Biaya Relevan

16
1 PENGERTIAN BIAYA RELEVAN Beberapa pendapat mengenai biaya relevan adalah sebagai berikut : Hansen and Mowen (2005, p.705) menyatakan : “Relevant costs are future costs that differ across alternatives. All decisions relate to the future; according only future costs can be relevant to decisions. However, to be relevant, a cost must not only be a future cost but must also differ from one alternative to another.” Blocher, Chen, Lin (2007, p.547) menjelaskan : Biaya relevan adalah biaya yang dikeluarkan pada masa yang akan datang; berbeda untuk setiap pilihan yang tersedia bagi pengambil keputusan. Biaya relevan dapat berupa biaya variabel maupun biaya tetap. Pada umumnya biaya variabel merupakan biaya yang relevan untuk pengambilan keputusan karena biaya tersebut berbeda di antara berbagai pilihan dan belum pasti akan terjadi. PENGERTIAN BIAYA DIFERENSIAL Salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan adalah dengan menggunakan konsep biaya relevan. Biaya relevan sendiri sebenarnya adalah suatu konsep baru untuk beberapa jenis biaya, yang di antaranya adalah biaya diferensial, yaitu biaya masa yang akan datang, yang

description

Menerangkan Konsep Biaya Relevan

Transcript of Biaya Relevan

Page 1: Biaya Relevan

1

PENGERTIAN BIAYA RELEVAN

Beberapa pendapat mengenai biaya relevan adalah sebagai berikut :

Hansen and Mowen (2005, p.705) menyatakan :

“Relevant costs are future costs that differ across alternatives. All decisions relate to the

future; according only future costs can be relevant to decisions. However, to be relevant,

a cost must not only be a future cost but must also differ from one alternative to

another.”

Blocher, Chen, Lin (2007, p.547) menjelaskan :

Biaya relevan adalah biaya yang dikeluarkan pada masa yang akan datang; berbeda

untuk setiap pilihan yang tersedia bagi pengambil keputusan. Biaya relevan dapat berupa

biaya variabel maupun biaya tetap. Pada umumnya biaya variabel merupakan biaya

yang relevan untuk pengambilan keputusan karena biaya tersebut berbeda di antara

berbagai pilihan dan belum pasti akan terjadi.

PENGERTIAN BIAYA DIFERENSIAL

Salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan untuk membantu manajemen dalam

mengambil keputusan adalah dengan menggunakan konsep biaya relevan. Biaya relevan sendiri

sebenarnya adalah suatu konsep baru untuk beberapa jenis biaya, yang di antaranya adalah

biaya diferensial, yaitu biaya masa yang akan datang, yang terpengaruh oleh suatu pengambilan

keputusan dari pemilihan berbagai alternatif. Beda antara dua atau lebih biaya relevan disebut

biaya diferensial (differential cost).

Mulyadi (2001, p.118) memberikan definisi sebagai berikut : Biaya diferensial adalah

biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu

pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya

tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan

keputusan. Dapat disimpulkan bahwa biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan

datang (future cost) karena berhubungan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut

Page 2: Biaya Relevan

2

masa yang akan datang. Fokus utama dari biaya diferensial adalah adanya perbedaan –

perbedaan yang muncul dari dua atau lebih alternatif yang ada. Perbedaan ini disebabkan adanya

perubahan tingkat aktivitas dari alternatif yang ada.

Peran Konsep Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Khusus

Biaya relevan sebagai konsep biaya, bermanfaat untuk memecahkan masalah – masalah yang

ada di perusahaan, khususnya yang dikenal dengan keputusan khusus (special decision).

Masalah khusus yang mungkin dihadapi perusahaan dan memerlukan analisis biaya relevan

yang tepat adalah sebagai berikut :

1. Membeli atau membuat sendiri

2. Keputusan Mengganti Aktiva Tetap

3. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus

4. Memproses produk lebih lanjut

5. Menghentikan atau melanjutkan segmen produk tertentu

Untuk kepentingan perencanaan laba dan pengambilan keputusan mengenai masalah khusus ini,

manajemen memerlukan informasi biaya menurut perilakunya. Oleh karena itu, digunakan

laporan laba rugi yang disusun dengan metode variabel costing dalam menganalisis biaya

relevan untuk menghentikan atau melanjutkan lini produk. Laporan laba rugi dengan metode

variabel costing lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perubahan volume

kegiatan.

