Jarak Pagar Biodisel

107
SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Oleh ADI SURYAWAN PURA F03499110 2007 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Transcript of Jarak Pagar Biodisel

Page 1: Jarak Pagar Biodisel

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

Oleh

ADI SURYAWAN PURA

F03499110

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 2: Jarak Pagar Biodisel

SYSTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK KELAYAKAN

INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL BERBAHAN

BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA

F03499110

2007

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

Page 3: Jarak Pagar Biodisel

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

UNTUK KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI BAHAN BAKAR BIODIESEL

BERBAHAN BAKU BIJI JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN

Pada Departemen Teknologi Industri Pertanian,

Fakultas Teknologi Pertanian,

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ADI SURYAWAN PURA

F03499110

Dilahirkan pada tanggal 26 Mei 1980

di Yogyakarta

Tanggal lulus : 31 Januari 2007

Menyetujui,

Bogor, September 2007

Ir. Faqih Udin, MSc Dr. Ir. Sukardi, MM

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Page 4: Jarak Pagar Biodisel

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.). Di bawah bimbingan : Faqih Udin. dan Sukardi.

RINGKASAN

INVESTPRO adalah paket perangkat lunak yang disusun sebagai pendukung

untuk pengambilan keputusan investasi industri. Perangkat lunak ini ditujukan bagi

pengambil keputusan strategis seperti investor atau pimpinan puncak perusahaan

untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pendirian industri. Pengguna

program ini lebih ditujukan untuk para investor atau calon investor yang

merencanakan untuk menanamkan modalnya pada industri hilir tertentu, namun tidak

tertutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah dan instansi yang

terkait dengan industri yang akan didirikan. Sebagai acuan verifikasi program,

dipergunakan data untuk investasi industri bahan bakar biodiesel yang berbahan baku

biji jarak pagar (Jatropha curcas L.). Paket program ini disusun dengan 4 model

utama yaitu model prakiraan pasar, model pemilihan lokasi, model analisa keuangan

dan model syariah.

Hasil verifikasi model prakiraan pasar pada tahun prakiraan 2007

diperkirakan akan ada permintaan pasar sebesar 30.78 juta ton dan penawaran pasar

sebesar 17.86 juta ton, hal ini berarti potensi pasar pada tahun 2007 adalah sebesar

12.92 juta ton. Sedangkan prakirakan harga bahan baku industri bahan bakar

biodiesel yaitu biji jarak pagar pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 700 /kg dan

prakiraan harga produk solar pada tahun 2007 yaitu sebesar Rp. 5155.36 /Liter.

Verifikasi model pemilihan lokasi dengan INVESTPRO menghasilkan daerah Bekasi

sebagai peringkat pertama dengan nilai MPE 1096 karena pada daerah ini dinilai

memiliki lebih banyak pemukiman penduduk yang berarti disekitar daerah ini juga

akan lebih mudah didapatkan tenaga kerja, sedangkan Gresik memperoleh peringkat

kedua dengan nilai MPE 856 karena kebutuhan utilitas dan transportasi di daerah ini

dinilai lebih baik bila dibandingkan beberapa daerah lainnya, kemudian peringkat ke-

3, 4 dan 5 berturut-turut adalah Batam dengan nilai MPE 819, Jakarta Timur dengan

nilai MPE 793 dan Cilegon dengan nilai MPE 312.

Page 5: Jarak Pagar Biodisel

Hasil verifikasi model keuangan dengan asumsi harga produk hasil industri

berupa minyak biodiesel sebesar Rp.4500 /kg pada pendirian industri bahan bakar

biodiesel dengan kapasitas produksi 3000 ton pertahun menunjukkan bahwa

pendirian industri bahan bakar biodiesel ini LAYAK untuk didirikan dengan nilai

dari parameter-parameter analisa kelayakannya adalah sebagai berikut NPV = Rp

1.35 milyar; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 milyar; PBP = 5.78 tahun; BCR = 1.08.

Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga jual produk

atau kenaikan harga bahan baku sebesar 5 % dari asumsi normal sudah mengubah

hasil kelayakan investasinya menjadi tidak layak. Sedangkan penurunan persentase

produk terjual sebesar 1 % saja sudah dapat mengubah kesimpulan hasil kelayakan

investasi untuk industri bahan bakar biodiesel menjadi tidak layak. Hasil analisa

resiko pada pendirian industri bahan bakar biodiesel yaitu nilai koefisien varians

sebesar 0.21 maka dapat disimpulkan bahwa investasi pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar beresiko tinggi.

Verifikasi perhitungan nisbah bagi hasil antara pihak bank dengan nasabah

pada model pembiayaan syariah jenis mudharabah dan musyarakah dilakukan pada

tahun ke-6 karena pada tahun ini diperkirakan industri sudah mulai memasuki

periode balik modal. Hasil perhitungan pada syariah mudharabah yaitu nisbah untuk

bank pada tahun ke-6 sebesar 93 % dan nisbah untuk nasabah sebesar 7 %,

sedangkan pada syariah musyarakah nisbah untuk bank sebesar 84 % dan nisbah

untuk nasabah adalah sebesar 16 %. Pada pembiayaan murabahah, hasil

perhitungannya berupa angsuran perbulan yang harus dibayar nasabah yaitu sebesar

Rp 953 juta dan harga jual fasilitas sebesar Rp 57.21 milyar.

Page 6: Jarak Pagar Biodisel

ADI SURYAWAN PURA. F03499110. Decission Support System for Investment Feasibility on Biodiesel Fuel Industry from Jatropha Seeds. Under Supervision of : Faqih Udin. and Sukardi.

SUMMARY

INVESTPRO is a software application package which was built to be used as a

decision support (system) for the feasibility study of an investment in the industry of

biodiesel fuel. This software application is aimed for strategic decision makers, such

as future investors or top level managers who will be taking decisions that are related

to industry establishment. Users of this software are investors or a person who wants

to be an investor and plans to invest on a certain industry. However the software is

also possible to be used by the government or any institution that is related with the

industry. As a reference to verifying the application, the entered data are for

investment feasibility on the industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds.

The application package consists of four main models which are the market forecast

model, the location preference model, the financial analysis model and the shariah

model.

The market forecast model verification result for the year 2007 is estimated at

an amount of 30.78 million tons of market demands and 17.86 million tons of market

supply on biodiesel fuel products, this means that the market potential in the year

2007 are estimated at an amount of 12.92 million tons. While the estimated price of

the basic material on the industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds in the

year 2007, which are Rp. 700 /kgs and the estimated solar price in the year 2007 is

Rp. 5155.36 /lt. The location preference model verification output put Bekasi in the

first position with an MPE score of 1096. This is because the location has more

public residential areas, thus making it easy to find work force from the surrounding

areas. Gresik gets the second position with an MPE score of 856 because the utility

and transportation needs for this location would easily be accommodated as

compared to other locations. Consecutively in third, fourth and fifth are Batam with

an MPE score of 819, Jakarta Timur with an MPE score of 793, and Cilegon with an

MPE score of 312.

Page 7: Jarak Pagar Biodisel

Verification result of the financial model with the assumption that biodiesel

oil product price is Rp. 4500 /kgs and the production capacity of 3000 tons per year

shows that the biodiesel fuel industry is a feasible investment based on the score of

parameters on feasibility analysis which are as follows, NPV = Rp 1.35 billion; IRR

= 14.58 %; BEP = Rp. 136 billion; PBP = 5.78 years; BCR = 1.08.

The sensitivity analysis shows that the declining of the product sales price or

the increasing in the raw material price as much as 5 % of normal assumption has

changed the feasibility result into infeasible. While the declining percentage on sold

product of 1 % has already changed the feasibility result of the investment on

industry of biodiesel fuel into infeasible. The result of the risk analysis on the

industry of biodiesel fuel is the coefficient variance of 0.21, thus it can be concluded

that the investment on industry of biodiesel fuel made from jatropha seeds have a

high risk.

The verification on the calculation of the share profit ratio between the bank

and the customer in shariah analysis using the mudharabah and musyarakah method

of transaction are done on the sixth year because on this year the industry is expected

to have entered the payback period. The calculation result on the mudharabah

method of transaction is that the ratio for the bank on the sixth year is 93 % and the

ratio for the costumer is 7 %, while on the musyarakah method of transaction, the

ratio for the bank is 84 % and the ratio for the customer is 16 %. Using the

murabahah method of transaction, the calculation result that is to be paid every

month by the customer is Rp. 953 million and the selling price of the facility is Rp.

57.21 billion.

Page 8: Jarak Pagar Biodisel

SURAT PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi dengan judul “Sistem

Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar Biodiesel

Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.)” adalah karya asli saya sendiri,

dengan arahan dosen pembimbing akademik, kecuali yang dengan jelas ditunjukkan

rujukannya.

Bogor, September 2007

Yang Membuat Pernyataan

Adi Suryawan Pura

Nrp. F03499110

Page 9: Jarak Pagar Biodisel

Untuk mereka

Yang Mencintaiku dan yang Kucintai,

Bapak, Ibu, Mbak Ari, Mas Agung,

Mas Hanin dan Mbak Nita

Page 10: Jarak Pagar Biodisel

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan anugerah dan rahmat-Nya dengan melimpah sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian masalah khusus dan penyusunan skripsi yang berjudul

“Sistem Penunjang Keputusan untuk Kelayakan Investasi Industri Bahan Bakar

Biodiesel Berbahan Baku Biji Jarak Pagar (Jatropha curcas L.).”

Selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi, penulis banyak

mendapatkan bantuan, dorongan dan doa dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setulus-tulusnya kepada:

1. Ir. Faqih Udin, MSc, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

2. Dr. Ir. Sukardi, MM, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

3. Alfatih, Anggana, Bayu, Dasa, Dede, Helmi, Winky dan semua Rekan-rekan

TIN angkatan 36 atas dukungan, perhatian dan kebersamaannya.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun segala

perhatian, kerjasama dan kebersamaannya sangat penulis hargai.

Semoga hasil penelitian skripsi ini bermanfaat bagi yang membutuhkannya

dan menambah khazanah karya ilmiah.

Bogor, September 2007 Penulis

Page 11: Jarak Pagar Biodisel

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. vii

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG ............................................................................... 1

B. TUJUAN PENELITIAN ........................................................................... 4

C. RUANG LINGKUP .................................................................................. 4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN JARAK PAGAR .................................................................. 5

B. TEKNOLOGI PROSES ............................................................................ 6

C. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN ................................................... 9

D. PERBANKAN SYARIAH ........................................................................ 11

E. LANDASAN TEORI ................................................................................ 18

1. Metode Kuadrat Terkecil ..................................................................... 18

2. Metode Perbandingan Eksponensial .................................................... 19

3. Deviasi Standar dan Varians ................................................................ 20

4. Pembiayaan Konvensional ................................................................... 21

5. Pembiayaan Syariah ............................................................................. 23

F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU ................................................... 25

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN ..................................................................... 27

B. PENDEKATAN SISTEM ......................................................................... 28

C. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN ............................................................... 30

D. IDENTIFIKASI SISTEM ......................................................................... 30

E. TATA LAKSANA .................................................................................... 32

1. Perencanaan Sistem .............................................................................. 32

2. Analisa Sistem ...................................................................................... 33

3. Perancangan Sistem ............................................................................. 34

Page 12: Jarak Pagar Biodisel

iv

4. Implementasi Sistem ............................................................................ 34

5. Verifikasi Sistem .................................................................................. 35

IV. PEMODELAN SISTEM

A. KONFIGURASI SISTEM ........................................................................ 36

B. KERANGKA MODEL SISTEM .............................................................. 38

1. Model Prakiraan Pasar ......................................................................... 38

2. Model Pemilihan Lokasi ...................................................................... 40

3. Model Keuangan .................................................................................. 42

C. IMPLEMENTASI SISTEM ...................................................................... 45

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERANGKAT LUNAK INVESTPRO ..................................................... 47

B. VERIFIKASI SISTEM .............................................................................. 57

1. Model Analisa Pasar ............................................................................. 57

2. Model Pemilihan Lokasi ...................................................................... 59

3. Model Analisa Finansial ...................................................................... 62

4. Model Perhitungan Syariah .................................................................. 69

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 72

B. SARAN ..................................................................................................... 74

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 75

LAMPIRAN ................................................................................................... 77

Page 13: Jarak Pagar Biodisel

v

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jenis tumbuhan penghasil energi ........................................................... 2

Tabel 2. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar ................................. 6

Tabel 3. Penilaian parameter ................................................................................ 41

Tabel 4. Tingkat kepentingan (Bobot) parameter ................................................ 41

Tabel 5. Kisaran penilaian tingkat kepentingan parameter .................................. 42

Tabel 6. Hasil analisa Trendline ........................................................................... 58

Tabel 7. Hasil analisa prakiraan pasar .................................................................. 59

Tabel 8. Verifikasi analisa pemilihan lokasi ........................................................ 62

Tabel 9. Hasil analisa keuangan investasi industri bahan bakar biodiesel ........... 65

Tabel 10. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan harga jual

produk .................................................................................................... 67

Tabel 11. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap kenaikan biaya bahan

baku ........................................................................................................ 67

Tabel 12. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan persentase

produk terjual ......................................................................................... 68

Tabel 13. Hasil analisa syariah mudharabah .......................................................... 70

Tabel 14. Hasil analisa syariah musyarakah .......................................................... 70

Tabel 15. Hasil analisa syariah murabahah ............................................................ 71

Page 14: Jarak Pagar Biodisel

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Neraca massa produksi minyak biodiesel dari jarak pagar (Jatropha

curcas L.) ........................................................................................... 7

Gambar 2. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi ........................................... 9

Gambar 3. Struktur dasar SPK (Turban, 1990) .................................................... 10

Gambar 4. Tahapan kerja pendekatan sistem (Manetch dan Park, 1977 di dalam

Eriyatno, 1999) ................................................................................... 29

Gambar 5. Diagram lingkar sebab akibat SPK pendirian industri ....................... 31

Gambar 6. Diagram Input Output ........................................................................ 32

Gambar 7. Konfigurasi Sistem INVESTPRO ...................................................... 37

Gambar 8. Tampilan User Interface INVESTPRO ............................................. 49

Gambar 9. Contoh tampilan data permintaan pasar ............................................. 50

Gambar 10. Contoh tampilan grafik dari data statistik .......................................... 51

Gambar 11. Tampilan data lokasi .......................................................................... 52

Gambar 12. Contoh tampilan data asumsi investasi .............................................. 53

Gambar 13. Contoh tampilan data modal investasi yang berupa aset perusahaan 54

Gambar 14. Contoh tampilan data modal investasi non aset ................................. 55

Gambar 15. Contoh tampilan data biaya variabel .................................................. 56

Gambar 16. Contoh tampilan data biaya tetap ....................................................... 56

Gambar 17. Tampilan hasil analisa pasar industri bahan bakar biodiesel ............. 57

Gambar 18. Pembobotan parameter ....................................................................... 61

Gambar 19. Tampilan hasil analisa kelayakan ....................................................... 64

Gambar 20. Contoh tampilan analisa sensitivitas .................................................. 66

Gambar 21. Tampilan hasil sub model analisa resiko ........................................... 69

Page 15: Jarak Pagar Biodisel

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Luas lahan kritis per propinsi s/d akhir tahun 2003 (dalam Ha) ...... 78

Lampiran 2. Hasil analisis karakteristik minyak biodiesel jarak pagar yang diolah

dengan proses “Estrans” .................................................................. 79

Lampiran 3. Diagram alir sub model analisis pasar ............................................. 80

Lampiran 4. Diagram alir sub model analisis lokasi ............................................ 81

Lampiran 5. Diagram alir sub model analisis finansial ........................................ 82

Lampiran 6. Data biaya tetap dan biaya variabel industri bahan bakar biodiesel

dari biji jarak pagar .......................................................................... 83

Lampiran 7. Data modal awal pendirian industri bahan bakar biodiesel dari biji

jarak pagar ........................................................................................ 84

Lampiran 8. Panduan Pemakaian Perangkat Lunak INVESTPRO (Manual) ...... 86

Page 16: Jarak Pagar Biodisel

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring perjalanan waktu, jumlah cadangan bahan bakar dunia yang

berasal dari minyak bumi terus berkurang, maka bisa dipastikan bahan bakar

jenis ini dalam beberapa tahun kedepan akan habis terkonsumsi. Kondisi ini juga

terjadi pada kilang-kilang minyak di Indonesia. Sejak lima tahun terakhir

produksi minyak nasional semakin berkurang, namun di lain pihak pertambahan

jumlah penduduk telah meningkatkan kebutuhan sarana transportasi dan aktivitas

industri yang berakibat pada peningkatan kebutuhan dan konsumsi Bahan Bakar

Minyak (BBM) nasional. Oleh karena itu pemerintah telah menerapkan

kebijakan untuk mengimpor BBM untuk memenuhi sebagian kebutuhan BBM

dalam negeri. Menurut Ditjen Migas, impor BBM terus mengalami peningkatan

yang cukup signifikan dari 106.9 juta barrel pada 2002 menjadi 116.2 juta barrel

pada 2003 dan 154.4 juta barrel pada 2004. Dilihat dari jenis BBM yang diimpor,

minyak solar merupakan volume impor terbesar setiap tahunnya. Pada 2002,

impor BBM jenis ini mencapai 60.6 juta barrel atau 56.7 % dari total jumlah

BBM yang di impor, kemudian meningkat menjadi 61.1 juta barrel pada 2003

dan 77.6 juta barrel pada tahun 2004 (Ditjen Migas, 2005).

Ketika harga minyak dunia terus meningkat hingga mencapai di atas US$

70 per barrel pada Agustus 2005, beban yang harus ditanggung oleh pemerintah

akibat besarnya ketergantungan Indonesia pada BBM impor juga semakin besar.

Hal ini karena subsidi yang harus diberikan pemerintah terhadap harga BBM

nasional semakin besar pula. Pada tahun 2005 akhirnya pemerintah memutuskan

untuk mengurangi subsidi BBM yang dilakukan dalam 2 tahap yaitu pada bulan

Maret dan Oktober 2005. Pengurangan subsidi pemerintah tersebut berakibat

pada meningkatnya harga BBM nasional.

Melihat kondisi tersebut, Indonesia harus mulai mengembangkan sumber

energi alternatif yang dapat diperbaharui seperti bahan bakar nabati sebagai

alternatif pengganti BBM. Beberapa dari bahan bakar nabati yang dapat

dikembangkan adalah minyak biodiesel dan bioetanol. Minyak biodiesel

merupakan bahan bakar yang berasal dari minyak nabati, bahan bakar jenis ini

Page 17: Jarak Pagar Biodisel

2

memiliki sifat yang menyerupai minyak solar namun lebih ramah lingkungan

karena bebas sulfur dan jika dibakar dapat menghasilkan pembakaran yang lebih

sempurna dengan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibanding minyak

diesel/solar biasa. Pengembangan minyak biodiesel menggunakan bahan baku

minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam

lemak seperti kelapa sawit, jarak pagar, kelapa, sirsak, srikaya dan kapuk.

