besaran ruang.pdf
Click here to load reader
-
Upload
anggi-kpopers -
Category
Documents
-
view
495 -
download
124
Transcript of besaran ruang.pdf
46
BAB IV
ANALISA
IV.1 ANALISA ASPEK MANUSIA
IV.1.1 Pelaku, Jenis dan urutan Kegitan
Pelaku kegiatan di dalam suatu bangunan mixed used building ini sec
secara garis besar dibagi kedalam 5 macam yaitu Pengunjung mall,
Pedagang(karyawan), Penghuni Apartemen, Pengunjung Apartemen, Pengelola
Bangunan. Kegiatan utama yang dilakukan oleh Pengunjung Mall adalah
berbelanja, berekreasi, kegiatan utama yang dilakukan oleh Pedagang adalah
berdagang, kegiatan utama yang Penghuni Apartemen adalah
beristirahat,sedangkan kegiatan utama Pengelola bangunan adalah bekerja untuk
mengelola pengoperasian bangunan mixed used ini.
• Analisa hubungan Kegiatan Bangunan secara Makro
Datang& pulang
aktivitas ME
Aktivitas Apartemen Aktivitas mal
Penghuni ,Pengunjung
Pengunjung, Pedangang
Pelaku Mekanik
Aktivitas Pengelola
Pengelola
Hubungan khusus
Hubungan umum
47
Analisa hubungan Kegiatan Pengunjung Mal
• Analisa hubungan Kegiatan Pedangang(karyawan)
berjalan berkendaraan
parkir Menuju mal
Kegiatan sanitasi
pulang
Aktivitas utama pengunjung mal
berjalan berkendaraan
Menuju mal
Aktivitas pedangang(karyawa
n) mal
parkir
pulang
Loading -unloading
barang Kegiatan sanitasi
Istirahat
Ibadah
48
• Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen
• Analisa Kegiatan Pengunjung Apartemen
Berjalan Berkendaraan
Aktivitas lobby
Aktivitas koridor
parkir
Aktivitas di luar unit
hunian,berenang ,olah raga dll
Aktivitas hunian
Berjalan Berkendaraan
Menuju apartemen
Kegiatan di apartemen
parkir
pulang
Kegiatan sanitasi
Menggunakan lift
49
• Analisa Kegiatan Pengelola Bangunan
IV.I.2 Kegiatan, Pengguna, Sifat dan Kebutuhan Ruang
• Analisa kebutuhan Ruang Mal
Ruang-ruang pada mal terdiri dari beberapa fungsi yang dapat di golongkan
menjadi beberapa kelompok yaitu:
Mal (berupa koridor penghubung )
Anchor (berupa plaza,hall,ruang terbuka,bisnis center)
Retail tenant ( berupa restaurant,cafe,toko-toko)
Anchor tenant (berupa departement store,supermarket,bioskop)
Fasilitas umum dan pelayanan (berupa toilet,r informasi,smoking
area,mushola)
berjalan berkendaraan
Menuju tempat kerja
Bekerja
parkir
pulang
Kegiatan sanitasi
Istirahat
Ibadah
50
Tabel 4. kebutuhan ruang Mal
Kegiatan Pengguna Fasilitas
kegiatan
Sifat Kebutuhan
Ruang
Jalan-jalan, Melihat pameran, Menelpon, Sanitasi, Minta informasi Berkumpul dan beristirahat,
Pengunjung
Mal , Plaza (fasilitas umum)
Publik, berisik, ramai, terbuka
R.informasi, R.pamer, Telepon umum, Toilet, Koridor, Tempat istirahat
Transaksi jual beli, Melayani pembeli, Menyimpan barang, Menata barang
Pedagang Pengunjung
Unit-unit toko indoor/outdoor (retail tenant)
Semi Publik,Ramai,berisik, Mudah di akses,nyaman
Ruang display, Kasir, Gudang, Fitting room
Menggunakan jasa, Menawarkan jasa
Pengunjung Pedagang
Unit-unit pedagang jasa (retail tenant)
Semi Public, Tenang ,mudah di akses
Tailor, Bank, Travel biro, Salon, Laundry, Fitness center, ATM arcade
Ibadah, Merokok
Pengunjung Pedangang
Mushola (fasilitas umum)
Publik, tenang,mudah diakses
Mushola, Smokoing area
Berbisnis, meeting, rapat,
Pengunjung
Bisnis center (anchor)
private, tenang, tertutup
Ruang meeting, lobby
Menunggu, Melihat-lihat, Membeli tiket, Menonton, Sanitasi, Menjual makanan, Mengelola administrasi
Pengunjung Bioskop (anchor tenant)
Semi publik, Nyaman,Agak tenang
Lobby Loket Auditorium Tiket Loket Rung proyektor Cafetaria Ruang
51
Memesan makanan dan minuman Makanan dan minum Membayar pesanan Melayani pengunjung Menyiapkan pesanan
Pengunjung
Food court (anchor tenant), Cafe dan Restaurant (retail tenant),
Semipublic,ramai,agak tenang, nyaman
Counter Pemesanan, Ruang makan, Kasir,Koridor, Ruang admin
• Analisa kebutuhan Ruang Pengelola Bangunan
Tabel 5. kebutuhan ruang Pengelola Bangunan
Kegiatan Pengguna Fasilitas kegiatan
Sifat Kebutuhan Ruang
Mengelola administrasi, Mengawasi kegiatan dalam bangunan Melakukan negosiasi
Tamu pengelola, Pengelola bangunan
Kantor pengelola
Pritave, Tersembunyi,
Tenang , Nyaman,
R.tamu R. kantor
Parkir kendaraan, Sanitasi, Loading-unloading, Mengawasi keamanan, Beribadah, Menimpan barang, mengawasi ME
Pengelola, Tamu Pengelola
Service Service, Tersembunyi, Mudah diakses
R.parkir, Toilet, R.loading dock, R. ME, R.Security, Gudang, Mushola, R.kebersihan,
• Analisa kebutuhan Ruang Apartemen
Kebutuhan ruang pada apartemen dapat digolongkan menjadi:
Fasilitas umum apartemen(berupa lobby,hall,toilet)
52
Fasilitas pendukung (berupa kolam renang ,kafetaria,minimarket)
Unit hunian(berupa R.makan,R.tidur,R.duduk)
Tabel 6. kebutuhan ruang Apartemen
Kegiatan Pengguna Fasilitas kegiatan
Sifat Kebutuhan Ruang
Meminta informasi, Mengawasi keamanan, Menunggu lift, Menunggu Sanitasi
Penghuni, Pengunjung apartemen, Pengelola
Fasilitas umum Semi public, Agak ramai, Nyaman ,mudah di akses
R. receptioni, Ruang keamanan, Hall, R. Tunggu, Toilet
Makan dan Minum, Tidur, Sanitasi, Berkumpul/santai Memasak, Bekerja
Penghuni, Pengunjung apartemen,
Unit Apartemen
Private,nyaman, Tenang,Mudah di akses,Aman
R.makan, R. tidur, R. keluarga, R. kerja, Kamar mandi/wc
Makan dan minum, Berolah raga, Berekreasi,
Penghuni, Pengunjung apartemen, Pengelola
Fasilitas pendukung
Semi public Nyaman,aman, Mudah di akses
Kafetaria, Minimarket, Kolam renang, Taman,
IV.I.3 Kebutuhan dan Dimensi Ruang
Luasan dari masing-masing fungsi bangunan pada mixed use building ini di
peroleh dari pengamatan dan analisa terhadap setiap fungsi pada bangunan ini.
