Berbicara MGMP - Revisi 2010

download Berbicara MGMP - Revisi 2010

of 50

Transcript of Berbicara MGMP - Revisi 2010

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    1/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    2/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    3/55

    PenulisMudini

    Salamat PurbaMuchlisoh

    PenyuntingElina Syarif

    Tim ReviewProf. Dr. Syahrul, M.Pd.

    Mislimatul Sadiyah, M.Pd.Edy Purnomo, M.Pd.

    Endang Kurniawan, M.Pd.

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    4/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    5/55

    KATA PENGANTAR

    Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

    (PPPPTK) Bahasa memiliki tugas dan tanggung jawab untuk meningkatkankualitas guru bahasa, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan tenagakependidikan lainnya. Dalam rangka memperbaiki mutu dan profesionalitasmereka, PPPPTK Bahasa berperan serta secara aktif dalam proyek BetterEducation Through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading(BERMUTU).

    Sebagai suatu lembaga yang dikelola secara profesional, PPPPTK Bahasamenyediakan program pendidikan dan pelatihan berkualitas yang sejalandengan reformasi pendidikan serta tuntutan globalisasi yang tertuang dalamprogram Education for All (EFA). Selain itu, PPPPTK Bahasa meningkatkankompetensi guru melalui penyediaan bahan ajar yang akan digunakan sebagaisarana untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.

    Dalam menjawab amanat Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Gurudan Dosen, PPPPTK Bahasa menyelenggarakan berbagai pendidikan danpelatihan untuk meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.Pencapaian kompetensi tersebut dapat dilakukan melalui penggunaan bahanajar yang telah disusun dalam kegiatan pelatihan di KKG dan MGMP.

    Kritik dan saran untuk perbaikan sangat diperlukan dan dapat dikirimkan ke

    PPPPTK Bahasa, Jalan Gardu, Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta 12640,Telepon (021) 7271034, Faksimili (021) 7271032, dan email:[email protected]

    Jakarta, Maret 2010Kepala Pusat,

    Dr. Muhammad Hatta, M.Ed.

    NIP 19550720 198303 1 003

    i

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    6/55

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR.............................................................................................i

    DAFTAR ISI.........................................................................................................ii

    BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1A..................................................................................Latar Belakang...........................................................................................................1B...............................................................................................Tujuan...........................................................................................................1C...................................................................................Alokasi Waktu...........................................................................................................2D............................................................................................Sasaran...........................................................................................................2

    BAB II BERBICARA DAN PEMBELAJARANNYA..........................................3A...........................................................................................Berbicara...........................................................................................................3

    1..........................................................................Pengertian Berbicara.....................................................................................................32.........................................................................Tujuan Berbicara.....................................................................................................43...................................................................Jenis-jenis Berbicara.....................................................................................................5

    4..........................................................................Teknik Berbicara.....................................................................................................75.....................................Faktor Penentu Keberhasilan Berbicara.....................................................................................................8

    B...................................................................Pembelajaran Berbicara.........................................................................................................141. Pengertian Berbicara.................................................................142. Karakteristik Pembelajaran........................................................153. Kriteria Pemilihan Bahan...........................................................164. Metode Pembelajaran................................................................175. Media Pembelajaran..................................................................19

    6. Penilaian Pembelajaran.............................................................19

    BAB III RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBICARA................................211. Menuliskan Identitas.......................................................................212. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi...............................213. Merumuskan Tujuan.......................................................................214. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran............................................225. Penentuan Metode..........................................................................226. Pengembangan Langkah-langkah..................................................227. Sumber dan Media..........................................................................248. Penentuan Penilaian.......................................................................24

    9. Menentukan Alokasi Waktu............................................................26

    ii

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    7/55

    10.Menentukan Tindak Lanjut..............................................................27

    BAB IV RANGKUMAN......................................................................................37

    PELATIHAN ......................................................................................................40

    DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................44

    iii

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    8/55

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Rata-rata peserta didik sekolah lanjutan pertama (SMP) sudah dapatberbahasa Indonesia. Sudah dapat atau sudah mampu diartikan sebagaikemampuan atau kompetensi menggunakan bahasa Indonesia untukberkomunikasi sehari-hari, misalnya untuk berbicara dengan orang tuanya ataudengan teman sepermainanya atau dengan yang lainnya.

    Akan tetapi, ini baru salah satu segi dari kemampuan berbahasa Indonesia.Seorang yang mahir atau terampil berkomunikasi dengan tetanggga atautemannya belum tentu mampu menggunakan bahasa Indonesia untukberpidato pada suatu upacara. Kemampuan berbicara pada situasi takformal,seperti pada berbincang-bincang dengan tetangga atau temannya, itu tidaksama dengan kemampuan berbahasa Indonesia (berbicara) pada situasiformal.

    Kemampuan berbahasa (berbicara) ragam formal tidak akan diperoleh dengan

    sendirinya. Kemampuan ini harus direnggut lewat jalur sekolah, lewat programyang direncanakan secara khusus, dan lewat latihan-latihan.

    Pembelajaran bahasa Indonesia, khususnya berbicara di SMP merupakankelanjutan pembelajaran di SD. Bila pembelajaran di SD baru merupakandasar dan masih mengenai hal-hal yang sederhana, pembelajaran di SMPsudah merupakan pengembangan dari pembelajaran yang diberikan di tingkatsekolah dasar.

    Bahasa sebagai alat komunikasi digunakan melalui kegiatan mendengarkan,berbicara, membaca, dan menulis. Kegiatan yang paling praktis dan taktisuntuk melakukan komunikasi ialah berbicara. Di mana saja, kapan saja, dansiapa saja berbicara untuk berkomunikasi. Bahkan terhadap bayi yang belummampu berbahasa pun orang menyapa dengan bahasa.

    Oleh karena itu, guru yang mengajarkan keterampilan berbahasa (denganfokus berbicara) diharapkan dapat memberikan dorongan kepada peserta didikmelalui perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesiadengan baik.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 1

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    9/55

    B. Tujuan

    Tujuan yang ingin dicapai dari modul ini adalah sebagai berikut.

    1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru peserta programBERMUTU memahami konsep berbicara, tujuan, jenis berbicara, metode,dan faktor penentu keberhasilan berbicara .

    2. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman guru peserta programBERMUTU dalam memahami konsep pembelajaran berbicara, pemilihanmetode, karaktreristik pembelajaran berbicara, pemilihan media, pemilihanmetode.

    3. Meningkatkan pengetahuan peserta dalam mengaplikasikan pembelajaranberbicara di sekolah: penentuan bahan, metode, media, dan penilaian.

    C. Alokasi waktu

    Alokasi waktu yang disediakan untuk mempelajari modul ini 4 x 45 menit,dengan rincian sebagai berikut.

    No. Waktu Kegiatan

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    5 menit

    10 menit

    20 menit

    45 menit

    45 menit

    45 menit

    10 menit

    Pendahuluan.

    Apersepsi (Tanya jawab tentang materi

    yang ada kaitannya dengan konsep danpembelajaran berbicara yang telahdilaksanakan di sekolah).

    Penyampaian konsep dan pembelajaranberbicara.

    Diskusi tentang contoh rancanganpembelajaran berbicara

    Penugasan (Secara

    berkelompok/perorangan membuat silabuspembelajaran berbicara).

    a. Berlatih pelaksanaan pembelajaranberbicara berdasarkan silabus yangtelah dibuat.

    b. Mengomentari hasil latihan.

    Menyimpulkan hasil kegiatanRefleksi

    Pembelajaran Berbicara MGMP 2

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    10/55

    D. Sasaran

    Sasaran yang ingin dicapai adalah guru sekolah menengah pertama (SMP)

    peserta program BERMUTU di 16 provinsi atau 75 kabupaten/kota.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 3

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    11/55

    BAB II

    BERBICARA DAN PEMBELAJARANNYA

    A. Berbicara

    1. Pengertian Berbicara

    Banyak pakar memberikan batasan tentang berbicara, di antaranya Tarigan(1981:15) mengatakan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkanbunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakanserta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan. Sejalan dengan Tarigan,Moeliono dkk. (1988:114) mengatakan bahwa berbicara adalah berkata,bercakap, berbahasa, melahirkan pendapat dengan perkataan. Demikian juga

    Tarigan (1998:34) mengatakan bahwa berbicara adalah keterampilanmenyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Dari tiga pendapat tersebut dapatdikatakan bahwa berbicara adalah kemampuan seseorang menyampaikanpikiran, gagasan, dan perasaan dengan menggunakan bahasa lisan.

    Berbicara bukan hanya sekadar pengucapan bunyi-bunyi atau kata-kata.Berbicara adalah suatu alat untuk mengomunikasikan gagasan-gagasan yangdisusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sangpendengar atau penyimak. Berbicara merupakan instrumen yangmengungkapkan kepada penyimak hampir-hampir secara langsung apakah

    sang pembicara memahami atau tidak, baik bahan pembicaraannya maupunpara penyimaknya; apakah dia bersikap tenang serta dapat menyesuaikan diriatau tidak, pada saat dia mengkomunikasikan gagasan-gagasannya; danapakah dia waspada serta antusias atau tidak (Mulgrave dalam Tarigan,1981:15).

    Di pandang dari segi bahasa, menyimak dan berbicara dikategorikan sebagaiketerampilan berbahasa lisan. Dari segi komunikasi, menyimak dan berbicaradiklasifikasikan sebagai komunikasi lisan. Melalui berbicara orangmenyampaikan informasi melalui ujaran kepada orang lain. Melalui menyimakorang menerima informasi dari orang lain. Kegiatan berbicara selalu diikutikegiatan menyimak atau kegiatan menyimak pasti ada di dalam kegiatanberbicara. Keduanya fungsional bagi komunikasi lisan dan tak terpisahkan.Ibarat mata uang, sisi muka ditempati kegiatan berbicara sedang sisi belakangditempati kegiatan mendengarkan. Sebagaimana mata uang tidak akan lakubila kedua sisinya tidak terisi, maka komunikasi lisan pun tak akan berjalan bilakedua kegiatan tidak saling melengkapi. Pembicara yang baik selalu berusahaagar penyimaknya mudah menangkap isi pembicaraannya

    Keterampilan berbicara juga menunjang keterampilan menulis dan membaca.Bukankah berbicara pada hakikatnya sama dengan menulis, paling tidak dalam

    Pembelajaran Berbicara MGMP 4

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    12/55

    segi ekspresi atau produksi informasi? Hasil berbicara bila direkam dan disalinkembali sudah merupakan tulisan.dan ini sudah merupakan wujudketerampilan menulis. Penggunaan bahasa dalam berbicara banyakkesamaannya dengan penggunaan bahasa dalam teks bacaan. Apalagi

    organisasi pembicaraan kurang lebih sama dengan pengorganisasian isi bahanbacaan.

