Berdaya karena Usaha -...
Transcript of Berdaya karena Usaha -...
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
Berdaya karena Usaha Modul Pendampingan Pengembangan Kewirausahaan
Penanggung Jawab:
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Penyusun :
Firmansyah, S.Hut, M.Si
Murtado, S.Hut, M.P
Indri Pujirianti, S.Hut, M.Sc
Tata Letak :
Firmansyah, S.Hut, M.Si
Kontributor Foto :
Firmansyah, S.Hut, M.Si
Murtado, S.Hut, M.P
Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Kehutanan
Sumber : Pusdiklat BP2SDM
APA ISI MODUL ?
Visi dan misi pembangunan kehutanan saat ini tidak hanya dilihat dari tolak
ukur akan sumberdaya hutan yang lestari, namun yang tidak kalah penting
adalah mewujudkan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. Oleh sebab itu,
pembangunan kehutanan dapat dikatakan berhasil apabila sumberdaya hutannya
lestari dan masyarakat sekitarnya juga sejahtera.
Salah satu kunci sukses untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera
berdasarkan pengalaman di lapangan adalah dengan meningkatkan serta
mengembangkan kemampuan mereka dalam hal kewirausahaan dari
sumberdaya hutan yang potensial dan sesuai di wilayah mereka.
Pengembangan pengetahuan
masyarakat tentang kewirausahaan
di bidang sektor hasil hutan menjadi
sangat penting dibutuhkan saat ini
dikarenakan sangat banyak potensi
hasil sumberdaya hutan di Indonesia
yang belum di kelola secara optimal.
Melalui pengembangan
kewirausahaan, diharapkan
masyarakat dapat meningkatkan
taraf perekonomian mereka menjadi
lebih baik sehingga dapat lebih
berdaya dan mandiri tanpa harus
ketergantungan bantuan dari pihak
lainnya. Selain itu, dengan
meningkatnya kesejahteraan
masyarakat sekitar hutan maka
diharapkan akan menimbulkan
dampak positif terhadap
pengurangan tekanan laju kerusakan
sumberdaya hutan di Indonesia.
Modul pendampingan ini bertujuan
untuk memberikan arahan kepada
pendamping tentang tahapan-tahapan dalam pengembangan kewirausahaan
kelompok atau masyarakat sasaran agar menjadi lebih maju dan mandiri. Modul
pendampingan ini berisi tahapan-tahapan yang perlu dilakukan untuk
pengembangan kewirausahaan, diantaranya:
Tahap 1. Menerapkan Strategi Pengembangan Usaha;
Tahap 2. Mengelola Keuangan Kelompok;
Tahap 3. Mengembangkan Akses Usaha.
Sumber : Pusdiklat BP2SDM
PENGANTAR
Modul Pendampingan Pengembangan Kewirausahaan ini disusun sebagai bahan
panduan bagi Pendamping kegiatan perhutanan sosial dalam pengembangan
kewirausahaan kelompok atau masyarakat sasaran agar menjadi lebih mandiri.
Dalam modul ini telah disusun tahapan-tahapan yang perlu dilakukan oleh
seorang pendamping kegiatan perhutanan sosial dalam memandu masyarakat
atau kelompok tani hutan sasaran pendampingan perhutanan sosial dalam hal
strategi pengembangan usaha, mengelola keuangan kelompok dan
mengembangkan akses usahanya. Namun demikian dalam pelaksanaannya
dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian sesuai dengan kebutuhan di lapangan
masing-masing.
Dengan tersusunnya modul ini disampaikan terimakasih kepada tim penyusun,
narasumber dan semua pihak yang telah berperan serta dalam penyelesaian
modul ini.
Diharapkan setelah selesainya modul ini dapat bermanfaat bagi para
pendamping perhutanan sosial dan semua pihak yang terkait dalam
pembangunan kehutanan.
Jakarta, Februari 2018
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM
Helmi Basalamah
DAFTAR ISI
Apa Isi Modul
Pengantar
Tahap 1. Menetapkan Strategi Pengembangan Usaha
Langkah 1.Melihat Peluang Usaha
Langkah 2.Melihat Besarnya Pasar dan Pangsa Pasar
Langkah 3.Menghitung Nilai Ekonomi Sebuah Usaha
Langkah 4.Pengembangan Usaha
Langkah 5.Membuat dan Memasarkan Produk
Langkah 6.Merancang Inovasi Produk
Tahap 2. Mengelola Keuangan Kelompok
Langkah 1.Menyusun Perencanaan Penggunaan Keuangan
Langkah 2.Melakukan Pencatatan Sirkulasi Keuangan
Langkah 3.Melakukan Pengawasan Penggunaan Keuangan
Langkah 4.Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan
Tahap 3. Mengembangkan Akses Usaha
Langkah 1.Identifikasi Mitra Dan Menjalin Kerjasama
Langkah 2.Peran Penyuluh Kehutanan
Langkah 3.Permodalan Usaha dalam Membangun
Kemitraan
Langkah 4.Menyusun Proposal
Langkah 5.Menyusun MoU Kemitraan
Langkah 6.Pengembangan Pemasaran
Penutup
Daftar Pustaka
TAHAP 1. MENETAPKAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
Strategi pengembangan usaha sangat diperlukan sebelum memulai usaha.
Sebagai langkah awal, strategi pengembangan usaha harus ditetapkan terlebih
dahulu. Demikian halnya pengembangan usaha yang akan dikembangkan oleh
kelompok tani hutan (KTH).
Bagi kelompok/ KTH pemula yang baru terbentuk, pengembangan usaha ini
perlu pendampingan sampai kelompok benar-benar mandiri dalam melakukan
pengembangan usahanya sendiri. Berikut adalah tahapan yang dilakukan oleh
KTH dalam mengembangkan kewirausahaan:
Langkah 1. Melihat Peluang Usaha
Peluang usaha berbeda dengan ide usaha. Ide usaha itu banyak sekali dan
mudah kita temukan. Kemanapun kita pergi banyak kita temukan produk yang
diperdagangkan dan itu dapat menjadi suatu ide usaha. Namun semua ide usaha
itu tidak selalu menjadi peluang usaha bagi kita. Ada 3 syarat ide usaha menjadi
peluang usaha, yaitu:
1. Identifikasi masalah calon pelanggan
Karena adanya masalah akan menentukan kebutuhan dan keinginan yang
harus dipenuhi untuk mengatasi masalah tersebut. Kebutuhan dan keinginan
itulah yang mendorong kita untuk melakukan sesuatu, dan itu merupakan
peluang usaha
2. Adanya orang yang mampu membayar atau bertransaksi untuk
menyelesaikan masalah, baik itu apakah membayar tunai atau mencicil
ataupun tidak mampu tapi ada orang yang akan membayari. Karena orang
inilah yang akan menjadi pelanggan usaha kita.
3. Mampu menawarkan solusi kreatif untuk mengatasi masalah, sehingga
pelanggan tidak bisa bilang tidak terhadap solusi yang ditawarkan tersebut.
Solusi harus kreatif, karena adanya pesaing usaha yang lain, yang tidak
mampu memberikan solusi lain untuk mengatasi masalah
Langkah 2. Melihat Besarnya Pasar dan Pangsa Pasar
Besar pasar adalah seberapa banyak orang bisa memakai produk kita. Data ini
dapat diketahui dari perhitungan statistik. Sedangkan pangsa pasar adalah
seberapa banyak yang berhasil kita dapatkan, dan ini merupakan pelanggan kita.
Jadi pangsa pasar pasti lebih kecil dari pasar. Kenapa kita perlu mengetahui
Sumber : m.inilah.com
besar pasar dan pangsa pasar dalam angka? Memahami pangsa pasar dalam
angka, adalah memahami berapa calon pelanggan yang bisa kita dapatkan
dalam angka. Hal ini penting, agar kita terhindar dari kegagalan usaha. Karena
walaupun produk kita bagus dan kreatif dan keberadaannya tidak dapat ditolak
oleh pelanggan. Namun jika pelanggan kita terlau sedikit, mengakibatkan usaha
kita tidak dapat bertahan. Dengan diketahuinya pangsa pasar, selanjutnya kita
dapat melakukan perhitungan nilai ekonomi usaha kita.
Informasi pasar diperlukan sebagai titik dasar dalam menentukan produk yang
akan dikembangkan. Informasi pasar sangat penting diketahui sehingga produk
yang akan dipasarkan memang benar-benar produk yang diperlukan oleh
konsumen.
Informasi pasar yang diperlukan dapat berupa potensi konsumen yang dapat
diketahui dari jumlah penduduk yang berpotensi menjadi konsumen produk
yang akan dikembangkan. Data penduduk tersebut dapat dikelompokkan
berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Hal ini
berguna ketika produk yang akan dihasilkan diperuntukkan kepada siapa,
apakah dapat dikonsumsi oleh segala usia atau hanya usia sekolah, apakah
hanya dapat digunakan oleh laki-laki atau perempuan, apakah produk hanya
dapat digunakan oleh masyarakat berpenghasilan tinggi atau untuk semua
kalangan dan sebagainya.
Data terkait potensi konsumen ini dapat diperoleh dari data statistik
kependudukan suatu daerah baik dalam skala nasional, provinsi, kabupaten,
hingga kecamatan dan desa. Pencarian data untuk potensi konsumen
disesuaikan dengan tujuan atau target dan skala usaha dari produk yang
dihasilkan.
Apakah produk yang dihasilkan akan dipasarkan secara nasional atau hanya
regional kabupaten atau provinsi? apakah ketersediaan bahan baku dan modal
usaha dapat menjangkau pasaran yang luas? Kedua hal tersebut menjadi
pertimbangan dalam menentukan target pemasaran produk.
Informasi pasar lain yang diperlukan selain potensi konsumen yaitu tentang
keberadaan pesaing/competitor, peluang permintaan pasar (demand) serta
kemungkinan ketersediaan produk yang sama yang akan diproduksi (supply).
Dalam pemasaran/marketing dikenal dengan istilah-istilah sebagai berikut:
1. Produk barang atau jasa diperlukan oleh personal ataupun kelompok
itulah yang disebut permintaan (demand).
2. Orang yang memerlukan produk barang atau jasa dan mau membayar
untuk hal itu disebut dengan pelanggan (customers).
