Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

13
1 BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH Oleh: Iqbal Islami *) A. Pendahuluan Kompetensi yang ketiga dalam Kamus Kompetensi (KK) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) adalah In-Depth Problem Solving and Analysis. Kompetensi ini termasuk ke dalam kluster thinking. Salah satu kemampuan yang sangat penting dalam dapat melakukan pemecahan dan analisis masalah adalah kemampuan untuk berfikir kreatif (creative thinking). Kemampuan ini berguna untuk dapat menghasilkan ide- ide baru yang kreatif sehingga dapat memperoleh solusi yang kreatif. Solusi yang kreatif mempunyai tiga ciri yaitu: 1. baru (kalau tidak baru tidak dinamakan kreatif ); 2. berguna untuk menyelesaikan masalah (kalau tidak berguna maka bukan solusi namanya); dan 3. layak (feasible), mengingat akan adanya keterbatasan sumber daya seperti orang dan waktu. B. Kompetensi In-Depth Problem Solving and Analysis Pengertian secara umum dari kompetensi tersebut menurut KK Kemenkeu adalah sebagai berikut. 1. Memecahkan masalah yang sulit melalui evaluasi yang seksama dan sistematis terhadap informasi, alternatif yang mungkin, dan konsekuensinya. Creative thinking is not a talent, it is a skill that can be learnt. It empowers people by adding strength to their natural abilities which improves teamwork, productivity and where appropriate profits. Edward de Bono

Transcript of Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

Page 1: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

1

BERFIKIR KREATIF DALAM PEMECAHAN DAN ANALISIS MASALAH

Oleh: Iqbal Islami *)

A. Pendahuluan

Kompetensi yang ketiga dalam Kamus Kompetensi (KK) Kementerian

Keuangan (Kemenkeu) adalah In-Depth Problem Solving and Analysis.

Kompetensi ini termasuk ke dalam kluster thinking.

Salah satu kemampuan yang sangat penting dalam dapat melakukan

pemecahan dan analisis masalah adalah kemampuan untuk berfikir kreatif

(creative thinking). Kemampuan ini berguna untuk dapat menghasilkan ide-

ide baru yang kreatif sehingga dapat memperoleh solusi yang kreatif. Solusi

yang kreatif mempunyai tiga ciri yaitu:

1. baru (kalau tidak baru tidak dinamakan kreatif );

2. berguna untuk menyelesaikan masalah (kalau tidak berguna maka

bukan solusi namanya); dan

3. layak (feasible), mengingat akan adanya keterbatasan sumber daya

seperti orang dan waktu.

B. Kompetensi In-Depth Problem Solving and Analysis

Pengertian secara umum dari kompetensi tersebut menurut KK Kemenkeu

adalah sebagai berikut.

1. Memecahkan masalah yang sulit melalui evaluasi yang seksama dan sistematis terhadap informasi, alternatif yang mungkin, dan konsekuensinya.

Creative thinking is not a talent, it is a skill that can be learnt. It empowers people by adding strength to their natural abilities which improves teamwork, productivity and

where appropriate profits.

Edward de Bono

Page 2: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

2

2. Orang-orang yang kompeten, secara mendalam mampu menghasilkan solusi yang tepat untuk masalah-masalah yang sulit. Mereka mempertimbangkan banyak sumber informasi, secara sistematis mengolah dan mengevaluasi informasi dengan membandingkan berbagai arah tindakan, dan secara hati-hati mendiskusikannya sebelum membuat keputusan akhir.

Penguasaan atas kompetensi ini bagi setiap pegawai di lingkungan

Kemenkeu merupakan hal yang penting karena dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi Kemenkeu pasti akan dihadapkan pada situasi dimana setiap

pegawai baik secara sendiri-sendiri mau pun secara tim atau unit kerja

harus mencari solusi yang terbaik atas masalah-masalah yang dihadapi.

