Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

11
BERTASAWUFLAH BILA MAU RUWET Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh, Setelah baca artikel "Sehat Menurut sufi", saya ingat ada artikel bagus di Majalah Media Dakwah yang berjudul "Bertasawuflah Bila Mau Ruwet" tulisan dari Hartono Ahmad Jaiz. Saya jadi tertarik untuk memposting artikel dari MMD ini. Feeling saya mengatakan ini pasti akan mengundang perdebatan. Tapi saya juga ingin agar myQers juga tahu. Semoga bermanfaat. ------------------------------ BERTASAWUFLAH BILA MAU RUWET Oleh : Hartono Ahmad Jaiz Majalah Media Dakwah Rajab 1424/september 2003 hal 33-46 ------------------------------ IMAM As-syafi'i berkata: "Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi orang yang dungu". Dia (Imam asSyafi'i) juga pernah berkata: "Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya." [1] Ungkapan Imam As Syafi'i rahimahullahu itu apakah masih bisa dirasakan langsung sampai kini??? Coba kita buktikan dengan menelusuri contoh sebagai berikut: Sebuah buku yang isinya membela tasawuf sengaja ditulis oleh Tengku Zulkarnaen dengan judul "Salah Faham Penyakit Umat Islam Masa Kini—jawaban atas buku Raport Merah Aa Gym". Buku ini diterbitkan Yayasan al-Hakim, Jakarta Agustus 2003 setebal 236 halaman. Ini merupakan bantahan terhadap buku Raport Merah Aa Gym, MQ di Penjara Tasawuf, tulisan Abdurrahman al-Mukaffi, Darul Falah, Jakarta April 2003. Ada kejanggalan-kejanggalan yang kalau kita merujuk kepada perkataan Imam AsSyafi'I seperti tersebut barulah ketemu jawabnya. Di sana kejanggalan isi buku membela tasawuf dan Aa Gym ini bisa dikutip langsung sebagai berikut: Kutipan: "Untuk lebih jelasnya bagi pembaca sekalian kami ingin mencontohkan sebuah ungkapan orang-orang sufi: "Ketika ku kenal

description

HAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH

Transcript of Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

Page 1: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

BERTASAWUFLAH BILA MAU RUWETAssalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokaatuh,

Setelah baca artikel "Sehat Menurut sufi", saya ingat ada artikel bagus di Majalah Media Dakwah yang berjudul "Bertasawuflah Bila Mau Ruwet" tulisan dari  Hartono Ahmad Jaiz. Saya jadi tertarik untuk memposting artikel dari MMD ini. Feeling saya mengatakan ini pasti akan mengundang perdebatan. Tapi saya juga ingin agar myQers juga tahu. Semoga bermanfaat.

------------------------------ BERTASAWUFLAH BILA MAU RUWETOleh : Hartono Ahmad JaizMajalah Media Dakwah Rajab 1424/september 2003 hal 33-46------------------------------

IMAM As-syafi'i berkata: "Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi orang yang dungu". Dia (Imam asSyafi'i) juga pernah berkata: "Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya." [1]

Ungkapan Imam As Syafi'i rahimahullahu itu apakah masih bisa dirasakan langsung sampai kini??? Coba kita buktikan dengan menelusuri contoh sebagai berikut:

Sebuah buku yang isinya membela tasawuf sengaja ditulis oleh Tengku Zulkarnaen dengan judul "Salah Faham Penyakit Umat Islam Masa Kini—jawaban atas buku Raport Merah Aa Gym". Buku ini diterbitkan Yayasan al-Hakim, Jakarta Agustus 2003 setebal 236 halaman. Ini merupakan bantahan terhadap buku Raport Merah Aa Gym, MQ di Penjara Tasawuf, tulisan Abdurrahman al-Mukaffi, Darul Falah, Jakarta April 2003.

