BIAYA PRODUKSI 1. 2. - · PDF fileSecara teori kekurangan dan kelebihan biaya dalam ... total...
Click here to load reader
Transcript of BIAYA PRODUKSI 1. 2. - · PDF fileSecara teori kekurangan dan kelebihan biaya dalam ... total...
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
1
BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi dapat didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh
perusahaan untuk memperoleh faktor – faktor produksi dan bahan – bahan mentah yang
akan digunakan untuk menciptakan barang – barang yang diproduksikan perusahaan
tersebut. Biaya produksi dikeluarkan setiap perusahaan dapat dibedakan dalam 2 jenis
diantaranya :
1. Biaya eksplisit
Biaya eksplisit adalah pengeluaran – pengeluaran perusahaan berupa pembayaran
dengan uang untuk mendapatkan faktor – faktor produksi dan bahan mentah yang
dibutuhkan.
2. Biaya tersembunyi/implisit
Biaya tersembunyi adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor – faktor produksi yang
dimiliki oleh perusahaan itu sendiri. Secara teori kekurangan dan kelebihan biaya dalam
ilmu ekonomi implikasinya tidak baik bagi kelangsungan perusahaan. Kekurangan biaya
menandakan bahwa kemampuan perencanaan perusahaan relatif kurang baik, harga –
harga naik di luar batas kewajaran atau adanya upaya manipulasi harga, kelebihan biaya
yang dianggarkan menandakan perusahaan terlalu berlebihan dalam menilai harga
faktor produksi, harga faktor produksi relatif turun dan karena adanya manipulasi
harga.
Dari sisi perencanaan strategis konsep biaya implisit relatif menguntungkan karena
perhitungan pendahuluan atas biaya untuk mendapatkan faktor produksi dengan
berbagai macam pertimbangan menjadikan perusahaan bisa menghemat pengeluaran.
Berdasarkan pertanggungjawabannya, biaya digolongkan menjadi 2 macam yaitu biaya
internal dan biaya eksternal. Biaya internal adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka
operasional perusahaan (eksplisit maupun implisit). Biaya eksternal adalah biaya yang harus
ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan dampak atau akibat dari operasional
perusahaan. Misalnya biaya atas pencemaran dan kerusakan lingkungan sekitar perusahaan
dan biaya program peningkatan peran serta perusahaan terhadap lingkungan (Lih. Undang
– Undang No.23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup).
Analisis mengenai biaya produksi perusahaan terhadap jangka waktu dibedakan
menjadi dua diantaranya :
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
2
1. Jangka waktu pendek
Jangka waktu di mana perusahaan dapat menambah salah satu faktor produksi yang
digunakan dalam proses produksi. Dengan kata lain, dalam analisis dimisalkan bahwa
sebagian dari faktor – faktor produksi yang digunakan dianggap tetap jumlahnya atau
tidak dapat ditambah jumlahnya.
Apabila jumlah sesuatu faktor produksi yang digunakan selalu berubah – ubah, maka
biaya produksi yang dikeluarkan juga berubah – ubah nilainya. Dan apabila jumlah
sesuatu faktor produksi yang digunakan adalah tetap, maka biaya produksi yang
dikeluarkan untuk memperolehnya adalah tetap nilainya. Dengan demikian keseluruhan
jumlah biaya produksi yang dikeluarkan produsen dapat dibedakan kepada dua jenis
pembiayaan yaitu biaya yang selalu berubah dan biaya tetap.
Analisis mengenai biaya produksi akan memperhatikan juga tentang macam biaya
jangka pendek diantaranya (i) biaya produksi rata – rata yang meliputi biaya produksi
total rata – rata, biaya produksi tetap rata – rata, dan biaya produksi berubah rata – rata.
(ii) biaya produksi marjinal, yaitu tambahan biaya produksi yang harus dikeluarkan
untuk menambah satu unit produksi.
Dalam jangka pendek penggolongan biaya produksi dibedakan menjadi biaya total dan
biaya rata – rata. Jenis – jenis biaya total dibedakan menjadi 3 jenis biaya :
a. Biaya tetap total (TFC) yang meliputi perbelanjaan untuk memperoleh faktor –
faktor produksi yang tetap jumlahnya;
b. Biaya berubah total (TVC) meliputi semua perbelanjaan yang digunakan untuk
memperoleh faktor produksi yang dapat berubah jumlahnya;
c. Biaya total (TC) yang meliputi semua perbelanjaan ke atas faktor – faktor
produksi yang digunakan meliputi faktor produksi yang tetap jumlahnya dan yang
dapat berubah.
