bintang
-
Upload
ferry-setyawan -
Category
Documents
-
view
85 -
download
6
description
Transcript of bintang
INSTRUMENTASI
TUGAS INSTRUMENTASI
OLEH :
BINTANG RIZQI ANANDA
D4-3B / 06
0941150025
PROGRAM STUDI SISTEM KELISTRIKAN
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG
2012
INSTRUMENTASI
SCADA
PENDAHULUAN
SCADA, singkatan dari Supervisory Control and Data Acquisition, merupakan
pendukung utama dalam sistem ketenagalistrikan, baik pada sisi pembangkit, transmisi, maupun
distribusi. Adanya sistem SCADA memudahkan operator untuk memantau keseluruhan jaringan
tanpa harus melihat langsung ke lapangan. Ketidakadaan SCADA dapat diibaratkan seseorang
yang berjalan tanpa dapat melihat. Sistem SCADA sangat dirasakan manfaatnya terutama pada
saat pemeliharaan dan saat penormalan bila terjadi gangguan. Sistem SCADA tidak dapat berdiri
sendiri, namun harus didukung oleh berbagai macam infrastruktur, yaitu:
1. Telekomunikasi
2. Master Station
3. Remote Terminal Unit
4. Protokol Komunikasi
Media telekomunikasi yang umum digunakan adalah PLC (Power Line Communication), Fiber
Optik, dan Radio link. Pada awalnya penggunaan radio link dan PLC banyak digunakan,
terutama karena penggunaan PLC yang tidak memerlukan jaringan khusus namun cukup
INSTRUMENTASI
menggunakan saluran transmisi tenaga listrik yang ada. Namun pada perkembangannya
penggunaan PLC mulai beralih ke Fiber Optik dikarenakan kecepatan bit per second yang jauh di
atas PLC. Pada kenyataannya ketiga media tersebut di atas digunakan secara bersama-sama,
sebagai main dan backup. Master station merupakan kumpulan perangkat keras dan lunak yang
ada di control center. Biasanya desain untuk sebuah master station tidak akan sama, namun
secara garis besar desain dari sebuah master station terdiri atas:
1. Server
2. Workstation
3. Historikal data
4. Projection mimic, dahulu masih menggunakan mimic board
5. Peripheral pendukung, seperti printer, logger
6. Recorder
7. Global Positioning System untuk referensi waktu, dahulu masih menggunakan master
clock
8. Dispatcher training simulator
9. Aplikasi SCADA dan Energy Management System
10. Uninterruptable Power Supply (UPS) untuk menjaga ketersediaan daya lipstick
11. Automatic Transfer Switch (ATS) dan Static Transfer Switch (STS) untuk
mengendalikan aliran daya listrik menuju master station.
Agar dapat melakukan akuisisi data maupun pengontrolan sebuah Gardu
Induk maka dibutuhkan suatu terminal yang dapat memenuhi persyaratan tersebut,
yaitu Remote Terminal Unit (RTU). Penggunaan RTU berawal dari RTU dengan 8 bit,
hingga sekarang telah dikembangkan RTU dengan 16 bit, bahkan sudah hampir
menyerupai sebuah komputer. RTU tersebut harus dilengkapi dengan panel,
transducer, dan wiring.
Pada masa lampau, RTU dikembangkan oleh pabrikan secara sendiri-sendiri,
juga dengan protokol komunikasi yang tersendiri sehingga tidak ada standarisasi.
Sebagai contoh ada RTU dengan protokol komunikasi HNZ, Indactic, dan sebagainya.
Penggunaan protokol yang berbeda-beda ternyata menimbulkan masalah di
INSTRUMENTASI
kemudian hari ketika akan dilakukan penggantian. Hal ini dikarenakan produk lama
sudah tidak diproduksi lagi, sedangkan produk baru sudah mengikuti standarisasi.
Oleh karena itu dalam pembuatan maupun pengembangan sistem SCADA harus
mengacu pada standarisasi tersebut.
