berkah-proyek-hibah

74
‘Berk ‘Berk ‘Berk ‘Berk ‘Berkah ah ah ah ah’ Proyek Hibah ’ Proyek Hibah ’ Proyek Hibah ’ Proyek Hibah ’ Proyek Hibah Studi Kasus Proyek Dombo Sayung Floodway dan Punggur Utara Irrigation Project

description

grant trap

Transcript of berkah-proyek-hibah

Page 1: berkah-proyek-hibah

i

‘Berk‘Berk‘Berk‘Berk‘Berkahahahahah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek HibahStudi Kasus Proyek Dombo Sayung Floodway dan

Punggur Utara Irrigation Project

Page 2: berkah-proyek-hibah

ii iii

Hibah Tanpa Berkah

‘Berk‘Berk‘Berk‘Berk‘Berkahahahahah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek Hibah’ Proyek HibahStudi Kasus

Proyek Dombo Sayung Floodway danPunggur Utara Irrigation Project

Penyusun:Ade Irawan

Solihatun KiptiyahDenda Alamsyah

Pengantar: Andrinof Chaniago

Diterbitkan oleh:Indonesia Corruption Watch(ICW)

atas dukungan 11.11.11

2004

Page 3: berkah-proyek-hibah

iv v

Hibah Tanpa Berkah

‘Berkah’ Proyek HibahStudi Kasus Proyek Dombo Sayung Floodwaydan Punggur Utara Irrigation Project

Penulis:Ade IrawanSolihatun KiptiyahDenda Alamsyah

Editor:Coen Husein Pontoh

Penata teks:Lais Abid

Desain sampul:Imadudin([email protected])

Cetakan I, Januari 2004

Penerbit:Indonesia Corruption Watch (ICW)

diterbitkan atas kerjasama dengan 11.11.11

Daftar Isi

Daftar isi vPengantar viipengantar penerbit xviiBab I Awalan 1Bab II Bumerang Modal Luar Negeri 7Bab III Proyek Alur Banjir Dombo-Sayung 45Bab IV Proyek Irigasi Punggur Utara 91Profil ICW 121

Page 4: berkah-proyek-hibah

vi vii

Hibah Tanpa Berkah

Dilihat dari beban yang ditimbulkan, proyekhibah adalah proyek yang meninggalkan bebanpaling ringan setelah bantuan kemanusiaan. Jika

untuk proyek pinjaman lunak (loan) negara penerima akanterkena kewajiban mengembalikan pinjaman berikutbunga ringan yang dikenakan, untuk proyek hibahpenerima tidak akan terkena kewajiban apa-apa setelahmenerima dana atau barang yang dihibahkan negarapemberi.

Masalah yang umum muncul dalam proyek hibahbiasanya berkaitan dengan ukuran efisiensi dan besar-kecilnya peluang yang hilang. Jika hibah itu disyaratkan

Mengukur ManfaatProyek Hibah diEra Politik Sentralistis

Andrinof A. Chaniagopeneliti Center for Indonesian Regional and UrbanStudies (CIRUS)

Page 5: berkah-proyek-hibah

viii ix

Hibah Tanpa Berkah

Ketidakefektifan itu harus diukur dari perbedaan tujuanproyek yang dibuat bersama oleh negara pemberi hibahdan pemerintah tadi dengan kebutuhan masyarakat.Sudah banyak ahli pembangunan yang mengatakanbahwa negara Barat dan rejim modernisasi di beberapanegara berkembang memiliki ideologi yang sama dalammelihat pembangunan. Ideologi mereka adalahmodernisasi itu sendiri.

Para ahli pembangunan juga melihat bahwamodernisasi itu belum tentu identik dengan tujuan hidupmasyarakat di banyak negara berkembang. Modernisasibisa juga berarti pemaksaan standar-standarpembangunan di negara industri yang bukan saja tidakcocok dengan standar yang diperlukan di banyak negaraberkembang, tetapi juga bisa mematikan modal-modalsosial yang ada di dalam masyarakat lokal di negaraberkembang. Jika yang terjadi adalah perubahan yangmematikan modal sosial, dan bukan perubahan dalambentuk menambah modal sosial itu sendiri akibat yangtimbul bisa berupa keterasingan, konflik budaya yangberkepanjangan dan pemborosan pada investasi baruyang dimasukkan.

Otoritas pemerintah tentu saja tidak bisa dihilangkandalam perencanaan suatu proyek pembangunan, karenaapabila pemberi hibah itu adalah institusi negara donor,ia akan diikat oleh ketentuan untuk menyalurkan melaluipemerintah negara penerima. Bila negara penerima masih

dalam bentuk proyek, masalah itu bersumber dari bentukhubungan antara masyarakat dengan negara pemberihibah dan antara masyarakat dengan pemerintah yangmenerima hibah. Masalah itu biasanya bersumber padamasalah siapa yang membuat perencanaan proyek dansejauhmana masyarakat yang akan menjadi sasaranproyek benar-benar terlibat dalam perencanaan danpelaksanaan. Jika proyek hibah ditentukan bentuk dantujuannya oleh negara pemberi, atau oleh negara pemberibersama pemerintah, maka besar kemungkinan akanmuncul masalah-masalah lain, seperti kesesuaian tujuanproyek dengan kebutuhan masyarakat, dan kemungkinanterjadinya korupsi oleh pejabat pemerintah.

Dua proyek yang diteliti oleh Tim Peneliti ICW initermasuk jenis proyek yang perencanaannya dibuatbersama oleh negara pemberi hibah, yakni Uni Eropabersama pemerintah Indonesia. Artinya di dalampenetapan, perencanaan dan pelaksanaan proyek ini, yangberperan dominan adalah Uni Eropa dan Pemerintah In-donesia. Sementara, peran masyarakat sendiri hampirtidak ada.

Lalu, masalah apa yang dihadapi oleh masyarakat jikasebuah proyek hibah tidak banyak melibatkanmasyarakat? Secara ekonomi, kerugian masyarakatmungkin tidak besar. Tetapi, sebagai investasipembangunan bisa terjadi dana atau barang yangdihibahkan ke dalam bentuk proyek itu tidak efektif.

Pengantar

Page 6: berkah-proyek-hibah

x xi

Hibah Tanpa Berkah

pelaporannya, lebih mudah dipromosikan, lebih mudahdipamerkan. Sedangkan untuk proyek pengembangansosial ekonomi masyarakat susah untuk dilaporkan,membuat indikator keberhasilannya pun susah. Karenaorientasinya proyek fisik, maka pendekatan yang dipakaiadalah pendekatan produksi. Padahal pendekatanproduksi memakai logika ekonomi. Modalnya berapadan hasilnya seperti apa? Berapa modal, berapa sumberdaya manusia yang terpakai, berpa bahan, dan outputnyaapa? Pendekatan ekonomi seperti itu akanmempertimbangkan indikator-indikator yang bersifatekonomi pula.

Ciri ketiga dari proyek hibah adalah penekanannyapada proyek untuk mengatasi dampak pembangunan. Ialebih merupakan kegiatan pengambilalihan dosa yangdilakukan oleh pihak lain. Pihak lain itu bisa investorataupun pemerintah. Misalnya, proyek penangananbanjir, pencemaran udara dan segala macam. Sebelumnyadampak itu belum ada. Proyek hibah dipakai untukmengatasi dampak yang timbul akibat kegiatan produksisebelumnya. Itulah proyek yang disukai pemberi hibah.

Ciri keempat, dari segi pendekatan, seringkali bersifatparsial dan sektoral. Karena berasal dari kasus yangkemudian itu dijadikan beberapa proyek olehpemerintah. Maka fokusnya lebih pada apa yang terjadidi kasus itu. Sehingga tidak lintas sektoral, tidak lintaswilayah, dan kadang-kadang tidak lintas kepentingan

tergolong negara otoriter atau sentralistis, makapemerintah negara penerima juga memegang peranandominan dalam berunding dengan pihak negara pemberihibah. Perilaku pemerintah seperti ini biasa terjadi selamamasa Orde Baru berkuasa di Indonesia.

Cepat atau lambat, peranan pemerintah yang dominantadi akan berdampak pada hasil proyek di masa depan.Pada saatnya, setelah proyek itu terwujud dan sampaipada jadwal berproduksi, akan terlihat apakah tujuanpemerintah sejalan dengan tujuan masyarakat. Di saatitulah akan terlihat bahwa proyek pemerintah belum tentusama artinya dengan proyek masyarakat.

Kebanyakan masalah yang timbul adalah sering terjadiketidakselarasan antara agenda yang dirancangpemerintah dengan kepentingan-kepentinganmasyarakat. Kalaupun tujuan yang dirumuskan olehpemerintah mendekati tujuan yang diinginkan olehmasyarakat, masalah berikutnya muncul akibatperencanaan yang tidak komprehensif danmanajemennya yang bersifat top-down, tidak bottom up,dan sentralistis, yang menempatkan masyarakat sebagaiobjek untuk diarahkan.

Ciri-ciri seperti tadi biasa melekat pada manajemenproyek-proyek yang didanai hibah. Sementara di sisi lain,wujud proyek hibah itu sendiri sering kali diarahkan keproyek pembangunan fisik. Alasan tersembunyi di balikitu adalah, karena lebih mudah untuk dibuat

Pengantar

Page 7: berkah-proyek-hibah

xii xiii

Hibah Tanpa Berkah

negara atau lembaga asal. Sebagai pengelola fiskal,pemerintah yang sedang berkuasa di negara asal danahibah itu terpaksa harus mengalirkan dana tersebut segerakarena dana tersebut harus habis. Sumber dana proyekyang seperti inilah yang memunculkan proyek dadakan.Karena ia bersifat dadakan, tentu saja perencanaannyakurang matang.

Dengan sejumlah ciri yang disebutkan di atas, makaproyek-proyek hibah dan batuan juga memiliki sejumlahdampak khas. Pertama, seperti yang kita lihat di masalalu, dengan ciri-ciri perencanaan dan pelaksanaan sepertiyang dijelaskan di muka, seringkali ketika proyek sudahselesai, ia menyisakan konflik dan alienasi sosial. Kedua,modal sosial hancur. Sistem kekerabatan dalam suatukomunitas sosial seringkali hancur perlahan-lahan ketikaproyek itu dibangun sampai akhirnya masyarakat beradadalam keadaan terombang-ambing ketika proyek sudahselesai.

Dampak lain, yang ketiga, masyarakat tidak punya rasamemiliki terhadap proyek yang abadi wilayah mereka.Karena tidak merasa memiliki, ketika proyek selesai tidakada yang merawat. Kalau toh dirawat, akan munculproyek perawatan atau proyek penjagaan yang akan masuklagi lewat APBD atau mengajukan proposal hibah danutang. Sehingga secara ekonomis, terjadi kerugian ataupemborosan karena modal sosial tidak dimanfaatkanuntuk melindungi sehingga proyek tidak berkelanjutan.

sosial. Kita bisa lihat ini melekat pada kasus yang ditelitiICW.

Ciri lainnya, yang kelima, yang tidak jarang juga terjadiuntuk proyek-proyek bantuan dan hibah dari Uni Eropaadalah, seringkali dipakai untuk membuka akseskepentingan-kepentingan lain. Misalnya membuka pasar,baik di sektor keuangan, perbankan, atau bisnis lainnya.Ambil contoh Jepang. Kebanyakan mereka concern dalambidang transportasi, karena berkaitan dengan pasarindustri otomotif. Kita bisa cek, hibah yang diberikanJepang kebanyakan untuk sektor transfortasi, sepertijalan, jembatan. Karena jika transportasi bagus, makapasar untuk industri otomotif akan meningkat. Begitujuga untuk proyek irigasi, yang berada dalam satu paketdengan proyek pembangkit tenaga listrik. Misiterselubung proyek seperti ini seringkali berkaitan denganpeningkatan produksi barang-barang yang membutuhkanenergi listrik berkapasitas besar, yang bila itu dilakukandi negara pemberi hibah maka biayanya akan mahal.Misalnya, proyek hidrolistrik di Asahan dekat DanauToba, Sumatera Utara, yang sebagian besar listriknyadigunakan untuk pabrik lempengan aluminium (inggot)yang sebagian bahan bakunya didatangkan dari Jepang.

Masih ada ciri lainnya dari proyek bantuan, khususnyayang bersifat hibah. Walaupun agak jarang, tetapikadangkala proyek hibah itu juga berfungsi untukmenghabiskan anggaran atau dana sosial yang ada di

Pengantar

Page 8: berkah-proyek-hibah

xiv xv

Hibah Tanpa Berkah

Padahal jika masyarakat merasa memiliki dengansendirinya tidak perlu disiapkan sistem penjagaan yangmemakan biaya.

Di pertengahan tahun 1980-an memang mulai terjadipergeseran perhatian para pemberi proyek bantuanmaupun hibah kepada proyek-proyek yang berorientasipembangunan manusia. Karena pergerseran perhatian inipulalah peran agen-agen masyarakat – yang sering disebutsebagai aktor masyarakat sipil – dianggap penting. Setujuatau tidak, harus dilihat bahwa bangkitnya lembaga-lembaga swadaya masyarakat sejak tahun 1980-an diIndonesia adalah juga karena pergeseran perhatian darinegara-negara donor dalam memberikan dana hibah.

Masalah yang muncul dalam melibatkan LSM-LSMdalam proyek-proyek hibah itu adalah, seringkali jugaterjadi proses inkubasi LSM yang kurang sehat. Banyakjuga LSM hanya menggantikan peran intervensionis yangtadinya dilakukan oleh pemerintah, karena LSM-LSM itutidak tumbuh dari masyarakat lokal. Prosedur ini jgaterlihat pada proyek yang didanai oleh Uni Eropa yangditeliti oleh tim peneliti di sini. Maka, tidak mengherankanjika proyek yang dikembangkan dengan pola serupadengan pola yang dipakai pemerintah ini juga kurangefektif. Padahal, secara ekonomis, dana yang dikeluarkanuntuk proyek itu tentu cukup besar artinya jikadialokasikan dan dikelola secara tepat.

Kita bisa memahami bagaimana pengaruh konteks

politik ketika awal proyek yang diteliti ini memunculkansejumlah dampak seperti yang ditemukan para peneliti.Namun, bukan tidak mungkin pola seperti itu akanterulang di tingkat lokal di era otonomi daerah dandesentralisasi ini. Sebab, kita harus menyadari, apa yangdisebut dengan desentralisasi saat ini barulah berupapemecahan sentralisasi dari sebuah sentralisasi besarOrde Baru menjadi multisentralsasi di era transisi.

Pengantar

Page 9: berkah-proyek-hibah

xvi xvii

Hibah Tanpa Berkah

Selama ini hibah dari luar negeri dianggap sebagaisebuah berkah sehingga penyikapannya berbedadibanding pada utang. Karena tidak perlu

dikembalikan kepada negara pemberi, hibah dianggaptidak terlalu penting untuk diawasi pengelolaannya,apalagi bila dilihat dari jumlahnya yang tidak sebanyakutangan.

Padahal dampak dari berkah ini tidak selalu positif.Hibah justru bisa membawa malapetaka seperti halnyautang luar negeri. Andrianof Chaniago dalam pengantarbuku ini dengan jelas menyebutkan proyek hibah dapatmenimbulkan konflik dan alienasi sosial bahkanmenghancurkan modal sosial.

Pengantarpenerbit

Page 10: berkah-proyek-hibah

xviii xix

Hibah Tanpa Berkah

Nilai yang mesti dibayar bangsa ini jauh lebih besardibanding berkah yang diterima. Malahan sedikit berkahtersebut kerapkali diterima hanya oleh birokrat parapengelola proyek, baik itu pada tingkat pusat maupundi daerah. Logikanya, utang luar negeri yang diawasibanyak orang saja bisa dikorupsi, apalagi hibah yangtidak terlalu terpantau.

Masalahnya, walau kerap memunculkan dampaknegatif dan dana hibah banyak yang dikorupsi, akandianggap aneh apabila kita meneriakan, ‘hentikan hibahbaru’, seperti para aktivis anti-utang yang dengan lantangmenuntut pemerintah untuk menghentikan utangan baru.Sekali lagi, hibah sudah dianggap sebagai berkah,menolak hibah disamaartikan dengan menolak berkah.

Buku hasil penelitian ini memang tidak bisa memberijawaban apakah hibah luar negeri harus ditolak atauditerima sebagai sebuah berkah. Karena tujuan awalnyaingin mencari gambaran bagaimana selama ini proyekyang didanai hibah dikelola dan apa manfaatnya bagimasyarakat. Termasuk kenapa ada negara maupunlembaga yang mau memberi hibah.

Untuk memperoleh gambaran mendalam kamitelusuri semua data yang berhubungan dengan keduaproyek tersebut. Juga mewawancarai individu-individukunci yang terlibat baik dalam perencanaan maupunpelaksanaan proyek mulai tingkat pusat hingga daerah.Termasuk masyarakat yang menjadi target pelaksanaan.

Akan tetapi gambaran yang terjadi di dua desa tempatmeneliti, Batursari untuk Dombo-Sayung FloodwayProject dan Astomulyo untuk Punggur Utara IrrigatianProject tidak bisa mewakili desa-desa wilayah proyeklainnya. Karena metodologi yang dipakai dalampenelitian adalah studi kasus.

Lancarnya penelitian tidak lepas dari jerih payahkawan-kawan mitra ICW. Di Semarang, kami sangatterbantu oleh kawan-kawan dari Lembaga Studi Pers danInformasi (Lespi) yang telah memberikan waktu, tenaga,serta pikirannya. Terutama Mas Wisnu T Hanggoro,Mbak Irin, Mas Anto, Dian, Sohirin, dan Yudi. Sedangkandi Lampung, kawan-kawan dari Komite Anti-Korupsi(KoAk) memiliki kontribusi besar atas penelitian ini.Erwin, Dila, Rudi, Kuri, Dendy, serta kawan-kawanlainnya yang tidak bisa disebut satu persatu.

Penelitian inipun tidak akan bisa menghasilkan apa-apa tanpa ada bantuan dari masyarakat Desa Batursaridan Desa Astomulyo. Penerimaan yang baik selama kamitinggal bersama mereka sekaligus bersedia memberisemua informasi yang dibutuhkan tidak bisa dinilaiharganya. Secara khusus kami persembahkan karya inibagi semua warga Batursari dan Astomulyo.

Pengantar

Page 11: berkah-proyek-hibah

xx

Hibah Tanpa Berkah

Page 12: berkah-proyek-hibah

1

Selain utang dan investasi asing, hibah merupakansalah satu komponen modal yang berasal dari luarnegeri. Jumlahnya tidak besar seperti terlihat dalam

Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN).Kontribusinya pun jauh lebih kecil dibanding pemasukannegara atau komponen luar negeri lainnya seperti utang.Sebabnya, karena memang tidak banyak negara ataulembaga yang mau mengucurkan hibah, karena tak adakeuntungan langsung yang diterima dari hibah, sepertibunga. Bahkan, apa yang telah dihibahkan tak akanditerima kembali.

Bentuk hibah beraneka ragam, tidak cuma uang. Bisa

BAB I

Awalan

Page 13: berkah-proyek-hibah

2 3

‘Berkah’ Proyek Hibah

juga asistensi, barang, serta proyek. Namun biasanya,bentuk non-uang ini pada akhirnya akan dinilai denganukuran besaran harga. Misalnya, barang yang diberikansetara dengan berapa rupiah atau dolar. Jumlah itulahyang akan dinilai sebagai besaran hibah yang diberikan.

Menurut Didik J Rachbini, hibah atau sering disebutgrant, dikucurkan dalam situasi khusus misalnya ketikaterjadi bencana alam, pendidikan, atau aktivitas khususyang terbatas peranannya. Kasus Bom bali yang terjadipada 12 Oktober 2002 lalu adalah contohnya, akibatperistiwa tragis tersebut banyak negara atau lembagayang menyatakan akan memberi hibah pada PemerintahIndonesia.

Seperti halnya dengan sumbangan, umumnya posisipemberi hibah secara ekonomi lebih tinggi dibandingyang menerima. Jadi wajar jika Jepang, Amerika, ataulembaga seperti Uni Eropa, yang merupakan negara kayadi dunia kerap mengucurkan hibah bagi negara-negarayang masih berkubang dalam kemiskinan sepertiIndonesia.

Tapi masalahnya apa benar hibah muncul darikeikhlasan negara atau lembaga pemberi untukmembantu Indonesia? Memang, patut disangsikan jikatidak ada kepentingan yang menyertai hibah. Pasalnya,di era yang serba mengkalkulasi untung rugi sepertisekarang ini, sukar menemukan negara atau lembaga yangdengan ikhlas mengeluarkan uang, barang, atau tenaga

pada negara atau lembaga lain.Dari sudut pemberi, Ema Tjakradinata dari

International NGO Forum on Indonesian Development(Infid) menjelaskan biasanya selalu ada kepentingan yangmenyertai proyek atau program hibah, baik secaraekonomis maupun politis. Menurutnya, hibah merupakanpancingan bagi tercapainya kepentingan pemberi hibah.Tjakradinata mencontohkan pembangunan kampusSekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tempat iabelajar. Kampus itu bisa dibangun setelah Bank Duniamenghibahkan sepetak tanah bagi Indonesia. Setelah ituditeruskan dengan memberikan dan meyakinkanpemerintah Indonesia untuk meminta utangan pada BankDunia.

Untuk melihat manfaat hibah yang dikucurkan olehnegara atau lembaga asing tidak diikuti oleh beragamkepentingan, terlebih dulu mesti dilihat bagaimana uang,barang, atau proyek hibah dikelola.

Pada prinsipnya tidak terdapat perbedaan yangsignifikan dalam pengelolaan utang dan hibah luar negeri.Bahkan dalam hibah dominasi pemberi hibah dalamproyek yang dibiayainya lebih besar. Memang, utang luarnegeri mendominasi pembiayaan pembangunan diIndonesia. Beragam kreditor baik bersifat bilateralmaupun multilateral mengucurkan utangannya keIndonesia, baik dalam bentuk program maupun proyek.Tidak mengherankan jika Indonesia dikelompokkan ke

Awalan

Page 14: berkah-proyek-hibah

4 5

‘Berkah’ Proyek Hibah

dalam negara pengutang terbesar di dunia.Masalahnya, bagaimana proyek utangan ini dijalankan?

Setiap proyek utangan yang dikucurkan membawa tujuantertentu, baik secara khusus maupun umum. Tujuanumum setiap proyek mungkin saja berbeda-beda.Misalnya, di pertanian tidak sama dengan pengairan ataulingkungan. Akan tetapi, secara umum tujuan utanganini sama, menggerakan pembangunan. Misalnya BankDunia, dalam Indonesia Country Asssistance Strategy 2001-2003, menyatakan secara umum tujuannya mendukungupaya-upaya mengurangi kemiskinan dan keadaan kurangmenguntungkan dalam suatu lingkungan yang lebihdemokratis dan terdesentralisasi.1

Namun, dalam perjalanannya proyek utangan diIndonesia, tak lepas dari berbagai penyimpangan. Sejakdari tahap pembuatan kebijakan hingga pelaksanaan ditingkat bawah. Korupsi tersebut berhubungan dengannilai uang tertentu hingga yang bersifat kebijakan yangberujung pada sejumlah uang. Akhirnya proyek utangandi Indonesia banyak mengalami kegagalan dimana-mana.Malah utang kerap meninggalkan masalah bagimasyarakat maupun lingkungan. Ironisnya, Indonesiasendiri malah tercebur dalam perangkap utang yangdalam literatur ekonomi internasional dikenal denganistilah Situasi Fisher Paradox, jumlah utang yang masuk

lebih kecil dibanding cicilan pokok dan bunga yangdibayar ke kreditor. Akibatnya utang malahmenimbulkan penyakit bagi bangsa ini.

Bagaimana dengan hibah? Walau berbeda denganutang luar negeri, pada prakteknya dalam perencanaandan pelaksanaan proyek, tidak terlalu jauh berbeda. Selainsangat sentralistik, proyek hanya dirancang oleh elitpemerintah Indonesia yang biasanya ada di departemenpelaksana atau Badan Perencanaan PembangunanNasional (Bappenas) dengan pemberi hibah, sedangkanmasyarakat tidak dilibatkan dalam perencanaan yang adadi wilayah proyek.

Jadi pola pelaksanaannya adalah pola lama, yangterbukti banyak menimbulkan masalah di sini. Sebagaicontoh utangan Bank Dunia dan Japan Banking forInternational Cooperations (JBIC), dalam pembuatanBendungan Kedung Ombo. Karena hanya dirancang dandilaksanakan oleh elit pemerintah dan kreditor, hasilnyaberlawanan dengan kenyataan. Bukan kesejahteraan yangmuncul dari proyek, tetapi tragedi kemanusiaan yangmenghilangkan mata pencaharian dan nyawa rakyat kecildi wilayah tersebut.

Karena masyarakat tidak diajak merancang daninformasi yang mereka miliki minim, akibatnya puluhanproyek hibah ini bocor. Berbagai contoh bisa dijadikansebagai referensi untuk menunjukan bagaimana proyekhibah ternyata hanya dinikmati oleh segelintir orang, yang1 Indonesia Country Assistance Strategy, 2001-2003, World Bank

Awalan

Page 15: berkah-proyek-hibah

6 7

‘Berkah’ Proyek Hibah

sebenarnya bukan merupakan sasaran proyek. Apalagiuntuk hibah sektor vital seperti air, kemungkinan gesekanantara masyarakat di wilayah proyek, pemerintah, danpemberi hibah besar kemungkinan terjadi. Karena ketigapihak ini memiliki tujuan yang berbeda.

Untuk itu pengawasan terhadap pelaksanaan proyekmesti dilakukan, agar tidak menimbulkan masalah bagimasyarakat.