Ada kejanggalan-kejanggalan yang kalau kita merujuk kepada perkataan Imam AsSyafi'I seperti tersebut barulah ketemu jawabnya. Di sana kejanggalan isi buku membela tasawuf dan Aa Gym ini bisa dikutip langsung sebagai berikut:

Kutipan:

"Untuk lebih jelasnya bagi pembaca sekalian kami ingin mencontohkan sebuah ungkapan orang-orang sufi: "Ketika ku kenal Allah maka leburlah daku". Ahli dzahir akan melihat kalimat ini sebagai ungkapan yang aneh dan sesat. Bagaimana mungkin Allah menjadikan hambanya lebur, bagaikan timah panas yang dibakar api,..? Memangnya Allah itu panas?! Kalau begitu i'tiqadnya, "telah kafirlah dia". Sebab menuduh Allah memberi mudharat. Demikian kira-kira pemahaman ahli zhahir yang buta ilmu tasawuf.

Para ahli tasawuf mengungkapkan ucapan di atas dengan jalan sebagai berikut: "Ketika aku belum kenal Allah, kurasakan aku orang yang hebat. Mampu beli ini, itu. Berbuat ini, berbuat itu. Aku berkuasa menjalankan mau-ku dan menyetop mau-nya orang. Tiba-tiba sakit kakiku, kena penyakit tetanus. Kata dokter kakiku harus dipotong, sebab telah membusuk. Kukatakan pada sang dokter bahwa aku punya uang 50 milyar, kesemuanya milikku. Ambil berapa engkau mau, asal kakiku jangan dipotong. Kemudian, ..barulah aku sadar, ternyata aku tak hebat. mempertahankan dan menjaga kakiku saja, aku tak mampu. Oh Allah,.. Engkau menguasai seluruh alam semesta alam. Betapa kuasa-Nya Engkau,.. Betapa hebatNya Engkau,.. Ketika kukenal Allah maka leburlah aku,..

Page 2: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

Hilanglah aku dan seluruh kehebatanku ketika berhadapan dengan Allah." (Tengku Zulkarnaen, Salah Faham hal 63)

KOMENTAR

Begitulah,.. contoh langsung yang diungkapkan oleh seorang pembela tasawuf sekaligus pembela Aa Gym dalam bukunya untuk membantah buku Raport Merah Aa Gym, MQ di Penjara Tasawuf. Sepotong ungkapan orang tasawuf, "Ketika ku kenal Allah maka leburlah daku,",.. ternyata untuk memahaminya harus mutar-muter sana-sini dengan mengemukakan duitnya 50 milyar, kakinya busuk, enggan diamputasi oleh dokter. Cerita itu diputus begitu saja, apakah jadi dipotong atau tidak, atau duitnya diberikan betul ke dokter atau tidak, tak jadi diceritakan. Kemudian baru sadar dirinya tidak hebat. (Lha dari tadi sudah kesakitan). Lalu digambarkan kesadaran itu dengan ungkapan: Ternyata aku tak hebat, Oh Allah,.. Engkau menguasai seluruh alam semesta, mempertahankan dan menjaganya, tidak tidur siang dan malam. Betapa kuasaNya Engkau,.. betapa hebatNya Engkau,.. ketika kukenal Allah leburlah aku,.. hilanglah aku dan seluruh kehebatanku ketika berhadapan dengan Allah."

Kenapa harus mengatakan: "Ketika kukenal Allah maka leburlah aku"??? Tidak cukupkah ungkapan Islami dan wajar sebagai hamba Allah dengan mengucapkan Allahu Akbar, Allah Maha Besar, lalu disertai taubat, mohon ampunan kepada Allah atas kesombongan ataupun perasaan-perasaan hebat yang selama ini melekat dihatinya, lalu disertai dengan sikap tawadhu' terhadap Allah dan juga di dalam pergaulan sesama mahluk?? Kenapa perlu-perlunya mengatakan: "Ketika kukenal Allah maka leburlah aku"?? Yang disamping ungkapan itu rancu, masih pula mengandung macam-macam ketidaksesuaian dengan kenyataan dan aqidah???? Wong legan golek momongan (orang bebas dari kerepotan malah cari repot), kata orang Jawa. Itu cari kerjaan saja, hasilnya belum tentu ada, bahayanya sudah jelas.

