Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

53
Belajar mengenal dan menggunakan AVO Meter CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER ANALOG Hy frend's, Pada tutorial hari ini saya ingin membahas lebih lengkap mengenai Cara Mudah Untuk Membaca Alat Ukur Listrik Multimeter / Avometer Analog. Kali ini saya mencoba membuat tutorialnya dalam bahasa yang lebih singkat dan sederhana sehingga saya berharap dapat lebih mudah untuk di pahami. Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Multimeter atau Avometer. Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya. Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam memahami tulisan selanjutnya:

description

.

Transcript of Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Page 1: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Belajar mengenal dan menggunakan AVO Meter

CARA MEMBACA MULTIMETER / AVOMETER ANALOG

Hy frend's, Pada tutorial hari ini saya ingin membahas lebih lengkap mengenai Cara Mudah Untuk Membaca Alat Ukur Listrik Multimeter / Avometer Analog. 

Kali ini saya mencoba membuat tutorialnya dalam bahasa yang lebih singkat dan sederhana sehingga saya berharap dapat lebih mudah untuk di pahami.Sebelum masuk lebih jauh mengenai cara mengukur besaran listrik seperti Tegangan (Volt), Arus (Ampere), dan Tahanan (Ohm) ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu apa itu Multimeter atau Avometer.

Yang dimaksud Multimeter atau Avometer adalah Alat ukur Listrik yang memungkinkan kita untuk mengukur besarnya Besaran listrik yang ada pada suatu rangkaian baik itu Tegangan, Arus, maupun Nilai Hambatan/Tahanan. AVOmeter adalah singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter, jadi hanya terdapat 3 komponen yang bisa diukur dengan AVOmeter sedangkan Multimeter , dikatakan multi sebab memiliki banyak besaran yang bisa di ukur, misalnya Ampere, Volt, Ohm, Frekuensi, Konektivitas Rangkaian (putus ato tidak), Nilai Kapasitif, dan lain sebagainya. Terdapat 2 (dua) jenis Multimeter yaitu Analog dan Digital, yang Digital sangat mudah pembacaannya disebabkan karena Multimeter digital telah menggunakan angka digital sehingga begitu melakukan pengukuran Listrik, Nilai yang diinginkan dapat langsung terbaca asalkan sesuai atau Benar cara pemasangan alat ukurnya.

Mari mengenal bagian-bagian Multimeter atau Avometer agar lebih memudahkan dalam memahami tulisan selanjutnya:

Page 2: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Bagian-Bagian MultimeterSaya akan berikan sedikit penjelasan mengenai gambar di atas. Yang perlu untuk di perhatikan adalah :

1. SEKRUP PENGATUR JARUM, Sekrup ini dapat di putar dengan Obeng atau plat kecil, Sekrup ini berfungsi mengatur Jarum agar kembali atau tepat pada posisi 0 (NOL), terkadang jarum tidak pada posisi NOL yang dapat membuat kesalahan pada pengukuran, Posisikan menjadi NOL sebelum digunakan.

2. TOMBOL PENGATUR NOL OHM. Tombol ini hampir sama dengan Sekrup pengatur jarum, hanya saja bedanya yaitu Tombol ini digunakan untuk membuat jarum menunjukkan angka NOL pada saat Saklar pemilih di posisikan menunjuk SKALA OHM. Saat saklar pemilih pada posisi Ohm biasanya pilih x1 pada skala Ohm kemudian Hubungkan kedua ujung TERMINAL (Ujung terminal Merah bertemu dengan Ujung terminal Hitam) dan Lihat pada Layar penunjuk, Jarum akan bergerak ke KANAN (Disitu terdapat angka NOL (0), Putar tombol pengatur Nol Ohm sampai jarum menunjukkan angka NOL). Proses ini dinamakan KALIBRASI OhmMeter. Hal ini Muthlak dilakukan sebelum melakukan pengukuran tahanan (OHM) suatu komponen atau suatu rangkaian.

3. SAKLAR PEMILIH. Saklar ini harus di posisikan sesuai dengan apa yang ingin di UKUR, misalnya bila ingin mengukur tegangan AC maka atur/putar saklar hingga menyentuh skala AC yang

Page 3: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

pada alat ukur tertulis ACV, Begitu pula saat mengukur tegangan DC, cari yang tertulis DCV, begitu seterusnya. Jangan Salah memilih Skala Pengukuran.Pada setiap bagian SKALA PENGUKURAN yang dipilih dengan Saklar Pemilih, terdapat Nilai-nilai yang tertera pada alat ukur, Misalnya Pada Skala Tegangan AC (tertulis ACV pada alat ukur) tertera skala 10, 50, 250, dan 750 begitu pula pada Skala Tegangan DC (tertulis DCV pada alat ukur) tertera skala 0.1 , 0.25 , 2.5 , 10 , dst. Apa maksud Skala ini?? Dan Bagaimana Memilihnya??Pedoman Memilih SKALA Pengukuran:Skala tersebut adalah skala yang akan digunakan untuk membaca hasil pengukuran, Semua skala dapat digunakan untuk membaca, Hanya saja tidak semua skala dapat memberikan atau memperlihatkan nilai yang diinginkan, misalnya kita mempunyai Baterai 9 Volt DC, kemudian kita mengatur SAKLAR PEMILIH untuk Memilih SKALA TEGANGAN DC pada posisi 2,5 dan menghubungkan TERMINAL Merah dengan positif (+) baterai dan Hitam dengan Negatif (-) baterai. Apa yang akan terjadi?? Jarum akan bergerak ke Ujung Kanan dan tidak menunjukkan angka 9Volt, Mengapa Demikian?? Sebab NILAI MAKSIMAL yang dapat diukur bila kita memposisikan Saklar Pemilih pada skala 2.5 adalah hanya 2.5 Volt saja, sehingga untuk mengukur Nilai 9Volt maka saklar harus di putar menuju Skala yang LEBIH BESAR sari NILAI Tegangan yang di Ukur, jadi Putar pada Posisi 10 dan Alat ukur akan menunjukkan nilai yang diinginkan.Penjelasan Lebih Lengkap Mengenai MEMBACA ALAT UKUR akan di Bahas selanjutnya pada tutorial ini.Saya tidak akan membahas semua bagian-bagian alat ukur tetapi bila ingin mengetahui fungsi-fungsi dari tiap bagian alat ukur, Anda dapat membaca DISINI.ALAT UKUR LISTRIK HARUS DIPASANG DENGAN BENAR, Mengapa saya katakan Demikian??

Untuk melakukan suatu pengukuran listrik, Posisi alat ukur pada rangkaian juga Mesti dan Hal wajib yang harus di perhatikan agar pembacaan alat ukur tidak salah. Pemasangan Alat ukur yang salah /Tidak  benar memberikan hasil pengukuran yang TIDAK BENAR dan bukan kurang tepat, jadi ini sangat perlu di perhatikan. Mari kita melihat posisi alat ukur yang benar:

1. Posisi alat ukur saat mengukur TEGANGAN (Voltage)Pada saat mengukur tegangan baik itu teggangan AC maupun DC, maka Alat ukur mesti di pasang Paralel terhadap rangkaian. Maksud paralel adalah kedua terminal pengukur ( Umumnya berwarna Merah untuk positif (+) dan Hitam untuk Negatif (-) harus membentuk suatu titik percabangan dan bukan berjejer (seri) terhadap beban. Pemasangan yang benar dapat dilihat pada gambar berikut:

Memasang Multimeter Paralel

2. Posisi alat ukur saat mengukur ARUS (Ampere)Untuk melakukan pengukuran ARUS yang mesti diperhatikan yaitu Posisi terminal harus dalam kondisi berderetan dengan Beban, Sehingga untuk melakukan pengukuran arus maka rangkaian mesti di Buka / diputus / Open circuit dan kemudian menghubungkan terminal alat ukur pada titik yang telah terputus tersebut. Pemasanngan yang benar dapat dilihat pada gambar:

Memasang Multimeter SERI

Page 4: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

3. Posisi alat ukur saat mengukur Hambatan (Ohm)Yang mesti diketahui saat pngukuran tahanan ialah JANGAN PERNAH MENGUKUR NILAI TAHANAN SUATU KOMPONEN SAAT TERHUBUNG DENGAN SUMBER. Ini akan merusak  alat ukur. Pengukurannya sangat mudah yaitu tinggal mengatur saklar pemilih ke posisi Skala OHM dan kemudian menghubungkan terminal ke kedua sisi komponen (Resistor) yang akan di ukur.

