bencana

37
1 SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT BENCANA PSIK STIKES HANGTUAH PEKANBARU

description

bencana

Transcript of bencana

  • * SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT BENCANAPSIK STIKES HANGTUAH PEKANBARU

  • *Tujuan khusus:Peserta mampu menjelaskan:Karakteristik pelayanan gadarOrganisasi dan tata kerja, pola pelayanan rujukan pelayanan korban masal bencana di IGD Rumah SakitBerbagai peran dlm pelayanan multidisiplineFungsi dan proses triaseManajemen pelayanan kesehatan di IGD

  • *POKOK BAHASAN:Karakteristik pelayanan keperawatan di gawat darurat Organisasi dan tata kerja, pola pelayanan rujukan pelayanan korban masal bencana di IGD Rumah SakitPeran multidisiplin di unit gawat darurat Peran perawatPeran dokterPeran tenaga kesehatan dan lain-lainTriase Manajemen pelayanan kesehatan di IGD

  • BENCANAKerusakan ekologi atau kedaruratan dengan skala besar yang mengakibatkan kematian, cedera dan kerusakan sarana yang tidak bisa ditangani dengan prosedur biasa serta membutuhkan bantuan dari luar.*

  • PENYEBAB ALAMGempa bumi, tsunami, topan

    MANUSIAPerang, nuklir, kebakaran*

  • Int 2008/pasPENGERTIANKeperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) Merupakan pelayanan keperawatan yang komprehensif diberikan kepada pasien dengan injuri akut atau sakit yang mengancam kehidupan. Keperawatan Bencana (Disaster Nursing) Merupakan pelayanan keperawatan komprehensif yang diberikan berupa tindakan darurat dan luar biasa pada keadaan bencana untuk menolong dan menyelamatkan korban baik manusia maupun lingkungannya

  • Int 2008/pasDampak primer Kasus pada saat terjadi bencana, a.l trauma, gangguan pernafasan, luka bakar,keluhan psikologis dan gangguan psikiatrik ( pasca trauma), korban meninggal

    Dampak sekunderKuantitas & kualitas air bersih, kebersihan lingkungan buruk,meningkatnya kasus penyakit akibat kurang sumber air bersih & lingkungan buruk serta komsumsi makanan, masalah kesehatan reproduksi,keluhan psikologis dan gangguan psikiatrik. DAMPAK BENCANA

  • Int 2008/pasPermasalahan pada SDM Kesehatan, a.lKuantitasJumlah tenaga kesehatan terbatas Kurang informasi tentang peta kekuatan SDM kesehatan di daerah rawan bencanaKualitas, a.lMasih terbatas tenaga kesehatan mempunyai kompetensi penanggulangan bencana dan gawat darurat ( pelatihan kurang)Belum semua daerah mempunyai Tim Reaksi CepatDistribusiPeraturan mengatur penempatan SDM kesehatan di daerah bencana terbatasDistribusi SDM Kesehatan belum mengacu pada kerawanan suatu wilayah bencanaMinat bertugas di daerah bencana/konflikMinat SDM kesehatan bertugas di daerah bencana/konflik kurang karena tidak ada jaminan keselamatan dan keamanan petugas

  • Int 2008/pasKEBIJAKAN DEPKES DALAM MENANGANI KRISIS KESEHATAN Pelayanan kesehatan sesegera mungkin, maksimal dan manusiawiPrioritas tanggap darurat penanganan gawat darurat medik & identifikasi korban meninggalPrioritas berikutkegiatan kesehatan mengurangi risiko lanjutanPenanganan krisis kesehatan Pemerintah dibantu berbagai pihakBantuan kesehatan (dalam & luar negeri) mengikuti standar & prosedure DepkesPengaturan distribusi bantuan( bahan,obat,perbekalan kes, SDM) berjenjangFungsi pelayanan kes tidak berjalan kendali operasional diambil alih secara berjenjangyang lebih tinggiInformasi penanganankesehatan dikeluarkanoleh Dinas Kesehatan setempat ( selaku anggota Satkorlak/ Satlak)Monev berkala oleh semua pihak terlibat

  • Int 2008/pasKERANGKA KONSEP PENGEMBANGAN PELAYANAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT DAN BENCANATENAGA KEPERAWATAN(PERAWAT & BIDAN)TENAGA KES.LAIN/NON KESEHATANTENAGAMEDISMASYARAKATTIM KESEHATANBAKORNAS/SATKORLAKSATLAKINPUTPROPORSI >>FRONT LINE WORKERSPELATIHAN
  • SIKLUS PENANGANAN BENCANAPENCEGAHANMITIGASITANGGAP DARURATREHABILITASIREKONSTRUKSIKESIAPSIAGAANPRA BENCANASAAT BENCANAPASCABENCANA

