Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

18
BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah BIMBINGAN KONSELING Dosen pembimbing: Drs. H. Fadhli Kamil, S.Pd Disusun oleh kelompok 10 Salasiah (A1E307914) Rahmila Sari (A1E307934) Mahfuzatul Husna (A1E307936) Wahdiah (A1E307940) Ary Priatna Ridhoni (A1E307945) UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN S1 PGSD TERINTEGRASI BANJARBARU 2009

Transcript of Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Page 1: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

BIMBINGAN KONSELING

Dosen pembimbing:

Drs. H. Fadhli Kamil, S.Pd

Disusun oleh kelompok 10

Salasiah (A1E307914)

Rahmila Sari (A1E307934)

Mahfuzatul Husna (A1E307936)

Wahdiah (A1E307940)

Ary Priatna Ridhoni (A1E307945)

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

S1 PGSD TERINTEGRASI

BANJARBARU

2009

Page 2: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

BIMBINGAN BAGI MURID BERKELAINAN

Murid berkelaianan disebut juga anak luar biasa. Cenderung memiliki

penyimpangan sedemikian rupa terutama dalam kelainan indera, fisik, kelainan

perilaku, kelainan kecerdasan, kelainan komunikasi, atau kelainaan ganda.

(memiliki kelainaan lebih dari satu). Sebagai guru umum mampu memberikan

batasan apakah muridnya termasuk murid yang berkelainan atau tidak.

Perbedaan untuk memehami anak berkelainan atau berkebutuhan khusus

dikenal ada 2 hal yaitu perbedaan interindividual dan intraindividual.

a. Perbedaan interindividual

Berarti membandingkan perbedaan keadaan mental (kapasitas kemampuan

intelektual), kemampuan panca indra (sensory), kemampuan gerak

motorik, kemampuan komunikasi, perilaku social, dan keadaan fisik.

b. Perbedaan intraindividual

Adalah suatu perbandingan potensi yang ada dalam diri individu itu

sendiri, perbedaan itu dapat muncul dari berbgai aspek meliputi

intelektual, fisik, psikologia, dan social.

Selain masalah perbedaan, ada beberapa terminology yang dapat

digunakan untuk memehami anak berkelainan atau berkebutuhan khusus. Istlah

tersebut yaitu:

a. Impairment

Merupakan suatu keadaan atau kondisi dimana individu mengalami kehilangan

atau abnormalitas psikologi, fisiologi atau fungsi struktur anatomis secara umum

pada tingkat organ tubuh. Contoh seseorang yang mengalami amputasi satu

kakinya, maka dia mengalami cacat kaki.

Page 3: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

b. Disability

Suatu keadaan diman individu mengalami kekurangmampuan yang

dimungkinkan karena adanya keadaan impairment seperti kecacatan pada organ

tubuh. Contoh pada orang yang cact kakinya, maka ia akan merasakan

berkurangnya fungsi kaki untuk melukukan mobilitas.

c. Handicapt

Keadaan diman individu mengalami ketidakmampuan dalam bersosialisasi dan

berinteraksi dengan lingkungan. Hal ini dimungkinkan adanya dan berkurangnya

fungsi organ tubuh individu. Contoh orang yang mengalami amputasi kaki

sehingga untuk aktivitas mobilitas atau berinteraksi dengan lingkungannya dia

memerlukan kursi roda.

1. Pengertian Murid berkelainan

Berdasarkan kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 72

Tahun 1991 tanggal 31 Desember 1991 tentang pendidikan luar biasa.

Sebagaimana tercantum dalam UUSPN No. 2 Tahun 1989 pasal 8 ayat (1)

dan (2) menyatakan bahwa :

(1)Warga Negara yang memiliki kelainan fisik dan atau mental berhak

memperoleh pendidikan luar biasa.

(2)Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

berhak memperoleh perhatian khusus.

Pendidikan luar biasa adalah pendidikan yang khusus diselenggarakan

bagi peserta didik yang memiliki kelainan fisik dan atau mental. Murid yang

berkelainan adalah anak yang mengalami penyimpangan dari arah rata-rata

atau normal baik dalm segi fisik, kecerdasan, indera, komunikasi, perilaku

atau gabungan hal-hal itu, sehinggga ia membutuhkan program dan layanan

pendidikan secara khusus guna mengembangkan potensi secara optimal.