Sedangkan biaya rata – rata terbagi 3 jenis biaya diantaranya:
a. Biaya rata – rata (AFC) merupakan biaya tetap yang dibelanjakan untuk
menghasilkan setiap unit produksi.
b. Biaya berubah rata – rata (AVC) merupakan biaya variabel yang dibelanjakan
untuk menghasilkan setiap unit produksi.
c. Biaya total rata – rata (AC/ATC) meliputi keseluruhan biaya yang digunakan
untuk menghasilkan setiap unit produksi.
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
3
2. Jangka waktu panjang
Jangka waktu di mana semua faktor produksi dapat mengalami perubahan, yaitu
jumlahnya dapat ditambah apabila pertambahan itu memang diperlukan. Produksi yang
semakin tinggi menyebabkan perusahaan menambah kapasitas produksi dan
pertambahan kapasitas ini menyebabkan kegiatan memproduksi bertambah efisien. Hal
ini tercemin dari biaya produksi yang bertambah rendah.
Perbedaaan antara perusahaan skala kecil dengan perusahaan skala besar dilihat dari
faktor produksi (tenaga kerja), di mana perusahaan skala kecil para pekerja harus
menjalankan beberapa tugas artinya mereka tidak dapat mencapai keterampilan yang
tinggi dalam mengerjakan pekerjaan tertentu. Namun dalam perusahaan skala besar
dilakukan secara spesialisasi artinya setiap pekerja diharuskan melakukan suatu
pekerjaan tertentu saja, dan ini menambah keterampilan mereka. Produktivitas
bertambah tinggi dan akan menurunkan biaya per unit.
Setiap perusahaan membeli bahan mentah, mesin – mesin, dan berbagai jenis peralatan
untuk melakukan kegiatan memproduksi. Harga bahan – bahan tersebut akan menjadi
bertambah murah apabila pembelian bertambah banyak. Makin tinggi produksi, makin
banyak bahan – bahan mentah dan peralatan produksi yang digunakan. Keadaan ini
menyebabkan biaya per unit akan menjadi semakin murah.
PASAR
Pasar dalam ilmu ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual untuk
melakukan transaksi (keseluruhan penawaran dan permintaan). Singkatnya teori pasar
dalam ilmu ekonomi membahas sesuatu yang ekstrim dalam persaingan, hal ini tentu saja
untuk mempermudah analisis dampak terhadap permintaan dan penawaran yang muaranya
akan berakhir pada analisis keuntungan (profit analysis).
Pasar persaingan sempurna merupakan struktur pasar yang paling ideal, karena
dianggap sistem pasar tersebut struktur pasarnya akan menjamin terwujudnya kegiatan
memproduksi barang atau jasa yang tinggi (optimal) efisiensinya. Dalam prakteknya pasar
persaingan sempurna tidaklah mudah untuk menentukan jenis industri yang struktur
organisasinya digolongkan kepada persaingan sempurna yang murni, yaitu memiliki ciri –
ciri sebagai berikut :
1. Pembeli dan penjual sangat banyak. Setiap pembeli dan penjual tidak bisa sesukanya
menentukan harga di pasar baik karena banyaknya barang yang dibeli ataupun yang
dijual. Harga tidaklah bisa dipermainkan dengan hanya menambah jumlah barang yang
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
4
dijual, karena begitu banyak para penjual, pembeli memiliki banyak sekali alternatif
kepada siapa dia membeli. Dengan demikian pembeli tidak dapat menawarkan harga di
bawah pasar karena begitu dia tidak bersedia membayar harga pasar maka masih banyak
pembeli lainnya yang bersedia membayar barang tersebut.
2. Jumlah barang yang diperjual belikan banyak dan seragam. Agar terjadi penawaran
dan permintaan yang tidak dapat merubah harga pasar maka macam barangnya haruslah
seragam, dalam arti para penjual hanya menjual jenis barang yang sama (kualitas dan
banyaknya macam produk) dengan yang lainnya (bukan dalam hal jumlah). Dengan
seragamnya macam barang maka pada siapa saja konsumen membeli akan didapatinya
bahwa mutu dan harga barangnya relatif akan sama dengan para penjual lainnya dengan
syarat ini maka para pembeli dan penjual tidak bisa mempermainkan harga semau
mereka.
3. Bebas keluar dan masuk bagi pengusaha. Begitu bebasnya sehingga menyebabkan
pasar jenis ini dapat dimasuki kapan saja bagi para penjual, begitu juga bila mereka ingin
keluar. Para pembeli akan masuk ke pasar bila kondisi menguntungkannya, akan tetapi
bila merugikannya maka ia akan keluar.
