BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · 2014, No.881 2 2....

32
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.881, 2014 KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PERMEN-KP/2014 TENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi melalui gratifikasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan, perlu dilakukan pengendalian terhadap penerimaan gratifikasi di lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

Transcript of BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIAsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/... · 2014, No.881 2 2....

BERITA NEGARAREPUBLIK INDONESIA

No.881, 2014 KEMEN LP. Grafitikasi. Pengendalian. Pedoman.Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27/PERMEN-KP/2014

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI

DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pencegahan terjadinya tindakpidana korupsi melalui gratifikasi di lingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan, perlu dilakukanpengendalian terhadap penerimaan gratifikasi dilingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan PeraturanMenteri Kelautan dan Perikanan tentang PedomanTeknis Pengendalian Gratifikasi di LingkunganKementerian Kelautan dan Perikanan;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentangPenyelenggara Negara Yang Bersih dan Bebas dariKorupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 1999,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3851);

2014, No.881 2

2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3874), sebagaimana telah diubah denganUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 134,Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4150);

3. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang KomisiPemberantasan Tindak Pidana Korupsi (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4250);

4. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentangPerikanan (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telahdiubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5073);

5. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentangPengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4739), sebagaimana telah diubahdengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 5490);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentangDisiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);

7. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentangPembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhirdengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2013(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013Nomor 125);

2014, No.8813

8. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentangKedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negaraserta Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Eselon IKementerian Negara, sebagaimana telah beberapa kalidiubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 56Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2013 Nomor 126);

9. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir,dengan Keputusan Presiden Nomor 54/P Tahun 2014;

10. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER.15/MEN/2010 tentang Organisasi dan Tata KerjaKementerian Kelautan dan Perikanan;

11. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan NomorPER.25/MEN/2012 tentang Pembentukan PeraturanPerundang-undangan di Lingkungan KementerianKelautan dan Perikanan (Berita Negara RepublikIndonesia Tahun 2013 Nomor 1);

Memperhatikan : a. Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2004 tentangPercepatan Pemberantasan Korupsi;

b. Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2014 tentangAksi Pencegahan dan Pemberantasan KorupsiTahun 2014;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANANTENTANG PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIANGRATIFIKASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTANDAN PERIKANAN.

Pasal 1

Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan KementerianKelautan dan Perikanan dimaksudkan sebagai pedoman bagi pelaksanaankegiatan pencegahan terjadinya tindak pidana korupsi melalui gratifikasidi lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Pasal 2

Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan KementerianKelautan dan Perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2014, No.881 4

Pasal 3

Pelanggaran terhadap ketentuan pedoman ini akan dikenakan sanksisesuai peraturan perundang-undangan.

Pasal 4

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan MenteriKelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2013 tentang PelaporanGratifikasi di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (BeritaNegara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 947), dicabut dandinyatakan tidak berlaku.

Pasal 5

Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundanganPeraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita NegaraRepublik Indonesia.

Ditetapkan di Jakartapada tanggal 26 Juni 2014

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SHARIF C. SUTARDJO

Diundangkan di Jakartapada tanggal 26 Juni 2014

MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIAREPUBLIK INDONESIA,

AMIR SYAMSUDIN

2014, No.8815

LAMPIRAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 27/PERMEN-KP/2014

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS PENGENDALIAN GRATIFIKASI DILINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) merupakan unsurpelaksana pemerintahan berkedudukan di bawah dan bertanggung jawabkepada Presiden Republik Indonesia, dalam menjalankan tugas danfungsinya tidak dapat terlepas dari interaksi dengan banyak pihak, baikpihak internal maupun pihak eksternal KKP, baik dalam hubunganpelaksanaan tugas maupun kerja sama.

Terkait dengan hubungan pelaksanaan tugas maupun kerjasama, halyang sering terjadi dan tidak terhindarkan dalam kegiatan sehari-hari adalahadanya pemberian gratifikasi dari satu pihak kepada pihak lainnya. Pasal12B ayat (1) Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang PemberantasanTindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-UndangNomor 20 Tahun 2001, telah menyatakan bahwa setiap gratifikasi kepadapegawai negeri atau penyelenggara negara dianggap pemberian suap, apabilapemberian tersebut dilakukan karena berhubungan dengan jabatannya danberlawanan dengan kewajiban atau tugasnya.

Dalam rangka meningkatkan pencegahan terjadinya tindak pidanakorupsi di lingkungan KKP dan mewujudkan good governance and cleangovernment yang amanah, transparan dan akuntabel, maka Menteri Kelautandan Perikanan telah mengatur pelaporan gratifikasi di lingkungan KKPmelalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 20/PERMEN-KP/2013 tentang Pelaporan Gratifikasi di Lingkungan KKP.

KKP menyadari pentingnya pelaksanaan sikap yang tegas terhadappenanganan gratifikasi yang melibatkan Pegawai KKP, meskipun dalampelaksanaan kegiatan, gratifikasi merupakan hal yang mungkin sulitdihindari oleh Pegawai KKP. Hal ini penting untuk dibudayakan dilingkungan KKP sebagai suatu proses bagi Pegawai KKP yang mempunyaiharkat, martabat dan citra yang tinggi dalam hubungan kerja dengan mitradan para pemangku kepentingan.

Mengingat hal tersebut di atas dan dengan memperhatikanperkembangan modus gratifikasi yang terjadi saat ini di lingkungan pengelolanegara, dipandang perlu untuk mengatur hal-hal yang lebih rinci terkait

2014, No.881 6

dengan gratifikasi dan tata cara atau mekanisme pelaporannya di lingkunganKKP dalam bentuk Pedoman Teknis Pengendalian Gratifikasi di LingkunganKKP yang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan danselaras dengan Pedoman Perilaku (Code of Conduct) serta nilai-nilai yangberlaku di lingkungan KKP.

B. Tujuan

1. Sebagai pedoman bagi Pegawai KKP untuk memahami, mencegah, danmenangani gratifikasi di lingkungan KKP.

2. Memberikan arah dan acuan bagi Pegawai KKP mengenai pentingnyakepatuhan melaporkan gratifikasi untuk perlindungan dirinya maupunkeluarganya dari peluang dikenakannya tuduhan tindak pidana terkaitgratifikasi.