Memasang Multimeter untuk mengukur tahananKali ini saya tidak akan membahas mengenai mengapa alat ukur di pasang paralel saat mngukur tegangan dan Seri pada saat mengukur Arus, sebab itu lebih kompleks kecuali ada yang membutuhkannya. Hal ini erat kaitannya dengan Rangkaian dalam suatu alat ukur.

Setelah mengetahui Cara mengatur Saklat Pemilih yang Benar, Mengetahui Jenis Skala yang akan digunakan, dan Cara pemasangan alat ukur yang benar, maka tiba saatnya kita melakukan Pengukuran Besaran Listrik.MENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) DCYang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.

4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Tegangan yang anda ingin ukur, ACV untuk tegangan AC (bolak balik) dan DCV untuk tegangan DC (Searah).

5. Posisikan SKALA PENGUKURAN pada nilai yang paling besar terlebih dahulu seperti 1000 atau 750 jika anda TIDAK TAHU berapa nilai tegangan maksimal yang mengalir pada rangkaian.

6. Pasangkan alat ukur PARALEL terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.

7. Baca Alat ukur.Cara Membaca Nilai Tegangan yang terukur:

1. Misalkan Nilai tegangan yang akan diukur adalah 15 VOLT DC (Belum kita ketahui sebelumnya, itulah saya katakan Misalnya).

2. Kemudian Kita memposisikan saklar pemilih pada posisi DCV dan memilih skala paling besar yang tertera yaitu 1000.  Nilai 1000 artinya Nilai tegangan yang akan diukur bisa mencapai 1000Volt.

3. Saat memperhatikan Alat ukur maka Dalam Layar penunjuk jarum tidak terdapat skala terbesar 1000 yang ada hanya 0-10, 0-50, dan 0-250.  Maka Untuk memudahkan membaca perhatikan skala 0-10 saja.

Page 5: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

4. Skala penunjukan 0-10 berarti saat jarum penunjuk tepat berada pada angka 10 artinya nilai tegangan yang terukur adalah 1000 Volt, jika yang di tunjuk jarum adalah angka 5 maka nilai tegangan sebenarnya yang terukur adalah 500 Volt, begitu seterusnya.

5. Kembali Pada Kasus no. 1 dimana nilai tegangan yang akan diukur adalah hanya 15 Volt sementara kita menempatkan saklar pemilih pada Posisi 1000, maka jarum pada alat ukur hanya akan bergerak sedikit sekali sehingga sulit bagi kita untuk memperkirakan berapa nilai tegangan sebenarnya yang terukur. Untuk itu Pindahkan Saklar Pemilih ke Nilai Skala yang dapat membuat Jarum bergerak lebih banyak agar nilai pengukuran lebih akurat.

6. Misalkan kita menggeser saklar pemilih ke Posisi 10 pada skala DCV. Yang terjadi adalah, jarum akan bergerak dengan cepat ke paling ujung kanan. Hal ini disebabkan nilai tegangan yang akan di ukur LEBIH BESAR dari nilai Skala maksimal yang dipilih. Jika Hal ini di biarkan terus menerus maka alat ukur DAPAT RUSAK, Jika jarum alat ukur bergerak sangat cepat ke kanan, segera pisahkan alat ukur dari rangkaian dan ganti Skala SAKLAR PEMILIH ke posisi yang lebih Besar. Saat saklar Pemilih diletakkan pada angka 10 maka yang di perhatikan dalam layar penunjukan jarum adalah range skala 0-10, dan BUKAN 0-50 atau 0-250.

Multimeter Over, Awas Rusak

7. Telah saya jelaskan bahwa saat memilih skala 10 untuk mengukur nilai tegangan yang lebih besar dari 10 maka nilai tegangan sebenarnya tidak akan terukur / diketahui. Solusinya adalah Saklar Pemilih di posisikan pada skala yang lebih besar dari 10 yaitu 50. Saat memilih Skala 50 pada skala tegangan DC (tertera DCV), maka dalam Layar Penunjukan Jarum yang mesti di perhatikan adalah range skala 0-50 dan BUKAN lagi 0-10 ataupun 0-250.

8. Saat Saklar pemilih berada pada posisi 50 maka Jarum Penunjuk akan bergerak Tepat di tengah antara Nilai 10 dan 20 pada range skala 0-50 yang artinya Nilai yang ditunjukkan oleh alat ukur bernilai 15 Volt.Perhatikan gambar berikut:

Nilai tegangan Terlihat Benar

9. Untuk mengetahui berapa nilai tegangan yang terukur dapat pula menggunakan RUMUS:

Jadi misalnya, tegangan yang akan di ukur 15 Volt maka:Tegangan Terukur             = (50 / 50) x 15Nilai Tegangan Terukur  = 15Berikut saya akan berikan Contoh agar kita lebih mudah dalam memahaminya:Contoh I.Saat melakukan pengukuran ternyata Jarum Alat Ukur berada pada posisi seperti yang terlihat pada gambar:

Page 6: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Berapakah Nilai tegangan DCV yang terukur saat Saklar Pemilih berada pada Posisi:

1. 2.5

2. 10

3. 50

4. 1000Jawab:

1. Skala saklar pemilih = 2.5Skala terbesar yang dipilih = 250Nilai yang ditunjuk jarum = 110 (perhatikan skala 0-250)Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:Teg VDC = (2.5/250)x 110 = 1.1 Volt

2. Skala saklar pemilih = 10Skala terbesar yang dipilih = 10Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:Teg VDC = (10/10)x 4.4 = 4.4 Volt

3. Skala saklar pemilih = 50Skala terbesar yang dipilih = 50Nilai yang ditunjuk jarum = 22 (perhatikan skala 0-50)Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:Teg VDC = (50/50)x 22 = 22 Volt

4. Skala saklar pemilih = 1000Skala terbesar yang dipilih = 10Nilai yang ditunjuk jarum = 4.4 (perhatikan skala 0-10)Maka nilai Tegangan yang terukur adalah:Teg VDC = (1000/10)x 4.4 = 440 VoltMENGUKUR TEGANGAN LISTRIK (VOLT / VOLTAGE) AC

1. Untuk mengukur Nilai tegangan AC anda hanya perlu memperhatikan Posisi Sakelar Pemilih berada pada SKALA TEGANGAN AC (Tertera ACV) dan kemudian memperhatikan Baris skala yang berwarna Merah pada Layar Penunjuk Jarum.

2. Selebihnya sama dengan melakukan pengukuran Tegangan DC di atas.

MENGUKUR ARUS LISTRIK (Ampere) DCYang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0)

Page 7: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur

4. Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala Arus DCA

5. Pilih SKALA PENGUKURAN yang diinginkan seperti 50 Mikro, 2.5m , 25m , atau 0.25A.

6. Pasangkan alat ukur SERI terhadap beban/ sumber/komponen yang akan di ukur.

7. Baca Alat ukur (Pembacaan Alat ukur sama dengan Pembacaan  Tegangan DC diatas)MENGUKUR NILAI TAHANAN / RESISTANSI RESISTOR (OHM)Yang perlu di Siapkan dan Perhatikan:

1. Pastikan alat ukur tidak rusak secara Fisik (tidak peccah).

2. Atur Sekrup pengatur Jarum agar jarum menunjukkan Angka NOL (0), bila menurut anda angka yang ditunjuk sudah NOL maka tidak perlu dilakukan Pengaturan Sekrup.