3. Jumlah customers dalam komunitas mewakili pasar (market) untuk
produk barang atau jasa
4. Pengusaha yang menyediakan produk yang sama baik barang maupun
jasa disebut pesaing (competitors).
Sebuah usaha dapat memperkirakan ukuran pasar/seberapa besar peluang pasar
melalui survei terhadap kebutuhan konsumen, ketertarikan dan kemauan untuk
membayar (willingness to pay). Penyuluh pendamping/fasilitator bersama
kelompok/KTH dapat melakukan survei sederhana di pasar terhadap produk
yang nantinya menjadi komoditas usaha.
Survei ini merupakan salah satu strategi dalam melihat peluang pasar serta
dapat menjadi pertimbangan dalam merencanakan usaha. Produk KTH yang
direncanakan akan dihasilkan menjadi objek dalam survei pasar ini. Survei
dilakukan kepada beberapa orang dengan melalui kuisioner singkat yang
memuat pertanyaan seperti pada contoh kuisoner di bawah ini:
Nama Produk : Keripik Talas Pedas Manis
I. Data responden
1. Nama
2. Umur
3. Jenis Kelamin
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
6. Penghasilan per bulan
7. Pengeluaran per bulan
II. Daftar pertanyaan singkat
1. Apakah anda suka dengan keripik ?
a. Ya b. Tidak
Jika ya, silahkan melanjutkan menjawb pertanyaan berikutnya
2. Jenis keripik apa yang anda sukai ?
a. Keripik ubi b. Keripik singkong c. Keripik pisang d. Keripik talas
3. Jika ada produk keripik talas, rasa seperti apa yang anda suka ?
a. Pedas b. Asin c. Manis d. pedas manis atau asin
4. Bentuk keripik seperti apa yang anda sukai ?
a. Chips b. Stick c. Keduanya
5. Berapa harga yang pantas anda bayar untuk ½ kg keripik ?
a. Rp. 25.000 b. 23.000 c. 20.000 d. 18.000
6. Jika anda suka membeli keripik, seberapa sering anda membelinya ?
a. Setiap hari b. Setiap minggu c. Sebulan sekali d. Tidak rutin
7. Dimanakan anda biasa membeli keripik ?
a. Warung b. Swalayan c. Pasar d. Lainnya
8. Sebutkan jenis merk keripik yang biasa anda beli..............
Foto Gula Aren
(Dokumentasi Firmansyah))
Berdasarkan penjelasan tersebut, tahapan sederhana yang harus dilakukan
pendamping bersama KTH dalam melihat peluang pasar yaitu :
1. Menentukan jenis produk;
2. Menggali data potensi konsumen melalui data statistik kependudukan;
3. Mencari informasi keberadaan pesaing;
4. Menggali informasi kebutuhan terhadap produk (demand);
5. Menggali informasi ketersediaan stok dipasaran (supply);
6. Melakukan survei pasar terhadap beberapa responden.
Langkah 3. Menghitung Nilai Ekonomi Sebuah Usaha
Perhitungan nilai ekonomi diperlukan bagi sebuah produk yang akan dihasilkan
dan dipasarkan. Produk yang dapat dihasilkan dari sebuah usaha dapat berupa
barang atau jasa. Untuk dapat menghitung nilai ekonomi terlebih dahulu
dikumpulkan informasi terkait karakteristik usaha atau komoditi yang
dihasilkan sehingga modal dasar yang diperlukan dapat dihitung. Selain itu
informasi harga pasar juga diperlukan sehingga nilai laba atau rugi usaha dapat
diketahui. Untuk produk barang, analisis ekonomi usaha dapat dimulai dengan
menghitung modal dasar yang diperlukan untuk menyediakan bahan baku.
Selanjutnya untuk melakukan proses produksi diperlukan biaya produksi yang
meliputi komponen bahan bahan baku, peralatan habis pakai, tenaga kerja
proses pembuatan produk (pemasakan, pencetakan, pengerjaan, dll),
pengemasan, biaya distribusi/angkutan, biaya promosi dan sebagainya. Untuk
lebih jelasnya berikut adalah contoh perhitungan laba rugi usaha gula aren
adalah sebagai berikut:
Usaha Gula Aren
Tanaman aren (Arenga pinata)
menghasilkan komoditi nira, tepung
dan ijuk. Untuk produksi gula aren,
komoditi yang dapat diambil yaitu air
nira. Untuk dapat memproduksi nira,
tanaman aren minimum harus berumur
5 tahun. Dengan tinggi pohon yang
dapat mencapai 25 m, diameter 65 cm
dan panjang tangkai daun/pelapah
mencapai 1,5 m, maka jarak tanam ideal
untuk budidaya aren yaitu 10x 10 meter.
Untuk pemeliharaannya, tanaman aren memerlukan pemupukan yang rutin
dilakukan setiap tahunnya. Pemeliharaan lainnya yaitu pemeliharaan teknis
berupa pemangkasan dan pengelolaan kebun.
Untuk produksi air nira, 1 pohon aren dapat menhasilkan 25 liter/hari dan dapat
diambil setiap harinya. Kemudian untuk membuat gula aren sebanyak 1 kg
memerlukan air nira sebanyak 10 liter.
Berdasarkan informasi tersebut, maka untuk perhitungan laba rugi atau analisis
usaha ekonomi gula aren dapat diketahui. Jika KTH belum memiliki potensi
pohon aren dalam kawasannya, maka analisis usaha gula aren dimulai dari
penanaman. Namun jika potensi aren sudah ada, KTH hanya menghitung modal
dasar dari proses produksi (tanpa modal awal penanaman dan pemeliharaan).
Analisis usaha gula aren dapat dihitung sebagai berikut:
Modal Dasar
Komponen Volume Harga satuan
(Rp)
Total
(Rp)
Bibit aren
1 Ha (10x10m) 100 bibit/Ha 15.000/bibit 1.500.000
Upah Kerja
Pemeliharaan 5 tahun 3.000.000/tahun 15.000.000
Pupuk Kandang 5 tahun 1.500.000/tahun 7.500.000
Total Modal Awal selama 5 tahun 24.000.000
Proses Produksi
Produksi nira Produksi gula aren
1 pohon aren = 25 liter/hari
1 Ha kebun aren = 100 pohon
1 Ha kebun aren = 2.500 liter/hari
1 kg gula aren = 10 liter nira
Produksi gula aren 1 hari
2.500 liter nira = 250 kg gula
Biaya Produksi
Perhitungan laba/rugi dengan dimulai dengan budidaya harga gula aren/gula merah
per kiloram saat ini yaitu: = Rp 12.000/kg;
Pendapatan penjualan per hari = 250 kg x Rp 12.000 = Rp 3.000.000;
Pendapatan penjualan per bulan = 30 hari x Rp. 3.000.000 = Rp 90.000.000;
Penjualan satu tahun = 12 bulan x Rp.90.000.000 = Rp1.080.000.000,-
Keuntungan = Penjualan – Modal awal - Biaya produksi
Rp. 1.080.000.000- Rp. 24.000.000 – Rp. 382.200.000 = Rp. 673.800.000,-
Perhitungan laba/rugi jika dari pohon aren yang sudah ada:
Keuntungan = Penjualan – Biaya produksi
= Rp.1.080.000.000 – Rp.382.200.000 = Rp. 697.800.000,
Komponen Volume Biaya satuan
(Rp)
Total biaya (Rp)
Dalam 1 tahun
Upah kerja
Pemanenan
/penyadapan
3 orang/Ha/hari
@Rp.50.000 4.500.000/bulan 54.000.000
Bahan bakar 7 m3/hari
@ Rp.85.000 17.850.000/bulan 214.200.000
Pengemasan 250 bungkus/hari
@Rp. 50.000 1.500.000/bulan 18.000.000
Distribusi
Ongkos transport
/hari @ Rp
200.000
6.000.000/bulan 72.000.000
Biaya lain-
lain/bahan
pendukung
1.000.000/bulan 12.000.000
Biaya promosi 1.000.000/bulan 12.000.000
Total biaya
produksi
31.850.000/bulan 382.200.000
Kesimpulan:
Bagi usaha gula aren yang dimulai dengan penanaman, keuntungannya sudah dapat diperoleh pada tahun ke-6. Modal awal sudah dikeluarkan untuk 5 tahun ditambah biaya produksi selama 1 tahun sudah tergantikan dalam waktu 1 tahun yaitu pada tahun ke-6, bahkan dalam 1 bulanbiaya produksi sudah dapat tergantikan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tahapan sederhana yang harus
dilakukan pendamping bersama KTH dalam menghitung nilai ekonomi
usaha yaitu :
1. Menggali potensi lahan usaha KTH/kondisi existing (komoditi sudah
ada atau harus ditanam)
2. Menggali informasi karakteristik komoditi bahan baku produk yang
akan dihasilkan
3. Menggali informasi harga produk yang sama di pasar
4. Menentukan dan menghitung modal dasar
5. Menentukan dan menghitung biaya produksi
6. Menghitung laba rugi berdasarkan informasi harga dan
karakteristik produk yang dihasilkan
Untuk analisis usaha produk jasa, analisis usaha yang dapat dihitung misalnya
usaha jasa wisata alam. Informasi modal awal yang diperlukan untuk
menghitung analisis usaha jasa wisata alam yaitu biaya pengadaan sarana
prasarana wisata, pembangunan aksesibilitas, biaya promosi, upah tenaga kerja
dan biaya pemeliharaan. Untuk usaha jasa wisata tidak dikenakan biaya
pemanenan, biaya produksi dan distribusi produk.
Langkah 4. Pengembangan Usaha
Beberapa aspek yang dapat dilakukan dalam rangka pengembangan usaha yaitu:
1. Teknologi
Mengembangan peralatan dalam produksi, pengemasan, pemesanan, dsb.
2. Pekerja
Mengembangkan pekerja bagian tertentu, atau menambah jumlah pekerja.
3. Efisiensi
Melakukan efisiensi pada bagian tertentu, atau efisiensi dalam penggunaan
uang maupun waktu.
4. Wilayah
Mengembangkan skala usaha misalnya pada tingkat kota, tingkat provinsi,
tingkat nasional atau tingkat internasional.
5. Pemasukan
Mengembangkan persen pemasukan usaha dalam jangka waktu tertentu (1
minggu, 1 bulan, atau 1 tahun).
