel, minyak dari tumbuhan jarak pagar yang akan digunakan sebagai bahan baku. Minyak jarak pagar diperoleh dengan mengempa biji jarak dan bila perlu diikuti dengan ekstraksi menggunakan metanol. Ditinjau dari susunan kimianya minyak jarak adalah trigleserida yang terdiri atas beberapa asam lemak, sebagaimana yang telihat dalam tabel berikut ini:Tabel II.1 Komposisi Asam Lemak TrigleseridaNoKomposisiPresentase (%)

1Asam risinolet89.5

2Asam linoleat4.2

3Asan linolenat0.3

4Asam oleat3.0

5Asam palmitat1.0

6Asam stearate1.0

7Asam eikosanoat0.3

8Bahan tak tersabungkan0.7

Asam lemak yang paling banyak terdapat yaitu asam risinoleat (12-hidroksi-9.10- asam oktadekanoat C18H34O3 ) memberikan pengaruh terbesar pada sifat-sifat minyak jarak. Minyak jarak beracun sehingga tidak dapat dikonsumsi manusia. Sifat toksin minyak jarak dikarenakan kandungan risin suatu protein labil panas dan risin suatu alkaloid beracun. Adapun properti dari minyak jarak dapat dilihat dalam tabel dibawah ini:

Tabel II.2 Properti Minyak JarakNoPropertyValue

1Acid Value2.0

2ClarutyClear

3Gardner colormax2

4Hidroxy valeA60-a68

5Loss on heating max, %0.2

6Nafrative index oC1.4764-1.4778

7Samponification value178-184

8Solubility in alcoholComplete

9Sp gr. 25/250.957-0.961

10Unsomponifiable max, %0.7

11Viscosity cm2/s6.5-8.0

12Iodine value84-88

13Flash point oC230

14Pour point oC-23

Adapun kandungan senyawa yang terdapat dalam daging jarak pagar adalah dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :Tabel II.3. Kandungan Senyawa dalam Biji JarakSenyawaKandungan (%)

Minyak/lemak38

Protein18

Serat15.5

Air6.2

Abu5.3

Karbohidrat17

II.3 Spesifikasi Bahan PenunjangII.3.1 MetanolMetanol adalah alkohol yang paling sederhana dan ringan, mudah menguap, tidak berwarna, mudah terbakar, liquid beracun yang digunakan sebagai suatu anti beku, pelarut, bahan bakar. Metanol (Methyl Alcohol) pada umumnya dibuat dari gas alam. Metanol bersifat racun, jika terhirup menyebabkan sesak nafas dan jika terminum akan berbahaya. Sifat-sifat fisik dari metanol : Berat molekul (kg/kmol) : 32,04 Densitas (g/cm3) : 7910 Viskositas (cp) : 0,55 pada 20oC Titik didih. (C) : 64,7 pada 101,3 kPa Flash Point (C) : 12 Melting Point (C) : -97,8 Panas Penguapan (J/mol) : 35300 Tekanan uap, (kPa) : 12,8 pada 20 C Hf (l) : -238660 (J/mol) Tc (C) : 239,45 Pc : 80,97 barCp : 81,46 J/mol.K

II.3.2 NaOHDari aspek ekonomi, proses trasesterifikasi tanpa katalis dampaknya sangat sulit karena ester yang akan dibakar dalam mesin diesel memerlukan input energi yang tinggi, waktu reaksi yang lama, dan harga pasar yang rendah. Karena itu, agar hasil esternya memuaskan, produksi biodiesel secara umum perlu menggunakan katalis. Katalis adalah suatu bahan yang digunakan untuk memulai reaksi dengan bahan yang lain. Katalis yang mungkin untuk reaksi biodiesel adalah Natrium Hidroksida (NaOH) dan Kalium Hodroksida (KOH). Berat molekul, (g/mol): 40 Densitas, (g/cm3): 2130 Tekanan uap, (mmHg) : 1 pada 739 C Hf : -425600 J/mol Titik Didih (C) : 1388 Melting Point (oC) : 323 Cp : 59,6696 J/mol.K Kelarutan dalam air : 111 g/100 g air

II.3.3 Air (25C)Densitas : 0.997 mg/m3 Viskositas : 0.89 m Pa.s (liquid), 9.35 M Pa.s (gas) Heat Capacity : 4.186 kj/kg.K Heat capacity critical: 4.216 kj/kg.K (liquid), 2.042 kj/kg.K (gas) Freezing point :0C Berat Molekul : 18.02 gr/gr mol

II.3.4 H2SO4Berat molekul: 98 gr/molTitik didih : 315-338 CTitik lebur : 10 CBentuk: Cairan Kental tak berwarnaDensitas: 1,8 kg/L

II.3.5 CH3COOHBerat Molekul : 60.05 g/molDensitas dan fase : 1.049 g cm3, cairan 1.266 g cm3, padatanTitik lebur: 16.5 C Titik didih : 118.1 CBentuk : Cairan higroskopis tak berwarna.