PENGERTIAN SCADA
Pengaturan sistem tenaga listrik merupakan pengaturan komposisi pembangkit, jaringan
transmisi dan pusat beban. Dalam pengaturan sistem tenaga listrik ini terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan, yaitu :
Kecepatan, ketepatan, kehandalan dan kemudahan memperoleh informasi sistem
tenaga listrik,
Kualitas data sistem tenaga listrik yang baik, dimana data yang ditampilkan harus
selalu baru (up to date) dan valid.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka dibutuhkan fasilitas seperti berikut :
Sistem telekomunikasi,
Alat-alat untuk mengambil, menyimpan, mengolah data, dan mengendalikan
peralatan sistem tenaga listrik
Perangkat lunak untuk mengolah data, agar data dapat ditampilkan dalam
pengaturan sistem tenaga listrik
Definisi SCADA
Supervisory Control And Data Acquisition (SCADA) merupakan sistem pengaturan tenaga
listrik yang berbasis komputer. Pengaturan tenaga listrik pada sistem yang interkoneksi
dilaksanakan oleh pusat pengatur beban. Kecepatan dan keakuratan data informasi sangatlah
dibutuhan, sehingga pengatur dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan akurat.
Sistem SCADA merupakan perpaduan antara sistem komputerisasi dan telekomunikasi sehingga
menjadi sistem pengolahan data terintegrasi yang berfungsi mensupervisi, mengendalikan,
mengumpulkan dan mendapatkan data secara real time.
INSTRUMENTASI
Dari sudut pandang SCADA, ukuran pabrik atau sistem proses mulai dar 1.000an hingga 10.000an I/O
(luara/masukan), namun saat ini sistem SCADA sudah bisa menangani hingga ratusan ribu I/O.
Ada banyak bagian dalam sebuah sistem SCADA. Sebuah sistem SCADA biasanya memiliki
perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan I/O, kontroler, jaringan, antarmuka
pengguna dalam bentuk HMI (Human Machine Interface), piranti komunikasi dan beberapa
perangkat lunak pendukung. Semua itu menjadi satu sistem, istilah SCADA merujuk pada sistem
pusat keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya melakukan pemantauan data-data dari berbagai
macam sensor di lapangan atau bahkan dari tempat2 yang lebih jauh lagi (remote locations).
Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah host pusat atau master (biasa
dinamakan sebagai master station, master terminal unit atau MTU), satu atau lebih unit-unit
pengumpul dan kontrol data lapangan (biasa dinamakan remote stattion, remoter terminal unit
atau RTU) dan sekumpulan perangkat lunak standar maupun customized yang digunakan untuk
memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di lapangan. Sebagian besar sistem SCADA
banyak memiliki karakteristik kontrol kalang-terbuka (open-loop) dan banyak menggunakan
komunikasi jarak jauh, walaupun demikian ada beberapa elemen merupakan kontrol kalang-
tertutup (closed-loop) dan/atau menggunakan komunikasi jarak dekat.
Sistem yang mirip dengan sistem SCADA juga bisa kita jumpai di beberapa pabrik proses,
perawatan dan lain-lain. Sistem ini dinamakan DCS (Distributed Control Systems). DCS
memiliki fungsi yang mirip dengan SCADA, tetapi unit pengumpul dan pengontrol data biasanya
ditempatkan pada beberapa area terbatas. Komunikasinya bisa menggunakan jaringan lokal
(LAN), handal dan berkecepatan tinggi.
Fungsi SCADA
SCADA berfungsi mengambil data dari pusat pembangkit atau gardu induk, mengolah informasi
yang diterima, menyajikan data dan memberi reaksi yang ditimbulkan dari hasil pengolahan
informasi.
Secara umum proses dari fungsi dari SCADA adalah:
a. Proses pengambilan dan penyampaian data,
b. Proses monitoring,
c. Proses kontrol/kendali, serta
INSTRUMENTASI
d. Proses penghitungan dan pelaporan.
Informasi sistem tenaga listrik yang dikumpulkan dari Gardu Induk dan Pusat Pembangkit
menggunakan peralatan yang bekerja secara kontiniu mengirimkannya ke pusat pengatur beban.
Demikian juga fungsi kontrol dikirim dari pusat pengatur beban ke peralatan yang ditempatkan
di Gardu Induk dan di Pusat Pembangkit untuk mengatur peralatan sistem tenaga listrik.