Masih menyalah-nyalahkan orang yang dianggap sebagai ahli zahir lagi. Masih mengatakan orang yang tidak mampu memahami kata orang tasawuf yang rancu itu sebagai orang yang buta ilmu tasawuf lagi. Dan masih pula mengatakan bahwa para ahli tasawuf akan memahami ungkapan aneh itu dengan jalan ibarat-ibarat atau cerita konyol jadi-jadian. Yang duitnya 50 milyar-lah, yang kakinya busuk kena tetanus-lah, Yang pamer duit 50 milyar ke dokter lah. Lha kalau ahli tasawufnya orang yang tidak punya duit, kakinya busuk, orang-orang menyingkirinya, bagaimana??? Tentu harus  mutar cerita yang lain lagi. Sulit amat jalan yang harus ditempuh hanya untuk memahami ungkapan rancu orang tasawuf saja.

Itulah ulah orang tasawuf. Maka benarlah ungkapan Imam AsSyafi'i: "Seandainya seseorang menjadi sufi pada pagi hari, maka siang sebelum dhuhur ia menjadi orang yang DUNGU.": "Tidaklah seseorang menekuni tasawuf selama 40 hari, lalu akalnya (masih bisa) kembali normal selamanya."

Untuk menyadari kesalahan, mengakui kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala dan bertaubat memohon ampunanNya, tidak perlu ada ibarat-ibarat yang ruwet seperti digambarkan oleh pembela tasawuf itu, yang akhirnya harus muter-muter untuk membela ungkapan yang tidak nggenah-nya (tak karuannya) itu, yaitu ..."ketika kukenal Allah maka leburlah aku,... Sejak jaman Nabi Adam alaihi salam pun sudah dicontohkan dengan baik, sebagaimana difirmankan oleh Allah Subhanahu wa ta'ala tentang penyesalan Adam alaihi salam dan Hawa setelah melakukan pelanggaran, tidak taat kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan tergoda syaitan.

Page 3: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi". (QS Al A'raaf :23)

Al Qur'an adalah perkataan yang paling baik, paling benar, dan menjadi pedoman untuk sepanjang masa. Di sini tidak ada keraguan sama sekali. Dan ternyata untuk menyadari kesalahan ataupun mengakui kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala tidak perlu mengucapkan ucapan-ucapan yang rancu dan merusak aqidah seperti yang dikemukakan orang tasawuf yaitu : ..ketika ku kenal Allah maka leburlah aku,.. TIDAK. (Akan) tetapi adalah ucapan wajar, benar dan penuh ketawadhu'an: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi."

Betapa jauhnya antara benarnya ungkapan dalam Al Qur'an dan sesatnya ungkapan orang sufi.

Nabi Ibrahim tentu lebih mengenal Allah dibanding orang sufi, hingga Allah mengisahkan ucapannya dalam Al Qur'an:

"(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku, dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku, kemudian akan menghidupkan aku (kembali), dan Yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat". (Ibrahim berdoa): "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh (QS Asy Syua'ara:78-83)

Itulah Nabi Ibrahim alaihi salam dia mengenal Allah Subhanahu wa ta'ala dan mengucapkan beberapa pernyataan, tidak ada pernyataan tentang "Ketika kukenal Allah , leburlah aku,..!!!!!!!!!!!!!"

