Bidang kurikulum

31
BIDANG KURIKULUM Wakasek Bidang Urusan Kurikulum (Mohamad Arif Hasan, S.Pd., M.Pd.) STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SINGAPARNA A. Struktur Kurikulum 2013 1. Pengertian Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pada tahun pelajaran 2014-2105 SMA Negeri 1 Singaparna unutk kelas X sdan kelas XI telah dan sedang menggunakan implementasi kurikulum 2013, sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna disusun berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar kompetensi mata pelajaran. Muatan Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan. a.Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional Untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA. b.Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah Muatan Kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh pemerintah provinsi Jawa barat dan kabupaten Tasikmalaya.

Transcript of Bidang kurikulum

Page 1: Bidang kurikulum

BIDANG KURIKULUM Wakasek Bidang Urusan Kurikulum

(Mohamad Arif Hasan, S.Pd., M.Pd.)

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM SMA NEGERI 1 SINGAPARNA

A. Struktur Kurikulum 2013

1.

Pengertian

Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan

selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Pada tahun pelajaran 2014-2105 SMA Negeri 1 Singaparna unutk kelas X sdan kelas XI telah dan sedang menggunakan implementasi kurikulum 2013, sedangkan kelas XII masih menggunakan kurikulum 2006. Struktur kurikulum SMA Negeri 1

Singaparna disusun berdasarkan standar isi, standar kompetensi lulusan, dan standar kompetensi mata pelajaran.

Muatan Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas muatan kurikulum pada tingkat nasional, muatan

kurikulum pada tingkat daerah, dan muatan kurikulum kekhasan satuan pendidikan.

a.Muatan Kurikulum pada Tingkat Nasional

Untuk SMA/MA mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013

tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA/MA.

b.Muatan Kurikulum pada Tingkat Daerah

Muatan Kurikulum pada tingkat daerah yang dimuat dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna terdiri atas

sejumlah bahan kajian dan pelajaran dan/atau mata pelajaran muatan lokal yang ditentukan oleh pemerintah provinsi Jawa barat dan kabupaten Tasikmalaya.

Page 2: Bidang kurikulum

Muatan lokal yang berlaku di SMAN 1 Singaparna yaitu Bahasa Sunda, sesuai dengan SK Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang standar kompetensi dasar serta panduan penyusunan

kurikulum mata pelajaran bahasa Sunda dan sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013

ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten

Tasikmalaya.

c.Muatan Kekhasan Satuan Pendidikan

Muatan kekhasan SMAN 1 Singaparna yaitu pembacaan Asmaul Husna secara serempak; berupa program

kegiatan yang dilaksanakan setiap hari sebelum proses pembelajaran dimulai.

2. Kelompok Mata Pelajaran Wajib

Kelompok mata pelajaran wajib merupakan bagian dari pendidikan umum yaitu pendidikan bagi semua warganegara bertujuan memberikan pengetahuan tentang bangsa, sikap sebagai bangsa, dan kemampuan penting untuk mengembangkan kehidupan pribadi peserta didik , masyarakat dan bangsa.

Struktur kelompok mata pelajaran wajib dalam kurikulum SMA sebagai berikut:

Tabel 1: Mata pelajaran wajib kurikulum SMAN 1 Singaparna

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER

MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

Page 3: Bidang kurikulum

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

10. Bahasa Sunda (Mulok) 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26

Kelompok C (Peminatan)

Mata Pelajaran Peminatan Akademik 12 16 16

Mata Pelajaran Pilihan Lintas Minat 6 4 4

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 44 46 46

Mata pelajaran wajib kelompok A dan C adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan

oleh pusat, sedangkan mata pelajaran wajib kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang substansinya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.

Satu jam pelajaran tatap muka 45 menit per minggu dan mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 2 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 2 X 45 menit per minggu; mapel yang memiliki alokasi waktu belajar 3 jp/minggu berarti memiliki beban belajar tatap muka 3 X 45 menit per minggu; dan

seterusnya.

3. Kelompok Mata Pelajaran Peminatan

Kelompok mata pelajaran peminatan bertujuan (1) untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik

mengembangkan minatnya dalam sekelompok mata pelajaran sesuai dengan minat keilmuannya di perguruan tinggi. dan (2) untuk mengembangkan minatnya terhadap suatu disiplin ilmu atau keterampilan tertentu.

Tabel 2: Mata Pelajaran Peminatan dalam Kurikulum SMAN 1 Singaparna

MATA PELAJARAN Kelas

X XI XII

Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26

Page 4: Bidang kurikulum

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan Matematika dan Ilmu Alam (MIA)

I 1 Matematika 3 4 4

2 Biologi 3 4 4

3 Fisika 3 4 4

4 Kimia 3 4 4

Peminatan Ilmu-ilmu Sosial (IIS)

II 1 Geografi 3 4 4

2 Sejarah 3 4 4

3 Sosiologi 3 4 4

4 Ekonomi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan

Pilihan Lintas Kelompok Peminatan 6 4 4

Jumlah Jam Pelajaran Yang Tersedia per minggu 70 74 74

Jumlah Jam Pelajaran Yang harus Ditempuh per minggu 44 46 46

4. Beban Belajar

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.

a.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu.

Beban belajar satu minggu untuk kelas X adalah 44 jam pembelajaran. Durasi satu jam pembelajaran adalah 45 menit. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 34 minggu dan paling banyak 38 minggu.

Page 5: Bidang kurikulum

b.Beban belajar di SMAN 1 Singaparna diatur dalam bentuk sistem paket

Beban belajar dengan system paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum merupakan pengaturan

alokasi untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada system paket terdiri atas pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri di SMAN 1 Singaparna yaitu

0%-60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

5. Peminatan dan Pilihan Lintas Minat

Kurikulum SMAN 1 Singaparna dirancang untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik belajar berdasarkan minat mereka. Struktur kurikulum memperkenankan peserta didik melakukan pilihan dalam bentuk pilihan Kelompok Peminatan dan pilihan mata pelajaran antar Kelompok Peminatan (Lintas Minat).