SCADA Pada Sistem Tenaga Listrik
Fasilitas SCADA diperlukan untuk melaksanakan pengusahaan tenaga listrik terutama pengendalian
operasi secara realtime. Suatu sistem SCADA terdiri dari sejumlah RTU (Remote Terminal Unit), sebuah
Master Station / RCC (Region Control Center), dan jaringan telekomunikasi data antara RTU dan Master
Station. RTU dipasang di setiap Gardu Induk atau Pusat Pembangkit yang hendak dipantau. RTU ini
bertugas untuk mengetahui setiap kondisi peralatan tegangan tinggi melalui pengumpulan besaran-
besaran listrik, status peralatan, dan sinyal alarm yang kemudian diteruskan ke RCC melalui jaringan
telekomunikasi data. RTU juga dapat menerima dan melaksanakan perintah untuk merubah status
peralatan tegangan tinggi melalui sinyal-sinyal perintah yang dikirim dari RCC.
Dengan sistem SCADA maka Dispatcher dapat mendapatkan data dengan cepat setiap saat (real time)
bila diperlukan, disamping itu SCADA dapat dengan cepat memberikan peringatan pada Dispatcher bila
terjadi gangguan pada sistem, sehingga gangguan dapat dengan mudah dan cepat diatasi / dinormalkan.
Data yang dapat diamati berupa kondisi ON / OFF peralatan transmisi daya, kondisi sistem SCADA
sendiri, dan juga kondisi tegangan dan arus pada setiap bagian di komponen transmisi. Setiap kondisi
memiliki indikator berbeda, bahkan apabila terdapat indikasi yang tidak valid maka operator akan dapat
megetahui dengan mudah.
Fungsi kendali pengawasan mengacu pada operasi peralatan dari jarak jauh, seperti switching circuit
breaker, pengiriman sinyal balik untuk menunjukkan atau mengindikasikan kalau operasi yang diinginkan
telah berjalan efektif. Sebagai contoh pengawasan dilakukan dengan menggunakan indikasi lampu, jika
lampu hijau menyala menunjukkan peralatan yang terbuka (open), sedang lampu merah menunjukkan
bahwa peralatan tertutup (close), atau dapat menampilkan kondisi tidak valid yaitu kondisi yang tidak
diketahui apakah open atau close. Saat RTU melakukan operasi kendali seperti membuka circuit breaker,
INSTRUMENTASI
perubahan dari lampu merah menjadi hijau pada pusat kendali menunjukkan bahwa operasi berjalan
dengan sukses.
Operasi pengawasan disini memakai metode pemindaian (scanning) secara berurutan dari RTU-RTU
yang terdapat pada Gardu Induk-Gardu Induk. Sistem ini mampu mengontrol beberapa RTU dengan
banyak peralatan pada tiap RTU hanya dengan satu Master Station. Lebih lanjut, sistem ini juga mampu
mengirim dari jarak jauh data-data hasil pengukuran oleh RTU ke Master Station, seperti data analog
frekuensi, tegangan, daya dan besaran-besaran lain yang dibutuhkan untuk keseluruhan / kekomplitan
operasi pengawasan .
Keuntungan sistem SCADA lainnya ialah kemampuan dalam membatasi jumlah data yang ditransfer
antar Master Station dan RTU. Hal ini dilakukan melalui prosedur yang dikenal sebagai exception
reporting dimana hanya data tertentu yang dikirim pada saat data tersebut mengalami perubahan yang
melebihi batas setting, misalnya nilai frekuensi hanya dapat dianggap berubah apabila terjadi perubahan
sebesar 0,05 Herzt. Jadi apabila terjadi perubahan yang nilainya sangat kecil maka akan dianggap tidak
terjadi perubahan frekuensi. Hal ini adalah untuk mengantisipasi sifat histerisis sistem sehingga nilai
frekuensi yang sebenarnya dapat dibaca dengan jelas.
Master Station secara berurutan memindai (scanning) RTU-RTU dengan mengirimkan pesan pendek
pada tiap RTU untuk mengetahui jika RTU mempunyai informasi yang perlu dilaporkan. Jika RTU
mempunyai sesuatu yang perlu dilaporkan, RTU akan mengirim pesan balik pada Master Station, dan
data akan diterima dan dimasukkan ke dalam memori komputer. Jika diperlukan, pesan akan dicetak pada
mesin printer di Master Station dan ditampilkan pada layar monitor.