Mana yang lebih bisa dipegangi, ucapan Nabi Ibrahim alaihi salam yang diabadikan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam Al Qur'an ataukah cerita khayalan tengku zulkarnaen pembela tasawuf, jama'ah tabligh dan Aa Gym yang punya konsep manajemen qalbunya saja hasil kontemplasi dan perenungan itu ??? Mana yang lebih selamat untuk diikuti, ungkapan Allah Subhanahu wa ta'ala dalam al Qur'an ataukah cerita picisan model sufi dalam buku tengku zulkarnaen selaku pembela Aa Gym yang tanpa mengaca diri berani-beraninya mengecam Syaikh Ibnu Taimiyyah, Ibnu Qayyim al Jauziyyah, dan faham Salaf itu?? Betapa jauhnya antara kebenaran yang ditunjukkan Allah dalam Al Qur'an dengan BUALAN orang sufi serta orang-orang yang dibelanya. Betapa jauhnya kerusakan mereka.

Mari kita lanjutkan penyimakan buku yang membela Aa Gym ini.

Kutipan

Tuan Abdurrahman selanjutnya mengatakan bahwa perlakuan The New York Times dan Time menyanjung Aa Gym tiada lain untuk membentuk publik figur yang pada akhirnya membentuk opini publik, bahwa demikianlah sesungguhnya Islam yang benar itu. Mereka menganggap metode manajemen qolbu (MQ) yang Aa Gym kembangkan itu

Page 4: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

memungkinkan dan memberi peluang besar terseretnya orang-orang muslim ke dalam agama Yahudi dan Nasrani. (Raport Merah hal 4)

Alangkah kejinya tuduhan tersebut, sebuah tuduhan yang hanya muncul dari orang-orang penderita sakit kejiwaan berupa "religios phobia" (salah satu penyakit jiwa, dimana sang penderita senantiasa membenci agama lain disekitarnya. Dan dia cenderung ingin menghancurkan seluruh agama lain yang ada kecuali agamanya sendiri. hal ini amat bertentangan dengan ajaran Islam yang tetap memberi kebebasan pada semua pemeluk agama lain, dan terlarang memaksa mereka masuk Islam) (Salah Faham hal 8-9)

KOMENTAR

Benar-benar tragis. Apakah memang benar Abdurrahman Al Mukaffi sakit kejiwaan?? Dan apakah Abdurahman ingin memaksa agar orang non Islam masuk Islam?? Dan salahkah pernyataan Abdurahman itu??

Tengku Zulkarnaen sendiri mengutip satu pernyataan dalam buku itu dibagian lainnya, mengutip wawancara dengan Ramadhan Pohan (yang sudah hampir 5 tahun bermukim di Washington DC, Amerika Serikat) ditulis oleh Ulil Abshar Abdala di Harian Indo Post, ahad 29 juni 2003, hal 4, diantaranya: ,...sentimen anti Islam bermunculan di kalangan masyarakat Amerika. Bahkan, misalnya, surat kabar semacam The New York Times tampak sekali bias dalam mengutip ungkapan insituatif. Misalnya, berbunyi: "Mari kita habiskan saja Arab-arab barbar itu"!! (Salah Faham hal 20)

Nah, lembaga besar yang sudah jelas mengidap sentimen anti Islam, tahu-tahu menyanjung Aa Gym. Apa makna dibalik itu?? Apakah demi kejayaan dan ketinggian Islam? Coba jelaskan!!!

Salahkah ungkapan Abdurrahman yang mengingatkan umat agar hati-hati dengan pernyataan bahwa perlakuan The New York Times dan Time menyanjung Aa Gym tiada lain untuk membentuk publik figur, bahwa demikianlah sesungguhnya Islam yang benar itu. Mereka menganggap metode manajemen qolbu (MQ) yang Aa Gym kembangkan itu memungkinkan dan memberi peluang besar terseretnya orang-orang muslim kedalam agama yahudi dan Nasrani ??

