Benedict

12
Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict) I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan. 1.1 Latar Belakang Percobaan Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida, seperti laktosa dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di University Of Cincinntai. Gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus karbonil yaitu gugus aldehid atau gugus keton bebas. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu 2+ dan ion Ag + yang terdapat pada pereaksi- pereaksi tertentu. (Poedjiadi, 2005). Adapun yang termasuk gula pereduksi adalah semua monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), beberapa disakarida (laktosa dan maltosa) kecuali sukrosa dan polisakarida. 1.2 Tujuan Percobaan Tujuan uji benedict yaitu untuk mengetahui adanya gula pereduksi pada bahan pangan.

description

Biokimia

Transcript of Benedict

Page 1: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

I PENDAHULUAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

1.1 Latar Belakang PercobaanUji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui

kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida, seperti laktosa dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati  dan studi di University Of Cincinntai.

Gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus karbonil yaitu gugus aldehid atau gugus keton bebas. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. (Poedjiadi, 2005).

Adapun yang termasuk gula pereduksi adalah semua monosakarida (glukosa, fruktosa, dan galaktosa), beberapa disakarida (laktosa dan maltosa) kecuali sukrosa dan polisakarida.

1.2 Tujuan PercobaanTujuan uji benedict yaitu untuk mengetahui adanya gula

pereduksi pada bahan pangan.

1.3 Prinsip PercobaanPrinsip uji benedict yaitu berdasarkan adanya gugus

karbonil bebas yang mereduksi Cu2+ dalam suasana basa membentuk Cu2O (endapan warna merah bata atau biru kehijauan).

Page 2: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

1.4 Reaksi Percobaan

Gambar 1. Reaksi Percobaan Uji Benedict

Cu2+ CU2OC

O

C

O

H

Gugus karbonil kompleks endapan merah batabebas dari KH ion

Page 3: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

II METODE PERCOBAAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Bahan yang Digunakan, (2) Pereaksi yang Digunakan, (3) Alat yang Digunakan, dan (4) Metode Percobaan.

2.1 Bahan yang DigunakanBahan yang digunakan dalam Uji Benedict adalah saos

sambal ABC, larutan glukosa, madurasa, kunyit asam, dan selai morita kacang.

2.2 Pereaksi yang DigunakanPereaksi yang digunakan dalam Uji Benedict adalah

larutan benedict yaitu 173 g Na-Citrat + 100 g Na2CO3 dalam 800 mL air yang sudah dimasak, diaduk dan ditambahkan 17,3 g CuSO4 dalam 100 mL air.

2.3 Alat yang DigunakanAlat yang digunakan dalam Uji Benedict adalah tabung

reaksi, rak tabung reaksi, gelas kimia, pipet tetes, water bath dan tangkrus.

2.4 Metode Percobaan

1 mL larutan Panaskan Amati karbohidrat + 5 menit terbentuknya 3 mL larutan endapan merah Benedict bata / biru

kehijauanGambar 2. Metode Percobaan Uji Benedict

III HASIL PENGAMATAN

Page 4: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Hasil Pengamatan, dan (2) Pembahasan.

3.1 Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Benedict

Sampel Pereaksi

WarnaHasil

1Hasil

2Sebelum pemanas

-an

Setelah pemanas

-anSaos

sambal ABC

Larutan Benedict

BiruBiru

kehijauan, endapan

+ +

Larutan glukosa

BiruBiru

kehijauan, endapan

+ +

Madura-sa

Biru kehijauan

Biru kehijauan, endapan

+ +

Kunyit asam

BiruBiru

kehijauan, endapan

+ +

Selai morita kacang

Biru keputihan

Biru, keputihan

‒ ‒

Sumber : Hasil I : Putri dan Yolanda, Kelompok F, Meja 11, 2014.

Hasil II : Laboratorium Biokimia Pangan, 2014.Keterangan : (+) terdapat endapan merah bata atau biru

kehijauan. (-) tidak terdapat endapan merah bata atau biru

kehijauan.

Page 5: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

Gambar 3. Hasil Pengamatan Uji Benedict

3.2 PembahasanBerdasarkan percobaan uji benedict yang telah

dilakukan didapatkan hasil saus sambal ABC, larutan glukosa, madurasa, dan kunyit asam positif mengandung gula pereduksi. Sedangkan selai morita kacang negatif mengandung gula pereduksi. Hasil percobaan ini sama dengan hasil yang telah diberikan oleh asisten

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida, seperti laktosa dan maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika , Stanley Rossiter Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati  dan studi di University Of Cincinntai.

Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat, natrium sitrat, natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan dihasilkan endapan berwarna merah dari kuprooksida. (Sudarmadji,2010).

Komposisi larutan benedict yaitu Na-citrat, Na2CO3, air dan CuSO4. Fungsi larutan benedict yaitu untuk mereduksi Cu2+

menjadi Cu2O. Pada uji benedict pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali dalam gugus aromatik dan alfa hidroksi keton oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula pereduksi, namun karena memiliki gugus alfa

Page 6: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

hidroksi keton maka fruktosa akan berubah menjadi glukosa dan maltosa dalam suasana basa. (Anonim,2011).

Fungsi larutan benedict pada uji ini adalah sebagai reagen untuk mengetahui ada tidaknya gula pereduksi pada bahan pangan tersebut dimana jika bahan pangan mengandung gula pereduksi maka gula tersebut akan mereduksi Cu2+ sehingga menghasilkan endapan merah bata, selain itu juga berfungsi untuk menciptakan suasana basa pada uji ini.

Adanya dua indikator warna karena uji ini untuk mengetahui gula pereduksi, dimana gula pereduksi ada dari monosakarida dan disakarida. Dimana apabila membentuk endapan merah bata menunjukan adanya kandungan monosakarida, sedangkan apabila warna biru kehijauan menunjukan adanya disakarida.

Mekanisme uji benedict yaitu terdapat endapan merah bata / biru kehijauan disebabkan adanya gugus karbonil bebas yang dapat mereduksi Cu2+ sehingga terbentuk endapan merah bata / biru kehijauan.

Adanya natrium karbonat dan narium sitrat membuat pereaksi benedict bersifat basa lemah. Endapan yang terbentuk dapat berwarna merah bata atau biru kehijauan. Warna endapan ini tergantung pada konsentrasi karbohidrat yang diperiksa. (Poedjiadi,2005).

Ada tidaknya sifat pereduksi dari suatu molekul gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil (OH) bebas yang reaktif. Gugus hidroksil yang reaktif pada glukosa (aldose) biasanya terletak pada karbon nomor satu (anomerik), sedangkan pada fruktosa (ketosa) hidroksil reaktifnya terletak pada karbon nomor dua. Sukrosa tidak mempunyai gugus OH bebas yang reaktif karena keduanya sudah saling terikat, sedang laktosa mempunyai OH bebas pada atom C nomor 1 pada gugus glukosanya, karena itu laktosa bersifat pereduksi sedangkan sukrosa bersifat non pereduksi. (Winarno,2004).

Gula pereduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal ini dikarenakan adanya gugus karbonil yaitu gugus aldehid atau gugus keton bebas. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi ion-ion logam misalnya

Page 7: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

ion Cu2+ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu. (Poedjiadi, 2005).

Pemanasan dilakukan selama 5 menit karena monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa, sehingga membutuhkan waktu yang tidak terlalu lama, kemudian perekasi yang diberikan pada uji benedict lebih banyak sehingga tidak memerlukan waktu yang cukup lama dalam proses pemanasannya. (Poedjiadi, 2005).

Perekasi Benedict lebih banyak digunakan untuk pemeriksaan glukosa dalam urine daripada pereaksi fehling karena beberapa alasan. (Poedjiadi,2005).

Dalam percobaan ini hasil dari uji benedict yang telah dilakukan sama dengan hasil dari asisten yang telah diberikan.

Page 8: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

IV KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Kesimpulan dan (2) Saran.

4.2 KesimpulanBerdasarkan percobaan Uji Benedict yang telah

dilakukan, sampel saos sambal ABC, larutan glukosa, madurasa, dan kunyit asam positif mengandung gugus pereduksi karena terdapat endapan merah bata dan berwarna biru kehijauan. Sedangkan sampel selai morita kacang negatif mengandung gula pereduksi.

4.2 SaranSebaiknya praktikan dapat mengikuti prosedur

percobaan dengan benar, agar tidak terjadi kesalahan. Serta praktikan harus teliti dalam melakukan percobaan.

Page 9: Benedict

Laboratorium Biokimia Pangan Karbohidrat I (Uji Benedict)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2011), Praktikum Kimia Uji Benedict, http://quikymedia.blogspot.com/2011/04/praktikum-kimia-uji-benedict.html . Diakses: 19 Maret 2014.

Poedjiadi, Anna., 2005, Dasar-dasar Biokimia, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia

Sudarmadji, Slamet., 2010, Analisa Bahan Makanan dan Pertanian, Yogyakarta: Penerbit Liberty Yogyakarta.

Winarno F.G., 2004, Kimia Pangan dan Gizi, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.