Bingung Dapat Tawaran Nikah Dari Muslimah

2
Bingung Dapat Tawaran Nikah Dari Muslimah Publikasi: 18/03/2003 10:39 WIB Pertanyaan Assalaamu'alaikum Wr Wb Semoga ustadz dan istri senantiasa dalam keadaan sehat dan berada dalam naungan perlindungan Allah. Ustadz, saya seorang muslim dan baru-baru ini ada seorang muslimah yang menawarkan diri kepada saya. Terus terang saya agak kaget karena belum pernah terfikir sebelumnya. Singkatnya kami sepakat untuk melakukan proses ta'aruf terlebih dahulu untuk mengetahui kesiapan masing-masing. Selama proses tersebut ternyata ada beberapa masalah yang membuat saya agak ragu untuk meneruskannya untuk saat ini. Masalahnya antara lain: 1. Masalah kesiapan, karena setelah mencoba untuk melakukan SWOT-UP, ternyata yang ada adalah deretan ketidaksiapan untuk saat ini, antara lain dari segi materi yang riil (saya masih kuliah semerter akhir dan belum bekerja) dan muslimah ini juga masih kuliah semester 4 di Solo dan masih dibiayai oleh kakaknya. Dia pernah berkata bahwa keluarganya sangat mengharapkannya untuk menyelesaikan S1 terlebih dahulu dan dia bekeinginan untuk terus melanjutkannya setelah menikah dengan biaya sendiri karena tidak ingin merepotkan keluarganya. 2. Masalah tempat tinggal. Saya tinggal di Jakarta dan beberapa bulan lagi harus pindah ke Sumatera untuk meneruskan pendidikan profesi selama 2,5 tahun dan membantu usaha orang tua di sana, lalu bagaimana dengan kuliahnya dan tempat tinggal kami nanti? Sebab ibunya juga menginginkan kalau bisa calon suaminya berdomisili di Jakarta agar tidak jauh dari tempat tinggalnya di Jakarta, karena beliau punya pengalaman yang kurang enak ketika ditinggalkan anaknya ke Solo dan Sulawesi (kakaknya). 3. Izin dari orang tua, baik saya dan dia yang menginginkan anaknya menyelesaikan dulu kuliah. Setelah mempertimbangkannya secara masak-masak saya merasa belum siap untuk saat ini. Dia memang mau mengerti dan mau menunggu saya sampai kami menyelesaikan seluruh pendidikan kami. Saya setuju, masalahnya dia menginginkan komitmen dari saya untuk menunggu seperti caranya (dengan menolak seluruh calon yang akan datang kepadanya sebaik apapun dia). Apakah komitmen seperti ini dapat dibenarkan? Saya khawatir kami malah membuat "ikatan" yang tidak baik, bagi saya dan dia. Karena waktu 2,5 tahun merupakan waktu yang lama, akan banyak sekali orang-orang yang akan ditemui yang boleh jadi lebih baik dari saya, dan dia menolaknya hanya untuk menunggu saya. Belum lagi masalah menjaga hati, karena sekarangpun dia sudah mempunyai "perasaan" terhadap saya, meskipun kami belum pernah sekalipun bertemu dan hanya berhubungan lewat telepon sesekali dengan pembicaraan yang sebisa mungkin kami jaga isi pembicaraannya hanya berkisar kesiapan kami. Saya sangat ingin sekali mendapatkan nasihat dari ustadz mengenai permasalahan ini, karena saya harus memberikan jawaban yang tegas dalam waktu dekat dan saya ingin jawaban ini tidak menyakiti siapapun. Jazaakumullah khairan katsiran atas jawabannya. Wassalaamu'alaikum Wr Wb ikh Jawaban Assalaamu'alaikum Wr Wb, Cobalah anda menanyakan kepada kedua pihak orangtua, secara detil apa yang menyebabkan mereka tidak setuju kalian segera menikah? Jika betul hanya masalah-masalah teknis seperti yang anda sebutkan tadi, mungkinkah untuk melakukan sebuah pernikahan yang untuk tahun-tahun awal ada kesepakatan-kesepakatan khusus. Misalnya, tetap menikah sekarang, tetapi buat perjanjian baik antara anda berdua maupun dengan keluarga bahwa selama calon istri anda tersebut masih kuliah di Solo dan anda di Jakarta atau Sumatera, kalian hidup terpisah dan berjumpa pada waktu-waktu tertentu. Untuk masa itu mungkin juga akan ada kesepakatan tambahan misalnya selama anda belum bisa full mencari nafkah (karena masih kuliah dan tugas pendidikan profesi) anda wajib memberikan nafkah bulanan padanya sebesar sekian. Yang tentunya itu harus anda usahakan dengan cara apapun tetap tidak sampai memberatkan anda. Yang penting di sini adalah masalah ke-halal-an hubungan. Jika hubungan sudah halal, bahaya besar berupa zina bisa ditutup.

