BEBERAPA ALASAN DASAR PEMBENTUKAN UNIT KERJA

20
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2010

Transcript of BEBERAPA ALASAN DASAR PEMBENTUKAN UNIT KERJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

BAGIAN HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN SETDA KABUPATEN WAKATOBI

TAHUN 2010

DAFTAR ISI

NO. URAIAN HAL

1. PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

1-18

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

NOMOR 3 TAHUN 2010 SERI D

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN

PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI WAKATOBI,

Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 13 ayat (2) Undang-

Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, dipandang perlu dibentuk Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan di Daerah;

b. bahwa Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud dalam huruf a, didasarkan atas pertimbangan beban kerja sesuai dengan Kewenangan Daerah, Potensi, Kebutuhan dan kemampuan, ketersediaan sumber daya aparatur serta pengembangan pola kerjasama antar daerah dan atau pihak ketiga;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Wakatobi.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bombana, Kabupaten Wakatobi dan Kabupaten Kolaka Utara di Provinsi Sulawesi Tenggara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4339);

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah yang terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistim Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4660);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4741);

10. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan;

11. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi (Lembaran Daerah Kabupaten Wakatobi Tahun 2008 Nomor 3);

12. Peraturan Bupati Wakatobi Nomor 5 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengajuan dan Pembahasan Peraturan Daerah, Peraturan Bupati, Keputusan Bupati dan Instruksi Bupati di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Wakatobi.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

dan

BUPATI WAKATOBI

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN

ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN, DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI.

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah adalah Kabupaten Wakatobi.

2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Wakatobi.

3. Bupati adalah Bupati Wakatobi.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi.

6. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Wakatobi.

7. Kepala Badan adalah Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Wakatobi.

8. Tugas Pembantuan adalah penugasan dari Pemerintah kepada Daerah dan Desa untuk melaksanakan tugas tertentu yang disertai pembiayaan, sarana dan prasarana serta sumberdaya manusia dengan kewajiban melaporkan pelaksanaannya dan mempertanggung jawabkannya kepada yang menugaskan.

9. Otonomi Daerah adalah hak, wewenang kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai peraturan Perundang-undangan.

10. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

11. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah dan diperuntukan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termaksud bahan tambahan

pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman.

12. Pangan olahan adalah makanan atau minuman hasil proses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa bahan tambahan.

13. Sistem pangan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan pengaturan, pembinaan dan atau pengawasan terhadap kegiatan atau proses produksi pangan dan peredaran pangan sampai dengan siap di konsumsi manusia.

14. Keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan pencemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat menggangu, merugikan dan membahayakan kesehatan manusia.

15. Produksi pangan adalah kegiatan atau proses menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat, mengawetkan, mengemas kembali dan atau mengubah bentuk pangan.

16. Pengangkutan pangan adalah setiap kegiatan dan atau serangkaian kegiatan dalam rangka memindahkan pangan dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan cara atau sarana angkutan apapun dalam rangka produksi, peredaran dan atau perdagangan pangan.

17. Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman merata dan terjangkau.

18. Setiap orang adalah orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak.

19. Sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut sistem penyuluhan adalah seluruh rangkaian pengembangan kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap pelaku utama dan pelaku usaha melalui penyuluhan.

20. Penyuluhan pertanian, perikanan, kehutanan, yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan kesejahteraan, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

21. Pertanian yang mencakup tanaman pangan, horticultural, perkebunan dan peternakan yang selanjutnya disebut pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi usaha hulu, usaha tani, argo industri, pemasaran, dan jasa penunjang pengelolaan sumberdaya alam hayati dalam argo industri yang sesuai dan berkelanjutan, dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mendapatkan manfaat sebesar-besarnya bagi kesejahteraan masyarakat.

22. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan, mulai dari pra produksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu bisnis perikanan.

23. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu dan berkelanjutan.

24. Pelaku utama kegiatan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut pelaku utama adalah masyarakat di dalam dan di sekitar kawasan hutan, pertanian, perkebunan, peternak, nelayan, pembudidaya ikan, pengolahan ikan, beserta keluarga intinya.

25. Pelaku usaha adalah perorangan warga negara indonesia atau koperasi yang dibentuk menurut hukum Indonesia yang mengelola usaha pertanian, perikanan dan kehutanan.

26. Kelembagaan petani, pekebun, peternak, nelayan, pembudi daya ikan, pengelola ikan dan masyarakat didalam dan di sekitar kawasan hutan adalah lembaga yang ditumbuhkembangkan dari oleh dan untuk pelaku utama.