3. Lakukan Kalibrasi alat ukur (Telah saya bahas diatas pada point 2 mengenai Tombol Pengatur Nol OHM). Posisikan Saklar Pemilih pada SKALA OHM pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k selanjutnya tempelkan ujung kabel Terminal negatif (hitam) dan positif (merah). Nolkan jarum AVO tepat pada angka nol sebelah kanan dengan menggunakan Tombol pengatur Nol Ohm.

4. Setelah Kalibrasi Atur SAKLAR PEMILIH pada posisi Skala OHM yang diinginkan yaitu pada x1 Ω, x10, x100, x1k, atau x10k, Maksud tanda x (kali /perkalian) disini adalah setiap nilai yang terukur atau yang terbaca pada alat ukur nntinya akan di KALI kan dengan nilai Skala OHM yang dipilih oleh saklar Pemilih.

5. Pasangkan alat ukur pada komponen yang akan di Ukur. (INGAT JANGAN PASANG ALAT UKUR OHM SAAT KOMPONEN MASIH BERTEGANGAN)

6. Baca Alat ukur.Cara membaca OHM METER

1. Untuk membaca nilai Tahanan yang terukur pada alat ukur Ohmmeter sangatlah mudah.

2. Anda hanya perlu memperhatikan berapa nilai yang di tunjukkan oleh Jarum Penunjuk dan kemudian mengalikan dengan nilai perkalian Skala yang di pilih dengan sakelar pemilih.

3. Misalkan Jarum menunjukkan angka 20 sementara skala pengali yang anda pilih sebelumnya dengan sakelar pemilih adalah x100, maka nilai tahanan tersebut adalah 2000 ohm atau setara dengan 2 Kohm.Misalkan pada gambar berikut terbaca nilai tahanan suatu Resistor:

Kemudian saklar pemilih menunjukkan perkalian skala yaitu x 10k maka nilai resistansi tahanan / resistor tersebut adalah:Nilai yang di tunjuk jarum   = 26Skala pengali                           = 10 kMaka nilai resitansinya       = 26 x 10 k= 260 k = 260.000 Ohm.Itulah tutorial mengenai cara membaca ALAT UKUT LISTRIK MULTIMETER atau OHMMETER. Semoga Informasi ini dapat berguna bagi anda dan dapat memberikan anda kemudahan dalam

Page 8: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

membaca suatu alat ukut.Untuk mendownload File pdf tentang artikel ini silakan klik DISINI.

Bahagian Multimeter Analog & Fungsinya

Dari gambar multimeter dapat dijelaskan bagian-bagian dan

fungsinya :

(1) Sekrup pengatur kedudukan jarum penunjuk (Zero

Adjust Screw), berfungsi untuk mengatur kedudukan

jarum penunjuk dengan cara memutar sekrupnya ke

kanan atau ke kiri dengan menggunakan obeng pipih

Page 9: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

kecil.

(2) Tombol pengatur jarum penunjuk pada kedudukan zero

(Zero Ohm Adjust Knob), berfungsi untuk mengatur

jarum penunjuk pada posisi nol. Caranya : saklar

(Ohm), test lead + (merahpemilih diputar pada posisi

dihubungkan ke test lead – (hitam), kemudian tombol

diputar ke kiri atau ke kananpengatur kedudukan 0

.sehingga menunjuk pada kedudukan 0

(3) Saklar pemilih (Range Selector Switch), berfungsi untuk

memilih posisi pengukuran dan batas ukurannya.

Multimeter biasanya terdiri dari empat posisi

pengukuran, yaitu :

(Ohm) berarti multimeter berfungsi sebagai(4) Posisi

ohmmeter, yang terdiri dari tiga batas ukur : x 1; x 10;

dan K

(5) Posisi ACV (Volt AC) berarti multimeter berfungsi

sebagai voltmeter AC yang terdiri dari lima batas ukur :

10; 50; 250; 500; dan 1000.

(6) Posisi DCV (Volt DC) berarti multimeter berfungsi

sebagai voltmeter DC yang terdiri dari lima batas ukur :

10; 50; 250; 500; dan 1000.

(7) Posisi DCmA (miliampere DC) berarti multimeter

berfungsi sebagai mili amperemeter DC yang terdiri dari

tiga batas ukur : 0,25; 25; dan 500.

(8) Tetapi ke empat batas ukur di atas untuk tipe

multimeter yang satu dengan yang lain batas ukurannya

Page 10: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

belum tentu sama.

Terminal), berfungsi sebagai(9) Lubang kutub + (V A

tempat masuknya test lead kutub + yang berwarna

merah.

(10) Lubang kutub – (Common Terminal), berfungsi

sebagai tempat masuknya test lead kutub - yang

berwarna hitam.

(11) Saklar pemilih polaritas (Polarity Selector Switch),

berfungsi untuk memilih polaritas DC atau AC.

(12) Kotak meter (Meter Cover), berfungsi sebagai tempat

komponen-komponen multimeter.

(13) Jarum penunjuk meter (Knife –edge Pointer), berfungsi

sebagai penunjuk besaran yang diukur.

(14) Skala (Scale), berfungsi sebagai skala pembacaan

meter.

PO S TE D B Y   SH AM   AT   1 1 : 57 PM  

Berada di > Home > Alat Ukur Listrik > Cara Menggunakan Avometer (Multimeter) Dengan BenarAbu Akhdan

Alat Ukur Listrik

Cara menggunakan avometer ; hallo sobat masih senang membaca bukan? Pembahasan kita kali ini berkaitan dengan alat ukur yang biasa di gunakan pada bidang

Page 11: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

kelistrikan dan elektronika. Judul posting kali ini tentang cara menggunakan avometer atau bisa di sebut juga sebagai multimeter. Avometer sesuai dengan namanya terdiri dari tiga macam alat ukur yang di gabungkan yaitu Amperemeter, Voltmeter dan Ohm meter, dengan demikian mempunyai fungsi fungsi yang berbeda pula. Selain dari fungsinya, berikut juga akan saya jelaskan bagaimana cara menggunakan avometer tersebut. sekarang kita lihat satu persatu bagian dari avometer :

Cara Menggunakan Avometer1.     AmperemeterAmperemeter pada perangkat avometer berfungsi untuk mengukur arus listrik yang

mengalir pada  suatu rangkaian. Biasanya pengukuran dengan amperemeter ini dilakukan untuk arus dc (arus searah) yang kecil misalnya pengukuran pada perangkat elektronika. Sedangkan untuk pengukuran arus AC (arus bolak balik) yang besar menggunakan tang amper (clamp meter). Selanjutnya bagaimana cara menggunakan avometer untuk mengukur arus listrik pada sebuah rangkaian ?, caranya : (1). Atur terlebih dahulu switch selector pada posisi DCA (direct current ampere) yang berfungsi untuk mengukur arus searah atau lihat pada gambar diatas. (2). Lakukan pengukuran dengan meletakkan kedua probe alat ukur pada rangkaian yang akan di ukur (alat ukur harus di pasang seri terhadap rangkaian). Untuk avometer digital untuk nilainya langsung bisa

dilihat. 

