Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi...

50
Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN SISTEM PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN PT. CERAH SINERGI SEJAHTERA PALEMBANG OLEH SHELLY FARIDA TOBING, S.E.Ak., M.Si. (KETUA) EDISON MAS, S.E. (ANGGOTA) UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG 2015

Transcript of Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi...

Page 1: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

Bidang Ilmu: Ekonomi

LAPORAN HASIL PENELITIAN

SISTEM PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PAJAK

PENGHASILAN PASAL 21 ATAS GAJI KARYAWAN

PT. CERAH SINERGI SEJAHTERA PALEMBANG

OLEH

SHELLY FARIDA TOBING, S.E.Ak., M.Si. (KETUA)

EDISON MAS, S.E. (ANGGOTA)

UNIVERSITAS TRIDINANTI PALEMBANG

2015

Page 2: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

RINGKASAN

Tobing, Shelly Farida, dan Edison Mas. 2015. Sistem Perhitungan dan Pemotongan

Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji Karyawan P.T. Cerah Sinergi Sejahtera

Palembang. LPPM Universitas Tridinanti Palembang.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis sistem perhitungan dan

pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan pada PT. Cerah

Sinergi Sejahtera yang beralamat di Gedung Bank Sumsel Babel Lt 9, Jl. Gubernur

H. Ahmad Bastari No. 7 Palembang. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk

mengetahui dan menganalisis sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan

21 atas gaji karyawan di PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang mengunakan E-SPT

dan pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong oleh PT. Cerah Sinergi Sejahtera

Palembang, apakah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pelaporan pajak penghasilan pasal 21 pada

PT. Cerah Sinergi Sejahtera telah menggunakan E-SPT (elektronik surat

pemberitahuan ) yang sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Pajak, nomor

Per14/PJ/2013 tentang bentuk, isi, tata cara penyampaian surat pemberitahuan masa

pajak penghasilan pasal 21. Dalam sistem perhitungan dan pemotongan pajak

penghasilan pasal 21 atas gaji karyawannya, PT. Cerah Sinergi Sejahtera telah

melakukan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 dan seusai

dengan undang-undang pajak.

Penerapan untuk ke depannya disarankan agar perusahaan lebih terus

mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan dalam

menerapkan sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21, guna

menghindari masalah serta pelanggaran-pelanggaran.

Page 3: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

3

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan terbesar yang didapatkan oleh

pemerintah untuk memajukan perekonomian Indonesia, dengan mengunakan metode self

assessment system. Metode self assessment system yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang

memberi wewenang kepada wajib pajak untuk melakukan perhitungan, penyetoran dan

pelaporan sendiri pajak yang terutang sedang fiskus tidak ikut campur hanya mengawasi.

Kepercayaan yang diberikan oleh pemerintah untuk wajib pajak banyak dilakukan

kecurangan oleh entitas yang ada untuk mengecilkan pajak terutang.

Pada dasarnya setiap orang banyak tidak suka membayar pajak atau memperkecil

pajak. Upaya–upaya dalam penghematan pajak yang harus dibayar perusahaan, dilakukan

dengan memanfaatkan celah–celah dalam peraturan– peraturan perpajakan yang ada.

Pemahaman akan peraturan perpajakan menjadi sangat penting bagi wajib pajak agar bisa

menghitung kewajiban pajaknya dengan tepat. Ketentuan perpajakan sangat berkaitan dengan

akuntansi sehingga timbul pemahaman tentang penyusunan laporan keuangan dan informasi

finasial untuk kepentingan perpajakan. Membayar pajak memang bukanlah perkara mudah

dan sederhana. Sebagian wajib pajak terkadang merasa dikejar-kejar oleh pajak terutama bila

ada yang tidak beres dalam laporan pajaknya.

Banyak hambatan-hambatan dan kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan

pemungutan pajak. Faktor ketidakjelasan peraturan juga menjadi salah satu penyebab

dilakukannya manajemen perpajakan oleh wajib pajak. Hal ini dikarenakan sebagian

pendapat bahwa manjemen pajak bermain di wilayah ketentuan dan ketidakjelasan dalam

peraturan pajak. Sementara karyawan berharap agar perusahaan dapat memberikan

remunerasi berupa gaji/upah, bonus dan fasilitas-fasilitas yang lain yang terus meningkat

seiring dengan laju tingkat inflasi sesuai dengan dedikasi waktu dan pekerjaan yang telah

mereka kontribusikan kepada perusahaan dan manajemen. Manajemen perusahaan

bertanggung jawab untuk mengadministrasikan payroll tax pajak penghasilan pasal 21 atas

remunerasi berupa gaji/upah yang diterima karyawan.

Penghasilan adalah kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh setiap orang

dan badan. Perusahaan sebagai pemotong pajak memiliki peranan yang sangat penting untuk

Page 4: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

4

Negara dalam pemugutan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan. Salah satu jenis

pajak yang ditetapkan pemerintah adalah pajak penghasilan yaitu pajak yang dikenakan

terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam tahun pajak. Pajak

penghasilan pasal 21 merupakan salah satu jenis pajak penghasilan yang dikenakan

atas penghasilan berupa gaji, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama

apapun oleh wajib pajak orang pribadi dalam negeri.

Undang-undang perpajakan sering mengalami perubahan dan telah ditetapkan,

namun pelaksanaannya belum sesuai dengan undang-undang yang berlaku. Masih banyak

hambatan yang harus dihadapi baik petugas pajak maupun wajib pajak sendiri. Peran serta

masyarakat yang menjadi wajib pajak diharapkan dapat membantu meningkatkan

penerimaan di sektor pajak. Peran ini antara lain, dapat dilakukan dengan bertanya apabila

belum memahami tentang aturan yang berlaku, menghitung, membayar, dan melaporkan

pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku.

Tabel 1.1

Jumlah Pajak Terutang PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang Tahun 2014

No.

Masa Pajak

Jumlah Penerima

Penghasilan

Jumlah Penghasilan

Bruto

Jumlah Pajak

Terutang

1 Januari 36 Rp 187.013.626 Rp 8.820.071

2 Februari 37 Rp 184.689.072 Rp 8.503.907

3 Maret 37 Rp 186.997.414 Rp 8.666.674

4 April 37 Rp 185.476.806 Rp 8.469.519

5 Mei 37 Rp 190.634.638 Rp 8.721.444

6 Juni 39 Rp 399.025.503 Rp 31.589.978 7 Juli 53 Rp 481.753.311 Rp 43.411.026

8 Agustus 60 Rp 248.888.549 Rp 9.342.383

9 September 101 Rp 344.028.978 Rp 9.662.082

10 Oktober 103 Rp 349.749.081 Rp 9.283.934

11 Nopember 99 Rp 342.101.464 Rp 9.293.552

12 Desember 104 Rp 563.336.582 Rp 28.694.801

Total Rp 3.663.695.024 Rp 184.459.371

Sumber : PT Cerah Sinergi Sejahtera Tahun 2014

Pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak yang dipotong atas penghasilan yang

diterima oleh pegawai tetap atau tidak tetap. Objek penelitian adalah PT. Cerah Sinergi

Page 5: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

5

Sejahtera Palembang, y a n g merupakan salah satu perusahan yang bergerak di bidang

jasa pengelolaan gedung, mulai dari pemasaran lokasi ruang untuk disewakan sampai

pengelolaan kebersihan, keamanan dan fasilitas lainnya yang dibutuhkan. PT. Cerah Sinergi

Sejahtera Palembang mempunyai pegawai tetap dan pegawai tidak tetap yang berkerja

diperusahaan. Atas penghasilan yang diberikan oleh perusahaan, maka akan dikenakan pajak

penghasilan pasal 21 berdasarkan undang-undang nomor 17 tahun 2000 sebagaiman telah

diubah menjadi undang-undang nomor 36 tahun 2008.

Perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 berlaku pada semua instasi

atau perusahaan yang berkewajiban melakukan pemenuhan kewajiban perpajakan dengan

benar sesuai peraturan undang-undang perpajakan. Tabel berikut ini menunjukkan daftar

jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana

perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan sesuai peraturan–peraturan pajak

penghasilan pasal 21. Kesalahan perhitungan dalam pemotongan pajak dari penghasilan,

dapat merugikan wajib pajak itu sendiri dalam hal ini adalah karyawan maupun instansi

selaku pemotong pajak dalam perhitungan pajaknya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas rumusan permasalahan yang akan

dikaji adalah :

1. Bagaimana sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan Pasal 21 atas gaji

karyawan di PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, apakah sudah mengunakan E-

SPT.

2. Bagaimana penerapan peraturan perpajakan dalam pemotongan pajak penghasilan

pasal 21 yang telah dipotong oleh PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang,

apakah sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

Page 6: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

6

1. Untuk mengetahui dan menganalisis sistem perhitungan dan pemotongan pajak

penghasilan Pasal 21 atas gaji karyawan di PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang,

apakah sudah mengunakan E-SPT.

2. Untuk mengetahui dan menganalisi penerapan peraturan perpajakan dalam pemotongan

pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong oleh PT. Cerah Sinergi Sejahtera

Palembang, apakah sudah sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan adalah :

1. Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat teoritis yaitu memperkaya ilmu

akuntansi.

2. Sebagai masukan empiris untuk mengembangkan ilmu akuntansi khususnya yang

berkaitan dengan perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21.

3. Bagi Perusahaan dapat memberikan masukan informasi tentang pelaksanaan Sistem

Perhitungan dan Pemotongan Pajak Pengahasilan Pasal 21 bagi karyawan.

4. Sebagai bahan referensi untuk penelitian lebih lanjut dalam mempelajari tentang system

perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21.

Page 7: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritis

1. Sistem, Pajak dan Fungsi Pajak

Di dalam suatu perusahaan terdapat prosedur-prosedur yang mempunyai fungsi yang

berbeda-beda guna mencapai tujuan perusahaan. Prosedur-prosedur tersebut perlu dirangkai

sehingga menjadi suatu sistem yang baik. Robert Anthony dan Vijay Govindarajan (2012:7),

mengungkapkan bahwa suatu sistem merupakan suatu cara tertentu dan bersifat repetitif untuk

melaksanakan suatu atau sekelompok aktivitas. Sistem memeliki karakteristik berupa

rangkaian langkah-langkah yang berirama, terkoordinasi, dan berulang yang dimaksudkan

untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan Menurut Mulyadi (2001:5), sistem

merupakan suatu jaringan yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan

kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,

biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk

menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang- ulang.

Berdasarkan definisi sistem tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan

kesatuan atau kumpulan dari komponen atau elemen untuk mencapai tujuan sistem data

berupa perangkat lunak, prosedur pedoman, model manajemen maupun database.

Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan, Arie Widodo (2014:3)

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan

yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat.”

Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang penting dalam kemajuan Negara.

