Bed Ahhh

16
PENDAHULUAN Kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia dan telah dijadikan hewan kesayangan. Pemeliharaan kucing kadang dapat menjadi masalah besar bagi kesehatan manusia dimana populasinya yang setiap tahun meningkat. Semakin banyak populasi kucing, maka semakin besar penularan penyakit. Salah satu cara untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan melakukan tindakan sterilisasi pada betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat dilakukan dengan mengangkat ovariumnya (ovariectomy) atau operasi pengambilan atau pemotongan organ ovarium, uterus, atau ovarium dan uterus dari rongga abdomen (ovariohisterectomy). Operasi dilakukan pada hewan betina untuk terapi adanya tumor, pyometra, cyste ovari, dan sterilisasi. Ovariohisterektomi biasanya dilakukan pada hewan domestikasi atau hewan peliharaan dan bukan pada hewan ternak. Tindakan ovariohisterektomi akan menimbulkan efek perubahan tingkah laku hewan seperti tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui. Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal. Tujuan dilakukannya praktikum ovariohisterektomi adalah supaya mahasiswa mampu mempersiapkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk bedah ovariohisterektomi, cekatan dalam membantu dokter hewan

description

hhhh

Transcript of Bed Ahhh

Page 1: Bed Ahhh

PENDAHULUAN

Kucing adalah salah satu hewan peliharaan terpopuler di dunia dan telah

dijadikan hewan kesayangan. Pemeliharaan kucing kadang dapat menjadi masalah

besar bagi kesehatan manusia dimana populasinya yang setiap tahun meningkat.

Semakin banyak populasi kucing, maka semakin besar penularan penyakit. Salah

satu cara untuk menyelesaikan persoalan tersebut adalah dengan melakukan

tindakan sterilisasi pada betina. Sterilisasi pada hewan betina dapat dilakukan

dengan mengangkat ovariumnya (ovariectomy) atau operasi pengambilan atau

pemotongan organ ovarium, uterus, atau ovarium dan uterus dari rongga abdomen

(ovariohisterectomy). Operasi dilakukan pada hewan betina untuk terapi adanya

tumor, pyometra, cyste ovari, dan sterilisasi. Ovariohisterektomi biasanya

dilakukan pada hewan domestikasi atau hewan peliharaan dan bukan pada hewan

ternak. Tindakan ovariohisterektomi akan menimbulkan efek perubahan tingkah

laku hewan seperti tidak berahi, tidak bunting, dan tidak dapat menyusui.

Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi akibat ketidakseimbangan hormonal.

Tujuan dilakukannya praktikum ovariohisterektomi adalah supaya

mahasiswa mampu mempersiapkan bahan dan peralatan yang digunakan untuk

bedah ovariohisterektomi, cekatan dalam membantu dokter hewan untuk operasi

bedah ovariohisterektomi serta mampu melakukan penanganan pasca bedah

ovariohisterektomi.

METODELOGI

Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilakukan di Poliklinik Hewan Diploma Institut Pertanian

Bogor. Waktu praktikum yaitu hari Jumat, tanggal 13 Maret 2015 pukul 07.00 –

11.00 WIB.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah timbangan, syringe, tali, termometer,

stetoskop, silet, kapas, alat bedah minor, tutup kepala, masker, sikat, handuk, baju

operasi, sarung tangan, lampu operasi, meja operasi, wadah, tampon, benang jahit

(silk dan catgut), jarum, tisu, kandang kucing dan koran. Bahan yang digunakan

adalah kucing betina, betadine, alkohol, sabun, air, ketamin, xylazine, atropin

sulfat, dan penicillin.

Page 2: Bed Ahhh

Prosedur Kerja

Sebelum dilakukannya bedah ovariohisterektomi, hewan disiapkan

terlebih dahulu. Berat badan hewan ditimbang oleh paramedik dan obat yang akan

digunakan disiapkan oleh paramedik lain sesuai berat badan dari si hewan. Selama

paramedik lain menyiapkan obat, temperatur, frekuensi nafas dan jantung diukur..

Jika, suhu hewan normal, dilanjutkan dengan pemberian atropin sulfat secara SC.

