bda_2003

download bda_2003

of 434

Transcript of bda_2003

BENGKULU DALAM ANGKA 2003 BENGKULU IN FIGURES 2003

Nomor Katalog/Catalog Number : ISSN 0215.2053 Nomor Publikasi/Publication Number : 17000.0401 Katalog BPS/BPS Catalog : 1403.17 Ukuran Buku/Books Size : 15 x 23 Jumlah Halaman/Pages : 480 Naskah/Editor : Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu Statistics of Bengkulu Province Gambar Kulit/Art Designer : Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu Statistics of Bengkulu Province Diterbitkan /Published by : Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu, Statistics of Bengkulu Province Dicetak Oleh/Printed by :

Boleh Dikutip Dengan Menyebut Sumbernya May be Cited With Reference to the Source

SAMBUTAN

GUBERNUR BENGKULUSaya menyambut gembira atas terbitnya publikasi elektronik BENGKULU DALAM ANGKA 2003 ini, karena dengan penerbitan ini berarti Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Bengkulu telah dua puluh delapan kali berhasil menghimpun dan menyajikan data statistik yang menggambarkan potensi sumber daya, perkembangan pembangunan dan hasil-hasilnya di Propinsi Bengkulu. Penyajian berbagai data statistik di dalam publikasi ini diharapkan dapat membantu berbagai pihak, baik pemerintah maupun swasta, untuk merumuskan kebijaksanaan dan mengambil keputusan dalam proses perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan. Selain itu, data statistik ini dapat pula dimanfaatkan untuk melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pembangunan dan hasil-hasilnya yang telah dicapai. Sehubungan dengan penerbitan publikasi elektronik Bengkulu Dalam Angka 2003 ini, maka atas nama Pemerintah Daerah Propinsi Bengkulu, saya mengucapkan terima kasih kepada BPS Propinsi Bengkulu beserta segenap jajarannya, yang telah berupaya menghimpun dan menyajikan data statistik serta mengembangkan sistem perstatistikan di Propinsi Bengkulu. Demikian pula kami ucapkan terima kasih kepada seluruh dinas/instansi, baik vertikal maupun otonom, dan lembaga swasta yang telah ikut membantu menyediakan data sehingga publikasi ini dapat disajikan. Akhirnya saya berharap semoga publikasi elektronik Bengkulu Dalam Angka 2003 ini dapat memenuhi harapan dan berdayaguna serta berhasil guna bagi kita semua. Bengkulu, Juni 2004 GUBERNUR PROPINSI BENGKULU

KATA PENGANTAR

KEPALA BPS PROPINSI BENGKULU

Publikasi statistik Bengkulu Dalam Angka (BDA) 2003, merupakan penerbitan lanjutan dari tahun sebelumnya dan merupakan statistik rutin tahunan yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Bengkulu. Penerbitan publikasi elektronik ini berkaitan dengan upaya penyempurnaan dan pengembangan perstatistikan daerah yang dilakukan oleh BPS Propinsi Bengkulu dengan dukungan Pemerintah Daerah, dalam rangka menyediakan data yang lengkap dan terpadu bagi berbagai keperluan monitoring, evaluasi, serta perencanaan pembangunan daerah. Data yang disajikan dalam publikasi ini umumnya adalah data sekunder yang diturunkan dari berbagai kegiatan administrasi dinas/instansi/lembaga swasta, serta dilengkapi dengan data yang tersedia di BPS Propinsi Bengkulu, yang dihimpun melalui survei dan sensus. Dalam publikasi ini ditampilkan Profil Propinsi Bengkulu 2003 yang merupakan ulasan ringkas dari data sekunder dan data primer yang disajikan, serta dilengkapi dengan grafik-grafik sederhana. Hal ini dimaksudkan agar para pengguna data dapat dengan mudah mengetahui perkembangan pembangunan yang telah dilakukan di Propinsi Bengkulu. Keberhasilan penerbitan publikasi ini adalah berkat kerjasama yang baik dengan Bappeda Propinsi Bengkulu dan seluruh dinas/instansi/lembaga pemerintah, serta BUMN dan BUMD di Propinsi Bengkulu. Berkenaan dengan itu, kami mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah ikut membantu sehingga penyusunan publikasi ini dapat dilaksanakan tepat pada waktunya. Kritik dan saran yang konstruktif demi perbaikan publikasi ini, kami terima dengan senang hati. Semoga publikasi ini dapat bermanfaat sebagaimana yang kita harapkan. Bengkulu, Juli 2004

Badan Pusat Statistik Propinsi Bengkulu K e p a l a,

Drs. S u d j o k o

Profil Propinsi Bengkulu

PROFIL PROPINSI BENGKULU 2003 A. Geografi A.1 Letak Propinsi BengkuluPropinsi Bengkulu terletak di sebelah Barat pegunungan Bukit Barisan. Luas wilayah administrasinya mencapai lebih kurang 1.978.870 hektar atau 19.788,7 kilometer persegi. Wilayah administrasi Propinsi Bengkulu memanjang dari perbatasan

Propinsi Sumatera Barat sampai ke perbatasan Propinsi Lampung dan jaraknya lebih kurang 567 kilometer. Ditinjau dari keadaan geografisnya, Propinsi Bengkulu terletak di antara 2 derajat 16 menit-3 derajat 31 menit Lintang Selatan dan 101 derajat 01 menit-103 derajat 41 menit Bujur Timur. Propinsi Bengkulu di sebelah Utara berbatasan dengan Propinsi Sumatera Barat, di sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia dan Propinsi Lampung, di sebelah Barat berbatasan dengan Samudera Indonesia dan di sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Jambi dan Propinsi Sumatera Selatan. Propinsi Bengkulu berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia pada garis pantai sepanjang lebih kurang 433 kilometer. Bagian Timurnya berbukit-bukit dengan dataran tinggi yang subur, sedangkan bagian Barat merupakan dataran rendah yang relatif

1Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

sempit, memanjang dari Utara ke Selatan serta diselang-selangi daerah yang bergelombang.

A.2 Keadaan Tanah A.2.1 GeologisTekstur tanah di Propinsi Bengkulu terdiri dari: tekstur tanah halus seluas 1.201.529 hektar, tekstur tanah agak halus seluas 39.319 hektar, tekstur tanah sedang seluas 469.247 hektar dan tekstur tanah agak kasar seluas 268.775 hektar. Jenis tanah di Propinsi Bengkulu tediri dari: tanah Organosol dengan komposisi 1,48 persen, tanah Alluvial dengan komposisi 5,15 persen, tanah Regosal dengan komposisi 3,58 persen, tanah Assosiasi Podsolik Merah-Kuning-Latosol dengan komposisi 41,22 persen, Latosol dengan komposisi 20,81 persen, Andosol dengan komposisi 6,56 persen, Assosiasi Andosol-Regosol 6,0 persen, Assosiasi Podsolik-Coklat-Podsol-Litosol dengan komposisi 15,21 persen.

A.2.2 TopografiBerdasarkan topografinya Propinsi Bengkulu terletak pada tiga jalur, yaitu:

2Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

1. Jalur pertama Daerah ini terletak pada ketinggian 0-100 meter di atas permukaan laut dan terklasifikasi sebagai daerah low land. Luas daerah ini mencapai 708.435 ha atau 35,80 persen. 2. Jalur kedua Daerah ini terletak pada ketinggian 100-1000 meter di atas permukaan laut. Posisinya berada di sebelah Timur dari jalur pertama, merupakan lereng pegunungan Bukit

Barisan dan terklasifikasi sebagai daerah Bukit Range. Daerah ini dibagi dalam dua kelompok yaitu daerah dengan ketinggian antara 100-500 meter dan ketinggian antara 5001000 meter. Luas daerah yang berada pada ketingggian antara 100-500 meter dari permukaan laut mencapai 625.323 ha atau 31,60 persen, sedangkan yang berada pada ketinggian antara 500-1000 meter dari permukaan laut luasnya mencapai 405.688 ha atau 20,50 persen. 3. Jalur ketiga Daerah ini terletak pada ketinggian 1000-2000 meter di atas permukaan laut. Posisinya berada di sebelah Timur jalur kedua sampai ke puncak pegunungan Bukit Barisan,

3Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

umumnya merupakan daerah kegiatan vulkanis dan tektonis. Luas daerah pada ketinggian ini mencapai 239.924 ha atau 12,10 persen.