27. Program penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan yang selanjutnya disebut program penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah dan tujuan yang akan di capai, dan sebagai alat pengendali penyampaian tujuan penyuluhan.

28. Kelembagaan penyuluhan adalah lembaga pemerintah dan atau masyarakat yang mempunyai tugas dan fungsi penyelenggaraan penyuluhan.

BAB II

PEMBENTUKAN ORGANISASI

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini di bentuk Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Wakatobi.

(2) Bagan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Daerah ini.

BAB III

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KEWENANGAN DAN SUSUNAN ORGANISASI

Bagian Kesatu

Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Pasal 3

(1) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Wakatobi adalah unsur pendukung tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Wakatobi dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan Daerah yang bersifat spesifik di bidang Ketahanan Pangan.

(2) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang diangkat dan

diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah Kabupaten Wakatobi.

(3) Kepala Badan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(4) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Wakatobi mempunyai tugas membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan dalam lingkungan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Daerah Kabupaten.

(5) Dalam Melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (4), Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Wakatobi menyelenggarakan fungsi :

a. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan pemantapan ketersediaan pangan, distribusi pangan serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan;

b. Pengkajian, Penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan distribusi pangan, konsumsi dan keamanan pangan;

c. Pengkajian, Penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pengembangan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;

d. Pengkajian, Penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan, dan pemantapan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan pertanian, perikanan dan kehutanan;

e. Pelaksanaan administrasi badan.

Bagian Kedua Kewenangan

Pasal 4

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan mempunyai kewenangan sebagai berikut :

a. Penyusunan program rencana pelaksanaan kerja penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan;

b. Pengumpulan potensi wilayah, agro ekosistem dan kebutuhan teknologi pertanian, perikanan dan kehutanan;

c. Pengembangan kerjasama ketahanan pangan, penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;

d. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan penyediaan pangan;

e. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan distribusi dan harga pangan strategi;

f. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan;

g. Pengaturan dan pelaksanaan pemantauan, pengaturan dan penanggulangan kerawanan pangan;

h. Pengendalian mutu dan keamanan pangan;

i. Penyiapan bahan koordinasi, perumusan kebijakan penyediaan akses dan distribusi pangan, pengendalian daerah rawan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan;

j. Pelayanan tehnis dan administrasi, terkait dalam rangka peningkatan ketahanan pangan Kabupaten;

k. Pelaksanaan tugas-tugas dekonsentrasi dan atau pembantuan yang akan dilimpahkan/diberikan oleh Pemerintah;

l. Pengelolaan administrasi umum yang meliputi ketatausahaan, keuangan, kepegawaian, perlengkapan, dan peralatan Badan.

Bagian Ketiga

Susunan Organisasi

Pasal 5

Susunan Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Wakatobi terdiri dari :

a. Kepala Badan;

b. Sekretariat Badan, terdiri dari:

1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

2. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;

3. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

c. Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan, terdiri dari:

1. Sub Bidang Analisis, Produksi dan Cadangan Pangan;

2. Sub Bidang Kerawanan Pangan;

d. Bidang Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan:

1. Sub Bidang Analisis Distribusi dan Akses Pangan;

2. Sub Bidang Konsumsi Pangan.

e. Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan terdiri dari :

1. Sub Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan;

2. Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan.

f. Kelompok Jabatan Fungsional adalah sejumlah tenaga fungsional yang dikelompokkan berdasarkan keahlian yang dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior.

BAB IV

TUGAS POKOK DAN FUNGSI JABATAN

Bagian Pertama Kepala Badan

Pasal 6

(1) Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, mediasi dan fasilitasi dalam melaksanakan pengkajian

pengembangan dan koordinasi di bidang pemantapan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Badan mempunyai fungsi :

a. Mengkaji, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan pemantapan ketersediaan pangan, serta pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan;

b. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan pemantapan distribusi pangan, konsumsi dan keamanan pangan;

c. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan pemantapan pengembangan kelembagaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;

d. Pengkajian, penyiapan perumusan kebijakan, pengembangan, pemantauan dan pemantapan pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Bagian Kedua Sekretariat

Pasal 7

(1) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas

menyiapkan bahan perumusan program Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan, melaksanakan urusan perencanaan, rumah tangga, perlengkapan, tata laksana kepegawaian dan keuangan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris Badan mempunyai fungsi :

a. Menyusun perencanaan program, evaluasi dan pelaporan;

b. Menyusun dan menganalisis urusan keuangan;

c. Penyusunan dan melaksanakan urusan kepegawaian;

d. Penyusunan dan melaksanakan urusan umum.