2.     Voltmeter

Page 12: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Voltmeter pada perangkat avometer berfungsi untuk mengukur besarnya tegangan

pada sumber  listrik DC maupun AC sesuai dengan fungsi voltmeter tersebut. cara menggunakan avometer untuk mengukur arus dan tegangan pastilah berbeda,  kalau amperemeter dipasang seri terhadap rangkaian yang hendak diukur maka voltmeter harus dipasang paralel terhadap sumber yang akan diukur. Hal hal yang harus dilakukan sebelum melakukan pengukuran dengan avometer adalah (1). Atur terlebih dahulu switch selector avometer pada posisi ACV (jika yang ingin diukur adalah tegangan bolak balik) atau DCV (jika yang ingin diukur adalah tegangan searah) lihat gambar disamping kiri. (2). Selanjutnya lakukan pengukuran tegangan dengan meletakkan kedua probe pada sumber listrik secara langsung (lihat gambar berikut), jika menggunakan avometer digital nilainya bisa langsung dilihat.

3.     Ohm MeterOhm meter pada perangkat avometer berfungsi untuk mengukur besarnya nilai

hambatan /  resistansi pada komponen komponen ektronika misalnya resistor, transistor, dioda dan lain lain. Namun ohm meter juga bisa digunakan untuk mengetahui kondisi kabel listrik apakah masih baik atau sudah putus. Prosedur atau cara menggunakan avometer yang harus dilakukan untuk mengukur hambatan pada avometer adalah (1). Atur terlebih dahulu selector switch avometer

Page 13: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

pada posisi Ohm atau lihat gambar berikut. (2). Hubungkan kedua probe alat ukur langsung pada resistor atau kabel yang hendak di ukur. Jika menggunakan avometer digital nilai bisa langsung di lihat. Perlu di ketahui bahwa untuk mengukur hambatan suatu komponen maka komponen tersebut harus bebas dari adanya tegangan listrik.

Demikian pembahasan singkat mengenai cara menggunakan avometer mudah mudahan bermanfaat.

Cara Menggunakan Multimeter – Multimeter adalah alat yang berfungsi untuk mengukur

Voltage (Tegangan), Ampere (Arus Listrik), dan Ohm (Hambatan/resistansi) dalam satu unit. Multimeter sering disebut juga dengan istilah Multitester atau AVOMeter (singkatan dari Ampere Volt Ohm Meter). Terdapat 2 jenis Multimeter dalam menampilkan hasil pengukurannya yaitu Analog Multimeter (AMM) dan Digital Multimeter (DMM).

Sehubungan dengan tuntutan akan keakurasian nilai pengukuran dan kemudahan pemakaiannya serta didukung dengan harga yang semakin terjangkau, Digital Multimeter (DMM) menjadi lebih populer dan lebih banyak dipergunakan oleh para Teknisi Elektronika ataupun penghobi Elektronika.

Dengan perkembangan teknologi, kini sebuah Multimeter atau Multitester tidak hanya dapat mengukur Ampere, Voltage dan Ohm atau disingkat dengan AVO, tetapi dapat juga mengukur

Page 14: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Kapasitansi, Frekuensi dan Induksi dalam satu unit (terutama pada Multimeter Digital). Beberapa kemampuan pengukuran Multimeter yang banyak terdapat di pasaran antara lain :

Voltage (Tegangan) AC dan DC satuan pengukuran Volt Current (Arus Listrik) satuan pengukuran Ampere Resistance (Hambatan) satuan pengukuran Ohm Capacitance (Kapasitansi) satuan pengukuran Farad Frequency (Frekuensi) satuan pengukuran Hertz Inductance (Induktansi) satuan pengukuran Henry Pengukuran atau Pengujian Dioda Pengukuran atau Pengujian Transistor

Bagian-bagian penting Multimeter

Multimeter atau multitester pada umumnya terdiri dari 3 bagian penting, diantanya adalah :

1. Display2. Saklar Selektor3. Probe

Gambar dibawah ini adalah bentuk Multimeter Analog dan Multimeter Digital beserta bagian-bagian

pentingnya.

Page 15: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Cara Menggunakan Multimeter untuk Mengukur Tegangan, Arus listrik dan Resistansi

Berikut ini cara menggunakan Multimeter untuk mengukur beberapa fungsi dasar Multimeter seperti Volt Meter (mengukur tegangan), Ampere Meter (mengukur Arus listrik) dan Ohm Meter (mengukur Resistansi atau Hambatan)

1. Cara Mengukur Tegangan DC (DC Voltage)1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCV2. Pilihlah skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin

mengukur 6 Volt, putar saklar selector ke 12 Volt (khusus Analog Multimeter)**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang lebih tinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.

3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Probe Merah pada terminal Positif (+) dan Probe Hitam ke terminal Negatif (-). Hati-hati agar jangan sampai terbalik.

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

 

Page 16: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

2. Cara Mengukur Tegangan AC (AC Voltage)1. Atur Posisi Saklar Selektor ke ACV2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan tegangan yang akan diukur. Jika ingin

mengukur 220 Volt, putar saklar selector ke 300 Volt (khusus Analog Multimeter)**Jika tidak mengetahui tingginya tegangan yang diukur, maka disarankan untuk memilih skala tegangan yang tertinggi untuk menghindari terjadi kerusakan pada multimeter.

3. Hubungkan probe ke terminal tegangan yang akan diukur. Untuk Tegangan AC, tidak ada polaritas Negatif (-) dan Positif (+)

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter.

 3. Cara Mengukur Arus Listrik (Ampere)1. Atur Posisi Saklar Selektor ke DCA2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan arus yang akan diukur. Jika Arus yang akan

diukur adalah 100mA maka putarlah saklar selector ke 300mA (0.3A). Jika Arus yang diukur melebihi skala yang dipilih, maka sekering (fuse) dalam Multimeter akan putus. Kita harus menggantinya sebelum kita dapat memakainya lagi.

3. Putuskan Jalur catu daya (power supply) yang terhubung ke beban,4. Kemudian hubungkan probe Multimeter ke terminal Jalur yang kita putuskan

tersebut. Probe Merah ke Output Tegangan Positif (+) dan Probe Hitam ke Input

Page 17: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Tegangan (+) Beban ataupun Rangkaian yang akan kita ukur. Untuk lebih jelas, silakan lihat gambar berikut ini.

5. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

4. Cara Mengukur Resistor (Ohm)1. Atur Posisi Saklar Selektor ke Ohm (Ω)2. Pilih skala sesuai dengan perkiraan Ohm yang akan diukur. Biasanya diawali ke

tanda “X” yang artinya adalah “Kali”. (khusus Multimeter Analog)3. Hubungkan probe ke komponen Resistor, tidak ada polaritas, jadi boleh terbalik.

Page 18: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter. (Khusus untuk Analog Multimeter, diperlukan pengalian dengan setting di langkah ke-2)

Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering) serta Cara MengukurnyaPosted on 03/04/2015 by Dickson Kho in Komponen Elektronika // 0 Comments

Pengertian dan Fungsi Fuse (Sekering) serta Cara Mengukurnya – Fuse atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan

Page 19: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

arus pendek (short circuit) dalam sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga sering disebut sebagai Pengaman Listrik.

Fuse (Sekering) terdiri dari 2 Terminal dan biasanya dipasang secara Seri dengan Rangkaian Elektronika / Listrik yang akan dilindunginya sehingga apabila Fuse (Sekering) tersebut terputus maka akan terjadi “Open Circuit” yang memutuskan hubungan aliran listrik agar arus listrik tidak dapat mengalir masuk ke dalam Rangkaian yang dilindunginya.

Berikut ini adalah Simbol Fuse (Sekering) dan posisi pemasangan Fuse secara umum:

Bentuk Fuse (Sekering) yang paling sering ditemukan adalah berbentuk tabung (silinder) dan Pisau (Blade Type). Fuse yang berbentuk tabung atau silinder sering ditemukan di peralatan listrik Rumah Tangga sedangkan Fuse yang berbentuk Pisau (blade) lebih sering digunakan di bidang Otomotif (kendaraan bermotor).