(1) Keputusan membeli atau membuat sendiri (make or buy decission)

Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan meningkatkan

efisiensi. Sejarah telah mencatat bahwa bangkitnya industri di Jepang salah satu penyebabnya

adalah spesialisasi didalam produksi. Jika sebuah peruahaan mobil membuat sendiri seluruh

suku cadang dari mulai ban sampai dengan komponen2 kecil yang ada didalamnya tentunya

akan membuat harga pokok mobil itu sangat tinggi. Jepang terkenal dengan spesialisasi dan

konsep just in timenya. Melalui spesialisasi harga komponen menjadi murah sementara just in

time membuat perusahaan manufaktur dapat nekan biaya persediaannya, kombinasi keduanya

Page 3: Biaya Relevan

3

telah menyebabkan hasil industri Jepang memiliki harga jual yang sangat bersaing dibanding

produsi Eropa dan Amerika sehingga didalam jangka waktu yang singkat industri Jepang

merambah ke Amerika. Perusahaan mobil Ford di Amerika tidak sanggup bersaing melawan

mobil Jepang akhirnya Ford melakukan Joint dengan Mazda Jepang dan lahirlah mobil Ford

dengan menggunakan mesin Mazda, demikian pula dengan Chevrolet yang menggunakan mesin

Isuzu dan chreiysler menggunakan mesin Mitsubhisi. Keputusan produsen di Amerika tidak

terlepas dari keputusan make or buy.

Contoh : Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi kursi lipat besi yang dilengkapi dengan jok

dan busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan dengan biaya per

unit:

Bahan baku Rp. 34.500,-

Upah langsung Rp. 16.000,-

Biaya overhead (variabel) Rp. 8.000,-

Biaya overhead (tetap) Rp. 9.500,-

Harga pokok per unit Rp. 68.000,-

Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi dan menawarkan satu set jok

kursi dengan harga Rp 22.000,- Menurut analisis jika jok itu dibeli dari luar perusahaan maka

bahan baku yang dipergunakan akan berkurang sebesar 40% dan biaya konversi (upah +

overhead variabel) sebesar 30%. Apakah perusahaan akan membeli atau membuat sendiri ?

Analisis:

a. Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri

Bahan baku Rp 34.500 X 16.000 unit Rp 552.000.000

Upah langsung Rp 16.000 X 16.000 unit Rp 256.000.000

Biaya overhead (variabel) Rp 8.000 X 16.000 unit Rp 128.000.000

Biaya overhead (tetap) Rp 9.500 X 16.000 unit Rp 152.000.000

Total biaya produksi Rp 1.088.000.000

Harga Pokok Per Unit Rp 68.000

Page 4: Biaya Relevan

4

b. Biaya Produksi 16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.

Harga Pembelian Rp 22.000 X 16.000 unit Rp 352.000.000

Bahan baku 60% X Rp 34.500 X 16.000 unit Rp 331.200.000

Upah langsung 70% X Rp 16.000 X 16.000 unit Rp 179.200.000

Biaya overhead (variabel) 70% X Rp 8.000 X 16.000 unit Rp 89.600.000

Biaya overhead (tetap) Rp 9.500 X 16.000 unit Rp 152.000.000

Total biaya produksi Rp 1.104.000.000

Harga Pokok Per Unit Rp 69.000

Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih

mahal. Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan.

Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?

Harga beli maksimum = 22.000 – 1000 = 21.000 per unit

Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari

luar :

- Kualitas / presisi yang dibe rikan suplier harus terjamin

- Keberlanjutan supplies harus terjamin

- Harga yang disepakati harus mengikat (tidak berubah sewaktu-waktu)

Pengaruh Biaya peluang (oportunity Cost)

Asumsi : Jika perusahaan membeli jok dari luar maka sebagian fasilitas menganggur, selama

menganggur itu terdapat peluang untuk disewakan kepada pihak lain dengan nilai Rp.

25.000.000.- Dengan asumsi ini berarti akan terjadi biaya peluang sebesar Rp. 25.000.000 jika

perusahaan memlih alternatif membuat sendiri seluruh komponen.

Sehingga biaya untuk membuat sendiri menjadi :

Page 5: Biaya Relevan

5

Total Biaya produksi sendii Rp 1.088.000.000

Biaya peluang Rp 25.000.000

Total Biaya diperhitungkan Rp.1.113.000.000

Jika dibandingkan dengan biaya membeli dari luar sebesar Rp. 1.104.000.000 maka membuat

sendiri menduduki posisi lebih mahal sehingga pada posisi in keputusan akan beralih menjadi

MEMBELI DARI LUAR.