A.3 Flora dan FaunaHutan tropis Propinsi Bengkulu memiliki sumber kekayaan flora dan fauna yang dapat dikembangkan menjadi objek wisata. Kekayaan flora hutan tropis Propinsi Bengkulu yang sudah terkenal dan telah menjadi objek wisata hutan adalah bunga Raflesia Arnoldi, yang terdapat di hutan kabupaten Bengkulu Utara. Kekayaan flora lain yang juga cukup menarik dan berpotensi untuk dijadikan objek wisata hutan karena kelangkaannya, yaitu: bunga anggrek Vanda, bunga Bangkai, dan kayu Merbabu. Sementara itu, kekayaan fauna yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata adalah harimau sumatera, siamang, tapir, kerbau liar, rusa, serta penangkaran gajah sumatera.

A.4 S u n g a i Di Propinsi Bengkulu mengalir lebih kurang 130 sungai dan anak sungai. Sungai-sungai yang mengalir di Propinsi Bengkulu bermuara ke Samudera Indonesia. Sesuai dengan kondisi topografinya yang berbukit-bukit dan terjal, aliran sungai di Propinsi Bengkulu umumnya deras dan berjeram, sehingga

4Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pembangkit listrik tenaga air berskala kecil (mikro), yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik rumahtangga maupun untuk kegiatan usaha rumahtangga di daerah sekitar aliran sungai.

B. I k l i m B. 1. Suhu UdaraRelatif sama dengan daerah kota pinggiran pantai lainnya di Indonesia, suhu udara pada siang hari di Kota Bengkulu sepanjang tahun 2003 tergolong tinggi. Berdasarkan Gambar 1, suhu udara maksimum di Kota Bengkulu setiap bulannya berkisar antara 32-34 derajat Celcius dan derajat Celcius. suhu minimumnya berkisar antara 22-23

5Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 1 : Perkembangan Suhu Udara Setiap Bulan di Propinsi Bengkulu 2003 (Derajat Celcius)

40 35 30 25 20 15 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Maksimum Minimum Bulan Rata-rata

Sumber : Stasiun Meteorologi Bengkulu

B.2 Kelembaban UdaraKelembaban udara di Propinsi Bengkulu sepanjang tahun 2003 tergolong tinggi. Menurut Stasiun Meteorologi Fatmawati, kelembaban udara sepanjang tahun 2003 berkisar antara 80-88 persen. Secara rata-rata kelembaban udara di Propinsi Bengkulu sepanjang tahun 2003 lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2002. Pada tahun tahun 2003 rata-rata kelembaban udara di Propinsi Bengkulu sebesar 85 persen, sedangkan pada tahun 2002

6Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

kelembabannya rata-rata sebesar 84 persen.. Lebih rinci, sepanjang tahun 2002 kelembaban udara di Propinsi Bengkulu berkisar antara 81-87 persen.

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

Gambar 2 : Kelembaban Udara di Propinsi Bengkulu Setiap Bulan 2002-2003 (%)

1

2

3

4 2002

5

6

7

8

9

10 11 2003

12

Sumber : Stasiun Meteorologi Fatmawati

B. 3 Hari Hujan dan Curah HujanHari hujan di Propinsi Bengkulu sepanjang tahun 2002 rata-rata mencapai 19 hari hujan per bulan. Pada tahun 2003, hari hujan setiap bulannya berada di atas rata-rata, terjadi pada periode

7Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Pebruari-April dan periode Oktober-Desember.

Pada periode

Pebruari-April hari hujan berkisar antara 19-27 hari, sedangkan pada periode Oktober-Desember hari hujan berkisar antara 20-24 hari.. Bila dilakukan perbandingan, rata-rata hari hujan setiap bulannya pada tahun 2003 relatif lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2002. Pada tahun 2002 hari hujan setiap bulannya di Propinsi Bengkulu rata-rata 17 hari. Hujan yang turun sepanjang tahun 2003, mengandung curah hujan yang relatif tinggi. Tetapi secara rata-rata curah hujan selama tahun 2003 rata-rata lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2002. Berdasarkan data dari atasiun Klimatologi Pulau Baai curah hujan di Propinsi Bengkulu sepanjang tahun 2003 rata-rata mencapai 265 mm, sedangkan pada tahun 2002 curah hujan di Propinsi Bengkulu rata-rata sebesar 295,8 mm. Sepanjang tahun 2003, curah hujan di atas rata-rata terjadi pada bulan Agustus, Oktober dan Desember. Pada bulan tersebut curuh hujan berkisar antara 300-609 mm.

8Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

30 25 20 15 10 5 0 1

Gambar 3 : Hari Hujan Di Propinsi Bengkulu Setiap Bulan Tahun 2002-2003 (Hari)

2

3

4 2002

5

6

7

8

9

10 11 2003

12

Gambar 4 : Curah Hujan Di Propinsi Bengkulu Setiap Bulan Tahun 2002-2003 (Dalam mm) 700 600 500 400 300 200 100 0 1 2 3 4 2002 5 6 7 8 9 10 2003 11 12

Sumber : Stasiun Klimatologi Bengkulu

9Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

C.

Pemerintahan UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah,

memberikan peluang atau kesempatan kepada pemerintah daerah untuk menyelenggarakan pemerintahannya secara mandiri, dengan wewenang yang seluas-luasnya baik di tingkat propinsi,

kabupaten/kota maupun di tingkat kecamatan dan keluruhan/desa. Di tingkat propinsi dan kabupaten/kota otonomi daerah

diimplementasikan dalam bentuk pemekaran daerah propinsi dan kabupaten/kota sehingga terbentuk beberapa propinsi dan

kabupaten/kota baru. Demikianpula di tingkat

kecamatan dan

kelurahan/desa otonomi daerah diimplementasikan dalam bentuk pemekaran kecamatan dan kelurahan/desa sehingga terbentuk beberapa kecamatan dan kelurahan/desa definitif baru. Tujuannya adalah agar pelayanan pemerintah kepada masyarakat dapat lebih efektif dan efisien. Seiring dengan semangat otonomi daerah, propinsi Bengkulu yang beribukotakan Kota Bengkulu, pada tahun 2003 telah

dimekarkan dan terbagi menjadi 7 daerah tingkat dua, yang terdiri dari 6 (enam) daerah kabupaten dan 1 (satu) daerah kota.

Berdasarkan UU RI Nomor 3 Tahun 2003, kabupaten Bengkulu Utara dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten dan terbentuk kabupaten Mukomuko. Sementara itu, kabupaten Bengkulu

10Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Selatan dimekarkan menjadi 3 (tiga) kabupaten dan terbentuk kabupaten Seluma dan kabupaten Kaur. Kabupaten Bengkulu Selatan yang beribukotakan Manna, mempunyai luas wilayah seluas 1.179,65 km2 atau 5,96 persen dari total luas propinsi Bengkulu, kabupaten Rejang Lebong yang beribukotakan Curup mempunyai luas wilayah 4.109,80 km2 atau 20,77 persen dari total luas Propinsi Bengkulu, kabupaten Bengkulu Utara yang beribukotakan Argamakmur mempunyai luas wilayah 5.548,54 km2 atau 28,04 persen dari total luas propinsi Bengkulu, kabupaten Seluma yang2

beribukotakan

Tais

mempunyai luas wilayah 2.400,44 km atau 12,13 persen total luas propinsi Bengkulu, kabupaten Kaur yang beribukotakan Bintuhan mempunyai luas wilayah 2.369,05 km2 atau 11,97 persen total luas propinsi Bengkulu dan kota Bengkulu yang merupakan ibukota propinsi Bengkulu mempunyai luas wilayah seluas 144,52 km atau 0,73 persen dari total luas Propinsi Bengkulu.2

11Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 5 : Perbandingan Luas Wilayah Kota dan Kabupaten

Seluma 12,13% Kaur 11,97%

Bengkulu Selatan 5,96%

Rejang Lebong 20,77%

Muko Muko 20,40%

Kota Bengkulu 0,73%

Bengkulu Utara 28,04%

Sumber : Bappeda Propinsi Bengkulu

Seiring dengan terjadinya pemekaran kabupaten di Propinsi Bengkulu, pada tingkat pemerintahan administrasi yang lebih rendah juga mengalami pemekaran. Hingga tahun 2003 di Propinsi Bengkulu telah terbentuk 60 kecamatan, 109 kelurahan dan 1.043 desa. Bila dibandingkan dengan masa sebelum otonomisasi daerah diberlakukan, maka pasca diberlakukanannya otonomisasi daerah di Propinsi Bengkulu telah terbentuk 29 kecamatan dan 10 desa/kelurahan baru.

12Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

D. Penduduk D.1. Jumlah PendudukBerdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) jumlah penduduk propinsi Bengkulu pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 1.517.181 jiwa. Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk propinsi lainnya di pulau Sumatera, maka jumlah penduduk Propinsi Bengkulu tergolong rendah. Pada tahun 2003 jumlah penduduk propinsi lainnya di pulau Sumatera, kecuali Propinsi Bangka Belitung rata-rata telah mencapai di atas 2 juta jiwa. Dilihat dari perkembangan jumlahnya (kuantitas),

perkembangan jumlah jumlah penduduk Propinsi Bengkulu pada kurun waktu 1980-2003 tergolong cepat. Seperti yang terlihat pada Gambar 6, pada tahun 1980 atau berdasarkan Sensus Penduduk (SP) 1980 jumlah penduduk propinsi Bengkulu sebanyak 768 ribu jiwa atau kurang dari 1 (satu) juta jiwa, sedangkan pada tahun 2003 jumlah penduduk Propinsi Bengkulu telah mencapai lebih dari 1,5 juta jiwa. Yang berarti pada periode 1980-2003, jumlah penduduk propinsi Bengkulu telah berkembang hampir 2 (dua) kali lipat.

13Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 6 Perkembangan Jumlah Penduduk Propinsi Bengkulu 1930-2003 (Jiwa) 1.517.181

1.178.951

768.064 519.316 323.595 406.249

1930

1961

1971

1980

1990

2003

Sumber : BPS Propinsi Bengkulu SP 1930, 1961, 1971, 1980, 1990 dan Susenas 2003.

D.2 RASIO JENIS KELAMINDitinjau menurut jenis kelamin, di Propinsi Bengkulu terdapat lebih banyak penduduk laki-laki dibandingkan dengan penduduk perempuan. Pada tahun 2003 jumlah penduduk laki-laki di 780.032 jiwa atau 51,41 persen

Propinsi Bengkulu sebanyak

14Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

sedangkan jumlah penduduk perempuan sebanyak 737.149 jiwa atau 48,59 persen. Lebih banyaknya penduduk laki-laki dibandingkan dengan penduduk perempuan di Propinsi Bengkulu secara riil tergambar dari rasio jenis kelamin atau seks rasio penduduknya. Pada tahun 2003 seks rasio penduduk Propinsi Bengkulu sebesar 105 persen. Artinya, dalam setiap 100 orang penduduk perempuan di Propinsi Bengkulu terdapat sekitar 105 orang penduduk laki-laki.

Gambar 7 : Perbandingan Penduduk Laki-laki dan Perempuan di Propinsi Bengkulu 2003

Perempuan 48,59%

Laki-laki 51,41%

15Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dengan penduduk perempuan di Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun relatif tidak berubah Dalam pengertian, di Propinsi Bengkulu penduduk lakilaki selalu lebih banyak dari penduduk perempuan. Kondisi itu terlihat dari perkembangan nilai rasio jenis kelamin penduduk Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun yang selalu bernilai di atas 100 persen (perhatikan Gambar 8).

Gambar 8: Perkembangan Rasio Jenis Kelamin Penduduk Propinsi Bengkulu 1998-2003

2003 2002 2001 2000 1999 1998 100 101 102 103 104

105 105 106 103 104 104 105 106 107 108

16Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Perbedaan rasio jenis kelamin penduduk antar daerah kabupaten dan kota cukup nyata. Nilai rasio jenis kelamin tertinggi sebesar 112 persen dan terendah sebesar 100 persen. Dari 7 (tujuh) kabupaten dan kota yang terdapat di Propinsi Bengkulu yang memiliki rasio jenis kelamin tertinggi atau 112 persen adalah kabupaten Bengkulu Selatan, kabupaten Seluma dan kabupaten Kaur (perhatikan Gambar 9). Sedangkan kabupaten yang memiliki rasio jenis kelamin terendah atau 100 persen adalah kabupaten Rejang Lebong. Berdasarkan angka rasio jenis kelaminnya itu, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan di kabupaten Rejang Lebong cukup berimbang atau relatif sama banyak.

17Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 9: Rasio Jenis Kelamin Menurut Kabupaten dan Kota 2003

102 109 112 112

109 100 112

90

95Bengkulu Selatan Seluma Kota Bengkulu

100

105

110

115

Rejang Lebong Kaur

Bengkulu Utara Muko Muko

D.3 KEPADATAN PENDUDUKDitinjau dari kepadatannya, penduduk di Propinsi Bengkulu masih tergolong jarang atau tidak padat. Pada tahun 2003 kepadatan penduduk Propinsi Bengkulu sebesar 77 jiwa/kilometer persegi. Artinya, setiap 1 (satu) kilometer persegi luas wialyah, hanya didiami lebih kurang sebanyak 77 orang penduduk.

18Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Dari 7 (tujuh) kabupaten dan kota yang terdapat di Propinsi Bengkulu, tercatat 3 (tiga) kabupaten dan kota yang memiliki kepadatan penduduk di atas kepadatan penduduk Propinsi Bengkulu. Ketiga kabupaten dan kota itu adalah kabupaten Bengkulu Selatan dengan kepadatan 113 jiwa per kilometer persegi, kabupaten Rejang Lebong dengan kepadatan 105 jiwa per kilometer persegi, dan Kota Bengkulu dengan kepadatan 1.745 jiwa per kilometer persegi. Sementara itu, kepadatan penduduk di empat kabupaten lainnya: kabupaten Bengkulu Utara, kabupaten Seluma, kabupaten Kaur, dan kabupaten Mukomuko, jauh di bawah kepadatan penduduk Propinsi Bengkulu (perhatikan Gambar 10)

19Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 10: Kepadatan PendudukPropinsi Bengkulu Menurut Kabupaten dan Kota Tahun 2003

1.745

113

105

57

65 Rejang Lebong Kaur Propinsi Bengkulu

42

31

77

Bengkulu Selatan Seluma Kota Bengkulu

Bengkulu Utara Mukomuko

D.4 PENYEBARAN PENDUDUKPenyebaran penduduk di Propinsi Bengkulu ditinjau menurut kabupaten dan kota relatif tidak merata. Hingga tahun 2003,

penduduk Propinsi Bengkulu lebih banyak terdapat di kabupaten Rejang Lebong dan Bengkulu Utara. Proporsi penduduk Propinsi Bengkulu yang berdiam di kedua kabupaten itu pada tahun 2003

20Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

mencapai 49,46 persen, dengan rincian sebanyak 28,47 persen terdapat di kabupaten Rejang Lebong dan sebanyak 20,99 persen terdapat di kabupaten Bengkulu Utara. Daerah kabupaten dan kota lainnya yang tergolong banyak penduduknya di Propinsi Bengkulu adalah Kota Bengkulu. Pada tahun 2003, proporsi penduduk Propinsi Bengkulu yang berdiam di Kota Bengkulu mencapai 16,62 persen. Sementara itu, proporsi penduduk yang berdiam di kabupaten Bengkulu Selatan, kabupaten Seluma, kabupaten Kaur, dan kabupaten Muko-muko pada tahun 2003 cukup rendah, berkisar antara 6-10 persen (perhatikan Gambar11).

21Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 11: Penyebaran Penduduk Propinsi Bengkulu Menurut Kabupaten dan Kota 2003

Mukomuko 8,37% Kaur 6,48% Seluma 10,26%

Kota Bengkulu 16,62%

Bengkulu Selatan 8,80%

Rejang Lebong 28,47%

Bengkulu Utara 20,99%

Lebih condongnya penduduk Porpinsi Bengkulu untuk berdomisili di kabupaten Bengkulu Utara, kabupaten Rejang Lebong dan Kota Bengkulu tampaknya berhubungan erat dengan semakin pentingnya peranan ketiga daerah kabupaten dan kota tersebut dalam kegiatan perekonomian di Propinsi Bengkulu. Peranan kabupaten Bengkulu Utara dan kabupaten Lejang Lebong semakin penting karena daerah tersebut merupakan salah satu daerah pusat pengembangan agro bisnis dan perkebunan besar di

22Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Propinsi Bengkulu. Dengan demikian kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong dan terutama kabupaten Bengkulu Utara menjadi daerah tujuan utama para migran baik yang berasal dari daerah tingkat dua lainnya (in-migrasi) maupun dari propinsi lainnya sebagai tempat mencari pekerjaan menjadi buruh tani perkebunan, seperti: perkebunan kelapa sawit, karet, kopi, dll. Sementara itu, peranan Kota Bengkulu semakin penting karena selain pusat kegiatan administrasi pemerintahan Propinsi Bengkulu, Kota Bengkulu juga sebagai pusat kegiatan ekonomi (perdagangan) dan pusat pendidikan di Propinsi Bengkulu. Sebagai pusat pendidikan, Kota Bengkulu menjadi daerah tujuan penduduk kabupaten untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi (SMU dan Perguruan Tinggi).

E. Ketenagakerjaan E.1 Tenaga KerjaJumlah tenaga kerja di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 tercatat sebesar 1,2 juta jiwa. Tenaga kerja adalah penduduk Propinsi Bengkulu yang berumur 10 tahun ke atas.. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya, maka proporsi tenaga kerja Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 sebesar 79,33 persen.

23Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Dibandingkan dengan tahun 2002, proporsi tenaga kerja mengalami sedikit penurunan, dimana pada tahun 2002 proporsi tenaga kerja terhadap penduduk di Propinsi Bengkulu sebesar 79,74 persen.

Gambar 12: Perkembangan Proporsi Tenaga di Propinsi Bengkulu Tahun 2000-2003 (%)

79,33

79,74

78,02

77

78

78

79

79

80

80

2001

2002

2003

E.2 Tingkat Partisipasi Angkatan KerjaTingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). TPAK

diformulasikan

sebagai perbandingan antara jumlah angkatan

24Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

kerja dengan jumlah tenaga kerja. TPAK mencerminkan tinggi rendahnya penduduk yang siap masuk dalam kegiatan ekonomi produktif atau pasar kerja. Menurut BPS, angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja dan mencari pekerjaan. Angkatan kerja merupakan penduduk yang siap masuk atau terjun ke dalam kegiatan ekonomi produktif dan pasar kerja. Sedangkan bukan angkatan kerja adalah rumahtangga, dll. Pada tahun 2003, jumlah angkatan kerja yang berumur 10 tahun ke atas di Propinsi Bengkulu tercatat sebanyak 749.625 jiwa, sedangkan jumlah bukan angkatan kerjanya sebanyak 454.013 jiwa. Sementara itu, jumlah angkatan kerja yang berumur 15 tahun ke atas pada tahun sama sebanyak 740.148, sedangkan jumlah bukan angkatan kerjanya sebanyak 282.751 jiwa. penduduk yang bersekolah, ibu

25Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 13: Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja 2003 Menurut Batasan Umur (Jiwa) 749.625 740.148

454.013 282.751

Umur 10 Tahun ke Atas Angkatan Kerja

Umur 15 Tahun ke Atas Bukan Angkatan Kerja

Pada kurun waktu 2001-2003 penduduk Propinsi Bengkulu berumur 10 tahun ke atas yang siap masuk ke dalam kegiatan ekonomi produktif atau pasar kerja mengalami peningkatan. Kondisi itu terlihat dari terjadinya peningkatan TPAK Propinsi Bengkulu. Pada tahun 2001, TPAK Propinsi Bengkulu sebesar 58,49 persen, sedangkan pada tahun 2002 dan 2003 TPAK-nya meningkat menjadi 59,86 persen dan 62,28 persen. TPAK itu mengungkapkan bahwa dari setiap 100 orang tenaga kerja pada kurun waktu 2001-2003, yang berada dalam pasar kerja atau siap

26Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

dalam melakukan kegiatan ekonomi produktif telah mengalami peningkatan dari 58 orang tahun 2001 menjadi 59 orang dan 62 orang pada tahun 2002 dan 2003.

Gambar 14: Perkembangan TPAK Propinsi Bengkulu 2000-2003

2003

62,28

2002

59,86

2001

58,49

0

5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80

E.3 Tingkat Kesempatan Kerja dan Tingkat PengangguranTingkat kesempatan kerja menggambarkan banyaknya

penduduk yang bekerja atau terserap dalam pasar kerja. Tingkat kesempatan kerja adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja. 27Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Pada kurun waktu 2002-2003, kemampuan sektor-sektor ekonomi Propinsi Bengkulu dalam menyerap tenaga kerja mengalami penurunan, baik tenaga kerja berumur 10 tahun ke atas maupun 15 tahun ke atas,. Relatif menurunnya kemampuan sektorsektor ekonomi Propinsi Bengkulu dalam menyerap tenaga kerja secara riil terlihat dari penurunan tingkat kesempatan kerjanya. Pada tahun 2002 tingkat kesempatan kerja penduduk berumur 10 tahun ke atas di Propinsi Bengkulu mencapai 95,71 persen, kemudian menurun menjadi 92,82 persen tahun 2003. Angka itu menggungkapkan bahwa daya serap sektor-sektor ekonomi terhadap tenaga kerja yang berumur 10 tahun ke atas menurun dari 95 orang menjadi 92 orang per 100 orang angkatan kerja pada kurun waktu 2002-2003. Sedangkan tingkat kesempatan kerja penduduk berumur 15 tahun ke atas menurun dari 95,76 persen menjadi 93,18 persen. Angka itu menggungkapkan bahwa daya serap sektor-sektor ekonomi terhadap tenaga kerja yang berumur 15 tahun ke atas menurun dari 95 orang menjadi 93 orang per 100 orang angkatan kerja pada kurun waktu 2002-2003. Penurunan tingkat kesempatan kerja pada peridoe 2002-2003 di sisi lain mengungkapkan bahwa pada periode yang sama tingkat pengangguran terbuka di Propinsi Bengkulu mengalami

peningkatan. Pada periode 2002-2003, tingkat pengangguran

28Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

terbuka berumur 10 tahun ke atas di Propinsi Bengkulu ini meningkat dari 4,29 persen menjadi 7,18 persen. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka berumur 15 tahun ke atas meningkat dari 4,24 persen menjadi 6,82 persen. Angka itu mengungkapkan bahwa penduduk berumur 10 tahun ke atas yang tidak bekerja dan atau mencari pekerjaan atau menganggur meningkat dari 4 orang menjadi 7 orang per 100 orang angkatan kerja pada periode 2002-2003. Sedangkan penduduk berumur 15 tahun ke atas yang tidak bekerja dan atau mencari pekerjaan atau menganggur meningkat dari 4 orang menjadi 6 orang per 100 orang angkatan kerja pada periode yang sama.Gambar 15 Perkembangan Tingkat Kesempatan Kerja di Propinsi Bengkulu 2002-2003

93,18 92,82

2002

95,76 95,710 20 40 60 80 100 120

10 Tahun ke Atas

15 Tahun ke Atas

29Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 16 Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka di Propinsi Bengkulu 2002-2003

6,82 7,18

2002

4,24 4,290 1 2 3 4 5 6 7 8

10 Tahun ke Atas

15 Tahun ke Atas

E.5 Jenis Lapangan PekerjaanRelevan dengan struktur perekonomian daerahnya yang masih bertumpu kepada sektor pertanian, penduduk Propinsi Bengkulu yang bekerja atau pekerja umumnya terserap di lapangan usaha pertanian. Pada tahun 2003 proporsi penduduk Propinsi Bengkulu berumur 15 tahun ke atas yang terserap di lapangan usaha pertanian mencapai 72,64 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2002, maka proporsi penduduk Propinsi Bengkulu yang terserap di

30Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

lapangan usaha pertanian sedikit mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 proporsi penduduk Propinsi Bengkulu yang terserap di lapangan usaha pertanian mencapai 69,21 persen.

Gambar 17 : Distribusi Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan 2003

Jasa 10,68%

Lainnya 6,80%

Perdagangan 9,88%

Pertanian 72,64%

Lapangan usaha di luar sektor pertanian yang relatif banyak menyerap tenaga kerja pada tahun 2003 adalah lapangan usaha perdagangan dan jasa. Pada tahun 2003 proporsi penduduk yang terserap di lapangan usaha perdagangan dan jasa masing-masing sebanyak 9,88 persen dan 10,68 persen.

31Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Dibandingkan dengan tahun 2002, penduduk Propinsi Bengkulu yang bekerja di lapangan usaha perdagangan sedikit mengalami penurunan, yang mana pada tahun 2002 proporsinya sebesar 11,88 persen. Penduduk yang terserap di lapangan usaha jasa pada periode 2002-2003 juga mengalami penurunan, yang mana pada tahun 2002 proporsinya sebesar 10,63 persen. Sementara proporsi penduduk yang bekerja di lapangan usaha lainnya, seperti: pertambangan-penggalian, industri pengolahan, listrik-gas-air, komunikasi dan keuangan, rata-rata kurang dari 3 persen .