  • *Pelayanan Kesehatan MultidisiplinKLIEN/PASIENIntervensi:CepatTepatDOKTERLABPERAWATRONTGENAMBULANROHANI Penyelamatan Kecacatan Komplikasi

  • *Karakteristik Kondisi Kegawat- Daruratan:Tingkat kegawatan dan jumlah pasien sulit diprediksi Ketebatasan waktu,data & sarana: Pengkajian, diagnosis, dan tindakan Keperawatan diberikan untuk seluruh usia Tindakan memerlukan kecepatan dan ketepatan yang tinggiSaling ketergantungan yang tinggi antara profesi kesehatan

  • Disaster

    Tenaga kesehatan berperan dalam melakukan penilaian kesehatan secara cepatRapid Health Assessment (RHA) merupakan salah satu kegiatan pada tahap awal terjadinya bencana.Merupakan serangkaian kegiatan pengumpulan data yg berkaitan dengan masalah kesehatan akibat bencana.*

  • Rapid Health Assessment (RHA)Kegiatan dilakukan secara cepat, cermat, tepat.Hasil RHA bisa dijadikan bahan u/ mengambil keputusanPenilaian meliputi pengumpulan informasi subyektif dan obyektif guna mengukur kerusakan dan mengidentifikasi kebutuhan.Seberapa kerusakan sarana prasarana*

  • Rapid Health Assessment (RHA)Dilakukan u/ menilai:Bencana apa yang terjadiDimana lokasi bencanaSiapa yang terkena dampakDampak yang mungkin akan terjadiDilakukan olehJajaran kesehatan puskesmasDinas kesehatan kabupatenBila tak tertanggulangi, dari provinsi/pusat

    *

  • Cara melakukan RHAPengumpulan data- Observasi lapangan (luasnya lokasi, perpindahan peenduduk, kondisi infra struktur, mapping sederhana)Analisa data (diarahkan secara sfesifik pd kebutuhan yan dis korban bencana, kesling, peny menular.Penyajian data & rekomendasi (diskusikan dengan pihak terkait u memudahkan dalam pengambilan keputusan)Rekomendasi dapat berupa - yankes termasuk rujukan- logistik & perbekalan.- air bersih dan kesling- pangan dan gizi- penyakit yang akan timbul*

  • Persiapan dan perencanaan pertolongan bencanaPenanganan medis untuk korban cedera dalam jumlah besar diperlukan segera setelah terjadi bencanaKebutuhan terbesar untuk pertolongan pertama dalam kedaruratan muncul dalam beberapa jam pertama.Banyak korban jiwa tak tertolong oleh SDM lokal.*

  • Penatalaksanaan di lapanganPenatalaksanaan di lapangan meliputi prosedur-prosedur yang digunakan untuk mengelola daerah bencana dngan tujuan memfasilitasi penatalaksanaan korban.Proses penyiagaan bertujuan untuk melakukan mobilisasi SDM: Peringatan awalPenilaian situasiPenyebaran pesan siaga.Tujuan :Memastukan tanda bahayaEvaluasi besarnya masalahMemastikan SDM yang ada memperoleh informasi dan mobilisasi.*

  • *TriasePemeriksaan klinis secara singkat untuk menentukan tingkat kegawatan, jenis pertolongan dan jenis rujukan yang diperlukan serta transportasi yang dibutuhkan. Triase dilakukan di:Lapangan (pre hospital) Ruang gawat darurat

  • *Triase Lapangan (Bencana) Sangat dinamis, tergantung dari keadaan, jumlah korban dan kemampuan penolong. Sangat sulit, kurang sensitive atau spesisifik dan mungkin jauh dari sempurna. Namun, tetap penting untuk menentukan prioritas penanganan dan transportasi (rujukan).

  • *KATAGORI TRIASEMERAH darurat, mengancam jiwa(respirasi > 30 x/mnt, tak teraba nadi radialis, terjadi gangguan kesadaran)KUNING gawat, td mengancam jiwa HIJAU tidak gawat, cedera ringan(korban masih sanggup untuk berjalan meningggalkan area bahaya)HITAM mati atau sangat parah dan tidak ada harapan hidup.

  • *Triase di IGDDi IGD RS, triage dapat dilakukan dengan lebih baik dan spesisifk, Re-triage diperlukan karena keterbatasan alat/staf/perkembangan kondisi korban dari tempat kejadian.