Foto Pembuatan Gula Aren
(Sumber: Dok.Firmansyah)
6. Peluang
Mengembangkan dalam menambahkan produk atau jasa, atau
pengembangan cabang baru, atau tempat jualan baru.
Langkah 5. Membuat dan Memasarkan Produk
Untuk produk berupa barang, persiapan
yang dilakukan untuk memulai membuat
produk yaitu persiapan bahan baku yang
diperlukan. Modal awal yang diperlukan
dalam analisa ekonomi disiapkan untuk
dibelanjakan.
Jika jenis usaha dimulai dengan
penanaman, maka modal dasar disiapkan
untuk pembelian bibit, biaya penanaman,
pemeliharaan hingga pemanenan. Namun
jika usaha KTH dimulai dari potensi yang sudah ada, maka biaya yang
diperlukan yaitu biaya produksi/pembuatan produk. Untuk memulai membuat
produk, prosedur kerja yang dilakukan yaitu:
1. Menyediakan bahan dan alat habis pakai
Sebelum memulai membuat produk, jika usaha yang dikembangkan berupa
produk barang maka langkah pertama yang dilakukan yaitu menyediakan
bahan baku dan alat habis pakai yang digunakan dalam satu daur produksi.
Selain bahan baku sebagai unsur utama yang harus ada dalam proses
produksi, bahan dan peralatan pendukung lain juga harus disiapkan.
Misalnya untuk memproduksi gula aren dalam satu hari bahan dan peralatan
habis pakai yang diperlukan yaitu:
Nira aren dari lahan 1 ha sebanyak 2.500 liter
Kayu bakar sebanyak 7m3
Kemasan sebanyak 250 bungkus
2. Menentukan Jadwal produksi
Untuk contoh usaha gula aren, proses produksi gula aren jika dimulai dari
penanaman hanya dapat dilakukan setelah 5 tahun. Namun jika pohon aren
sudah ada, siap dipanen atau sudah terbiasa dipanen maka proses produksi
gula aren sudah dapat dimulai.
Sebelum proses produksi dimulai, kelompok terlebih dahulu membuat
jadwal produksi. Bahan dan peralatan yang diperlukan baik yang bersifat
permanen maupun yang habis pakai disiapkan untuk digunakan setiap
harinya (jika proses produksi setiap hari). Jika proses produksi dilakukan
rutin setiap hari seperti produk gula aren misalnya maka jadwal produksi
disusun berdasarkan jumlah hari dalam satu bulan (mengikuti kalender),
namun jika proses produksi dilakukan dalam satu minggu sekali atau satu
bulan sekali atau sesuai musim, maka jadwal disesuaikan dengan musim
tertentu dalam setahun.
3. Menyiapkan tenaga kerja
Tenaga kerja dalam proses produksi sangat diperlukan. Jika anggota KTH
mampu menjadi tenaga kerja sukarela untuk mengembangkan usaha bersama
akan lebih baik. Jika usaha KTH masih dalam skala kecil sampai menengah,
maka efisiensi dan asas pemerataan pekerjaan dalam usaha KTH dapat
dilakukan dengan melibatkan peran anggota dan pengurus KTH dalam
proses produksi dengan sistem pembagian tugas sesuai jadwal produksi.
Namun jika usaha KTH cukup besar dan tidak dapat megandalkan tenaga
dari anggota KTH, maka pengadaan tenaga kerja tambahan yang diberikan
upah dapat dilakukan.
Untuk menghemat pengeluaran biaya produksi, sebaiknya tenaga kerja
dengan sistem upah diperlukan hanya pada saat proses produksi yaitu sesuai
jadwal produksi sehingga upah yang diberikan langsung dan setiap hari.
Sistem gaji/upah perbulan bagi usaha KTH tidak dapat diterapkan karena
ketersediaan bahan baku dan bahan lainnya tidak rutin dan cukup tersedia
untuk proses produksi setiap hari.
4. Merawat peralatan permanen/tidak habis pakai
Peralatan produksi baik sebelum maupun sesudah proses produksi
memerlukan perawatan. Hal ini dilakukan untuk menjaga fungsi alat agar
berkelanjutan dan meminimalisir kerusakan yang dapat menambah beban
pengeluaran KTH. Peralatan produksi yang perlu dirawat yaitu termasuk
peralatan permanen.
Merawat peralatan permanen dapat berupa pencucian/pembersihan,
penyimpanan yang baik sesuai tempatnya, penggantian rutin sparepart (jika
perlu). Misalnya pada produksi gula aren, alat permanen yang digunakan
seperti wajan, tungku, cetakan gula, wadah penampungan, keranjang
pengemasan, dan sebagainya.
Gambar Kemasan Kopi KTH Giri Senang
Jabar (Sumber: Dok.Firmansyah)
5. Mengemas produk
Dalam tahapan membuat produk,
pengemasan produk juga
menjadi salah satu bagian penting
yang harus diperhatikan baik
bentuk, bahan, ukuran, fungsi dan
sebagainya. Pengemasan bisa
menggunakan bahan alami seperti
daun, ayaman bambu, kayu dan
sebagainya. Kemasan dari bahan
buatan dapat menggunakan
kertas, plastik, kaleng, botol kaca,
dan sebagainya.
Pemilihan kemasan harus disesuaikan dengan jenis produk, kemanan dan
estetika. Jika produk berupa makanan maka harus dipertimbangkan aspek
kebersihan, keamanan, bahan tidak merubah cita rasa, bahan dapat menjaga
kualitas produk makanan. Aspek estetika juga harus dipertimbangkan
dengan tujuan memperindah tampilan produk agar menarik perhatian
konsumen agar mau membeli produk.
Kemasan juga harus mengandung unsur informasi baik informasi mengenai
produk itu sendiri maupun informasi identitas produsen. Informasi mengenai
produk diperlukan bagi konsumen untuk mengetahui komposisi atau bahan
baku produk yang dijual. Informasi mengenai identitas produsen diperlukan
untuk mempermudah pemasaran produk. Informasi yang dapat ditampilkan
dalam kemasan yaitu nama produk, bahan baku, komposisi, nama produsen,
alamat produsen dan nomor telepon. Apabila kelompok telah memiliki
fasilitas email dan akun media sosial akan lebih baik ikut dicantumkan
dalam makanan.
Jika produk berupa makanan atau minuman akan lebih baik lagi jika
kelompok mengurus izin PIRT dari Dinas Perindustrian, izin keamanan
makanan/minuman dari BPOM dan status kehalalan produk dari MUI
setempat.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tahapan sederhana yang harus
dilakukan pendamping bersama KTH dalam membuat produk yaitu:
1. Menyediakan bahan baku, bahan penunjang dan
peralatan/perlengkapan habis pakai (belanja bahan)
2. Menetapkan jadwal produksi
3. Menyiapkan tenaga kerja
4. Merawat peralatan permanen
5. Mengemas produk
Sebelum memasarkan produk, langkah awal yang perlu dilakukan yaitu
menentukan harga jual. Meskipun harga barang yang diproduksi sudah ada
dipasaran, namun kelompok perlu menghitung kembali komponen biaya yang
digunakan sebelum menjualnya ke pasaran. Harga jual dapat dihitung
berdasarkan satuannya, misalnya per buah, per kg, per liter, per kemasan dan
sebagainya tergantung jenis produknya.
1. Menentukan Harga jual
Harga jual suatu produk dapat ditentukan dengan menghitung komponen
biaya seperti rumus di bawah ini:
Setelah harga jual diperoleh, maka langkah selanjutnya yaitu
membandingkan harga jual KTH dengan harga jual di pasaran jika produk
barang yang akan dijual sudah ada di pasaran. Sebagai contoh harga gula
aren dipasaran saat ini Rp.12.000/kg, bandingkan dengan harga jual yang
sudah dihitung sendiri.
Berikut beberapa pertanyaan yang harus ditemukan jawabannya:
Bandingkan mana yang lebih murah antara harga produk lain dengan
produk kelompok ?
Bagaimana kualitas produk dipasaran dengan harga jual tersebut ?
Bandingkan dengan kualitas produk hasil kelompok ?
Apa kelebihan produk kelompok ?
Apakah dengan menjual lebih murah masih dapat keuntungan? Jika iya,
jual produk kelompok dengan harga sedikit lebih murah.
Biaya produksi + pengeluaran tambahan+keuntungan = harga jual
2. Menjual produk
Terdapat beberapa cara/strategi untuk memasarkan produk barang atau jasa
kelompok. Berikut penjelasnnya:
Penjualan langsung menjual sendiri dengan membuka gerai/toko/warung,
menjual melalui perantara, menjual ke toko/pasar lain.
Penjualan tidak langsung menggunakan media on line market baik media
sosial maupun website penjualan on line.
KTH yang akan memulai menjual produk, dapat memilih cara penjualan
tersebut atau melakukan dua cara baik langsung maupun tidak langsung.
3. Mempromosikan produk
Untuk menjangkau pasar yang lebih luas, kelompok harus dapat
mempertimbangkan strategi pemasaran produk yang disesuaikan dengan
karakteristik konsumennya seperti promosi. Strategi pemasaran melalui
promosi dapat berupa:
Promosi media cetak mandiri dengan membuat brosur, pamflet, leaflet,
poster dan sebagainya
Promosi media cetak dengan memasang iklan di Koran/tabloid/majalah,
dsb
Promosi media elektronik seperti pemasangan iklan di radio
Promosi non cetak/on line seperti melalui media sosial. Promosi melalui
media ini dapat berupa visual/hanya gambar dan tulisan atau audiovisual
dengan pembuatan video sederhana.
Promosi melalui pameran yang diselenggarakan instansi/organisasi lain
baik pemerintah maupun swasta (menjadi peserta pameran, ikut ambil
bagian membuka stand)
Promosi event mandiri, misalnya dengan membuat stand sendiri di pasar,
di tempat keramaian yang dibuat tidak permanen dan hanya dalam jangka
waktu tertentu misalnya 3 hari. Lakukan penawaran harga spesial dengan
hadiah menarik yang sederhana. Gunakan perangkat audio untuk menarik
pengunjng. Gunakan perangkat audiovisual agar pengunjung dapat
melihat dan menyimak. Bila perlu lakukan atraksi kecil untuk menarik
perhatian orang ramai sehingga berpotensi menjadi konsumen/pembeli.