Masalah yang dihadapi bisa mulai dari masalah yang bersifat sederhana

sampai sulit, mulai dari yang mengandung risiko rendah sampai tinggi, dan

mulai yang bersifat jangka pendek sampai jangka panjang. Tingkat

penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh masing-masing pegawai

Kemenkeu dalam memecahkan dan menganalisis masalah akan berbeda-

beda sesuai dengan tingkat jabatannya. Semakin tinggi jabatannya maka

yang bersangkutan akan semakin dituntut untuk mampu memecahkan dan

menganalisis masalah-masalah yang sulit, risiko tinggi, dan bersifat

strategis serta jangka panjang.

Sesuai dengan KK Kemenkeu, tingkat kemahiran atas kompetensi ini dibagi

menjadi empat dan indikator perilaku dari masing-masing tingkat

kemahirannya adalah sebagai berikut:

Tingkat Kemahiran Indikator Perilaku

Deskripsi

1. Menganalisis masalah secara terbatas.

• Mengumpulkan dan mempertimbangkan informasi yang dibutuhkan dalam mencari solusi.

• Mengenali situasi/pilihan yang tepat untuk bertindak sesuai kewenangan.

• Mengembangkan alternatif solusi yang tepat dalam pekerjaan rutin berdasarkan kebijakan dan prosedur yang telah ditentukan.

2. Analisis masalah secara mendalam.

• Melakukan analisis secara mendalam terhadap informasi yang tersedia dalam upaya mencari solusi.

• Membuat kesimpulan dari berbagai sumber informasi sesuai pedoman yang ada.

• Menerapkan analisis yang seksama terhadap masalah-masalah yang harus dievaluasi secara mendalam.

• Mempertimbangkan berbagai kemungkinan sebelum

Page 3: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

3

mengambil kesimpulan. 3. Menyelesaikan

masalah yang mengandung risiko tinggi.

• Membandingkan berbagai alternatif tindakan dan implikasinya, serta memilih alternatif yang terbaik berdasarkan analisis data yang sistematis.

• Menghasilkan solusi dari berbagai masalah yang kompleks, terkait dengan bidang kerjanya dan berdampak pada pihak lain.

• Menyeimbangkan antara kemungkinan risiko dan keberhasilan dalam implementasinya.

4. Menghasilkan solusi berdampak jangka panjang.

• Menghasilkan solusi yang dapat mengatasi permasalahan jangka panjang.

• Menghasilkan solusi strategis yang berdampak terhadap masyarakat luas.

Pada tingkat kemahiran pertama dan kedua, kompetensi yang dituntut

untuk dikuasai baru pada tingkat kemampuan untuk menganalisis

masalah secara sederhana untuk tingkat pertama dan menganalisis

masalah secara mendalam pada tingkat kedua. Kemampuan menganalisis

masalah merupakan langkah pertama yang penting yang akan menentukan

keberhasilan dalam langkah selanjutnya yaitu memecahkan masalah.

Kesalahan dalam mendefinisikan masalah akan menyebabkan kesalahan

dalam menentukan solusi yang tepat atas masalah yang sebenarnya. Oleh

sebab itu, kemampuan untuk menganalisis masalah ini harus

dikembangkan sejak dini yaitu sejak menjadi pelaksana dan terus

dikembangkan seiring dengan meningkatnya tugas dan tanggung jawab

yang diterima oleh seseorang pegawai di Kemenkeu.

Pada tingkat kemahiran yang ketiga dan keempat, kompetensi yang

dituntut tidak hanya menganalisis masalah tetapi juga kemampuan untuk

memecahkan masalah. Pada tingkat ketiga, tingkat kemahiran yang

dituntut adalah kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang

mempunyai risiko tinggi. Pada tingkat keempat atau tingkat yang paling

tinggi, tingkat kemahiran yang dituntut adalah kemampuan untuk

menghasilkan solusi yang berdampak jangka panjang. Solusi yang

berdampak panjang biasanya adalah solusi atas permasalahan-

permasalahan yang bersifat strategis yang sangat penting dalam

pencapaian tugas dan fungsi organisasi. Sebagai contoh, dalam bidang

perpajakan, salah satu masalah yang strategis adalah masalah masih

rendahnya rasio pajak (tax ratio) yaitu perbandingan antara penerimaan

perpajakan dengan pendapatan domestik broto (PDB).

