Berharap Selalu, Pembelajar Itu Adalah KAM(M)I

3
Berharap selalu, pembelajar itu adalah KAM(M)I KAMMI, KesatuanAksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Kumpulan mahasiswa yang bersepakat untuk berjalan beriringan mewujudkan visi menjadi wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa depan dalam upaya mewujudkan Bangsa dan Negara Indonesia yang Islami. Mewujudkan visi besar ini bukanlah hal yang mudah, perlu kesabaran dalam meniti jalannya, perlu kedisiplinan dalam pelaksanaan manhajnya, agar kerja-kerja kita efektif dan tidak sia-sia. KAMMI, sebagai lembaga ekstra mahasiswa Indonesia, walaupun masih terhitung usia remaja, sudah mulai menampakkan hujamannya di berbagai kampus, bertebarannya kader-kader KAMMI di berbagai daerah adalah satu pertanda bahwa KAMMI memiliki basis massa yang juga cukup banyak. Namun, rekutmen bukanlah perkara kuantitas saja, namun aspek kualitas pun akan selalu membayangi dalam setiap hasil kuantitas yang ‘cukup banyak’. Bagaimana mungkin akan segera terwujudnya visi jikalau pembangunnya banyak, namun tak memahami arah kerja mereka. KAMMI sebagai harakatud tajnid, rasanya kini harus mulai lagi menengok lagi hasil tuaian pembentukan kader-kader nya. Menengok lagi, sudahkah aspek kuantitas kader setimbang dengan aspek kualitas yang dibutuhkan Indonesia kini. Visi yang diusung KAMMI ini jelaslah amat berkaitan dengan aspek Kaderisasi. Mulai dari merekrut, membina hingga mengkaryakan. Jenjang pengkaderan yang KAMMI miliki pun, mulai dari AB 1 berlanjut ke AB 2 dan berakhir di AB 3, bukanlah sebuah kemutlakan saat sudah melewati Dauroh kenaikan jenjang pengkaderan, segala IJDK pada jenjang tersebut sudah terpenuhi. Kesalahan yang sering terjadi adalah beberapa merasa sudah baik saat sudah mengikuti Dauroh Marhalah II, merasa kapasitasnya terkait konsep arah gerak KAMMI membangun masing-masing