Layanan secara khusus melalui pendidikan luar biasa ini bertujuan

membantu murid yang menyandang kelainan fisik dan atau mental agar

Page 4: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai

pribadi atau anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbale balik

dengan lingkungan social, budaya, dan alam sekitar serta dapat

mengembangkan kemapuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan

lanjutan.

2. Hak dan Kebutuhan Murid Berkelainan

a. Hak

Sebagai warga Negara, para penyandag kelainan mempunyai hak yang

sama dengan warga Negara yang lainnya, sesuai dengan pasal 31 UUD 1945

yang menyebutkan bahwa semua warga Negara berhak mendapat

pendidikan. Dalam undang-undang murid berkelainan memiliki hak yaitu ;

(1) Berhak mendapatkan pemeliharaan

(2) Berhak mendapatkan pendidikan

(3) Berhak mendapat jaminan kerja

(4) Berhak berpendapat

(5) Berhak bersuara, dan sebagainya.

Hal ini dijabarkan lebih lanjut dalam Bab III Undang-undang Nomor 2

Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 6 dan pasal 8,

yang isinya sebagai berikut:

Pasal 6

“Setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk

mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan

keterampilan yang sekurang-kurangnya setara dengan pengetahuan, kemampuan

dan keterampilan tamatan pendidikan dasar.”

Page 5: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Pasal 8

1. Warga yang memiliki kelainan fisik dan/atau mental berhak memperoleh

pendidikan luar biasa.

2. Warga Negara yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa

berhak memperoleh perhatian khusus.

b. Kebutuhan

Pada dasarnya kebutuhan murid berkelainan adalah sam dengan

kebutuhan anak normal, hanya saja ia mempunyai kebutuhan khusus

disebabkan kelainannya. Kebutuhan yang dimaksud adalah :

(1) Kebutuhan social; mereka memerlukan kontak dan kerjasama dengan

orang lain.

(2) Kebutuhan pendidikan; merka harus dibantu supaya tidak disisihkan

dari perencanaan dan langkah-langkah pendidikan.

(3) Kebutuhan disiplin; merka perlu mengenal disiplin.

(4) Kebutuhan akan gambaran diri; agar mereka dapat mengambil langkah

yang tepat sesuai dengan kenyataan dirinya.

(5) Kepercayaan diri; sangat perlu bagi murid berkelainan, karena orang

yang tidak percaya pada dirinya sendiri akan selalu diliputi keragu-

raguan dan rasa menderita

(6) Kebebasan berkembang; mereka harus merasa bahwa mereka berhak

berkembang sesuai dengan keadaanya masing-masing.

3. Jenis-jenis Murid Berkelainan

Kategori keluarbiasaan atau kelainan berasarkan jenis penyimpangan,

menurut Mulyono Abdurachman (2000) dibuat untuk keperluan pembelajaran.

Kategori tersebut adalah sebagai berikut:

Page 6: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Kelompok yang mengalami penyimpangan dalam bidang intelektual,

terdiri dari anak yang luar biasa cerdas (intellectually superior) dan anak yang

tingkat kecerdasannya rendah atau yang disebut tunagrahita.

1) Kelompok yang mengalami penyimpangan atau keluarbiasaan yang terjadi

karena hambatan sensoris atau indra, terdiri dari anak tunanetra dan

tunarungu.

2) Kelompok anak yang mendapat kesulitan belajar dan gangguan

komunikasi.

3) Kelompok anak yang mengalami penyimpangan perilaku, yang terdiri

anak tunalaras dan penyandang gangguan emosi.

4) Kelompok anak yang mempunyai keluarbiasaan atau penyimpangan ganda

atau berat dan sering disebut tunaganda.

a. Jenis kelainan peserta didik terdiri atas kelainan fisik dan/atau mental

dan/atau kelainan perilaku.

b. Kelainan fisik meliputi :

1) Tuna Netra

2) Tuna Rungu

3) Tuna Daksa

c. Kelainan mental meliputi :

1) Tuna Grahita Ringan

2) Tuna Grahita Sedang

d. Kelainan perilaku meliputi tuna laras

e. Kelainan peserta didik (murid) dapat juga terwujud sebagai kelainan gnda

Pengertian tentang jenis-jenis murid berkelainan sebagai berikut :

1. Tunanetra

Page 7: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Anak dengan gangguan penglihatan lebih akrab disebut anak

tunanetra. Tunanetra berarti kurang pengkihatan. Pengertian tunanetra

tidak saja mereka yang buta, tetpi juga mencakup juga mereka yang

mampu melihat tetapi terbatas sekali dan kurang dapat dimanfaatkan

untuk kepentingan hidup sehari-hari, terutama dalam belajar. Anak

dengan kondisi penglihatan yang termasuk “setengah melihat”, “low

vision” atau rabun adalah bagian dari kelompok anak tuna netra.

