Bet

67
Disampaikan : Ir. Tri Harsi, MP PERAN BALAI EMBRIO TERNAK (BET) CIPELANG DALAM MENDUKUNG PERBIBITAN SAPI DI INDONESIA

Transcript of Bet

Page 1: Bet

Disampaikan :Ir. Tri Harsi, MP

PERAN BALAI EMBRIO TERNAK (BET) CIPELANG DALAM

MENDUKUNG PERBIBITAN SAPI DI INDONESIA

Page 2: Bet

2

Arah Kebijakan Ditbitnak (PP 48/2011)Arah Kebijakan & Strategi

Kebijakan

Penyediaan Benih & Bibit

1) Produksi benih dan bibit,

2) Penetapan wilayah sumber bibit, 3) Penetapan dan pelepasan rumpun/galur 4) Pemasukan benih dan bibit dari luar negeri

Peredaran Benih & Bibit Harus menyertakan sertifikat layak benih/bibit

Pengawasan Benih & Bibit

1. Meliputi jenis, rumpun, jumlah, mutu dan/atau cara memproduksi, dokumen, alat angkut, pengemasan dan kondisi fisik

2. Terhadap dipenuhinya persyaratan mutu, dan kesesuaian terhadao SNI

Kelembagaan 1. Pembibitan pemerintah 2. Pembibitan Swasta/Koperasi 3. Pembibitan ternak Rakyat

Page 3: Bet

STRATEGI PEMBIBITAN TERNAK SAPI POTONG

(LANGKAH KE-3 DARI 7 LANGKAH P2SDSK)Perbaikan Mutu Bibit :

1. Program breeding dengan tujuan dan sasaran yang jelas

2. Penerapan Good Breeding Practise

3. Pemurnian

4. Sertifikasi

5. Penerapan bioteknologi reproduksi

Page 4: Bet

KETERKAITAN LEMBAGA PERBIBITAN

*UPT- B/BPTU *UPTDBIBD

*STASIUN UJI PERFORMAN

Ternak /semen/ embrio impor

Semen beku

Semen beku

Pejantan

Pejantan, bibit

Jantan diuji

• Pembibitan ternak

pedesaan/VBC• Koperasi /perusahaan

• Petani ternak

B/BIB SINGOSARI, LEMBANG

BET CIPELAN

G Donor

Embrio

Embrio

Pejantan

Page 5: Bet

Keadaan Umum BET Cipelang

BET Cipelang berdiri tahun 1994, awalnya merupakan pindahan dari BPT-HMT Cisarua yang telah berdiri sejak tahun 1978. Lokasi BET Cipelang berada di lereng Gunung Salak Desa Cipelang Kec. Cijeruk Kabupaten Bogor.BET Cipelang mempunyai luas Lahan +/- 90 Ha, dengan ketinggian 600 – 1300 m DPL, dengan bentuk topografi lahan berbukit dengan tingkat kemiringan 8 – 50 %.Suhu Rata-rata 18-22°C dan kelembaban 70-85% dengan rata-rata bulan basah 7 – 9 bulan.Jenis tanah dominan latosol dan andosol yang agak asam pH 4.37 – 4.72.Luas bangunan gedung dan kandang sekitar 21,5 Ha, dan luas lahan HPT seluas 20 Ha.

Page 6: Bet
Page 7: Bet

TUPOKSI BET Permentan No : 57/permentan/OT.140/5/2013 Tugas melaksanakan Produksi, Pengembangan dan distribusi Embrio. Fungsi :1. Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran,

pelakasanaan kerja sama, serta penyiapan evaluasi dan pelaporan;

2. Pelaksanaan pemeliharaan ternak donor, ternak resipien dan bibit ternak;

3. Pelaksanaan pnyiapan ternak donor, superovulasi, inseminasi buatan, panen/flushing dan seleksi/klasifikasi embrio;

4. Pelaksanaan pemeliharaan embrio;5. Pelaksanaan penyiapan ternak resipien dan transfer embrio;6. Pelaksanaan registrasi bibit hasil transfer embrio;7. Pemeliharaan, pemeriksaan kesehatan hewan, dan

pelaksanaan diagnosa penyakit hewan;8. Penyediaan pakan ternak dan pengelolaan hijauan pakan

ternak;9. Pemberian pelayanan pengujian mutu embrio;10. Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan ternak donor,

ternak resipien, bibit ternak, produksi dan transfer embrio;11. Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak donor,

ternak resipien, bibit ternak, dan kesehatanhewan;12. Pemberian pelayanan teknis produksi dan aplikasi transfer

embrio;13. Pemberian informasi, dokumentasi, dan penyebaran embrio,

hasil transfer embrio dan bibit ternak;14. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga BET.