Tidak. Bukti-bukti pun bermunculan. Lembaga besar yang jelas anti Islam sebagaimana Pak Tengku kutip sendiri itu, jelas faham betul. Dari sisi tasawuf secara umum begitu saja, orientalis pada umumnya sejak zaman penjajahan sudah faham betul bahwa itu JALAN YANG SANGAT MEMBERI PELUANG RUSAKNYA ISLAM. Maka sampai kini ditempuh oleh Barat dengan mendirikan pusat-pusat kajian Islam di perguruan-perguruan tinggi terkemuka di Barat, tak lain misinya adalah menyuntikkan tasawuf atau sufisme ke anak-anak cerdas Muslimin sedunia agar jadi alat mereka. Hal itu sudah diteliti secara seksama dan diseminarkan secara internasional oleh pakar-pakar Islam di London tahun 1990-an bahwa apa yang disebut-sebut studi-studi Islam di universitas-unversitas barat itu hanyalah mementingkan sufisme (tasawwuf). Islam dipandang sebagai sub-budaya Timur, dan tidak sebesar Kong Hucu atau Hindu Budha. Dan yang disebut Islam itu hanyalah sufisme (Tasawwuf).[2] Maka tak mengherankan alumni-alumni barat yang mereka kirim untuk belajar Islam kepada orang-orang kafir itu ketika pulang mereka ramai-ramai menjajakan tasawuf dan suara-suara aneh yang merusak atau menginterupsi Islam.

Mengenai dakwahnya Aa Gym, jelas apa yang dikemukakan Abdurahman Al Mukaffi

Page 5: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

boleh diuji. Abdurahman tidak mudah disebut sebagai pengidap sakit kejiwaan. Dan kalau Abdurahman itu sakit jiwa, saya kasihan kepada Pak Tengku Zulkarnaen yang menulis buku khusus membantah buku Aburahman Al mukaffi dengan membela Aa Gym setebal 236 halaman. Capai-capai dan payah-payah menulis buku hanya menanggapi orang yang dianggap sakit jiwa. Apa tidak rugi??

Dakwah Aa Gym itu landasannya apa?? Itulah yang sangat penting. Ternyata menurut pengakuan Aa Gym, dakwahnya selama ini yang disebut manajemen Qolbu (MQ) itu berlandaskan hasil kontemplasi dan perenungan selama bertahun-tahun yang ia gali dari kedalaman dirinya sendiri. Untuk lebih jelasnya, mari kita simak kutipan berikut ini:

Seperti dikatakan Aa Gym sendiri, dirinya memang telah bertahun-tahun berusaha untuk menemukan konsep-praktis Manajemen Qalbu ini. Yang menarik, Aa gym berusaha menggali konsep ini bukanlah dari kekuatan diri orang lain, melainkan dari kedalaman dirinya sendiri. Proses introspeksi diri yang dilakukannya, baik bersama seluruh keluarga, santri, dan para sahabat maupun dengan dirinya sendiri –terutama ketika berada sendirian di keheningan malam atau saat terpojok oleh masalah-masalah duniawi- terasa cukup efektif untuk merumuskan konsepnya ini.Ternyata, setelah melewati proses kontemplasi atau perenungan yang dalam konsep Manajemen Qalbu menunjukkan bahwa manusia mampu mengendalikan dirinya. (Hernowo & Deden Ridwan ed, Aa Gym dan Fenomena Daarut Tauhid, Mizan, Bandung cet X februari 2003,halaman 25)

Lebih jauh lagi Aa Gym menulis sendiri dengan menyatakan:

"Berdasarkan Manajemen Qalbu, saya kemudian memiliki prinsip bahwa apabila seseorang hatinya bersih (dalam hal ini mampu dibuat bersih oleh diri orang itu), maka dia akan menjadi 'pusat' segala aktifitas di bumi. Dia akan menyedot seluruh perhatian orang. Baik orang yang suka berbisnis, orang yang suka berdakwah, orang yang suka mengembangkan SDM, maupun siapa saja. Orang yang hatinya dapat dibuat bersih secara otomatis akan membuat geraknya memiliki magnet yang luar biasa. Kata-katanya akan meyakinkan lawan bicaranya,.. (Hernowo & Deden, idem , hal 227)