Beberapa pendapat pakar mengenai definisi pajak Siti Resmi (2014:1) yaitu :

a. Definisi pajak Siti Resmi (2014:1) yang dikemukan oleh Rochmat Soemitro :

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat

dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung

dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

b. Definisi pajak Siti Resmi (2014:1) yang dikemukan oleh Djajadiningrat : Pajak sebagai

suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas Negara yang disebabkan

Page 8: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

8

suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi

bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta

dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari Negara secara langsung, untuk

memelihara kesejahteraan secara umum.

c. Definisi pajak Siti Resmi (2014:1) yang dikemukan oleh Feldmann : Pajak adalah prestasi

yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang

ditetapkan secara umum), tanpa adanya konstraprestasi dan semata-mata digunakan untuk

menutup pengeluaran-pengeluaran umum.

Dari beberapa pengertian pajak diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian pajak

adalah :

a. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Iuran tersebut berupa uang (bukan

barang).

b. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan

pelaksanaannya.

c. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk.

Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh

pemerintah.

d. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran- pengeluaran yang

bermanfaat bagi masyarakat luas.

Selanjutnya, menurut Erly Suandy (2011:12), Ada dua fungsi pajak , yaitu :

a. Fungsi finansial (budgeter), yaitu memasukkan uang sebanyak-banyaknya ke kas

negara, dengan tujuan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara.

b. Fungsi mengatur (regulerend), yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur

masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik dengan tujuan tertentu.

2. Gaji dan Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut James M. Reeve, Carls S. Warren Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni,

Gotot Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf dan Chaerul D (2011: 57), istilah gaji (payroll)

mengacu pada jumlah yang dibayarkan kepada karyawan atas jasa-jasa yang telah disediakan

selama periode tertentu. Sedangkan menurut mulyadi (2001:373), Gaji umumnya merupakan

pembayaran atas penyerahan yang dilakukan oleh karyawan yang mempunyai jabatan.

Page 9: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

9

Dari definisi yang ada pengertian gaji dapat disimpulkan gaji adalah suatu bentuk

balas jasa ataupun penghargaan yang diberikan secara teratur kepada seorang pegawai atas

jasa dan hasil kerjanya.

Pengertian Pajak Penghasilan menurut peraturan direktur jenderal pajak nomor

31/PJ/2012 pasal 1 ayat 2, pajak penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan

kegiatan yang dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi subjek pajak dalam negeri, yang

selanjutnya disebut pajak penghasilan pasal 21. Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah pajak atas

pengahasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan kegiatan yang dilakukan oleh

orang pribadi subjek pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 undang-

undang pajak penghasilan.

Pengertian Pajak penghasilan pasal 21 menurut Erly Suandy (2006;113) adalah pajak

penghasilan yang dipungut sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang

dilakukan oleh wajib pajak orang pribadi adalah pajak atas penghasilan berupa gaji, upah,

honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun

sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan.

Dari definisi di atas dapat dikemukakan bahwa pajak penghasilan pasal 21

merupakan pajak yang terutang atas penghasilan yang menjadi kewajiban pajak untuk

membayarnya. Pegawai tetap adalah orang pribadi yang bekerja pada pemberi kerja yang

menerima atau memperoleh gaji dalam jumlah tertentu secara berkala, termasuk anggota

dewan komisaris dan anggota dewan pengawas yang secara teratur terus-menerus ikut

mengelola kegiatan perusahaan secara langsung.

3. Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak menurut Erly Suandy (2011:128)

a. Sistem Official Assement

Sistem official assement (official assement system) adalah sistem pemungutan pajak yang

harus dilunasi atau terutang oleh wajib pajak dihitung dan ditetapkan oleh fiskus/aparat

pajak. Jadi dalam sistem ini wajib pajak bersifat pasif sedangkan fiskus aktif.

b. Sistem Self Asseessment

Sistem Self Asseessment (Self Asseessment System) adalah suatu sistem pemungutan pajak

dimana wajib pajak harus menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

jumlah pajak yang terutang. Aparat pajak (fiskus) hanya bertugas melakukan penyuluhan

Page 10: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

10

dan pengawasan untuk mengetahui kepatuhan pajak. Untuk menyukseskan Sistem Self

Asseessment ini dibutuhkan beberapa wajib pajak, sebagai berikut :

1) Kesadaran wajib pajak.

2) Kejujuran wajib pajak.

3) Kemauan membayar pajak dari wajib pajak.

4) Kedisiplinan wajib pajak.

c. Sistem With holding

Sistem With Holding (Withholding System) adalah sistem pemugutan pajak yang mana

besarnya pajak terutang dihitung dan dipotong oleh pihak ketiga. Pihak ketiga yang

dimaksud disini antara lain pemberi kerja dan bendaharawan pemerintah.

4. Tarif Pajak

Untuk menghitung besarnya pajak yang terutang diperlukan dua unsur, yaitu tarif

pajak dan dasar pengenaan pajak. Tarif pajak dapat berupa angka atau presentanse tertentu.

Menurut Siti Resmi (2014;14) jenis tarif pajak sebagai berikut :

a. Tarif tetap

Tarif tetap adalah berupa jumlah atau angka yang tetap beberapa pun besarnya pengenaan

pajak. Contoh : tarif tetap diterapkan pada bea materai.

b. Tarif proporsional (sebanding)

Tarif propesional adalah berupa persentase tertentu yang bersifatnya tetap terhadap

berapapun dasar pengenaan pajaknya. Makin besar dasar pengenaan pajak makin besar

pula jumlah pajak yang terutang dengan kenaikan secara proporsional atau sebanding.

Contoh tarif proporsional diterapkan pada PPN (tarif 10%)

c. Tarif Progresif (Meningkat)

Tarif progresif adalah tarif berupa persentanse tertentu yang makin meningkat dengan

makin meningkat dasar pengenaan pajak.

Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat (1) undang-undang pajak penghasilan,

besarnya tarif pajak penghasilan yang diterapkan atas penghasilan kena pajak bagi wajib

Page 11: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

11

pajak dalam negeri dan wajib pajak luar negeri yang menjalankan usaha atau melakukan

kegiatan di Indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap di Indonesia, sebagai berikut :

Tabel 2.1

Tarif Pasal 17 Orang Pribadi Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp. 50.000.000,-(lima puluh juta rupiah) 5 %

(lima persen)

Diatas Rp. 50. 000.000,- (lima puluh juta rupiah) sampai

dengan Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

15 %

(lima belas persen)

Diatas Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah)

sampai dengan Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah)

25 %

(dua puluh lima persen)

Di atas Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah) 30 %

(tiga puluh persen)

Sumber : Waluyo (2012:230)

Contoh perhitungan pajak yang terutang untuk wajib pajak orang pribadi dengan

jumlah penghasilan kena pajak Rp. 600.000.000,- (enam ratus juta rupiah) maka pajak

penghasilan yang terutang adalah seperti berikut:

Tabel 2.2

Contoh Perhitungan Pajak Terutang

Penghasilan Kena Pajak Tarif Jumlah

Rp. 50.000.000,- 5% Rp. 2.500.000,-

Rp. 200.000.000,- 15% Rp. 30.000.000,-

Rp. 250.000.000,- 25% Rp. 62.500.000,-

Rp. 100.000.000,- 30% Rp. 30.000.000,-

Total pajak penghasilan terutang Rp. 125.000.000,-

Sumber : Arie Widodo dan Tim redaksi ( 2014: 14)

5. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21

Menurut Djoko Muljono (2010;114) Untuk menghitung pajak penghasilan pasal

21 pegawai tetap dilakukan dengan cara seperti ini:

a. Dihitung penghasilan netto sebulan dengan cara mengurangin penghasilan bruto dengan

biaya jabatan pensiun, iuran jaminan hari tua yang dibayar oleh pegawai kemudian

disetahunkan.

Page 12: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

12

b. Untuk menghitung penghasilan netto setahun adalah penghasilan netto sebulan dikalikan

12 (dua belas).

c. Dalam hal seorang pegawai tetap dengan kewajiban pajak subjektif sebagai wajib pajak

dalam negeri ada sejak awal tahun, tetapi mulai bekerja bekerja setelah bulan januari

atau berhenti bekerja dalam tahun berjalan maka penghasilan netto setahun dihitung

dengan mengalikan penghasilan netto sebulan dengan bulan sejak pegawai yang

bersangkutan mulai bekerja sampai dengan bulan Desember atau sampai akhir kerja.

d. Penghasilan netto setahun selanjutnya dikurangin dengan PTKP untuk memperoleh

penghasilan atas dasar penghasilan kena pajak tersebut, kemudian dihitung pajak

penghasilan pasal 21 setahun.

e. Untuk memperoleh jumlah pajak penghasilan pasal 21 sebulan, jumlah pajak penghasilan

pasal 21 setahun dibagi dengan 12 (dua belas).

f. Untuk memperoleh jumlah pajak penghasilan pasal 21 sebulan atas penghasilan kurang

dari 12 (dua belas) bulan, jumlah setahun dibagi dengan banyaknya bulan pegawai yang

bersangkutan bekerja.

Perhitungan pajak penghasilan pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan

yang bersifat tetap secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji sebulan xxx 2. Tunjangan PPh xxx

3. Tunjangan dan honorarium lainnya xxx

4. Premi asuransi yang dibayar pemberi kerja xxx

5. Penerimaan dalam bentuk natura xxx 6. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d 5) xxx

Pengurangan :

7. Biaya jabatan (5% x Penghasilan bruto, Maksimal Rp.

500.000 Sebulan)

xxx

8. Iuran Pensiun atau iuran THT/JHT (yang dibayarkan oleh

penerima penghasilan)

xxx

9. Jumlah Pengurangan (jumlah 7 + 8)

xxx

Perhitungan PPh pasal 21 :

10.

Penghasilan neto sebulan (6 – 9)

xxx

11.

Penghasilan neto setahun/disetahunkan (10 x 12 bulan)

xxx

12.

Penghasilan tidak kena Pajak (PTKP)

xxx

Page 13: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

13

13.

Penghasilan kena pajak setahun (11 – 12 )

xxx

14.

PPh pasal 21 yang terutang (13 x tarif pasal 17 ayat (1)

xxx

15.

PPh pasal 21 yang dipotong sebulan (14 : 12 bulan)

xxx

Sumber : Siti Resmi (2014:199)

6. Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21

Pemotongan pajak penghasilan pasal 21 menurut peraturan direktur jenderal pajak

nomor 31/PJ/2012 pasal 1 ayat 4, Pemotong pajak penghasilan pasal 21 adalah wajib

pajak orang pribadi atau wajib pajak badan, termasuk bentuk usaha tetap, yang mempunyai

kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan dengan

pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 dan

pasal 26 undang-undang perpajakan.

Sedangkan menurut Djoko Muljono (2010;114) pemotong pajak penghasilan pasal 21

dapat berupa :

a. Pemberi kerja orang pribadi atau badan, baik merupakan pusat maupun cabang

perwakilan daerah usaha tetap.

b. Bendaharawan pemerintah termasuk bendaharawan pemerintah pusat, pemerintah

daerah, instasi lembaga pemerintah, lembaga-lembaga Negara lainnya dan Kedutaan

Besar Republik Indonesia di luar.

c. Yayasan (termasuk yayasan di bidang kesejahteraan, rumah sakit, pendidikan, kesenian

dan kebudayaan) lembaga, kepanitiaan, asosiasi, perkumpulan, organisasi massa,

organisasi sosial dan organisasi lainnya dalam bentuk apapun dalam segala bidang

kegiatan.

d. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja dan badan-badan yang

membayar pensiun dan tabungan hari tua atau jaminan hari tua kepada wajib pajak.

e. Perusahaan, badan dan bentuk usaha tetap, yang membayar honorarium atau

pembayaran lainnya sebagai imbalan sehubungan dengan kegiatan dan jasa, atau kepada

peserta pendidikan, pelatihan, dan pemagangan.

f. Penyelenggara kegiatan (termasuk badan pemerintah, organisasi termasuk organisasi

internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan

kegiatan) yang membayar honorarium, hadiah atau penghargaan dalam bentuk apapun.