Sedangkan bioetanol bersumber dari karbohidrat yang setelah melalui proses

fermentasi menjadi etanol. Bioetanol jika dicampur dengan bensin dapat

digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium. Indonesia

mempunyai potensi yang sangat besar untuk menghasilkan minyak biodiesel dan

bioetanol mengingat kedua bahan bakar nabati ini dapat memanfaatkan kondisi

geografis dan sumber bahan baku minyak nabati dari berbagai tanaman yang

tersedia di Indonesia. Menurut hasil riset Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi (BPPT), Indonesia memiliki 60 jenis tanaman yang berpotensi

menjadi energi bahan bakar alternatif. Beberapa di antara tumbuhan penghasil

energi di Indonesia dengan potensi produksi minyaknya dan ekuivalen energi

yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 1. Jenis tumbuhan penghasil energi

Jenis Tumbuhan Produktivitas (Liter per Hektar)

Ekuivalen Energi (kWh per Hektar)

Kelapa sawit (Elaeis guineensis) 3 600 – 4 000 33 900 – 37 700

Jarak pagar (Jatropha curcas) 2 100 – 2 800 19 800 – 26 400

Biji kemiri (Aleurites fordii) 1 800 – 2 700 17 000 – 25 500

Tebu (Saccharum officinarum) 2 450 16 000

Jarak kepyar (Ricinus communis) 1 200 – 2 000 11 300 – 18 900

Ubi kayu (Manihot esculenta) 1 020 6 600

Sumber : Business Week edisi 15 Maret 2006

Menurut hasil penelitian BPPT, minyak biodiesel bisa langsung

digunakan 100 % sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa memodifikasi

mesin dieselnya atau dalam bentuk campuran dengan minyak solar pada berbagai

konsentrasi mulai dari 5 %. Pembuatan minyak biodiesel membutuhkan bahan

Page 18: Jarak Pagar Biodisel

3

baku minyak nabati yang dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam

lemak seperti kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Jatropha curcas

L.), kelapa, sirsak, srikaya dan kapuk. Di antara bahan baku tersebut, jarak pagar

merupakan tanaman unggulan untuk pembuatan minyak biodiesel. Tanaman

jarak pagar prospektif sebagai bahan baku minyak biodiesel mengingat tanaman

ini dapat tumbuh di lahan kritis dan karakteristik minyaknya yang sesuai untuk

biodiesel. Biaya operasional pengembangan tanaman jarak pagar juga lebih

ekonomis jika dibandingkan kelapa sawit.

Di Indonesia masih banyak terdapat lahan kritis yang dapat dimanfaatkan

untuk perkebunan tanaman bahan bakar hijau (green fuel) seperti kelapa sawit

dan jarak pagar. Menurut Biro Pusat Statistik, luas lahan kritis di Indonesia

sampai dengan akhir tahun 2003 secara total adalah sebesar 22.1 juta hektar (7.9

juta hektar dalam kawasan hutan lindung dan 14.1 juta hektar di luar kawasan

hutan), dengan rincian dapat dilihat pada Lampiran 1.

Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pertanian,

total kebutuhan minyak biodiesel mencapai 4.12 juta kiloliter pada tahun 2006.

Sementara kemampuan produksi minyak biodiesel negeri ini pada tahun 2006

baru 110 ribu kiloliter per tahun. Karena masih tingginya kebutuhan minyak

biodiesel di Indonesia dan terbukanya pasar ekspor yang luas maka

pengembangan dan pendirian industri bahan bakar biodiesel di Indonesia masih

sangat menjanjikan. Namun untuk menghindari kemungkinan terjadinya

kesalahan pengambilan keputusan yang dapat mengakibatkan kerugian dalam

pendirian suatu proyek industri dibutuhkan pengkajian secara khusus untuk

mengetahui aspek pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek manajemen dan

aspek finansialnya. Sebelum proyek dijalankan dibutuhkan juga suatu penelitian

untuk mengetahui tingkat kelayakannya. Untuk mempermudah dan mempercepat

proses analisa kelayakan pendirian industri maka dibutuhkan alat bantu berupa

program komputer sebagai suatu Sistem Penunjang Keputusan (SPK).

Page 19: Jarak Pagar Biodisel

4

B. TUJUAN PENELITIAN

Tujuan dari penelitian ini adalah: • Mengetahui kriteria-kriteria yang penting bagi pendirian industri

bahan bakar biodiesel dari bahan baku buah jarak pagar.

• Merancang aplikasi SPK untuk perencanaan investasi industri.

• Untuk menilai kelayakan pendirian industri bahan bakar biodiesel dari

bahan baku buah jarak pagar berdasarkan aspek teknis, manajemen,

keuangan, ekonomi dan yuridis menggunakan SPK.

C. RUANG LINGKUP

Penelitian ini difokuskan pada pembuatan suatu program komputer untuk

membantu pengambilan keputusan secara cepat dan akurat. Keputusan yang

diambil adalah untuk pengkajian pendirian industri bahan bakar biodiesel dengan

bahan baku biji jarak pagar yang mencakup aspek:

• Pasar

• Teknologi

• Pemilihan Lokasi

• Kapasitas Produksi

• Parameter Biaya

• Kelayakan Investasi

• Sensitivitas Investasi

Page 20: Jarak Pagar Biodisel

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. TANAMAN JARAK PAGAR

Jarak pagar (Jatropha curcas L.) diklasifikasikan ke dalam divisi

Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotyledone, ordo

Euphorbiales, famili Euphorbiaceae, genus Jatropha, spesies curcas (Heyne,

1987). Secara fisik, jarak pagar merupakan pohon perdu yang besar dengan tinggi

sekitar 2 m. Daunnya bertekstur kasar dan bertajuk majemuk, terutama pada

pohon yang sudah tua. Biji jarak pagar yang masih muda berwarna hijau muda,

berubah kekuningan setelah tua dan mencapai kadar minyak optimum setelah

menjadi kehitaman. Jarak pagar dikenal dengan nama jarak kosta di daerah

Melayu, jarak kusta di daerah Sunda, kalele di Madura, jarak pager di Bali,

bintalo di Gorontalo, dan balacai hisa di Ternate.

Jarak pagar berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah, biasa digunakan

sebagai pencahar, bahkan sebagai racun. Rebusan akar dan daunnya digunakan

sebagai obat diare. Di Indonesia, daunnya digunakan sebagai penutup

luka/antiseptik (Padua et al. 1999). Berkat jasa pelaut Portugis yang

menyebarluaskan jarak pagar melalui kepulauan Cape Verde dan Guinea Bissau

ke negeri lain di Afrika dan Asia, kini tanaman ini banyak ditemui di Amerika

Tengah dan Selatan, Asia Tenggara, India, dan Afrika.

Menurut penelitian sebelumnya, kadar minyak biji jarak pagar relatif

tinggi yaitu 35-45 %, minyaknya berbau tak sedap, berwarna kekuningan dan

menjadi kemerahan jika terkena udara. Kandungan asam lemak yang terdapat

dalam minyak jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 2.

Haas dan Mittelbach (2000) menyatakan bahwa minyak jarak pagar

mengandung racun yang membuat minyak ini tidak dapat dikonsumsi. Ester

forbol, senyawa yang bertanggung jawab atas beracunnya minyak jarak pagar,

hanya berkurang sekitar 50 % setelah dilakukan pemurnian, dan hal ini tetap

membuat minyak ini tidak dapat dikonsumsi.

Page 21: Jarak Pagar Biodisel

6

Tabel 2. Kandungan asam lemak pada minyak jarak pagar

Jenis Asam Lemak Komposisi (%-berat)

Asam Linoleat 46.1

Asam Oleat 29.9

Asam Palmitat 11.9

Asam Stearat 5.2

Asam Linolenat 4.7

Sumber: Haas & Mittelbach, 2000

B. TEKNOLOGI PROSES

Proses yang digunakan untuk menghasilkan minyak biodiesel dengan

bahan biji jarak pagar dapat dibagi ke dalam dua tahap yaitu ekstraksi minyak

jarak mentah (Straight Curcas Oil/SCO) dari biji jarak, dan pemrosesan minyak

jarak menjadi minyak biodiesel. Pada tahap pertama, sebelum diekstrak biji jarak

dikukus dan dikupas untuk memisahkan inti biji dengan tempurungnya,

kemudian minyak jarak mentah dapat diekstrak dari inti biji jarak dengan cara

pengepresan/penekanan secara kontinyu dengan menggunakan alat pengepres

hingga didapatkan minyak jarak yang masih bercampur dengan kotoran sisa biji

jarak. Untuk menghilangkan zat-zat pengotor yang terbawa pada saat

pengepresan maka dilakukan proses penyaringan secara kontinyu hingga

menghasilkan minyak jarak. Tahap yang pertama ini menimbulkan hasil

sampingan berupa tempurung biji dan bungkil/ampas biji jarak. Hasil samping

tempurung biji dapat dimanfaatkan untuk pembuatan arang aktif atau sebagai

pupuk tanaman, sedangkan bungkil/ampas hasil pengepresan dapat dimanfaatkan

untuk bahan baku pembuatan biogas, sebagai pakan ternak, biopestisida atau bisa

juga digunakan untuk pupuk.

Page 22: Jarak Pagar Biodisel

7

Pada tahap kedua, yaitu tahap pemrosesan minyak jarak mentah menjadi

minyak biodiesel, minyak jarak mentah diproses melalui metode Estrans

(Esterifikasi dan Transesterifikasi) untuk mengolah minyak mentah menjadi

minyak biodiesel kasar yang kemudian akan melalui proses pencucian dan

pemurnian untuk memisahkannya dari air dan gliserin.

Proses Transesterifikasi minyak nabati seperti minyak jarak ini

merupakan proses yang paling efektif untuk transformasi molekul trigliserida

menjadi molekul ester asam lemak. Proses transesterifikasi dapat dilakukan

secara kimia maupun secara biologis dengan memanfaatkan enzim. Menurut

Gambar 1. Neraca massa produksi minyak biodiesel dari biji jarak pagar (Jatropha curcas L.)

NaOH/KOH 0.9 % dari Minyak Jarak

(27 Ton)

Air 10 %

(1139.60 Ton)

Biji Jarak

Mesin Pengering

Mesin Pemecah Tempurung

Mesin Press

Reaktor

Biji kering 90 % (10 256.41 Ton)

Daging Biji 65 % (6666.67 Ton)

Kulit Biji 35 % (3589.74 Ton)

Ampas 55 % (3666.67 Ton)

Minyak Jarak 45 % (3000 Ton)

Gliserol 9 % (270 Ton)

Metanol 9 % dari minyak jarak

(270 Ton) NaOH/KOH 0.9 % (27 Ton)

Minyak Biodiesel 90.1 % (3000 Ton)

11 396 Ton

Page 23: Jarak Pagar Biodisel

8

Bernardini (1983), pada proses transesterifikasi konsentrasi metanol yang

digunakan tidak boleh lebih rendah dari 98 persen, karena makin rendah

konsentrasi metanol yang digunakan maka makin rendah rendemen metil ester

yang dihasilkan sedangkan waktu reaksi menjadi lebih lama. Kondisi proses

transesterifikasi secara kontinyu yang dilakukan Noureddini et al. (1998) didalam

Darnoko dan Cheryan (2000) yaitu suhu proses 60oC, waktu proses 1-2 jam yang

diikuti dengan pengadukan, menggunakan katalis KOH 1 persen (w/w) terlarut

dalam metanol. Penambahan metanol dilakukan dengan perbandingan reaktan

sebesar 6:1. Rata-rata rendemen dari metil ester adalah sekitar 89.5 persen dari

maksimum rendemen secara teori, dengan standar deviasi 2.61 persen.

Proses pembuatan metil ester dari minyak nabati ini dapat digunakan

dengan bahan baku minyak jarak mentah. Proses ini juga umum digunakan untuk

minyak tumbuhan lain, bahkan telah banyak dikembangkan dalam skala industri.

Selain menghasilkan metil ester, proses ini juga menghasilkan gliserin, salah satu

produk oleokimia bernilai ekonomi cukup tinggi. Gliserin sangat luas digunakan

di kalangan industri sebagai bahan kosmetika dan farmasi, jika gliserin hasil

samping dari proses transesterifikasi dimanfaatkan secara ekonomis maka biaya

produksi metil ester dapat menjadi lebih rendah. Pada esterifikasi, bahan baku

yang berasal dari minyak jarak mentah diubah menjadi metil ester yang sudah

berkarakteristik C16-C18. Proses ini prinsip kerjanya adalah trigliserida dari SCO

direaksikan dengan metanol dengan bantuan katalis basa hingga terbentuk rantai

gliserida dan gliserol seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Page 24: Jarak Pagar Biodisel

9

Reaksi Esterifikasi

O

H2C OCR H2C OH O O

HC OCR + 3 CH3OH 3RCOCH3 + HC OH Katalis, O Energi

H2C OCR H2C OH Trigliserida Metanol Metil Ester Gliserol

Reaksi Transesterifikasi

Gambar 2. Reaksi Esterifikasi dan Transesterifikasi

Hasil tahap reaksi tersebut adalah gliserol yang akan terpisah di bagian

bawah separator sehingga dengan mudah dapat dipisahkan. Metil ester yang

terbentuk pada proses itu adalah metil ester kasar dan masih tercampur dengan

sisa katalis dan metanol untuk itu metil ester harus dimurnikan untuk

menghilangkan sisa katalis dan metanol sehingga didapatkan metil ester. Tahap

terakhir transesterifikasi adalah menghilangkan uap air di dalam metil ester

sehingga didapatkan metil ester dengan kadar air yang rendah.

C. SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN

Menurut Suryadi (1996), Sistem Penunjang Keputusan (SPK) dirancang

untuk membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas para pimpinan

perusahaan dan profesional. SPK merupakan sistem interaktif yang bisa

digunakan oleh individu dengan pengalaman sedikit mengenai komputer dan

metode analitis. SPK juga didefinisikan sebagai sistem komputerisasi informasi

C O H R'

O

R'' O H

[H+]

C OR'' R '

O

H 2O+ +

Page 25: Jarak Pagar Biodisel

10

yang menggunakan aturan keputusan dan model-model, basis model

diakomodasikan dengan basis data dan pandangan pribadi pengambil keputusan

yang menuntun kepada pemecahan masalah yang tidak dapat diselesaikan hanya

dengan model optimasi ilmu manajemen (Turban, 1990). Struktur dasar SPK

dapat dilihat pada Gambar 3.

Tahap perancangan SPK secara garis besar terdiri dari penentuan tujuan

penelitian, studi pendahuluan dan studi kelayakan, perumusan kebutuhan data

input dalam kaitannya dengan pengembangan sistem informasi, perumusan

kemampuan yang harus dipenuhi oleh SPK dan perlengkapan yang dibutuhkan,

dan perancangan serta pengembangan SPK. Identifikasi tujuan rancang bangun

untuk menentukan arah dan sasaran yang hendak dicapai. Perancangan

pendahuluan dilakukan guna merumuskan kerangka dan ruang lingkup SPK,

serta persyaratan untuk kerja yang harus dipenuhinya, memilih konsep-konsep,

menganalisis dan mengaplikasikan model pembuatan keputusan yang relevan

dengan tujuan SPK yang akan dibangun, juga mengidentifikasi spesifikasi SPK

(Suryadi dan Ramdhani, 2002).

DATA MODEL

Sistem Manajemen Basisi Data

Sistem manajemen Basis Model

Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem Manajemen Dialog

Pengguna

Gambar 3. Struktur dasar SPK (Turban, 1990)

Page 26: Jarak Pagar Biodisel

11

Menurut Waluyo (1998), perbedaan antara basis data untuk SPK dan non

SPK adalah kelengkapan data, proses pengambilan keputusan dan ekstraksi dari

sumber data. Sumber data untuk SPK lebih lengkap dari pada non SPK. Data

harus berasal dari luar dan dalam terutama dalam level manajemen puncak sangat

tergantung pada sumber data dari luar seperti data ekonomi. SPK membutuhkan

proses ekstraksi dan sistem manajemen basis data yang mengelolanya harus

cukup fleksibel untuk memungkinkan penambahan dan pengurangan secara

cepat.

Teknik pengambilan keputusan secara umum ada dua jenis, yaitu

kualitatif dan kuantitatif. Model kualitatif memerlukan saran ahli atau pakar

sedangkan model kuantitatif yang biasa digunakan adalah Teknik Heuristik, MPE

dan simulasi. Program heuristik merupakan titik pandang dalam merancang suatu

program untuk tugas pemrosesan informasi kompleks. Teknik ini merupakan

hasil dari operasi aritmetika dan matematika logika seperti adanya penambahan,

penjumlahan dan perhitungan bertahap, namun tahapannya terbatas sehingga

dapat dibuat algoritma komputernya. Menurut Manning (1984) metode

perbandingan eksponensial digunakan sebagai alat bantu bagi pengambil

keputusan untuk menggunakan rancang bangun model yang telah terdefinisi

dengan baik pada setiap tahapan proses. Metode Monte Carlo merupakan teknik

simulasi dengan menggunakan teknik pengambilan contoh, simulasi ini

menggunakan sebaran peluang kejadian dalam peubah masukannya yang

merupakan peubah acak yang diperoleh dengan metode tranformasi kebalikan

dari pembangkitan bilangan acak yang berdistribusi seragam dan memiliki

kisaran nilai antara nol dan satu (Hillier dan Lieberman, 1980).

D. PERBANKAN SYARIAH

Perkembangan industri keuangan syariah secara informal telah dimulai

sebelum dikeluarkannya kerangka hukum formal sebagai landasan operasional

perbankan syariah di Indonesia. Sebelum tahun 1992, telah didirikan beberapa

badan usaha pembiayan non bank yang telah menerapkan konsep bagi hasil

dalam kegiatan operasionalnya. Hal tersebut menunjukkan kebutuhan masyarakat

Page 27: Jarak Pagar Biodisel

12

akan hadirnya institusi-institusi keuangan yang dapat memberikan jasa keuangan

yang sesuai syariah.

Untuk menjawab kebutuhan bagi terwujudnya sistem perbankan yang

sesuai syariah, pemerintah telah memasukkan kemungkinan tersebut dalam

undang-undang yang baru yaitu Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang

perbankan secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan

yang memiliki dasar operasional bagi hasil yang secara rinci dijabarkan dalam

Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 1990 tentang Bank berdasarkan prinsip bagi

hasil. Ketentuan perundang-undangan tersebut telah dijadikan sebagai dasar

hukum beroperasinya Bank Syariah di Indonesia yang menandai dimulainya era

sistem perbankan ganda (Dual Banking System) di Indonesia (Biro Perbankan

Syariah, 2002).

Sistem keuangan dan perbankan modern melakukan fungsi penyaluran

dana dengan cara memanfaatkan dana pihak lain untuk memenuhi kebutuhan

dana masyarakat untuk meningkatkan taraf hidupnya. Prinsip yang digunakan

dalam penyaluran dana ini adalah prinsip penyertaan dalam rangka pemenuhan

permodalan (equity financing) dan prinsip pinjaman dalam rangka pemenuhan

kebutuhan pembiayaan (debt financing). Sistem perbankan syariah mempunyai

hukum dan ketentuan tersendiri dalam penerapan fungsi tersebut, yaitu melalui

akad-akad (kontrak) bagi hasil dan akad-akad jual-beli. Akad bagi hasil

merupakan bentuk penerapan equity financing sedangkan akad jual beli

merupakan debt financing (Arifin, 2002).

Bentuk-bentuk prinsip syariah dari transaksi pengumpulan dana dan

pembiayaan dijelaskan pada poin-poin berikut:

1. Prinsip Bagi Hasil (Profit and Loss Sharing)

Ada dua macam kontrak yang termasuk dalam kategori ini, yaitu

musyarakah (joint venture profit sharing) dan mudharabah (trustee profit

sharing). Masing-masing kontrak tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Musyarakah

Prinsip musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih

untuk suatu usaha tertentu. Masing-masing pihak yang terlibat

memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan

Page 28: Jarak Pagar Biodisel

13

resiko ditanggung bersama. Penentuan porsi pembagian hasil dapat

dilakukan melalui perhitungan porsi modal maupun atas dasar perjanjian

yang telah disepakati kedua belah pihak (Antonio, 2003).

Aplikasi prinsip ini dalam perbankan adalah bank membiayai

sebagian saja dari jumlah kebutuhan investasi atau modal kerja proyek,

selebihnya dibiayai sendiri oleh nasabah. Dalam kontrak ini, modal atau

investasi yang dikeluarkan oleh bank akan diangsur nasabah secara

bertahap (Arifin, 2002).

b. Mudharabah

Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak atau

lebih. Pihak pertama disebut shahibul maal adalah penyedia dana

sepenuhnya sedangkan pihak kedua adalah pihak pengelola dana

(mudharib). Keuntungan maupun resiko dari pengelolaan dana

ditanggung oleh kedua belah pihak, selama tidak terjadi kelalaian yang

disebabkan pihak kedua (Antonio, 2003).