Pertanyaan yang perlu dikemukakan, apakah memang Islam memerlukan kontemplasi dan perenungan terhadap kedalaman diri sendiri yang kemudian diyakini bahwa nantinya kalau hatinya bersih lalu akan mengeluarkan magnet hingga menyedot perhatian seluruh orang di bumi? Tak cukupkah Al Qur'an dan As-Sunnah untuk mengatur manusia di dunia ini?Dan apakah tujuan orang untuk menjalankan Islam itu agar berhasil menyedot perhatian seluruh orang di bumi ini?

Betapa jauhnya antara ajaran Islam dengan konsep Aa Gym. Maka tidak mengherankan bila lembaga besar seperti The New York Times yang oleh bukunya Tengku Zulkarnaen pun dikutip sebagai anti Islam itu, melihat celah-celah bahwa dakwah Aa Gym sebenarnya tidak persis dengan Islam. Hingga model yang seperti itulah yang justru mereka dukung untuk dibesarkan, agar umat Islam tidak terbina secara Islam yang benar-benar sesuai dengan Islam. Itulah bahasa gamblangnya diungkapkan oleh Abdurrahamn al Mukaffi bahwa perlakuan The New york times dan Time menyanjung Aa Gym tiada lain untuk membentuk publik figur yang pada akhirnya membentuk opini publik, bahwa demikianlah sesungguhnya Islam yang benar itu. Mereka menganggap metode manajemen Qalbu (MQ) yang Aa Gym kembangkan itu memungkinkan dan memberi peluang besar terseretnya orang-orang muslim ke dalam agama Yahudi dan Nasrani.

Page 6: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

Bayangkan, ketika Aa Gym berpidato di Masjid Istiqlal Jakarta dan disiarkan TV swasta ditonton oleh jutaan orang, tau-tau mencontohkan orang yang baik itu mukanya pun sudah tampak, contohnya Bunda Theresa (orang non Muslim). Apakah itu merupakan dakwah yang sesuai dengan Islam? Padahal Al Qur'an sudah menegaskan:

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs Al Ahzab 21)

Bagaimana pula ketika umat Islam belum lama dibantai oleh orang-orang Nasrani dibakar di dalam masjid hingga mati ratusan muslimin di Indonesia Timur, tau-tau kemudian Aa Gym berpidato di Gereja Morio Poso (Sulawesi) dihadapan 500 jemaat dengan berkata:

"Saudara-saudara, kita memang berbeda agama. Tapi kita mempunyai kesamaan, sama-sama mempunyai hati!! (menjaga Hati hal 32, dikutip dalam Raport Merah hal 5)

Sehabis itu khabarnya Aa Gym juga bergabung dalam apa yang disebut do'a bersama antara berbagai agama di Bali setelah kasus letusan bom di Legian Kuta Bali.

Ini yang perlu dipertanyakan, apa landasan Aa Gym berbuat seperti itu? Sedangkan dalam agama Islam, zaman Nabi Shalallahu alaihi wa sallam yang saat itu orang Nasrani tidak membantai Muslimin saja, justru para utusan Nasrani dari Najran (60) orang dibantah keras oleh nabi Shalallahu alaihi wa sallam. Dua pendetanya langsung dinyatakan Nabi Shalallahu alaihi wa sallam: "Kalian berdua berdusta". Bahkan Allah Subhanahu wa ta'ala menurunkan wahyu yang isinya agar Nabi Shalallahu alaihi wa sallam mengajak mubahallah (saling do'a agar dilaknat oleh Allah atas orang bohong dari keduanya, lihat tafsir Ibnu Katsir dalam menafsirkan surat Al Imran 59-63).