dari penganalisaan itu akan didapatkan persentasi daya serap pasar pada setiap
fungsi, sehingga dapat di tentukan pembagian persentase besaran pelayanan pada
setiap fungsi bangunan yang diapliksikan pada persentasi besaran luasan pada
53
masing-masing fungsi bangunan, pada bangunan mixed use ini fungsi pelayanan
utama dari bangunan lebih di titik beratkan kepada fungsi hunian (apartemen)
sedangkan untuk fungsi komersial (mal) merupakan fungsi secondary atau fungsi
pendukung dari fungsi utama untuk lebih memberikan kemudahan bagi pelaku
kegiatan dari fungsi utama bangunan ini. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa
kawasan ini merupakan kawasan perkantoran dengan target pasar fungsi
huniannya mencakup orang-orang pekerja dan mahasiswa dengan aktifitas yang
padat, sehingga karakter gaya hidup yang menonjol adalah efisiensi, untuk itu
fungsi Mal disini sebenarnya merupakan fungsi pendukung yang memberikan
efisiensi bagi penghuni apartemen, namun keberadaan Mal ini juga diharapkan
dapat menjadi sarana penunjang bagi kebutuhan lingkungan sekitarnya dengan
fungsi yang lebih spesifik terhadap kebutuhan dominan yang ada pada lingkungan
sekitarnya
Perhitungan luasan fungsi bangunan berdasarkan data tapak
1. Luas tapak: Luas tapak : ±7715 m²
2. Koefisien dasar bangunan : 60 %
• 60% X 7715 = ± 4629 m²
3. Koefisien luas bangunan : 4,5
• 4,5 X 7715 = ± 34717,5 m²
4. Ketinggian bangunan maximal :12 lantai
5. Ketinggian podium max : 5 lantai(termasuk gedung parkir 1 lt)
Dari data-data tapak dapat diketahui:
54
Luasan podium (Mal) yang direncanakan akan dibangun 3 lantai: KDB X 3=
3 x 4629= ±13887 m², daya tampung mal = (10% x 13887)/ 1.98= ± 700 orang
Luasan apartemen yang mungkin di bangun adalah =34717,5 – 13887=
20830.5m²(untuk 9 lantai)
Kebutuhan ruang mal
Luasan ruang di buat berdasarkan data literatur seperti buku time saver. Std,
Neufert Architecture Data, dan asumsi dangan dasar pengamatan data.
Fasilitas Umum Mal
Tabel 7. kebutuhan dimensi ruang fungsi umum mal
Fasilitas Ruang
STANDAR (M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Hall Mal Toilet pria
Urinoir Wastafel
Tiolet wanita Wc Wastafel
sirkulasi
5 1.98 2,25 0,64 0.5
2,25 0.5
20%
70 250 3 4 3 4 5 -
1 3 3 4 4 4 4 -
350 1485 27
10.24 6
36 10
384.848
Total 2309.088
Fasilitas Perbelanjaan dan jasa
Tabel 8. kebutuhan dimensi ruang fasilitas perbelanjaan dan jasa
Fasilitas Ruang
STANDAR(M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Toko retail Supermarket Dept store ATM Laundry Salon
5 7 7 2 2 2
8 50 150 8 10 10
50 1 1 3 1 1
2000 350 1050 48 20 20
55
Fitness center Sirkulasi
2 20%
50 1 100 717.6
Total 4305.6
Fasilitas Hiburan dan Bisnis
Tabel 9. kebutuhan dimensi ruang fasilitas Hiburan dan Bisnis
Fasilitas Ruang STANDAR (M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Bioskop Auditorium Lobby Loket R.karyawan R.admin R.proyektor Gudang Toilet Cafeteria
Sirkulasi
0,6-0,8 0,4-0,6
3,25-6,89 1,2-2 4,8-8 10-15 25-30
24 4-5 20%
150 300 4 15 4 1 2 2 4
4 1 1 1 1 4 1 2 1
480 180
27.44 30 32 60 60 96 20 197
Total 1182
Fasilitas Ruang
STANDAR(M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Ruang rapat Lobby Sirkulasi
1,5 0,6-0,8 20%
8 10
10 1 1
120 8
25,6
Total 155
56
Fasilitas Makan dan Minum
Tabel 10. kebutuhan dimensi ruang fasilitas makan dan minum
Fasilitas Ruang STANDAR (M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Restaurant Ruang makan Dapur dan
gudang Counter R. Admin R.karyawan
Sirkulasi 20%
1,8-2,15
2
4,8-8 1,2-2
30 4 3 10
10 1 1 1 1
60 40 8 15 15
27.6 Total 1656
Fasilitas Ruang
STANDAR (M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Coffe shop Ruang
makan Pantry Counter
Sirkulasi 20%
1,8-2,15
2 2
15
5 4
5 1 1 1
30 10 8 9.6
288
Fasilitas Ruang
STANDAR (M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Food courd Ruang
makan
Stand Sirkulasi 20%
1,8-2,15
50
1 10
100 100 40
240
57
Fasilitas Pelayanan Mal
Tabel 11. kebutuhan dimensi ruang fasilitas pelayanan mal
Fasilitas Ruang STANDAR(M²/orang)
Kapasitas (orang)
Jumlah Luas(M²)
Mushola Loading dock R.AHU R.P3K R.keamanan Gudang Sirkulasi 20%
1,5 1,5 6 3 2
10 3 3 5
1 1 5 1 1
15 10 90 9 10 10 28
Total 172
Kebutuhan Ruang Pengelola
Tabel 12. kebutuhan dimensi ruang kantor pengelola
FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS LUAS(M²)
Kantor pengelola R.receptionis R. tunggu
R. pimpinan R.Wk. Pemimpin
R. Sekertaris R. Rapat
R. Pemasaran R. Administrasi R. Personalia R. monitor R. Security
Gudang Pantry
2 orang 4 orang 1 orang 1orang 1orang 8orang 5orang 8orang 4orang 4orang 3orang
- 2orang
4M² 10 M² 10 M² 10 M² 9 M² 20 M² 15 M² 30 M² 20 M² 20 M² 8 M² 8 M² 6 M²
SIRKULASI 20% 34 M² TOTAL 204 M²
58
Luas total bangunan Mal + kantor pengelola :10307.688 m²+204
= ±10511.688 m²
Luas lantai dasar dan tipikal mal :10511.688 m²/3lt=
± 3503.896 m²
Kebutuhan Ruang Apartemen
Unit Hunian
Tipe unit hunian yang direncanakan adalah tipe dengan 1 kamar tidur
dan tipe dengan 2 kamar tidur,hal ini berdasarkan pertimbangan target pasar
yang akan di capai adalah kalangan pekerja yang bekerja di daerah sudirman
dan mahasiswa universitas terdekat
Standart luasan yang dijadikan acuan berdasarkan data-data survey dan
literatur adalah:
• Berdasarkan perbangdingan luas ruangan dangan unit apartemen di
Jakarta:
Tabel 13. Perbandingan luasan tipe unit hunian
APARTEMEN TIPE UNIT HUNIAN 1RT 2RT 3RT 4RT/PH
FX Residance - 63-70 92-225 257-434 18th Residance 37-46 61-73 - -
• Berdasarkan interval luas diatas maka luas tipe-tipe yang
direncanakan adalah:
59
Tabel 14. Kebutuhan dimensi ruang unit hunian
JENIS RUANG
STANDART MINIMAL