(2) Keputusan mengganti Aktiva Tetap

Mengganti Aktiva tetap merupakan keputusan strategis didalam sebuah perusahaan oleh

karenanya dibutuhkan analisis secara cermat. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan

yaitu :

Analisis dengan nilai mutlak (absulute value approach)

Analisis dengan Arus Kas (Cash Flow approach)

Contoh :

Sebuah Mesin dengan Nilai buku Rp. 340.000.000 saat ini mengalami kerusakan berat

sehingga manajemen perusahaan merencanakan dua alternatif sbb:

a. Alternatif 1:

Mesin diperbaiki dengan Biaya Rp. 140.000.000 . setelah diperbaiki umur ekonomisnya

dapat diperpanjang menjadi 4 tahun kebelakang. Biaya Operasional mesin setelah di

perbaiki Rp. 75.000.000 per tahun.

b. Alernatif 2:

Mesin dijual dengan Harga Rp. 250.000.000 kemudian membeli mesin baru yang

berharga Rp. 450.000.000. mesin baru memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya

operasional mesin baru adalah Rp. 54.000.000 setahun.

Analisis nilai mutlak :

Biaya selama 4 tahun Jika mesin diperbaiki :

Biaya Depresiasi mesin Lama Rp 340.000.000

Biaya Perbaikan Rp 140.000.000

Page 6: Biaya Relevan

6

Biaya operasional 4 x Rp 75.000.000 Rp 300.000.000

Total Biaya selama 4 tahun Rp. 780.000.000

Biaya selama 4 tahun Jika mesin ditukar dengan yang baru :

Biaya Depresiasi mesin Baru Rp 450.000.000

Kerugian menjual mesin lama Rp 90.000.000

Biaya operasional 4 x Rp 45.000.000 Rp 180.000.000

Total Biaya selama 4 tahun Rp 720.000.000

Dengan membandingkan biaya alternatif 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa alternatif 2

lebih hemat sehingga keputusan yang diambil adalah Menukar mesin dengan yang baru.

(3). Menerima atau menolak pesanan khusus

Untuk memanfaatkan kapasitas pabrik yang menganggur, perusahaan dapat saja menerima

atau mengerjakan pekerjaan lain diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan deimikian

dikenal sebagai pesanan khusus (Special Order)

Ciri Pesanan khusus :

Tidak secara rutin dikerjakan

Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk reguler

Harga jualnya relatif lebih murah dari seharusnya

Karena harga jual yang lebih murah dari seharusnya maka dibutuhkan sebuah

analisis yang cermat.

Pesanan khusus akan layak dilayani jika memenuhi persyaratan sbb :

Mempergunakan kapasitas yang menganggur (idle Capacity)

Menghasilkan tambahan laba bagi perusahaan

Tidak mengganggu pasaran produk reguler

Contoh :

PT Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm

yang biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos berisi 11

lembar) Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan. Namun pada saat ini

Page 7: Biaya Relevan

7

kapasitas yang terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000 lembar) sesuai permintaan

pasar Lokal.

Setelah mengikuti pameran dagang Asia. Perusahaan mendapatkan pesanan dari seorang

pengusaha di Australia. Pesanan yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan harga

USD 10,00 (Asumsi kurs USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4 musim

maka didalam pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar. Selain

itu untuk melakukan pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang

disewa dengan biaya Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel tidak diperlukan

untuk pesanan ini. Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb :

Bahan baku Rp 110.000.000

Upah langsung Rp 57.200.000

Biaya Overhead Variabel Rp 30.800.000

Biaya Overhead Tetap Rp 132.000.000

Biaya Pemasaran Variabel Rp 105.000.000

Biaya Pemasaran Tetap Rp 264.000.000

Biaya Administrasi Variabel Rp 52.800.000

Biaya Adminstrasi Tetap Rp 88.000.000

Diminta:

a. Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia itu dapat dilayani, perhatikan bahwa jika

pesanan ini diterima maka kapasitas penjualan lokal akan terganggu.

b. Jika dengan adanya pesanan dari Australian itu perusahaan mengingnkan tambahan laba

sebesar Rp. 30.000.000, tentukan lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.

Analisis diferensial :

Harga jual pesanan khusus

Harga jual per unit Rp 9.500

Biaya Variabel yang dibebankan :

Bahan Baku (Rp. 1.250 + Rp 350) Rp 1.600

Upah langsung Rp 650

Page 8: Biaya Relevan

8

Biaya pemasaran variabel Rp -

Biaya adm variabel Rp 600

Biaya variabel per unit pesanan khusus Rp 2.850

Tambahan penjualan (Rp 12.000 x Rp 9.500) Rp 114.000.000

Tambahan Biaya variabel (Rp 12.000 x Rp 2.850) (Rp 34.200.000)

Tambahan Laba Kontribusi Rp 79.800.000

Tambahan Biaya Tetap (Rp 15.000.000)

Rp 64.800.000

Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus tersebut

dapat dilayani.

