Berpikir Positif Selalu Berguna Di Setiap Situasi_Hani Widiatmoko

3
“Berpikir Positif Selalu Berguna di Setiap Situasi” Ketika Istri Berperan Saat Suami Terpuruk oleh Hani Widiatmoko Upacara adat sebuah pernikahan walaupun bukanlah sebuah keharusan sarat akan simbol- simbol yang melambangkan sebuah pernikahan yang ideal. Contohnya dalam ritual pernikahan adat Jawa Tengah, Ngidak Endhog atau menginjak telur, pengantin laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah, kemudian dibersihkan atau dicuci kakinya oleh pengantin perempuan sebagai simbol dimulainya sebuah keluarga. Upacara Kacar Kucur, dijalankan dengan cara pengantin laki-laki menuangkan kumpulan uang logam, beras dan kacang-kacangan ke pangkuan pengantin perempuan yang menerimanya dalam lampin dan kemudian disimpan. Ini merupakan perlambang, bahwa suami bertanggungjawab mencari nafkah dan memberikannya kepada istri, kemudian istri bertugas menyimpan dan mengelolanya. Masih ada beberapa upacara, bahkan dalam berbagai adat di Indonesia, laki-laki dilambangkan memimpin keluarga dan perempuan berbakti kepada laki-laki atau suaminya tersebut. Penggambaran sebuah pernikahan dalam upacara adat tentunya adalah penggambaran ideal yang diciptakan oleh sesepuh. Bahwa dalam perjalanan pernikahan tersebut terdapat ketidaksesuaian, tentunya perlu disikapi dengan bijak pula oleh pasangan tersebut. Dalam Islam pun dijelaskan bahwa suami adalah pemimpin kepala keluarga, berkewajiban menafkahi lahir dan batin serta membimbing untuk taqwa kepada Allah swt. Seperti yang terdalam ayat di bawah ini: “Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian dari mereka (yang lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (yang lelaki) telah memberikan nafkah dari harta mereka” (QS. An-Nisaa’:34). Walaupun demikian, bila suami adalah kepala keluarga maka istri ibaratnya adalah leher. Fungsi leher adalah memutar kepala kemana suka. Tentunya dengan kehati-hatian, karena istri berarti berkewajiban mengendalikan sepak terjang suaminya. Bukan tidak mungkin, kemauan istri yang

description

inspirasi

Transcript of Berpikir Positif Selalu Berguna Di Setiap Situasi_Hani Widiatmoko

  • Berpikir Positif Selalu Berguna di Setiap Situasi

    Ketika Istri Berperan Saat Suami Terpuruk oleh Hani Widiatmoko

    Upacara adat sebuah pernikahan walaupun bukanlah sebuah keharusan sarat akan simbol-

    simbol yang melambangkan sebuah pernikahan yang ideal.

    Contohnya dalam ritual pernikahan adat Jawa Tengah, Ngidak Endhog atau menginjak telur,

    pengantin laki-laki menginjak telur ayam hingga pecah, kemudian dibersihkan atau dicuci

    kakinya oleh pengantin perempuan sebagai simbol dimulainya sebuah keluarga. Upacara Kacar

    Kucur, dijalankan dengan cara pengantin laki-laki menuangkan kumpulan uang logam, beras dan

    kacang-kacangan ke pangkuan pengantin perempuan yang menerimanya dalam lampin dan

    kemudian disimpan. Ini merupakan perlambang, bahwa suami bertanggungjawab mencari nafkah

    dan memberikannya kepada istri, kemudian istri bertugas menyimpan dan mengelolanya. Masih

    ada beberapa upacara, bahkan dalam berbagai adat di Indonesia, laki-laki dilambangkan

    memimpin keluarga dan perempuan berbakti kepada laki-laki atau suaminya tersebut.

    Penggambaran sebuah pernikahan dalam upacara adat tentunya adalah penggambaran ideal yang

    diciptakan oleh sesepuh. Bahwa dalam perjalanan pernikahan tersebut terdapat ketidaksesuaian,

    tentunya perlu disikapi dengan bijak pula oleh pasangan tersebut.

    Dalam Islam pun dijelaskan bahwa suami adalah pemimpin kepala keluarga,

    berkewajiban menafkahi lahir dan batin serta membimbing untuk taqwa kepada Allah swt.

    Seperti yang terdalam ayat di bawah ini:

    Para lelaki (suami) itu pemimpin bagi para wanita (istri), karena Allah telah melebihkan

    sebagian dari mereka (yang lelaki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (yang

    lelaki) telah memberikan nafkah dari harta mereka (QS. An-Nisaa:34).

    Walaupun demikian, bila suami adalah kepala keluarga maka istri ibaratnya adalah leher. Fungsi

    leher adalah memutar kepala kemana suka. Tentunya dengan kehati-hatian, karena istri berarti

    berkewajiban mengendalikan sepak terjang suaminya. Bukan tidak mungkin, kemauan istri yang

  • tidak wajar dan mendorong suami untuk melakukan perbuatan tercela, sehingga menjerumuskan

    seluruh keluarga.