Kemudian ditunggu 15 menit kemudian, dan temperatur, frekuensi nafas dan

jantung diukur kembali, dan ketamin dan xylazine disuntikkan secara IM. Setelah

hewan terbius, hewan diposisikan ventrodorsal dengan keempat kaki diikat

dengan ikatan tomfool dan ditarik kearah luar, sehingga kaki tidak mengganggu

daerah yang akan disayat. Kemudian, bagian inguinal dibasahi dengan air yang

sudah diberi sabun, dan rambut hewan dicukur dengan jarak 5-10 cm dari daerah

yang akan disayat. Rambut hewan dicukur melawan arah tumbuhnya rambut. Jika

sudah selesai pencukuran, daerah yang sudah dicukur diberi desinfektan yaitu

betadine dan alkohol dengan cara melingkar dari dalam ke arah luar.

Sementara hewan disiapkan, operator dan dua asisten operator

mempersiapkan diri. Sebelum bungkusan baju dibuka, tangan dicuci terlebih

dahulu menggunakan sabun. Setelah itu, tutup kepala dan masker digunakan

secara berurutan. Kemudian, tangan dicuci dengan menggunakan sikat dan sabun,

dikeringkan dengan handuk yang sudah steril. Setelah itu baju operasi dan sarung

tangan digunakan, operator dan asisten operator yang sudah lengkap memakai

pakaian bedah dilarang untuk memegang benda-benda yang tidak steril lainnya.

Kemudian peralatan bedah, duk dan tampon disiapkan. Peralatan bedah disusun

dari kiri ke kanan. Lampu operasi siap digunakan mengarah pada bagian yang

akan dioperasi.

Setelah persiapan hewan dan persiapan operator serta asisten operator

sudah siap, pembedahan dimulai. Bagian inguinal disayat, secara perlahan-lahan

sayat bagian kulit terlebih dahulu, kemudian lemak, daging dan seterusnya sampai

bagian uterus dan ovarium bisa diambil. Bagian uterus dicari dan dikeluarkan,

uterus diangkat dan lakukan penjepitan pada bagian antara ovarium dan kornua

uteri, di bagian yang dijepit lakukan penjahitan. Jika penjahitan sudah selesai,

lakukan pemotongan di bagian atas tempat penjahitan. Begitu juga dibagian

Page 3: Bed Ahhh

ovarium sebelahnya. Setelah itu, lakukan penjahitan di bagian korpus uteri,

penjahitan dilakukan diantara korpus uteri dan serviks. Kemudian, uterus

dipotong diatas tempat penjahitan. Setelah pemotongan selesai, bagian otot dan

lemak dijahit oleh operator (dokter). Kemudian bagian kulit hewan dijahit oleh

asisten operator (paramedik). Selama proses operasi, temperatur, frekuensi nafas

dan jantung tetap diukur atau dipantau. Luka jahitan ditutup menggunakan kain

kasa yang sudah diberi betadine dan difiksasi menggunakan plester. Setelah itu,

hewan diberi gurita.Cara pembuatan gurita adalah pertama-tama kain disiapkan,

kemudian bagian tengah kain digunting di satu sisi, dan disuir-suir atau dipotong

menjadi beberapa bagian pada kedua sisinya. Lalu lubang dibuat sesuai dengan

ukuran kaki hewan. Setelah selesai, dipasangkan pada posisi ikatan dibagian

punggung hewan.

Setelah operasi selesai, alat dan bahan yang digunakan dibersihkan, kucing

dimasukkan ke dalam kandang yang sudah dialasi koran dan diberi lampu sebagai

penghangat. Peralatan dibersihkan dengan cara direndam air sabun, kemudian

disikat dan dibilas sebanyak 10 kali dari ujung ke arah pangkal alat. Setelah itu,

alat disusun kembali di dalam bak instrument sesuai urutan masing – masing. Alas

operasi dan pakaian operator dan aisten operator dicuci. Selama pasca operasi,

temperatur, frekuensi napas dan jantung hewan dipantau selama 6 hari dan diberi

perlakuan seperti diberi antibiotik dan obat.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Fisik Hewan Sebelum dan Selama Bedah Histerektomi

