Biaya Relevan
description
Transcript of Biaya Relevan
1
PENGERTIAN BIAYA RELEVAN
Beberapa pendapat mengenai biaya relevan adalah sebagai berikut :
Hansen and Mowen (2005, p.705) menyatakan :
“Relevant costs are future costs that differ across alternatives. All decisions relate to the
future; according only future costs can be relevant to decisions. However, to be relevant,
a cost must not only be a future cost but must also differ from one alternative to
another.”
Blocher, Chen, Lin (2007, p.547) menjelaskan :
Biaya relevan adalah biaya yang dikeluarkan pada masa yang akan datang; berbeda
untuk setiap pilihan yang tersedia bagi pengambil keputusan. Biaya relevan dapat berupa
biaya variabel maupun biaya tetap. Pada umumnya biaya variabel merupakan biaya
yang relevan untuk pengambilan keputusan karena biaya tersebut berbeda di antara
berbagai pilihan dan belum pasti akan terjadi.
PENGERTIAN BIAYA DIFERENSIAL
Salah satu pendekatan yang mungkin dilakukan untuk membantu manajemen dalam
mengambil keputusan adalah dengan menggunakan konsep biaya relevan. Biaya relevan sendiri
sebenarnya adalah suatu konsep baru untuk beberapa jenis biaya, yang di antaranya adalah
biaya diferensial, yaitu biaya masa yang akan datang, yang terpengaruh oleh suatu pengambilan
keputusan dari pemilihan berbagai alternatif. Beda antara dua atau lebih biaya relevan disebut
biaya diferensial (differential cost).
Mulyadi (2001, p.118) memberikan definisi sebagai berikut : Biaya diferensial adalah
biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda atau terpengaruh oleh suatu
pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai macam alternatif. Oleh karena itu, biaya
tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh manajemen dalam pengambilan
keputusan. Dapat disimpulkan bahwa biaya diferensial merupakan biaya masa yang akan
datang (future cost) karena berhubungan dengan pengambilan keputusan yang menyangkut
2
masa yang akan datang. Fokus utama dari biaya diferensial adalah adanya perbedaan –
perbedaan yang muncul dari dua atau lebih alternatif yang ada. Perbedaan ini disebabkan adanya
perubahan tingkat aktivitas dari alternatif yang ada.
Peran Konsep Biaya Relevan dalam Pengambilan Keputusan Khusus
Biaya relevan sebagai konsep biaya, bermanfaat untuk memecahkan masalah – masalah yang
ada di perusahaan, khususnya yang dikenal dengan keputusan khusus (special decision).
Masalah khusus yang mungkin dihadapi perusahaan dan memerlukan analisis biaya relevan
yang tepat adalah sebagai berikut :
1. Membeli atau membuat sendiri
2. Keputusan Mengganti Aktiva Tetap
3. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
4. Memproses produk lebih lanjut
5. Menghentikan atau melanjutkan segmen produk tertentu
Untuk kepentingan perencanaan laba dan pengambilan keputusan mengenai masalah khusus ini,
manajemen memerlukan informasi biaya menurut perilakunya. Oleh karena itu, digunakan
laporan laba rugi yang disusun dengan metode variabel costing dalam menganalisis biaya
relevan untuk menghentikan atau melanjutkan lini produk. Laporan laba rugi dengan metode
variabel costing lebih menitikberatkan pada penyajian biaya sesuai dengan perubahan volume
kegiatan.