SUMBER Tipe Unit Hunian
1RT 2RT Ruang tidur utama
11,5 M² NAD 11.5 14
KM/WC 2,6 M² NAD 4.25 4.25 Ruang Tidur Anak
11,15 M² NAD - 9
KM/WC 2,6 M² NAD - - Ruang Duduk 9 M² NAD 9 9 Ruang Makan 7,2 M² NAD 7.2 8 Bar 5,2 M² NAD - - Pantry 8 M² NAD 8 8 Ruang Kerja 12 M² NAD - - Ruang Tidur Tamu
11,15 M² NAD - -
Ruang tamu 9-20 M² NAD - - Gudang 1,25-5 M² NAD - - LUAS 39.95 52.25 SIRKULASI 20% 7.99 10.45 LUAS TOTAL 47.94 62.7
Perbandingan jumblah tipe unit 1kamar tidur dan 2kamar tidur
perlantai tipikal adalah 2:1, hal ini berdasarkan pertimbangan tentang
banyaknya unit apartemen yang di dapat dengan luasan yang ada dan
pertimbangan tentang target pasar yang akan di capai untuk apartemen
ini, dan jumlah unit apartemen yang akan di bangun di rencanakan 250
unit, maka berdasarkan data ini dapat di perkirakan jumlah unit masing-
masing tipe adalah
Tipe1 kamar tidur : 2/3 x 250 =167 unit
Tipe 2 kamar tidur: 1/3 x 250 = 83 unit
60
Maka perkiraan jumlah luasan unit apartemen =(167 x
47.94)+(83 x 62.7) =13210.08 m²
Sirkulasi 20% = 2642.0 m²
Luasan Lantai Utama Apartemen
Tabel 15. kebutuhan dimensi ruang lantai utama apartemen
FASILITAS KEBUTUHAN RUANG
KAPASITAS LUAS(M²)
Lobby Hall R.receptionis R,Telepon R.security Sirkulasi 20%
20 orang 2 orang 2 box 2 orang
60 M² 8 M² 5 M² 3 M² 15.2 M²
TOTAL 91.2 M²
Perhitungan luas bangunan berdasarkan analisa dimensi ruangan
6. Luas tapak: Luas tapak : ±7715 m²
7. Koefisien dasar bangunan : 60 %
• 60% X 7715 = ± 4629 m²
8. Koefisien luas bangunan : 4,5
• 4,5 X 7715 = ± 34717,5 m²
9. Ketinggian bangunan maximal :12 lantai
Perkiraan lusan (Mal) direncanakan akan dibangun adalah (podium)+
lusan lantai utama apartemen = 10511.688 m²+ 91.2 m² = 10602.88
m²
Perkiraan Luas lantai apartemen yang akan di bangun adalah =
±15852.08 m²
61
Perkiraan luasan seluruh bangunan= ±26454.968 m²(masih
memenuhi batasan KLB)
Perhitungan Kebutuhan Parkir
Berdasarkan standart jumblah parkir( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan
Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga, jakarta 2004)
• Untuk fungsi apartemen adalah 1 mobil untuk 1 unit apartement,
Rencana perkiraan total unit adalah minimum 250 unit
Jadi kebutuhan parkir untuk fungsi apartemen adalah 250 mobil
Luas parkir : (25X 232)+ 20 % sirkulasi = 6960 m²
• Untuk fungsi mal dimasukan kedalam kelompok bangunan pasar
tinggkat wilayah yaitu 1 mobil untuk setiap 100m² lantai bruto
Jadi kebuhan parkir untuk fungsi mal adalah 13887/ 100= 139 mobil
Luasan parkiran mal =(25x 139)= 20% sirkulasi= 4170 m²
• Perbandingan luas parkiran mobil dan motor adalah 1: 3 jadi
kebutuhan parkiran motor adalah (70+250) X 3 =960 motor
Luas parkiran motor adalah (960 X 2 M²)+ 20% sirkulasi = 2304 m²
Jadi kebutuhan luasan parkir bangunan ini adalah =
6960 m² +4170m² +2304 m² = 13434 m²
Kebutuhan ini dapat di penuhi dengan pembuatan basement
sebanayak 3 lantai
62
IV.2 ANALISA ASPEK LINGKUNGAN
IV.2.1 Potensi Sekitar Tapak
Kampus Universitas Atma Jaya, Kampus suatu universitas merupakan
suatu tempat dimana banyak terdapat orang-orang yang memiliki
kepentingan dengan tempat ini dan letak tempat tinggalnya jauh dari
tempat ini.seperti mahasiswa yang merantau dari luar kota. Sehingga
keberadaan fungsi apartemen pada bangunan mixed use ini dapat
menjadi wadah bagi mereka.
Lokasi tapak yang berada di kawasan elite bisnis dijakarta,dimana
banyak terdapat perkantoran,mendukung fungsi bangunan mal dan
apartemen, bangunan ini dapat menjadi wadah bagi mereka(kalangan
pebisnis) untuk menghabiskan jam-jam istirahat mereka, atau untuk
melakukan meeting dengan klien-kliennya
Keberadaan kali krukut dapat menjadi karakter yang menarik bagi
bangunan ini
Keberadaan jalur dan halte bus busway yang memberikan kemudahan
untuk pencapaian ke lokasi tapak.
63
IV.2.2 Keterkaitan Tapak dan Lingkungan
Terdapat beberapa pengaruh lingkungan yang dapat dijadikan acuan
dalam disain bangunan mixed use ini.
Tabel 16. Keterkaitan tapak dengan lingkungan
Item lingkungan lokasi Ciri-ciri
Perkantoran Sebelah selatan tapak
Gaya bangunan modern
high rise buliding material dominan
yang digunakan adalah beton dan kaca
Pasar Benhil Sebelah barat
tapak warna bangunan
kontras gaya bangunan
modern
Kali krukut Sebelah barat tapak
Warna air coklat Air melimpah
Universitas atmajaya
Sebelah selatan tapak
Gaya bangunan modern
Atap pelana Material dominan
beton
64
Ruko
Sebelah utara tapak
Gaya bangunan beragam
beraneka panel iklan merk dagang yang di pasang di bagian depan bangunan
IV.2.3 Analisa Pencapaian dan Sirkulasi Dalam Tapak
Pencapaian dan sirkulasi dalam tapak menurut pelaku dan kegiatannya dapat
di kelompokan menjadi:
Pencapaian pengelola dan service ,yang mempunyai persyaratan antara lain:
• Tidak menggangu sirkulasi pengunjung dan penghuni
• Mempunyai jalur khusus
• Tersembunyi
Pencapaian pengunjung mal ,yang mempunyai persyaratan antara lain:
• Komunikatif, mudah dipahami,mudah dilihat
• Terorientasi pada jalan utama
• Tidak menggangu arus lalu lintas sekitar
Menurut cara pencapaiannya dapat di golongkan menjadi pencapaian dan
sirkulasi kendaraan dan manusia
Pertimbangan pencapaian dan sirkulasi dalam tapak yang baik terdapat
kemudahan, kejelasan dan keamanan bagi pejalan kaki dan kendaraan, sehingga
kedua sirkulasi itu tidak saling mengganggu,
Terdapat dua alternatif pola sirkulasi dan pencapaian dalam tapak:
65
Tabel 17. Alternatif pola sirkulasi
Alternatif Ciri kekurangan kelebihan
Pola sirkulasi tunggal
Tidak terdapat pembedaan Sirkulasi pengunjung,pengelola dan penghuni , Tidak terdapat pembedaan sirkulasi manusia dan kendaraan.