Nilai Fuse biasanya tertera pada badan Fuse itu sendiri ataupun diukir pada Terminal Fuse, nilai Fuse diantaranya terdiri dari Arus Listrik (dalam satuan Ampere (A) ataupun miliAmpere (mA) dan Tegangan (dalam satuan Volt (V) ataupun miliVolt (mV).

Dalam Rangkaian Eletronika maupun Listrik, Fuse atau Sekering ini sering dilambangkan dengan huruf “F”.

Page 20: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Cara Mengukur Fuse (Sekering) dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Fuse memiliki bungkusan transparan yang terbuat dari Kaca maupun Plastik sehingga kita dapat melihat langsung apakah Kawat halus Fuse tersebut putus atau tidak. Tetapi ada juga jenis Fuse yang bungkusannya menutupi Kawat halus di dalamnya sehingga kita sulit untuk melihat isi daripada Fuse tersebut. Oleh karena itu, kita perlu mengukur Fuse dengan Multimeter untuk mengetahui apakah Fuse tersebut masih baik atau sudah terputus.

Berikut ini adalah cara untuk mengukur Fuse dengan menggunakan Multimeter Digital :

1. Aturlah posisi Saklar Multimeter pada posisi Ohm (Ω)2. Hubungkan Probe Multimeter pada masing-masing Terminal Fuse / Sekering

seperti pada gambar berikut ini. Fuse atau Sekering tidak memiliki polaritas, jadi posisi Probe Merah dan Probe Hitam tidak dipermasalahkan.

3. Pastikan nilai yang ditunjukan pada Display Multimeter adalah “0” Ohm. Kondisi tersebut menandakan Fuse tersebut dalam kondisi baik (Short).

4. Jika Display Multimeter menunjukan “Tak Terhingga”, maka Fuse tersebut dinyatakan telah putus atau terbakar.

Fuse yang sudah putus harus diganti dengan Fuse yang spesifikasinya yang sama. Apabila Spesifikasi Fuse yang diganti tersebut berbeda, maka fungsi Fuse yang sebagai pengaman ini tidak dapat berfungsi secara maksimal atau tidak dapat melindungi Rangkaian / Peralatan Elektronika ataupun peralatan listrik dengan baik.

Page 21: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter
Page 22: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Fungsi Transistor dan Cara MengukurnyaPosted on 04/08/2014 by Dickson Kho in Komponen Elektronika // 4 Comments

Fungsi Transistor dan Cara Mengukurnya – Transistor merupakan salah satu Komponen Elektronika Aktif yang paling sering digunakan dalam rangkaian Elektronika, baik rangkaian Elektronika yang paling sederhana maupun rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks. Transistor pada umumnya terbuat dari bahan semikonduktor seperti Germanium, Silikon, dan Gallium Arsenide. Secara umum, Transistor dapat dibagi menjadi 2 kelompok Jenis yaitu Transistor Bipolar (BJT) dan Field Effect Transistor (FET).

Fungsi Transistor

Fungsi-fungsi Transistor diantaranya adalah :

sebagai Penyearah, sebagai Penguat tegangan dan daya, sebagai Stabilisasi tegangan, sebagai Mixer, sebagai Osilator sebagai Switch (Pemutus dan Penyambung Sirkuit)

Page 23: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Struktur Dasar Transistor

Pada dasarnya, Transistor adalah Komponen Elektronika yang terdiri dari 3 Lapisan Semikonduktor dan memiliki 3 Terminal (kaki) yaitu Terminal Emitor yang disingkat dengan huruf “E”, Terminal Base (Basis) yang disingkat dengan huruf “B” serta Terminal Collector/Kolektor yang disingkat dengan huruf “C”. Berdasarkan strukturnya, Transistor sebenarnya merupakan gabungan dari sambungan 2 dioda. Dari gabungan tersebut , Transistor kemudian dibagi menjadi 2 tipe yaitu Transistor tipe NPN dan Transistor tipe PNP yang disebut juga dengan Transistor Bipolar. Dikatakan Bipolar karena memiliki 2 polaritas dalam membawa arus listrik.

NPN merupakan singkatan dari Negatif-Positif-Negatif sedangkan PNP adalah singkatan dariPositif-Negatif-Positif.

Berikut ini adalah gambar tipe Transistor berdasarkan Lapisan Semikonduktor yang membentuknya beserta simbol Transistor NPN dan PNP.

Cara Mengukur Transistor

Kita dapat menggunakan Multimeter Analog maupun Multimeter Digital untuk mengukur ataupun menguji apakah sebuah Transistor masih dalam kondisi yang baik. Perlu diingatkan bahwa terdapat perbedaan tata letak Polaritas (Merah dan Hitam) Probe Multimeter Analog dan Multimeter Digital dalam mengukur/menguji sebuah Transistor.

Berikut ini adalah Cara untuk menguji atau mengukur Transistor dengan Mengunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital.

A. Mengukur Transistor dengan Multimeter Analog

Page 24: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Analog1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal

Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik

3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Analog1. Atur Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x10k2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal

Emitor (E), Jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik

3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika jarum bergerak ke kanan menunjukan nilai tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Catatan :Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Jarum pada Multimeter Analog harus tidak akan bergerak sama sekali atau “Open”.

 

B. Mengukur Transistor dengan Multimeter Digital

Page 25: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Pada umumnya, Multimeter Digital memiliki fungsi mengukur Dioda dan Resistansi (Ohm) dalam Saklar yang sama. Maka untuk Multimeter Digital jenis ini, Pengujian Multimeter adalah terbalik dengan Cara Menguji Transistor dengan Menggunakan Multimeter Analog.

Cara Mengukur Transistor PNP dengan Multimeter Digital1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Basis (B) dan Probe Merah pada Terminal

Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik

3. Pindahkan Probe Merah pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Cara Mengukur Transistor NPN dengan Multimeter Digital1. Atur Posisi Saklar pada Posisi Dioda2. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Basis (B) dan Probe Hitam pada Terminal

Emitor (E), Jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik

3. Pindahkan Probe Hitam pada Terminal Kolektor (C), jika Display Multimeter menunjukan nilai Voltage tertentu, berarti Transistor tersebut dalam kondisi baik.

Catatan :Jika Tata letak Probe dibalikan dari cara yang disebutkan diatas, maka Display Multimeter Digital harus tidak akan menunjukan Nilai Voltage atau “Open”

Page 26: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Cara Mengukur Komponen Komponen Elektronika Semikonduktor Transistor

Pengertian dan Fungsi Induktor beserta Jenis-jenisnyaPosted on 18/08/2014 by Dickson Kho in Komponen Elektronika // 3 Comments

Pengertian dan Fungsi Induktor beserta jenis-jenisnya – Selain Resistor dan Kapasitor, Induktor juga merupakan komponen Elektronika Pasif yang sering ditemukan dalam Rangkaian Elektronika, terutama pada rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Radio. Induktor atau dikenal juga dengan Coil adalah Komponen Elektronika Pasif yang terdiri dari susunan lilitan Kawat yang membentuk sebuah Kumparan. Pada dasarnya, Induktor dapat menimbulkan Medan Magnet jika dialiri oleh Arus Listrik. Medan Magnet yang ditimbulkan tersebut dapat menyimpan energi dalam waktu yang relatif singkat. Dasar dari sebuah Induktor adalah berdasarkan Hukum Induksi Faraday.

Kemampuan Induktor atau Coil dalam menyimpan Energi Magnet disebut dengan Induktansi yang satuan unitnya adalah Henry (H). Satuan Henry pada umumnya terlalu besar untuk Komponen Induktor yang terdapat di Rangkaian Elektronika. Oleh Karena

Page 27: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

itu, Satuan-satuan yang merupakan turunan dari Henry digunakan untuk menyatakan kemampuan induktansi sebuah Induktor atau Coil. Satuan-satuan turunan dari Henry tersebut diantaranya adalah milihenry (mH) dan microhenry (µH). Simbol yang digunakan untuk melambangkan Induktor dalam Rangkaian Elektronika adalah huruf “L”.

