Bersikap Demokratis

19
A. Makna dan Hakekat Demokrasi Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (Etimologis) dan istilah (Terminologis). Secara etimologis “Demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “Cratein” atau “Cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana di dalam sistem pemerintahanya kedaulatan berada didalam rakyat, kekuasaan tinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam mengenai kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat dengan demikian negara yang mengaut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan rakyat sendiri atau diatas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat. Kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung pengertian 3 hal : 1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

description

asdffff

Transcript of Bersikap Demokratis

Page 1: Bersikap Demokratis

A. Makna dan Hakekat Demokrasi

Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan (Etimologis) dan istilah (Terminologis). Secara etimologis “Demokrasi” terdiri dari dua kata yang berasal dari bahasa yunani yaitu “Demos” yang berarti rakyat atau penduduk suatu tempat dan “Cratein” atau “Cratos” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana di dalam sistem pemerintahanya kedaulatan berada didalam rakyat, kekuasaan tinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang memberikan ketentuan dalam masalah-masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam mengenai kebijakan negara karena kebijakan tersebut akan menentukan kehidupan rakyat dengan demikian negara yang mengaut sistem demokrasi adalah negara yang diselenggarakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian negara yang dilakukan rakyat sendiri atau diatas persetujuan rakyat karena kedaulatan berada ditangan rakyat.

Kesimpulan bahwa hakikat demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan kekuasaan pemerintahan berada ditangan rakyat mengandung pengertian 3 hal :

1. Pemerintahan dari rakyat (government of the people)

2. Pemerintahan oleh rakyat (government by the people)

3. Pemerintahan untuk rakyat (government for the people)

Page 2: Bersikap Demokratis

B. Demokrasi Sebagai pandangan Hidup

Dewasa ini demokrasi dipahami tidak hanya merupakan bentuk pemerintahan dan sistem politik, tetapi demokrasi merupakan sebuah pandangan atau sikap hidup demokrasi. Demokrasi merupakan bentuk kehidupan bersama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sebagai sikap hidup demokrasi berisi nilai – nilai atau norma – norma yang hendaknya dimiliki oleh warga yang menginginkan kehidupan demokrasi. Demokrasi sebagai sikap hidup berisi nilai – nilai yang dapat dimiliki, dihayati, dan diamalkan oleh semua orang. Bentuk pemerintahan demokrasi ataupun sistem politik demokrasi suatu negara memerlukan sikap hidup warganya yang demokratis.

Demokrasi merupakan suatu keyakinan, suatu prinsip pertama dan utama yang harus dijabarkan dan dilaksanakan secara sistematis dalam bentuk aturan sosial politik. Demokrasi bukan sekedar bentuk pemerintahan melainkan yang utama adalah suatu bentuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Bentuk kehidupan yang demokratis akan kokoh bila di kalangan masyarakat tumbuh nilai – nilai demokrasi.

C. Unsur-unsur Penegak Demokrasi

Adanya perlindungan HAM

Adanya pemisah dan pembagian kekuasaan pada lembaga untuk menjamin perlindungan HAM

Pemerintahan berdasarkan peraturan

Adanya peradilan administrasi

Istilah negara Hukum dapat di temukan dalam penjelasan uud 1945 “Indonesia adalah nagara yang berdasarkan atas kekuasaan belaka”.

D. Model-model Demokrasi

Sklar mengajukan 5 corak atau model demokrasi yaitu demokrasi liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi, dan demokrasi konstitusional.

Penjelasan 5 model demokrasi tersebut sebagai berikut:

Page 3: Bersikap Demokratis

1. Demokrasi liberal yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh UU dan Pemilihan Umum Bebas yang diselenggarakan dalam waktu yang panjang. Banyak negara afrika menerapkan model ini hanya sedikit yang bertahan.

2. Demokrasi terpimpin. Para pemimpin percaya bahwa semua tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menolak pemilihan umum yang bersaing sebagai kendaraan untuk menduduki kekuasaan.

3. Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada keadilan sosial dan legalitarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh kepercayaan politik

4. Demokrasi partisipasi yang menekankan hubungan timbal balik antara pengguasa dan yang dikuasai.

5. Demokrasi consociational, yang menekankan proteksi khusus bagi kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat diantara elit yang mewakili bagian budaya masyarakat utama.

E. Prinsip dan Parameter Demokrasi

Suatu pemerintahan disebut pemerintahan yang demokratis jika pemerintahan tersebut menempatkan kewenangan tertinggi berada di tangan rakyat, kekuasaan pemerintah harus dibatasi, dan hak-hak individu harus dilindungi. Namun demikian, dalam praktiknya masih banyak kelemahan dan ketidaksesuaian dengan prinsip-prinsip di Negara-negara yang mengaku adalah negara demokrasi. Penerapan prinsip-prinsip demokrasi di masing-masing negara bersifat kondisional, artinya harus disesuaikan dengan situasi negara dan kondisi masyarakat yang bersangkutan.

Berikut adalah prinsip-prinsip demokrasi, yaitu:

1. keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.

Page 4: Bersikap Demokratis

2. tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.

3. tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga negara.

4. penghormatan terhadap supremasi hukum

Berdasar pada the rule of law, maka prinsip demokrasi adalah sebagai berikut:

1. tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.

2. kedudukan yang sama di dalam hukum.

3. terjaminya hak asasi manusia oleh undang-undang.

parameter untuk mengukur tingkat pelaksanaan demokrasi suatu Negara dalam menjalankanmenjalankan tata pemerintahanya sehingga dikatakan demokratis atau tidak, ada 4 aspek dalam mengukur hal ini, yaitu:

1) masalah pembentukan Negara.

2) dasar kekuasaan Negara.

3) susunan kekuasaan Negara.

4) masalah kontrol rakyat.

F. Sejarah Demokrasi di Dunia Barat

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai gabungan negara dan hukum di yunani kuno dan praktikan dalam hidup bernegara antara abad ke-6 M sampai abad ke-4M. demokarasi yang diperaktikan pada masa itu demokrasi langsung di rect democracy, artinya hak rakyat untuk membuat keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedur mayoritas.

Page 5: Bersikap Demokratis

Gagasan demokrasi yunani kuno berakhir pada abad pertengahan. masyarakat abad pertengahan dicirikan oleh struktur masyarkat yang seodal, kehidupan spritual dikuasai oleh Paus dan penjabat agama, sedangkan kehidupan politiknya ditandai oleh perebutan kekuasaan diantara para bangsawan. Dengan demikian kehidupan sosial politik dan agam pada masa ini hanya ditentukan oleh elit-elit masyarakat kaum bangsawan dan kaum agamawan, karena itu demokrasi tidak muncul pada abad pertengahan (abad kegelapan). Momentum lainya yang menandai kemunculan kembali demokrasi di dunia barat adalah gerakan renaissance dan repormasi.

Renaissance merupakan gerakan yang menghidupkan kembali minat pada sastra dan budaya yunani kuno. Gerakan ini lahir di barat karena adanya kontak dengan dunia islam yang ketika itu sedang berada pada puncak kejayaan peradaban ilmu pengetahuan. Salah satu ciri penting pada negara yang menganut konstitusionalisme (demokrsi konstitusionalisme) yang hidup pada abad ke-19 ini adalah sifat pemerintahan yang fasip, artiya pemerintah hanya menjadi wasit atau pelaksana sebagai keinginan rakyat yang di rumuskan oleh wakil rakyat di parlemen , demokrasi dalam gagasan baru ini harus meluas mencakup dimensi ekonomi dengan sistem yang dapat mengguasai kekuatan ekonomi dan berusaha memperkecil perbedaan sosial dan ekonomi terutama harus mampu mengatasi ketidak merataan distribusi kekayaan di kalangan rakyat, gagasan baru ini biasanya di sebut sebagai gagasan “welfare rate atau “Negara Hukum Material” (dinamis) denagn ciri-ciri yang berbeda degan dirumuskan dalam konsep negara hukum klasik (formal).