Keamanan dan kenyaman sirkulasi kurang di perhitungkan,
Efisiensi lahan,
Lebih mudah dalam pembagian zoning sirkulasi dalam tapak
Pola sirkulasi ganda
Terdapat pembedaan sirkulasi pengelola,penghuni dan pengunjung, Terdapat pembedaan sirkulasi manusia dan kendaraan
Efisiensi lahan Pembagian zoning
sirkulasi dalam tapal mejadi menyebar
Keamana, kenyaman sirkulasi dalam tapak
Pola sirkulsi ganda dirasa lebih tepat kerena untuk bangunan mixed use pemisahan sirkulsi
sangat penting agar terciptanya keamanan dan kenyamanan pengguna bangunan, dengan
pemisahan jalur sirkulasi dalam tapak kegiatan service tidak akan mengganggu kegiatan
utama, dan pejalan kaki sebisa munggkin tidak akan mengganggu lintasan kendaraan dalam
tapak
Tabel 18. Alternatif pola sirkulasi ganda
Alt Gambar Kelebihan Kekurangan 1
o Akses utama berada pada jalan utama
o akses dan sirkulasi pengelola dan servis tersembunyi
o enterance dan exit terpusat
o Efisiensi lahan
o Enterance memotong aliran sirkulasi kendaraan di jalan utama
66
2 o Enterance dan
exit kendaraan mengikuli alur sirkulasi jalan utama
o Enterance pejalan kaki melayani dua arah dominan datang nya pejalan kaki
o Akses dan sirkulasi service dan pengelola tersembunyi
o Enterance tidak berada pada jalan utama
o Daerah exit terpisah
o Efisiensi lahan
3 o Enterance dan exit terpusat
o Efiensi lahan o Enterance
berada apda jalan utama
o Terdapat enterance alternatif dari 3 in 1 untuk penghuni apartemen
o Enterance memotong aliran sirkulasi kendaraan di jalan utama
o Akses dan sirkulasi service dan pengelola tidak tersembunyi
Merah: pencapaian dan sirkulasi pengunjung dan pedangan mal Hijau: pencapaian dan sirkulasi penghuni dan pengunjung apartemen Biru : pencapaian pejalan kaki Putih: pencapaian dan sirkulasi service dan pengelola Kuning : arah arus sirkulasi jalan sekitar tapak Alternatif ke tiga menjadi pilihan dari pola sirkulasi yang akan di rencanakan
IV.2.4 Analisa Orientasi Tapak
Pertimbangan orientasi tapak di pengaruhi beberapa faktor lingkungan dan
lokasi tapak, untuk menunjukan respon bangunan terhadap kondisi lingkungan
sekitar.
67
ada beberapa faktor kondisi lingkungan yang menjadi acuan dalam
pertimbangan ini adalah:
Tapak berada pada hook jalan
Kali krukut yang berada di sisi timur tapak
Terdapatnya pasar benhil di sebelah barat tapak
Arah datangnya pencapain terbesar ke lokasi tapak(jalan utama)
Adapun pengorientasian tapak ini memiliki beberapa kriteria yaitu:
Memberikan best view bagi bangunan
Memberikan aksesibilitas yang tinggi bagi bangunan terhadap penggunanya
Memberikan nilai jual untuk bangunan
Tabel 19.Analisa orientasi tapak
Gambar Keterangan hasil kesimpulan
Orientasi tapak lebih di arahkan ke arah
selatan dan timur tapak, karena di arah ini
mengandung kriteria orientasi tapak yang
baik,
1-4= Badview- Best view
u
68
IV.2.5 Analisa Sirkulasi Matahari
Orientasi pergerakan harian matahari terhadap lokasi tapak berpengaruh
pada orientasi bangunan dan arah bukaan pada bangunan, untuk mendapatkan
intensitas sinar alami yang cukup dan mengurangi radiasi panas yang berlebih.
Tabel 20.Analisa bayangan pada tapak
Jam 07:20 Jam 10:20 Jam 14:20 Jam 17:20
Berdasarkan Analisa bayangan dapat disimpulkan bahwa setiap daerah
memiliki ciri sebagai berikut :
Tabel 21.Analisa sirkulasi matahari
Gambar Keterangan
Sisi hijau merupakan daerah dengan sinar matahari pagi yang melimpah, Daerah ini potensial untuk area semi publik dan private Sisi merah merupakan daerah dengan radiasi dan sinar matahari sore yang paling banyak, daerah ini tepat untuk lokasi area service dan publik Sisi biru merupakan daerah potensial untuk bukaan bangunan pada daerah ini potensial untuk area private dan semi publik juga publik
u
Orientasi matahari
69
Berdasarkan analisa diatas maka diperoleh penzoningan tapak:
Gambar 17. zoning analisa matahari
IV.2.6 Analisa pergerakan angin
Pergerakan angin mempengaruhi pertimbangan pemilihan gubahan masa bangunan yang
tepat, pemilihan gubahan masa untuk menghindari dampak negatif dari pergerakan
terhadap bangunan, konfigurasi massa bangunan dibuat sebisa mungakin agar tidak
melawan pergerakan angin, berdasarkan pengamatan di sekitar lokasi tapak, di peroleh arah
pergerakan angin yaitu dari arah timur tenggara ke arah barat dan barat laut
Service
Public
Semi publik
private
u
u
70
Tabel 22.Analisa pergerakan angin
Alternatif konfigurasi massa bangunan
Dampak
Bentuk dan arah massa melawan pergerakan angin, bagian timur bangunan merupakan muka bangunan yang paling banyak membendung aliran pergerakan angin dan berpotensial untuk terjadi kerusakan/gangguan pada bangunan.terjadi pergerakan angin yang besar di sekeliling bangunan
Konfigurasi massa menyebar sehingga pergerakan angin tidak terlalu banyak tertahan oleh massa bangunan(menghindari kerusakan dan gangguan akibat pergerakan dan kekuatan angin) , angin bergerak di sela-sela bangunan sehingga lebih memungkinkan untuk pengudaraan alami dalam bangunan terjadi gubahan
Gabungan dari kedua konfigurasi massa bangunan akan diterapkan dalam perancangan ini
IV.2.7 Analisa kebisingan
Tabel 23.Analisa tingkat kebisingan
Gambar Keterangan
Bagian utara
Bagian ini di dominasi oleh kegiatan perdagangan,terdapatnya ruko-ruko dengan tingkat kebisingan cukup tinggi Area service atau publik merupakan area yang tepat untuk daerah utara tapak. Untuk membendung tingkat kebisingan pada daerah utara tapak dapat dilakukan dengan membuat dinding masiv yang dapat mementulkan kebisingan
Bagian selatan Bagian ini merupakan sumber kebisingan utama yaitu jalan sudirman yang merupakan jalan yang padat dan macet pada pagi hari dan sore hari
u
u
71
Area publik, service, merupakan area yang potensial untuk daerah selatan tapak Pada bagian ini penangulangan kebisingan dapat dilakukan dengan penggunaan tipografi atau penanaman pohon yang dapat menyaring kebisingan
Bagian timur
Pada bagian ini terdapat jalan umum yang terkesan sepi dengan tingkat kebisingan paling rendah, Area private atau semi publik adalah area yang tepat untuk daerah timur tapak Area ini paling berpotensial menjadi area terbuka dan terjadi interaksi langsung antara ruang luar dan dalam
Bagian barat
