Berdusta Di Kala Puasa

4
1 | Page Berdusta di kala puasa " Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka tidaklah Allah butuh atas dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)" (Riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah ) DUSTA MENGGUGURKAN PAHALA PUASA Puasa yang disyari'atkan Allah bukan hanya sebatas meninggalkan makan dan minum saja, serta tidak menunaikan syahwat. Puasa adalah meninggalkan seluruh anggota badannya dari dosa, mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor dan keji, mempuasakan perutnya dari makan dan minum, serta mempuasakan kemaluannya. Jika berbicara, orang yang berpuasa akan berbicara dengan perkataan yang tidak merusak puasanya, sehinga jadilah perkataannya amal yang shalih. Hadits diatas telah jelas sekali bahwa dusta bisa menghapus pahala puasa, tetapi betapa banyak kaum muslimin yang melalaikan hal ini. Imam Ash Shan'ani berkata; "maksud sabdanya (Allah tidak butuh) adalah sebagai penjelasan tentang besarnya dosa yang disebutkan itu. (Yaitu dusta) dan maksudnya bahwa puasanya sama dengan tidak berpuasa,bukan dengan pengertian mafhum mukhalafah dalam hadits ini (maksudnya tidak boleh diambil pengertian bahwa Allah butuh sesuatu dari orang yang tidak dusta), karena sesungguhnya Allah tidak membutuhkan sesuatu dan kepada siapapun. Allah Maha Kaya dalam segala hal. Demikian disebutkan oleh Ibnu Bathal. Ada yang mengatakan; bahwa itu hanyalah kinayah yang menunjukan tidak diterimanya puasanya. Sebagaimana perkataan orang yang marah yang menolak sesuatu (dengan ucapan) "Saya tidak butuh hal itu". Ada yang mengatakan; bahwa maknanya ialah pahala puasanya tidak pantas ditimbang, yang menyebabkan ia harus masuk neraka karenanya" (Subulus Salam) MAKNA DUSTA Imam Nawawi berkata; "Ketahuilah sesungguhnya menurut madzhab Ahlus sunnah bahwa dusta itu adalah; "mengkhabarkan tentang sesuatu yang menyalahi keadaannya. Sama saja engkau lakukan dengan sengaja atau karena kebodohanmu (tidak sengaja). Akan tetapi tidak berdosa kalau karena kebodohan dan bersosa kalau dilakukan dengan sengaja" (Al Adzkar: 326) Al Hafidz Ibnu Hajar berkata; "Bahwa dusta itu adalah mengkhabarkan sesuatu yang menyalahi keadaanya /kenyataannya" (Fathul Bari' 1/211) JAUHI DUSTA WALAU BERCANDA Saat ini banyak kaum muslimin yang meremehkan masalah dusta ini. Padahal hal ini bisa membuat puasa kita sia-sia Seolah dusta sudah dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Bahkan dalam sebuah obrolan dusta seringkali dianggap sebagai bumbu wajib. Sehingga kita sering bercanda dengan perkataan-perkataan dusta. Rasulullah bersabda: "Celakalah bagi orang yang berbicara, lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa (dengan cerita bohongnya), Celaka baginya, celaka baginya" (Shahihul Jami' 7013)

description

download

Transcript of Berdusta Di Kala Puasa

  • 1 | P a g e

    Berdusta di kala puasa

    ! "#$ %& ' ()*+, *)- %& "Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan (tetap) mengamalkannya, maka

    tidaklah Allah butuh atas dia meninggalkan makanan dan minumannya (puasanya)" (Riwayat Bukhari, dari Abu Hurairah )

    DUSTA MENGGUGURKAN PAHALA PUASA Puasa yang disyari'atkan Allah bukan hanya sebatas meninggalkan makan dan minum saja, serta tidak menunaikan syahwat. Puasa adalah meninggalkan seluruh anggota badannya dari dosa, mempuasakan lisannya dari perkataan dusta, kotor dan keji, mempuasakan perutnya dari makan dan minum, serta mempuasakan kemaluannya. Jika berbicara, orang yang berpuasa akan berbicara dengan perkataan yang tidak merusak puasanya, sehinga jadilah perkataannya amal yang shalih. Hadits diatas telah jelas sekali bahwa dusta bisa menghapus pahala puasa, tetapi betapa banyak kaum muslimin yang melalaikan hal ini.

    Imam Ash Shan'ani berkata; "maksud sabdanya (Allah tidak butuh) adalah sebagai penjelasan tentang besarnya dosa yang disebutkan itu. (Yaitu dusta) dan maksudnya bahwa puasanya sama dengan tidak berpuasa,bukan dengan pengertian mafhum mukhalafah dalam hadits ini (maksudnya tidak boleh diambil pengertian bahwa Allah butuh sesuatu dari orang yang tidak dusta), karena sesungguhnya Allah tidak membutuhkan sesuatu dan kepada siapapun. Allah Maha Kaya dalam segala hal. Demikian disebutkan oleh Ibnu Bathal. Ada yang mengatakan; bahwa itu hanyalah kinayah yang menunjukan tidak diterimanya puasanya. Sebagaimana perkataan orang yang marah yang menolak sesuatu (dengan ucapan) "Saya tidak butuh hal itu". Ada yang mengatakan; bahwa maknanya ialah pahala puasanya tidak pantas ditimbang, yang menyebabkan ia harus masuk neraka karenanya" (Subulus Salam) MAKNA DUSTA Imam Nawawi berkata; "Ketahuilah sesungguhnya menurut madzhab Ahlus sunnah bahwa dusta itu adalah; "mengkhabarkan tentang sesuatu yang menyalahi keadaannya. Sama saja engkau lakukan dengan sengaja atau karena kebodohanmu (tidak sengaja). Akan tetapi tidak berdosa kalau karena kebodohan dan bersosa kalau dilakukan dengan sengaja" (Al Adzkar: 326) Al Hafidz Ibnu Hajar berkata; "Bahwa dusta itu adalah mengkhabarkan sesuatu yang menyalahi keadaanya /kenyataannya" (Fathul Bari' 1/211) JAUHI DUSTA WALAU BERCANDA Saat ini banyak kaum muslimin yang meremehkan masalah dusta ini. Padahal hal ini bisa membuat puasa kita sia-sia Seolah dusta sudah dianggap sebagai suatu hal yang lumrah. Bahkan dalam sebuah obrolan dusta seringkali dianggap sebagai bumbu wajib. Sehingga kita sering bercanda dengan perkataan-perkataan dusta. Rasulullah bersabda: "Celakalah bagi orang yang berbicara, lalu berdusta untuk membuat orang lain tertawa (dengan cerita bohongnya), Celaka baginya, celaka baginya" (Shahihul Jami' 7013)

  • 2

    Demikianlah Rasulullah memberi peringatan yang amat keras bagi orang yang sengaja berdusta, dengan lelucon-lelucon bohong walaupu hanya bercanda KEDUSTAAN YANG PALING DUSTA Rasululah telah bersabda:

    +. /0 1*+ 2& 3+4 '5 () 0 ,) 7 3+* ' 8+ "Sesungguhnya sebesar-besar dusta adalah mengaku (berbapak) kepada yang bukan bapaknya, atau menceritakan mimpi yang tidak ia lihat" (Riwayat Bukhari dari Watsilah bin Al Asqa' ) Demikanlah dari hadits diatas telah je las , namun kedua hal ini saat ini banyak dilakukan oleh kaum muslimin. Seseorang yang menceritakan pada seseorang bahwa ia telah berminpi melihat sesuatu, padahal itidak. Kemudian dalam hal adopsi anak. Karena dalam adopsi anak biasanya seseorang merubah nasab anak yang diadopsi tersebut, dan menisbatkan sebagai anak kita. Hal ini adalah terlarang, karena telah memalsukan nasab.. Dan ini termasuk sebesar-besar dusta sebagaimana disebutkan dalam hadits diatas. Yaitu mengaku berbapak kepada yang bukan bapaknya. BERDUSTA ATAS NAMA ALLAH Allah telah berfirman:

    9 :&; 0

  • 3

    BERDUSTA ATAS NAMA NABI Rasulullah telah bersabda:

    7 G 2 HAB () *IJ 2 #*AK8L "Janganlah kalian berbuat dusta atas namaku, sesungguhnya orang yang berdusta atas namaku, hendaklah ia masuk neraka" (Riwayat Bukhari Muslim, dasri Ali bin Abi Thalib )