Simbol Induktor

Berikut ini adalah Simbol-simbol Induktor :

Nilai Induktansi sebuah Induktor (Coil) tergantung pada 4 faktor, diantaranya adalah :

Jumlah Lilitan, semakin banyak lilitannya semakin tinggi Induktasinya Diameter Induktor, Semakin besar diameternya semakin tinggi pula

induktansinya Permeabilitas Inti, yaitu bahan Inti yang digunakan seperti Udara, Besi

ataupun Ferit. Ukuran Panjang Induktor, semakin pendek inductor (Koil) tersebut semakin

tinggi induktansinya.

Jenis-jenis Induktor (Coil)

Berdasarkan bentuk dan bahan inti-nya, Induktor dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :

Air Core Inductor – Menggunakan Udara sebagai Intinya

Page 28: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Iron Core Inductor – Menggunakan bahan Besi sebagai Intinya Ferrite Core Inductor – Menggunakan bahan Ferit sebagai Intinya Torroidal Core Inductor – Menggunakan Inti yang berbentuk O Ring (bentuk

Donat) Laminated Core Induction – Menggunakan Inti yang terdiri dari beberapa lapis

lempengan logam yang ditempelkan secara paralel. Masing-masing lempengan logam diberikan Isolator.

Variable Inductor – Induktor yang nilai induktansinya dapat diatur sesuai dengan keinginan. Inti dari Variable Inductor pada umumnya terbuat dari bahan Ferit yang dapat diputar-putar.

Fungsi Induktor (Coil) dan Aplikasinya

Fungsi-fungsi Induktor atau Coil diantaranya adalah dapat menyimpan arus listrik dalam medan magnet, menapis (Filter) Frekuensi tertentu, menahan arus bolak-balik (AC), meneruskan arus searah (DC) dan pembangkit getaran serta melipatgandakan tegangan.

Berdasarkan Fungsi diatas, Induktor atau Coil ini pada umumnya diaplikasikan :

Sebagai Filter dalam Rangkaian yang berkaitan dengan Frekuensi Transformator (Transformer) Motor Listrik Solenoid Relay Speaker Microphone

Induktor sering disebut juga dengan Coil (Koil), Choke ataupun Reaktor.

Fungsi Dioda dan Cara MengukurnyaPosted on 08/08/2014 by Dickson Kho in Komponen Elektronika // 0 Comments

Page 29: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Fungsi Dioda dan Cara mengukurnya – Dioda (Diode) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor dan mempunyai fungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah tetapi menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Oleh karena itu, Dioda sering dipergunakan sebagai penyearah dalam Rangkaian Elektronika. Dioda pada umumnya mempunyai 2 Elektroda (terminal) yaitu Anoda (+) dan Katoda (-) dan memiliki prinsip kerja yang berdasarkan teknologi pertemuan p-n semikonduktor yaitu dapat mengalirkan arus dari sisi tipe-p (Anoda) menuju ke sisi tipe-n (Katoda) tetapi tidak dapat mengalirkan arus ke arah sebaliknya.

Fungsi Dioda and Jenis-jenisnya

Berdasarkan Fungsi Dioda, Dioda dapat dibagi menjadi beberapa Jenis, diantaranya adalah :

Dioda Penyearah (Dioda Biasa atau Dioda Bridge) yang berfungsi sebagai penyearah arus AC ke arus DC.

Dioda Zener yang berfungsi sebagai pengaman rangkaian dan juga sebagai penstabil tegangan.

Dioda LED yang berfungsi sebagai lampu Indikator ataupun lampu penerangan Dioda Photo yang berfungsi sebagai sensor cahaya Dioda Schottky yang berfungsi sebagai Pengendali

Page 30: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Simbol Dioda

Gambar dibawah ini menunjukan bahwa Dioda merupakan komponen Elektronika aktif yang terdiri dari 2 tipe bahan yaitu bahan tipe-p dan tipe-n :

Prinsip Kerja Dioda

Untuk dapat memperjelas prinsip kerja Dioda dalam menghantarkan dan menghambat aliran arus listrik, dibawah ini adalah rangkaian dasar contoh pemasangan dan penggunaan Dioda dalam sebuah rangkaian Elektronika.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter

Untuk mengetahui apakah sebuah Dioda dapat bekerja dengan baik sesuai dengan fungsinya, maka diperlukan pengukuran terhadap Dioda tersebut dengan menggunakan Multimeter (AVO Meter).

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Analog

Page 31: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω) x1k atau x1002. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Katoda (tanda gelang)3. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Anoda.4. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter5. Jarum pada Display Multimeter harus bergerak ke kanan6. Balikan Probe Merah ke Terminal Anoda dan Probe Hitam pada Terminal Katoda

(tanda gelang).7. Baca hasil Pengukuran di Display Multimeter8. Jarum harus tidak bergerak.

**Jika Jarum bergerak, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital

Pada umumnya Multimeter Digital menyediakan pengukuran untuk Fungsi Dioda, Jika tidak ada, maka kita juga dapat mengukur Dioda dengan Fungsi Ohm pada Multimeter Digital.

Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Digital(Fungsi Ohm / Ohmmeter)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi OHM (Ω)2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter

Page 32: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.64MOhm)6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter8. Nilai Resistansinya adalah Infinity (tak terhingga) atau Open Circuit.

**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Cara Mengukur Dioda dengan Multimeter Digital(Menggunakan Fungsi Dioda)

1. Aturkan Posisi Saklar pada Posisi Dioda2. Hubungkan Probe Hitam pada Terminal Katoda (tanda gelang)3. Hubungkan Probe Merah pada Terminal Anoda.4. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter5. Display harus menunjukan nilai tertentu (Misalnya 0.42 V)6. Balikan Probe Hitam ke Terminal Anoda dan Probe Merah ke Katoda7. Baca hasil pengukuran di Display Multimeter8. Tidak terdapat nilai tegangan pada Display Multimeter.

**Jika terdapat Nilai tertentu, maka Dioda tersebut berkemungkinan sudah Rusak.

Page 33: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Catatan Penting :Hal yang perlu diperhatikan disini adalah Cara Mengukur Dioda dengan menggunakan Multimeter Analog dan Multimeter Digital adalah terbalik. Perhatikan Posisi Probe Merah (+) dan Probe Hitamnya (-).

Cara-cara pengukuran tersebut diatas juga dapat digunakan untuk menentukan Terminal mana yang Katoda dan mana yang Terminal Anoda jika tanda gelang yang tercetak di Dioda tidak dapat dilihat lagi atau terhapus (hilang).

Cara Mengukur Kapasitor dengan MultimeterPosted on 27/08/2014 by Dickson Kho in Pengujian Komponen // 0 Comments

Page 34: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter – Kapasitor adalah Komponen Elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara. Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor (Kondensator), kita memerlukan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur gabungan yang dapat mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya adalah LCR Meter dan Multimeter.

LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi / Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi / Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R (Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau Resistor) sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang mendapat mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi) dan juga menguji beberapa macam Komponen Elektronika seperti Dioda, Kapasitor, Transistor dan Resistor.

Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai fungsi untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga kita tidak perlu membeli alat khusus untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan tentunya Multimeter sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu dalam Mengukur Kapasitansi sebuah Kapasitor. Kapasitor yang mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada Kapasitor Elektrolit (ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.

Page 35: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi dengan baik, kita juga dapat menggunakan Multimeter Analog dengan Skala Resistansi (Ohm). Multimeter Analog tidak dapat mengetahui dengan pasti nilai Kapasitansi dari sebuah Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat untuk mengetahui apakah Kapasitor tersebut dalam Kondisi baik ataupun rusak (seperti Bocor ataupun Short (hubungan pendek)).