Bagian barat terdapat pasar tradisional dengan aktivitas kegiatan perdagangan yang menimbulkan kebisingan yang cukup tinggi. Area service atau publik dan semi publik adalah area yang tepat untuk daerah barat dari tapak Penangulangan kebisingan untuk daerah ini dapat dilakukan dengan penanaman pohon
Area service di tempatkan di sisi utara,area public di sisi selatan, area semi public dan
private di sisi timur,sedangkan di sisi barat ditempakan area service dan public
IV.2.8 Zoning Dalam Tapak
Penzoningan pada tapak di peroleh dari hasil pertimbangan analisa aspek
lingkungan yang telah di lakukan diatas, Penzoningan dalam tapak dilakukan
untuk menetukan peletakan posisi kelompok ruangan-ruangan yang memiliki
karakteristik sama dalam sifat dan jenis kegiatan yang ditampung sehingga
kegiatan-kegiatan yang ditampung oleh ruangan-ruangan tersebut tidak
72
terganggu oleh kegiatan lain yang berbeda jenis dan kebutuhannya, juga dari
kead
Setiap area memiliki kriteria-kriteria yaitu:
Area public dengan kriteria: berada dibagian depan yang memiliki tingkat kebisingan paling
tinggi,memiliki aksesibilitas paling tinggi dengan kondisi lingkungan di luar tapak
Area semi publik dangan kriteria : terdapat ruang-ruang dengan fungsi perdangangan dan
hiburan dengan tingkat kebisingan lebih rendah diharapkan memiliki view yang baik,
merupakan zona yang terorientasi keluar
Area private dengan kriteria : terlindung dari kebisingan memiliki akses khusus
Area service diletakan di belakang agar tersembunyi dan tidak menggangu kegiatan utama, juga
dapat memiliki akses pencapaian khusus
Tabel 24 . Alternatif Zoning tapak
Atl Gambar Kelebihan Kekurangan
1
o Area private dan semi publik terlindungi
o Area publik dapat menjangkau seluruh daerah tapak
o Tingkat privasi berkurang
o Area service dapat terlihat langsung dari area publik
2
o Area publik dan semi publik mendapat site yang tepat dari aspek sirkulasi matahari, kebisingan dan view
o Tingkat Privasi sangat baik
o Area service dapat terlihat langsung dari area publik
73
o Efisiensi lahan cukup baik
3
o Area service tersembunyi
o Efisensi lahan sangat baik
o Konektivitas antar area kurang
o Area private tidak terlindungi
Kuning : publik Merah : semi publik Biru : private Hijau : service
Alternatif kedua merupakan pilihan utama dari penzoningan tapak ini karena
memiliki kelebihan yang paling menonjol dan kekurangan yang paling sedikit
IV.3 ANALISA ASPEK BANGUNAN
IV.3.1 Analisa Massa Bangunan
Jenis Massa Bangunan
Jenis Massa bangunan dapat di bagi menjadi dua, yaitu massa tunggal dan
massa majemuk, dan pemilihan konfigurasi massa bangunan ini di pengruhi
oleh beberapa faktor yaitu:
Pertimbangan konsep hemat energi yang akan di terapkan
Bentuk dan luasan tapak
Pola kegiatan di dalamnya
Karakter visual yang akan menggambarkan fungsi bangunan
Fleksibilitas massa terhadap pola kegiatan dan sirkulasi kegiatan yang ada
74
Tabel 25.Jenis massa bangunan
Jenis masa Keuntungan Kerugian
Massa majemuk Terdapat banyak ruang terbuka
Mendapat banyak pengudaraan dan cahaya alami
Lebih terkesan dinamis
Tidak efisien dalam pemanfaatan luas lahan
Zoning tapak menjadi menyebar
Massa tunggal Efisiensi luas lahan Pengaturan dan pengawasan bangunan menjadi lebih mudah
Sirkulasi dan zoning menjadi lebih terorganisasi
Massa bangunan terasa massiv
Lebih tergantung pada pencahayaan dan pengudaraan buatan
Gabungan dari kedua konfigurasi massa bangunan akan diterapkan dalam perancangan ini
Bentuk dasar bangunan
Bentuk dasar bangunan mixed use ini di pengaruhi oleh:
Pertimbangan topik yang diangkat
Kesesuaian dengan tapak
Efisiensi lahan
Karakter visual yang akan menggambarkan fungsi bangunan
Kemudahan sirkulasi dan pecapaian
75
Bentuk dasar bangunan secara umum dibagi menjadi 3 yaitu, segi empat,
lingkaran, segi tiga, (Architecture Form, Space and Order,Francis D.K
Ching)
Tabel 26. Bentuk dasar bangunan
Penilaian Keterangan
Kesesuaian dengan tapak
3 1 2 Bentuk tapak segi empat
Efisiensi lahan 3 2 1 Bentuk persegi lebih efisien dengan sudut –sudut 90˚ pada empat sisi nya
Karakter visual 3 1 2 Lebih menunjukan karakter kegiatan yang tidak terpusat pada satu kegiatan
Nilai 9 4 5
Bentuk persegi menjadi pilihan untuk bentuk dasar bangunan ini berdasarkan pertimbangan
–pertimbangan yang di jadikan penilain di atas
IV.3.2 Analisa tata Ruang Dalam
Analisa sirkulasi dalam bangunan
Sirkulasi dalam bangunan mixed used ini dapat di bedakan menjadi sirkulasi
vertical dan horizontal
Ditinjau dari pelakunya dapat di bedakan menjadi
1. Sirkulasi pengunjung dan pedagang mal dengan kriteria :
76
Menjadi sirkulasi utama dalam bengunan fungsi mal
Arah sirkulasi jelas
Mempermudah aksesibilitas menuju semua fungsi bangunan
Sirkulasi mengarahkan orang untuk melihat semua unit-unit
penjualan yang ada
2. Sirkulasi penghuni dan tamu apartemen dengan kriteria :
Dapat di akses dari semua fungsi bangunan
Memiliki akses khusus
3. Sirkulasi pengelola bangunan dengan kriteria :
Tersembunyi
Memiliki akses khusus
Tidak mengganggu sirkulasi penghuni dan pengunjung
• Sirkulasi horizontal
Sirkulasi horizontal secara umum dapat di bedakan menjadi 2 jenis
yaitu sirkulasi Linear dan Radial
Setiap sistem sirkulasi memiliki karakter sendiri yaitu:
Tabel 27. jenis sirkulasi horizontal
Sistem sirkulasi karakter
Sirkulasi linear
Lebih dapat Mengarahkan pengguna Dapat menjadi media penghubung rungan-rungan yang ada Lebih fleksibel
77
Titik awal dan akhir tidak bertemu
Sirkulasi Radial
Bersifat menyebar Titik awal dan akhir bertemu
Untuk bangunan ini sistem sirkulasi linear lebih cocok diterapkan karena
dapat memberikan efisiensi dan menjadi media penghubung yang baik
• Sirkulasi vertical
Bangunan mixed use ini di perkirakan terdiri dari 12 lantai maka
memerlukan transportasi vertikal bantuan selain tangga untuk kenyamanan
dan efisiensi waktu pengguna bangunan, sirkulasi vertical utama pada
bangunan ini menggunakan lift dan tangga berjalan (eskalator )
LIFT
Lift merupakan mesin transportasi vertical pada bangunan yang
memberikan kemudahan dan kecepatan mobilisasi Pengguna bangunan,
dewasa ini terdapat dua jenis lift yang umum di gunakan yaitu lift dengan
dongkrak hidrolik (hydraulic lift), dan lift dangan motor penggerak (traction
lift).