Pasal 8

(1) Sekretaris terdiri dari :

a. Sub Bagian Perencana, Evaluasi dan Pelaporan;

b. Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan;

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

(2) Sub Bagian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Sekretaris.

Pasal 9

(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas :

a. Melaksanakan Kegiatan Program dan membuat perencanaan, penyusunan anggaran serta mengumpulkan data;

b. membuat laporan dan evaluasi.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan program;

b. Penyiapan penyusunan kerjasama program;

c. Penyiapan penyusunan rencana penganggaran;

d. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data dan informasi;

e. Penyiapan analisis dan evaluasi pelaksanaan program;

f. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan;

g. Penyiapan evaluasi dan tindak lanjut.

Pasal 10

(1) Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas :

a. Menyiapkan data untuk penyusunan anggaran belanja, penerimaan, perhitungan dan evaluasi perbendaharaan;

b. Melakukan penyusunan rencana pelatihan, perlengkapan dan pelaksanan inventarisasi perlengkapan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai fungsi :

a. Pelaksanaan urusan perbendaharaan, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), dan penyiapan pengujian dan penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM);

b. Melaksanakan urusan akuntansi dan verifikasi anggaran;

c. Pembinaan dan pengelolaan pengadaan barang/jasa, inventarisasi dan penghapusan perlengkapan.

Pasal 11

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengelolaan administrasi, kearsipan dan rumah tangga Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan;

b. Mengumpulkan data untuk penyusunan formasi, mutasi pegawai, kenaikan pangkat kenaikan gaji berkala, pensiun, cuti, ujian dinas, tugas belajar dan kediklatan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyiapan evaluasi dan penyempurnaan organisasi dan ketatalaksanaan;

b. Pelaksanaan urusan kepegawaian;

c. Penyiapan evaluasi dan penyusunan rencana peraturan dan perundang-undangan;

d. Penyiapan pelaksanaan hubungan masyarakat dan Tata Usaha.

e. Pengadaan, penataan, perawatan dan penyusutan serta penghapusan arsip badan;

f. Pelaksanaan Urusan Tata usaha.

Bagian Ketiga

Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan

Pasal 12

(1) Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas menyusun rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi, pemantapan produksi pangan dan penanggulangan kerawanan pangan, serta penyiapan penyusunan kebijakan teknis ketersediaan dan pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan analisis produksi dan cadangan pangan nabati dan hewani;

b. Penyiapan bahan penyusunan rencana kebijakan teknis, pengembangan ketersediaan dan cadangan pangan nabati dan hewani;

c. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan, evaluasi, pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan;

d. Penyiapan bahan penyusunan rencana kebijakan teknis pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan.

Pasal 13

(1) Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan terdiri atas :

a. Sub Bidang Analisis, Produksi dan Cadangan Pangan;

b. Sub Bidang Kerawanan Pangan.

(2) Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Ketersediaan Kerawanan Pangan.

Pasal 14

(1) Sub Bidang Analisis, Produksi dan Cadangan Pangan melaksanakan tugas menyusun rencana dan pelaksanaan pengkajian, pembinaan, pengembangan, pemantauan, evaluasi, dan pemantapan analisis produksi dan cadangan pangan nabati dan hewani, serta penyiapan penyusunan kebijakan teknis pengembangan ketersediaan dan cadangan pangan.

(2) Sub Bidang Kerawanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan pelaksanaan pembinaan, pengkajian, pemantauan, evaluasi, pencegahan dan penanggulangan Kerawanan pangan serta penyiapan penyusunan kebijakan teknis pencegahan dan penanggulangan kerawanan pangan.

Bagian Keempat Bidang Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan

Pasal 15

(1) Bidang Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan dipimpin oleh

seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas menyusun rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan, distribusi, pangan, konsumsi pangan dan keamanan pangan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Bidang Distribusi, Konsumsi, dan Keamanan Pangan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan analisis distribusi dan akses pangan nabati dan hewani;

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan distribusi dan akses pangan nabati dan hewani;

c. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan evaluasi dan pemantapan, kebutuhan konsumsi pangan;

d. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan evaluasi dan pemantapan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan.

Pasal 16

(1) Bidang Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan terdiri dari :

a. Sub Bidang Analisis Distribusi dan Akses Pangan;

b. Sub Bidang Konsumsi Pangan.

