Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

15
BI akan Paksa Perbankan Turunkan Suku Bunga Kredit Headline News / Ekonomi - / Senin, 14 November 2011 10:08 WIB Metrotvnews.com, Jakarta: Bank Indonesia akan memaksa perbankan menyesuaikan suku bunga kredit menyusul penurunan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 50 basis poin dari 6,5 menjadi 6 persen. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, baru-bari ini, mengatakan, penurunan suku bunga acuan dilakukan sejalan dengan tingkat inflasi yang rendah tahun ini. Selain itu, policy rate Indonesia relatif terlalu tinggi dibanding negara- negara emerging market lain. Darmin menambahkan, penurunan suku bunga juga dilakukan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi dunia dengan mendorong bergeraknya sektor riil. Meski demikian, penurunan BI rate ini tidak serta merta diikuti lending rate di kalangan perbankan nasional. Karena itu, Bank Indonesia akan mendesak Perbankan nasional untuk mengikuti penurunan suku bunga dengan memantau rencana bisnis bank atau RBB yang akan disampaikan akhir tahun ini. Darmin mengakui selama ini kalangan perbankan selalu beralasan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan suku bunga. Untuk memastikan perbankan mengikuti penurunan suku bunga acuan BI, Darmin mengatakan pihaknya akan memeriksa semua RBB bank. Menurut Darmin, BI akan memanggil bank yang bersangkutan, bila dalam RBBnya bank tidak memasukan indikator penurunan suku bunga acuan.(IKA) BI: Perbankan Sulit Turunkan Bunga Kredit Nasional / Sabtu, 26 November 2011 18:27 WIB Metrotvnews.com, Medan: Bank Indonesia Medan mengakui sulit atau lamanya perbankan menyesuaikan bunga kredit mengikuti penurunan BI rate. "Tetapi BI memang tidak bisa intervensi langsung agar bank itu menurunkan bunga kredit sejalan dengan penurunan BI rate. Cuma BI terus mengingatkan perbankan agar bunga kredit itu disesuaikan dengan BI rate," kata Peneliti Ekonomi Madya BI Medan, Mikael Budisatrio di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (26/11). Dia mengatakan itu menyusul keluhan pengusaha Realestate Indonesia (REI) Sumut tentang belum turunnya juga bunga kredit kepemilkan rumah (KPR) meski BI rate sudah dua kali diturunkan, terakhir tinggal 6 persen. Meski tidak bisa intervensi langsung, BI bisa mempertanyakan ke manajemen masing-masing bank saat bank itu melaporkan atau mengumumkan

Transcript of Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Page 1: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

BI akan Paksa Perbankan Turunkan Suku Bunga KreditHeadline News / Ekonomi - / Senin, 14 November 2011 10:08 WIBMetrotvnews.com, Jakarta: Bank Indonesia akan memaksa perbankan menyesuaikan suku bunga kredit menyusul penurunan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 50 basis poin dari 6,5 menjadi 6 persen.Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, baru-bari ini, mengatakan, penurunan suku bunga acuan dilakukan sejalan dengan tingkat inflasi yang rendah tahun ini. Selain itu, policy rate Indonesia relatif terlalu tinggi dibanding negara-negara emerging market lain.Darmin menambahkan, penurunan suku bunga juga dilakukan untuk mengantisipasi perlambatan ekonomi dunia dengan mendorong bergeraknya sektor riil. Meski demikian, penurunan BI rate ini tidak serta merta diikuti lending rate di kalangan perbankan nasional.Karena itu, Bank Indonesia akan mendesak Perbankan nasional untuk mengikuti penurunan suku bunga dengan memantau rencana bisnis bank atau RBB yang akan disampaikan akhir tahun ini.Darmin mengakui selama ini kalangan perbankan selalu beralasan membutuhkan waktu untuk menyesuaikan suku bunga. Untuk memastikan perbankan mengikuti penurunan suku bunga acuan BI, Darmin mengatakan pihaknya akan memeriksa semua RBB bank.Menurut Darmin, BI akan memanggil bank yang bersangkutan, bila dalam RBBnya bank tidak memasukan indikator penurunan suku bunga acuan.(IKA)BI: Perbankan Sulit Turunkan Bunga Kredit Nasional / Sabtu, 26 November 2011 18:27 WIBMetrotvnews.com, Medan: Bank Indonesia Medan mengakui sulit atau lamanya perbankan menyesuaikan bunga kredit mengikuti penurunan BI rate. "Tetapi BI memang tidak bisa intervensi langsung agar bank itu menurunkan bunga kredit sejalan dengan penurunan BI rate. Cuma BI terus mengingatkan perbankan agar bunga kredit itu disesuaikan dengan BI rate," kata Peneliti Ekonomi Madya BI Medan, Mikael Budisatrio di Medan, Sumatra Utara, Sabtu (26/11).Dia mengatakan itu menyusul keluhan pengusaha Realestate Indonesia (REI) Sumut tentang belum turunnya juga bunga kredit kepemilkan rumah (KPR) meski BI rate sudah dua kali diturunkan, terakhir tinggal 6 persen. Meski tidak bisa intervensi langsung, BI bisa mempertanyakan ke manajemen masing-masing bank saat bank itu melaporkan atau mengumumkan besaran suku bunga kreditnya sesuai ketentuan BI."Bukan hanya di Indonesia yang tidak bisa intervensi langsung dalam soal bunga bank itu tetapi juga berlaku di negara lain," katanya.Meski lama melakukan penyesesuaian bunga kreditnya dengan BI rate, tetapi diyakini perbankan akan melakukan penurunan. "Persaingan semakin ketat, jadi tentunya bank tidak mau ditinggalkan nasabahnya hanya karena bunga kreditnya terus bertahan tinggi," kata Mikael.Ketua REI Sumut, Tomi Wistan, menyebutkan, pengembang di Sumut berharap perbankan segera menurunkan suku bunga KPR, apalagi BI kembali lagi menurunkan BI rate menjadi tinggal 6 persen dari 6,5 persen sebelumnya. "Sudah lama BI rate turun, tetapi bunga KPR masih tetap tinggi juga," katanya.Padahal, bunga KPR semakin murah akan membuat pengembang semakin leluasa untuk membangun rumah khususnya rumah sejahtera yang diprogramkan pemerintah. Dengan bunga KPR yang lebih murah juga akan sangat membantu warga bisa membeli rumah. Dewasa ini bunga KPR yang paling murah masih sebesar 7,5 persen. Itu pun untuk masa kredit dua tahun.