Ruang luncur lift di tentukan dari konfigurasi tata letak lif dengan jumblah
maksimal empat buah dalam satu deret
78
Gambar 18. Tata letak lift
Gambar 19. kebutuhan ruang lift
Gambar 20. Dimensi dan jarak bebas lobby lift
Gambar 18,19,20 sumber : ( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan
Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga, jakarta 2004)
79
Perkiraan Kebutuhan lift Apartemen
Diketahui : h = 3 m
S = 1 m/detik
n = 12 lantai
m = 17orang
T = (2h + 4S) (n – 1) + s(3m + 4)
S
= (2 (3) + 4 (1)) ( 12 – 1) + 1(3 (17) + 4)
1
= (6 + 4) ( 11 )+ (55)
1
= 110+ 55
1
= 165
N = L netto x n 0,03 x T
300 x PB x m
= 1468 x 12 (0,03) x 165
300 x 3 x 17
= 87199.2
15300
= 5 lift
80
Maka kabutuhan lift untuk fungsi apartemen adalah 5 unit, ditambah
dengan 1 unit lift barang untuk keperluan service,maka total kebutuhan lift
untuk fungsi apartemen adalah 6 unit
ESKALATOR
Eskalator merupakan alat transportasi vertikal yang dapat
mengangkut manusia dalam jumblah banyak secara berkesinambungan dari
lantai dibawah ke lantai di atasnya. Ekskalator hanya mempunyai dua jenis
yaitu eskalator dengan jalur tunggal ( untuk satu orang berdiri, dengan lebar
60 - 81 cm), dan eskalator dengan jalur ganda ( untuk dua orang berdiri pada
dalam stu anak tangga, dengan lebar 100- 120 cm), dengan kemiringan
maksimal dekua jenis eskalator ini dalah 35˚, dan ketinggian maksimal
adalah 20 meter.
Sepasang eskalator beralur tunggal cocok untuk luas lantai 10.000 m²
Sepasang eskalator beralur ganda cocok untuk luas lantai 20.000 m²
Gambar 21. Tata letak eskalator
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
81
Gambar 22. Kebutuhan ruang Eskalator
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
• Sirkulasi Darurat
Fungsi sistem keluar baik berupa tangga kebakaran maupun pintu
darurat dimaksudkan untuk memberikan akses bagi penghuni / pengguna
bangunan untuk dapat mencapai tempat yang aman dengan selamat pada
situasi darurat, pendekatan tangga darurat pada dasarnya sama, yaitu
memberikan kemudahan bagi penghuni / pengguna bangunan untuk dapat
selamat ke tempat yang aman.
persyaratan tangga darurat khususnya yang terkait denga kemiringan tangga,
jarak pintu dengan anak tangga,tinggi pegangan tangga, dan lebar serta
ketinggian anak tangga, dapat dilihat pada gambar 22
82
Gambar 23 .Tipikal tangga kebakaran
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
83
IV.3.3 Analisa Hubungan Skematik ruang
Hubungan skematik program ruang bangunan secara makro
Hubungan khusu
Hubungan umum
MAL
Lobbymal
Parkiran
Enterance
Kantor pengelola
Lobby/hall apartement
Fasilitas pendukung
Retail/anchor tenant
Fasilitas umum dan pelayanan
Unit hunian
Anchor
84
Hubungan skematik program ruang fungsi mal
MAL
Lobby/HALL
Restaurant
Caffe
Dept store
supermarket
Bioskop
mushola
Toilet
Smoking area
Fire exit
Bisnis center
enterance
Loding dock,AHU
Parkiran
Food courd
keluar
85
Hubungan skematik program ruang fungsi Apartemen
Hubungan skematik program ruang unit Hunian
Enterance
Lobby/hall Toilet R. recepsionis
Kolam renang
Poliklinik/apotek
Lapangan olah raga
Unit hunian
Koridor tipikal
parkiran
Lobby lift
Fire exit keluar
Ruang Duduk,Pantry, Makan
Ruang tidur WCBalkon
Enterance
86
Hubungan skematik program ruang Kantor pengelola
Hubungan khusus
Hubungan umum
Enterance
Lobby
Gudang
Toilet
R.tunggu
R.Pimpinan
R.wk Pimpinan
R.rapat
R.administrasi
R.marketing
R.personalia R. monitor
r.security
recepsionis
Parkiran
87
IV.3.4 Zoning dalam Bangunan
Pengelompokan ruang
Tabel 28. Pengelompokan ruang mal
Mal Anchor Retail tenant Anchor tenant Fasilitas umumdan pelayanan
Koridor/pedestrian Plaza /hall
Bisnis center
Restauran Cafee Toko-toko Fitness center
Salon Bank
Dept store Bioskop Food courd Supermarket
Toilet Mushola R.keamanan Loading dock
Gudang AHU
Tabel 29. Pengelompokan ruang apartemen
Unit hunian Fasilitas umum Fasilitas pendukung
Kamar tidur Wc R.duduk R.makan Pantry Balkon
Lobby Recepsionis Toilet
Kolam renang Apotek Lapangan olah raga
Tabel 31. Pengelompokan kantor pengelola
Fasiltas umum Fasilitas pengelola Fasilitas pendukung
Lobby Tiolet receptionis
R.pimpinan R.wk. pimpinan R.administrasi R. personalia R. marketing
R.monitor R. keamanan Gudang R.rapat
88
Zoning vertical bangunan
Penzoningan vertical pada bangunan dibagi menurut kelompok fungsi bangunan
dengan pertimbangan utama yaitu tingkat kebutuhan privacy
Gambar 24 .Zoning vertical bangunan
Fungsi apartemen(hunian)
Fungsi mal
Kantor pengelola
Parkiran
Pemenuhan kebutuhan parkiran dengan pembuatan basement dan gedung parkir
1-3 = tingkat privacy rendah –tingkat privacy tinggi
12
3
1
Peletakan kantor pengelola dangan pertimbangan tingkat kemudahan aksesibilitas ke area mal dan apartemen juga kebutuhan tingkat privacy
89
IV.3.5 Analisa Struktur Bangunan
Fungsi utama dari sistem struktur bangunan adalah memikul secara aman
dan efektif beban yang bekerja pada bangunan, serta menyalurkannya ketanah
melalui fondasi
Jenis struktur berdasarkan peletakannya:
Sub structure
Bagian struktur yang berhubungan langsung dengan tanah bekerja meneruskan