3. Membentuk lingkungan organisasi yang sadar dan terkendali dalampenanganan praktik gratifikasi sehingga prinsip keterbukaan danakuntabilitas dalam menjalankan kegiatan semakin terimplementasi.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pedoman ini adalah mengenai hal-hal yang terkait denganpengendalian gratifikasi, yaitu penolakan, penerimaan, pemberian,klasifikasi, prinsip dasar, batasan penerimaan dan pemberian gratifikasi, unitpengendalian gratifikasi, parameter tindak lanjut penanganan laporangratifikasi, dan mekanisme pelaporan gratifikasi.

D. Pengertian

1. Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, yaitu meliputi pemberianuang, barang, rabat/diskon, komisi, pinjaman tanpa bunga, tiketperjalanan, fasilitas penginapan, perjalanan wisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupundi luar negeri dan yang dilakukan dengan menggunakan saranaelektronik atau tanpa sarana elektronik.

2. Hadiah/Cinderamata adalah objek dari Gratifikasi dalam arti luas, yaknimeliputi namun tidak terbatas pada uang, barang, rabat/diskon, komisi,pinjaman tanpa bunga, tiket perjalanan, fasilitas penginapan, perjalananwisata, pengobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya.

3. Hiburan adalah objek dari Gratifikasi berupa segala sesuatu yangberbentuk kata-kata, tempat, benda, perilaku yang dapat menjadipenghibur dan menyenangkan bagi seseorang, yang meliputi namuntidak terbatas pada undangan makan, musik, film, opera, drama, pesta,atau permainan, olahraga, dan wisata.

4. Benda Gratifikasi adalah hadiah/cinderamata dan hiburan.

5. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2014, No.8817

6. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

7. Pegawai Kementerian adalah Pegawai Aparatur Sipil Negarasebagaimana dimaksud dalam Undang-undang tentang Aparatur SipilNegara yang bekerja di lingkungan Kementerian.

8. Keluarga inti adalah orang, baik suami atau istri dan anak-anakmaupun orang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan PegawaiKementerian.

9. Atasan langsung adalah pimpinan langsung dari Pegawai Kementerian.

10. Tunas integritas adalah pegawai kementerian dan penyelenggara negaradi lingkungan kementerian yang telah mengikuti pendidikan danpelatihan Training of Trainer (ToT) pengendalian gratifikasi.

11. Wajib lapor gratifikasi adalah pegawai kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan kementerian yang menerima dan/atau menolakGratifikasi.

12. Mitra kerja adalah unit kerja di lingkungan kementerian yang bersinergidalam melaksanakan tugas dan/atau unit kerja yang menangani bidangkelautan dan perikanan di daerah.

13. Pihak ketiga adalah perseorangan, perusahaan, maupun instansi lainyang menjalin kerjasama dengan Kementerian.

14. Pemberi adalah pegawai kementerian, mitra kerja, dan/atau pihakketiga yang memberikan gratifikasi.

15. Penerima adalah Pegawai Kementerian yang menerima gratifikasi.

16. Suap adalah pemberian sesuatu kepada pegawai kementerian ataupenyelenggara negara di lingkungan kementerian yang berhubungandengan jabatan dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugaspegawai kementerian atau penyelenggara negara di lingkungankementerian yang bersangkutan.

17. Unit Pengendalian Gratifikasi Kementerian yang untuk selanjutnyadisebut UPG Kementerian adalah unit yang bertugas dan mempunyaitanggung jawab dalam implementasi pengendalian gratifikasi dilingkungan Kementerian.

18. Sistem pengendalian gratifikasi online adalah sistem yang dibangunsecara terintegrasi dengan sistem online yang ada di lingkunganKementerian, yang merupakan sarana bagi Wajib Lapor Gratifikasiuntuk menyampaikan laporan terkait dengan gratifikasi.

19. Register gratifikasi, adalah register data yang dikelola oleh UPG KKPterkait dengan pelaporan gratifikasi.

20. Komisi Pemberantasan Korupsi yang untuk selanjutnya disingkat KPKadalah Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi PemberantasanKorupsi.

2014, No.881 8

BAB II

GRATIFIKASI

A. Prinsip Dasar

1. Penolakan Gratifikasi

Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian wajib menolak apabila ditawarkan dan/atau diberikangratifikasi, secara sopan dan santun serta melaporkannya kepada UPGKementerian.

2. Penerimaan Gratifikasi

Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian dilarang menerima gratifikasi dari mitra kerja dan/ataupihak ketiga baik atas inisiatif sendiri maupun orang lain, baik secaralangsung maupun tidak langsung.

3. Pemberian Gratifikasi

Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian dilarang memberi gratifikasi kepada mitra kerja dan/ataupihak ketiga, baik secara langsung maupun tidak langsung.

4. Pemberian Gratifikasi atas Permintaan

Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian dilarang memberi gratifikasi kepada mitra kerja dan/ataupihak ketiga, baik secara langsung maupun tidak langsung, yangdilakukan karena adanya permintaan dari mitra kerja dan/atau pihakketiga tersebut.

5. Pelaporan Gratifikasi

Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian wajib membuat laporan atas penolakan, penerimaan, danpemberian gratifikasi baik melalui Sistem Pengendalian Gratifikasi Onlinemaupun dengan mengisi formulir Gratifikasi dan menyerahkannyakepada UPG Kementerian dan/atau KPK.

6. Prinsip dasar sebagaimana dimaksud pada angka 1 sampai dengan 5berlaku juga untuk keluarga inti dari Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan kementerian.