Transcript of Bingung Dapat Tawaran Nikah Dari Muslimah

Page 1: Bingung Dapat Tawaran Nikah Dari Muslimah

Bingung Dapat Tawaran Nikah Dari MuslimahPublikasi: 18/03/2003 10:39 WIBPertanyaanAssalaamu'alaikum Wr Wb Semoga ustadz dan istri senantiasa dalam keadaan sehat dan berada dalam naungan perlindungan Allah. Ustadz, saya seorang muslim dan baru-baru ini ada seorang muslimah yang menawarkan diri kepada saya. Terus terang saya agak kaget karena belum pernah terfikir sebelumnya. Singkatnya kami sepakat untuk melakukan proses ta'aruf terlebih dahulu untuk mengetahui kesiapan masing-masing. Selama proses tersebut ternyata ada beberapa masalah yang membuat saya agak ragu untuk meneruskannya untuk saat ini. Masalahnya antara lain:1. Masalah kesiapan, karena setelah mencoba untuk melakukan SWOT-UP, ternyata yang ada adalah deretan ketidaksiapan untuk saat ini, antara lain dari segi materi yang riil (saya masih kuliah semerter akhir dan belum bekerja) dan muslimah ini juga masih kuliah semester 4 di Solo dan masih dibiayai oleh kakaknya. Dia pernah berkata bahwa keluarganya sangat mengharapkannya untuk menyelesaikan S1 terlebih dahulu dan dia bekeinginan untuk terus melanjutkannya setelah menikah dengan biaya sendiri karena tidak ingin merepotkan keluarganya.2. Masalah tempat tinggal. Saya tinggal di Jakarta dan beberapa bulan lagi harus pindah ke Sumatera untuk meneruskan pendidikan profesi selama 2,5 tahun dan membantu usaha orang tua di sana, lalu bagaimana dengan kuliahnya dan tempat tinggal kami nanti? Sebab ibunya juga menginginkan kalau bisa calon suaminya berdomisili di Jakarta agar tidak jauh dari tempat tinggalnya di Jakarta, karena beliau punya pengalaman yang kurang enak ketika ditinggalkan anaknya ke Solo dan Sulawesi (kakaknya).3. Izin dari orang tua, baik saya dan dia yang menginginkan anaknya menyelesaikan dulu kuliah. Setelah mempertimbangkannya secara masak-masak saya merasa belum siap untuk saat ini. Dia memang mau mengerti dan mau menunggu saya sampai kami menyelesaikan seluruh pendidikan kami. Saya setuju, masalahnya dia menginginkan komitmen dari saya untuk menunggu seperti caranya (dengan menolak seluruh calon yang akan datang kepadanya sebaik apapun dia). Apakah komitmen seperti ini dapat dibenarkan? Saya khawatir kami malah membuat "ikatan" yang tidak baik, bagi saya dan dia. Karena waktu 2,5 tahun merupakan waktu yang lama, akan banyak sekali orang-orang yang akan ditemui yang boleh jadi lebih baik dari saya, dan dia menolaknya hanya untuk menunggu saya. Belum lagi masalah menjaga hati, karena sekarangpun dia sudah mempunyai "perasaan" terhadap saya, meskipun kami belum pernah sekalipun bertemu dan hanya berhubungan lewat telepon sesekali dengan pembicaraan yang sebisa mungkin kami jaga isi pembicaraannya hanya berkisar kesiapan kami. Saya sangat ingin sekali mendapatkan nasihat dari ustadz mengenai permasalahan ini, karena saya harus memberikan jawaban yang tegas dalam waktu dekat dan saya ingin jawaban ini tidak menyakiti siapapun.Jazaakumullah khairan katsiran atas jawabannya.Wassalaamu'alaikum Wr Wb ikh