Page 2: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

"Mudah-mudahan perbankan segera menurunkan bunga KPR karena tahun depan REI menargetkan bisa membangun rumah sejahtera cukup banyak atau naik hingga 100 persen dari realisasi tahun-tahun sebelumnya," katanya.Dirut Utama PT Asia Bisnis Centre itu mengatakan pada 2012 target pembangunan rumah sejahtera di Sumut sebanyak 100.000 unit dari realisasi tahun-tahun sebelumnya yang hanya sekitar 5.000-an unit.(Ant/BEY)

Tingkat bunga, akses kredit versus modal bank Oleh Mirza Adityaswara – Ekonom ISEI Senin, 21 November 2011 | 08:52 WIB Di tengah topik hangat tentang usaha Bank Indonesia menurunkan bunga kredit, tulisan ini bukan dimaksudkan membela industri perbankan, bukan membela investor, dan bukan pula membela BI. Tulisan ini sekadar memberikan pemahaman tentang kenyataan situasi perbankan Indonesia. Berbicara tentang bunga kredit, maka kita harus lihat beberapa hal termasuk segmentasi pasar kredit, likuiditas, risiko kredit, permodalan, pemegang saham dan interaksinya dengan pasar modal.Tentu kita harus cari solusi jangka panjang menurunkan bunga kredit. Dua kebijakan intervensi BI pada 2011 patut diapresiasi walaupun sebagian orang menganggapnya bertentangan dengan mekanisme pasar. Yang pertama adalah keter libatan BI secara aktif menopang pasar surat utang negara. Pembelian SUN oleh BI telah membawa stabilitas di tengah krisis ekonomi Eropa sehingga biaya dana bagi APBN, perbankan dan sektor swasta menjadi turun. Yield SUN rupiah berjangka 10 tahun saat ini terus membaik turun ke 6,2%, atau jauh lebih baik daripada yield surat utang Pemerintah Italia yang naik ke 7%. Kebijakan intervensi kedua dari BI adalah aturan repatriasi hasil ekspor.Kebijakan ini patut diacungi jempol karena jika berhasil, akan membawa pulang sebagian dari dana eksportir yang parkir di luar negeri. Likuiditas dolar dan rupiah di sistem perbankan akan bertambah sehingga menurunkan biaya dana. Walaupun suku bunga kredit dianggap tinggi, ternyata kredit tumbuh tinggi 25%. Jika krisis Eropa tidak memburuk pertumbuhan kredit tahun depan bisa 23%-27% atau bahkan lebih. Pada periode 19931996 pertumbuhan kredit memang 35% per tahun, tapi yang terjadi malah `bubble', utang swasta menumpuk, impor melonjak karena industri kita yang masih lemah, pemburukan defisit neraca barang dan jasa,dan kemudian ekonomi kolaps pada 1998. Tentu kita tidak mau ini terjadi lagi. Agar bank dapat menyalurkan kredit, bank harus cukup modal, punya likuiditas, dikelola dengan prudent, kredit bermasalahnya kecil, dan punya laba yang baik. Ini biasa disebut CAMEL (capital, asset, management, earning, liquidity). CAMEL diperhatikan oleh investor, lembaga rating, dan regulator. Setiap kali menyalurkan kredit maka kecukupan modal (capital adequacy ratio) akan turun. Kebutuhan CAR, jika mengacu kepada Basel III, adalah 12% 14%. Rasio CAR per September adalah 16,6%, ini cukup menopang pertumbuhan kredit sampai 3 tahun ke depan. Akan tetapi, yang menyediakan dana setiap kali perbankan butuh tambahan modal adalah investor pasar keuangan, bukan pemerintah, bukan pula BI. Di empat bank BUMN, pemerintah tidak pernah lagi ikut menambah modal. Yang ada malahan terus meminta dividen. Sejalan dengan deregulasi perbankan, pangsa pasar kredit bank swasta terus meningkat, sedangkan pangsa pasar kredit bank BUMN menurun ke 36% Ini berbeda dengan era sebelum Pakto 1988 yang mana pangsa kredit bank BUMN lebih dari 70%. Kepemilikan saham pemerintah di Bank BUMN terus menurun. Filosofinya adalah menambah kepemilikan investor dalam rangka memperkuat `corporate governance' bank BUMN. Akan tetapi konsekuensinya, negara kehilangan kendali atas kebijakan penetra si kredit karena semakin ditentukan oleh investor.