Page 14: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

14

Jadi dari definisi yang ada diatas dapat disimpulkan pemotongan pajak penghasilan

pasal 21 adalah suatu kewajiban orang pribadi atau badan yang memberikan pekerjaan, yang

mempunyai kewajiban untuk melakukan pemotongan pajak atas penghasilan sehubungan

dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan orang pribadi.

7. Pengurangan Pajak Penghasilan Pasal 21

a. Biaya Jabatan

Menurut peraturan menteri keuangan nomor 250/PMK.03/2008 pada tanggal 31

Desember 2008, tentang biaya jabatan atau biaya pensiun yang dapat dikurangkan

dari hasil penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiunan. Pasal 1 ayat 1 sebagai

berikut ini, besarnya biaya jabatan yang dapat di kurangkan dari penghasilan bruto

untuk perhitungan pemotongan pajak penghasilan bagi pegawai tetap sebagaiman

dimaksud dalam pasal 21 ayat 3 undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak

penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terkahir dengan undang-undang

nomor 36 tahun 2008 diterapkan sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto,

setinggi- tingginya Rp.6.000.000,- (enam juta rupiah) setahun atau Rp.500.000,- (lima

ratus ribu rupiah) sebulan.

b. Biaya Pensiunan

Menurut peraturan menteri keuangan Nomor 250/PMK.03/2008 besarnya biaya

pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk perhitungan

pemotongan pajak penghasilan bagi pensiunan sebagaimana dalam pasal 21 ayat (3)

undang-undang nomor 7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan sebagaimana telah

beberapa kali diubah terakhir dengan undang-undang nomor tahun 2008 ditetapkan

sebesar 5% (lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi- tingginya Rp. 2.400.000,-

(dua juta empat ratus ribu rupiah) setahun atau Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah)

sebulan.

c. Penghasilan Tidak Kena Pajak (Personal Exemption)

Hampir seluruh negara yang memungut pajak penghasilan menerapkan pengurang

beban pajak berupa penghasilan tidak kena pajak (personal exemption) dalam

memperhitungkan penghasilan kena pajak wajib pajak orang pribadi, termasuk

Page 15: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

15

Indonesia. Didalam sistem pajak penghasilan Indonesia, ini dikenal dengan istilah

penghasilan tidak kena pajak (PTKP).

Menurut Haula Rosdiana (2012:188) penerapan personal exemption (penghasilan

Tidak Kena Pajak) adalah hendaknya sebagian penghasilan netto wajib pajak orang

pribadi yang diperlukan untuk hidup (subsitance) dikecualikan dari pengenaan pajak

agar memungkinkan wajib pajak dapat melakukan pekerjaannya. sebagian fiscal

economic yang lain berpendapat bahwa penghasilan tidak kena pajak diberikan

karena wajib pajak orang pribadi harus menyesuaikan ability-to-pay mereka dengan

adanya anak, karena konsekuensi logis dari membesarkan anak adalah timbulnya

biaya yang tidak bisa dihindarin sehingga mau tidak mau ability-to-pay mereka akan

berkurang. Sebagian yang lain menyarankan diberlakukannya penghasilan tidak kena

pajak sebagai upaya untuk memberikan keringanan bagi keluarga yang

berpenghasilan.

Besarnya penghasilan tidak kena pajak sudah diatur dalam peraturan direktur

jenderal pajak nomor : per 31/PJ/2012 pasal 11 sebagai berikut :

1) Besarnya PTKP per tahun adalah sebagai berikut :

a) Rp. 24.300.000,- (dua puluh empat juta tiga ratus ribu rupiah) untuk

diri wajib pajak orang pribadi.

b) Rp. 2.025.000,- (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

wajib pajak yang kawin.

c) Rp. 2.025.000,- (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) tambahan untuk

setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam garis

keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga.

2) PTKP perbulan sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 ayat (2) huruf C adalah

PTKP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi 12 (dua belas), sebesar :

a) Rp. 2.025.000,- (dua juta dua puluh lima ribu rupiah) untuk diri wajib

pajak orang pribadi.

b) Rp. 168.750,- (seratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus lima puluh

rupiah) tambahan untuk wajib pajak yang kawin.

c) Rp. 168.750,- (seratus enam puluh delapan ribu tujuh ratus lima puluh

rupiah) tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan keluarga

semenda dalam garis keturunan lurus serta anak angkat, yang menjadi

Page 16: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

16

tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap

keluarga.

3) Besarnya PTKP bagi karyawati berlaku ketentuan sebagai berikut :

a) Bagi karyawati kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri.

b) Bagi karyawati tidak kawin, sebesar PTKP untuk dirinya sendiri ditambah

PTKP untuk keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

4) Dalam hal karyawati kawin dapat menunjukan keterangan tertulis dari pemerintah

daerah setempat serendah-rendah kecamatan yang menyatakan bahwa suaminya

tidak menerima atau memperoleh penghasilan, besarnya PTKP adalah PTKP

untuk dirinya sendiri ditambah PTKP untuk status kawin dan PTKP untuk

keluarga yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

5) Besarnya PTKP ketentukan berdasarkan keadaan pada awal tahun kalender.

6) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (5), besarnya PTKP

untuk pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalam bagian tahun

kalender ditentunkan berdasarkan keadaan pada awal bulan dari tahun kalender

yang bersangkutan.

8. Hak dan Kewajiban Pemotong Pajak

Hak-hak pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah :

a. Pemotong pajak berhak atas kelebihan jumlah penyetoran PPh pasal 21 yang terjadi

karena jumlah PPh Pasal 21 yang terutang dalam 1 (satu) tahun takwin lebih kecil

dari pada jumlah PPh pasal 21 yang telah disetor. Jumlah kelebihan tersebut akan

diperhitungkan dengan PPh pasal 21 yang terutang atas gaji untuk bulan pada waktu

dilakukan perhitungan tahunan, dan jika masih ada sisa kelebihan, diperhitungkan

untuk bulan-bulan lainnya dalam tahun berikutnya.

b. Pemotong pajak berhak mengajukan permohanan untuk memperpanjang jangka waktu

penyampaian surat pemberitahuan (SPT) PPh pasal 21. Permohonan diajukan secara

tertulis selambat-lambatnya tanggal 31 Maret tahun takwin berikutnya dengan

menggunakan formulir yang telah ditentukan oleh Direktur Jenderal Pajak disertai surat

Page 17: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

17

pernyataan mengenai perhitungan sementara PPh pasal 21 yang terutang dan bukti

pelunasan kekurangan pembayaran PPh Pasal 21 yang terutang untuk tahun takwin

yang bersangkutan.

c. Pemotong pajak dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak dan

permohonan banding kepada badan peradilan pajak.

Kewajiban pemotong PPh pasal 21 menurut Siti resmi (2014:178) adalah:

a. Setiap pemotong pajak wajib mendaftarkan diri ke kantor pelayanan pajak atau

penyuluhan pajak setempat.

b. Pemotong pajak mengambil sendiri formulir-formulir yang diperlukan dalam

rangka pemenuhan kewajiban perpajakan pada kantor pelayanan pajak atau kantor

penyuluhan pajak setempat.

c. Pemotong pajak wajib menghitung, memotong dan menyetorkan PPh pasal 21

yang terutang untuk setiap akhir bulan takwin. Penyetoran pajak dilakukan dengan

menggunakan surat setoran pajak (SSP) ke kantor pos atau badan usaha milik negara

atau bank badan usaha milik daerah (BUMD), atau bank-bank lain yang ditunjuk oleh

direktur jenderal anggaran, selambat-lambatnya tanggal 10 (Sepuluh) bulan takwin

berikutnya.

d. Pemotong pajak wajib melaporkan penyetoran PPh pasal 21 tersebut sekalipun nihil

dengan menggunakan surat pemberitahuan (SPT) masa ke kantor pelayanan pajak

atau kantor penyuluhan pajak setempat, selambat- lambatnya pada tanggal 20 (dua

puluh) bulan takwin berikutnya.

e. Pemotongan pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh pasal 21 baik diminta

maupun tidak pada saat dilakukannya pemotongan pajak kepada orang pribadi bukan

sebagai pegawai tetap, penerima uang tebusan pensiun, penerima jaminan hari

tua, penerima uang pesangon, dan penerima dana pensiun.

f. Pemotong pajak wajib memberikan bukti pemotongan PPh pasal 21 kepada

pegawai tetap, termasuk penerima pensiun bulanan, dengan menggunakan formulir

yang ditentukan oleh direktur jenderal pajak dalam waktu 2 (dua) bulan setelah tahun

pajak berkahir. Apabila pegawai tetap berhenti bekerja atau pensiunan pada bagian

tahun takwin, maka bukti pemotongan tersebut diberikan oleh pemberi kerja yang

bersangkutan selambat-lambatnya satu bulam setelah pegawai yang bersangkutan

berhenti bekerja atau pensiun.

Page 18: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

18

9. Surat Pemberitahuan

Menurut Erly Suandy (2011:54), surat pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh

wajib pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek

pajak dan/atau bukan objek pajak dan/atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan Nomor 28 Tahun 2007 tentang

ketentuan umum dan tata cara perpajakan surat pemberitahuan adalah surat yang oleh

wajib pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan/atau pembayaran oleh wajib

pajak, objek pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajian sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dapat disimpulkan bahwa surat pemberitahuan adalah surat yang dibuat oleh wajib

pajak yang digunakan untuk melaporakan perhitungan dan pemabayaran pajak. Batas waktu

penyampaian atau pelaporan SPT pajak penghasilan pasal 21 paling lambat 20 (dua puluh)

hari setelah masa pajak berakhir. Apabila surat pemberitahuan tidak sampaikan dalam

jangka waktu yang telah ditetapkan atau batas waktu perpanjangan penyampaian surat

pemberitahuan dikenakan sanski administrasi berupa denda. Besarnya denda adalah sebesar

Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah).

10. e-SPT (Elektronik SPT)

Pengertian e-SPT menurut peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per -

14/PJ/2013, e-SPT adalah SPT Pemotongan dalam bentuk elektronik yang dibuat oleh

pemotong PPh dengan menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan oleh Direktoral

Jenderal Pajak. SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dalam bentuk e-SPT menurut

peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor Per -14/PJ/2013 wajib digunakan oleh pemotong

yang :

a. Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetap dan penerima

pensiun atau tunjangan hari tua/jaminan hari tua berkala dan/atau terhadap pegawai

negeri sipil, anggota Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, pejabat

negara dan pensiunannya yang jumlahnya lebih dari 20 (dua Puluh) orang dalam 1 (satu)

masa pajak dan/atau.