4. Pengetahuan pembeli dan penjual mengenai pasar relatif sempurna. Pengetahuan
para pembeli dan penjual harus relatif sempurna agar penjual dan pembeli tidak
merubah harga semau mereka. Hal ini dimaksudkan agar konsumen yang ingin membeli
barang benar – benar mendapatkan harga yang sesuai dan sama dengan ditempat lain.
Konsumen dapat saja menolak pembayaran dengan harga tertentu yang diberikan
penjual bila menurutnya harga itu lebih tinggi dari penjual lainnya dan ia berhak untuk
pindah ke tempat lain.
5. Mobilitas sumber – sumber ekonomi relatif sempurna. pasar persaingan sempurna
menyuplai barang haruslah relatif sempurna agar tidak terjadi kelangkaan barang, dalam
arti tidak akan terjadi saat dimana penjual lainnya kehabisan barang sementara penjual
lainnya masih memiliki barang sementara pembeli masih sangat banyak untuk membeli
barang tersebut.
Keuntungan perusahaan besar atau kecil bergantung pada besar kecilnya total
pendapatan (TR) dibandingkan dengan besar kecilnya total biaya (TC) dan ini merupakan
hal yang biasa dalam bisnis. Tidak biasa itu dalam jangka panjang tidak berlakunya aturan
yang mengatakan bahwa semakin banyak barang yang dijual akan semakin besar tingkat
keuntungan yang di dapat. Sudah umum dalam bisnis bahwa peningkatan penjualan selalu
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
5
diidentikan dengan peningkatan keuntungan, dengan memperhatikan struktur biaya
perusahaan maka bisa saja terjadi peningkatan penjualan (produksi) justru akan menambah
kerugian perusahaan. Pada intinya, semakin banyak barang yang dijual maka semakin besar
pendapatan yang didapat, bila tidak ada penjualan maka pendapatan juga nihil).
Biaya dalam jangka pendek bersifat linier dan jangka panjang bersifat non – linier
karena efisiensi biaya bergantung besar kecilnya jumlah produksi/penjualan yang akan
menentukan struktur biaya perusahaan.
Kekuatan dan Kelemahan Pasar Persaingan Sempurna
Kekuatan dari adanya persaingan sempurna :
1. Penggunaan sumber daya (faktor produksi) harus seefisien mungkin agar
keuntungan bisa dimaksimumkan. Contoh : perusahaan hanya akan mengalami
keuntungan bila ia menjual produknya sebanyak 2,5 unit bila kurang dari itu ia akan
mengalami penurunan keuntungan dan bila ia menjual lebih ia akan mengalami
kerugian.
2. Kebebasan bertindak dan memilih. Ini merupakan syarat yang memang dapat dipilih
oleh produsen juga konsumen. Produsen dapat saja keluar dari pasar bila ia merasa tidak
mengalami keuntungan dalam kondisi pasar tersebut dan akan masuk kembali bila ia
merasa akan mendapatkan keuntungan dari menjual produknya.
3. Harga jual barang dan atau jasa adalah termurah. Harga ditentukan oleh
keseimbangan jumlah penawaran dan permintaan, sementara permintaan tidak
ditentukan oleh harga, maka harga jual barang pastilah harga jual yang termurah karena
perusahaan akan berusaha menjual barang sebanyak mungkin dalam kondisi harga yang
menguntungkan dengan cara efisien dalam penggunaan faktor produksi. Harga yang
menguntungkan tentu saja harga yang dianggap pantas sebagai harga yang paling murah
untuk ukuran konsumen.
4. Bagi masyarakat (konsumen) terdapat jaminan dalam mengkonsumsi. Produk yang
dijual relatif bersifat seragam maka konsumen tidak perlu khawatir terhadap produk
yang akan dibeli. Konsumen cerdas sudah tentu mengetahui kualitas produk – produk
yang berada dipasaran sehingga tidak terhindar adanya penipuan atas produk yang
ditawarkan produsen.
5. Konsumen akan mendapatkan layanan pra dan purna jual yang memuaskan.
perusahaan mengetahui bahwa apa yang diperjual belikan di pasar relatif sama dengan
perusahaan lainnya, maka jelas konsumen tidak perlu mondar – mandir untuk memilih
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
6
produk di beberapa perusahaan, sehingga setiap konsumen yang hendak berbelanja atau
membeli produk yang ditawarkan perusahaan tentunya diberikan adanya layanan yang
istimewa (pra dan purna jual salah satunya adanya keramah tamahan dan antar produk
sampai ditempat konsumen). Tujuannya adalah apabila sewaktu – waktu konsumen
hendak akan membeli produk ditempat yang sama dimana perusahaan menjual
produksinya di pasaran tentunya memudahkan untuk mengantar produk ke tempat
konsumen yang sudah menjadi langgan berbelanja.