Page 3: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Investor pasar keuangan hanya mau menambah modal bank jika laba perbankan meningkat,agar harga sahamnya naik. Itulah mengapa bank sekarang berlomba-lomba masuk ke sektor kredit mikro karena di segmen tersebut pemainnya belum banyak sehingga bank bisa mendapat margin tinggi, mengenakan bunga kredit mikro di atas 25%, jauh lebih tinggi daripada kredit korporasi ataupun KPR yang bunganya sudah turun ke bawah 10%. Perbankan kita kurang dana jangka panjang walaupun BI Rate turun ke 6%. Rasio deposits to GDP terus menurun, dari 43% pada 2002 menjadi 34% pada tahun ini. Ekses likuiditas terlihat di bunga pasar uang antarbank (PUAB) yang rendah (5%), tapi itu hanyalah likuiditas jangka pendek, berasal dari portofolio asing sehingga tidak bisa digunakan untuk kredit. Komponen net foreign asset dalam money supply terus meningkat dari 26% di tahun 2006 menjadi 35% tahun ini. Artinya, ekses likuiditas di PUAB sifatnya fluktuatif sesuai dengan sifat investor portofolio. Setiap kali ekonomi booming, pertumbuhan kredit selalu di atas pertumbuhan deposit (2007, 2008, 2010, 2011). Contohnya, pertumbuhan kredit 25% tahun ini tapi pertumbuhan deposits hanya 18%, artinya ada kekurangan deposits. Di luar Mandiri, BCA, BNI maka LDR perbankan hampir di atas 90%. Deposan besar Hal ini bertambah rumit karena pemerintah menyedot pajak setiap bulan, akan tetapi pengeluaran pemerintah selalu terlambat sehingga memengaruhi likuiditas pasar keuangan. Maka dari itu tidak heran jika deposan besar bisa leluasa mempermainkan bank, minta bunga deposito tinggi, dan bank terpaksa menawarkan hadiah undian dan voucher. Premi risiko kredit tecermin di kredit bermasalah (non-performing loan) yang mana pencadangan buat NPL diambil dari laba operasi. Data beberapa bank menunjukkan bahwa NPL kredit korporasi dan kredit konsumsi berkisar 1%-3,5%. Tapi NPL kredit UMKM (usaha menengah, kecil, mikro) berkisar 2%-7% atau rata-rata 4,3%. Bank juga harus menghitung biaya operasi. Bank yang fokus kepada kredit korporasi tidak perlu banyak cabang. Akan tetapi bank yang menyalurkan kredit UMKM serta menjaring deposit ritel maka memerlukan kantor sampai ke kota-kota kecil. Rasio biaya operasional terhadap total aset bank berkisar 2%-4%. Jadi, jika suatu bank fokus ke korporasi dengan biaya dana 4%, NPL korporasinya 1%, biaya operasinya 2% dan margin keuntungan 2% maka bunga kredit korporasinya bisa hanya 9%. Namun, suatu bank menengah yang biaya dananya 7%, fokusnya kredit UMKM (NPL 4%) dan jumlah kantornya banyak (biaya operasi 4%), serta membutuhkan margin keuntungan 4%, maka bunga kredit mikronya bisa 19%. Akan tetapi karena pasar kredit mikro belum banyak pemainnya bank mengenakan bunga kredit mikro di atas 25%. Pesaingnya hanyalah para BPR yang bunga kreditnya bahkan lebih tinggi. Apakah bank komersial dapat dipaksa menurunkan bunga kredit mikronya ? Pertanyaan sebaliknya, apakah investor mau menambah modal bank jika manajemen datang dengan proposal penurunan NIM dan laba ? Harga saham pasti jatuh dan dividen berkurang. Menurut saya, bunga kredit mikro bisa diturunkan dan investor masih mau mendanai, tapi konsekuensinya setoran modal menjadi lebih kecil. Akibatnya penetrasi kredit malahan terganggu. Hal yang harus dilakukan BI adalah memberi insentif supaya semakin banyak bank masuk ke segmen kredit UMKM agar kompetisi meningkat sehingga bunga kredit turun.