2. Tunarungu

Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan

pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap

berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya, mulai

dari yang ringan sampai yang berat.

3. Tunadaksa

Tunadaksa secara harfiah berarti cacat fisik. Tunadaksa berarti

suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan bentuk

atau hambatan pada tulang, otot, atau sendi dalam fungsinya yang

normal. Kondisi ini dapat disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan

atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan dari lahir.

4. Tunagrahita

Tunagrahita adalah istilah yang digunakan untuk menyebut

anak yang mempunyai kemampuan intelektual dibawah rata-rata.

Anak tunagrahita atau dikenal juga anak terkebelakangan mental atau

kemampuan mental yang berada di bawah rata-rata karena

keterbatasan kecerdasan sukar untuk mengikuti program pendidikan di

sekolah biasa secara klasikal.

5. Anak Tunalaras

Istilah tunalaras digunakan sebagai padanan dari istilah

behavior disorder da;am bahasa Inggris.

Page 8: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1977:13)

mengemukakan pengertian anak tuna laras sebagai berikut : Anak

yang berumur 6 sampai 17 tahun dengan karakteristik bahwa anak

tersebut mengalami gangguan/hambatan emosi dan berkelainan

tingkah laku sehingga kurang dapat menyesuaikan diri dengan

lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

Kauffman (1977) mengemukakan batasan mengenai anak-anak

yang mengalami gangguan perilaku “sebagai anak yang secara nyata

dan menahan merespon lingjuangan tanpa ada kepuasan pribadi

namun masih dapat diajarkan perilaku-perilaku yang dapat diterima

oleh masyarakat dan dapat memuaskan pribadinya”.

Dapat disimpulkan anak tuna laras adalah anak yang mengalami

hambatan emosi dan tingkah laku sehingga kurang dapat atau

mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya

secara baik dan akan mengganggu situasi belajarnya. Termasuk juga

dalam kelompok ini anak-anak penderita autustik, yaitu anak-anak

yang menunjukkan perilaku menyimpang yang membahayakan baik

bagi dirinya sendiri maupun prang lain.

4. Karakteristik Setiap Jenis Murid Berkelainan

a. Tuna Netra

Anak dengan gangguan penglihatan dapat diketahui dalam kondisi

berikut:

1) Ketajaman penglihatannya kurang dari ketajaman yang dimiliki

orang awas.

2) Terjadi kekeruhan pada lensa mata atau terdapat cairan tertentu.

3) Posisi mata sulit dikendalikan oleh syraf otak.

Page 9: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

4) Terjadi kerusakan susunan syarafotak yang berhubungan dengan

penglihatan.

b. Tuna Rungu

Untuk kepentingan pendidikan ketunarungan dapat diklasifikasikan

sebagai berikut:

Tingkat I : Kehilangan kemampuan mendengar antara 35 sampai 54

dB, penderita hanya memerlukan latihan berbicara dan

bantuan mendengar secara khusus.

Tingkat II : Kehilangan kemampuan mendengar antara 55 sampai 69

dB, penderitanya kadang-kadang memerlukan penempata

sekolah secara khusus.

Tingkat III : kehilangan kemampuan mendengar antara 70 sampai 89

dB.

Tingkat IV : kehilangan kemampauan mendengar dri 90 dB ke atas.

Anak yang kehilangan kemampauan mendengar dari tingkat III sampai

tingkat IV pada hakekatnya memerlukan pelayanan pendidikan khusus

(Andreas Dwijosumarto dalam T.S. Somantri, 1996)

c. Tuna Daksa

Tuna daksa dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Kesadaran yang dibawa sejak lahir atau kesusahan yang merupakan

keturunan, diantaranya meliputi :

a) Kaki seperti tongkat (club-foot)

b) Tangan seperti tongkat (club-hand)

c) Jari yang lebih dari lima pada masing-masing tangan atau kaki

(polydactylism).