Berdasarkan penjelasan tersebut, tahapan sederhana yang harus
dilakukan pendamping bersama KTH dalam memasarkan produk
yaitu:
1. Menentukan harga jual berdasarkan modal/biaya produksi,
biaya pengeluaran tambahan dan keuntungan yang diinginkan
2. Menjual produk baik langsung maupun tidak langsung (hindari
penjualan melalui jasa broker/calo/tengkulak)
3. Mempromosikan produk terutama melalui media online baik
website maupun social media
Langkah 6. Merancang Inovasi Produk
Adanya persaingan usaha yang cukup ketat, menyebabkan kita harus dapat
mengembangan produk dan jasa. Oleh karena itu sudah seharusnya suatu usaha
harus dapat mengembangkan produknya, agar mampu bertahan dan tidak
tergerus oleh persaingan pasar. Untuk itu perlunya inovasi produk dan jasa baru
perlu dilakukan untuk meningkatkan usaha kelompok. Untuk mampu
melahirkan sebuah inovasi, kita harus memiliki kreativitas yang diterima oleh
pasar. Seorang yang kreatif adalah orang yang:
Terbuka pikirannya
Senang dengan gagasan-gagasan
Senang dengan gagasan baru
Senang dengan informasi baru
Senang memproduksi gagasan
Sengan memproduksi gagasan yang berbeda tapi bermanfaat
Produk baru baik barang maupun jasa diperlukan untuk menambah variasi
usaha kelompok. Merancang inovasi produk merupakan salah satu strategi
yang penting dalam pemasaran untuk meningkatkan usaha kelompok. Strategi
menciptakan produk baru baik dari bahan baku yang sama maupun yang
berbeda menjadi salah satu strategi dalam mengahadapi persaingan pasar
terlebih pada saat harga jual produk yang kita hasilkan sedang mengalami
penurunan dan permintaan pasar juga mulai berkurang.
Inovasi dan kreatifitas diperlukan bukan hanya dari ketua kelompok namun
seluruh anggota kelompok juga memiliki kesempatan yang sama untuk
mengemukakan ide masing-masing dalam merancang dan menciptakan produk
baru dari usaha kelompok. Inovasi pengembangan produk baru yang memiliki
keunggulan dibandingkan produk dari produsen lain maupun produk dari bahan
baku yang sama baik dapat memenangkan kompetisi pasar. Dengan demikian,
stabilitas usaha kelompok akan terus terjaga sehingga usaha kelompok dapat
berkelanjutan. Beberapa teknik inovasi dalam usaha yaitu:
Produk meliputi inovasi dalam hal fungsi/manfaat, ukuran/bentuk,
model/warna, kemasan, kualitas, cara menggunakan, cara membayar, purna
jual
Promosi meliputi inovasi dalam hal pemesan, positioning, iklan, sales
promo, public relation, penjualan langsung, media tradisional (tv, radio) dan
media non tradisional (robot)
Proses meliputi inovasi dalam bahan baku, pengiriman, penyimpanan, flow
chart, sumberdaya manusia, lokasi/ruang dan limbah
1. Menentukan bahan baku produk baru
Merancang produk baru atau dapat dikenal dengan istilah ‘diversifikasi’
produk dapat berasal dari bahan baku/tanaman yang sama maupun bahan
baku/tanaman lain. Untuk diversifikasi produk dari tanaman/bahan baku
yang sama kita ambil contoh tanaman aren, kelompok biasanya
memproduksi gula merah padat dengan bentuk dan ukuran tertentu.
Diversifikasi produk dari tanaman aren selain gula merah padat, kelompok
dapat membuat produk seperti:
Gula semut
Gula merah padat dengan bentuk dan ukuran yang beragam
Makanan atau minuman yang menggunakan bahan dasar gula merah
Makanan atau minuman yang menggunakan bahan dasar gula semut
2. Melakukan inovasi
Diversifikasi produk dapat dilakukan melalui inovasi:
Penampilan produk: kemasan, warna, bentuk, ukuran, estetika, dll
Kualitas produk: cita rasa, ketahanan produk (lama kadaluarsa), produk
organik, dll
Manfaat/fungsi produk: substitusi, kebutuhan pokok, dll
Harga: terjangkau, lebih murah dengan produk sejenis dari produsen
lain,
Tahapan yang harus dilakukan pendamping bersama KTH dalam
merancang inovasi produk yaitu:
Jika diversifikasi dilakukan karena menurunnya penjualan, langkah
pertama yaitu menggali informasi penyebab menurunnya penjualan
Jika diversifikasi dilakukan untuk mengembangkan usaha/peningkatan
pendapatan maka langkah selanjutnya dimulai dari poin 1 berikut ini
yaitu:
1. Menentukan bahan baku produk baru, apakah bahan dari komoditi
yang sama atau berbeda;
2. Melakukan inovasi produk baik dari penampilan, kualitas, manfaat
maupun harga untuk menarik minat pasar yang lebih luas.
TAHAP 2. MENGELOLA KEUANGAN KELOMPOK
Setiap orang atau kelompok bahkan perusahaan yang bergerak dalam suatu
bisnis, tak terkecuali bisnis kehutanan, tentu mengharapkan laba atau
keuntungan dan tidak mengharapkan kerugian. Kerugian berarti kehilangan
sebagian modal atau tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk
kelangsungan bisnis itu. Sedangkan keuntungan berarti memperoleh kelebihan
hasil dari modal yang telah ditanamkan (investasi).
Persoalan keuangan merupakan aspek yang paling penting dalam kegiatan suatu
bisnis. Untuk itu diperlukan pengelolaan keuangan yang ketat dan berdisiplin
serta memiliki pembukuan yang teratur. Pembukuan itu harus memuat catatan
harian, mingguan, bulanan, dan seterusnya. Hal-hal penting yang perlu
ditekankan dalam pencatatan diantaranya seperti jumlah hasil produksi, jumlah
pembelian dan penjualan, utang, gaji atau insentif pengurus, jumlah stok barang,
peralatan atau aset, penerimaan tunai, dan lain-lain.
1. Definisi
Berdasarkan Undang-undang nomor 15 tahun 2014 definisi Pengelolaan
keuangan negara adalah keseluruhan kegiatan pejabat pengelola keuangan
negara sesuai dengan kedudukan dan kewenangannya yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Dari
definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengelolaan keuangan
kelompok adalah keseluruhan kegiatan pengurus dan anggota kelompok
sesuai dengan kedudukan, fungsi dan kewenangannya yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban. Dari
definisi tersebut dapat diambil kesimpulan pula bahwa ruang lingkup
pengelolaan keuangan kelompok meliputi: 1. Perencanaan 2. pelaksanaan, 3.
pengawasan, dan 4. pertanggungjawaban pengelolaan keuangan kelompok.
2. Tujuan dan Manfaat
Mengelola keuangan kelompok memiliki tujuan dan manfaat yang sangat
banyak. Salah satunya adalah dapat dijadikan sebagai sumber informasi
keadaan keuangan kelompok, apakah untung, rugi, atau hanya kembali
modal. Dari catatan itu dapat juga diambil suatu kebijaksanaan baru.
Misalnya, adanya keuntungan yang berlebih kemudian diinvestasikan ke
bidang lain atau bila terjadi kerugian, perlu pembenahan di sebagian atau
semua sektor.
Prinsip mengelola keuangan kelompok yaitu usaha untuk memaksimalkan
keuntungan usaha kelompok baik jangka pendek dan jangka panjang.
Pertanyaanya adalah,” Apakah usaha keompok itu hanya mengejar keuntungan
jangka pendek? Ataukah lebih mengutamakan keuntungan jangka panjang? Jika
usahanya memang berorientasi ke jangka waktu yang panjang seperti budidaya
tanaman jati dll, maka usaha yang hanya menguntungkan dalam jangka panjang
itu harus di nomorsatukan atau diutamakan.
Bisnis kehutanan terdiri dari usaha jangka pendek dan jangka panjang. Kedua
usaha itu dapat dipilih salah satu atau keduanya. Usaha yang orientasinya untuk
jangka pendek misalnya usaha budidaya tanaman palawijaya. Dewasa ini telah
banyak usahawan yang mencoba-coba melakukan investasi jangka pendek
tersebut.
Namun, ada usaha yang tidak dapat hanya berorientasi ke jangka pendek saja,
bahkan lebih ditekankan keuntungan jangka panjang. Usaha tersebut biasanya
yang membutuhkan biaya/modal besar. Misalnya, usaha budiaya tanaman jati
dengan orientasi ekspor yang bila dicoba hanya dengan investasi jangka pendek
sama saja dengan membuang modal secara sia-sia.
Langkah 1. Menyusun Perencanaan Penggunaan Keuangan
Dalam menyusun perencanaan pengeluaran keuangan, hal – hal yang perlu
diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Membedakan Kebutuhan dan Keinginan Kelompok
Kebutuhan kelompok adalah sesuatu yang sifatnya mendasar dan harus
dipenuhi karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan hidup kelompok.
Contoh kebutuhan kelompok yaitu memiliki ruangan atau tempat sendiri
walaupun sederhana untuk sekretariat pengurus atau berkumpul anggota
kelompok. Sedangkan keinginan adalah kebutuhan yang sudah dipengaruhi
oleh lingkungan, pendidikan, sosial dan faktor lainnya yang tidak perlu atau
tidak wajib dipenuhi. Contoh keinginan kelompok yaitu ruangan atau tempat
sekretariat kelompok harus besar dan luas atau mewah serta dilengkapi
dengan TV. Kebutuhan sesungguhnya bersifat relatif terbatas, sedangkan
keinginan bersifat tidak terbatas. Seseorang harus cermat dalam memilah
kebutuhan dan keinginan, sehingga tidak terjadi kesalahan pengalokasian
anggaran keuangan sehingga kebutuhan – kebutuhan mendasar dapat
terpenuhi. Kebutuhan harus menjadi prioritas dibandingkan keinginan.