Beberapa Bank Swasta Turunkan Margin Bunga BersihBY MYRNA RIYANTO JAKARTA (IFT) – Beberapa bank swasta akan menurunkan margin bunga bersih (net interest margin) tahun ini agar mampu bersaing saat menyalurkan kredit. Sejumlah bankir menyatakan agar laba bank tidak menurun, perusahaan melakukan efisiensi biaya operasional dan meningkatkan pendapatan nonbunga.

Page 4: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

BI Janji Perbaiki Bunga Kredit MikroJakarta – Bank Indonesia (BI) mengakui suku bunga kredit mikro yang ada saat ini masih tinggi. “Suku bunga kredit mikro memang masih tinggi, nanti kita pelajari. Tapi akses juga penting. Kita itu maunya aksesnya baik, harganya (bunga kredit) murah. Mungkin kita perbaiki ini bertahap, kita perbaiki akses sambil perbaiki harganya,” jelas Deputi Gubernur BI Muliaman D Hadad di Jakarta, Senin (28/11).Namun, lanjutnya, hal penting yang juga perlu diperhatikan selain suku bunga adalah akses masyarakat ke perbankan atau lembaga keuangan formal lainnya untuk memperoleh akses finansial. Untuk itu perlu adanya edukasi ke masyarakat mengenai peran lembaga keuangan terhadap akses ke finansial.Selain edukasi ke masyarakat, juga penting edukasi bagi kalangan perbankan sendiri. “Karena bank kadang tidak tahu, maka tidak terjadi fungsi intermediasinya. Ini harus dua sisi, dari sisi supply pembiayaan banknya kita edukasi, dan dari sisi demand (permintaan kredit) nasabah juga kita edukasi,” tuturnya.Yang jelas, demi meningkatkan akses masyarakat ke sektor keuangan, Bank Indonesia mewajibkan bank memasukkan sektor kredit mikro dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun depan. “Kredit mikro kita masukkan dalam RBB (tahun depan). Mengenai suku bunganya, memang masih tinggi, nanti kita pelajari lagi,” ujar Muliaman.Sementara itu, sejalan dengan turunnya BI Rate menjadi 6%, PT Bank Tabungan Negara Tbk telah menurunkan pula bunga kreditnya sebesar 50 basis poin (bps). “Suku bunga kredit baru saja kita turunkan 50 bps. Untuk KPR suku bunga kredit kami antara 8,15% sampi 11%,” jelas Direktur Utama BTN Iqbal Latanro di Gedung BI Jakarta, Jumat pekan lalu.Namun, lanjut Iqbal, meski semua suku bunga kredit telah diturunkan 50 bps, ada satu produk yang kreditnya tidak turun. “Untuk kredit KPR bersubsidi, yakni FLPP (fasilitas pembiayaan pemilikan perumahan) tidak turun,” tukasnya.Ke depan, ucapnya, masih ada ruang bagi BTN untuk menurunkan suku bunga kreditnya. “Ada time leg bunga turun kalau sumber dana turun. Itu bertahap. Tahun depan iya ada kemungkinan bunga kredit turun. Kalau biaya dana turun pasti bunganya turun,” tuturnya.Sampai tiwulan III 2011, kredit BTN mengalami pertumbuhan 20,24% dari Rp49,32 triliun pada 30 September 2010 menjadi Rp59,31 triliun pada 30 September 2011. BTN menjaga rasio kredit bermasalahnya (non performing loan/NPL) net per kuartal III 2011 sebesar 3,46% dari 3,47% di periode yang sama 2010.Sedangkan bagi Bank Permata, BI Rate turun menjadi 6% pada 10 Nopember 2011 silam tidak serta merta diikuti penurunan bunga kreditnya. Penurunan bunga kredit butuh waktu beberapa bulan setelah BI Rate turun. “Penurunan bunga kredit more and less akan mengikuti BI Rate. Tapi ada gap-nya dan tergantung bank-nya masing-masing. Ada yang butuh waktu 3-6 bulan,” kata Direktur Wholeshale Banking PermataBank Roy Arfandy di Jakarta, akhir pekan lalu.Namun Roy meyakini, sampai akhir tahun ini suku bunga kredit perbankan akan ada penurunan. “Rate kita akan ikut turun pula mengikuti market,” tandasnya. Menurut Roy, suku bunga kredit yang ada sudah cukup rendah. Dan ia memperkirakan, BI Rate di 2012 akan sekitar 6%-an. Namun, jika kondisi perekonomian bagus dan inflasi rendah maka aka nada peluang untuk BI Rate diturunkan.