Page 19: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

19

b. Melakukan pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) dan/atau Pasal 26 selain

pemotongan PPh sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan bukti pemotongan yang

jumlahnya lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau

c. Melakukan pemotongan PPh Pasal 21(Final) dengan bukti pemotongan yang jumlahnya

lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau

d. Melakukan penyetoran pajak dengan SSP dan/atau bukti Pbk yang jumlahnya lebih dari

20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak.

Dalam hal SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 disampaikan dalam bentuk e-

SPT, Pemotong harus menggunakan aplikasi e-SPT yang telah disediakan oleh Direktorat

Jenderal Pajak. Pemotong yang telah menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau

Pasal 26 dalam bentuk e-SPT tidak diperbolehkan lagi menyampaikan SPT Masa PPh Pasal

21 dan/atau Pasal 26 dalam bentuk formulir kertas (hard copy) untuk masa-masa pajak

berikutnya.

B. Penelitian Lain yang Relevan

Penelitian yang pernah dilakukan sudah cukup banyak. Penelitian tersebut

membandingkan penggunaan penghasilan tidak kena pajak tahun 2009 dengan tahun 2013.

Penelitian yang relevan seperti yang peneliti teliti dapat digambarkan seperti dibawah ini.

Tabel 2.2

Penelitian Relevan

Judul Penelitian Kesimpulan Persamaan Perbedaan

Analisa perhitungan dan

pelaporan pajak

penghasilan (PPh) pasal

21 atas gaji pegawai tetap

pada kantor balai diklat

pekerjaan umum wilayah

VII Palembang (Ria

Hartini,2009)

Perhitungan dan

pelaporan pajak

penghasilan pasal 21

yang dilakukan

setiap bulan sesuai

dengan undang-

undang peraturan

pajak yang berlaku.

Sama-sama

membahas

mengenai pajak

penghasilan

pasal 21

Pelaporan

Pajak

Penghasilan

pasal 21

belum

mengunakan

e- SPT.

Page 20: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

20

Analisis perhitungan, pemotongan dan

pelaporan pajak

penghasilan (PPh) pasal

21 atas pegawai negeri

sipil pada secretariat

pemko tebing tinggi (Dwi

Panji Mandra Suandana,

2013)

Bendaharawan gaji sekretariat daerah

kota tebing tinggi

memeliki peranan

penting dalam

perhitungan,

pemotongan dan

penyetoran sesuai

undang-undang No.

36 Tahun 2008

Sama-sama membahas

mengenai pajak

penghasilan

pasal 21

Pemahaman Pelaporan

SPT Tahunan

Pajak

Penghasilan

Pasal 21.

C. Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan di bagian pajak PT. Cerah Sinergi Sejahtera yakni bagian

perhitungan pajak penghasilan pasal 21. Bagian perhitungan pajak pasal 21 yang setiap

akhir bulannya menghitung pajak atas gaji karyawan dan tunjangan lain-lain, memotong pajak

penghasilan dan melaporkan pajak penghasilan pasal 21 dengan mengunakan e-SPT.

Bagian pajak merupakan fungsi yang penting dan sangat berpengaruh terhadap

pemotongan pajak penghasilan pasal 21. Disamping itu juga bagian perhitungan pajak

penghasilan pasal 21 sebagai verifikasi data yang dikeluarkan oleh bagian HRD dalam

memproses gaji dan tunjangan lain- lain.

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

PT. Cerah Sinergi Sejahtera

Pajak Penghasilan Pasal 21

Perhitungan pajak penghasilan pasal 21

Pemotongan

pajak

penghasilan

pasal 21

Pelaporan pajak

penghasilan pasal 21

e-SPT

Page 21: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang di Gedung Bank

Sumsel Babel Lt 9, Jl. Gubernur H. Ahmad Basatri No. 7, Jakabaring, Palembang.

Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan pada Semester Genap 2014 / 2015.

B. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Menurut Arikunto (2005:88) sumber data adalah benda, hal atau orang tempat peneliti,

mengamati, membaca atau bertanya tentang data. Lebih lanjut dikatakan bahwa secara umum

sumber data ada 2 yaitu:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dan dikumpulkan langsung dari objek

yang diteliti. Data primer antara lain berupa sejarah singkat, struktur organisasi, uraian

tugas dan dokumen pendukung.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau

data yang sudah diolah (dipublikasikan) oleh badan/lembaga lain, yaitu dengan

membaca, mempelajari dan menganalisa literatur, buku-buku, majalah dan lain-lain

yang berhubungan dengan penulisan Penelitian ini.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder yaitu

dengan mengumpulkan dokumen pendukung yang digunakan dalam system penghitungan

dan pemotongan gaji, sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi dan uraian tugas

mengenai penggajian pada PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Page 22: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

22

1. Survei, yaitu mengumpulkan data dengan meminta responden karyawan.

2. Wawancara dengan teknik Indeks Interview, yaitu teknik pengumpulan data melalui tanya

jawab langsung dengan nara sumber (informan). Wawancara dilakukan kepada pejabat

dan petugas yang berwenang untuk mendapatkan informasi mengenai objek yang diteliti.

3. Studi pustaka, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengumpulkan data yang

bersumber dari buku-buku dan literatur, artikel di internet untuk digunakan sebagai kajian

teoritis pada penelitian ini.

4. Observasi langsung, yaitu data diperoleh melalui pengamatan langsung di lapangan

terhadap kegiatan yang akan diteliti.

5. Dokumentasi, yaitu catatan dan dokumen yang digunakan dalam PT. Cerah Sinergi

Sejahtera Palembang.

C. Populasi, Sampel dan Sampling

Menurut Sugiyono (2008:115) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari

objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakeristik tertentu yang diterapkan oleh

peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi dalam penelitian ini

adalah perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 PT. Cerah Sinergi Sejahtera

Palembang sejak berdiri 2011 sampai dengan 2014.

Terkait dengan sampel, Sugiyono (2008:116) menyatakan bahwa “sampel adalah

bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sampel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal

21 atas gaji karyawan tetap yang berstatus tidak kawin, kawin anak satu, kawin anak dua dan

kawin anak tiga pada PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang.

Sampling yang digunakan adalah dengan menggunakan metode proporsive

sampling (sampel bersifat tidak acak) karena dalam teknik proporsive sampling ini sudah

diterapkan terlebih dahulu bagaimana yang akan dijadikan dalam penelitian ini yaitu

dilakukannya dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata random atau

daerah tetapi berdasarkan atas adanya tujuan tertentu dan dilakukannya karena beberapa

pertimbangan diantaranya adalah populasi yang dipilih untuk dijadikan sampel dapat dipilih

sedemikian rupa menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan sehingga akan relevan

dengan rancangan penelitian.

Page 23: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

23

D. Rancangan Penelitian

Penelitian yang ilmiah pada dasarnya merupakan suatu usaha untuk mengungkapkan

fenomena yang terjadi pada perusahaan secara sistematik, empiris dan kritis. Mengacu pada

batasan di atas dan sesuai dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka rancangan

dalam penelitian ini adalah dengan cara mengadakan perbandingan antara kondisi yang ada

dalam perusahaan dengan teori-teori yang mendukungnya.

Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Menurut

Sugiono (2008 : 146), instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

fenomena alam maupun sosial yang diamati. Dalam penelitian ini alat yang digunakan untuk

mengumpulkan data adalah buku catatan yaitu dengan cara mempelajari dan meneliti buku-

buku dan catatan-catatan perusahaan yang berhubungan dengan penelitian ini. Serta

melakukan tanya jawab dengan pimpinan perusahaan dan staff karyawan PT. Cerah Sinergi

Sejahtera Palembang.

E. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari objek yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Adapun

variabel dan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada tabel

3.1

Tabel 3.1

Tabel Variabel dan Definisi Operasional

No Variabel Definisi Indikator

1 Perhitungan

Pajak

Penghasilan

21

Erly Suandy (2006:121) Perhitungan

PPh Pasal 21 dilakukan dengan

mengalikan penghasilan kena pajak

dengan tarif pajak. Penghasilan kena

pajak adalah penghasilan neto

dikurangi dengan penghasilan tidak

kena pajak.

o Penghasilan Bruto

o Penghasilan Kena

Pajak

o Tarif Pajak

Page 24: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

24

2 Pemotongan

Pajak

Penghasilan

21

Siti resmi (2014:179) pemotongan PPh

Pasal 21 adalah wajib pajak badan,

termasuk bentuk usaha tetap, yang

mempunyai kewajiban untuk

melakukan pemotongan pajak

penghasilan atas penghasilan

sehubungan dengan pekerjaan jasa dan

kegiatan orang pribadi.

o Gaji Pokok o PPh Pasal 21

terutang

o Take Home Pay

3 e-SPT Peraturan Direktur Jenderal Pajak

Nomor Per -14/PJ/2013, e-SPT adalah

SPT Pemotongan dalam bentuk

elektronik yang di buat oleh pemotong

PPh dengan menggunakan aplikasi e-

SPT yang disediakan oleh Direktoral

Jenderal Pajak

o Jumlah

Penerima

Penghasilan

o Jumlah

Penghasilan

Bruto

o Jumlah Pajak

Terutang

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mengatur ukuran data, mengorganisaikannya ke dalam

suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Sedangkan definisi lain analisis data diartikan

sebagai proses yang merinci usaha secara formal untuk menentukan tema dan merumuskan

hipotesis (ide) seperti yang disarankan dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan dan tema

pada hipotesis.

Menafsirkan dan menganalisis data dapat digunakan dua metode analisis yaitu :

1. Analisis kuantitatif;

Adalah analisis yang dilakukan terhadap data dalam bentuk angka untuk menerapkan

suatu penjelasan dari angka-angka tersebut.

2. Analisis Kualitatif;

Adalah metode menganalisis data yang bukan berupa angka-angka atau data yang

berbentuk penjelasan yang tidak dapat dinyatakan dalam bentuk angka- angka.

Teknik Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif

dan teknik analisis kualitatif, yaitu menggolongkan data menguraikan secara deskriptif hasil

penelitian yang dilakukan, serta mengambil suatu kesimpulan yang bersifat kualitatif dengan

mendasarkan pada teori dalam sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal

21.

Page 25: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

25

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

Pertumbuhan ekonomi Indonesia sangat pesat sampai ke seluruh daerah terasa

pertumbuhannya, dapat dilihat dari banyak pembangunan infrastruktur dan gedung-gedung

diseluruh wilayah terutama di kota-kota besar. Gedung-gedung yang telah beroperasi

memerlukan perawatan yang terencana baik dari equipment gedung yang semakin canggih,

kenyamanan, keindahan, kebersihan, perawatan taman maupun keamanan dari gedung

tersebut.

Pada hari Rabu tanggal 24-4-2012 (Dua Puluh Empat April Dua Ribu Dua Belas).

Tuan Insinyur John Isman, Tuan Syamsul Muhdi, Tuan Umar Chotob adalah perwakilan

dari yayasan kesejahteraan pegawai Bank Sumsel Babel. Tuan Junaidi Azhari, Tuan Ahmad

Azhari, dan Tuan Haji Takorori Husni adalah perwakilan dari Koperasi Cermat Bank

Sumsel Babel mendirikan sebuah perseroan terbatas yang diberi nama PT. Cerah Sinergi

Sejahtera.