description

belajar bercermin

Transcript of Berharap Selalu, Pembelajar Itu Adalah KAM(M)I

Berharap selalu, pembelajar itu adalah KAM(M)IKAMMI, KesatuanAksi Mahasiswa Muslim Indonesia. Kumpulan mahasiswa yang bersepakat untuk berjalan beriringan mewujudkan visi menjadi wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa depan dalam upaya mewujudkan Bangsa dan Negara Indonesia yang Islami. Mewujudkan visi besar ini bukanlah hal yang mudah, perlu kesabaran dalam meniti jalannya, perlu kedisiplinan dalam pelaksanaan manhajnya, agar kerja-kerja kita efektif dan tidak sia-sia.KAMMI, sebagai lembaga ekstra mahasiswa Indonesia, walaupun masih terhitung usia remaja, sudah mulai menampakkan hujamannya di berbagai kampus, bertebarannya kader-kader KAMMI di berbagai daerah adalah satu pertanda bahwa KAMMI memiliki basis massa yang juga cukup banyak. Namun, rekutmen bukanlah perkara kuantitas saja, namun aspek kualitas pun akan selalu membayangi dalam setiap hasil kuantitas yang cukup banyak. Bagaimana mungkin akan segera terwujudnya visi jikalau pembangunnya banyak, namun tak memahami arah kerja mereka. KAMMI sebagai harakatud tajnid, rasanya kini harus mulai lagi menengok lagi hasil tuaian pembentukan kader-kader nya. Menengok lagi, sudahkah aspek kuantitas kader setimbang dengan aspek kualitas yang dibutuhkan Indonesia kini. Visi yang diusung KAMMI ini jelaslah amat berkaitan dengan aspek Kaderisasi. Mulai dari merekrut, membina hingga mengkaryakan. Jenjang pengkaderan yang KAMMI miliki pun, mulai dari AB 1 berlanjut ke AB 2 dan berakhir di AB 3, bukanlah sebuah kemutlakan saat sudah melewati Dauroh kenaikan jenjang pengkaderan, segala IJDK pada jenjang tersebut sudah terpenuhi. Kesalahan yang sering terjadi adalah beberapa merasa sudah baik saat sudah mengikuti Dauroh Marhalah II, merasa kapasitasnya terkait konsep arah gerak KAMMI membangun masing-masing daerahnya sudah terpenuhi, padahal tahapan setelahnya lah yang akan semakin memoles pemahaman dan pemenuhan IJDK kader pada jenjang itu. Dan penanaman tradisi diskusi yang ketat saat pra, saat pelaksanaan dan pasca Dauroh Marhalah II adalah perihal yang penting dan perlu dipertahankan ke depannya.Merasakan adanya standar berbeda di beberapa daerah terkait persiapan masing-masing kader AB 1 nya untuk mengikuti Dauroh Marhalah II, kekhawatiran ini harus lekas ditindaklanjuti. Dengan mengupayakan seleksi ketat pada saat Pra Dauroh Marhalah II dan penanaman secara kuat tradisi diskusi yang berdasar pada literatur yang telah ada saat Dauroh Marhalah II, dan penyadaran kembali fungsi diskusi dan peningkatan kapasitas keilmuan kader KAMMI untuk bisa membangun daerahnya Pasca Dauroh Marhalah II, sehingga integral apa yang diupayakan di dalam proses pembentuka kader ideologis AB 2, dan tak hanya terkesan perekrutan sebanyak-banyaknya dan tak mengindahkan kualitas dan pengelolaanya.Keprihatinan yang juga membayangi inisiatif pada kader AB 2 kebanggaan Daerah untuk menghadiri Majelis Diskusi dan bertukar argumentasi yang terlihat makin menurun. Sementara peran-peran strategis di komisariat dan Daerah diemban oleh kader AB 2 tersebut. Selarasnya kuantitas dengan kualitas bisa kita evaluasi juga dari tanggapan dan minat diskusi kader saat ini, apakah kehadiran AB 2 tersebut di majelis-majelis Diskusi kebaikan itu sudah banyak ataukah masih sedikit? Mari tanyakan pada hati jawaban dari pertanyaan ini. Memang, begitulah uniknya mengkader, tak bisa hanya metode baku saja yang diterapkan atau dioptimalkan karena objek dawah yang di kader pun mempunyai karakteristik yang berbeda. Perlulah kita memperbaiki formulasi tentang bagaimana implementasi Manhaj itu bisa sejalan dengan isu kontemporer dan menarik minat dari kader Anggota Biasa KAMMI pada umumnya, AB 2 dan AB 3 pada khususnya.Penekanan berulang pada kualitas AB 2 ini adalah kekhawatiran yang dikarenakan terlihat adanya rasa puas dari beberapa AB 2 di daerah setelah resmi berstatuskan AB 2. Padahal justru setelah resmi menjadi AB 2, kader tersebut dituntut untuk lebih banyak belajar hingga dituntut juga untuk lebih banyak beramal. Jangan kemudian ada statement terbalik, melakukan al-Amal dulu baru Al-Fahmu. Agar saat ada hantaman yang menghampiri dan berusaha menggoyang ideologi, tak kan berpengaruh pada keyakinan diri dalam beramal sehari-hari. Karena telah menghujamnya pemahaman diri terhadap arah gerak KAMMI yang telah diikutinya ini.KAMMI bukanlah organisasi yang orientasinya Amal, namun KAMMI adalah lembaga yang ingin melahirkan kader-kader pemimpin yang siap beramal karena Tuhan nya, Allah SWT. Siap dalam segi wawasan dan pengalaman. Cita-cita agar kader yang lahir memahami betul 4 poin Paradigma Gerakan KAMMI; 1) Dawah Tauhid 2) Intelektual Profetik 3) Sosial Independen dan 4) Politik Ekstraparlementer, dalam setiap amalnya, dan dalam setiap kebermanfaatannya untuk Indonesia. Wallahualam bi showwab..