Bentuk Dan Hambatan Komunikasi

download Bentuk Dan Hambatan Komunikasi

of 6

description

Bentuk dan hambatan komunikasi

Transcript of Bentuk Dan Hambatan Komunikasi

Bentuk dan Hambatan Komunikasi0. PERSEPSI

Setiap orang yang ada di dunia ini memiliki pemikiran yang berbeda satu dengan yang lainnya. Jika sekelompok orang diberikan suatu permasalahan yang sama, bukan berarti mereka semua dapat menyimpulkan hal yang sama. Perbedaan ini disebabkan karena setiap orang memiliki perepsi yang berbeda dalam menyelesaikan suatu masalah tertentu. 1.1. Pengertian PersepsiKotler (2000) menjelaskan persepsi sebagai proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi untuk menciptakan gambaran keseluruhan yang berarti.Leavitt (dalam Rosyadi, 2001) membedakan persepsi menjadi dua pandangan, yaitu pandangan secara sempit dan luas. Pandangan yang sempit mengartikan persepsi sebagai penglihatan, bagaimana seseorang melihat sesuatu. Sedangkan pandangan yang luas mengartikannya sebagai bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu.Dari definisi persepsi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengatur dan menginterpretasikan masukan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menciptakan keseluruhan gambaran yang berarti.1.2. Syarat Terjadinya PersepsiMenurut Sunaryo (2004: 98) syarat-syarat terjadinya persepsi adalah sebagai berikut :1. Adanya objek yang dipersepsi1. Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama sebagai suatu persiapan dalam mengadakan persepsi.1. Adanya alat indera/reseptor yaitu alat untuk menerima stimulus.1. Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak, yang kemudian sebagai alat untuk mengadakan respon.1.3. Proses dan Sifat PersepsiWalgito (dalam Hamka, 2002) menyatakan bahwa terjadinya persepsi merupakan suatu yang terjadi dalam tahap-tahap berikut : 1. Tahap pertama, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses kealaman atau proses fisik, merupakan proses ditangkapnya suatu stimulus oleh alat indera manusia.1. Tahap kedua, merupakan tahap yang dikenal dengan proses fisiologis, merupakan proses diteruskannya stimulus yang diterima oleh reseptor (alat indera) melalui saraf- saraf sensoris.1. Tahap ketiga, merupakan tahap yang dikenal dengan nama proses psikologik, merupakan proses timbulnya kesadaran individu tentang stimulus yang diterima reseptor.1. Tahap ke empat, merupakan hasil yang diperoleh dari proses persepsi yaitu berupa tanggapan dan perilaku.Menurut Newcomb (dalam Arindita, 2003), ada beberapa sifat yang menyertai proses persepsi, yaitu :1) Konstansi (menetap) : Dimana individu mempersepsikan seseorang sebagai orang itu sendiri walaupun perilaku yang ditampilkan berbeda-beda.2) Selektif: persepsi dipengaruhi oleh keadaan psikologis si perseptor. Dalam arti bahwa banyaknya informasi dalam waktu yang bersamaan dan keterbatasan kemampuan perseptor dalam mengelola dan menyerap informasi tersebut, sehingga hanya informasi tertentu saja yang diterima dan diserap.3) Proses organisasi yang selektif: beberapa kumpulan informasi yang sama dapat disusun ke dalam pola-pola menurut cara yang berbeda-beda.

1.4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi PersepsiThoha (1993) berpendapat bahwa persepsi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri individu, misalnya sikap, kebiasaan, dan kemauan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar individu yang meliputi stimulus itu sendiri, baik sosial maupun fisikSetiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda. Persepsi yang dimiliki oleh seseorang tergantung dari nilai atau keyakinan individu. Nilai seseorang tumbuh dari pengalaman, pengaruh lingkungan, budaya, pendidikan serta agama. Nilai ini akan membentuk sikap yang selanjutnya akan menjadi sebuah persepsi.

0. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPERAN DALAM KOMUNIKASIFaktor yang ada dalam komunikasi sesungguhnya dibedakan menjadi dua, yaitu faktor-faktor yang berperan dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Faktor yang berperan itu adalah faktor yang terlibat dan terlihat dalam komunikasi, sedangkan faktor yang mempengaruhi adalah faktor yang berpengaruh dalam keberhasilan suatu komunikasi. Faktor yang berperan dalam komunikasi merupakan faktor yang harus ada dalam sebuah komunikasi. Faktor-faktor ini juga sering disebut sebagai unsur-unsur di dalam komunikasi. Wilbur Scramm (1965), seorang ahli dari Amerika menyebutkan bahwa komunikasi membutuhkan sedikitnya tiga unsur, yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan sasaran (destination). Pendapat lain mengatakan bahwa komunikasi membutuhkan empat unsur, yaitu sumber, media, pesan, dan sasaran.Terdapat pula pendapat lain yang menyebutkan bahwa terdapat minimal enam unsur yang harus dipenuhi demi lancarnya komunikasi, yaitu sumber, pesan, media, sasaran, umpan balik, dan akibat. Pendapat-pendapat tersebut pada dasarnya tidak perlu diperdebatkan karena justru saling melengkapi satu sama lain. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor yang berperan dalam proses komunikasi:

1. Sumber atau pengirim pesan (komunikator)Sumber atau pengirim pesan ini sering disebut sebagai komunikator, yaitu orang yang menjadi subjek dalam berlangsungnya proses komunikasi dan merupakan penyampai dari informasi. Sumber ini dapat berasal dari perorangan, kelompok, dan institusi atau organisasi tertentu. Komunikator harus dapat merumuskan isi pesan yang disampaikan dengan baik. Selain itu, komunikator juga diharapkan dapat memiliki sikap empati dan menempatkan dirinya pada komunikan atau pasien dalam konteks dunia kesehatan.

1. Pesan Pesan adalah hal yang ingin disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan yang disampaikan dapat berbentuk verbal atau non verbal (persinggungan, penciuman, perasaan, tulisan, perbuatan). Pesan dapat berbentuk non verbal karena komunikasi juga melibatkan komunikasi non verbal maka diam pun dianggap sebagai sebuah pesan komunikasi. Contohnya adalah diam: Diam bisa berarti marah, menolak berbicara, diam berarti takut, takut salah, bosan, tidak tertarik, merenung, berpikir, sedang berkonsentrasi, diam karena dalam situasi memalukan, diam tidak menghormati orang dan lain sebagainya. Bahasa non verbal ini dapat menimbulkan pesan dan penafsiran yang bermacam-macam daripada bahasa verbal. Menurut Rothwell ada tiga perbedaan mendasar antara verbal dan non verbal. Non verbal lebih bisa dipercaya dibanding verbal; non verbal suatu proses yang berkesinambungan; Non Verbal lebih efektif daripada pesan verbal, menyangkut perasaan seseorang dan sikap seseorang. Seringkali kita mengira kebanyakan komunikator yang merupakan salah satu dari faktor-faktor komunikasi lebih banyak menggunakan komunikasi secara verbal. Hal ini disebabkan karena komunikasi secara perkataan atau ucapan paling mudah untuk dilakukan dan pesan yang disampaikan dapat tersalurkan dengan mudah. Tetapi pada kenyataannya kebanyakan komunikator melakukan komunikasi secara non verbal. Komunikasi non verbal memang lebih mudah dilakukan. Dengan bahasa tubuh, ekspresi wajah, gerak isyarat dan kontak mata sudah dapat menyampaikan pesan kepada orang lain.

1. Media Media adalah saluran atau alat yang digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesannya kepada komunikan. Media ini bisa berupa media cetak, audio, visual, maupun audio visual. Media tersebut dibedakan menjadi dua, yaitu media komunikasi massa, dan media komunikasi pribadi. Media komunikasi massa adalah media yang dapat diakses oleh umum, seperti TV, radio, surat kabar, internet, dan majalah. Sementara itu, media komunikasi pribadi adalah media yang menghubungkan komunikasi yang bersifat interpersonal, seperti telepon, surat, maupun jenis pembicaraan lainnya.