Menguji Kapasitor dengan Multimeter Analog

Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan Multimeter Analog :

1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,

Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.

Page 36: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital(Yang memiliki Fungsi Kapasitansi Meter)

Cara mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital yang memiliki fungsi Kapasitansi Meter cukup mudah, berikut ini caranya :

1. Atur posisi skala Selektor ke tanda atau Simbol Kapasitor2. Hubungkan Probe ke terminal kapasitor.3. Baca Nilai Kapasitansi Kapasitor tersebut.

Page 37: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada Multimeter Digital yang memiliki kemampuan mengukur Kapasitansi.

Untuk lebih akurat, tentunya kita memerlukan alat ukur khusus untuk mengukur Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor seperti LCR meter dan Capacitance Meter. Cara pengukurannya pun hampir sama dengan cara menggunakan Multimeter Digital, hanya saja kita perlu menentukan nilai Kapasitansi yang paling dekat dengan Kapasitor yang akan kita ukur dengan cara mengatur Sakelar Selektor LCR meter dan Kapasitansi Meter. Dibawah ini adalah gambar bentuk Capacitance Meter, LCR Meter dan Multimeter.

Page 38: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Rangkaian Seri dan Paralel Kapasitor serta Cara Menghitung NilainyaPosted on 15/01/2015 by Dickson Kho in Teori Elektronika // 2 CommentsRangkaian Seri dan Paralel Kapasitor serta Cara Menghitung Nilainya – Kapasitor (Kondensator) adalah Komponen Elektronika yang berfungsi untuk menyimpan Muatan Listrik dalam waktu yang relatif dengan satuannya adalah Farad. Variasi Nilai Farad yang sangat besar mulai dari beberapa piko Farad (pF)  sampai dengan ribuan Micro Farad (μF) sehingga produsen komponen Kapasitor tidak mungkin dapat menyediakan semua variasi nilai Kapasitor yang diinginkan oleh perancang Rangkaian Elektronika.

Pada kondisi tertentu, Engineer Produksi ataupun penghobi Elektronika mungkin juga akan mengalami permasalahan tidak menemukan Nilai Kapasitor yang dikehendakinya di Pasaran. Oleh karena itu, diperlukan Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Kapasitor untuk mendapatkan nilai Kapasitansi Kapasitor yang paling cocok untuk Rangkaian Elektronikanya. Yang dimaksud dengan Kapasitansi dalam Elektronika adalah ukuran kemampuan suatu komponen atau dalam hal ini adalah Kapasitor dalam menyimpan muatan listrik.

Page 39: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Berikut ini adalah nilai Kapasitansi Standar untuk Kapasitor Tetap yang umum dan dapat ditemukan di Pasaran :

Menurut Tabel diatas, hanya sekitar 133 nilai Standar Kapasitor Tetap yang umum dan dapat ditemukan di Pasaran. Jadi bagaimana kalau nilai kapasitansi yang paling cocok untuk rangkaian Elektronika kita tidak ditemukan di Pasaran atau bukan nilai Standar Kapasitor Tetap? Jawabannya adalah dengan menggunakan Rangkaian Seri ataupun Rangkaian Paralel Kapasitor.

Rangkaian Paralel Kapasitor (Kondensator)

Rangkaian Paralel Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah atau lebih Kapasitor yang disusun secara berderet atau berbentuk Paralel. Dengan menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor ini, kita dapat menemukan nilai Kapasitansi pengganti yang diinginkan.

Rumus dari Rangkaian Paralel Kapasitor (Kondensator) adalah :Ctotal = C1 + C2 + C3 + C4 + …. + Cn

Dimana :Ctotal = Total Nilai Kapasitansi KapasitorC1     = Kapasitor ke-1C2    = Kapasitor ke-2

Page 40: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

C3    = Kapasitor ke-3C4    = Kapasitor ke-4Cn     = Kapasitor ke-nBerikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Paralel Kapasitor

Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Paralel Kapasitor

Seorang  Perancang Rangkaian Elektronika ingin merancang sebuah Peralatan Elektronika, salah satu nilai Kapasitansi yang diperlukannya adalah 2500pF, tetapi nilai tersebut tidak dapat ditemukannya di Pasaran Komponen Elektronika. Oleh karena itu, Perancang Elektronika tersebut menggunakan Rangkaian Paralel untuk mendapatkan nilai kapasitansi yang diinginkannya.

Penyelesaian :

Beberapa kombinasi yang dapat dipergunakannya antara lain :

1 buah Kapasitor dengan nilai 1000pF1 buah Kapasitor dengan nilai 1500pF

Page 41: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Ctotal = C1 + C2

Ctotal = 1000pF + 1500pFCtotal = 2500pFAtau

1 buah Kapasitor dengan nilai 1000pF2 buah Kapasitor dengan nilai 750pF

Ctotal = C1 + C2 + C3

Ctotal = 1000pF + 750pF + 750pFCtotal = 2500pF

 

Rangkaian Seri Kapasitor (Kondensator)

Rangkaian Seri Kapasitor adalah Rangkaian yang terdiri dari 2 buah dan lebih Kapasitor yang disusun sejajar atau berbentuk Seri. Seperti halnya dengan Rangkaian Paralel, Rangkaian Seri Kapasitor ini juga dapat digunakan untuk mendapat nilai Kapasitansi Kapasitor pengganti yang diinginkan. Hanya saja, perhitungan Rangkaian Seri untuk Kapasitor ini lebih rumit dan sulit dibandingkan dengan Rangkaian Paralel Kapasitor.

Rumus dari Rangkaian Paralel Kapasitor (Kondensator) adalah :1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2 + 1/C3 + 1/C4 + …. + 1/Cn

Dimana :Ctotal = Total Nilai Kapasitansi KapasitorC1     = Kapasitor ke-1C2    = Kapasitor ke-2C3    = Kapasitor ke-3C4    = Kapasitor ke-4Cn     = Kapasitor ke-n

Page 42: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Berikut ini adalah gambar bentuk Rangkaian Seri Kapasitor

Contoh Kasus untuk menghitung Rangkaian Seri Kapasitor

Seorang Engineer ingin membuat Jig Tester dengan salah satu nilai Kapasitansi Kapasitor yang paling cocok untuk rangkaiannya adalah 500pF, tetapi nilai 500pF tidak terdapat di Pasaran. Maka Engineer tersebut menggunakan 2 buah Kapasitor yang bernilai 1000pF yang kemudian dirangkainya menjadi sebuah Rangkaian Seri Kapasitor untuk mendapatkan nilai yang diinginkannya.

Penyelesaian :

2 buah Kapasitor dengan nilai 1000pF

1/Ctotal = 1/C1 + 1/C2

1/Ctotal = 1/1000 + 1/10001/Ctotal = 2/10002 x Ctotal = 1 x 1000Ctotal = 1000/2Ctotal = 500pF Catatan :

Page 43: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Nilai Kapasitansi Kapasitor akan bertambah dengan menggunakan Rangkaian Paralel Kapasitor, sedangkan nilai Kapasitansinya akan berkurang jika menggunakan Rangkaian Seri Kapasitor. Hal ini sangat berbeda dengan Rangkaian Seri dan Paralel untuk Resitor (Hambatan). Baca :  Rangkaian Seri dan Paralel Resistor serta cara menghitung nilainya.

Pada kondisi tertentu, Rangkaian Gabungan antara Paralel dan Seri dapat digunakan untuk menemukan nilai Kapasitansi yang diperlukan.

