Binary Iis

8
MODUL III BINARY LINE CODING I. Landasan teori Line coding adalah suatu proses konversi data digital menjadi sinyal digital,dengan asumsi bahwa data berisi atau berbentuk fax, angka, gambar,audio, atau video yang disimpan dalam memori komputer sebagai bit squence. Line coding juga merupakan metoda untuk merubah simbol dari sumber ke dalam bentuk lain untuk ditransmisikan dan dapat merubah pesan-pesan digital ke dalam deretan simbol baru yang disebut dengan proses encoding. Macam –macam binary line coding : 1. NRZ (Non-Return To Zero) Tingkat tegangan etap konstan pada NRZ, dimana tidak terjadi transisi(tidak kembali ke level tegangan nol). NRZ terbagi : a. Non return to zero level (NRZ-L) yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary lainnya. b. Nonreturn to Zero Inverted(NRZI)

Transcript of Binary Iis

MODUL III

BINARY LINE CODING

I. Landasan teori

Line coding adalah suatu proses konversi data digital menjadi sinyal

digital,dengan asumsi bahwa data berisi atau berbentuk fax, angka,

gambar,audio, atau video yang disimpan dalam memori komputer sebagai bit

squence. Line coding juga merupakan metoda untuk merubah simbol dari

sumber ke da l am ben tuk l a i n un tuk d i t r ansmi s ikan dan dapa t

me rubah pe san -pesan digital ke dalam deretan simbol baru yang disebut

dengan proses encoding.

Macam –macam binary line coding :

1. NRZ (Non-Return To Zero)

Tingkat tegangan etap konstan pada NRZ, dimana tidak terjadi

transisi(tidak kembali ke level tegangan nol). NRZ terbagi :

a. Non return to zero level (NRZ-L)

yaitu suatu kode dimana tegangan negatif dipakai untuk mewakili

suatu binary dan tegangan positif dipakai untuk mewakili binary

lainnya.

b. Nonreturn to Zero Inverted(NRZI)

yaitu suatu kode dimana suatu transisi (low ke high atau high ke low)

pada awal suatu bit time akan dikenal sebagai binary ‘1′ untuk bit time

tersebut; tidak ada transisi berarti binary ‘0′. Keuntungan differensial

encoding : lebih kebal noise, tidak dipengaruhi oleh level tegangan.

Kelemahan dari NRZ-L maupun NRZI adalah terbatasan dalam

komponen DC dan kemampuansynchronisasi yang buruk.

Berikut gambar perbedaan NRZ-I dan NRZ-L :

2. RZ (Return Zero)

Format pengodean ini diarahkan untuk mengatasi ketidak-efisienan

kode NRZ. Kode ini menggunakan lebih dari 2 level sinyal (contohnya: AMI),

yaitu suatu kode dimana biner ‘0’ diwakili dengan tidak adanya garis sinyal

dan biner ‘1’ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif. Adapun

keunggulan biner multilevel dibanding NRZ adalah:

Kemampuan sinkronisasi yang baik

Tidak mengandung komponen dc dan pemakaian bandwidth

yang lebih kecil

Dapat menampung bit informasi yang lebih banyak.

   Gambar 2. AMI

3. Biphase

Biphase merupakan format pengodean yang mengatasi keterbatasan kode

NRZ. pada Bophase terdapat dua teknik, yaitu Manchester dan

Differential Manchester.

Manchester, yaitu suatu kode dimana ada suatu transisi pada setengah

periode tiap bit: transisi rendah ke tinggi mewakili '1' dan tinggi ke rendah

mewakili '0'. sedangkan Differential Manchester adalah suatu kode

dimana bi9ner '0' diwakili oleh adanya transisi diawalperiode suatu bit dan

iner '1' diwakili oleh ketiadaan transisi di awal periode suatu bit.

Keuntungan rancangan Biphase:

1. Sinkronisasi: karena adanya transisi selama tiap bit time, pesawat

penerima dapat menyinkronkan transisi tersebut atau dikenal sebagai self

clocking codes.

2. tidak ada komponen dc

3. Deteksi terhadap kesalahan : ketiadaan dari transisi yang diharapkan dapat

dipakai untuk menditeksi kesalahan.

Pada biphase terdapat 2 tehnik , yaitu Manchester dan Diferential

Manchester.

1) Manchester

  Bit “1” dinyatakan oleh pulsa yang setengah prioda pertamanya

memiliki level high dan setengah perioda sisanya memiliki level low

  Bit “0” dinyatakan oleh pulsa yang setengah perioda pertamanya

memiliki level low dan setengah perioda sisanya memiliki level high

  Jadi setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berganti level pada

pertengahan bit

  Karakteristik Manchester coding:

o   Timing recovery mudah

o   Bandwidth lebar

 

2) Diferential Manchester (D- Manchester)

  Setiap bit dinyatakan oleh pulsa-pulsa yang berubah level di pertengahan

bit

  Bit “1” dikodekan dengan tidak adanya transisi level di awal bit

Bit “0” dikodekan dengan adanya transisi level di awal perioda bit

3. Multilevel Binary

1. Bipolar-AMI

yaitu suatu kode dimana binary ‘0′ diwakili dengan tidak adanya

line sinyal dan binary ‘1′ diwakili oleh suatu pulsa positif atau negatif.

Zero menggambarkan tidak adanya line signal. Satu menggambarkan

positif atau negatif sinyal.

2. Pseudoternary

yaitu suatu kode dimana binary ‘1′ diwakili oleh ketiadaan line

sinyal dan binary ‘0′ oleh pergantian pulsa-pulsa positif dan negatif. Satu

menggambarkan adanya jalur sinyal. Zero menggambarkan perwakilan

dari positif dan negatif.

3. Unipolar

Unipolar adalah pengkodean yang paling sederhana dan sangat

primitip. Pengkodean unipolar hanya menggunakan satu polaritas untuk

menyatakan dua posisi bilangan biner yaitu biasanya ada tegangan

dinyatakan dengan logika 1 dan tidak ada tegangan dinyatakan dengan

logika 0

Tetapi pengkodean unipolar mempunyai sedikitnya dua persoalan

yang tidak disukai yaitu Komponen DC dan Sinkronisasi.

4. Pengkodean Polar

Polar (kutub) adalah pengkodean yang penggunaan dua level tegangan

yaitu positif dan negatif. Dengan menggunakan dua level pada semua

metode pengkodean tegangan ratarata yang berada diatas garis (sumbu

horisontal) akan direduksi dan problem komponen DC seperti pada

unipolar akan dikurangi. 

 

5.   Bipolar

Pengkodean Bipolar menggunakan tiga level tegangan yaitu

positip,negatip dan nol. bit logika 0 akan bernilai level tegangan nol. Dan

bit logika 1 direpresentasikan terjadi pembalikan tegangan baik positip

kenegatip maupun dari negatip kepositip.

DAFTAR PUSTAKA

http://achernarblue.blogspot.com/2010/12/pengkodean-sinyal-digital.html

http://andyscevorziep.blogspot.com/2011/04/format-penyandian-digital-

format.html

http://aqwan.staff.jak-stick.ac.id/files/35-komunikasi-data-dan-jaringan.pdf