BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN...

17
BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI MBOJO DI KABUPATEN DOMPU JURNAL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah OLEH MUHAMMAD RIDWAN E1C114066 PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MATARAM 2018

Transcript of BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN...

Page 1: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI MBOJO DI

KABUPATEN DOMPU

JURNAL SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan

Program Strata Satu (S1) Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

OLEH

MUHAMMAD RIDWAN

E1C114066

PRODI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2018

Page 2: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

ii

Page 3: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

iii

BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI MBOJO DI KABUPATEN

DOMPU

Muhammad Ridwan, Drs. Mochammad Asyhar, M.Pd., Dra. Syamsinas Jafar, M.Hum.

PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MATARAM

Email: [email protected]

ABSTRAK

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah (1) bagaimanakah bentuk pertidihan

kelas kata dalam nggahi mbojo di Kabupaten Dompu. (2) bagaimanakah kategori kata yang

mengalami pertidihan kelas kata dalam nggahi mbojo di Kabupaten Dompu. Tujuan

penelitian ini (1) untuk mendeskripsikan bentuk yang mengalami pertindihan kelas kata

dalam nggahi mbojo di Kabupaten Dompu. (2) untuk mendeskripsikan kategori kata yang

mengalami pertindihan kelas kata dalam nggahi mbojo di Kabupaten Dompu. Adapun jenis

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang mendeskripsikan bentuk dan ketegori kata yang

mengalami pertindihan kelas kata. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah

metode catat, metode rekam, metode dokumen. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut (1)

terdapat tiga bentuk pertidihan kelas kata dalam nggahi mbojo yaitu, (a) bentuk

monomorfemis, (b) bentuk polimorfemis (c) bentuk frase. (2) terdapat tiga kategori kata yang

mengalami pertidihan kelas kata dalam nggahi mbojo, yaitu (a) kategori nomina yang

mengalami pertindihan kelas kata menjadi verba dan adverbial, (b) kategori adjektiva yang

mengalami pertindihan kelas kata menjadi verba, (c) kategori verba yang mengalami

pertidihan kelas kata menjadi nomina.

Kata kunci : Pertindihan Kelas Kata, Kategori Kata, Bahasa Bima

Page 4: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

iv

WORD CLASS TRANSFER FORM IN MBOJO NGGAHI IN DOMPU REGENCY

ABSTRACT

The problems raised in this study are (1) how is the form of word class disembodication in

nggahi mbojo in Dompu Regency. (2) what is the word category that experienced the word

class conflict in nggahi mbojo in Dompu Regency. The purpose of this study (1) was to

describe the form that experienced the word class overturning in nggahi mbojo in Dompu

Regency. (2) to describe the word category that experienced word class clash in nggahi

mbojo in Dompu Regency. The type of this research is qualitative descriptive which describes

the form and category of words that experience class class words. Data collection method in

this study is the record method, recording method, document method. The results of this

study are as follows (1) there are three forms of word class recital in nggahi mbojo namely,

(a) the form of monomorphemis, (b) the form of polymorphemism (c) the form of the phrase.

(2) there are three categories of words that experience word class recurrence in nggahi mbojo,

namely (a) categories of nouns who experience word class turns into verbs and adverbials, (b)

categories of adjectives that experience word class override into verbs, (c) verb categories

those who experienced the word class to become nouns

Keywords: Word Class Refinement, Word Category, Bima Language

Page 5: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

1

A. PENDAHULUAN

Negara Indonesia merupakan

Negara Kepulauan yang terdiri dari 17.504

pulau (Wikipedia, diakses 25 November

2017,12:36 wita). Setiap pulau memiliki

suku-suku dan kebudayaannya masing-

masing. Setiap suku memiliki bahasa

daerahnya masing-masing selain bahasa

Indonesia. Salah satu sifat bahasa adalah

universal dan unik. Universal berarti

memiliki hal yang sama, tetapi realisasinya

dalam bahasa itu berbeda. Perbedaan itulah

yang membuatnya unik. Salah satu bahasa

daerah yang ada di Nusantara ini adalah

Nggahi Mbojo.