Siklus pindai membutuhkan waktu relatif pendek, sekitar 7 detik (maksimal 10 detik). Siklus pindai
yaitu pemindaian seluruh remote terminal dalam sistem. Ketika Master Station memberikan perintah
kepada sebuah RTU, maka semua RTU akan menerima perintah itu, akan tetapi hanya RTU yang
alamatnya sesuai dengan perintah itulah yang akan menjalankannya. Sistem ini dinamakan dengan sistem
polling. Pada pelaksanaannya terdapat waktu tunda untuk mencegah kesalahan yang berkaitan dengan
umur data analog.
INSTRUMENTASI
Selain dengan sistem pemindaian, pertukaran data juga dapat terjadi secara incidental ( segera setelah
aksi manuver terjadi ) misalnya terjadi penutupan switch circuit breaker oleh operator gardu induk, maka
RTU secara otomatis akan segera mengirimkan status CB di gardu induk tersebut ke Master Station.
Dispatcher akan segera mengetahui bahwa CB telah tertutup.
Ketika operasi dilakukan dari Master Station, pertama yang dilakukan adalah memastikan peralatan
yang dipilih adalah tepat, kemudian diikuti dengan pemilihan operasi yang akan dilakukan. Operator pada
Master Station melakukan tindakan tersebut berdasar pada prosedur yang disebut metode “select before
execute (SBXC)“, seperti di bawah ini:
Dispatcher di Master Station memilih RTU.
Dispatcher memilih peralatan yang akan dioperasikan.
Dispatcher mengirim perintah.
Remote Terminal Unit mengetahui peralatan yang hendak dioperasikan.
Remote Terminal Unit melakukan operasi dan mengirim sinyal balik pada Master Station
ditunjukkan dengan perubahan warna pada layar VDU dan cetakan pesan pada printer logging.
Prosedur di atas meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan operasi.
Jika terjadi gangguan pada RTU, pesan akan dikirim dari RTU yang mengalami gangguan tadi ke
Master Station, dan pemindaian yang normal akan mengalami penundaan yang cukup lama karena Master
Station mendahulukan pesan gangguan dan menyalakan alarm agar operator dapat mengambil tindakan
yang diperlukan secepatnya. Pada saat yang lain, pada kebanyakan kasus, status semua peralatan pada
RTU dapat dimonitor setiap 2 detik, memberikan informasi kondisi sistem yang sedang terjadi pada
operator di Pusat Kendali (RCC).
Hampir semua sistem kendali pengawasan modern berbasis pada komputer, yang memungkinkan
Master Station terdiri dari komputer digital dengan peralatan masukan keluaran yang dibutuhkan untuk
mengirimkan pesan-pesan kendali ke RTU serta menerima informasi balik. Informasi yang diterima akan
ditampilkan pada layar VDU dan/atau dicetak pada printer sebagai permanent records. VDU juga dapat
HARRIS
CPU, PSU, D20 ME
D20 S (Digital Input)
D20 AC (Analog Input)
D20 K (Digital Output)
INSTRUMENTASI
menampilkan informasi grafis seperti diagram satu garis. Pada RCC (pusat kendali), seluruh status sistem
juga ditampilkan pada Diagram Dinding (mimic board), yang memuat data mengenai aliran daya pada
kondisi saat itu dari RTU.
RTU
Definisi dan Fungsi RTU (Remote Terminal Unit)
Remote Terminal Unit (RTU) adalah peralatan yang berada di Gardu Induk atau pusat
pembangkit yang berfungsi untuk mengumpulkan data dan melakukan kontrol ke
peralatan tenaga listrik.
Gambar Error! No text of specified style in document.-1. RTU D20
Untuk melakukan fungsi tersebut RTU memiliki Input/Output (I/O) interface. I/O
tersebut antara lain adalah
Digital Input/Telesignalling (TS)
Adalah peralatan yang berfungsi mengambil indikasi dari peralatan tenaga listrik di
Gardu Induk yang akan disampaikan ke master station di Pusat Pengatur. Status dari
peralatan tenaga listrik, sinyal alarm dan sinyal lainnya yang ditampilkan disebut
dengan status indikasi yang terdiri dari :
INSTRUMENTASI
Indikasi tunggal/Telesignalling Single (TSS) adalah Indikasi tunggal
dipergunakan untuk menyampaikan data alarm dari peralatan tenaga listrik yang
terdiri kondisi ON atau OFF. Contoh: alarm Over current, Distance, Ground
fault, Breaker fault dan lain-lain.
Gambar Error! No text of specified style in document.-2. Skematik Tele Signalling Single
Indikasi ganda/Telesignalling Double (TSD)
Indikasi ganda terpasang pada peralatan yang mempunyai dua keadaan, dimana
keadaan bisa menunjukan kontak terbuka (open) dan kontak tertutup (close) atau
tidak keduanya (invalid). Penggunaan 2 port yang berbeda untuk open dan close
memungkinkan terjadinya tiga kondisi ini. Peralatan yang dimonitor dengan TSD
misalnya : PMT, BI, LI, ES.
Pada telesignalling double (TSD) terdapat istilah valid dan invalid. Valid adalah
posisi (data) yang benar, close/open atau open/close sedangkan invalid adalah
posisi (data) yang salah, close/close atau open/open.
INSTRUMENTASI
Gambar Error! No text of specified style in document.-3. Skematik Telesignalling Double
Digital Output/Telecontrol Digital (TCD)
Adalah peralatan yang berfungsi melaksanaan kontrol/perintah dari pusat pengatur ke peralatan
pada gardu induk untuk merubah status peralatan tenaga listrik, seperti PMT dan PMS.
Telecontrol ini mempunyai keluaran sinyal digital dari RTU berupa kondisi ON / OFF atau Open
/Close.
Gambar Error! No text of specified style in document.-4. Skematik Remote Control Digital
INSTRUMENTASI
Analog Input/Telemetering (TM)
Adalah peralatan yang berfungsi mengambil besaran listrik berupa tegangan (V), arus (A),
frekuensi (F), daya aktif (MW) dan daya reaktif (MVAR), yang diakuisisi oleh modul Analog
Input RTU. Untuk mengubah besaran-besaran daya yang bertegangan tinggi (dari bagian
sekunder CT/VT) menjadi output berarus lemah, maka digunakan transducer.
Standar input transducer adalah : 1A/100V/ V3 dan 5A/100/V3.
Standar output transducer adalah : +/- 5mA,0–10mA dan 4–20mA.
Gambar 5. Skematik Pengukuran MW/MX
Gambar 6. Skematik Pengukuran Arus (Amp)
INSTRUMENTASI
Gambar 7. Skematik Pengukuran Tegangan (kV)
Analog Output/Telecontrol Analog (TCA)
Adalah peralatan yang berfungsi menghasilkan keluaran sinyal analog seperti level tegangan.
Pengaturan peralatan yang berhubungan dengan pusat pembangkit untuk menaikkan atau
menurunkan daya pembangkitan, perintah yang berupa signal analog yang dikeluarkan RTU atas
perintah dari Pusat Pengatur. Output arus analog (0-10 mA atau 4-20 mA) yang dikeluarkan card
analog output hasilnya digunakan untuk pengaturan pembangkitan atau generator pada sistem
LFC (Load Frequency Control) dalam pengaturan set point Po/Pr. (Po adalah set point suatu
pembangkitan, Pr adalah deviasi naik/turun suatu pembangkitan terhadap perubahan frekuensi).
Gambar Error! No text of specified style in document.-8 Skematik Remote Control Analog
INSTRUMENTASI
Transducer
Transducer adalah perangkat yang mengubah besaran-besaran daya (analog) yang
bertegangan/arus tinggi dari bagian sekunder CT/VT menjadi output bertengangan/arus lemah
sehingga bisa di manfaatkan oleh rangkaian Analog Input pada RTU. Transducer dibagi atas
outputnya :
Transducer tegangan dengan output tegangan (1-5VDC, 0-5VDC, dan lain-lain)
Transducer arus dengan output arus (0-10 mA, 4-25mA, dan lain-lain).
Modem
Modem adalah interface/perangkat komunikasi antara RTU dengan Master Station melalui media
komunikasi data, seperti PLC, Fiber Optic, Kabel Pilot dan lain-lain. Modem ini terdiri dari unit
pemancar (TX) dan unit penerima (RX) atau modulator dan demodulator.