Lha umat Islam sudah dibantai, dipecundangi, dimana-mana dimurtadkan, dihamili agar masuk kristen dan aneka cara pemurtadan, tahu-tahu Aa Gym berbuat seperti itu. Salah sasarankah bidikan lembaga luar negeri yang anti Islam itu dalam menjujung Aa Gym? Dan salahkah Abdurahman Al Mukaffi yang mengingatkan Aa Gym dan umat Islam agar waspada akan kelicikan kelompok yang anti Islam itu? Dan salahkah Abdurahman Al Mukaffi yang mengingatkan kepada Aa Gym dan umat Islam bahwa dakwahnya tidak sesuai dengan Islam.

Dimana ayat Lakum dinukum waliyadiin (bagimu agamau dan bagiku agamaku) diletakkan?

Menurut Tafsir Ibnu Katsier, ayat itu ada penegasan di ayat lain: Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja" (QS Al Muntahanah : 4)

Rupanya Aa Gym dan juga Pak Tengku Zulkarnaen yang sama-sama pembela Tasawuf ini menganggap ada sifat buruk dari sebagian umat Islam (Kalau Pak Tengku langsung menunjuk Abdurahman Al Mukaffi) yang mengidap "religious phobia" (salah satu penyakit jiwa, dimana sang penderita senantiasa membenci agama lain disekitarnya.

Page 7: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

Dan dia cenderung ingin menghancurkan seluruh agama lain yang ada kecuali agamanya sendiri. Hal ini amat bertentangan dengan ajaran Islam yang tetap memberi kebebasan pada semua pemeluk agama lain, dan terlarang memaksa mereka masuk Islam).

Mengenai tuduhan ini, pertama, apakah memang orang mengingatkan perbuatan yang menguntungkan non Muslim seperti tersebut termasuk memaksa agar orang lain masuk agama Islam? Kedua, definisi "religious phobia" itu dari mana, dan apakah sesuai dengan Islam?

Bagaimana kalau penganut definisi itu berhadapan dengan ayat-ayat Al Qur'an diantaranya :

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas" (QS al Baqarah :190)

"Jika mereka merusak sumpah (janji) nya sesudah mereka berjanji, dan mereka mencerca agamamu, maka perangilah pemimpin-pemimpin orang-orang kafir itu, karena sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang yang tidak dapat dipegang janjinya, agar supaya mereka berhenti" (at Taubah:12)

"...dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (Qs at taubah :36)

"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa" (Qs at taubah :123)

"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang lalim" (QS al Bagqarah :193)

"Dan perangilah mereka, supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan" (QS Al Anfaal:39)

Pertanyaaan yang perlu diajukan: kalau konsejuen, apakah berani Pak tengku bermodalkan definisi "religious phobia" itu kemudian mengalamatkannya kepada pelaksana-pelaksana ayat-ayat Al Qur'an itu secara konsekuen yaitu Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam dan para shahabatnya yang setia?? Haruskah ayat-ayat itu tidak diberlakukan bahwa kalau ada yang mau memberlakukan perlu dituduh sebagai orang yang "religious phobia" ??

Benarlah ucapan Imam AsSyafi'i tersebut di atas.--------------------------------------------------------------------------------Foote Note

[1]. Ibnul Jauzi,Tablis Iblis, Darul Fikr,Beirut 1368H hal 71, lih. Tasawuf Belitan Iblis oleh Hartono Ahmad Jaiz, Darul falah ,Jakarta hal 26-27)

Page 8: Bertasawuflah Bila Mau Ruwet

[2]. (lih. Bila hak Muslimin dirampas, Hartono Ahmad Jaiz, Pustaka Al Kautsar, Jakarta 1994)

-- Ilmu yang kamu miliki tidaklah cukup; kamu harus mengamalkannya.Niat tidaklah cukup; kamu harus melaksanakannya.