Jika masa proyek selesai, mudharib akan mengembalikan modal

berikut porsi keuntungan yang telah disetujui sebelumnya kepada

penyedia dana. Bila terjadi kerugian, maka seluruh kerugian akan

ditanggung oleh shahibul maal sedangkan mudharib kehilangan

keuntungan atas kerja yang dilakukan.

Ada dua tipe mudharabah yaitu mudharabah mutlaqah dan

mudharabah muqayyah. Mudharabah mutlaqah memberikan keleluasaan

penuh kepada mudharib untuk menggunakan dana tersebut, sedangkan

mudharabah muqayyah memiliki batasan dalam penggunaan dana

terhadap waktu, tempat, jenis usaha dan sebagainya (Arifin, 2002).

2. Prinsip Jual Beli (Al Bai’)

Pengertian jual beli adalah akad pertukaran (exchange contract)

antara suatu barang dan jasa dalam jumlah tertentu atas barang dan jasa

lainnya. Penyerahan jumlah dan pembayaran barang dan jasa tersebut dapat

dilakukan pada saat itu juga (cash and carry) ataupun secara tangguh

(deferred).

Page 29: Jarak Pagar Biodisel

14

Jenis-jenis jual beli yang umum digunakan dalam pembiayaan syariah

adalah bai’ al murabahah, bai’ al salam dan bai’ al istishna’ (Arifin, 2002).

Perbedaan ketiga jenis jual beli ini akan dijelaskan berikut ini:

a. Murabahah

Prinsip murabahah adalah jual beli barang pada harga asal dengan

tambahan keuntungan yang disepakati (Antonio, 2003). Cara dan jangka

waktu pembayaran disepakati bersama, baik secara lump sum maupun

secara angsuran. Murabahah dengan pembayaran angsuran disebut bai’

bitsaman ajil. Melalui akad murabahah, nasabah dapat memenuhi

kebutuhan dalam memperoleh dan memiliki barang yang dibutuhkan

tanpa harus menyediakan uang tunai terlebih dahulu.

b. Salam

Salam adalah akad jual beli suatu barang yang harganya dibayar

dengan segera sedangkan barangnya akan diserahkan kemudian dalam

jangka waktu yang disepakati. Harga yang dibayarkan berupa bentuk

tunai yang dibayarkan segera dan bukan berupa utang.

Nasabah yang membutuhkan fasilitas salam biasanya adalah

nasabah yang menerima pesanan dari pelanggannya dengan syarat

pembayaran dilakukan setelah barang diserahkan. Apabila nasabah

membutuhkan dana untuk pengadaan barang tersebut, maka ia dapat

melakukan penjualan kepada bank dengan salam. Harga salam lebih

rendah daripada harga penjualan dengan pemesan barang (Arifin, 2002).

c. Istishna’

Bai’ al ishtishna’ adalah akad jual beli barang yang harus dibuat

terlebih dahulu dengan spesifikasi yang jelas. Ishtishna’ hampir sama

dengan bai’ as salam namun cara pembayarannya dapat dilakukan di

awal, tengah maupun akhir periode baik lump sum maupun bertahap.

3. Prinsip Sewa dan Sewa Beli

Ijarah atau sewa adalah akad pemindahan hak guna atas barang dan

jasa, melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan kepemilikan

atas barang itu sendiri (Antonio, 2003). Bank dalam hal ini berperan sebagai

Page 30: Jarak Pagar Biodisel

15

penyedia peralatan atau barang yang akan disewa oleh nasabah. Tarif sewa

dan lama peminjaman disepakati oleh kedua belah pihak.

Perbedaan antara ijarah dengan ta’jiri atau sewa beli adalah status

kepemilikan pada akhir periode kesepakatan. Pada ijarah, hak tanda

kepemilikan tetap pada bank atau penyedia dana sampai masa kontrak

berakhir. Pada ta’jiri, hak tanda kepemilikan barang akan beralih ke nasabah

setelah masa kontrak berakhir karena cicilan sewanya sudah termasuk cicilan

pokok harga barang (Perwataatmadja, 1993).

4. Prinsip Qard

Qard adalah suatu pinjaman lunak yang diberikan atas dasar

kewajiban sosial tanpa dikenai biaya atau imbalan lain (Perwataatmadja,

1993). Pembiayaan ini merupakan bentuk penyaluran dari penghimpunan

dana berdasarkan prinsip yang sama. Fasilitas dana yang diberikan berupa

pinjaman lunak kepada usaha kecil dan mikro, pinjaman jangka pendek

kepada nasabah, dan keperluan atau kewajiban sosial (Antonio, 2003).

Qard merupakan salah satu ciri pembeda bank syariah dan bank

konvensional. Qard mengandung misi sosial disamping kegiatan perbankan

lainnya yang bersifat komersial. Bentuk pembiayaan ini memiliki resiko yang

tinggi karena tidak dikenai jaminan (Antonio, 2003). Secara syariah,

peminjam hanya berkewajiban membayar kembali pokok pinjamannya

(Arifin, 2002).

5. Prinsip Titipan (Al Wadi’ah)

Wadi’ah merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak yang lain,

baik individu maupun badan hukum, yang dijaga dan dikembalikan saat pihak

penitip menghendaki (Antonio, 2003). Ada dua tipe wadi’ah, yaitu wadi’ah

yad amanah dan wadi’ah yad dhamanah. Kedua tipe tersebut akan dijelaskan

berikut ini:

a. Wadi’ah yad amanah

Wadi’ah yad amanah merupakan akad titipan yang status

penerima titipannya adalah penerima kepercayaan (trustee), yang tidak

harus mengganti segala resiko kehilangan atau kerusakan yang terjadi

Page 31: Jarak Pagar Biodisel

16

pada aset titipan, kecuali akibat kecerobohan. Aset titipan dari pemilik

harus dipisahkan dan tidak boleh dimanfaatkan oleh penerima titipan.

b. Wadi’ah yad dhamanah

Wadi’ah yad dhamanah adalah akad titipan yang status penerima

titipannya adalah trustee sekaligus penjamin (guarantor) keamanan aset.

Penerima simpanan bertanggung jawab penuh atas segala kehilangan atau

kerusakan yang terjadi pada aset titipan tersebut. Penerima titipan dapat

memanfaatkan aset yang dititipkan dan semua keuntungan yang diperoleh

menjadi hak penerima titipan.

6. Prinsip Lainnya

a. Prinsip Rahn

Rahn adalah menahan barang yang mempunyai nilai harta sebagai

jaminan sehingga orang yang menjaminkan barangnya dapat mengambil

sebagian maupun keseluruhan utangnya. Rahn juga dapat disebut sebagai

akad penggadaian barang dari satu pihak kepada pihak lain (Arifin, 2002).

b. Prinsip Wakalah

Wakalah berarti penyerahan, pendelegasian atau pemberian

mandat (Antonio, 2003). Beberapa jenis Wakalah diantaranya adalah

perwakilan mutlak tanpa batasan waktu untuk semua urusan (wakalah al

mutlaqah), perwakilan pada urusan-urusan tertentu saja (wakalah al

muqayyadah) dan perwakilan diantara mutlaqah dan muqayyadah

(wakalah al ammah). Dalam aplikasinya, bank menerima uang, surat-

surat berharga dan kuasa dari nasabah untuk menyelesaikan kewajiban-

kewajiban nasabah tersebut kepada pihak lain. Salah satu bentuk riil dari

wakalah adalah transfer uang antar bank dan penerbitan Letter of Credit

(L/C).

c. Prinsip Kafalah

Kafalah merupakan suatu bentuk penjaminan yang diberikan oleh

pihak penanggung (kafil) kepada pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban

pihak kedua terhadap pihak ketiga tersebut (Antonio, 2003). Kafalah

diperlukan untuk menghindarkan pihak yang berpiutang akibat ketidak

Page 32: Jarak Pagar Biodisel

17

mampuan membayar dari pihak yang berutang. Dalam lembaga

keuangan, aplikasi akad ini adalah penerbitan garansi bank (Arifin, 2002).

d. Prinsip Hawalah

Hawalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak, yang

mempunyai kewajiban, kepada pihak lain (Cahyono, 1995). Prinsip ini

terbatas pada uang atau kewajiban finansial saja, dan tidak digunakan

untuk barang atau benda. Transaksi hawalah yang diperkenankan adalah

pemindahan utang dari seseorang kepada pihak lain disertai pemindahan

piutang yang ada padanya (hawalah muqayyadah).

e. Prinsip Ju’alah

Ju’alah adalah suatu kontrak antara pihak pertama yang

menjanjikan imbalan tertentu kepada pihak kedua atas pelaksanaan tugas

atau pelayanan yang dilakukan oleh pihak kedua untuk kepentingan pihak

pertama. Prinsip ini diterapkan oleh bank dalam menawarkan berbagai

pelayanan dengan mengambil fee dari nasabah, seperti Referensi Bank,

Informasi Usaha dan sebagainya (Arifin, 2002).

f. Prinsip Sharf

Sharf berarti penukaran antara emas dan perak. Hal ini bisa

dianalogikan dengan penukaran valuta asing. Pada prinsip syariah, syarat

transaksi perdagangan mata uang hanya berlaku pada dua mata uang

asing yang berbeda dan penyerahannya dilakukan saat transaksi

berlangsung (Antonio, 2003).

Islam menganggap bahwa uang merupakan alat tukar sehingga

permintaan atas uang berguna untuk keperluan transaksi bukan spekulasi.

Dalam aplikasinya, bank syariah tetap dapat melayani penukaran uang

baik terhadap mata uang asing maupun mata uang dalam negeri namun

ada beberapa ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, antara lain harus

tunai, serah terima secara langsung dan jumlahnya harus sama apabila

penukaran dalam mata uang yang sama (Arifin, 2002).

Page 33: Jarak Pagar Biodisel

18

E. LANDASAN TEORI

1. Metode Kuadrat Terkecil

Metode kuadrat terkecil ini digunakan pada model prakiraan pasar

yaitu untuk menentukan persamaan garis regresi berdasarkan data yang ada.

Analisa regresi merupakan penelaahan hubungan fungsional dua variabel atau

lebih untuk mencari bentuk persamaan yang sesuai dan berguna dalam

meramal keadaan atau kejadian dari perubahan variabel tertentu (Dayan,

1984). Analisa regresi terdiri dari dua macam yaitu regresi linear dan non

linear. Di dalam analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu

variabel bebas atau prediktor dan variabel tidak bebas atau respon.

Menurut Dayan (1984) metode kuadrat terkecil berpangkal pada

kenyataan bahwa jumlah pangkat dua (kuadrat) memiliki jarak antara titik-

titik dengan garis regresi yang dicari harus sekecil mungkin. Permasalahan

yang terdiri dari sebuah variabel bebas X dan variabel tidak bebas Y dimana

model regresi linear untuk populasi dalam persamaan Y = mx + b telah dapat

diduga maka penaksiran parameter-parameter regresi dapat dilakukan dengan

menggunakan rumus:

bmXY +=

( ) ( )( )( )( ) ( )22 ∑∑

∑∑∑−

−=

XXn

YXXYnm

( ) ( )( ) ( )( )( )( ) ( )22

2

∑∑∑∑∑∑

−=

XXn

XYXXYb

Keterangan :

n = Jumlah data

Y = Variabel tidak bebas

X = Variabel bebas

m = Koefisien regresi (Kemiringan/Slope)

b = Titik perpotongan dengan garis Y (Intercept)

Page 34: Jarak Pagar Biodisel

19

Pengukuran ketepatan model yang digunakan akan diuji dengan

koefisien determinasi (r2) yang menunjukkan persentase dari total variasi

yang dapat dijelaskan oleh model tersebut. Nilai koefisien berkisar antara 0

sampai dengan 1. Perhitungan koefisien determinasi menggunakan

persamaan berikut:

( ) ( )( )

( )[ ] ( )[ ]∑ ∑∑ ∑∑∑∑

−−

−=

2222 YYnXXn

YXXYnr

Keterangan :

Y = Variabel tidak bebas (yang diramalkan)

X = Variabel bebas

n = Jumlah data

2. Metode Perbandingan Eksponensial

Metode perbandingan eksponensial ini digunakan pada model lokasi,

yaitu untuk perhitungan nilai setiap alternatif lokasi berdasarkan nilai kriteria

pada setiap lokasi dan bobot atau tingkat kepentingan setiap kriteria yang

digunakan, hasil dari metode ini adalah nilai akhir setiap lokasi. Menurut

Assauri (1993), terdapat tiga metode pemilihan lokasi pabrik yaitu

berdasarkan keunggulan komparatif, perbandingan biaya dan analisis

ekonomi. Metode perbandingan eksponensial (MPE) merupakan bentuk

metode pengambilan keputusan yang dapat digunakan dalam pemilihan

lokasi berdasarkan pada keunggulan komparatif. Asumsi dasar yang

digunakan adalah pengambilan keputusan harus mempunyai kemampuan

untuk dapat menentukan derajat kepentingan relatif kriteria dan pilihan

keputusan.

Metode perbandingan eksponensial digunakan sebagai pembantu bagi

individu pengambil keputusan untuk menggunakan rancang bangun model

yang telah terdefinisi dengan baik pada setiap tahapan proses. Menurut

Manning (1984) tahapan yang dilakukan dalam melaksanakan teknik MPE

adalah:

Page 35: Jarak Pagar Biodisel

20

1) Menulis alternatif

2) Menentukan kriteria-kriteria penting dalam pengambilan keputusan

3) Mengadakan penelitian terhadap setiap kriteria

4) Mengadakan penilaian terhadap semua alternatif pada masing-masing

kriteria

5) Menghitung nilai dari setiap alternatif

6) Memberikan jenjang kepada alternatif dengan didasarkan pada nilai

masing-masing

Perhitungan nilai untuk masing-masing alternatif adalah sebagai

berikut:

( )BjVijNKi ∑=

Keterangan :

Nki = Nilai keputusan alternatif i

Vij = Nilai kriteria j pada alternatif i

Bj = Bobot kriteria j, Bj > 0

3. Deviasi Standar dan Varians

Deviasi standar dan varians ini digunakan untuk menganalisa tingkat resiko

dari investasi yang akan ditanam berdasarkan kemungkinan aliran kas yang

terjadi. Angka koefisien varians digunakan untuk mengukur resiko investasi,

angka ini akan sangat berguna untuk melihat bila usulan yang dikaji berbeda

baik nilai yang diharapkan maupun deviasi standarnya.

Menurut Soeharto (1997), deviasi standar adalah pengukuran

variabilitas distribusi berdasarkan ilmu statistik, sedangkan varians adalah

pangkat dua dari deviasi standar dengan rumus sebagai berikut:

Page 36: Jarak Pagar Biodisel

21

( ) ( ){ } ( )2/1

1

2⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡×−= ∑

=

n

x

xtPtCFxtCFS

( )NPSCV =

Keterangan :

S = Deviasi standar

(CF)xt = Aliran kas untuk kemungkinan ke-x, periode t

(CF) t = Nilai aliran kas yang diharapkan

(P)xt = Probabilitas kemungkinan aliran kas terjadi

CV = Koefisien varians

NP = Nilai yang diharapkan

4. Pembiayaan Konvensional

a. Net Present Value (NPV)

Nilai bersih saat ini yang diperoleh dengan jalan mendiskontokan

selisih antara jumlah kas yang keluar dan kas yang masuk tiap-tiap tahun

dengan satu tingkat persentase bunga yang telah ditentukan sebelumnya.

Persamaan yang digunakan:

( )∑=

⎥⎦

⎤⎢⎣

+

−=

n

tttt

iCB

NPV0 1

Keterangan :

NPV = Net Present Value

Bt = Keuntungan kotor proyek tahun ke-t

Ct = Pengeluaran kotor proyek tahun ke-t

n = Umur ekonomis proyek

t = Tingkat bunga dalam persen

b. Benefit Cost Ratio (BCR)

BCR adalah angka perbandingan antara keuntungan (benefit)

dengan biaya (cost). Persamaan yang digunakan:

Page 37: Jarak Pagar Biodisel

22

( )

( )∑

=

=

<−⎥⎦

⎤⎢⎣

+

>−⎥⎦

⎤⎢⎣

+

=n

tttt

tt

n

tttt

tt

CBuntukiBC

CBuntukiCB

BCR

0

0

01

01

Kriteria yang diambil jika BCR >1 maka proyek diterima, BCR<1

maka proyek tidak dapat diterima sedangkan jika BCR=1 proyek tersebut

berada pada titik impas, pada kondisi ini pemilik proyek tidak

mendapatkan laba dari hasil usahanya dan tidak mengalami kerugian atas

usaha yang dijalankannya.

c. Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah suku bunga (i*) yang menyebabkan nilai NPV sama

dengan nol, sehingga nilai sekarang dari aliran uang tunai yang masuk

sama dengan nilai sekarang dari nilai yang keluar. IRR dapat dinyatakan

pula sebagai tingkat hasil atas investasi bersih. Persamaan IRR adalah

sebagai berikut:

( )

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

−−+=

21

2111 NPVNPV

iiNPViIRR

Tingkat suku bunga i1 adalah tingkat suku bunga yang

menyebabkan NPV1 positif sedangkan i2 adalah tingkat suku bunga yang

menyebabkab NPV2 negatif . Kriteria IRR adalah tingkat suku bunga yang

berlaku (i) jika i* > i, maka proyek tersebut layak.

d. Pay Back Period (PBP)

PBP adalah jangka waktu untuk pengembalian investasi awal,

keputusan yang diambil berdasarkan kriteria waktu. Nilai PBP didapatkan

dari persamaan berikut:

( )⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

+=+1tt

t

AKKAKKAKK

tPBP

Page 38: Jarak Pagar Biodisel

23

Dimana t adalah tahun proyek pada saat arus kas kumulatif (AKK)

bernilai negatif dan t+1 adalah tahun proyek ketika AKK bernilai positif.

e. Break Even Point (BEP)

BEP adalah suatu analisa yang bertujuan untuk menemukan satu

titik dimana pengeluaran sama dengan pendapatan. Hasil BEP akan

menunjukkan besarnya pendapatan yang sama dengan pengeluaran atau

dengan kata lain impas yaitu keadaan dimana tidak untung dan tidak rugi

sehingga apabila lebih dari angka atau titik tersebut maka mulai

mendapatkan keuntungan. Perumusan BEP dengan pendekatan biaya

sama dengan pendapatan adalah sebagai berikut:

⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛⎟⎠⎞

⎜⎝⎛−

=

FV

FRpBEP1

)(

Keterangan :

V = Biaya variabel

F = Biaya tetap

5. Pembiayaan Syariah

a. Pembiayaan Mudharabah

Menurut Zulkifli (2003), pada pembiayaan mudharabah, bank

bertindak sebagai penyedia dana seluruhnya sedangkan nasabah hanya

menyediakan keterampilan usaha dan manajemen. Pengembalian dana

usaha dan porsi bagi hasil kedua belah pihak dilakukan dengan

menghitung keuntungan yang ingin diperoleh pihak bank, kemudian

menghitung nisbahnya. Cara penghitungan penetapan nisbah bagi hasil

pembiayaan mudharabah dapat dilihat pada rumus berikut:

Page 39: Jarak Pagar Biodisel

24

MdERKeuntungan ×=

%100×=Op

KeuntunganBankNisbah

BankNisbahNasabahNisbah −= %100

Keterangan :

ER : Expected return (%)

Md : Modal yang dibutuhkan (Rp)

Op : Omzet penjualan (Rp)

b. Pembiayaan Musyarakah

Pada pembiayaan musyarakah, bank dan nasabah sama-sama

memiliki kontribusi dana modal. Pengembalian dana usaha dan porsi bagi

hasil antara kedua pihak dilakukan sesuai dengan porsi modal yang

ditanamkan (Zulkifli, 2003). Cara penghitungan penetapan nisbah bagi

hasil pembiayaan musyarakah dapat dilihat dari rumus berikut:

PMMdERKeuntungan ××=

%100×=Op

KeuntunganBankNisbah

BankNisbahNasabahNisbah −= %100

Keterangan :

ER : Expected return (%)

Md : Modal yang dibutuhkan (Rp)

PM : Persentase penyertaan modal (%)

Op : Omzet penjualan (Rp)

c. Pembiayaan Murabahah

Pada pembiayaan murabahah, bank bertindak sebagai pihak

penjual kepada nasabah dengan membelikan suatu barang yang

pembayarannya dapat ditangguhkan atau dicicil (Zulkifli, 2003). Dalam

Page 40: Jarak Pagar Biodisel

25

pembiayaan ini, bank menetapkan tingkat keuntungannya di muka, yang

disebut dengan profit margin. Cara perhitungan harga jual dan fasilitas

angsurannya dapat dilihat pada rumus berikut:

)( tPMHBFHBFHJF ××+=

)12( ×=

tHJFA

Keterangan :

A : Angsuran (Rp/bulan)

HJF : Harga Jual Fasilitas (Rp)

HBF : Harga Beli Fasilitas (Rp)

PM : Profit margin (%)

t : Jangka waktu pembayaran (tahun)

F. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU

Widarmana (2002) membangun Sistem Penunjang Keputusan Pendirian

Agroindustri Jahe yang diberi nama Ginger Xp. Paket program Ginger Xp

dirancang sebagai alat bantu bagi para pengambil keputusan dalam perencanaan

pendirian agroindustri jahe khususnya investor dan pengusaha agroindustri.