Kelompok Peminatan yang dipilih peserta didik terdiri atas kelompok Matematika dan Ilmu-ilmu Alam (MIA) dan kelompok Ilmu-ilmu Sosial (IIS). Sejak mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, di kelas X seorang peserta didik sudah harus memilih kelompok peminatan mana yang akan dimasuki. Pemilihan kelompok peminatan

berdasarkan nilai rapor SMP/MTs, nilai ujian nasional SMP/MTs, hasil tes penempatan (placement test) ketika mendaftar ke SMAN 1 Singaparna, dan tes bakat/minat oleh guru BK atau Psychotest.

Selain harus mengikuti seluruh mata pelajaran di kelompok peminatan, setiap peserta didik harus mengikuti

mata pelajaran tertentu untuk lintas minat sebanyak 6 jam pelajaran di kelas X dan 4 jam pelajaran di kelas XI dan XII. Penentuan mata pelajaran kelompok pilihan lintas minat di SMA Negeri 1 Singaparna dilaksanakan dengan memberikan angket kepada siswa untuk memilih 2 (dua) mata pelajaran di luar mata

pelajaran kelompok peminatannya dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Peserta didik kelompok peminatan MIA memilih 1 (satu) mata pelajaran dari kelompok

peminatan Ilmu Ilmu Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi) dan 1 (satu) mata

pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia,

Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab)

2. Peserta didik kelompok peminatan Ilmu Ilmu Sosial (IIS) memilih 1 (satu) mata pelajaran

dari kelompok peminatan MIA (Matematika, Biologi, Fisika, Kimia) dan 1 (satu) mata

pelajaran dari kelompok peminatan Ilmu Ilmu Bahasa (Bahasa dan Sastra Indonesia,

Bahasa dan Sastra Inggris, Bahasa dan Sastra Arab).

Dari hasil pengumpulan angket pemilihan mata pelajaran Lintas Minat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3. Data Angket Pemilihan Lintas Minat Kelas X Tahun Pelajaran 2014/2015

Peminatan MIA = 193 Siswa Peminatan IIS = 160 Siswa

Bahasa Inggris 138 Siswa Bahasa Inggris 95 Siswa

Bahasa Indonesia 40 Siswa Bahasa Indonesia 40 Siswa

Bahasa Arab 15 Siswa Bahasa Arab 25 Siswa

Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa

Page 6: Bidang kurikulum

Ekonomi 119 Siswa Matematika 25 Siswa

Sejarah 0 Siswa Biologi 116 Siswa

Sosiologi 48 Siswa Fisika 19 Siswa

Geografi 48 Siswa Kimia 0 Siswa

Jumlah 193 Siswa Jumlah 160 Siswa

6. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas yang harus

dimiliki peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor). Kompetensi inti menggambarkan

kualitas yang seimbang antara pencapaian hard sk ills dan soft sk ills. Berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organizing element) KD; pengikat organisasi vertikal dan horizontal KD. Organisasi vertikal KD adalah keterkaitan antara konten KD satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya

sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten KD satu mata pelajaran dengan konten KD dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang

sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.

Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan

1. sikap keagamaan (kompetensi inti 1),

2. sikap sosial (kompetensi 2),

3. pengetahuan (kompetensi inti 3), dan

4. penerapan pengetahuan (kompetensi 4).

Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang

pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi Inti kelompok 4).

Tabel 4: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Atas

KOMPETENSI INTI KELAS X KOMPETENSI IN TI KELAS XI KOMPETENSI INTI KELAS XII

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

Page 7: Bidang kurikulum

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif

dan menunjukkan sikap

sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta

dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli

(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif

dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan

dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan

diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin,

tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-

aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia

3. Memahami,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural

berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan

prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,

dan metakognitif

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,

kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan

pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan

4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah

konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai

kaidah keilmuan

7. Kompetensi Dasar

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari

Kompetensi Inti dan dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar adalah mata pelajaran. Organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertimbangkan kesinambungan antarkelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti.

Kompetensi Dasar SMA diorganisasikan atas dasar pengelompokan mata pelajaran yang wajib diikuti oleh

Page 8: Bidang kurikulum

seluruh peserta didik dan mata pelajaran yang sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan peserta didik (peminatan). Konten atau kompetensi terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber

pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Rumusan kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu matapelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu

diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun

humanisme. Filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaidah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:

1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;

2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;

3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan

4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

B. Kerangka Dasar, Struktur dan Muatan KTSP (Kurikulum 2006)

1. Kerangka Dasar

a). Kelompok Mata Pelajaran

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang

pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;

2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;

3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

4. kelompok mata pelajaran estetika;

5. kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.

Tabel 5: Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganega-raan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya dalam kehidupan

Page 9: Bidang kurikulum

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan

kualitas dirinya sebagai manusia.

Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi

manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap serta perilaku

anti korupsi, kolusi, dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi, dan

mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan

berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SMA/MA/SMALB dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi

lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri.

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SMK/MAK dimaksudkan untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi, membentuk kompetensi, kecakapan, dan kemandirian kerja.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan

mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik dalam kehidupan individual sehingga mampu menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam

kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta membudayakan sportivitas dan kesadaran hidup sehat.

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada

SMA/MA/SMALB/SMK/MAK dimaksudkan untuk meningkatkan

Page 10: Bidang kurikulum

No Kelompok Mata Pelajaran Cakupan

potensi fisik serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerja

sama, dan hidup sehat.

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif

kemasyarakatan seperti keterbebasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

B.) PRINSIP PELAKSANAAN KURIKULUM

DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM DI SETIAP SATUAN PENDIDIKAN

MENGGUNAKAN PRINSIP-PRINSIP SEBAGAI BERIKUT:

1) Pelaksanaan kurikulum didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini peserta didik harus mendapatkan

pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.

2) Kurikulum dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu: (a) belajar untuk beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, (b) belajar untuk memahami dan menghayati, (c) belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (d) belajar untuk hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (e) belajar untuk membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, efektif, dan menyenangkan.