Kita juga dapat menggunakan Multimeter untuk mengukur dan memastikan Nilai Kapasitansi dari Rangkaian Seri ataupun Paralel Kapasitor sesuai dengan Nilai Kapasitansi yang kita inginkan. Baca juga : Cara Mengukur Nilai Kapasitor dengan Multimeter

Page 44: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan SimbolnyaPosted on 25/07/2014 by Dickson Kho in Komponen Elektronika // 10 Comments

Jenis-jenis Komponen Elektronika beserta Fungsi dan Simbolnya – Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut memiliki fungsi-fungsinya tersendiri di dalam sebuah Rangkaian Elektronika. Seiring dengan perkembangan Teknologi, komponen-komponen Elektronika makin bervariasi dan jenisnya pun bertambah banyak. Tetapi komponen-komponen dasar pembentuk sebuah peralatan Elektronika seperti Resistor, Kapasitor, Transistor, Dioda, Induktor dan IC masih tetap digunakan hingga saat ini.

Jenis-jenis Komponen Elektronika

Berikut ini merupakan Fungsi dan Jenis-jenis Komponen Elektronika dasar yang sering digunakan dalam Peralatan Elektronika beserta simbolnya.

A. Resistor

Resistor atau disebut juga dengan Hambatan adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi untuk menghambat dan mengatur arus listrik dalam suatu rangkaian Elektronika. Satuan Nilai Resistor atau Hambatan adalah Ohm (Ω). Nilai Resistor biasanya diwakili dengan Kode angka ataupun Gelang Warna yang terdapat di badan Resistor. Hambatan Resistor sering disebut juga dengan Resistansi atau Resistance.

Page 45: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Jenis-jenis Resistor diantaranya adalah :

1. Resistor yang Nilainya Tetap2. Resistor yang Nilainya dapat diatur, Resistor Jenis ini sering disebut juga dengan

Variable Resistor ataupun Potensiometer.3. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan intensitas cahaya, Resistor

jenis ini disebut dengan LDR atau Light Dependent Resistor4. Resistor yang Nilainya dapat berubah sesuai dengan perubahan suhu, Resistor

jenis ini disebut dengan PTC (Positive Temperature Coefficient) dan NTC (Negative Temperature Coefficient)

Gambar dan Simbol Resistor :

B. Kapasitor (Capacitor)

Kapasitor atau disebut juga dengan Kondensator adalah Komponen Elektronika Pasif yang dapat menyimpan energi atau muatan listrik dalam sementara waktu. Fungsi-fungsi Kapasitor (Kondensator) diantaranya adalah dapat memilih gelombang radio

Page 46: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

pada rangkaian Tuner, sebagai perata arus pada rectifier dan juga sebagai Filter di dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya). Satuan nilai untuk Kapasitor (Kondensator) adalah Farad (F)Jenis-jenis Kapasitor diantaranya adalah :

1. Kapasitor yang nilainya Tetap dan tidak ber-polaritas. Jika didasarkan pada bahan pembuatannya maka Kapasitor yang nilainya tetap terdiri dari Kapasitor Kertas, Kapasitor Mika, Kapasitor Polyster dan Kapasitor Keramik.

2. Kapasitor yang nilainya Tetap tetapi memiliki Polaritas Positif dan Negatif, Kapasitor tersebut adalah Kapasitor Elektrolit atau Electrolyte Condensator (ELCO) dan Kapasitor Tantalum

3. Kapasitor yang nilainya dapat diatur, Kapasitor jenis ini sering disebut dengan Variable Capasitor.

Gambar dan Simbol Kapasitor :

C. Induktor (Inductor)

Induktor atau disebut juga dengan Coil (Kumparan) adalah Komponen Elektronika Pasif yang berfungsi sebagai Pengatur Frekuensi, Filter dan juga sebagai alat kopel (Penyambung). Induktor atau Coil banyak ditemukan pada Peralatan atau Rangkaian Elektronika yang berkaitan dengan Frekuensi seperti Tuner untuk pesawat Radio.

Page 47: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Satuan Induktansi untuk Induktor adalah Henry (H).Jenis-jenis Induktor diantaranya adalah :

1. Induktor yang nilainya tetap2. Induktor yang nilainya dapat diatur atau sering disebut dengan Coil Variable.

Gambar dan Simbol Induktor :

D. Dioda (Diode)

Diode adalah Komponen Elektronika Aktif yang berfungsi untuk menghantarkan arus listrik ke satu arah dan menghambat arus listrik dari arah sebaliknya. Diode terdiri dari 2 Elektroda yaitu Anoda dan Katoda.Berdasarkan Fungsi Dioda terdiri dari :

1. Dioda Biasa atau Dioda Penyearah yang umumnya terbuat dari Silikon dan berfungsi sebagai penyearah arus bolak balik (AC) ke arus searah (DC).

2. Dioda Zener (Zener Diode) yang berfungsi sebagai pengamanan rangkaian setelah tegangan yang ditentukan oleh Dioda Zener yang bersangkutan. Tegangan tersebut sering disebut dengan Tegangan Zener.

3. LED (Light Emitting Diode) atau Diode Emisi Cahaya yaitu Dioda yang dapat memancarkan cahaya monokromatik.

4. Dioda Foto (Photo Diode) yaitu Dioda yang peka dengan cahaya sehingga sering digunakan sebagai Sensor.

5. Dioda Schottky (SCR atau Silicon Control Rectifier) adalah Dioda yang berfungsi sebagai pengendali .

6. Dioda Laser (Laser Diode) yaitu Dioda yang dapat memancar cahaya Laser. Dioda Laser sering disingkat dengan LD.

Page 48: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Gambar dan Simbol Dioda:

E. Transistor

Transistor merupakan Komponen Elektronika Aktif yang memiliki banyak fungsi dan merupakan Komponen yang memegang peranan yang sangat penting dalam dunia Elektronik modern ini. Beberapa fungsi Transistor diantaranya adalah sebagai Penguat arus, sebagai Switch (Pemutus dan penghubung), Stabilitasi Tegangan, Modulasi Sinyal, Penyearah dan lain sebagainya. Transistor terdiri dari 3 Terminal (kaki) yaitu Base/Basis (B), Emitor (E) dan Collector/Kolektor (K). Berdasarkan strukturnya, Transistor terdiri dari 2 Tipe Struktur yaitu PNP dan NPN. UJT (Uni Junction Transistor), FET (Field Effect Transistor) dan MOSFET (Metal Oxide Semiconductor FET) juga merupakan keluarga dari Transistor.

Page 49: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Gambar dan Simbol Transistor :

F. IC (Integrated Circuit)

IC (Integrated Circuit) adalah Komponen Elektronika Aktif yang terdiri dari gabungan ratusan bahkan jutaan Transistor, Resistor dan komponen lainnya yang diintegrasi menjadi sebuah Rangkaian Elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bentuk IC (Integrated Circuit) juga bermacam-macam, mulai dari yang berkaki 3 (tiga) hingga ratusan kaki (terminal). Fungsi IC juga beraneka ragam, mulai dari penguat, Switching, pengontrol hingga media penyimpanan. Pada umumnya, IC adalah Komponen Elektronika dipergunakan sebagai Otak dalam sebuah Peralatan Elektronika. IC merupakan komponen Semi konduktor yang sangat sensitif terhadap ESD (Electro Static Discharge).Sebagai Contoh, IC yang berfungsi sebagai Otak pada sebuah Komputer yang disebut sebagai Microprocessor terdiri dari 16 juta Transistor dan jumlah tersebut belum lagi termasuk komponen-komponen Elektronika lainnya.

Page 50: Belajar Mengenal Dan Menggunakan AVO Meter

Gambar dan Simbol IC (Integrated Circuit) :

G. Saklar (Switch)

Saklar adalah Komponen yang digunakan untuk menghubungkan dan memutuskan aliran listrik. Dalam Rangkaian Elektronika, Saklar sering digunakan sebagai ON/OFF dalam peralatan Elektronika.

Gambar dan Simbol Saklar (Switch) :