No Parameter FisiologisMenit ke-

0 15 30 45 60 75

1 Temperatur oC 38,9 38,7 38,5 36 35,2 34,2

2 Frek nafas/mnt 30 30 37 42 25 17

3 Frek jantung/mnt 110 98 98 103 89 82

4 Reflek kelopak mata v v x x x v

5 Diameter pupil 1cm 1cm 1cm 1cm 1cm 1cm

Page 4: Bed Ahhh

Tabel 2. Hasil Pemeriksaan Hewan Setelah Bedah Ovariohisterektomi

NoParameter

Fisiologis

Hari ke-

1 2 3 4 5 6

1 Temperatur oC 35,7 40,5 37,8 38,1 37,9 38

2 Frek nafas/mnt 39 32 42 30 32 31

3Frek

jantung/mnt103 165 139 130 125 139

4 Makan - v v v v v

5 Minum - v v v v v

6 Feces - - - v v v

7 Urinasi v v v v v v

8 Luka bedah - - - - - -

Pembahasan

Ovariohisterektomi adalah tindakan pembedahan untuk melakukan

pembuangan/ pengangkatan sel telur, tuba falopii dan uterus pada hewan betina

agar hewan tersebut menjadi mandul, operasi ini umum dilakukan pada kasus-

kasus penyakit yang menyerang ovarium dan uterus seperti: kista ovarium,

pyometra, torsio uterus, prolaps uterus dan ruptura uterus (pencegahan agar tidak

terjadi hiperplasia vagina). Ovariohisterektomi sebaiknya dilakukan pada kucing

yang berumur lebih 6 bulan, sebelum atau sesudah siklus esterus yang pertama.

Ovariohisterektomi akan menyebabkan kucing  tidak akan mengalami estrus dan

menstruasi, menghilangkan sifat berisik dan kebiasaan mengangkat ekor sebagai

petanda ingin kawin, serta menurunkan resiko kemungkinan terjadinya/timbulnya

tumor payudara (Mammary adenocarcinoma).

Tanggal 13 Maret 2015 kucing lokal bernama Nyo-nyo, berat badan 3.1

kg, dibawa ke Klinik Hewan Pendidikan Diploma IPB untuk operasi

ovariohisterektomi. Kucing secara umum dalam keadaan sehat, nafsu makan dan

minum normal, tidak diare dan tidak menyusui. Sebelum dilakukan operasi

ovariohisterektomi terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan umum dan

pemeriksaan fisik. Hal ini untuk mengetahui kondisi kucing berkenaan dengan

anestesi yang akan dilakukan. Hasil pemeriksaan fisik menunjukan ekspresi muka

takut, kondisi tubuh sedang. Frekuensi nafas 30 kali per menit, frekuensi pulsus

Page 5: Bed Ahhh

110 kali per menit, dan suhu tubuh 38,9 oC. Refleks kelopak mata baik dengan

diameter pupil 1 cm. Sebelum di operasi, kucing dipuasakan terlebih dahulu

selama 8-10 jam (Fossum 2002). Adapun tujuan dari puasa tersebut adalah untuk

menurunkan kadar darah agar narkose hewan saat teranastesi menjadi lama,

mengosongkan isi lambung sehingga pada saat operasi dapat mencegah terjadinya

muntah. Lambung yang terisi penuh dapat menyebabkan muntah sehingga

menimbulkan terjadinya aspirasi yang dikhawatirkan berakibat slikpneumonia,

selain itu lambung yang penuh akan mengurangi pergerakan diafragma sehingga

mengganggu respirasi (Sardjana dan Kusumawati 2004).

                Premedikasi yang digunakan adalah injeksi Atropine Sulfat 0.25 mg/mL

dengan dosis 0.02 mg/kg BB secara subkutan dengan berat badan 3.1 kg sehingga

volume obat yang diberikan 0.24 mL. Pemberian Atropine Sulfat akan berefek

penekanan terhadap sekresi air liur dan mukus bronkus, dilatasi pupil, gangguan

akomodasi dan penghambatan nervus vagus terhadap jantung, juga menghambat

peristaltik usus dan sekresi kelenjar lambung. Atropine Sulfat penting diberikan

sebagai premedikasi oleh karena Xylazine mempunyai efek samping

menyebabkan muntah (Tenant 2002).

            Anestesi diberikan setelah efek dari Atropine Sulfat terlihat yang ditandai

mengeringnya mukosa mulut kurang lebih 10-15 menit setelah pemberian.