(1) Keputusan membeli atau membuat sendiri (make or buy decission)
Didalam dunia perekonomian global melakukan spesialisasi didalam bisnis akan meningkatkan
efisiensi. Sejarah telah mencatat bahwa bangkitnya industri di Jepang salah satu penyebabnya
adalah spesialisasi didalam produksi. Jika sebuah peruahaan mobil membuat sendiri seluruh
suku cadang dari mulai ban sampai dengan komponen2 kecil yang ada didalamnya tentunya
akan membuat harga pokok mobil itu sangat tinggi. Jepang terkenal dengan spesialisasi dan
konsep just in timenya. Melalui spesialisasi harga komponen menjadi murah sementara just in
time membuat perusahaan manufaktur dapat nekan biaya persediaannya, kombinasi keduanya
3
telah menyebabkan hasil industri Jepang memiliki harga jual yang sangat bersaing dibanding
produsi Eropa dan Amerika sehingga didalam jangka waktu yang singkat industri Jepang
merambah ke Amerika. Perusahaan mobil Ford di Amerika tidak sanggup bersaing melawan
mobil Jepang akhirnya Ford melakukan Joint dengan Mazda Jepang dan lahirlah mobil Ford
dengan menggunakan mesin Mazda, demikian pula dengan Chevrolet yang menggunakan mesin
Isuzu dan chreiysler menggunakan mesin Mitsubhisi. Keputusan produsen di Amerika tidak
terlepas dari keputusan make or buy.
Contoh : Perusahaan kursi Cap Gajah memproduksi kursi lipat besi yang dilengkapi dengan jok
dan busa. Saat ini perusahaan bekerja pada kapasitas 16.000 unit per bulan dengan biaya per
unit:
Bahan baku Rp. 34.500,-
Upah langsung Rp. 16.000,-
Biaya overhead (variabel) Rp. 8.000,-
Biaya overhead (tetap) Rp. 9.500,-
Harga pokok per unit Rp. 68.000,-
Saat ini ada sebuah perusahaan yang spesialisasi membuat jok kursi dan menawarkan satu set jok
kursi dengan harga Rp 22.000,- Menurut analisis jika jok itu dibeli dari luar perusahaan maka
bahan baku yang dipergunakan akan berkurang sebesar 40% dan biaya konversi (upah +
overhead variabel) sebesar 30%. Apakah perusahaan akan membeli atau membuat sendiri ?
Analisis:
a. Biaya Produksi 16.000 unit jika seluruhnya dibuat sendiri
Bahan baku Rp 34.500 X 16.000 unit Rp 552.000.000
Upah langsung Rp 16.000 X 16.000 unit Rp 256.000.000
Biaya overhead (variabel) Rp 8.000 X 16.000 unit Rp 128.000.000
Biaya overhead (tetap) Rp 9.500 X 16.000 unit Rp 152.000.000
Total biaya produksi Rp 1.088.000.000
Harga Pokok Per Unit Rp 68.000
4
b. Biaya Produksi 16.000 unit jika Jok dibeli dari luar.
Harga Pembelian Rp 22.000 X 16.000 unit Rp 352.000.000
Bahan baku 60% X Rp 34.500 X 16.000 unit Rp 331.200.000
Upah langsung 70% X Rp 16.000 X 16.000 unit Rp 179.200.000
Biaya overhead (variabel) 70% X Rp 8.000 X 16.000 unit Rp 89.600.000
Biaya overhead (tetap) Rp 9.500 X 16.000 unit Rp 152.000.000
Total biaya produksi Rp 1.104.000.000
Harga Pokok Per Unit Rp 69.000
Ternyata dengan membeli jok dari luar, harga pokok per unit menjadi lebih
mahal. Keputusannya manajemen harus menolak untuk membeli dari luara perusahaan.
Berapa Harga maksimum yang dapat diterima ?
Harga beli maksimum = 22.000 – 1000 = 21.000 per unit
Tiga hal penting yang harus diperhatikan apabila perusahaan membeli cadang dari
luar :
- Kualitas / presisi yang dibe rikan suplier harus terjamin
- Keberlanjutan supplies harus terjamin
- Harga yang disepakati harus mengikat (tidak berubah sewaktu-waktu)
Pengaruh Biaya peluang (oportunity Cost)
Asumsi : Jika perusahaan membeli jok dari luar maka sebagian fasilitas menganggur, selama
menganggur itu terdapat peluang untuk disewakan kepada pihak lain dengan nilai Rp.