Modal menjadi kata kunci ketika Indonesiamemutuskan untuk memeluk pahampembangunan. Pasalnya, paham ini

ditulangpunggungi oleh pertumbuhan ekonomi. Danyang dianggap mampu mendongkrak ekonomi supayatumbuh adalah modal. Logikanya, semakin banyak modalyang dimiliki, semakin cepat ekonomi tumbuh. Otomatis,pada akhirnya kesejahteraan pun akan ikut terkerek.

Sebagaimana dikemukakan Saiful Arif modal adalahkebutuhan wajib dalam pembangunan. Dengan demikianpembangunanisme merupakan sebuah proses yangmeletakan pembangunan infrastruktur fisik sebagai satu-

BAB II

BumerangBumerangBumerangBumerangBumerangModal Luar NegeriModal Luar NegeriModal Luar NegeriModal Luar NegeriModal Luar Negeri

Page 16: berkah-proyek-hibah

8 9

‘Berkah’ Proyek Hibah

satunya cara untuk memperbaiki kualitas hidup bangsasecara ekonomis.1

Tentu saja, agar infrastruktur fisik yang dianggapsebagai syarat utama memperbaiki kualitas ekonomibangsa bisa tersedia, pertama kali yang harus disodorkanuntuk mendatangkannya adalah modal. Tanpakehadirannya roda pembangunan berhenti, sehinggaperjalanan untuk mencapai kesejahteraan pun terhambat.Itulah alasan kenapa modal menjadi faktor penting.

Tapi justru itu pula yang menjadi masalah bagiIndonesia. Sebagai negara yang secara fisik baru lepasdari kuku penjajahan, modal merupakan barang langka.Apalagi ketika Soeharto memutuskan untuk menjadikanpembangunan sebagai bahtera dalam mencapaikesejahteraan masyarakat, sedang berlangsung krisisekonomi dan politik yang parah. Akhirnya modal dariluar negeri dijadikan alternatif pemecah masalah. Pintumasuk bagi investor asing untuk menanamkan uangnyadibuka lebar-lebar. Berbagai kebijakan yang memudahkandan menguntungkan investor digulirkan sebagaipendukung. Kemudian utang luar negeri, baik bilateralmaupun multilateral, juga dijadikan sebagai bagianpenting pembangunan.

Tapi sebenarnya, dorongan kebutuhan modal bukancuma disebabkan faktor internal Indonesia. Faktor

eksternal pun berpengaruh, misalnya, dalam kebijakanutang luar negeri, dorongan pemilik modal sangat besarperannya. Didik J Rachbini menyodorkan dua alasanuntuk menjelaskannya:2

“Pertama, negara donor tidak secara penuh memanfaatkankapasitas produksi bebasnya (free productive capacity) karenaketerbatasan permintaan internal. Ini terjadi misalnya negaramaju yang telah berkembang sehingga penyaluran barang-barang modalnya harus dialirkan ke negara-negara sedangberkembang. Bagi negara donor, pemberian bantuanbermakna penyelesaian masalah ekonomi mereka atau jalantengah bagi persoalan tentang terbatasnya daya permintaandalam atau luar negeri.

Kedua, negara donor tidak memiliki kapasitas produksibebas. Ini terjadi misalnya di negara-negara sosialis yangtelah maju dan segenap mode produksinya diatur negara atautersentralisir.”Sedangkan menurut Zulkarnain Djamin, sebenarnya

ada tiga alasan kenapa negara ketiga seperti Indonesiamencari modal luar negeri. Pertama, alasan besar bersifatekonomi. Baik dalam konsep maupun praktik, negara-negara dunia ketiga condong menerima proposisi yangtidak terbantah lagi, terutama dalil-dalil yangdikembangkan para ekonom negara maju. Merekamendapatkannya dalam berbagai ceramah atau kuliah

1 Saiful Arif, “Menolak Pembangunanisme,” Putaka Pelajar,Jogjakarta, 2000.

2 Didik J Rachbini, “Resiko Pembangunan yang Dibimbing Utang,Gramedia,” Jakarta, 1995.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 17: berkah-proyek-hibah

10 11

‘Berkah’ Proyek Hibah

diberbagai perguruan tinggi mengenai pembangunan. Inididukung oleh sukses yang dialami Taiwan, Israel, danKorea Selatan, dengan mengesampingkan beberapakegagalan. Mereka menganggap, bantuan luar negerimerupakan obat pendorong atau stimulans bagi prosespembangunan.

“Jadi, alasan ekonomi dari bantuan luar negeri negara-negara berkembang sebagian besar didasarkan padapenerimaan negara-negara tersebut atas persepsi negara donormengenai apa yang dibutuhkan negara-negara miskin untukmeningkatkan pembangunan ekonominya.”Dua alasan lainnya menyangkut politik dan moral. Di

beberapa negara, bantuan dipandang oleh negarapemberi maupun penerima sebagai pemberian dukunganpolitis kepada suatu rezim untuk menekan pihak oposisidan agar dapat tetap berkuasa. Sedangkan motivasimoralnya, berlatar belakang pada tanggungjawabkemanusiaan negara kaya terhadap kesejahteraan negaramiskin. Atau, karena kepercayaan bahwa negara-negarakaya tersebut merasa berutang budi karena eksploitasimasa penjajahan dulu.

“Banyak pendukung praktik bantuan luar negeri percayabahwa negara-negara kaya memiliki kewajiban untukmembantu pembangunan ekonomi dan sosial dunia ketiga.”Memang, pada akhirnya Indonesia dijejali oleh modal

dari luar negeri, baik berbentuk investasi maupunutangan. Skenario yang diharapkan pun sepertinya akan

berjalan mulus. Diiringi pembangunan fisik yang masif,pertumbuhan ekonomi pun melaju dengan cepat.Bahkan, bersama beberapa negara Asia lainnya sepertiKorea dan Singapura, Indonesia dianggap sebagai macanbaru Asia.

Tapi di sisi lain, pada kenyataannya modal dari luarnegeri pun malah menjadi bumerang bagi Indonesia.Menurut Sritua Arif,3 modal yang masuk akhirnyamenghasilkan eksploitasi ekonomi. Ia merujuk neracapembayaran selama periode 1973-1990 yang menunjukannilai kumulatif arus masuk investasi asing sebesar US$5775 juta telah diiringi dengan nilai kumulatif keuntunganinvestasi asing yang direpatriasi keluar negeri sebesar US$58859 juta.

“Ini berarti setiap US$ 1 investasi asing yang masuk telahdiikuti dengan US$ 10,19 financial resources yang keluar.Sebab utama kenapa ini terjadi antara lain adalah tingginyakomponen sumber-sumber keuangan di dalam negeri kita yangtelah digunakan untuk membiayai investasi asing. Sumber-sumber keuangan ini diperoleh baik dari cabang-cabang bankasing yang beroperasi di Indonesia maupun dari lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dalam konteks ini, IndonesiaYang Merdeka sekarang ini dapat dikatakan merupakanreplika dari Indonesia Yang Terjajah pada zaman kolonial

3 Sritua Arif, Ekonomi Indonesia: Demokrasi Ekonomi atauEksploitasi Ekonomi, dalam Pembangunanisme :Menuju EkonomiKerakyatan, Zaman Wacana Mulian, Jakarta, 1996.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 18: berkah-proyek-hibah

12 13

‘Berkah’ Proyek Hibah

Belanda. Indonesia terus merupakan pemasok surplusekonomi yang setia kepada pihak asing.”Penyebabnya menurut Adi Sasono,4 karena modal

asing menguasai hampir seluruh sektor-sektor palingdinamis di negara ekonomi terbelakang sepertiIndonesia. Maka terjadilah repatriasi keuntungan secarabesar-besaran sehingga pos perkiraan modal dalamneraca pembayaran dalam negeri terkena efek negatifnya.

Selain itu, Indonesia pun telah mengalami situasi FisherParadox dalam hubungannya dengan utang luar negeri.Situasi semakin banyak cicilan utang, justru akumulasinyasemakin membesar. Penyebabnya, cicilan plus bungautang luar negeri secara substansial dibiayai oleh utangbaru.

Oleh karena nilai cicilan plus bunga utang luar negerilebih besar dari nilai utang baru, terjadilah apa yangdisebut net transfer sumber-sumber keuangan dariIndonesia ke pihak-pihak kreditor asing. Situasi FisherParadox dapat ditunjukkan misalnya denganmembandingkan nilai kumulatif pertambahan utang luarnegeri sektor Pemerintah (jangka menengah dan panjang).

“Selama periode 1980-1993, sektor Pemerintah diIndonesia telah melakukan pembayaran cicilan hutang luarnegeri sebesar US$ 41,4 milyar. Sementara itu, selama periodeyang sama, sektor Pemerintah telah menambah hutang luar

negerinya sebesar US$ 69,4 milyar (World Bank, 1994).Nilai net transfer keluar negeri yang dilakukan sektorPemerintah selama periode 1985-1993 misalnya adalahsebesar US$ 7,8 milyar dan selama periode 1994-1998diperkirakan sebesar US$ 19 milyar (World Bank, 1994)”5

Tetapi sumber modal luar negeri yang masukIndonesia tidak cuma berbentuk investasi dan utang, adajuga yang berbentuk hibah. Pertanyaannya, jika dalambentuk investasi dan utang, modal luar negeri ini menjadimasalah, bagaimana dengan yang berbentuk hibah?

Menanti Berkah Dari HibahSelama ini hibah dianggap sama dengan bantuan luar

negeri, padahal keduanya memiliki konsep yang berbeda.Menurut Zulkarnain Djamin,6 aliran modal dari luarnegeri dinamakan bantuan, jika ia memiliki dua ciri.Pertama, ia merupakan aliran modal yang bukandidorong oleh tujuan untuk mencapai keuntungan.Kedua, dana tersebut diberikan atau dipinjamkan kepadanegara penerima dengan syarat yang lebih ringandaripada yang berlaku di pasaran internasional.

“Bantuan luar negeri ini menjadi dua bagian. Pemberian

4 Adi Sasono, Ketergantungan dan Hutang Dunia Ketiga, JurnalPrisma nomor 3, Maret 1983.

5 ibid6 Zulkarnain Djamin, Masalah Utang Luar Negeri, Bagi NegaraBerkembang dan Bagaimana Mengatasinya, Lembaga PenerbitFakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1996.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 19: berkah-proyek-hibah

14 15

‘Berkah’ Proyek Hibah

(grant) dan pinjaman luar negeri (loan).”7

Memang, Zulkarnain pada dasarnya membedakanpengertian antara pemberian (hibah) dan pinjaman.Menurutnya, aliran modal dari luar dianggap sebagaipemberian penuh atau hibah (grant), jika negara penerimatidak diwajibkan untuk membayar kembali ataumelakukan balas jasa lain sebagai imbalan kepadapemberian tersebut.

Tapi tidak untuk pinjaman. Memang, tingkat bungayang dipatok di bawah nilai pasar, akan tetapi, negarapenerimanya wajib untuk mengembalikan disertai denganbunga pinjaman. Jadi walau dianggap sama-sama sebagaibantuan, pada dasarnya hibah berbeda dengan pinjaman(loan).

Sedangkan Didik J Rachbini, menganggap bantuanluar negeri sama dengan pinjaman. Menurutnya, bantuanluar negeri terjadi tatkala sebuah negara menerimatambahan sumber daya dalam bentuk dana maupunkomoditi (capital), di luar pertautan dengan impor danketerkaitan dengan ekspornya tanpa memerlukan waktuyang cepat untuk mengembalikan. Untuk hibah (grant),Rachbini menyatakan hanya akan datang untuk soal-soaltertentu. Misalnya, bencana alam, pendidikan, danaktivitas khusus yang terbatas peranannya.

Koordinator Debt Watch, Arimbi Heroeputrimenambahkan, substansi dasar hibah bukanlah utang

yang perlu dibayar kembali. Hibah biasanya diberikanuntuk aktivitas semacam seminar atau pendidikan. Tapibisa juga diinvestasikan dalam bentuk riset awal suatukegiatan besar. Tapi peneliti dari Centre for Strategic andInternational Studies (CSIS), Ari Aria Perdana8 punyapendapat lain. Memang dalam arti sempit hibahmerupakan bantuan dari satu pihak ke pihak lain yangtidak punya komitmen. Artinya, tidak punya komitmendalam bentuk return plus atau tanpa bunga. Namun padakenyataannya, menurut Perdana, dalam perjanjian hibahtetap ada komitmen, sehingga pengembaliannya tidakdalam bentuk finansial atau sama sama seperti yangdiberikan, tapi melakukan sejumlah hal.

“Misalnya saja sebagai contoh hibah untuk antikorupsi.Tentu ada komitmen A, B, C, D, E, atau harus adapelaksanaan begini atau begitu. Misalnya grant untuk militer,butuh bantuan, ada perintah untuk melakukan A, B, C,D, E.”Selain itu menurut Perdana, tidak semua negara bisa

mendapat hibah. Ada kriteria tertentu, terutama kriteriaekonomi. Hanya negara miskin atau yang memilikipendapatan rendah berhak mendapatkannya, sedangkanyang dianggap sudah mapan hanya boleh mendapatpinjaman atau utang.

Hal lain yang membedakan hibah dengan jenis aliranmodal dari luar negeri seperti pinjaman atau utang adalah

7 ibid 8 Wawancara dengan Ari Aria Perdana, CSIS.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 20: berkah-proyek-hibah

16 17

‘Berkah’ Proyek Hibah

dalam pengelolaan proyek atau program. Dalam proyekutangan atau pinjaman, kreditor tidak terlalu banyakcampur tangan. Mereka menganggap uang yang telahdikucurkan adalah milik Pemerintah Indonesia, sehinggapengelolaannya diserahkan pada pemerintah. Tapi, tidakdemikian dalam proyek atau program hibah. Pemberihibah memiliki kekuasaan yang cukup besar dalammengatur program atau proyek yang dibiayainya, karenamereka berpendapat dana yang dihibahkan adalahmiliknya sehingga dalam pengelolaan mesti dilibatkan.

Jika dalam utang, kreditor paling banter ikut dalamperancangan dan evaluasi pelaksanaan program, dalamproyek hibah pemberi hibah bisa ikut serta dalam segalalevel, baik perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi.Bahkan, dalam menentukan siapa pelaksana proyek yangdibiayainya.

Akan tetapi jika dilihat sumbernya, baik hibah,pinjaman, maupun utang, berasal dari negara negara majuatau lembaga yang dibuat negara maju. Misalnya, secarabilateral, hibah berasal dari negara-negara kaya, sepertidi Eropa Barat, Amerika, ataupun Jepang. Sedangkanmultilateral, datang dari lembaga keuangan internasional,misalnya Bank Dunia, Asia Development Bank (ADB),ataupun Uni Eropa.

Selain itu, bentuk hibah pun hampir sama denganutang, bisa uang kas, barang, jasa konsultan, bahkanpelatihan-pelatihan. Secara umum hibah ini berbentuk

Kenapa Hibah Muncul?Dalam hibah, apa yang telah diberikan oleh pemberi

hibah baik negara maupun lembaga, tidak wajibdikembalikan oleh si penerima. Artinya tidak adakeuntungan secara langsung yang bisa diterima pemberihibah. Lantas, kenapa ada yang mau memberi hibah?

Ekonom Universitas Indonesia (UI), MohammadIkhsan coba berfilosofi untuk menjawab pertanyaan ini.9Menurutnya, ide awal pemberian hibah adalah demimewujudkan keadilan masyarakat dunia. Kalau adapemerintah dunia, mestinya orang kaya membayar pajak,

No Nama Proyek Nilai Hibah

1 The Indonesian HIV/AIDS & STO Prevention & Care Project AUD 17,700.000,00 2 The Women Health & Family Planning AUD 7,464.000,00 3 The Healthy Mothers, Healthy Babies & Child Survival AUD 9,884.000,00 4 Relating to the specialised training project phase II AUD 448.440,00 5 Second water and sanitation for low income communitie AUD 11,113.000,00 6 Concerning The Indonesian Forest Tree Seed Project USD 7,872.000,00 7 Dev. of Suistainable Tropical Forest Manag System DEM 1,850.000,00 8 Proyek Pengamanan Hutan Kaltim DEM 10,151.200,00 9 Industrial Polution Control DEM 15,600.000,00 10 HIV/Aids Prevetion and Family Planing DEM 20,884.000,00 11 Kerinci Selatan Integ. Conserv & Development Project SDR 10,200.000,00 12 Urban Transport Sector Project JPY 137,500.000,00 13 Coral Reef Rehab & Management Project SDR 3,100.000,00 14 De ScholarshiP & Grant Program EUR 55,814.967,00 15 The Forest Tree Improvement Project Phase II USD 514.349,00 16 Berau Forest Management Project ECU 9.026.000,00 17 Sustainable Forest Manag. & Human Res. Dev. Phase II USD 1.795.610,00 18 Technical Assistance For Strategic Policy For Sustain USD 740.000,00 19 Natural Resources Mangement USD 4.170.861,00 20 Urban Enviromental USD 16.800.610,00 21 Decentralized & Participation Local Goverment USD 5.163.430,00 TOTAL IDR 645,042,863,000,00

bantuan Proyek (Project Aid), bantuan teknis (TechnicalAssistance), dan bantuan Program (Program Aid).

9 Wawancara dengan M.Ikhsan, 25 November 2002, di UniversitasIndonesia.

Tabel 1. Data Hibah yang Tercatat Pada APBN Tahun Anggaran 2002

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 21: berkah-proyek-hibah

18 19

‘Berkah’ Proyek Hibah

kemudian disalurkan pada orang miskin. Namunkenyataannya, pemerintah dunia tidak ada sehinggakeinginan ideal itu tidak terealisir.

Walau demikian komitmen membangun dunia yangsetara masih tetap ada. Salah satunya diwujudkan denganmewajibkan negara maju agar memberi sumbangan satupersen dari Gross Domestic Product (GDP) kepada negarayang berkembang. Bentuknya bisa aid dan hibah. Jadimenurut Ikhsan, hibah merupakan salah satu kegiatannegara maju untuk menolong negara yang sedangmenderita.

“Dulu waktu kita krisis yang memberikan bantuan khannegara-negara Amerika, Eropa. Mereka datang membantutanpa diminta.”Tapi Ikhsan tidak menafikan jika negara atau lembaga

pemberi hibah juga membawa kepentingan tertentu,terutama kepentingan ekonomi. Menurutnya, denganadanya hibah diharapkan Indonesia bisa maju dalam artikemampuan ekonomis masyarakat bisa tergenjot. Ini akanmenjadi peluang besar bagi negara kaya untukmemperluas distribusi produk-produk mereka.

Alasan lain, jika Indonesia masih berkubang dalamkemiskinan, gejolak sosial akan muncul, bahkan bisadiikuti oleh ledakan yang lebih besar lagi. Mengingatposisi penting negara ini, sudah tentu akan besarpengaruhnya terhadap negara lain. Sehingga tidakmustahil turut menciptakan masalah dunia.

“Ini akan sangat mengganggu mereka. Jepang misalnya,karena tentara Indonesia sibuk memadamkan gerakanseparatis, akibatnya keamanan laut tak terjaga. Kalau adakapal Jepang yang lewat, kan rawan bahaya perompakan.Akibatnya, asuransi makin besar, cost-nya pun makin besarpula.”10

Sedangkan menurut Perdana, pada dasarnya baikpinjaman, utangan, maupun hibah memiliki prinsip yangsama. Ketiganya merupakan capital inflow pada sebuahnegara, seperti Indonesia. Dalam teori ekonomipembanguan, munculnya capital inflow karena negaraberkembang dianggap tidak mampu melaksanakanpembangunan, karena tidak memiliki modal. Agarpembangunan berjalan modal harus disediakan. Modalitu harus dari asing, baik untuk swasta maupunpemerintah.

“Teoritisnya begitu, tapi teknisnya bisa macam-macam.”Jadi sebenarnya, dalam konteks pemapanan ideologi,

sama seperti utang, negara kreditor tidak cumamengandalkan bunga utangan sebagai kompensasi yangmereka terima. Tapi power sebagai pemberi utangan untukmengubah kebijakan di Indonesia. Tujuannya, agarberbagai kepentingan baik politis maupun ekonomistercapai. Tak mengherankan dalam tingkat tertentumereka pun ikut dalam mengatur utang yangdikucurkannya.10 ibid

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 22: berkah-proyek-hibah

20 21

‘Berkah’ Proyek Hibah

Hibah pun demikian, merupakan salah satu alat yangdipakai oleh negara kaya yang notabene merupakanpenganut paham neo-liberal, untuk mempertahankan agarnegara berkembang atau miskin seperti Indonesia tetapmenganut paham yang mereka anut. Tujuannya,memaparkan dominasi politik dan ekonomi mereka.Apalagi dalam hibah ini kekuasaan pemberi hibah sangatbesar keterlibatannya sejak dari perencanaan hinggapelaksanaan proyek atau program, termasuk hibah dalambentuk pelatihan atau technical assistan. Kalau tidak sesuaiagenda mereka, hibah akan ditarik kembali.

Muhadi Sugiono(1999), menjelaskan kondisi ini.Negara maju, pasca penjajahan fisik masih berkeinginanuntuk mendominasi ekonomi maupun politik negarabaru merdeka, yang dikenal dengan dunia ketiga.Tentunya, bukan melalui intervensi militer, karena itu akanmengundang reaksi keras. Cara yang dipakai adalahpertama dengan penaklukan ideologi. Paham yang selamaini dipakai negara maju, coba ditransformasikan padadunia ketiga baik melalui intelektual dunia ketiga yangmereka didik, atau bisa pula melalui institusi-institusimapan yang telah mereka buat, seperti lembaga keuanganinternasional dan perusahaan multinasional. Baik secaralangsung oleh negara kaya maupun lembaga tadi hibahdikucurkan. Sasarannya, mendorong dunia ketigamemeluk paham kapitalisme mereka ataupunmemperkuat pelukan paham itu.

Ini artinya, kepentingan utama dari negara kayamemberikan hibah sebenarnya akan bermuara padapemenuhan kepentingan negara mereka. Hibah bisadijadikan sebagai prakondisi untuk mewujudkankepentingan yang lebih besar dalam jangka panjang.Sebagai contoh, dalam riset mengenai bantuanpembangunan resmi Official Development Asisstance(ODA) Jepang dan Indonesia, Murai Yoshinori dan FukeYosuke, menjelaskan setidaknya ada dua motif dalambantuan yang digulirkan Pemerintah Jepang.

Pertama motif politik. Sasaran utama dari bantuanJepang adalah negara yang menganut pahampembangunan dan tentunya antikomunis. Tak masalahwalau pemerintahannya otoriter sekalipun. Memang,tajuk bantuannya humanitarianisme, tapi jika ada negarayang sedang kelaparan misalnya, namun tidak sepaham,bantuan tak akan dikucurkan.

“Terdapat suatu maksud politis dan strategis dalamkebijakan bantuannya. Kami harus mempertanyakan sikapdasar dari kebijakan luar negeri Jepang. Jepang telahbertindak sebagai anggota negara Barat dalam kapitalisme,dan mempertahankan perjanjian keamanan Jepang-Amerika.Dapat dikatakan, posisi serupa mempengaruhi kebijakanODA sebaga salah satu alat diplomasi. Hanya sejumlahbantuan yang sangat kecil diberikan pada sejumlah negarayang masih atau pernah pro-Soviet semacam Vietnam,Nikaragua, atau Afghanistan, meski rakyat di negara

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 23: berkah-proyek-hibah

22 23

‘Berkah’ Proyek Hibah

tersebut kelaparan.”11

Lebih lanjut menurut Yoshinori dan Yosuke,pertimbangan politik tersebut telah menimbulkanmasalah besar. Tidak cuma korupsi tapi juga pelanggaranhak asasi manusia yang massif di negara penerimabantuan.

“Pemberian dukungan yang luar biasa terhadap pemerintahyang pro Amerika dan antikomunis telah melahirkanhubungan yang korup. Kami juga dapat mengatakan bahwabantuan dapat memperkuat rezim ‘diktator pembangunan.”12

Motif kedua, bantuan dijadikan sebagai ajang bisnis.Sebagian besar proyek bantuan dikerjakan perusahaanJepang atas dasar pencarian keuntungan. Di Jepang,perusahaan-perusahaannya diberi subsidi. Versiinternasionalnya untuk hal ini adalah bantuan luar negeri.

Pemerintah asing tak ubahnya pemerintah lokal diJepang yang menerima subsidi dari pemerintah pusat.Kalangan politisi lokal dan pusat maupun perusahaanbersaing untuk meraup poryek-proyek yang disubsidi.Dalam realitas, ODA sering diperalat untuk mencapaikeuntungan oleh perusahaan-perusahaan Jepang. Itumenjadi semacam pembayaran keuntungan dari

perusahaan multinasional kepada negara tuan rumah.Namun dalam ODA investasi awal dibiayai tuan rumahdan tidak ada resikonya.

“Jika ditilik dari sudut pandang ini, maka bodoh sekalimembayangkan tidak ada kompetisi untuk meraih konsesi,atau persaingan bermiliar-miliar yen demi kontrak bantuan.Bagi kalangan pengusaha, bantuan adalah bisnis bagus.”13

Mantan staf International NGO on Indonesian Forum(Infid), Ema Tjakradinata membenarkan kondisi ini.14

Hibah yang masuk Indonesia sebenarnya merupakanproyek jangka panjang negara kaya. walau imbal baliksecara langsung tidak diterima negara atau lembagapemberi hibah. Namun imbalan materi maupun immateriatau dalam jangka panjang mereka dapatkan. MenurutTjakradinata, hibah yang diberikan merupakan pancinganuntuk menggolkan kepentingan yang sebenarnya.