Page 10: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

d) Kerdil/pendek sekali (cretinism)

e) Kepala kecil tidak normal (mycrocephalus),dan

f) Kepala besar karena berisi cairan (hydrocephalus)

2) Kerusakan pada waktu kelahiran, yang meliputi:

a) Kerusakan pada syaraf lengan akibat tekanan atau tariakan waktu

kelahiran (Erb’siswa palsy)

b) Tulang rapuh dan mudah patah (fragiritas osium)

3) Infeksi meliputi :

a) Taerkolonis tulang (menyerang sendi paha sehingga menjadi

kaku).

b) Osteomyelitis (radang di dalam dan di sekeliling sumsum tulang

kareana bakteri).

c) Poliomyelitis (infeksi virus yang mungkin menyebabkan

kelumpuhan).

4) Kondisi taumatik atau kesusahan traumatic akibat; (a) amputasi dan

atau (b) kecelakaan akibat luka bakar.

5) Tumor : oxostosis (lemah tulang)

d. Tuna Grahita

Beberapa karakteristik anak tuna garahiata sebagai berikut :

1) Keterbatasan intelegensi

2) Keterbatasan social, dengan cirri-ciri:

Cenderung berteman dengan anak yang lebih muda usianya

Ketergantungan terhadap oaring tua sangat besar

Page 11: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Tidak mampu memikul tanggung jawab

3) Kterbatasan fungsi-fungsi mental lainnya, seperti:

Kurang mampu untuk mempertimbangkan sesuatu

Kurang mampu membedakan yang baik dan yang buruk dan yang

benar dengan yang salah.

Tidak membayangkan terlebih dahulu konsekuensi dari suatu

perbuatan.

Klasifikasi anak tuna grahita dapat dikelompokan menjadi :

1) Tuna grahita ringan

2) Tuna grahita sedang

3) Tuna grahita kuat

e. Tuna laras

Secara garis besar anak tuna laras dapat diklasifikasikan sebagai

anak yang mengalami kesukaran dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan social dan yang mengalami gangguan emosi.

5. Faktor-faktor Penyebab dan Dampak Murid Berkelainan

A. Faktor penyebab Murid berkelainan

Secara umum penyebab kelainan dapat dibagi menjadi 3 kelompok yakni :

a. Sebelum kelahiran

1) Gangguan Genetika

Gangguan genetika ada dua jenis yaitu; penyimpangan yang terjai

pada gen dan penyimpangan yang terjadi pada kromosom.

Penyimpangan gen terjadi bila kode-kode genetik yang harus

Page 12: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

disampaikan oleh gen mengalami kesalahan. Penyimpangan

kromosom ditandai oleh adanya ketidak normalan kromosom. Setiap

individu yang normal memiliki 46 kromosom atau 23 pasang

kromosom pada setiap sel.

Dengan adanya gangguan kromosom ini maka ada individu yang

memiliki 47 kromosom, dimana salah satu pasang dari pasangan

kromosom ini terjadi pada kromosom tertentu, misalnya pada

pasangan kromosom 21 yang dikenal dengan : trisomy 21”. Apabial

terdapat gangguan pada pasangan kromosom nomor 13 disebut

trisomy 13 dan kromosom 18 disebut trisomy 18. Bentuk lain

keabnormalan kromosom yaitu “Translokasi Kromosom (Pemindahan

Kromosom)”.

2) Infeksi Ibu Hamil

Yang menimbulkan kelainan pada infeksi ini yaituinfeksi oleh

TORCHES (Toxoplasmosis Robella Cytomegalovirus Herves Virus

dan Syiphilis) dan yang paling sering adalah infeksi oleh virus rubella.

Tembuni (ari-ari) yang salah satu fungsinya adalah melindungi

janin terhadap infeksi tidak mempunyai perlindungan terhadap infeksi

virus yang satu ini, akibatnya ibu hamil terinfeksi virus ini (terutm

pada tiga bulan pertama) maka bayi yang dikandungnya akan menjadi

cacat jantung bawaan (klep jantung bocor).

3) Usia Ibu Hamil

Usia ibu hamil di atas 35 tahun mempunyai resiko tinggi terhadap

kecacatan ini.

4) Keracunan Saat Hamil

Yang dimaksud keracunan dalam hal ini adalah keracunan pada

saat bayi dalam kandungan, biasanya keracunan karena obat-obatan

yang diminum ketika ibu hamil pada tiga bulan pertama. Selain obat

Page 13: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

serta Thalidomide yang dapat menyebabkan cacat, alcohol pun dapat

menyebabkan kelainan pada ibu hamil terbiasa menjadi peminum

alkohol.

5) Pengguguran Kandungan

Kegagalan dari pengguguran kandungan dapat menyebabkan

gangguan pada janin tergantung bagian organ mana yang terganggu .