E.6 Tingkat Pendidikan PekerjaKualitas pendidikan penduduk yang bekerja atau pekerja di Propinsi Bengkulu ditinjau dari tingkat pendidikan yang ditamatkan tergolong rendah. Tingkat pendidikan pekerja di Propinsi Bengkulu umumnya berpendidikan tamat SD dan tidak pernah sekolah/belum tamat SD. Proporsi pekerja yang

berpendidikan tamat SD pada tahun 2003 mencapai 34,15 persen, sedangkan pekerja tidak pernah sekolah/belum tamat SD proporsinya mencapai 27,42 persen. Hal ini berarti, proporsi pekerja dengan kualifikasi pendidikan rendah di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 mencapai 61,57 persen. Dibandingkan dengan

32Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

tahun 2002 proporsi pekerja dengan kualifikasi pendidikan rendah mengalami peningkatan, yang mana pada tahun 2002 pekerja dengan kualifikasi pendidikan tamat SD dan tidak pernah sekolah/belum tamat SD rendah mencapai 60,52 persen. Relatif tingginya proporsi pekerja yang berpendidikan rendah, di sisi lain menunjukkan bahwa proporsi pekerja yang

berpendidikan lebih tinggi (tamat SLTP, SMU dan Perguruan Tinggi) masih relatif rendah, yaitu mencapai 38,43 persen. Secara rinci, hingga tahun 2003 proporsi pekerja yang berpendidikan tamat SLTP sebanyak 15,33 persen, tamat SMU sebanyak 19,40 persen, dan tamat akademi dan perguruan tinggi sebanyak 3,70 persen. Konsekuensi dari relatif rendahnya kualitas pendidikan pekerja di Propinsi Bengkulu adalah para pekerja umumnya bekerja di sektor-sektor yang tidak membutuhkan kemampuan akademis yang memadai. Mereka umumnya terserap di sektor pertanian, dengan status pekerja sebagai buruh/karyawan di perusahaan perkebunan, seperti yang telah dikemukakan di atas. Keadaan inilah yang menjadi salah satu factor penyebab rendahnya pekerja di Propinsi Bengkulu. produktivitas

33Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 18 Distribusi Pekerja Menurut Tingkat Pendidikan yang Ditamatkan 2003

Tamat SMU 19,40%

Tamat PT 3,70%

Tidak PernahSekolah/ Blm Tamat SD 27,42%

Tamat SLTP 15,33%

Tamat SD 34,15%

F. Pendidikan F.1. Perkembangan Jumlah Murid SekolahKeberhasilan pelaksanaan program pendidikan di setiap jenjang pendidikan dapat dievaluasi dari peningkatan jumlah murid yang bersekolah di semua jenjang pendidikan. Jumlah murid SD yang bersekolah atau terdaftar di berbagai SD Negeri maupun Swasta di Propinsi Bengkulu pada kurun tahun ajaran 2002/2003-2003/2004 mengalami penurunan. Pada tahun 34Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

ajaran 2002/2003 jumlah murid SD di Propinsi Bengkulu sebanyak 222.038 orang, sedangkan pada tahun ajaran 2003/2004 jumlahnya menurun menjadi 211.305 orang. Berarti, pada kurun waktu 2002/2003-2003/2004 jumlah murid SD di Propinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 4,83 persen. Penurunan jumlah murid pada kurun waktu yang sama juga terjadi di jenjang pendidikan SMA. Pada tahun ajaran 2002/2003 jumlah murid SMA di Propinsi Bengkulu sebanyak 34.349 orang, dan pada tahun ajaran 2003/2004 jumlahnya turun menjadi 33.327 orang. Berati, pada kurun waktu 2002/2003-2003/2004 jumlah murid SMA di Propinsi Bengkulu mengalami penurunan sebesar 2,98 persen. Sementara itu, di lain pihak pada kurun waktu 2002/20032003/2004, jumlah murid SMP di Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Pada tahun ajaran 2002/2003 jumlah murid SMP sebanyak 63.117 orang, dan pada tahun ajaran 2003/2004 jumlahnya meningkat menjadi 64.281. Berati, pada kurun waktu 2002/2003-2003/2004 jumlah murid SMP di Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan sebesar 1,84 persen. Terjadinya penurunan jumlah murid SD menggambarkan bahwa pelaksanaan program wajib belajar pendidikan dasar enam tahun di Propinsi Bengkulu belum menunjukkan keberhasilan. Penurunan jumlah murid SD mengungkapkan bahwa masih

35Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

banyak anak usia sekolah SD yang berumur 6 dan 7 tahun tidak bersekolah. Demikianpula halnya dengan penurunan jumlah murid SMA mengungkapkan bahwa pada kurun waktu 2002/20032003/2004 masih banyak tamatan SMP yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang pendidikan SMA. Fenomena itu

membuktikan bahwa respon penduduk Propinsi Bengkulu terhadap pelaksanaan program wajib belajar masih relatif rendah.

Gambar 19 Jumlah Murid Menurut Jenjang Pendidikan di Propinsi Bengkulu 2002/2003-2003/2004 (orang)

222.038

211.305

63.117 34.349

64.281 33.327

2002/2003 SD SMP

2003/2004 SMA

Sumber : Diknas Propinsi Bengkulu

36Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

F.2 Perkembangan Jumlah SekolahPada tahun ajaran 2003/2004, jumlah seluruh sekolah yang terdapat di Propinsi Bengkulu mencapai 1.638 buah. Terdiri dari 1.344 buah atau 82,05 persen sekolah SD, sebanyak 206 buah atau 12,58 persen sekolah SMP dan sebanyak 88 buah atau 5,37 persen sekolah SMA. . Dibandingkan dengan tahun ajaran sebelumnya, total jumlah sekolah yang terdapat di Propinsi Bengkulu mengalami penurunan. Pada tahun ajaran 2002/2003 jumlah seluruh sekolah di Propinsi Bengkulu sebanyak 1.713 buah, yang berarti terjadi penurunan jumlah sekolah sebesar 4,38 persen. Penurunan jumlah sekolah di Propinsi Bengkulu pada periode 2002/2003-2003/2004 terjadi di jenjang pendidikan SD, dimana jumlah sekolah SD berkurang dari 1.428 buah SD menjadi 1.344 buah SD atau turun sebesar 5,88 persen. Sedangkan jumlah sekolah SMP pada kurun waktu yang sama meningkat dari 197 buah menjadi 206 buah SMP atau meningkat sebesar 4,57 persen. Sementara, jumlah sekolah SMA pada kurun waktu 2002/20032003/2004 tetap atau tidak terjadi penambahan SMA baru.

37Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 20 Perbandingan Jumlah Sekolah Tahun 2003/2004

SMP 12,58%

SMA 5,37%

SD 82,05%

Gambar 21 Jumlah Sekolah di Propinsi Bengkulu Menurut Jenjang Pendidikan 2002/2003-2003/2004 (buah) 1.428 1.344

197 88

206 88

2002/2003 SD SMP

2003/2004 SMA

Sumber : Diknas Propinsi Bengkulu

38Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

F.3 Rasio Murid Terhadap SekolahPada tahun ajaran 2003/2004, perbandingan atau rasio jumlah murid dengan sekolah di masing-masing jenjang pendidikan cukup ideal. Di jenjang pendidikan SD rasio murid terhadap sekolah mencapai 157, di jenjang pendidikan SMP rasio murid terhadap sekolah mencapai 312 dan di jenjang pendidikan SMA rasio murid terhadap sekolah mencapai 379. Angka-angka itu mengungkapkan bahwa setiap SD, SMP, dan SMA di Propinsi Bengkulu pada tahun ajaran 2003/2004 secara berurutan masing-masing memiliki ratarata 157 orang, 312 orang, dan 379 orang murid.

Gambar 22 Rasio Murid Terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Propinsi Bengkulu 2003/2004

379

312 157

0

50

100 SD

150

200 SMP

250

300 SMA

350

400

Sumber : Diknas Propinsi Bengkulu

39Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

F.4 Perkembangan Jumlah GuruPeranan guru dalam mendidik murid akan optimal bila proses belajar mengajar dapat dilakukan dengan baik dan lancar. Kelancaran proses belajar mengajar pada suatu jenjang pendidikan dipengaruhi oleh tersedianya jumlah guru dengan rasio yang ideal. Artinya guru tidak dibebani tanggung jawab mengajar dalam jumlah kelas yang melebihi batas kemampuan idealnya. Di propinsi Bengkulu, upaya untuk meningkatkan dan mempertahankan jumlah guru agar tercapai rasio yang ideal

sebenarnya terus dilakukan. Namun upaya-upaya penambahan jumlah guru itu tampaknya tidak secara konsisten dilakukan di semua jenjang pendidikan. Ketidak konsistenan itu terlihat dari adanya penurunan jumlah guru di suatu jenjang pendidikan dari satu tahun anggaran ke tahun anggaran berikutnya. Di jenjang pendidikan SD jumlah guru SD jumlah guru pada tahun anggran 2003/2004 sebanyak 11.847 orang. Jumlah etrsebut relatif meningkat bila dibandingkan dengan jumlah guru pada tahun ajaran 2002/2003, dimana pada tahun ajaran 2002/2003 jumlah guru SD sebanyak 9.280 oarang. Hal itu berarti jumlah guru SD pada periode 2002/2003-2003/2004 meningkat sebesar 27,66 persen. Peningkatan jumlah guru pada periode yang sama juga terjadi di jenjang pendidikan SMA. Pada periode 2002/2003-2003/2004

40Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

jumlah guru SMA meningkat dari 2.063 orang menjadi 2.157 orang atau meningkat sebesar 4,56 persen. Akan tetapi pada periode yang sama jumlah guru di jenjang pendidikan SMP relatif mengalami penurunan. Pada periode 2002/2003-2003/2004 jumlah guru SMP menurun dari 3.151 orang menjadi 2.979 orang atau turun sebesar 5,46 persen.