2. Pilihlah Prioritas Pengeluaran Terlebih Dahulu
Dalam menentukan prioritas pengeluaran kelompok, seseorang dapat
membagi pos – pos pengeluaran ke dalam dua kelompok yaitu: 1) mendesak
atau darurat, dan 2) tidak mendesak. mendesak atau darurat adalah semua
pos pengeluaran yang dilakukan seseorang agar menjaga kelangsungan
hidup kelompoknya. Contohnya misalnya dizaman pasar serba digital dan
internet seperti sekarang maka kebutuhan akan laptop, komputer dan
modem untuk internet adalah mutlak untuk segera dimiliki dll. Adapun tidak
mendesak adalah semua pos pengeluaran yang dilakukan seseorang namun
tidak mempengaruhi kelangsungan hidup kelompoknya seperti pengeluaran
untuk membeli TV, AC, Dispenser untuk sekretariat kelompok, dan lain lain.
3. Cara yang baik dalam mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran
Cara yang terbaik untuk mengeluarkan uang untuk setiap pos pengeluaran
adalah dengan melakukan penghematan. Hemat adalah mencari cara agar
dapat mengeluarkan uang yang lebih sedikit untuk mencapai tujuan yang
sama. Contohnya jika akan membeli pupuk atau bibit pohon atau ikan dan
lainnya yaitu dengan merek yang sama, akan tetapi dengan mencari penjual
yang menawarkan harga yang relatif lebih murah.
Contoh Tabel Perencanaan Penggunaan Keuangan
No
Nama
Rencana
Pengeluaran
Kategori Pengeluaran
Kebutuhan Keinginan
Mendesak Tidak
Mendesak Penting
Tidak
Penting
Contoh Tabel untuk Mencatat Pemasukan dan Pengeluaran
Bulan..........Tahun.......
No Tanggal Pemasukan (Rp) Pengeluaran (Rp) Keterangan
Langkah 2. Melakukan Pencatatan Sirkulasi Keuangan
Kegiatan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran akan memberikan
informasi tentang banyaknya uang yang telah masuk dan yang telah
dikeluarkan. Hal tersebut menajdi pertimbangan bagi seseorang untuk
mengontrol pengeluaran – pengeluaran yang tidak perlu. Pencatatan pemasukan
dan pengeluaran juga membantu untuk mengetahui frekuensi pemasukan dan
pengeluaran untuk suatu pos tertentu, sehingga dapat membedakan pengeluaran
mana yang termasuk kebutuhan dan mana yang termasuk keinginan.
Langkah 3. Melakukan Pengawasan Penggunaan Keuangan
Pengawasan penggunaan keuangan kelompok secara umum adalah segala
kegiatan kegiatan untuk menjamin agar pengumpulan penerimaan-penerimaan
kelompok, dan penyaluran pengeluaran-pengeluaran kelompok tidak
menyimpang dari rencana yang telah digariskan di dalam anggaran kelompok.
Tujuan Pengawasan Keuangan Kelompok adalah: 1) untuk menjaga agar
anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan; 2) Untuk menjaga agar
kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran kelompok
sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, serta 3) Untuk menjaga agar
pelaksanaan kegiatan benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Pengawasan Menurut Sifatnya.
1. Pengawasan preventif.
Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum
dimulainya suatu kegiatan atau sebelum terjadinya pengeluaran keuangan.
Tujuan pengawasan ini adalah : 1) mencegah terjadinya tindakan-tindakan
yang menyimpang dari dasar yang telah ditentukan; 2) Memberikan
pedoman bagi terselenggaranya pelaksanaan kegiatan secara efisien dan
efektif, serta 3) Menentukan kewenangan dan tanggung jawab sebagai
pengurus atau institusi sehubungan dengan tugas yang harus dilaksanakan.
2. Pengawasan Detektif
Pengawasan detektif adalah suatu bentuk pengawasan yang dilakukan
dengan meneliti dan mengevaluasi dokumen-dokumen laporan
pertanggungjawaban Bendaharawan Kelompok. Berdasarkan cara
melakukan pengawasan detektif dibedakan menjadi dua, yaitu :
1) Pengawasan dari jauh yaitu pengawasan dilakukan dengan cara meneliti
laporan pertanggung jawaban Bendahawan Kelompok, beserta bukti-
bukti pendukungnya.
2) Pengawasan dari dekat yaitu pengawasan dilakukan di tempat
diselenggaranya kegiatan administrasi.
Pengawasan Menurut Ruang Lingkupnya
1. Pengawasan Internal.
Pegawasan internal dibagi menjadi dua yaitu pengawasan dalam arti sempit,
yaitu pengawasan internal yang dilakukan semua pengurus kelompok yang
berasal dari internal kelompok tersebut. Sedangkan pengawas internal
dalam arti luas adalah pengawasan internal yang dilakukan oleh petugas atau
bagian pengawas yang berasal dari bidang atau unit khusus yang memiliki
tupoksi sebagai pengawas yang dibentuk secara internal oleh kelompok tani
tersebut.
2. Pengawasan Eksternal
Adalah suatu bentuk pengawasan yang dilakukan oleh suatu unit pengawas
yang sama sekali berasal dari luar kelompok tersebut.
Langkah 4. Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan
Laporan pertanggungjawaban keuangan disusun untuk menyediakan informasi
yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang dilakukan
oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan. Terkait dengan
pentingnya pembuatan pembukuan keuangan kelompok, maka perlu diangkat
seorang bendahara sebagai pengelola dan penanggungjawab pembuatan
pembukuan keuangan.
Seorang bendahara harus memiliki syarat minimal : (1) jujur; (2) mudah
dijumpai; (3) dapat diterima oleh semua anggota kelompok, (4) tidak
mengintervensi dinamika kelompok, (5) transparan; dan (6) ahli dalam menulis
pembukuan. Kelompok juga harus dapat dengan mudah memperoleh bendahara
pengganti jika penulis sewaktu-waktu berhenti.
Contoh Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Pengurus Kelompok Tani
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN
PENGURUS KELOMPOK TANI SEJAHTERA
PERIODE 2016 – 2017
Nama Kelompok Tani : Sejahtera
Akta Pendirian : No.140-02/DD/IX/2015
Alamat : Jln.Baru Curup Tengah Kab.Rejang Lebong
Provinsi Bengkulu
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan memanjatkan Puji syukur kehadirat Allah SWT, sehingga kita kembali
melaksanakan Rapat Anggota Tahunan Kelompok Tani Sejahtera sebagai
perwujudan dan mekanisme Kelompok berdasarkan Anggaran dasar Anggaran
Rumah Tangga kelompok Tani Sejahtera.
Sebagai Pengurus Yang telah mengembang amanah dan tugas selama 1 (Satu)
tahun terakhir Periode 2010-2011 berkewajiban memberikan keterangan dan
pertanggung Jawaban setiap Akhir Periode Kepengurusan Kelompok Tani
Sejahtera sebagai permusyawatan tertinggi organisasi Kelompok Tani Sejahtera
mengenai pengelolaan Kelompok dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT)
Tahun 2011 sebagai mana yang diamanahkan oleh Anggaran Dasar Anggaran
Rumah Tangga Kelompok Tani Sejahtera.
Dalam Kelangsungannya Kelompok Tani Sejahtera ditopang oleh Keaktifan
Anggota baik dalam Kegiatan Yang telah diprogramkan maupun Kegiatan
Swadaya Bakti Sosial. Kelompok Tani Sejahtera dalam operasionalnnya telah
melakuKan Pola Pembinaan yaitu :
1. Keanggotaan
Tahun 2010
Anggota Aktif : 22 Orang
Keluar : 2 orang
Tahun 2011
Anggota Aktif : 20 Orang
Keluar : 1 Orang
2. Dewan Pengurus Periode 2016 – 2017
Kelompok Tani Sejahtera mempunyai susunan pengurus terdiri dari 3 Orang
Pengurus Inti dan 17 Orang Anggota Sebagai Berikut:
Ketua : Muhammad Rahman
Sekretaris : Muhammad Jamaluddin
Bendahara : Muhammad Abu Talib
Anggota :
1. Aba Takinta
2. Hj.Nabawiah
3. Halbi
4. Amiruddin
5. Sallaeng
6. Sunar
7. Ardi
8. Zulkarnaen
9. Nurjamal Budiman
10. Irham
11. Idrus
12. Isla.H
13. Hasan
14. Hasir
15. Hatta
16. Usri
17. Samsiar
BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Bidang Kegiatan
Dalam Periode kepengurusan 2016 – 2017 Program Yang telah
dilakasanakan dan dikuti oleh pengurus maupun Anggota antara Lain :
a. Kegiatan Pelatihan dan Pengembangan SDM Anggota :
Pelatihan Praktek Sambung dini
Pelatihan Sambung Pucuk dan sambung sisip
Pelatihan Manajemen Administrasi dan Penguatan Kelompok
Pelatihan Pasca Panen dan Peningkatan Mutu Produksi Kakao
Pelatihan TOT Penggunaan Pestisida Pada Petani
Pelatihan Penggunaan Pestisida Pada Anggota kelompok Tani
Pelatihan Pengenalan dan Pengendalian OPT pada tanaman kakao
Pelatihan Fermentasi Kakao
Pelatihan Pembuatan Pupuk Bokasih
Pelatihan Pembuatan Pupuk Organik dan Pestisida nabati
b. Kegiatan Koordinasi dan Lintas Lembaga External Organisasi
Terima kunjungan Kerja Kadis Hutbun Propinsi Bali serta
Kelompok Tani Kakao Bali
Terima Kunjungan Kerja Lapangan Kelompok Tani Jember
Terima Kunjungan kerja Lembaga UNSAID
Terima Kunjungan Kerja Lembaga Donor Word Bank atau DAI
Terima Kunjungan Kerja Lapangan Kelompok Tani Jambi
Terima Kunjungan Kerja Lapangan Kelompok Tani Palembang
Terima Kunjungan Kerja Kelompok Tani Provinsi Lampung
Terima Kunjungan Kerja dan Penelitian Camat Curup Tengah
tentang Praktek Sambung Pucuk dan Sambung Samping
Rapat Koordinasi Kesiapan Kelompok sebagai peserta untuk
mengikuti Sertifikasi kakao dari UTZ
Mengikuti Work shop Sygenta tentang Pengenalan Penggunaan