    2. Tujuan Berbicara

    Menurut Tarigan (1998:49) tujuan pembicara biasanya dapat dibedakan ataslima golongan, yakni:

    a. Berbicara untuk Menghibur

    Kegiatan berbicara bertujuan untuk menghibur para pendengar, pembicaramenarik perhatian pendengar dengan berbagai cara, seperti humor,spontanitas, kisah-kisah jenaka, dan sebagainya. Menghibur adalah membuatorang tertawa dengan hal-hal yang dapat menyenangkan hati. Menciptakansuatu suasana keriangan dengan cara menggembirakan. Sasaran diarahkankepada perisiwa-peristiwa kemanusiaan yang penuh kelucuan dan kegelianyang sederhana. Media yang sering dipakai dalam berbicara untuk menghiburadalah seni bercerita atau mendongeng ( the art of story-telling), lebih-lebihcerita yang lucu, jenaka, dan menggelikan. Pada saat pembicara atau si tukangdongeng beraksi, para partisipan dapat tertawa bersama-sama dengan penuhkegembiraan dan kekeluargaan atau persahabatan

    b. Berbicara untuk MenginformasikanBerbicara untuk tujuan menginformasikan dilaksanakan kalau seseorangberkeinginan untuk :1) menerangkan atau menjelaskan suatu proses;2) memberi atau menanamkan pengetahuan;3) menguraikan, menafsirkan, atau menginterpretasikan sesuatu hal;4) menjelaskan kaitan, hubungan, relasi antara benda, hal, atau peristiwa.

    c. Berbicara untuk MenstimulasiBerbicara untuk tujuan menstimulasi pendengar jauh lebih kompleks daripadaberbicara untuk menghibur atau berbicara untuk menginformasikan, sebab

    pembicara harus pintar merayu, mempengaruhi, atau meyakinkanpendengarnya. Ini dapat tercapai jika pembicara benar-benar mengetahuikemauan, minat, inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita pendengarnya.Berdasarkan keadaan itulah pembicara membakar semangat dan emosipendengarnya sehingga pada akhirnya pendengar tergerak untuk mengerjakanhal-hal yang dikehendaki pembicara.

    d. Berbicara untuk MeyakinkanTujuan utama berbicara untuk meyakinkan ialah meyakinkan pendengarnyaakan sesuatu. Melalui pembicaraan yang meyakinkan, sikap pendengar dapatdiubah, misalnya dari sikap menolak menjadi sikap menerima. Misalnya, bila

    seseorang atau sekelompok orang tidak menyetujui suatu rencana, pendapat

    Pembelajaran Berbicara MGMP 5

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    13/55

    atau putusan orang lain, maka orang atau kelompok tersebut perlu diyakinkanbahwa sikap mereka tidak benar. Melalui pembicara yang terampil dan disertaidengan bukti, fakta, contoh, dan ilustrasi yang mengena, sikap itu dapat diubahdari tak setuju menjadi setuju.

    e. Berbicara untuk Menggerakkan

    Di dalam berbicara atau berpidato menggerakkan massa yaitu pendengarberbuat, bertindak, atau beraksi seperti yang dikehendaki pembicaramerupakan kelanjutan, pertumbuhan, atau perkembangan berbicara untukmeyakinkan. Dalam berbicara untuk menggerakkan diperlukan pembicara yangberwibawa, yang menjadi panutan, atau tokoh idola masyarakat. Melaluikepintarannya berbicara, membakar emosi massa, kecakapan memanfaatkansituasi, ditambah penguasaannya terhadap ilmu jiwa massa, pembicaradapat menggerakkan pendengarnya. Misalnya, Bung Tomo dapat membakarsemangat dan emosi para pemuda di Surabaya, sehingga mereka berani matimempertahankan tanah air.

    3. Jenis-Jenis Berbicara

    Dalam interaksi berbicara sehari-hari, sering kita memperhatikan; aktivitasdiskusi, aktivitas percakapan, orang berpidato, berceramah, bertelepon, dansebagainya. Mungkin Anda bertanya dalam hati, mengapa ada berbagai jeniskegiatan berbicara seperti itu. Jawabannya ada lima landasan yang digunakandalam mengklasifikasi berbicara, yakni: tujuan, situasi, cara penyampaian,jumlah pendengar, dan peristiwa khusus.

    Berikut ini uraian masing-masing.a. Berbicara Berdasarkan Tujuan

    1) Berbicara untuk memberitahukan, melaporkan, dan menginformasikan

    Berbicara termasuk bagian ini untuk bertujuan memberitahukan, melaporkandan menginformasikan dilakukan jika seseorang menjelaskan sesuatu proses,menguraikan, menafsirkan sesuatu, menyebarkan, menanamkan sesuatu, dansebagainya.

    2) Bicara untuk membujuk, mengajak, meyakinkan

    Yang termasuk dalam hal ini, jika pembicara berusaha membangkitkan

    inspirasi, kemauan atau meminta pendengarnya melakukan sesuatu. Misalnya,guru membangkitkan semangat dan gairah belajar siswanya melalui nasihat-nasihat. Dalam kegiatan yang masuk bagian ini si pembicara harus pintarmerayu, mempengaruhi dan meyakinkan pendengarnya. Oleh karena itu, adasebagian pandangan yang mengatakan orang pintar merayu, memiliki talentadan retorika yang memikat. Orang-orang yang pintar merayu dan meyakinkanbisa membuat sikap pendengar dapat diubah, dari menolak menjadi menerima.Bukti, fakta atau contoh yang tepat yang disodorkan dalam pembicaraan akanmembuat pendengar menjadi yakin.

    3) Bicara untuk menghibur

    Pembelajaran Berbicara MGMP 6

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    14/55

    Bicara untuk menghibut memerlukan kemampuan menarik perhatianpendengar. Suasana pembicaraan bersifat santai dan penuh canda. Humordan segar, baik dalam gerak, cara bicara dan menggunakan kalimat memikatpendengar. Berbicara menghibur biasanya dilakukan pelawak dalam suatu

    pentas. Pada waktu dahulu para pendongeng adalah orang-orang yang pintarberbicara menghibur melalui cerita yang disampaikannya.

    b. Berbicara berdasarkan situasinya

    1) Berbicara formalDalam situasi formal, pembicara dituntut harus berbicara formal.Misalnya, ceramah, wawancara, mengajar untuk para guru.

    2) Berbicara informalDalam situasi informal, pembicara bisa berbicara dengan gaya informal.Misalnya, bersenda gurau, bertelepon dengan teman akrab.

    c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya

    1) Berbicara mendadak (spontan)

    Berbicara mendadak terjadi jika seseorang tanpa direncanakanberbicara di depan umum.

    2) Berbicara berdasarkan catatan

    Dalam berbicara seperti ini, pembicara menggunakan catatan kecilpada kartu-kartu yang telah disiapkan sebelumnya dan telah menguasai

    materi pembicaraan sebelum tampil di muka umum3) Berbicara berdasakan hafalan

    Pembicara menyiapkan dengan cermat dan menulis dengan lengkapbahan pembicaraannya. Kemudian dihafalkannya kata demi kata,kalimat demi kalimat, dan seterusnya.

    4) Berbicara berdasarkan naskah

    Pembicara telah mempersiapkan naskah pembicaan secara tertulis dandibacakan pada saat berbicara.

    d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya

    1) Berbicara antarpribadi (bicara empat mata)

    2) Berbicara dalam kelompok kecil (3 5 orang)

    3) Berbicara dalam kelompok besar (massa). Berbicara seperti ini terjadiapabila menghadapi kelompok besar dengan jumlah pendengar yangbesar, seperti pada rapat umum, kampanye, dan sebagainya (Tarigan,1998:53-54).

    e. Berbicara berdasarkan Peristiwa Khusus

    1) Pidato Presentasi

    2) Pidato Penyambutan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 7

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    15/55

    3) Pidato Perpisahan4) Pidato Jamuan (makan malam)5) Pidato Perkenalan6) Pidato Nominasi (mengunggulkan) (Logan dalam Tarigan, 1998:56).

    4. Teknik Berbicara

    Tarigan (1998) menyebutkan ada empat cara atau teknik yang dapatdigunakan pembicara dalam menyampaikan pembicaraan di depan umum.

    a. Metode Impromptu Serta Merta

    Dalam hal ini pembicara tidak melakukan persiapan lebih dulu sebelumberbicara, tetapi secara serta merta atau mendadak berbicara berdasarkanpengetahuan dan pengalamannya. Pembicara menyampaikan pengetahuanyang ada, dihubungkan dengan situasi dan kepentingan saat itu.

    b. Metode Menghafal

    Sebelum melakukan kegiatannya, pembicara melakukan persiapan secaratertulis, kemudian menghafal kata demi kata, kalimat demi kalimat. Dalampenyampaiannya, pembicara tidak membaca naskah. Ada kecenderunganpembicara berbicara tanpa menghayati maknanya, berbicara terlalu cepat. Halitu dapat menjemukan, tidak menarik perhatian pendengar. Mungkin juga adapembicara yang berhasil dengan metode ini. Metode ini biasanya digunakan

    oleh pembicara pemula atau yang masih belum biasa berbicara di depan orangbanyak.

    c. Metode Naskah

    Pada metode ini pembicara terlebih dulu menyiapkan naskah. Pembicaramembacakan naskah itu di depan para pendengarnya. Hal ini dapat kitaperhatikan pada pidato resmi Presiden di depan anggota DPR/MPR, pidatopejabat pada upacara resmi. Pembicara harus memiliki kemampuan

    menempatkan tekanan, nada, intonasi, dan ritme. Cara ini sering kurangkomunikatif dengan pendengarnya karena mata dan perhatian pembicaraselalu ditujukan ke naskah. Oleh karena itu, apabila akan menggunakanmetode naskah harus melakukan latihan yang intensif.

    d. Metode Ekstemporan

    Pada metode ini, sebelum melakukan kegiatan berbicara, pembicara terlebihdahulu mempersiapkan diri dengan cermat dan membuat catatan penting.Catatan itu digunakan sebagai pedoman pembicara dalam melakukanpembicaraannya. Dengan pedoman itu, pembicara dapat mengembangkannyasecara bebas.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 8

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    16/55

    5. Faktor-Faktor Penentu Keberhasilan Berbicara

    Dalam berbicara ada faktor yang perlu diperhatikan, yaitu: pembicara danpendengar. Kedua faktor tersebut akan menentukan berhasil atau tidaknyakegiatan berbicara. Berikut ini kedua faktor tersebut akan dibahas satu persatu.

    a. Pembicara

    Pembicara adalah orang yang berperan dalam kegiatan berbicara. Beberapahal yang harus diperhatikan oleh pembicara untuk melakukan kegiatannya,yaitu: (1) pokok pembicaraan, (2) bahasa, (3) tujuan, (4) sarana, dan (5)

    interaksi. Kelimahal itu akan dibicarakan lebih mendalam sebagai berikut.

    1) Pokok Pembicaraan

    Isi atau pesan yang menjadi pokok pembicaraan hendaknya memperhatikanhal-hal berikut ini.

    (a) Pokok pembicaraan bermanfaat bagi pendengar baik berupa informasimaupun pengetahuan.

    (b) Pokok pembicaraan hendaknya sedikit sudah diketahui dan bahan untuk

    memperluas pembicaraan yang sudah diketahui itu lebih mudah diperoleh.(c) Pokok pembicaraan menarik untuk dibahas baik oleh pembicara maupun

    bagi pendengar. Pokok pembicaraan yang menarik biasanya pokokpembicaraan seperti berikut:

    merupakan masalah yang menyangkut kepentingan bersama;

    merupakan jalan keluar dari suatu persoalan yang tengahdihadapi;

    merupakan persoalan yang ramai dibicarakan dalammasyarakat atau persoalan yang jarang terjadi; dan

    mengandung konflik atau pertentangan pendapat.

    (d) Pokok pembicaraan hendaknya sesuai dengan daya tangkap pendengar;tidak melebihi daya intelektual pendengar atau sebaliknya, lebih mudah.

    2) Bahasa

    Bagi pembicara, bahasa merupakan suatu alat untuk menyampaikan pesankepada orang lain. Oleh karena itu, pembicara mutlak harus menguasai faktorkebahasaan. Di samping itu, pembicara juga harus menguasai faktornonkebahasaan. Faktor-faktor tersebut akan dibahas berikut ini.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 9

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    17/55

    a) Faktor Kebahasaan

    Faktor kebahasaan yang terkait dengan keterampilan berbicara antara lainsebagai berikut.

    1) Ketepatan pengucapan atau pelafalan bunyiPembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-bunyi bahasasecara tepat. Hal ini dapat dilakukan dengan berlatih mengucapkanbunyi-bunyi bahasa. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepatdapat mengalihkan perhatian pendengar. Memang pola ucapan danartikulasi yang kita gunakan tidak selalu sama, masing-masing kitamempunyai ciri tersendiri. Selain itu ucapan kita juga sering dipengaruhioleh bahasa ibu. Akan tetapi, jika perbedaan itu terlalu mencoloksehingga menjadi suatu penyimpangan, maka keefektifan komunikasiakan terganggu.

    Sampai saat ini lafal bahasa Indonesia belum dibakukan, namun usaha kearah itu sudah lama dikemukakan adalah bahwa ucapan atau lafal yang bakudalam bahasa Indonesia adalah ucapan yang bebas dari ciri-ciri lafal dialeksetempat atau ciri-ciri lafal daerah.

    Di bawah ini disajikan pelafalan huruf, suku kata dan kata yang belum sesuaidengan pelafalan bunyi bahasa Indonesia.

    Pelafalan /c/ dengan /se/

    WC dilafalkan /wese/ seharusnya [wece]

    AC dilafalkan /ase/ seharusnya [ace]

    TC dilafalkan /tese/ seharusnya [tece]

    Pelafalan /q/ dilafalkan /kiu/ seharusnya /ki/

    MTQ dilafalkan / em-te-kiu/ seharusnya [em-te-ki]

    PQR dilafalkan /pe-kiu-er/ seharusnya [pe-ki-er]

    Pelafalan /e`/ dilafalkan /e/ taling

    de`ngan dilafalkan /dEngan/ seharusnya [de`ngan]

    ke` mana dilafalkan /kE mana/seharusnya [ke` mana]

    be`rapa dilafalkan /bErapa/ seharusnya [be` rapa]

    esa dilafalkan /Esa/ seharusnya [e`sa]

    ruwet dilafalkan /ruwEt/ seharusnya [ruwe`t]

    Pembelajaran Berbicara MGMP 10

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    18/55

    Pelafalan diftong /au/ dilafalkan /o/

    kalau dilafalkan /kalo/ seharusnya [kalau]

    saudara dilafalkan /sodara/ seharusnya [saudara]

    Pelafalan diftong /ai / dilafalkan /e /

    pakai dilafalkan /pake/ seharusnya [pakai]

    balai dilafalkan /bale/ seharusnya [balai]

    Pelafalan /k/ dengan bunyi tahan glotal (hamzah)

    pendidikan dialafalkan /pendidian/ seharusnya [pendidikan]

    kemasukan dilafalkan /kemasuan/ seharusnya [kemasukan]

    Penghilangan Fonem /h/ di depan, di tengah, atau di akhir kata

    hutan dilafalkan /utan/ seharusnya [hutan]

    hilang dilafalkan /ilang/ sehurusnya [hilang]

    lihat dilafalkan /liat/ seharusnya [lihat]

    bodoh dilafalkan /bodo/ seharusnya [bodoh]

    jodoh dilafalkan /jodo/ seharusnya [jodoh]

    (Tarigan, 1997:61-63)

    (2) Penempatan Tekanan, Nada, Jeda, Intonasi dan Ritme

    Penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi dan ritme yang sesuai akanmerupakan daya tarik tersendiri dalam berbicara; bahkan merupakan faktorpenentu dalam keefektivan berbicara. Suatu topik pembicaraan mungkin akankurang menarik, namun dengan tekanan, nada, jeda, dan intonasi yang sesuaiakan mengakibatkan pembicaraan itu menjadi menarik. Sebaliknya, apabilapenyampaiannya datar saja, dapat menimbulkan kejemuan bagi pendengardan keefektivan berbicara akan berkurang.

    Kekurangtepatan dalam penempatan tekanan, nada, jeda, intonasi, dan ritmedapat menimbulkan perhatian pendengar beralih kepada cara berbicarapembicara, sehingga topik atau pokok pembicaraan yang disampaikan kurangdiperhatikan. Dengan demikian keefektivan berbicara menjadi terganggu.

    (3) Pemilihan Kata dan Ungkapan yang Baik, Konkret, dan Bervariasi

    Pembelajaran Berbicara MGMP 11

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    19/55

    Kata dan ungkapan yang kita gunakan dalam berbicara hendaknya baik,konkret, dan bervariasi. Pemilihan kata dan ungkapan yang baik, maksudnyaadalah pemilihan kata yang tepat dan sesuai dengan keadaan parapendengarnya. Misalnya, jika yang menjadi pendengarnya para petani, maka

    kata-kata yang dipilih adalah kata-kata atau ungkapan yang mudah dipahamioleh para petani.

    Pemilihan kata dan ungkapan harus konkret, maksudnya pemilihan kata atauungkapan harus jelas, mudah dipahami para pendengar. Kata-kata yang jelasbiasanya kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar yaitu kata-kata populer.Pemilihan kata atau ungkapan yang abstrak akan menimbulkankekurangjelasan pembicaraan.

    Pemilihan kata dan ungkapan yang bervariasi, maksudnya pemilhan kata atauungkapan dengan bentuk atau kata lain lebih kurang maknanya sama denganmaksud agar pembicaraan tidak menjemukan pendengar.

    (4) Ketepatan Susunan Penuturan

    Susunan penuturan berhubungan dengan penataan pembicaraan atau uraiantentang sesuatu. Hal ini menyangkut penggunaan kalimat. Pembicaraan yangmenggunakan kalimat efektif akan lebih memudahkan pendengar menangkapisi pembicaraan.

    b. Faktor Nonkebahasaan

    Faktor-faktor nonkebahasaan mencakup (1) sikap yang wajar, tenang, dantidak kaku; (2) pandangan yang diarahkan pada lawan bicara; (3) kesediaanmenghargai pendapat orang lain; (4) kesediaan mengoreksi diri sendiri; (5)keberanian mengungkapkan dan mempertahankan pendapat; (6) gerak-gerikdan mimik yang tepat; (7) kenyaringan suara; (8) kelancaran; (9) penalaran danrelevansi; dan (10) penguasaan topik.

    Faktor-faktor tersebut dibahas secara lebih mendalam berikut ini.1)Sikap yang Wajar, Tenang, dan Tidak Kaku

    Dalam berbicara, kita harus bersikap wajar, tenang, dan tidak kaku. Bersikapwajar, berarti berbuat biasa sebagaimana adanya tidak mengada-ada. Sikapyang yang tenang adalah sikap dengan perasaan hati yang tidak gelisah, tidakgugup, dan tidak tergesa-gesa. Sikap tenang dapat menjadikan jalan pikirandan pembicaraan menjadi lebih lancar. Dalam berbicara tidak boleh bersikapkaku, tetapi harus bersikap luwes dan fleksibel.

    2)Pandangan Diarahkan kepada Lawan Bicara

    Pembelajaran Berbicara MGMP 12

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    20/55

    Pada waktu berbicara pandangan kita harus diarahkan lawan bicara, baikdalam pembicaraan perseorangan maupun kelompok. Pandangan pembicarayang tidak diarahkan kepada lawan bicara akan mengurangi keefektivanberbicara, di samping itu, juga kurang etis. Banyak pembicara yang tidak

    mengarahkan pandangannya kepada lawan bicaranya, tetapi melihat ke bawahdan ke atas. Hal ini mengakibatkan perhatian pendengar menjadi berkurang.

    3)Kesediaan Menghargai Pendapat Orang Lain

    Menghargai pendapat orang lain berarti menghormati atau mengindahkanpikiran orang lain, baik pendapat itu benar maupun salah. Jika pendapat itubenar maka pendapat itulah yang harus kita perhatikan dan jka pendapat itusalah pendapat itu pun harus kita hargai karena memang itulah pengetahuandan pemahamannya.

    4)Kesediaan Mengoreksi Diri Sendiri

    Mengoreksi diri sendiri berarti memperbaiki kesalahan diri sendiri. Kesediaanmemperbaiki diri sendiri adalah sikap terpuji. Sikap seperti ini sangatdiperlukan dalam kegiatan berbicara agar diperoleh kebenaran ataukesepakatan. Sikap ini merupakan dasar bagi pembinaan jiwa yangdemokratis.

    5) Keberanian Mengemukakan dan Mempertahankan Pendapat

    Dalam kegiatan berbicara terjadi proses lahirnya buah pikiran atau pendapatsecara lisan. Untuk dapat mengungkapkan pendapat tentang sesuatudiperlukan keberanian. Seseorang mengemukakan pendapat di sampingmemiliki ide atau gagasan juga harus memiliki keberanian untukmengemukakannya. Ada orang yang mempunyai banyak ide namun ia tidakdapat mengungkapkannya karena ia tidak memiliki keberanian. Atau,sebaliknya ada orang yang berani mengungkapkan pendapat namun ia tidakatau kurang idenya sehingga apa yang ia ungkapkan terkesan asal bunyi.

    6) Gerak gerik dan Mimik yang Tepat

    Salah satu kelebihan dalam kegiatan bericara dibandingkan dengan kegiatanberbahasa yang lainnya adalah adanya gerak-gerik dan mimik yang dapatmemperjelas atau menghidupkan pembicaraan. Gerak-gerik dan mimik yangtepat akan menunjang keefektivan berbicara. Akan tetapi gerak-gerik yangberlebihan akan mengganggu keefektivan berbicara.

    7) Kenyaringan Suara

    Kenyaringan suara perlu diperhatikan oleh pembicara untuk menunjangkeefektifan berbicara. Tingkat kenyaringan suara hendaknya disesuaikandengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik yang ada. Jangan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 13

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    21/55

    sampai suara terlalu nyaring atau berteriak-teriak di tempat atau akustik yangterlalu sempit; atau sebaliknya, suara terlalu lemah pada ruangan yang luas,sehingga tidak dapat ditangkap oleh semua pendengar.

    Kelancaran

    Kelancaran seseorang dalam berbicara akan memudahkan pendengarmenagkap isi pembicaraannya. Pembicaraan yang terputus-putus atau bahkandiselingi dengan bunyi-bunyi tertentu, misalnya, e, em, apa itu.., dapatmengganggu penangkapan isi pembicaraan bagi pendengar. Di samping itu,juga jangan berbicara terlalu cepat sehingga menyulitkan pendengar sukarmenangkap isi atau pokok pembicaraan.

    9) Penalaran dan Relevansi

    Dalam berbicara, seorang pembicara hendaknya memperhatikan unsurpenalaran yaitu cara berpikir yang logis untuk sampai kepada kesimpulan. Hal

    itu menunjukkan bahwa dalam pembicaraan seorang pembicara terdapaturutan pokok-pokok pikiran logis sehingga jelas arti atau maknapembicaraannya.

    Relevansi berarti adanya hubungan atau kaitan antara pokok pembicaraandengan uraiannya.

    10) Penguasaan Topik

    Penguasaan topik pembicaraan berarti pemahaman suatu pokok pembicaraan.Dengan pemahaman tersebut seorang pembicara memiliki kesanggupan untukmengemukakan topik itu kepada para pendengar. Oleh karena itu, sebelummelakukan kegiatan berbicara di depan umum seharusnya seorang pembicaraharus menguasai topik terlebih dahulu. Sebab, dengan penguasaan topik akanmembangkitkan keberanian dan menunjang kelancaran berbicara.

    3) Tujuan

    Seorang pembicara dalam menyampaikan pesan kepada orang lain pastimempunyai tujuan, ingin mendapatkan respons atau reaksi. Respons ataureaksi itu merupakan suatu hal yang menjadi harapan. Tujuan atau harapanpembicaraan sangat tergantung pada keadaan dan keinginan pembicara.

    Secara umum tujuan pembicaraan adalah sebagai berikut:

    (1) mendorong atau menstimulasi,

    (2) meyakinkan,

    (3) menggerakkan,

    (4) menginformasikan, dan

    (5) menghibur

    Suatu uraian dikatakan mendorong atau menstimulasi apabila pembicara

    berusaha memberi semangat dan gairah hidup kepada pendengar. Reaksi

    Pembelajaran Berbicara MGMP 14

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    22/55

    yang diharapkan adalah menimbulkan inspirasi atau membangkitkan emosipara pendengar. Misalnya, pidato Ketua Umum Koni di hadapan para atletyang bertanding di luar negeri bertujuan agar para atlet memiliki semangatbertanding yang cukup tinggi dalam rangka membela negara.

    Suatu uraian atau ceramah dikatakan meyakinkan apabila pembicara berusahamemengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap para pendengar. Alat yangpaling penting dalam uraian itu adalah argumentasi. Untuk itu diperlukan bukti,fakta, dan contoh konkret yang dapat memperkuat uraian untuk meyakinkanpendengar. Reaksi yang diharapkan adalah adanya kesesuaian keyakinan,pendapatatau sikap atas persoalan yang disampaikan.

    Suatu uraian disebut menggerakkan apabla pembicara menghendaki adanya

    tindakan atau perbuatan dari para pendengar. Misalnya, berupa seruanpersetujuan atau ketidaksetujuan, pengumpulan dana, penandatanganan suaturesolusi, mengadakan aksi sosial. Dasar dari tindakan atau perbuatan ituadalah keyakinan yang mendalam atau terbakarnya emosi.

    Suatu uraian dikatakan menginformasikan apabila pembicara ingin memberiinformasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti danmemahaminya. Misalnya seorang guru menyampaikan pelajaran di kelas,seorang dokter menyampaikan masalah kebersihan lingkungan, seorang polisimenyampaikan masalah tertib berlalu lintas, dan sebagainya.

    Suatu uraian dikatakan menghibur, apabila pembicara bermaksudmenggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya. Pembicaraanseperti ini biasanya dilakukan dalam suatu resepsi, ulang tahun, pesta, ataupertemuan gembira lainnya. Humor merupakan alat yang paling utama dalamuraian seperti itu. Reaksi atau response yang diharapkan adalah timbulnyarasa gembira, senang, dan bahagia pada hati pendengar.

    4) Sarana

    Sarana dalam kegiatan berbicara mencakup waktu, tempat, suasana, danmedia atau alat peraga. Pokok pembicaraan yang dipilih hendaknyadisesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Berbicara terlalu lama ataumelebihi waktu yang disediakan dapat menimbulkan rasa jenuh parapendengar.

    Tempat berbicara sangat menentukan keberhasilan pembicaraan. Dalam halini perlu diperhatikan faktor lokasi, jumlah pendengar, posisi pembicara danpendengar, cahaya, udara, dan pengeras suara. Berbicara pada suasanatertentu pun akan mempengaruhi keberhasilan pembicaraan. Pembicaraan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 15

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    23/55

    yang berlangsung pada pagi hari tentu akan lebih berhasil dibandingkandengan pembicaraan pada siang, sore, dan malam hari.

    Media atau alat peraga akan membantu kejelasan dan kemenarikan uraian.Karena itu, jika memungkinkan, dalam berbicara perlu diusahakan alat bantuseperti film, gambar, dan alat peraga lainnya.

    5) Interaksi

    Kegiatan berbicara berlangsung menunjukkan adanya hubungan interaksiantara pembicara dan pendengar. Interaksi dapat berlangsung searah, duaarah, dan bahkan multi arah. Kegiatan berbicara yang berlangsung satu arah,misalnya laporan pandangan mata pertandingan sepak bola, tinju, pembacaanberita. Kegiatan berbicara yang berlangsung dua arah, misalnya pembicaraandalam bentuk dialog atau wawancara. Sedangkan kegiatan berbicara yangberlangsung multi arah biasanya terjadi pada acara diskusi, diskusi kelompok,rapat, seminar, dan sebagainya.

    b. Pendengar

    Suatu kegiatan berbicara akan berlangsung dengan baik apabila dilakukan dihadapan para pendengar yang baik. Karena itu, pendengar harus mengetahuipersyaratan yang dituntut untuk menjadi pendengar yang baik.Pendengar yangbaik hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

    1) memiliki kondisi fisik dan mental yang baik sehingga memungkinkandapat melakukan kegiatan mendengarkan; memusatkan perhatian danpikiran kepada pembicaraan;

    2) memiliki tujuan tertentu dalam mendengarkan yang dapatmengarahkan dan mendorong kegiatan mendengarkan;

    3) mengusahakan agar meminati isi pembicaraan yang didengarkan;

    4) memiliki kemampuan linguistik dan nonlinguistik yang dapat meningkatkankeberhasilan mendengarkan; dan

    5) memiliki pengalaman dan pengetahuan luas yang dapat mempermudah

    pengertian dan pemahaman isi pembicaraan.

    B. Pembelajaran Berbicara

    1.Pengertian Berbicara

    Di dalam standar isi dinyatakan bahwa belajar bahasa adalah belajarberkomunikasi. Pernyataan tersebut berimplikasi bahwa siapa pun yangmempelajari suatu bahasa pada hakikatnya sedang belajar berkomunikasi.

    Thompson (2003:1) menyatakan bahwa komunikasi merupakan fitur mendasar

    Pembelajaran Berbicara MGMP 16

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    24/55

    dari kehidupan sosial dan bahasa merupakan komponen utamanya.Pernyataan tersebut mengisyaratkan bahwa kegiatan berkomunikasi tidak bisadilepaskan dengan kegiatan berbahasa. Dalam kegiatan berkomunikasidengan bahasa, sebagaimana diketahui meliputi komunikasi lisan dan tulis.

    Komunikasi lisan terdiri atas keterampilan menyimak/mendengarkan danketerampilan berbicara, sedangkan komunikasi tulis terdiri dari keterampilanmembaca dan menulis.

    Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan berbahasa yang bersifatproduktif karena dalam perwujudannya keterampilan tersebut menghasilkanberbagai gagasan yang dapat digunakan untuk kegiatan berbahasa(berkomunikasi) secara lisan. Siswa membutuhkan keterampilan berbicaradalam interaksi sosialnya. Siswa akan dapat mengungkapkan pikiran danperasaanya secara efektif jika ia terampil berbicara. Dalam kaitan kreativitas,

    keterampilan berbicara merupakan salah satu keterampilan yang perlumendapat perhatian karena gagasan-gagasan kreatif dapat dihasilkan melaluiketerampilan tersebut.

    Kemampuan berbicara siswa juga dipengaruhi oleh kemampuan komunikatif.Utari dan Nababan (1993) menyebutkan bahwa kemampuan komunikatifadalah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk bahasa dan makna-maknabahasa tersebut, dan kemampuan untuk menggunakannya pada saat kapandan kepada siapa. Pengertian ini dilengkapi oleh Ibrahim (2001) bahwakemampuan komunikatif adalah kemampuan bertutur dan menggunakan

    bahasa sesuai dengan fungsi, situasi, serta norma-norma berbahasa dalammasyarakat yang sebenarnya. Kompetensi komunikatif juga berhubungandengan kemampuan sosial dan menginterpretasikan bentuk-bentuk linguistik.Para siswa tentu sudah memiliki pengetahuan sebagai modal dasar dalambertutur karena ia berada dalam suatu lingkungan sosial yang menuntutnyauntuk paham kode-kode bahasa yang digunakan masyarakatnya.

    Ketika kita mendengar kata berbicara, pikiran kita tertuju pada kegiatanberpidato. Padahal, berpidato hanya merupakan salah satu bagian dariketerampilan berbicara. Tampaknya, dalam menghadapi era globalisasi saat ini

    keterampilan berbicara perlu terus ditingkatkan sehingga pengguna bahasamampu menerapkan keterampilan tersebut untuk berbagai bidang kehidupan,misalnya, berwawancara, berdiskusi, bermain peran, bernegosiasi,berpendapat, dan bertanya. Untuk itu, dalam dunia pembelajaran para gurubahasa dituntut untuk dapat melakukan terobosan sehingga pembelajaranbahasa yang dilaksanakannya dapat memenuhi tuntutan zaman, terutamadalam hal pembelajaran berbicara.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa, khususnya pengembanganketerampilan berbicara, guru diharapkan mampu memberikan pembelajaranyang sesuai dengan perkembangan usia dan kebutuhan siswa. Keberhasilan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 17

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    25/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    26/55

    b. dapat mengembangkan kosakata sehingga keterampilan berbicara tidakmenjemukan

    c. memberikan contoh ketepatan ucapan, prononsiasi, dan intonasisehingga siswa mampu berbicara dengan jelas

    d. dapat mengembangkan wawasan yang lebih luas

    e. topik kegiatan berbicara harus aktual ( tengah menjadi sorotan publik)

    f. bahan diorganisasi secara sistematis dengan mengikuti prinsip-prinsippembelajaran (dari yang mudah ke yang sukar, dari yang dekat ke yangjauh, dari yang dikenal ke yang tidak dikenal, dari yang sederhana ke yangkompleks).

    g. kegiatan pembelajaran dikemas yang menarik, kadang dilakukan di luarkelas (pembelajaran tidak selalu dibatasi empat dinding kelas).

    h. menggunakan metode dan teknik yang dapat menumbuhkan minatsiswa belajar dan tertarik dengan pembelajaran bahasa.

    i. memilih sumber dan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan

    pikiran-pikiran kritis dan kreatif.

    4. Metode Pembelajaran

    Pembelajaran berbicara harus berorientasi pada aspek penggunaan bahasa,bukan pada aturan pemakaiannya. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaranberbicara di kelas semestinya diarahkan untuk membuat dan mendorong siswa

    mampu mengemukakan pendapat, bercerita, melakukan wawancara,berdiskusi, bertanya jawab, dan berpidato.

    Metode pengajaran yang selama ini kita ketahui adalah ceramah, tanya jawab,demonstrasi, penugasan, diskusi, karyawisata, dan sosiodrama. Namun, untukmengembangkan kemampuan menggunakan bahasa , diperlukan metodepembelajaran berbicara yang sesuai, yang menekankan pada siswa aktif atauberpusat pada siswa. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar dikelas harus banyak kegiatan siswa berlatih atau praktik berbicara sehinggadiketahui kemajuan kemampuan berbicaranya.

    Untuk menentukan metode mana yang cocok dalam mengembangkankemampuan berbicara, guru harus mengacu pada kurikulum (Standar Isi).Semua kompetensi dasar berbicara pada kurikulum harus dilihat, dicocokkandengan metode dan model pembelajarannya. Jika metode yang dipilih sesuaidan benar-benar dapat mengembangkan keterampilan berbicara setiap siswa,maka pembelajaran berbicara akan disukai siswa. Apalagi jika guru dapatmemvariasikan kegiatan (tidak monoton) dan pengelolaan kelas, diharapkansiswa lebih termotivasi untuk terus berlatih berbicara. Berikut contoh kaitankompetensi berbicara dengan metode dan model pembelajaran yang sesuai.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 19

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    27/55

    Kompetensi Dasar Berbicara Bahasa dan Sastra Indonesia Jenjang SMP

    Kompetensi BerbicaraMetode

    PembelajaranMotode

    Pembelajaran

    Menceritakan pengalaman yangpaling mengesankan denganmenggunakan pilihan kata dankalimat efektif

    Menyampaikan pengumumandengan intonasi yang tepat sertamenggunakan kalimat-kalimatyang lugas dan sederhana

    Presentasiindividual

    Presentasiindividual

    Bercerita dengan urutan yangbaik, suara, lafal, intonasi, gestur,dan mimik yang tepat

    Bercerita dengan alat peraga

    PresentasiindividualBermain peran(individual/kelmpok)menggunakan boneka

    Menceritakan tokoh idola denganmengemukakan identitas dankeunggulan tokoh, serta alasanmengidolakannya dengan pilihankata yang sesuai

    Bertelepon dengan kalimat yangefektif dan bahasa yang santun

    Presentasiindividual

    Bermain peran

    berpasangan

    Menanggapi cara pembacaancerpen

    Menjelaskan hubungan latarsuatu cerpen (cerita pendek)dengan realitas sosial

    Presentasiindividualdalam kegiatandiskusi

    Presentasiindividualdalam kegiatandiskusi

    Berwawancara dengannarasumber dari berbagaikalangandengan memperhatikanetika berwawancara

    Menyampaikan laporan secaralisan dengan bahasa yang baikdan benar

    Berwawancara

    Presentasiindividual

    Bermain peran sesuai dengannaskah yang ditulis siswa

    Bermain peran dengan cara

    improvisasi sesuai dengan

    Bermain peran

    Bermain peran

    Pembelajaran Berbicara MGMP 20

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    28/55

    kerangka naskah yang ditulissiswa

    Menyampaikan persetujuan,sanggahan, dan penolakan

    pendapat dalam diskusi disertaidengan bukti atau alasan

    Membawakan acara denganbahasa yang baik dan benar,serta santun

    Presentasiindividual

    dalam kegiatandiskusi

    Bermain peransebagai MC

    Mengomentari kutipan novelremaja (asli atau terjemahan)

    Menanggapi hal yang menarikdari kutipan novel remaja (asliatau terjemahan)

    Presentasiindividual

    Presentasiindividual dandiskusikelompok

    Model kerjakelompokkepalabernomor

    Mengkritik/memuji berbagai karya(seni atau produk) denganbahasa yang lugas dan santun

    Melaporkan secara lisanberbagai peristiwa denganmenggunakan kalimat yang jelas

    Presentasiindividual

    Presentasiindividual

    Menceritakan kembali secaralisan isi cerpen

    Menyanyikan puisi yang sudahdimusikalisasi dengan

    berpedoman pada kesesuaian isipuisi dan suasana/irama yangdibangun

    Presentasiindividual

    Presentasi

    individual

    Berpidato/ berceramah/berkhotbah dengan intonasi yangtepat dan artikulasi serta volumesuara yang jelas

    Menerapkan prinsip-prinsipdiskusi

    Presentasiindividual

    Presentasiindividual

    Membahas pementasan drama

    yang ditulis siswa Menilai mementasan drama yang

    dilakukan oleh siswa

    Presentasi

    individual Presentasi

    individual

    5.Media Pembelajaran

    Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan(Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi untuk

    menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah sebuah proses

    Pembelajaran Berbicara MGMP 21

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    29/55

    komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Komunikasi tidakakan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

    Bentuk-bentuk stimulus bisa dipergunakan sebagai media pembelajaranberbicara di antaranya adalah hubungan atau interaksi manusia; realia;gambar bergerak atau tidak; tulisan, suara yang direkam, permainan untukkegiatan memberikan petunjuk. Kelima bentuk stimulus ini akan membantupembelajar mempelajari bahasa. Namun demikian tidaklah mudahmendapatkan kelima bentuk itu dalam satu waktu atau tempat.

    Media pembelajaran yang baik harus memenuhi beberapa syarat. Mediapembelajaran harus meningkatkan motivasi belajar siswa. Penggunaan mediamempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu, media jugaharus merangsang siswa mengingat apa yang sudah dipelajari selainmemberikan rangsangan belajar baru. Media yang baik juga akanmengaktifkan siswa dalam memberikan tanggapan, umpan balik, dan juga

    mendorong siswa untuk melakukan praktik berbicara dengan benar.

    6.Penilaian Pembelajaran

    Ada dua jenis penilaian yang digunakan dalam pembelajaran berbicara, yaitupenilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses dilakukan selamakegiatan pembelajaran berlangsung untuk menilai sikap siswa dalam mengikutikegiatan pembelajaran. Penilaian hasil dilakukan berdasarkan unjuk kerja yangdilakukan siswa ketika menyajikan kompetensi berbicara yang dituntut

    kurikulum atau mempresentasikan secara individual.

    Dalam penilaian proses digunakan lembar penilaian sikap (afektif) yang terdiridari aspek: (1) kedisiplinan; (2) minat; (3) kerja sama; (4) keaktifan; dan (5)tanggung jawab. Dalam penilaian hasil digunakan rubrik penilaian untukmengetahui kompetensi siswa dalam berbicara, misalnya menanggapipembacaan cerpen. Ada beberapa aspek yang dinilai, yaitu (1) kelancaranmenyampaikan pendapat/tanggapan; (2) kejelasan vokal; (3) ketepatanintonasi; (4) ketepatan pilihan kata (diksi); (5) struktur kalimat (tuturan); (6)kontak mata dengan pendengar; (7) ketepatan mengungkapkan gagasan

    disertai data tekstual.

    Penilaian kompetensi berbicara yang dilakukan dengan unjukkerja/performance yang utama perlu diukur adalah yang berkaitan denganpenggunaan bahasa seperti penguasaan lafal, struktur, dan kekayaan kosakata. Selain itu, juga penguasaan masalah yang menjadi bahan pembicaraan,bagaimana siswa memahami topik yang dibicarakan dan mampumengungkapkan gagasan di dalamnya, serta kemampuan memahami bahasalawan bicara ( Burhan Nurgiyantoro, 2001:276).

    Pembelajaran Berbicara MGMP 22

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    30/55

    Penilaian kemampuan berbicara haruslah membiarkan siswa untukmenghasilkan bahasa dan mengemukakan gagasan melalui bahasa yangsedang dipelajarinya. Dengan kata lain, penilaian berbicara harus dilakukandengan praktik berbicara. Jadi, bentuk penilaian pembelajaran berbicara

    seharusnya memungkinkan siswa untuk tidak saja mengucapkan kemampuanberbahasanya, melainkan juga mengungkapkan gagasan, pikiran, danperasaannya sehingga penilaian ini bersifat fungsional (Nurgiyantoro,2001:278).

    Berikut contoh model penilaian berbicara:

    a. Pembicaraan berdasarkan gambar

    Pemberian pertanyaan

    Bercerita (menceritakan gambar)

    b. Wawancara

    c. Bercerita

    d.Berpidato

    e.Diskusi

    f. Bermain peran

    Dalam menggunakan bentuk-bentuk penilaian di atas, pelaksanaannya tetap harus

    fokus pada aspek kognitif . Meskipun aspek psikomotor yang berupa gerakan mulut,ekspresi mata, dan gesture lain juga harus dinilai, 6 tingkatan aspek kognitif Bloomyang berkaitan dengan pengembangan kemampuan berpikir tetap harus menjadi

    fokus utama karena berkaitandengan kemampuan menuangkan gagasan (Ibid,2001:291-292). Keenam tingkatan berpikir (C1 C6) dari yang paling rendahhingga paling tinggi (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,mensintesiskan, dan mengevaluasi) harus dinilai dengan menggunakan rubrikdan penyekoran yang tepat sehingga tidak ada siswa yang dirugikan karenakompetensi tiap siswa terukur dengan alat ukur yang akurat.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 23

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    31/55

    BAB III

    RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBICARA

    Membuat rancangan pembelajaran merupakan amanat dari PP 19 Tahun 2005terutama pasal 19 Ayat 3 yang berbunyi Setiap satuan pendidikan melakukanperencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untukterlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Perencanaanpembelajaran dinyatakan pada Pasal 20 sebagaimana berbunyi, Perencanaanproses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaranyang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metodepengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. Dengan demikian,seorang guru berkewajiban untuk menyusun silabus dan RPP. Bagaimanakah

    langkah-langkah penyusunan (RPP)?1. Menuliskan Identitas

    Nama sekolah

    Mata Pelajaran

    Kelas/Semester

    Alokasi Waktu

    2. Menuliskan Indikator Pencapaian Kompetensi (diambil dari silabus)

    Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar dan merupakan sub-kompetensi dasar. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuanpendidikan, potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerjaoperasional yang terukur dan atau dapat diobservasi, sebagai acuan penilaian.Dengan demikian indikator pencapaian kompetensi mengarah pada indikatorpenilaian. Dalam penulisan indicator, ada yang menuliskan di bagian atassesudah kompetensi dasar dan ada yang menuliskan di bawah sebelumpenilaian. Hal ini tidak perlu diperdebatkan yang penting kebermaknaan danketerpakaiannya yang harus diperhatikan

    3.Merumuskan Tujuan

    Tujuan Pembelajaran berisi penguasaan kompetensi yang operasional yangditargetkan/dicapai dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Tujuanpembelajaran dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang operasional darikompetensi dasar. Apabila rumusan kompetensi dasar sudah operasional,rumusan tersebutlah yang dijadikan dasar dalam merumuskan tujuanpembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat terdiri atas sebuah tujuan ataubeberapa tujuan. Tujuan pembelajaran dirumuskan dari indikator dan bolehdirumuskan dari KD bila KD-nya sudah menggunakan kata kerja operasional.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 24

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    32/55

    Jika tujuan dirumuskan dari indikator, berarti banyaknya tujuan minimal samadenganbanyaknya indikator.

    4.Mengidentifikasi Materi PembelajaranMateri pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk mencapai tujuanpembelajaran. Materi pembelajaran dikembangkan dengan mengacu padamateri pokok yang ada dalam silabus.

    Dalam mengidentifikasi materi pokok harus dipertimbangkan:

    a.relevansi materi pokok dengan SK dan KD;b. tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual;c. peserta didik;d.kebermanfaatan bagi peserta didik;e. struktur keilmuan;e.kedalaman dan keluasan materi;f. relevansi dengan kebutuhan peseta didik dan tuntutan lingkungan; dang.alokasi waktu.

    5. Penentuan Metode

    Dalam menentukan metode pembelajaran berbicara hendaknya memenuhikriteria sebagai berikut:

    (1) relevan dengan tujuan pembelajaran;(2) memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran;

    (3) mengembangkan butir-butir keterampilan proses;(4) dapat mewujudkan keterampilan belajar yang telah dirancang;(5) merangsang siswa untuk belajar;(6) mengembangkan penampilan siswa, kreativitas siswa;(7) tidak menuntut peralatan yang rumit;(8) mudah dilaksanakan; dan(9) menciptakan sikon PBM yang menyenangkan.

    6. Pengembangan Langkah-Langkah

    Untuk mencapai suatu kompetensi dasar dalam kegiatan pembelajaran harusdicantumkan langkah-langkah kegiatan dalam setiap pertemuan. Padadasarnya, langkah-langkah kegiatan memuat unsur kegiatan:

    a. Pendahuluan

    Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaranyang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatianpeserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

    b. Inti

    Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatanpembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta

    Pembelajaran Berbicara MGMP 25

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    33/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    34/55

    b. mencerminkan ciri khas dalam pegembangan kemapuan matapelajaran;

    c. disesuaikan dengan kemampuan siswa, sumber belajar dan saranayang tersedia;

    d. bervariasi dengan mengombinasikan kegiatan individu/perorangan,berpasangan, kelompok, dan klasikal; dan

    e. memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti:bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekomomi, danbudaya, serta masalah khusus yang dihadapi siswa yang bersangkutan.

    7. Sumber dan Media

    Sumber belajar merupakan segala sesuatu yang diperlukan dalam proses

    pembelajaran, yang dapat berupa: buku teks, media cetak, media elektronika,narasumber, lingkungan alam sekitar, dan sebagainya. Contoh: Baganidentifikasi pengalaman, Gambar, VCD, Narasumber, Buku Pelajaran Bahasa danSastra Indonesia.

    8.Penentuan Penilaian

    Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkanindikator. Di dalam kegiatan penilaian ini terdapat tiga komponen penting, yangmeliputi: (a) teknik penilaian, (b) bentuk instrumen, dan (c) contoh instrumen.

    a. Teknik PenilaianPenilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisisdan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secarasistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermaknadalam pengambilan keputusan untuk menentukan tingkat keberhasilanpencapaian kompetensi yang telah ditentukan. Adapun yang dimaksud denganteknik penilaian adalah cara-cara yang ditempuh untuk memperoleh informasimengenai proses dan produk yang dihasilkan pembelajaran yang dilakukanoleh peserta didik. Ada beberapa teknik yang dapat dilakukan dalam rangkapenilaian ini, yang secara garis besar dapat dikategorikan sebagai teknik tesdan teknik nontes.

    Teknik tes merupakan cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaanyang memerlukan jawaban betul atau salah, sedangkan teknik nontes adalahsuatu cara untuk memperoleh informasi melalui pertanyaan yang tidakmemerlukan jawaban betul atau salah.

    Dalam melaksanakan penilaian perlu diperhatikan prinsip-prinsip berikut ini.

    1) Pemilihan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akandinilai sehingga memudahkan dalam penyusunan soal.

    2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 27

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    35/55

    3) Penilaian menggunakan acuan kriteria; yaitu berdasarkan apa yang bisadilakukan siswa setelah siswa mengikuti proses pembelajaran, dan bukanuntuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.

    4) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnyadianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki danyang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.

    5) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupaprogram remedi. Apabila siswa belum menguasai suatu kompetensidasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila telahmenguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.

    6) Siswa yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensidasar dapat diberi tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.

    7) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisipenilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satusemester dengan menggunakan teknik penilaian yang tepat.

    8) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspekpembelajaran: kognitif, afektif dan psikomotor dengan menggunakanberbagai model penilaian,baik formal maupun nonformal secaraberkesinambungan.

    9) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan dan penggunaaninformasi tentang hasil belajar siswa dengan menerapkan prinsipberkelanjutan, bukti-bukti otentik, akurat, dan konsisten sebagai

    akuntabilitas publik.

    10) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasilbelajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standaryang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajarsiswa.

    11) Penilaian berorientasi pada Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar danIndikator. Dengan demikian, hasilnya akan memberikan gambaranmengenai perkembangan pencapaian kompetensi.

    12) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan

    terus menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenaiperkembangan penguasaan kompetensi siswa, baik sebagai efeklangsung (main effect) maupun efek pengiring (nurturant effect) dariproses pembelajaran.

    13) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran yangditempuh dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaranmenggunakan pendekatan tugas observasi lapangan, penilaian harusdiberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknikwawancara, maupun produk/hasil dengan melakukan observasi lapanganyang berupa informasi yang dibutuhkan.

    b. Bentuk Instrumen

    Pembelajaran Berbicara MGMP 28

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    36/55

    Bentuk instrumen yang dipilih harus sesuai dengan teknik penilaiannya. Olehkarena itu, bentuk instrumen yang dikembangkan dapat berupa bentukinstrumen yang tergolong teknik:

    1) Tes lisan, yaitu berbentuk daftar pertanyaan.

    2) Observasi yaitu dengan menggunakan lembar observasi.

    3) Tes Praktik/ Kinerja berupa tes tulis keterampilan, tes identifikasi, tessimulasi, dan uji petik kerja

    4) Penugasan individu atau kelompok, seperti tugas proyek atau tugasrumah.

    5) Portofolio dengan menggunakan dokumen pekerjaan, karya, dan atauprestasi siswa.

    6) Penilaian diri dengan menggunakan lembar penilaian diri

    Sesudah penentuan instrumen tes telah dipandang tepat, selanjutnyainstrumen tes itu dituliskan di dalam kolom matriks silabus yang tersedia.Berikut ini disajikan ragam teknik penilaian beserta bentuk instrumen yangdapat digunakan.

    Tabel 1. Ragam Teknik Penilaian dan Ragam Bentuk Instrumennya

    Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

    Tes lisan Daftar pertanyaan

    Observasi(pengamatan)

    Lembar observasi (lembar pengamatan)

    Tes praktik (teskinerja)

    Tes tulis keterampilan Tes identifikasi Tes simulasi Tes uji petik kerja

    Penugasanindividual ataukelompok

    Pekerjaan rumah Proyek

    Penilaianportofolio

    Lembar penilaian portofolio

    Penilaian diri Kuesioner/lembar penilaian diri

    Penilaian antarteman

    Lembar penilaian antarteman

    9. Menentukan Alokasi Waktu

    Alokasi waktu adalah jumlah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaiansuatu Kompetensi Dasar tertentu, dengan memperhatikan:

    a. minggu efektif per semester,

    Pembelajaran Berbicara MGMP 29

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    37/55

    b. alokasi waktu mata pelajaran, dan

    c. jumlah kompetensi per semester.

    10. Menentukan Tindak Lanjut

    Tindak lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan sebagai refleksi terhadapkegiatan proses pembelajaran yang telah dilakukan oleh siswa. Kegiatan tindaklanjut berupa :

    a. Pengayaan dan penghargaan diberikan kepada siswa yang telah memenuhistandar mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM).

    b. Remedial diberikan kepada siswa yang belum memenuhi KKM

    Berikut ini diuraikan secara rinci kedua kegiatan tersebut.a. Pengayaan

    1) Hakikat Pembelajaran Pengayaan

    Secara umum pengayaan dapat diartikan sebagai pengalaman atau kegiatanpeserta didik yang melampaui persyaratan minimal yang ditentukan olehkurikulum dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya.

    Untuk memahami pengertian program pembelajaran pengayaan, terlebihdahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)yang berlaku berdasar PermendiknasNomor 22, 23, dan 24 Tahun 2006 pada

    dasarnya menganut sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistempembelajaran tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan danmelayani perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandaidengan dirumuskannya secara jelas Standar Kompetensi (SK) dan KompetensiDasar(KD) yang harus dikuasai peserta didik. Penguasaan SK dan KD setiappeserta didik diukur dengan menggunakan sistem Penilaian Acuan Kriteria(PAK). Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka pesertadidik tersebut dipandang telah mencapai ketuntasan.

    Dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran

    tuntas, lazimnya guru mengadakan penilaian awal untuk mengetahuikemampuan peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akandipelajari sebelum pembelajaran dimulai. Kemudian dilaksanakanpembelajaran dengan menggunakan berbagai strategi seperti ceramah,demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb.Melengkapi strategi pembelajaran digunakan juga berbagai media sepertimedia audio, video, dan audio visual dalam berbagai format, mulai dari kasetaudio, slide, video, komputer multimedia, dan lain-lain. Di tengah pelaksanaanpembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung,diadakan penilaian proses dengan menggunakan berbagai teknik daninstrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa

    jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang

    Pembelajaran Berbicara MGMP 30

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    38/55

    dipelajari. Penilaian proses juga digunakan untuk memperbaiki prosespembelajaran bila dijumpai hambatan-hambatan.

    Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formalberupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukantingkat pencapaian belajar, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasilmencapai tingkat penguasaan kompetensi tertentu. Penilaian akhir program inidimaksudkan untuk menjawab pertanyaan apakah peserta didik telahmencapai kompetensi (tingkat penguasaan) minimal atau ketuntasan belajarseperti yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan.

    Jika ada peserta didik yang lebih mudah dan cepat mencapai penguasaankompetensi minimal yang ditetapkan, maka sekolah perlu memberikan

    perlakuan khusus berupa program pembelajaran pengayaan. Pembelajaranpengayaan merupakan pembelajaran tambahan dengan tujuan untukmemberikan kesempatan pembelajaran baru bagi peserta didik yang memilikikelebihan sedemikain rupa sehingga mereka dapat mengoptimalkanperkembangan minat, bakat, dan kecakapannya. Pembelajaran pengayaanberupaya mengembangkan keterampilan berpikir, kreativitas, keterampilanmemecahkan masalah, eksperimentasi, inovasi, penemuan, keterampilan seni,keterampilan gerak, dan sebagainya. Pembelajaran pengayaan memberikanpelayanan kepada peserta didik yang memiliki kecerdasan lebih dengantantangan belajar yang lebih tinggi untuk membantu mereka mencapaikapasitas optimal dalam belajarnya.

    2) Jenis Pembelajaran Pengayaan

    Ada tiga jenis pembelajaran pengayaan, yaitu:

    a) Kegiatan eksploratori yang bersifat umum yang dirancang untuk disajikankepada peserta didik. Sajian dimaksud berupa peristiwa sejarah, buku, tokohmasyarakat, dsb, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum.

    b) Keterampilan proses yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalammelakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam

    bentuk pembelajaran mandiri.c) Pemecahan masalah yang diberikan kepada peserta didik yang memilikikemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata denganmenggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif/penelitian ilmiah.

    Pemecahan masalah ditandai dengan:

    a. identifikasi bidang permasalahan yang akan dikerjakan;b.penentuan fokus masalah/problem yang akan dipecahkan;c. penggunaan berbagai sumber;d.pengumpulan data menggunakan teknik yang relevan;

    e.analisis data; dan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 31

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    39/55

    f. penyimpulan hasil investigasi.

    Sekolah tertentu, khususnya yang memiliki peserta didik lebih cepat belajardibanding sekolah-sekolah pada umumnya, dapat menaikkan tuntutankompetensi melebihi standari isi. Misalnya sekolah-sekolah yang menginginkanmemiliki keunggulan khusus.

    3) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan

    Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran pengayaan dapat dilakukan antaralain melalui:

    a) Belajar Kelompok

    Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikanpembelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambilmenunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial karenabelum mencapai ketuntasan.

    b) Belajar mandiri.

    Secara mandiri peserta didik belajar mengenai sesuatu yang diminati.

    c) Pembelajaran berbasis tema.

    Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapatmempelajari hubungan antara berbagai disiplin ilmu.

    d) Pemadatan kurikulum.

    Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi/materi yang belum diketahuipeserta didik. Dengan demikian tersedia waktu bagi peserta didik untuk

    memperoleh kompetensi/materi baru, atau bekerja dalam proyek secaramandiri sesuai dengan kapasitas maupun kapabilitas masing-masing.

    Perlu dijelaskan bahwa panduan penyelenggaraan pembelajaran pengayaanini terutama terkait dengan kegiatan tatap muka untuk jam-jam pelajaransekolah biasa. Namun demikian kegiatan pembelajaran pengayaan dapat puladikaitkan dengan kegiatan tugas terstruktur dan kegiatan mandiri tidakterstruktur. Sekolah dapat juga memfasilitasi peserta didik dengan kelebihankecerdasan dalam bentuk kegiatan pengembangan diri dengan spesifikasipengayaan kompetensi tertentu, misalnya untuk bidang sains. Pembelajaranseperti ini diselenggarakan untuk membantu peserta didik mempersiapkan diri

    mengikuti kompetisi tingkat nasional maupun internasional seperti olimpiadeinternasional fisika, kimia dan biologi.

    Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan tidaklepas kaitannya dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan,tentu tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa, tetapi cukup dalambentuk portofolio, dan harus dihargai sebagai nilai tambah (lebih) dari pesertadidik yang normal.

    b. Remedial

    1) Hakikat Pembelajaran Remedial

    Pembelajaran Berbicara MGMP 32

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    40/55

    Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepadapeserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteriaketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan modelpembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan berdasarkanPermendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas,dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual pesertadidik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas StandarKompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik.Penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistempenilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentumaka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan.

    Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas,

    dimulai dari penilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi ataumateri yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaranmenggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajarankolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dsb. Melengkapi metode pembelajarandigunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisualdalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer,multimedia, dan lain-lain. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saatkegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian prosesmenggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahuikemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadapkompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program

    pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian.Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajarpeserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapaitingkat penguasaan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajarandirencanakan.

    Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaankompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apayang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalahpemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain,remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuanminimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberianprogram pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidikperlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik.

    Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belummencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan waktulebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Merekajuga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan programpembelajaran remedial.

    2) Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

    Pembelajaran Berbicara MGMP 33

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    41/55

    Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkahberikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial.Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain:

    (a) Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda.

    Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi,variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulangdilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapaiketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlumemberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/ataumedia yang lebih tepat.

    (b) Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan.

    Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perludipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual.

    Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidiksebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu ataubeberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan.

    (c) Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus.

    Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perludiperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakantes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantumenguasai kompetensi yang ditetapkan.

    (d) Pemanfaatan tutor sebaya.

    Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih.Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yangmengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan pesertadidik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab.

    Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi

    melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaianproses diperoleh melalui postes, tes kinerja, observasi dan lain-lain.Sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengahsemester dan ulangan akhir semester.

    Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya hanyamengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulang jika diperlukan. Namunapabila ketidaklulusan akibat penilaian proses yang tidak diikuti (misalnyakinerja praktik, diskusi/presentasi kelompok) maka sebaiknya peserta didikmengulang semua proses yang harus diikuti.

    3) Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial

    Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapanpembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakahpembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan,

    akhir bulan, tengah semester, atau akhir semester. Ataukah pembelajaran

    Pembelajaran Berbicara MGMP 34

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    42/55

    remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu?Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KDtertentu. Namun karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalusulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai

    mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar pesertadidik adalah tingkat ketuntasan dalam mencapai SK yang terdiri dari beberapaKD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didikmenempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan ataspertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiridari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentuperlu mengikuti program pembelajaran remedial.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 35

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    43/55

    Lampiran :

    RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

    MATA PELAJARAN: BAHASA INDONESIAKELAS/SEMESTER: VII/1ALOKASI WAKTU : 2 Jam Pelajaran

    STANDAR KOMPETENSI:2. Mengungkapkan pengalaman dan informasi melalui kegiatan

    bercerita dan menyampaikan pengumuman

    KOMPETENSI DASAR:2.2 Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat serta

    menggunakan kalimat-kalimat yang lugas dan sederhana

    INDIKATOR:2.2.1 Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat.2.2.2 Menyampaikan pengumuman dengan kalimat yang lugas.2.2.3 Menyampaikan pengumuman dengan kalimat sederhana.

    TUJUAN PEMBELAJARAN:2.2.1.1 Memberikan penjedaan pada teks pengumuman.2.2.1.2 Menyampaikan pengumuman dengan intonasi yang tepat dan

    sesuai dengan penjedaan.

    2.2.2.1 Menyampaikan pengumuman dengan kalimat yang lugas dansesuai dengan ilustrasi peristiwa yang ada.

    2.2.3.1 Menyampaikan pengumuman dengan kalimat yang sedewrhanadan sesuai dengan ilustrasi peristiwa yang ada.

    MATERI PEMBELAJARAN:1. Teks Pengumuman

    a. Penjedaanb. Penyampaian Pengumuman dengan Intonasi yang Tepat

    2. Paragraf Ilustrasi Peristiwaa. Penyampaian Pengumuman dengan Kalimat Lugas SesuaiIlustrasi Peristiwab. Penyampaian Pengumuman dengan Kalimat SederhanaSesuai Ilustrasi Peristiwa

    METODE PEMBELAJARAN:a. Penugasanb. Tanya Jawabc. Pemodelan

    d. Demostrasi

    Pembelajaran Berbicara MGMP 36

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    44/55

    LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN:A. Kegiatan Awal (Pendahuluan)

    1. Siswa bertanya jawab tentang berbagai pengumuman yang pernah

    dibaca atau didengarkan.2. Salah satu siswa menceritakan kembali secara sekilas

    pengumuman yang pernah dibaca atau didengarkan tersebut (bisaberdasarkan isinya, cara penyampaiannya, dsb.).

    3. Siswa menulis tujuan pembelajaran yang akan dicapai padakegiatan pembelajaran ini.

    B. Kegiatan Inti1. Siswa membaca contoh teks pengumuman dalam hati.2. Siswa memberikan tanda jeda pada teks pengumuman tersebut.3. Siswa menyampaikan (membacakannya) ke depan kelas.

    4. Siswa lain mengomentari cara penyampaian/pembacaan tersebut.5. Siswa membaca paragraf ilustrasi tentang suatu peristiwa.6. Siswa menyampaikan pengumuman secara lisan dan dengan

    kalimat yang lugas sesuai dengan isi paragraf ilustrasi tersebut.7. Siswa lain mengomentari isi pengumuman dan cara penyampaian

    pengumuman tersebut.8. Siswa membaca paragraf ilustrasi tentang suatu peristiwa (yang

    lain).9. Siswa menyampaikan pengumuman secara lisan dan dengan

    kalimat sederhana sesuai dengan isi paragraf ilustrasi tersebut.10. Siswa lain mengomentari isi pengumuman dan cara penyampaian

    pengumuman tersebut.

    C. Kegiatan Akhir (Penutup)1. Siswa mengungkapkan permasalahannya pada saat KBM

    berlangsung (misalnya pada waktu menyampaikan pengumuman).2. Siswa mengaitkan kegiatan pembelajaran dengan kehidupan

    sehari-harinya.3. Siswa mencari teks pengumuman lain untuk diberikan tanda jeda

    sebagai tugas rumah dan dibahas pada pelajaran yang akandatang.

    ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJARA. Alat/Bahan:

    Teks Pengumuman

    Ilustrasi Peristiwa

    B. Sumber Belajar:MajalahKoranBuku Pelajaran BI SMP Kelas VII hal. . . .

    PENILAIAN

    I. Tes Lisan

    Pembelajaran Berbicara MGMP 37

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    45/55

    II. Soal (Tes Lisan)1. Bacalah contoh teks pengumuman berikut ke depan kelas,

    (sebelumnya kamu dapat memberikan penjedaan pada tekspengumuman tersebut)!

    Teks Pengumuman:..........................................................................................................Keterangan:Guru dapat mencari contoh teks pengumuman darikoran/majalah, namun teks pengumuman ini berbeda denganteks pengumuman (materi) yang telah dibahas pada kegiatanpembelajaran.

    2. Sampaikan pengumuman dengan kalimat lugas sesuai dengan

    peristiwa berikut ini!Paragraf Peristiwa:..........................................................................................................Keterangan:Paragraf peristiwa untuk penilaian berbeda dengan paragrafpenilaian untuk materi yang telah dibahas pada kegiatanpembelajaran.

    3. Sampaikan pengumuman dengan kalimat sederhana sesuaidengan peristiwa berikut ini!

    Paragraf Peristiwa:..........................................................................................................Keterangan:Paragraf peristiwa untuk penilaian berbeda dengan paragrafpenilaian untuk materi yang telah dibahas pada kegiatanpembelajaran.

    III. Rubrik Contoh:

    1. Penyampaian/Pembacaan Teks Pengumuman:

    No. Nama Vokal(25)

    Lafal(25)

    Intonasi(50)

    Jumlah(100)

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    2 dan 3. Penyampaian Pengumuman Berdasarkan Peristiwa

    Pembelajaran Berbicara MGMP 38

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    46/55

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    47/55

    BAB IV

    RANGKUMAN

    Berbicara adalah kegiatan berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalamkehidupan berbahasa, yaitu setelah kegiatan mendengarkan. Berdasar bunyi-bunyi bahasa yang didengarnya itulah kemudian manusia belajarmengucapkan dan akhirnya mampu berbicara. Untuk dapat berbicara dalamsuatu bahasa secara baik, pembicara harus menguasai lafal, struktur, dan kosakata yang bersangkutan. Di sampig itu diperlukan juga penguasaan masalahdan gagasan yang akan disampaikan, serta mampu memahami bahasa lawanbicara.

    Kegiatan berbicara diperlukan penguasaan lambang bunyi yang baik untukkeperluan menyampaikan maupun menerima gagasan. Lambang yang berupatanda-tanda visual seperti yang dibutuhkan dalam kegiatan membaca danmenulis tidak diperlukan. Itulah sebabnya orang yang buta huruf pun dapatmelakukan aktivitas berbicara secara baik. Kenyataan ini membuktikan bahwapenguasaan bahasa lisan (bicara) lebih fungsional dalam kehidupan sehari-hari.

    Konsep dasar berbicara pada dasarnya mencakup sembilan komponen,sebagai berikut.

    1. Berbicara dan menyimak adalah dua kegiatan resiprokal.2. Berbicara adalah proses inidividu berkomunikasi.3. Berbicara adalah ekpresi kreatif.4. Berbicara adalah tingkah laku.5. Berbicara adalah tingka laku yang dipelajari.6. Berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman.7. Berbicara sarana memperluas cakrawala.8. Kemampuan linguistik dan lingkungan berkaitan erat.9. Berbicara adalah pancaran pribadi.

    Ada lima landasan yang digunakan dalam mengklasifikasi bicara, yakni: 1.situasi, 2. tujuan, 3. metode penyampaian, 4. jumlah pendengar, dan 5.

    peristiwa khusus. Berdasarkan hal itu, maka berbicara dilihat dari fungsionaldan memperhatikan jumlah pembicaranya, serta konsep dasar berbicara, makajenis-jenis bicara dapat dilihat, sebagai berikut.

    a. Berbicara berdasarkan tujuannya1. Berbicara memberitahukan, melaporkan dan menginformasikan2. Bicara membujuk, mengajak, meyakinkan3. Bicara menghibur

    b. Berbicara berdasarkan situasinya1. Berbicara formal

    2. Berbicara informal

    Pembelajaran Berbicara MGMP 40

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    48/55

    c. Berbicara berdasarkan cara penyampaiannya

    1. Berbicara mendadak

    2. Berbicara berdasarkan catatan3. Berbicara berdasakan hafalan4. Berbicara berdasarkan naskah

    d. Berbicara berdasarkan jumlah pendengarnya1. Berbicara antar pribadi2. Berbicara dalam kelompok kecil (3 5 orang)3. Berbicara dalam kelompok besar

    Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memilikikemampuan sebagai berikut.

    1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yangberlaku, baik secara lisan maupun tulis

    2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagaibahasa persatuan dan bahasa negara

    3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dankreatif untuk berbagai tujuan

    4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuanintelektual, serta kematangan emosional dan sosial

    5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluaswawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dankemampuan berbahasa

    6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanahbudaya dan intelektual manusia Indonesia.

    Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dapat menggunakan bahanpembelajaran berbicara, misalnya:a) menceritakan pengalaman yang mengesankan,b) menceritakan kembali apa yang pernah didengar,c) mengungkapkan pengalaman pribadi atau berdasarkan bacaan yang

    dibaca,d) bermain peran (sosiodrama),e) berpidato,f) wawancara, dang) diskusi.

    Untuk memantau kemajuan siswa dalam berbicara, guru dapat melakukan danmengamati ketika sedang melaksanakan kegiatan diskusi kelompok, tanyajawab, dan sebagainya. Pengamatan dapat dilakukan dengan menggunakanformat yang telah disiapkan sebelumnya. Aspek-aspek yang diamati sebagaidasar pemantauan kemampuan berbicara siswa adalah mengucapkan denganbenar kata, kalimat yang diartikulasikan, intonasi kalimat, tatabahasa,kefasihan bicara dan pemahaman. Bobot penilaian dalam keempat aspek itu

    Pembelajaran Berbicara MGMP 41

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    49/55

    biasanya mengacu pada tingkat kesulitan dan kefasihan, seperti pada artikulasidan intonasi.

    Faktor yang mempengaruhi keberhasilan berbicara , yaitu: (1) pembicara, dan

    (2) pendengar. Pembicara meliputi pokok pembicaraan, metode, bahasa,tujuan, sarana, dan interaksi. Kedua faktor tersebut akan menentukan berhasilatau tidaknya kegiatan berbicara.

    Pembelajaran Berbicara MGMP 42

  • 8/7/2019 Berbicara MGMP - Revisi 2010

    50/55

    PELATIHANUntuk memperdalam pemamahaman Anda mengenai materi di atas

    kerjakanlah pelatihan berikut!

    SOAL1. Ani, Ngalimin, Poltak, dan Agam, dengan seru-serunya berdebat tentanggaya remaja sekarang.Berdasarkan jumlah pendengar, ilustrasi di atas termasuk . . . .a. berbicara tentang remaja dalam kelompok kecilb. berbicara dalam kelompok kecilc. berbicara kelompok besard. berbicara dengan jumlah sedang

    2. Anak-anak baru saja liburan hari Lebaran. Hari ini merekamasuk sekolah lagi. Sebagai tanda liburan, guru menyuruh Lumonggah,seorang siswa menceritakan pengalaman di rumah opungnya (nenek).Melihat ilustrasi ini, guru sedang menggunakan bahan pembelajaran..a. menceritakan pengalaman yang mengesankan,b. menceritakan kembali apa yang pernah didengar,c. mengungkapkan pengalaman pribadi atau berdasarkan bacaan yang

    dibaca,d. berpidato di depan kelas.

    3. Pak Ngalimin, tiba-tiba dipanggil kepala Sekolah untuk berbicara di depananak-anak pukul 10 dengan topik Kesantunan Berbahasa di Depan Umumdalam rangka Bulan Bahasa 2008. Ilustrasi ini.a. berbicara mendada