Artinya hibah merupakan satu langkah untukmembuat langkah yang lebih besar lagi. Hibahmerupakan entry point, yang mesti dijalankan agar apa yangdijadikan tujuan pemberi hibah berjalan dengan mulus.Tjakradinata mencontohkan pembagunan kampusSekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) diJurangmangu, Tangerang. Awalnya Bank Dunia yangmemprakarsai dengan memberi hibah pembebasan tanahuntuk pembangunan kampus itu. Setelah itu, baru

11 Murai Yoshinori dan Fuke Yosuke, Bantuan Pembangunan ResmiOfficial Development Asisstance (ODA) Jepang dan Indonesia,dalam Pembangunan di Indonesia, Memandang Dari Sisi Lain,Infid, 198512 ibid

13 ibid14 Wawancara dengan Emma Tjakradinata

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 24: berkah-proyek-hibah

24 25

‘Berkah’ Proyek Hibah

mereka tawarkan utangannya Contoh lain, ketikaIndonesia tidak memiliki standar akuntansi, Bank Duniamemprakarsai pembuatannya dengan memberi hibahsemacam riset pendahuluan. Namun setelah itu lembagabentukan pertemuan Bretton Woods ini menawarkanutangan untuk membuat proyek standar akuntansi.

Pendapat Tjakradinata sejalan dengan ArimbiHeroeputri. Menurutnya, hibah merupakan langkah awalbagi negara donor untuk mencapai tujuan jangkapanjangnya. Maka tak heran jika hibah lebih dikucurkanpada riset atau proyek pemicu. Misalnya, riset awaltentang struktur kelembagaan negara atau sistem hukumdi bidang tertentu. Setelah mendapatkan gambaranbesarnya, mereka akan pulang dan kembali lagi denganmenawarkan loan.

“Contohnya sektor kelistrikan, yang sekarang ada kanbukan secara tiba-tiba ada. Itu kan dari riset tahun 80-an.Riset-riset itu biasanya lewat grant, baru sekarang kitamemetik buahnya berupa loan sebanyak Rp. 1,2 Milyaritu.”15

Tapi menurut Arimbi, ada juga beberapa negara yangmemberikan hibah karena memang surplus modal. Jikasurplus ini tidak diputar bisa berbahaya bagi ekonominegara tersebut. Arimbi juga melihat faktor sumber dayaalam Indonesia turut menjadi faktor penarik masuknya

hibah.“Kalau yang lain asumsi saya kekuatan geopolitik saja.

Dan memang kita masih punya modal untuk dijarah. Orangngasih grant dengan harapan orang inget.”16

Pejabat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional(Bappenas), Bambang Adi, tidak menafikannya. Hibahmenurut Adi adalah alat lobbying yang paling ampuh untukmenggolkan kepentingan jangka panjang suatu lembagaatau negara. Namanya akan harum di depan pemerintahIndonesia, sehingga nantinya jika memiliki kepentingan,baik ekonomi maupun politik, akan dengan mudahdiwujudkan.

Kenapa Uni Eropa Mau Memberi Hibah?Dalam daftar pemberi hibah, memang banyak negara

atau lembaga yang ikut mengucurkan uangnya keIndonesia. Salah satu lembaga yang sangat getol adalahUni Eropa. Bahkan dibanding negara atau lembagalainnya, sebagian besar uang yang dikucurkan lembagaini berbentuk hibah.

Karena hibah sarat dengan kepentingan, lantas apasaja targetan kumpulan negara Eropa itu di Indonesia?

15 Wawancara dengan Arimbi Heroeputri 16 Ibid

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 25: berkah-proyek-hibah

26 27

‘Berkah’ Proyek Hibah

Siapa Uni Eropa?Kemunculan Uni Eropa diawali oleh ketakutan

terjadinya perpecahan di antara negara di Eropa, sepertiyang terjadi pada perang dunia kedua lalu. Waktu itu,1950, sedang berkecamuk perang dingin yang berpotensimenimbulkan konflik atau setidaknya perpecahan diantara negara Eropa. Untuk mencegah kemungkinanterburuk itu terjadi, adalah Jean Monnet, ketua BadanPembangunan Prancis, menggagas terbentuknya suatubadan yang bisa mewadahi kepntingan negara-negaraEropa. Bentuknya yang diusulkan adalah pasar yangdikelola bersama.

Gagasan Monnet itu kemudian itu ditindaklanjutidengan menandatangani perjanjian yang membentukmasyarakat batu bara dan baja Eropa (ECSC). Perjanjianyang ditandatangai pada April 1951 ini dikenal dengannama perjanjian Paris. Hanya enam negara yang ikutperjanjian itu, Belgia, Jerman, Perancis, Italia,Luksemburg, dan Belanda.

Karena dasar keinginannya adalah menyatukan negaraEropa, usaha untuk penyatuan itu semakin giat dilakukan.Salah satunya dengan membentuk masyarakat energi atomEropa, yang lebih dikenal dengan Euroatom atau EAECdan masyarakat Ekonomi Eropa (EEC). Persetujuanyang dikenal dengan nama Perjanjian Roma iniditandatangani pada Maret 1957, ditujukan untuk lebihmeningkatkan integrasi ekonomi. Keinginan untuk

menyatukan negara Eropa mulai terwujud ketikaberturut-turut Denmark, Inggris, dan Irlandiamendaftarkan diri pada tahun 1973. Diikuti Yunani pada1981, Spanyol dan Portugal 1986. Terakhir pada 1995,Austria, Swedia, dan Finlandia.

Istilah Uni Eropa (UE) sendiri muncul setelahdiberlakukannya Traktat Maastricht pada 1 November1993. Traktat ini memperluas integrasi Eropa dari bidangekonomi ke politik dan sosial-hukum. Ketiga bidangbesar tersebut kemudian menjadi tiga tiang utama dalamintegrasi total Eropa yang kemudian dikenal dengan UniEropa. Jadi Uni Eropa merupakan bentuk integrasimultisektor, yang kompetensinya menjangkau sampai kebidang ekonomi, politik, hak-hak warga negara sertapolitik luar negeri negara anggotanya.18

Kini UE beranggotakan 15 negara yang mendasarkanpencapaian integrasi Eropa pada tiga tiang utama:ekonomi (berdasarkan Pasar Tunggal Eropa menujuEconomic and Monetar y Union (EMU) dengandikeluarkannya satu mata uang, Euro, di akhir abad 20),politik (usaha untuk tampil tunggal melalui CommonForeign and Security Policy/CSFP) dan sosial-hukum.Lembaga utama yang menjalankan Uni Eropa ada limayakni, Parlemen Eropa, yang dipilih rakyat negaraanggota Uni Eropa. Dewan Uni Eropa yang mewakili

18 Delegasi Komisi Eropa, Pengetahuan Dasar Mengenai Uni Eropa

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 26: berkah-proyek-hibah

28 29

‘Berkah’ Proyek Hibah

pemerintahan negara anggota, Komisi Eropa, BadanEksekutif yang mengajukan legislasi dan MahkamahEropa yang menjamin penataan hukum, serta BadanPemeriksaan Keuangan Uni Eropa yangbertanggungjawab dalam pemerikasaan laporankeuangan.

Lima lembaga utama ini didukung oleh badan-badanlain, Komite ekonomi dan sosial dan komite regional.Keduanya berfungsi sebagai badan penasehat,ombudsman Eropa, menampung keluhan yang datangdari warga negara mengenai adanya kekeliruanadministrasi pada tingkat Eropa. Bank Investasi Eropa,lembaga keuangan Uni Eropa, dan Bank Sentral Eropayang bertanggung jawab atas kebijakan moneter dalamkawasan Euro.

Kebijakan Uni Eropa terhadap IndonesiaHubungan Indonesia dengan Uni Eropa terbilang

cukup harmonis. Misalnya dalam perdagangan UEmenjadi mitra terbesar kedua setelah Jepang. Juga dibidang sosial, kumpulan negara-negara Eropa ini kerapmemberikan bantuan bagi Indonesia, terutama dalamusaha mengurangi jumlah masyarakat miskin.

Pascakemerdekaan Timor Timur, hubungan inimenjadi bertambah erat. Uni Eropa sendiri membuatbeberapa kebijakan khusus yang menyangkuthubungannya dengan Indonesia. Sebagai contoh

Komunikasi Komisi Eropa berjudul Developing CloserRelations between Indonesia and the European Union, yangdikukuhkan dalam Deklarasi Bersama Indonesia - UniEropa 14 Juni 2000 di Luxemburg. Serta pembuatanCountry Strategy Paper mengenai rekomendasi hubungandengan Indonesia.

Secara umum dalam dua dokumen itudirekomendasikan hubungan dengan Indonesia mestilebih diintensifkan. Cakupannya pun luas, politik,ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu cara yangditempuh untuk itu adalah melalui dialog politik. Pascapergantian kepemimpinan di Indonesia, dialog politikini lebih diaktifkan lagi. Bahkan Uni Eropa telahmeningkatkan status perwakilannya di Jakarta, dariRepresentative menjadi Delegation, sejak 9 Mei 2000.

Namun, ada beberapa hal khusus yang menjadi titikperhatian Uni Eropa di Indonesia, misalnya, urusan HakAsasi Manusia (HAM), supremasi hukum, rekosiliasinasional, serta good governance. Untuk goodgovernance, Uni Eropa meminta agar PemerintahIndonesia terus mempromosikannya dalam agendareformasi nasional. Sebagai prioritas, penegakkanhukum, memerangi korupsi pada tingkat atas danmenghilangkan rasa tidak aman di tingkat bawah,mengatasi konflik internal dan kekerasan yang terjadi dibeberapa wilayah, dan reposisi militer.

Beberapa titik perhatian Uni Eropa ini didasarkan

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 27: berkah-proyek-hibah

30 31

‘Berkah’ Proyek Hibah

pada kebijakan politik yang bertujuan mengembangkandan memajukan demokrasi, penegakan hukum,penghormatan dan perlindungan HAM, dan kebebasanfundamental. Kebijakan politik ini terkandung dalamEEC Regulation No. 443/92, 25 Februari 1992 sebagaidasar pemberian bantuan teknis dan keuangan sertakerjasama ekonomi dengan negara-negara berkembangdi Asia dan Amerika Latin. Inilah dasar pelaksanaanhubungan antara UE dengan Indonesia.

Selain berhubungan secara langsung dengan UniEropa, secara kelembagaan pun keduanya menjalinkerjasama. Terutama dalam kerangka kerjasama UniEropa - ASEAN, Asia – Europe Meeting (ASEM) danASEAN Regional Forum (ARF)

Kepentingan UE dan IndonesiaIndonesia dipandang memiliki peranan strategis bagi

upaya memelihara stabilitas dan keamanan di Asia.Mengingat posisinya sebagai negara yang berpendudukmayoritas muslim dan menempati urutan keempatsebagai penduduk terbanyak di dunia, Indonesia menjadipemain kunci di kawasan Asia Pasifik, termasuk diASEAN.

Bagi Uni Eropa, Indonesia merupakan negara yangtepat untuk mengantarnya masuk ke kawasan Asia.Bahkan hubungannya dengan negara kepulauan terbesardi dunia ini akan mendongkrak peran dan bobot

politiknya di Asia. Kepentingan jangka panjang UniEropa adalah untuk memperluas peranannya di kawasanAsia. Terutama dalam upaya mengimbangi perandominan Amerika Serikat dan menciptakan supremasikekuatan ekonomi Uni Eropa di dunia.18

Selain itu, Uni Eropa coba menantang dominasiJepang dan Amerika. Menurut Heroeputri, kumpulannegara Eropa di Indonesia tak seperkasa dua saingannyaitu. Makanya, untuk memupuk kekuatan, merekamengucurkan hibah. Tujuannya jangka pendeknya,menarik simpati. Wiliam Van Diest tidak menyangkalpendapat Heroeputri. Bahkan pria kelahiran Belanda inimenegaskan, dalam proyek Uni Eropa, salah satupersyaratannya adalah tidak menggunakan peralatanmaupun perlengkapan yang berasal dari Jepang atauAmerika.

Strategi Kebijakan UE di IndonesiaSetiap kebijakan Uni Eropa yang akan dijalankan di

Indonesia dituangkan dalam Country Strategy Paper (CSP).CSP merupakan strategi komprehensif jangka menengahKomisi Eropa bagi kegiatan pembangunan di Indonesia.Ia adalah landasan hukum bagi Komisi Eropa untukmemperoleh dana kerjasama pembangunan multi-

19 www.delidn.cec.eu.int

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 28: berkah-proyek-hibah

32 33

‘Berkah’ Proyek Hibah

tahunan dalam bentuk hibah.19

Pemilihan sektor prioritas dan tema kerjasamapembangunan, dilakukan melalui konsultasi denganPemerintah Indonesia. Caranya, bisa melalui lokakaryadan diskusi dengan berbagai instansi Pemerintah RImaupun dalam Pertemuan Forum Konsultasi Bilateral,sehingga kebijakan yang dibuat klop dengan perencanaanpembangunan jangka menengah Indonesia, yangdituangkan dalam program perencanaan pembangunannasional (Propenas)

Dalam kaitan dengan strategi, ada beberapa hal yangdiusung Uni Eropa guna mempengaruhi kebijakanPemerintah Indonesia, antara lain:a. Mengusulkan langkah-langkah untuk lebih

mengintensifkan kerjasama dan perkembanganekonomi/perdagangan bilateral melalui perundinganserta kemungkinan penandatanganan “bilateral trade andcooperation agreement”.

b. Menggarisbawahi pentingnya kelanjutan sertakeberhasilan restrukturisasi sistem perbankan,privatisasi dan manajemen aset-aset yang dikelolaBPPN.

c. Meningkatkan upaya-upaya untuk menarik minatinvestasi ke Indonesia.

d. Mendukung dan menilai penting tahap implementasi

dari proses desentralisasi dan otonomi daerah.e. Meningkatkan upaya-upaya untuk mengatasi masalah

governance dan penanganan kasus-kasus korupsi/nepotismeSebagai upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut,

Komisi Eropa merekomendasikan dalam strategypaper-nya agar UE memberikan bantuan di bidang PublicAdministration and Democratisation, yang akan difokuskanpada:a. Capacity Building dan bantuan teknis kepada Kantor

Jaksa Agung;b. Bantuan kepada Departemen Kehakiman untuk

mendirikan Bar Association dengan aturan main/codeof conduct yang jelas, dan pelatihan/training bagi parahakim, khususnya para pejabat peradilan di daerah;

c. Bantuan kepada Komisi Anti Korupsi;d. Bantuan bagi Fakultas Hukum Universitas-universitas

di Indonesia;e. Bantuan pelatihan di bidang HAM bagi polisi dan

militer melalui KOMNAS HAM;f. Bantuan kepada Departemen Pemberdayaan Wanita,

khususnya di bidang reformasi hukum dan pelatihan;g. Bantuan untuk proses rekonsiliasi di Aceh dan Maluku

melalui upaya meningkatkan kesadaran atas masalah-masalah HAM.Hasilnya, berdasarkan konsultasi antara Komisi

Eropa dengan Pemerintah RI, disepakati sektor prioritas19 www.heln.go.id

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 29: berkah-proyek-hibah

34 35

‘Berkah’ Proyek Hibah

kerjasama pembangunan Uni Eropa-Indonesia periode2002-2006, yaitu Natural Resources Management (Forest,Water and Maritime), Social Welfare and Health, Education;Public Administration and Democratisation. Pemerintah RIdan Komisi Eropa juga telah sepakat bahwa untuk setiapsektor akan mempunyai parameter kegiatan yang bersifatcross cutting issue, yaitu: Poverty Alleviation; Good Governance;Capacity Building and Human Resources Development sertaCivil Society/Gender.

Untuk isu poverty alleviation, setiap sektor menetapkankebijakan yang langsung maupun tidak berhubungandengan pengentasan kemiskinan. Misalnya, pengentasankemiskinan dalam sektor kehutanan dan pengairan.Kebijakan yang digulirkan dengan memakai modelpembangunan kehutanan yang terintegrasi danpenyediaan air bersih bagi masyarakat. Sedangkan sektorkelautan melalui penyediaan lapangan kerja bagimasyarakat pantai.

Pada isu Good Governance, setiap sektor nampaknyasepakat menjadikan keterbukaan (transparancy) sebagailandasan penerapannya. Terutama penyediaan data baseserta membangun kemampuan pengelolaan yang baik.Sedangkan untuk capacity building and human resourcesmanagement, setiap sektor mempunyai kesamaan untukmeningkatkan kapasitas kemampuan sumber dayamanusia maupun sistemnya.

Terakhir, sektor Public Administration and

Democratisation, yang merupakan sektor baru dan menjadiperhatian Uni Eropa, Komisi Eropa masihmempertimbangkan untuk mengintegrasikan kegiatanpada sektor tersebut dengan kegiatan Partnership forGovernance Reform yang dikoordinasikan oleh UNDP.Komisi Eropa merupakan salah satu donor di dalamkemitraan tersebut.

Komisi Eropa sendiri dalam periode tahun 2002-2006menyediakan alokasi anggaran kerjasama pembangunandengan Indonesia senilai €33 juta per tahun, meningkatdari rata-rata €20 juta per tahun selama periode 1995-1999. Walaupun dana kerjasama pembangunan akanmeningkat pada periode lima tahun mendatang, namunjumlahnya masih sangat kecil. Oleh sebab itu, KomisiEropa mengimplementasikannya berdasarkan sektor-sektor prioritas dan program multi tahunan periode2002-2004 direncanakan selesai pada kuartal ketiga 2001.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 30: berkah-proyek-hibah

36 37

‘Berkah’ Proyek Hibah

2.3 Hibah Uni Eropa di Sektor AirSejak tahun 1976 Uni Eropa menaruh perhatian

terhadap sektor sumber daya air di Indonesia, khususnyairigasi dan pembuangan air. Total bantuan yang telahdikucurkan mencapai €112 juta. Tercatat beberapaproyek yang telah dibiayai Uni Eropa, yakni,Development of North Bali Groundwater Irrigation andWater Supply Project (1993-1999) Development ofPunggur Utara Irrigation Project (1992-2001), dan LusiIrrigation-Jratunseluna Basin Scheme (1993-1999).

Terakhir, pada 7 Februari 2001 Uni Eropamenandatangani perjanjian finansial untuk proyek tatapemerintahan yang baik (Good Governance) di sektormanajemen sumber daya air. Untuk proyek ini,Pemerintah Indonesia menyediakan dana sebesar €300,000 sedangkan Komisi Eropa menyetujui pemberianhibah sebesar € 3,9 juta (1 euro = Rp 8638.74).

2.3.1 Permasalahan Sektor Air di IndonesiaPada mulanya adalah masalah yang kompleks dalam

sektor air di Indonesia. Petani dan masyarakat miskinpedesaan maupun perkotaan biasanya yang menjadikorban. Uni Eropa sendiri menurut perwakilan UniEropa di Indonesia, William Van Diest, sangatmemperhatikan masalah pengentasan kemiskinan.

Memang bahaya terbesar yang mengancam petaniadalah krisis di sektor pengairan. Jumlahnya relatif tetap

Tabel 2. Hibah Uni Eropa Untuk IndonesiaNo Sector Nama Proyek 1 Water Development of North Bali Groundwater Irrigation and Water Supply

Project (1993-1999) 2 Development of Punggur Utara Irrigation Project (1992-2001) 3 Lusi Irrigation-Jratunseluna Basin Scheme (1993-1999) 4 Forest Forest Liaison Bureau (FLB) 5 Leuser Development Programme (LDP) 6 Forest Inventory and Monitoring Project (FIMP) 7 Forest Fire Prevention and Control Project (FFPCP) 8 Berau Forest Management Project (BFMP) 9 South and Central Kalimantan Production Forest Programme (SCKPFP) 10 Self-Sufficiency in

Rice Satellite Assessment of Rice in Indonesia

11 Social Safety Net Social Safety Net: Contraceptive Supply 12 South-South Co-

operation Collaboration between the Government of Indonesia and donors in support of South-South Co-operation in the field of Population and Development

13 NGO Co-financing Scheme

Small and micro-scale enterprise as instrument for strengthening self-help capabilities and long-term development perspectives in West Java

14 Education Project in East Timor 15 Enhancement of indigenous initiatives for community-based natural

resources management 16 Integrated housing and eco-tourism project Maluku Islands 17 Integrated social and economic development programme in Central and

South Eastern Maluku 18 Strengthening gender programmes of co-operative organisations in Asia 19 Assistance for aids and sexually transmitted disease control 20 Development of bank self-help group partnership programme 21 Center for early diagnosis and treatment of developmental disturbances

in early childhood, Bandung 22 Programme for Agrarian reform 23 Extension of the Cinta Rakyat vocational school 24 Small scale enterprise development 25 Ongoing Projects Emergency response to the medical/sanitation needs in the clash

affected areas of Maluku provinces 26 Emergency distribution of food rations, personal and domestic hygiene

kits as well as blankets, mattresses and cooking sets to the IDPs in the province of Maluku and North Maluku

27 Humanitarian aid for Puncak Jaya district population, Irian Jaya 28 Emergency camp schools for primary school-aged refugee children in

Kupang 29 West Timor emergency food aid response programme 30 Pipeline Projects

Programme to re-establish and enhance the food and security among the population displaced by the on-going conflict in the Maluku and North Maluku provinces

31 Securing efficient and safe water transport for ICRC/PMI staff working in the area

32 Completed Projects

Emergency medical, water and sanitation assistance to IDPs in Maluku

33 Emergency food distribution to the IDPs in Maluku province 34 Emergency response to the East Timor crisis 35 West Timor disaster relief project

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 31: berkah-proyek-hibah

38 39

‘Berkah’ Proyek Hibah

tapi di sisi lain, pemakainya, penduduk makin melonjak.Walhasil permintaan terhadap air makin tinggi. Karenabanyak diburu, air akhirnya menjadi barang langka.Kekhawatiran terjadinya kelangkaan air menurutPengamat Pengairan, Sudar D. Atmanto, tampak dariperhitungan Neraca Air -selisih antara ketersediaan airdan kebutuhan air. Pada beberapa propinsi telahmenunjukkan bahwa propinsi Daerah Khusus Ibukota(DKI) Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, JawaTimur, Bali dan Nusa Tenggara Barat sejak tahun 1990sudah mengalami defisit air.20 Dan pada tahun 2000 NusaTenggara Timur juga mengalami defisit air.

Kelangkaan air ini akan mendorong terjadinya konflikair, terutama konflik kepentingan antar sektor. Misalnyasektor pertanian dengan sektor industri, atau sesamapemakai air dalam satu sektor. Jelas ini akan menjadimasalah besar bagi Indonesia.

Tapi menurut Mantan Direktur Sumber Daya Air yangkini menjabat Menteri Pemukiman dan Prasarana Wilayah(Menkimpraswil), Soenarno, sektor pertanian yang akanmenerima dampak paling buruk. Kebutuhan air irigasiuntuk budidaya pertanian diperkirakan masih sekitar 80persen dari total kebutuhan air. Padahal penduduk danpembangunan semakin berkembang, sehinggadikhawatirkan eksistensi jaminan alokasi air untuk

pertanian akan menjadi labil dan tergeser oleh kebutuhanpenggunaan air untuk sektor lainnya.

Hasilnya, di Jawa Barat misalnya, pada tahun 1994, diDaerah Irigasi Rentang terjadi gagal panen akibat kurangair yang mencapai 23.000 hektar. Hal ini terjadi karenaair yang ada juga harus digunakan untuk sektor lainnya.Selain itu dari hasil penelitian Pusat DinamikaPembangunan (PDP) Universitas Padjajaran 1996, diDaerah Irigasi Cewalengke, Jawa Barat, menunjukkanbahwa dengan adanya pengambilan air untuk pabrik-pabrik tekstil di Majalaya, berakibat sebagian lahanpertanian menjadi kekurangan air. Kondisi ini sebelumnyatidak pernah terjadi.

Contoh lain hasil penelitian LP3ES tahun 1997 disungai Sampean (Jawa Timur), di mana pada salah satuanak sungai di bagian hulu akan dibangun bangunanpengambilan air oleh PDAM. Hal ini sangat meresahkanmasyarakat petani yang sudah lama memanfaatkan airsungai tersebut. Mereka mengkhawatirkan, jika airdiambil PDAM sawah mereka tidak bisa tanamsebagaimana biasanya. Hasil penelitian LP3ES lainnyadi Sungai Kali-Babak-Lombok Tengah, pernah terjadikonflik air antara petani dengan pengusaha pencuciankain “Jeans”. Akibat adanya pencucian tersebut, terjadipencemaran air Sungai Kali-Babak, di mana sekitar 115ha sawah tanaman padi menjadi gagal panen.

Berita terakhir tentang konflik air, diberitakan Harian21 Catatan Dewan Riset Nasional, 1994

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 32: berkah-proyek-hibah

40 41

‘Berkah’ Proyek Hibah

Kompas pada 10 Agustus 1998, dengan judul “NasibKorban Pencemaran Lampung”, sekitar 612 nelayantradisional dan 72 petani ikan nila yang ada di SungaiWay Seputih dan Way Terusan menuntut keadilan. Akibatpencemaran air sungai yang dilakukan 2 (dua) industripabrik, mengakibatkan matinya 900 ton ikan nila ataukerugian petani mencapai Rp. 4,5 milyar.

Beberapa contoh di atas, hanya sebagian kecil daripotret konflik air antar masyarakat lokal denganpengguna air pada sektor lainnya. Ironisnya dari konflikair tersebut, masyarakat lokal tidak berdayamenghadapinya, hanya karena mereka tidak mempunyaiijin penggunaan air. Sedangkan pengguna air sektormodern (non-pertanian) selalu mempunyai /memegangsurat ijin penggunaan air, sehingga pada saat terjadikejadian konflik air, “seolah-olah” masyarakat lokal adapada posisi yang salah.