6) Bayi Lahir Premature

Beberapa faktor yang menyebabkan bayi lahir premature,

diantaranya: ibu perokok berat, usia ibu di bawah 16 tahun, ibu hamil

kurang bergizi dank arena penyakit. Bayi premature sanagat rentan

terhadap penyakit infeksi sehingga sehingga kondisi bayi yang terkena

infeksi akan mudah menjadi sepsis (racun masuk ke berbagai bagian

tubuh melalui darah).

b. Saat dilahirkan

1) Proses kelahiran yang lama

Pada kasus ini kepala bayi terjepit sehingga pembuluh darah di

kepala tidak cukup mendapat oksigen (zat asam). Apabila keadaan ini

berlangsung lama akan menyebabkan kerusakan sel-sel syaraf otak.

2) Kelahiran dengan alat

Pada saat kepala bayi diangkat dengan tang (forcep) banyak

kesalahan yang dilakukan (seharusnya bagian rahang yang ditarik

tetapi hal ini tidak mudah sehingga yang ditarik pada umumnya

bagian kepala). Karena pembuluh darah id kepala masih sangat rentan,

tarikan tadi mempengaruhi sirkulasi zat asam ke otak.

3) Kehamilan lama

Kehamilan lebih dari 40 minggu dapat mengakibatkan kelainan

pada bayi karena sejak usia ini fungsi tembuni mulai berkurang

Page 14: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

(karena tembuni mulai berkerut) maka aliran zat asam ke otak menjadi

berkurng.

c. Setelah melahirkan

1) Penyakit infeksi

Infeksi yang sering menyebabkan kelainan yaitu bakteri TBC yang

dapat mengakibatkan TBC selaput otak atau TBC otak.

2) Kekurangan zat makanan tertentu

Dalam pola makanan sehari-hari dapat menyebabkan kelainan

apabila hal ini berlangsung cukup lama. Zat makanan tersebut adalah

vitamin Adalah dan Yodium.

3) Kecelakaan

Kecelakaan yang menimpa kepala , benturan di kepala selain dapat

menyebabkan gegar otak dapat pula mengakibatkanpendarahan otak.

4) Keracunaan

Keracunan oleh timbal atau timbal hitam, bayi dan anak-anak kalau

sering menghirup udara yang tercemar oleh logam ini dapat

mnyebabkan keracunan.

B. Dampak keluarbiasaan atau kelainan

1) Dampak keluarbiasaan atau kelainan bagi anak

Kelainan bagi anak yang di bawah normal mempunyai dampak

yang umumnya menghambat perkembangan anak, lebih-lebih jika dia

tidak mendapat layanan yang sesuai dengan kebutuhannya. Ada anak

yang kehilangan kepercayaan diri, merasa rendah diri, dan terhambat

berbagai aspek perkembangannya. Namun, ada juga yang mampu

tumbuh seperti anak-anak lainnya.

Page 15: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

Tingkat kelainan juga menghasilkan dampak yang berbeda bagi

anak. Anak yang menderita kelainan yang bersifat ringan mungkin masih

mampu menolong diri sendiri sehingga tidak banyak tergantung pada

orang lain. Makin parah tingkat kelainan, dampaknya bagi anak juga

semakin parah. Ketergantungan pada orang lain akan semakin tinggi

karena terhambatnya perkembangan yang cukup parah.

Waktu munculnya kelainan keluarbiasaan juga mmempengaruhi

berat ringannya dampak yang diderita oleh anak. Anak yang menderita

kelainan sejak lahir tidak sempat mengalami pertumbuhan yang normal

sehingga ia tidak sempat belajar keterampilan yang dibutuhkan dalam

kehiduan sehari-hari. Kelainan yang diderita anak akan berdampak

sepanjang hayatnya.

2) Dampak keluarbiasaan atau kelainan bagi keluarga

Dampak kelainan anak bagi keluarga, terutama bagi orang tua, juga

sangat bervariasi. Ada orang tua yang pasrah menerima kenyataan yang

mereka hadapi , namun tidak jarang yang mersa terpukul dan tentu saja

ada yang bersikap tidak peduli.

Setiap keluarga yang menyadari ada anggota keluarganya yang

mengalami kelainan di bawah normal, lebih-lebih yang tingkat

keparahannya cukup tinggi, akan merasa terpukul, bahkan ada keluarga

yang menyembunyikan anaknya karena rasa malu.