1. Sasaran atau penerima (komunikan) Penerima informasi dari komunikator disebut juga komunikan. Seperti halnya sumber atau komunikator, komunikan bisa berupa perorangan, kelompok, maupun institusi atau organisasi. Seorang komunikan harus peka dan tanggap terhadap penyampaian pesan dari komunikator. Agar pesan dapat tersampaikan dengan baik dan menimbulkan umpan balik yang diinginkan, maka komunikan harus memiliki pengertian dan pemahaman yang sama dengan komunikator. 1. Umpan balik (feedback) Komunikasi merupakan proses yang berlangsung secara terus menerus. Umpan balik merupakan dampak atau pengaruh dari informasi yang diberikan komunikator kepada komunikan. Umpan balik yang berupa respons komunikan ini dibedakan menjadi umpan balik langsung dan umpan balik tidak langsung. Umpan balik langsung dikomunikasikan oleh penerima pesan baik secara verbal menggunakan kalimat secara langdung maupun secara nonverbal melalui ekspresi wajah dan gerak tubuh. Sedangkan umpan balik tidak langsung dapat berupa perubahan sikap dari komunikan yang bisa terjadi dalam waktu yang relatif singkat maupun dalam jangka waktu yang lama. Pada beberapa buku, umpan balik secara tidak langsung merupakan suatu bentuk akibat. Suatu proses komunikasi dapat dikatakan berhasil jika komunikan memberikan umpan balik yang tepat kepada komunikator.

1. Akibat (Impact) Akibat atau impact ini merupakan hasil akhir komunikasi yang bisa berupa perubahan pada diri komunikan. Perubahan ini bisa berupa perubahan pada pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Keenam faktor tersebut harus dipenuhi dalam komunikasi agar komunikasi dapat berjalan dengan lancar dan tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai. Selain itu jarak juga menentukan dengan apa media komunikasi yang digunakan. Jika jarak antara komunikator dan komunikan dekat, maka komunikasi tersebut dapat dilakukan dengan tatap muka secara langsung. Namun, jika komunikasi tersebut dibatasi oleh jarak yang jauh seperti antar pulau, komunikasi yang dilakukan tentu dengan menggunakan media, misalnya telepon, pesan singkat, atau surat.

