BETON I z

35
MATERIAL BETON MANFAAT PONDASI, KOLOM, BALOK, PELAT, PELAT CANGKANG BENDUNG, BENDUNGAN, TALUD, SALURAN, DRAINASE RIGID PAVEMENT (JALAN RAYA, LANDASAN UDARA) PENDAHULUAN KELEBIHAN 1. HARGA RELATIF MURAH 2. MUDAH DIANGKUT, DITUANG DAN DIBENTUK 3. KUAT TEKAN TINGGI 4. TAHAN TERHADAP TEMPERATUR TINGGI 5. BETON SEGAR DAPAT DISENPROTKAN 6. BIAYA PEMELIHARAAN/PERAWATAN KECIL KEKURANGAN 1. KUAT TARIK RENDAH 2. SULIT KEDAP AIR 3. BERSIFAT GETAS (BRITTLE) 4. PERLU DILATASI (EXPANSION JOINT) KEMBANG SUSUT KRN SUHU 5. PERLU DILATASI (CONSTRACTION JOINT) SUSUT PENGERINGAN DAN PENGEMBANGAN 6. BERAT, BENTUK JADI SULIT DIUBAH SEMEN AIR BETON AGREGAT BAHAN TAMBAH

description

beton

Transcript of BETON I z

  • MATERIAL BETON

    MANFAAT

    PONDASI, KOLOM, BALOK, PELAT, PELAT CANGKANG

    BENDUNG, BENDUNGAN, TALUD, SALURAN, DRAINASE

    RIGID PAVEMENT (JALAN RAYA, LANDASAN UDARA)

    PENDAHULUAN

    KELEBIHAN

    1. HARGA RELATIF MURAH

    2. MUDAH DIANGKUT, DITUANG DAN DIBENTUK

    3. KUAT TEKAN TINGGI

    4. TAHAN TERHADAP TEMPERATUR TINGGI

    5. BETON SEGAR DAPAT DISENPROTKAN

    6. BIAYA PEMELIHARAAN/PERAWATAN KECIL

    KEKURANGAN

    1. KUAT TARIK RENDAH

    2. SULIT KEDAP AIR

    3. BERSIFAT GETAS (BRITTLE)

    4. PERLU DILATASI (EXPANSION JOINT)

    KEMBANG SUSUT KRN SUHU

    5. PERLU DILATASI (CONSTRACTION JOINT)

    SUSUT PENGERINGAN DAN PENGEMBANGAN

    6. BERAT, BENTUK JADI SULIT DIUBAH

    SEMEN

    AIR

    BETON

    AGREGAT

    BAHAN TAMBAH

  • SIFAT-SIFAT BETON SEGAR

    Kemudahan Pengerjaan (workability)

    Pemisahan Kerikil (segregation)

    Bleeding

  • Kemudahan Pengerjaan (workability)

    Dapat dilihat dari nilai slump, yang identik dengan

    keplastisan beton. Semakin plastis beton, semakin mudah

    pengerjaannya.

    Unsur-unsur yang mempengaruhi:

    jumlah air pencampur

    kandungan semen

    gradasi campuran pasir dan kerikil

    bentuk butiran agregat kasar

    butir maksimum

    cara pemadatan dan alat pemadat

  • Segregation

    adalah kecenderungan butir-butir kasar untuk lepas dari

    campuran beton. (sarang kerikil, keropos)

    Penyebab:

    campuran kurus/kurang semen

    terlalu banyak air

    ukuran agregat maksimum lebih dari 40 mm

    permukaan butir agregat kasar

    Pencegahan:

    tinggi jatuh diperpendek

    penggunaan air sesuai persyaratan

    tebal selimut beton sesuai dengan syarat

    pemadatan baik

  • Bleeding

    adalah kecenderungan air untuk naik ke permukaan pada

    beton yang baru dipadatkan. (laitance)

    Dipengaruhi:

    susunan butir agregat

    jumlah air

    kecepatan hidrasi

    proses pemadatan

    Pencegahan:

    memberi lebih banyak semen

    menggunakan air sesedikit mungkin

    menggunakan butir halus lebih banyak

  • Komposisi Beton terdiri dari rongga udara

    sekitar 1% - 2%, pasta semen (semen dan

    air) sekitar 25% - 40%, dan agregat (agregat

    halus dan agregat kasar) sekitar 60% - 75%.