Pestisida Kimia pada petani
Mengikuti Kegiatan Sosialisasi Pembentukan Aliansi Kelompok
Tani Kakao Bengkulu
c. Kegiatan Kerja kelompok
Pembuatan tempat pembibitan
Kegiatan Sambung samping Kebun Demplot
Pengerjaan Pengisian Koker Pembibitan
Pembuatan dan Pemindahan Sanggar Tani Sejahtera
Gotong-royong Pembuatan Jalan Tani Curup Tengah
Gotong – Royong Pembuatan Jalan Tani Curup Selatan
Pembuatan Sekretariat Bersama kelompok Tani Sejahtera dan Tegar
d. Kegiatan Rutin Bulanan Internal Lembaga
Rapat Koordinasi Anggota Setiap Jum’at pada minggu pertama
bulan berjalan
Rapat Pembentukan Koperasi Tani Amal Bakti Mandiri
Rapat Persiapan Sertifikasi Kakao oleh UTZ
Rapat Koordinasi dan sosialisasi Kegiatan Pemasaran Bersama
Kakao Kelompok
Rapat Koordinasi Kesiapan Anggota dalam mengikuti program
Gernas Tahap III Tahun 2016
2. Bidang Administrasi
Pembuatan Data dan Inventarisasi keanggotaan Kelompok Tani
Sejahtera
Pembuatan Kartu Tanda keanggotaan Kelompok tani Sejahtera
Pembuatan Struktur dan Bagan Organisasi Kelomok Tani Sejahtera
Penerbitan SK Pengurus dan Anggota periode 2016 – 2017
3. Bidang Permodalan
Berawal sejak berdirinya Kelompok Tani Sejahtera Tahun 2015 Hingga
Tahun 2017 ,Permodalan bersumber dari :
Simpanan Iuran tetap Anggota Sebesar Rp.3000 setiap bulannya
berdasarkan Anggaran Dasar Bab 3 Pasal 9 Anggaran Rumah Tangga
Bab 9 Pasal 18
Usaha dan swadaya Pengurus
Penggunaan Biaya/Anggaran
Anggran Yang Telah diolah oleh Pengurus kelompok Tani Sejahtera Periode
2016-2017 adalah sebagai berikut:
Pemasukan :
Iuran dan Swadaya Anggota Kelompok Rp. 1.182.000
Bonus Pemasaran Bersama dari Rekanan Rp. 250.000
Bantuan Pinjaman Kelompok Rp. 400.000
Jumlah Pemasukan Rp. 1.832.000
Pengeluaran:
Alat Tulis Kantor Rp. 353.000
Foto Copy Rp. 95.200
Pemeliharaan Sekretariat Rp. 1.000.000
Jumlah Pengeluaran Rp. 1.448.200
Saldo Kas Kelompok Sampai dengan Periode ini Rp 383.800,-
(Tiga Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Rupiah)
Inventaris
Inventari barang Kelompok Tani Jln.Baru Curup Tengah Kab.Rejang Lebong
Provinsi Bengkulu adalah barang yang dalam harta tetap yang merupakan
asset Kelompok tani Sejahtera terdiri dari :
No Nama Barang Inventaris Kelompok Jumlah
1. Sanggar Tani yang berukuran 7×12 meter diatas Tanah
berukuran 30 x 30 m
1 unit
2. Buku Administrasi 2 buah
3 Papan Data Informasi 1 buah
4. Papan Tulis 1 buah
5. Map Plastik Penyimpanan Berkas 20 buah
6. Stempel dan bantalan Stempel 1 buah
7. Buku Tamu 1 Buah
8. Buku Kas 1 Buah
9. Buku Pedoman Manajemen organisasi kelompok 1 Buah
10. Gunting Galah dan gergaji 2 Set 2 set
BAB III
HAMBATAN – HAMBATAN
1. Masih Kurangnya Partisipasi Anggota Kelompok Tani Sejahtera dan
Pengurus dalam setiap Pelaksanaan Kegiatan Kelompok.
2. Kurang nya Fasilitas serta Anggaran Dalam setiap Pelaksanaan Kegiatan.
BAB IV
SARAN DAN USUL
1. Agar Kiranya pada periode Kepengurusan selanjutnya senantiasa
melibatkan berbagai macam unsur baik dari anggota maupun Pembina
Kelompok
2. Olehnya itu kami mengusulkan agar kiranya seluruh angora maupun
Pembina Kelompok Tani Sejahtera dapat membantu dan turut
berpartisipasi dalam setiap pelaksanaan Kegiatan Kelompok Tani Sejahtera
berupa motivasi dan dorongan moril maupun materil demi kelancaran roda
organisasi Kelompok Tani kedepan
BAB VI
PENUTUP
Demikian Laporan ini kami buat sebagai pertanggung jawaban Pengurus
Kelompok Tani Sejahtera Periode 2016 – 2017, dan selanjutnya mohon menjadi
periksa adanya.
Rejang Lebong, 27 Desember 2017
Pengurus Kelompok Tani Sejahtera
Periode 2016 – 2017
Muhammad Rahman Muhammad Jamaludin Muhammad Abu Talib
Ketua Sekretaris Bendahara
TAHAP 3. MENGEMBANGKAN AKSES USAHA
Langkah 1. Identifikasi Mitra dan Menjalin Kerjasama
Sebelum Kelompok Tani Hutan (KTH) melakukan identifikasi mitra usaha,
pastikan bahwa KTH sudah matang ingin menjalankan usaha dengan baik.
Pelajari lingkungan disekitar KTH apakah sudah ada usaha yang akan KTH
usahakan. Cari informasi yang sebanyak-banyaknya peluang usaha yang
menguntungkan dan menemukan produk yang paling dicari oleh masyarakat.
KTH perlu menghitung jumlah modal yang diperlukan dalam membuka usaha.
Lakukan analisa data dan informasi untuk menghitung peluang dan tantangan
dalam membuka suatu usaha.
Identifikasi pesaing dalam mengembangkan suatu usaha di setiap tempat.
Mintalah saran dan masukan dari berbagai pihak agar kita mengetahui peluang
dan tantangan. Analisa dan proses semua informasi untuk melakukan
penjajagan kerjasama/kemitraan untuk menyusun rencana kerja. Membangun
komitmen dan mulailah membuat visi dan misi dalam menjalin kemitraan
secara bersama-sama. Agar dapat menarik mitra atau investor untuk mau
bergabung dalam usaha kita, ada teknik khusus yang dapat dilakukan yaitu
dengan pitching. Pitching adalah presentasi yang pendek, kreatif dan menarik
untuk para mitra/investor, sehingga mereka mau menjalin kerjasama dalam
usaha kita. Hal yang perlu diperhatikan dalam presentasi tersebut adalah:
1. Berikan pernyataan pertama yang mengesankan dan menarik tentang
produk kita, sehingga para mitra ingin tahu lebih lanjut
2. Berikan informasi tentang pelanggan, seberapa besar minat dan jumlah
pelanggan.
3. Berikan informasi kenapa pelanggan mau membeli produk kita.
Ceritakan tentang masalah pelanggan dan solusi kreatif kita sehingga
pelanggan tidak menolak produk kita.
4. Tampilkan angka-angka tentang penjualan dan laba, dan prediksi laba
yang akan diperoleh.
Ajak mitra untuk mau bergabung dengan usaha anda. Ungkapkan dengan kata-
kata jelas, padat, dan menarik
Langkah 2. Peran Penyuluh Kehutanan
1) Mengembangkan Usaha KTH
Keberhasilan suatu usaha dalam KTH tidak lepas dari peran Penyuluh
Kehutanan sebagai pendamping KTH. Sesuai Undang Undang No. 16
Tahun 2006 Tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan
kehutanan Pasal 4 menyebutkan bahwa Peran Penyuluh antara lain:
1. Memfasilitasi proses pembelajaran pelaku utama dan pelaku usaha.
2. Mengupayakan kemudahan akses pelaku utama dan pelaku usaha ke
sumber informasi, teknologi, dan sumberdaya lainnya agar mereka
dapat mengembangkan usahanya.
3. Meningkatkan kemampuan kepemimpinan, Manajerial dan
kewirausahaan pelaku utama dan pelaku usaha.
4. Membantu pelaku utama dan pelaku usaha dalam
menumbuhkembangkan organisasinya menjadi organisasi ekonomi
yang berdaya saing tinggi, produktif, menerapkan tatakelola
berusaha yang baik dan berkelanjutan.
5. Membantu menganalisis dan memecahkan masalah serta merespon
peluang dan tantangan yang dihadapi pelaku utama dan pelaku usaha
dalam mengelola usaha.
2) Mengembangkan Kemitraan KTH
1. Memfasilitasi KTH untuk bermitra dengan cara menjelaskan
pengertian kemitraan, hakikat membangun kemitraan dan
persyaratan pihak-pihak dalam membangun kemitraan;
2. Menata kelembagaan KTH yang kuat;
3. Mendampingi menyusun skema kerjasama, misalnya: Pola Inti-
Plasma, Bagi hasil, sub kontrak, dll;
4. Mendampingi menyusun MoU;
5. Mendampingi dalam negosiasi;
6. Mendampingi pelaksanaan kegiatan;
7. Mendampingi dalam melaksanakan MONEV.
Ruang Lingkup Dalam Membangun Kemitraan
1. Bidang usaha dalam kemitraan;
2. Tata cara dan ketentuan pelaksanaan kerjasama;
3. Hak dan kewajiban;
4. Cara atau tempat pengiriman/pengambilan barang;
5. Harga dan cara pembayaran;
6. Volume dan frekuensi;
7. Penyelesaian perselisihan;
8. Tata cara perubahan, penundaan, dan pembatalan;
9. Masa berlaku ikatan perjanjian.
10. Lain-lain ketentuan yang diperlukan.
Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Bermitra
1. Mengerti hakekat dan tujuan bermitra;
2. Mengerti hak dan kewajiban masing-masing;
3. Saling percaya dan saling membutuhkan;
4. Membangun komitmen yang kuat;
5. Membuat kesepakatan dalam bentuk Perjanjian Kerja Sama (PKS)
atau Memorandum of Understanding (MoU).
6. Menandatangani PKS atau MoU.
7. Melaksanakan kegiatan yang telah disepakati.
8. Melakukan evaluasi secara berkala.
Langkah 3. Permodalan Usaha dalam Membangun Kemitraan
Modal adalah segala sesuatu baik berupa uang maupun keseluruhan barang-
barang yang masih ada dalam proses produksi dan digunakan untuk biaya
usaha. Modal usaha di bagi menjadi 2 (Dua) yaitu:
1. Modal aktif, didasarkan pada wujud/bentuknya yang terdiri dari aktiva
lancar/ modal kerja (Kas, surat-surat berharga), aktiva tetap/modal investasi
(Tanah, Gedung, Mesin, Persedian barang), aktiva immaterial yaitu
aktiva/harta yang tidak berwujud tetapi memiliki nilai misalnya reputasi,
royalty, merk;
2. Modal pasif, modal yang didasarkan pada sumbernya, terdiri dari modal
sendiri berasal dari pemilik usaha/dana pribadi. Modal asing yaitu modal
yang berasal dari luar perusahaan bisa berupa pinjaman ataupun investasi
(Kredit Bank).
Modal Usaha Dari Perusahaan
(Corporate Social Responsibility/CSR) merupakan komitmen perusahaan atau
dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan memperhatikan tanggungjawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek ekonomis,
sosial, dan lingkungan hidup (Abdul Azis Manurung, 2015). Fungsi CSR yaitu
sebagai bentuk tanggungjawab perusahaan terhadap berbagai pihak yang terlibat
maupun terdampak, baik secara langsung maupun tidak langsung atas aktivitas
perusahaan dengan memberikan perhatian yang lebih kepada pihak-pihak
tersebut.
Bentuk-bentuk CSR diantaranya adalah:
1. Kegiatan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.
2. Kegiatan yang menjaga lingkungan sekitar.
3. Membangun fasilitas umum.
4. Memberikan beasiswa kepada anak yang kurang mampu.
5. Memberikan bantuan dana.
Manfaat CSR:
1. Izin sosial untuk beroperasi.
Dengan adanya CSR, masyarakat sekitar akan mendapatkan manfaat
dari adanya perusahaan dilingkungan mereka maka dengan sendirinya
masyarakat akan merasa diuntungkan dan lama kelamaan akan merasa
ikut memiliki perusahaan.
2. Mengurangi resiko bisnis perusahaan.
CSR akan membuat hubungan antara perusahaan dengan pihak-pihak
yang terlibat menjadi semakin baik, sehingga resiko-resiko bisnis
seperti adanya kerusuhan menentang berdirinya perusahaan akan
berkurang
3. Melebarkan akses sumberdaya.
CSR jika dikelola dengan baik akan menjadi sebuah keunggulan
bersaing bagi perusahaan yang nantinya dapat membantu perusahaan
dalam memuluskan jalan untuk mendapatkan sumberdaya yang
dibutuhkan perusahaan.
4. Melebarkan akses menuju pasar.
CSR dapat menjadi sebuah peluang bagi perusahaan untuk
mendapatkan pasar yang lebih besar, termasuk juga di dalamnya dapat
membangun loyalitas konsumen.
5. Mengurangi biaya.
Program CSR juga dapat menghemat perusahaan misalnya menerapkan
konsep daur ulang dalam perusahaan (Mengurangi limbah perusahaan).
6. Memperbaiki hubungan dengan Stakeholder.
CSR dapat membantu komunikasi dengan para pihak menjadi lebih
sering dan erat (Dapat menambah kepercayaan).
7. Memperbaiki hubungan dengan Pemerintah.
CSR akan meringankan beban pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan lingkungan dan masyarakatnya.
8. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
Reputasi perusahaan yang baik dan kontribusi besar yang diberikan
perusahaan kepada para pihak, masyarakat dan lingkungan sehingga
akan menambah kebanggaan tersendiri bagi karyawannya (Berdampak
pada peningkatan motivasi dan produktivitas kerja karyawan).
9. Peluang mendapatkan penghargaan.
Perusahaan yang memberikan kontribusi yang besar bagi masyarakat
dan lingkungan melalui CSR akan berpeluang mendapatkan
penghargaan (Kebanggaan tersendiri).
Langkah 4. Menyusun Proposal.
Proposal berasal dari bahasa inggris Propose artinya mengajukan. Proposal
merupakan bentuk pengajuan atau permohonan, penawaran baik itu berupa ide,
gagasan, pemikiran maupun rencana kepada pihak lain untuk mendapatkan
dukungan baik yang sifatnya izin, persetujuan, dana dan lain-lain. Tujuan
proposal adalah untuk memperoleh bantuan dana, memperoleh dukungan atau
sponsor, dan memperoleh perizinan. Unsur-unsur dalam proposal: Nama/ judul
kegiatan, pendahuluan, tujuan, waktu dan tempat, sasaran kegiatan, susunan
panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.
Contoh Proposal Pengembangan Usaha Kelompok Tani Hutan (KTH):
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Alasan menyusul proposal..
B. Maksud dan Tujuan
Harapan yang diinginkan.
II. PROFIL KTH
A. Nama, alamat dan tahun berdiri KTH
Tulis nama dan alamat yang jelas beserta nomor HP/E-mail.
B. Legalitas dan Struktur Organisasi KTH
Dasar hukum pembentukan KTH apakah berdasarkan SK Kepala
Desa, Akta Notaris, dll.
PROPOSAL :
MENARIK, DATA DAN
INFORMASI LENGKAP,
AKURAT, TERKINI.
1. SEBAIKNYA
DILENGKAPI CD
C. Jenis-Jenis Kegiatan, usaha yang sedang dikerjakan, produk
unggulan, volume produksi dan pemasarannya;
Sampaikan data dan informasi yang jelas, lengkap, akurat dan
terkini.
D. Modal KTH (Sumber Modal dan Perkembangannya);
Sebutkan modal KTH apakah berasal dari iuran wajib
anggota/swadaya anggota, pemerintah, lembaga keuangan.
E. Mitra KTH ( Instansi Pemerintah, BUMN/BUMD, Pelaku usaha,
Lembaga Penelitian, Lembaga Diklat, dll);
Sebutkan mitra KTH dan tujuan bermitra, apakah dalam rangka
mengakses informasi modal, pasar, teknologi.
F. Prestasi KTH (Juara KTH Tingkat Kabupaten, Provinsi, Nasional);
Sebutkan kejuaraan yang pernah di ikuti, bidang kegiatannya apa,
tingkat apa?
G. Penyuluh Kehutanan PNS Pendamping.
Sebutkan nama, NIP, instansi pembina Penyuluh Kehutanan beserta
Nomor HP dan alamat E-Mailnya.
III. RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN USAHA KTH.
A. Rencana Usulan Kegiatan Kelompok (RUKK)
1. Pengadaan alat pembuatan persemaian tanaman
kehutanan/MPTs (Shading Net, Handsprayer, Gembor, Polybag,
cangkul, skop, parang, dll).
2. Pengadaan alat budidaya lebah madu (Stup, ekstraktor, smoker,
sikat, pisau, dll).
3. Pengadaan alat budidaya jamur tiram (Serbuk kayu gergaji,
bekatul/dedak, kapur pertanian, plastik, karet gelang, alkohol
70%, spiritus, kapas, hand sprayer, bibit jamur, sekop, dll).
4. Pengadaan alat peningkatan produksi:
a. Mesin mixer jamur tiram (alat pencampur media baglog);
b. Mesin press baglog (mesin pengepress media tanam pada
plastik polybag);
c. Mesin Steamer Baglag (Mesin pengukus baglog jamur);
d. Mesin pemecah biji kemiri;
e. Mesin pencacah rumput gajah;
f. Alat penetasan telor;
g. Alat mesin parut kelapa;
h. Alat penurun kadar air dalam madu;
B. Rencana Anggaran dan Biaya (Sesuai dengan point nomor A);
Anggaran biaya disesuaikan dengan jenis usahanya, alat yang
diperlukan, harga di masing-masing daerah, dll.
C. Jadwal Pelaksanaan;
Tata waktu pelaksanaan suatu kegiatan, berapa bulan pelaksanaan
kegiatannya.
IV. PENUTUP
V. LAMPIRAN
A. Legalitas KTH
B. Struktur Organisasi KTH
C. Daftar Anggota KTH
D. Fotocopy buku bank rekening.
E. Fotocopy NPWP.
F. Prestasi KTH
Langkah 5. Menyusun MoU Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha baik langsung maupun
tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan, mempercayai,
memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku usaha mikro, kecil,
dan menengah dengan usaha besar (PP No.17 Tahun 2013). Langkah-langkah
praktis membangun kemitraan:
1. Identifikasi dan pendekatan kepada pelaku usaha dengan cara
mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan jenis usaha,
produk unggulan, potensi sumberdaya, teknologi dan keterampilan,
permodalan, Sumberdaya manusia, sarana dan prasarana lainnya.
2. Membentuk wadah organisasi ekonomi yaitu mengelompokan usaha
sejenis yang mempunyai legalitas.
3. Menganalisis kebutuhan pelaku usaha untuk mengetahui peluang dan
permasalahan.
4. Menyusun rencana kerja KTH, Misal: menyusun RUKK dan RAB.
5. Menumbuhkan kesiapan bermitra. Dengan adanya kemitraan
harus disadari oleh kedua belah pihak tentang Hak dan
kewajibannya.
6. Melakukan Temu Usaha. Mempertemukan pelaku utama yang
telah siap bermitra dengan Pelaku Usaha dan/atau lembaga
keuangan.
7. Koordinasi antar institusi terkait, tentang Perizinan, Kebijakan
perkreditan, Tingkat suku bunga, Peraturan yang membantu
proses kemitraan.
Syarat-syarat membangun kemitraan.
1. Ada 2 pihak atau lebih organisasi atau lembaga.
2. Memiliki kesamaan visi dan misi dalam mencapai tujuan
organisasi/lembaga.
3. Ada kesepakatan/kesepahaman.
4. Saling percaya dan membutuhkan.
5. Memiliki komitmen bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Tujuan membangun kemitraan
1. Meningkatkan partisipasi Kelompok Tani Hutan (KTH);
2. Meningkatkan jumlah dan mutu suatu produk;
3. Mensinergikan program Pelaku usaha dengan KTH;
4. Meningkatkan kapasitas pelaku utama;
5. Sosialisasi, promosi, dan publikasi.
6. Peningkatan akses informasi, pasar, dan teknologi;
7. Meningkatkan produksi dan pendapatan anggota KTH.
Prinsip-prinsip dalam membangun kemitraan:
1. Kesamaan Visi dan Misi.
2. Kepercayaan.
3. Saling menguntungkan.
4. Efisiensi dan Efektivitas.
5. Komunikasi timbal balik.
6. Komitmen yang kuat.
Hal-hal yang diharapkan dalam bermitra antara lain:
1. Saling percaya.
2. Saling menguntungkan.
3. Usaha kedua belah pihak bisa berkembang.
4. Bisa membuat/menciptakan lapangan kerja baru.
5. Selalu melaksanakan koordinasi untuk memecahkan permasalahan.
6. Saling menjaga kepercayaan yang telah dituangkan dalam perjanjian
kerjasama.