Page 5: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Pendahuluan Modul Kredit ISBS mengadaptasi seluruh pengetahuan dasar mengenai kredit. Dari muluai jangka waktu, pengertian sifat kredit, tujuan kredit, jenis kredit dan perhitungan bunga. Oleh karena itu memahami dasar-dasar kredit menjadi keharusan untuk mengoperasikan secara benar dan baik modul kredit ISBS ini.Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam, dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti Kepercayaan.Dalam arti yang lebih luas Pengertian Kredit adalah :Kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada suatu jangka waktu yang disepakati. UU RI NO.7 Tahun 1992 tentang perbankan menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam atara bank dengan pihak lain, yang mewajibkan pihak pinjam meminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan sejumlah bunga imbalan atau pembagian hasil keuntungan Kredit perbankan dapat diklasifikasikan berdasarkan berdasarkan beberiapa kreteria yaitu : 1.1. Jangka Waktu Kredit Kreteria kredit berdasarkan jangka waktu dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu :Kredit jangka pendekKredit yang memiliki jangka waktu maksimum satu tahun. Misalnya untuk membiayai modal kerja, pembiayaan musiman.Kredit jangka panjangKredit yang jangka waktunya lebih dari satu tahun, contohnya adalah kredit investasi

 1.2. Sifat penggunaan dana 1.2.1. Revolving Pada kredit revolving pinjaman yang telah dilunasi masih dapat ditarik kembali maka sifat pemakaian dana jenis kredit ini adalah “ naik-turun” sesuai dengan kebutuhan debitur. Ciri dari kredit Revolving adalah : Debitur diberi suatu plafond/limit kredit tertentu dan plafon tersebut merupakan jumlah dana maksimum yang dapat ditarik. Kebutuhan dana tegantung dari cash flow ( arus kas ) Umumnyan termasuk kredit jangka pendek ( minimun 1 Tahun ) dan dapat diperpanjang Penarikan dapat juga bertahap atau sekaligus demikian juga pelunasannya.1.2.2. Non Revolving Kredit tidak dapat ditarik secara berulang –ulang. Ciri-ciri kredit non revolving adalah : Penarikan dana dapat dilakukan secara langsung dan sekaligus.atau secara bertahap sesuai perjanjian(umumnya penarikan dilakukan secara sekaligus)Pelunasan pinjaman dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus sesuai perjanjian.Debitur tidak dapat menarik dana yang telah dilunasi dengan demikina outstanding pinjaman akan terus menurunDari sudut jangka waktunya kredit ini merupakan kredit jangka pendek atau jan gka panjang.

 1.3. Tujuan penggunaan dana Kreteria kredit penggunaan dana dapat dibagi menjadi : 1.3.1. Kredit modal kerja ( working capital loan): Kredit modal kerja ( working capital loan) kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usahanya atau perputaran modal misalnnya pemberian barang dagangan dan lainnya. Sifat penggunaan dana dapat revolving dan non revolving.jenis kreditnya pinjaman aksiet (dl) ,PRK ( OD) bisa juga term loan ( TL ) . Umumnya jangka waktu kredit kurang atau sama dengan satu tahun.1.3.2. Kredit investasi( investment Loan)