  • *Prioritas KegawatanMasalah A-B-CKesulitan bernafas, Cedera kepala berat, Cedera tulang belakang, Syok, Kejang Nyeri dada, Cedera multipel Trauma dada/abdomen terbuka, Kelainan persalinan,Perdarahan tidak terkontrolMERAH: Gawat darurat (waktu respon: 0-10 menit)

  • *Prioritas KegawatanNyeri karena gangguan paru Luka bakar Penurunan kesadaran (GCS > 8)Diare dengan dehidrasi sedangMuntah terus menerusPanas tinggi KUNING: Darurat tidak Gawat (waktu respon: 30 menit)

  • *Prioritas KegawatanHIJAU: Tidak gawat tidak darurat (waktu respon: 60 menit )Fraktur tertutup, dislokasi, luka minor, batuk,

    Hitam: DOA (death on arrival) (waktu respon: 120 menit)Meningal

  • *Pasien UGDAmbulan StandardGadarAmbulan lain/Datang sendiri/diantarTriasePra-RSHitamMerahKuningHijauForensik/Km JenazahTerminal CareHCUICUICCUPICU/ PerinaR. OKIWKebidananR.Rawat Dewasa

    R. RawatanakPulangReTriase / Triase RSR. TungguOrangeR. Resus.R. Tindak / MonitorAdmini-strasi

  • *TIME OUT !PASIEN TERLIHAT TERSENGGAL-SENGGAL, GELISAH, TAK MENJAWAB PERTANYAAN PERAWAT. TELAPAK TANGAN PUCAT DAN DINGINTENTUKAN KATAGORI TRIASE-NYA !

  • *Pencegahan dan Pengendalian InfeksiSetiap orang; pasien, keluarga dan petugas kesehatan dihadapkan kepada resiko terinfeksi kecuali kalau dilakukan tindakan pencegahan infeksi. Infeksi rumah sakit (nosokomial) perlu dicegah untuk melindungi pasien/keluarga, diri sendiri, dam tim kesehatan lainnya

  • *Kewaspadaan Standar(standard precaution)Panduan penanganan yang diterapkan pada semua pasien/petugas di fasilitas kesehatan untuk meminimalkan terpaparnya diri dengan darah, cairan tubuh, sekresi, atau eksresi dari semua pasien tanpa memperdulikan status infeksi. Tingkat resiko penularan: Rendah, sedang dan tinggi

  • *Tingkat Resiko:Resiko rendahKontak langsung dengan kulit, tidak terpapar darah langsung. Misalnya; melakukan penyuntikan, perawatan luka ringan. Alat pelindung: sarung tangan. Resiko sedangAdanya kemungkinan terkena darah namun tidak ada cipratan. Misalnya; membersihkan ceceran darah, perawatan luka berat, pemasangan infus, penanganan bahan pemeriksaan laboratorium. Alat pelindung: sarung tangan, mungkin perlu baju pelindung

  • *Tingkat Resiko:Resiko tinggiAdanya kemungkinan terkena darah dan kemungkinan terciprat, perdarahan masif. Misalnya; tindakan bedah mayor, bedah mulut, penghentian perdarahan masif, persalinan pervagina. Alat pelindung: sarung tangan, gaun pelindung, kaca mata kerja, masker, sepatu bot

  • *Kegiatan pokok kewaspadaan standar Cuci tangan guna mencegah infeksi silangPemakaian alat-alat pelindung Menggunakan praktik yang aman Pengelolan alat kesehatan bekas pakai

  • *Cuci tanganDilakukan sebelum dan sesudah melakukan tindakan ke pasien. Memakai air bersih yang mengalir. Mengeringkan tangan menggunakan pengering tangan (baik kain kering/lap kertas). Kuku selalu pendek dan perhiasan tidak berlebihan

  • *Pemakaian alat pelindungTujuan: melindungi kulit dan selaput lendir perawat dari resiko terkena darah, cairan tubuh, sekret, dan eksresi pasien ketika melakukan tindakan perawatan yang beresiko penularan Contoh alat:sarung tangan, masker, kacamata pelindung, baju pelindung, sepatu karet/bot, topiAlat pelindung sebaiknya tersedia di setiap ruangan dalam keadaan siap pakaiAlat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan segera diganti. Alat pelindung kotor ditempatkan dalam penampungan sementara tanpa mencemari lingkungan.

  • *Menggunakan praktik yang aman Instalasi gawat darurat merupakan salah satu lingkungan yang paling berpotensi untuk menimbulkan penularan infeksi. UNTUK ITU:Gunakan tehnik aseptic-antiseptik; steril untuk steril; non steril untuk non steril, jarak 20 cm dari alat sterilCegah kecelakaan tertusuk jarum; tidak recapping atau membengkokkan jarum, tidak melepas jarum bekas dari semprit habis pakaiGunakan tehnik hands free; tidak memegang bagian tajam benda saat pengoperan alat

  • *Pengelolan alat kesehatan bekas pakaiTangani peralatan yang tercemar dengan baik untuk mencegah kontak langsung dengan kulit atau selaput lendir dan mencegah kontaminasi pada pakaian dan lingkungan. Bersihkan peralatan bekas pakai sebelum digunakan kembali. Alat kesehatan bekas pakai ditempatkan dalam penampungan sementara yang berbeda antara alat tidak terkontaminasi, terkontaminasi, dan HIV/AIDS.

    ********