Nggahi Mbojo yang merupakan

bahasa daerah dari salah satu suku di pulau

Sumbawa Bagian Timur, NTB. Suku ini

biasa disebut dou mbojo. Dou Mbojo

terbagi menjadi dua dan mendiami dua

wilayah di Pulau Sumbawa yaitu Bima dan

Dompu. Nggahi Mbojo digunakan di

daerah Bima dan Dompu. Nggahi Mbojo

biasa digunakan sebagai alat komunikasi

dalam kegiatan sehari-hari. Selain

digunakan sebagai alat komunikasi utama,

nggahi mbojo juga digunakan dalam

berbagai acara kemasyarakatan lainya,

seperti upacara adat, kegiatan kebudayaan

dan keagamaan.

Nggahi Mbojo memiliki keunikan

tersendiri dari bahasa lain yang ada di

Nusantara. Salah satu keunikan, nggahi

mbojo termasuk bahasa yang vokalis. Hal

ini dapat dilihat dalam penilitan

(Suryansah, 2017:24) yaitu, pada kata

lebih dalam bahasa Indonesia. Perubahan

vokalis yang merupakan ciri bahasa Bima

sebagai bahasa vokalis, yakni pada kata

lebih menjadi lebi. Terjadi penghilangan

konsonan pada posisi akhir, yaitu

konsonan /h/. Perubahan berikutnya,

terjadi penyesuaian bunyi vokal [ə]

menjadi [E], sehingga bentuk “ləbih”

menjadi “lEbi”. Perubahan [ə] menjadi [E]

terjadi karena bahasa Bima tidak mengenal

bunyi vokal [ə]. Keunikan lainya dari

nggahi mbojo terletak pada sistem

sintaksis, salah satunya pertindihan kelas.

Pertindihan kelas adalah bentuk-bentuk

Page 6: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

2

yang dapat memiliki beberapa kategori.

Penetuan kategori tersebut berdasarkan

konteksnya, dalam hal ini konteks

linguistiknya.

Hal ini bisa dilihat dari contoh kosa

kata dalam nggahi mbojo, yaitu loja

Penggunaan kata loja, dengan berbagai

kategoriya dapat dilihat pada contoh

berikut ini.

(1) Lao loja

[lao loja]

“Melaut”

(2) Loja diwira

[loja diwira]

“layar yang dibentangkan”

(1) Kata loja pada contoh pertama

termasuk kategori verba. Kata loja

ketika berdiri sendiri belum dapat

diidentifkasi. Selanjutnya kata lao

jika diterjemahkan kedalam bahasa

indoneisa berarti pergi. Ketika kata

(2) lao berdistribusi dengan kata loja

maka akan bermakna berlayar.

(3) Kata loja pada contoh kedua

termasuk katgori nomina. Kata loja

ketika berdiri sendiri belum dapat

diidentifikasi. Selanjutnya kata

diwira jika diterjemahkan kedalam

bahasa Indonesia berarti

dibentangkan. Ketika kata loja

berdistribusi dengan kata diwira

akan bermakna layar yang

dibentangkan.

Fenomena kebahasaan tersebut

menarik untuk diteliti dari segi linguistik.

Judul yang dipilih adalah “ Bentuk

Pertindihan Kelas Kata dalam Nggahi

Mbojo di Kabupaten Dompu”. Judul

tersebut dipilih dengan beberapa alasan.

Pertama, pertindihan kelas ini merupakan

sistem yang unik kerena tidak semua

bahasa memiliki fenomena seperti ini.

Kedua, belum ada penelitian tentang

fonemena pertindihan kelas dalam nggahi

mbojo.

B. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan jenis

deskriptif kualitatif. Menurut Arikunto

(2010:3) penelitian deskriptif adalah

penelitian yang dimaksudkan untuk

menyelidiki keadaan, kondisi, atau hal-hal

(keadaan, kondisi, situasi, peristiwa,

kegiatan), yang hasilnya dipaparkan dalam

bentuk laporan peneltitian.

Menurut Sevila dkk, (1993 dalam

Mahsun 2012:28) populasi sebagai

Page 7: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

3

kelompok besar yang merupakan sasaran

generalisasi. Dalam hubungan dengan

penelitian bahasa, pengertian populasi

tekait dengan dua hal, yaitu masalah

satuan penutur dan masalah wilayah

teritorial.

Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh penutur nggahi mbojo di

Kabupaten Dompu. Sampel dalam

peneltian ini adalah beberapa orang

informan dan dokumen-dokumen dalam

bahasa bima baik berupa cerita rakyat,

penelitian tentang bahasa bima dan kamus.

Wujud data dalam penelitian ini

adalah kata yang dapat menduduki

beberapa kategori. Sumber data dalam

penelitian ini adalah penutur asli dalam

bahasa Bima (nggahi mbojo) di Kabupaten

Dompu, dubing bahasa Bima, lirik lagu

bahasa Bima. Data dalam penelitian ini

berupa kata-kata dalam Bahasa Bima

(nggahi mbojo) yang dapat menduduki

beberapa kategori kelas kata.

C. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

1. Bentuk Kata yang Mengalami

Pertindihan Kelas Kata dalam

Nggahi Mbojo di Kabupaten

Dompu.

Bentuk pertindihan kelas kata

dalam nggahi mbojo berupa perubahan

dari monomofemis menjadi

polimorfemis. Satuan monomorfemis

yang berkelas kata tertentu akan menjadi

kelas kata yang berbeda ketika

digabungkan dengan satuan bahasa lain

sehingga bentuknya menjadi

polimorfemis. Monomorfemis yang

dimaksud di atas berupa kata dasar.

Perubahannya menjadi polimorfemis

dapat berupa kata berimbuhan, kata

majemuk. Perubahannya selain

polimorfemis yaitu, berupa frase.

a. Bentuk Pertindihan Kelas Kata

Monomorfemis

Pada subbab ini akan dijelaskan

mengenai pertindihan kelas kata dalam

nggahi mbojo di Kabupaten Dompu

dalam bentuk monomorfemis atau kata

dasar. Adapun penjelasan mengenai

bentuk monomorfemis dalam nggahi

mbojo akan dijelaskan sebagai berikut:

(1) kani [kani]

“pakaian”

(N)

kani [kani]

“pakai”

(V)

Page 8: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

4

Data (1) tidak mengalami

perubahan bentuk walaupun keduanya

berbeda kategori ketika dimasukan

dalam kalimat. Kata Kani ketika berdiri

sendiri bermakna pakaian akan tetapi

juga mengandung unsur (-me) sebagai

verba sehingga kani itu bermakna pakai.

Untuk lebih jelasnya perhatikan

penggunaan kata kani dalam bentuk

kalimat.

(1a) Nahu weliku kani ru’u aru raja.

“saya membeli pakaian untuk

lebaran.”

(1b) Nahu kani wa’u baju bou.

“Saya pakai baju baru dulu.”

b. Bentuk Pertindihan Kelas Kata

Polimorfemis

Pada subbab ini akan dijelaskan

mengenai pertindihan kelas kata dalam

nggahi mbojo di Kabupaten Dompu

dalam bentuk monomorfemis menjadi

polimorfemis. Polimorfemis dalam

penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu,

kata berimbuhan dan kata majemuk.

Berikut ini akan di jelaskan data- data

yang berupa kata berimbuhan.

(a) Bentuk Pertindihan Kelas Kata

(Berimbuhan)

Dalam penelitian ini akan

dijelaskan bentuk polimorfemis, yaitu

kata berimbuhan. Adapun penjelasan

mengenai perubahan bentuk lingual kata

menjadi kata berimbuhan dalam nggahi

mbojo akan dijelaskan sebagai berikut:

(1c) kani [kaƞi]

“pakaian”

(N)

kakani [kakani]

“pakaikan”

(V)

Data (1c) mengalami perubahan

bentuk dari kani menjadi kakani. Kata

kani ketika berdiri sendiri bermakna

pakaian. Ketika kata kani berdistribusi

dengan afiks {-ka} akan bermakna

pakaikan. Dalam konteks ini afiks

{-ka} merupakan pembentuk kata kerja

perintah. Berikut ini penggunaan kata

kani dan kakani dalam bentuk kalimat.

Page 9: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

5

(1d) Gaga poda kani raweli mu akan

re.

“bagus sekali pakaian yang kamu beli

tadi.”

(1e) Kakani japu kai baju ma gaga

andou re.

“pakaikan dia baju yang bagus.”

Dalam konstruksi tersebut, {-ka}

adalah satuan tataran yang berupa

afiks. Dalam hal ini -ka merupakan

prefiks. Kemudian dalam konteks di

atas {-ka} sebagai prefiks dalam

nggahi mbojo bisa dipadankan dengan

akhiran {-kan} dalam bahasa

Indonesia. Dengan demikian, kani

“pakaian” menjadi bentuk dasar kata.

Kemudian kakani menjadi bentuk

berimbuhan.

(b) Bentuk Pertindihan Kelas Kata

(Majemuk)

Sebagaimana dipaparkan pada

subbab sebelumnya. Perubahan bentuk

monomorfemis menjadi polimorfemis

juga dapat berupa kata majemuk. Berikut

data-data yang menunjukan perubahan

tersebut.

(2) keto [keto]

“ekor”

(N)

batu keto [batu keto]

“mengekor”

(V)

Data (2) mengalami perubahan

bentuk keto menjadi batu keto. Kata keto

ketika berdiri sendiri bermakna ekor.

Kemudian kata keto ketika berdistribusi

dengan kata batu akan bermakna

mengekor. Berikut ini penggunaan kata

keto dan kata majemuk batu keto dalam

bentuk kalimat.

(2a) Naru poda keto jara ngomi.

“panjang sekali ekoer kuda mu.”

(2b) Batu keto la rozid ncau ngomi ke.

“kamu selalu mengekor pada rozid.”

Dalam konstruksi tersebut batu

“ikut” adalah satuan tataran berupa kata.

Dengan demikian keto “ekor” adalah

bentuk dasar. Kemudian batu keto

Page 10: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

6

“mengekor” menjadi bentuk kata

majemuk.

c. Bentuk Pertindihan Kelas Kata

(Frase)

Sebagaimana dipaparkan pada

subbab ini, perubahan bentuk

monomorfemis menjadi bentuk frase.

Dalam pembahasan ini frase di bagi

menjadi dua, yaitu frasa endosentris dan

eksosntris. Berikut data-data yang

menunjukan perubahan bentuk

monomorfemis menjadi frase

endosentris.

(a) Frase Endosentris

(3) cau [cau]

“sisir”

(N)

Cau honggo [cau honggo]

“menyisir rambut”

(V)

Data (3) mengalami perubahan

bentuk cau menjadi cau honggo. Kata

cau ketika berdiri sendiri bermakna

sisir. Kata cau ketika berdistribusi

dengan N yaitu, honggo menjadi V.

Hal ini menandakan terjadi pertidihan

kelas kata nomina dan verba. Berikut

ini penggunaan kata cau dan frase cau

honggo dalam bentuk kalimat.

(3a) nahu wunga cau honggo.

“saya sedang menyisir rambut.”

(3b) nahu ne’e sepe cau mu.

“saya ingin meminjam sisir mu.”

Dalam konstruksi tersebut honggo

adalah satuan berupa kata. Dengan

demikian kata cau “sapu” adalah

bentuk dasar. Kemudian cau honggo

adalah frase endosentris koordinatif

karena berkonstruksi predikatif dan

terdiri dari kedua unsur yang setara.

(b) Frase Eksosentris

Sebagaimana dijelaskan pada subbab

sebelumnya. Pembahasan data-data ini

akan menjelaskan menganai perubahan

bentuk monomorfemis menjadi bentuk

frase eksosentris.

(4) amba [amba]

“jual/pasar”

(V)

ta amba [ta amba]

Page 11: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

7

“di pasar”

(N)

Data (4) mengalami perubahan

bentuk amba menjadi ta amba. Kata

amba ketika berdiri sendiri belum

dapat ditentukan kategorinya. Kata

amba ketika berdistribusi dengan

pronominal menjadi N. Berikut ini

penggunaan kata amba dan frase ta

amba dalam bentuk kalimat di bawah

ini:

(4a) Nahu wunga ta amba ke.

“Saya sedang di pasar.”

(4b) Ina nahu wa’u ra lao amba uta.

“Ibu saya sudah pergi berjualan ikan.”

Dalam kontruksi tersebut {-ta}

merupakan pronominal. Dengan

demikian amba “jual” adalah bentuk

dasar. Kemudian ta amba “di pasar”

menjadi bentuk frase eksosentris

karena berkonstruksi predikatif dan

unsur penyusunnya adalah pronomina.

2. Kategori Kata yang Mengalami

Pertindihan Kelas Kata

Pada subbab ini akan membahas

tentang kategori kata yang mengalami

pertindihan kelas kata dalam nggahi

mbojo di Kabupaten Dompu. Data-data

yang telah dikumpulkan dibagi

menjadi tiga kategori kelas kata, yaitu

nomina, adjektiva dan verba.

a. Kategori Nomina yang

Mengalami Pertindihan Kelas

Kata Menjadi Kategori Adverbia

Berdasarkan pembahasan pada

subbab sebelumnya. Terdapat kata

berkategori nomina yang berpotensi

mengalami pertindihan kelas kata.

Pada subbab ini dijelaskan mengenai

pertindihan kelas kata kategori nomina

menjadi adverbial. Berikut akan

dipaparkan data-datanya di bawah ini:

Data (5) ponte pada konteks di

bawah ini merupakan ketegori (N).

katika kata ponte berdistribusi dengan

afiks {-sa} akan berkategori lain yaitu

(adv). dengan demikian kata ponte

mengalami pertidihan kelas kata dari

kategori nomina menjadi adverbial.

Page 12: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

8

Untuk lebih jelasnya perhatikan

pembahasan di bawah ini:

nomina adverbia

(5a) ponte [ponte]

“bungkus”

(Nomina)

saponte [saponte]

“sebungkus”

(adverbia)

Data (5a) mengalami perubahan

bentuk dari ponte menjadi saponte.

Kata ponte katika berdiri sendiri

bermakna bungkus, akan tetapi belum

dapat ditentukan kategorinya.

Kemudian kata ponte ketika

berdistribusi dengan afiks {-sa} akan

bermakna sebungkus. Berikut ini

penggunaan kata ponte dan saponte

dalam bentuk kalimat.

(5b) ru’u mada ponte rongko surya re.

“buat saya bungkus rokok surya

itu.”

(5c) Mada weli rongko saponte.

“saya beli rokok sebungkus.

Dalam konstruksi tersebut, {-sa}

adalah satuan tataran yang berupa

afiks. Dalam hal ini {-sa} merupakan

prefiks. Kemudian dalam konteks di

atas {-sa} sebagai prefiks dalam nggahi

mbojo bisa dipadankan dengan awalan

{-se} dalam bahasa Indonesia. Dengan

demikian, ponte “bungkus” menjadi

bentuk dasar kata. Kemudian satako

menjadi bentuk berimbuhan.

b. Kategori Nomina yang

Mengalami Pertindihan Kelas

Kata Menjadi Kategori Verba

Berdasarkan pembahasan pada

subbab sebelumnya. Terdapat kata

berkategori nomina yang berpotensi

mengalami pertindihan kelas kata.

Pada subbab ini dijelaskan mengenai

pertindihan kelas kata kategori nomina

menjadi verba. Berikut akan

dipaparkan data-datanya di bawah ini:

Data (5d) kata ponte pada konteks

di bawah ini merupakan ketegori (N),

dapat juga berkategori lain yaitu, (V)

ketika dalam kalimat. dengan demikian

Page 13: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

9

kata ponte mangalami pertindihan

kelas kata kategori nomina menjadi

verba. Untuk lebih jelasnya perhatikan

pembahasan di bawah ini:

Nomina Verba

(5d) ponte [ponte]

“bungkus”

(nomina)

ponte [ponte]

“bungkus”

(verba)

Data (5d) tidak mengalami

perubahan bentuk walaupun berbeda

kategori ketika dimasukan dalam

kalimat. Kata ponte ketika berdiri

sendiri bermakna bungkus akan tetapi

mengandung unsur (-me) sebagai

verba. Untuk lebih jelasnya perhatikan

penggunaan kata ponte dalam bentuk

kalimat.

(5e) kili japu ponte rongko suyra ka

“pungutlah bungkus rokok surya

itu”

(5f) ponte japu pangaha kalo re ne

“bungkuslah pisang goreng itu”

c. Kategori Adjektiva yang

Mengalami Pertindihan Kelas

Kata Menjadi Kategori Verba

Berdasarkan pembahasan pada

subbab sebelumnya. Terdapat kata

berkategori nomina yang berpotensi

mengalami pertindihan kelas kata.

