BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn129-2017.pdf ·...
Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA - …ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/bn/2017/bn129-2017.pdf ·...
BERITA NEGARA
REPUBLIK INDONESIA No.129, 2017 BAPETEN. Jabatan Fungsional. Pengawas Radiasi.
Standar Kompetensi. Pedoman Diklat. Pencabutan.
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
NOMOR 10 TAHUN 2016
TENTANG
STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS RADIASI
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 huruf c dan
Pasal 32 ayat (3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 tentang
Jabatan Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya, perlu
menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir
tentang Standar Kompetensi dan Pedoman Pendidikan dan
Pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 tentang
Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3676);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 5494);
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -2-
3. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 22, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3547);
4. Keputusan Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun
Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden
Nomor 97 Tahun 2012 tentang Perubahan atas Keputusan
Presiden Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan
Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2012 Nomor 235);
5. Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang
Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non
Departemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah,
terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 145 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedelapan atas Keputusan Presiden
Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,
Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Kementerian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 322);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 46 Tahun 2012 tentang Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi dan Angka Kreditnya (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 877);
7. Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 7
Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penilaian Angka Kredit
Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 748);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
TENTANG STANDAR KOMPETENSI DAN PEDOMAN
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL
PENGAWAS RADIASI.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -3-
Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala ini yang dimaksud dengan:
1. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang selanjutnya disingkat
BAPETEN adalah instansi yang bertugas melaksanakan
pengawasan melalui peraturan, perizinan, dan inspeksi
terhadap segala kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor
10 Tahun 1997 tentang Ketenaganukliran.
2. Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN
adalah profesi bagi pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah.
3. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah
warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu,
diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat
pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemerintahan.
4. Jabatan Pimpinan Tinggi adalah sekelompok jabatan tinggi
pada instansi pemerintah.
5. Pejabat Pimpinan Tinggi adalah pegawai ASN yang
menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi.
6. Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi adalah jabatan
fungsional yang mempunyai ruang lingkup tugas untuk
melaksanakan dan/atau mendukung kegiatan pengawasan
radiasi.
7. Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi adalah PNS yang
menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi yang
diangkat oleh pejabat berwenang untuk melaksanakan dan
mendukung kegiatan pengawasan radiasi.
8. Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang
dimiliki oleh seorang PNS berupa gabungan antara
pengetahuan (knowledge), kecakapan atau kemahiran
(skill), dan sikap perilaku (attitude) yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga PNS tersebut
dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif, dan
efisien.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -4-
9. Standar Kompetensi adalah perumusan tentang
kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk
melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja.
10. Rumpun Jabatan Fungsional adalah himpunan jabatan
fungsional keahlian dan/atau jabatan fungsional
keterampilan yang mempunyai fungsi dan tugas yang
berkaitan erat satu sama lain dalam melaksanakan salah
satu tugas umum pemerintahan.
Pasal 2
(1) Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
merupakan Kompetensi minimal yang harus dimiliki oleh
pemangku Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dalam
melaksanakan tugas jabatan.
(2) Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), digunakan sebagai
dasar pengangkatan ke dalam Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi.
(3) Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Kepala ini.
Pasal 3
(1) Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi harus memiliki 4
(empat) kuadran Kompetensi, baik dari aspek kognitif,
psikomotorik (skill), maupun afektif (attitude soft skill).
(2) Ke-4 (keempat) kuadran Kompetensi Jabatan Fungsional
Pengawas Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yaitu
Kompetensi yang berkaitan dengan:
a. aspek regulasi dan organisasi;
b. ilmu pengetahuan dan teknologi nuklir;
c. pengetahuan praktis pengawasan; dan
d. aspek kepribadian dan hubungan personal.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -5-
(3) Ke-4 (keempat) kuadran Kompetensi sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) harus dipenuhi secara seimbang pada tingkat
tertentu sesuai dengan jenjang jabatannya.
Pasal 4
(1) Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi diselenggarakan untuk menyiapkan Pejabat
Fungsional Pengawas Radiasi.