Berdasarkan pada di atas, sejarah dan perkembangan demokrasi dibarat di awali berbentuk demokrasi langsung yang brakhiran pada abad pertengahan. menjelang akhir abad pertengahan lahir magna charta dan dilanjutkan munculnya gerakan renaissance dan repormasi yang menekankan pada adanya hak atas hidup, hak kebebasan dan hakmemiliki selanjutnya pada abad ke-19 muncul gerakan demokrasi konstitusional. Dari demokrasi konstitusional melahirkan demokrasi welfare state.

G. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Page 6: Bersikap Demokratis

Dalam sejarah negara Republik Indonesia yang telah lebih dari setengah abad, perkembangan demokrasi telah mengalami pasang surut. Masalah pokok yang dihadapi eleh bangsa Indonesia ialah bagaimana meningkatkan kehidupan ekonomi dan membangun kehidupan sosial dan politik yang demokratis dalam masyarakat yang beraneka ragam pola adat budayanya. Masalah ini berkisar pada penyusunan suatu sistem politik dengan kepemimpinan cukup kuat untuk melaksanakan pembangunan ekonomi serta character and nation building, dengan partisipasi rakyat sekaligus menghindarkan timbulnya diktatur perorangan,partai maupun militer.

Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam empat periode:

Periode 1945-1959, masa demokrasi parlementer yang menonjolkan peranan parlemen serta partai-partai. Pada masa ini kelemahan demokrasi parlementer memberi peluang untuk dominasi partai-partaipolitik dan DPR. Akibatnya persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.

Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpemimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilkan beberapa aspek dari demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, sosial politik, semakin meluas.

Periode 1966-1998, masa demokrasi Pancasila era Orde Baru yang merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpemimpin. Namun dalam perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama Pancasila hanya digunakan sebagai legimitasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang dilaksanakantidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Periode 1999-sekarang, masa demokrasi Pancasila era Reformasi dengan berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan perimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif,legislatif dan yudikatif. Pada masa ini peran partai politikkembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi adalah kekuasaan di tangan rakyat, maka praktek demokrasi tatkala pemilu demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR.

Page 7: Bersikap Demokratis

Dengan lain perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini, kurang mendasarkan pada keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (walfare state).

H. Konsep Islam dan Demokrasi

Dalam agama Islam, sejatinya tidak dikenal istilah demokrasi. Orang-orang Islam hanya mengenal kebebasan (al hurriyah) yang merupakan pilar utama demokrasi yang diwarisi semenjak jaman Nabi Muhammad Saw., termasuk di dalamnya kebebasan memilih pemimpin, mengelola negara secara bersama-sama (syura), kebebasan mengkritik penguasa, kebebasan berpendapat. Basis empiriknya demokrasi dan agama memiliki perbedaan yang mendasar. Demokrasi berasal dari pergumulan pemikiran filosofis manusia, sedangkan agama berasal dari wahyu. Meskipun keduanya dikatakan berbeda dalam basis empirik, namun dalam kaitan berbasis dialektis, agama dapat memberiakan dukungan positif terhadap demokrasi dan demokrasi sendiri dapat memberikan peluang bagi proses pendewasaan kehidupan bernegara.

Dukungan positif yang diberikan bukan berarti mutlak bahwa semua menurut demokrasi adalah benar. Islam juga mencerminkan demokrasi. Namun, Islam tidak mengenal paham demokasi yang memberikan kekuasaan besar kepada rakyat untuk menetapkan segala hal. Apa yang kita kenal dengan Piagam Madinah yang dimunculkan oleh Nabi Muhammad Saw. dan umat Islam di Madinah merupakan konsep pertama di dalam dunia Islam mengenai demokrasi. Makna demokrasi adalah dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, kemudian melindungi semua kepentingan rakyat. Jadi, Islam sebenarnya identik dengan demokrasi, namun demokrasi dalam Islam memiliki perbedaan-perbedaan dengan demokrasi yg dicetuskan.

Jadi kesimpulannya sebenarnya dalam Islam walaupun tidak mengenal kata demokrasi namun prinsip-prinsip dasar demokrasi sendiri tersebut ada. Islam pun tidak seluruhnya menolak konsep yang ada pada demokrasi (yang dicetuskan dunia barat) walaupun tidak semua juga sesuai. Sehingga mungkin dibutuhkan berbagai penyesuaian jika hal itu akan diterapkan untuk umat Islam. Seperti musyawarah atau voting hanya berlaku pada persoalan ijtihadi, bukan pada persoalan yang sudah ditetapkan secara jelas oleh Al Quran dan Sunah, produk hukum dan kebijakan yang diambil tidak boleh keluar dari nilai – nilai agama, dan hukum dan kebijakan tersebut harus dipatuhi oleh semua warga, dan mungkin masih banyak penyesuaian lain tentang demokrasi yang ada (di negara kita khususnya yang masih berkiblat ke barat) dengan demokrasi menurut konsep Islam.

Page 8: Bersikap Demokratis

Konsep Kedaulatan Menurut Islam:

Islam mampu menyajikan prinsip-prinsip umum terutama berkaitan dengan konsep kedaulatan dalam politik ketatanegaraan.

Kedaulatan Tuhan

Ajaran yang paling mendasar dalam islam adalah ajaran tauhid, yaitu pengakuan akan keesaan dan kekuasaan Tuhan [the unity and souverenity of God]. Ajaran tauhid ini menjangkau aspek kehidupan manusia tidak terkecuali aspek politik ketatanegaraan dan pemerintahan.

Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh al-Mawdudi:

Prinsip dasar Islam adalah bahwa manusia, baik secara i nduvidu maupun kolektif, harus menyerah pada ketentuan, peraturan, dan kekuasaan Tuhan saja. Tak seorangpun diperbolehkan memberikan perintahnya atas namanya sendiri, tak seorangpun dapat membuat undang-undang dengan wewenang sendiri, dan orang-orang tidak bisa diwajibkan mengikuti undang-undang yang dibuat oleh manusia itu. Kedaulatan dan kekuasaan berada ditangan Tuhan. Manusa menjalankan kekuasaan di dunia atas nama kedaulatan tuhan itu.[1]

Kekhalifaan Manusia dan Kedaulatan Rakyat

Islam memandang bahwa manusia adalah khalifah Allah di muka bumi, yalni pengganti atau wakil Allah yang bertugas melaksanakan kedaulatan-Nya dalam kehidupan bermasyarakat.

Ringkasannya, dalam konsep Islam, kedaulatan rakyat harus diletakkan dalam bingkai tanggung jawab kekhalifaan menuntut konsekuensi pengembangan kreavitas manusia dalam membangun kehidupan bersama dalam batas-batas yang melampaui otoritas Tuhan. Disini tampak jelas bedanya dengan kedaulatan rakyat dalam perspektif demokrasi sekuler ala Barat

Page 9: Bersikap Demokratis

yang memudahkan kedaulatan manusia dan secara tegas mengeluarkan urusan negara dari agama.

2. QS Ali Imraan: 159

�م�ا حم�ة� ف�ب �ه� م�ن� ر� ت� الل �ن �ه�م ل �و ل ت� و�ل �ن �يظ� ف�ظ�ا ك ق�لب� غ�ل ف�ض#وا ال ه�م ف�اعف� ح�ول�ك� م�ن الن �غف�ر ع�ن ت و�اس

�ه�م ه�م ل او�ر �ذ�ا األمر� ف�ي و�ش� مت� ف�إ �ل ع�ز� �و�ك �ه� ع�ل�ى ف�ت �ن� الل �ه� إ �ح�ب# الل �ين� ي >ل �و�ك م�ت (١٥٩ )ال

Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.” (QS Ali Imran : 159)[1]

Arti perkata

Lafadz

Arti

Lafadz

Arti

�م�ا ف�ب

Maka disebabkan

ه�م ع�ن

Pada mereka

حم�ة� ر�

Rahmat (kasih sayang)

�غف�ر ت �ه�م و�اس ل

Dan mohonkan ampun bagi mereka

�ه� م�ن� الل

Page 10: Bersikap Demokratis

Dari Allah

ه�م او�ر و�ش�

Dan musyawarahlah dengan mereka

ت� �ن �ه�م ل ل

Kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka

األمر� ف�ي

Dalam suatu urusan

�و ت� و�ل �ن ك

Sekiranya kamu bersikap

�ذ�ا مت� ف�إ ع�ز�

Maka apabila kamu telah bersepakat

ف�ظ�ا

Berperilaku kasar

�ل �و�ك ف�ت

Maka berserahdirilah

�يظ� ق�لب� غ�ل ال

Berhati kasar

�ه� ع�ل�ى الل

Kepada Allah

ف�ض#وا الن

Tentulah mereka menjauhkan diri

�ن� �ه� إ الل

Sesungguhnya Allah

ح�ول�ك� م�ن

Dari sekelilingmu

Page 11: Bersikap Demokratis

�ح�ب# ي

Menyukai

ف�اعف�

Maka maafkanlah

�ين� >ل �و�ك م�ت ال

Orang-orang yang bertawakal

Bacaan Hukum Bacaan Cara Membaca Alasan

من رحمةالله

Idgham Bighunnah Rahmatimmina Karena kasratai bertemu mim

لهم لنتIkhfa Ling ta Karena nun mati

bertemu ta

ولو لهمIzhar syafawi Lahum wa Karena mim mati

bertemu wawu

عنهم Izhar An hum Karena nun mati bertemu ha

وشاورهم   فىاالمر

Izhar syafawi Hum fi Karena nun mati bertemu fa

Sebab turunnya ayat ke 159 surat Ali Imran

Lembut Hati

Sebab turunnya ayat ke 159 surat Ali Imran adalah seusai terjadi Perang Uhud, dimana pasukan musyrik Quraisy yang memutar jalan berhasil memukul pasukan panah Islam yang turun dari bukit Uhud untuk mengambil harta “ghanimah” (rampasan perang).

Pasukan Islam mengira bahwa pasukan Quraisy telah kalah dan peperangan telah benar-benar usai. Akibat kekeliruan ini banyak sahabat yang gugur, termasuk Hamzah paman Nabi SAW.

Melihat kekeliruan yang dilakukan para sahabat, tidak membuat Nabi SAW marah dan kesal. Karena Allah SWT telah melembutkan hatinya sebagaimana dengan firman-Nya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya

Page 12: Bersikap Demokratis

kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.. ” (QS. Ali Imran: 159).

Sifat lembut hati merupakan salah satu akhlak mulia dari Nabi S AW seperti yang dikatakan Abdullah bin Umar: “Sesungguhnya, saya menemukan sifat Rasulullah SAW dalam kitab-kitab terdahulu itu demikian : Sesungguhnya tutur katanya tidak kasar, hatinya tidak keras, tidak suka berteriak-teriak dipasar-pasar, dan tidak suka membalas kejahatan orang dengan kejahatan lagi, namun dia memaafkan dan mengampuninya. ” (Tafsir Ibnu Katsir II, hl.608)

Sabda Rasulullah SAW. Artinya:

a. Tidak akan gagal orang yang mengerjakan shalat istikharah, dan tidak pula menyesal orang yang melakukan musyawarah.

b. Tidaklah suatu kaum melaksanakan musyawarah kecuali pasti mendapat petunjuk dan urusannya pasti lancar.

c. Orang bermusyawarah akan merumuskan ketentraman.

d. Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita).

Namun dalam prakteknya ternyata demokrasi telah diterapkan oleh Nabi Muhammad SAW, yang dikenal dengan istilah musyawarah.

Demos dan Kratos, penyusun kata demokrasi yang merupakan bahasa Yunani. Demos berarti rakyat dan kratos berarti pemerintahan. Sehingga pengertian demokrasi secara sempit adalah pemerintahan rakyat atau pemerintahan yang rakyatknya memiliki peranan penting yang sangat menentukan.