0. HAMBATAN KOMUNIKASIKomunikasi menurut Raymond S. Ross (1983: 8) adalah suatu proses menyortir, memilih, dan mengirimkan symbol-simbol sedemikian rupa, sehingga membantuk pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan oleh sang komunikator. Adapun dalam proses komunikasi terkadang terjadi hambatan yang mebuat proses ini tidak berlangsung dengan baik. Menurut Lilian Chaney (2004: 11) hambatan komunikasi atau yang juga dikenal sebagai communication barrier dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi penghalang untuk terjadinya komunikasi yang efektif. Hambatan itu secara umum dapat dikelompokkan menjadi hambatan internal dan hambatan eksternal. Hambatan internal Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari dalam diri individu yang terkait kondisi fisik dan psikologis. Contohnya, jika seseorang mengalami gangguan pendengaran maka ia akan mengalami hambatan komunikasi. Demikian pula seseorang yang sedang tertekan (depresi) tidak akan dapat melakukan komunikasi dengan baik. Hambatan eksternalHambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar individu yang terkait dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Contohnya, suara gaduh dari lingkungan sekitar dapat menyebabkan komunikasi tidak berjalan lancar. Contoh lainnya, perbedaan latar belakang sosial budaya dapat menyebabkan salah pengertian.Hambatan komunikasi juga dapat berupa hambatan yang melibatkan adanya perbedaan antara individu yang berkomunikasi, seperti perbedaan etnis, budaya, bahasa, pendidikan, umur, dan sosio-ekonomi. Komunikasi antar budaya dan etnis menjadi semakin penting karena meningkatnya mobilitas orang di seluruh dunia, saling ketergantungan ekonomi diantara banyak Negara, dan kemajuan teknologi komunikasi. Menurut LarryA. Samovar (1991: 208) masalah yang tergolong dalam hambatan komunikasi antar budaya adalah stereotype. Kesulitan komunikasi akan muncul dari penstereotipan, yakni menggeneralisasikan orang-orang berdasarkan sedikit informasi dan membentuk asumsi orang-orang berdasarkan keanggotaan mereka dalamsuatukelompok Stereotip dapat membuat informasi yang kita terima tidak akurat. Contohnya stereotip terhadap orang Batak bahwa mereka kasar. Dengan adanya persepsi itu, orang yang tidak menyukai orang kasar berusaha menghindari komunikasi dengan orang Batak. Stereotip terhadap orang Afrika-Negro yang negatif menyebabkan mereka terbiasa diperlakukan sebagai kriminal.Bahasa yang digunakan seseorang verbal maupun nonverbal (bahasa tubuh) ikut berpengaruh dalam proses komunikasi contohnya dalam memahami arti suatu kata dan menggunakan istilah. Bahasa yang berbeda terkadang dapat menimbulkan perbedaan pemahaman akan suatu kata. Contohnya kata cokot dalam bahasa Jawa mempunyai arti gigit, sedangkan dalam Bahasa Sunda berarti ambil.Pendidikan yang ditempuh oleh tiap orang tentunya berbeda-beda. Ada yang menempuh pendidikan sampai jenjang kuliah, ada yang hanya sampai tingkat sekolah dasar. Perbedaan ini juga dapat menimbulkan hambatan dalam berkomunikasi. Contohnya perkataan seorang dokter yang pendidikannya sampai S3 kadang sulit untuk dimengerti pasiennya yang berpendidikan sampai jenjang SMP. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan kata yang benar agar lawan bicara yang berbeda jenjang pendidikan dapat mengerti.Perbedaan umur juga mengakibatkan terjadinya hambatan berkomunikasi. Contohnya untuk berkomunikasi dengan anak usia 3 tahun, harus memilih kata yang tepat yang sekiranya dapat dimengerti oleh anak itu. Begitu juga untuk berbicara dengan lansia yang berusia 89 tahun. Komunikasi merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia. Akan tetapi, adanya hambatan dalam berkomunikasi menyebabkan pertukaran informasi kurang maksimal. Hambatan-hambatan ini biasanya terjadi karena terdapat banyak perbedaan antar individu yang saling berkomunikasi.

Daftar PustakaArindita, S. 2003. Hubungan antara Persepsi Kualitas Pelayanan dan Citra Bank dengan Loyalitas Nasabah. Skripsi (tidak diterbitkan). Surakarta: Fakultas Psikologi UMS.Fania A, Putri T, Komunikasi Kesehatan : Komunikasi efektif untuk perubahan perilaku kesehatan. Yogyakarta: Merkid Press; 2013.Hamka, Muhammad. 2002. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja dengan Motivasi Berprestasi. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Fakultas Psikologi. Tidak diterbitkan.Hasan, Erliana. 2010. Komunikasi Pemerintahan. Bandung: Alqaprint.Kotler, Philip. 2000. Marketing Manajemen: Analysis, Planning, implementation, and Control 9th Edition, Prentice Hall International, Int, New Yersey.Ross, Raymond S. 1983. Speech Communication : Fundamentals and Practice. Englewood Cliffs. New Jersey: Prentice-Hall.Rosyadi, I. 2001. Keunggulan kompetitif berkelanjutan melalui capabilities-based competition: Memikirkan kembali tentang persaingan berbasis kemampuan. Jurnal BENEFIT, vol. 5, No. 1, Juni 2001. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.Samovar, Larry A.; Porter Richard E.; Jain, Nemi C. 1981. Understanding Intercultural Communication. Belmont: Wadsworth Publishing Company.Sasongko A, Setiarini A, Hdi E, Pratomo H, Putra W. Buku Ajar Komunikasi Efektif. Ed. 2. Jakarta: Universitas Indonesia; 2012. Walgito, Bimo. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset.