Berita akrual

9
Pada hari ini, Kementerian Keuangan mengadakan "Kick Off" Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual untuk menciptakan momentum awal penerapan akutansi berbasis akrual. "Kick off akuntansi berbasis akrual ini mengingatkan terutama kepada para sekjen di semua bidang untuk melaksanakan akuntansi berbasis akrual," kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di Jakarta, Rabu (4/3/2015). Ia menyampaikan momentum implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual menjadi langkah penting bagi pemerintah dalam menyediakan informasi yang lebih baik terutama dalam menyajikan indromasi terkait pengukuran kinerja pemerintah. Akutansi berbasis akrual tidak hanya dapat menghasilkan nilai beban yang telah dibayarkan oleh pemerintah namun seluruh beban yang diperlukan sehingga biaya pelayanan publik dapat dihitung secara wajar. Dengan demikian pengelolaan keuangan negara dapat dikelola secara tertib, taat pada pertaturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan transparan. Akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan serta Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa tahun 2015 merupakan awal penyusunan laporan keuangan berbasis akrual oleh pemerintah. Mardiasmo mengatakan implementasi ini harus sudah dijalankan agar tidak lupa dengan amanat Undang-Undang tersebut. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan persiapan untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual seperti penyesuaian regulasi di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, pembangunan sistem aplikasi, peningkatan kapasitas SDM serta penguatan komitmen penyelenggaraan pemerintah. "Kompetensi standar untuk SDM sudah ada, sistem akuntannya sudah ada dan sudah di luncurkan, sosialisasi juga sudah dilakukan," kata dia.

description

Publik

Transcript of Berita akrual

Page 1: Berita akrual

Pada hari ini, Kementerian Keuangan mengadakan "Kick Off" Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual untuk menciptakan momentum awal penerapan akutansi berbasis akrual.

"Kick off akuntansi berbasis akrual ini mengingatkan terutama kepada para sekjen di semua bidang untuk melaksanakan akuntansi berbasis akrual," kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di Jakarta, Rabu (4/3/2015).

Ia menyampaikan momentum implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual menjadi langkah penting bagi pemerintah dalam menyediakan informasi yang lebih baik terutama dalam menyajikan indromasi terkait pengukuran kinerja pemerintah.

Akutansi berbasis akrual tidak hanya dapat menghasilkan nilai beban yang telah dibayarkan oleh pemerintah namun seluruh beban yang diperlukan sehingga biaya pelayanan publik dapat dihitung secara wajar. Dengan demikian pengelolaan keuangan negara dapat dikelola secara tertib, taat pada pertaturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan transparan.

Akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan serta Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa tahun 2015 merupakan awal penyusunan laporan keuangan berbasis akrual oleh pemerintah.

Mardiasmo mengatakan implementasi ini harus sudah dijalankan agar tidak lupa dengan amanat Undang-Undang tersebut. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan persiapan untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual seperti penyesuaian regulasi di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, pembangunan sistem aplikasi, peningkatan kapasitas SDM serta penguatan komitmen penyelenggaraan pemerintah.

"Kompetensi standar untuk SDM sudah ada, sistem akuntannya sudah ada dan sudah di luncurkan, sosialisasi juga sudah dilakukan," kata dia.

Masing-masing kementertian dan lembaga juga ditunjuk Duta Akrual yang diharapkan dapat menciptakan komunikasi dan koordinasi serta menjadi fasilitator atas perubahan penerapan basis akuntansi akrual di pemerintah pusat. Nantinya akuntansi berbasis akrual ini juga akan diterapkan ke pemerintah daerah. - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2183904/akuntansi-keuangan-pemerintah-kini-berbasis-akrual#sthash.dA3Z90ql.dpuf

Page 2: Berita akrual

Pemerintah menerapkan akuntansi berbasis akrual untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan dan menciptakan laporan keuangan yang lebih transparan.

Pada hari ini (Rabu (4/3/2015)), Kementerian Keuangan mengadakan “Kick Off” Implementasi Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual untuk menciptakan momentum awal penerapan akutansi berbasis akrual. “Kick off akuntansi berbasis akrual ini mengingatkan terutama kepada para sekjen di semua bidang untuk melaksanakan akuntansi berbasis akrual,” kata Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo di Jakarta.

Ia menyampaikan momentum implementasi akuntansi pemerintahan berbasis akrual menjadi langkah penting bagi pemerintah dalam menyediakan informasi yang lebih baik terutama dalam menyajikan indromasi terkait pengukuran kinerja pemerintah.

 

Akuntansi Berbasis Akrual, Komitmen Bersama untuk Wujudkan Opini WTP

Akutansi berbasis akrual tidak hanya dapat menghasilkan nilai beban yang telah dibayarkan oleh pemerintah namun seluruh beban yang diperlukan sehingga biaya pelayanan publik dapat dihitung secara wajar. Dengan demikian pengelolaan keuangan negara dapat dikelola secara tertib, taat pada pertaturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif dan transparan.

Akuntansi pemerintahan berbasis akrual ini telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan serta Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan bahwa tahun 2015 merupakan awal penyusunan laporan keuangan berbasis akrual oleh pemerintah.