JawabanAssalaamu'alaikum Wr Wb,Cobalah anda menanyakan kepada kedua pihak orangtua, secara detil apa yang menyebabkan mereka tidak setuju kalian segera menikah? Jika betul hanya masalah-masalah teknis seperti yang anda sebutkan tadi, mungkinkah untuk melakukan sebuah pernikahan yang untuk tahun-tahun awal ada kesepakatan-kesepakatan khusus. Misalnya, tetap menikah sekarang, tetapi buat perjanjian baik antara anda berdua maupun dengan keluarga bahwa selama calon istri anda tersebut masih kuliah di Solo dan anda di Jakarta atau Sumatera, kalian hidup terpisah dan berjumpa pada waktu-waktu tertentu. Untuk masa itu mungkin juga akan ada kesepakatan tambahan misalnya selama anda belum bisa full mencari nafkah (karena masih kuliah dan tugas pendidikan profesi) anda wajib memberikan nafkah bulanan padanya sebesar sekian. Yang tentunya itu harus anda usahakan dengan cara apapun tetap tidak sampai memberatkan anda. Yang penting di sini adalah masalah ke-halal-an hubungan. Jika hubungan sudah halal, bahaya besar berupa zina bisa ditutup. Selanjutnya, karena kondisi, bisa dibuat kesepakatan-kesepakatan bersama untuk sementara kehidupan rumah tangga belum normal. Cobalah rundingkan dengan matang agar tak ada celah keributan baik internal anda dan calon istri maupun dengan pihak keluarga. Kemudian jangan lupa buat juga kesepakatan untuk evaluasi perjanjian setiap beberapa waktu sekali. Siapa tahu (karena memang ada janji Allah tentang rezeqi bagi yang menikah) meskipun anda belum selesai pendidikan profesi anda sudah dapat penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarga secara full. Aatau siapa tahu setelah berjalan beberapa waktu keluarga calon istri setuju untuk dia pindah mengikuti anda ke tempat anda berada. Dan seterusnya.Yang penting kalian sudah berusaha menutup celah zina dan kemudian kalian bisa berharap pada Allah agar diberi segala kemudahan-kemudahan dan rezeqi yang tidak terduga-duga. Yang penting juga adalah saran berikut:1. Hendaknya anda berdua memperkuat hubungan dengan Allah agar segala langkah anda berdua adalah langkah yang diridhoi Allah dan membawa keberkahan, meskipun pada awalnya seolah penuh dengan kesulitan. Innamal ‘usry yusro. Sesungguhnya pada setiap kesulitan terdapat kemudahan-kemudahan. Caranya dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah. Kuantitas artinya rutinitas ibadah wajib dan ditambah ibadah sunnah, kualitas artinya memperdalam makna ibadah dengan kualitas khusyu’ dan taqarrub kepada Allah yang tinggi setiap pelaksanaan ibadah.2. Berhati-hatilah jangan sampai terjatuh ke dalam dosa zina, apakah dengan dia atau apalagi dengan orang lain. (mungkin misalnya karena godaan hidup terpisah selama beberapa waktu), sebab setan sebagai musuh manusia sangat licik dan cerdik menjerumuskan manusia. Oleh karena itu anda berdua sangat-sangat perlu meningkatkan penjagaan dari Allah dengan meningkatkan ibadah dan doa. Terutama ibadah shaum sunnah dan shalat tahajjud.3. Sebagai calon suami dan calon istri yang akan membentuk keluarga sakinah kelak, sangat perlu kiranya agar anda mencari ilmu tentang itu. Misal dengan mencari, memiliki dan mempelajari perangkat buku yang menjelaskan detil-detil pelaksanaan syari’at Islam dalam keluarga, yang membicarakan topik-topik sejak soal wudhu sampai hadonah, thalaq dan waris. Wallahua’lam bishshowwaabWassalaamu'alaikum Wr Wb