B. Klasifikasi Gratifikasi

1. Gratifikasi yang dianggap Suap

a. Gratifikasi kepada Pegawai Kementerian atau penyelenggara negara dilingkungan Kementerian yang berhubungan dengan jabatan dan yangberlawanan dengan kewajiban atau tugas Pegawai Kementerian ataupenyelenggara negara di lingkungan Kementerian yang bersangkutan.

b. Contoh Gratifikasi yang dianggap Suap:

1) uang dan/atau setara uang, dalam hal ini termasuk tapi tidakterbatas pada voucher dan cek, yang diberikan kepada PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian

2014, No.8819

sebagai ucapan terima kasih dari Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian lainnya, mitrakerja dan/atau pihak ketiga, terkait dengan proses pengadaanbarang dan jasa dan/atau sehubungan dengan telah terpilihnyaatau telah selesainya suatu pekerjaan dan/atau kegiatan lainnyadalam rangka pelaksanaan tugas dan jabatan PegawaiKementerian yang bersangkutan;

2) pemberian dalam bentuk uang dan/atau setara uang, barang,fasilitas, dan/atau akomodasi, sebagai tanda terima kasih, yangditerima Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara dilingkungan kementerian dari Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian lainnya, mitrakerja dan/atau pihak ketiga terkait dengan proses pemeriksaanpekerjaan dan/atau proses persetujuan/pemantauan/pengawasan atas pekerjaan mitra kerja dan/atau pihak ketigatersebut;

3) pemberian dalam bentuk uang dan/atau setara uang, barang,fasilitas atau akomodasi yang diterima Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan kementerian dari PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianlainnya, mitra kerja dan/atau pihak ketiga, termasuk tapi tidakterbatas dari notaris, perusahaan asuransi, bank, biro perjalanan,maskapai penerbangan, dan/atau perusahaan/kantor konsultanlainnya atas kerja sama/perjanjian kerjasama yang sedangberlangsung;

4) pemberian dalam bentuk apapun dari Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian, mitra kerjadan/atau pihak ketiga sehubungan dengan kenaikan pangkatdan/atau jabatan baru Pegawai Kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan Kementerian lainnya yang lazimnyadilakukan sebagai tanda perkenalan;

5) pinjaman dari bank atau lembaga keuangan lainnya yang diterimakarena hubungan pribadi, jabatan dan kewenangan dari PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianyang bersangkutan dan tidak berlaku bagi masyarakat umum;

6) kesempatan atau keuntungan termasuk jumlah/prosentase bungakhusus atau diskon komersial yang diterima Pegawai Kementeriandan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian karenahubungan pribadi atau jabatan dan tidak berlaku bagi masyarakatumum;

7) makanan, minuman dan hiburan yang diberikan secara khusus,dikarenakan jabatan atau kewenangan Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian yangbersangkutan, yang dilakukan di luar dan tidak berhubungandengan tugas kedinasan;

8) keuntungan dari undian, program, atau kontes yang dilakukansecara tidak terbuka dan tidak fair;

2014, No.881 10

9) pemberian fasilitas transportasi, akomodasi, uang dan/atau setarauang sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan kewajibanPegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian yang bersangkutan di unit mitra kerja dan/atauperusahaan pihak ketiga, yang dilakukan berdasarkan padapenunjukan langsung dan/atau undangan dari pihak ketigatersebut;

10) pemberian hiburan, paket wisata, voucher, yang dilakukan terkaitdengan pelaksanaan tugas dan kewajiban Pegawai Kementeriandan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian di unit kerjamitra dan/atau perusahaan pihak ketiga, yang tidak relevan atautidak ada hubungannya dengan maksud penugasan PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianyang bersangkutan;

11) jamuan makan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang diberikankepada Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara dilingkungan Kementerian oleh Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian lainnya, mitrakerja dan/atau pihak ketiga pada saat melakukan check on thespot dan/atau factory visit untuk proses pemeriksaan/analisiskelayakan hasil kerja dan/atau pemeriksaan lainnya oleh tim yangditugaskan oleh Kementerian;

12) akomodasi, fasilitas, perlengkapan, dan/atau voucher termasukdan namun tidak terbatas pada tiket pesawat, voucher hotel,olahraga golf, tenis lapangan, voucher hiburan yang diberikankepada Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara dilingkungan Kementerian dalam pelaksanaan tugas dan kewajibanPegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian yang bersangkutan di mitra kerja dan/atauperusahaan pihak ketiga yang tidak relevan/tidak berhubungandengan maksud penugasannya;

13) pemberian fasilitas biaya pengobatan gratis oleh mitra kerjadan/atau pihak ketiga pada saat Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian yangbersangkutan berobat ke salah satu rumah sakit yang dilakukanpada saat pelaksanaan tugas dan kewajiban penugasannya;

14) pemberian kepada Pegawai Kementerian dan penyelenggara negaradi lingkungan Kementerian sehubungan dengan suatu perayaan,suka cita atau duka cita, termasuk namun tidak terbatas padaperayaan ulang tahun, pernikahan, kelulusan, dan musibah dariPegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian lainnya, mitra kerja dan/atau pihak ketiga yangnilainya lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah);

15) pemberian fasilitas berupa jasa boga/catering dari PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianlainnya, mitra kerja dan/atau pihak ketiga pada saat Pegawai

2014, No.88111

Kementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianyang bersangkutan menggelar perayaan termasuk namun tidakterbatas pada perayaan pernikahan, ulang tahun dan kelulusan;

16) pemberian fasilitas perjalanan wisata kepada Pegawai Kementeriandan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian dari PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianlainnya, mitra kerja dan/atau pihak ketiga;

17) potongan harga khusus (diskon) pada saat Pegawai Kementeriandan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian membelibarang dari pihak ketiga; dan/atau

18) pemberian bingkisan dalam bentuk apapun kepada PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementeriandari Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian lainnya, mitra kerja dan/atau pihak ketigasehubungan dengan perayaan hari raya keagamaan.

c. Perlakuan:

Setiap gratifikasi yang dianggap suap wajib ditolak dan dilaporkan,kecuali jika situasi pada saat itu tidak memungkinkan bagi PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianyang bersangkutan untuk menolaknya, maka perlakuannya dapatditerima dan wajib dilaporkan.

Yang termasuk dalam situasi yang tidak memungkinkan untukmenolak adalah jika Pegawai Kementerian dan penyelenggara negaradi lingkungan Kementerian yang bersangkutan tidak mengetahuipelaksanaan pemberian, waktu, dan lokasi diberikannya Gratifikasi,atau tidak mengetahui identitas dan/atau alamat pemberi Gratifikasi.

Semua ketentuan mengenai Gratifikasi yang dianggap suap berlakusecara mutatis mutandis terhadap Keluarga Inti Pegawai Kementerian.