PT. Cerah Sinergi Sejahtera adalah suatu perusahaan yang bergerak dibidang

maintenance atau pemeliharaan pada bangunan sebagai gabungan dari tindakan teknis dan

administrative untuk mempertahankan dan memulihkan fungsi bangunan sebagaimana yang

telah direncanakan sebelumnya.

PT. Cerah Sinergi Sejahtera telah mengelola gedung-gedung yang ada di Palembang

antara lain gedung Bank Sumsel Babel kantor pusat, gedung Bank Sumsel Babel Cabang

Indralaya, gedung Bank Sumsel Babel cabang Pangkal Pinang dan gedung Universitas Bina

Darma Kampus Utama. PT. Cerah Sinergi Sejahtera selain maintenance atau pemeliharaan

pada bangunan gedung Bank Sumsel Babel Kantor Pusat juga melakukan sewa menyewa

ruangan yang mana sekarang telah ada penyewa antara lain PT. Garuda Indonesia, PT.

Assalam Madinah Tour and Travel, PT. Aneka Tambang, PT. Sinergy Informasi Pratama, PT.

Dayamitra Telekomunikasi, Perusahaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Ulu Minyak Gas

Bumi, PT. Swadharma Duta Data, PT. Huawei Tech Investment, PT. Tugu Pratama

Indonesia, dan PD. Pertambangan Dan Energi.

Tujuan dibentuknya perusahaan ini atas dasar ikut berperan serta dalam peningkatan

keberhasilan pemeliharaan suatu bangunan dan memulihkan fungsi bangunan agar tercipta

Page 26: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

26

kenyamaan, keamanan penghuninya, memepertahankan kinerja dan efisiensi energi

equipment gedung serta menciptakan nilai properti yang optimal.

B. Visi dan Misi Perusahaan

Visi dari PT. Cerah Sinergi Sejahtera adalah menjadi pemain berpengaruh di building

management di Indonesia, dengan profesionalisme menajemen sumber daya manasia,

serta kemitraan jangka panjang seluruh skakeholder.

Misi PT Cerah Sinergi Sejahtera Adalah :

1. Memberikan layanan dan kualitas produk yang prima, melalui strategi customer

intimacy.

2. Memberikan lingkungan kerja yang positif untuk berkembang bagi karyawan.

3. Memberikan nilai yang tinggi bagi pemegang saham, melalui pengelolaan sumber

daya yang professional.

4. Menjadi mitra kerja yang bersinergi positif.

C. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Pada dasarnya suatu organisasi memerlukan adanya pengawasan, pengelohan yang

baik dan memadai untuk membantu kelancaran aktivitas perusahaan. Pengelolaan yang

dimaksud dari suatu organisasi perusahaan adalah adanya struktur organisasi. Struktur

organisasi dapat menujang tercapainya tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh laba yang

diharapkan dan menjaga kelangsungan hidup perusahaan.

Organisasi adalah kumpulan orang yang berinteraksi dan bekerja sama untuk

mencapai tujuan tertentu melalui usaha-usaha yang dijalankannya. Seorang pemimpin

perusahaan yang baik harus menyadari agar bawahannya dapat bekerja sesuai dengan

wewenang dan bertanggung jawab sesuai dengan tugas yang diberikan kepadanya, serta

dibutuhkan suatu struktur organisasi yang jelas. Struktur organisasi adalah merupakan

gambaran secara sistematis tentang hubungan kerjasama dari orang-orang yang

menggerakkan organisasi sehingga tercapai fungsi-fungsi manajemen, tugas, wewenang

dan tanggung jawab setiap orang yang duduk dalam struktur organisasi tersebut.

Struktur organisasi yang baik adalah yang dapat menjelaskan dari susunan berbagai

fungsi-fungsi yang terdapat dalam perusahaan, karena ia merupakan gambaran skematis

tentang hubungan dan kerjasama antara orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Page 27: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

27

Dengan adanya struktur organsasi yang jelas, tiap bagian akan mengetahui fungsi masing-

masing dan bekerja sama dengan baik sesuai dengan keahlian dan kemampuannya. Untuk

lebih jelas pembagian tugas tersebut dapat kita perhatikan dalam struktur organisasi di

halaman berikut.

Page 28: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

28

Gambar 4.1

Struktur Organisasi PT. Cerah Sinergi Sejahtera

Direktur

General Manager

Purchasing Finance HRD & GA Accounting Building

A

d

m

.

Purchasing

Strore

Kepper

Billing Kasir General

Leader

Tax Engineering HKS

HRD GA TR Civil Electrical

Mechanical

Sumber : PT. Cerah Sinergi Sejahtera Tahun 2014

Page 29: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

29

Untuk lebih jelasnya, berikut ini dijelaskan uraian tugas dan tanggung jawab

untuk masing-masing bagian pada :

1. Direktur

Direktur adalah seseorang yang yang ditunjuk untuk memimpin perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab dari direktur :

a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan.

b. Merencanakan dan menyusun program kegiatan perusahaan.

c. Menyetujui dan menandatangani kontrak perjanjian serta surat penting

perusahaan.

d. Menerbitkan kebijakan-kebijakan perusahaan.

e. Menyetujui anggaran perusahaan.

f. Menyampaikan laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

2. General Manager

General manager adalah manajer yang memiliki tanggung jawab kepada seluruh bagian

/ fungsional pada suatu perusahaan.

Tugas dan tanggung jawab General Manager :

a. Memimpin dan mengendalikan kegiatan perusahaan bersama direktur.

b. Merencanakan dan menyusun program kerja perusahaan bersama direktur.

c. Menyetujui dan menandatangani kontrak perjanjian serta surat penting

perusahaan.

d. Membuat anggaran perusahaan.

e. Membuat laporan kepada pemegang saham atas kinerja perusahaan.

3. Purchasing (Pembelian)

Purchasing adalah suatu proses penemuan sumber dan pemesanan barang, jasa dan

perlengkapan.

Tugas dan tanggung jawab dari Purchasing :

a. Pembuatan perkiraan harga dilakukan pada formulir permintaan

b. Pembelian digunakan untuk :

- Sebagai contoh budget.

- Sebagai dari purchasing negosiasi untuk barang-barang yang belum pernah

dibeli.

Page 30: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

30

- Memastikan evaluasi supplier/kontraktor dilaksanakan sesuai dengan periode

yang ditetapkan.

c. Melaksanakan semua pembelian barang yang akan digunakan untuk operasional

pengelolaan gedung.

d. Negosiasi atau renegosiasi serta mengelola kontrak dengan pemasok, vendor, dan

perwakilan lainnya.

e. Membeli barang berkualitas tertinggi dengan harga yang kompetitif dan dalam jumlah

yang benar.

f. Melakukan penelitian dan mengevaluasi supplier berdasarkan harga, kualitas,

seleksi, layanan, dukungan, ketersediaan, keandalan, produksi dan kemampuan

distribusi, serta sejarah dan reputasi supplier.

g. Menganalisis proposal harga, laporan keuangan, dan data lainnya dan informasi

untuk menentukan harga yang wajar

4. Administrasi Purchasing

Administrasi purchasing adalah suatu proses membantu penemuan sumber dan

pemesanan barang, jasa dan perlengkapan. Tugas dan tanggung jawab dari admninistrasi

purchasing :

a. Melakukan kegiatan administrasi rutin purchasing.

b. Menjalankan sistem filling yang baik terhadap seluruh dokumen di Puchasing seperti

: PO, PR , dokumen kontrak kerja dengan pihak ke 3 dan dokumen–dokumen kerja

lainnya.

c. Membantu untuk penawaran dalam memenuhi permintaan pembelian.

d. Mengkontrol atas jatuh tempo perjanjian kontrak kerja dengan pihak ke 3.

e. Membuat daftar belanja dan budget untuk biaya pembelanjaan. f. Merekapitulasi

daftar belanja dan realisasi pembelian.

f. Membuat SPK (Surat Perintah Kerja).

g. Membuat bidding sebagai lanjutan dari penawaran

h. Membuat evaluasi dan laporan supplier dan kontraktor.

5. Stock kepper

Stock kepper adalah suatu proses keluar dan masuknya barang yang diperlukan

dan menyimpan barang tersebut apabila belum di gunakan. Tugas dan tanggung jawab

dari Stock kepper :

Page 31: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

31

a. Memastikan ketersediaan stock barang di gudang

b. Menerima, mengecek setiap barang masuk ke gudang sesuai dengan permintaan

barang, meliputi : jumlah, spesifikasi.

c. Mengatur, menata tempat penyimpanan barang berdasarkan nama barang.

d. Melakukan stock opname barang setiap hari untuk memastikan kondisi stock,

sehingga perlu diputuskan untuk permintaan pembelian barang

e. Memastikan keadaan barang di gudang dalam keadaan baik.

f. Menjaga kebersihan dan kerapian barang dan ruangan gudang.

g. Menjaga keutuhan barang / tidak rusak.

h. Mengatur tata letak barang agar mudah dihitung dan diperiksa.

i. Koordinasi dengan departemen lain.

j. Mengkoordinasikan dengan departemen terkait untuk menentukan stock minimum

barang.

k. Mengadakan koordinasi dengan departemen Finance & Accounting untuk

mengadakan stock opname barang minimal 6 (enam) bulan satu kali.

6. Finance (Keuangan)

Finance adalah suatu proses yang berhubungan dengan pengeluaran dan pemasukan

uang perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari finance :

a. Menerima seluruh pemasukan baik cash, giro ataupun cek.

b. Mengeluarkan dana yang telah disetujui oleh atasan.

c. Membuat laporan keuangan setiap harinya.

d. Bertanggung jawab terhadap petty cash perusahaan

e. Melakukan dan pertanggung jawab atas input pembayaran ke program dari transaksi

yang terjadi.

f. Rekonsiliasi penerimaan antara rekening koran bank dan kas.

g. Menjalankan tugas yang diberikan oleh atasan yang berhubungan dengan

pekerjaan finance & accounting.

7. Billing

Billing adalah suatu proses yang mengurusi pembuatan invoice, penagihan pendapatan

suatu perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari piutang :

Page 32: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

32

a. Memeriksa, mencatat, menjurnal voucher dan melengkapinya dengan fotokopi faktur

pajak dan bukti potong pajak penghasilan dan kemudian mengkonfirmasikannya ke

bagian pembelian atau supplier bila perlu.

b. Merekap penerimaan harian.

c. Melakukan penagihan service charge, work request, utility, sinking fund.

d. Menulis cek atau giro untuk pembayaran kepada supplier.

e. Membuat surat deposito dan mencairkan deposito.

f. Memonitor saldo di bank.

g. Membuat rekapitulasi service charge dan utility.

h. Meng-input data pembayaran.

i. Membuat faktur pajak, laporan kwitansi keluar, invoice service charge dan utility,

invoice work request dan sewa menyewa, membuat surat peringatan kepada tenant

yang belum melunasi tunggakan dengan persetujuan atasan.