3) Pelaksanaan kurikulum memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik

dengan tetap memperhatikan keterpaduan pengembangan pribadi peserta didik yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividuan, kesosialan, dan moral.

4) Kurikulum dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima

dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat, dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan contoh dan teladan).

5) Kurikulum dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan berkembang di masyarakat

dan lingkungan sekitar serta lingkungan alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).

6) Kurikulum dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh bahan kajian secara optimal.

7) Kurikulum yang mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbangan, keterkaitan, dan kesinambungan yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan.

Page 11: Bidang kurikulum

2. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik

dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada set iap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Struktur kurikulum SMA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII. Struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Pada tahun pelajaran 2014/2015, struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk kelas XII memanfaatkan 4 jam tambahan untuk mata pelajaran tertentu. Sehingga struktur kurikulum SMA Negeri 1 Singaparna untuk XII tahun pelajaran 2014/2015, jumlah jam pembelajarannya menjadi 44 jam

pembelajaran per minggu, dengan perincian 39 jam pembelajaran mengacu pada struktur kurikulum yang tercantum dalam standar isi, 4 jam pembelajaran memanfaatkan jam tambahan, dan untuk mengefektifkan bimbingan dialokasikan 1 jam pembelajaran untuk Bimbingan dan Konseling (B.K) masuk ke k elas. Dan

ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten

Tasikmalaya.

a. Struktur Kurikulum Kelas XII

Struktur Kurikulum Kelas XII SMA Negeri 1 Singaparna selengkapnya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 6: Struktur Kurikulum KTSP SMA Negeri 1 Singaparna kelas XII IPA dan kelas XII IPS.

Komponen Alokasi Waktu Keterangan

Kelas XII IPA Kelas XII IPS

Sem 5 Sem 6 Sem 5 Sem 6

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

1. Pendidikan

Kewarganegaraan 2 2 2 2

1. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

1. Bahasa Inggris 4 4 5** 5** **S.I = 4 jam

Page 12: Bidang kurikulum

1. Matematika 5* 5 - - *S.I= 4 jam

1. Fisika 5* 5 - - *S.I= 4 jam

1. Kimia 5* 5 - - *S.I= 4 jam

1. Biologi 5* 5 - - *S.I= 4 jam

1. Sejarah 1 1 3 3

1. Geografi - - 4 4 **S.I= 3 jam

1. Ekonomi - - 5 5 **S.I= 4 jam

1. Sosiologi - - 4 4 **S.I= 3 jam

1. Seni Budaya 2 2 2 2

1. Pendidikan Jasmani, Olah

Raga, dan Kesehatan 2 2 2 2

1. Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2 2 2

1. Keterampilan Bahasa Asing

(Arab) 2 2 2 2

B. Muatan Lokal

1. Bahasa Sunda 2 2 2 2

1. Kitab Kuning 1 1 1 1

1. C. BK 1 1 1 1

D. Pengembangan Diri (2)* (2)* (2)* (2)*

Jumlah 45 45 45 45

(2)* Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Page 13: Bidang kurikulum

3. Muatan Kurikulum

1) Mata Pelajaran

Mata pelajaran di SMA Negeri 1 Singaparna kabupaten Tasikmalaya beserta alokasi waktu untuk masing-masing kelas tercantum pada struktur kurikulum. Mata pelajaran tersebut harus ditempuh oleh peserta didik

di SMA Negeri 1 Singaparna selama tiga tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII.

Pengorganisasian kelas pada SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya dibagi kedalam tiga kelompok, yaitu :

a. Kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013 membuka 2 peminatan yaitu Peminatan Matematika dan Ilmu ALam atau MIA dan Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial atau IIS.

b. Kelas XII IPA merupakan program penjurusan program studi IPA menggunakan

kurikulum KTSP (Kurikulum 2006).

1. Kelas XII IPS merupakan program penjurusan program studi IPS menggunakan

kurikulum KTSP (Kurikulum 2006).

Kurikulum Kelas X dan kelas XI telah menggunakan kurikulum 2013 menyediakan 2 peminatan yaitu MIA dan IIS terdiri dari 6 mata pelajaran Wajib A, 4 mata pelajaran wajib B, 4 mata pelajaran peminatan, dan 2

mata pelajaran pilihan lintas minat. (Tercantum dalam struktur kurikulum 2013 tabel 2).

Kurikulum kelas Kelas XII IPA terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6).

Kurikulum kelas XI IPS dan kelas XII IPS terdiri dari 13 mata pelajaran paket, ditambah 3 mata pelajaran muatan lokal dan pengembangan diri. (Tercantum dalam struktur kurikulum KTSP tabel 6).

2) Muatan Lokal

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan potensi dan ciri khas daerah termasuk keunggulan daerah.

Jenis Muatan Lokal yang dikembangkan di sekolah, untuk daerah Jawa Barat telah dikeluarkan SK

Gubernur Jawa Barat nomor : 423/Kep.674-Disdik/2006 tentang Standar Kompetensi Dasar serta Panduan Penyusunan Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Sunda dan Sastra Sunda serta Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang

Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA. Mulai tahun pelajaran 2012/2013 ditambah lagi 1 jam pembelajaran untuk Muatan Lokal Kitab Kuning sesuai dengan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Nomor 421.2/2891/Disdik/2012 mengacu

pada Peraturan Bupati Tasikmalaya Nomor 16 Tahun 2012 Tentang Wajib Belajar Pendidikan Diniyah di Kabupaten Tasikmalaya.

3) Kegiatan Pengembangan Diri

Kegiatan pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran sebagai bagian dari isi kurikulum sekolah. Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan layanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan

ekstrakurikuler merupakan wadah yang disediakan oleh satuan pendidikan untuk menyalurkan minat, bakat, hobi, kepribadian, dan kreativitas peserta didik yang dapat dijadikan sebagai alat untuk mendeteksi talenta peserta didik.

Page 14: Bidang kurikulum

Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, kondisi, dan perkembangan peserta

didik, dengan memperhatikan kondisi sekolah.