    HAB () 7 () *M&9) #NC @&C*) 2 "Barangsiapa yang berdusta atas (nama)ku dengan sengaja maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka" (Riwayat Bukhari, Muslim,dari Abu Hurairah ) Makna berdusta atas nama Rasulullah adalah menyandarkan sesuatu baik berupa perkataan (Qaul), perbuatan (Fi'il) atau persetujuan beliau (Taqrir) dan segala sesuatu yang disandarkan kepada beliau dengan cara berbohong atas nama beliau . Yaitu dengan mengatakan : "Bahwa Nabi telah mengatakan Ini atau itu" padahal Nabi tidak mengatakannya. Salah satu bentuk berdusta atas nama Nabi adalah dengan meriwayatkan hadits-hadits yang maudhu' (palsu) atau hadits-hadits yang lemah. Meriwayatkan hadits yang lemah termasuk berdusta atas Nama nabi karena riwayat tersebut diragukan kebenarannya. Karena para rawi'nya bukan orang-orang yang tsiqah sehingga riwayatnya diragukan. Dalam hadits Lain Rasulullah bersabda:

    (OK *& #*; PHAB *I 3+* QR&S 2T7 U& () "Barangsiapa yang menceritakan dariku satu hadits yang dia sangka sesungguhnya hadits itu palsu, maka ia termasuk salah seorang dari para pendusta"(Riwayat Muslim) Berkata Imam Ath Thahawi;"Barangsiapa yang menceritakan (hadits) dari Rsulullah atas dasar sangka-sangka berarti dia telah menceritakandari beliau tanpa hak. Dan orang yang meriwayatkan dari beliau tanpa hak berarti dia telah meriwayatkan dari beliau dengan cara bathil. Dan orang yang menriwayatkan dari beliau dengan cara bathil , niscaya dia masuk dalam salah seorang pendusta yang masuk dalam sabda Nabi :"Barangsiapa yang berdusta atas (nama)ku dengan sengaja maka hendaklah ia mengambil tempat tinggalnya di neraka"" (Musykilul Atsar 1/176) Oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati dalam membawakan hadits karena jika kita secara serampangan menyampaikan suatu hadits tanpa meneliti keshahihannya maka kita bisa terkena ancaman tersebut. Apalagi jika itu kita lakukan dalam keadaan shaum, tentu sangsinya akan lebih berat dari hal itu. Alhamdulillah para ulama telah memisahkan antara hadits yang shahih dan hadits yang tidak shahih, dalam kitab-kitab mereka sehingga kita kita bisa mengambil manfaat darinya. Akan tetapi banyak diantara kaum muslimin yang nekat meriwayatkan hadits yang lemah dengan berdalih: Biar lemah yang penting hadits". Sungguh ini adalah suatu jawaban yang tidak keluar melainkan dari mulut orang yang jahil. Karena hadits yang lemah adalah diragukan kebenaraannya bahwa itu merupakan dari Nabi karena diriwayatkan oleh orang-orang yang tidak tsiqah. Bagaimana mungkin berani membawakannya? Apakah kita tidak takut dengan acaman Ini?? DUSTA YANG DIBOLEHKAN Meskipun hukum asal dari dusta adalah haram, namun diperbolehkan dalam beberapa keadaan. Rasulullah bersabda:

  • 4

    !&* L>7 ( *VW* 1*+ @OB *M ,#19 *&+* L "#9 1" XYZ[\ L0 ,H+S 2 1"#19 1*+ , 1UT&S*8 ]+ *8+) 1UT&S* 1*+^;

    "Tidaklah seseorang dianggap berdusta apabila bertujuan untuk mendamaikan antara manusia, berkata sebuah perkataan melainkan untuk perdamaian, orang yang berdusta ketika dalam peperangan, dansuami yang berbicara kepada istrinya atau istri yang berbicara kepada suaminya" (Riwayat Abu Dawud 4921, dari Ummu Kultsum , dengan sanad shahih) Imam Nawawi berkata; "Adapun bohong kepada istri atau istri bohong kepada suami, maka yang diinginkan adalah menampakan kasih sayang dan janji yang tidak mengikat. Adapun dusta yang tujuannya menipu dengan menahanapa yang wajib ditunaikannya atau mengambil yang bukan haknya, maka hal itu diharamkan menurut kesepakatan kaum muslimin" (Syarh Shahih Muslim 16/121) PENUTUP Demikianlah sedikit uraian tentang perkataan dusta yang bisa menghapus pahala puasa kita. Janganlah kita sia-siakan puasa kita dengan perkataan-perkataan dusta. Apalagi perkataan dusta terhadap Allah dan Rasul-Nya .Ramadhan adalah kesempatan emas bagi kita untuk beramal. Janganlah kita kotori puasa kita dengan hal-hal yang bisa menghancurkan pahala puasa kita. Karena kita t idak tahu apakah kita masih bisa bertemu kembali dengan bulan Ramadhan tahun depan atau tidak.