(2) PNS yang diangkat untuk pertama kali dalam Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi harus mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi.
(3) Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi yang akan naik jenjang
jabatan setingkat lebih tinggi harus mengikuti dan lulus
pendidikan dan pelatihan penjenjangan.
(4) Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum
dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Kepala ini.
Pasal 5
(1) Uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
dilaksanakan untuk mengukur tingkat Kompetensi Pejabat
Fungsional Pengawas Radiasi.
(2) Uji Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan salah satu persyaratan bagi Pejabat Fungsional
Pengawas Radiasi untuk naik jabatan ke jenjang yang lebih
tinggi.
Pasal 6
(1) Peserta uji Kompetensi dari BAPETEN diusulkan oleh kepala
unit kerja kepada Sekretaris Utama BAPETEN selaku ketua
tim penilai Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi.
(2) Peserta uji Kompetensi dari instansi lain di luar BAPETEN
diusulkan oleh kepala unit kerja instansi pengusul yang
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -6-
membidangi pembinaan pejabat fungsional kepada
Sekretaris Utama BAPETEN selaku ketua tim penilai Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi.
Pasal 7
(1) Setiap peserta uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi dinilai oleh tim penguji.
(2) Tim penguji sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
beranggotakan paling sedikit 3 (tiga) orang penguji meliputi:
a. unsur atasan langsung peserta uji Kompetensi;
b. unsur Pejabat Pimpinan Tinggi pembina Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi; dan
c. unsur Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi.
(3) Penguji dari unsur atasan langsung paling kurang setingkat
kepala unit kerja.
(4) Dalam hal penguji dari unsur atasan langsung sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) berhalangan, dapat digantikan oleh
pejabat setingkat di bawahnya yang membawahi Pejabat
Fungsional Pengawas Radiasi yang diuji.
(5) Penguji dari unsur Pejabat Pimpinan Tinggi untuk Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi utama paling kurang Pejabat
Pimpinan Tinggi madya.
(6) Penguji dari unsur Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi
paling sedikit menduduki Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi setingkat lebih tinggi dari Pejabat Fungsional
Pengawas Radiasi yang diuji.
(7) Penguji dari unsur Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (6) berasal dari Pejabat
Fungsional Pengawas Radiasi dalam satu rumpun jabatan.
(8) Dalam hal penguji dari unsur Pejabat Fungsional Pengawas
Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak tersedia,
dapat digantikan oleh Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi
yang menduduki Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi
setingkat dan mempunyai bidang keahlian serupa dengan
Pejabat Fungsional Pengawas Radiasi yang diuji.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -7-
Pasal 8
(1) Tim penguji dalam melaksanakan uji Kompetensi Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi pada setiap kuadran
Kompetensi menggunakan 4 (empat) metode yaitu:
a. pengamatan performa kerja;
b. penulisan makalah;
c. presentasi; dan
d. wawancara.
(2) Pengamatan performa kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a dilaksanakan berdasarkan capaian kinerja
dan perilaku kerja sehari-hari selama satu tahun terakhir,
serta informasi lain yang dapat mempengaruhi penilaian
unsur 4 (empat) kuadran Kompetensi dari peserta uji
Kompetensi.
(3) Penulisan makalah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dinilai berdasarkan:
a. identifikasi masalah;
b. analisis dan perumusan alternatif untuk penyelesaian
masalah;
c. kesimpulan dan saran; dan
d. keaslian makalah.
(5) Presentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c
dinilai berdasarkan:
a. kesesuaian antara isi presentasi dengan makalah;
b. struktur presentasi;
c. manajemen waktu; dan
d. gaya presentasi.
(6) Wawancara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d
dinilai berdasarkan:
a. kecepatan menjawab;
b. akurasi jawaban; dan
c. argumentasi ilmiah.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -8-
Pasal 9
(1) Presentasi dan wawancara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 dilaksanakan secara langsung atau bertatap muka
antara penguji dan peserta uji Kompetensi.