II.4 Spesifikasi ProdukII.4.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif pengganti solar yang memiliki sifat fisik yang serupa dengan solar. Di Indonesia Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Nabati (Biofuel) Jenis Biodiesel ditetapkan dan diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Nomor : 723 K/10/DJE/2013, yang mengacu pada SNI 7182:2012 Biodiesel. Biodiesel murni (B100) dan campurannya dengan minyak solar (BXX) dapat digunakan sebagai bahan bakar motor diesel. B100 mempunyai sifat-sifat fisika yang mirip dengan bahan bakar diesel sehingga dapat digunakan langsung pada mesin-mesin diesel tanpa adanya modifikasi. Secara umum karakteristik biodiesel adalah memiliki angka setana yang lebih tinggi dari minyak solar, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable), tidak mengandung sulfur (atau sangat rendah, jika ada) dan senyawa aromatik sehingga emisi pembakaran yang dihasilkan lebih ramah lingkungan dari pada bahan bakar minyak jenis minyak solar. Biodiesel masuk dalam golongan mono alkil ester atau metil ester dengan panjang rantai karbon 12-20. Biodiesel yang berasal dari minyak nabati dikenal dengan nama VOME (Vegetable Oil Methyl Ester) yang dapat diekstrak dari berbagai hasil produk pertanian ataupun turunannya. Tabel II. 4. Spesifikasi dari Biodiesel B-100ParameterSatuanStandar PertaminaSNI 04-7182 - 2006Metode Tes (ASTM)

DensitasKg/m3820-870850-890ASTM D 1298

Viskositas Kinematikmm2/mm2/det1,6-5,82,3-6,0ASTM D 445

Cetane Numbermin 45min 51ASTM D 613

Flash Point

min 60min 100ASTM D 93

Could Point-maks 18ASTM D 2500

Pour Point

maks 18-

Copper Strip Corrosion(3 jam pada 50 oC )maks no.1maks no.3ASTM D 130

Residu Karbon

#Dalam Contoh Asli% (m/m)-maks 0,05ASTM D 4500

#Dalam 100% Ampas Destilasi% (m/m)maks 0,1maks 0,3

Temperatur Destilasi 90%

maks 360ASTM D 1160

Air dan Sedimen% volmaks 0,05maks 0,05ASTM D 2709

Ash Content (sulfated ash)% (m/m)maks 0,01maks 0,02ASTM D 874

Kandungan Sulfurppm-m(mg/kg)maks 5000maks 100ASTM D 5453

Kandungan Fosforppm-m(mg/kg)-maks 100AOCS Cs 12-55

Acid Numbermg-KOH/gmaks 6,0maks 0,8AOCS Cd 3d-63

Free Glycerol% (m/m)-maks 0,02AOCS Cs 14-56

Total Glycerol% (m/m)-maks 0,24AOCS Cs 14-56

Kandungan Ester% (m/m)-min 96,5

Iodine Number% (m/m)(g-I2/100g)-maks 115AOCS Cd I-25

Halphen Test-NegatifAOCS Cb I-25

Biodiesel digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel. Berikut perbandingan sifat fisik dan kimia antara biodiesel dan solar.Tabel II.5 Perbandingan Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel dan SolarSifat fisik/kimiaBiodieselSolar

KomposisiEster alkilHidrokarbon

Densitas, g/ml0.86240.8750

Viskositas, cSt5.554.6

Titik Kilat, oC17298

Angka Setana62.453

Energi yang dihasilkan, MJ/kg40.1 45.3

II.4.2 Gliserol Gliserol atau Gliserin adalah suatu alkohol dengan tiga gugus hidroksil (OH). Bentuk umumnya adalah liquid, tidak beracun, tidak berwarna, tidak berbau dan rasa manis. Gliserin merupakan produk samping proses pembuatan biodiesel yang bernilai ekonomis tinggi yang dapat dijual dalam keadaan mentah (crude glycerin) atau gliserin yang telah dimurnikan. Pemurnian gliserin akan lebih sulit jika terbentuk sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa.Tabel II.6.Parameter GliserinParameterNilai

Titik leleh, OC18,17

Titik didh pada 0,53 kPa, OC14,9

Tekanan uap pada suhu 50OC, Pa0,33

Surface tension pada suhu 20OC, dyne/cm63,4

Konduktivitas termal, W/m.K0,28

Viskositas pada suhu 20OC, cP1499

II.5 Proses Produksi BiodieselSecara umum proses produksi biodiesel dari kelapa sawit (CPO) sebagai berikut:

+ NaOHGambar II. 2 Diagram Alir Produksi Biodiesel

II.5.1 Proses Pengambilan Minyak dari Biji JarakPada proses pengambilan minnyak dari biji jarak terdiri beberapa tahapan proses seperti pada diagram alir berikut:Gambar II.2 Diagram Alir Proses Pengambilan Minyak dari Biji Jarak

II.5.1.1 Perlakuan AwalPada proses pelakuan awal ini dilakukan untuk mendapat kan biji yang bebas dari kulit nya. Sebelum diolah, biji jarak pagar perlu diberi perlakuan awal berupa pembersihan. Setelah itu dilakukan perendaman pada air mendidih selama 5 menit kemudian dilanjutkan dengan pengeringan. Lalu biji dmasukan ke dalam separator untuk dipisahkan antara biji dan kulit nya. II.5.1.2 Penggilingan dan Pengepresan Pada proses ini dilakukan penggilingan biji yang sudah dipisahkan dari kulitnya. Setelah biji digiling, biji siap dipres. Lama tenggang waktu dari penggilingan ke pengepresan diupayakan sesingkat mungkin untuk menghindari oksidasi.Proses pengepresan biasanya dilakukan dengan dua acara yaitu: II.5.1.1.1 Pengepresan Hidrolik Pengepresan hidrolik adalah pengepresan dengan menggunakan tekanan. Tekanan yang digunakan sekitar 140.6 kg/cm. Besarnya tekanan ini akan mempengarui minyak jarak yang dihasilkan. Pada pengepresan hidrolik jumlah minyak yang dapat diperoleh mencapai 80 % kadar minyak yang terdapat dalam daging biji. Jadi dari 10 kg buah jarak pagar dapat menghasilkan rata-rata 3.5 liter minyak jarak. II.5.1.1.2 Pengepresan BerulirTeknik pengepresan biji jarak dengan menggunakan ulir (screw) merupakan teknologi yang bayak digunakan di industri pengolahan minyak jarak saat ini. Pada teknik ini, biji jarak yang akan diekstraksi tidak perlu diberi perlakuan pendahuluan. Biji jarak kering yang akan diekstraksi dapat langsung dimasukan dalam screw press.

II.5.1.3 Ekstraksi PelarutPada proses ekstraksi pelarut mampu mengambil minyak optimal sehingga ampasnya hanya kurang dari 0.1% dari berat keringnya, jika dibandingkan dengan melalui proses pengepresan yang biasanya meninggalkan ampas yang mengandung sebesar 7-10% minyak. Dengan demikian, ekstraksi dengan pelarut lebih efektif untuk mengambil minyak dari biji jarak pagar. Cairan pelarut yang paling populer digunakan dalam praktek komersial pembuatan minyak jarak pagar adalah heksana teknis atau eter minyak bumi dengan rentang didih 60 70 C. Bungkil atau biji giling umumnya tidak bisa langsung diekstraksi karena partikelpartikelnya yang halus sering kompak sehingga mengakibatkan penumbatan didalam bejana ekstraksi (cairan pengestrak tidak bisa menerobos diantara partikel-partikel padat yang diekstrak). Berdasarkan hal ini, sebelum proses ekstraksi, bungkil atau biji giling harus diubah bentuknya menjadi serpihan (flake) agar proses ekstraksinya langsung lancar, karena bentuk serpihan membuat padatan yang diekstrak stabil dan mudah diterobos cairan pengestrak. Pada tahap ini dihasilkanCrude Jatropha Oil(CJO)