Kelemahan dari pasar persaingan sempurna :
1. Tidak mendorong adanya inovasi (pengembangan teknologi)
Segolongan ahli ekonomi berpendapat kemajuan teknologi terbatas di pasar persaingan
sempurna karena perusahaan – perusahaan yang kecil ukurannya tidak akan mampu
untuk membuat penyelidikan untuk mengembangkan teknologi yang lebih baik.
Penyelidikan seperti itu sering kali sangat mahal biayanya dan tidak dapat dipikul oleh
perusahaan skala kecil. contoh : kegiatan pertanian tradisional pada umumnya
menggunakan teknologi yang tidak berkembang sama sekali. Dan usaha
memodernkannya selalu dilakukan melalui penyelidikan dan pengembangan teknologi
oleh pemerintah. Dalam pasar persaingan sempurna suatu perusahaan tidak dapat
memperoleh keuntungan yang kekal dari mengembangkan teknologi dan teknik
memproduksi tersebut.
2. Terbatasnya pilihan konsumen karena produk yang dijual sama (homogen)
Karena barang yang dihasilkan perusahaan – perusahaan adalah 100 persen sama,
konsumen mempunyai pilihan yang terbatas untuk menentukan barang yang akan
dikonsumsikannya. Dalam pasar persaingan terdapat suatu jenis barang tertentu
diproduksikan secara berbeda – beda coraknya oleh berbagai perusahaan. Maka
terdapat lebih banyak variasi dan pilihan kepada konsumen. Pilihan yang lebih lengkap
menyebabkan kepuasan yang mereka peroleh adalah lebih komplit dari apabila jenis
barang yang tersedia adalah serupa.
3. Asumsi
Asumsi yang mensyaratkan persaingan sempurna agaknya sangat sulit diwujudkan
terutama yang mensyaratkan pengetahuan konsumen dan produsen sempurna terhadap
produk yang diperjual belikan dan mobilitas produk yang juga sempurna. Pengetahuan
bisa sempurna dengan penggunaan teknologi informasi yang kian modern dan canggih,
akan tetapi selama proses produksi masih menggunakan alam dan tenaga manusia
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
7
sebagai media maka rasanya agak sulit untuk bisa memastikan bahwa barang dapat
diproduksi sebanyak 1 juta unit dalam waktu sebulan, diantar tepat waktu tanpa cacat
ke tempat konsumen. sangat sulit dipastikan keberadaan barang tersebut dikarenakan
faktor alam.
MONOPOLI
Struktur pasar yang sangat bertentangan ciri – cirinya dengan persaingan sempurna
adalah pasar monopoli. Monopoli adalah suatu bentuk pasar di mana hanya terdapat satu
perusahaan saja. Dan perusahaan tersebut menghasilkan barang yang tidak mempunyai
barang pengganti yang sangat dekat. Biasanya keuntungan yang dinikmati oleh perusahaan
monopoli adalah keuntungan melebihi normal dan ini diperoleh karena terdapat hambatan
yang sangat tangguh yang dihadapi perusahaan – perusahaan lain untuk memasuki industri
tersebut. Hukum mengartikan monopoli sebagai suatu penguasaan atas produksi dan atau
pemasaran barang atau atas penggunaan jasa tertentu oleh 1 (satu) pelaku usaha atau 1 (satu)
kelompok pelaku usaha.
Ciri – ciri monopoli sangat berbeda dengan pasar persaingan sempurna yaitu :
1. Pasar monopoli adalah industri satu perusahaan
definisi pasar monopoli hanya satu perusahaan saja dalam industri. Artinya barang
atau jasa yang dihasilkan tidak dapat dibeli dari tempat lain. Pembeli tidak mempunyai
pilihan, bila mereka menginginkan barang tersebut mereka harus membeli dari
perusahaan monopoli tersebut. Syarat dan ketentuan penjualan sepenuhnya
ditentukan oleh monopoli tersebut, dan para pembeli tidak dapat berbuat apapun
dalam menentukan syarat jual beli.
2. Tidak mempunyai barang pengganti yang mirip
Barang yang dihasilkan perusahaan tidak dapat digantikan oleh barang lain yang ada
dalam pasar. Barang tersebut merupakan satu – satunya jenis barang yang seperti itu
dan tidak terdapat barang yang serupa yang dapat menggantikan barang tersebut.