Anestesi yang digunakan adalah injeksi Ketamin 0.31 mL yang dikombinasikan

dengan Xylazine 0.31 mL secara intramuskuler. Ketamin dan Xylazine

merupakan kombinasi yang baik karena memberikan beberapa keuntungan seperti

mudah disuntikan, baik secara intramuskuler maupun intravena, induksi dan

pemulihanya cepat, relaksasi otot yang dihasilkan cukup baik, dan jarang

menimbulkan efek klinis. Kombinasi antara Ketamin dan Xylazine yang

digunakan sebagai anastetika telah terbukti sangat memuaskan karena

memperpanjang durasi analgesia, menurunkan dosis penggunaan Ketamin dan

mempercepat waktu sadar (Tenant 2002).

Persiapan operasi sangat diperhatikan sebelum operasi dilakukan baik itu

hewan, alat operasi, obat-obatan serta operator sangat mendukung keberhasilan

operasi. Hewan direbahkan dengan posisi dorsal recumbency pada meja operasi,

diikat pada keempat ekstremitasnya dan dalam posisi simetris. Bagian abdomen

Page 6: Bed Ahhh

yang akan diincisi dicukur terlebih dahulu kemudian didesinfeksi dengan alkohol

70% yang bertujuan untuk menghilangkan kontaminan di permukaan kulit.

Alkohol 70% efektif untuk membunuh mikroorganisme, tetapi tidak efektif

membunuh spora. Setelah diolesi alkohol 70% , daerah yang akan diincisi dioles

dengan betadine yang merupakan antiseptik pada bakteri gram positif dan negatif,

efektif pada spora dan reaksi alerginya rendah permukaan . Pengolesan demulai

dari bagian dalam ke luar (Fossum 2000).

Operasi dimulai dengan pembukaan dinding abdomen, pemotongan sel

telur, tuba falopii dan uterus oleh dokter hewan. Saat melakukan

ovariohisterektomi, pamaredis memberikan penicillin pada jaringan. Penicillin

bekerja sangat efektif terhadap bakteri gram positif dengan mekanisme

menghambat kerja enzim transpeptidase pada pembentukan dinding bakteri.

Setelah dilakukan ovariohisterektomi, ditemukan uterus mengalami penegangan.

Hal ini dikarenakan kemungkinan kucing telah hamil muda (usia janin dibawah 1

bulan). Proses operasi ovariohisterektomi berjalan dengan lancar dibantu oleh

paramedis. Penutupan bagian dalam dilakukan oleh dokter hewan dengan

menggunakan benang catgut chromic dan jarum berujung bulat untuk

menghindari kerusakan jaringan. Penggunaan benang catgut chromic disarankan

karena jenis benang ini kuat, mempunyai efek minimal pada jaringan dan tetap

mengikat kuat dalam waktu 10-20 hari. Namun jika kondisi lingkungan tidak

normal, benang akan diserap dalam waktu 6-10 hari. Benang ini akan lebih cepat

diserap apabila pasien sensitif terhadap benang tersebut atau terhadap asam

khromik atau jika digunakan untuk menjahit jaringan yang mendapat suplai darah

yang melimpah. Penutupan dinding abdomen dilakukan oleh paramedis dengan

benang silk menggunakan simpul bedah dan jarum berujung segitiga (cutter).

Benang silk dapat ditolelir oleh jaringan, mudah dihandle dan simpulnya tidak

mudah lepas serta kekuatan benang dapat bertambah apabila dalam keadaan

basah. Jarum yang digunakan berujung segitiga  karena lebih tajam sehingga lebih

mudah untuk menjahit pada permukaan kulit. Luka operasi diolesi dengan

betadine dan ditutup dengan perban (Fossum 2002).

Monitoring pasca operasi secara intensif dilakukan 2-4 jam setelah operasi

karena masa rekoveri setelah pemberian Ketamin sebagai anastesi berlangsung

Page 7: Bed Ahhh

selama 2-4 jam. Pada umumnya suhu tubuh mengalami penurunan dikarenakan

obat anastesi bekerja pada pusat pengatur suhu tubuh di sistem syaraf pusat,

sehingga suhu tubuh dapat naik turun sesuai dengan pengaruh lingkungannya.

Kondisi ini dapat disebabkan oleh tebal dan lebarnya kain penutup operasi,

intensitas lampu operasi, temperatur ruang operasi, proses anastesi, dan operasi

yang lama (Sardjana dan Kusumawati 2004). Setelah kondisi kucing

menunjukkan pengaruh anastesi sudah hilang dan suhu tubuh  kembali normal,

maka kucing dipindahkan ke kandang.