Untuk mendapatkan tambahan laba Rp 30.000.000

Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap

Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap

= Rp 30.000.000 + Rp 34.200.000 + Rp 35.000.000

= Rp 99.200.000

Harga jual per lembar produk khusus = Rp 99.200.000 : 12.000 = Rp 8.266,70

(4) Melakukan proses lanjutan

Pada setiap proses produksi terbuka peluang bagi perusahaan untuk menentukan sampai dengan

tahap mana yang akan di tangani oleh perusahaan. Pemilihan tahapan ini didasarkan pada

analisis yang paling menguntungkan. Petani jagung misalnya, dapat menjual langsung panen

jagung, atau menjual dalam bentukjagung pililan atau bahkan dapat juga menjual tepung jagung

atai maizena. Manajemen harus dapat melakukan analisis pada tahapan mana yang paling

menungtungkan.

Contoh :

Perusahaan ABC memproduksi tiga macam produk yakni A, B dan C dengan mencampur

bahan 500 kg X dan 500 kg Y. Dalam sebuah proses akan dihasilkan 200 liter produk A, 300

liter produk B dan 200 liter produk C. Harga Bahan X Rp. 25.000/kg dan Y Rp. 12.000 /kg.

Biaya konversi untuk mengolah adalah Rp. 3.000 per kg input. Didalam proses ini akan terjadi

pengurangan berat produk sebanyak 10 %. Harga jual A = Rp.45.000 / ltr ; B = Rp.38.000/lt dan

Page 9: Biaya Relevan

9

C = Rp.18.000/lt. Pembebanan harga pokok diantara A,B dan C dilakukan dengan metode harga

pasar.

Karena Harga jual C yang begitu rendah maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan

nilai jual C dengan mengolahnya menjadi C'. Setiap liter produk C dicampur dengan 2 liter ciran

Z yang berharga Rp. 4.000/ liter. Dari campuran ini akan dihasilkan 2 liter produk CC' yang

kemudian akan dapat dijual dengan harga Rp.14.000 per liter CC'. Biaya mengolah C menjadi

CC' adalah Rp. 2.500 per liter input.

Diminta :

a. Hitunglah haga pokok produk A,B dan C dengan metode harga pasar

b. Buatlah perhitungan apakah sebaiknya produk C dijual langsung atau diolah lebih lanjut

menjadi CC”

Harga pokok bersama:

Bahan X 500 kg @ Rp 25.000 Rp 12.500.000

Bahan Y 500 kg @ Rp 12.000 Rp 6.000.000

Biaya mengolah 1000 kg @ Rp 3.000 Rp 3.000.000

Rp 21.500.000

HASIL PRODUKSI TOTAL OUTPUT HARGA PASAR ALOKASI BIAYA/UNIT

a. Prod A 200 Lt Rp 9.000.000 Rp 8.062.500 Rp 40.313

b. Prod B 300 Lt Rp 11.400.000 Rp 10.212.500 Rp 34.042

c. Prod C 200 Lt Rp 3.600.000 Rp 3.225.000 Rp 16.125

Rp 24.000.000 Rp 21.500.000

Jika Produk C dijual langsung

Laba = Rp 3.600.000 – Rp 3.225.000 = Rp 375.000

Jika Produk C diolah menjadi CC” :

Harga Pokok 200 ltr produk C Rp 3.225.000

Campuran Z 2 x 200 ltr @ Rp 4.000 Rp 1.600.000

Biaya Pengolahan 300 ltr @ Rp 2.500 Rp 750.000

Total harga pokok C Rp 5.575.000

Page 10: Biaya Relevan

10

Penjualan C'' 400 ltr @ Rp 14.000 (Rp 5.600.000)

Laba yang dihasilkan Rp 25.000

Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini

dijual langsung tanpa diolah dulu

(5). Menutup segmen Usaha

Pada saat sebuah segmen usaha mengalami kerugian atau memberikan prestasi yang buruk

manajemen tentunya akan berupaya untuk mengembalikan prestasinya tapi bila prestasi buruk

berkepanjangan manajemen akan sampai pada keputusan untuk menutup segmen tersebut.

Penutupan sebuah segmen dapat dilakukan dengan pertimbangan berikut :

Laba

KontribusiLaba Segmen Nilai Prestasi Tindakan Manajemen

+ + Baik Dilanjutkan

+ 0 Impas Dilanjutkan

0 - Kurang Baik Analisis dan koreksi aktivitas

0 - BurukPengelolaan intensif dengan upaya

koreksi dan pengembangan

- - Buruk Sekali Segmen ditutup

Page 11: Biaya Relevan

11

Setelah dianalisis ternyata Divisi B yang diduga Rugi ternyata masih menghasilkan laba,

jadi TIDAK PERLU DI TUTUP.