Contoh : listrik – genset.
3. Tidak terdapat kemungkinan untuk masuk ke dalam industri
Ini merupakan sebab utama yang menimbulkan perusahaan yang mempunyai
kekuasaan monopoli. Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud, karena
tanmpa adanya halangan tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan di
dalam industri. Keuntungan perusahaan monopoli tidak akan menyebabkan
perusahaan – perusahaan lain memasuki industri tersebut. adanya hambatan
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
8
kemasukan yang sangat tangguh menghindarkan berlakunya keadaan seperti itu.
Hambatan dalam pasar monopoli ada yang bersifat legal yang dibatasi oleh undang –
undang. Ada yang bersifat teknologi yaitu teknologi yang digunakan sangat canggih
dan tidak mudah di tiru. Dan ada pula bersifat keuangan, yaitu modal yang diperlukan
sangat besar.
4. Dapat mempengaruhi penentuan harga
Perusahaan monopoli merupakan satu – satunya penjual di dalam pasar, penentuan
harga dapat dikuasainya. Oleh sebab itu, perusahaan monopoli dipandang sebagai
penentu harga (price setter). Dengan mengadakan pengendalian ke atas produksi dan
jumlah barang yang ditawarkan perusahaan monopoli dapat menentukan harga pada
tingkat yang dikehendakinya.
5. Promosi iklan kurang diperlukan
Perusahaan monopoli adalah satu – satunya perusahaan di dalam industri, perusahaan
tersebut tidak perlu mempromosikan barangnya dengan menggunakan iklan. Pembeli
yang memerlukan barang dari perusahaan monopoli terpaksa membeli barang
tersebut. Namun tidak jarang perusahaan monopoli sering membuat iklan produk,
tujuannya untuk menarik pembeli serta menjaga hubungan baik dengan masyarakat.
Atas inisiatif DPR RI pertama setelah negara Republik Indonesia merdeka pada
tanggal 5 Maret 1999 lahir Undang – Undang yang mengatur mengenai persaingan usaha
yaitu Undang – Undang No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat. Lahirnya UU tersebut tidak terlepas dari krisis moneter
yang kemudian berlanjut kepada krisis ekonomi yang melanda Indonesia di pertengahan
tahun 1997, dimana pemerintah disadarkan bahwa sebenarnya fundamental ekonomi
Indonesia pada waktu itu ternyata begitu lemah, lemahnya fundamental ekonomi Indonesia
terjadi karena berbagai kebijakan pemerintah di berbagai sektor ekonomi yang kurang tepat
yang menyebabkan pasar menjadi terdistorsi. Terdistorsinya pasar membuat harga yang
berbentuk di pasar tidak lagi merefleksikan hukum permintaan dan hukum penawaran
yang riil, proses pembentukan harga dilakukan secara sepihak oleh produsen tanpa
memperhatikan kualitas produk yang mereka tawarkan terhadap konsumen.
Asas yang digunakan sebagai landasan dalam pembentukan Undang – Undang No. 5
Tahun 1999 dalam Pasal 2 yang berbunyi : “pelaku usaha di Indonesia dalam menjalankan
kegiatan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan memperhatikan keseimbangan
antara kepentingan pelaku usaha dan kepentingan umum”. Maksud demokrasi ekonomi
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
9
yaitu menghendaki adanya kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk
berpartisipasi di dalam proses produksi atau pemasaran barang atau jasa.
Pasal 3 UU No.5/1999, tujuan pembentukan undang – undang No.5/1999, yaitu:
1. Menjaga kepentingan umum dan meningkatkan efisiensi ekonomi nasional sebagai salah
satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat;
2. Mewujudkan iklim usaha yang kondusif melalui pengaturan persaingan usaha yang
sehat sehingga menjamin adanya kepastian kesempatan berusaha yang sama bagi pelaku
usaha besar, pelaku usaha menengah, dan pelaku usaha kecil;
3. Mencegah praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat yang ditimbulkan
oleh pelaku usaha; dan
4. Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam kegiatan usaha.
Prinsip umum dalam hukum persaingan usaha dalam Pasal 4 ayat 1 UU No.5/1999 yang
berbunyi : “ pelaku usaha dilarang membuat perjanjian dengan pelaku usaha lain secara
bersama – sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang dan atau jasa
yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli dan atau persaingan usaha tidak
sehat”.
Dalam Pasal 6 UU No.5/1999 yang berbunyi: “pelaku usaha dilarang membuat perjanjian
yang mengakibatkan pembeli yang satu harus membayar dengan harga yang berbeda dari
harga yang harus dibayar oleh pembeli lain untuk barang atau jasa yang sama”.