Pada subbab ini dijelaskan mengenai

pertindihan kelas kata kategori nomina

menjadi verba. Berikut akan

dipaparkan data-datanya di bawah ini:

Data (6) kata mango berkategori

(adv) dapat berkategori kategori lain,

yaitu (V) ketika berdistribusi afiks

{-ka}. Dengan demikian kata mango

mengalami pertidihan kelas kata, yaitu

adjektiva menjadi verba. Untuk lebih

jelasnya perhatikan pembahasan di

bawah ini:

Adjektiva Verba

(6a) mango [mango]

“Kering”

(adjektiva)

kamango [kamango]

“mengeringkan”

Page 14: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

10

(verba)

Data (6) mengalami perubahan

bentuk dari mango menjadi kamango.

Kata mango ketika berdiri sendiri akan

bermakna kering. Kemudian kata

mango ketika berdistribusi dengan

afiks {-ka} akan bermakna

mengeringkan. Berikut ini penggunaan

kata mango dan kamango dalam

bentuk kalimat.

(6b) mango poda dana ake ke.

“kering sekali tanah ini.”

(6c) wawan wunga lete

kamangofare.

“wawan sedang mengringkan padi.”

Dalam konstruksi tersebut, {-ka}

adalah satuan tataran yang berupa

afiks. Dalam hal ini -ka merupakan

prefiks. Kemudian dalam konteks di

atas {-ka} sebagai prefiks dalam

nggahi mbojo bisa dipadankan dengan

awalan {-me} dalam bahasa Indonesia.

Dengan demikian, mango “kering”

menjadi bentuk dasar kata. Kemudian

kamango menjadi bentuk berimbuhan.

d. Kategori Verba yang Mengalami

Pertindihan Kelas Kata Menjadi

Kategori Nomina

Berdasarkan pembahasan pada

subbab sebelumnya. Terdapat kata

berkategori nomina yang berpotensi

mengalami pertindihan kelas kata.

Pada subbab ini dijelaskan mengenai

pertindihan kelas kata kategori nomina

menjadi verba. Berikut akan

dipaparkan data-datanya di bawah ini:

Data (7) kata karawi yang

berkategori (N) dapat berkategori lain,

yaitu (V) ketika berdistribusi dengan

pronominal {-ma}. Dengan demikian

kata karawi mengalami pertidihan

kelas kata nomina menjadi verba.

Untuk lebih jelasnya perhatikan

pembahasan di bawah ini:

Verba Nomina

(7a) karawi [karawi]

“berkerja”

(verba)

ma karawi [ma karawi]

“pekerja”

(nomina)

Page 15: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

11

Data (7a) mengalami perubahan

bentuk dari karawi menjadi ma karawi.

kata karawi ketika berdiri sendiri

bermakna bekerja. Kata karawi ketika

berdistribusi dengan pronomina

manjadi N. hal ini menandakan terjadi

pertidindihan kelas kata verba dan

nomina. Berikut ini penggunaan kata

karawi dan frase ma karawi dalam

bentuk kalimat di bawah ini:

(7b) Nahu wunga karawi.

“Saya sedang bekerja.”

(7c) Mbei ufa ru’u ma karawi ndi tolo.

“Memberikan upah untuk pekerja

di sawah.

Dalam konstruksi tersebut, {-ma}

adalah satuan tataran yang berupa kata.

Dalam hal ini {-ma} “yang” merupakan

pronomina. Dengan demikian, karawi

“bekerja” menjadi bentuk dasar kata.

Kemudian makarawi menjadi bentuk

frase eksosentris karena berkonstruksi

predikatif dan salah satu unsur

penyusunya adalah pronomina.

D. SIMPULAN

Hasil penelitian yang dilakukan

terhadap pertindihan kelas kata dalam

nggahi mbojo di Kabupaten Dompu dapat

disimpulkan bahwa:

1. Terdapat tiga bentuk bahasa yang

mengalami pertindihan kelas kata

dalam nggahi mbojo di Kabupaten

Dompu, yaitu (1) bentuk

monomorfemis, yaitu kata dasar

kategori nomina yang tidak

mengalami perubahan tetapi berbeda

kategori dimasukan dalam kalimat.

(2) bentuk polimorfemis, yaitu kata

berimbuhan dan kata majemuk.

Penanda pertindihan kelas kata

bentuk (berimbuhan), yaitu prefiks

{-ra}, {-ka}, {-sa}. Selajunjutnya

penanda pertindihan kelas kata

bentuk (majemuk), yaitu kata batu,

dan angi. (3) Bentuk frase, yaitu

frase endosentris koordinatif dan

eksosentris. Penanda bentuk frase

endosentris koordianatif, yaitu kata

sangaji, honggo, mbojo dan lao.