(2) Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada kepala bidang Distribusi, Konsumsi dan Keamanan Pangan.

Pasal 17

(1) Sub Bidang Analisis Distribusi dan Akses Pangan mempunyai tugas

melaksanakan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan, analisis serta penyusunan kebijakan teknis pengembangan distribusi dan akses pangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Analisis Distribusi dan Akses Pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan analisis distribusi dan akses pangan nabati dan hewani;

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan distribusi dan akses pangan nabati dan hewani.

Pasal 18

(1) Sub Bidang Konsumsi Pangan mempunyai tugas melaksanakan

penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan, dan evaluasi pemantapan komsumsi penganekaragaman pangan dan keamanan pangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Konsumsi Pangan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan, evaluasi dan pemantapan, kebutuhan konsumsi pangan;

b. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan pemantauan dan evaluasi dan pemantapan penganekaragaman pangan dan keamanan pangan.

Bagian Kelima

Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan

Pasal 19

(1) Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang mempunyai tugas penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, evaluasi dan pemantapan, Kelembagaan dan ketenagaan pertanian, perikanan dan Kehutanan serta penyusunan kebijakan teknis pengembangan sistem kelembagaan dan ketenagaan pertanian, perikanan, dan kehutanan.

(2) Dalam menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Bidang Penyuluhan dan Kelembagaan mempunyai fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi serta pemantauan, dan pemantapan kelembagaan dan ketenagaan, pertanian, perikanan, dan kehutanan;

b. Penyiapan bahan penyusunan rencana kebijaksanaan teknis, pengembangan kelembagaan dan ketenagaan pertanian, perikanan dan kehutanan;

c. Penyiapan bahan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pemantauan, evaluasi dan pemantapan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;

d. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Pasal 20

(1) Bidang Kelembagaan dan Penyuluhan terdiri dari :

a. Sub Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan;

b. Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan.

(2) Sub Bidang dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bidang yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Bidang.

Pasal 21

(1) Sub Bidang Kelembagaan dan ketenagaan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana dan pelaksanan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan Kelembagaan dan Ketenagaan, pertanian, perikanan dan kehutanan serta penyusunan kebijakan teknis pengembangan sarana prasarana penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Kelembagaan dan Ketenagaan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan Kelembagaan dan Ketenagaan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan kelembagaan dan Ketenagaan, Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Pasal 22

(1) Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan Kelembagaan dan Ketenagaan, Pertanian, Perikanan dan kehutanan.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bidang Penyelenggaraan Penyuluhan menyelenggarakan fungsi :

a. Penyiapan Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengkajian, pengembangan, pemantauan, evaluasi dan pemantapan penyelenggaraan penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

b. Penyiapan bahan penyusunan kebijakan teknis pengembangan penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan.

Bagian Keenam Kelompok Jabatan Fungsional

Pasal 23

(1) Pada Bagian Tata Kerja Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan

Pertanian, Perikanan dan Kehutanan dapat ditetapkan Jabatan Fungsional berdasarkan keahlian dan spesifikasi yang dibutuhkan sesuai dengan prosedur ketentuan yang berlaku.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan tugas Pemerintah Daerah sesuai dengan keahlian dan kebutuhan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan.

(3) Kelompok Jabatan Fungsional dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk, dan jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional di atas diatur berdasarkan peraturan Perundang-undangan.

(5) Pembentukan Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), serta pengaturan ini lebih lanjut ditetapkan oleh Bupati sesuai Peraturan Perundang-udangan.

BAB V

TATA KERJA

Pasal 24

(1) Kepala Badan melaksanakan tugasnya berdasarkan kebijaksanaan umum yang ditetapkan oleh Bupati sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

(2) Bila Kepala Badan memandang perlu untuk mengadakan perubahan kebijaksanaan, maka hal tersebut diajukan kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah untuk mendapatkan keputusan.

Pasal 25

Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Badan, Sekretaris, Kepala Bidang, Subbagian, Sub Bidang dan kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Badan maupun dengan Satuan Organisasi perangkat Daerah lainnya sesuai dengan tugas masing-masing.

BAB VI ESELON, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN

Pasal 26

(1) Eselon Jabatan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian,

Perikanan dan Kehutanan terdiri dari :

a. Eselon Jabatan Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan merupakan Jabatan Struktural Eselon II b;

b. Sekretaris Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan merupakan Jabatan Struktural Eselon III a;

c. Kepala Bidang pada Badan merupakan Jabatan Struktural III b;

d. Kepala Subbagian, Kepala Sub Bidang merupakan Jabatan Struktural Eselon IV a.

(2) Pejabat eselon II pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati setelah berkonsultasi dengan Gubernur.

(3) Pejabat eselon III dan IV pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan kehutanan diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 27

Pelaksanaan Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah yang ada sebelum ditetapkan peraturan daerah ini dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini.

Pasal 28

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Wakatobi sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Wakatobi, khususnya Bidang Penyuluhan dan Ketahanan Pangan dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur oleh Bupati.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 30

Perubahan atas Susunan Organisasi dan Tata Kerja menurut Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Bupati Wakatobi setelah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Wakatobi.

Pasal 31

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Perundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Wakatobi.

Ditetapkan di Wangi-Wangi pada tanggal 24 Februari 2010

BUPATI WAKATOBI,

Ttd/ Cap H U G U A

Diundangkan di Wangi-Wangi pada tanggal 24 Februari 2010 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAKATOBI,

HARDIN LAOMO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI TAHUN 2010 NOMOR : 3 SERI D

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR : 3 TAHUN 2010 TANGGAL : 24 FEBRUARI 2010 TENTANG : PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA

KERJA BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

STRUKTUR ORGANISASI

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

KEPALA

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN

PERENCANAAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

SUB BAGIAN

PERENCANAAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

BIDANG

KETERSEDIAAN KETAHANAN PANGAN

SUB BIDANG

ANALISIS PRODUKSI DAN CADANGAN

KETAHANA PANGAN

SUB BIDANG

KERAWANAN PANGAN

BIDANG

DISTRIBUSI, KONSUMSI DAN KEAMANAN

PANGAN

SUB BIDANG

ANALISI DISTRIBUSI DAN AKSES PANGAN

SUB BIDANG

KONSUMSI PANGAN

BIDANG

PENYULUHAN DAN KELEMBAGAAN

SUB BIDANG

KELEMBAGAAN DAN KETENAGAAN

SUB BIDANG

PENYELENGGARAAN PENYULUHAN

SUB BAGIAN

PERENCANAAN EVALUASI DAN

PELAPORAN

KELOMPOK JABATAN

FUNSIONAL

BUPATI WAKATOBI,

Ttd/Cap

H U G U A

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR 3 TAHUN 2010

TENTANG

PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN KETAHANAN

PANGAN DAN PENYULUHAN PERTANIAN, PERIKANAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN WAKATOBI

1. PENJELASAN UMUM

Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) Tahun 1999 sampai 2004 telah memberikan arahan dalam mengembangkan ketahanan pangan (tercantum dalam butir 14 acuan bidang ekonomi) yaitu mengembangkan sisitem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumberdaya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani/nelayan.

Ketahanan pangan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 tahun

1996 tentang pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Selain itu ditegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan tanggungjawab pemerintah bersama masyarakat. Pengertian pangan adalah sesuatu yang berasal dari sumber hayati (tanaman, hewan, ikan) dan air tawar, baik diolah maupun tidak diolah yang peruntukkannya sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia.

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan berdasarkan

Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah Penyuluhan Pertanian, Perikanan, Kehutanan yang selanjutnya disebut Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan yang selanjutnya disebut penyuluhan adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraan serta peningkatan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.

Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota sebagai Daerah Otonomi dan mengingat ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan merupakan pilar utama pembangunan ekonomi dan ketahanan Nasional.

Dengan demikian tujuan pengembangan Ketahanan Pangan dan

Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan adalah terpenuhinya ketersediaan komoditas pangan dalam jumlah yang cukup, kualitas yang memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui

peningkatan produksi, produktifitas, pengembangan produk olahan dan pengembangan pangan lokal serta sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Berdasarkan kewenangan desentralisasi dan kewenangan

dokumentasi serta pembantuan yang dimungkinkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, maka untuk mewadahi kewenangan yang cukup besar tersebut di tingkat Kabupaten dibentuk Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.

2. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup Jelas Pasal 2 : Disebut “Badan” karena kedudukan tugas pokok

dan fungsinya merupakan unsur pendukung dan penunjang Pemerintah Daerah.

Pasal 3 s/d : Cukup Jelas Pasal 19 : Ayat (1) : Cukup Jelas

Ayat (1) : Bupati dapat melimpahkan kewenangannya kepada Sekretaris Daerah dalam mengangkat dan memberhentikan Pejabat Eselon III dan IV yang usulannya dapat diajukan oleh Kepala Badan.

Pasal 20 s/d 21 : Cukup jelas TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI NOMOR :1