Berdasarkan Hornby dkk, pengertian demokrasi merujuk kepada konsep kehidupan bernegara atau masyarakat dimana warnag negara dewasa turut berpartisipasi dalam pemerintahan melalui wakilnya yang dipilih, pemerintahannya mendorong dan menjamin kemerdekaan berbicara, beragama, berpendapat, berserikat, menegakkan rule of law, adanya pemerintahan mayoritas yang menghormati hak hak kelompok minoritas, dan masyarakat yang warga negaranya saling memberi peluang yang sama.

Page 13: Bersikap Demokratis

Istilah demokrasi pertama kali digunakan oleh kota Athena, yang dapat anda baca pada sejarah pemerintahan. Alasan berlakunya demokrasi disana tentu saja karena jumlah penduduk di kota tersebut terbilang masih cukup sedikit sehingga untuk berkumpul dan bermusyawarah.

Oleh karena rapat yang dilakukan secara langsung melalui suara rakyat, maka sistem pemerintahan tersebut disebut demokrasi langsung. Pemerintahan demokrasi langsung dapat kita temui di Indonesia. Salah satu contoh ada pada pemerintahan Desa. Kepala Desa seperti yang kita ketahui dipilih oleh rakyat secara sederhana.

Seiring dengan berkembangnya masyarakat dan pertambahan jumlah penduduk, demokrasi langsung sudah sangat sulit untuk dipertahankan lagi, kesulitan yang sering muncul adalah susahnya menampung seluruh warga kota, jumlah peserta yang besar akan berakibat ricuh dan hasil persetujuan musyawarah mufakat akan sulit untuk dicapai kecuali voting.

Bagi negara negara yang memiliki warga yang banyak, dilakukan perwakilan terhadap beberapa sektor yang dipilih oleh warga daerah tersebut secara pemilihan umum daerah. Rakyat disini tetap sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, atau demokrasi tidak langsung, demokrasi perwakilan.

Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara tersebut.

Penerapan Budaya Demokrasi Dalam Kehidupan Sehari-hari

Di Lingkungan Keluarga

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan keluarga dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

- Kesediaan untuk menerima kehadiran sanak saudara;

- Menghargai pendapat anggota keluarga lainya;

- Senantiasa musyawarah untuk pembagian kerja;

Page 14: Bersikap Demokratis

- Terbuka terhadap suatu masalah yang dihadapi bersama.

Di Lingkungan Masyarakat

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan masyarakat dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

- Bersedia mengakui kesalahan yang telah dibuatnya;

- Kesediaan hidup bersama dengan warga masyarakat tanpa diskriminasi;

- Menghormati pendapat orang lain yang berbeda dengannya;

- Menyelesaikan masalah dengan mengutamakan kompromi;

- Tidak terasa benar atau menang sendiri dalam berbicara dengan warga lain.

Di Lingkungan Sekolah

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan sekolah dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

- Bersedia bergaul dengan teman sekolah tanpa membeda-bedakan;

- Menerima teman-teman yang berbeda latar belakang budaya, ras dan agama;

- Menghargai pendapat teman meskipun pendapat itu berbeda dengan kita;

- Mengutamakan musyawarah, membuat kesepakatan untuk menyelesaikan masalah;

- Sikap anti kekerasan.

Di Lingkungan Kehidupan Bernegara

Penerapan Budaya demokrasi di lingkungan kehidupan bernegara dapat diwujudkan dalam bentuk sebagai berikut:

- Besedia menerima kesalahan atau kekalahan secara dewasa dan ikhlas;

- Kesediaan para pemimpin untuk senantiasa mendengar dan menghargai pendapat

warganya;

Page 15: Bersikap Demokratis

- Memiliki kejujuran dan integritas;

- Memiliki rasa malu dan bertanggung jawab kepada publik;

- Menghargai hak-hak kaum minoritas;

- Menghargai perbedaan yang ada pada rakyat;

- Mengutamakan musyawarah untuk kesepakatan berrsama untuk menyelesaikan masalah-masalah kenegaraan.