Selanjutnya penanda bentuk frase

Page 16: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

12

eksosentris yaitu, pronomina {ma},

{ta}, dan kata wunga.

2. Terdapat tiga kategori kata yang

mengalami pertidihan kelas kata

dalam nggahi mbojo di kabupaten

dompu, yaitu: (1) kategori nomina,

mengalami pertidihan kelas kata

menjadi verba dan adverbia. Penanda

pertidihan kelas kata nomina menjadi

adverbia, yaitu prefiks {-sa}.

Selajutnya penada pertindihan kelas

kata nomina menjadi verba, yaitu

prefiks {-ra}, {-ka}, verba lao,

nomina honggo, sangaji, mbojo dan

adjektiva wunga. (2) kategori

adjektiva, mengalami pertidihan

kelas kata menjadi verba. Penanda

pertindihan kelas kata adjektiva

menjadi verba, yaitu prefiks {-ka}.

(3) Kategori verba, mengalami

pertindihan kelas kata menjadi

nomina. Penanda pertindihan kelas

kata verba menjadi nomina, yaitu

pronominal {-ma}.

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2010, Tata Bahasa

Baku Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Alwi, Tahrir, Muhammad. 2003. Kamus

Bima Indonesia Inggris. Mataram:

Karsa Mandiri Utama.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur

Penelitian. Jakarta: PT Renika Cipta.

C. Richard, Jack dkk. 1992. Dictionary Of

Language Teaching & Applied

Linguistic. Malaysia: Longman, GPS

Definisi Negara Indonesia :

http://id.wikipedia.org/wiki/indonesia

Febryanti, Iqas. 2016. “Numeralia Bahasa

Bima” (Skripsi). Mataram:FKIP

Universitas Mataram

Hajar, siti. 2016. “Sinonimi Dalam Bahasa

Bima” (Skripsi). Mataram:FKIP

Universitas Mataram

J Sutomo. 2015. “Dinamika Bahasa dan

Budaya”. (Jurnal Ilmiah). unisbank.ac.id

Kridalaksana, Harimurti. 1986. Kelas Kata

Bahasa Indonesia. Jakarta: Pt Gramedia

-----------------------------. 1993. Kamus

Linguistik Edisi Ketiga. Jakarta:

Gramedia Pustaka

Leech. N Geoffrey. 1983. Principle Of

Pragmatics. New York: Longman

Moleong. J Lexy. 1991. Metodologi

Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosda Karya

Mahsun. 2012. Metode Peneltian Bahasa

Edisi Revisi. Jakarta: Rajawali Pers

Nurjahratulhayati. 2016. “Intorgativa

Dalam Bahasa Bima” (Skripsi).

Mataram:FKIP Universitas

Mataram.

Page 17: BENTUK PERTINDIHAN KELAS KATA DALAM NGGAHI …eprints.unram.ac.id/10572/1/JURNAL.pdfA. PENDAHULUAN digunakan sebagai alat komunikasi utama, Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan

13

Perera, Daniel. 1994. Morfologi Bahasa.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Rais, Rahman, Fajrin. 2015. “Relasi

Makna Homonimi Bahasa Bima

Kecamatan Sape-Bima” (Skripsi).

Mataram:FKIP Universitas Mataram

Rachaman H.A. Abd, 1985. dkk. Sistem

Morfologi Kata Kerja Bahasa Bima.

Jakarta: Pusat Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Samarin, J William. 1988. Ilmu bahasa

lapangan. Yogyakarta : Kanisius

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka

Tehnik Analisis Bahasa. Jakarta :

Duta Wacana University Press

Sunendar Dadang, dkk. 2016. KBBI Edisi

Kelima. Jakarta : Badan

Pengenbangan dan Pembinaan

Bahasa: Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia.

Suryansyah, Udin. 2017. “Interferensi

Fonologi dan Gramatikal Bahasa

Bima ke dalam Bahasa Indonesia

pada Komunitas Mahasiswa Bima-

Dompu di LingkunganUniversitas

Mataram” (Skripsi). Mataram:FKIP

Universitas Mataram

Yatim, Riyanto, 1996. Metodologi

Penelitian Pendidikan Tinjauan

Dasar. Surabaya: SIC