(2) Dalam hal presentasi dan wawancara tidak dapat
dilaksanakan secara langsung atau bertatap muka dengan
alasan yang dapat diterima maka dapat dilaksanakan
dengan memanfaatkan teknologi komunikasi, antara lain
dengan menggunakan rekaman audio visual atau tele-
conference.
Pasal 10
(1) Setiap anggota tim penguji memberikan nilai pada setiap
kuadran Kompetensi berdasarkan pengamatan performa
kerja, penulisan makalah, presentasi, dan wawancara.
(2) Nilai uji Kompetensi di setiap kuadran diberikan dengan
kategori sebagai berikut:
a. sangat memuaskan dengan nilai A atau 4;
b. memuaskan dengan nilai B atau 3;
c. cukup memuaskan dengan nilai C atau 2; dan
d. kurang memuaskan dengan nilai D atau 1.
(3) Kriteria setiap kategori sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
adalah sebagai berikut:
a. sangat memuaskan, dengan kriteria memenuhi semua
Kompetensi yang diperlukan pada jabatan yang akan
didudukinya;
b. memuaskan, dengan kriteria memenuhi sebagian besar
Kompetensi yang diperlukan pada jabatan yang akan
didudukinya dan potensial untuk dikembangkan;
c. cukup memuaskan, dengan kriteria memenuhi sebagian
Kompetensi yang diperlukan pada jabatan yang akan
didudukinya;
d. kurang memuaskan, dengan kriteria memenuhi hanya
sebagian kecil Kompetensi yang diperlukan pada jabatan
yang akan didudukinya dan sulit untuk dikembangkan.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -9-
Pasal 11
(1) Peserta uji Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas
Radiasi dinyatakan lulus apabila hasil nilai uji Kompetensi di
setiap kuadran sama atau lebih tinggi dari tabel batas nilai
kelulusan yang tercantum dalam pedoman penilaian uji
Kompetensi Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi.
(2) Nilai Kompetensi di setiap kuadran sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) merupakan nilai rata-rata dari para penguji.
(3) Pedoman penilaian uji Kompetensi Jabatan Fungsional
Pengawas Radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Peraturan Kepala ini.
Pasal 12
(1) Sertifikat kelulusan uji Kompetensi diterbitkan oleh
Sekretaris Utama BAPETEN selaku ketua tim penilai Jabatan
Fungsional Pengawas Radiasi.
(2) Dalam hal tidak lulus uji Kompetensi, peserta dapat
mengikuti uji Kompetensi ulang pada kesempatan berikutnya
paling cepat 1 (satu) tahun setelah uji Kompetensi
sebelumnya.
Pasal 13
(1) Peserta uji Kompetensi dapat mengajukan keberatan
terhadap hasil uji Kompetensi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11 ayat (1) kepada Kepala BAPETEN selaku kepala
instansi pembina Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan
ditembuskan kepada Sekretaris Utama.
(2) Keberatan terhadap hasil uji Kompetensi disampaikan
kepada Kepala BAPETEN selaku Kepala Instansi Pembina
Jabatan Fungsional Pengawas Radiasi dan ditembuskan
kepada Sekretaris Utama paling lama 10 (sepuluh) hari kerja
setelah menerima surat hasil uji Kompetensi.
(3) Keputusan Kepala BAPETEN terbit paling lama 15 (lima
belas) hari kerja setelah menerima surat pernyataan
keberatan.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -10-
Pasal 14
Pada saat Peraturan Kepala ini mulai berlaku, Peraturan Kepala
Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nomor 8 Tahun 2007 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Fungsional
Pengawas Radiasi, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 15
Peraturan Kepala ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
www.peraturan.go.id
2017, No.129 -11-
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Kepala ini dengan penempatannya
dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Desember 2016
KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
JAZI EKO ISTIYANTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 18 Januari 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd
WIDODO EKATJAHJANA
www.peraturan.go.id