Page 6: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Kredit yang diberikan utnuk pembiayai pembelian aktiva tetap ( misalnya tanah,banguan, mesin,.kendaraan) untuk pemproduksi barang dan jasa utama yang diperlukan guna relokasi, ekspansi,modernisasi,usaha ataun pendirtian usaha baru. Sifat penggunaan dana non revolving, jenis kredit TL. TL dengan grace periode atau kentraction loan dan umunya jangka waktu kredit lkebih dari saru tahun.1.3.3. Kredit konsumsi ( consumer loan ) Kredit yang diberkan bank untuk membiaya pembeluan barang, yang tujuannya tidak untuk usaha tetapi untuk penmakain pribadi, sifat menggunaan dananya non revolving dan jenis kredit pada umumnya term loan, KPR, car loan, 1.4. Cara penarikan / pembayaran kembali kredit Ada dua sistem penarikan dan pengembalian kredit yaitu 1.4.1. Tidak ter-schedule artinya penarikan dan kredit dapat dilakukan setiap saat selama periode kredit masih berlaku dengan pembeitahuan kepada pihak bank sedangkan untuk pembayaran/pelunasan pinjaman dapat dilakukan setiuap saat tanpa jadwal tertentu. 1.4.2. Terschedule Penarikan dana kredit yang telah ditentukan Pembayaran/pelunasan jadwal tertentu:Pembayaran dengan sistem angsuran bulananSistem angsuran tetap bulanan;Angsuran yang jumlahnya tetap tiap bulan terdiri dari angsuran pokok dan bunga (anuated)Sistem angsuran pokok tetap bulanan:Angsuran bulanan yang tertdiri dari angsuran pokok yang besarnya tetap selama jangka waktu kredit dan bunga yang besarnya dihitung dari pokok yang belum lunas.Pembayaran dengan sistim bertahap:Sistem pembayaran yang jangka waktu pembayaran pokok dan bunganya diatur secara khusus. 1.5. Sifat Suku Bunga 1.5.1. Variabel rate Tingkat suku bunga yang dapat berubah-ubah dan tergantung dari kondisi pasar (base rate) 1.5.2. Fixed rate Tingkat suku bunga yang tidak akan berubah, sejak negosiasi pertama kali sampai jatuh waktu kredit yang telah ditentukan. 1.6. Jenis-jenis kredit Jenis-jenis kredit yang secara umum dapatdiberikan oleh bank antara lain ; 1.6.1. Pinjaman Rekening koran (PRK) Adalah pinjaman revolving jangka waktu (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank dengan mempergunakan cek, bilyet giro atau alat perintah pembayaran lainnya. Tujuan PRK adalah untuk membiayai modal kerja.Perhitungan bunga dilakukan secaha harian berdasarkan saldo akhir bulan, total bunga selama satu bulan akan dibayar pada akhir bulan.Rumus Bunga = saldo x rate 360keterangan : bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu saldo : saldo debet (o/s) tanggal yang bersangkutan rate : suku bunga per tahun

1.6.2. Pinjaman Aksep

Page 7: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Pinjaman Aksep (DL) adalah pinjaman revolving jangka pendek (satu tahun) yang penarikannya dapat dilakukan dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada pihak bank. Tujuan pinjaman ini adalah untuk membiayai modal kerja.Setiap akan mendropping dana, debitur harus menandatangani surat aksep (surat pengakuan hutang), jumlah maksimum penarikan ditentukan oleh plafond limit yang diberkan.Perhitungan bunga dilakukan sesuai dengan lamanya pemakaian dana oleh debitur.Rumus : Bunga = saldo x rate x hari 360keterangan : Bunga : bunga pinjaman yang dibayar pada tanggal tertentu Saldo : saldo debet (o/s) tanggal yang bersangkuta Rate ; suku bunga per tahun Hari : jumlah hari pemakaian dana 1.6.3. Anjak Piutang Ada fasilitas anjak piutang ini adalah piutang debitur (yang belum jatuh tempo) dijual kepada bank dan bank akan memberi dana sampai sekian persen.Difasilitas anjak piutang ini terdapat tiga pihak yang terlibat : Factor : yaitu pihak yang mengambil alih piutang atau pembeli piutang. Client : yaitu pihak yang menjual piutang Debtor ; ini merupakan pihak yang memiliki hutang kepada client dan merupakan objek transaksi anjak piutang. 1.6.4. Pinjaman sindikasi Adalah pinjaman komersial/modal kerja dimana dananya berasal dari beberapa bank atau pembiayaan secara bersama oleh beberapa bank. Pinjaman ini dapat merupakan pinjaman investasi untuk membiayai suatu proyek (misalnya pembangunan hotel, pusat pertokoan dan lain-lain) atau untuk membiayai kebutuhan modal kerja.Bank yang tergabung dalam pinjaman sindikasi ini ada yang bertugas sebagai :Lead bank yaitu pihak yang menyediakan dana dalam porsi besar dalam sindikasi tersebut dibandingkan dengan lainnya juga segabai pengelola kegiatan sindikasi tersebut baik dalam hubungan dengan debitur maupun terhadap peserta sindikasi lainnya.Participant bank yaitu bank yang menjadi anggota sindikasi dan bertugas hanya menyediakan dana saja.,1.6.5. Term Loan Adalah pinjaman non revolving yang dipergunakn untuk membiayai investasi aktiva tetap (alat yang tidak habis dipergunakan untuk satu siklus usaha). Pencairan dananya dapat dilakukan secara sekaligus atau bertahap sesuai dengan jadwal yang ditetapkan sejak dari awal dengan menyerahkan surat aksep senilai dana yang ditarik. Pembayaran kembali dilakukan dengan angsuran, baik dengan grace perio, pembayaran hanya mencakup bunga saja, sedangkan angsuran pokok dan bunga dimulai setelah grace period berakhir.Perhitungan Cicilan dan /Bunga Kredit