OLIGOPOLI
Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya terdiri dari beberapa penjual untuk pasar yang
hanya terdapat dua penjual saja. Dalam pasar oligopoli biasanya terdapat dua kondisi usaha
yaitu adanya perbedaan penetapan harga dan jumlah produksi dari masing – masing
perusahaan dan kondisi yang lain yakni adanya kesepakatan mengenai jumlah produksi yang
dapat dilakukan oleh masing – masing perusahaan dengan harga yang sama.
Kesepakatan antara perusahaan dalam pasar oligopoli biasanya berupa kesepakatan
harga dan produksi (kesepakatan kadang disebut kolusi atau kartel) dengan tujuan
menghindari perang harga yang akan membawa kerugian bagi masing – masing perusahaan
pada kondisi tertentu.
Praktek kartel merupakan salah satu strategi yang diterapkan diantara pelaku usaha
untuk dapat mempengaruhi harga dengan mengatur jumlah produksi produsen. Produsen
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
10
berasumsi jika produksi mereka di dalam pasar dikurangi sedangkan permintaan terhadap
produk mereka di dalam pasar tetap, akan berakibat kepada terkereknya harga ke tingkat
yang lebih tinggi. Sebaliknya, jika dalam pasar produk produsen melimpah, sudah barang
tentu akan berdampak terhadap penurunan harga produk mereka di pasar.
Praktek oligopoli umumnya dilakukan sebagai salah satu upaya untuk menahan
perusahaan – perusahaan melakukan praktek oligopoli sebagai salah satu usaha menikmati
laba super normal di bawah tingkat maksimum dengan menetapkan harga jual terbatas
(limiting prices) sehingga menyebabkan kompetisi harga diantara pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopoli menjadi tidak ada.
Struktur pasar oligopoli sebenarnya memiliki kesamaan dengan struktur pasar
monopoli dalam kurva permintaan dan kurva penerimaan marjinalnya yang bersifat negatif.
Hanya saja jika dalam pasar monopoli hanya ada satu perusahaan saja, sedangkan dalam
pasar oligopoli ada beberapa pelaku usaha (produsen) yang memiliki posisi yang dominan.
Misalnya dalam UU No.5/1999 disebutkan bahwa pasar oligopoli adalah pasar dua atau tiga
pelaku usahanya yang memiliki share 75% atau lebih. Beberapa perusahaan tersebut
dipandang memiliki kemampuan untuk mengendalikan harga atau memiliki market power.
Salah satu cara untuk dapat mengendalikan harga adalah melalui kebijakan diferensiasi
produk dimana perusahaan menciptakan produk yang berbeda dengan produk
kompetitornya sehingga struktur permintaan produk menjadi lebih inelastis.
Dalam kenyataannya struktur pasar oligopoli umumnya terbentuk pada industri –
industri yang memiliki capital intensive yang tinggi, seperti industri mobil, semen, kertas,
dan peralatan mesin, dimana di dalam proses produksinya baru akan tercapai tingkat
efisiensi (biaya rata – rata minimum) jika diproduksi dalam skala besar, kekuatan pasar
pelaku usaha di dalam pasar kurang lebih sebanding , dan barang atau jasa yang ditawarkan
dalam pasar oligopoli barang atau jasa yang homogen (seragam).
Pasal 5 ayat 1 UU No.5/1999 yang berbunyi : “ pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha pesaingnya untuk menetapkan harga atas suatu barang
dan/atau jasa yang harus dibayar oleh konsumen atau pelanggan pada pasar bersangkutan
yang sama”.
Hambatan dalam persaingan oligopoli meliputi :
1. Skala eknomis
Perusahaan telah lama berproduksi relatif lebih memiliki kesempatan untuk menikmati
skala ekonomis, karena untuk memperbesar produksinya perusahaan tersebut cukup
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
11
menambah dari produksi yang sudah ada, sehingga sangat memungkinkan untuk
menurunkan biaya produksi dan relatif akan mampu menjual produksinya dengan harga
yang relatif lebih murah dibandingkan perusahaan baru.
2. Ongkos produksi yang berbeda
Perusahaan bisa menurunkan biaya produksi dengan membuka kapasitas produksi baru
dari pada tetap menggunakan kapasitas yang lama dan seterusnya, sementara bagi
perusahaan baru hal itu tidak bisa dilakukan karena harus mengeluarkan segala macam
biaya yang tidak disertai dengan produksi langsung ( contoh : biaya pendidikan
karyawan agar menjadi terampil).