3) Dampak keluarbiasaan atau kelainan bagi masyaraka

Sikap masyarakat mungkin sangat bervariasi tergantung dari latar

belakang social budaya dan pendidikan. Ada masyarakat yang bersimpati

bahkan ikut membantu menyediakan berbagi fasilitas, ada yang bersikap

acuh tak acuh, bahka tidak jarang ada yang bersikap antipasti sehingga

melarang anak-anaknya bergaul atau bertemn dengan anak yang

mengalami kelainan. Tidak jarang pula keberadaan anak berkelainan di

satu daerah dianggap sebagai hukuman bagi masyarakat sekitar.

Page 16: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

6. Alternatif Bantuan Serta Bimbingan Khusus yang diberikan Bagi Murid

Berkelainan

Secara khusus layanan bimbingan bagi anak berkelainan bertujuan untuk:

a. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kelebihan dan

kelemahan yang dimiliki berkenaan dengan bakat, minat, sikap, persaan

dan kemampuannya.

b. Memehami lingkungan dengan baik, meliputi lingkungan pendidikan di

sekolah dan di lingkungan social di masyarakat.

c. Membuat keputusan dan pilihan yang didasarkan pada pamahaman yang

mendalam tentang diri sendiri dan lingkunagnnya.

d. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari

bik disekolah maupun di luar sekolah.

Alternatif bantuan sesuai dengan jenis-jenis kelainan:

a. Tuna netra

Alternatif-alternatif bantuan yang diberikan terutama pada saat

memasuki lingkungan baru seorang anak tuna netra harus diberikan

bantuan tentang proses komunikasi verbal, mengembangkan semangat

dan konsep diri yang positif serta mengenal gambaran lingkungan

sekitarnya dengan sejelas-jelasnya.

b. Tuna rungu

Tujuan utama bimbingan terhadap anak tuna rungu adalah untuk

mengembangkan potensi sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.

Jenis-jenis bimbingan yang diberikan kepada anak tuanrungu adalah

sebagai berikut :

1) Bimbingan komunikasi, bertujuan membantu anak dalam

memperlancar komunikasi.

Page 17: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

2) Bimbingan pribadi bertujuan agar anak dapat mengenal dirinya,

menyadari kemampuan dan kekurangan dirinya, memiliki sikap

positif terhadap keadaan dirinya, serta memiliki kestabilan emosi.

3) Bimbingan social, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan

anak agar dapat bergaul dengan orang lain secara positif dan

konstruktif. Cara yang dapat ditempuh seperti melalui kegiatan

olah raga, kerja kelompok dan berkemah.

c. Tuna daksa

Alternatif bantuan yang dapat diberikan kepada anak tunadaksa di

antaranya mengembangkan Self resfect (menghargai diri sendiri)

menghargai anak dengan cara menerima apa adanya, sehingga anak

merasa bahwa dirinya adalah sebagai seorang pribadi yang berharga.

Dukungan keluarga dan masyarakat terhadap anak tunadaksa memiliki

pengaruh yang besr terhadap perkembangan kepribadiannya.

d. Tuna grahita

Pemberian bantuan kepada anak tunagrhita lebih difokuskan kepada

pihak orang tua. Kepada mereka diberiakn bimbingan tentang:

(1) Upaya menghilangkan perasaan kecewa karena memiliki anak

yang cacat.

(2) Mengembangkan sikap respek terhadap anak.

(3) Mengembangkan kemandiriaan anak dengan cara tidak

memberikan perlakuan yang berlebihan (terlalu dimanjakan).

Sedangkan pemberian kepada anak secara langsung adalah sebagai

berikut:

(1) Mengatasi kesuliatan dalam mengurus dirinya sendiri.

(2) Mengatasi kesulitan dalam menyesuaikn diri dengan lingkungan

keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Page 18: Bimbingan Bagi Murid Berkelainan

(3) Menggunakan kemampuannya untuk mendapatkan keterampilan,

dan kesanggupan kala secara optimal.

e. Tuna laras

Upaya pemberian bantuan yang diberikan kepada mereka diantaranya

adalah

(1) Mamperhatikan kebutuhan anak

(2) Membimbing kedisiplinan

(3) Memberikan kesibukan sebagai pemanfaatan waktu luang

(4) Membantu pengembangan kesadaran untuk menaati ajaran agam

secara intensif

(5) Membantu pengembangan konsep diri yang positif

(6) Menghindarkan mereka dari ketergantungan dan pengauatan

ketakberdayaan dan

(7) Merujuk anak ke pihak yang lebih berwenang (seperti Psikolog)