bermonolg.docx

download bermonolg.docx

of 4

Transcript of bermonolg.docx

Aku Aina, seorang perempuan yang masih bingung akan banyak hal di dunia ini, termasuk yang menyentuh kehidupanku. Yang harusnya menjadi fokus utama kedepannya. Seperti halnya dengan calon mahasiswa, yang bingung ketika akan memilih jurusan yang mana akan di ambil untuk diguruinya lebih dalam pada sebuah universitas, seperti itulah yang kurasakan selama ini. Tentang dunia kefarmasian, yang lingkupnya luas dan penuh kerumitan. Tentang segala hingar bingar mata pencaharian yang menjanjikan. Tentang pelestarian kehidupan seorang mahkhluk dan ketertarikan terhadap semua-muanya. Tak satupun, namun jika harus memilih, aku lebih ingin mendiami dunia molekuler, meski pada tiap sesi perkuliahannya, rasa ngantuk sebab susahnya tak lalai menghampiri pelupuk mata. Tapi pada suatu keadaan, aku sempat tergugah dengan bidang yang lain, teknologi pembuatan sediaan yang akan membuat terobosan-terobosan terbaru di dunia pengobatan. Meski tersadar, bahwa hakikat keduanya seharusnya sempurna ketika disatukan, namun apa? Sampai sekarang, keduanya masih memeras emosi dan menguras ingatan ketika aku tengah serius mempelajarinya. Dan muncullah hal membingungkan yang terbesar, ketika aku mulai bertanya-tanya, apakah itu hanya sekedar pemikiran, atau benar-benar sebuah ketertarikan? Atau akulah yang belum bisa memahami keduanya? Entahlah... yang pastinya tertarik atau tidaknya, modal apapun, aku ingin mencoba berkecimpung dalm dunia molekuler, yang terkecil, dan seperti aku yang kecil (terkekeh) tapi mencakup banyak efek farmakologik. Jikapun akhirnya tak tertarik, mungkin saja aku malah semakin bingung jadinya, mau melarikan diri ini kemana dan mengabdikannya dimana lagi. Jikalau harus menunggu tertarik atau tidaknya, bisa-bisa keluar universitas pun aku belum nemu kata Thats interesting guys and I like it very much. Wait... Bukankah ada pepatah yang mengatakan tak kenal maka tak sayang?-Lalu bagaimana dengan ini-Ala bisa karena biasa. Kufikir hanya perlu berkenalan, lalu membiasakan diri merasainya, molekul sekecil apapun bisa jadi terlihat kasat mata. HehePada suatu keadaan, Aku orangnya bisa di percaya, jadi tangan kanan? Oh bisa... meski aku adalah si ceroboh yang sering kali menyiksa diriku sebab harus bertanggung jawab atas kecerobohanku itu. Pada keadaan yang lain aku orangnya bisa diandalkan, meski aku adalah si pelupa yang sering kali berdusta karena pura-pura ingat. Hahah Dan aku ingin pada suatu keadaan aku bisa di percaya mengingat hal-hal yang rumit di luar kewajaran orang biasa. :DBahayanya, aku sering kali menemukan fikiranku melayang bersama mimpi yang melambung tinggi itu, melupakan kenyataan sesaat yang sensasinya serasa di candu narkoba berwajah hayalan. Dan lagi-lagi aku bingung mengembalikannya ke arah mana saat aku membutuhkan imajinasi untuk menulis. Mungkin itulah sebabnya, cerita-ceritaku jadi tak berasa. HahahAku hanya ingin berbeda...Mau di baca ataupun tidak, aku tak perduli, hanya ingin membiarkan jemariku menulis lagi, imajinasiku mengalir lagi, lalu menemukan diriku menjadi seorang pemimpi lagi, bukan penghayal.Seharusnya, aku tak membiarkan diriku berharap terlalu lebih pada seorang pun. Karena tak ada yang benar-benar bisa memahami dan mengartikan bahasa hati. Baru kali ini aku menyadari, bahwa semakin dalam diriku merasai, aku hanya kan terjebak dalam angan yang tak bakal terjamahi. Kalau sudah begini jadinya, berkali-kali aku harus merasakan sakit sebab kecewa yang menghampiri. Ini bukan tentang siapapun, hanya tentang aku dan rasaku yang tak pernah ku mengerti. Jadi biarkan aku berbicara sendiri, biar aku bisa menyadari bahwa selama ini aku telah terlalu asik merasai, hingga telah melenceng pada kebesaran hati. Bahwa yang nyata tak seindah yang diingini.Perihal hidup, inginku... aku hidup dan menghidupkan orang lain bukan hanya sekedar hidup lalu mati di mata yang lain.Perihal itu, hanya kamu yang menilai, telah berperan sebagai siapa aku ini, sebagai reseptor mungkin?-target aksi yang menerima kamu apa adanya-atau sebagai inhibitor?-penghambat di dalam kemajuanmu-atauuu eksitator?-yang selalu menggenjotmu untuk maju. Inginku, aku bagimu adalah katalisator, yang meski tanpa ikut bereaksi, tapi menunjukkan segala jalan tercepat untuk kamu bisa mencapai hasil yang kamu ingini. Teruntuk kamu-sahabat-sahabatku yang luar biasa :D...