Jenis-jenis pengembangan diri yang dikembangkan di SMA Negeri 1 Singaparna dibagi kedalam beberapa bidang sebagai berikut:

A.Bidang Pengembangan IPTEK

1). Kelompok Pembinaan OSN (Olimpiade Sains Nasional), yang meliputi:

- Kelompok / Study Club Matematika

- Kelompok / Study Club Fisika

- Kelompok / Study Club Kimia

- Kelompok / Study Club Biologi

- Kelompok / Study Club Astronomi

- Kelompok / Study Club TIK

- Kelompok / Study Club Ekonomi

- Kelompok / Study Club Kebumian

- Kelompok / Study Club Geografi

2). Kelompok Bahasa Inggris

3). Kelompok KIR

B.Bidang Olah Raga

1). Kelompok Bola Basket

2). Kelompok Sepak Bola

3). Kelompok Footsal

4). Kelompok Voli Ball

5). Kelompok Karate (BKC)

6). Kelompok Perisai Diri

7). Kelompok Bulu Tangkis

C.Bidang Seni

1). Kelompok Seni Musik

2). Kelompok Seni Rupa

3). Kelompok Theater

4). Kelompok Karawitan

5). Kelompok Seni Tari

Page 15: Bidang kurikulum

D.Bidang Pembinaan Akhlak, Sosial, dan Kemasyarakatan

1). Kelompok Ikatan Remaja Masjid (IREMA)

2). Kelompok PMR

3). Kelompok Pramuka

4) Kelompok Paskibra

5).Patroli Keamanan Sekolah (PKS)

Untuk menentukan pilihannya, peserta didik diberikan angket pilihan jenis ekstra kurikuler /pengembangan

diri yang disediakan oleh sekolah. Peserta didik boleh memilih lebih dari satu pilihan asalkan waktu pelaksanaan kegiatan pengembangan diri yang dipilih peserta didik tidak bersamaan.

Kegiatan pengembangan diri dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran selesai yaitu pada siang/ sore

hari (Program dan jumlah peserta ada pada Pembina masing-masing kegiatan pengembangan diri/ ekstra kurikuler).

4) Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar yang diberlakukan di SMA Negeri 1 Singaparna Kabupaten Tasikmalaya yaitu sistem paket. Sistem paket yaitu sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan bahan ajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai

dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMA Negeri 1 Singaparna.

Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam satuan jam pembelajaran. Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peseta didik untuk mengikuti program

pembelajaran melalui kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajarpenugasan terstruktur dan kegiatan mandiri pada SMA yang menggunakan sistem paket yaitu 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatan alokasi waktu

tersebut mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Uraian tentang jumlah minggu efektif per tahun tercantum dalam kalender pendidikan, sedangkan jumlah jam pelajaran pertahun untuk setiap mata pelajaran dijelaskan dalam program tahunan setiap mata

pelajaran.

5) Ketuntasan Belajar

Kriteria ketuntasan belajar minimal di SMA Negeri 1 Singaparna ditentukan oleh masing-masing guru mata

pelajaran berkoordinasi dengan ketua MGMP sekolah. Kriteria ketuntasan belajar minimal ini akan ditingkatkan secara berkelanjutan sehingga mencapai kriteria ideal untuk sebuah ketuntasan. Kendatipun dalam Kurikulum 2013 penilaian pengetahuan dan keterampilan menggunakan skala nilai 1-4 (berdasarkan

Lampiran Keputusan Dirjen Dikmen No: 717/D/Kep/2013), akan tetapi penentuan Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) tetap diperlukan sebagai acuan batas minimal ketuntasan belajas siswa, akan tetapi hasil akhir di Lembar Capaian Kompetensi (LCK) peserta didik tetap menggunakan konversi pada skal nilai

1-4.

Penentuan kriteria ketuntasan minimal mengacu kepada tiga aspek,yaitu:

1. Kompleksitas Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

2. Intake Siswa (kemampuan rata-rata peserta didik)

3. Kemampuan sarana dan prasarana pendukung

Page 16: Bidang kurikulum

Tabel 7: KKM Kelas X

MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal

Semester 1 Semester 2

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti

2,66

2,66

1. Pendidikan Pancasila &

Kewarganegaraan 2,66 2,66

1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66

1. Matematika 2,66 2,66

1. Sejarah Indonesia 2,66 2,66

6. Bahasa Inggris 2,66 2,66

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2,66 2,66

8. Penjasorkes 2,66 2,66

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66

10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan MIA

1. Matematika 2,66 2,66

1. Biologi 2,66 2,66

Page 17: Bidang kurikulum

MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal

Semester 1 Semester 2

1. Fisika 2,66 2,66

1. Kimia 2,66 2,66

Peminatan IIS

1. Geografi 2,66 2,66

1. Sejarah 2,66 2,66

1. Sosiologi 2,66 2,66

1. Ekonomi 2,66 2,66

Kelompok D (Lintas Minat)

1. Bahasa Inggris 2,66 2,66

1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66

1. Bahasa Arab 2,66 2,66

Tabel 8: KKM Kelas XI

MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal

Semester 1 Semester 2

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama & Budi Pekerti

2,66

2,66

1. Pendidikan Pancasila &

Kewarganegaraan 2,66 2,66

Page 18: Bidang kurikulum

MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal

Semester 1 Semester 2

1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66

1. Matematika 2,66 2,66

10. Sejarah Indonesia 2,66 2,66

6. Bahasa Inggris 2,66 2,66

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2,66 2,66

8. Penjasorkes 2,66 2,66

9. Prakarya dan Kewirausahaan 2,66 2,66

10. Bahasa Sunda (Mulok) 2,66 2,66

Kelompok C (Peminatan)

Peminatan MIA

1. Matematika 2,66 2,66

1. Biologi 2,66 2,66

1. Fisika 2,66 2,66

1. Kimia 2,66 2,66

Peminatan IIS

1. Geografi 2,66 2,66

Page 19: Bidang kurikulum

MATA PELAJARAN Kriteria Ketuntasan Minimal

Semester 1 Semester 2

1. Sejarah 2,66 2,66

1. Sosiologi 2,66 2,66

1. Ekonomi 2,66 2,66

Kelompok D (Lintas Minat)