    Semen dan air adalah bahan yang aktif

    dalam hal ini berfungsi sebagai

    perekat/pengikat, sedangkan agregat adalah

    bahan yang pasif berfungsi sebagai pengisi.

    BETON

  • SEMEN

    SEMEN ATAU PORTLAND CEMENT IALAH SEMEN HIDROLIS YANG DIHASILKAN DENGAN CARA MENGHALUSKAN KLINKER YANG TERUTAMA TERDIRI DARI SILIKAT-SILIKAT KALSIUM YANG BERSIFAT HIDROLIS DENGAN GIPS SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN (PUBI-1982)

    SEJARAH SEMEN 1790 J. Smeaton dari Inggris menemukan bahan

    kapur yang mengandung lempung dan dibakar akan mengeras di dalam air.

    1816 di Souillac Prancis dibangun jembatan dengan beton tak bertulang

    1824 nama Portland Cement diusulkan oleh Joseph Aspdin karena campuran air, pasir, dan batu-batuan yang bersifat pozzolan dan berbentuk bubuk ini pertama diolah di Pulau Portland, dekat pantai Dorset Inggris.

    1875 PC pertama kali diproduksi di pabrik oleh David Saylor di Coplay Pennsylvania, Amerika Serikat.

  • Jenis Semen

    - Semen non hidrolik (kapur)

    - Semen hidrolik (semen pozollan,

    semen terak, semen alam, semen

    portland, semen portland pozolland,

    semen putih, semen alumina )

  • Semen Portland

    Proses Pembuatan

    - Proses basah

    - proses kering

    Sifat dan Karakteristik

    - Sifat fisika (kehalusan butir, kepadatan,

    konsistensi, waktu pengikatan, panas hidrasi,

    perubahan volume, kekuatan tekan

    - Sifat kimia (senyawa kimia, kesegaran semen,

    sisa yang tak larut, panas hidrasi semen,

    kekuatan pasta semen dan faktor air semen

  • Senyawa Kimia

    Trikalsium Silikat C3S (3CaO SiO2)

    Dikalsium Silikat C2S (2CaO SiO2)

    Trikalsium Aluminat C3A (3CaO AL2O3)

    Tetrakalsium Aluminoferit C4AF (4CaO AL2O3 Fe2O3)

    Semen Portland

  • Peraturan Beton 1989 (SKBI.1.4.53.1989) dalam

    ulasannya di halaman 1, membagi semen portland menjadi

    lima jenis (SK.SNI T-15-1990-03:2) yaitu:

    Tipe I, semen portland yang dalam penggunannya tidak

    memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya.

    Tipe II, semen portland yang dalam penggunannya

    memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi

    sedang.

    Tipe III, semen portland yang dalam penggunannya

    memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase

    permulaan setelah pengikatan terjadi.

    Tipe IV, semen portland yang dalam penggunannya

    memerlukan panas hidrasi yang rendah.

    Tipe V, semen portland yang dalam penggunannya

    memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat.

  • PENYIMPANAN SEMEN

    Semen yang ditaruh di atas tanah akan lebih reaktif dan

    akibatnya semen lebih cepat menyerap kadar air dari

    kelembaban sekelilingnya. Semen dalam bentuk curah

    dapat disimpan dalam tempat penyimpanan setinggi 2 m

    atau lebih. Semen dalam kantong semen dapat disimpan

    dengan aman jika disimpan dalam lembaran alas yang

    kedap air.

    Akibat tidak sempurnanya penyimpanan semen dalam

    jangka waktu lama semen menjadi buruk. Semen yang

    disimpan lebih dari 6 bulan sejak diproduksi, atau semen

    dalam kantong-kantong dipenyimpanan lokal lebih dari 3

    bulan, perlu diuji sebelum digunakan.

  • SNI-03-2002 Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan. Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan atau pada beton yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam jumlah yang membahayakan. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali ketentuan berikut terpenuhi: Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama. Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen kubus dengan ukuran sisi 50 mm)(ASTM C 109 ).

    AIR

  • 1. Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari

    bahan-bahan merusak yang mengandung oli, asam, alkali, garam, bahan

    organik, atau bahan-bahan lainnya yang merugikan terhadap beton atau

    tulangan.

    2. Air pencampur yang digunakan pada beton pratekan atau pada beton

    yang di dalamnya tertanam logam aluminium, termasuk air bebas yang

    terkandung dalam agregat, tidak boleh mengandung ion klorida dalam

    jumlah yang membahayakan.

    3. Air yang tidak dapat diminum tidak boleh digunakan pada beton, kecuali

    ketentuan berikut terpenuhi:

    Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang menggunakan air dari sumber yang sama.

    Hasil pengujian pada umur 7 dan 28 hari pada kubus uji yang dibuat dari adukan dengan air yang tidak dapat diminum harus mempunyai

    kekuatan sekurang-kurangnya sama dengan 90% dari kekuatan benda

    uji yang dibuat dengan air yang dapat diminum. Perbandingan uji

    kekuatan tersebut harus dilakukan pada adukan serupa, terkecuali

    pada air pencampur, yang dibuat dan diuji sesuai dengan Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis (Menggunakan spesimen

    kubus dengan ukuran sisi 50 mm)(ASTM C 109 ).

    AIR (SNI-03-2002)

  • SYARAT MUTU

    1. Garam2 Anorganik, (kalsium, magnesium, natrium, kalium,

    bikarbonat, sulfat, klorida, nitrat) akan memperlambat waktu

    pengikatan beton & menyebabkan kekuatan beton menurun.

    gabungan ini >2000 mg/lt

    2. Na CL pada kadar 20000 ppm, dan Na2SO4.10 H2O 1250

    ppm, diijinkan

    3. Air Asam

    4. Air Basa

    5. Air Gula

    6. Minyak

    7. Rumput Laut

    8. Zat-zat Organik, lanau dan bahan2 terapung

    9. Pencemaran Limbah Industri

    AIR (BS.3148-80)

  • AGREGAT Agregat ialah butiran mineral alami yang berfungsi sebagai bahan pengisi dalam campuran mortar/beton, yang menempati kira-kira 70% volume beton.

    Dalam praktek agregat umumnya digolongkan menjadi 3 kelompok

    Batu, untuk besar butiran > 40 mm

    Kerikil, untuk besar butiran 5 mm sd 40 mm

    Pasir, untuk besar butiran 0,15 mm sd 5 mm

  • Agregat Alami dan Agregat Buatan

    Pasir alam

    pasir galian

    pasir sungai

    pasir laut

    Batu alami

    batuan beku

    batuan sedimen

    batuan metamor

    Agregat buatan

    Pecahan genteng >30 MPa, batu bata, terak dingin dari tanur tinggi

  • Jenis agregat berdasarkan bentuk:

    agregat bulat

    agregat bulat sebagian atau tidak teratur

    agregat bersudut

    agregat panjang

    agregat pipih

    agregat pipih dan panjang

  • Jenis Agregat berdasarkan tekstur permukaan:

    agregat licin/halus (glassy)

    berbutir (granular)

    kasar

    kristalin (cristalline)

    berbentuk sarang labah (honeycombs)

  • Berat Jenis dan Berat satuan

    Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan volume sama pada suhu yang sama pula

    agregat normal 2,5 sd 2,7 >>> granit, basalt, kuarsa

    agregat berat >2,8 >>> magnetik, barytes, serbuk besi

    agregat ringan >> diotomite, pumice, cinder, tanah bakar, abu terbang

    Berat satuan agregat ialah berat agregat dalam satu satuan volume, dinyatakan dalam kg/liter atau ton/m3

  • Berat satuan agregat vt = vb + vp vt = volume total, vb = volume butiran termasuk pori tertutup,

    vp = volume pori terbuka

    Porositas : p = (vp/vt) x 100%

    Kemampatan (kepadatan) k = (vb/vt) x 100%

    Dari rumus di atas didapatkan hubungan k = 100 p

    Bila suatu agregat kering beratnya w, maka diperoleh: Berat jenis bj = w/vb

    Berat satuan = w/vt

  • Gradasi Agregat Gradasi agregat ialah distribusi ukuran butiran dari agregat

    Tujuan: agar diperoleh suatu kumpulan agregat dengan pori-pori yang sedikit, yaitu kepadatan tinggi/rongga sedikit. Artinya sela-sela butir yang besar diisi oleh butir-butir yang lebih kecil.

    gradasi sela, Gradasi ini mempunyai keistimewaan:

    pada nilai fas tertentu, kemudahan pengerjaan akan lebih tinggi bila kandungan pasir lebih sedikit

    pada kondisi kelecakan yang tinggi, lebih cenderung mengalami segregasi, oleh karena itu disarankan dipakai pada tingkat kemudahan penkerjaan yang rendah, yang pemadatannya dengan vibrator

    gradasi ini tidak berpengaruh buruk terhadap kekuatan beton

    gradasi seragam Gradasi menerus

  • Sifat-sifat agregat yaitu:

    1. Serapan Air, presentase berat air yang mampu diserap agregat di dalam air. Serapan air dihitung dari banyaknya air yang mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh permukaan kering (JPK) atau saturated surface dry (SSD), kondisi ini merupakan:

    keadaan kebasahan agregat yang hampir sama dengan agregat dalam beton, sehingga agregat tidak akan menambah atau mengurangi air dari pastanya.

    Kadar air dilapangan lebih banyak mendekati kondisi SSD dari pada kondisi kering tungku.

  • Jika agregat basah ditimbang beratnya Wb, kemudian dikeringkan dalam tungku (oven) pada suhu 105 oC sampai beratnya tetap Wk, maka kadar air agregat basah itu ialah

    Kadar air =

    Jika agregat yang jenuh kering muka ini kemudian dioven pada suhu 105 oC sampai beratnya tetap, yaitu Wk, maka kadar air agregat jenuh kering muka itu sebesar:

    Kadar air jenuh kering muka =

    %100xW

    WW

    k

    kb

    %100xW

    WW

    k

    kjkm

  • 2. Kadar air, adalah banyaknya air yang terkandung dalam suatu agregat. Keadaan kandungan air di dalam agregat dibedakan menjadi beberapa tingkat, yaitu:

    kering tungku, benar-benar tidak berair, dan ini secara penuh menyerap air.

    Kering udara, yaitu kondisi agregat yang permukaannya kering tetapi sedikit mengandung air dalam porinya dan masih dapat menyerap air.

    Jenuh kering permukaan (JPK), yaitu keadaan dimana tidak ada air di permukaan agregat, tetapi agregat tersebut masih mampu menyerap air. Pada kondisi ini air dalam agregat tidak dapat menambah atau mengurangi air pada campuran beton

    Basah, yaitu kondisi dimana butir-butir agregat banyak mengandung air, sehingga penyebabkan penambahan kadar air campuran beton.

  • Resapan efektif

    Berat air yg dapat diserap Wsr = Ref . Wag

    Berat Tambahan Wtam = Akel . Wag

    Kandungan Air

    SERAPAN AIR

    Dihitung dr banyaknya yg mampu diserap oleh agregat pada kondisi jenuh

    permukaan kering/saturated surface dry. Berarti:

    .Keadaan kebasahan agregat yg hampir sama dg agregat dlm beton,

    shg agregat tdk akan menambah maupun mengurangi air dari pastanya.

    .Kadar air di lapangan lebih banyak mendekati kondisi SSD dari pada

    kondisi kering tungku.

    %100xW

    WWR

    SSD

    KUSSDef

    %100xW

    WWA

    SSD

    SSDBSHkel

    %100xW

    WWK

    SSD

    SSDAGRAirl

  • KADAR AIR banyaknya air yg terkandung dlm suatu agregat

    1. Kadar air kering tungku

    2. Kadar air kering udara

    3. Jenuh kering permukaan

    4. Kondisi basah %100

    2

    21 xW

    WWKA

    Modulus Halus Butir

    Biasa disebut MHB adalah suatu indek yang dipakai untuk mengukur

    kehalusan atau kekasaran butir-butir agregat (Abrams,1918)

    MHB didefinisikan sebagai jumlah persen komulatif dari butir agregat

    yang tertinggal di atas satu set ayakan dibagi seratus (Ilsley, 1942)

    Makin besar MHB berarti semakin besar butiran agregatnya

    Agregat halus MHB = 1,50 3,8

    Agregat kasar MHB = 5,00 8,00 W = (K C)/(C P)x 100%

    Agregat campuran = 5,00 6,00

  • Pengembangan Volume pasir

    Volume pasir biasanya mengembang bila sedikit mengandung air. Pengembangan itu disebabkan karena adanya lapisan tipis air di sekitar butir-butir pasir. Pasir yang halus mengembang lebih banyak dibandingkan pasir kasar. Besar pengembangan dapat sampai 25% atau 40%, pada kadar air sekitar 5% dan 8% (kadar air = perbandingan berat air dengan berat butir pasir).

  • Kekuatan dan Keuletan Agregat

    Kekuatan beton tidak lebih tinggi daripada kekuatan agregatnya.

    Butir-butir agregat dapat bersifat kurang kuat karena dua hal:

    1) terdiri dari bahan yang lemah,

    2) terdiri dari partikel-partikel yang kuat tetapi tidak terikat dengan kuat (granit).

  • Zat-zat yang berpengaruh Buruk pada Beton

    Bahan-bahan yang keberadaannya mungkin memberikan pengaruh yang merugikan kekuatan, kemudahan pengerjaaan, dan kenampakan jangka panjang disebut zat-zat pengganggu. Bahan ini bukan bahan tambah karena lemah, lunak, lembut, atau sifat fisik dan kimianya merusak beton. Dibedakan menjadi 3 macam zat yang mengganggu proses hidrasi semen zat yang melapisi agregat sehingga mengganggu

    terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen

    butiran-butiran yang kurang tahan cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antara agregat dan pastanya.

  • Ketahanan Cuaca

    Reaksi Alkali-Silika

    Sifat Termal Agregat

    Pemeriksaan Mutu Agregat

  • BAHAN TAMBAH Admixture adalah bahan2 yg ditambahkan ke

    dalam campuran beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung.

    FUNGSI : MENGUBAH SIFAT DARI BETON AGAR MENJADI LEBIH COCOK UNTUK PEKERJAAN

    TERTENTU, ATAU UNTUK MENGHEMAT BIAYA

    JENIS : 1) ACCELERATING, 2) AIR-ENTRAINING, 3) WATER REDUCER AND SET-CONTROLING, 4) FINELY

    DEVIDED MINERAL, 5) MISCELLANEOUS

  • ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

    1. Memodifikasi beton segar, mortar & grouting

    Kemudahan pekerjaan

    Waktu ikat awal

    Volume beton

    Mengurangi segregasi

    Penetrasi & pemompaan

    Nilai Slump

  • ALASAN PENGGUNAAN BAHAN TAMBAH

    2. Memodifikasi beton keras, mortar & grouting

    Pengerasan awal

    Umur VS kekuatan

    Menambah kuat tekan beton

    Keawetan & Ketahanan beton

    Kapilaritas air

    Permeabilitas

    Kekuatan ikat beton bertulang

    Warna

  • BAHAN TAMBAH MINERAL

    MACAM : Abu terbang, Slag,Silika fume

    Memperbaiki kinerja workability

    Mengurangi panas hidrasi

    Ekonomis

    Usia beton

    Daya tahan

    Penyusutan, Porositas & daya serap air

    Kekuatan