Privatisasi Menjadi Kunci PenyelesaianKelangkaan air ternyata tidak hanya mengorbankan

petani, tapi juga beragam masalah lain dengan korbanyang juga banyak. Misalnya terjadi situasi demand side efectterhadap keberadaan air. Artinya air sudah kehilanganfungsi sosialnya sebagai komoditas publik (public goods).Fungsinya sudah bergeser menjadi komoditas ekonomi(economic goods).

Selain itu, kualitas air pun semakin menyusut yang

disebabkan oleh peningkatan aktivitas pembangunan dantekanan penduduk. Dampak negatif dari situasi tersebutberakibat semakin kritisnya kondisi hidrologis dankelestarian konservasi air, serta semakin tercemarnyasumber air. Pencemaran baik yang dilakukan olehindustri maupun rumah tangga jelas akan menurunkankualitas air. Termasuk dalam hal ini rusaknya daerahpenyimpanan air. Perusakan hutan atau tempatpenyimpanan air juga mempengaruhi ketersediaan air.

Selain itu, kondisi kritis juga diindikasikan dengansangat besarnya fluktuasi debit air antara musim hujandan musim kemarau, sampai mencapai 150 kali.22 Semakinjeleknya fungsi tangkapan air di sepanjang Daerah AliranSungai (DAS), berakibat semakin langkanya air padamusim kemarau dan menjadi bencana banjir pada musimhujan. Masalah-masalah seperti inilah yang ingin ikutdiselesaikan oleh Uni Eropa.

Bank Dunia sendiri menilai upaya pemerintahIndonesia untuk menyelesaikan problematika ini gagal.Pasalnya, kebijakan yang digulirkan bersifat parsial atautambal sulam, yang pada akhirnya tidak bisamenyelesaikan masalah secara tuntas. Kebijakan yangbersifat komprehensif inilah yang ingin didorong UniEropa dengan hibahnya. Memang, Uni Eropa hanyasebagai pendorong, karena, kebijakan untuk

22 Catatan Dewan Riset Nasional, 1994

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 33: berkah-proyek-hibah

42 43

‘Berkah’ Proyek Hibah

mereformasi besar-besaran sektor air di Indonesiasebelumnya telah ditawarkan dan siap digulirkan BankDunia (World Bank).

Salah satu jawaban dalam menyelesaikan permasalahandi sektor air adalah dengan privatisasi air. Bahkan BankDunia menggelontorkan dana yang besar untukmenyukseskan tujuannya itu. Salah satunya denganmembiayai undang-undang sumber daya air yangrencananya dirumuskan akhir tahun 2003. Proyekberjangka tiga tahun ini bertujuan untuk menciptakanmanajemen yang efisien, ekonomis, dan ramah lingkungandi tiga lembah sungai di Lampung, Yogyakarta dan JawaTimur. Termasuk dalam kegiatan proyek tersebut adalahpembangunan balai sumber daya air di masing-masinglembah sungai, penyusunan perencanaan pengelolaan airberjangka panjang, pengembangan kelembagaan sebagaiupaya menciptakan kantor dinas yang efisien pada tingkatdistrik, pengalihan tanggung jawab kepada perhimpunanorganisasi pemakai air, serta pengendalian penyaluran airdan pencegahan erosi.

Proyek ini difokuskan pada manajemen sumber dayaair secara tepat guna dan berkesinambungan melaluipelimpahan wewenang dan tanggung jawab kepadamasyarakat terkait serta pengkajian ulang peranPemerintah. Adapun program ini mendukung prosesdesentralisasi dan re-orientasi finansial serta reformasisektor air (Watsal). Hibah Uni Eropa di sektor air salah

satunya ditujukan untuk mendukung proyek privatisasiair yang dipelopori Bank Dunia. Hasilnya, penanggukterbesar keuntungan ketika sektor air diswastaniasi adalahperusahaan yang berasal dari negara Uni Eropa.

Bumerang Modal Luar Negeri

Page 34: berkah-proyek-hibah

44 45

‘Berkah’ Proyek Hibah

Asal Muasal Dombo-Sayung

Alur banjir Dombo-Sayung adalah bagian darisistem pengendalian banjir Dolok Penggaron.Sistem ini merupakan warisan Pemerintah

Kolonial Belanda yang telah memakainya sejak akhir abad19. Waktu itu, Banjir Kanal Timur yang merupakan batastimur Kota Semarang berfungsi sebagai penampungsemua banjir yang datang dari hulu Sungai Dolok danPenggaron. Kemudian melalui pintu Pucanggading yangdibangun pada 1895, aliran banjir diarahkan ke Laut Jawa.1

BAB III

Proyek Alur BanjirProyek Alur BanjirProyek Alur BanjirProyek Alur BanjirProyek Alur BanjirDombo Dombo Dombo Dombo Dombo - Sayung Sayung Sayung Sayung Sayung

1 Project Management Unit, Alur Banjir Dombo-Sayung.

Page 35: berkah-proyek-hibah

46 47

‘Berkah’ Proyek Hibah

Seiring, perkembangan waktu, kondisi Kota Semarangjuga berubah. Selain industri dan pemukiman yangtumbuh pesat, tata kota pun berubah. Akibatnya, posisiBanjir Kanal Timur yang tadinya berada di tengah kotaberpindah ke wilayah pinggiran. Walhasil, kota atlas inijuga mendapat jatah banjir dari tetangganya, KabupatenDemak dan Semarang. Celakanya, tiap tahun erosi yangmenyebabkan pendangkalan sungai terus meningkat danSemarang pun menjadi pelanggan tetap banjir.

Tentu saja tak akan ada yang bersedia diberi jatahbanjir. Semuanya pasti menolak. Begitupun warga yangtinggal di daerah hilir sungai, semuanya saling lemparjatah. Masing-masing menolak wilayahnya dilalui debitbanjir, sehingga konflik antarwarga tak bisa dihindari.Alhasil, karena dianggap tidak mampu mengikutiperubahan, konsep pengaturan banjir warisan kolonialBelanda inipun ditinggalkan. Sebagai gantinya dibuatlahsistim pengendalian banjir Dolok-Penggaron dimana alurbanjir Dombo-Sayung termasuk di dalamnya.

Akan tetapi, alur banjir Dombo-Sayung tidak bisadipisahkan dari proyek Lusi - Jratunseluna. Sebuahproyek patungan antara Bank Dunia, Japan Banking forInternational Cooperations (JBIC), dan Uni Eropa.Pasalnya, dana yang dipakai untuk membangun alur banjirDombo-Sayung berasal dari sisa dana Lusi-Jratunseluna.Proyek yang selesai digarap pada tahun 1990 inimenyisakan dana sebesar Euro 8.340 ribu dari total yang

disediakan Euro 20.640 ribu. Sisa dana itu olehpemerintah diminta untuk membuat proyek Dombo-Sayung.

Uni Eropa memang tidak membiayai keseluruhanproyek. Dana sisa Euro 8.340 ribu hanya dipakai untukpembangunan fisik, sedangkan pengadaan danpembebasan tanah menjadi tugas Pemerintah Indonesia.Setidaknya mesti disediakan uang sebesar Euro 6.025ribu, sebagai dana pendamping.

Pelaksanaan proyek sendiri baru dimulai pada tahun1999 walaupun kegiatan perancangannya selesai padatahun 1992. Tenggang waktu selama tujuh tahun inimemungkinkan peninjauan ulang terhadap rancanganproyek, terutama berkenaan dengan perubahan databanjir, tata guna lahan dan peningkatan biaya. Peninjauanulang desain alur banjir Dombo Sayung dilaksanakanoleh BCEOM, konsultan dari Prancis.

Cerita Sekilas Tentang SemarangSemarang, kota yang terletak di pantai utara Jawa ini

memiliki luas 373,70 km². Jumlah penduduknya mencapai1.351.246 jiwa tersebar di 16 kecamatan. Konon, namaibu kota provinsi Jawa Tengah ini berasal dari kata asemdan arang. Kata itu muncul sewaktu pendiri kota,Pangeran Made Pandan dan Raden Pandanaran,menanam pohon asam yang arang (jarang).

Sebelah utara kota ini dibatasi oleh Laut Jawa,

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 36: berkah-proyek-hibah

48 49

‘Berkah’ Proyek Hibah

selatannya bertetangga dengan kabupaten Semarang.Sedangkan di barat dan timur masing-masing dipagarikabupaten Kendal dan Demak.

Iklim tropis dengan dua pergantian musim, penghujandan kemarau membuat kota ini berhawa panas. Hujanturun antara Nopember hingga April, dengan rata-rata178 hari per tahun. Sedangkan musim kemarau terjadiantara Mei sampai Oktober dengan intensitas penyinaranmatahari rata-rata 343 cl/cm2/detik.

Angin umumnya bergerak dari arah Tenggara menujuBarat Laut. Kecepatannya yang tercatat oleh stasiunklimatologi Semarang berkisar antara 6 hingga 8 km perjam dengan rata-rata sebesar 6,9 km per jam. Sedangkantemperatur udaranya rata-rata 28,90oC dengan ekstrematerendah 23,5oC dan ekstrema tertinggi 34,3oC.Temperatur udara yang demikian menyebabkankelembaban udara berkisar antara 70 hingga 84 persendan penguapan air antara 3,5 hingga 6,4 mililiter/hari.

Secara geografis, kondisi dan posisi kota Semarangtergolong unik. Terdiri dari dua dataran, yakni dataranrendah, wilayah pantai yang memanjang dari Barat keTimur, dan dataran tinggi merupakan daerah perbukitan.Kondisi ini menyebabkan Semarang memiliki berbagaimacam kemiringan. Di bagian utara yang merupakandaerah pantai kemiringannya antara 0-2 persen.Sedangkan di selatan yang merupakan daerah perbukitan,kemiringannya variatif antara 2 hingga 40 persen.

Selain itu, wilayah perbukitan di kota Semarang lebihluas dibanding datarannya. Ukurannya 66 berbanding 34persen. Karena kondisinya yang relatif sejuk dan bebasbanjir, daerah perbukitan menjadi primadona untukdijadikan tempat tinggal. Tak mengherankan jikakemudian wilayah ini berubah jadi kawasan perumahan.Akibatnya, daerah resapan air pun berkurang.

Besarnya curah air yang turun, membuat kaliBanjirkanal kewalahan menampungnya. Mau tak mau airpun merambah kawasan pemukiman ibukota JawaTengah. Akhirnya kota lunpia ini dikenal sebagai salahsatu wilayah rawan banjir. Parahnya, bukit yang berubahjadi pohon tembok menyisakan hantu bagi masyarakat,berupa tanah longsor, terutama bagi mereka yang tinggaldibawah lereng.2

Kota pesisir utara Jawa ini memiliki empat zonedaerah amblesan (tanahnya cenderung mudah longsor)dan potensial banjir. Zone I, yang mengalami amblesanlebih dari 0,20 meter per tahun adalah Pelabuhan TanjungEmas yang membentang dari Kelurahan Terboyo Kulondi bagian timur, Kelurahan Bandarharjo di bagian Barat,dan Kelurahan Purwodinatan di bagian selatan.

Zone II dengan amblesan antara 0,15-0,20 meter pertahun, meliputi pantai yang membentang dari P Tirang(Kecamatan Tugu) di bagian barat hingga Kuningan

2Disarikan dari wawancara Robert Kodoatie dengan Suara Merdeka,6 Februari 2002

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 37: berkah-proyek-hibah

50 51

‘Berkah’ Proyek Hibah

(kecamatan Semarang Utara) kemudian berbelok keselatan hingga Plombokan, kemudian berbelok ke timurhingga Jagalan. Akhirnya meluas ke arah timurlaut hinggakelurahan Trimulya.

Zone III, amblesannya 0,10-0,15 meter per tahun,berupa jalur sempit berbentuk seperti paruh burung dikecamatan Tugu dan kecamatan Semarang Barat,kemudian bertambah luas di kelurahan Tanah Mas lalubelok ke selatan hingga kelurahan Bulustalan dankelurahan Barusari. Membelok ke arah timur hinggakelurahan Wonodri bagian utara, dan akhirnya menujutimur laut hingga kelurahan Trimulya. Terakhir, Zone IV,amblesan kurang dari 0,10 meter per tahun, menempatijalur sempit di bagian barat kecamatan Tugu dankecamatan Semarang Barat, tetapi sangat melebar dibagian timur.

Dosen Planologi, yang juga menjabat sekretaris PusatPenelitian Sainstek Universitas Negeri Semarang, SaratriWilonoyudho memprediksi, amblesan di beberapadaerah yang padat penduduknya, serta padatbangunannya, lebih besar. Dengan mengasumsikan bebansebesar 5 ton/m2 pada fondasi, perosokan tanah akibatbeban bangunan menjadi berkisar antara 0,0102 meterhingga 0,4098 meter.

Padatnya bangunan-bangunan tinggi di beberapa zonarawan di Semarang, diduga kuat turut mempercepatrusaknya lingkungan. Secara kasat mata dapat dilihat kota

atas yang mestinya relatif dibebaskan dari bangunan-bangunan komersial, justru tumbuh subur di daerahtersebut, mulai dari hotel “krusek”, restoran, mal, danperumahan elite lainnya.

Selayang Pandang Desa BatursariSalah satu desa yang terkena proyek alur banjir

Dombo-Sayung adalah Batursari. Secara administratifdesa ini berada di wilayah Kecamatan Mranggen,Kabupaten Demak. Luasnya mencapai 651,963 hektardan berada di daerah dataran rendah dengan tinggi diatas permukaan laut ± 28 m. Karenanya desa ini sangatpanas di siang hari dan dingin pada malamnya.

Secara fisik, desa Batursari di sebelah utara berbatasandengan Desa Bandungrejo, di sebelah Selatan berbatasandengan Desa Kebonbatur, dan di sebelah Baratberbatasan dengan Desa Plamongansari serta di sebelahtimur berbatasan dengan Desa Kangkung.

Posisi Desa Batursari bisa di bilang unik. Walaupunsecara administratif mereka berada di bawah kabupatenDemak, tetapi masyarakat Batursari lebih dekat dengankota Semarang. Jaraknya hanya 15 km, jauh lebih dekatdibanding dengan Demak yang mencapai 39 km. Jadiwarga desa apabila hendak bepergian ke Demak harusmelewati kota Semarang terlebih dahulu.

Jumlah penduduk yang mencapai 20.219 jiwa dimanamayoritas beragama Islam (98 persen). Sedangkan

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 38: berkah-proyek-hibah

52 53

‘Berkah’ Proyek Hibah

pekerjaan yang digeluti adalah buruh, baik buruh industrimaupun bangunan, karena, posisi desa ini dekat dengansejumlah perusahaan dan perumahan. Bahkan bisadikatakan sebagian besar lahan pertanian di Batursari telahberubah fungsi menjadi kawasan perumahan.

Pendidikan penduduknya tergolong tinggi. Sebanyak527 orang mengecap perguruan tinggi atau setara. UntukSekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) berjumlah 898orang, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 1848orang, serta yang berpendidikan setingkat Sekolah Dasar(SD) ada 6186 Orang. Sedangkan penduduk yang belumtamat SD sejumlah 3474 orang dan yang belum atau tidaksekolah sejumlah 1131 orang.

Pembangunan Alur Banjir Dombo-SayungSelain terkenal akan lunpia-nya, kota Semarang pun

dikenal dengan banjirnya. Maklum, tiap tahun saatmemasuki musim hujan, ibu kota Jawa Tengah ini seringmenjadi kubangan. Memang, banjir bukanlah masalahbaru, sejak zaman kolonial Belanda persoalan ini sudahmuncul dan kerap merepotkan pemerintah waktu itu.Beberapa upaya telah dilakukan oleh pemerintah negerikincir angin untuk mengatasinya. Seperti membangunSaluran Banjir Kanal Kali Baru (1872), Saluran BanjirKanal Barat (1892), dan Saluran Banjir Kanal Timur(1900).3

Kini ‘warisan’ itu bisa dijumpai karena pemerintahIndonesia masih memanfaatkannya. Hanya berbedadengan saat Belanda berkuasa pada abad 19 irigasi tidakbisa berfungsi optimal, sehingga banjir masih tetap betahdi kota atlas ini.

Lantas jawaban apa yang dipakai pemerintah untukmengatasi masalah ini? Pembangunan alur banjir Dombo– Sayung, jawabnya.

Secara umum, pembangunan alur banjir Dombo-Sayung yang panjangnya mencapai 19,4 km dimanfaatkanuntuk menampung sebagian banjir yang datang dariSungai Penggaron. Sehingga permasalahan banjir yangterjadi di hilir banjir Kanal Timur dan Kali Babon bisadikurangi. Tapi secara khusus proyek ini bertujuan,1. Mengatur dan mengontrol debit banjir dari sistem

saluran sungai Babon.2. Mengurangi beban sungai Babon.3. Mengurangi masalah banjir di jalur Pantura khususnya

jalur Semarang-Demak dengan pelebaran sungaiDolok yang saat ini hanya berkapasitas 5 m3/detik.

4. Mengurangi daerah rawan benjir di kota Semarangdan kabupaten Demak dari 8.300 ha menjadi 1.300ha.

5. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat kotaSemarang dan kabupaten Demak.4

3 Kompas, 9 Februari 2001. 4 European Commissian – Indonesia, Dombo-Sayung Floodway.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 39: berkah-proyek-hibah

54 55

‘Berkah’ Proyek Hibah

Untuk mencapai tujuan tersebut, dibuatlah tiga paketproyek. Pertama, pembangunan alur banjir sebelah hulusepanjang 9,4 km termasuk 1 buah jembatan jalan rayaSemarang-Gubug. Kedua, pembangunan alur banjirsebelah hulu sepanjang 10 km termasuk 1 buah jembatanjalan raya Semarang Demak. Ketiga, peninggian 1 buahjembatan kereta api jurusan Semarang-Surabaya. Paketsatu dan dua digarap oleh PT. Perwita Karya, sedangkanpaket tiga dikerjakan oleh PT. Modern Surya Jaya.

Banjir Menjadi Komoditi

Menurut Robert J Kodoatie, sebenarnya yangmenjadi sumber utama banjir di Semarang bukanlahhujan. Pasalnya, hujan merupakan kejadian alamiah danjika dikelola dengan baik tidak akan menimbulkanmasalah.

“Curah hujan di Semarang itu berada di ranking enam.”5

Pakar hidrologi Universitas Diponegoro (Undip)Semarang ini menandaskan, biang keladi terjadinya banjiradalah manusia yang merubah tata guna lahan. Misalnyadengan menyulap area penangkapan air menjadiperumahan atau industri. Pendapat senada dikemukakanSutikno, pakar pengairan Semarang. Dalam mempelajaridaerah yang menjadi sasaran banjir, tidak cukup hanyadi bagian bawah tapi harus pula atasnya. Menurut Sutikno

pelanggaran tata ruang di Semarang Atas, dipastikanakan mempercepat erosi karena lerengnya cukup terjal.Disamping itu berkurangnya pepohonan akibat ditebangdan diganti bangunan, menyebabkan tiadanya peresapanair ke dalam tanah.6

Sehingga memang jawaban tepat untuk menyelesaikanmasalah banjir adalah dengan memperbaikisumbernya.Terutama tata guna lahan di Semarang.Misalnya dengan pemulihan daerah resapan ataumereboisasi di daerah atas. Ini merupakan cara yang lebihefisien dan efektif. Kodoatie menganggappenanggulangan banjir dengan cara pembangunan fisiksemata tidaklah efisien, karena banjir disebabkan banyakfaktor. Sehingga penyelesaiannya pun mesti holistik, agarbanjir tidak menjadi masalah abadi bagi Semarang.

“Apa yang dilakukan Pak Bambang(Pimpinan ProyekDombo-Sayung) melalui normalisasi sungai dengan masalahsosial yang demikian kompleks akan sia-sia, kalau tidakdilakukan penataan tata guna lahan. Seperti banjir kanaltimur dan barat dinormalisasi itu juga akan sia-sia kalauatasnya itu nggak diatur, karena sebenarnya penyebab utamabanjir itu Indonesia itu menungso bukan curah hujan.”7

Lebih lanjut Kodoatie mengatakan proyekpenanggulangan banjir pemerintah terlalu project oriented,

5 Wawancara Robert J Kodoatie6 Kompas, 13 Juli 2001.7 Wawancara Robert J Kodoatie

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 40: berkah-proyek-hibah

56 57

‘Berkah’ Proyek Hibah

padahal, proyek semacam ini di Semarang sudah banyak,tapi jumlahnya justru makin meningkat. Menurutnya halitu disebabkan oleh cara pandang pemerintah yang parsialdalam melihat masalah banjir.

“Mereka melihat banjir itu biasanya cenderung kenormalisasi sungai, misalnya dengan membuat pelebaran.Lebar sungai tadinya l0 m, ditambah hingga menjadi 20 m.Padahal itu hanya menampung debit 2 kali. Jika pemerintahmemberpaiki sumber masalah, atasnya, misalnya dengankonservasi, kontribusinya akan lebih besar lagi, bisamencapai 25 kali”.8

Hal ini diamini oleh Tri Widodo, kepala BalaiPengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jragung Tuntang.Menurut Widodo, dalam penanggulangan banjir yangpaling diperlukan adalah catchment area atau daerahresapan air hujan. Walaupun perlu juga dilakukan kegiatanlain seperti normalisasi sungai atau pembangunan alurbanjir baru. Tetapi konservasi lahan adalah jalan terbaik.9

“Tahun 1800 atau 1700 juga ada banjir besar. Tapiwaktu itu masih ada daerah tangkapan hujan (CatchmentArea). Sehingga air yang masuk itu oleh daerah tangkapanhujan ditangkap dan dikeluarkan pelan-pelan. Tapi

sekarang, catchment area disini makin lama makin rusak.Banyak pengembang, banyak pemotongan pohon, sehinggabegitu air hujan datang langsung masuk ke situ. Jadi tataguna lahan ini pengaruhnya besar sekali, sedangkan tataguna ruang sudah sulit untuk diperbaiki”.10

Menurut peneliti Universitas Negeri Semarang(Unnes) Dewi Liesnoor Setyowati, program konservasidi Semarang masih mungkin dilakukan. Pasalnya,penanggulangan banjir di kota ini hanya membutuhkan15,69 persen dari luas wilayah untuk daerah resapan.

‘’Kota ini masih memiliki lahan terbuka 57,16 persenyang bisa di kembangkan. Antara lain sempadan sungai,sempadan jalur kereta api, dan sempadan pantai”.11

Akar permasalahan banjir sudah diketahui, mediauntuk menyelesaikannya pun ada. Lantas kenapapemerintah malah membuat jalan banjir Dombo-Sayung,bukannya memperbaiki tata guna lahan yang dianggapsebagai biang masalah? Untuk mengetahui jawabannya,terlebih dulu mesti diketahui latar belakang munculnyaproyek.

Alur banjir Dombo-Sayung muncul lebih disebabkanuntuk mencegah agar sisa hibah proyek Lusi-Jratunselunatidak kembali ke kantong pemiliknya, Uni Eropa.Ceritanya dana hibah yang dipakai untuk biayamerupakan sisa dari proyek Lusi-Jratunseluna sebesar E

8 Wawancara Robert J Kodoatie9 Ir.Tri Widodo, Kepala Balai PSBA Jragung Tuntang, dalamwawancara di ruangan kantor beliau di kawasan Madukoro,Semarang, pada tanggal 3 September 2002 jam 08.30. Dalamwawancara ini, juga dihadiri oleh Ir.Loekito, salah seorang staffBalai PSBA.

10 Wawancara Ir. Tri Widodo11 Wawancara Dwi Liesnoor Setyowati

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 41: berkah-proyek-hibah

58 59

‘Berkah’ Proyek Hibah

8,340 ribu. Jumlah ini tadinya akan kembali ke kantongUni Eropa, namun, setelah diketahui oleh Pemerintah,uang itu diminta untuk membiayai proyek Dombo-Sayung (waktu itu belum jelas proyeknya).

“Inikan sudah melayang-layang dan mau kembali lagi. Adateman orang Batak di Uni Eropa bilang, Bill (Billy Pramono,pimpinan PMU yang pertama) ini ada dana mau balik lagi,sayang nih kalau balik lagi. Saya pikir kita tangkap,daripada uang itu dikembalikan. Waktu itu kita mengajukandibuatnya proyek ini (Dombo-Sayung),”12

Menurut mantan pimpinan PMU, Billy Pramono, iamemang membuat proposal baru dan berkoordinasidengan direktorat jenderal (Dirjen) Pengairan dan BadanPerencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Tapi,memang tidak langsung diajukan pada Uni Eropa, karenayang menjadi ambassador waktu itu berasal dari Portugal.Negeri ini memang sangat kritis terhadap Indonesiasehingga dikhawatirkan proposal tersebut akan ditolak.Akan tetapi setelah ambassador berganti, proposaldiajukan dan dikabulkan.

Pramono juga mengaku tak ada kriteria danpencalonan terlebih dahulu untuk menjabat sebagaipimpinan proyek, termasuk jangka waktu jabatan. Iamencontohkan dirinya, begitu saja dijadikan pimpinanproyek (Pimpro). Kalau menurut dirjen berhasil,diteruskan, tapi kalau dinilai gagal maka ia akan diganti.