1. Bahasa Inggris 2,66 2,66

1. Bahasa Indonesia 2,66 2,66

1. Bahasa Arab 2,66 2,66

Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XII

Sem. 5 Sem. 6

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama

80

80

2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80

3. Bahasa Indonesia 79 79

4. Bahasa Inggris 78 78

5. Matematika 78 78

Page 20: Bidang kurikulum

6. Fisika 78 78

7. Kimia 78 78

8. Biologi 78 78

9. Sejarah 78 78

10. Seni Budaya 79 79

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

78 78

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78

78

13. Bahasa Arab 78 78

1. B. MUATAN LOKAL :

1. Bahasa Sunda

2. Kitab Kuning

79

80

79

80

Tabel 9: KKM Program Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XII

Sem. 5 Sem. 6

A. MATA PELAJARAN

1. Pendidikan Agama

80

80

2. Pendidikan Kewarganegaraan 80 80

3. Bahasa Indonesia 79 79

Page 21: Bidang kurikulum

KOMPONEN Kriteria Ketuntasan Minimal

Kelas XII

Sem. 5 Sem. 6

4. Bahasa Inggris 78 78

5. Matematika 78 78

6. Sejarah 79 79

7. Geografi 78 78

8. Ekonomi 78 78

9. Sosiologi 79 79

10. Seni Budaya 77 77

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan

78 78

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi 78 78

13. Bahasa Arab 78 78

B. MUATAN LOKAL:

1. Bahasa Sunda

3. Kitab Kuning

79

80

79

80

Ketuntasan belajar setiap indikator dalam setiap Kompetensi Dasar dengan rentang angka 0 – 100. Kriteria

ketuntasan minimal (KKM) di SMA Negeri 1 Singaparna untuk setiap mata pelajaran dibuat pada awal semester dan dijadikan dasar untuk penentuan KKM semester berikutnya. Diharapkan kriteria ketuntasan minimal terus meningkat untuk mencapai KKM ideal (100%).

6) Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan

Page 22: Bidang kurikulum

1).Kenaikan Kelas

a. Waktu Kenaikan Kelas

Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun dengan memperhatikan kriteria kenaikan kelas dan diputuskan melalui keputusan rapat dewan guru.

b. Kriteria Kenaikan Kelas

1) Kehadiran tatap muka pada setiap mata pelajaran minimal 90 % dari total kehadiran seluruhnya.

2) Menunjukan sikap, prilaku, dan budi pekerti yang baik.

3) Tidak terlibat tindak kriminal.

4) Tidak terlibat narkoba dan perkelahian.

5) Tidak melawan guru dan tenaga kependidikan lainnya, baik secara fisik maupun non-fisik.

6) Siswa kelas X dinyatakan naik ke kelas XI, apabila yang bersangkutan memiliki nilai semua mata

pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua

7) Siswa kelas XI dinyatakan naik ke kelas XII, apabila siswa yang bersangkutan memiliki nilai semua mat a pelajaran sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) atau memiliki nilai yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan,

keterampilan, dan/atau sikap yang beluam tuntas/belum baik pada semester kedua

c. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Siswa

Untuk mengumpulkan dan mengolah informasi dalam menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik

dan untuk menentukan kenaikan kelas peserta didik dari kelas X ke kelas XI atau dari kelas XI ke kelas XII di SMA Negeri 1 Singaparan, pendidik dan satuan pendidikan melakukan penilaian terhadap peserta didik. Penilaian tersebut diberikan dalam bentuk ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir

semester, dan ulangan kenaikan kelas.

d. Mekanisme dan Prosedur Pelaporan Hasil Belajar.

Nilai laporan hasil belajar per semester merupakan nilai komulatif dari hasil pencapaian standar kompetensi

(SK) dan kompetensi dasar (KD) selama peserta didik mengikuti pembelajaran pada semester yang t erkait, yang diperoleh melaui ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas (untuk semester genap) termasuk hasil remedial.

SMA Negeri 1 Singaparna membuat laporan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada akhir semester dalam bentuk buku laporan hasil belajar (rapor), dan menyampaikan laporan dimaksud kepada orang tua / wali peserta didik. Penentuan nilai pada Lembar Capaian Kompetensi

(Peserta Didik (LCKPD) atau buku laporan hasil belajar (rapor) untuk setiap mata pelajaran di kelas X dan XI ditentukan dengan menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK/UTK dibagi 4. Untuk NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS= Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan

Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas, UTK = Ujian Tingkat Kompetensi khusus di kelas XI (tingkat 5).

Penentuan penilaian sikap sosial dan spiritual ditentukan melalui penilaian ;

1. Observasi

2. Penilaian diri

3. Penilaian antar peserta didik, dan

Page 23: Bidang kurikulum

4. Jurnal

Penentuan penilaian kompetensi pengetahuan dilakukan melalui ;

1. Hasil Tes tulis atau ulangan harian atau UTS/UTK/UKK

2. Penugasan individu atau kelompok

Penentuan penilaian kompetensi keterampilan dilakukan melalui ;

1. Penilaian Hasil Praktikum

2. Penilaian Projek atau tugas-tugas belajar (Learning task),dan

3. Penilaian portofolio/kumpulan karya peserta didik

Konsep penilaian di SMA Negeri 1 Singaparna mengacu pada konsep penilaian kurikulum 2013 antara lain ;

1. Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.

2. Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta

didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.

3. Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik

termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.

4. Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur

pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.

5. Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik

untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.

6. Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 – 9 minggu kegiatan pembelajaran.

Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.

7. Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh

pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

8. Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi

sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.3

9. Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK

merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti pada tingkat

kompetensi tersebut.

Page 24: Bidang kurikulum

10. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam

rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.

Untuk peserta didik kelas XII penilaian dalam Laporan HAsil Belajar Peserta Didik (LHBPD) menggunakan rumus: NR = 2NH+UTS+UAS/UKK dibagi 4. NR= Nilai Rapor, NH= Nilai Rata-Rata Ulangan Harian, UTS=

Nilai Ulangan Tengah Semester, UAS= Nilai Ulangan Akhir Semester, UKK= Nilai Ulangan Kenaikan Kelas.