Mardiasmo mengatakan implementasi ini harus sudah dijalankan agar tidak lupa dengan amanat Undang-Undang tersebut. Ia mengatakan pemerintah telah melakukan persiapan untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual seperti penyesuaian regulasi di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, pembangunan sistem aplikasi, peningkatan kapasitas SDM serta penguatan komitmen penyelenggaraan pemerintah. “Kompetensi standar untuk SDM sudah ada, sistem akuntannya sudah ada dan sudah di luncurkan, sosialisasi juga sudah dilakukan,” kata dia.

Selain itu, menurutnya, tentu saja diharapkan opini BPK atas laporan keuangan pemerintah pusat, daerah atau K/L mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian. “Hal ini dilakukan demi mewujudkan good governance dan clean governance,” pungkasnya.

Masing-masing kementerian dan lembaga juga ditunjuk Duta Akrual yang diharapkan dapat menciptakan komunikasi dan koordinasi serta menjadi fasilitator atas perubahan penerapan basis akuntansi akrual di pemerintah pusat. Nantinya akuntansi berbasis akrual ini juga akan diterapkan ke pemerintah daerah.

Page 3: Berita akrual

Surabaya, SeputarMalang.Com – Komitmen pengelolaan keuangan oleh kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sangat penting. Kepala SKPD secara rutin harus memeriksa keuangan yang masuk dan keluar. “Peran leadership 50 persen sangat menentukan kesuksesan organisasi. Jika pemimpin tersebut tidak melakukan perubahan, maka yang terjadi instansi tersebut tidak akan berubah,”

Hal tersebut disampaikan Gubernur Jawa Timur, Dr. H. Soekarwo pada saat memberikan pengarahan dalam rapat evaluasi sistem akuntansi berbasis akrual dan kesiapan pelaksanaan remunerasi Provinsi Jatim, di Lantai VII Kantor Gubernur Jl. Pahlawan No 110 Surabaya, Selasa (3/3/15).

Akuntansi berbasis akrual, kata Soekarwo dapat memberi gambaran utuh terhadap posisi keuangan daerah. Laporan keuangan berbasis akrual juga dapat digunakan untuk mengevaluasi kinerja pemerintah terkait biaya jasa layanan secara efisiensi.

Manfaat laporan keuangan berbasis akrual adalah dapat menilai kinerja posisi keuangan dan arus kas dari suatu entitas. Manfaat lain, yakni dapat menilai akuntabilitas pengelolaan terhadap seluruh sumber daya entitas serta penyebaran sumber daya tersebut.

Dalam PP No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan Permendagri 64 Tahun 2013 tentang pedoman kebijakan akuntansi pemerintah daerah menjelaskan, jika SAP berbasis Kas menuju akrual pendapatan belanja dan pembiayaan akan diakui dan dicatat pada saat kas diterima/dikeluarkan. Sedangkan, dalam SAP berbasis akrual menjelaskan, bahwa pendapatan belanja dan pembiayaan akan diakui dan dicatat pada saat timbulnya hak dan kewajiban tanpa memperhatikan kas diterima/dikeluarkan.

Pakde Karwo juga menyampaikan langkah-langkah menjaga laporan keuangan daerah. Langkah-langkah tersebut meliputi penguatan komitmen pengelolaan keuangan yang professional dari seluruh pimpinan SKPD. Pembinaan secara berkesinambungan dari PPKD terhadap semua SKPD serta pengembangan yang berkesinambungan terhadap SDM pengelola keuangan daerah melalui pendidikan dan pelatihan.

Namun demikian, ia mengaku masih ada permasalahan sistem akuntasi berbasis akrual ini. Staf pengelola keuangan dan penyusunan laporan keuangan tidak memiliki latar belakang terutama pendidikan akuntansi atau keuangan daerah.

“Harus diakui pegawai yang terlibat dalam pengelolaan keuangan bukanlah orang akuntansi. Akan tetapi, orang yang memiliki ilmu di bidang Sosial Politik (Sospol) yang dididik dan dilatih untuk menjadi akunting,” terangnya.Permasalahan lain, sistem informasi yang digunakan masih berbasis kas menuju akrual. Kebutuhan data atau dokumen untuk dasar pengakuan dan pencatatan yang ada belum sesuai serta banyak pejabat dan staf yang menjalankan tugas rangkap secara fungsional.

Sementara itu, terkait remunerasi Pakde Karwo menjelaskan, bahwa remunerasi adalah semua yang diterima atau dinikmati oleh pegawai baik berbentuk uang tunai, pelayanan dan fasilitas lain atas tanggungan pemberi kerja sebagai imbalan untuk jasa yang dilakukan oleh pegawai

Page 4: Berita akrual

tersebut. “Saya meminta Pak Sekda untuk mempercepat remunerasi ini. Karena remunerasi ini merupakan suatu aspirasi untuk memikirkan kesejahteraan pegawai,” imbuhnya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jatim Dr. H. Akhmad Sukardi MM melaporkan, bahwa penerapan akuntansi berbasis akrual telah diamanatkan UU No. 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara dan UU No. 1 tahun 2004 yang kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam PP nomor 71 tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan serta berpedoman pada Permendagri No 64 tahun 2013 tentang penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemda bahwa pelaksanaan Akuntansi berbasis akrual yang dimulai pada 1 Januari 2015.