25.000.000.- Dengan asumsi ini berarti akan terjadi biaya peluang sebesar Rp. 25.000.000 jika
perusahaan memlih alternatif membuat sendiri seluruh komponen.
Sehingga biaya untuk membuat sendiri menjadi :
5
Total Biaya produksi sendii Rp 1.088.000.000
Biaya peluang Rp 25.000.000
Total Biaya diperhitungkan Rp.1.113.000.000
Jika dibandingkan dengan biaya membeli dari luar sebesar Rp. 1.104.000.000 maka membuat
sendiri menduduki posisi lebih mahal sehingga pada posisi in keputusan akan beralih menjadi
MEMBELI DARI LUAR.
(2) Keputusan mengganti Aktiva Tetap
Mengganti Aktiva tetap merupakan keputusan strategis didalam sebuah perusahaan oleh
karenanya dibutuhkan analisis secara cermat. Ada dua pendekatan yang dapat dilakukan
yaitu :
Analisis dengan nilai mutlak (absulute value approach)
Analisis dengan Arus Kas (Cash Flow approach)
Contoh :
Sebuah Mesin dengan Nilai buku Rp. 340.000.000 saat ini mengalami kerusakan berat
sehingga manajemen perusahaan merencanakan dua alternatif sbb:
a. Alternatif 1:
Mesin diperbaiki dengan Biaya Rp. 140.000.000 . setelah diperbaiki umur ekonomisnya
dapat diperpanjang menjadi 4 tahun kebelakang. Biaya Operasional mesin setelah di
perbaiki Rp. 75.000.000 per tahun.
b. Alernatif 2:
Mesin dijual dengan Harga Rp. 250.000.000 kemudian membeli mesin baru yang
berharga Rp. 450.000.000. mesin baru memiliki umur ekonomis 4 tahun. Biaya
operasional mesin baru adalah Rp. 54.000.000 setahun.
Analisis nilai mutlak :
Biaya selama 4 tahun Jika mesin diperbaiki :
Biaya Depresiasi mesin Lama Rp 340.000.000
Biaya Perbaikan Rp 140.000.000
6
Biaya operasional 4 x Rp 75.000.000 Rp 300.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp. 780.000.000
Biaya selama 4 tahun Jika mesin ditukar dengan yang baru :
Biaya Depresiasi mesin Baru Rp 450.000.000
Kerugian menjual mesin lama Rp 90.000.000
Biaya operasional 4 x Rp 45.000.000 Rp 180.000.000
Total Biaya selama 4 tahun Rp 720.000.000
Dengan membandingkan biaya alternatif 1 dan 2 dapat disimpulkan bahwa alternatif 2
lebih hemat sehingga keputusan yang diambil adalah Menukar mesin dengan yang baru.
(3). Menerima atau menolak pesanan khusus
Untuk memanfaatkan kapasitas pabrik yang menganggur, perusahaan dapat saja menerima
atau mengerjakan pekerjaan lain diluar yang rutin (biasa) dilakukan. Pekerjaan deimikian
dikenal sebagai pesanan khusus (Special Order)
Ciri Pesanan khusus :
Tidak secara rutin dikerjakan
Memiliki spesifikasi yang berbeda dengan produk reguler
Harga jualnya relatif lebih murah dari seharusnya
Karena harga jual yang lebih murah dari seharusnya maka dibutuhkan sebuah
analisis yang cermat.