Artinya, proyek ini memang cuma dijadikan pencegahagar dana hibah tidak dikembalikan ke Uni Eropa. Takmengherankan jika yang terlibat dalam perencanaanproyek hanya orang-orang tertentu saja, terutama pejabatdari pusat, sehingga wajar jika muncul kecurigaan bahwaproyek Jalan Banjir Dombo-Sayung ini hanya dijadikankomoditas, agar para elit di departemen Pemukiman danPrasarana Wilayah (Depkimpraswil) (Dulu bernamaDepartemen Pemukiman Umum (PU)) tetap memiliki‘mainan.’

Pemilihan Kontraktor yang BermasalahLazimnya proyek besar, rekruitmen kontraktor untuk

Dombo-Sayung mestinya diumumkan secara terbuka,terutama dengan menggunakan media massa secara luas.Kenyataannya, pengumuman untuk tender proyek inihanya dilakukan di Harian Pelita, pada 27 Januari 1997.Anehnya, walau minim publikasi tapi peserta tendertergolong banyak. Dua puluh kontraktor untuk phasepertama dan sepuluh untuk phase kedua. Domisilikontraktornya pun tidak hanya dari Semarang, tapi adajuga dari Bandung bahkan Bengkulu.

Beberapa kontraktor peserta yang dihubungi rata-ratamengelak untuk diajak bicara mengenai tender proyekDombo-Sayung. Berbagai alasan dikeluarkan, misalnya,penanggungjawab tender sedang keluar. Dari sejumlahpenawar, proses penyaringan pun di mulai. Pada akhirnya12 Wawancara dengan Billy Pramono

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 42: berkah-proyek-hibah

60 61

‘Berkah’ Proyek Hibah

kontraktor yang memenangkan tender untuk paket 01dan paket 02, adalah PT. Perwita Karya. Sedangkan untukpaket 03, yang menangani adalah PT. Modern Surya Jaya.

Yang agak mengherankan, dalam dokumen tenderyang dikeluarkan PMU irigasi Lusi Jratunseluna mengenaiPT Perwita Karya, di situ disebutkan bahwa PT. PerwitaKarya mempunyai catatan yang sangat baik dalampengerjaan proyek pembuatan saluran drainase,pembuatan gorong-gorong, dan pembuatan turap diSumatera Selatan. Kemudian untuk proyek berikutnya,pada proyek perbaikan drainase I paket IX di kabupatenKulonprogo. Menurut penilaian PMU, kedua proyekyang ditangani PT Perwita Karya itu good quality and fixedtime.

Padahal track record perusahaan kontraktor initergolong buruk. Beberapa pekerjaannya penuh denganmanipulasi dan kerap menimbulkan banyak masalah. DiYogyakarta misalnya, dalam laporan Wahana LingkunganHidup (Walhi) Yogyakarta, pembangunan proyekPerumahan Griya Perwita Asri yang digarap PT. PerwitaKarya dianggap menyalahi Analisa Masalah DampakLingkungan (Amdal).13 Bahkan akibat ulahnya, TaludSungai Mruwe di Caturtunggal, Depok Sleman, Ambrol,sehingga menimbulkan protes dari banyak pihak. SelainWalhi, kecaman keras pun datang dari Dewan PerwakilanRakyat Daerah (DPRD) setempat. Pihak parlemenmenganggap kejadian itu disebabkan membandelnya PT.Perwita Karya atas rekomendasi yang mereka berikan.

No Nama kontraktor Alamat 1 PT. Bangun Makmur Utama Jl. Terboyo Industri Barat III Blok E No. 3, Semarang 50118. (024)6594244 2 PT. Waskita Jaya Purnama Tidak Diketahui 3 PT. Karang Tempel Jl. Cipto Mangunkusumo, No. 176, Semarang 50125 (024) 411650/412550 4 PT. Taruna Putra Pertiwi Tidak Diketahui 5 PT. Bondongan Indah Tidak Diketahui 6 PT. Guna Karya Nusantara Jl. Suryalaya XVIII No.13-15, Buah Batu, Bandung (022) 7307793/97 7 PT. Istaka Karya Graha Iskandaryah Building, Jl. Iskandar Syah Raya No. 66 C Kebayoran,

(021) 7258686 8 PT. Fazar Baizury & Brothers Tidak Diketahui 9 PT. Fazar Parahyangan Tidak Diketahui 10 PT. Arthayasa Bina Graha Tidak Diketahui 11 PT. Adhi Karya Abadi Graha Building LT. 3, 302.

Jl. Jendral Gatot Subroto Kav 56, (021) 5265501/02) 12 PT. Batanghari Perdana Jl. Semeru No. 5, Bengkulu, (0731) 22940 13 PT. Duta Graha Indah Jl. Jl. St. Hasanuddin No. 69, Jakarta. (021) 7267604-14 14 PT. Tirta Yasa Tidak Diketahui 15 PT. Pembangunan Perumahan Jl. Pemuda No. 65, Semarang. (024) 516490/1 16 PT. Teguh Raksa Jaya Jl. HOS Cokroaminoto no. 44, Tegal, (0283) 353866 17 PT. Wira Bhumi Sejati Jl. Gayung Sari No.7-9, Surabaya. (031) 828990 18 PT. Nindya Karya Jl. Brigjen S. Sudianto, No.496, Semarang. (024) 718801 19 PT. Waskita Karya Jl. Sisingamangaraja No. 24 B, Semarang 50242. (024) 8318725-27 20 PT. Perwita Karya** Jl. Pangeran Diponegoro No.52 B-54 Jogjakarta

No Nama Kontraktor Alamat 1 PT. Guna Karya Nusantara* Jl. Suryalaya XVIII No.13-15, Buah Batu, Bandung (022) 7307793/97 2 PT. Tirta Yasa* Tidak Diketahui 3 PT. Fazar Parahyangan* Tidak Diketahui 4 PT. SAC Nusantara Tidak Diketahui 5 PT. Duta Graha Indah* Jl. St. Hasanuddin No. 69, Jakarta. (021) 7267604-14 6 PT. Bangun Makmur Utama* Jl. Terboyo Industri Barat III Blok E No. 3, Semarang 50118. (024)6594244 7 PT. Teguh Raksa Jaya* Jl. HOS Cokroaminoto no. 44, Tegal, (0283) 353866 8 PT. Wira Bhumi Sejat*i Jl. Gayung Sari No.7-9, Surabaya. (031) 828990 9 PT. Istaka Karya* Graha Iskandaryah Building, Jl. Iskandar Syah Raya No. 66 C Kebayoran,

(021) 7258686 10 PT. Perwita Karya** Jl. Pangeran Diponegoro No.52 B-54 Jogjakarta

Keterangan

* Ikut tender phase 1 & 2

** Pemenang Tender

Daftar Kontraktor Peserta Tender Proyek Dombo-Sayung (Phase I & II)Phase 1

Phase 2

13 Laporan WALHI Yogyakarta

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 43: berkah-proyek-hibah

62 63

‘Berkah’ Proyek Hibah

“Dulu, Komisi D pernah memberikan tujuh rekomendasikepada pengembang. Salah satunya mengepras bokong Semar,tapi rekomendasi itu tidak dijalankan dengan benar. Kamisudah mengingatkan agar bokong Semar itu dikepras habis,sehingga aliran sungai bisa lurus ke Selatan. Dengan adanyabokong Semar itu, aliran air berbelok, dan akhirnya merusaktalud sebelah timur.”14

Begitupun di Bantul. Banyak pihak menentangkerjasama antara PT. Perwita Karya dengan denganPemerintah Daerah Kabupaten Bantul dalam pembuatanBantul Kota Mandiri (BKM). Pasalnya, kerjasamatersebut kental dengan aroma kolusi.15 Paling parahadalah dalam pembangunan jalan tol Cirebon PalimananPaket AP 06. Hasil pekerjaan PT. Perwita Karyadianggap penuh penyimpangan sehingga diduga negaramengalami kerugian sekitar Rp. 0,8 milyar.16

Untuk proyek jalan banjir Dombo-Sayung pun bisadilihat hasilnya. Pekerjaannya dalam paket 01 dan 02belum kunjung rampung, bahkan ada beberapa talud yangmerupakan hasil garapannya sudah mengalamikerusakan.

Proyek yang SentralistikDirektorat Jenderal (Dirjen) Sumber Daya Air,

Depkimpraswil, merupakan penanggungjawab proyekDombo-Sayung. Tapi secara administratif dan teknis,Dirjen menunjuk Project Management Unit (PMU) untukmenjalankan proyek. PMU dipimpin oleh perwakilanPemerintah Indonesia, yang dirangkap oleh PimproJratunseluna. Di posisi ini pun Uni Eropa menempatkanorangnya sebagai Co.Manager.

Selain itu, ada tim pengarah (Project SteeringCommittee) yang fungsinya menjaga kelancaran

14 Wawancara Riyanto Kuncoro anggota Komisi D DPRD Sleman,Bernas23/4/0115 Suara Merdeka 25/8/01.16 Dalam http://202.155.9.7/itjen/inspektur4/ins4011.htm yangbertajuk Indikasi Penyimpangan Pada Proyek, Khusus Untuk PaketAP 06 diketemukan sejumlah hal sbb:1. Paket Cirebon – Palimanan: (AP 06)Sumber dana : 45% Rp. + 55 % ADB Loan No. 1428-INOKontraktor : PT Perwita KaryaKonsultan : PT Parama Loka KonsultanLokasi : Cirebon – Palimanan (Km. 5+430 – Km 16+050)Panjang yg ditangani : 10,383 KmNilai Kontrak asli : Rp. 16.253.601.829,83Taggal kontrak : 13 Maret 1998Waktu pelaksanaan : 884 hari, telah dilakukan penyerahan

pertama Tgl. 30 September 2000

Indikasi penyimpangan :1. Tebal lapisan base B dan lapisan base A tidak sesuai spesifikasi

tek.2. Kelebihan pembayaran pada pekerjaan agregat base B dan A3. Tebal lapisan aspal beton tidak sesuai spesifikasi tek.4. Kelebihan pembayaran pada pekerjaan aspal beton5. Kualitas pekerjaan kerb, median jalan dan trotoar tidak sesuai

spek.6. Indikasi kerugian negara akibat penyimpangan sementara 0,8

milyar rupiah lebih

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 44: berkah-proyek-hibah

64 65

‘Berkah’ Proyek Hibah

koordinasi antar instansi. Termasuk dalam PSC ini diantaranya bupati, camat, dan Bappeda. SekretarisWilayah Daerah (Setwilda) Provinsi Jawa Tengahmenjabat sebagai ketua.17

Jika melihat susunan pelaksana proyek, sepertinyasemua instansi dilibatkan. Tapi prakteknya tidaksepenuhnya benar. Para birokrat tersebut tidak lebih daripelaksana teknis, sedangkan peran-peran pentingterutama dalam penentuan dan pengendalian proyek telahdiambil alih pemerintah pusat dan Uni Eropa.

Memang, dominannya pemerintah pusat tidak lepasdari latar belakang munculnya proyek. Keputusan untukmembuat jalan banjir Dombo-Sayung lebih didasarkanpada keinginan untuk memanfaatkan dana sisa Uni Eropa,sehingga yang lebih diakomodasi bukan kepentinganmasyarakat, tapi lebih didasarkan pada kebutuhan paraelit. Ini terlihat jelas ketika semua keputusan mengenaiproyek diambil secara elitis. Beberapa orang di Jakartamerancangkan proyek untuk masyarakat kota Semarang,sehingga sulit mengatakan bahwa proyek ini berdasarpada kebutuhan masyarakat.

Bukan hanya masyarakat umum yang tidak dilibatkandalam perencanaan proyek, instansi di daerah pun, mulaidari tingkat provinsi hingga desa disisihkan. Padahalmereka yang paling mengerti daerahnya, misalnyapemerintah Provinsi Jawa Tengah. Walau dalam susunan

pelaksana posisinya terbilang strategis, Project SteeringCommittee, tapi perannya sangat minim. Anwar Cholilketua Badan Informasi Komunikasi dan Kehumasan(BIKK) Jawa Tengah, mengaku bahwa pihak pemerintahpropinsi baru dilibatkan ketika terjadi masalah dalamproyek, terutama dalam pembebasan tanah.18

Cholil juga menandaskan, usulan proyek bukan berasaldari pemerintah Provinsi Jawa Tengah, tapi daripemerintah pusat. Provinsi hanya menerimapemberitahuan setelah pihak konsultan yang didatangkanoleh pemerintah pusat melakukan feasibilty study.

“Sejak awalnya ide ini dari pusat. Pusat menganggap,untuk penanggulangan banjir Demak dan Kota Semarangdiatasi dengan pengamanan dari banjir kanal barat dantimur, tanggul-tanggul pengaman, saluran-saluran pembantu,maka oleh pusat itu dianggap perlu memperoleh proyek.” 19

Ketua PSC yang sekaligus Asisten Dua (Asda II)Provinsi Jawa Tengah, Soewito, mengamini pendapatAbdul Cholil. Menurutnya peranan provinsi dalamproyek mulai dari masa perencanaan tidak begitu besar.Ia sendiri hanya ditugaskan untuk menjaga agar tidakterjadi duplikasi antara kegiatan yang dilakukan pusat

17 European Commissian – Indonesia, Dombo-Sayung Floodway.

18 Demikian wawancara yang dilakukan di Kantor Kepala BIKKPropinsi Jawa Tengah dan Kantor kepala Bappeda Propinsi JawaTengah, kesemuanya pada tanggal 5 September 2002 pada pukul7.30 sampai dengan 10.30 WIB.19 Anwar Cholil, kepala BIKK propinsi Jawa Tengah ini ditemui diruangan kantornya pada 4 September 2002.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 45: berkah-proyek-hibah

66 67

‘Berkah’ Proyek Hibah

dengan daerah.“Arahan awalnya hanya sinkronisasi program antara pusat

dan daerah. Jangan sampai nanti pusat menangani itu, daerahjuga menanganinyi. Itu peranan pada saat pembahasan ditingkat perencanaan. Setelah itu menjadi proyek APBN,mulai sudah dilaksanakan. Karena proyek itu berada didaerah Jawa Tengah, kita kepengen tahu, bagaimanapelaksanaan proyek, bagaimana progresnya. Ini fungsi daristeering committee”20

Bahkan lanjut Soewito, pihak pemerintah provinsi yangdiposisikan sebagai PSC tidak mengetahui budget danaktivitas proyek, karena semua hal teknis yang berkenaandengan budget dan kegiatan proyek ditangani secaralangsung oleh pihak PMU Jratunseluna. Menurutnya,keterlibatan pemerintah provinsi tidaklah sebesarpemerintah pusat, karena memang dana untukpembangunan alur banjir ini dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara (APBN). Pemerintah pusatlah yangmenjadi pengendali sekaligus pelaksana utama proyek.Soewito memberi contoh Bappeda yang tak memilikiperan apa-apa karena sudah diambil oleh Bappenas.

Pihak Bappeda sendiri tidak menampik pendapatSuwito. Sedari awal, pelibatannya hanya sebatas timsteering committee. Haryanto, ketua Bappeda Demak

mengaku ada sosialiasi dari pemerintah pusat namun,tidak diajak dalam merencanakan proyek dari awal.

“Saya nggak ngerti, pihak kabupaten pun nggak ngerti.Kita tahu-tahu sudah diajak bicara masalah pembebasan,itupun biayanya sudah ditentukan. Kita nggak tahu duitdari mana sumbernya, kita nggak ngerti. 21

Hal senada diungkapkan Kepala Suku DinasPengairan, Depkimpraswil, Kabupaten Demak,Bambang Purwoko. Menurutnya mulai dari perencanaanhingga pelaksanaan ia sama sekali tak dilibatkan,termasuk dalam hal keuangan. Menurut Purwoko,keberadaan institusi yang dipimpinnya tidak lebih sekedarpemberi informasi kepada pihak proyek Jratunseluna.Itupun hanya sebatas gambaran kondisi jalur irigasi yangada di Kabupaten Demak.

“Karena Dombo Sayung itu kan proyek itu proyeknyaJratunseluna, sehingga keterlibatan langsung dari cabangdinas tidak ada.”Hal yang sama pun diungkapkan pihak pemerintah

kabupaten Demak. Chamadi, yang menjabat sebagaiAsisten Dua (Asda) mengaku, keterlibatannya dalamproyek hanya sebatas kapasitas sebagai Tim 9. Selainsebagai pengawas juga menyelesaikan pembebasan tanah.

Tak mengherankan jika kemudian dalam proyek keraptimbul kesalahpahaman antar instansi. Sebagai contoh

20 Ir. Soewito, Asda II Propinsi Jawa Tengah, dalam wawancaradengan beliau di ruangan kantor kepala BIKK Propinsi Jawa Tengahpada pukul 7.30, pada tanggal 5 September 2002.

21 Wawancara dengan Drs.Haryanto ini dilakukan pada tanggal 18Agustus 2002.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 46: berkah-proyek-hibah

68 69

‘Berkah’ Proyek Hibah

ketika terjadi tiga kali pergantian jalur banjir, jalurpertama dan kedua yang mestinya melewati kawasanTelevisi Republik Indonesia (TVRI) dan PerumahanPlamongan Indah ternyata dibelokkan. Bahkan WillemVan Diest, pelaksana dari Uni Eropa, menganggap jalurbanjir berbelok-belok seperti ular.

Perubahan lokasi proyek ini bahkan tidak diketahuiM Ridwan, mantan Camat Mranggen. Walau terjadi diwilayahnya, namun, tak ada koordinasi ataupemberitahuan dari pelaksana proyek. Padahal ia sendiridiposisikan sebagai salah satu anggota tim 9.

“Kalau saya tidak bisa matur apakah seharusnyamelewati Plamongan atau tidak. Karena saya tidak tahu,posisi saya kan ditengah-tengah. Memang pada waktu sayadi sana ada sebagian warga yang meminta alur itu di pindah.Terus saya tidak bisa matur, alur itu dipindah karena apa.Kemudian ada kunjungan dari DPRD Demak untukmerespon keinginan warga, terus ya terjadi yang sepertisekarang, yang saya ketahui sebagai camat Mranggen, yatuntutan warga saya, bukan kepada perubahan yang awaltadi.”22

Uni Eropa yang Menjadi KomandanSebenarnya real big boss dalam proyek ini adalah Uni

Eropa. Pasalnya, kebijakan yang digulirkan PemerintahIndonesia bersumber dari kumpulan negara Eropa ini.Bahkan saking dominannya, peran Uni Eropa kerapdianggap masalah oleh pelaksana dari Indonesia.Misalnya, sebelum menyetujui proposal dari PemerintahIndonesia, Uni Eropa mengajukan beberapa persyaratan.Pemerintah diminta menyediakan dana pendamping,aturan dalam penentuan kontraktor mesti berasal dariUni Eropa; atau mendatangkan perlengkapan proyekseperti mobil dari Eropa. Termasuk menyetujui beberapapelaksana dari Uni Eropa seperti konsultan dan co-directorproject. 23

Untuk urusan gaji pelaksana dari Uni Eropa,Pemerintah Indonesia tak perlu tahu berapa jumlahnya,termasuk hasil audit keuangan maupun pembangunanproyek.

Terus dia punya auditor sendiri dari Brussels juga. Adameeting besar dua sampai tiga kali, bahkan, bisa empatkali sebulan. Sekarang kalau seperti BPKP mau memeriksatidak bisa periksa. Saya sendiri tidak tahu hasilnya. 24

Sama halnya dengan proyek utangan atau hibah lainnya,rahasia keperkasaan kreditor terletak pada uangnya.Mereka akan mengucurkan hibah atau utang jika

22 M.Ridwan, menjabat camat Mranggen. Sarjana AdministrasiNegara lulusan Undip ini menyatakan bahwa pengetahuannyatentang proyek Dombo Sayung floodway tidaklah seberapa. Diamengaku tidak memahami secara mendetail.

23 Keterangan Djoko Subarkah24 Billy Parmono adalah mantan Direktur PMU yang pertama. Diasaat ini sudah tidak menjabar lagi di posisi ini. Billy sempat terlibatdalam pembuatan proposal alur banjir Dombo Sayung, bersamadengan pihak Komisi Eropa.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 47: berkah-proyek-hibah

70 71

‘Berkah’ Proyek Hibah

pemerintah dinilai berjalan dalam track yang telah merekadesain. Memang, track itu telah disepakati pemerintah,biasanya melalui perjanjian utangan atau hibah.Kenyataan ini tidak dipungkiri oleh BambangSubyandono, bahwa semua pengeluaran proyek mestimendapat persetujuan dari Uni Eropa. Tapi menurutSubyandono ini merupakan konsekuensi dari proyekhibah (grant).

“Sampai beli kertas saja kalau tidak masuk dalamprogram tidak akan diberi”. 25

Namun dalam proyek Dombo-Sayung, pengucurandana tidak melalui prosedur yang menjadi kelazimanseperti ketika dana bantuan baik lain yang berbentukgrant maupun loan. Dana ini tidak dimasukkan ke dalamrekening khusus di Bank Indonesia (BI), namun masukke rekening Perwakilan Komisi Eropa di Jakarta.

Jadi uang itu ditransfer dari Brussels langsung masukperwakilan Uni Eropa di Jakarta dalam bentuk Euro.26

Bahkan Subyandono, menganggap Uni Eropa tidakpercaya kepada pemerintah Indonesia dalam penggunaankeuangan proyek. Terbukti auditor Indonesia tidakdiperkenankan mengaudit keuangan proyek.

“Jadi dalam audit, mereka tidak percaya audit yangdilakukan pemerintah Indonesia. Mereka melakukan auditterhadap proyek ini melalui auditor yang mereka tunjuk

sendiri.” 27

Mengenai peranan Komisi Eropa yang dinilaidominan, menurut William Van Diest pihaknya sebatasmengikuti “kehendak” pemerintah Indonesia. MenurutVan Diest Komisi Eropa hanya bertugas menyediakandana, sedangkan pelaksanaan diserahkan sepenuhnyapada Pemerintah Indonesia.28

Proyek Minim PartisipasiSelain untuk menjadikan kota Semarang bebas banjir,

salah satu tujuan dibuatnya jalan banjir Dombo-Sayungadalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,terutama di Semarang dan tetangganya, Demak.

Partisipasi semestinya dijadikan sebagai kunci utamauntuk mewujudkan tujuan proyek. Dalam hal inimasyarakat dilibatkan dalam proyek atau setidaknyadiberi informasi. Apalagi jalan banjir merupakan proyekfisik yang pada akhirnya akan berhubungan langsungdengan masyarakat, misalnya, dalam pemakaian lahanatau bangunan.

Memang, cara terbaik adalah merembukkan apa yangsebenarnya dibutuhkan masyarakat, baru kemudiandibuat kebijakan atau malah proyek yang dianggap sesuaidengan kebutuhan. Masyarakat diajak langsung baikdalam perencanaan maupun pelaksanaan, atau setidaknya

25 Hasil wawancara dengan Bambang Subyandono26 Hasil wawancara dengan Bambang Subyandono

27 Hasil wawancara dengan Bambang Subyandono28 Hasil wawancara dengan Bambang Subyandono

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 48: berkah-proyek-hibah

72 73

‘Berkah’ Proyek Hibah

diberi penjelasan mengenai kebijakan atau proyek yangbersifat publik.

Di Batursari, walau wilayah ini terkena proyek, tapibanyak penduduk yang tidak mengerti. Mereka sekedartahu bahwa akan ada sungai yang melewati desanya.Bahkan, warga yang tanah dan bangunannya dipakai untukmembuat jalan banjir, baru mengetahui ketika pihakpelaksana mengajak negoisasi harga. Khumadi misalnya,ia tidak mengetahui kalau rumah dan tanahnya masukdalam daftar pembebasan proyek. Ia baru tahu saat diajakuntuk tawar menawar harga..

“Dari awal memang ada sedikit terkejut seperti itu .Kenapa kok tiba tiba ada sungai lagi”.29

Pria yang sudah mengecap pendidikan menengah atasini sangat menyesalkan sikap pelaksana proyek yang tidakmengajak masyarakat berembuk. Menurut Khumaidi,pemerintah seharusnya sudah memberi informasi sejakawal.

Margono bahkan lebih parah lagi. Tanahnya malahlangsung dipatok pelaksana proyek, tanpa terlebih dahulubertanya atau minta izin. Ia mengaku sebelumnya takpernah diajak negoisasi harga apalagi diberi informasitentang proyek.

“Ya ndak, wong begitu sampe terjadi rame-rame di baledesa karena rapat gara-gara ngukur tanah tidak ngasih tau

orang- orang yang punya tanah. Mathok- mathok survey itutidak permisi dengan yang punya tanah dadi rame. Lha terusngukur rumah ini dengan tanah ya ndak mengatakan bolehatau tidak. Pokonya rumahmu tak ukur, tanahmu takukur”.30

Bagaimana dengan warga lain, yang tanah ataubangunannya tak dibebaskan? Tidak jauh berbeda. Malahsebelum turun peralatan dan perlengkapan proyek,mayoritas warga tidak tahu desanya akan dijadikansebagai jalan banjir. Ironis memang, pasalnya, walau takterkena, mereka akan turut merasakan dampak proyek.

Seperti yang diungkapkan Muzaroah (28 tahun). Ibudua anak ini mengaku tidak pernah diajak musyawarah.Menurutnya, yang dipanggil hanyalah mereka yangterkena proyek.