II.5.1.4. Pemurnian Pemurnian minyak jarak pagar dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:II.5.1.4.1 Pemisahan Gum (Degumming)Dilakukan dengan cara penambahan asam fosfat kedalam minyak, lalu dipanaskan sehingga membentuk senyawa fosfolipid yang lebih mudah terpisah dari minyak. Selama fosfatida masih ada pada minyak akan membuat minyak menjadi gelap (turbid) selama penyimpanan dan akan mengakibatkan berkumpulnya air dalam produk ester. Fosfatida yang terlarut dapat dibuang dengan penambahan air kedalam minyak pada suhu 60-90C dan diikuti pemisahan sentrifugasi dari fase air dan minyak yang dimurnikan (degumming air atau pemusingan). Namun, untuk fosfatida yang tidak dapat dihidrasi diperlukan tahap pemurnian tambahan melalui penambahan larutan asam (misalnya asam sitrat atau fosforik). Tahap ini dilakukan untuk mendekomposisikan bahan tersebut (degumming asam).II.5.1.4.2 NetralisasiProses nertalisasi dilakuakn dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan basa sehingga membentuk sabun. Pemisahan asam lemak bebas dapat juga dilakuakn dengan cara penyulingan yang dikenal dengan istilah deosidifikasi. Proses deosidifikasi ini merupakan tahap pemurnian yang penting untuk minyak makan guna mencegah bau tengik dari produk.II.5.1.4.3. Proses Penjernihan dan Deodorisasi Penjernihan dan deodorisasi merupakan metode penghilangan zat warna dan bahan berbau dari bahan berlemak. Penjernihan dilakukan dengan penyerapan melalaui bleaching earth (mineral tanah liat sebagai alas asam yang diberi perlakuan), gel silika, atau karbon aktif. Bahan berbau dibuang melalui poses distilasi uap.II.5.1.4.4 Pencucian biodiesel dengan metode Dry WashingTeknik pemurnian water washing (pencucian dengan air) merupakan teknik pemurnian yang paling umum dan banyak digunakan. Proses pencucian (water washing) dilakukan hingga tiga kali untuk menghilangkan sisa gliserol, metanol yang tidak bereaksi, katalis, dan sabun yang terbentuk selama proses pembentukan metil ester

II.5.2 Proses Utama Pada proses ini dilakukan pengolahan Crude Jatropha oil (CJO) menjadi biodiesel. Pada proses ini terdapat dua reaksi utama yaitu :

II.5.2.1 Reaksi Esterifikasi Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endoterm, sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar. Temperatur untuk pemanasan tidak terlalu tinggi yaitu 55-60oC (Kac, 2001). Secara umum reaksi esterifikasi adalah sebagai berikut :

Reaksi esterifikasi dapat dilakukan sebelum atau sesudah reaksi transesterifikasi. Reaksi esterifikasi biasanya dilakukan sebelum reaksi transesterifikasi jika minyak yang diumpankan mengandung asam lemak bebas tinggi (>0.5%). Dengan reaksi esterifikasi, kandungan asam lemak bebas dapat dihilangkan dan diperoleh tambahan ester.Hal ini dilakukan untuk menghilangkan asam lemak bebas sekaligus menambah perolehan biodiesel. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan dengan katalis homogen maupun heterogen. Esterifikasi dengan katalis homogen menghasilkan produk yang bersifat asam sehingga sebelum reaksi transesterifikasi, kelebihan asam ini harus dinetralkan terlebih dahulu. Penetralan dapat dilakukan dengan penambahan basa atau menggunakan resin penukar anion. Penetralan menggunakan basa menghasilkan garam yang dapat menjadi pengotor, hal ini tidak terjadi pada penetralan menggunakan penukar ion.Reaksi esterifikasi menghasilkan produk samping berupa air. Air harus dipisahkan sebelum reaksi transesterifikasi. Pemisahan ini dapat dilakukan dengan penguapan atau menggunakan absorber.II.5.2.2 Reaksi TransesterifikasiReaksi Transesterifikasi (reaksi alkoholisis) adalah pertukaran antara alkohol dengan suatu ester untuk membentuk ester lain pada suatu proses yang mirip dengan hidrolisis,kecuali pada penggunaan alkohol untuk menggantikan air. Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel.. Proses ini telah digunakan secara luas untuk mengurangi viskositas trigliserida. Secara umum reaksinya sebagai berikut