    Banyak cerita dan banyak kejadian, karena satu dan banyak sebab, suami tidak dapat

    menjalankan kewajibannya menafkahi keluarganya. Dan solusinya tidak selalu indah, karena

    tidak semua pasangan cukup sabar untuk memecahkan persoalan keluarga dengan kepala dingin.

    Hilangnya peran suami sebagai pencari nafkah secara tiba-tiba, misalnya akibat pemutusan

    hubungan kerja atau sakit, mau tidak mau menempatkan istri menjadi tumpuan keluarga. Tidak

    ada gunanya berpangku-tangan dan mengeluh karena waktu terus berputar, kebutuhan keluarga

    harus dipenuhi dan anak-anak harus tetap mendapatkan gizi yang cukup. Sikap istri di saat sulit

    seyogyanya adalah menerima masalah tersebut dengan lapang dada dan tidak menyalahkan

    kondisi yang ada. Penting juga menyadari, bahwa tidak ada gunanya menempatkan diri sebagai

    korban, karena tidak akan menyelesaikan permasalahan.

    Kehidupan manusia memang ibaratnya roda yang berputar, kadang di atas kadang di

    bawah. Besar kemungkinan istri mengenal suaminya di masa kejayaan dan berpenghasilan besar,

    segala sesuatu bisa diperoleh dengan mudah. Pada saat roda berputar di bawah, misalnya suami

    kehilangan pekerjaan, segala sesuatunya menjadi sulit untuk diperoleh. Bagi pasangan yang tidak

    siap dengan kondisi seperti ini, yang ada hanyalah keluhan, mungkin saling memaki. Banyak

    kekerasan dalam rumah tangga terjadi kala ekonomi keluarga memburuk. Istri tidak siap dengan

    kondisi yang menurun drastis, sedangkan suami tidak siap dengan perubahan sikap yang diterima

    dari keluarganya.

    Kala suami terpuruk, apakah istri meninggalkannya atau tetap mendampingi suami di

    kala sulit? Keputusan istri bisa tetap mendampingi suami untuk berusaha bangkit kembali, dan

    berpikir positif bahwa roda yang sekarang berputar ke bawah suatu saat akan kembali ke atas.

    Atau istri memang menggantikan peran suami sebagai pencari nafkah utama bagi keluarga.

    Untuk itu tentunya istri harus mempunyai kemampuan yang mumpuni, dan di sisi lain suami

    diminta untuk meridhai dan ikhlas akan kondisi keluarga saat ini. Banyak cara untuk membantu

    perekonomian keluarga, walaupun latarbelakang pendidikan istri tidak tinggi, Yang penting

    adalah berpikir positif dan bijak menyikapi setiap peluang.

    Contoh sikap istri yang mendukung suami di kala sulit dapat kita lihat pada panutan kita,

    Rasulullah saw. Di awal Rasulullah saw. mendapat wahyu, beliau begitu dibenci oleh

    masyarakat karena menyerukan agama Islam. Tetapi apa yang dilakukan oleh Siti Khadijah?

  • Beliau tetap mendukung dan mendampingi bahkan sosok pertama yang mengamini apa yang

    disampaikan oleh Rasulullah saw. Padahal tidak dipungkiri, Siti Khadijah adalah wanita

    pengusaha yang kaya. Perempuan tangguh ini begitu memiliki integritas dan kesetiaan tinggi

    serta sikap positif yang berguna dalam menyikapi kondisi suaminya. Sikap positif ini dilandasi

    dari keimanan dan penghambaan kepada Allah swt, bahwa Allah swt tidak akan memberikan

    cobaan melebihi yang bisa ditanggung oleh manusia.

    Di jaman sekarang banyak pasangan, suami dan istri sama-sama mencari nafkah untuk

    keluarga. Pertimbangannya karena beban ekonomi keluarga tidak dapat hanya ditanggung sendiri

    oleh suami. Sehingga sudah jamak pula, karier sang istri lebih berkembang pesat dibandingkan

    karier suaminya. Kadangkala peran istri tadinya hanya membantu ekonomi keluarga, karena

    kewajiban utama pencari nafkah keluarga tetaplah suami. Seiring perjalanan waktu, ternyata

    karier istri lebih melesat dibandingkan suaminya. Sehingga sering terjadi seorang istri lupa

    perannya dalam keluarga akibat merasa paling berjasa secara finansial sehingga menyepelekan

    suaminya. Mungkin para istri yang sedang menanjak kariernya tersebut lupa, bahwa mereka

    tidak mungkin berhasil sekarang tanpa dukungan dari suaminya. Padahal roda yang semula

    berputar ke atas, sewaktu-waktu bisa berputar ke bawah lagi.