Page 4: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

4

Standar kompetensi jabatan (SKJ) di Kemenkeu sudah menentukan jenis-

jenis kompetensi dan tingkat kemahiran yang harus dikuasai untuk

masing-masing jenis jabatan. Semakin tinggi jabatannya maka akan

semakin tinggi tingkat kemahiran yang dituntut untuk dikuasai.

C. Berfikir Kritis dan Berfikir Kreatif

Banyak orang yang lulus dari pendidikan formal memiliki kemampuan yang

cukup tinggi dalam berfikir kritis (critical thinking) namun kemampuan

berfikir kreatifnya (creative thinking) masih belum cukup terasah.

Mengapa? Karena, menurut Robert Harris, pendidikan formal lebih

menekankan pada kemampuan untuk berfikir kritis dalam proses

belajarnya dan kurang mengasah kemampuan para siswanya untuk berfikir

kreatif. Oleh sebab itu, dalam dunia kerja para pegawai perlu untuk melatih

dan terbiasa berfikir kreatif agar dapat mengembangkan kemampuan

berfikir kreatifnya.

Menurut Harris, perbedaan antara berfikir kritis dan berfikir kreatif dapat

dijelaskan seperti isi tabel berikut ini.

Critical Thinking Creative Thinking 1. analytic 2. convergent 3. vertical 4. probability 5. judgment

6. focused 7. objective 8. answer 9. left brain 10. verbal 11. linear 12. reasoning 13. yes but

1. generative 2. divergent 3. lateral 4. possibility 5. suspended

judgment 6. diffuse 7. subjective 8. an answer 9. right brain 10. visual 11. associative 12. richness, novelty 13. yes and

Berfikir kritis antara lain bersifat analitis, konvergen atau memusat

menuju satu kesimpulan, fokus, objektif, dan alasan yang logis dalam

mencari jawaban. Proses berfikirnya lebih didominasi dari hasil pemikiran

otak kiri yang lebih bersifat objektif dan rasional. Sebaliknya berfikir kreatif

Page 5: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

5

lebih bersifat generatif, divergen atau menyebar yang sangat berguna untuk

dapat mengembangkan berbagai alternatif dan kemungkinan (posibilitas).

Proses berfikirnya lebih didominasi oleh hasil pemikiran dari otak kanan

yang lebih bersifat subjektif yang kaya akan hal-hal yang baru.

Berfikir kritis (critical thinking) dan berfikir kreatif (creative thinking) dua-

duanya penting dan dibutuhkan dalam melakukan analisis dan pemecahan

masalah. Dalam menganalisis masalah maka mungkin orang akan lebih

banyak membutuhkan kemampuan berfikir kritis. Namun dalam mencari

atau menemukan alternatif solusi, orang akan lebih banyak membutuhkan

kemampuan berfikir kreatif. Selanjutnya,

setelah alternatif solusi dihasilkan dan

harus memilih solusi yang paling baik

maka kemampuan berfikir kritis akan lebih

banyak digunakan. Namun demikian,

menurut Robert Harris, dalam praktiknya,

kedua jenis kemampuan berfikir ini beroperasi bersama dan tidak benar-

benar independen satu sama lain. Oleh sebab itu, kemampuan berfikir

kritis dan berfikir kreatif harus dikuasai kedua-duanya.

Mengingat berfikir kreatif kurang mendapatkan latihan dalam pendidikan

formal, maka kemampuan berfikir kreatif perlu untuk mendapatkan

perhatian untuk dilatih dan dikembangkan sehingga dapat menguasai

kemampuan berfikir kreatif tersebut sama baiknya dengan kemampuan

berfikir kritis. Hal ini sejalan dengan pendapat dari Edwrad de Bono yang

disajikan di awal tulisan ini yang mengatakan bahwa berfikir kreatif

bukanlah bakat tetapi kemampuan yang dapat dipelajari dan dilatih.

Semakin sering kita menggunakan dan melatihnya maka kita akan semakin

mahir dalam melakukannya.

D. Mengembangkan Kemampuan Berfikir Kreatif

Michael Michalko mengatakan ada 12 aspek yang biasanya tidak diajarkan

di sekolah tentang berfikir kreatif yang berakibat kemampuan berfikir

Page 6: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

6

kreatif menjadi tidak berkembang maksimal pada waktu di sekolah. Aspek-

aspek tersebut adalah sebagai berikut.

1. Anda adalah orang yang kreatif. Perbedaan antara orang yang

kreatif dengan yang tidak adalah orang kreatif percaya bahwa

mereka kreatif sedangkan orang yang tidak kreatif percaya bahwa

mereka tidak kreatif. Dengan kepercayaan bahwa kita adalah orang

yang kreatif maka kita akan mampu untuk berfikir kreatif dan

menghasilkan sesuatu yang kreatif.

2. Berfikir kreatif adalah pekerjaan. Anda harus memiliki keinginan

(passion) dan keteguhan serta kegigihan dalam menciptakan ide-ide

baru dan berbeda yang mungkin saja tidak langsung akan

menghasilkan ide yang terbaik. Terus mencoba dan keyakinan

bahwa kegagalan adah kesuksesan yang tertunda merupakan

bagian penting dalam proses berfikir kreatif.

3. Anda harus melakukan gerakan (motions) untuk menjadi kreatif. Pada waktu anda melakukan gerakan untuk mencoba mendapatkan

ide baru, maka anda sedang memberikan energi kepada otak anda

dengan meningkatkan jumlah kontak antar syaraf otak (neuron).

Semakin sering anda mencoba mendapatkan suatu ide maka

semakin aktif juga otak anda dan anda akan semakin kreatif.

4. Otak anda bukanlah sebuah komputer. Otak anda andalah sebuah

sistem yang dinamis dan sangat cerdas yang berbeda dengan

komputer. Otak anda tidak hanya dapat mensintesis pengalaman

yang nyata tapi juga mampu untuk menciptakan pengalaman

secara imajiner dan kemudian merubahnya menjadi kenyataan.

5. Tidak ada satu jawaban yang benar. Realitas bersifat ambigu.

Dunia tidak hitam atau putih tetapi kelabu. Ada banyak jawaban

atas suatu masalah. Ketika anda mencoba mendapatkan ide,

jangan sensor atau mengevaluasinya pada waktu ide tersebut

timbul. Melakukan self-censorship pada waktu ide tersebut tercipta

merupakan cara membunuh kreativitas yang paling cepat. Pikirkan

Page 7: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

7

semua ide yang mungkin sebanyak-banyaknya sebelum anda

memulai untuk menilainya untuk memilih satu jawaban.

6. Jangan pernah berhenti dengan ide bagus yang pertama. Selalu

berusaha mencari sebuah ide yang lebih baik sampai tidak ada ide

yang lebih baik lagi. Jangan cepat puas dengan ide bagus yang

telah diperoleh karena mungkin saja ada ide lain yang lebih baik.

7. Semakin ahli akan semakin negatif. Semakin ahli dan spesialis

seseorang, maka pola fikir mereka akan semakin sempit dan lebih

terpaku pada kesesuaian dengan apa yang mereka percayai semakin

absolut atau mutlak. Sehingga, ketika mereka berhadapan dengan

ide baru yang berbeda, maka fokus mereka adalah apakah ide ini

sesuai dengan ia ketahui atau yakini kebenarannya. Jika tidak

sesuai mereka akan memfokuskan untuk menjelaskan mengapa ide

tersebut tidak tepat atau tidak dapat digunakan. Mereka tidak

berusaha untuk mencari cara agar ide tersebut dapat digunakan

atau dilaksanakan.

8. Percayai insting anda. Jangan terpengaruh oleh apa yang

dikatakan oleh orang lain tentang apa yang yang anda lakukan. Ide-

ide baru dan kreatif tidak akan langsung diterima orang lain.

Jangan patah semangat apabila ada yang mencela ide-ide baru

anda.

9. Tidak ada yang dinamakan kegagalan. Apabila anda melakukan

sesuatu dan tidak berhasil, bukan berarti anda gagal. Tetapi anda

mendapatkan pelajaran mengapa sesuatu tidak bekerja seperti yang

diharapkan sehingga anda mempunyai kesempatan untuk

memperbaikinya. Orang yang tidak pernah melakukan kesalahan

atau kegagalan adalah orang yang tidak pernah melakukan sesuatu

yang baru.

10. Anda lihat sesuatu sesuai dengan cara pandang anda. Jangan

terpengaruh dengan cara pandang orang lain dalam

menginterpretasikan sesuatu kenyataan. Anda bebas untuk

menginterpretasikan sesuai dengan cara pandang anda sendiri.

Pandang suatu masalah sebagai sebuah kesempatan untuk

Page 8: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

8

menemukan solusi yang berguna untuk mengatasi masalah

tersebut.

11. Selalu dekati suatu masalah dengan berbagai perspektif. Jangan

percaya dengan perspektif pertama anda atas suatu masalah karena

perspektif pertama anda biasanya bersifat bias terhadap cara

berfikir anda yang biasa. Selalu lihat cara yang berbeda pada waktu

melihat suatu masalah. Misalnya dengan memilih suatu benda yang

secara metafora merepresentasikan suatu masalah dan cari

hubungan antara benda tersebut dengan masalah yang ingin

diselesaikan.

12. Belajar berfikir secara tidak konvensional. Cara berfikir

konvensional yang bersifat analitis dan logis tidak cocok digunakan

untuk menghasilkan ide-ide baru sebagai jawaban dari suatu

masalah. Untuk menjadi kreatif orang harus berfikir kreatif juga.

Orang yang kreatif akan mencari cara-cara untuk memasukkan

setiap hal termasuk hal yang tidak sama dan tidak berhubungan.

Mereka akan mencari hubungan dan asosiasi dari hal yang tidak

sama dan/atau tidak berhubungan. Hal ini akan memicu otak

mereka untuk berfikir dengan pola fikir yang berbeda sehingga

memungkinkan mereka untuh menghasilkan suatu ide baru yang

kreatif.

Apa yang dikatakan oleh Michael Michalko di atas sejalan dengan kata-kata

dari Edward de Bono yang disajikan di awal tulisan ini yang mengatakan

bahwa berfikir kreatif bukanlah bakat tetapi kemampuan yang dapat

dipelajari dan dilatih.

Untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif tersebut maka kita

harus yakin bahwa kita adalah orang yang kreatif. Keyakinan ini akan

mendorong dan memotivasi kita untuk selalu berfikir kreatif dalam

menemukan ide-ide baru, terbiasa untuk melihat dari perspektif yang

berbeda dan menggunakan imajinasi.

Page 9: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

9

Terkait dengan imajinasi ini, Albert Einstein pernah mengatakan

“Imagination is more important than knowledge. For while knowledge defines

all we currently know and understand, imagination points to all we might yet

discover and create.” Menurut Einstein, imajinasi lebih penting dari

pengetahuan. Pengetahuan terkait dengan apa-apa yang telah kita pahami

dan ketahui sekarang. Imajinasilah yang akan menuntun kita menuju

penemuan dan penciptaan baru seperti ide-ide dan solusi-solusi baru.

Menurut Robert Harris, ada lima metode yang telah diidentifikasikan untuk

dapat menghasilkan sesuatu yang kreatif, yaitu:

1. Evolution – melakukan perbaikan (improvement). Setiap masalah yang

telah diselesaikan maka akan dapat diselesaikan kembali dengan cara

yang lebih baik. Orang yang berfikir kreatif selalu percaya bahwa

selalu ada ruang untuk melakukan perbaikan.

2. Synthesis – ide-ide yang telah ada sebelumnya digabungkan menjadi

sebuah ide yang baru. Contohnya seperti ide menggabungkan

program acara education dan entertainment menjadi acara

edutainment untuk lebih mengefektifkan program education yang

dikemas berbeda dengan adanya unsur entertainment.

3. Revolution – suatu ide yang benar-benar baru. Metode ini merupakan

kebalikan dari metode pertama. Misalnya dalam metode belajar yang

konvensional dimana seorang dosen memberikan kuliah kepada

mahasiswanya diganti cara belajarnya dimana tidak ada kuliah dari

dosen tetapi diganti dengan para murid belajar dari murid lainnya

dengan bekerja dalam kelompok dan membuat laporan serta

menyajikannya ke kelas.