Pesanan khusus akan layak dilayani jika memenuhi persyaratan sbb :
Mempergunakan kapasitas yang menganggur (idle Capacity)
Menghasilkan tambahan laba bagi perusahaan
Tidak mengganggu pasaran produk reguler
Contoh :
PT Kalamajaya memproduksi panel kayu untuk bahan lantai dengan ukuran 30X30 cm
yang biaya dijual didalam negeri dengan harga Rp. 110.000 per doos (setiap doos berisi 11
lembar) Kapasitas yang dimiliki adalah 100.000 lembar per bulan. Namun pada saat ini
7
kapasitas yang terpakai hanya mencapai 88 % saja. (= 88.000 lembar) sesuai permintaan
pasar Lokal.
Setelah mengikuti pameran dagang Asia. Perusahaan mendapatkan pesanan dari seorang
pengusaha di Australia. Pesanan yang diminta adalah 1.200 doos per bulan dengan harga
USD 10,00 (Asumsi kurs USD 1,- = Rp 9.500) . Karena panel ini digunakan untuk 4 musim
maka didalam pemrosesannya dibutuhkan tamban bahan khusus Rp.350 per lembar. Selain
itu untuk melakukan pemanasan ekstra perusahaan membutuhkan sebuah blower yang
disewa dengan biaya Rp. 35.000.000 per bulan. Biaya pemasaran variabel tidak diperlukan
untuk pesanan ini. Pada kapasitas 88 % telah terjadi biaya sbb :
Bahan baku Rp 110.000.000
Upah langsung Rp 57.200.000
Biaya Overhead Variabel Rp 30.800.000
Biaya Overhead Tetap Rp 132.000.000
Biaya Pemasaran Variabel Rp 105.000.000
Biaya Pemasaran Tetap Rp 264.000.000
Biaya Administrasi Variabel Rp 52.800.000
Biaya Adminstrasi Tetap Rp 88.000.000
Diminta:
a. Buatlah analisis apakah pesanan dari Australia itu dapat dilayani, perhatikan bahwa jika
pesanan ini diterima maka kapasitas penjualan lokal akan terganggu.
b. Jika dengan adanya pesanan dari Australian itu perusahaan mengingnkan tambahan laba
sebesar Rp. 30.000.000, tentukan lah berapa harga jual untuk pesanan khusus.
Analisis diferensial :
Harga jual pesanan khusus
Harga jual per unit Rp 9.500
Biaya Variabel yang dibebankan :
Bahan Baku (Rp. 1.250 + Rp 350) Rp 1.600
Upah langsung Rp 650
8
Biaya pemasaran variabel Rp -
Biaya adm variabel Rp 600
Biaya variabel per unit pesanan khusus Rp 2.850
Tambahan penjualan (Rp 12.000 x Rp 9.500) Rp 114.000.000
Tambahan Biaya variabel (Rp 12.000 x Rp 2.850) (Rp 34.200.000)
Tambahan Laba Kontribusi Rp 79.800.000
Tambahan Biaya Tetap (Rp 15.000.000)
Rp 64.800.000
Dari analisis telihat ada kenaikkan pada laba Rp. 44.800.000 maka pesanan khusus tersebut
dapat dilayani.
Untuk mendapatkan tambahan laba Rp 30.000.000
Laba = Penjualan – Biaya Variabel – Biaya Tetap
Penjualan = Laba + Biaya Variabel + Biaya tetap
= Rp 30.000.000 + Rp 34.200.000 + Rp 35.000.000
= Rp 99.200.000
Harga jual per lembar produk khusus = Rp 99.200.000 : 12.000 = Rp 8.266,70
(4) Melakukan proses lanjutan
Pada setiap proses produksi terbuka peluang bagi perusahaan untuk menentukan sampai dengan
tahap mana yang akan di tangani oleh perusahaan. Pemilihan tahapan ini didasarkan pada
analisis yang paling menguntungkan. Petani jagung misalnya, dapat menjual langsung panen
jagung, atau menjual dalam bentukjagung pililan atau bahkan dapat juga menjual tepung jagung
atai maizena. Manajemen harus dapat melakukan analisis pada tahapan mana yang paling
menungtungkan.