(Sumber data: Sucahyo Pribadi, PKSM Kab. Lumajang.)
Yang perlu dijaga setelah MoU/ pasca MoU antara lain:
1. Menjaga komitmen/saling menjaga apa yang telah disepakati.
2. Melaksanakan dengan hati-hati dan bertanggungjawab atas
kesepakatannya.
3. Meningkatkan kerjasama di bidang lainnya dengan melihat potensi yang
ada setelah MoU berjalan.
(Sumber data: Sucahyo Pribadi, PKSM Kab. Lumajang.)
Keuntungan bermitra:
1. KTH dan pelaku usaha bekerja lebih tenang;
2. Batasan-batasan yang kita kerjakan akan lebih jelas;
3. Bisa menimba ilmu dari mitra kita;
4. Kita bisa tau tentang wawasan/seluk beluk yang kita kerjakan;
5. Bisa mendapatkan informasi terbaru tentang apa yang kita MoU kan
dan kedepannya bagaimana. Dan lain-lain.
(Sumber informasi: Mulyadi PKSM Kab. Wonosobo)
Hakekat membangun kemitraan yaitu sebuah proses membangun komunikasi
atau hubungan, berbagi ide, informasi dan sumberdaya atas dasar saling percaya
dan saling menguntungkan diantara pihak-pihak yang bermitra, dituangkan
dalam bentuk Nota Kesepahaman atau kesepakatan guna mencapai kesuksesan
bersama.
Pengertian Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/ MoU) adalah
sebuah dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak.
MoU sering diartikan Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah dengan
Kelompok Tani Hutan atau antara Perusahaan dengan Kelompok Tani Hutan.
Contoh Perjanjian Kerjasama antara Pemerintah dengan kelompok Tani Hutan
(KTH) Tentang Pelaksanaan Kegiatan Fasilitasi Peningkatan Kelas Kelompok
Tani Hutan (KTH). Hal – hal yang terkandung di dalam Perjanjian Kerjasama
(PKS) meliputi: Nomor PKS, Perihal PKS, Waktu dan Tempat, Nama Pejabat
atau Ketua KTH, Tujuan, Ruang Lingkup, Hak dan Tanggung Jawab,
Pelaksanaan kegiatan, Lokasi kegiatan, Penyaluran dana, Jangka waktu,
Penyelesaian perselisihan, lain-lain, Penutup, Tanda tangan, Nama terang dan
tempel materai.
Contoh lainnya: Kerjasama antara Pemerintah (BLU) Kementerian LHK dengan
Asosiasi Pemilik Hutan Rakyat Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
Contoh bentuk-bentuk perjanjian kerjasama antara lain:
a. Perjanjian kontrak supply bahan baku industri.
Perjanjian kerjasama antara Ketua FMU Wana Asri Kab. Lumajang dengan
PT. Kutai Timber Indonesia, Kab. Probolinggo.
Isi perjanjian: FMU Wana Asri akan mensuplai kayu bulat sebanyak 6.000
M3/ Tahun dengan rincian kayu sengonlaut 5.500 M3 dan kayu balsa
sebanyak 500 M3.
b. Perjanjian Kerjasama Tentang Pembuatan Bibit Tanaman Produksi.
Perjanjian kerjasama antara Ketua FMU Wana Asri Kab. Lumajang dengan
PT. Kutai Timber Indonesia, Kab. Probolinggo. Isi perjanjian: FMU Wana
Asri akan membuat bibit sengon sebanyak 3.300 batang.
c. Perjanjian Pinjam Meminjam Uang.
Perjanjian kerjasama antara Ketua FMU Wana Asri Kab. Lumajang dengan
PT. Kutai Timber Indonesia, Kab. Probolinggo.
Isi perjanjian: PT. KTI meminjamkan uang sebesar Rp18.000.000,- untuk
biaya modal dengan jangka waktu angsuran selama 18 bulan tanpa bunga
dengan diangsur Rp1.000.000,- per bulan.
d. Perjanjian Kerjasama Penanaman Tanaman Keras.
Perjanjian kerjasama antara Ketua FMU Wana Asri Kab. Lumajang dengan
PT. Kutai Timber Indonesia, Kab. Probolinggo.
Isi perjanjian: FMU Wana Asri menerima bantuan bibit sengon, jabon, dan
balsa sebanyak 174.105 batang dan pihak Pt. KTI membeli seluruh produk
kayu dari FMU.
Langkah 6. Pengembangan Pemasaran
1. Pemasaran Produk dengan Online Shop.
Kendala pemasaran produk hasil produksi Kelompok Tani Hutan (KTH)
merupakan permasalahan yang sering dialami oleh kelompok. Produksi
bertambah tanpa di imbangi dengan pemasaran produk menyebabkan usaha
kelompok tidak berkembang bahkan bisa mengalami kerugian. Saat
perkembangan teknologi semakin maju dan semuanya bisa dilakukan dengan
jari tangan. Kenapa kita tidak memanfaatkan teknologi tersebut untuk
memasarkan produk dengan system online.
Pemasaran produk dengan system online jangkauannya sangat luas dan dapat
di akses oleh pembeli kapan saja. Saat ini banyak market place yang
menawarkan untuk membuka toko online secara gratis, misalnya :
Forestamart.com, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, Elevenia dll. Alangkah
baiknya kita dapat memanfaatkan peluang ini sebagai tempat pemasaran
produk Kelompok Tani Hutan secara online.
2. Persiapan membuka toko online
Membuka toko online persiapannya sangat mudah dan simple, berikut
beberapa persyaratan yang harus dipenuhi:
1) Akses internet yang memadai;
2) Ketersediaan agen kurir disekitar tempat tinggal, misal : Pos Indonesia,
JNT, Wahana, JNE, TIKI;
3) Laptop / komputer untuk menggunggah produk;
4) Smartphone untuk memantau pesanan dari pembeli;
5) Foto produk yang akan diunggah;
3. Tahapan unggah produk ke website, misal Forestamart.com
(website jual beli Pusat Penyuluhan, BP2SDM)
1) Daftar sebagai penjual.
Mengisi formulir pendaftaran (nama, alamat rumah, alamat email, no
HP, Tanggal lahir, jenis kelamin dan pasword), selanjutnya klik daftar
akun.
2) Setelah akun Anda terdaftar dan ingin menjadi penjual/membuka toko
online, Silahkan membuat nama toko anda, alamat pengiriman, memilih
kurir pengiriman dan memasukan nomor rekening Anda.
3) Selanjutnya Anda menggunggah produk yang akan dijual dengan
mengisi:
Nama produk yang mudah dicari oleh pembeli;
Mengunggah foto produk (maximal 5 foto dari berbagai sisi agar
menarik);
Mengisi berat produk (gram);
Mengelompokan jenis produk (misal : Makanan dan minuman,
Peralatan dapur dll);
Membuat etalase produk, dan memasukan produk tersebut ke dalam
etalase ( Misal: etalase peralatan dapur);
Membuat deskripsi produk dengan jelas;
Klik simpan produk;
Keuntungan pemasaran produk secara online:
1. Jangkauan nasional dan dapat diakses oleh pembeli di seluruh Indonesia
2. Status toko buka 24 jam sehingga pembeli dapat melakukan transaksi kapan
saja, saat Anda tidurpun pundi-pundi rupiah sudah menanti didepan Anda.
3. Bila toko sudah mempunyai reputasi baik, secara tidak langsung
mempengaruhi ke peningkatan penjualan toko.
Kerugian pemasaran secara online:
1. Bila produk hilang/rusak di perjalanan kadang pembeli tidak mau tahu
permasalahannya dan mau ganti barang baru, padahal sudah dijelaskan
disyarat dan ketentuan sebelum membeli.
2. Ada pembeli nakal/tidak jujur yang mengaku pesanan tidak diterima,
padahal setelah ditrack melalui kurir pengiriman paket tersebut sudah
sampai.
3. Uang tidak dapat langsung diterima oleh penjual, hal ini tergantung seberapa
cepat kurir dalam mengantarkan barang dan konfirmasi penerimaan dari
pembeli.
PENUTUP
Membuat rencana yang matang dan pelayananan yang baik merupakan cara
dalam pengembangan suatu usaha. Selain itu kesiapan mental dalam berusaha
untuk melihat persaingan dalam berusaha juga diperlukan. Terampil dalam
manajemen usaha yaitu menyiapkan dan mendokumentasikan data-data usaha
dengan baik termasuk dalam mengelola keuangan. Kemudian berfikir kreatif,
memiliki inovasi dan membuat hal-hal baru untuk memenangkan kompetensi
pasar serta menampung ide-ide baru untuk menambah wawasan.
Konsisten dalam berusaha dan mampu memahami resiko juga merupakan hal
penting lainnya yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan usaha.
Pelayanan kepada pelanggan yang ramah dan sopan salah satunya ditunjukkan
melalui melalui penggunaan bahasa yang baik. Dalam hal ini tidak hanya
menerima keluhan pelanggan dan memberikan solusi semata, namun kita juga
harus bisa memberikan edukasi kepada konsumen dengan baik. Pelayanan yang
baik akan membuat konsumen akan terus kembali menggunakan produk yang
kita pasarkan.
Kesuksesan sebuah usaha tidak dapat diperoleh secara instan hanya dengan
melakukan langkah-langkah pengembangan usaha seperti yang telah
diterangkan dalam modul 5 ini, namun diluar langkah-langkah tersebut
diperlukan sebuah kerja keras, komitmen dan mental tangguh dari seluruh
anggota kelompok untuk mewujudkannya.
DAFTAR PUSTAKA
UNESCO. 2006. Starting My Own Small Business. Faxilitator’s Guide for Non
Formal Learners. Paris
Murtado. 2017. Wawancara mendalam (Deep Interview) kepada Bapak Sucahyo
Pribadi. PKSM Kabupaten Lumajang Jawa Timur.
Murtado. 2017. Wawancara mendalam (Deep Interview) kepada Bapak Mulyadi
PKSM Kab. Wonosobo Jawa Tengah.