4. Reapplication – melihat sesuatu yang lama dengan sebuah cara baru.

Hilangkan prasangka atau asumsi bahwa sesuatu hanya dapat

dilakukan dengan satu cara atau kegunaan. Cari cara bagaimana

sesuatu dapat digunakan untuk hal yang berbeda. Misalnya

menggunakan penjepit kertas menjadi sebuah obeng kecil.

5. Changing direction – merubah arah dengan pandangan baru. Dalam

penyelesaikan masalah maka tujuannya adalah untuk menyelesaikan

masalah bukan untuk melaksanakan suatu solusi tertentu. Apabila suatu

Page 10: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

10

sulusi ternyata tidak dapat menyelesaikan masalah maka cari solusi yang

lain bukan dengan tetap fokus untuk melaksanakan solusi yang sudah

terbukti tidak tepat.

E. Menggunakan Lateral Thinking Untuk Pemecahan dan Analisis Masalah

Kemampuan untuk menemukan dan menghasilkan solusi-solusi yang tepat

atas masalah-masalah yang dihadapi sangat terkait dengan kemampuan

untut berfikir kreatif (creative thinking). Semakin tinggi tingkat kesulitan

dari suatu masalah maka akan semakin membutuhkan kemampuan untuk

berfikir secara kreatif dalam menyelesaikannya. Permasalahan yang

sederhana akan mudah untuk diselesaikan dengan cara berfikir yang biasa

atau konvensional. Namun demikian, untuk permasalahan yang sulit,

rumit, atau pun baru maka cara berfikir yang biasa tidak memadai lagi

untuk digunakan. Untuk permasalahan tersebut untuk mendapatkan

solusi yang tepat maka kita harus menggunakan cara berfikir kreatif.

Edward de Bono, seorang pakar psikologi

terkenal dari Amerika Serikat, pada

tahun 1970-an memperkenalkan suatu

istilah baru yaitu lateral thinking yang

berguna dalam mencari ide dan solusi

baru dalam menyelesaikan masalah.

Lateral thinking merujuk pada

penggunaan alat yang dengan sengaja dan formal untuk memancing

perubahan ide, konsep, dan persepsi – berdasarkan atas pemahaman

mengenai bagaimana otak bekerja sebagai sebuah sistem informasi yang

mengatur dirinya sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh

Edward de Bono yaitu “The brain is a self-organizing system that routinely

organizes input into patterns. Lateral thinking enable us to move laterally

across patterns, thereby opening up new perceptions, concepts and ideas.”

Dengan lateral thinking memungkinkan kita untuk berpindah secara lateral

dari satu pola ke pola yang lain sehingga dapat membuka persepsi, konsep,

Page 11: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

11

dan ide baru. Lateral thinking akan dapat membantu kita untuk berfikir

secara kreatif, merubah problem menjadi peluang, mencari solusi alternatif,

dan mengeluarkan dengan cepat kreativitas pada saat dibutuhkan karena

prosesnya dilakukan secara sengaja.

Edward de Bono merancang empat jenis alat berfikir dalam lateral thinking

yang terdiri dari alat-alat berikut.

1. Idea generating tools yang dirancang untuk memecah pola berfikir

sekarang yaitu pola yang bersifat rutin dan status quo.

2. Focus tools yang dirancang untuk memperluas untuk mencari ide-ide

baru.

3. Harvest tools yang dirancang untuk memanen solusi yang terbaik dari

keluaran yang dihasilkan oleh idea generating tools.

4. Treatment tools yang dirancang untuk memberbaiki ide-ide yang

dipanen dengan mempertimbangkan batasan-batasan yang ada pada

dunia nyata, sumber daya, dan dukungan untuk melaksakan ide-ide

baru tersebut. Dengan demikian ide yang terpilih nantinya benar-

benar dapat dilaksanakan.