3. Keistimewaan hasil produksi
Bagi perusahaan yang sudah lama beroperasi dan telah menghasilkan banyak produk
menyebabkan produk tersebut menjadi dikenal di tengah masyarakat dan menciptakan
konsumen yang loyal pada produknya. Oleh karena itu, perusahaan baru harus cermat
dan hati – hati mempelajari tingkat kesulitan atas produk yang dihasilkan oleh
perusahaan yang sudah lama berdiri meskipun membutuhkan waktu lama.
Keistimewaan lainnya adalah perusahaan lama menghasilkan produk yang berfungsi
sama namun disesuaikan tingkat pemakaiannya. Contoh : INTEL (perusahaan penghasil
procesor terkenal) bersaing dengan AMD, INTEl mengeluarkan produk Intel Pentium
(Pentium 1 – 4). Kebanyakan pengguna memakai komputer hanya untuk menjalankan
program biasa seperti pengolahan data, kata dsb yang membutuhkan procesor biasa
umumnya diisi oleh AMD. Oleh karena itu, INTEL pun membuat Celeron dengan harga
relatif sama dengan pesaingnya namun sama kemampuannya dengan produk lama
(Pentium 1 – 4).
OLIGOPSONI
Jika tindak oligopoli hanya 2 atau 3 penjual saja yang menguasai pasar tertentu, maka
dengan istilah oligopsoni pasar hanya dikuasai oleh 2 atau 3 pembeli saja. Perjanjian
oligopsoni yang dilarang oleh hukum adalah perjanjian dengan pelaku usaha lain untuk
menguasai pembelian atau penerimaan pasokan barang dan/atau jasa dengan tujuan agar
dapat mengendalikan harga.
Oligopsoni merupakan salah satu bentuk praktek anti persaingan yang cuku unik,
karena dalam prakteknya oligopsoni yang menjadi korban adalah produsen atau penjual,
dimana biasanya untuk bentuk – bentuk praktek anti persaingan lain ( seperti price fixing,
price dicrimination, kartel, dll) yang menjadi korban umumnya konsumen atau pembeli.
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
12
Dalam oligopsoni, konsumen membuat kesepatan dengan konsumen lain dengan tujuan agar
mereka secara bersama – sama dapat menguasai pembelian atau penerimaan pasokan, dan
pada akhirnya dapat mengendalikan harga atas barang atau jasa pada pasar yang
bersangkutan.
Dengan adanya praktek oligopsoni produsen atau penjual tidak memiliki alternatif lain
untuk menjual produk mereka selain kepada pihak pelaku usaha yang telah melakukan
perjanjian oligopsoni. Tidak adanya pilihan lain bagi pelaku usaha untuk menjual produk
mereka selain kepada pelaku usaha yang melakukan praktek oligopsoni, mengakibatkan
produsen hanya dapat menerima harga yang sudah ditentukan oleh pelaku usaha yang
melakukan praktek oligopsoni.
Pasal 13 ayat 1 UU No.5/1999 menyebutkan bahwa “ pelaku usaha dilarang membuat
perjanjian dengan pelaku usaha lain yang bertujuan untuk secara bersama – sama menguasai
pembelian atau penerimaan pasokan agar dapat mengendalikan harga atas barang dan/atau
jasa dalam pasar bersangkutan, yang dapat mengakibatkan terjadinya praktek monopoli
dan/atau persaingan usaha tidak sehat”.
Pasal 13 ayat 2 UU No.5/1999 menambahkan bahwa “ pelaku usaha patut diduga atau
dianggap secara bersama – sama menguasai pembelian atau penerimaan pasokan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 apabila 2 atau 3 pelaku usaha atau kelompok pelaku
usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar satu jenis barang atau jasa tertentu”.
Meskipun secara teori oligopsoni merupakan kegiatan yang wajar dimana jumlah
pembeli yang ada begitu terbatas, dan ketentuan ini juga sebenarnya dapat dirumuskan ke
dalam pengaturan mengenai kartel. Karena kegiatan oligopsoni dapat digolongkan sebagai
kartel. akan tetapi sifat pengaturannya tetap dipertahankan untuk melindungi kegiatan
UKM (Usaha Kecil dan Menengah) untuk memperoleh pasokan harga yang wajar.
MONOPSONI
Secara teori ekonomi, monopsoni adalah sebuah pasar dimana hanya terdapat seorang
pembeli. Biasanya pembeli tunggal ini akan menjual dengan cara monopoli. Pada kondisi
inilah potensi kerugian masyarakat akan timbul dan juga ada potensi yang tidak sehat,
karenanya Undang – Undang No.5 Tahun 1999 mengatur secara khusus dalam Pasal 18.