Contoh :
Perusahaan ABC memproduksi tiga macam produk yakni A, B dan C dengan mencampur
bahan 500 kg X dan 500 kg Y. Dalam sebuah proses akan dihasilkan 200 liter produk A, 300
liter produk B dan 200 liter produk C. Harga Bahan X Rp. 25.000/kg dan Y Rp. 12.000 /kg.
Biaya konversi untuk mengolah adalah Rp. 3.000 per kg input. Didalam proses ini akan terjadi
pengurangan berat produk sebanyak 10 %. Harga jual A = Rp.45.000 / ltr ; B = Rp.38.000/lt dan
9
C = Rp.18.000/lt. Pembebanan harga pokok diantara A,B dan C dilakukan dengan metode harga
pasar.
Karena Harga jual C yang begitu rendah maka perusahaan berusaha untuk meningkatkan
nilai jual C dengan mengolahnya menjadi C'. Setiap liter produk C dicampur dengan 2 liter ciran
Z yang berharga Rp. 4.000/ liter. Dari campuran ini akan dihasilkan 2 liter produk CC' yang
kemudian akan dapat dijual dengan harga Rp.14.000 per liter CC'. Biaya mengolah C menjadi
CC' adalah Rp. 2.500 per liter input.
Diminta :
a. Hitunglah haga pokok produk A,B dan C dengan metode harga pasar
b. Buatlah perhitungan apakah sebaiknya produk C dijual langsung atau diolah lebih lanjut
menjadi CC”
Harga pokok bersama:
Bahan X 500 kg @ Rp 25.000 Rp 12.500.000
Bahan Y 500 kg @ Rp 12.000 Rp 6.000.000
Biaya mengolah 1000 kg @ Rp 3.000 Rp 3.000.000
Rp 21.500.000
HASIL PRODUKSI TOTAL OUTPUT HARGA PASAR ALOKASI BIAYA/UNIT
a. Prod A 200 Lt Rp 9.000.000 Rp 8.062.500 Rp 40.313
b. Prod B 300 Lt Rp 11.400.000 Rp 10.212.500 Rp 34.042
c. Prod C 200 Lt Rp 3.600.000 Rp 3.225.000 Rp 16.125
Rp 24.000.000 Rp 21.500.000
Jika Produk C dijual langsung
Laba = Rp 3.600.000 – Rp 3.225.000 = Rp 375.000
Jika Produk C diolah menjadi CC” :
Harga Pokok 200 ltr produk C Rp 3.225.000
Campuran Z 2 x 200 ltr @ Rp 4.000 Rp 1.600.000
Biaya Pengolahan 300 ltr @ Rp 2.500 Rp 750.000
Total harga pokok C Rp 5.575.000
10
Penjualan C'' 400 ltr @ Rp 14.000 (Rp 5.600.000)
Laba yang dihasilkan Rp 25.000
Karena laba produk CC olahan lebih kecil dari pada produk C, maka sebaiknya produk C ini
dijual langsung tanpa diolah dulu
(5). Menutup segmen Usaha
Pada saat sebuah segmen usaha mengalami kerugian atau memberikan prestasi yang buruk
manajemen tentunya akan berupaya untuk mengembalikan prestasinya tapi bila prestasi buruk
berkepanjangan manajemen akan sampai pada keputusan untuk menutup segmen tersebut.
Penutupan sebuah segmen dapat dilakukan dengan pertimbangan berikut :
Laba
KontribusiLaba Segmen Nilai Prestasi Tindakan Manajemen
+ + Baik Dilanjutkan
+ 0 Impas Dilanjutkan
0 - Kurang Baik Analisis dan koreksi aktivitas
0 - BurukPengelolaan intensif dengan upaya
koreksi dan pengembangan
- - Buruk Sekali Segmen ditutup
11
Setelah dianalisis ternyata Divisi B yang diduga Rugi ternyata masih menghasilkan laba,
jadi TIDAK PERLU DI TUTUP.