Lembar Capaian Kompetensi Peserta Didik atau Laporan hasil belajar (rapor) berupa buku yang didalamnya mencakup: 1) identitas peserta didik, 2) format nilai hasil belajar peserta didik, 3) format

kecakapan kompetensi peserta didik, 4) program pengembangan diri, 5) akhlak mulia dan kepribadian, 6) ketidakhadiran, 7) catatan wali kelas, 8) keterangan pindah sekolah, dan 9) catatan prestasi peserta didik.

e. Pelaksanaan Program Remedial dan Pengayaan

Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelambatan belajar. Pemberian pembelajaran remedial meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran

remedial yang diakhiri dengan tes. Teknik yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Bentuk-bentuk kesulitan belajar peserta didik adalah:

1). Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada pesrta didik yang kurang perhatian saat

mengikuti pelajaran;

2). Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar

yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan, dan sebagainya.

3). Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri

mereka, misalnya tuna rungu, tuna netra, tuna daksa, dan sebagainya.

Bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial:

1). Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda jika jumlah

peserta yang mengikuti remedial lebih dari 50%.

2). Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan jika jumlah peserta

didik yang mengikuti remedial maksimal 20%.

3). Pemberian tugas-tugas kelompok jika jumlah peserta yang mengikuti remedial lebih dari

20% tetapi kurang dari 50%.

4). Pemanfaatan tutor teman sebaya.

Semua pembelajaran remedial diakhiri dengan tes ulang. Pembelajaran remedial dan tes ulang

dilaksanakan di luar jam tatap muka. Nilai akhir dari hasil remedial adalah sesuai dengan nilai KKM.

Pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatan peserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan oleh kurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. Teknik yang

Page 25: Bidang kurikulum

dapat digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya.

Identifikasi kemampuan belajar berdasarkan jenis serta tingkat kelebihan belajar peserta didik misalnya belajar lebih cepat, menyimpan informasi lebih mudah, keingintahuan lebih tinggi, berpikir mandiri, superior dan berpikir abstrak, memiliki banyak minat. Identifikasi kemampuan berlebih peserta didik dapat dilakukan

antara lain melalui: tes IQ, tes inventori, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Pelaksanaan pemberian pengayaan dapat dilakukan dengan cara:

1). Belajar Kelompok

2). Belajar mandiri

3). Pembelajaran berbasis tema

4). Percepatan dan akselerasi

Pemberian pembelajaran pengayaan hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahui peserta didik atau merupakan pendalaman dari kompetensi/materi secara umum. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secara mandiri sesuai

dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing. Pembelajaran pengayaan dapat pula dikaitkan dengan kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan, tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalam bentuk

portofolio, dan tidak berpengaruh pada nilai.

2).Kelulusan

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005 pasal 72 ayat 1, peserta didik dinyatakan

lulus setelah :

a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

b. memperoleh nilai minimal baik (nilai KKM) pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok

mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan ;

1. lulus ujian sekolah;

d. lulus ujian nasional;

e. tidak melanggar peraturan/ tata tertib sekolah.

SMA Negeri 1 Singaparna menyelenggarakan ujian nasional dan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian nasional/ujian sekolah sesuai dengan POS (prosedur operasi standar) ujian nasional/ujian sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara UN. Ujian Nasional didukung oleh suatu

system yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.

Pada tahun pelajaran 2014/2015, SMA Negeri 1 Singaparna menargetkan kelulusan peserta didik dalam ujian nasional/ujian sekolah mencapai 100% lulus dengan rata-rata nilai diatas 8,0 baik untuk program IPA

maupun program IPS.

SMA Negeri 1 Singaparna dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan melaksanakan program-program antara lain:

1). Pemberian jam pembelajaran tambahan bagi peserta didik kelas XII yang akan mengikuti

ujian nasional/ujian sekolah.

Page 26: Bidang kurikulum

2). Bekerjasama dengan Balai Bahasa UPI Bandung, menyelenggarakan tes bahasa Inggris

PTESOL (tes bahasa Inggris setara TOEFL) bagi siswa kelas XII dalam upaya

meningkatkan dan mengukur kemampuan bahasa Inggris.

3) Bekerjasama dengan Media pembelajaran berbasis web yaitu www.simponiku.com dalam

melaksanakan tryout online dan pembelajaran mandiri.

Dalam mengantisipasi peserta didik yang belum lulus ujian akhir, SMA Negeri 1 Singaparna memfasilitasi peserta yang belum lulus untuk mengikuti ujian ulangan atau mengikuti ujian nasional paket C.

7) Kriteria Penjurusan (Kurikulum KTSP/2006)

a. Waktu Penjurusan

1) Penentuan penjurusan program studi Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dilaksanakan pada akhir semester 2 kelas X.

2) Pelaksanaan penjurusan semua program studi yaitu mulai semester 1 kelas XI.

Mulai tahun pelajaran 2013/2014, peminatan dilaksanakan pada awal masuk ke kelas X (Kurikulum 2013).

b. Kriteria Penjurusan

1) Minat Siswa

Untuk mengetahui minat siswa dapat dilakukan melalui pemberian angket/kuesioner dan wawancara, atau cara lain yang dapat mendeteksi minat siswa.

2) Nilai Akademik

Siswa yang naik ke kelas XI dan akan mengambil program studi tertentu yaitu IPA atau IPS boleh memiliki nilai yang tidak tuntas paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran pada mata pelajaran yang bukan menjadi ciri

khas program studi tersebut.

Siswa yang naik ke kelas XI dan yang bersangkutan mendapat nilai yang tidak tuntas 3 (tiga) mata pelajaran, maka nilai tersebut harus dijadikan dasar untuk menentukan program studi yang akan diikuti

oleh siswa.

Contoh :

- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Fisika, Matematika, dan Sejarah (dua mata

pelajaran ciri khas program studi IPA dan satu ciri khas program studi IPS) maka siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi bahasa. Akan tetapi, SMA Negeri 1 Singaparna pada tahun pelajaran 2014/2015 tidak membuka program studi bahasa, maka siswa seperti pada contoh ini dapat

dimasukkan pada program studi IPS.

- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika (dua mata pelajaran ciri khas program Bahasa dan satu ciri khas program IPA) maka siswa

tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPS.

- Apabila mata pelajaran yang tidak tuntas adalah Ekonomi, Sosiologi, dan Bahasa Inggris (dua mata pelajaran ciri khas program studi IPS dan satu mata pelajaran ciri khas program studi Bahasa) maka

siswa tersebut secara akademik dapat dimasukan ke program studi IPA.

Page 27: Bidang kurikulum

Perlu diperhatikan prestasi pengetahuan dan pemahaman konsep, sikap, dan praktek mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPA (Matematika, Fisika, Kimia, dan Biologi) dibandingkan dengan mata

pelajaran yang menjadi ciri khas program studi IPS (Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi).

Perbandingan nilai prestasi siswa dimaksud dapat dilakukan melalui program remedial yang diakhiri dengan ujian. Apabila nilai dari setiap mata pelajaran yang menjadi ciri khas program studi tertentu lebih

dari nilai program studi lainnya, maka siswa tersebut dapat dijuruskan ke program studi yang nilai prestasi mata pelajarannya lebih unggul. Apabila antara minat dan bakat tidak cocok/tidak sesuai, maka wali kelas dengan pertimbangan guru BK dapat memutuskan program studi apa yang dapat dipilih oleh siswa, perlu

juga diperhatikan minat siswa.

3) Hasil tes Psikologi

SMA Negeri 1 Singaparna telah mengadakan kerjasama dengan lembaga layanan tes psikologi Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) bagi peserta didik untuk mengetahui tingkat kecerdasan (IQ), pengambilan program studi yang sesuai, serta pemilihan jurusan di perguruan tinggi yang sesuai dengan kemampuannya.

4) Kuota Sekolah

Pada tahun pelajaran 2014/2015, rombongan belajar kelas XII SMAN 1 Singaparna menyediakan kuota 6 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), 5 rombongan belajar untuk jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS).

8) Mutasi Peserta Didik

a. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Masuk

SMA Negeri 1 Singaparna akan menerima peserta didik pindahan dari sekolah lain, dengan ketentuan:

1. Peserta didik yang akan pindah ke SMAN 1 Singaparna berasal dari SMA/MA negeri yang menggunakan kurikulum yang sama dengan SMAN 1 Singaparna.

2. Perpindahan peserta didik dari SMA/MA dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan administrative maupun seleksi lainnya.

3. Perpindahan peserta didik hanya dapat dilakukan setelah memiliki Lembar Capaian Kompetensi Peserta

Didik (LCKPD) atau buku Laporan Hasil Belajar Peserta Didik (LHBPD) minimal satu semester.

4. Mempunyai nilai LCKPD atau LHBPD minimal nilai KKM di SMAN 1 Singaparna, atau mempunyai nilai di bawah KKM paling banyak 3 (tiga) mata pelajaran.

5. Membawa surat persetujuan orang tua, rekomendasi dari sekolah asal, dan rekomendasi dari dinas pendidikan kabupaten/kota.

6. Menyerahkan fotokopi Ijazah dan SKHUN SMP/MTs. yang telah dilegalisir oleh kepala sekolah

7. Menyerahkan Surat Keterangan Sehat Jasmani dari dokter.

8. Menyerahkan Surat Keterangan Kelakuan Baik dari sekolah asal yang menyatakan tidak terlibat tindakan kriminal/kenalan remaja dan penyalahgunaan narkoba.

9. Membuat surat pernyataan bersedia mengikuti program sekolah dan bersedia mentaati peraturan dan tata tertib peserta didik SMAN 1 Singaparna.

1. Membayar ketentuan keuangan yang ditetapkan oleh SMAN 1 Singaparna.

2. Kuota sekolah masih memungkinkan.

b. Ketentuan Mutasi Peserta Didik Keluar

Page 28: Bidang kurikulum

SMAN 1 Singaparna akan memberikan rekomendasi mutasi siswa keluar dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Ada permintaan dari orangtua/wali peserta didik.

2. Telah belajar di SMAN 1 Singaparna minimal 1 semester dan telah memiliki LCKPD atau buku LHBPD.

3. Telah menyelesaikan seluruh ketentuan keuangan dan ketentuan administrative lainnya yang ditetapkan

oleh SMAN 1 Singaparna.

4. Telah mengembalikan seluruh buku pinjaman dari perpustakaan SMAN 1 Singaparna.

9) Pendidikan Kecakapan Hidup

Pendidikan kecakapan hidup merupakan bagian dari pendidikan semua mata pelajaran. Kecakapan hidup terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran/pengalaman belajar dan penilaian. Kecakapan hidup mencakup kecakapan kesadaran diri, kecakapan berpikir, kecakapan sosial, dan kecakapan akademik.

a. Prinsip umum implementasi kecakapan hidup

Implementasi pendidikan kecakapan hidup dalam proses pembelajaran dapat dilakukan secara integral pada semua mata pelajaran. Hal tersebut dapat dilakukan karena pembekalan kecakapan hidup

merupakan pesan pendidikan atau “ hidden curriculum” yang keberhasilannya sangat tergantung pada cara penyampaian bukan pada materi pesannya.

Secara umum prinsip implementasi konsep kecakapan hidup adalah :

1).Menekankan pada pola pembelajaran yang mengarah pada prinsip learning to think , learning to do, learning to be, learning to live.

2).Menggunakan pendekatan pembelajaran yang fleksibel ( fleksible learning) dan pembelajaran yang

menyenangkan ( enjoyable learning).

3).Pola pendekatan diarahkan kepada proses pembiasaan.

4).Perancangan pembelajaran mengacu kepada keterpaduan penguasaan personal skill, social skill,

akademik skill,dan vokasional skill.

5).Perancangan strategi pembelajaran diarahkan pada prinsip cara belajar s iswa aktif (CBSA) yaitu siswa sebagai subjek bukan objek.