2. Gratifikasi dalam kedinasan

a. hadiah/fasilitas resmi dari penyelenggara kegiatan yang diberikankepada wakil-wakil resmi suatu instansi dalam suatu kegiatantertentu, sebagai penghargaan atau kontribusinya dalam kegiatantersebut.

b. Contoh Gratifikasi dalam Kedinasan:

1) fasilitas dalam bentuk apapun, termasuk tapi tidak terbatas padajamuan makan, transportasi, dan akomodasi baik dalam bentukuang dan/atau setara uang, yang diberikan untuk menunjangpelaksanaan tugas dari Pegawai Kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan Kementerian di mitra kerja dan/atau pihakketiga dimana Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di

2014, No.881 12

lingkungan Kementerian yang bersangkutan ditugaskanberdasarkan penugasan resmi dari unit kerjanya;

2) setiap pemberian dalam bentuk apapun yang diterima sebagaihadiah/reward pada kegiatan kontes/kompetisi terbuka yangdilakukan dalam tugas kedinasan;

3) diskon dan/atau fasilitas yang berlaku khusus bagi PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianyang diberikan oleh badan usaha seperti rumah makan, hotel, jasatransportasi dalam rangka pelaksanaan tugas kedinasan yangdinikmati oleh Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara dilingkungan Kementerian yang bersangkutan;

4) makanan dan minuman, baik yang diberikan maupun yangditerima, yang berasal dari sesama Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian dalampelaksanaan tugas kedinasan yang menurut pemikiran logikapada umumnya bersifat tidak wajar dan/atau berlebihan;

5) uang dan/atau setara uang dalam hal ini termasuk tapi tidakterbatas pada cek atau voucher, yang diberikan oleh PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianlainnya, mitra kerja, dan/atau pihak ketiga kepada PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementeriankarena telah menjadi pemateri pada salah satu acara dalampelaksanaan tugas kedinasan;

6) uang dan/atau setara uang sebagai pengganti biaya transportasiyang diberikan oleh Pegawai Kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan Kementerian lainnya, mitra kerja, dan/ataupihak ketiga kepada Pegawai Kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan Kementerian dalam pelaksanaan tugaskedinasan; dan/atau

7) bukan uang dan/atau bukan setara uang yang nilainya tidakmelebihi Rp300.000,00 (tiga ratus ribu rupiah) dan bukantermasuk dalam kategori gratifikasi yang dianggap suap.

c. Perlakuan:

Setiap pemberian gratifikasi dalam kedinasan dapat diterima danwajib dilaporkan.

Semua ketentuan mengenai Gratifikasi dalam kedinasan berlakusecara mutatis mutandis terhadap Keluarga Inti Pegawai Kementerian.

3. Gratifikasi yang tidak dianggap suap dan tidak berhubungan dengankedinasan yang tidak perlu dilaporkan

a. Pemberian yang diterima oleh Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian berdasarkanperjanjian yang sah atau yang tidak terkait dengan kedinasan atau

2014, No.88113

karena Pegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian yang bersangkutan meraih prestasi tertentu.

b. Contoh Pemberian yang Merupakan Gratifikasi yang tidak dianggapsuap dan tidak berhubungan dengan kedinasan yang tidak perludilaporkan:

1) gaji dan pendapatan sah lainnya yang diterima PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementeriandari Kementerian;

2) plakat, vandal, goodyback/gimmick dari panitia seminar,lokakarya, pelatihan, dimana keikutsertaan Pegawai Kementeriandan penyelenggara negara di lingkungan Kementerian yangbersangkutan dalam kegiatan tersebut didasarkan padapenugasan resmi dari unit kerjanya;

3) jamuan makan, akomodasi dan fasilitas lainnya yang diterimaPegawai Kementerian dan penyelenggara negara di lingkunganKementerian dari Pegawai Kementerian dan penyelenggara negaradi lingkungan Kementerian lainnya mitra kerja dan/atau pihakketiga pada saat melakukan kegiatan kedinasan seperti seminar,kongres, simposium dan rapat kerja;

4) hadiah langsung/undian, diskon/rabat, voucher, point rewards,atau souvenir yang berlaku secara umum dan tidak terkait dengankedinasan;

5) penghargaan yang diperoleh karena prestasi akademis atau nonakademis (kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiridan tidak terkait dengan kedinasan;

6) keuntungan/bunga dari penempatan dana, investasi ataukepemilikan saham pribadi yang berlaku secara umum dan tidakterkait dengan kedinasan;

7) kompensasi atas profesi di luar kedinasan yang tidak terkaitdengan tugas dan fungsi dari Pegawai Kementerian danpenyelenggara negara di lingkungan Kementerian, tidak melanggarkonflik kepentingan dan kode etik pegawai, dan dengan izintertulis dari Atasan Langsung;

8) pemberian yang diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalamgaris keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflikkepentingan dengan penerima gratifikasi;

9) pemberian yang diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalamgaris keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflikkepentingan dengan penerima gratifikasi;

10) pemberian yang diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungankeluarga sebagaimana pada angka 8) dan angka 9) terkait dengan

2014, No.881 14

musibah atau bencana, hadiah perkawinan, khitanan anak, ulangtahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerimagratifikasi; dan/atau

11) pemberian yang diperoleh dari pihak lain terkait dengan suka citaatau duka cita, termasuk namun tidak terbatas pada musibahatau bencana, hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun,kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihakyang mempunyai konflik kepentingan dengan PegawaiKementerian dan penyelenggara negara di lingkungan Kementerianserta tidak lebih dari Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).

c. Perlakuan:

Gratifikasi yang tidak dianggap suap dan tidak berhubungan dengankedinasan yang tidak perlu dilaporkan dapat diterima dan dinikmatitanpa dilaporkan.

Semua ketentuan mengenai Gratifikasi yang tidak dianggap suap dantidak berhubungan dengan kedinasan yang tidak perlu dilaporkanberlaku secara mutatis mutandis terhadap Keluarga Inti PegawaiKementerian.