Page 8: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

1.7.                                             Perhitungan Bunga Kredit   Dalam melakukan perhitungan bunga kredit, dapat dilakukan dalam 2 bentuk :1.7.1.                                                                                                   Perhitungan bunga flat   Pengertian flat adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari pokokawal pinjaman. Dengan demikian jumlah bunga yang dibayar setiap bulan adalah sama.Rumus perhitungan : Angsuran : Pokok + ( Pokok x Bunga x tahun) BulanKeterangan : Angsuran : jumlah angsuran per bulan Pokok : pokok awal pinjaman Bunga : suku bunga pinjaman flat per tahun Tahun : jangka waktu pinjaman dalam tahun Bulan : jangka waktu pinjaman dalam bulan 1.7.2.                                                                              Perhitungan bunga efektif (anuitas) :   Pengertian efektif/anuitas ini adalah bahwa bunga pinjaman selalu dihitung dari sisa pokok pinjaman dengan demikian jumlah bunga yang dibayar dari bulan ke bulan adalah berbeda (semakin kecil) karena seiring dengan cicilan yang dilakukan sisa pokok pinjaman akan berkurang.Rumus perhitungan : Bunga angsuran : Sisa Pokok x bunga x 1 12Keterangan : Bunga angsuran ; bunga bulan yang bersangkutan Sisa pokok : sisa pokok pinjaman Bunga : suku bunga pinjaman efektif per tahunSebenarnya suku bunga flat merupakan hasil konversi dari suku bunga effektif, suku bunga pinjaman yang sebenarnya adalah effektif/anuitas. Dalam prakteknya suku bunga yang diberikan kepada debitur umumnya adalah suku bunga flat karena ;Selalu terlihat lebih kecil dari pada suku bunga effektif/anuitas.Perhitungan cicilan per bulan akan jauh lebih mudah dengan menggunakan suku bunga flat dibandingkan dengn suku bunga effektif.Lebih muda menerangkan perhitungan dengan system flat dibandingkan system efektif. Komunikasi antara bank dengan calon debitur dapat diperlancar.Rumus perhitungan cicilan kredit :Siste cicilan dapat dibagi menjadi dua tahap :Sistem in arrear yaitu pada sistem ini cicilan pertama baru dilakukan satu bulan setelah pengikatan kredit.Menghitung cicilan in arrrear : Angsuran : Pokok x Rate 1-1/(1+Rate)n

Keterangan : Angsuran : angsuran per bulan Pokok : pokok awal pinjaman Rate : suku bunga effektif per bulan (dlm persen) N : jumlah bulan cicilan

Page 9: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

Menghitung cicilan in advance adalah : Angsuran : (Pokok – angsuran) x rate 1-1/(1+rate) (n-1)

keterangan : angsuran : angsuran per bulan pokok : pokok awal pinjaman rate ; suku bunga efektif per bulan (%) n : jumlah bulan cicilan Rumus untuk menghitung konversi bunga effektif ke bunga flat adalah : Flat : (angsuran x N) – Pokok x 100 % Pokok x tahunKeterangan : Flat : suku bunga pinjaman flat dalam persen/tahun Angsuran : jumlah cicilan per bulan Pokok : pokok awal pinjaman N : jumlah bulan pinjaman Tahun : jumlah tahun pinjaman Contoh :Plafond = 10 jtJangka waktu = 24 bln ( 2 X 12 )Rate = 33 % / pa. efektif In Arrear 10.000.000 X 2.75 %Angsuran = 1 – 1/ ( 1+ 2.75 % ) 24

Angsuran = Rp 754.712,64 > PerbulanBunga flat untuk anghsuran tersebut adalah :Flat = ( 574.712.64 X 24 ) – 10.000.000 10.000.000 X 2 X 100 % = 18.98 %.pa In advance Angsuran = ( 10.000.000 – Angsuran ) X 2.75 % 1 – 1/ ( 1 + 2.75 % ) ( 24-1 )

Angsuran = Rp 559.284.12 > per bulanBunga flat untuk angsuran tersebut adalah :Flat = (574,712,61 x 24) – 10.000.000 x 100% 10.000.000 x 2            = 18.98 % .paIn advanceAngsuran = ( 10.000.000 – Angsuran ) x 2.75 % 1 – 1 /(1 + 2,75 %) (24 – 1)

Angsuran = Rp. 559.228,12 per bulanBunga Flat untuk angsuran tersebut adalah :Flat = (559,284.12 x 24) – 10.000.000 x 100% 10.000.000 x 2 = 17.11 % .pa

Dapat disimpulkan bahwa :Untuk pinjaman 2 tahun dan bunga effektif 33%pa, suku bunga in arrear adalah 18,96 %.pa lebih besar dari suku bunga in advance yaitu 17.11 %Dapat dilihat juga bahwa bunga flat ( in arrear maupun in advance) jauh leboh kecil dibandingkan suku bunga effektif yang sebenarnya.Suku bunga flat hanya dipengaruhi oleh suku bunga dan jangka waktupinjaman tidak dipengaruhi oleh besarnya pinjaman, dengan demikian pinjaman sebesar Rp. 10 juta dengan Rp. 100 juta jika kondisi suku bunga effektif dan jangka waktu pinjaman yang sama akan memberi hasil bunga flat yang sama.