6).Guru lebih sebagai perancang dan fasilitator untuk terjadinya proses belajar, bukan terjadinya proses mengajar.

b. Model Pembelajaran Kecakapan Hidup dalam Proses Pembelajaran

Model pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi kecakapan hidup yang dimiliki siswa, dapat dirancang melalui penggunaan model mengajar sebagai berikut :

1).Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan bersosialisasi

dan berinteraksi antara sesama siswa, menghargai kelebihan dan kekurangan masing-masing anggota team, kemampuan bekerja dalam team dan lain-lain.

2).Metode kasus dapat digunakan untuk menganalisa dan memecahkan persoalan yang terjadi di

lingkungan siswa. Pemilihan kasus dapat diserahkan kepada siswa agar siswa lebih peka dalam mengidentifikasi dan menganalisis permasalahan yang terjadi.

3).Metode eksperimen dapat digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam menganalisis sesuatu,

menghubungkan sebab akibat, mencari jalan keluar dari permasalahan yang ada, berpikir berdasarkan fakta yang ada dan didukung oleh landasan teori yang telah ditanamkan atau diberikan melalui tanya jawab

Page 29: Bidang kurikulum

dan ceramah. Siswa diberi keleluasaan untuk melakukan percobaan yang berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Melalui kegiatan ini diharapkan kecakapan akademik lebih tertanam.

4).Metode pemberian tugas dalam bentuk laporan disertai dengan presentasi di depan kelas. Metode ini dapat digunakan untuk mengasah kemampuan siswa dalam menuangkan pokok -pokok pikiran atau ide-ide yang berbentuk tulisan sekaligus mengkomunikasikannya secara lisan, mengeluarkan ide-ide atau

gagasan, mendengarkan dan menghargai perbedaan pendapat dari orang lain, mengelola emosi dan hal -hal lain yang berhubungan dengan dirinya dan orang lain.

5).Debat grup, metode ini dapat digunakan untuk melatih kemampuan berkomunikasi, mengeluarkan

pendapat, menghargai pendapat lain, tidak memaksakan kehendak pribadi, tidak emosional dalam diskusi, dan menghargai adanya perbedaan sudut pandang terhadap sesuatu.

6).Metode inquiri (penyelidikan) dan discovery (penemuan), dapat digunakan untuk melatih kemampuan

siswa dalam mencari hubungan dengan merumuskan hipotesis, menganalisis dan menyimpulkan hasil kajian, melatih berpikir logis, serta memotivasi minat insting siswa untuk belajar melalui proses penemuan dan lain-lain.

7). Model cooperative learning dengan beberapa strategi pembelajaran.

10) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global

SMA Negeri I Singaparna Kabupaten Tasikmalaya mengimplementasikan pendidikan berbasis keunggulan lokal dengan membekali peserta didik tatakrama, sopan santun, taat beragama, dan arif terhadap budaya lokal yang disiratkan pada setiap mata pelajaran agar peserta didik memiliki jiwa santun dan bijak akan jati

diri dan lingkungannya. Mulai tahun pelajaran 2013/2014, SMAN 1 Singaparna akan membekali peserta didiknya dengan mata pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan.

Sedangkan implementasi dari pendidikan berbasis keunggulan global, peserta didik dibekali juga ilmu

pengetahuan dan teknologi, diberikan pula materi pelajaran tentang keterampilan berbahasa yaitu bahasa Arab.

KALENDER PENDIDIKAN

A. Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu

tahun pelajaran yang mencakup kegiatan permulaan tahun pelajaran, jumlah minggu efektif belajar satu tahun pelajaran, waktu pembelajaran efektif dan jadwal waktu libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, SMA Negeri 1 Singaparna menyusun kalender pendidikan untuk

mengatur kegiatan pembelajaran selama 1 tahun pelajaran yang mencakup permulaan awal tahun pelajaran, munggu efektif, minggu tidak efektif, dan jadwal waktu libur.

Pengaturan waktu di sekolah mengacu kepada standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,

karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah pusat/pemerintah daerah.

Kalender pendidikan disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Permulaan tahun pelajaran adalah awal kegiatan pembelajaran pada awal tahun

pelajaran setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah ditetapkan oleh

pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

Page 30: Bidang kurikulum

2. Minggu efektif adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun

pelajaran. Sekolah dapat mengalokasikan minggu efektif sesuai dengan kebutuhan dan

keadaan (need assement).

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu meliputi

jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah

jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan tidak diadakannya kegiatan pembelajaran

terjadwal. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan

Nasional dan ketetapan khusus Kepala Daerah Tingkat kabupaten Tasikmalaya.

5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir

tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar

nasional, dan hari libur khusus.

6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan

untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

7. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serenrak disesuaikan dengan Peraturan

Pemerintah Provinsi/Kabupaten.

B. Alokasi Waktu

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada tahun pelajaran pada

setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran pada setiap minggu meliputi jumlah

pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran, termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakannya kegiatan pembelajaran terjadwal pada

satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari -hari besar nasional, dan hari libur khusus.

1. Alokasi Waktu pada Kalender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1 Minggu efektif belajar :

1. Semester 1 : 17 minggu

2. Semester 2 : 18 minggu

100 hari

102 hari

Digunakan untuk kegiatan

pembelajaran efektif

2 Jeda tengah semester :

1. Semester 1

-

Page 31: Bidang kurikulum

2. Semester 2 -

3 Jeda antar semester 2 pekan

4 Libur akhir tahun pelajaran 3 pekan

5 Hari libur kegamaan disesuaikan

6 Hari libur umum/nasional disesuaikan

7 Hari libur khusus disesuaikan

8 Kegiatan khusus sekolah 1 pekan

1. Penetapan Kalender Pendidikan :

1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada

bulan Juni tahun berikutnya.

2. Hari libur ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan

atau Menteri Agama dalam hal ini yang terkait dengan hari raya keagamaan.

3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur

serentak untuk satuan-satuan pendidikan.

1. Kalender Pendidikan SMA Negeri 1 Singaparna untuk tahun Pelajaran 2014/2015 (pada

halaman berikutnya).

Copyright © 2014. smanspa.sch.id All Rights Reserved. Designed by bombasweb.