beban dari upper structure ke dalam tanah atau disebut juga pondasi
Tabel 31. Jenis pondasi
Jenis pondasi keuntungan kerugian
Pondasi Tiang Pancang Pelaksanaan relatif cepat
Kekuatan dapat diandalkan
Butuh alat transportasi khusus
Menimbulkan getaran dan kebisingan watu pemasangan
Pondasi Tiang Bor Tidak menimbulkan kebisingan
Diameter lebih besar sehingga daya dukung tiap tiang lebih besar
Cocok untuk segala jenis tanah
Pekerjaan lama Biaya lebih besar Kedalam alat bor
terbatas
Pondasi Rakit Daya dukung lebih besar
Ruang pada pondasi bisa digunakan sebagai basement
Pelaksanaan
Pelaksaan sulit Boros da;am
penggunaan bahan
90
tidak bising Pondasi dangkal Pelaksaan mudah
Tidak membutuhkan peralatan khusus
Tidak menimbulkan kebisingan pada pemasangannya
Hanya untuk bangunan 4 lantai
Untuk kemanan dan efektfitas pekerjaan pada bangunan ini maka pondasi ting
pancang menjadi pilihan untuk sub structure bangunan mixed use ini
Upper structure
Bagian struktur yang terletak di atas sub structure, bekerja terhadap gaya-gaya
yang langsung terjadi pada bangunan, yang kemudian di salurkan ke sub
structur.
Ada beberapa hal menjadi pertimbangan dalam pemilihan upper structure antara
lain:
Kekuatan dan keamanan
Dapat mengatasi bentuk penggolahan ruang yang terencana
Penggunaan energi yang relatif sedikit dalam produksi, pemasangan,
pemeliharaan dan pemusnahannya
Memiliki sifat bahan yang dapat mendukung penerapan disain hemat
energi pada bangunan.
91
Pemilihan bahan material utama , berdasarkan studi litertur yang dilakukan,
struktur bangunan – bangunan tinggi hemat energy, biasanya mengunakan
bahan meterial beton bertulang, hal ini di dasarkan pada pertimbangan-
pertimbangan antara lain:
Memiliki kekuatan dan daya tahan yang tinggi terhadap pembebanan
massa bangunan
Biaya dan energi yang harus di keluarkan dalam pengerjaan dan
produksinya lebih kecil di bandingkan dengan baja
Bahan ini bisa di gunakan kembali sestelah massa pakainya habis
Memiliki daya tahan yang lebih tinggi terhadap air, sehingga lebih
dapat mendukung penerapan disain hemat energi pada bangunan
seperti penerapan atap hijau dan taman gantung
Karena jenis material utama yang di gunakan adalah beton bertulang perkirakan
tidak maka pemilihan sistem upper structur nya adalah sistem Balok dan Pelat.
IV.3.6 Analisa Sistem Utilitas Bangunan
Perancangan sistem utilitas bangunan mixed use ini di upayakan untuk
semaksimal mungkin untuk dapat menerapkan konsep disain hemat energi
dalam segala aspek baik dalam aspek kelistrikan, pencahayaan, pengairan.
Penempatan inti bangunan akan berdampak pada kemungkinan penempatan
jalur distribusi jaringan utilitas, baik pada arah vertical maupun
horizontalyang akan berdampak pada potongan bangunan
92
Gambar 25. Alternatif jalur sirkulasi
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
Berdasarkan alternatif jalur sirkulasi yang ada ,penggunaan jalur sirkulasi
vertical pada inti bangunan dan jalur sirkulasi horizontal pada jalur sirkulasi
,dengan pertimbangan area saluran utilitas menjadi lebih terpusat dan lebih mudah
dalam perawatannya.
Air
Distribusi sistem air pada bangunan ini di salurkan melalui instalasi pipa
yang diatur menurut arah vertical dan di sembunyikan dalam saluran di dalam
tembok (shaft)
93
Gambar 26. tipikal saluran air bersih dan air kotor
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
Skema air bersih
PDAM
Sumur Artesis
Resevoir bawah
Pompa
Resevoir atas mal
pompa
Distribusi ke lantai- lantai mal
Resevoir atasapartemen
pompa
Distribusi ke lantai-
lantai apartemen
94
Skema air kotor
Listrik
Daya lisrik untuk bangunan ini berasal dari pasokan PLN dengan penurunan
tegangan pada trafo yang didistribusikan melalui panel utama dan sub panel,
tersedia judga genset sebagai pembangkit listrik dalam keadaan darurat
Skema listrik
Air hujan
Air kotor cair mal
Air kotor padat mal
Bak kontrol
Bak kontrol
Pengolahan limbah
rembesan Roil kota
reservoir Air bersih
PLN Gardu listrik
Ruang Trafo
GENSET Ruang Panel Distribusi utama mal
Ruang Panel Distribusi
Distribusi
Ruang Panel Distribusi
utama aparemen
Ruang Panel Distribusi
Distribusi
Air kotor padat apartemen
Air kotor cair apartemen
95
Perhitungan kebutuhan daya listrik Fungsi mall : 30 watt X Luas lantai X Jumblah lantai = 555480watt 555,480 KW Fungsi apartemen: 30 watt X Luas lantai X Jumblah lantai = 486045 watt 486,045 KW AC 1.12 KW X total TR = 1112.07 KW Alarm 5 watt/m2 = 10646.7 watt = 10.6467 KW Total = 2164.24 KW
Cahaya
Pencahayaan pada bangunan ini menurut sumbernya dapat di golongkan
menjadi pencahayaan alami dan buatan
Pencahayaan pada bangunan ini akan memanfaatkan pencahayaan alami
semaksimal mungkin sebagai salah satu penerapan konsep hemat energi, pada
siang hari di upayakan agar cahaya alami dapat memasuki ruangan dengan
intensitas yang sesuai daengan kebutuhan ruangan tersebut dengan strategi dan
penyelasaian arsitektural yang baik, salah satu caranya adalah dengan
mengoptimalisasian bukaan pada arah timur untuk fungsi apartemen dan arah
utara selatan pada fungsi mal.