Page 10: Bi akan paksa perbankan turunkan suku bunga kredit

BTN turunkan suku bunga kreditKamis, 17 November 2011 20:57 WIB | 1662 ViewsJakarta (ANTARA News) - Bank Tabungan Negara (BTN) menurunkan tingkat Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) mengikuti arah penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI rate) yang saat ini sudah di posisi 6 persen.Direktur Utama Bank BTN, Iqbal Latanro, di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa perubahan SBDK Bank BTN ini dikarenakan pada periode sebelumnya menggunakan data Based Lending Rate (BLR) Bank BTN per Juni 2011, sedangkan perhitungan SBDK Bank BTN kali ini menggunakan perhitungan BLR bulan Oktober 2011."Dibandingkan periode lalu, maka SBDK Bank BTN saat ini mengalami penurunan sebesar 0,53 persen untuk segmen kredit korporasi dan ritel, 0,61 persen untuk segmen kredit KPR, serta 0,60 persen untuk segmen kredit non KPR," kata Iqbal.Penurunan BI Rate tersebut, katanya, memberi kesempatan kepada seluruh perbankan untuk menata kembali struktur funding, sehingga dengan sendirinya cost of fund Bank BTN mengalami perbaikan sejak Juni sampai dengan Oktober 2011. Cost of Fund SBDK Bank BTN turun senilai 0,09 persen, dari sebesar 6,52 persen dari bulan Juni 2011 menjadi 6,43 persen pada bulan Oktober 2011. Penurunan biaya dana untuk segmen kredit korporasi dan ritel sebesar 0,26 persen dan untuk KPR dan Non-KPR senilai 0,27 persen.Perubahan terjadi pada komponen harga pokok dana (HPDK), untuk segmen kredit korporasi dan ritel turun 0,30 persen, untuk segmen kredit KPR 0,31 persen, serta untuk segmen kredit Non KPR turun 0,30 persen."Kami akan terus berupaya untuk melakukan inovasi dalam pengembangan produk yang dapat mendukung perseroan dalam menekan biaya dana sehingga efisiensi bisnis dapat tercapai," tegas Iqbal.Wakil Direktur Utama BTN, Evi Firmansyah, menambahkan bahwa untuk saat ini rata-rata bunga kredit BTN itu di kisaran 10,5 persen -11,5 persen. Untuk penurunannya akan mengikuti penurunan BI Rate yang sudah sebanyak 750 bps atau 0,75 persen ke 6,00 persen.Selain itu, lanjutnya, BTN juga akan melakukan penyesuaian suku bunga deposito sesuai penjaminan Lembaga Pinjaminan Simpanan (LPS). "Namun, sebelumnya kita umumkan dahulu bahwa bunga deposito akan turun mengikuti penjaminan LPS," jelasnya.Hingga akhir tahun 2012 pertumbuhan kredit BTN akan sesuai target rencana bisnis bank (RBB) yakni tembus 25 persen. "Ini karena kontribusi dari tingginya permintaan rumah murah menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebagai bagian dari program pemerintah," paparnya.Sebelumnya, Direktur Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Perry Warjiyo mengatakan, selisih (spread) suku bunga perbankan di Indonesia sangat tinggi yaitu rata-rata 6,07 persen pada September lalu yang membuat suku bunga pinjaman sulit diturunkan."Spread suku bunga perbankan masih terlalu tinggi. Kita akan coba menurunkannya dengan membuat benchmark pada komponen suku bunga pinjaman yaitu di `overhead cost`, `profit margin` dan `risk premium`," kata Perry.Menurutnya, dari empat komponen suku bunga pinjaman yang harus diumumkan bank dalam Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), selama ini hanya komponen biaya dana sebesar 6,5 persen (rata-rata) yang sudah mengalami penurunan dalam beberapa tahun ini, sehingga BI tidak akan memberikan patokan terbaik untuk menurunkan komponen ini.Untuk biaya overhead, yang saat ini rata-rata sebesar 2,9 persen, ia menambahkan, justru mengalami peningkatan sejak 2001 yang rata-rata sebesar dua persen. Begitu pula mengenai profit margin yang rata-rata 1,7 persen mengalami kenaikan dibanding sebelumnya sekitar 1,5 persen, dan komponen risk premium yang saat ini rata-rata 1,3 persen, atau naik dari posisi sebelumnya 1,1 persen.(T.D012/B012)Editor: Priyambodo RH