“Tidak semua masyarakat sini di ajak musyawarah hanyayang terkena kali. Tapi musyawarahnya langsung ke masalahharga”. 31

29 Wawancara dengan Khumadi

30 Wawancara dengan Margono31 Muzaroah (28 tahun). Ibu dua orang anak ini kebetulan tanahataupun rumahnya tidak terkena pembebasan untuk alur banjir. Ditemui dalam suatu acara kumpul-kumpul sesudah tahlilan di rumahsalah seorang warga pada hari Senin, 18 Agustus 2002 jam 21.30WIB. Wawancara dilakukan dengan menggunakan Bahasa Jawa(Yang bersangkutan to Mbak. Dalam arti, tidak semua masyarakatkene diajak musyawarah. Iki diterak kali. Gampangane ngono Mbak.Gampangane sing kena jalur kali sing dihubungi, gek dijakmusyawarah. Tapi, musyawarah ya mung langsung masalah hargathok)

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 49: berkah-proyek-hibah

74 75

‘Berkah’ Proyek Hibah

Ungkapan Muzaroah diamini Isnadi. Pria yang sehari-harinya bertani ini menganggap pembuatan jalan banjirDombo-Sayung adalah proyek rahasia. Karena diketahuioleh beberapa orang saja, misalnya kepala desa.

“Gak paham. Soalnya, grupe itu grup disana. Saya ndakbisa. Nek (kalau…pen) nama- nama saya nggak ngerti.Nek kali itu saya nggak ngerti namanya. Nek pak Lurahsudah mengerti. Tanda tangane kan pak lurah” 32

Menurut Fauzi sikap pemerintah ini bertolak daripandangan bahwa masyarakat masih dianggap sebagaiorang bodoh, sehingga tidak perlu tahu tentang proyek.Menurutnya, kebanyakan penduduk desa adalah oranglugu yang kurang paham ada apa di balik pembangunan.Sehingga tidak adanya pemberitahuan dari pihak proyekpun tidak masalah. Celakanya, pihak proyek puncenderung “mengabaikan” keberadaan mereka.

“Kalau orang sini kan tahunya sembahyang, bar (setelah– pen) sembahyang kerja. Apa tau masalah kayak gitu,secara politik–politik gitu kan nggak tahu. “33

Diawali Ketakutan Dilanjutkan KonflikWalau curah hujan di Batursari tergolong tinggi, tapi

masyarakat di desa ini tak pernah diganggu banjir. Halini terjadi karena wilayah yang masuk dalam kecamatanMranggen itu berada di dataran tinggi. Takmengherankan jika banyak pengembang yangmengincarnya untuk dijadikan perumahan.

“Belum pernah, seumur-umur di sini mengalami banjir.34

Namun, ketika mendengar desanya akan dijadikansebagai jalan banjir, ketenangan warga terusik dankekhawatiran segera merebak. Menurut penuturan wargasetempat, walau cuma dijadikan tempat lewat banjir, tapibila airnya melimpah bisa jadi daerah inipun ikuttergenang. Contohnya Irfan, pengrajin kayu yangsenantiasa dihantui kekhawatiran setelah tahu desanyaakan dilewati jalan banjir.

Menurut Irfan, jika proyek jadi dilaksanakan sangatbesar kemungkinan desanya menjadi wilayah banjir.Tanda-tandanya terlihat dari bentuk jalan banjir yangberkelok. Masalahnya, dengan posisi seperti itu jalanbanjir mudah sekali jebol.

“Malah daerah ini bisa terkena banjir. Apalagi orangkelurahan (pembuat proyek) membuat jalan banjir sesukanya,sehingga berbelok-belok. Jika seperti itu, diterjang air lamakelamaan akan jebol. Di daerah sana (tetangga desanya)

32 Wawancara dengan Isnadi (46 tahun), seorang petani yang jugamenjadi blantik (makelar) hewan ini dilakukan di sebelah kandangkambing di samping rumahnya pada hari Selasa tanggal 20 Agustus2002 jam 9.30 WIB.33 Hal ini dikemukakan oleh Joni Juharno, pada suatu sore tanggal19 Agustus 2002 di gardu pinggir jalan raya Pucanggading ketikajuga berkumpul sejumlah pemuda desa yang sedang bermain gitar.Kebanyakan dari mereka tidak paham dan tidak pernah di beripenjelasan tentang pembangunan alur banjir Dombo Sayung yangmelewati daerahnya karena mereka tidak pernah di beri penyuluhan.

34 Wawancara ini dilakukan di ruang keluarga Ibrahim pada hariRabu 21 Agustus 2002 jam 20.22 s.d 21.00 Wib

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 50: berkah-proyek-hibah

76 77

‘Berkah’ Proyek Hibah

sudah jebol. Besok bisa diperiksa yang sudah jadi di daerahsana (tetangga desa)” 35

Pendapat senada disampaikan Suryadi, erosi tidakakan bisa dihindari, jika posisi jalan banjir masihberkelok. Pria setengah baya ini menganggap pembuatanproyek cuma usaha pemerintah untuk memindahkanmasalah, padahal hal itu jelas menjadi ancaman seiruskawan-kawan sedesanya. Menurut Suryadi pihakpelaksana proyek memang telah berusaha meyakinkanpenduduk dan berjanji akan membantu warga jika terjadibanjir atau longsor di Batursari. Namun, Suryadi sendirimenyangsikan janji tersebut.

“Menurut mereka kalau tanahnya longsor bisa dibantupemerintah. Karena janji-janji itu banyak masyarakat maumelepas tanahnya. Padahal, ada yang tanggung jawab atautidak belum jelas. Pokoknya mereka bilang begitu. Menurutmereka nanti bisa buat rumah lagi. Ketika ditanya, nantiapa nggak longsor? Jawabnya nggak, lha nanti tikungansungai itu dikasih batu supaya nggak longsor. Tapi sayasendiri masih ragu, pemerintah bisa menepati janji apa

tidak.”36

Rasa resah dan takut mengawali ‘perlawanan’ wargaBatursari. Mereka menolak proyek yang dianggapnyadapat menimbulkan malapetaka. Apalagi, ada faktorpenting lain yang memicu pembangkangan, yakni konfliktanah yang mengiringi proyek pembangunan fisik.

Tidak seperti benda lain, tanah bukan cuma memilikinilai ekonomis. Didalamnya terkandung pula nilai sosial,yang tidak bisa dinilai dengan uang. Karenanya banyakyang menganggap tanah sebagai benda suci yang mestidipertahankan bagaimana pun caranya.

Mbah Ngardi misalnya, mengangangap dirinya telahmenyatu dengan ‘tanah airnya,’ Batursari. Selain itu, iapunenggan berpisah dengan tetangganya yang telahbertahun-tahun hidup bersama di daerah itu.

“Ibarat tanaman sudah mengakar gitu. Kalau pindah yakeberatan sebetulnya”. 37

35 Irfan adalah seorang tukang kayu yang letak rumahnya berjarakratusan meter dari alur banjir yang akan di bangun. Wawancaradilakukan di rumahnya di sela kegiatannya bertukang kayu, padahari Rabu, 22 Agustus 2002, jam 10.00 WIB. Wawancara lebih banyakmemakai Bahasa Jawa Malah. (Isa banjir. Semaunya orang–orangkelurahan, mungkin itu. Sak sukanya, jadi lengkak lengkok gitu.Kan kalau belok gin, terjang air kan lama-lama mudah jebol. Lha ituyang sana sudah. Besok, situ bisa cek yang sudah jadi disana).

36 Wawancara dengan Suryadi ini dilaksanakan pada tanggal 19Agustus 2002 jam 16.30 WIB di teras rumah baru Suryadi, yangdibeli dari hasil ganti rugi tanah dan bangunan.37 Ngardi adalah salah seorang warga yang tanahnya telahdibebaskan untuk pembangunan alur banjir Dombo Sayung. Saatini Ngardi telah meninggalkan tanah dan rumahnya untuk kemudianmenempati tanah dan rumahnya yang baru dibelinya dari hasilpembebasan tanahnya. Ditemui pada tanggal 19 Agustus 2002 dirumahnya jam 11.00 WIB ketika Lelaki yang tinggal bersama duaorang cucunya ini sedang mendengarkan gendhing-gendhing Jawadari radio. Wawancara dengan memakai Bahasa Jawa (Caratandurane ki wis ngoyot ngono lho. Yen pindah ya kabotan jan-jane).

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 51: berkah-proyek-hibah

78 79

‘Berkah’ Proyek Hibah

Dari sudut ekonomis pun, satu-satunya benda yangnilainya tidak pernah susut adalah tanah. Nilainya takpernah turun naik seperti solar, atau terpuruk sepertirupiah. Tanah akan selalu perkasa, harganya tak pernahloyo, ia akan terus melambung. apalagi di daerah padatseperti Pulau Jawa.

Begitupun di Batursari, desa yang cukup strategis danberangsur menjadi wilayah perumahan, harga tanah punterus merangkak. Perpaduan nilai sosial dan tingginyanilai ekonomis membuat tanah menjadi asset yang sangatberharga.

Proyek fisik seperti Dombo-Sayung, memaksa wargauntuk melepaskan aset yang secara sosial maupunekonomis berharga itu. Tentu saja, bukan hal mudahuntuk membuat warga dengan sukarela melepas tanahnya.Apalagi, dari awal mereka tidak dilibatkan bahkan tidakmendapat informasi. Ditambah kekhawatiran sebagiananggota masyarakat lainnya dimana jalan banjir berubahmenjadi daerah banjir, akhirnya, banyak warga yangbersikukuh tidak mau melepas tanahnya.

Menurut Martini, ia enggan menjual tanahnya, karenamemang tak ada kebutuhan untuk menjual tanah.Sehingga dibeli berapapun ia tidak akan menjualnya.

“Tanah dijual juga buat apa sih? Sayang dibeli seratuspun juga nggak boleh. Seratus lima puluh aja aku nggak

boleh kok.” 38

Tentu saja, sikap seperti ini sangat menghambatpelaksanaan proyek. Pelaksana sendiri tidak mungkinmembatalkan proyek yang sudah mereka rancang denganmatang. Dua tujuan ini kemudian saling bertabrakan.Ceritanya mudah ditebak, kekalahan masyarakat.

Banyak Jalan Membebaskan TanahKecintaan masyarakat Batursari terhadap negara

ternyata jadi bumerang. Pasalnya, ketika kepentingannyadihadapkan dengan kepentingan negara, mau tidak mauharus mengalah. Celah ini diketahui dengan persis olehpara pelaksana proyek. Dalih proyek negara bisa dipakaisebagai senjata untuk menaklukan warga. Terbukti,beberapa warga yang terkena proyek akhirnya maumelepas tanah atau bangunannya.

Menurut Dikin Ali, ia sangat berat meninggalkanrumahnya, namun karena tidak mau dicap sebagai wargayang bandel dan melawan negara, akhirnya bangunantempat ia dibesarkan tersebut dilepas. Menurutnya negara

38 Martini (50 tahun). Dia adalah salah seorang warga yang tanahnyadi bebaskan untuk poyek alur banjir Dombo sayung. Luas tanahnyasekitar 1000m. Harga tawar dari pihak Proyek adalah Rp.150.000/m. Martini sampai saat dilakukan wawancara di teras rumahnyapada hari Minggu, 18 Agustus 2002 jam 09.30 WIB dengan ditemanisalah seorang anaknya, belum menyerahkan tanahnya. Wawancaramenggunakan Bahasa Jawa (Tanah di dol ki ya meh nggo apa yaMbak ya. Eman-eman. Mbok satus ya ndhak boleh Mbak. Nggoapa uangnya. Satus seket ya ndhak boleh kok aku).

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 52: berkah-proyek-hibah

80 81

‘Berkah’ Proyek Hibah

memiliki undang-undang untuk mengatur masyarakat.Melawan proyek berarti melawan undang-undang, dania tidak mau masuk dalam golongan itu.

“Sebagai warga yang baik katanya nggak mau melanggarUndang-Undang. Tanah, air, udara dan seisinya katanya”39

Jejak Dikin Ali ini juga diikuti Suripah. Ibu dua anakini lebih memilih ‘mendukung’ proyek, ketimbang dicapmelawan pemerintah.

“Karena ini buat pemerintah, katanya gitu”40

Memang, pembebasan tanah dan bangunan untukproyek ini sudah dimulai saat rezim Soeharto berkuasa.Waktu itu, pemerintah masih perkasa, sehingga siapapunakan berpikir ulang untuk menantangnya. Stigma memangmenjadi beban tersendiri bagi warga. Pasalnya, sekalisudah dicap buruk, maka berbagai urusan yang berkaitandengan negara akan dipersulit. Malah, bila tetapmembandel bukan tidak mungkin mereka akan disikat.

Akan tetapi karena masalah tanah ini sangat alot, hinggarezim Orde Baru tumbang tak kunjung selesai.

Ketika memasuki masa reformasi, cara yang dipakaipelaksana proyek untuk menaklukan warga adalah denganmembuat tim mediator. Tim yang beranggotakansejumlah akademisi dari beberapa perguruan tinggi diSemarang dimaksudkan untuk menjadi jembatan antarawarga yang tanahnya terkena proyek dengan pihakproyek. Walau bernama tim independen, tapi karena yangmembentuk adalah pelaksana proyek, tak mengherankanjika sebenarnya tim ini adalah kepanjangan tangan daripelaksana proyek untuk membuat warga melepas tanahatau bangunannya. Akibatnya keberadaan tim mediatorini menjadi teror baru bagi warga. Fungsinya bukanmemediasi, tapi malah menekan dan menebar ancaman.

“Itu malahan bukan musyawarah harga namanya…Kalaudi undangan itu kan katanya musywarah harga gitu, tapiternyata sampai di bale desa itu harga telah ditetapkan daripihak sana. Mintanya segini, pihak sana tidak menawargitu. Itu kan cara paksa, tapi masyarakat diam saja”. 41

39 Dikin Ali (26 tahun), waga desa Batursari yang kadang bekerjasebagai petani kadang juga menjadi caddy di lapangan golfSendangmulyo.40 Suripah lupa berapa umurnya sebenarnya. Perempuan yangberpendidikan sampai setingkat Sekolah dasar ini di siang hariberjualan makanan kecil di Madrasa Ibtidaiyah ang terletak disebelah rumahnya. Tanah dan rumah perempuan yang dikaruniai2 anak perempuan ini juga terkena proyek alur banjir. Prosespembebasan telah usai, Suripah dan keluarganya sudah membelitanah baru serta sudah bisa membangun rumah di atasnya, walausampai sekarang rumahlamanya masih ditempatinya. Wawancaradengan Suripah ini dilakukan pada tanggal 16 Agustus 2002 pukul16.15 WIB, di teras rumahnya.

41 Sonhadji (39), seorang warga Batursari yang pekerjaannyaserabutan, terkadang bertani, kadang buruh. Pada prinsipnya, ayahtiga anak dari wanita yang dinikahinya sejak 1984 bersediamenyerahkan tanahnya asal harganya sesuai. Tanahnya yangterkena proyek alur banjir lebih kurang 1000 meter. Wawancaradengan Sonhadji ini dilakukan di teras rumahnya pada hari Minggutanggal 18 Agustus 2002 jam 11.30 dengan ditingkah angin yangsepoi-sepoi dalam panasnya hawa Mranggen. Wawancara denganmenggunakan Bahasa Jawa

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 53: berkah-proyek-hibah

82 83

‘Berkah’ Proyek Hibah

Menurut Sonhadji, tim mediator mengancam akanmembawa ke pengadilan warga yang tak mau melepastanahnya untuk proyek.

“Masalahnya kan tadinya gini, yang sertifikat itu 105ribu per meter, yang tidak bersertifikat itu 95 ribu. Mautidak mau harganya segitu. Lha kalau tidak mau diserahkanke pengadilan sana. Kalau saya pribadi, caranya sepertiitu…ya cuma buat nakut-nakutin.” 42

Banyak cara untuk membebaskan tanah, begitumungkin prinsip para pelaksana proyek. Setelah timmediator dianggap kurang ampuh, jurus lain pundikeluarkan. Kali ini mereka melakukan gerilya ke tiaprumah warga dan merayunya dengan berbagai iming-imingn agar melepas tanah atau bangunannya. Agar lebihampuh, tokoh setempat pun diajak. Suliman misalnya,tokoh masyarakat Batursari ini dijadikan ujung tombak

pelaksana proyek untuk membuat lumer masyarakat.Hasilnya pun tak mengecewakan. Suliman mengakumengaku bisa ‘membereskan’ persoalan tanah ini.

“Saya kan sesepuh di sini. Saya dipanggil, waktu ituhujan–hujan, banyak petir, jam 11 malam sampe jam 3malam. Malam bukan siang. Saya itu membebaskan sampeberapa orang, jadi mereka pasrah dengan saya”Memang, bergeraknya tokoh masyarakat ini bukan

atas inisiatif sendiri. Tapi diberi iming-iming olehpelaksana proyek, sehingga perannya memang tidak lebihdari sekedar makelar. Hanya menurut Suliman, iming-iming pelaksana proyek tidak lebih dari rayuan gombal.Ia sendiri tidak mendapat apa-apa.

“Mbok saya dipikirkan, istilah intern, gitu lho. Nggakusah banyak-banyak dua persen setengah atau satu setengahsaja. Katanya itu kemarin ada dana dari Jakarta 4 milyar,tapi saya nggak dapat persen mbok ya pak Darjo (diangapmakelar tanah) itu mikirin saya.”43(Niku malah nganu carane mboten musyawarah masalah harga

nika…Nek teng nggene kumpulan ngoten niku kan musyawarahharga tanah ngaten. Neng mbasa dugi teng nggene bale desa nikurega niku ditetapke kalih mrikune. Dadhi ditetapke rega nikusamonten. Nyuwune sakmonten mrika kok nawar ngoten mboten.Niku kan carane cara paksa jane. Ning masyarakat tetep mendhelmawo).42Wawancara dengan Sonhadji, wawancara menggunakan BahasaJawa (Masalahe mriku kan waune, napa, sing sertifikat niku 105per meter lha nek sing mboten 95.Niku purun mboten purun nikunggih rega sakmonten waune. Lha nek mboten purun diserahketeng nggene pengadilan ngaten.Lha nek kula pribadi niku..caranerak ya mung nggo wedhen-wedhen ngaten. Ning tiyang2 nggihmanut. Mboten ngurusi.Kersane sing gurusi mrika.Carane diwedhen-wedheni)

43 Suliman ini adalah seorang tokoh masyarakat yang ikut dilibatkandalam kegiatan proyek. Dia kecewa karena segala “jerih payahnya”tidak mendapat “penghargaan’ dari pihak proyek. Suliman mengakuimemang pada awalnya warga, termasuk dirinya sendiri menolakakan keberadaan proyek. Namun karena janji manis dari pihakproyek, akhirnya mau menyerahkan tanah dan bangunannya,kemudian diikuti pula oleh warga lain. Namun, Suliman bertambahkecewa lagi ketika tahu bahwa warga yang tanahnya dibebaskanbelakangan dihargai lebih tinggi, sedangkan dia yang dihargaimurah dan katanya akan diberi tambahan tidak kunjungmendapatkannya. Wawancara ini dilakukan di ruang tamu rumhnya,pada hari Senin 19 Agustus 2002 jam 07.30.WIB.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 54: berkah-proyek-hibah

84 85

‘Berkah’ Proyek Hibah

Disamping menggunakan tenaga tokoh masyarakatseperti Suliman, pelaksana proyek pun memakai tak tikkartu domino. Ia menjanjikan beberapa orang tertentudengan bayaran besar, agar mau menjual tanah supayawarga lain mengikuti langkahnya. Modusnya, merekamembeli tanah atau bangunan warga dengan harga murah,tapi menjanjikan tambahan yang lebih besar, jikatetanggnya mau ikut jejaknya.

Mbah Yati sebagai contoh. Perempuan setengah bayaini dijanjikan tambahan uang yang menggiurkan jika maumelepas tanahnya. Apalagi bila tetangganya mengikutilangkah yang ditempuhnya. Tanah sudah ia lepaskan,namun janji pihak proyek tak juga ditepati.

“Soalnya dulu harganya rendah. Janjinya mau ditambahi.Cara orang jualan itu pancingan. Jadi harganya rendah biaryang lain ngikutin (menyerahkan tanahnya-pen). Janjinya itusih ada tambahannya. Ini juga sudah diakui, tapi belumdibayari. Saya dikasih kertasnya tapi kertasnya itu hilangsaya bawa. 44

Kekecewaan Mbah Yati kian mendalam ketikamengetahui bahwa setelah dirinya menyerahkan tanah dan

rumahnya dengan harga murah, pihak proyek ternyatakemudian melanjutkan pembebasan tanah warga laindengan memberi harga yang lebih tinggi.

“Harga rumah ini cuma nurut sama sana (pihak proyek-pen), lha kalau yang di sebelah timur jalan ya pakai tawarmenawar. Lha itu yang membuat iri. Barangnya banyak kokbayarane nggak sepadan, kalah sama yang cuman satu disebelah timur jalan. Lha sini kalau nggak di beri (uang-pen)lagi nggak dibongkar (“Regane omah mung manut kalihmrika, lha nek sing etan ndhalan rega-reganan. Lha mulaknesing marakke meri niku. Wong barange kathah kok reganeora mbejaji kalah karo sing mung siji etan ndhalan. Lhaniki nek mboten diparingi malih mboten dibongkar).”Maryadi pun mengalami nasib yang sama. Pria lajang

ini turut termakan rayuan gombal pelaksana proyek. Iamau menjadi umpan, yang akan memprovokasi wargalain menjual tanahnya, namun hadiah yang ia nantikantak kunjung datang.

“Tinggal wilayah kampung ini yang belum dibebaskan.Pak Darjo datang kesini memberi iming-iming beberapaanggota masyarakat, istilahnya untuk pancingan agar merekamau melepas tanahnya. Orang-orang dikumpulkan, PakDarjo dan anggotanya termasuk penduduk sini yang menjadiorangnya meminta agar masyarakat merelakan tanahnyauntuk proyek dengan harga sekitar Rp. 55 ribu atau 60ribu per meter. Cuma lama kelamaan penduduk banyak yang

44 Mbah Yati,wanita setengah baya yang semua bangunan rumahnyaterkena proyek alur banjir Dombo sayung ini ditemui di rumahnyapada tanggal 20 Agustus 2002. Wawancara dalam Bahasa Jawa((Soale riyin regane endhek. Janjine arep ditambahi. Cara bakulebukak dasar. Dadhine regane endhek. Cara bakule ben dha nginthilliyane. Janjine niku sih enten tambahane. Niki nggih empun diakonining dhereng dibayari. Kula disukani kertase ning kertase niku kulabetha ical)

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 55: berkah-proyek-hibah

86 87

‘Berkah’ Proyek Hibah

menyadari karena harga umum tanah disini Rp. 110 ribu.”45

Demikian pula Katiman. Tanah dan rumahnya dilegodengan harga murah. Harapannya ada tambahan uangyang akan dikucurkan proyek ketika tetangganya ikutlangkah dia.

“Pertama dibayar Rp.71.000. Kok temannya segini-segini.Lha Saya ngejar minta tambahan. D jawab katanya nantiMbah ditambah. Anda kan di jadikan pancingan buat yanglain”. 46

Hingga kini Katiman merasa belum ikhlasmeninggalkan tanah dan bangunannya. Tapi nasi sudah

menjadi bubur, miliknya tidak mungkin kembali, apalagitidak ada perjanjian tertulis antara dirinya dengan pihakproyek.

“Orang bodoh itu kalau di beri janji lisan saja sudah sepertibeneran. Nggak ada pikiran jelek (Wong bodho niku nekdijanjeni lisan mawon pun kaya tenanan. Mboten gadhahpikiran ala)”.Ketika cara halus dianggap tidak ampuh, maka pihak

proyek mengambil langkah keras. Cara ketiga ini darimasa ke masa, penggunaannya tak lekang oleh jaman dantak lapuk oleh keadaan. Dalam proyek jalan banjirDombo Sayung pun cara ini juga digunakan. Bentuktindakan intimidatif yang dilakukan pihak proyek tidakhanya teror fisik namun juga mental. Pihak proyek sudahmulai menurunkan peralatannya, padahal negoisasi hargamasih berlangsung. Sekitar 36 pakubumi ditongkrongkandi Dusun Pucanggading, Batursari.

Tapi ada juga penduduk yang secara langsung diteror.Seperti misalnya Pardiman. Pria setengah baya ini tadinyabersikukuh tidak mau melepas tanahnya seluas 1.128hektar. Akibatnya dia dan keluarganya kerap disatroni dandiancam orang yang tak dikenal. Termasuk tanah miliknyayang diukur tanpa sepengetahuannya. Tidak cukup itu,adik Pardiman yang menjabat sebagai kepala desa diTaman Sari, tetangga Batursari, ikut menakut-nakutinya.Sama seperti orang asing yang mengancamnya, adikPardiman pun mencontohkan pembakaran rumah yang

45 Maryadi (30 tahun), mengenyam bangku pendidikan sampaisetingkat Perguruan Tinggi di Polinnes Semarang, jurusan TeknikSipil. Sewaktu masih bersekolah di STM, dia pernah ikut membantuproyek ketika melakukan pengukuran untuk pembangunan alurbanjir. Wawancara dengan karyawan sebuah perusahaan furnitureyang sedang menanti kelahiran anak pertamanya ini dilakukan dihalaman rumahnya pada tanggal 19 Agustus 2002 jam 18.30 WIB.46 Katiman ini adalah termasuk 6 orang pertama yang tanahnyadibebaskan oleh pihak proyek dengan harga murah, dengan dalihagar warga yang lain ikut-ikutan menyerahkan tanah ataubangunannya. Sampai hari ini Katiman masih mengharap agariming-iming tambahan uang dari pihak proyek di penuhi, walaupunsecara hukum posisinya sudah lemah mengingat dia seudahmenyerahkan sertifikat serta sudah menanda tangani suartpenerimann uang. Wawancara dengan lelaki yang tidak tahu persisberapa usianya ini dilakukan pada hari Senin tanggal 19 Agustus2002 jam 10.30 WIB di teras rumah Katiman yang semi permanenpada jam 11.00 WIB ketika Katiman dengan bertelanjang kaki barupulang dari tegalnya dan di tingkah celoteh 2 cucu Katiman yangbermain-main di sekitar tempat wawancara. Wawancara memakaiBahasa Jawa (Pertama di bayar 71 ewu. Kok kancane semanten-semanten. Lha kula ngoyak nyuwun tambah. Di jawab mangkeMbah di tambah. Njenengan kan dingge turunan kanca-kancane)

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 56: berkah-proyek-hibah

88 89

‘Berkah’ Proyek Hibah

terjadi di desanya.Tak tahan dengan teror, Pardiman akhirnya

mengibarkan bendera putih. Dengan sangat terpaksa,tanahnya ia jual. Memang cukup banyak jumlahnya, Rp.130 ribu per meter, tapi tergolong rendah untuk hargapasaran di daerah itu yang rata-rata mencapai Rp.250ribu permeter.