Modulator
Modulator berfungsi merubah sinyal Digital menjadi sinyal Analog. Sinyal digital datang dari
RTU atau Master Station melewati rangkaian modulasi sehingga output berupa sinyal sinusoidal
yang kemudian dilewatkan melalui media komunikasi.
Sinyal hasil modulasi ini membuat informasi yang dibawa lebih tahan terhadap distorsi maupun
noise dibanding dengan mengirimkan sinyal digital.
Modulasi pada modem dapat berupa modulasi Amplitude Shift Keying (ASK), Frequency Shift
Keying (FSK), ataupun Phase Shift Keying (PSK).
Modulasi pada modem yang digunakan sistem SCADA PLN adalah modulasi FSK.
Gambar Error! No text of specified style in document.-9. Modulasi FSK
Sistem modulasi tersebut merubah sinyal digital menjadi sinyal analog dengan merubah bit 1
menjadi frekuensi f1 dan bit 0 menjadi frekuensi f2.
Demodulator
Demodulator berfungsi merubah sinyal sinusoidal termodulasi menjadi sinyal digital. Sinyal
sinusoidal yang didapat dari media komunikasi dirubah dengan cara kebalikan dari modulator
INSTRUMENTASI
yaitu sinyal dengan frekuensi f1 menjadi bit 1 dan sinyal dengan frkuensi f2 menjadi bit 0.
Sinyal digital ini kemudian digunakan oleh RTU maupun Master Station.
Protokol Komunikasi
Protokol komunikasi adalah bahasa yang digunakan pada sistem SCADA antara RTU dengan
Master Station yang dilewatkan pada media komunikasi data.
Jenis protokol untuk SCADA PLN telah distandardisasi. Protokol standar tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Protokol Master – slave : IEC 60870-5-101, IEC 60870-5-104, DNP.3, MODBUS;
b. Protokol Substation unit (RTU) – IED : IEC 61850, MODBUS;
c. Protokol Master – Master : ICCP (IEC 60870-6).
Media komunikasi
Media komunikasi digunakan untuk pengiriman data dari Master Station ke RTU dan sebaliknya.
Media komunikasi yang digunakan dapat berupa :
a. Power Line Carrier,
b. Pilot Cable,
c. Microwave,
d. Fiber Optic dan lain-lain.
KOMUNIKASI DATA
Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau jalur kabel serial
khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk
alasan keamanan, jaringan komputer untuk SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN - Local Area
Network) tanpa harus mengekspos data-data penting di Internet.
Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan protokol khusus yang
sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada beberapa standar protokol yang ditetapkan,
sehingga tidak perlu khawatir masalah kecocokan komuninkasi lagi.
Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang sederhana, alat-alat tersebut
INSTRUMENTASI
tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU
yang menjembatani antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke
format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain itu RTU juga menerima
perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal listrik yang sesuai ke relai kontrol yang
bersangkutan.
SCADA RTU
SCADA RTU harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan yang di pabrik dan bisa
bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri (panas, dingin, tekanan dan lain sebagainya).
Berikut ceklis untuk pemilihan RTU yang berkualitas:
• Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik (dalam cakupan
SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang dibutuhkan. Jangan sampai Anda membeli
RTU dengan kapasitas yang berlebih sedemikian hingga akhirnya tidak akan pernah digunakan, ini
adalah pemborosan.
• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan kelembaban yang
ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak bisa bertahan buat apa pasang RTU
tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi tidak akurat dan alat jebol.
• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja penuh 24 jam setiap
hari. Seharusnya digunakan RTU yang mendukung penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua
sumber catu daya (listrik dan baterei).
• Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu daya. Port serial
kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online walaupun jaringan saat itu sedang
rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port komunikasi beragam dapat mendukung strategi
migrasi LAN.
• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat menyimpan data
walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi dan lain sebagainya) dapat
diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan, sehingga kemampuan RTU akan selalu up-to-
date (terbaharui) tanpa harus mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol dengan sendirinya
sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan, terutama tanggapan terhadap berbagai
INSTRUMENTASI
macam masukan sensor-sensor. Ini jelas tidak perlu untuk semua aplikasi, namun menawarkan
kemudahan operasional.
• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada laporan secara tepat
dan akurat;
• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya kegagalan daya
(power failure).