Page 8: Bet

Visi Menjadi Sumber Benih dan Bibit Ternak Unggul Nasional

Misi1. Meningkatkan populasi donor untuk optimalisasi produksi embrio. 2. Optimalisasi resipien guna meningkatkan kelahiran hasil TE untuk penyediaaan benih dan bibit sapi unggul.3. Meningkatkan pemanfaatan sapi lokal sebagai sumber benih, bibit

dan pelestarian plasma nutfah.4. Meningkatkan kualitas pelayanan, penyebaran informasi, pemasaran produk, monitoring dan evaluasi serta kerjasama dalam penyediaan benih dan bibit sapi unggul5. Meningkatkan sumberdaya manusia yang profesional melalui

pendidikan dan pelatihan, seminar, workshop, apresiasi sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan pengembangan profesi. 6. Meningkatkan akuntabilitas kinerja dengan tertib administrasi, perencanaan, keuangan, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi.

BET

Bal

ai

Embrio Ternak Cipelang

Page 9: Bet

BET

Bal

ai

Embrio Ternak Cipelang

MOTTO Janji Layanan

Page 10: Bet

Kepala Balai Embrio Ternak - Cipelang

SubbagTata Usaha

Seksi Yantek Pemeliharaan ternak

Seksi Yantek Produksi dan Aplikasi

Seksi Informasi dan Penyebaran Hasil

Kelompok Jabatan Fungsional 1. Medik Veteriner2. Wasbitnak3. Paramedik veteriner4. FungsionalUmum

Page 11: Bet

Sarana BET Cipelang 2010-2014

NO SARANA 2010 2011 2012 20131 Luas Area 900,000 m² 900,000 m² 900,000 m² 900,000 m² 900,000 m²2 Bangunan Kantor 480 m² 480 m² 480 m² 480 m² 480 m²3 Laboratorium 660 m² 660 m² 660 m² 660 m² 660 m²4 Perkandangan 4,598 m² 4,598 m² 6433 m² 6745 m² 7057 m²5 Masjid 100 m² 100 m² 100 m² 100 m² 100 m²6 Gedung Penyimpanan Pakan 392 m² 392 m² 392 m² 392 m² 392 m²7 Gudang Pengolahan Pakan 120 m² 120 m²8 Gudang Kompos 84 m² 84 m²9 Gudang Hay 60 m² 60 m² 60 m²

10 Bunker Silase 41 m3 41 m3 41 m3 41 m3 41 m311 Perumahan 1,664 m² 1,664 m² 1,664 m² 1,664 m² 1,664 m²12 Gedung Asrama 363 m² 363 m² 363 m² 579 m² 579 m²13 Gedung Pertemuan 300 m² 300 m²14 Gedung tempat kerja lainnya 118 m² 118 m² 118 m² 118 m² 118 m²15 Pos Jaga 50 m² 50 m² 50 m² 50 m² 50 m²16 Kebun Rumput 20,000 m² 20,000 m² 20,000 m² 25,000 m² 33,000 m²

2014

Page 12: Bet

Jenis Kegiatan

1. Produksi embrio

2. Distribusi dan Transfer embrio.

3. Penyebaran dan pemanfaatan Ternak Hasil TE

4. Pengembangan teknik aplikasi produksi dan transfer embrio

Page 13: Bet

43 ekor 16 ekor

29 ekor

37 ekor

10 ekor

17 ekor 4 ekor

Limousine

MaduraPO/SO

Simmental FH Angus Brahman

Potensi Genetik Yang dikembangkan BET Cipelang (sapi Donor)

Page 14: Bet

POPULASI TERNAK DI BET CIPELANGPer Juni 2014

Donor Import

Donor BET

Resipien

Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina

1 FH 8 7 299 4 11 0 0 0 12 Limousine 41 6 2 2 17 2 4 5 63 Simmental 34 5 1 1 5 6 7 6 44 Brahman 4 0 0 0 0 0 0 2 05 Angus 13 6 0 3 3 0 0 2 26 Brangus 2 1 0 0 1 0 0 0 07 Sumba Ongole (SO) 0 3 4 0 0 0 0 0 0