C. Gratifikasi Berdasarkan Permintaan

1. Setiap Pegawai Kementerian apabila diminta untuk memberikanhadiah/cinderamata dan/atau hiburan menolak secara sopan dan santundengan memberikan penjelasan mengenai kebijakan dan aturanGratifikasi yang berlaku di Kementerian kepada peminta tersebut.Pemberian penjelasan tersebut dapat disampaikan dengan bantuan dariUPG Kementerian yang sekaligus juga merupakan salah satu bentuksosialisasi atas kebijakan gratifikasi tersebut.

2. Apabila permintaan dimaksud mengarah pada pemerasan dan/ataupemaksaan yang dapat mempengaruhi kelancaran operasional kegiatan,Pegawai Kementerian khususnya Wajib Lapor Gratifikasi yangbersangkutan wajib segera melaporkannya kepada Atasan Langsung danmengisi aplikasi dalam Sistem Pengendalian Gratifikasi Online ataumengisi formulir gratifikasi dan menyerahkannya kepada UPGKementerian.

3. Atasan Langsung Pegawai Kementerian yang bersangkutan agar segeramengkoordinasikan permasalahan tersebut dengan Pimpinan Tertinggisetempat untuk mendapatkan keputusan mengenai tindakan yang akandiambil untuk menindaklanjuti permintaan tersebut. Apabila menghadapikeraguan dalam pengambilan keputusan, maka Pimpinan Tertinggisetempat melaporkan hal tersebut kepada pimpinan yang lebih tinggidiatasnya dengan tembusan kepada Inspektur Jenderal.

2014, No.88115

BAB III

UNIT PENGENDALIAN GRATIFIKASI KEMENTERIAN

A. Prinsip Dasar

Pada prinsipnya pengendalian atas penolakan, penerimaan, dan/ataupemberian Gratifikasi dilakukan oleh UPG Kementerian selaku mitra dariKPK.

B. Struktur Organisasi UPG Kementerian

Struktur Organisasi UPG Kementerian bersifat adhoc yang ditetapkan olehMenteri.

C. Tugas UPG Kementerian

1. Menyiapkan perangkat kerja dan fasilitas terkait pengendalian praktikGratifikasi, mulai dari penerimaan laporan Gratifikasi sampai denganpengiriman Surat Keputusan Pimpinan KPK kepada penerima dan/ataupelapor serta penyimpanan bukti penyetoran uang yang diterima dariGratifikasi apabila diputuskan oleh KPK menjadi milik Negara.

2. Mendiseminasikan/mensosialisasikan kebijakan Kementerian terkaitdengan Gratifikasi kepada Pegawai Kementerian dan penyelenggaranegara di lingkungan Kementerian, mitra kerja, pihak ketiga, parapemangku kepentingan, dan masyarakat pada umumnya bersama denganTunas Integritas Kementerian.

3. Menerima laporan Gratifikasi, melakukan pemilahan kategori Gratifikasi,dan pemrosesan laporan Gratifikasi dalam kedinasan dan Gratifikasi yangtidak dianggap suap dan tidak berhubungan dengan kedinasan dari WajibLapor Gratifikasi.

4. Melakukan evaluasi bersama-sama KPK atas efektivitas dari kebijakanterkait Gratifikasi dan pengendaliannya di lingkungan Kementerian.

5. Memberikan informasi dan data terkait perkembangan sistempengendalian Gratifikasi kepada pimpinan Kementerian yang dapatdigunakan sebagai salah satu management tools.

6. Menindaklanjuti laporan dugaan praktik Gratifikasi yang berasaldan/atau bersumber dari wistleblowing system, instansi yang berwenang,dan/atau informasi yang diperoleh dari masyarakat.

2014, No.881 16

BAB IV

MEKANISME DAN TINDAK LANJUT PELAPORAN GRATIFIKASI

A. Mekanisme Pelaporan Gratifikasi

1. Laporan Gratifikasi

Setiap Wajib Lapor Gratifikasi wajib menyampaikan laporan dalam hal:

a. telah menolak suatu pemberian gratifikasi;

b. telah menerima gratifikasi; dan/atau

c. telah memberikan gratifikasi.

Gratifikasi wajib dilaporkan kepada UPG Kementerian paling lambat 14(empat belas) hari kerja sejak terjadinya peristiwa Gratifikasi tersebut.

Laporan Gratifikasi sekurang-kurangnya memuat:

a. identitas pelapor, terdiri dari nama dan alamat lengkap, jabatan, unitkerja, alamat email dan/atau nomor telepon;

b. bentuk dan jenis praktik Gratifikasi yang telah dilakukan, yaitupenolakan, penerimaan, pemberian dan/atau pemberian ataspermintaan;

c. spesifikasi wujud dari benda gratifikasi, contohnya uang, tiketperjalanan, dan sebagainya;

d. waktu dan/atau rentang waktu dan lokasi dilakukannya praktikGratifikasi;

e. nama pihak/lembaga pemberi, penerima atau peminta Gratifikasi;

f. nilai/perkiraan nilai materi dari benda Gratifikasi; dan

g. dokumen kelengkapan pendukung lainnya.

2. Media Pelaporan Gratifikasi

Pelaporan gratifikasi disampaikan melalui Sistem PengendalianGratifikasi Online. Apabila di tempat Wajib lapor Gratifikasi ditugaskantidak dapat terhubung dengan Sistem Pengendalian Gratifikasi Online,maka pelaporan disampaikan secara hardcopy dengan menggunakanformulir penolakan, penerimaan, pemberian dan/atau permintaangratifikasi yang telah disiapkan oleh UPG Kementerian.

Hardcopy formulir Gratifikasi disampaikan kepada:

2014, No.88117

UPG Kementerian

Gedung Mina Bahari III Lantai 5

Jln. Medan Merdeka Timur No. 16

Jakarta Pusat 10110

No. Faks : 021 - 46662111

No. Telepon (untuk konfirmasi) : 0811989011

Berdasarkan data dalam formulir tersebut, UPG Kementerian akanmemasukkan (meng-input) laporan tersebut ke dalam SistemPengendalian Gratifikasi Online.