8. Kasir

Kasir adalah suatu proses yang mengurusi pengeluaran dan pendapatan suatu

perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari kasir :

a. Melakukan pembayaran.

b. Membuat dan melaporkan laporan harian kas dan bank.

c. Menerima pembayaran dari pihak ketiga.

d. Menerima sewa dan sumbangan/bantuan.

e. Melakukan stock opname kas harian/bank dan melakukan crosscheck kebenaran

laporan.

f. Bertanggung jawab atas kekurangan posisi kas.

g. Membuat rekonsiliasi bank bulanan.

9. HRD (Human Resource Development) & GA (General Affair)

HRD (Human Resource Development) & GA (General Affair) adalah suatu proses

yang bertanggung jawab untuk menerima dan menempatkan karyawan, serta menangani

masalah yang dihadapi karyawan dan umum. Tugas dan tanggung jawab dari HRD

(Human Resource Development) & GA (General Affair) :

a. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

b. Melaksanakan proses seleksi dan rekrutmen karyawan sesuai dengan kebutuhan

organisasi badan pengelola.

Page 33: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

33

c. Mengusulkan dan melaksanakan kebijakan manajemen seperti rotasi, mutasi,

promosi, evaluasi kinerja karyawan, surat peringatan 1, 2, 3 dan PHK (Pemutusan

Hubungan Kerja).

d. Mempersiapkan rencana, pelaksanaan dan evaluasi training karyawan.

e. Mengatur hubungan kerja karyawan dengan perusahaan, seperti penetapan :

peraturan perusahaan, surat kontrak, dan lain – lain.

f. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas–tugas administrasi.

g. Membuat dan menganalisa laporan kinerja bulanan departemen HRD & GA.

h. Menerapkan, mereview dan mengambil tindakan yang efektif terhadap sistem

prosedur yang berlaku di departemen HRD & GA.

i. Pengawasan administrasi kepersonaliaan, termasuk payroll.

j. Mengitung gaji dan tunjangan lain karyawan.

k. Menangani general affair

l. Melakukan pendataan dan pemeriksaan inventaris peralatan kantor.

m. Menjaga kelengkapan dan pembaharuan perizinan.

n. Membina hubungan baik dengan instansi terkait seperti pengadilan, kejaksaan,

kepolisian, dan pemda setempat.

o. Mewakili perusahaan dalam menangani masalah – masalah hukum.

10. HRD (Human Resource Development)

HRD (Human Resource Development) adalah suatu proses menangani berbagai

menangani berbagai masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan

tenaga kerja lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan dalam

mencapai tujuan yang telah ditentukan. Tugas dan tanggung jawad dari HRD (Human

Resource Development) :

a. Mempersiapkan dan meng-up date kelengkapan data administrasi karyawan.

b. Mempersiapkan kelengkapan data karyawan yang akan diikut sertakan pada program

training.

c. Membuat laporan absensi karyawan.

d. Membuat laporan lembur karyawan.

e. Mem-file arsip dan dokumen kepersonalian.

f. Mengkoordinasikan pengajuan dan pelaksanaan training karyawan.

11. GA (General Affair)

Page 34: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

34

GA (general affair) adalah suatu proses yang bertugas untuk mendukung perusahaan

dalam menjalankan operasionalnya dengan mengurusi segala urusan rumah tangga

perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari GA (general affair) :

a. Mengurus pengadaan bensin mobil operasional.

b. Mengurus kasbon dan kas kecil untuk biaya operasional.

c. Memproses pengadaan ATK (Alat Tulis Kantor) dan

pendistribusiaannya ke seluruh bagian.

d. Memproses perbaikan barang inventaris perusahaan yang rusak.

e. Melaporkan masalah yang tidak bisa diatasi sendiri kepada atasan.

f. Mengurus kendaraan operasional dan HT (sarana operasional).

g. Membuat laporan bulanan mengenai inventaris kantor dan ATK.

h. Membantu mengurus perizinan yang diperlukan perusahaan.

12. TR (Tenant Relation)

TR (tenat relation) adalah suatu proses menjembatin antara penghuni dengan badan

pengelola, dengan kata lain sebagai perwakilan penguni dibadan pengelola. Tugas dan

tanggung jawab dari TR (Tenant Relation) :

a. Melakukan dan koordinasi untuk penelitian / survey terhadap kepuasan pelanggan

mengenai hasil pengelolaan gedung.

b. Memonitor hasil penanganan keluhan dan permintaan kerja dari pihak tenant.

c. Melakukan negosiasi dalam memecahkan masalah setiap keluhan dari tenant.

d. Menjalin hubungan baik dengan tenant dan pengunjung.

e. Melakukan follow – up ke departemen terkait untuk penyelesaian keluhan

pelanggan / tenant sampai tuntas.

f. Memberikan feed back kepada pelanggan / tenant apabila keluhan belum bisa

diselesaikan.

g. Memberikan penjelasaan atas pertanyaan–pertanyaan dari tenant.

13. Accouting

Accouting adalah suatu proses pencatatan transaksi hingga menjadi laporan

keuangan perusahaan. Tugas tanggung jawab dari accouting :

a. Membuat inventarisasi dan dokumentasi atas semua transaksi, asset perusahaan dan

dokumen.

b. Membuat dan menganalisa laporan kerja bulanan.

Page 35: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

35

c. Memonitor keseimbangan antara cash-in-flow dengan cash-out-flow.

d. Me-review laporan keuangan.

e. Memonitor reaslisasi budget.

f. Memastikan tersedianya data dan informasi yang akurat yang berkaitan dengan kondisi

keuangan kepada general manager dan direksi.

g. Memeriksa pajak penghasilan pasal 21, pajak penghasilan pasal 23, pajak

penghasilan pasal 25, pajak penghasilan pasal 4 ayat 2 dan PPn (Pajak Pertambahan

Nilai).

h. Membuat laporan pajak penghasilan badan (PPh Pasal 29)

14. General leadger

General leadger adalah suatu proses yang memuat semua jurnal-jurnal didalam

perusahaan. Tugas dan tanggung jawab dari bagian general leadger :

a. Menjurnal pencadangan pendapatan dan biaya bulan berjalan (Accrual):

- Pendapatan perusahaan

- Biaya-biaya perusahaan

- Biaya-biaya yang memiliki perjanjian dengan pihak ke 3

- Biaya-biaya operasional rutin perusahaan

b. Menjurnal hutang atas pembelian yang telah terealisasi.

c. Menjurnal AJP (Ayat Jurnal Penyesuaian):

- AJP atas penyusutan.

- AJP atas pemakaian Stock.

- AJP atas pendapatan diterima dimuka. AJP atas beban dibayar dimuka.

d. Memeriksa laporan stock sesuai dengan bukti-bukti penerimaan dan pengeluaran

barang dan bukti pendukung lainnya :

- Stock ATK.

- Stock solar.

- Stock Material.

- Stock Ex Proyek.

- Laporan Perkakas dan Tool.

e. Stock Opname secara berkala.

f. Menginput data voucher penerimaan dan pengeluaran

- Pengeluaran dan penerimaan kas.

- Pengeluaran dan penerimaan bank.

Page 36: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

36

g. Membuat daftar penyusutan aktiva tetap.

h. Filling dan pengarsipan.

15. Tax

Tax adalah suatu proses yang memuat semua pajak di perusahaan. Tugas dan

tanggung jawab bagian tax :

a. Membuat tabel control pajak penghasilan pasal 21

b. Merekap pajak atas transaksi bulan sebelumnya.

c. Menghitung, membuat, melaporkan Pajak Penghasilan diantaranya :

- Pajak Penghasilan Pasal 21.

- Pajak Penghasilan Pasal 23.

- Pajak Penghasilan Pasal 25.

- Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat 2.

- Pajak Pertambahan Nilai.

d. Menghitung PPh 21 atas gaji karyawan.

e. Membuat SSP (surat setoran pajak) dan permintaan pembayaran.

f. Mengontrol pembayaran pajak.

g. Membuat SPT (Surat Pemberitahuan) dan surat –surat ke KPP (Kantor Pelayanan

Pajak).

h. Melaksanakan administrasi perpajakan sesuai dengan peraturan perundang-

undangan perpajakan.

16. Building

Building adalah suatu proses dalam megelola dan menagani hal-hal yang berkaitan

dengan engineering maintance gedung, kebersihan gedung dan keamanan gedung. Tugas

dan tanggung jawab dari building :

a. Merencanakan, mengkoordinasikan, mengevaluasi dan menawarkan solusi dalam

pengoperasian bisnis property.

b. Menyusun dan mempresentasikan laporan kegiatan bulanan secara akurat dan aktual.

c. Mengatur dan memonitor kegiatan administratif dan operasional sehari–hari.

d. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, kompak dan teratur melalui sistim dan

prosedur kerja yang ditetapkan.

e. Memahami dan menjabarkan kebijakan–kebijakan yang telah ditetapkan

klien di dalam rencana kerja manajemen gedung.

Page 37: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

37

f. Memastikan pelaksanaan program house keeping berjalan dengan baik.·

g. Mengkoordinasikan dan memastikan terlaksananya unsur keamanan dan

keselamatan di daerah kerja secara profesional.

h. Melaksanakan program pelatihan staff dalam rangka membangun tim pengelolaan

gedung yang profesional.

i. Menjalankan tugas-tugas lain sesuai permintaan klien atau permintaan divisi/atasan.

j. Menyusun bersama owner peraturan penghuni gedung (house rules) Merencanakan,

mengkoordinasi dan melaksanakan latihan evakuasi setiap setahun sekali dengan

melibatkan penghuni gedung.

17. Engineering

Engineering adalah suatu proses dalam melindungi aset / pemilik gedung. Tugas

dan tanggung jawab dari Engineering :

a. Membuat perencanaan sistem Maintenance dan Operasional :

- Menyusun rencana kerja dan anggaran tahunan untuk kebutuhan Engineering.

- Membuat perencanaan penghematan biaya/operasional.

- Membuat jadwal sistem on/off equipment dan perawatan rutin dari setiap

peralatan dan bangunan.

- Membuat rencana modifikasi/up-grading dan penyempurnaan sistem serta

sarana bangunan.

- Membuat perencanaan jadwal inspeksi rutin tahunan mengenai kelayakan

penggunaan sarana dan fasilitas bangunan.

b. Memastikan penanganan keluhan dari tenant :

- Memastikan bahwa semua keluhan dari tenant/pelanggan telah diselesaikan

dengan baik dan cepat.

- Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi biaya operasional pengelolaan

peralatan dan gedung.

c. Tindakan perbaikan atas operasional dan maintenance :

- Memonitor dan mengambil tindakan terhadap hasil pelaksanaan kegiatan

operasional, preventive dan repair maintenance.

- Mengevaluasi dan mengambil tindakan terhadap pemakaian energi per bulan.

- Membuat dan menganaliasa laporan kinerja bulanan engineering.

d. Pengawasan Kontraktor / Subkontraktor :

Page 38: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

38

- Koordinasi dengan pihak subkontraktor dan kontraktor untuk mendukung

tercapainya tugas pemeliharaan gedung.

- Mengevaluasi dan mengambil tindakan terhadap pelaksanaan pekerjaan

kontraktor sesuai dengan perjanjian yang telah ditetapkan.