8 Peranakan Ongole (PO)

0 23 13 2 7 0 1 0 0

9 Madura 0 15 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 102 66 319 12 44 8 12 15 13Jumlah Total Populasi 591

No RumpunDewasa Sapihan PedetCalon Bibit

Page 15: Bet

BBPTU Baturraden dan Perusahaan

UPTD dan Perusahaan

BPTU Padang Mangatas

UPTD

BPTU Sembawa

Bali

Madura

PO/SO

Simmental FHBrahman

BPTU Sapi Aceh

Kerbau

Potensi Genetik Yang dikembangkan di UPT/Perusahaan Perbibitan

BPTU Sapi Bali

Aceh

Page 16: Bet
Page 17: Bet
Page 18: Bet
Page 19: Bet

PROGRAM UTAMA BET CIPELANG

1. PROGRAM MANDIRI (Bibit/swasembada Bull)2. PROGRAM “GOES TO FARM” (Bibit lokal di daerah)3. PROGRAM PENGEMBANGAN PLASMA

NUTFAH/SUMBER DAYA GENETIK LOKAL (SDG)4. PROGRAM KELAHIRAN GANDA

Pejantan Hasil TE di BIBD DIY

BET

Bal

aiEmbrio Ternak Cipela

ng

Page 20: Bet

PROGRAM PENDUKUNG BET CIPELANG

1. PROGRAM KERJASAMA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI DAN BIMTEK (penelitian, magang dll : 200 – 500 mahasiswa /tahun) (Unpad, Unsoed, IPB, UGM, Unibraw, UNAIR, Udayana, Undip, Unram, Swasta dll

2. PENDAMPINGAN PROGRAM PERBIBITAN DAN KELOMPOK PETERNAK

BET

Bal

aiEmbrio Ternak Cipela

ng

Page 21: Bet

1. Program Mandiri

Sapi Donor Hasil Seleksi di UPT/Pembibitan

Embrio

Embrio

TE

Pejantan Unggul

X

Resipien di UPT/Pembibitan

Bibit Replacement di

Daerah

Pejantan Unggul

Donor

Page 22: Bet

2. Program “Goes To Farm”Pola Pembentukan Ternak Bibit Lokal Melalui Seleksi dan Teknologi TE

Produksi Embrio

Populasi

best 5-10 % (Donor)

Seleksi

Transfer Embrio

Page 23: Bet

3. PROGRAM PELESTARIAN PLASMA NUTFAH

K egiatan produksi embrio pada Sapi Bali, Sapi Aceh, Sapi Madura, Sapi PO/SO dan Kerbau bekerjasama dengan UPT Perbibitan Pusat/Daerah dan Perusahaan Pembibitan/Badan Litbang/PT/Taman Safari

Beberapa potensi pelestarian plasma nutfah lain yang dapat dikerjakan : Sumba Ongole, Sapi Madura, kegiatan produksi embrio sapi Bali,Sapi Aceh.Sapi Pesisir, Anoa, Sapi Jawa (Bantur-Malang Selatan) dan sapi-sapi yang memeiliki potensi keturunan kembar

Page 24: Bet

Perbandingan Performance Berat Badan Sapi PO

No Lokasi Jantan (kg) Betina (kg)lahir Sapih lahir Sapih

1 BET Cipelang 28,7 138 31 116

2 Kelompok 27 83 29 71

Page 25: Bet

4. PROGRAM KELAHIRAN GANDA/KEMBAR HASIL TE

memanfaatkan inovasi rekayasa bioteknologi reproduksi (TE) yang diharapkan bisa mempercepat peningkatan populasi ternak sapi potong .

Optimalisasi status reproduksi induk dengan kelahiran ganda dalam satu masa kebuntingan

Peningkatan pendapatan peternak.

BET

Bal

aiEmbrio Ternak Cipela

ng

Page 26: Bet

• Transfer dua embrio

• Kombinasi antara IB dan TE IB

TE

METODE PELAKSANAAN KELAHIRAN GANDA/KOMBINASI IB-TE

Page 27: Bet

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk program bunting kembar:

• Ukuran tubuh sapi resipien• Jenis embrio yang digunakan• Manajemen pemeliharaan resipien

bunting kembar• Pengawasan saat partus• Pemeliharaan pedet kembar• Pengawasan status reproduksi dan

pemeliharaan betina post partus• Pelaksanaan khusus/terbatas

BET

Bal

aiEmbrio Ternak Cipela

ng

Page 28: Bet

Hasil Kelahiran Ganda

Page 29: Bet

Kerjasama Pengembangan Aplikasi Produksi dan Transfer Embrio

1. BPTU HPT Sembawa produksi embrio Brahman2. BPTU HPT Padang Mangatas Produksi embrio Simmental3. BPTU HPT Bali produksi embrio sapi Bali4. BPTU HPT Indapuri produksi embrio sapi Aceh5. BBPTU HPT SP Baturraden Produksi Embrio sapi FH6. PT. KAR Produksi dan TE sapi lokal PO/SO/bali7. PT. Santory Lampung sapi Wagyu8. PT. Green Field Malang9. PT Ultra Jaya Lembang10.Pengembangan aplikasi TE utk kelahiran ganda11. Splitting embrio 12.Penelitian

Pendampingan

1. Kegiatan uji zuriat2. Kegiatan uji performan3. Pembinaan Kelompok Binaan 4. Kegiatan sinkronisasi

Page 30: Bet

PERAN TEKNOLOGI TRANSFER EMBRIO (TE)Teknologi TE, generasi kedua bioteknologi reproduksi setelah teknologi IB

Terobosan untuk peningkatan kualitas ternak sapi perah dan potong

melalui peningkatan mutu genetik .

Terlaksananya percepatan peningkatan mutu genetik ternak nasional

Pemenuhan kebutuhan bibit sapi yang berkualitas

Pemenuhan Calon Pejantan untuk BIB Nasional/Daerah

Mendukung kebijakan pemerintah terutama dalam mengurangi Import

bibit sapi (Bull dan Donor) dari Luar negeri (harganya sangat mahal).

Menunjang upaya permuliaan dan pemurnian ternak lokal (Plasma

Nutfah) Tersedianya bibit ternak lokal dengan mutu genetik unggul

Page 31: Bet

Perbedaan TE dan IB.

TE1. Genetik Unggul dari

Pejantan dan Betina Unggul

2. Untuk Pembentukan Bibit Unggul

3. Waktu Pemurnian 1 generasi

4. Selektif5. Tujuan Perbibitan6. Teknik Kelahiran Ganda7. 1 ekor induk bisa

menghasilkan keturunan 20 -30 ekor/tahun

IB

1. Gentik Unggul dari Pejantan

2. Untuk Perbanyakan Populasi

3. Waktu Pemurnian 15 tahun

4. Dilakukan secara masal5. Tujuan Budidaya6. 1 ekor induk

menghasilkan keturunan 1 eko/rtahun

Page 32: Bet

Inseminasi Buatan (IB)adalah teknik memasukkan mani/semen ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat supaya dapat membuahi sel telur dengan menggunakan alat insemenasi untuk tujuan agar

IB Dilakukan pada hari dimana sapi tersebut mengalami berahi/estrus

Sapi penerima inseminasi buatan disebut Sapi AKSEPTOR

Transfer Embrio (TE)adalah teknik memasukkan embrio ke dalam alat reproduksi ternak betina sehat dengan alat tertentu untuk tujuan agar Ternak Bunting

TE dilakukan pada hari ke-7 setelah ternak mengalami berahi / estrus

Sapi penerima transfer embrio di sebut Sapi RESIPIEN

Transfer Embrio dan Inseminasi Buatan

Page 33: Bet

Program Peningkatan Mutu Bibit melalui Produksi dan Aplikasi TE

• Pendekatan Bibit Murni (Pure Breed)Generasi I Generasi II Generasi

IIIGenerasi IV

Generasi V

Aplikasi IB: memerlukan > 15 th untuk mencapai kemurnian 96% (generasi V)

IB

Generasi ITE

Target: BIBN/D, UPT/D, Sentra Pembibitan dll

Nucleus Breed System

Aplikasi TE: cukup 1 tahun didapat pedet kemurnian 100% (generasi I)

Page 34: Bet

MANFAAT PELAKSANAAN APLIKASI TE

1. MENGHASILKAN BIBIT UNGGUL DALAM WAKTU SINGKAT2. PELUANG USAHA YANG MENJANJIKAN a. Kebutuhan pejantan dalam negeri sangat tinggi

b. sebagai replacement bibit betina yang masih kurang3. KUALITAS HASIL TE SAMA DENGAN BIBIT IMPOR 4. HARGA BIBIT HASIL TE LEBIH MURAH5. SUDAH BERADAPTASI DENGAN IKLIM INDONESIA