Sedangkan, penataan pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP) diamanatkan dalam PP No. 58 Tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah yang bepedoman pada Permendagri No 13 tahun 2006 tentang pengelolaan keuangan daerah. Selain itu, juga dituangkan dalam Pergub No. 99 Tahun 2011 tentang tambahan penghasilan kepada pegawai di lingkungan Pemprov Jatim.

Adapun maksud dan tujuan di selenggarakannya rapat evaluasi Sistem Akuntansi Berbasis Akrual dan Kesiapan pelaksanaan remunerasi Pemprov Jatim yakni terciptanya penyamaan persepsi terhadap pelaksanaan akuntansi berbasis akrual ditingkat pengambil keputusan dan penataan pemberian TPP.

Selain itu, dalam rapat ini akan dijelaskan pemahaman terhadap proses akuntansi dan peningkatan kualitas SDM yang ada di SKPD agar dapat mendukung pelaksanaan akuntansi berbasis akural sekaligus mencapai opini BPK tahun 2015 yakni Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Page 5: Berita akrual

MedanBisnis - Banda Aceh. Sekretaris Daerah Aceh Drs H Dermawan MSi menjelaskan, sejak tahun 2014 Pemerintah Aceh telah menggunakan aplikasi Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD) yang terintegrasi ke seluruh SKPA. Aplikasi itu sangat cocok untuk memperkuat penerapan keuangan berbasis akrual agar pengelolaan keuangan di jajaran Pemerintah Aceh berjalan sesuai standar akutansi.Sekda, kemarin menjelaskan, penerapan sistem akrual dalam pengelolaan keuangan pemerintah sudah ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

Namun secara eksplisit, Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akutansi Pemerintah menegaskan pula bahwa penerapan sistem akrual ini perlu dilakukan secara bertahap di jajaran pemerintah daerah.

"Sehubungan dengan itu, lahirlah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi yang menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menjalankan kebijakan ini," ujarnya. (ht anwar ibr riwat )

 

Page 6: Berita akrual

(Berita Daerah – Nasional) Pemerintah Pusat maupun pemerintah daerah sepakat untuk menyukseskan implementasi akuntansi berbasis akrual pada tahun 2015. Hal tersebut sejalan dengan semangat pemerintah untuk meningkatkan kualitas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.

Dalam akuntansi Pemerintah Pusat yang saat ini diterapkan sejak penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat tahun 2004, Pemerintah menggunakan basis kas menuju akrual. Basis ini pada dasarnya adalah basis kas dengan penerapan akrual pada akhir periode pelaporan. Dengan basis kas menuju akrual, pendapatan diakui pada saat kas diterima ke Kas Negara dan belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari Kas Negara. Basis kas untuk pendapatan dan belanja tersebut akan menghasilkan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Arus Kas (LAK), sedangkan dengan adanya jurnal korolari, pencatatan akrual pada akhir periode akan menghasilkan Neraca.

Sejalan dengan amanat Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, maka Pemerintah Pusat akan menerapkan akuntansi berbasis akrual. Pasal 12 dan 13 UU No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyatakan bahwa pendapatan dan belanja dalam APBN dicatat mengunakan basis akrual. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa basis akrual dapat memberikan informasi keuangan yang lebih lengkap daripada basis lainnya, terutama untuk informasi piutang dan utang pemerintah. Selain itu, laporan keuangan berbasis akrual juga menyediakan informasi mengenai kegiatan operasional pemerintah, evaluasi efisiensi dan efektivitas serta ketaatan terhadap peraturan.

Perubahan basis akuntansi dari kas menuju akrual menjadi akrual membawa dampak terhadap perubahan tahapan pencatatan dan jenis laporan keuangan yang dihasilkan.

Direktur Jenderal Perbendaharaan, Marwanto Harjowiryono di sela Rapat Kerja Nasional Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Tahun 2014. di Jakarta memaparkan bahwa baik pemerintah pusat maupun pemda sepakat perlunya peningkatan penganggaran, pelaksanaan anggaran dan pertanggungjawaban APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah).

Untuk mewujudkan pengelolaan keuangan negara yang transparan dan akuntabel, pemerintah akan terus berupaya untuk meningkatkan kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) menuju opini yang terbaik dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, juga telah melakukan beberapa langkah persiapan implementasi akuntansi berbasis akrual. Beberapa langkah tersebut antara lain penyiapan peraturan, prosedur, infrastruktur, perubahan mindset, serta sumber daya manusia.

Pemerintah perlu untuk mempersiapkan diri dalam menghadapai penerapan akutansi berbasis akrual dengan mengatisipasi beberapa kendala yang kemungkinan dihadapai dan menjadi tantangan dimasa depan.

Page 7: Berita akrual

Langkah-langkah persiapan ini perlu untuk terus dipertajam dan dievaluasi sehingga implementasi akuntansi berbasis akrual dapat berjalan dengan baik