Trigliserida bereaksi dengan alkohol membentuk ester dan gliserin. Kedua produk reaksi ini membentuk dua fasa yang mudah dipisahkan. Fasa gliserin terletak dibawah dan fasa ester alkil diatas. Ester dapat dimurnikan lebih lanjut untuk memperoleh biodiesel yang sesuai dengan standard yang telah ditetapkan, sedangkan gliserin dimurnikan sebagai produk samping pembuatan biodiesel. Gliserin merupakan senyawaan penting dalam industri. Gliserin banyak digunakan sebagai pelarut, bahan kosmetik, sabun cair, dan lain-lain.Secara keselurhan proses pembuatan biodiesel diawali dengan Jatrpropha Oil yang telah diproses menggunakan esterifikasi, pada proses ini Jatrpropha Oil ditambahkan dengan methanol dan katalis H2SO4 kemudian setelah proses esterifikasi dilakukan pemisahan methanol sehingga membentuk Jatrpropha Oil lalu Jatrpropha Oil diolah kembali pada proses transesterifikasi. Pada proses transesterifikasi ditambahkan methanol dan NaOH,menghasilkan gliserol dan biodiesel. Giliserol mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada ester sehingga fasa gliserin berada di bawah, pemisahannya dapat dilakukan dengan dekantasi. Giliserol dapat dimurnikan lebih lanjut dan menjadi produk samping yang bernilai ekonomi cukup tinggi. Setelah giliserol dipisahkan, lalu biodiesel yang terbentuk dilakukan pencucian atau penetralan dengan menggunakan air dan CH3COOH lalu dilakukan proses pengeringan sehingga terbentuk biodiesel murni. Biodiesel didapat dari reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Berikut merupakan PFD Produksi Biodiesel Gambar II. 3 PFD Produksi Biodiesel

BAB IIIPENUTUP

III.1 Kesimpulan III.1.1 Biodiesel merupakan kandidat yang paling baik ntuk menggantikan bahan bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama diduniaIII.1.2 Biodiesel merupakan bahan bakar masa depan, ramah lingkungan dan terus terbaharui, yang akan menggantikan peran bahan bakar fosil yang semakin menipis ke depannya.III.1.3 Biodiesel memiliki potensi bisnis yang besar saat ini dan kedepannya. III.1.4 Dalam produksi biodiesel digunakan teknologi yang sederhana dan bahan baku murah, investasinya jadi mudah dan murah. III.1.5 Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel.III.1.6 Biodiesel dengan menggunakan Jatropha Oil memiliki potensi yang besar di Indonesia karena karna tanaman jarak dapat hidup didaerah yang kering dan kurang subur. Tanaman ini tahan terhadap hama dan sangat produktif. III.1.7 Proses Pembuatan biodiesel dengan metode transesterifikasi. Metode transesterifikasi adalah metode yang sering digunakan karena relatif sederhana tanpa membutuhkan peralatan yang rumit dan juga bahan bahan yang diperlukan dapat diperoleh dengan mudah.III.1.8 Proses Pembuatan biodiesel dari tanaman biji jarak terdiri dari dua tahapan proses yaitu tahap pengambilan Crude Jatropha Oil dari biji jarak, setelah itu tahapan proses inti yang terdiri dari dua reaksi utama yaitu reaksi esterifikasi dan reaksi transesterifikasi.III.1.9 Proses Pengambilan Crude Jatropha Oil terdiri dari tahap perlakuan awal, penggilingan dan pengepresan. Ekstraksi pelarut serta pemurnian.

III.1.10 Reaksi esterifikasi merupakan reaksi antara asam lemak bebas dengan alkohol membentuk ester dan air. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi endoterm, sehingga memerlukan pasokan kalor dari luar. Reaksi ini dilakukan untuk menghilangkan asam lemak serta menambah perolehan biodiesel III.1.11 Reaksi Transesterifikasi (reaksi alkoholisis) adalah pertukaran antara alkohol dengan suatu ester untuk membentuk ester lain pada suatu proses yang mirip dengan hidrolisis,kecuali pada penggunaan alkohol untuk menggantikan air. Proses ini telah digunakan secara luas untuk mengurangi viskositas trigliserida.