Page 35: Bet

PRODUKSI EMBRIO

Page 36: Bet

Grafik. Produksi Embrio dan Bibit Tahun 2009 – 2014s/d Juni 2014

2009 2010 2011 2012 2013 20140

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

572

445517

707

930

17745 56

9756 60

6

EmbrioBibit BET

300

48

Page 37: Bet

Kriteria sapi donor untuk produksi embrio adalah :• Memiliki genetika unggul (Genetik Superiority)• Mempunyai catatan data individu (pedigree) yang jelas• Bebas dari peyakit berbahaya dan menular (12 macam penyakit)• Mempunyai catatan reproduksi (siklus birahi)• Mempunyai kemampuan reproduksi yang baik dan sehat• Memiliki sejarah reproduksi yang baik yaitu beranak teratur dan

tidak pernah mengalami kesulitan melahirkan • Telah mengalami kelahiran minimal sekali• Umur tidak terlalu tua.

Page 38: Bet

PROSES PRODUKSI EMBRIO

IN VIVO : Proses produksi embrio berlangsung di dalam tubuh sapi dengan memberi perlakuan tertentu (Hormonal) pada sapi donor tersebut

IN VITRO : Proses produksi embrio berlangsung di luar tubuh sapi(laboratorium) dengan tahapan-tahapan tertentu

Page 39: Bet

A. Produksi Embrio In Vivo

Kawin Buatan /IBSuperovulasiSeleksi Sapi Donor

Evaluasi dan PenyimpananPemanenan / flushing Embrio

Semen Pejantan Unggul

Inseminasi Buatan / IB 3 x

7 hari

Hormon FSH

Penyerentakanberahi

Page 40: Bet

B. Produksi Embrio In VitroIn Vitro Fertilisasi5-18 jam

Koleksi oosit/sel telurKoleksi Ovarium

Evaluasi dan PenyimpananIn vitro CultureInkubasi 7 hari

In vitro maturasi24 jam

Page 41: Bet

TAHAPAN APLIKASI TRANSFER EMBRIO (TE)

• Seleksi Lokasi• Seleksi Peternak• Seleksi Resipien

Page 42: Bet

RESIPIENa. Umur relatif muda atau dewasa telah beranak 1 (satu) kali.

b. Memiliki performan tubuh yang baik nilai BCS 2,5 – 3,0 sapi perah

atau 5.0 – 6.0 sapi potong

c. Berat badan minimal 300 Kg.

d. bebas penyakit hewan menular khususnya penyakit

reproduksi (Brucellosis, Tricomoniasis, dll).

e. Siklus birahi normal 18-21 hari

f. Tidak pernah mengalami gangguan reproduksi/kegagalan partus

( distokia, abortus, mumifikasi, dll ).

g. Memiliki sejarah reproduksi yang baik, tidak menunjukan

adanya gejala infertilitas maupun sterilitas.

h. Memiliki CL yang fungsional

5

Page 43: Bet

Grafik Persentase Kebuntingan (CR)

1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130

5

10

15

20

25

30

35

40

45

22.55

25.91

19.69

16.37

17.617.96

15.77

22.46

19.2

26.44

27.54

21.51

26.9

20.77

29.1731.29

33.4633.17

36.54

41.67

Variasi CR: 0 - 80%

Page 44: Bet

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan TE

Kualitas Embryo

Teknik TE (operator)