SCADA MTU
SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam bentuk yang familiar
bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan SCADA MTU:
Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang menyediakan perangkat
yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan kejadian yang kompleks yang merupakan
kombinasi antara masukan sensor dan pernyataan tanggal/jam) dan soft control (tanggapan
terhadap sensor yang bisa diprogram).
Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email secara otomatis.
Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan pemantauan 24 jam sehari. Jika
peralatan membutuhkan campur tangan manusia, maka secara otomatis sistem akan mengirimkan
peringatan melalui SMS atau email ke penanggung-jawab yang bersangkutan.
Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang menampilkan dalam
bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan sederhana, dengan penjelasan yang
lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi dan bagaimana Anda seharusnya menangani atau
menanggapinya.
INSTRUMENTASI
Tapis untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu akan membuat para
staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm, dan mereka mulai percaya bahwa semua
alarm merupakan alarm menganggu. Akhirnya mereka akan berhenti menanggapi semua alarm
termasuk alarm yang kritis (alarm yang benar-benar harus mendapatkan perhatian). Gunakan
SCADA yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-alarm mana yang mengganggu dan yang
kritis.
Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan investasi jangka
panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan kemampuan SCADA untuk
pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun kedepan.
Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai macam
pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal, master yang kedua
dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa adanya interupsi fungsi pemantauan
dan pengontrolan.
Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu SCADA hanya dbuat
untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi vendor tunggal bukan merupakn ide yang
bagus - seringkali vendor tidak lagi menyediakan dukungan untuk produk-produk mereka.
Dukungan terhadap berbagai macam protokol yang terbuka akan mengamankan sistem SCADA
Anda dari keusangan yang tak-terencana.
INSTRUMENTASI
Pada tugas ini akan dijelaskan mengenai contoh jenis SEPAM yang dapat digunakan pada gambar sistem
SCADA diatas. Dana akan digunakan SEPAM dengan jenis Merlin Gerin Sepam series 80 produks
Scheneider Electric.
1. Other High Voltage protective relay
Pada bagian ini digunakan sepam dengan fungsi utama sebagai proteksi :
Untuk busbar bisa digunakan Sepam series 80 type B80 dan B83.dimana type tersebut melakukan proteksi :
Phase overcurrent Earth fault/sensitive earth fault Breaker failure Negative sequence/unbalance
Untuk Recloser bisa digunakan Sepam series 80 type S80 ,S81 ,S82 , dan S84.
INSTRUMENTASI
2. Sepam Bay Controller
Pada bagian ini digunakan sepam dengan funsi utama sebagai kontrol dan monitoring :
Untuk temperature bisa digunakan Sepam series 80 type :
Temperature Transformer : T81,T82,T87 Temperature Motor : M81,M87,M88 Temperature Generator : G82,G87,G88
Untuk Automatic functions seperti ATS (Automatic Transfer Switch) bisa digunakan Sepam series 80 type:
ATS Substation : S80,S81,S82,S84 ATS Transformer : T81,T82,T87 ATS Generator : G82,G87,G88 ATS Busbar : B80,B83
\
INSTRUMENTASI
3. Other Sepam Acquisition
Pada bagian ini digunakan sepam dengan fungsi utama sebagai control ,monitoring ,dan metering:
Untuk analog values bisa digunakan Sepam series 80 dengan semua type. dimana type tersebut dapat melakukan metering :
Arus Tegangan Daya Phase Sequence, dll
Bisa juga melakukan metering untuk rotaion speed pada Motor dan Generator, dengan menggunakan Sepam series 80 type M81,M87,M88 dan G82,G87,G88.
INSTRUMENTASI
4. Medium Voltage Relay Sepam
Pada bagian ini digunakan sepam dengan fungsi utama sebagai control ,monitoring ,dan metering:
Untuk Substation/Busbar bisa digunakan Sepam series 80 type S80,S81,S82,S84 dan B80,B83.
Untuk Transformer bisa digunakan Sepam series 80 type T81,T82, dan T87.
Untuk Capasitor bisa digunakan Sepam series 80 type C86.
Untuk Motor bisa digunakan Sepam series 80 type M81,M87, dan M88.
Semua jenis type yang tertera diatas akan dijelaskan lebih pada catalog yang tertera dibawah ini.