2014, No.881 18

2014, No.88119

2014, No.881 20

2014, No.88121

2014, No.881 22

3. Tindak lanjut Gratifikasi berdasarkan Bentuk dan Jenis Gratifikasi

a. Benda Gratifikasi yang diterima wajib disimpan oleh Wajib Laporgratifikasi sampai ditetapkannya status benda gratifikasi tersebut olehKPK.

b. Apabila benda gratifikasi yang diterima dalam bentukmakanan/minuman yang sifatnya mudah rusak maka bendagratifikasi tersebut dapat diserahkan ke lembaga sosial atau pihakyang lebih membutuhkan.

c. Dokumentasi atas poin a dan b dilampirkan dalam dokumenpelaporan Gratifikasi.

4. Klarifikasi Pelaporan

a. Dalam hal diperlukan, Pelapor wajib memenuhi permintaan klarifikasiUPG Kementerian dan/atau KPK jika menurut pertimbangan UPGKementerian dan/atau KPK diperlukan informasi lebih lanjut terkaitpraktik peristiwa gratifikasi yang telah dilaporkannya.

b. UPG Kementerian meneruskan surat keputusan KPK mengenaikepemilikan benda gratifikasi sesuai dengan kewenangannya, danpelapor diwajibkan patuh terhadap keputusan tersebut.

c. Pelapor yang telah menyampaikan laporan gratifikasi sesuai ketentuanberdasarkan pedoman ini tidak dikenakan ancaman tindak pidanasebagaimana telah diatur dalam Pasal 12C Undang-undang Nomor 31Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsisebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun2001.

B. Mekanisme Tindak Lanjut Penanganan Laporan Gratifikasi

Dalam menentukan tindak lanjut perlu atau tidaknya suatu laporanGratifikasi ditindaklanjuti dan apakah perlu ditindaklanjuti oleh KPK ataucukup ditindaklanjuti oleh Kementerian, UPG Kementerian menggunakanchecklist review dalam Formulir 5 dan Formulir 6 untuk menyeleksi apakahbenda gratifkasi tersebut memiliki sifat-sifat sebagai berikut :

1. terkait dengan tugas dan kewenangan;

2. pemberian dalam bentuk uang;

3. pemberian yang nilai materinya di bawah standar nilai yang ditetapkanoleh Kementerian; dan/atau

4. pemberian yang berwujud makanan dan minuman.

2014, No.88123

2014, No.881 24

2014, No.88125

C. Prosedur Tindak Lanjut Atas Pelaporan Gratifikasi Yang Diterima UPGKementerian

Seluruh laporan Gratifikasi yang diterima oleh UPG Kementerian akandipilah dan diseleksi untuk menentukan laporan tersebut cukupditindaklanjuti oleh UPG Kementerian atau harus ditindaklanjuti oleh KPK.

Prosedur tindak lanjut atas pelaporan gratifikasi yang diterima UPGKementerian adalah sebagai berikut:

1. Penanganan Laporan Dugaan Gratifikasi yang Diterima UPG Kementeriandari Pelapor:

a. Pelapor mengisi aplikasi Sistem Pengendalian Gratifikasi Onlinedan/atau formulir gratifikasi dan disampaikan kepada UPGKementerian;

b. Dalam hal laporan yang diterima adalah dalam bentuk hardcopy, UPGKementerian menerima formulir Gratifikasi dan memasukkan (meng-input) data yang tercantum pada formulir Gratifikasi tersebut kedalam register Gratifikasi yang berisi, antara lain:

1) nomor laporan;

2) tanggal laporan;

3) data pelapor (nama, alamat, unit kerja dan Atasan Langsung);

4) nama pihak/lembaga pemberi;

5) jenis dan bentuk gratifikasi; dan

6) nilai/perkiraan nilai gratifikasi.

c. UPG Kementerian memastikan kelengkapan data dalam formulirGratifikasi dan memverifikasinya;

d. Terhadap setiap laporan Gratifikasi dilakukan reviu awal oleh UPGKementerian dengan menggunakan lembar checklist reviewGratifikasi.

e. Berdasarkan hasil reviu tersebut, UPG Kementerian akan memberikanrekomendasi penanganan tindak lanjut laporan gratifikasi oleh UPGKementerian atau diteruskan ke KPK.

f. Tindak lanjut penanganan Laporan Gratifikasi yang ditangani KPK:

1) apabila hasil rekomendasi UPG Kementerian menyatakanpenanganan tindak lanjut laporan Gratifikasi diteruskan ke KPK,UPG Kementerian wajib menyampaikan laporan dimaksud kepadaKPK pada hari ke-1 (pertama) setiap minggu (untuk laporan yangditerima satu minggu sebelumnya), dilengkapi dengan:

a) formulir Gratifikasi;

b) lembar checklist review Gatifikasi;

2) jika KPK menyatakan laporan Gratifikasi yang diterima sudahlengkap dan benar, maka KPK akan memproses sesuai denganprosedur yang berlaku untuk menetapkan status atas BendaGratifikasi dimaksud;

2014, No.881 26

3) berdasarkan verifikasi dan pemeriksaan yang dilakukan ataslaporan Gratifikasi tersebut, maka KPK akan menerbitkanpenetapan status atas Benda Gratifikasi dalam suatu suratkeputusan yang ditandatangani oleh Pimpinan KPK, dandiserahkan kepada pelapor dan/atau penerima melalui UPGKementerian;

4) dalam hal Pimpinan KPK menetapkan Benda Gratifikasi tersebutmenjadi milik negara, maka wajib diserahkan oleh Pelapordan/atau penerima gratifikasi kepada KPK melalui UPGKementerian untuk kemudian diserahkan kepada KementerianKeuangan dengan mematuhi prosedur yang berlaku;

5) dalam hal Pimpinan KPK menetapkan Benda Gratifikasi tersebutmenjadi milik pelapor dan/atau penerima, maka terhitung sejaktanggal surat keputusan tersebut, Pelapor dan/atau Penerimamempunyai hak milik atas benda gratifikasi dengan sah secarahukum.

g. Tindak lanjut penanganan Laporan Gratifikasi yang Ditangani UPGKementerian:

1) Apabila hasil rekomendasi UPG Kementerian menyatakanpenanganan tindak lanjut laporan Gratifikasi dilakukan olehKementerian, UPG Kementerian akan melakukan analisis terhadappenentuan pemanfaatan berdasarkan Laporan Gratifikasi tersebut;

2) Ketua UPG Kementerian akan mempertimbangkan hasil analisistersebut untuk menentukan kepemilikan atas Benda Gratifikasi;

3) UPG Kementerian menyampaikan keputusan penentuanpemanfaatan kepada pelapor dan/atau penerima dan memonitortindak lanjut penyerahan Benda Gratifikasi yang ditentukanmenjadi milik Kementerian, jika diperlukan;

4) UPG Kementerian mengisi Lembar Rekapitulasi Penanganan danTindak Lanjut Pelaporan Gratifikasi dan wajib diserahkan kepadaKPK pada hari kerja ke-1 (pertama) setiap 2 (dua) minggu (untuklaporan yang diterima pada dua minggu sebelumnya) disertaidengan:

a) formulir gratifikasi;

b) lembar checklist review gatifikasi; dan

c) lembar checklist Analisis Pelaporan dan PenentuanPemanfaatan Penerimaan Gratifikasi.