18. Civil

Civil adalah suatu proses dalam melindungi aset / pemilik gedung di bidang sipil.

Tugas dan tanggung jawab dari civil :

a. Melakukan perawatan pemeliharaan gedung dan alat-alat yang ada di lingkungan

pekerjaaan secara rutin sesuai jadwal yang ditetapkan.

b. Perbaikan Celling / Flapon.

c. Perbaikan pintu – pintu.

d. Perbaikan toilet – toilet yang rusak.

e. Perbaikan saluran – saluran yang mampet

19. Electrical

Electrical adalah suatu proses dalam melindungi aset / pemilik gedung di bidang

listrik. Tugas dan tanggung jawab dari electrical :

a. Melakukan perawatan pemeliharaan gedung dan alat–alat listrik yang ada di

lingkungan pekerjaaan secara rutin sesuai jadwal yang ditetapkan.

b. Perbaikan sistem elektrical alat angkut dan angkat.

c. Perbaikan lampu dan instalasi kabel.

d. Perbaikan sistem electrical pompa .

e. Perbaikan sistem electrical pendingin.

20. Mechanical

Mechanical adalah suatu proses dalam melindungi aset / pemelik gedung di bidang

mesin. Tugas dan tanggung jawab dari mechanical :

a. Melakukan perawatan pemeliharaan mesin dan peralatan mekanis yang ada di

lingkungan pekerjaaan secara rutin sesuai jadwal yang ditetapkan.

b. Perbaikan peralatan pendingin.

c. Perbaikan power house (Genset)

d. Perbaikan pompa .

e. Perbaikan mekanis alat angkut dan angkat

Page 39: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

39

21. HKS (House Keping & Securty)

House Keping dan security adalah suatu proses dalam kebersihan dan keamana

gedung. Tugas dan tanggung jawab dari HKS (House Keping & Securty) :

a. Mengoreksi dan menyetujui rencana kerja bulanan, rencana kerja harian, sub

kontraktor.

b. Memeriksa dan mengevaluasi hasil pekerjaan dari sub kontraktor atas dasar standard

dan sistem prosedur yang telah disepakati.

c. Memeriksa performance pekerja dari outsource meliputi jumlah tenaga kerja,

kemampuan teknis.

d. Mengevaluasi dan follow up terhadap permasalahan / penyimpangan hasil kerja dari

sub kontraktor atas dasar standard dan sistem kerja yang berlaku.

e. Melakukan stock opname peralatan minimal 1 bulan sekali dan mengacu pada

kontrak kerja yang telah disepakati.

f. Melakukan inspeksi setiap penerimaan material dari subkontraktor.

g. Melakukan stock opname material minimal 1 bulan sekali untuk membandingkan

dengan jumlah dan spesifikasi material yang terdapat dalam kontrak yang disepakati.

h. Membuat laporan dan check list hasil pengawasan subkontraktor.

i. Menginformasikan kerusakan sarana-sarana gedung ke departemen terkait.

j. Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan ke departemen terkait yang belum terdapat

dalam rencana kerja bulanan dan rencana kerja harian.

B. Sistem Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Gaji

Karyawan di PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang

Sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 merupakan salah

satu bagian yang sangat penting di dalam rangkaian pemotongan pajak penghasilan

pasal 21 yang di potong dari gaji karyawan. Sistem perhitungan dan pemotongan pajak

penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan di PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang :

1. Untuk menghitung pajak penghasilan pasal 21 atas gaji pegawai yang bersifat teratur,

terlebih dahulu dihitung seluruh penghasilan bruto yang diterima atau diperoleh

selama 1 (satu) bulan, yang meliputi seluruh gaji, segala jenis tunjangan dan

pembayaran teratur lainnya termasuk tunjangan makan, tunjangan transport, tunjangan

komunikasi, tunjangan jabatan, lembur dan tunjangan pembayaran sejenisnya.

Page 40: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

40

2. Premi Jaminan Kecelakaan kerja (JKK), Premi Jaminan Kematian (JK), Premi

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan premi asuransi lainnya yang dibayarkan

oleh perusahaan merupakan penghasilan bagi karyawan digabungkan atau dijumlah

dengan penghasilan bruto yang dibayarkan oleh perusahaan.

3. Selanjutnya dihitung penghasilan kena pajak dengan cara penghasilan bruto dikurangi

dengan biaya jabatan. Berdasarkan Peraturan Jenderal Pajak PER 31/PJ/2012 biaya

jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan pemotongan

pajak penghasilan ditetapkan sebesar 5% dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya

Rp. 6.000.000,- (enam juta rupiah) setahun atau Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah)

sebulan.

4. Premi jaminan Hari Tua (JHT) yang dipotong dari penghasilan karyawan merupakan

pengurangan dari penghasilan bruto.

5. Selanjutnya dihitung penghasilan bruto setahun, yaitu jumlah penghasilan bruto

sebulan dikali 12 (dua belas) atau dikali penghasilan sebulan dengan banyaknya bulan

sejak pegawai yang bersangkutan mulai berkerja sampai dengan bulan Desember.

6. Penghasilan Kena Pajak (PKP) dihitung dengan cara penghasilan neto setahun dikurang

dengan penghasilan tidak kena pajak (PTKP). Besarnya penghasilan tidak kena pajak

sebagai berikut :

a. Tidak Kawin dan tanpa tanggungan (TK/0) : Rp. 24.300.000,-

b. Tidak Kawin dan satu tanggungan (TK/1) : Rp. 26.325.000,-

c. Tidak Kawin dan dua tanggungan (TK/2) : Rp. 28.350.000,-

d. Tidak Kawin dan tiga tanggungan (TK/3) : Rp. 30.375.000,-

e. Kawin dan tanpa tanggungan (K/0) : Rp. 26.325.000,-

f. Kawin dan satu tanggungan (K/1) : Rp. 28.350.000,-

g. Kawin dan dua tanggungan (K/2) : Rp. 30.375.000,-

h. Kawin dan tiga tanggungan (K/3) : Rp. 32.400.000,-

7. Selanjutnya dihitung penghasilan kena pajak sebagai dasar penerapan tarif pasal 17 ayat

(1) huruf a undang-undang pajak penghasilan.

8. Setelah diperoleh pajak penghasilan terutang dengan menerapkan tarif pasal 17 ayat (1)

huruf a undang-undang pajak penghasilan, selanjutanya dihitung pajak penghasilan pasal

21 sebulan dengan cara membagi 12 (dua belas) atau dibagi banyaknya bulan sejak

pegawai yang bersangkutan mulai berkerja sampai dengan bulan Desember.

Page 41: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

41

9. Setalah mendapatkan pajak penghasilan terutang satu bulannya, yang harus dipotong

dan/atau disetor ke kas negara sebelum tanggal 10 (sepuluh) masa pajak berikutnya

dengan membayar pajak terutang atas gaji/penghasilan yang di peroleh dari perusahaan.

Penyentoran pajak penghasilan dengan mengunakan surat setoran pajak (SSP).

10. Pelaporan pajak penghasilan pasal 21 sebelum tanggal 20 (dua puluh) masa pajak

berikutnya. Pelaporan pajak penghasilan pasal 21 mengunakan E-SPT (elektronik surat

pemberitahuan) sesuai dengan peraturan Direktur Jenderal Pajak nomor Per

14/PJ/2013 sebagai berikut :

a. Setelah mendapatkan pajak penghasilan terutang satu bulannya, kemudian pilih

aplikasi E-SPT pajak penghasilan pasal 21 lalu pilih menu buat SPT baru.

Kemudian masukkan SPT yang akan dibuat dengan mengklik bulannya setelah itu

buat SPT.

b. Tahapan selanjutnya masuk ke menu isi SPT lalu pilih daftar pemotongan pajak 1721-

I kemudian pilih satu masa pajak.

c. Setelah tampilan tabel daftar pemotongan pajak bulanan terbuka pilih menu tambah,

masukan NPWP karyawan, Nama karyawan, kode objek pajak, jumlah penghasilan

bruto dan pajak penghasilan pasal 21 dipotong.

d. Setalah itu simpan, lanjutkan input data karyawan yang lainnya.

e. Untuk mengisi SSP (Surat Setoran Pajak) yang sudah dibayarkan pada aplikasi E-

SPT pajak penghasilan pasal 21 gunakan menu isi SPT pilih daftar SSP, pilih tambah.

Setelah masuk pada tabel input ssp/pbk (surat setoran pajak / pemindahan buku) isilah

kode akun pajak dengan memilih salah satu yang telah sediakan. Pilih kode jenis

setoran, tanggal ssp kemudian masukan nomor NTPN (Nomor Transaksi

Penerimaan Negara) dan jumlah pajak penghasilan pasal 21 disetor setelah itu simpan.

f. Setelah data telah diinput semua untuk melihat tampilan E-SPT masuk kembali ke

menu isi SPT pilih SPT Induk 1721. Pilih menu ab E (pernyataan dan tanda tangan)

pilih cetak untuk mencetak SPT dalam bentuk hardcopy.

g. Pada saat pelaporan ke kantor pelayanan pajak disimpan dalam softcopy dengan

cara memilih menu CSV kemudian pelaporan pilih bulan yang akan dilaporkan

kemudian pilih buat CSV.

Page 42: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

42

C. Perhitungan dan Pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 Antara PT Cerah Sinergi

Sejahtera Palembang dengan Peraturan Perpajakan.

Perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong oleh PT. Cerah Sinergi

Sejahtera Palembang sudah sesuai dengan peraturan undang-undang perpajakan no. 36 tahun

2008. Berikut ini contoh perhitungan pajak penghasilan pasal 21.

1. Suhermansyah karyawan tetap dengan status menikah mempunyai anak 3 (tiga) dan

dipotong Jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji pokok, bekerja dibulan januari 2014

dengan memperoleh penghasilan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut :

a. Gaji Pokok : Rp. 49.800.000,-

b. Tunjangan makan dan transport : Rp. 5.662.500,-

c. Lembur : Rp. 491.763,-

d. Tunjangan keselamatan kerja : Rp. 94.920,-

e. Tunjangan kematian : Rp. 149.400,-

f. Tunjangan asuransi kesehatan : Rp. 8.832.500,-

Besarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan dalam satu tahun

menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, adalah sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 49.800.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 6.154.263

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 9.076.820

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 65.031.083

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 3.251.554

6. Iuran Pensiun Rp. 996.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 4.247.554

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 60.783.529

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 32.400.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 28.383.529

11. Pembulatan Rp 28.383.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 1.419.150

Page 43: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

43

Selanjutnya, perhitungan pajak penghasilan pasal 21 versi perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perhitungan menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008

a. Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 49.800.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 6.154.263

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 9.076.820

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 65.031.083

b. Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 3.251.554

6. Iuran Pensiun Rp. 996.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 4.247.554

c. Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 60.783.529

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 32.400.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 28.383.529

11. Pembulatan Rp 28.383.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 1.419.150

2. Budi, karyawan tetap dengan status menikah mempunyai anak 2 (dua) dan dipotong

Jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji pokok, bekerja dibulan januari 2014 dengan

memperoleh penghasilan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut :

Gaji Pokok : Rp. 60.000.000,-

Tunjangan makan dan transport : Rp. 5.912.500,-

Tunjangan komunikasi : Rp. 3.000.000,-

Lembur : Rp. 1.893.063,-

Tunjangan keselamatan kerja : Rp. 150.000,-

Tunjangan kematian : Rp. 180.000,-

Tunjangan asuransi kesehatan : Rp. 7.066.000,-

Besarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan dalam satu tahun

menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, adalah sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 60.000.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 10.805.563

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 7.396.000

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 78.201.563

Page 44: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

44

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 3.910.078

6. Iuran Pensiun Rp. 1.200.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 5.110.078

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 73.091.485

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 30.375.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 42.716.485

11. Pembulatan Rp. 42.716.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 2.135.800

Selanjutnya, perhitungan pajak penghasilan pasal 21 versi perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perhitungan menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008,

sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 60.000.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 10.805.563

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 7.396.000

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 78.201.563

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 3.910.078

6. Iuran Pensiun Rp. 1.200.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 5.110.078

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 73.091.485

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 30.375.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 42.716.485

11. Pembulatan Rp. 42.716.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 2.135.800

3. Ahmad, karyawan tetap dengan status menikah mempunyai anak 1 (satu) dan dipotong

Jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji pokok, bekerja di bulan Januari 2014 dengan

memperoleh penghasilan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut :

Gaji Pokok : Rp. 34.200.000,-

Tunjangan makan dan transport : Rp. 5.975.000,-

Page 45: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

45

Lembur : Rp. 535.405,-

Tunjangan keselamatan kerja : Rp. 85.080,-

Tunjangan kematian : Rp. 102.600,-

Tunjangan asuransi kesehatan : Rp. 4.680.000,-

Besarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan dalam satu tahun

menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, adalah sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 34.200.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 6.510.405

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 4.867.680

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 45.578.085

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 2.278.904

6. Iuran Pensiun Rp. 648.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 2.926.904

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 31.273.096

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 28.350.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 14.301.181

11. Pembulatan Rp. 14.301.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 715.050

Selanjutnya, perhitungan pajak penghasilan pasal 21 versi perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perhitungan menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun

2008, sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 34.200.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 6.510.405

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 4.867.680

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 45.578.085

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 2.278.904

6. Iuran Pensiun Rp. 648.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 2.926.904

Page 46: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

46

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 31.273.096

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 28.350.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 14.301.181

11. Pembulatan Rp. 14.301.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 715.050

4. Hendra, karyawan tetap dengan status menikah belum mempunyai anak dan dipotong

Jaminan hari tua sebesar 2 % dari gaji pokok, bekerja dibulan januari 2014 dengan

memperoleh penghasilan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut :

Gaji Pokok : Rp. 90.000.000,-

Tunjangan makan dan transport : Rp. 18.000.000,-

Tunjangan Jabatan : Rp. 24.000.000,-

Tunjangan Komunikasi : Rp. 6.000.000,-

Tunjangan keselamatan kerja : Rp. 160.200,-

Besarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan dalam satu tahun

menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, adalah sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 90.000.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 48.000.000

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 8.443.900

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 146.443.900

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 6.000.000

6. Iuran Pensiun Rp. 1.800.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 7.800.000

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 138.643.000

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 26.325.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 112.318.485

11. Pembulatan Rp. 112.319.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 11.847.850

Page 47: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

47

Selanjutnya, perhitungan pajak penghasilan pasal 21 versi perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perhitungan menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008,

sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 90.000.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 48.000.000

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 8.443.900

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 146.443.900

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 6.000.000

6. Iuran Pensiun Rp. 1.800.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 7.800.000

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 138.643.000

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 26.325.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 112.318.485

11. Pembulatan Rp. 112.319.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 11.847.850

5. Yanto, karyawan tetap dengan status belum menikah dan dipotong jaminan hari

tua sebesar 2 % dari gaji pokok, bekerja di bulan januari 2014 dengan memperoleh

penghasilan selama 1 (satu) tahun sebagai berikut :

Gaji Pokok : Rp. 46.800.000,-

Tunjangan makan dan transport : Rp. 5.662.500,-

Tunjangan keselamatan kerja : Rp. 97.920,-

Tunjangan kematian : Rp. 140.400,-

Tunjangan asuransi kesehatan : Rp. 1.766.500,-

Besarnya perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang dikenakan dalam satu tahun

menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang, adalah sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 46.800.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 5.662.500

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 2.004.820

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 50.809.640

Page 48: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

48

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 2.540.482

6. Iuran Pensiun Rp. 936.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 3.476.482

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 47.333.152

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 24.300.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 23.033.485

11. Pembulatan Rp. 23.033.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 1.151.650

Selanjutnya, perhitungan pajak penghasilan pasal 21 versi perusahaan tersebut

dibandingkan dengan perhitungan menurut undang-undang perpajakan No. 36 Tahun 2008,

sebagai berikut :

Penghasilan Bruto :

1. Gaji Pokok Rp. 46.800.000

2. Tunjangan dan honorarium lainnya Rp. 5.662.500

3. Premi Asuransi yang dibayar pemberi kerja Rp. 2.004.820

4. Jumlah penghasilan bruto (jumlah 1 s.d. 3) Rp 50.809.640

Pengurangan :

5. Biaya Jabatan Rp. 2.540.482

6. Iuran Pensiun Rp. 936.000

7. Jumlah pengurangan (5 + 6) Rp. 3.476.482

Perhitungan PPh pasal 21:

8. Penghasilan Neto (4 – 7) Rp. 47.333.152

9. Penghasilan tidak kena pajak Rp. 24.300.000

10. Penghasilan kena pajak Rp. 23.033.485

11. Pembulatan Rp. 23.033.000

12. PPh Pasal 21 yang terutang Rp. 1.151.650

Dalam sistem perhitungan pajak penghasilan pasal 21 terhadap penghasilan gaji

karyawan tetap, ternyata tidak ada perbedaan antara jumlah perhitungan pajak penghasilan

pasal 21 menurut PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang dibandingkan dengan perhitungan

menurut undang-undang perpajakan No. 36 tahun 2008 dan peraturan direktur jenderal pajak

nomor 31/PJ/2012.

Page 49: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

49

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji karyawan

PT. Cerah sinergi Sejahtera menggunakan dasar semua penghasilan yang di berikan

oleh PT. Cerah Sinergi Sejahtera berupa gaji pokok, tunjangan makan, tunjangan

transport, tunjangan lembur, tunjangan apapun yang diberikan merupakan objek

penambah dasar pengenaan pajak penghasilan pasal 21. Sistem perhitungan dan

pemotongan pajak penghasilan pasal 21 PT. Cerah Sinergi Sejahtera mengunakan

PTKP (penghasilan tidak kena pajak) sesuai PTKP yang berlaku pada tahun 2014.

Pelaporan pajak penghasilan pasal 21 pada PT. cerah Sinergi Sejahtera telah

menggunakan e-SPT (elektronik surat pemberitahuan) yang sesuai dengan

peraturan direktur jenderal pajak nomor Per 14/PJ/2013 tentang bentuk, isi, tata

cara penyampaian surat pemberitahuan masa pajak penghasilan pasal 21.

2. Dalam sistem perhitungan dan pemotongan pajak penghasilan pasal 21 atas gaji

karyawan PT. Cerah Sinergi Sejahtera telah melakukan perhitungan dan pemotongan

pajak penghasilan pasal 21 mengacu pada undang-undang pajak penghasilan No. 36

tahun 2008 dan keputusan direktorat jenderal pajak nomor per 31/PJ/2012.

B. Saran-saran

1. PT. Cerah Sinergi Sejahtera Palembang untuk lebih terus

mempertahankan dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perpajakan guna

menghindari masalah serta pelanggaran-pelanggaran dan tetap mengamati informasi-

informasi yang terbaru mengenai perubahan- perubahan terbaru yang diberlakukan

oleh menteri keuangan maupun direktorat jenderal pajak.

2. PT. Cerah Sinergi Sejahtera khususnya bagian keuangan akan jauh lebih baik jika

melampirkan cara perhitungan pajak beserta contohnya pada gaji karyawan, agar

karyawan bisa mengerti perhitungan pajak penghasilan pasal 21.

3. Perusahaan sebaiknya mengadakan pelatihan brevet atau mengundang KPP

(kantor pelayanan pajak) untuk melakukan penyuluhan agar karyawan benar-

benar paham tentang sistem perhitungan, pemotongan pajak penghasilan pasal 21 dan

pelaporan pajak penghasilan pasal 21 yang sesuai dengan peraturan undang-undang

perpajakan.

Page 50: Bidang Ilmu: Ekonomi LAPORAN HASIL PENELITIAN · jumlah pajak terutang PPh pasal 21. Yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana perhitungan pajak penghasilan pasal 21 dapat diterapkan

DAFTAR PUSTAKA

Anthony Robert N, Govindarajan Vijay, 2012, Management Control System,

Salemba Empat: Jakarta.

Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang, 2010, Pedoman qPenulisan

Penelitian dan Laporan Akhir, Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti

Palembang: Palembang.

Hartini Ria, 2009, Analisa Perhitungan dan Pelaporan Pajak penghasilan (PPh)

Pasal 21 Atas Gaji Pegawai Tetap Pada Kantor Balai Diklat Pekerjaan Umum

Wilayah VII Palembang: Palembang.

Mamang Sangadji Etta, Sopiah, 2010, Metodologi Penelitian, CV. Andi Offset:

Yoyagkarta.

Mardiasmo, 2011, Perpajakan, Edisi Revisi 2011, CV. Andi Offset: Yoyagkarta.

Mulyono Djoko, 2010, Panduan Brevet Pajak, CV. Andi Offset: Yoyagkarta.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba

Empat: Jakarta.

Panji Mandra Suandana Dwi, 2013, Analisis Perhitungan Pemotongan dan Pelaporan

Pajak Penghasilan (PPh) pasal 21 Atas Pegawai Negeri Sipil Pada Secretariat

Pemko Tebing Tinggi: Palembang.

Reeve James M, dkk., 2010, Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Salemba

Empat: Jakarta.

Resmi Siti, 2014, Perpajakan Teori dan Kasus, Edisi 8, Salemba Empat: Jakarta.

Rosdiana Haula, 2012, Pengantar Ilmu Pajak, PT. RajaGrafindoPersada: Jakarta.

Santoso Iman, Rahayu Ning, 2013, Corporate Tax Management, Ortax: Jakarta.

Sanusi Anwar, 2011, Metodologi Penelitian Bisnis, Salemba Empat: Jakarta.

Stice Earl K, Stice James D, Skousen K.Fred, 2011, Akuntansi Keuangan,

Salemba Empat: Jakarta.

Suandy Erly, 2006, Perpajakan, Edisi 2, Salemba Empat: Jakarta.

Suandy Erly, 2011, Hukum Pajak, Edisi 5, Salemba Empat: Jakarta.

Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta: Bandung.

Sugiyono, 2008, Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta: Bandung.

Waluyo, 2012, Akuntansi Perpajakan, Salemba Empat: Jakarta.

Widodo Arie dan Tim Redaksi Ortax, 2014, Susunan Dalam Satu Naskah, Ortax:

Jakarta.