Daftar Pustaka

Anonim.2011. Pabrik Biodiesel dari Minyak Alga Nannochloropsis sp. Dengan Proses Transesterifikasi Katalis Basa. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh NopemberHaryanto, Bade. Bahan Bakar Alternatif. Thesis megister USU,2002

Popovich, M. and Hering, C. (1959). Fuels and Lubricant. California: John Wiley and Sons.Rahayu, Martini. 2005. Tenologi Proses Produksi Biodiesel. Tim Contained Energy Indonesia. Buku Panduan Energi yang Terbaharukan . Jakarta : PNPM Mandiri Tim Bioenergi. 2013. Informasi Teknis Biodiesel. Jakarta :Energi dan Sumber Daya MineralVan Gerpen, J. 2005. Biodiesel Processing and Production, Fuel Processing Technology, 86(10), 1097-1107.Continuous Trans Esterification Reactor. http ://www.biodiesel.org/resourcesDiakses 1 Mei 2014

Lampiran

Pertanyaan :1. ( Ahmad Maskur ) : - Apa Kerugian Biodiesel dan Penanganannya ? - Kenapa Asam lemak harus dihilangkan ?Jawab : Kandungan energi bio diesel diketahui 11 persen lebih kecil dari bahan bakar diesel yang berbasisminyak bumi. Ini berarti kapasitas pembangkit listrik dari mesin yang Anda gunakan akan menurun jauh ketika menggunakan Bio Diesel. Yang kedua yang terdapat pada Bio Diesel adalah memiliki kualitas oksidasiyang buruk sehingga Bio Diesel dapat menyebabkan beberapa masalah masalah serius ketika disimpan. Bila disimpan untuk waktu yang lebih lama, Bio Diesel cenderung berubah menjadi gel (lihat minyak goreng yang disimpan di kulkas), yang dapat menyebabkan penyumbatan berbagai komponen mesin.Bio Diesel ini juga dapat mengakibatkan pertumbuhan mikroba, sehingga menyebabkan beberapa kerusakan pada mesin. Selain itu dampak paling serius yang dihadapi dengan penggunaan Bio Diesel adalah kelangkaan pangan akibat dialihkannya tanaman yang biasa dikonsumsi untuk dijadikan bahan bakar. Tanaman seperti tebu, jagung, kelapa sawit dan beberapa jenis komoditas lainnya cenderung mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan akibat dijadikan Bio diesel. Penangannya dengan cara mencampurkan biodiesel dengan solar dan memilih bahan baku yang tidak satu jenis sehinggatidak menimbulkan kenaikan harga bahan baku. Karena asam lemak akan mengganggu pada proses transesterifikasi, apa bila asam lemak tidak di ubah menjadi ester akan terjadi proses penyabunan karena pada proses transesterifikasi menggunakan katalis NaOH. 2. ( Niena Triestania ) : Keuntungan biodiesel menggunakan jarak pagar ?Jawab : Harga nya lebih murah dan terjangkau, kualitasnya pun bagus

3. (Rizki Nanda) : Fungsi Perendaman ?Jawab : Mematikan Enzim Lipase

4. ( Lucky William ) : Pembuatan biodiesel bisa secara home industry atau tidak, perhitungan ekonomi lebih baik solar atau biodiesel ?Jawab : Bisa karena tekniknya sederhana, lebih baik biodiesel selain harganya lebih murah, bahan bakunya pun mudah untuk dicari, dan lebih aman.

5. ( M. Hared ) : H2SO4 digunakan sebagai apa bisa tidak yang digunakan selain H2SO4 ?Jawab : Sebagai katalis untuk mempercepat reaksi, bisa menggunakan HCl namun sifat HCl itu korosif, mudah merusak alat jadi dipakailah H2SO4

6. ( Kartini ) : Apa Keuntungan Gliserin ?Jawab : Gliserin dapat dijual dalam keadaan mentah (crude glycerin) atau gliserin yang telah dimurnikan. Pemurnian gliserin akan lebih sulit jika terbentuk sabun hasil reaksi asam lemak bebas dengan basa. Gliserin merupakan bahan baku seperti kertas berkualitas tinggi (high quality paper), pil energi, sabun, kosmetik, obat batuk, dan agen pelembab pada tembakau.7. ( Nabilah Ulfah ) : Hasil buangan dipembuatan biodiesel itu apa limbah ?Jawab : Air kotor dari pencucian, dan ampas nya namun ampas ini bisa digunakan dan diolah menjadi pupuk

26Pembuatan Biodiesel dari Biji Jarak Proses Industri Kimia I 2014