Beton Lentur

4
BALOK TERLENTUR Jenis-jenis balok menurut cara analisa dan desain Balok bertulangan tunggal Balok bertulangan ganda Balok T Jenis-jenis balok lain, misal balok segitiga Asumsi-Asumsi Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 12.2, dalam perencanaan komponen struktur beton yang menahan beban lentur atau aksial atau kombinasi lentur dan aksial digunakan asumsi-asumsi sebagai berikut: (a) Perencanaan penampang harus memenuhi kondisi keseimbangan gaya dan kompatibiltas regangan; (b) Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan jarak dari sumbu netral, kecuali untuk komponen struktur lentur tinggi; (c) Regangan maksimum yang dapat digunakan pada serat tekan beton terluar harus diasumsikan sama dengan 0,003 (d) Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil dari kuat leleh f y harus diambil sebesar

description

apa

Transcript of Beton Lentur

Page 1: Beton Lentur

BALOK TERLENTUR

• Jenis-jenis balok menurut cara analisa dan desain

– Balok bertulangan tunggal

– Balok bertulangan ganda

– Balok T

– Jenis-jenis balok lain, misal balok segitiga

Asumsi-Asumsi

Menurut SNI 03-2847-2002 Pasal 12.2, dalam perencanaan

komponen struktur beton yang menahan beban lentur atau aksial

atau kombinasi lentur dan aksial digunakan asumsi-asumsi sebagai

berikut:

(a) Perencanaan penampang harus memenuhi kondisi

keseimbangan gaya dan kompatibiltas regangan;

(b) Regangan pada tulangan dan beton harus diasumsikan berbanding lurus dengan

jarak dari sumbu netral, kecuali untuk komponen struktur lentur tinggi;(c) Regangan maksimum yang dapat digunakan pada serat tekan beton terluar harus

diasumsikan sama dengan 0,003(d) Tegangan pada tulangan yang nilainya lebih kecil dari kuat leleh

fy harus diambil sebesar (Es x s). Regangan yang nilainya lebih

besar dari regangan leleh yang berhubungan dengan fy, tegangan

pada tulangan harus diambil sama dengan fy.

(e) Dalam perhitungan aksial dan lentur beton bertulang, kuat tarik

beton harus diabaikan.

Page 2: Beton Lentur

(f) Hubungan antara distribusi tegangan tekan beton dan regangan

beton boleh diasumsikan berbentuk persegi, trapesium, parabola

atau bentuk lainnya yang menghasilkan perkiraan kekuatan yang

cukup baik bila dibandingkan dengan hasil pengujian.

(g) Ketentuan (f) dapat dipenuhi oleh suatu distribusi tegangan beton

persegi ekivalen yang didefinisikan sebagai berikut:

1. Tegangan beton sebesar 0,85f’c diasumsikan terdistribusi secara

merata pada daerah tekan ekivalen yang dibatasi oleh tepi

penampang dan suatu garis lurus yang sejajar dengan sumbu

netral sejarak a = 1 c dari serat dengan regangan tekan

maksimum.

2. Jarak c dari serat dengan regangan tekan maksimum ke

sumbu netral harus diukur dalam arah tegak lurus terhadap

sumbu tersebut.

3. Faktor 1 harus diambil sebesar 0,85 untuk beton dengan nilai kuat tekan f’c ≤

30 MPa. Untuk beton dengan nilai kuat tekan diatas 30 MPa, 1

harus direduksi sebesar 0,05 untuk setiap kelebihan 7 MPa

diatas 30 MPa, tetapi 1 tidak boleh diambil kurang dari 0,65.

Penutup Beton

Penutup beton adalah lapisan beton dengan tebal tertentu yang

berfungsi untuk mencegah tulangan berhubungan langsung dengan

lingkungan/udara luar. Penutup beton digunakan untuk (1) menjamin

penanaman tulangan dan lekatan yang baik antara tulangan dengan

beton, (2) mencegah terjadinya korosi pada tulangan, (3) meningkatkan

perlindungan struktur terhadap suhu tinggi/kebakaran.

Page 3: Beton Lentur

Tebal penutup beton ditentukan oleh jenis komponen struktur,

kepadatan dan kekedapan beton, ketelitian pelaksanaan pekerjaan,

lingkungan di sekitar konstruksi.

Persyaratan Tumpuan

Persyaratan tumpuan perlu diketahui dalam perencanaan

tulangan balok. Ada 3 kondisi tumpuan yang dipertimbangkan yaitu

:

1. Tumpuan bebas (sederhana) : balok dapat mengalami

perputaran sudut pada perletakan.

2. Tumpuan terjepit penuh : balok tidak mungkin mengalami

perputaran sudut pada perletakan.

3. Tumpuan terjepit sebagian : keadaan diantara dua

kondisi diatas dimana memungkinkan terjadinya sedikit

perputaran sudut.

Pada balok yang secara teoritis tertumpu bebas, kemungkinan

akan terjadi ”jepitan tak terduga” sehingga harus dipertimbangkan

adanya momen tak terduga. Besarnya

momen tak terduga dianggap sepertiga dari momen lentur yang

bekerja pada bentang yang berbatasam.