Berdasarkan pendekatan yang dikembangkan oleh Edward de Bono

tersebut maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut. Pertama,

kreativitas bukanlah monopoli dari para seniman. Orang yang bukan

seniman pun dapat menjadi orang yang kreatif. Kreativitas adalah skill yang

dapat dipelajari dan dilatih. Semakin rajin kita berfikir secara kreatif maka

semakin mahir kita dalam melakukannya sehingga kita dapat

menerapkannya pada setiap situasi yang dihadapi. Kedua, kita tidak dapat

menunggu suatu ide itu datang dengan sendirinya secara tidak sengaja,

namun ide tersebut perlu dicari dan digali secara sengaja sehingga kita

dapat menghasilkannya tepat pada waktunya. Ketiga, berfikir kreatif dalam

pengambilan keputusan berbeda dengan apa yang dilakukan oleh para

pemberontak yang ingin selalu tampil berbeda. Para kompromis yang secara

sengaja berfikir kreatif untuk menghasilkan ide-ide baru akan lebih mampu

untuk melakukannya dibandingkan para pemberontak yang kreativitasnya

hanya didorong hanya untuk berbeda dari yang lain. Terakhir, alat dan

Page 12: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

12

teknik yang tepat sangat penting untuk dapat membantu menghasilkan ide-

ide baru yang berguna untuk menyelesaikan suatu masalah yang salah

satu alatnya adalah lateral thinking seperti yang diperkenalkan oleh Edward

de Bono.

Untuk membangun kapasitas para pegawai Kemenkeu dalam menggunakan

lateral thinking dalam proses pemecahan dan analisis masalah maka perlu

dilakukan pelatihan secara terencana dan terpadu. Menurut pendapat

kami, minimal dari setiap unit kerja eselon 2 perlu ada satu atau dua orang

yang mempunyai kualifikasi sebagai coach atau trainer untuk menularkan

dan mengimplementasi lateral thinking tersebut. Oleh sebab itu, pada tahap

awal untuk membangun kapasitas tersebut perlu dilakukan suatu training

of trainer (TOT) untuk dapat menghasilkan para coach atau trainer yang

nantinya diharapkan mampu untuk melatih dan mengimplementasi lateral

thinking tersebut di masing-masing unit kerjanya.

F. Kesimpulan

Kemampuan untuk berfikir kritis dan berfikir kreatif keduanya diperlukan

dalam melakukan pemecahan dan analisis maslah. Namun demikian dalam

proses untuk menghasilkan alternatif solusi dan ide-ide baru yang berguna

untuk menyelesaikan masalah maka kemampuan untuk berfikir kreatif

sangat diperlukan. Kreativitas merupakan skill yang dapat dipelajari dan

penguasaannya dapat dikembangkan dengan selalu menggunakannya

secara sengaja dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Untuk

dapat menghasilkan ide, solusi, dan konsep baru untuk memecahkan suatu

masalah maka sangat dibutuhkan digunakannya alat dan teknik yang

tepat. Salah satu alat dan teknik yang tepat digunakan adalah lateral

thinking seperti yang diperkenalkan oleh Edward de Bono.

*) Penulis adalah Widyaiswara Madya pada Pusdiklat PPSDM

Page 13: Berfikir Kreatif Dalam Pemecahan Dan Analisis Masalah

13

Daftar Pustaka:

1. de Bono, Edward. 1970. Lateral Thinking - A Textbook of Creativity. Penguin Books,

UK.

2. de Bono, Edward. 2006. Lateral Thinking – The Power of Provocation. de Bono

Thinking Systems, Des Moines, Iowa.

3. Harris, Robert. “Introduction to Creative Thinking” VirtualSalt. April 2, 2012,

http://www.virtualsalt.com/crebook1.htm. Diakses tanggal 20 Februari 2013

4. Michalko, Michael. “Twelve Things You Were Not Taught in School About Creative

Thinking” Dec 06, 2011.

http://www.creativitypost.com/create/twelve_things_you_were_not_taught_in_schoo

l_about_creative_thinking. Diakses tanggal 20 Februari 2013

5. Kementerian Keuangan RI, Kamus Kompetensi

6. Wikipedia. Lateral Thinking. http://en.wikipedia.org/wiki/Lateral_thinking, diakses

22 Februari 2013

7. http://www.brainstorming.co.uk/quotes/creativequotations.html, diakses tanggal

21 Februari 2013