Tidak ada infeksi

Posisi Transfer

Sinkonisasi birahi

Kualitas reproduksi sapi resipien

Manajemen resipien

Page 45: Bet

Pencanangan Swasembada Sapi Pejantan Unggul 2013

Page 46: Bet

Penyerahan Sapi bibit unggul ke stake holderAnak hasil TE dengan induknya

Anak – anak sapi hasil TE di BET Cipelang

Page 47: Bet

Pedet Hasil TE

Page 48: Bet

Pejantan Hasil TE di BET Cipelang

Page 49: Bet

KELEBIHAN PEJANTAN HASIL TE

1.LEBIH MUDAH BERADAPTASI2.HARGA LEBIH MURAH3.BEBAS PENYAKIT MENULAR4.SWASEMBADA PEJANTAN/BIBIT (PRESTASI

NASIONAL)5.JANGKA PANJANG : TIDAK PERLU IMPOR

PEJANTAN6.PENANGANAN REPRODUKSI TERKONTROL

LEBIH MAKSIMAL

Page 50: Bet

PEJANTAN HASIL TE DI BBIB SINGOSARI

Page 51: Bet

PEJANTAN HASIL TE dari BET Cipelang di BIB LEMBANG

Page 52: Bet

Pejantan Hasil TE di Sumatera Utara

Page 53: Bet

DISTRIBUSI PEJANTAN DARI BET CIPELANG

TOTAL DITRIBUSI 180 EKOR

Barana- BIB Lembang Mindi- BIB Lembang

No Lokasi Jumlah Satuan1 BBIB Singosari 17 ekor2 BIB Lembang 16 ekor3 BIBD DIY 12 ekor4 BPTU P. Mangatas 1 ekor5 GKSI 4 ekor6 KPBS Pangalengan 2 ekor7 Ponpes Al-Zaytun 21 ekor8 BIBD Ungaran 8 ekor9 BIBD Lampung 5 ekor10 BIBD Tuah Sakato 20 ekor11 BIBD Sumut 10 ekor12 Unair Surabaya 13 ekor13 Disnak Toli-Toli 2 ekor14 UPTD Jatim 2 ekor15 Kab. Bogor 2 ekor16 Cikole 2 ekor17 BIBD Blora 5 ekor18 BIBD Sumsel 3 ekor19 BIBD Kalsel 3 ekor20 Bunikasih 2 ekor21 Kel. Ternak Jabar 1 ekor22 KPN Bogor 1 ekor23 BET Cipelang 28 ekor

Jumlah 180 ekor

Impor 90 juta – 100 juta Hasil TE 15-25 juta

Page 54: Bet

Sapi-sapi Pejantan

Hasil Transfer Embrio

FH

Brahman

Peranakan Ongole

AngusAngus

Simmental

Limousine

Page 55: Bet

Data Stock Pejantan di BET Cipelangper Juni 2014

No RumpunCalon Bibit

Sapihan Pedet

Jantan Jantan Jantan1 FH 4 0 02 Limousine 2 2 53 Simmental 1 6 64 Brahman 0 0 25 Angus 3 0 26 Brangus 0 0 07 Sumba Ongole (SO) 0 0 08 Peranakan Ongole

(PO)2 1 1

9 Madura 0 0 0Jumlah 12 9 16

Jumlah Total Populasi 37

Page 56: Bet

KONTRIBUSI EKONOMIS BET CIPELANG PADA PERBIBITAN

1. Bibit Sapi 305 ekor x Rp.50.000.000 = Rp. 15.250.000.000 ,-

2. Embrio Ternak 3.078 embrio x Rp. 7.000.000 = Rp. 21.546.000.000,-3. Sapi Jantan 181 ekor x Rp.90.000.000 = Rp.

16.200.000.000,-4. Produksi Semen Beku 181 ekor x 25.000 dosis x 5 tahun x Rp.350.000,- = Rp.7.918.750.000.000,-

Penghematan devisa negara

Total = Rp 7.971.746.000.000,-

Page 57: Bet

Kegiatan Bimtek

Kegiatan Kunjungan

Kegiatan workshop dan pameran

Page 58: Bet

Jenis Bimbingan Teknis123456789

1011

Gangguan ReproduksiPKBIBATRTransfer EmbrioMenejemen ternakMenejemen HMTPotong kukuRekordingMagangKonsultan

7 hari7 hari

10 hari10 hari10 hari

5 hari5 hari5 hari3 hari

PMPM

Page 59: Bet

POTENSI/PENGEMBANGAN

Embrio BibitJasa Produksi EmbrioTernak Bibit (Standar SNI): - Jantan

- BetinaPelayanan Purna JualBimbingan Teknis (TE,IB,PKB/ATR) dari

dalam/luar negeri Wisata Peternakan (sangat indah

lokasinya)Pengujian Mutu Embrio

Page 60: Bet

Bibit HPTSusu Pupuk OrganikJasa Konsultasi dan InstrukturRuang Pertemuan/Aula (200 orang)Mess/Penginapan (30-44 orang)PenelitianKerjasama

Page 61: Bet

KERJA SAMA 1. Penelitan (pakan, produksi in vivo/in vitro)2. Pakan Formula sendiri : - sapi donor (untuk produksi embrio) - calon bibit - resipien3. Resipien : 3 formulasi (mencari formulasi

pakan yang tepat, efisien, siklus berahi normal, kondisi CL fungsional) : 328 ekor

4. Pakan merupakan faktor utama sistem reproduksi ternak

Page 62: Bet
Page 63: Bet

Komplek Laboratoriun dan Kandang Utama

Page 64: Bet

Lahan Kebun HPT (12 ton/hari)

Page 65: Bet

400 ekor

Page 66: Bet

Lahan Kebun HPT di BET Cipelang

Page 67: Bet

BET

e

TERIMA KASIH