Pemeriksaan rutin dilaksanakan setelah operasi sampai dilepasnya jahitan.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rutin untuk frekuensi pulsus, nafas dan temperatur

pada pagi dan sore hari masih dalam kisaran normal. Perawatan pasca operasi

dilakukan dengan pemberian antibiotik Amoxicillin 2.5 mL selama 5 hari dan

Dexamethasone ½ tablet selama 3 hari secara oral pagi dan sore untuk

menghindari adanya infeksi sekunder. Dexamethasone adalah obat anti inflamasi

dan anti alergi yang sangat kuat. Amoxicillin berfungsi untuk melindungi tubuh

dari infeksi bakteri (Tenant 2002).

Setelah dioperasi, pada hari ke-2 kucing tersebut mengalami demam dan

diberi proris 0,15mL serta diberikan infus NaCl 0,9% secara subkutan salah satu

fungsi sebagai pengganti cairan elektrolit dan sumber kalori sehingga hewan

terhindar dari dehidrasi, serta untuk mencukupi kebutuhan nutrisi kucing tersebut.

Setiap hari luka jahitan dibersihkan dan diberikan betadine. Penggunaan antiseptik

ini dapat mengurangi populasi kuman dan mencegah infeksi. Menurut Fossum

(2002), “Kesuksesan operasi sangat tergantung pada kesembuhan luka”. Proses

kesembuhan luka dibagi menjadi beberapa tahap yaitu inflamasi, debris, perbaikan

dan pematangan. Proses kesembuhan luka pada hari pertama setelah operasi

menunjukan jahitan masih utuh tidak ada yang lepas dan tampak sedikit bengkak.

Pada hari ke-2 setelah operasi menunjukan tidak ada jahitan yang lepas

dan masih basah tapi tidak keluar cairan dan masih agak bengkak. Betadine

diberikan dari hari pertama hingga hari ke-3 pada saat penggantian perban. Pada

hari ke-4 dan seterusnya diberi perubalsem pada bekas luka untuk mempercepat

proses pengeringan luka. Pada hari ke-6, jahitan tampak mengering dan jahitannya

tidak ada yang lepas. Pada dasarnya kesembuhan luka dapat dilihat dari proses

Page 8: Bed Ahhh

penanganan pada tepi luka yang diaposisikan. Perawatan luka dilakukan setiap

hari untuk mengurangi adanya kontaminasi dan dapat mempercepat kesembuhan

luka. Proses kesembuhan luka pada operasi ovariohisterektomi ini tergolong

proses kesembuhan luka primer dilihat dari tidak adanya nanah dan darah, jahitan

tidak ada yang lepas sehingga penutupan luka pada kulit sempurna (Darmojono

2002).

SIMPULAN

Berdasarkan pemeriksaan sebelum operasi, pelaksanaan operasi, dan

perawatan rutin pasca operasi, Kucing yang bernama Nyo-nyo telah menjalani

operasi ovariohisterektomi pada tanggal 13 Maret 2015 dan mengalami

kesembuhan primer setelah 7 hari perawatan pasca operasi ditandai dengan proses

digesti yang kembali normal yaitu makan dan defekasi secara normal mulai pada

hari ke 4 post operasi disertai dengan kondisi kucing yang kembali aktif.

DAFTAR PUSTAKA

Darmojono H. 2002. Kapita Selekta Kedokteran Veteriner (Hewan Kecil) 2. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Fossum T W. 2000. Manual of Small Animal Surgery. St Louis: C.V. Mosby.

Fossum T W. 2002.  Small Animal Surgery Second Edition. St Louis: C.V. Mosby.

Sardjana I K W dan Kusumawati D. 2004. Anastesi Veteriner Jilid 1. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tenant B. 2002. BSAVA Small Animal Formulary Fourth Edition. England:  BSAVA.

Lampiran

Page 9: Bed Ahhh

1 2

3 4

6

Page 10: Bed Ahhh

Keterangan :

Gambar 1 Pembukaan abdomen

Gambar 2 Proses ovariohisterektomi

Gambar 3 Pengangkatan ovarium dan uterus

Gambar 4 Pemberian Penicillin

Gambar 5 Uterus yang telah diangkat

Gambar 6 Penjahitan organ kulit

Gambar 7 Penjahitan selesai

Gambar 8 Pemberian perban

Gambar 9 Hewan pasca operasi

7 8

9