Model-model yang digunakan dalam SPK Ginger Xp ini mencakup model

pemilihan lokasi, model produksi yang terdiri dari sub model analisa permintaan

pasar dan sub model rencana produksi, model kebutuhan lahan serta model

analisa kelayakan finansial agroindustri. Model finansial yang dibuat untuk

menghitung nilai-nilai kriteria investasi yang meliputi NPV, BCR, IRR, PBP dan

BEP. Analisa sensitivitas juga dilakukan untuk mengetahui sejauh mana

perubahan-perubahan unsur dalam aspek finansial dan ekonomi terpengaruh

terhadap keputusan yang dipilih, analisa ini dilakukan dengan mensimulasikan

beberapa skenario kemudian mencari kesimpulannya.

Haridian (2002) membangun Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan

dan Pengembangan Agroindustri Pala, tujuan penelitiannya adalah mempelajari

konsep dan metodologi SPK yang dapat digunakan untuk membantu

pengambilan keputusan serta merancang model SPK perencanaan dan

Page 41: Jarak Pagar Biodisel

26

pengembangan agroindustri pala. Model yang digunakan adalah model pemilihan

lokasi, model analisa prakiraan pasar, dan model analisa kelayakan finansial.

Kusuma (2001) membuat Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan

Agroindustri Terpadu Berbasis Tomat di Bogor, tujuan dari penelitiannya adalah

merekomendasikan strategi perencanaan agroindustri terpadu berbasis tomat

kepada pemerintah kabupaten Bogor sebagai upaya konstruktif dalam

mendukung pembangunan wilayah. Model-model yang digunakan adalah model

penentuan lokasi unggulan, model penentuan varietas unggulan, model prakiraan

pasar usaha tani, model kelayakan finansial usaha tani, model pola tanam dan

model harga kesepakatan.

Page 42: Jarak Pagar Biodisel

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Saat ini hampir di semua bidang kehidupan manusia sudah memanfaatkan

komputer, bukan hanya sebagai sarana informasi namun juga sebagai pendukung

kegiatan sehari-hari. Pentingnya penggunaan komputer dalam kehidupan

manusia bukan hanya karena fungsi dan kemampuannya tetapi juga karena

kecepatan serta kemudahan penggunaannya. Salah satu contohnya adalah

pemanfaatan komputer di bidang industri, yaitu sebagai alat pendukung

pengkajian tingkat kelayakan investasi suatu industri dan perencanaan pendirian

industri. Kajian pendirian industri ini dapat diperhitungkan dengan lebih cepat,

tepat dan mudah dengan menggunakan SPK.

Kajian sebelum pendirian suatu industri dibutuhkan dan harus dilakukan

untuk meminimalkan resiko kesalahan pengambilan keputusan untuk mendirikan

industri dan memaksimalkan pemanfaatan potensi yang tersedia. Aspek-aspek

yang mempengaruhi pendirian suatu industri adalah aspek pasar dan pemasaran,

aspek teknis, aspek manajemen operasi, dan aspek ekonomi serta finansial.

Pendirian suatu proyek industri dimulai dengan mengetahui dan

memahami faktor-faktor dan parameter yang berpengaruh dalam keberhasilan

proyek industri tersebut. Langkah selanjutnya adalah menganalisa dan

memprakirakan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di masa yang akan

datang setelah proyek industri berjalan.

Salah satu industri yang saat ini sedang gencar dipromosikan oleh

pemerintah adalah industri pengolahan biji jarak pagar menjadi minyak biodiesel

sebagai pengganti bahan bakar diesel/solar. Pendirian suatu industri berbasis

pengolahan lanjut biji jarak pagar seperti pendirian industri bahan bakar biodiesel

ini merupakan langkah tepat dan memiliki potensi besar untuk berkembang.

Pendirian industri bahan bakar biodiesel dapat didirikan dengan skala kecil

maupun skala besar. Besarnya investasi yang dibutuhkan sesuai dengan besar

kecilnya proyek yang akan didirikan.

Page 43: Jarak Pagar Biodisel

28

B. PENDEKATAN SISTEM

Sistem merupakan sekumpulan elemen-elemen yang berada dalam

keadaan yang saling berhubungan untuk suatu tujuan yang sama. Pendekatan

sistem pada manajemen dirancang untuk memanfaatkan analisis ilmiah pada

permasalahan organisasi dengan tujuan untuk pengembangan dan pengelolaan

sistem operasi, dan perancangan sistem informasi untuk pengambilan keputusan

(Suryadi dan Ramdhani, 2002).

Pendekatan sistem diartikan sebagai metode pengkajian permasalahan

yang dimulai dengan analisis atau identifikasi kebutuhan yang kemudian dapat

menghasilkan suatu sistem yang operasional. Operasi tersebut dianggap efisien,

dimana kemungkinan akan dilakukannya kembali dari penentuan suatu gugus

kebutuhan yang dapat diterima (Eriyatno, 1999).

Pendekatan sistem dimulai dari dua hal, yaitu : (1) mencari semua faktor

penting yang ada dalam permasalahan untuk mendapatkan solusi yang baik, dan

(2) model kuantitatif dibuat untuk membantu menghasilkan keputusan secara

rasional (Eriyatno, 1999).

Pendekatan sistem sangat sesuai untuk membantu memecahkan

permasalahan yang sangat kompleks dengan menggunakan berbagai peubah.

Pendekatan sistem dapat mewakili permasalahan yang ada di dunia nyata

kemudian dianalisa dan dibuat suatu model sehingga akan mempermudah dalam

pemecahan masalah. Tahapan kerja dalam mengkaji suatu permasalahan dengan

pendekatan sistem dapat dilihat pada Gambar 4.

Page 44: Jarak Pagar Biodisel

29

Analisa Kebutuhan

Formulasi masalah

Identifikasi sistem

Pemodelan sistem

Pembuatan program komputer

Verifikasi model

Evaluasi periodik

Implementasi

Sesuai

Memuaskan tidak

tidak

ya

ya

Mulai

Selesai

Gambar 4. Tahapan kerja pendekatan sistem (Manetch dan Park, 1977 di dalam Eriyatno, 1999)

Page 45: Jarak Pagar Biodisel

30

C. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN

Komponen-komponen atau pihak-pihak yang berpengaruh dalam SPK

kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

adalah sebagai berikut:

a. Pengusaha perkebunan

- harga jual yang stabil dan layak

- kelangsungan usahatani terjamin

- peningkatan kesejahteraan

b. Investor

- tingkat keuntungan tinggi

- resiko investasi rendah

- pengembalian modal cepat

c. Konsumen

- kemudahan dalam memperoleh produk

- harga yang stabil dan terjangkau

- mutu produk yang sesuai dan stabil

d. Pemerintah

- peningkatan kesejahteraan rakyat

- memperluas kesempatan kerja

- mendukung struktur ekonomi bangsa

D. IDENTIFIKASI SISTEM

Identifikasi sistem bertujuan untuk memberi gambaran terhadap sistem

yang dikaji. Identifikasi sistem ini merupakan mata rantai hubungan antara

pernyataan dari kebutuhan dengan pernyataan khusus masalah yang harus

dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut.

Hasil gambaran dari sistem yang dikaji kemudian dijabarkan ke dalam

bentuk diagram lingkar sebab akibat dan diagram input output. Diagram ini

digunakan sebagai dasar dalam pengembangan model.

Page 46: Jarak Pagar Biodisel

31

1. Diagram lingkar sebab-akibat

Diagram lingkar sebab akibat memberikan gambaran hubungan antar

komponen di dalam sistem perencanaan pendirian suatu industri. Diagram

lingkar sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 5.

2. Diagram input output

Diagram input output menggambarkan masukan dan keluaran dari

model yang dikembangkan. Diagram input output dapat dilihat pada Gambar

6.

Derajat Penetrasi Pasar

Target Pasar

Bahan baku

Mesin dan Peralatan

Tenaga Kerja

Kapasitas Produksi

Produksi

Pendapatan Laba Kotor

Investasi

Potensi Pasar

Biaya

Kelayakan Industri Pinjaman

Laba Bersih Pajak

Gambar 5. Diagram lingkar sebab akibat SPK pendirian industri

+ + +

+

+

+

+

+

+

+ +

+

+

+

-

+

+ +

- +

Page 47: Jarak Pagar Biodisel

32

E. TATA LAKSANA

1. Perencanaan Sistem

a) Observasi Permasalahan

Tahap ini merupakan pengamatan terhadap permasalahan yang

ada disertai dengan wawancara terhadap para pakar. Tahap observasi

permasalahan ini dimaksudkan untuk mendeteksi dan mendalami

permasalahan.

Tahap ini dilakukan melalui analisis terhadap komponen-

komponen sistem berdasarkan urutan tertentu yaitu evaluasi standar,

pembandingan keluaran sistem dengan standar yang ditetapkan,

melakukan evaluasi manajemen, melaksanakan evaluasi pengolahan

informasi, mengevaluasi masukan dan sumber daya masukan, melakukan

INPUT LINGKUNGAN

• Peraturan pemerintah

• Kondisi ekonomi • Sosial budaya

OUTPUT TAK DIKEHENDAKI

• Tingkat permintaan rendah

• Investasi yang tidak efektif dan efisien

INPUT TERKENDALI

• Mutu produk • Proses produksi • Volume produksi • Nilai investasi

OUTPUT DIKEHENDAKI

• Memberikan keuntungan

• Target pasar terpenuhi • Investasi yang efisien

INPUT TAK TERKENDALI

• Keadaan alam • Harga pasar untuk

produk • Pangsa pasar untuk

produk

MANAJEMEN PERENCANAAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK

KELAYAKAN INVESTASI INDUSTRI

Gambar 6. Diagram Input Output

Page 48: Jarak Pagar Biodisel

33

evaluasi proses transformasi, serta evaluasi terhadap sumber daya

keluaran.

b) Pengumpulan Data dan Informasi

Metode pengambilan data dilakukan dengan kajian pustaka,

survey lapangan dan wawancara. Kajian pustaka dilakukan untuk

mempelajari teknik-teknik yang berhubungan dengan Sistem. Survey

lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer seperti struktur biaya

operasional, data pengeluaran dan penerimaan perusahaan. Sebagai studi

kasus dilaksanakan pada perencanaan investasi industri bahan bakar

biodiesel dari jarak pagar.

2. Analisa Sistem

Tahap lanjut pengamatan sistem dilanjutkan dengan proses analisis

sistem untuk menguji sistem informasi yang sudah ada berikut

lingkungannya. Dengan analisis sistem diharapkan akan diperoleh berbagai

kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan sistem.

Dari hasil analisa tersebut akan diperoleh berbagai alternatif untuk

memecahkan masalah pada sistem yang sudah ada, apakah sistem informasi

yang ada perlu diubah, dikembangkan, dibuat sistem yang sama sekali baru,

atau bahkan tidak perlu dilakukan perubahan apa pun. Dalam analisa sistem,

juga akan dikumpulkan informasi untuk menentukan pilihan apakah sistem

yang baru dapat diperoleh dengan membeli atau dikembangkan sendiri yang

disesuaikan dengan pertimbangan sumberdaya organisasi.

Analisis sistem dilaksanakan dalam dua tahap yaitu yang pertama

adalah tahap analisis pendahuluan terhadap sistem yang ada untuk

menentukan ruang lingkup, keunggulan, dan kelemahan sistem tersebut.

Kemudian dari hasil analisis pendahuluan, dilakukan tahap kedua yaitu tahap

analisis mendalam untuk menyusun studi kelayakan.

Page 49: Jarak Pagar Biodisel

34

3. Perancangan sistem

Setelah observasi dan kajian pustaka, dapat dilakukan identifikasi

berbagai hal yang dibutuhkan oleh pihak-pihak yang dilibatkan dalam sistem

yang akan dirancang. Jika semua identifikasi kebutuhan telah terpenuhi serta

data dan informasi diperoleh, kemudian dilakukan perancangan sistem yang

dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan pelaku yang dilibatkan dalam

sistem yang dirancang.

Proses perancangan sistem terdiri dari dua tahap, yang pertama yaitu

tahap desain konseptual (conceptual design), pada tahap ini akan dirancang

struktur sistem atau arsitektur secara keseluruhan dan gambaran yang lebih

luas dari komponen-komponen sistem, tahap ini juga banyak disebut desain

pendahuluan. Tujuan dari tahapan konseptual yaitu untuk menentukan

berbagai alternatif pemenuhan kebutuhan pengguna sistem.

Tahap berikutnya adalah menyusun desain fisik atau biasa disebut

juga desain detail, pada tahap ini kebutuhan-kebutuhan pengguna sistem yang

tertuang dalam desain konseptual akan diterjemahkan ke dalam rumusan

terinci yang nantinya akan digunakan untuk menyusun atau menguji program

komputer pada saat implementasi sistem. Secara spesifik pada tahap ini yang

dilakukan adalah menyusun desain input dan output dokumen, menentukan

berbagai program komputer, pembuatan disain berbagai file, perancangan

prosedur, serta pengendalian intern sistem yang baru.

4. Implementasi Sistem

Implementasi sistem meliputi kegiatan transformasi Computer Aided

Software Engineering (CASE) tools dan pembuatan program aplikasi

komputer. CASE tools digunakan untuk membantu dalam membuat

pemodelan sistem dan rancangan pangkalan data sistem yang akan dibuat.

CASE tools yang digunakan adalah PowerDesigner 6.0 ProcessAnalyst untuk

perancangan model. Perancangan pangkalan data dibantu oleh perangkat

lunak CASE tools PowerDesigner 6.0 DataArchitect.

Alat bantu yang digunakan untuk pengembangan program aplikasi

adalah Borland Delphi 6.0 untuk mengimplementasikan sistem secara

Page 50: Jarak Pagar Biodisel

35

keseluruhan. Microsoft Access 2002 digunakan sebagai format pangkalan

data yang telah dirancang dengan CASE tools PowerDesigner 6.0

DataArchitect. Program instalasi disusun dengan bantuan WinRAR 3.11.

Proses pelacakan kesalahan (debugging) dan pengujian program

dilakukan setelah program selesai dibuat. Setelah seluruh rancang bangun

sistem diimplementasikan, dibuat prosedur untuk menggabungkan seluruh

data agar membentuk sistem (Sellers dan Edward, 1990).

5. Verifikasi Sistem

Verifikasi sistem dilakukan untuk menguji kesesuaian sistem dengan

kebutuhan pengguna khususnya pengguna data dan laporan. Dibutuhkan data

masukan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna untuk dapat dilakukan

verifikasi. Pengujian secara langsung merupakan pengujian terhadap keluaran

sistem, jika data masukan sesuai maka dihasilkan keluaran yang sesuai

dengan kebutuhan pengguna.

Verifikasi sistem menentukan apakah model sistem yang dibuat sesuai

dengan yang diinginkan dalam program komputer untuk memastikan tidak

ada bug dan error ketika berbagai tipe data dimasukkan.

Pengujian program juga dilakukan oleh sejumlah responden yang

mencakup baik responden yang sudah mengenal komputer dengan baik

ataupun responden yang masih awam terhadap komputer namun dapat

mengoperasikannya. Kemudian para responden ini akan dimintai komentar

dan saran-sarannya.

Page 51: Jarak Pagar Biodisel

IV. PEMODELAN SISTEM A. KONFIGURASI SISTEM

SPK untuk kelayakan investasi industri ini dirancang dalam bentuk

perangkat lunak yang diberi nama INVESTPRO. SPK ini terdiri dari empat

komponen utama yaitu :

1. Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem pengolahan terpusat adalah bagian yang bertujuan untuk

mengorganisasikan dan mengendalikan operasi perangkat lunak

INVESTPRO secara menyeluruh. Sistem ini menerima input dari ketiga

sistem lain, kemudian mendistribusikan output ke sistem yang membutuhkan

dalam bentuk baku. Fungsi utamanya adalah sebagai penyangga untuk

menjamin keterkaitan antar sistem.

2. Sistem Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data memiliki fungsi sebagai pengelola basis

data. Fungsi-fungsi tersebut meliputi penghapusan data, penambahan data

dan pengeditan data. Data SPK INVESTPRO yang dikelola oleh sistem ini

diantaranya adalah data permintaan produk, data harga produk, data konsumsi

produk, data harga bahan baku, data statistik, data nilai kriteria lokasi

industri, data bobot kriteria lokasi industri, data biaya, data asumsi keuangan

untuk investasi dan data asumsi kondisi investasi.

3. Sistem Manajemen Basis Model

Sistem manajemen basis model menunjang aktivitas pengambilan

keputusan yang meliputi proyeksi masa depan, perancangan alternatif dan

pemilihan alternatif terbaik. Jenis model yang digunakan dalam perangkat

lunak INVESTPRO adalah model matematika, dengan model analisa utama

adalah model prakiraan pasar, model pemilihan lokasi dan model keuangan.

Page 52: Jarak Pagar Biodisel

37

4. Sistem Manajemen Dialog

Sistem manajemen dialog adalah bagian dari sistem yang akan

berkomunikasi langsung dengan pengguna atau user, fungsi utamanya adalah

menerima input dan memberikan output yang dikehendaki pengguna. Sistem

manajemen dialog pada perangkat lunak INVESTPRO diharapkan sangat

bersahabat dengan pengguna (User Friendly) dan sederhana sehingga para

pengguna tidak akan mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perangkat

lunak INVESTPRO. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia dengan

menggunakan tampilan yang menarik dan berbasis Windows.

Pengguna

Sistem Pengolahan Terpusat

Sistem Manajemen Basis Model Sistem Manajemen Basis Data

Model Prakiraan Pasar

Prakiraan Penawaran Pasar Prakiraan Permintaan Pasar

Prakiraan Potensi Pasar Prakiraan Harga Bhn Baku

Kapasitas Produksi Data Lokasi

Model Pemilihan Lokasi

Data Pasar

Data Keuangan Model Keuangan

Analisa Kelayakan Analisa resiko

Gambar 7. Konfigurasi Sistem INVESTPRO

Sistem Manajemen Dialog

Page 53: Jarak Pagar Biodisel

38

B. KERANGKA MODEL SISTEM

1. Model Prakiraan Pasar

Sub model prakiraan pasar merupakan model yang digunakan untuk

menghitung prakiraan jumlah permintaan suatu produk industri, jumlah

penawaran produk, potensi pasar, ketersediaan bahan baku dan harga bahan

baku untuk industri yang akan didirikan di masa yang akan datang. Untuk

mendapatkan prakiraan tersebut maka di dalam model ini dilakukan

perhitungan dengan menggunakan metode deret waktu untuk menentukan

hubungan fungsional dari dua variabel tertentu untuk meramal perubahan dari

variabel tersebut. Variabel–variabel yang digunakan untuk sub model analisis

pasar ini antara lain variabel tahun dengan variabel jumlah permintaan pada

tahun tersebut untuk peramalan permintaan, variabel tahun dengan variabel

produksi pada tahun tersebut untuk prakiraan produksi, serta variabel tahun

dengan variabel harga pada tahun tersebut untuk peramalan harga.

Untuk mendapatkan prakiraan pasar di masa yang akan datang maka

yang dibutuhkan adalah data jumlah permintaan bahan bakar diesel, jumlah

produksi dan permintaan bahan baku serta harga bahan baku selama beberapa

tahun sebelumnya. Metode deret waktu kemudian akan menentukan

persamaan garis yang sesuai dengan data historis tersebut lalu memplotkan

satu atau lebih data yang merupakan prakiraan pada tahun yang diinginkan

pengguna.

Untuk mendapatkan prakiraan mengenai harga bahan baku digunakan

juga regresi linier sederhana dengan menggunakan variabel tahun sebagai

variabel bebas dan variabel harga sebagai variabel tidak bebas. Variabel

harga diplotkan terhadap variabel tahun sehingga didapatkan suatu persamaan

regresi linear. Persamaan regresi linear tersebut akan digunakan untuk

memprakirakan harga rata-rata pada masa yang akan datang.

Prakiraan potensi pasar merupakan sub model yang memperhitungkan

kondisi potensi pasar pada masa yang akan datang. Perhitungan prakiraan

potensi pasar menggunakan output dari prakiraan permintaan dan prakiraan

penawaran, perumusannya dapat dilihat dibawah ini :

Page 54: Jarak Pagar Biodisel

39

SupplyDemand −= Potensi

Keterangan :

Potensi = Potensi pasar produk pada tahun tertentu

Demand = Permintaan produk pada tahun tertentu

Supply = Penawaran produk pada tahun tertentu

Keputusan yang dihasilkan dari model prakiraan pasar adalah

kapasitas produksi, kapasitas produksi ini didasarkan potensi yang ada pada

tahun prakiraan tertentu. Pengguna harus menentukan persentase potensi

pasar yang diambil sebagai kapasitas produksi. Hasil keluaran dari kapasitas

produksi ini akan digunakan sebagai masukan atau input bagi model

keuangan, kapasitas yang ditentukan di model prakiraan pasar ini merupakan

kapasitas maksimum pada perhitungan model keuangan. Perumusan secara

lengkap dapat dilihat di bawah ini.

PotensiDpK ×=

Keterangan :

K = Kapasitas maksimum yang ditentukan (Kg) per tahun

Dp = Derajat penetrasi pasar (%)

Potensi = Jumlah potensi pasar selama satu tahun

Pengujian ketiga sub model prakiraan yaitu prakiraan permintaan,

prakiraan penawaran dan harga dilakukan dengan menggunakan suatu ukuran

yaitu koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan persentase

total dari total variasi yang dapat dijelaskan oleh persamaan regresi yang

terbentuk, nilai ini berada di antara 1 dan 0. Persamaan untuk menghitung

nilai koefisien determinasi dapat dilihat di bawah ini.

( ) ( )

( ) ( )∑ ∑

∑ ∑∑

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ ×−

=

nY

Y

nYX

XYbR 2

2

Page 55: Jarak Pagar Biodisel

40

Keterangan:

Y = Variabel tidak bebas (yang diramalkan)

X = Variabel bebas

b = Perubahan rata-rata Y terhadap perubahan per unit X

n = Jumlah data

2. Model Pemilihan Lokasi

Sub model analisis lokasi merupakan model yang digunakan untuk

menentukan daerah yang paling sesuai untuk dijadikan lokasi suatu industri

tertentu. Hal ini dilakukan dengan membandingkan data lokasi untuk setiap

daerah dengan data kriteria lokasi. Metode perhitungan yang digunakan untuk

menentukan lokasi unggulan industri adalah Metode Perbandingan

Eksponensial (MPE).

Parameter utama yang digunakan untuk menentukan lokasi unggulan

untuk pendirian industri bahan bakar biodiesel dari jarak pagar antara lain

ketersediaan bahan baku, ketersediaan prasarana utilitas (listrik, air dan

telepon), ketersediaan tenaga kerja, prasarana transportasi dan cakupan pasar.

Nilai parameter untuk masing-masing daerah ini kemudian dibandingkan

dengan data syarat lokasi sebagai kriteria untuk parameter tersebut. Setiap

parameter memiliki nilai yang berbeda untuk kriteria yang berbeda. Nilai

yang diperoleh ini kemudian dimasukkan ke dalam rumus MPE. Setiap

parameter memiliki nilai kepentingannya sendiri. Hasil penjumlahan nilai-

nilai suatu alternatif daerah kemudian dijadikan nilai akhir alternatif tersebut,

nilai akhir masing-masing alternatif kemudian dibandingkan antara satu

dengan yang lainnya untuk menentukan lokasi mana yang memiliki nilai

tertinggi, dimana lokasi dengan nilai tertinggi adalah lokasi yang paling

sesuai untuk dijadikan lokasi industri bahan bakar biodiesel.

a. Pemberian Nilai Parameter

Penilaian terhadap parameter setiap lokasi menggunakan model

penilaian ordinal atau skala, nilai yang digunakan berkisar antara 1 hingga

5, penggunaan model penilaian ordinal bertujuan untuk mempermudah

Page 56: Jarak Pagar Biodisel

41

perhitungan dengan metode MPE. Nilai maksimum adalah 5 dan nilai

terendah adalah 1, perinciannya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penilaian parameter

Nilai Keterangan 1 Kurang 2 Cukup 3 Sedang 4 Baik 5 Sesuai

b. Tingkat Kepentingan Parameter

Tingkat kepentingan untuk setiap parameter ditentukan

berdasarkan penilaian pakar (expert judgement) sebagai responden untuk

sistem ini. Responden untuk sistem ini bisa berasal dari kalangan

akademisi atau peneliti yang dipilih berdasarkan pengalaman dan

pengetahuannya mengenai pendirian industri bahan bakar biodiesel.

Responden memberikan jawaban dari kuisioner yang diberikan dengan

memberikan nilai setiap parameter yang telah ditetapkan berdasarkan

metode penilaian ordinal, nilai ordinal yang digunakan dibatasi antara 1

hingga 5 sedangkan perincian dari nilai tersebut dapat dilihat dalam Tabel

4.

Tabel 4. Tingkat kepentingan (bobot) parameter

Bobot Keterangan 1 Kriteria tidak penting 2 Kriteria kurang penting 3 Kriteria cukup penting4 Kriteria penting 5 Kriteria sangat penting

Hasil kuisioner untuk setiap parameter yang telah didapat dari

seluruh responden kemudian dijumlahkan dan dihitung nilai rata-ratanya.

Karena tingkat kepentingan setiap parameter dalam penghitungan dengan

metode MPE harus berbentuk bilangan bulat maka hasil rataan nilai setiap

parameter harus diubah ke dalam bentuk bilangan bulat dengan membuat

kisaran nilai rata-rata yang telah didapat antara 1 sampai dengan 5 dan

membagi kisaran tersebut menjadi 5 bagian yang sama besar. Kisaran

Page 57: Jarak Pagar Biodisel

42

tingkat kepentingan parameter hasil perataan nilai berdasarkan kuisioner

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kisaran penilaian tingkat kepentingan parameter

Nilai Hasil Kuisioner Bobot 4.2 < x ≤ 5.0 5 3.2 < x ≤ 4.2 4 2.6 < x ≤ 3.4 3 1.8 < x ≤ 2.6 2 1.0 < x ≤ 1.8 1

3. Model Keuangan

Sub model analisa keuangan berfungsi untuk menilai kelayakan suatu

investasi industri dilihat dari aspek finansialnya. Kriteria yang umum

digunakan untuk menilai tingkat kelayakan suatu industri antara lain: (1)

BEP, (2) BCR, (3) NPV, (4) IRR, dan (5) PBP. Agar suatu proyek industri

dapat dikatakan layak untuk dijalankan maka nilai dari masing-masing

kriteria tersebut harus mencukupi batas minimal yang berarti proyek industri

tersebut diperkirakan tidak akan mengalami kerugian di kemudian hari.

Semakin jauh nilai kriteria dari nilai minimalnya maka proyek industri

tersebut akan semakin menguntungkan.

Perhitungan nilai-nilai kriteria tingkat kelayakan investasi didapatkan

berdasarkan asumsi-asumsi yang telah dimasukkan sebelumnya. Asumsi-

asumsi yang akan digunakan dalam SPK INVESTPRO ini adalah asumsi

modal investasi, asumsi biaya, dan asumsi kondisi investasi.

Jenis asumsi modal investasi dibagi menjadi dua macam yaitu modal

yang berupa aset perusahaan dan modal yang bukan berupa aset perusahaan.

Modal yang berupa aset perusahaan dapat dimiliki oleh perusahaan selama

beberapa waktu dan memiliki umur pakai tertentu, sehingga modal aset jenis

ini setiap tahunnya akan mengalami penyusutan dengan nilai tertentu serta

membutuhkan biaya pemeliharaan. Penghitungan nilai penyusutan aset

perusahaan menggunakan metode garis lurus atau Straight Line Depreciation

(SLN). Rumus yang dipergunakan untuk perhitungan biaya penyusutan

menggunakan metode SLN adalah sebagai berikut:

Page 58: Jarak Pagar Biodisel

43

( )n

SISLNi−

=

Keterangan :

SLNi = Nilai penyusutan tahun ke-i (Rp)

I = Nilai investasi mesin dan peralatan atau bangunan yang

mengalami penyusutan (Rp)

S = Nilai sisa mesin atau bangunan pada akhir umur ekonomis (Rp)

n = Umur proyek

Untuk modal yang bukan berupa aset perusahaan contohnya ialah biaya

perizinan untuk mendirikan industri, modal jenis ini tidak memililki umur

pakai dan tidak membutuhkan biaya perawatan karena bersifat langsung habis

terpakai.

Jenis asumsi biaya juga terbagi menjadi dua macam yaitu biaya yang

nilainya selalu tetap walaupun kapasitas produksi bertambah atau berkurang

disebut Biaya Tetap (Fixed Cost) dan biaya yang nilainya dipengaruhi oleh

besarnya kapasitas produksi pada tahun berjalan yang disebut Biaya Variabel

(Variable Cost). Setelah seluruh parameter biaya dimasukkan maka dapat

dihitung nilai kebutuhan modal kerja di awal periode industri. Kebutuhan

modal kerja adalah dana yang dibutuhkan untuk melaksanakan produksi awal

setelah pabrik siap berproduksi, besarnya dana yang dibutuhkan ini dihitung

berdasarkan biaya tahun pertama dan berapa bulan kerja dalam tahun pertama

yang akan dibiayai. Sehingga total modal industri adalah penjumlahan dari

total modal investasi aset ditambah total modal investasi non aset dan

ditambah total modal kerja, atau dapat digambarkan dengan rumus sebagai

berikut:

MkMnMaMtot ++=

Keterangan :

Mtot = Total kebutuhan modal

Mk = Modal kerja

Ma = Modal aset

Mn = Modal non aset

Page 59: Jarak Pagar Biodisel

44

Untuk memulai suatu industri, umumnya perusahaan mendapatkan

sebagian modalnya dari pinjaman bank. Pinjaman ini merupakan kewajiban

yang harus dibayar oleh perusahaan industri yaitu meliputi cicilan dari

pinjaman pokoknya itu sendiri dan bunga yang harus dibayarkan. Perumusan

besarnya pinjaman ini adalah sebagai berikut:

DMH ×=

Keterangan :

H = Besar pinjaman

M = Total modal

D = Persentase kebutuhan modal dari pinjaman

Sedangkan persamaan untuk menghitung besarnya bunga pinjaman

yang harus dibayar adalah sebagai berikut:

BPPBB ii ×=

Keterangan :

BBi = Total pengeluaran pembayaran bunga pinjaman pada tahun ke–i

(Rp)

Pi = Sisa pinjaman pada tahun ke–i (Rp)

BP = Suku bunga pinjaman (%).

Model analisa finansial dilengkapi dengan sub model analisa

sensitivitas, yang berguna untuk mengetahui berapa besar perubahan suatu

variabel mampu mempengaruhi nilai kelayakan dari proyek pendirian industri

tersebut. Analisis dilakukan dengan mengubah variabel-variabel yang

dihitung dalam penentuan kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel.

Perubahan dilakukan dengan memasukkan tingkat perubahan dalam bentuk

persen (%) pada suatu variabel tertentu. Nilai baru hasil perubahan ini

kemudian dimasukkan kembali ke dalam persamaan-persamaan untuk

memperhitungkan nilai kriteria kelayakan investasi (NPV, IRR, BCR, PBP,

BEP) yang baru.

Page 60: Jarak Pagar Biodisel

45

C. IMPLEMENTASI SISTEM

Implementasi sistem merupakan tahapan akhir perancangan model SPK

yang mengimplementasikan hasil rancangan arsitektur sistem dan desain antar

muka pengguna ke dalam bentuk model perangkat lunak yang nyata. Pendekatan

yang dilakukan dalam melakukan implementasi ini adalah dengan aliran bawah

ke atas (bottom-up). Diagram alir yang lebih terperinci untuk masing-masing

model SPK untuk kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel dapat dilihat

pada Lampiran 3 sampai dengan Lampiran 5.

Implementasi SPK untuk kelayakan investasi industri menggunakan

aplikasi basis data Microsoft Access 2002. Keunggulan dari aplikasi ini ialah

kemudahannya untuk memberikan pengelompokan/pengorganisasian obyek

dengan jelas yang meliputi tabel, query, form, report dan dilengkapi pula dengan

macro dan modul yang dapat memberikan program lebih interaktif dan user

friendly.

Verifikasi program dilakukan dengan melakukan uji coba sistem yang

sedang dijalankan dengan memasukkan data dan menjalankan perintah-perintah

yang mampu dilakukan oleh sistem sehingga dapat diketahui bahwa program

mampu memberikan akses sesuai dengan rancang bangun sistem. Pengujian

dilakukan dengan memasukkan berbagai jenis data, data yang dimasukkan tidak

hanya data yang benar tetapi aplikasi juga diuji dengan memasukkan data yang

salah. Jika data yang salah dimasukkan maka sistem akan memberikan peringatan

bahwa data tidak sesuai dengan format yang diberikan. Pengujian juga dilakukan

untuk menghapus data, menyimpan dan undo. Selanjutnya sistem dapat

mengolah data baik dengan perhitungan maupun dengan menggunakan

pengelompokkan data atau query mampu menghasilkan informasi seperti yang

diharapkan. Keluaran sistem diharapkan mampu membuat informasi secara tepat.

Kemampuan program untuk membuat laporan yang cepat dan mampu

mentransformasikan data ke dalam bentuk format laporan juga diuji dengan

metode ini.

Purwarupa (prototype) INVESTPRO dirancang sebagai program aplikasi

untuk Windows versi 32 bit, artinya INVESTPRO diharapkan dapat beroperasi

pada sistem operasi Windows 97/98 hingga Windows XP. Sistem operasi

Page 61: Jarak Pagar Biodisel

46

Windows dipilih karena sistem operasi ini telah sangat luas pemakaiannya pada

komputer PC dibandingkan dengan sistem operasi lainnya, misalnya OS-2,

Linux, Unix dan sebagainya.

Selama tahap pengembangan, aplikasi INVESTPRO diimplementasikan

pada komputer PC dengan sistem operasi Windows XP, processor Pentium III

dan memory 128 MB. Aplikasi yang dihasilkan akan dapat berjalan dengan baik

pada komputer yang minimal memiliki processor Pentium Series dengan memory

minimal 64 MB.

Sebagai bahasa pengembang dipilih Borland Delphi 6.0. Bahasa

pengembang tersebut dipilih karena mekanisme akses ke database yang relatif

mudah dipelajari dan digunakan, mendukung penerapan sistem manajemen data

relasional dengan memanfaatkan aplikasi database, dan dapat menghasilkan

aplikasi yang dapat berdiri sendiri sehingga mudah untuk pengiriman aplikasi ke

komputer pengguna.

Untuk membuat objek database dalam format “.mdb” digunakan

Microsoft Access 2002. Microsoft Access merupakan piranti yang berguna dalam

penyusunan sistem manajemen database relasional (RDBMS). Pemilihan ini

lebih didasarkan kepada kemudahan integrasi antara tipe database Access dan

Borland Delphi yang akan menjadi atarmuka aplikasi bagi INVESTPRO.

Page 62: Jarak Pagar Biodisel

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PERANGKAT LUNAK INVESTPRO

INVESTPRO adalah paket perangkat lunak yang disusun sebagai

pendukung untuk pengambilan keputusan investasi industri. Perangkat lunak ini

ditujukan bagi pengambil keputusan strategis seperti investor atau pimpinan

puncak perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan

pendirian industri. Keputusan dalam pendirian suatu industri yang dimaksud

bisa berupa keputusan untuk melanjutkan atau membatalkan rencana investasi

atau bisa juga berupa keputusan bagaimana mengalokasikan modal dan biaya

atau penetapan harga jual produk dan harga beli bahan baku untuk mendapatkan

investasi industri yang efisien dan layak untuk dijalankan. Pengguna program

ini lebih ditujukan untuk para investor atau calon investor yang merencanakan

untuk menanamkan modalnya pada industri hilir tertentu, namun tidak tertutup

kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak pemerintah dan instansi yang

terkait dengan industri yang akan didirikan.

Sebagai acuan verifikasi program, dipergunakan data untuk investasi

industri bahan bakar biodiesel yang berbahan baku biji jarak pagar. Industri

bahan bakar biodiesel adalah industri yang masih relatif baru dan belum banyak

dijalankan di Indonesia, saat ini belum ada Industri berskala besar yang

menghasilkan minyak biodiesel dari bahan baku biji jarak pagar, padahal

pemerintah sudah demikian gencar mempromosikan kelebihan dari industri ini.

Dengan memanfaatkan paket program INVESTPRO ini akan dibuktikan apakah

menginvestasikan sejumlah uang untuk mendirikan industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku jarak pagar ini menguntungkan atau malah merugikan,

dengan program INVESTPRO akan diketahui juga sensitivitas kelayakan

investasi, resiko investasi, lokasi terbaik, prakiraan potensi pasar di masa yang

akan datang, dan perhitungan pembagian nisbah bagi hasil secara syariah.

Keluaran utama program INVESTPRO yaitu hasil analisa prakiraan

pasar, hasil pemilihan lokasi terbaik dan hasil analisa kelayakan finansial

pendirian industri. Informasi analisa prakiraan pasar terdiri dari potensi atau

peluang pasar dan prakiraan harga, dari hasil prakiraan pasar ini para pengambil

Page 63: Jarak Pagar Biodisel

48

keputusan dapat memprakirakan besarnya kapasitas produksi industri yang

sesuai kondisi pasar. Hasil dari pemilihan lokasi adalah rekomendasi lokasi

terbaik bagi pendirian industri dengan memperhitungkan nilai kriteria yang

telah ditentukan. Sedangkan hasil dari analisa kelayakan finansial menentukan

tingkat kelayakan pendirian industri tersebut dengan memperhatikan parameter-

parameter kelayakan investasi, parameter kelayakan investasi yang digunakan

untuk menentukan kelayakan finansial pada aplikasi INVESTPRO yaitu NPV,

IRR, PBP, BCR dan BEP.

Paket program INVESTPRO juga dilengkapi dengan database yang

berisi data dan informasi umum mengenai pendirian industri yang

bersangkutan. Data yang dimaksud berupa data statistik industri dan data

alternatif lokasi untuk pendirian industri. Informasi yang disajikan berupa

penjelasan mengenai bahan baku, prospek industri dan teknologi proses.

1. Rancangan Sistem Manajemen Dialog

Rancangan Sistem Manajemen Dialog yaitu berupa antarmuka

pengguna atau user interface sebagai sistem utama dari paket program

INVESTPRO. Sistem ini merupakan media komunikasi antara pengguna

dengan paket program. Paket program INVESTPRO dirancang berbasis

Windows dan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa utama

sehingga cara penggunaannya mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.

Tampilan paket program INVESTPRO ini cukup menarik dan dapat diubah

sesuai keinginan sehingga diharapkan tidak mudah menimbulkan kebosanan

pengguna untuk menggunakan paket program ini. Contoh tampilan standar

menu utama program INVESTPRO dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 64: Jarak Pagar Biodisel

49

2. Rancangan Sistem Manajemen Basis Data

Manajemen Basis Data SPK INVESTPRO disusun dengan program

Microsoft Access 2002, sehingga konsep Relational DataBase Management

System (RDBMS) dapat diterapkan dengan mudah pada basis data

INVESTPRO, dan karena file basis data Microsoft Access hanya

menggunakan satu file dengan ekstensi MDB untuk menampung data dari

satu proyek maka file-file basis data INVESTPRO akan lebih mudah untuk

diorganisir.

Dalam satu file basis data berisi berbagai data proyek yaitu data

statistik, data lokasi, data asumsi finansial, dan data indentitas proyek. Data

indentitas proyek yaitu berisi informasi mengenai proyek investasi yang

akan dianalisis yaitu judul proyek, nama penganalis, alamat, jenis industri,

skala industri, bahan baku dan produk utama yang akan dihasilkan. Ketiga

data lainnya akan dijelaskan lebih rinci berikut ini:

Gambar 8. Tampilan User Interface INVESTPRO

Page 65: Jarak Pagar Biodisel

50

a. Data Statistik

Data statistik yang berhubungan dengan investasi industri yang

ingin dianalisa terdiri dari empat jenis data yang harus diisi. Data ini

berhubungan dengan perhitungan analisa prakiraan pasar, yaitu Data

Statistik Harga Bahan Baku Utama, Data Statistik Harga Produk Utama,

Data Statistik Penawaran Produk dam Data Statistik Permintaan Produk.

Data statistik yang dimasukkan untuk verifikasi model ini didapat dari

data Departemen Pertanian, BPS, Departemen Perindustrian, literatur,

dan artkel di media massa. Gambar 9 menampilkan contoh tampilan data

permintaan bahan baku pada Software INVESTPRO.

Pada saat data disimpan, secara otomatis software akan

memperhitungkan nilai Trendline (garis Trend) dan nilai koefisien

determinasi (r2) dan diplotkan ke dalam bentuk grafik. Gambar 10

menampilkan contoh grafik dari data statistik dan garis Trend yang

dihasilkannya.

Gambar 9. Contoh tampilan data permintaan pasar

Page 66: Jarak Pagar Biodisel

51

Data statistik mengenai permintaan, penawaran dan harga untuk

produk yang akan dihasilkan dan bahan bakunya akan dikalkulasikan

dengan menggunakan teknik regresi linear untuk mendapatkan rumusan

nilai Trendline (y) untuk menentukan prakiraan nilai di masa yang akan

datang pada sub model analisa pasar. Perhitungan nilai koefisien

determinasi diperlukan untuk melihat dan menguji ketepatan model,

pengujian ini dilakukan setelah model terbentuk. Koefisien determinasi

(r2) yang dihasilkan menunjukan persentase total variasi yang dapat

dijelaskan oleh garis regresi tersebut. Jika nilai koefisien determinasi

semakin mendekati 1 maka model Trendline dan hasil prakiraan akan

semakin akurat. Sebaliknya jika nilainya semakin mendekati 0 maka

model dan hasil prakiraan akan semakin tidak akurat.

b. Data Lokasi

Data lokasi berisi rincian informasi dan nilai dari masing-masing

parameter analisa lokasi untuk masing-masing alternatif lokasi.

Pengguna dapat menambah atau mengurangi penilaian setiap parameter

pada masing-masing lokasi tersebut. Pengguna juga dapat

menambahkan, mengurangi atau mengubah jenis parameter untuk

pemilihan lokasi. Terdapat dua jenis data yaitu data umum lokasi dan

Gambar 10. Contoh tampilan grafik dari data statistik

Page 67: Jarak Pagar Biodisel

52

data parameter lokasi. Data umum lokasi berisi keterangan informasi

mengenai kondisi pelabuhan, bandara, kawasan industri, listrik, dan air

di lokasi tersebut. Sedangkan data parameter lokasi ialah data yang

harus diisikan karena berhubungan dengan perhitungan sub model

analisa lokasi, data ini meliputi nilai-nilai parameter masing-masing

lokasi alternatif. Parameter yang digunakan untuk verifikasi industri

bahan bakar biodiesel yaitu parameter tenaga kerja, parameter utilitas,

parameter sewa tanah, parameter cakupan pasar, parameter ketersediaan

bahan baku, dan parameter transportasi. Gambar 11 menampilkan

contoh tampilan dari data lokasi.

c. Data Keuangan

Data keuangan berisi informasi asumsi keuangan untuk investasi

industri yang ingin didirikan. Data ini meliputi asumsi finansial umum,

asumsi modal investasi aset, asumsi modal investasi non aset, asumsi

nilai biaya tetap, dan asumsi biaya variabel.

Gambar 11. Tampilan data lokasi

Page 68: Jarak Pagar Biodisel

53

Data asumsi investasi umum berisi asumsi-asumsi keuangan

investasi yang bukan berupa modal ataupun biaya, asumsi tersebut

diantaranya meliputi kapasitas produksi maksimum, persentase produksi

pertahun, umur proyek, harga jual produk, rasio modal sendiri, suku

bunga pinjaman bank, tipe depresiasi aset, masa pinjam kredit, skim

pembayaran kredit, waktu penggunaan pinjaman untuk modal kerja, dan

data produk sampingan yang dapat dijual. Gambar 12 menampilkan data

asumsi investasi umum.

Data modal investasi aset merinci seluruh modal investasi untuk

pendirian industri yang berupa aset perusahaan, pada jenis modal ini

berlaku perhitungan nilai penyusutan aset dan biaya perawatan aset

tersebut, sedangkan data modal investasi non aset meliputi data modal

investasi untuk pendirian industri yang bersifat cair seperti dana untuk

perizinan atau dana survey dan pengadaan tanah yang tidak mengalami

penyusutan nilai pakai dan tidak memerlukan biaya perawatan. Gambar

Gambar 12. Contoh tampilan data asumsi investasi

Page 69: Jarak Pagar Biodisel

54

13 dibawah ini menampilkan contoh tampilan dari data modal investasi

aset dan pada Gambar 14 tampilan dari data modal investasi non aset.

Gambar 13. Contoh tampilan data modal investasi yang berupa aset

perusahaan

Page 70: Jarak Pagar Biodisel

55

Data biaya adalah perincian biaya yang dikeluarkan setiap tahun

selama industri berjalan. Data biaya meliputi biaya tetap dan biaya

variabel, biaya variabel adalah perincian biaya yang dihitung

perkilogram kapasitas produksi yang dikeluarkan untuk setiap tahun,

sedangkan biaya tetap tidak dipengaruhi oleh jumlah kapasitas produksi.

Khusus untuk biaya gaji dapat ditambahkan juga persentase nilai

asuransi tenaga kerja yang akan diperhitungkan sebagai tambahan biaya

tetap. Gambar 15 menampilkan contoh tampilan data biaya variabel,

sedangkan Gambar 16 menggambarkan contoh tampilan data biaya

tetap.

Gambar 14. Contoh tampilan data modal investasi non aset

Page 71: Jarak Pagar Biodisel

56

Gambar 16. Contoh tampilan data biaya tetap

Gambar 15. Contoh tampilan data biaya variabel

Page 72: Jarak Pagar Biodisel

57

B. VERIFIKASI SISTEM

1. Model Analisa Pasar

Model analisa pasar meliputi prakiraan permintaan dan penawaran

bahan baku, prakiraan permintaan dan penawaran produk, potensi produk di

pasaran, prakiraan harga bahan baku dan harga produk, serta rencana

kapasitas produksi. Permintaan dan penawaran produk di pasaran adalah

parameter utama untuk mengetahui potensi pasar suatu produk, dari potensi

pasar yang telah didapat lalu digunakan untuk menentukan besarnya

kapasitas produksi terbaik untuk industri yang akan didirikan, kapasitas

produksi yang ditentukan dapat digunakan sebagai masukan asumsi dalam

model analisa finansial. Contoh tampilan hasil output dari model analisa

pasar INVESTPRO dapat dilihat pada Gambar 17.

Karena data pasar minyak biodiesel belum mencukupi untuk

diperhitungkan statistiknya maka untuk verifikasi model dipergunakan data

statistik permintaan dan penawaran minyak solar yang dikeluarkan oleh

Badan Pusat Statistik. SPK INVESTPRO menggunakan rumus Trendline

dengan metode kuadrat terkecil (Least Square Method) untuk

memperhitungkan nilai prakiraan pada tahun tertentu dari suatu statistik,

setiap data statistik akan memiliki rumus Trendline masing-masing. Rumus

Trendline untuk masing-masing data statistik berbentuk Y = mX + b,

Gambar 17. Tampilan hasil analisa pasar industri biodiesel

Page 73: Jarak Pagar Biodisel

58

dimana Y adalah nilai prakiraan pada tahun X, m adalah kemiringan garis

(Slope) dan b adalah nilai X dimana garis memotong sumbu Y (Intercept).

Hasil kalkulasi metode kuadrat terkecil untuk masing-masing data statistik

mengenai industri bahan bakar biodiesel dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil analisa Trendline

Jenis Data n Slope (m) Intercept (b) r2 Harga Solar 8 647.02 1 293 421.00 0.89

Penawaran Solar Domestik 14 438 435.20 8.62 0.89

Permintaan Solar Domestik 13 985 760.80 1.95 0.97

Keterangan : Rumus Trendline : Y = mX + b n : Jumlah data r2 : Koefisien determinasi

Untuk mendapatkan nilai prakiraan pada tahun tertentu dengan

menggunakan rumus Trendline yaitu dengan memasukkan nilai tahun

sebagai nilai X pada rumus tersebut maka nilai Y yang didapat dari

perhitungan adalah nilai prakiraan pada tahun X. Pada program SPK

INVESTPRO, verifikasi dilakukan dengan mencoba memasukkan lima nilai

tahun (X) yaitu tahun 2006, 2007, 2008, 2009 dan 2010. Hasil verifikasi

model prakiraan pasar pada tahun prakiraan 2007 menghasilkan prakiraan

permintaan pasar sebesar 30.78 juta ton dan prakiraan penawaran pasar

sebesar 17.86 juta ton, hal ini berarti potensi pasar pada tahun 2007 adalah

sebesar 12.92 juta ton. Sistem juga memprakirakan harga produk minyak

solar pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp. 5155.36 /Liter. Hasil prakiraan

lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel 7.

Page 74: Jarak Pagar Biodisel

59

Tabel 7. Hasil analisa prakiraan pasar Tahun A B C D E

2006 29 796.83 17 423.99 12 372.84 12 372.84 4,508.33

2007 30 782.59 17 862.43 12 920.16 12 920.16 5,155.36

2008 31 768.35 18 300.86 13 467.49 13 467.49 5,802.38

2009 32 754.11 18 739.30 14 014.81 14 014.81 6,449.40

2010 33 739.87 19 177.73 14 562.14 14 562.14 7,096.43

Keterangan: A = Prakiraan Permintaan Pasar Solar (Kilo Ton) B = Prakiraan Penawaran Pasar Solar (Kilo Ton) C = Prakiraan Potensi Pasar Solar (A-B) (Kilo Ton) D = Prakiraan Kapasitas Produksi Optimal (100 % x C) (Kilo Ton) E = Prakiraan Harga Solar (Rp / Lt)

2. Model Pemilihan Lokasi

Tujuan dari perancangan model pemilihan lokasi adalah untuk

membantu pemilihan lokasi yang paling ideal untuk mendirikan suatu

industri tertentu. Sistem menganalisa beberapa alternatif lokasi dari segi

infrastruktur, kondisi geografis dan seluruh fasilitas serta utilitas yang

mendukung jalannya investasi dan produksi industri tersebut. Hasil yang

keluar dari model pemilihan lokasi ini adalah urutan peringkat lokasi ideal

dan rekomendasi lokasi unggulan yang patut dipertimbangkan oleh

pengambil keputusan dalam pendirian industri.

Metode perhitungan yang digunakan dalam model ini adalah Metode

Perbandingan Eksponensial (MPE), sedangkan data yang digunakan adalah

data nilai parameter lokasi dan data bobot parameter, data nilai parameter

lokasi adalah data yang telah diolah dari data lokasi yang berisi nilai dari

masing-masing parameter untuk masing-masing alternatif lokasi. Sedangkan

data pembobotan adalah data yang telah diolah dari berbagai sumber

mengenai bobot setiap parameter pemilihan lokasi. Sumber data untuk

menentukan pembobotan ini berasal dari kuisioner, wawancara, dan

penelusuran informasi pada buku, media massa dan Internet.

Verifikasi model analisa lokasi akan mencoba menentukan lokasi

yang ideal untuk mendirikan industri bahan bakar biodiesel. Alternatif

Page 75: Jarak Pagar Biodisel

60

lokasi yang dimasukkan dalam proses verifikasi model adalah beberapa kota

besar yang memiliki kawasan industri dan terdaftar di Departemen

Perindustrian dan Perdagangan serta memiliki keunggulan pada kriteria

yang telah ditetapkan. Pertimbangan pemilihan kota yang memiliki kawasan

industri adalah karena sifat dari industri bahan bakar biodiesel yang

merupakan industri padat modal dan padat karya yang membutuhkan suatu

kawasan yang memang disediakan untuk industri dan dilengkapi dengan

sarana dan prasarana yang baik serta fasilitas lain yang dapat mendukung

industri, serta peraturan daerah di kota yang memiliki kawasan industri pada

umumnya sangat mendukung investasi industri di kota tersebut sehingga

birokrasi dapat berjalan dengan lebih mudah.

Pembobotan parameter bertujuan untuk menentukan tingkat

kepentingan dari setiap parameter. Nilai pembobotan setiap parameter yang

telah ditetapkan berdasarkan metode penilaian ordinal, nilai ordinal tersebut

adalah antara 1 sampai dengan 5 dengan perincian dari nilai tersebut adalah

sebagai berikut:

• 5 = Parameter sangat penting dalam pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

• 4 = Parameter penting dalam pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

• 3 = Parameter cukup penting dalam pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

• 2 = Parameter kurang penting dalam pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

• 1 = Parameter tidak penting dalam pendirian industri bahan bakar

biodiesel berbahan baku biji jarak pagar

Proses pembobotan pada model pemilihan lokasi dilakukan dengan

langsung memasukkan (input) nilai bobot setiap parameter, hal ini

dimaksudkan agar pengguna dapat memberikan nilai secara langsung.

Gambar 18 akan menunjukkan tampilan form pengisian bobot setiap

parameter yang digunakan dalam proses verifikasi model pemilihan lokasi

ini.

Page 76: Jarak Pagar Biodisel

61

Penilaian terhadap parameter lokasi alternatif juga menggunakan

model penilaian ordinal yang telah ditentukan berkisar antara 1 sampai

dengan 5, penggunaan model penilaian ordinal dapat mempermudah dalam

perhitungan MPE. Perincian dari masing-masing nilai adalah sebagai

berikut:

• 1 = Sangat kurang baik

• 2 = Kurang baik

• 3 = Cukup baik

• 4 = Baik

• 5 = Sangat baik

Beberapa parameter untuk memilih lokasi industri bahan bakar

biodiesel yang dipakai adalah tenaga kerja, utilitas, sewa tanah, cakupan

pasar, ketersediaan bahan baku, dan transportasi. Jumlah parameter dan

nama parameter dapat diubah sesuai kebutuhan di kemudian hari. Hasil

verifikasi pemilihan lokasi pada aplikasi INVESTPRO diperlihatkan pada

Tabel 8.

Gambar 18 Pembobotan parameter

Page 77: Jarak Pagar Biodisel

62

Tabel 8. Verifikasi analisa pemilihan lokasi Parameter (Bobot) Batam Bekasi Jak-Tim Cilegon Gresik

Tenaga Kerja (4) 2 5 2 2 2

Utilitas (3) 3 5 5 5 4

Sewa Tanah (3) 4 4 1 4 5

Cakupan Pasar (2) 5 5 5 5 5

Ketersediaan Bahan Baku (2) 1 1 1 1 1

Transportasi (4) 5 4 5 3 5

Nilai Akhir : 819 1096 793 312 856

Verifikasi model pemilihan lokasi dengan INVESTPRO

menghasilkan daerah Bekasi sebagai peringkat pertama dengan nilai MPE

1096 karena pada daerah ini dinilai memiliki lebih banyak pemukiman

penduduk yang berarti disekitar daerah ini juga akan lebih mudah

didapatkan tenaga kerja, sedangkan Gresik memperoleh peringkat kedua

dengan nilai MPE 856 karena kebutuhan utilitas dan transportasi di daerah

ini dinilai lebih baik bila dibandingkan beberapa daerah lainnya, kemudian

peringkat ke-3, 4 dan 5 berturut-turut adalah Batam dengan nilai MPE 819,

Jakarta Timur dengan nilai MPE 793 dan Cilegon dengan nilai MPE 312.

3. Model Analisa Finansial

Model analisa kelayakan berfungsi untuk mengetahui tingkat

kelayakan investasi industri berdasarkan kriteria-kriteria kelayakan yang

terdiri dari NPV, IRR, PBP, BEP dan BCR. Nilai dari kriteria-kriteria

tersebut didapat dengan memperhitungkan parameter modal, biaya tetap dan

biaya variabel berdasarkan asumsi keuangan yang telah dimasukkan. Di

dalam model analisa finansial juga terdapat 3 sub model penunjang analisa

kelayakan finansial yaitu sub model aliran kas, sub model analisa resiko dan

sub model analisa sensitivitas.

Dalam sub model yang pertama yaitu model aliran kas terdapat dua

macam tabel yaitu tabel laba/rugi dan tabel aliran kas. Tabel laba/rugi berisi

aliran penerimaan, pengeluaran dan nilai laba/rugi yang dikurangi pajak dan

Page 78: Jarak Pagar Biodisel

63

bunga selama periode umur proyek berjalan, sedangkan tabel aliran kas

berisi perubahan saldo kas perusahaan selama periode umur proyek

berjalan. Sub model yang kedua yaitu model analisa resiko berguna untuk

membantu pengguna memperkirakan tingkat resiko penanaman investasi

pada pendirian industri ini berdasarkan kemungkinan-kemungkinan yang

terjadi pada perubahan aliran kas dibandingkan dengan nilai aliran kas yang

mungkin dicapai. Model analisa sensitivitas berguna untuk memeriksa

sensitivitas dari nilai kriteria kelayakan investasi yang telah didapat.

a. Asumsi

Asumsi yang digunakan pada perhitungan analisis kelayakan

finansial industri bahan bakar biodiesel dari biji jarak pagar adalah

sebagai berikut:

• Kapasitas produksi 3000 ton pertahun

• Umur proyek 10 tahun

• Harga jual produk Rp. 4500 /kg

• Kenaikan harga jual produk 5 % pertahun

• Persentase produk yang terjual 100 %

• Rasio modal sendiri 35 %

• Suku bunga pinjaman bank 13 %

• Tipe depresiasi SLN

• Masa pengembalian kredit 7 tahun

• Skema pembayaran kredit 20 % pertahun

• Pinjaman kredit untuk modal kerja 2 bulan

• Rincian asumsi modal dan asumsi biaya dapat dilihat pada Lampiran

6 dan 7.

b. Hasil Perhitungan Kelayakan

Sub model analisa kelayakan ini menggunakan data dari data

asumsi investasi, total modal dan biaya. Kriteria kelayakan yang

diperhitungkan dalam pendirian industri bahan bakar biodiesel adalah

NPV, IRR, PBP, BEP dan BCR. Investasi industri bahan bakar biodiesel

Page 79: Jarak Pagar Biodisel

64

dikatakan layak jika memenuhi kriteria-kriteria berikut yaitu nilai NPV

lebih besar daripada 0, IRR lebih besar daripada suku bunga pinjaman

yang digunakan yaitu 13 %, PBP kurang dari umur proyek (10 tahun),

BCR lebih dari 1, dan BEP tidak lebih dari total penjualan produk

selama periode 10 tahun umur proyek. Gambar 19 memperlihatkan

contoh tampilan hasil analisa kelayakan finansial pada aplikasi

INVESTPRO.

Dari hasil ini terlihat bahwa nilai NPV lebih besar dari 0 yaitu

Rp. 1.35 milyar, IRR lebih besar daripada suku bunga pinjaman yang

digunakan yaitu 14.58 %, PBP kurang dari umur proyek (10 tahun) yaitu

5.78 tahun, BCR lebih dari 1 yaitu 1.08, dan BEP tidak lebih dari total

penjualan produk selama periode proyek berjalan, maka sistem

menyimpulkan bahwa investasi industri bahan bakar biodiesel dari jarak

pagar layak untuk dijalankan. Namun hal ini sangat sensitif karena

ketika diuji dengan sensitivitas sangat mudah sekali kehilangan

kelayakannya, pembahasan mengenai sensitivitas akan dijelaskan lebih

lanjut pada sub bab analisa sensitivitas. Hasil verifikasi sub model

kelayakan untuk industri bahan bakar biodiesel selengkapnya dapat

dilihat pada Tabel 9.

Gambar 19. Tampilan hasil analisa kelayakan finansial

Page 80: Jarak Pagar Biodisel

65

Tabel 9. Hasil analisa keuangan investasi industri bahan bakar biodiesel Kriteria Hasil

Kapasitas Produksi (Ton/Thn) 3 000

Investasi (Juta Rp) 19 071.25

IRR (%) 14.58

NPV (Juta Rp) 1 352.98

BCR 1.08

PBP (Thn) 5.78

BEP (Juta Rp) 135 535.43

Kesimpulan Layak

c. Analisa Sensitivitas

Analisa sensitivitas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

besarnya pengaruh ketidakpastian perubahan variabel dalam aspek

keuangan dan perubahan faktor eksternal seperti harga bahan baku di

pasaran terhadap keputusan kelayakan. Analisa sensitivitas bermanfaat

untuk mengkaji sejauh mana perubahan unsur-unsur dalam aspek

finansial ekonomi berpengaruh terhadap keputusan yang diambil.

Pengujian sensitivitas kelayakan pendirian industri bahan bakar

biodiesel pada perangkat lunak INVESTPRO dapat dilakukan dengan

mudah dan fleksibel, parameter yang diubah dan digunakan untuk

melihat sensitivitas kelayakan berasal dari variabel-variabel pada asumsi

investasi dan variabel-variabel pada asumsi biaya. Parameter-parameter

tersebut sangat fleksibel sehingga dapat ditambah atau dikurangi sesuai

keinginan pengguna program. Pengujian sensitivitas dilakukan dengan

mengubah masing-masing parameter dan tingkat kenaikan atau

penurunannya. Contoh tampilan analisa sensitivitas dalam Software

INVESTPRO dapat dilihat pada Gambar 20.

Untuk verifikasi uji sensitivitas dipilih beberapa parameter yang

paling mempengaruhi kelayakan investasi industri bahan bakar biodiesel

Page 81: Jarak Pagar Biodisel

66

yaitu parameter biaya bahan baku, harga jual produk dan kapasitas

produksi. Verifikasi dilakukan dengan mengubah masing-masing

parameter satu persatu sampai perubahan yang dilakukan itu dapat

mengubah keputusan kelayakan.

Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga

jual produk atau kenaikan harga bahan baku sebesar 5 % dari asumsi

normal sudah mengubah hasil kelayakan investasinya menjadi tidak

layak, sedangkan penurunan persentase produk terjual sebesar 1 % saja

sudah dapat mengubah kesimpulan hasil kelayakan investasi untuk

industri bahan bakar biodiesel menjadi tidak layak. Hasil selengkapnya

dari uji sensitivitas pada analisa keuangan industri bahan bakar biodiesel

dapat dilihat pada Tabel 10, Tabel 11 dan Tabel 12.

Gambar 20. Contoh tampilan analisa sensitivitas

Page 82: Jarak Pagar Biodisel

67

Tabel 10. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan harga jual produk

Skenario A (1%)

Skenario B (5%)

Skenario C (10%)

IRR (%) 14 11 9

NPV (Juta Rp) 830 (1 257) (3 868)

BCR 1.05 0.93 0.77

PBP (Thn) 6 7 8

BEP (Juta Rp) 138 713 153 905 181 190

Kesimpulan Layak Tidak Layak Tidak Layak

Keterangan : Harga jual produk normal = Rp 4 500 /kg

Tabel 11. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap kenaikan

biaya bahan baku

Skenario A (1%)

Skenario B (5%)

Skenario C (10%)

IRR (%) 14 13 12

NPV (Juta Rp) 1 131 245 (863)

BCR 1.07 1.01 0.95

PBP (Thn) 6 7 7

BEP (Juta Rp) 137 432 145 578 157 228

Kesimpulan Layak Layak Tidak Layak

Keterangan : Harga bahan baku normal = Rp 500

Page 83: Jarak Pagar Biodisel

68

Tabel 12. Uji sensitivitas hasil analisa keuangan terhadap penurunan

persentase produk terjual Skenario A

(1%) Skenario B

(5%) Skenario C

(10%) IRR (%) 14 11 6

NPV (Juta Rp) 675 (2 038) (5 429)

BCR 1.04 0.88 0.68

PBP (Thn) 6 7 8

BEP (Juta Rp) 140 114 162 005 201 322

Kesimpulan Layak Tidak Layak Tidak Layak

Keterangan : Persentase produk terjual normal = 100%

d. Analisa Resiko

Sub model keuangan yang kedua adalah sub model analisa

resiko. Sub model analisa resiko digunakan untuk menganalisis resiko

mengenai kemungkinan terjadinya variabilitas aliran kas pada

keseluruhan periode proyek, variabilitas tersebut dapat disebabkan oleh

perubahan permintaan, persaingan harga jual produk di pasar dan biaya

operasi yang berkaitan dengan biaya bahan baku serta biaya tenaga

kerja, namun pada penelitian ini analisa resiko hanya dilihat dari sisi

penurunan permintaan. Dasar analisa ini adalah teori probabilitas dan

kurva distribusi. Pada analisa ini disadari bahwa aliran kas di masa yang

akan datang tidak mungkin diketahui secara pasti tetapi distribusi

probabilitasnya dapat diperkirakan. Analisa resiko di dalam

INVESTPRO ini memperhitungkan tiga kemungkinan permintaan yaitu

tinggi, sedang atau rendah yang akan berpengaruh terhadap aliran kas.

Hasil keluaran analisa ini adalah nilai koefisien varians dan

kesimpulan mengenai resiko investasi pendirian industri ini apakah

berresiko rendah, sedang atau tinggi. Penentuan kesimpulan resiko

rendah, sedang atau tinggi dilakukan dengan membuat range dari hasil

trial and error nilai koefisien yaitu membagi tiga bagian yang sama

antara nilai minimum dan maksimum, semakin tinggi nilai koefisien

Page 84: Jarak Pagar Biodisel

69

maka resiko investasi industri ini semakin tinggi pula, sebaliknya

semakin rendah nilai koefisien resikonya maka semakin rendah pula

resiko investasi yang mungkin terjadi. Gambar 21 menampilkan hasil

sub model resiko.

Pada sub model analisa resiko ini ditentukan asumsi permintaan

rendah menyebabkan perubahan aliran kas sebesar 30 % dari aliran kas

yang diharapkan, permintaan sedang adalah 50 % dari aliran kas yang

diharapkan sedangkan permintaan tinggi adalah 90 % dari aliran kas

yang diharapkan. Asumsi probabilitas untuk permintaan rendah yaitu 25

%, untuk permintaan sedang memiliki probabilitas 50 % sedangkan pada

permintaan tinggi probabilitasnya adalah 25 %.

Hasil verifikasi ini menyatakan bahwa resiko investasi pendirian

industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji jarak pagar ini

berresiko tinggi dengan koefisien varians 0.21. Kesimpulan analisa

resiko ini menyatakan bahwa investasi pada pendirian industri bahan

bakar biodiesel dengan bahan baku jarak pagar memiliki resiko yang

tinggi.

4. Model Perhitungan Syariah

Verifikasi perhitungan nisbah bagi hasil antara pihak bank dengan

nasabah pada model pembiayaan syariah jenis mudharabah dan musyarakah

dilakukan pada tahun ke-6 karena pada tahun ini diperkirakan industri sudah

mulai memasuki periode balik modal. Laba operasional pada tahun ke-6

Gambar 21. Tampilan hasil sub model analisa resiko

Page 85: Jarak Pagar Biodisel

70

adalah Rp 4.9 milyar dipergunakan sebagai input pada model perhitungan

syariah mudharabah dan musyarakah sebagai omzet usaha. Hasil

perhitungan jika kerjasama yang dipakai berupa syariah mudharabah yaitu

nisbah untuk bank pada tahun ke-6 sebesar 93 % dan nisbah untuk nasabah

sebesar 7 %, sedangkan jika kerjasama menggunakan metode syariah

musyarakah maka nisbah untuk bank sebesar 84 % dan nisbah untuk

nasabah adalah sebesar 16 %. Pada pembiayaan jenis murabahah, hasil

perhitungannya berupa angsuran perbulan yang harus dibayar nasabah yaitu

sebesar Rp 953 juta dan harga jual fasilitas sebesar Rp 57.21 milyar. Tabel

13, Tabel 14 dan Tabel 15 menampilkan hasil perhitungan analisa syariah

dengan lebih rinci.

Tabel 13. Hasil analisa syariah mudharabah

Keterangan Hasil

Omzet usaha (Juta Rp) 4 900

Modal (Juta Rp) 13 583

Expected Return Bank (%) 40

Persentase Modal Bank (%) 100

Keuntungan yang diharapkan Bank (Juta Rp) 5 433

Nisbah bagi hasil untuk Bank (%) 93

Nisbah bagi hasil untuk nasabah (%) 7

Tabel 14. Hasil analisa syariah musyarakah

Keterangan Hasil

Omzet usaha (Juta Rp) 4 900

Modal (Juta Rp) 13 583

Expected Return Bank (%) 40

Persentase Modal Bank (%) 65

Keuntungan yang diharapkan Bank (Juta Rp) 3 531

Nisbah bagi hasil untuk Bank (%) 72

Nisbah bagi hasil untuk nasabah (%) 28

Page 86: Jarak Pagar Biodisel

71

Tabel 15. Hasil analisa syariah murabahah

Keterangan Hasil

Harga fasilitas yang dibutuhkan (Juta Rp) 19 071

Marjin keuntungan Bank (%) 40

Jangka waktu pembayaran (Thn) 5

Angsuran perbulan nasabah (Juta Rp) 954

Harga jual kembali fasilitas (Juta Rp) 57 214

Page 87: Jarak Pagar Biodisel

VII. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

INVESTPRO adalah paket perangkat lunak yang disusun sebagai

pendukung untuk pengambilan keputusan investasi industri. Perangkat lunak ini

ditujukan bagi pengambil keputusan strategis seperti investor atau pimpinan

puncak perusahaan untuk mengambil keputusan yang berkaitan dengan pendirian

industri. Pengguna program ini lebih ditujukan untuk para investor atau calon

investor yang merencanakan untuk menanamkan modalnya pada industri hilir

tertentu, namun tidak tertutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak

pemerintah dan instansi yang terkait dengan industri yang akan didirikan.

Sebagai acuan verifikasi program, dipergunakan data untuk investasi industri

bahan bakar biodiesel yang berbahan baku biji jarak pagar.

Paket program ini disusun dengan 4 model utama yaitu model prakiraan

pasar, model pemilihan lokasi, model keuangan dan model syariah. Model

keuangan terdiri dari dua sub model yaitu sub model analisa sensitivitas dan sub

model analisa resiko. Model-model tersebut akan menghasilkan nilai-nilai

tertentu serta kesimpulan dari nilai-nilai tersebut untuk dijadikan bahan

pertimbangan oleh pengguna sistem sebagai pengambil keputusan strategis dalam

memutuskan kelanjutan dari rencana investasi yang telah disusun.

Hasil verifikasi model prakiraan pasar pada tahun prakiraan 2007

menghasilkan prakiraan permintaan pasar sebesar 30.78 juta ton dan prakiraan

penawaran pasar sebesar 17.86 juta ton, hal ini berarti potensi pasar pada tahun

2007 adalah sebesar 12.92 juta ton. Sistem juga memprakirakan harga bahan

baku industri bahan bakar biodiesel yaitu biji jarak pagar pada tahun 2006 yaitu

sebesar Rp. 700 /kg dan prakiraan harga produk solar pada tahun 2006 yaitu

sebesar Rp. 5155.36 /Liter. Verifikasi model pemilihan lokasi dengan

INVESTPRO menghasilkan daerah Bekasi sebagai peringkat pertama dengan

nilai MPE 1096 karena pada daerah ini dinilai memiliki lebih banyak pemukiman

penduduk yang berarti disekitar daerah ini juga akan lebih mudah didapatkan

tenaga kerja, sedangkan Gresik memperoleh peringkat kedua dengan nilai MPE

856 karena kebutuhan utilitas dan transportasi di daerah ini dinilai lebih baik bila

Page 88: Jarak Pagar Biodisel

73

dibandingkan beberapa daerah lainnya, kemudian peringkat ke-3, 4 dan 5

berturut-turut adalah Batam dengan nilai MPE 819, Jakarta Timur dengan nilai

MPE 793 dan Cilegon dengan nilai MPE 312.

Hasil verifikasi model keuangan dengan asumsi harga produk hasil

industri berupa minyak biodiesel sebesar Rp.4500 /kg pada pendirian industri

bahan bakar biodiesel dengan kapasitas produksi 3000 ton pertahun menunjukkan

bahwa pendirian industri bahan bakar biodiesel ini LAYAK untuk didirikan

dengan nilai dari parameter-parameter analisa kelayakannya adalah sebagai

berikut NPV = Rp 1.35 milyar; IRR = 14.58 %; BEP = Rp. 136 milyar; PBP =

5.78 tahun; BCR = 1.08.

Hasil analisa sensitivitas menunjukkan bahwa penurunan harga jual

produk atau kenaikan harga bahan baku sebesar 5 % dari asumsi normal sudah

mengubah hasil kelayakan investasinya menjadi tidak layak. Sedangkan

penurunan persentase produk terjual sebesar 1 % saja sudah dapat mengubah

kesimpulan hasil kelayakan investasi untuk industri bahan bakar biodiesel

menjadi tidak layak. Hasil analisa resiko pada pendirian industri bahan bakar

biodiesel yaitu nilai koefisien varians sebesar 0.21 maka dapat disimpulkan

bahwa investasi pendirian industri bahan bakar biodiesel berbahan baku biji

jarak pagar beresiko tinggi.

Verifikasi perhitungan nisbah bagi hasil antara pihak bank dengan

nasabah pada model pembiayaan syariah jenis mudharabah dan musyarakah

dilakukan pada tahun ke-6 karena pada tahun ini diperkirakan industri sudah

mulai memasuki periode balik modal. Hasil perhitungan pada syariah

mudharabah yaitu nisbah untuk bank pada tahun ke-6 sebesar 93 % dan nisbah

untuk nasabah sebesar 7 %, sedangkan pada syariah musyarakah nisbah untuk

bank sebesar 84 % dan nisbah untuk nasabah adalah sebesar 16 %. Pada

pembiayaan murabahah, hasil perhitungannya berupa angsuran perbulan yang

harus dibayar nasabah yaitu sebesar Rp 953 juta dan harga jual fasilitas sebesar

Rp 57.21 milyar.

Page 89: Jarak Pagar Biodisel

74

B. SARAN

1. Masukan asumsi, data dan informasi penunjang yang lebih akurat dalam

model-model analisis akan dapat memberikan hasil analisa yang lebih akurat,

sehingga dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang lebih tepat lagi.

2. Pemeliharaan basis data perlu dilakukan secara rutin terutama dengan cara

melakukan update data baik untuk data pasar, lokasi maupun data finansial

sehingga model-model yang digunakan tetap dapat memberikan hasil yang

akurat.

3. Perlu dilakukan Software Development/Pengembangan perangkat lunak

aplikasi SPK yang berkesinambungan untuk menghasilkan versi-versi

berikutnya yang lebih sempurna dengan memperhatikan saran-saran dan

kritikan dari pengguna langsung perangkat lunak SPK INVESTPRO dan

penyempurnaan bila ditemukan adanya kesalahan (bug) pada saat

penggunaan perangkat lunak.

Page 90: Jarak Pagar Biodisel

75

DAFTAR PUSTAKA Antonio, M.S. 2003. Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik. Gema Insani Press,

Jakarta. Arifin, Z. 2002. Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. AlvaBet, Jakarta. Assauri, S. 1993. Manajemen Produksi dan Operasi. Lembaga Penerbit FE-UI.

Jakarta. Bernardini, E. 1983. Vegetable Oil and Fats Processing Vol II. Interstampa, Rome. Biro Perbankan Syariah, Bank Indonesia. 2002. Cetak Biru Pengembangan

Perbankan Syariah di Indonesia. Bank Indonesia, Jakarta. Cahyono, B.T. 1995. Analisis Bank Syariah. Badan Penerbit IPWI, Jakarta. Darnoko, D. dan Cheryan. M. 2000. Continuos Productions of Palm Methyl Ester. J

Am. Oil Chem. Soc. 77(12) : 1269-1272. Dayan, A. 1984. Pengantar Metode Statistika II. LP3ES, Jakarta. Edgar, T.F. dan D.M. Himmeblau. 1990. Optimize of Chemichal Processes.

McGraw-Hill Book Company, New York. Eriyatno. 1999. Ilmu Sistem Meningkatkan Mutu dan Efektivitas Manajemen. IPB

Press, Bogor. Haas, W. dan Mittelbach M. 2000. Detoxification Experiments with The Seed Oil

from Jatropha curcas L. Indust. Crops Prod. 12 : 111-118. Haridian, G. 2002. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan dan Pengembangan

Agroindustri Pala. Skripsi TIN-IPB, Bogor Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Yayasan Sana Wana Jaya, Jakarta. Hillier, F.S. dan G.J. Lieberman. 1980. Introduction to Operation Research. Holden

Day. Inc., San Fransisco. Kusuma, Y.C. 2001. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Agroindustri

Terpadu Berbasis Tomat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Skripsi TIN-IPB, Bogor.

Perwataatmadja, K. dan M.S. Antonio. 1992. Apa dan Bagaimana Bank Islam. Dana

Bhakti Wakaf, Yogyakarta.

Page 91: Jarak Pagar Biodisel

76

Soeharto, I. 1997. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional. Erlangga. Jakarta.

Suryadi, D.H.S. 1996. Sistem Penunjang Keputusan. Gramedia, Jakarta. Suryadi, K dan A. Ramdhani. 2002. Sistem Pendukung Keputusan : Suatu Wacana

Struktural Idealisasi dan Implementasi Konsep Pengambilan Keputusan. Remaja Rosdakarya, Bandung

Turban, E. 1990. Decision Support and Expert System. Mc Millan Publishing

Company, New York. Turban, E. 1990. Decision Support and Expert System. Mc. Millan Publishing Co.,

NewYork. Widarmana, R. 2002. Sistem Penunjang Keputusan Perencanaan Pendirian

Agroindustri Jahe. Skripsi. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor Zulkifli, S. 2003. Panduan Praktis Perbankan Syariah. Zikrul Hakim, Jakarta.

Page 92: Jarak Pagar Biodisel

77

L A M P I R A N

Page 93: Jarak Pagar Biodisel

78

Lampiran 1. Luas lahan kritis per propinsi s/d akhir tahun 2003 (dalam Ha)

PROPINSI SISA LAHAN KRITIS S/D TAHUN 2003

Dalam Kawasan Hutan

Luar Kawasan Hutan

Jumlah

N. Aceh Darussalam 20 989 230 088 251 077 Sumatera Utara 215 915 216 977 432 892 Sumatera barat 15 736 78 266 94 002 Riau 75 346 241 719 317 065 Jambi 166 034 533 497 699 531 Sumatera Selatan 1 181 305 2 214 315 3 395 620 Bengkulu 75 394 491 433 566 827 Lampung 200 131 78 256 278 387 Kep. Bangka Belitung - - -

Sumatera 1 950 850 4 084 551 6 035 401 DKI Jakarta - - - Jawa Barat 4 147 285 774 289 921 Jawa Tengah 4 113 195 658 199 771 DI Yogyakarta (2 788) 10 223 7 435 Jawa Timur 332 731 780 011 1 112 742 Banten - (935) (935)

Jawa 338 203 1 270 731 1 608 934 Bali 8 328 3 354 11 682 Nusa Tenggara Barat 52 007 211 688 263 695 Nusa Tenggara Timur 287 767 1 022 539 1 310 306

Bali & Nusa Tenggara 348 102 1 237 581 1 585 683 Kalimantan Barat 1 253 055 1 800 826 3 053 881 Kalimantan Tengah 44 594 1 693 682 1 738 276 Kalimantan Selatan 340 567 205 053 545 620 Kalimantan Timur 942 074 789 945 1 732 019

Kalimantan 2 580 290 4 489 506 7 069 796 Sulawesi Utara 75 358 144 785 220 143 Sulawesi Tengah 255 920 146 290 402 210 Sulawesi Selatan 561 560 358 635 920 195 Sulawesi Tenggara 51 131 178 247 229 378 Gorontalo (300) (300) (300)

Sulawesi 943 669 827 657 1 771 626 Maluku 177 236 510 540 687 776 Papua 1 648 136 1 707 788 3 355 924

Maluku & Papua 1 825 372 2 218 328 4 043 700 INDONESIA 7 986 486 14 128 354 22 115 140

Sumber : Statistik Indonesia 2004, Biro Pusat Statistik

Page 94: Jarak Pagar Biodisel

79

Lampiran 2. Hasil analisis karakteristik minyak biodiesel jarak pagar yang diolah dengan proses “Estrans”

Parameter Satuan Metil ester jarak jagar

Standar

Angka Cetane - 46.9 min 40 Viskositas kinematik 40oC cSt 5.863 1.9 – 6.0 Densitas 15oC g/ml 0.8848 0.85 – 0.89 Bilangan asam mg KOH/g 0.298 maks 0.80 Bilangan Iod G I2/100g 97.8 maks 120 Kadar abu % (b/b) tidak terdeteksi 0.01 Kadar abu sulfat % (b/b) tidak terdeteksi maks 0.02 Kadar air dan sediment % (v/v) tidak terdeteksi maks 0.050 Residu karbon Conradson % (b/b) 0.025 maks 0.05 Nilai kalor kJ/g 41.170 Kandungan sulfur % (b/b) 0.0046 maks 0.05 Titik tuang oC 0 -15 – 0 Titik awan oC 9 Titik nyala oC 191 min 100 Komposisi metil ester : Metil Laurat % (b/b) 1.12 Metil Miristat % (b/b) 0.29 Metil Palmitat % (b/b) 31.41 Metil Stearat % (b/b) 0.27 Metil Oleat % (b/b) 61.03 Metil Linoleat % (b/b) 2.12 Metil Linolenat % (b/b) 3.51 Total metil ester : % (b/b) 99.75

Sumber : Puslitbang Hasil Hutan, Departemen Kehutanan 2006

Page 95: Jarak Pagar Biodisel

80

Lampiran 3. Diagram alir sub model analisis pasar

Pilih tahun untuk dianalisa

Perhitungan Analisis Pasar dengan menggunakan Metode Deret Waktu

Hasil Prakiraan Permintaan, Rencana Produksi, Prakiraan Harga Bahan Baku

BASIS DATA

Data Harga

Tahun Harga

MULAI

Data Penawaran

Tahun

Jumlah

BASIS DATA

Data Permintaan

Tahun Jumlah

BASIS DATA

Analisis Finansial

Page 96: Jarak Pagar Biodisel

81

Lampiran 4. Diagram alir sub model analisis lokasi

Baik

Data Syarat Lokasi

Sesuai

Sedang

Cukup

Buruk

BASIS DATA

Data Lokasi

Bahan Baku

Pasar

Utilitas

Tenaga Kerja

Transportasi

BASIS DATA

Analisa Lokasi Unggulan dengan menggunakan Metode Perbandingan Eksponensial

Lokasi Unggulan

MULAI

Data Tingkat Kepentingan

Kriteria

Bahan Baku

Utilitas

Tenaga Kerja

Transportasi

BASIS DATA

Page 97: Jarak Pagar Biodisel

82

Lampiran 5. Diagram alir sub model analisis finansial

Struktur Biaya Agroindustri

Komponen Biaya

Jenis Biaya

Jumlah Item

Satuan

Harga Satuan

Total

BASIS DATA

PERHITUNGAN KELAYAKAN FINANSIAL INDUSTRI

(BCR, NPV, IRR, dan PBP)

Hasil :

Nilai Kelayakan Finansial Agroindustri

• Kapasitas Produksi

• Harga Bahan Baku

• Harga Jual Produk

• Pemodalan Sendiri

• Bunga Pinjaman Bank

• Persentase Nilai Sisa

• Pesentase Biaya Perawatan

• Persentase Penyusutan

Asumsi Finansial

Analisis Pasar

Page 98: Jarak Pagar Biodisel

83

Lampiran 6. Data biaya tetap dan biaya variabel industri bahan bakar biodiesel dari biji jarak pagar

Biaya Tetap

Uraian JenisBiaya Jumlah Satuan HargaSatuan(Ribu Rp)

Direktur Biaya Gaji Direksi 1 Orang 8 000General Manager Biaya Gaji Direksi 2 Orang 5 000Sekretaris Biaya Gaji Direksi 3 Orang 1 500Manager Produksi Biaya Gaji Karyawan Pabrik 1 Orang 2 500Manager Gudang Biaya Gaji Karyawan Pabrik 1 Orang 2 500Asisten Manager Biaya Gaji Karyawan Pabrik 4 Orang 2 000Staff Administrasi Biaya Gaji Karyawan Pabrik 4 Orang 1 500Supervisor Biaya Gaji Karyawan Pabrik 8 Orang 1 500Operator Mesin Biaya Gaji Karyawan Pabrik 5 Orang 1 000Tenaga Harian Biaya Gaji Karyawan Pabrik 20 Orang 800Staff Bengkel Biaya Gaji Karyawan Pabrik 2 Orang 800Manager QC Biaya Gaji Karyawan Pabrik 1 Orang 2 500Manager PPIC Biaya Gaji Karyawan Pabrik 1 Orang 2 500Manager Keuangan Biaya Gaji Karyawan Kantor 1 Orang 2 500Manager Pemasaran Biaya Gaji Karyawan Kantor 1 Orang 2 500Manager Umum Biaya Gaji Karyawan Kantor 1 Orang 2 500Asisten Manager Biaya Gaji Karyawan Kantor 5 Orang 2 000Staff Administrasi Biaya Gaji Karyawan Kantor 5 Orang 1 500Staff Teknis Biaya Gaji Karyawan Kantor 10 Orang 1 500Keamanan Biaya Gaji Karyawan Kantor 5 Orang 1 000Supir Biaya Gaji Karyawan Kantor 5 Orang 800Pelayanan Biaya Gaji Karyawan Kantor 5 Orang 700Manager R&D Biaya Gaji Karyawan Kantor 1 Orang 2 500Manager HRD Biaya Gaji Karyawan Kantor 1 Orang 2 500Listrik & Telepon Biaya Overhead Pabrik 1 Bulan 1 500Administrasi & Umum Biaya Overhead Pabrik 1 Bulan 1 500Listrik & Telepon Biaya Umum Kantor 1 Bulan 1 500Administrasi Biaya Umum Kantor 1 Bulan 1 000Lain-lain Biaya Umum Kantor 1 Bulan 500

Biaya Variabel

Uraian JenisBiaya HargaSatuan Jumlah SatuanMethanol Biaya Bahan Baku Penunjang 1 000 9 % HCl Biaya Bahan Baku Penunjang 8 000 1 % Bahan Lain Biaya Bahan Baku Penunjang 580 0.5 % Bahan Bakar & Energi Biaya Utilitas Variabel 750 100 % Transportasi Laut Biaya Transportasi Produk 300 100 % Biji Jarak Pagar (Rendemen 21.5 %) Biaya Bahan Baku Utama 600 463 %

Page 99: Jarak Pagar Biodisel

84

Lampiran 7. Data modal awal pendirian industri bahan bakar biodiesel dari biji jarak

pagar

Modal Aset

Uraian Jenis Modal Jumlah Satuan HargaSatuan(Ribu Rp)

Kantor Bangunan dan Pekerjaan Sipil 200 m2 1 000Laboratorium Bangunan dan Pekerjaan Sipil 50 m2 1 000R&D Bangunan dan Pekerjaan Sipil 50 m2 1 000Gudang Bahan Baku Bangunan dan Pekerjaan Sipil 500 m2 750Bagian Reaktor Biodiesel Bangunan dan Pekerjaan Sipil 500 m2 750Gudang Produk Jadi Bangunan dan Pekerjaan Sipil 500 m2 750Musholla Bangunan dan Pekerjaan Sipil 100 m2 400MCK Bangunan dan Pekerjaan Sipil 50 m2 400Kantin Bangunan dan Pekerjaan Sipil 100 m2 400Area Parkir dan Tanah Kosong Bangunan dan Pekerjaan Sipil 2 050 m2 50Jalan Bangunan dan Pekerjaan Sipil 1 000 m2 100Pos Satpam Bangunan dan Pekerjaan Sipil 100 m2 400Sistem Kelistrikan Bangunan dan Pekerjaan Sipil 2 Paket 20 000Sistem Telekomunikasi Bangunan dan Pekerjaan Sipil 50 Lines 300Bagian Pengepresan Bangunan dan Pekerjaan Sipil 200 m2 750Bagian Filterisasi Bangunan dan Pekerjaan Sipil 200 m2 750Bagian Pemurnian Bangunan dan Pekerjaan Sipil 200 m2 750Mess Bangunan dan Pekerjaan Sipil 200 m2 850Generator Mesin dan Peralatan Produksi 1 Unit 565 000Alat Pemadam Kebakaran Mesin dan Peralatan Produksi 5 Unit 30 000Peralatan Laboratorium Mesin dan Peralatan Produksi 1 Paket 750 000Perlengkapan Penunjang Mesin dan Peralatan Produksi 1 Paket 500 000Perlengkapan Bengkel Mesin dan Peralatan Produksi 1 Paket 500 000Reaktor Biodiesel 10 Ton/Hari Mesin dan Peralatan Produksi 1 Paket 8 000 000Mesin Pres 1 Ton/Hari Mesin dan Peralatan Produksi 10 Unit 35 000Mesin Filter 1 Ton/Hari Mesin dan Peralatan Produksi 10 Unit 25 000Tangki Pemurnian 1 Ton/Hari Mesin dan Peralatan Produksi 10 Unit 125 000Komputer Peralatan dan Perlengkapan Kantor 20 Unit 6 500Printer Peralatan dan Perlengkapan Kantor 3 Unit 1 000Faximili Peralatan dan Perlengkapan Kantor 3 Unit 1 500Lemari Arsip Peralatan dan Perlengkapan Kantor 5 Unit 500Lemari Buku Peralatan dan Perlengkapan Kantor 5 Unit 500Meja Kantor Peralatan dan Perlengkapan Kantor 25 Unit 500Kursi Peralatan dan Perlengkapan Kantor 25 Unit 150Meja dan Kursi Tamu Peralatan dan Perlengkapan Kantor 2 Set 1 000Peralatan Tulis Peralatan dan Perlengkapan Kantor 200 Unit 5Mesin Fotocopy Peralatan dan Perlengkapan Kantor 2 Unit 5 000Mobil Operasional Kendaraan 2 Unit 150 000Truk Angkut Barang Kendaraan 1 Unit 300 000Sepeda Motor Operasional Kendaraan 5 Unit 12 000Mobil Box Kendaraan 2 Unit 500 000

Page 100: Jarak Pagar Biodisel

85

Modal Aset (lanjutan)

Uraian Jenis Modal Jumlah Satuan HargaSatuan (Ribu Rp)

Kolam Aerob Penanganan Limbah 2 Unit 100 000Kolam Fakultatif Penanganan Limbah 2 Unit 50 000Kolam Aerasi Penanganan Limbah 2 Unit 50 000Kolam Anaerob Penanganan Limbah 2 Unit 50 000Kolam Sedimentasi Penanganan Limbah 2 Unit 50 000Pembangunan Parit Penanganan Limbah 2 Unit 50 000Pipa Instalasi Air Penanganan Limbah 2 Unit 10 000Pompa Air Penanganan Limbah 2 Unit 6 000

Modal Non Aset

Uraian JenisModal Jumlah Satuan HargaSatuan(Ribu Rp)

Tanah dan Survey Pengadaan Tanah dan Survey 6 000 m2 250Perizinan Lain-lain 1 Paket 100 000Perekrutan Karyawan Lain-lain 1 Paket 50 000Uji Coba & Komisioning Pra Operasi 1 Paket 100 000

Page 101: Jarak Pagar Biodisel

86

Lampiran 8. Panduan penggunaan perangkat lunak INVESTPRO

A. Sekilas Lintas

Software INVESTPRO merupakan perangkat lunak berbasis Windows yang

mengintegrasikan beberapa fungsi dari analisa kelayakan investasi untuk industri.

Sistem dapat menyediakan informasi secara detail dan lengkap sehingga dapat

mempermudah proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perencanaan

investasi untuk mendirikan suatu industri. Sistem ini dapat melakukan fungsi

penyimpanan dan pengolahan data masukan menjadi informasi yang berguna untuk

membantu pengambilan keputusan perencanaan investasi industri. Keluaran dari

Software INVESTPRO berupa informasi yang telah diolah, ringkas dan memberikan

kemudahan untuk mendapatkan informasi yang cepat dan akurat serta dapat

dimanfaatkan oleh pihak pengambil keputusan.

Terima Kasih

Splash Screen

Page 102: Jarak Pagar Biodisel

87

A. KEBUTUHAN PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK

1. Kebutuhan Perangkat Keras

Instalasi sistem informasi manajemen membutuhkan perangkat keras antara lain : a. Satu set komputer dengan processor minimal Pentium Series, dengan RAM

minimal 64 MB b. Monitor SVGA dengan resolusi minimal 800x600 pixel dan lebih dari 256

warna c. Mouse dan Keyboard d. Ruang kosong pada harddisk minimal 100 MB e. CD-ROM f. Printer

2. Kebutuhan Perangkat Lunak

a. Sistem Operasi Microsoft Windows 9x/NT/XP atau yang lebih baru b. Microsoft Data Access Control (MDAC) Versi 2.5 atau yang lebih baru

(Termasuk di dalam paket CD program atau bisa mendownload di www.microsoft.com)

B. INSTALASI PROGRAM SISTEM INFORMASI PRODUKSI

a. Instalasi INVESTPRO

Instalasi program sistem informasi produksi menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Masukkan CD-ROM INVESTPRO ke dalam drive CD-ROM. Program instalasi

akan mulai secara otomatis. Jika program instalasi tidak otomatis dimulai, klik dua kali icon My Computer, lalu klik dua kali pada icon CD-ROM. Pada jendela yang baru anda pilih, jalankan file Setup.exe untuk menginstal program.

2. Program Setup akan memandu anda untuk melakukan instalasi, menyajikan informasi pada setiap langkah. Bacalah informasi yang ada dengan teliti, lalu klik Next untuk melanjutkan ke langkah berikutnya, atau klik Back untuk kembali.

3. Pilihlah drive dan directory ke mana program akan diinstal. 4. Setelah instalasi selesai jika komputer meminta untuk Restart sebaiknya klik OK

untuk menyempurnakan proses instalasi INVESTPRO pada sistem komputer. 5. Jika instalasi gagal lihat Penanganan Kesalahan. b. Menguninstal program INVESTPRO

Untuk menguninstal program INVESTPRO dengan menggunakan pilihan Program Add/Remove pada Control Panel. Pilih program INVESTPRO pada menu, lalu klik tombol Add/Remove untuk menguninstal.

C. PENANGANAN KESALAHAN

1. Program INVESTPRO tidak dapat diinstal sama sekali : Kemungkinan file Setup.exe rusak, kondisi tersebut dapat terjadi karena

kerusakan CD Setup. Penanganan : Dapatkan kembali CD INVESTPRO Setup yang baru

Page 103: Jarak Pagar Biodisel

88

2. Program INVESTPRO tidak dapat dibuka : Kemungkinan terjadi kegagalan saat instalasi. Penanganan : Instal ulang program INVESTPRO 3. Pengguna tidak dapat masuk ke sistem dan keluar dengan pesan error “Nama

Pengguna dan Password salah atau tidak ada” Penanganan : Hubungi administrator dan minta User Id atau Password baru. 4. Gambar dan tampilan sistem tidak lengkap : Resolusi layar kurang dari 800x600 pixel Penanganan : Ubah resolusi layar menjadi 800x600 atau yang lebih besar. 5. Keluar tampilan error ketika membuka form data : Data base belum terhubung ke aplikasi Penanganan : Hubungi administrator

D. FORM UTAMA

Form untuk membuka File DataBase

MainMenu (Menu Utama)

StatusBar (Tanggal / Jam / LevelAkses / HakCipta)

FeatureMenu (Menu Fitur)

Page 104: Jarak Pagar Biodisel

89

E. MENU UTAMA DATABASE

1. Membuka DataBase

2. Membuat DataBase Baru

Form untuk membuat File DataBase baru

2. Ketikkan nama DataBase baru

1. Pilih Folder lokasi File DataBase

3. Klik tombol OK untuk melanjutkan

Form untuk membuka File DataBase

2. Pilih file DataBase yang ingin dibuka

1. Pilih Folder lokasi File DataBase

3. Klik tombol OK untuk melanjutkan

Page 105: Jarak Pagar Biodisel

90

F. MENU UTAMA ANALISA

1. Analisa Pasar

Form untuk menganalisa pasar

1. Tentukan tahun prakiraan pasar

2. Tentukan jumlah tahun yang digunakan untuk acuan analisa pasar

3. Tentukan persen kapasitas produksi

4. Program otomatis menampilkan hasil

5. Laporan prakiraan 5 tahunan dalam bentuk cetak

Page 106: Jarak Pagar Biodisel

91

2. Analisa Lokasi

3. Analisa Finansial

Form untuk menganalisa finansial

2. Program otomatis menampilkan hasil

1. Menentukan asumsi-asumsi investasi

Form untuk menganalisa lokasi

1. Menentukan bobot setiap kriteria

4. Hasil analisa lokasi dalam bentuk peringkat

2. Melengkapi data lokasi alternatif

3. Pilih alternatif yang diperhitungkan

5. Hasil analisa dalam bentuk perhitungan

Page 107: Jarak Pagar Biodisel

92

4. Analisa Syariah

Form untuk menganalisa nisbah keuangan syariah

2. Menentukan tipe variabel : a. Variabel tidak bebas =

variabel ditentukan dari asumsi finansial investasi

b. Variabel bebas = variabel dapat ditentukan secara langsung

1. Menentukan model keuangan syariah

3. Hasil perhitungan nisbah