Berdasarkan pertimbangan itu maka kelompok program ruang yang
kegiatan didalamnya berpotensi untuk mendapatkan pencahayaan alami adalah
96
Tabel 32. Pencahayaan Alamim dan Buatan
Fungsi mal
Kelompok program ruang Cahaya alami Cahaya buatan
Mal • anchor • • Retail tenant • • Anchor tenant • Fasilitas umum •
Fungsi apartemen Kelompok program ruang Cahaya alami Cahaya buatan
Unit hunian • • Fasilitas umum • Fasilitas penunjang • Kantor pengelola Kelompok program ruang Cahaya alami Cahaya buatan
Fasilitas pengelola • Fasilitas umum • • Fasilitas penunjang •
Udara
Fungsi dari tata udara adalah untuk mempertahankan suhu dan kelembapan
dalam ruangan dengan cara menyerap panas yang ada di dalam ruangan,
terdapat dua jenis sistem penhawaan dalam bangunan yaitu sistem penghawaan
alami dan buatan
Sistem penghawaan alami mengharuskan bangunan untuk memperbanyak
bukaan untuk terjadinya pertukaran udara alami, sedangkan pengudaraan buatan
97
memerlikan mesin dan peralatan sistem tata udara agar ruangan apat tetap
mempertahankan kondisi penghawaan dalam interval yang nyaman.
Kedua sistem penghawaan ini di butuhkan dalam bangunan mixed use ini
dengan pertimbangan kenyamanan bagi pengunjung bangnan ini membutuhkan
sistem pengudaraan buatan namun agar pengudaraan buatan dapat berjalan
dengan baik tetap di perlukan pengudaraan alami
Gambar 27. Skema proses pertukaran udara pada sistem
penghawaan buatan
( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem Bangunan tinggi, Aerlangga,
jakarta 2004)
Penghawaan buatan biasa disebut dangan air conditioner (AC), terdapat 3 jenis
AC yang umum di gunakan bangunan, yaitu
98
Package unit : hanya dapat di letakan di satu sudut ruangan
terkadang di hubungkan dengan saluran udara( duckting) mempunyai
dua unit yang terpisah, unit luar terdiri dari kondensor kompresor, dan
kipas udara. Unit dalam terdiri dari kumparan pendingin, saringan
udara,filter dan panel kontrol
Gambar 28. Gambar Package unit
AC Split : unit dalam ruangan mempunyai beberapa alternatif
pemasangan yaitu di diding, langit-langit,dan lantai dapat pula pada
langit-langit di tengah ruangan
Gambar 29. Gambar AC Split
99
AC Central : merupakan sistem tata udara langsung ,dalam sistem
ini refigeren yang di gunakan bukan freon tetapi air es dengan suhu
sekitar 5˚, sistem ini biasa di gunakan di kantor dan mal. Terdiri dari
satu mesin utama yang kemudian disalurkan kesetiap ruangan melalui
saluran udara (duckting) dengan tingkat suhu udara yang di atur dari
pusat
Gambar 30. Gambar AC Central
Gambar 28,29,30 sumber: ( Ir. Jimmy. S Juwana, MSAE, Panduan Sistem
Bangunan tinggi, Aerlangga, jakarta 2004)
Dengan pengudaraan buatan kita dapat mengatur temperatur ruangan yang
kita perlukan, temperatur nyaman bagi manusia yaitu:
Rentang temperatur antara 24˚c-28˚c
Kelembapan(RH) antara 40˚c- 60˚c
Aliran udara antara 0-0,20 m/detik
100
Pengamanan dan penangulangan bahaya kebakaran kebakaran
Terdapat dua sistem pengamanan dan penangunalangan terhadap
bahaya kebakaran, yaitu
Sistem Aktif
Tabel 33. Sistem aktif penangulangan bahaya kebakaran
Alat Luas pelayanan Keterangan Heat dan smoke detektor
Luas layanan 75 m² Untuk pendeteksian secara dini terhadap adanya bahaya kebakaran
Hidran Jarak Max 30 m luas layanan 800 m²
Untuk penanggulangan bahaya kebakaran oleh penghuni, sebelum apai menjalar besar
Springkler Jarak max 6-9 m, layanan 25 m²
Bekerja otomatis untuk penangulangan tingkat awal bahaya kebakaran
Hidran halaman Jarak max 30 m Ditempatkan dihalaman yang mudah untuk dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran
Fire alarm dan cell box Diletakan ditempat yang mudah dicapai umum untuk memberitahu petugas bila terjadi bahaya kebakaran
Sistem Pasif
Tabel 34. Sistem pasif penanggulangan bahaya kebakaran
Alat keterangan
Tangga kebakaran Jarak dari tiap titik max 25 m, dilengkapi dengan blower,lebar tangga min 1.2 m. Dilengkapi dengan pintu tahan api max 2jam lebar pintu 90 cm
101
Koridor Lebar minimal 1,8 m
Ruang Kompartemen Ruangan untuk menahan dan membatasi penjalaran api sebagai tempat evakuasi semantara
Pintu tahan api Ditempatkan pada ruangan-ruangan dengan resiko tinggi bila terjadi kebakaran, sehingga ruangan tersebut dapat terisolasi
Konstruksi tahan api Terkait kemampuan dinding luar,lantai dan atap bangunan untuk menahan api dari dalam bangunan.
Sistem penangkal petir
Prinsip dasar dari sistem penangkal petir adalah menyedialan jalur menerus
dari logam yang menyalurkan petir kedalam tanah pada saat terjadi sambaran
petir ke bangunan, penangkal petir adalah penghantar-penghantar diatas atap
yang berupa elektroda logam yang di pasang tegak dan elektroda yang di pasang
mendatar. Tiang-tiang dari logam dan logam lainnya dapat dimanfaatkan
sebagai penamgkal petir, penangkal petir biasanya terdiri dari tiang pendek dan
kepala penangkap petir.
Dua jenis penangkal petir yang umum di gunakan adalah
Penangkal petir sistem Thomas
Mempunyai jangkauan perkindungan bangunan yang lebih luas
dengan tiang penangkal petir dan sistem pengebumiannya
Penangkal petir sistem prevectron
Mirip dengan sistem thomas denga area perlindungan yang
berbentuk paraboloid
102
Selubung bangunan
Salah satu metode perancangan disain hemat energi pada bangunan adalah
dengan metode perancangan pasif yaitu menggunakan penyelesaian arsitektural
dalam menyikapi permasalahan yang timbul, penggunaan selubung bangunan
sebagai sunshading, penghambat kebisingan dan penyejuk udara merupakan
salah satu upaya aplikasi perancangan pasif pada bangunan mixed used ini
selain sebagai ,selain itu penerapan selubung bangunan juga dapat menjadi
media promosi yaitu sebagai panel iklan untuk merek dagang.
Tingkat efektifitas dari selubung bangunan sangat terpengaruh dari jenis dan
orientasinya
Gambar 31. Tabel penelitian efektifitas selubung bangunan
Sumber : ir. Daryanto , MSA-FTSP Uiversitas Trisakti
103
Gambar 32. Cara kerja selubung bangunan
Sumber : Modeling and Simulation Double Skin Facade, Jan Hensen,
Ph.D,2002
Gambar 33. Penggunaan sunshading pada fasade menara umno dan
prada tower
Sumber : www.architectureweek.com
104
Gambar 34. Penggunaan selubung bangunan sebagai sarana
promosi/iklan
Sumber : www.architectureweek.com