5) KPK menerima dan memproses laporan tersebut sesuai denganprosedur yang berlaku.

2. Penanganan Laporan Dugaan Gratifkasi yang Diterima UPG Kementeriandari whistle blowing system, instansi yang berwenang dan/ataumasyarakat

Selain dari pelapor sendiri, UPG Kementerian dapat menerima laporandari whistle blowing system, instansi yang berwenang dan/atau

2014, No.88127

masyarakat mengenai dugaan telah dilakukannya praktik Gratifikasi olehPegawai Kementerian.

Tindak lanjut penanganan laporan dugaan Gratifikasi yang diterima dariwhistle blowing system, instansi yang berwenang dan/atau masyarakat,adalah sebagai berikut :

a. Tindak lanjut penanganan laporan dugaan Gratifikasi yang diterimaUPG Kementerian dari whistle blowing system:

1) Pegawai Kementerian, Mitra Kerja, atau Pihak Ketiga yangmengetahui adanya pelanggaran terhadap ketentuan pedoman iniagar segera melaporkan pelanggaran dimaksud melalui whistleblowing system yang ada di lingkungan Kementerian. Setiappelaporan tersebut akan dijaga kerahasiaannya;

2) Setiap laporan dugaan telah dilakukannya praktik Gratifikasi yangdilakukan oleh Pegawai Kementerian yang telah diproses dandianalisis melalui whistle blowing system dilengkapi dengandokumen-dokumen terkait/relevan untuk kemudian disampaikankepada UPG Kementerian.

Dokumen-dokumen terkait/relevan dimaksud antara lain dapatberupa:

a) foto/dokumentasi Benda Gratifikasi;

b) daftar pemberi Gratifikasi;

c) dokumen lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisipraktik Gratifikasi yang dilakukan.

3) UPG Kementerian mencatat laporan tersebut ke dalam formulirGratifikasi dan memasukkan (meng-input) data yang tercantumpada formulir Gratifikasi tersebut ke dalam register Gratifikasiyang berisi, antara lain:

a) nomor laporan;

b) tanggal laporan;

c) data pelapor (nama, alamat, unit kerja dan Atasan Langsung);

d) nama pihak/lembaga pemberi;

e) jenis dan bentuk gratifikasi;

f) nilai/perkiraan nilai gratifikasi.

4) UPG Kementerian memastikan kelengkapan data dalam formulirGratifikasi dan memverifikasinya. Apabila data yang diperlukanbelum lengkap, UPG Kementerian dapat melakukan klarifikasikepada Pelapor;

5) UPG Kementerian akan melakukan pemeriksaan atas laporan yangtelah lengkap dengan menggunakan checklist review Gratifikasi,dan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut UPG Kementerianmengkaji apakah laporan dugaan tersebut perlu untuk

2014, No.881 28

ditindaklanjuti oleh KPK atau cukup ditindaklanjuti oleh UPGKementerian, dengan menggunakan mekanisme tindak lanjutpenanganan laporan Gratifikasi sebagaimana diatur dalam Bab IV.B. di atas;

6) Dalam hal laporan tersebut perlu untuk ditindaklanjuti oleh KPK,maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai dengan ketentuanBab IV. C. angka 1 huruf f;

7) Dalam hal laporan tersebut cukup ditindaklanjuti oleh UPGKementerian, maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai denganketentuan Bab IV. C. angka 1 huruf g.

b. Penanganan laporan dugaan Gratifkasi yang diterima UPGKementerian dari instansi yang berwenang dan/atau masyarakat:

1) Pelapor membuat laporan mengenai tindakan Gratifikasi yangdiduga dilakukan oleh Pegawai Kementerian dan melengkapinyadengan dokumen-dokumen terkait/relevan untuk kemudiandisampaikan kepada UPG Kementerian.

Dokumen-dokumen terkait/relevan dimaksud antara lain dapatberupa:

a) foto/dokumentasi Benda Gratifikasi;

b) daftar pemberi Gratifikasi; dan

c) dokumen lainnya yang dipandang perlu sesuai dengan kondisipraktik Gratifikasi yang dilakukan.

2) UPG Kementerian menerima laporan gratifikasi dan meng-inputdata yang tercantum pada laporan tersebut ke dalam RegisterGratifikasi yang berisi, antara lain:

a) nomor laporan;

b) tanggal laporan;

c) data pelapor (nama, alamat, unit kerja dan Atasan Langsung);

d) nama pihak/lembaga pemberi;

e) jenis dan bentuk gratifikasi;

f) nilai/perkiraan nilai gratifikasi.

3) UPG Kementerian memastikan kelengkapan data yang tercantumdalam laporan Gratifikasi dan memverifikasinya. Dalam haldiperlukan, UPG Kementerian dapat meminta pelapor untukmelengkapi dokumentasi jika menurut UPG Kementerian masihterdapat kekurangan dan diperlukan informasi tambahan;

4) UPG Kementerian akan melakukan pemeriksaan atas laporan yangtelah lengkap dengan menggunakan checklist review gratifikasi,dan berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut UPG Kementerian

2014, No.88129

akan mengkaji apakah laporan dugaan tersebut perlu untukditindaklanjuti oleh KPK atau cukup ditindaklanjuti oleh UPGKementerian, dengan menggunakan mekanisme tindak lanjutpenanganan laporan Gratifikasi sebagaimana diatur dalam Bab IV.B. di atas;

5) Dalam hal laporan tersebut perlu untuk ditindaklanjuti oleh KPK,maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai dengan ketentuanBab IV. C. angka 1 huruf f;

6) Dalam hal laporan tersebut cukup ditindaklanjuti oleh UPGKementerian, maka mekanisme selanjutnya adalah sesuai denganketentuan Bab IV. C. angka 1 huruf g.