Tapi memang, permasalahan harga tanah proyek jadipolemik tersendiri. Bambang Adi mengeluhkan terusmenggelumbungnya biaya pembebasan. Tadinyadianggarkan hanya Rp. 5 miliar, ternyata membengkakmenjadi sekitar Rp.35 miliar. Dalam catatan harian SuaraMerdeka penyebabnya adalah mark up harga oleh parapelaksana proyek. Modusnya dengan membengkakkanluas lahan. Misalnya luas sebenarnya yang dibebaskan1.278 m2, tapi dicatat sebanyak 2.408 m2. Jadi adapenambahan 1.130 m2. Atau dengan mencantumkannama fiktip.

Bangunan yang Sudah RetakDalam penelitian lapangan di desa Batursari,

ditemukan sejumlah bangunan yang kondisi fisiknyasudah retak. Sejumlah bangunan yang sudah berdiri didesa Batursari di antaranya adalah bangunan berbentukbangunan pintu air, dan sejumlah talud. Hal ini tentu patutdipertanyakan, mengingat pembangunan fisik di desaBatursari baru dimulai pada sekitar tahun 2000.

Di beberapa talud, ditemukan adanya sejumlahretakan yang cukup mencolok untuk bangunan yang baruberusia sekitar 2 tahun tersebut. Bagi bangunan yang dibangun dengan teknologi konstruksi yang sudah maju,keretakan yang terjadi di sejumlah talud itu cukup ironis.

Proyek Alur banjir Dombo - Sayung

Page 57: berkah-proyek-hibah

90 91

‘Berkah’ Proyek Hibah

Irigasi Punggur Utara Sekilas

Irigasi Punggur Utara merupakan bagian dari sistemirigasi Way Sekampung yang terletak di LampungTengah, Lampung. Jaringan yang dibuat tahun 1930

ini bertujuan mendukung pemindahan petani dari Jawadan Bali.

Namun, perkembangan waktu akhirnya membuatjaringan irigasi mengalami penurunan kondisi. Minimnyabiaya operasi dan pemeliharaan membuat tempatmengatur air ini semakin tak terawat. Tidakmengherankan jika bangunan cepat menjadi udzur.

Melihat kondisi ini yang diikuti dengan studikelayakan, atas permintaan Pemerintah Indonesia, UniEropa akhirnya bersedia membiayai rehabilitasi jaringan

BAB IV

Proyek IrigasiPunggur Utara

Page 58: berkah-proyek-hibah

92 93

‘Berkah’ Proyek Hibah

irigasi ini. Terutama dalam peningkatan kapasitasoperasinya.

Proyek irigasi Punggur Utara mencakup areal yangcukup luas, sekitar 30.500 hektar sawah yang tersebar di54 desa pada tujuh kecamatan di Lampung Tengah1.Ketujuh kecamatan tersebut adalah; Gunung Sugih,Punggur, Sukadana, Trimurjo, Raman Utara, SeputihRaman I dan Seputih Raman II. Pasokan air untukjaringan irigasi diperoleh dari Way Sekampung.

Selain secara fisik merehabilitasi irigasi, proyek jugameliputi pemantapan kelembagaan yang terdiri daripengembangan pertanian, program wanita dalampembangunan (women in development), serta operasi danpemeliharaan (O & P).

Total biaya yang dikeluarkan untuk proyek sebanyakE34,5 juta. Kontribusi Uni Eropa melalui hibahnyasebesar, E29,4 juta, sisanya berasal dari pemerintahIndonesia yang bersumber dari Anggaran Pendapatandan Belanja Negara (APBN) sebanyak E 5,2 juta.

Dari total nilai proyek, E21,5 juta dipakai untukkonstruksi dan pengembangan lahan. Sisanya, untukprogram peranan wanita dalam pembangunan (0,6 jutaEuro), program pengembangan pertanian (0,5 jutaEuro), operasi dan pemeliharaan (0,8 juta Euro), bantuanteknik (0,8 juta Euro), serta hal lainnya.

Mengenai rinciannya bisa dilihat pada tabel dibawah

Dana sebesar E 29.30 juta dari Uni Eropa, tidaksemuanya diberikan dalam bentuk uang tunai, tapi jugaberupa jasa konsultan dan peralatan. Untuk jasakonsultan International (dari Uni Eropa sendiri) sebesarE 4.32 juta, sementara konsultan Indonesia dihargai 0.78juta euro saja.

Sekilas Tentang Lampung TengahSama halnya dengan wilayah Lampung lainnya,

pertanian merupakan bidang yang sangat vital bagi

NO ITEM EC GoI TOTAL (MECU) A Infrastruktur A.1 Feeder & Primary Canals 15.59 15.59 Secondary & Tertiary 4.37 1.45 5.82 Other Construction 0.04 0.04 A.2 On-Farm Development 2.54 2.54 GoI Construction Supervision 0.21 0.21 20.00 4.20 24.20 B Institusional Strengthening B.1 Irrigation O&M 0.46 0.46 B.2 Agriculture Extension 0.07 0.07 B.3 Women Programme 0.60 0.60 B.4 Project Management 0.04 0.04 0.71 0.46 0.17 C Technical Assistance International Consultants 4.32 4.32 Indonesian Consultants 0.78 0.78 Vehicles 0.21 0.21 Equipment 0.07 0.07 Supplies 0.12 0.12 5.50 5.50 Sub Total 28.21 4.66 30.87 Contingencies 3.09 0.54 3.63 TOTAL PROJECT COST 29.30 5.20 34.50

Tabel 5. Rincian Nalai Proyek Irigasi Punggur Utara

1 Laporan final report Project Management Unit Volume 2

ini (dalam juta Euro, dimana 1juta ECU = MECU):

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 59: berkah-proyek-hibah

94 95

‘Berkah’ Proyek Hibah

Lampung Tengah. Pada tahun 2000, sektor inimenyumbang 51.43 persen atau sekitar Rp 1,8 trilyundari total pendapatan kabupaten Lampung Tengah yangmencapai Rp 3,5 trilyun.

Sejak awal Lampung Tengah difokuskan sebagaidaerah pertanian. Bahkan dengan bakat bawaannya, lahanyang luas, penduduk dari Jawa atau Bali yang ingin bertani‘ditampung’ di kabupaten ini.

Padi masih menjadi primadona para petani diLampung Tengah, akan tetapi ubi kayu dan jagungperlahan mulai menyaingi popularitasnya. Hal itudisebabkan petani kerap mengalami kerugian ketikamenanam padi karena biaya produksi tinggi ditambahdengan meroketnya harga pupuk, sedangkan harga jualgabah rendah.

Ubi kayu menjadi tanaman rakyat yang dikembangkanpada 107.077 hektar lahan kering. Sentrapengembangannya ada di Kecamatan Rumbia, SeputihBanyak, dan Gunung Sugih. Tahun 2001, produksinyamencapai 1.258.749 ton. Industri tapioka yang berbahanbaku ubi kayu pun bermunculan seiring dengantumbuhnya tanaman pangan ini. Sekitar 41 industritersebar di kecamatan Terbangi Besar, Gunung Sugih,Bumi Ratu Nuban, Seputih Banyak, Bumi Nabung,Rumbia, Seputih Surabaya, Kalirejo, dan Punggur.

Untuk jagung, dengan luas lahan panen 106.870 hektarmampu berproduksi sampai 311.064 ton. Jagung yang

dikembangkan adalah jenis hibrida. Biasanya para petanimemasarkannya dalam bentuk pipilan kering yangmerupakan bahan baku bagi industri pakan ternak ayamdan sapi.

Selain pertanian, industri kecil kerajinan rakyat punmulai berkembang. Seperti sulaman usus, tapis, kerajinanrotan, mebel bambu, bordir, ukiran kayu, lilin serehwangi, tatah sungging kulit, dan dodol tape, cukuppotensial. Tercatat pada 2001, sebanyak 3.116 unit usahatersebar merata di 26 kecamatan dan menyerap 162.265tenaga kerja.

Gambaran Desa Asto MulyoAstomulyo, bagi yang pertama kali mendengar pasti

akan menebak desa ini ada di daerah Jawa Tengah atauJawa Timur. Namanya yang sangat ‘kental’ dengan cirikhas Jawa, yang banyak dihiasi hurup ‘o‘. Tapi siapa nyanakalau desa ini terletak di Provinsi Lampung, tepatnyakecamatan Punggur, Lampung Tengah.

Desa yang berjarak 10 km dari ibukota kabupaten itumayoritas dihuni oleh penduduk asal Pulau Jawa. Daritotal 5.562 jiwa, lebih dari setengahnya berasal dari JawaTengah dan Jawa Timur. Mereka adalah generasi ketigadari para transmigran yang mulai menghuni daerah inisejak 1930.

Sebelum para transmigran datang, nama Astomulyobelum ada. Ia hanyalah hutan yang dihuni berbagai jenis

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 60: berkah-proyek-hibah

96 97

‘Berkah’ Proyek Hibah

binatang. Setelah lahan dibuka, dijadikan sebagai tempattinggal dan tanah garapan, para pendatang ini kemudianmenamainya. Tentu saja, nama yang diambil berbaudaerah kelahirannya, Jawa.

Tak serasa tinggal di Lampung, ketika menginjak desaini. Mulai dari logat dialek, bahasa sehari-hari hinggamasakannya sangat khas Jawa. Bisa dikatakan Astomulyaadalah pe-Jawa-annya Lampung. Walau begitu, menurutPandi, penduduk Astomulyo berusaha melupakan Jawa.Pulau yang padat penduduknya itu mereka anggapsebagai pulau yang hilang dan mereka tidak berharapakan kembali.

Tadinya, para pendatang ini memiliki lahan yang luas.Minimalnya dua hektar. Pembagiannya, seperempathektar untuk kebutuhan tempat tinggal, sisanyadiperuntukan bagi lahan pertanian. Akan tetapiperkembangan penduduk semakin menyusutkan lahanpertanian, apalagi para transmigran sudah memiliki anakcucu. Otomatis tanah yang dimiliki pun sudah dibagi-bagi, sehingga pemilik lahan luas di Astomulyo bisadihitung dengan jari.

“Sekarang masing-masing keluarga memiliki sawah yangberagam, ada yang mempunyai satu hektar, ada yang setengahhektar, bahkan banyak juga yang hanya mempunyaiseperempat hektar. Malahan, ada yang sudah tidakmempunyai sawah sama sekali karena sawahnya sudah dijual

sehingga sekarang hanya sebagai buruh tani saja”.2

Walau begitu, profesi yang umum digeluti pendudukdesa itu sama dengan pendahulunya, bertani. Jika dihitung-hitung, pesawahan di Astomulyo total mencapai 829hektar. Rinciannya, pengairan teknis (irigasi) 547 hektar,sawah pengairan setengah teknis 265 hektar, dan sawahtadah hujan 17 hektar.3

Selain bertani, banyak pula penduduk desa ini yangbeternak. Pekerjaan lain yang juga digeluti adalah tukangkayu, tukang batu, penjahit, berdagang, termasuk pegawainegeri sipil. Akan tetapi sebagian adalah profesi musiman,karena ketika musim bertanam atau panen tiba, merekakembali ke sawah.

“Bila musim tanam atau musim panen tiba, semua orangturun ke sawah. Baru kalau sudah selesai musim tanamatau sambil menunggu masa panen tiba, masyarakat biasanyamelakukan pekerjaan lain untuk menambah penghasilannya.Mereka ada yang menjadi buruh pabrik, baik itu masih disekitar Lampung atau di daerah lain seperti Tangerang,menjadi kuli bangunan, beternak, berdagang, menjadi sopirdan lain-lain”4

Sedangkan dalam tingkat pendidikan, desa ini patutdiacungi jempol. Tidak sedikit penduduknya yangmenjadi jebolan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),2 Di wawancarai pada Rabu malam Tanggal 28 Agustus 2002 dirumah Bapak Pandi3 Ibid4 Ibid

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 61: berkah-proyek-hibah

98 99

‘Berkah’ Proyek Hibah

baik umum maupun keterampilan. Bahkan ada pula yangmampu duduk di bangku perguruan tinggi.

“Yang jelas disini standarnya SLTA”.5

Pelaksanaan ProyekSecara umum, ada enam tujuan dijalankannya proyek

irigasi Punggur Utara :1. Merehabilitasi saluran irigasi yang telah ada.2. Meningkatkan produktivitas pertanian.3. Meningkatkan penghasilan petani.4. Memberdayakan petani perempuan.5. Menjaga kelestarian ekologi di daerah aliran sungai.6. Operasional dan perawatan irigasi yang efektif.

Proyek Sentralistik: Pemberdayaan MinusPartisipasi

Proyek irigasi Punggur Utara, mengusung tajukmeningkatkan kesejahteraan, tapi sama sekali masyarakattidak dilibatkan, baik dalam perencanaan maupunpelaksanaan. Pemerintah pusat yang diwakili,Departemen Pemukiman dan prasarana Wilayah(Depkimpraswil) dan Badan Perencanaan PembangunanNasional (Bappenas) bersama Uni Eropa memiliki peranpenting dalam proyek. Merekalah yang menjadikomando umum proyek ini. Mulai dari perencanaan,proses untuk mendapatkan grant, penentuan jenis danlokasi proyek, uji feasibilitas, proses tender,pembentukan Project Management Unit, Anggaran danlain-lain semua diatur oleh pusat yang dalam hal iniBappenas dan Kimpraswil.6

Memang, dalam susunan organisasi proyek, banyakpihak yang dilibatkan. Mulai dari tingkat pusat hinggake tingkat desa. Gambarannya sebagai berikut.

Tongkat komando proyek dipegang Dirjen PengairanDepkimpraswil, yang kemudian membentuk UnitPengelola Proyek (Project Management Unit, yang disingkatPMU), sebagai penanggungjawab dan pelaksana harianproyek. PMU ini terdiri dari seorang Pimpinan Proyek

Areal Sebelum Proyek SesudahProyek Kenaikan (%) Areal Potensi Irigasi 17,500 ha 31,500 ha 80 Areal Fungsi Irigasi 14,500 ha 19,500 ha 34 Rata-rata hasil 3,2 t/th 3,7/th 16 Produksi padi 60.000/th 100.000/th 67

Tabel 6.Target Proyek

Jelas sekali sasaran utama proyek ini adalahpeningkatan kesejahteraan dan pemberdayaanmasyarakat.

Rencana boleh matang, tujuan pun boleh jelas, tapiproses pelaksanaannya juga menjadi bagian yang tak kalahpenting. Mari kita telusuri bagaimana proyek inidijalankan dan apa dampaknya bagi masyarakat.

5 Ibid

6 Disimpulkan dari informasi pada dokumen proyek dan wawancaradengan instansi terkait dalam hal ini Kimpraswil, Bappeda TK ILampung.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 62: berkah-proyek-hibah

100 101

‘Berkah’ Proyek Hibah

dari Indonesia dan seorang Pimpinan Tim (Team Leader)dari Uni Eropa yang merupakan sebuah Tim BantuanTeknik (Technical Assistance). Kedua orang pimpinantersebut mempunyai tanggung jawab bersama untuksemua kegiatan proyek, baik dalam masalah teknikmaupun keuangan.

Untuk mengkoordinasikan seluruh instansi yangterlibat, dibentuk panitia pengarah proyek (SC) yangdipimpin oleh Ketua Bappeda Tk. I Propinsi Lampung.Panitia pengarah ini mengadakan rapat setiap tahunnyapada bulan Desember untuk menyetujui atau mensahkansuatu rencana kerja yang dipersiapkan oleh PMU untuktahun berikutnya. Baik Pimpro maupun Team Leaderkeduanya adalah anggota Panitia Pengarah Proyek.

Selain itu, dalam pelaksanaan proyek, dua konsultanberasal dari Uni Eropa, Haskoning-Royal DucthConsulting Engineers and Architect dan Rendel ParkmanConsulting Engineers dengan Konsultan Indonesia PT.Virama Karya, sebuah Badan Usaha Milik Negara dankontraktor pelaksana PT. Trans Intra Asia.

Dalam susunan kepanitiaan proyek, daerah terlihatmenempati posisi penting. Bahkan menjadi pengarahdalam setiap kegiatan. Skema boleh bagus, tapipelaksanaannya yang mesti dilihat. Dan kenyataannyamemang jauh berbeda, karena peran pemerintah provinsihingga desa, tidak lebih sebagai pemberi stempelkebijakan yang dibuat oleh pemerintah pusat bersama

Uni Eropa.Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)

Lampung misalnya. Walau jabatannya mentereng, sebagaiSC, tapi pengetahuannya tentang proyek cuma secuil.Penyebabnya, sang pengarah ini jarang diajak bicara baikoleh pusat maupun pelaksana. Apalagi rancangan proyeksebelumnya sudah dibuatkan, tinggal dijalanakan.

“Semua tentang proyek ini pusat yang menentukan, kamidi daerah tidak terlalu dilibatkan. Mulai dari masalahpenentuan proyek sampai masalah keuangan kami tidaktahu. Walaupun posisi Bappeda sebagai SC tapi itu lebihkepada operasional di lapangan saja, kalau-kalau adamasalah, tapi yang lainnya kami tidak tahu. Tapi kamisenang saja ketika mau dibuatkan irigasi ini”7

Menurut Zaenal, SC baru bertugas ketika terjadipermasalahan dalam proyek, seperti ketika ada protesdari petani atau konflik antarpetani. Memang, Zaenalmengakui pihak proyek juga memberi laporanperkembangan proyek. Senada dengan Zaenal, stafPSDA Metro mengaku tidak mengerti banyak proyekyang ada di wilayahnya ini. Pasalnya, sejak awalinstitusinya memang tidak terlibat. Bahkan, walau sektorpengairan berada di bawahnya, tak ada laporan yangmasuk ke institusinya.

Tak mengherankan jika kemudian muncul

7 Wawancara dengan Zaenal, Kepala Bidang Sarana & PrasaranaBappeda Provinsi Lampung.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 63: berkah-proyek-hibah

102 103

‘Berkah’ Proyek Hibah

kesalahpahamanan antara PSDA dengan pihak proyek.Bahkan pernah pimpinannya, Bupati Metromempermasalahkan proyek irigasi Punggur utara ini.

“Kami tidak banyak tahu mengenai proyek karena iniproyek dari pusat. Bahkan Bupati disini pun tidak dilibatkansehingga proyek ini sempat dipersoalkan oleh Bupati Metro”.Jika pemerintah daerah, yang merupakan bagian dari

rantai birokrasi tidak dilibatkan, terlebih masyarakat yangtidak menduduki posisi apapun. Mustahil pemerintahpusat atau pihak proyek mau mengajak diskusimasyarakat dalam merencanakan dan melaksanakanproyek. Masyarakat desa dianggap tidak mengetahui apa-apa, posisinya sebagai objek, yang wajib menerimakeputusan atau pemberian pemerintah.

Penduduk Astomulyo misalnya, desa tempat merekatinggal merupakan salah satu wilayah proyek. Memanghampir semuanya mengetahui ada perbaikan irigasi tapinamanya apa, dananya dari mana, siapa yangmelaksanakan, tak ada yang tahu. Apalagi kegiatanlainnya yang juga menjadi bagian proyek Punggur Utara,seperti pembuatan LSM Yakanita.

Memang, ada anggota masyarakat Astomulyo yangikut memperbaiki irigasi, akan tetapi posisinya sebagaiburuh yang digaji kontaktor pelaksana tanpa mengetahuiproyek yang sedang dikerjakan. Mujiono misalnya, petanimuda ini hanya bisa tercenung ketika ditanya proyekirigasi Punggur Utara. Yang diketahuinya bahwa ada

perbaikan irigasi, yang pekerjaan kontraktornya didanaioleh orang bule. Jadi hanya pembangunan fisiknya.

“Cuma penalutan saluran kuarter dan sekunder, itu saja”8

Carik Desa Astomulyo, Sutarto pun memberipengakuan yang tak jauh berbeda. Walau ia termasukdalam jajaran birokrasi desa, tapi tak tahu banyakmengenai proyek irigasi ini.

“Waduh kayaknya saya tak tahu banyak. Saya cumamembantu kepala kampung dalam urusan administrasi”9

Proyek Irigasi Punggur Utara tidak terbatasmerehabilitasi saluran irigasi warisan kolonial Belanda.Tapi juga bertujuan meningkatkan penghasilan petanimelalui pencetakan sawah baru dan memberdayakanpetani perempuan, dengan membuat Lembaga SwadayaMasyarakat Yayasan Keberdayaan Wanita (LSMYakanita). Dua kegiatan terakhir ini malah tidak diketahuisama sekali oleh masyarakat Astomulyo. Apa bentuknya,berapa dananya, bagaimana pengelolaannya, tak ada yangtahu. Malah mereka rata-rata minta diberi informasi.

“Saya malah baru dengar, memang itu diselenggarakandimana?”10

Salah Obat Karena Salah DiagnosisMendongkrak kesejahteraan masyarakat, itulah misi

8 Wawancara dengan Mujiono9 Wawancara dengan Sutarto, Carik Astomulyo10 Ibid

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 64: berkah-proyek-hibah

104 105

‘Berkah’ Proyek Hibah

diluncurkannya proyek Punggur Utara. Ia dijadikansemacam obat oleh pemerintah untuk menyembuhkan’penyakit’ kemiskinan yang telah lama diderita petani diwilayah itu.

Cuma sayang, masyarakat yang ingin disembuhkan takditanya terlebih dulu, kenapa bisa terjangkit ‘penyakit’kemiskinan. Akibatnya terjadi salah diagnosis, sehinggatak heran, jika obat yang disodorkanpun tidak “tokcer’.Minimnya debit air, misalnya, tidak teridentifikasipelaksana proyek.

Punggur Utara, khususnya Astomulyo merupakandaerah pertanian. Air menjadi komponen penunjangutamanya. Akan tetapi kebutuhan air yang tinggi tidakdiikuti oleh persediaan yang memadai. MenurutNugroho Haryono, Dosen Fakultas Teknologi Pertanian,Universitas Lampung (Unila), penyebabnya beragam.Selain karena kondisi alamnya, faktor manusia pun sangatbesar pengaruhnya.

Tiga bagian aliran air, hulu, tengah, dan hilir, semuanyabermasalah. Dan manusia menjadi penyebab dominan.Bagian hulu sebagai contoh, mestinya menjadi water catcharea, ternyata tak menjalankan fungsinya. Penyebabnya,pembabatan hutan yang masif ditambah ketidaksesuaianpenggunaan lahan.

Lebih parah lagi di bagian tengah. Perkembanganpenduduk, industri, dan segala fasilitas umum,menjadikan tata guna dan tata letak amburadul. Parahnya,

tak ada konservasi air hujan yang disertai buruknyasanitasi, sedangkan bagian hilir tidak jauh berbeda.Pemukiman, terutama nelayan dan limbah industrimenjadi permasalahan tersendiri.

Kombinasi masalah pada tiga bagian wilayah inimenambah masalah bawaan daerah Punggur yakni,kurangnya air. Sutarno, yang kegiatan sehari-harinyabertani merasakan betul kondisi ini. Air menjadipermasalahan yang besar dalam menjalankanaktivitasnya. Ia tak bisa seenaknya menanam tumbuhanyang diinginkan, tapi mesti disesuaikan dengan kondisi.Kebebasan baru muncul ketika musim hujan tiba,sehingga bagi Sutarno, walau penting, irigasi tak bisamenjawab permasalahan ini.

“Pada tahun ini (2002) gak tanam dari Bulan April –Oktober karena gak ada air. Di sini digilirnya dua tahunsekali, sekarang ini yang dapat air jatah gadu daerah KotaGajah ke Utara. Dari Kota Gajah sampai Trimurjo gakdapat air. Masalah irigasi di sini adalah kekurangan air,misalnya kekurangan itu dari stok induknya kurang air”

Akhirnya, untuk mensiasati kondisi ini, petani diPunggur menggilir penggunaan air. Pada musim tanamrendengan (musim penghujan) memang tidak adamasalah karena air hujan mencukupi kebutuhan petani.Tetapi pada musim tanam gadu (musim kemarau), airtidak mencukupi kebutuhan. Musim inilah giliranpembagian air dilakukan.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 65: berkah-proyek-hibah

106 107

‘Berkah’ Proyek Hibah

P3A (Perhimpunan Petani Pengguna Air) memilikifungsi vital dalam kebijakan ini. Mereka yang mengaturpembagian air, baik pada musim hujan maupun kemarau.Ketua P3A dibantu oleh Ilik-ilik yang merupakan kepalablok pintu air. Kebijakan pembagian air ini sangat besarpengaruhnya terhadap pola tanam petani. Sebagai contohdi Astomulyo, jika tahun pertama pada musim gadu(musim kemarau) mendapat jatah air, maka dalam satutahun bisa menanam padi dua kali yakni, pada musimrendengan (musim hujan) dan musim gadu.