Secara hukum, pasal ini melarang pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi
pembeli tunggal atas barang dan/atau jasa dalam pasar yang bersangkutan. Dan pada ayat
dua, pasal ini menyatakan seseorang atau sekelompok pelaku usaha dianggap melakukan
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
13
monopsoni manakala menguasai lebih dari 50% pangsa pada satu jenis barang atau jasa
tertentu.
Meskipun kasus monopsoni sangat jarang terjadi, akan tetapi dalam satu waktu atau
suatu daerah tertentu hal ini bisa terjadi. Contoh klasik pada literatur ekonomi adalah kasus
penguasaan pasar tenaga kerja oleh pihak produsen pada daerah pertambangan, dimana
pemuda atau angkatan kerja tidak punya banyak pilihan untuk bekerja. Misalkan saja pada
suatu daerah yang kaya minyak tertentu hanya terdapat sebuah perusahaan/industri
pertambangan dan perusahaan tersebut sangat besar. Maka, meskipun pemerintah daerah
setempat menyediakan alternatif tempat bekerja lain pada retail dan jasa, akan tetapi hampir
bisa dipastikan industri yang sendiri tadi akan sangat bisa menguasai pasar tenaga kerja di
kota tersebut. Dan industri tersebut bisa dipastikan akan menyedot tenaga kerja,
konsekuensinya adalah pengaturan harga dari tenaga kerja tersebut. Pada kondisi inilah
salah satu pihak dirugikan, karenanya hukum harus mengatur dengan tegas kondisi yang
menyebabkan turunnya kesejahteraan.
Kasus penguasaan tenaga kerja juga dapat terjadi jika ada serikat pekerja yang mereka
sangat solid sehingga mereka memiliki nilai tawar yang sangat tinggi. Solid disini terukur
dengan kemampuan organisasi serikat tenaga kerja yang dapat meliputi dan mewakili
sebagian besar atau seluruh tenaga kerja dalam sebuah industri. Dalam kondisi tertentu
mereka bahkan bisa merugikan perusahaan dengan :
1. Menurut upah yang lebih tinggi dari yang dicapai pada keseimbangan penawaran dan
permintaan pasar tenaga kerja. Dengan ancaman mogok yang sangat merugikan
perusahaan dan lain sebagainya, mereka menjadi punya kekuatan untuk merubah.
2. Membatasi penawaran tenaga kerja. Ketika buruh bisa melakukan pembatasan tenaga
kerja. Pembatasan penawaran juga akan berimplikasi pada tuntutan peninggian upah.
Kasus Indonesia terhadap kasus yang terjadi pada tenaga kerja seperti pasar cengkeh,
dimana BPPC di bawah koordinasi Tomy Soeharto memaksa semua petani untuk menjual
cengkeh mereka pada badan tersebut dengan berbagai alasan yang dipaksakan. Monopsoni
juga terjadi pada kasus penambangan pasir laut bagi kepentngan reklamasi di Singapura.
Singapura dalam hal ini menjadi pembeli tunggal yang kita sebut dengan monopsoni.
Keadaan ini membuat Singapura memiliki kemampuan untuk mendikte harga pasir di pasar.
Otomatis harga dapat bergerak turun – naik menurut kehendak pembeli, dan Singapura
telah mampu menekan harga pasir secara drastis pada kurun waktu tahun 1999 – 2002.
Lepas dari Singapura kemudian punya kemampuan memaksa harga atau tidak, pada kondisi
Ilmu Ekonomi/ 21 Oktober 2012 Ika Atikah, S.Hi, M.H
14
tertentu pasar dengan struktur seperti ini sangat rentan menimbulkan pasar gelap (black
market), semisal penyelundupan dan lain – lain. Dalam kasus ini Singapura bisa menempuh
jalan kasar jikalau pemerintah tidak mau menuruti kemauan harga yang diinginkan mereka,
yakni dengan penyelundupan, dan sudah terjadi. Tentunya hal tersebut dalam jangka
pendek dan jangka panjang, sangat merugikan bangsa Indonesia.
Kasus lain yakni kasus penguasaan beras di beberapa daerah yang mesti dijual kepada
KUD (Koperasi Unit Desa). Juga peternak sapi perah di Pengalengan dan Cikajang yang
dengan banyak alasan harus menjual susunya pada Koperasi (KPBS) dengan harga yang
tentunya sudah diatur sedemikian rupa.