3. Penanganan Setelah Keluarnya Keputusan Peruntukan Benda Gratifikasidari KPK

a. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Negara

Setelah menerima surat keputusan, UPG Kementerian akanmelakukan tindak lanjut sebagai berikut:

1) memberitahukan kepada penerima (dalam hal ini baik Pelapormaupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikanbahwa Pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan terkaitdengan laporan Gratifikasi yang bersangkutan dan memintakepada Pelapor dan/atau Penerima untuk menyerahkan BendaGratifikasi kepada UPG Kementerian, disertai dengan dokumen-dokumen pendukungnya;

2) UPG Kementerian menerima Benda Gratifikasi lengkap dengandokumen-dokumen pendukungnya, dan atas penyerahan tersebut,penerima akan diberikan tanda terima oleh UPG Kementeriansebagaimana Formulir 7;

3) UPG Kementerian menyerahkan Benda Gratifikasi kepada KPKdengan membuat surat penyerahan Benda Gratifikasi tersebutbeserta dokumen-dokumen pendukungnya;

4) apabila Benda Gratifikasi tersebut berupa uang tunai, makapelapor mentransfer uang tersebut kepada bank penerima yangditunjuk oleh KPK dan bukti transfer diserahkan kepada UPGKementerian untuk diserahkan kepada KPK;

5) UPG Kementerian menyimpan semua dokumentasi yang terkaithal tersebut di atas.

b. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Kementerian

Setelah menerima surat keputusan, UPG Kementerian akanmelakukan tindak lanjut sebagai berikut:

1) memberitahukan kepada penerima (dalam hal ini baik Pelapormaupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikanbahwa pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan terkaitdengan laporan Gratifikasi yang bersangkutan dan meminta

2014, No.881 30

kepada Pelapor dan/atau Penerima untuk menyerahkan BendaGratifikasi kepada UPG Kementerian, disertai dengan dokumen-dokumen pendukungnya;

2) UPG Kementerian menerima Benda Gratifikasi lengkap dengandokumen-dokumen pendukungnya, dan atas penyerahan tersebut,Penerima akan diberikan tanda terima oleh UPG Kementerian yangditandatangani oleh Penerima atau pihak yang menyerahkan danpihak UPG Kementerian;

3) UPG Kementerian mencatat penerimaan Benda Gratifikasi dandokumen-dokumen pendukungnya yang menjadi milikKementerian dalam suatu Buku Register Penerimaan BendaGratifikasi yang menjadi milik Kementerian;

4) UPG Kementerian memutuskan penyaluran Benda Gratifikasiuntuk operasional Kementerian, Perpustakaan Kementerian,display Kementerian, atau badan sosial;

5) UPG Kementerian mencatat dan menyimpan semua dokumentasiyang terkait peruntukan dan penyaluran tersebut;

6) UPG Kementerian membuat laporan kepada KPK secara berkalamengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi yangdiputuskan menjadi milik Kementerian.

c. Peruntukan Benda Gratifikasi Menjadi Milik Penerima

1) memberitahukan kepada penerima (dalam hal ini baik Pelapormaupun Terlapor) melalui surat atau memo yang menyampaikanbahwa pimpinan KPK sudah menerbitkan keputusan bahwaBenda Gratifikasi yang dilaporkan menjadi milik Penerima;

2) UPG Kementerian akan membuat tanda terima dengan merujukpada surat keputusan Pimpinan KPK yang ditandatangani olehPenerima atau pihak yang menyerahkan dan pihak UPGKementerian;

3) tanda terima asli wajib disimpan oleh UPG Kementerian;

4) UPG Kementerian wajib mencatat dan menyimpan seluruhdokumentasi terkait dengan peruntukan dan penyaluran BendaGratifikasi tersebut;

5) UPG Kementerian membuat laporan kepada KPK secara berkalamengenai peruntukan dan penyaluran Benda Gratifikasi yangdiputuskan menjadi milik penerima.

2014, No.88131

FORMULIR 7:

UPGUnit Pengendalian Gratifikasi

Formulir 7

BERITA ACARA PENYERAHAN BENDA GRATIFIKASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Lengkap : ………………………………………...............................................

Pangkat : ............................................NIP.............................................

Jabatan : ………………………………………...............................................

Unit Kerja : ………………………………………..............................................

Jenis Barang:

2014, No.881 32

BAB V

SOSIALISASI DAN MONITORING

Untuk memastikan bahwa pedoman ini diketahui oleh seluruh PegawaiKementerian, mitra kerja, dan pihak ketiga, maka ditugaskan kepada UPGKementerian untuk melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. mencantumkan larangan pemberian/penerimaan hadiah/cinderamata danhiburan pada setiap pengumuman dalam proses pengadaan barang/jasa danunit kerja yang memberikan pelayanan publik, dengan merujuk padapedoman ini;

2. Inspektorat Jenderal dan Sekretaris Jenderal c.q. Pusat Data dan Informasiditugaskan untuk secara terus menerus memberikan informasi kepadaseluruh Pegawai Kementerian, mitra kerja, pihak ketiga, dan pihak-pihaklainnya mengenai diberlakukannya pedoman ini di lingkungan Kementerian;

3. Kepala Unit Kerja dan Tunas Integritas ditugaskan untuk menyampaikanPedoman ini kepada seluruh pihak di lingkungan unit kerjanya masing-masing, dalam hal ini termasuk para pemangku kepentingan di wilayahkerjanya;

4. memberikan informasi yang jelas kepada pihak manapun yang berkeinginanmengetahui isi pedoman ini;

5. Inspektur Jenderal berkewajiban memonitor penerapan pedoman ini danmemberikan laporan secara berkala setiap 6 (enam) bulan sekali kepadaMenteri mengenai implementasinya termasuk laporan-laporan yang telahditerima terkait dengan Gratifikasi.

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SHARIF C. SUTARDJO