Tapi tahun depannya jatah berpindah, Kota Gajahyang kini mendapat giliran. Sehingga dalam tahun itu,padi ditanam hanya di musim rendengan. Musim gadunyadiganti dengan menanam palawija. Baru tahun ketigamendapat lagi jatah air untuk gadu, sehingga pola tanamkembali ke tahun pertama. Begitu terus berulang secaraperiodik11.

Walau sudah ada pembagian, minimnya jumlah air,yang diiringi peningkatan permintaan, mendorongterjadinya pergesekan. Apalagi banyak petani ‘nakal’yang coba menyiasati kurangnya air dengan mengambiljatah petani wilayah tetangganya.

Sebagai contoh, desa yang berada di wilayah tengahirigasi, kebetulan tidak mendapat jatah gadu. Tapi karenamenginginkan tanamannya tidak kekeringan, diam-diam

mereka membedah jalan air yang lewat wilayahnya. Tentusaja, petani di daerah yang mendapat jatah marahsehingga konflik pun tak terelakan. Menurut Sumaji,perkelahian petani memperebutkan air bukan hal barudi daerahnya. Kondisi ini kerap terjadi sewaktu musimkemarau datang.

“Pernah ada yang berkelahi dengan senjata tajam” 12

Kesalahan dalam memberi obat, bukan hanya tidakmenyembuhkan ‘penyakit,’ tapi juga bisa memunculkanmasalah baru. Contohya proyek Punggur Utara ini.

Pintu Otomatis yang BermasalahMemang, irigasi yang dijadikan sebagai alat untuk

membagi-bagi jatah air direhabilitasi. Bahkan dibuatkanpula talud-talud baru, termasuk mengganti pintu irigasimenjadi pintu otomatis. Mestinya, pintu otomatis akanberfungsi lebih baik ketimbang pintu manual. Untukdaerah yang debit airnya tinggi mungkin akan begitu.Tapi tidak bagi irigasi Punggur Utara, karena persyaratanutama, debit air yang tinggi, tidak ada.

Walhasil, pintu otomatis tidak berfungsi denganmaksimal, bahkan kerap menimbulkan masalah. Air yangminim tak kuasa membuka pintu sehingga petugas irigasimesti turun tangan, membuka atau menutup. Celakanya,pintu otomatis tak seperti manual yang bisa denganmudah dibuka dan ditutup. Mesti dipakai alat bantu yaitu

11 Dokumen P3A Tani mulyo Desa Astomulyo 12 Wawancara Sumaji

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 66: berkah-proyek-hibah

108 109

‘Berkah’ Proyek Hibah

derek pengungkit.Sembiring, wakil kepala dinas pengairan Propinsi

Lampung, mengakui kondisi ini. Menurutnya pintusemacam ini juga kerap menimbulkan masalah. Karenasangat mudah macet.

“Memang pintu itu masalah karena apabila terganjal kayuseukuran pena ini pun menjadi macet. Tapi kita juga tidakbisa menolaknya karena itu hibah”13

Sawah baru, Harapan BaruMasalah lain yang muncul akibat salah obat adalah

pembuatan sawah. Mestinya kebijakan ini memunculkanharapan baru, produksi meningkat dan kesejahteraanpetani pun terdongkrak. Tapi tidak demikiankenyataannya.

Sekitar 2500 hektar ladang yang disulap pengelolaproyek Puggur Utara menjadi sawah, tak cukup kuatmenarik petani dari kubangan kemiskinan. Jumlah airyang minim membuatnya tidak berfungsi. MenurutMade, staf Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA)Kota Metro, sawah baru belum bisa difungsikan karenaair yang menjadi kendala utamanya.

“Sawah-sawah baru tersebut belum bisa diari karenakurangnya pasokan air tadi, sehingga ada yang belum bisaditanami padi tapi palawija”. 14

Karena tak kunjung terairi, banyak sawah-sawahsulapan ini kembali ke bentuk aslinya, ladang. Biaya besaryang dikeluarkan pun menjadi sia-sia. Memang, banyakyang menyayangkan kebijakan ini. Fredy, pengurus P3APunggur misalnya, menganggap pihak proyek bertindakceroboh karena tak mempertimbangkan terlebih dulukebijakan yang akan digulirkannya. Menurutnya, lebihbaik dana tersebut dimanfaatkan untuk kebutuhan petaniyang lebih penting. Misalnya penaludan saluran-saluranair.

“Kalau harus memilih talud dulu atau cetakan sawah,menurut saya lebih baik salurannya dulu dibenerin. Dulusebelum ada proyek bantuan, para petani bisa menggarapsawahnya, sekarang setelah ada bantuan dan cetakan sawahbaru, malahan banyak sawah yang beralih fungsi dari yangtadinya sawah sekarang menjadi ladang”.

Tak ada Pengawasan, Korupsi pun JadiKegiatan utama proyek Punggur Utara adalah

rehabilitasi dan pemasangan talud baru (saluran irigasiseperti tembok yang merupakan hasil prosespengecoran). Panjang saluran yang direhabilitasiditambah dengan yang dibangun baru sebagai berikut:Main Canal 45.4 km, Feeder Canal-2 8.3 km dan PrimaryCanal 37.2 km. Di samping itu juga dilakukanpembangunan infrastruktur yang mendukung sepertijembatan dan jalan inspeksi.

13 Disampaikan ketika seminar KoAK , 22 Oktober 2002.14 Bapak Made melalui wawancara

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 67: berkah-proyek-hibah

110 111

‘Berkah’ Proyek Hibah

Mestinya yang menjadi pelaksana proyek adalah PTVirama Karya, namun dalam kenyataan tidak demikian.Menurut penuturan Sutarto, ada beberapa perusahaankecil yang mengerjakan proyek ini dalam arti PT. ViramaKarya melakakukan sub kontrak pada perusahaan lebihkecil.

Parahnya, dalam pengerjaan sub-kontraktor initernyata berbuat curang. Pada proses pemasangan talud,sebagian sub-kontraktor menurunkan kualitas bahanbangunan. Walhasil, talud-talud tersebut ada yang harusdibongkar dan diminta untuk diganti oleh pihak UniEropa. Jumlahnya pun terbilang banyak.

“Kalau talud itu tidak bisa dihitung lagi. Di tersier, diprimer, di sekundernya itu banyak yang dibongkar lagi”.Selain itu, ada juga jembatan yang sampai tiga kali

dibongkar. Menurut Oemarsono ini juga disebabkan olehulah pemborong yang mencari keuntungan yang besar.

“Hal ini sebagai akibat dari beberapa sub-kontraktor tadimencoba main-main dengan ketentuan yang disepakati untukmencari keuntungan sebesar-besarnya tanpa memperhatikankualitas. Tetapi, akibatnya mereka sendiri yang harusmenanggung resikonya karena tidak ada pembayarantambahan untuk pekerjaan yang diulang tersebut”.Ironisnya, ada juga permainan pemborong yang tidak

terpantau. Banyak bangunan yang tidak berfungsi denganoptimal. Ada beberapa saluran yang lebih rendah daripintu air sehingga air tidak bisa keluar. Selain itu, ada

juga saluran primer yang bagian hilirnya lebih tinggidaripada bagian sebelumnya, sehingga air tidak bisamengalir ke hilir kecuali kalau debit airnya sangat besar.Karena debit air yang besar jarang terjadi maka di lokasitersebut air lebih sering tergenang (tidak mengalir).15

Program Non Fisik: Pengembangan WanitaPetani

Selain pembangunan fisik, proyek Punggur Utara punmenggulirkan program nonfisik. Program yangkhususkan untuk kaum hawa ini dikenal denganPemberdayaan Petani Perempuan atau Women inDevelopment. Asumsinya, wanita merupakan pemegangperan penting dalam produksi pertanian. Namun dalamprakteknya mereka hanya ditempatkan dalam posisiminor, paling banter pelaksana perintah suami, baik dirumah maupun di sawah.

Kaum perempuan, terutama di pedesaan cumadianggap sebagai pelangkap penderita. Dalam kegiatanpembangunan mereka jarang dilibatkan, baik dalamperencanaan maupun pelaksanaan, sehingga aksesnyauntuk mencapai sumber-sumber produksi seperti lahan,air, modal dan informasi sangat terbatas. 16

15 Seminar tentang Kebijakan pertanian, Bandar Lampung 22Oktober 2002. Fredy merupakan juru bicara dari Gabungan P3Ayang pada saat itu anggotanya pada hadir juga.16 Workshop Irigasi Punggur Utara

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 68: berkah-proyek-hibah

112 113

‘Berkah’ Proyek Hibah

Program ini dianggap akan mendorong partisipasipetani perempuan di Punggur Utara. Sehinggakedudukan sosial dan ekonominya mampu terdongkrak.Secara umum pihak proyek telah menetapkan tiga tujuandalam progam ini. Pertama, memperbaiki akses wanitatani terhadap sumber ekonomi, kedua, meningkatkanpartisipasi wanita tani dalam pengambilan keputusan, danketiga, meningkatkan pendapatan keluarga rata-ratamelalui kegiatan penambahan pendapatan. 17

Banyak kegiatan yang digulirkan dalam program ini.Misalnya kebun kolektif dengan menanam jagung, melon,atau kencur. Juga penanaman sereh wangi seluas 40hektar, termasuk penyulingan dan industri rumah tanggayang berkaitan dengan sereh wangi. Contohnya, lilin serehwangi. Sedangkan peternakan yang berkait denganprogram adalah ternak kambing Ettawah. Jumlahnya puntergolong banyak, lebih dari 300 ekor kambing. Selainitu, dibuat pula peternakan ayam broiler dan babi.Masing-masing perguliran tahunannya lebih dari 200 ribuayam untuk ayam dan 55 ekor babi. Untukmendukungnya dibuat kredit simpan pinjam yangbekerjasama dengan bank setempat. 18

Agar kegiatan berjalan mulus, kelompok taniperempuan ini diberi pelatihan ketrampilan danmenajemen kelompok, organisasi kelompok serta

administrasi keuangan. Termasuk pembinaan yangintensif oleh tim ahli pertanian dan peternakan setempat,dokter hewan dan sosiologi. Agar kelangsunganprogram terjamin, pihak proyek membentuk sebuahLembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang diberi namaYayasan Keberdayaan Petani Wanita (Yakanita). Yakanitainilah yang nantinya akan melanjutkan kegiatan programWoman in Development terutama dalam jangka waktusatu tahun dengan bantuan keuangan dari proyek. Setelahtahun pertama, Yakanita diharapkan menjadi LSM yangmandiri.

Menurut Safril Salim, peneliti dari Lembaga PenelitianPendidikan dan Pengembangan Ekonomi Masyarakat(LP3ES), Yakanita dibentuk oleh tenaga lapangan yangsebelumnya berfungsi sebagai pembina petani.Harapannya, program yang didanai Uni Eropa iniberjalan dengan bagus. Sehingga tujuannya untukmeningkatkan pendapatan petani khususnya petaniwanita dapat terwujud.19

Dana yang dikucurkan pada lembaga ini untukmenjalankan tugasnya pun tidak kecil. Total dana yangdikelola dalam Program Women in Development mencapaiE 0,6 juta.

Rupanya program ini tidak dilaksanakan di seluruhPunggur Utara. Seputih Raman saja yang kebagianprogram, sedang masyarakat di luar kecamatan itu tak

17 Ibid18 Op cit 19 Wawancara dengan Tenaga Lapangan dari LP3ES, Sjafril Salim.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 69: berkah-proyek-hibah

114 115

‘Berkah’ Proyek Hibah

mengerti apa-apa. Pandi Misalnya, mantan sekretaris desaAsto Mulyo, hanya menggelengkan kepala ketika ditanyaprogram WID. Menurutnya tak ada informasi atausosialisasi padahal, pelaksanaan progam itu di desanya.Ia hanya mengetahui ada perbaikan irigasi yang didanaiUni Eropa, belakangan namanya baru diketahui, ProyekPunggur Utara.

Tapi anehnya banyak penduduk Seputih Raman tidakmengetahui program pemberdayaan kaum wanita ini.Bahkan, pelaksana institusi yang berkaitan dengankegiatan pertanian seperti P3A, Djoko, ketua P3A SeputiRaman tahu di wilayahnya ada kegiatan pembuatan lilinatau minyak sereh, termasuk munculnya LSM Yakanita.Tapi ia tidak mengetahui latar belakang munculnyaprogram tersebut karena menurutnya tak banyak orangyang terlibat dalam kegiatan itu.

“Kegiatannya kayaknya hanya formalitas aja seperti hanyabuat lilin lilin, buat minyak sereh dan masyarakat yangterlibat pun tidak banyak. Saya sendiri yang orang sana tidaktahu”Memang, walau tidak mengerti program ada juga

warga Seputih Raman yang mengetahui.“Di sana juga pernah diberi bantuan untuk pengolahan

minyak sereh, kemudian pemeliharaan ayam, dan koperasiwanita. Kalo gak salah namanya Yakanita, Cuma sekarangyg di Seputih Raman Yakanita itu masih berjalan atau tidaksaya kurang tau pasti, yg jelas kalau saya lewat kesana

Yakanita itu sudah sepi”20.Setelah proyek Punggur Utara berakhir, ternyata

program yang mestinya terus berlangsung pun takbertahan lama. Peternakan dan kerajinan yang munculkarena pembiayaan Uni Eropa ini tak jelasjuntrungannya. Bahkan Yakanita, yang harusnya membinakegiatan ini ikut gulung tikar.

“Mengenai pemberdayaan petani perempuan, bantuanyang ada tidak dirasakan masyarakat karena belummunculnya dampak positif dari program ini”.

Ketika lembaga ini didatangi, pintunya terkunci rapat.Ruangan dalam hanya terlihat meja dan kursi yang tidaktertata dengan baik dan sudah berdebu. Di atasnyatergantung papan struktur organisasi, di depansekretariat terletak semacam gudang. Tumpukan hasilkerajinan seperti topeng yang sebagian besar rusakmemenuhi ruangan.

Salah satu warga yang berdekatan dengan lembaga iniketika dimintai keterangan mengenai Yakanita, pun tidaktahu apa-apa. Tapi menurutnya, sejak lima bulan UniEropa meninggalkan Punggur Utara, lembaga itu tidakterlihat aktivitas lagi. Sjafril Salim, yang dikontrak UniEropa sebagai fasilitator dalam proyek Punggur Utaramengaku tidak tahu menahu penyebab bubarnyaYakanita. Tapi ia memperkirakan kecilnya gaji pengurusatau mungkin ada ketidakcocokan antar pengurus. Salim20 Wawancara dengan Pak Tarno, Ketua P3A Asto Mulyo.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 70: berkah-proyek-hibah

116 117

‘Berkah’ Proyek Hibah

sulit memberikan keterangan yang cukup jelas sebabsetelah kontraknya dengan MEE selesai, tidak mengikutilagi perkembangan Yakanita.

Tak Cukup Kuat MendongkrakKesejahteraan Petani

Peningkatan kesejahteraan petani memang menjaditarget utama digulirkannya proyek Pungur Utara.Caranya, dengan mendongkrak produktivitas hasilpertanian. Membaiknya irigasi yang dianggap sebagaitulang punggung pertanian dianggap bisa mewujudkantujuan itu.

Kenyataannya, perbaikan irigasi tak mampu berbuatbanyak, karena peningkatan produktivitas pertanian tidakhanya dipengaruhi satu faktor. Faktor lain seperti bibit,pupuk, pengendalian hama, atau keadaan tanah pun tidakbisa dikesampingkan. Sehingga membaiknya irigasi tidakserta merta diikuti peningkatan produktivitas pertanian.

Inilah yang dirasakan petani di Astomulyo. Perbaikanirigasi yang melewati desanya tak berpengaruh banyakterhadap hasil pertanian mereka. Rata-rata sekitar 5-6ton per hektar pada musim rendengan, sedangkan musimgadu hasilnya lebih rendah lagi. Bahkan akibat ulah hama,mereka kerap gigit jari. Panen yang lama dinantikanmengalami kegagalan.21

Sudah jelas, karena hasil panen tak terpengaruhbanyak, pendapatan petani pun tidak mengalamiperubahan. Bahkan karena proyek tidak didukungkebijakan pemerintah yang berpihak pada petani, yangterjadi malah sebaliknya. Pendapatan petani semakinmerosot. Tingginya ongkos produksi pertanian, seiringmelambungnya harga pupuk karena subsidinya dihapussementara harga jual terus merosot. Apalagi pemerintahmulai melaksanakan impor beras dan penghapusan beamasuk beras impor. Fredy misalnya, mengakupendapatan yang ia kantongi dari usaha bertaninyasemakin menipis karena penjualan gabah yangdiandalkannya anjlog. Ini disebabkan semakin turunyaharga gabah.

“Karena harga gabah menurun drastis pada musimpanen maka secara ekonomi menurun. Bagaimana bisameningkatkan ekonomi jika harga gabah turun dansaprodi naik?”

Parahnya lagi, saat musim panen harga gabah akananjlok karena jumlah pasokan yang banyak tidak diikutidengan peningkatan permintaan. Petani sendiri tak bisamenyimpan lebih lama disebabkan kebutuhan yangmendesak. Segala urusan seperti pembayaran utang,biasanya berupa utangan untuk modal tanam seperti,bibit, pupuk, pestisida, atau iuran, biasanya diselesaikanselesai panen.

Tentu saja yang diuntungkan adalah para tengkulak.21 sumber dari wawancara penduduk

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 71: berkah-proyek-hibah

118 119

‘Berkah’ Proyek Hibah

Mereka mampu membeli gabah yang dijual petani dalamjumlah tak terbatas setelah disesuaikan dengan harga yangmereka tawarkan, yang jumlahnya lebih kecil dibandingharga pasaran. Tengkulak yang banyak berkeliaran ketikamusim panen, langsung membelinya di sawah.22

Harga gabah kering giling di pasaran rata-rata padamasa panen tersebut sekitar Rp. 1200-Rp.1300/kg,sementara harga gabah basah sekitar 1000 rupiah/kg.Sementara pemerintah dengan KUD memberikan hargagabah kering giling sekitar Rp.1500/kg.23 Tetapimasyarakat tetap tidak bisa atau tidak mau menjualpadinya ke KUD. Pertama, karena terkadang KUD tidakpunya modal yang cukup untuk membeli gabah petanidan yang kedua, KUD memberikan persyaratan yangterlalu memberatkan bagi petani, misalnya kandunganairnya harus sesuai dengan spesifikasi tertentu, padahalpadi di sana banyak yang tidak bisa memenuhinya. Adacara untuk memenuhinya yaitu dengan melakukanpengeringan yang cukup tapi, ini juga memberatkanpetani karena penyusutannya sangat besar. Disamping itudari sisi waktu juga petani tidak bisa menunggu untukmengeringkan dulu padinya karena kebutuhan merekasangat mendesak24.

Dari sini bisa dicermati bahwa walaupun denganadanya irigasi tetapi tanpa disertai kebijakan pemerintah

mengenai pertanian terutama pasca panen seperti;penetapan harga dasar gabah yang lebih memihak petanidan kepastian bahwa hasil panen petani dapat ditampungoleh pemerintah, maka asumsi adanya peningkatanpendapatan petani dengan adanya irigasi ini masihmenjadi pertanyaan besar. Walhasil, profesi petani tidakbisa diandalkan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Sutarto misalnya, agar roda ekonomi keluarganyabisa berjalan ia mensiasatinya dengan mencari pekerjaanlain.

“Hasil pertanian hanyalah cukup untuk dimakan sajasementara untuk membangun rumah, menyekolahkan anak,berobat kalau sakit itu harus ditutupi dari pendapatan sektorlain.”Senada dengan Sutarto, Mujiono juga menganggap

pertanian tidak bisa menjamin hidup mereka. Sawah dankebun tidak mampu memenuhi seluruh kebutuhan hidup,hanya pas menyediakan nasi sehari-hari. Sedangkan untuklauk, membangun rumah, menyekolahkan anak, mestimencari dari sumber lain.

“Anak saya dua orang makanya saya sering harus menjadiburuh atau ker ja di tetangga desa, pokoknya mencariupahan”.Sehingga tak mengherankan rata-rata penduduk

sebenarnya enggan bertani. Bahkan mereka pun tak mauanak atau cucunya berprofesi seperti yang mereka geluti.Karena itu, Maryadi, Mujiono, atau Sumiaji, mengakusudah ingin ‘gantung’ cangkul, kalau ada alternatifpekerjaan diluar bertani.

22 wawancara petani Desa Astomulyo23 Ibid.24 Ibid.

Proyek Irigasi Punggur Utara

Page 72: berkah-proyek-hibah

120 121

‘Berkah’ Proyek Hibah

Indonesia Corruption Watch (ICW) lahir padatanggal 21 Juni 1998 di tengah-tengah gerakanreformasi yang menghendaki pemerintahan pasca

Soeharto yang bersih dan bebas dari KKN. Idepembentukan Organisasi Non Pemerintah (Ornop) inidiprakarsai oleh beberapa tokoh masyarakat aktivisOrnop yang memiliki integritas dan komitmen akanpemerintahan yang demokratis, transparan dan bersihdari KKN. Pendirian ini bukan tanpa sebab,dilatarbelakangi oleh korupnya pemerintahan Soehartoyang mewariskan bibit-bibit korupsi, kelompokmasyarakat merasa perlu berbicara dan bertindak dalampersoalan ini.

Indonesia Corruption WIndonesia Corruption WIndonesia Corruption WIndonesia Corruption WIndonesia Corruption WatchatchatchatchatchBersama Rakyat Memberantas Korupsi

Page 73: berkah-proyek-hibah

122 123

‘Berkah’ Proyek Hibah

Korupsi tidak saja mendominasi wilayah eksekutif danlegislatif (political corruption), tetapi juga lembaga yudikatif(judicial corruption), bahkan diwilayah-wilayah sosial sepertibantuan asing, pengungsi dan bencana alam (humanitar-ian corruption) tidak terlepas dari praktek korupsi. Pendekkata, nyaris tidak ada ruang kehidupan yang bebas darikorupsi. Realitas ini diterima masyarakat sebagai bagiandari kebudayaan yang menyimpang.

Krisis ekonomi yang nyaris melumpuhkan kehidupanmasyarakat Indonesia pada tahun 1997, banyak yangmenuding, dipicu atau diperburuk oleh masalah korupsi,kolusi, dan nepotisme (KKN). Monopoli, proteksi, dansumber daya ekonomi yang vital diberikan atas namakepentingan nasional kepada kerabat dan koncopenguasa. Birokrasi dan hukum hanya melayani penguasadan mereka yang sanggup membelinya. Sementara rakyatharus membayar mahal untuk pelayanan umum yangburuk.

Korupsi di tingkat elit ditimbulkan oleh adanyasentralisasi kekuasaan politik dan ekonomi di tanganpresiden, tanpa adanya transparansi dan akuntabilitaspublik. Kekuasan presiden tidak bisa dikontrol karenaDPR telah disubordinasi dan kekuataan civil societymenjadi tidak berdaya karena mendapat regimentasi yangbegitu dahsyat. Praktis pembagian kekuasaan tidak terjadidan karenanya checks and balances dalam hubungan antaranegara dan masyarakat sipil menjadi macet.

Korupsi di tingkat birokrasi rendahan terjadi selainsebagai konsekuensi dari korupsi di tingkat elit, tetapijuga karena gaji pegawai negeri yang rendah danterbukanya peluang di dalam sistem birokrasi yangpanjang dan sentralistis. Praktik suap-menyuap antarapenyelenggara negara dan masyarakat adalahpemandangan sehari-hari yang membentuk moral korupsisehingga korupsi dirasakan sulit untuk diberantas.

Aktor utama korupsi adalah pemerintah dan sektorswasta, dan rakyat banyak adalah korban utamanya.Karenanya ICW percaya bahwa gerakan anti korupsiharus bertumpu pada pemberdayaan rakyat untukmengimbangi kolaborasi pemerintah dan sektor swasta.Hanya dengan cara itu reformasi kebijakan di bidanghukum, politik, ekonomi, dan sosial yang mendukungpemerintahan yang bersih dari korupsi dapatdiwujudkan.

Karena itu ICW memiliki misi pemmberdayaanmasyarakat baik dalam memperjuangkan terwujudnyasistem politik, hukum, ekonomi dan birokrasi yang bersihdari korupsi dan berlandaskan keadilan sosial. Maupunmemperkuat partisipasi masyarakat dalam prosespengambilan dan pengawasan kebijakan publik.

Sedangkan dalam menjalankan misi tersebut, ICWmengambil peran untuk memfasilitasi penyadaran danpengorganisasian masyarakat dibidang hak-hakwarganegara dan pelayanan publik. Penguatan kapasitas

Page 74: berkah-proyek-hibah

124 125

‘Berkah’ Proyek Hibah

masyarakat dalam proses pengambilan dan pengawasankebijakan publik. Mendorong prakarsa masyarakat untukmembongkar kasus-kasus korupsi yang terjadi danmelaporkan pelakunya kepada penegak hukum sertamasyarakat luas untuk diadili dan mendapat sanksi sosial.Meningkatkan kapasitas masyarakat dalam penyelidikandan pengawasan korupsi. Menggalang kampanye publikguna mendesakkan reformasi hukum, politik danbirokrasi yang kondusif bagi pemberantasan korupsi.Serta memfasilitasi penguatan good governance di masyarakatsipil dan penegakan standar etika di kalangan profesi.

Bersama Rakyat Memberantas Korupsi

Jalan Kalibata Timur IV/D No. 6, Jakarta, Indonesia Telp : (021)7901885,7994015 Faks. (021) 7994005 email: [email protected],[email protected] http//www.antikorupsi.org