Gambar 23 Jumlah Guru Menurut Jenjang Pendidikan 2002/2003-2003/2004 (Orang)

11.847 9.280

3.151 2.063

2.979 2.157

2002/2003 SD SMP

2003/2004 SMA

41Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 24 Perbandingan Jumlah Guru Menurut Jenjang Pendidikan 2003/2004

SMA 12,70%

SMP 17,54%

SD 69,76%

Sumber : Diknas Propinsi Bengkulu

F.5 Rasio Guru Terhadap SekolahPeningkatan jumlah guru SD dan SMA mengakibatkan rasio guru dengan sekolah di jenjang pendidikan SD dan SMA semakin baik atau meningkat. Pada tahun periode tahun ajaran 2002/20032003/2004 rasio guru terhadap sekolah di jenjang pendidikan SD meningkat dari 6,50 menjadi 8,81 sedangkan rasio guru terhadap sekolah di jenjang pendidikan SMA meningkat dari 23,49 menjadi 24,51. Angka itu menggambarkan bahwa pada tahun ajaran

42Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

2003/2004, setiap

SD di Propinsi Bengkulu rata-rata telah

memiliki lebih dari 8 orang guru, sedangkan setiap SMU rata-rata telah memiliki lebih dari 24 orang guru. Kondisi sebaliknya terjadi di jenjang pendidikan SMP, dimana pada periode tahun ajaran 2002/2003-2003/2004 rasio guru terhadap sekolah di jenjang pendidikan tersebut mengalami penurunan. Kondisi itu seiring dengan berkurangnya jumlah guru SMP, pada periode yang sama. Pada periode tahun ajaran 2002/2003-2003/2004 rasio guru terhadap sekolah di jenjang pendidikan SMP menurun dari 15,99 menjadi 14,46. Apabila penurunan itu tidak segera diantisipasi, maka penurunan itu dapat berdampak negatif terhadap kelancaran proses belajar-mengajar di jenjang pendidikan SMP.

43Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 25 Rasio Guru Terhadap Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan di Propinsi Bengkulu 2003/2004

24,51

14,46 8,81

0

5 SD

10

15 SMP

20 SMA

25

30

Sumber : Diknas Propinsi Bengkulu

G.

KesehatanArah kebijaksanaan pembangunan kesehatan adalah

meningkatkan kualitas sumber daya manusia, kualitas hidup dan usia harapan hidup penduduk. Secara implisit arah kebijaksanaan pembangunan kesehatan itu mengatakan bahwa penduduk yang sehat merupakan salah satu modal dasar dalam pembangunan, sehingga peranannya sangat penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan nasional.

44Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Penduduk yang sehat memiliki potensi atau kemampuan untuk meningkatkan produktivitas. Peningkatan produktivitas berarti akan meningkatkan nilai tambah ekonomi. Oleh karena itu untuk meningkatkan perekonomian, maka peningkatan kualitas kesehatan penduduk menjadi sangat penting. Peningkatan kualitas kesehatan penduduk akan dapat optimal jika didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana kesehatan yang memadai, dan diimbangi tersedianya tenaga medis yang berkualitas dan memadai. Upaya yang telah dilakukan pemerintah daerah sebagai penjabaran dari kebijaksanaan pembangunan kesehatan di propinsi Bengkulu diantaranya: meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan melalui pembangunan sarana kesehatan (puskesmas dan puskesmas pembantu) baik di daerah perkotaan maupun di daerah daerah terpencil, penambahan jumlah tenaga kesehatan dokter, bidan, dan perawat.

G.1. Fasilitas Kesehatan Hingga tahun 2003, jumlah Puskesmas dan Puskesmas

Pembantu (Pustu) yang telah dibangun pemerintah di Propinsi Bengkulu masing-masing sebanyak 112 buah Puskesmas dan 478 buah Pustu. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduknya, maka jumlah Puskesmas dan Pustu yang telah dibangun di daerah ini

45Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

masih kurang memadai. Hal itu terlihat dari relatif kecilnya nilai rasio Puskesmas/Pustu dengan penduduk di Propinsi Bengkulu. Rasio antara Puskesmas dengan penduduk untuk per 10.000 penduduk pada tahun 2003 tercatat sebesar 0,74, sedangkan rasio antara Pustu dengan penduduk pada tahun yang sama sebesar 3,15. Angka itu mengungkapkan bahwa setiap 10.000 orang penduduk di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 dilayani kurang dari 1 (satu) buah puskesmas, sedangkan setiap 10.000 orang penduduk di Propinsi Bengkulu pada tahun yang sama hanya dilayani 3 (tiga) buah Pustu. Kecilnya mencerminkan rasio Puskemas/Pustu dengan penduduk

bahwa beban tanggungan pelayanan kesehatan

setiap Puskesmas maupun Pustu di Propinsi Bengkulu relatif tinggi. Kondisi itu dapat berdampak negatif terhadap pelayanan kesehatan yaitu, tidak optimalnya pelayanan kesehatan yang diberikan Puskesmas maupun Pustu kepada masyarakat. Ketidakoptimalan pelayanan kesehatan di Propinsi Bengkulu akan semakin tinggi bila tidak segera dilakukan penambahan atau pembangunan

Puskesmas/Pustu baru. Sebab, di sisi lain jumlah penduduk Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun akan terus bertambah. Di samping melalui Puskesmas dan Pustu, pelayanan kesehatan di Propinsi Bengkulu dilakukan melalui Puskesmas Keliling. Pelayanan kesehatan melalui Puskesmas Keliling sangat efektif,

46Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

terutama pelayanan kesehatan kepada semua penduduk di lokasi yang cukup terpencil. Akan tetapi jumlah Puskesmas Keliling yang telah ada di Propinsi Bengkulu juga masih kurang memadai untuk melayani kesehatan penduduk. Hingga tahun 2003 jumlah Puskesmas Keliling di Propinsi Bengkulu baru mencapai 138 unit. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk Propinsi Bengkulu, maka rasio Puskesmas

Keliling per 10.000 orang penduduk sebesar 0,91. Artinya setiap 10.000 orang penduduk Propinsi Bengkulu dilayani kurang dari 1 (satu) unit Puskesmas Keliling.

Gambar 26 : Penyebaran Puskesmas Menurut Kabupaten dan Kota 2003 Bengkulu Selatan 8,93%

Kaur 9,82%

Seluma 11,61%

Rejang Lebong 25,00%

Muko Muko 8,93% Kota Bengkulu 13,39% Bengkulu Utara 22,32%

47Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

G.2. Tenaga Medis Pada tahun 2003, di Propinsi Bengkulu terdapat 381 tenaga medis dokter, yang terdiri dari 279 orang atau 73,23 persen dokter umum, 21 orang atau 5,51 persen dokter spesialis dan 81 orang atau 21,36 persen dokter gigi. Sedangkan ditinjau menurut status kepegawaiannya, dari 279 orang dokter umum tersebut sebanyak 194 orang atau 69,53 persen berstatus pegawai tidak tetap (PTT), sedangkan sisanya sebanyak 85 orang atau 30,47 berstatus pegawai negeri sipil (PNS). Sementara itu, dari 81 orang dokter gigi yang ada, sebanyak 22 orang atau 27,16 persen berstatus dokter gigi PTT dan sisanya sebanyak 59 orang atau 72,84 persen berstatus dokter gigi PNS.

48Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 27 Perbandingan Dokter di Propinsi Bengkulu Menurut Keahlian 2003

Dokter Gigi 21,26%

Dokter Spesialis 5,51%

Dokter Umum 73,23%

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu

Perbandingan atau Rasio dokter dengan penduduk di Propinsi Bengkulu relatif kecil. Artinya, penduduk Propinsi Bengkulu masih membutuhkan tambahan tenaga dokter, baik dokter spesialis, dokter umum maupun dokter gigi. Pada tahun 2003 rasio antara dokter dengan penduduk di Propinsi Bengkulu dengan tanpa memandang keahlian sebesar 2,51. Angka itu mengungkapkan bahwa, setiap 10.000 penduduk Propinsi Bengkulu pada tahun 2003, dilayani kurang dari tiga orang dokter.

49Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Sedangkan secara khusus, rasio antara dokter umum dengan penduduk Propinsi Bengkulu pada tahun yang sama mencapai 1,84. Angka itu mggambarkan bahwa, setiap 10.000 orang penduduk Propinsi Bengkulu tahun 2003 dilayani kurang dari dua orang dokter umum. Kecilnya nilai rasio dokter terhadap penduduk menunjukkan bahwa beban tanggungan seorang dokter dalam pelayanan kesehatan penduduk di Propinsi Bengkulu cukup berat. Kondisi itu dapat berdampak terhadap tidak optimalnya kinerja seorang dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk Propinsi Bengkulu. Fenomena itu mengisyaratkan jumlah dokter di Propinsi Bengkulu harus ditambah seiring dengan terjadinya pertambahan jumlah penduduk Propinsi Bengkulu. Penempatan dokter umum di daerah kabupaten dan kota cukup proporsional dan merata. Sesuai dengan luas wilayahnya pada tahun 2003 dokter umum lebih banyak ditempatkan di kabupaten Bengkulu Selatan dan proprsinya sebesar 34,05 persen, sedangkan terendah di kota Bengkulu dan proprsinya sebesar 16,85 persen. Sementara di kabupaten Bengkulu Utara dan Rejang Lebong proporsi dokter umum masing-masing sebesar 25,09 persen dan 24,01 persen.

50Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 28 Distribusi Dokter Umum di Propinsi Bengkulu Menurut Daerah Kota dan Kabupaten 2003 Kota Bengkulu 16,85%

Bengkulu Selatan 34,05%

Bengkulu Utara 25,09%

Rejang Lebong 24,01%

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu

Selain dokter, tenaga perawat kesehatan dan bidan merupakan unsur yang memegang peranan penting dalam pelayanan kesehatan kepada penduduk. Tenaga perawat kesehatan berperan dalam memberi tindakan atau pertolongan pertama kesehatan sebelum ditangani dokter. Sedangkan bidan terutama bidan desa selain berperan menolong persalinan secara medis, juga berperan sebagai tenaga paramedis kesehatan terutama di derah terpencil.

51Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Pada tahun 2003 di Propinsi Bengkulu terdapat 657 tenaga perawat kesehatan dan 1.378 bidan. Dari 1.378 orang bidan yang terdapat di Propinsi Bengkulu sebanyak 584 oarang atau 42,38 persen bidan pegawai negeri sipil (PNS) dan 794 orang atau 57,62 persen bidan desa. Perbandingan atau rasio antara perawat kesehatan, bidan dan bidan desa terhadap penduduk Propinsi Bengkulu relatif lebih baik dibandingkan dengan rasio dokter terhadap penduduk. Pada tahun 2003 rasio perawat terhadap 10.000 orang penduduk sebesar 4,33, sedangkan rasio bidan dan bidan desa terhadap 10.000 orang penduduk pada tahun yang sama masing-masing sebesar 3,85 dan 5,23. Dalam upaya mengurangi resiko kematian ibu waktu melahirkan dan kematian bayi waktu dilahirkan, jumlah bidan dan bidan desa tampaknya masih perlu ditingkatkan. Karena dalam kenyataannya penolong persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga medis atau dukun bayi di Propinsi Bengkulu masih relatif tinggi. Pada tahun 2003 dan dilihat dari penyebarannya, bidan dan bidan desa lebih banyak ditempatkan di kabupaten Bengkulu Selatan dan terendah di Kota Bengkulu. Proporsi bidan di kedua daerah tersebut pada tahun 2003 masing-masing sebesar 43,11 persen dan 2,32 persen. Sedangkan di kabupaten Bengkulu Utara

52Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

dan Rejang Lebong proporsi bidan masing-masing sebesar 23,44 persen dan 31,13 persen.

Gambar 29 Distribusi Bidan di Propinsi Bengkulu Menurut Daerah Kota dan Kabupaten 2003 Kota Bengkulu 2,32%

Bengkulu Utara 23,44%

Bengkulu Selatan 43,11%

Rejang Lebong 31,13%

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu

Tenaga perawat kesehatan lebih banyak terdapat di kabupaten Bengkulu Utara dan terendah di kabupaten Rejang Lebong. Pada tahun jumlah tenaga perawat di kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 374 orang atau 56,93 persen, sedangkan di kabupaten Rejang Lebong jumlahnya sebanyak 41 orang atau 6,24 persen. Sementara itu, proporsi tenaga perawat di kabupaten Bengkulu

53Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Selatan dan Kota Bengkulu, secara berurutan masing-masing sebesar 24,81 persen dan 12,02 persen.

Gambar 29a Distribusi Tenaga Perawat di Propinsi Bengkulu Menurut Daerah Kota dan Kabupaten 2003

Kota Bengkulu 12,02%

Bengkulu Selatan 24,81%

Bengkulu Utara 56,93%

Rejang Lebong 6,24%

Sumber : Dinas Kesehatan Propinsi Bengkulu

G.3 Keluarga BerencanaDalam pasal 3 ayat 1 Undang-undang No. 10 tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera disebutkan bahwa, perkembangan kependudukan

54Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

diarahkan pada pengendalian kuantitas penduduk, pengembangan kualitas, serta pengarahan mobilitas penduduk. Pengendalian kuantitas atau jumlah penduduk di Indonesia diimplementasikan pemerintah dalam bentuk pelaksanaan program keluarga Berencana (KB). Program Keluarga Berencana (KB) di Propinsi Bengkulu tampaknya telah cukup berhasil dalam mengendalikan jumlah penduduk. Keberhasilan program KB itu terlihat dari terus menurunnya angka pertumbuhan penduduk. Angka pertumbuhan di Propinsi Bengkulu telah menurun dari sekitar 4 persen pada periode 1971-1990, menjadi sekitar 2 persen pada kurun waktu 1990-2000. Penurunan angka pertumbuhan Propinsi Bengkulu lebih besar didorong oleh semakin kecilnya angka kelahiran total dari periode ke periode. Penurunan angka kelahiran total berkaitan erat dengan keberhasilan pelaksanaan program KB di Propinsi Bengkulu. Jumlah peserta KB aktif atau akseptor aktif di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 tercatat sebanyak 247.541 pasangan. Dibandingkan dengan tahun 2002, jumlah peserta KB aktif meningkat sebesar 1,84 persen., dimana pada tahun 2002 jumlah mencapai 243.063 pasangan. Seiring dengan meningkatnya jumlah peserta KB aktif, proporsi akseptor aktif terhadap pasangan usia subur pada tahun 2003

55Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2002. Pada tahun 2003 proporsi akseptor aktif terhadap pasangan usia subur sebesar 83,75 persen, sedangkan pada tahun 2002 proporsinya sebesar 87,82 persen. Akseptor aktif di propinsi Bengkulu umumnya lebih senang menggunakan alat kontrasepsi berupa suntikan, pil, spriral (IUD), dan implan. Pada tahun 2003 jumlah akseptor aktif yang menggunakan cara suntikan sebanyak 101.247 pasangan atau 40,90 persen, menggunakan pil sebanyak 80.189 pasangan atau 32,39 persen, menggunakan spiral sebanyak 25.631 pasangan atau 10,35 persen dan implan sebanyak 32.543 pasangan atau 13,15 persen. Dan sisanya sebanyak 7.931 pasangan atau 3,20 persen menggunakan cara lain (kondom, obat vaginal, dll). Apabila dibandingkan dengan tahun 2002, maka dari keempat cara ber-KB yang paling banyak digunakan itu, hanya cara ber-KB dengan menggunakan suntikan dan pil yang mengalami peningkatan, dan peningkatannya masing-masing sebesar 2,54 persen dan 4,02 persen.

56Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 30 Akseptor Aktif Menurut Alat Kontrasepsi Yang Digunakan 2003

Lainnya 3,20% Pil 32,39%

IUD 10,35%

Inplant 13,15%

Suntikan 40,90%

Sumber : BKKBN Propinsi Bengkulu

H. Sosial H.1 Agama dan Tempat IbadahKebebasan dalam memeluk dan memilih agama atau kepercayaan merupakan hak azasi manusia yang paling mendasar. Dan berdasarkan Pasal 29 UUD 1945, negara menjamin kebebasan penduduk dalam memeluk agama dan kepercayaan, serta

57Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

kebebasan penduduk dalam menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. Ditinjau dari agama yang dianut, penduduk Propinsi Bengkulu adalah pemeluk agama yang heterogen. Penduduk Propinsi Bengkulu menganut agama Islam, Kristen (Protestan dan Katholik), Hindu dan Budha. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2000 pemeluk agama Islam di Propinsi Bengkulu sangat dominan, proporsinya mencapai 97,51 persen dari total penduduk Propinsi Bengkulu. Proporsi pemeluk agama lainnya hanya 2,49 persen, yang terdiri dari 2,06 persen pemeluk agama Kristen, dan 0,43 persen pemeluk agama Hindu dan Budha.

58Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 31 Perbandingan Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang Dianut Tahun 2000

Kristen 2,06%

Hindu dan Budha 0,43%

Islam 97,51%

Hubungan pribadi terhadap Tuhan Yang Maha Esa dilakukan melalui kegiatan ibadah di tempat-tempat atau rumah-rumah ibadah. Menurut catatan Kantor Wilayah Departemen Agama Propinsi Bengkulu, hingga tahun 2003 di Propinsi Bengkulu terdapat 2.103 buah masjid, 211 gereja (gereja Protestan dan

Khatolik), 9 vihara dan 31 buah pura.

59Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

H.2. Situasi Gangguan KamtibmasMenurut data Kepolisian Daerah (Polda) Propinsi Bengkulu, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di

Propinsi Bengkulu pada periode 2002-2003 yang berasal dari laporan masyarakat, menunjukkan kondisi yang semakin kondusif. Hal itu terlihat dari cenderung menurunnya angka kriminalitas yang terjadi di wilayah hukum Propinsi Bengkulu pada periode 20022003. Pada tahun 2002 gangguan kamtibmas atau kasus kriminal yang dilaporkan penduduk Propinsi Bengkulu sebanyak 2.226 kasus kriminal, kemudian menurun menjadi 1.992 kasus kriminal tahun 2003. Berarti dalam kurun waktu 2002-2003 terjadi peniurunan kasus kriminal sebesar 10,51 persen. Dari 1.992 kasus kriminal yang dilaporkan penduduk Propinsi Bengkulu kepada kepolisian pada tahun 2003, tercatat 4 (empat) kasus kriminal yang paling menonjol atau paling sering terjadi, yaitu: pencurian dengan pemberatan sebanyak 465 asus atau 34,59 persen, pencurian kenderaan bermotor sebanyak 180 kasus atau 7,10 persen, penganiayaan berat sebanyak 151 kasus atau 11,68 persen, dan kasus senjata api 141 kasus atau 4,94 persen.

60Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 32 Kasus Kriminal Yang Menonjol di Propinsi Bengkulu Tahun 2002-2003

2.226

1.992

770 465 43 260 158 141 151 2003 Senjata Api Pencurian kenderaan bermotor 180

2002 Pencurian dengan pemberatan Penganiayaan berat Total Kasus Kriminal

Sumber : Polda Propinsi Bengkulu Dibandingkan dengan tahun 2002, dari antara 4 (empat) kasus kriminal yang menonjol itu tercatat 2 (dua) kasus kriminal yang mengalami peningkatan, yaitu: kasus pencurian kenderaan bermotor yang meningkat sebesar 13,92 persen dan kasus senjata api yang meningkat tajam hingga 227,91 persen. Sedangkan 2 (dua) kasus kriminal lainnya mengalami penurunan. Di samping keempat kasus yang paling menonjol tersebut di atas, kasus kriminal lainnya yang patut diwaspadai karena sangat

61Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

meresahkan masyarakat walaupun kejadiannya cenderung menurun adalah kasus pemerkosaan. Pada tahun 2003 kasus pemerkosaan yang dilaporkan mencapai 25 kasus. Angka itu lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2002 yang mencapai 44 kasus.

H.3. Penyandang Permasalahan SosialMenurut Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Bengkulu, penyandang permasalahan sosial di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 tercatat sebanyak 25.339 orang. Penyandang permasalahan sosial yang paling menonjol di Propinsi Bengkulu adalah anak terlantar sebanyak 9.009 orang atau 35,55 persen dan lanjut usia sebanyak 10.448 orang atau 41,23 persen. Walaupun jumlahnya tidak menonjol penyandang masalah sosial lainnya yang perlu mendapat penanganan serius dari pemerintah daerah agar tidak berkembang menjadi beban masyarakat adalah para tuna susila (pekerja seks komersial). Disinyalir aktivitas para pekerja seks komersial yang ada di Propinsi Bengkulu tidak terawasi atau tidak terkontrol, dan jumlahnya diperkirakan terus bertambah. Pada tahun 2003 jumlah tuna susila (pekerja seks komersial) di Propinsi sebanyak 751

orang atau 2,94 persen dari total penyandang masalah sosial.

62Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 32a Penyandang Masalah Sosial di Propinsi Bengkulu Tahun 2003

Tuna Susila 2,96%

Kronis 0,76%

Penyandang Cacat 19,49%

Lanjut Usia 41,23%

Anak Terlantar 35,55%

Sumber : Dinas Kesejahteraan Sosial Propinsi Bengkulu

Penanganan dan pembinaan penduduk yang menyandang permasalahan sosial sudah selayaknya mendapat perhatian yang serius dari pemerintah daerah Propinsi Bengkulu. Sebab kalau tidak, permasalahan yang dihadapi akan semakin kompleks dan dapat menjadi beban tanggungan yang berat bagi pemerintah daerah pada masa mendatang. Kasus permasalahan sosial lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah kasus perceraian. Perceraian walaupun dibenarkan

63Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

secara hukum namun sekecil mungkin harus dapat dihindari, karena perceraian dapat merendahkan makna kesakralan

perkawinan serta merupakan pencerminan kerendahan moral. Selama tahun 2003 di propinsi Bengkulu terjadi 695 kasus perceraian. Dibandingkan dengan tahun 2002, kasus perceraian di Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan, mana pada tahun 2002 kasusnya mencapai 657 kasus perceraian atau meningkat sebesar 5,78 persen. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya perceraian di Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 adalah disebabkan tidak ada keharmonisan antara suami-istri., sedangkan faktor lainnya yang juga cukup menonjol adalah disebabkan suami tidak

bertanggungjawab, cemburu dan ekonomi. Pada tahun 2003, jumlah kasus perceraian yang disebabkan faktor tidak ada keharmonisan antara suami-isteri mencapai 369 kasus atau 3,09 persen. Sedangkan disebabkan tidak

bertanggungjawabnya suami terhadap keluarga mencapai 154 kasus atau 22,16 persen, disebabkan faktor ekonomi 50 kasus atau 7,19 persen, dan disebabkan faktor cemburu sebanyak 63 kasus atau 9,06 persen. Dibandingkan dengan tahun 2002 perceraian yang disebabkan faktor tidak ada keharmoinisan dan faktor cemburu mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Perceraian yang disebabkan tidak ada

64Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

keharmoinisan mengalami peningkatan sebesar 23,41 persen, sedangkan yang disebabkan faktor ekonomi meningkat sebesar 270,59 persen. Sementara itu perceraian yang disbebkan kasus ekonomi dan tidak bertanggungjawabnya suami terhadap keluarga mengalami penurunan masing-masing sebesar 35,90 persen dan 21,43 persen.

Gambar 33 Faktor Utama Penyebab Perceraian di Propinsi Bengkulu Tahun 2003

Cemburu 9,06%

Lainnya 8,49%

Ekonomi 7,19%

Tidak Bertanggung jawab 22,16%

Tidak ada keharmonisa n 53,09%

Sumber : Pengadilan Tinggi Agama Propinsi Bengkulu

65Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

I.

PertanianSubsektor tanaman bahan makanan merupakan andalan sektor

I.1 Perkembangan Luas Panen dan Produksi PadiPertanian. Dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), kontribusi subsektor tanaman bahan makanan baik terhadap sektor pertanian maupun terhadap total PDRB Propinsi Bengkulu cukup tinggi dibandingkan dengan sektor dan subsektor lainnya. Pada tahun 2003 kontribusi subsektor tanaman bahan makanan terhadap sektor pertanian mencapai 48,93 persen, sedangkan terhadap total PDRB Propinsi Bengkulu kontribusinya mencapai 20,56 persen. Komoditas padi yang meliputi padi sawah dan padi ladang merupakan produk utama sektor bahan bakanan. Produksi padi sangat dipengaruhi oleh luas panen dan produktivitas padi perhektar. Pada tahun 2003 luas panen padi di Propinsi Bengkulu mencapai 110,55 ribu hektar, yang terdiri dari 92,86 ribu hektar atau mencapai 84,00 persen luas panen padi sawah dan 17,69 ribu hektar atau mencapai 16,00 persen luas panen padi ladang. Dibandingkan dengan satu tahun sebelumnya, luas panen padi di Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan, tetapi peningkatannya relatif kecil. Pada tahun 2002 total luas panen padi di propinsi Bengkulu mencapai 109,52 hektar. Berarti pada kurun waktu 2002-

66Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

2003 luas panen padi di daerah ini hanya mengalami peningkatan sebesar 0,94 persen. Peningkatan luas panen padi di Propinsi Bengkulu pada periode 2002-2003, semata-mata hanya disebabkan peningkatan luas panen padi sawah. Pada periode itu luas panen sawah meningkat sebesar 4,60 persen, dimana pada tahun 2002 luas panennya mencapai 99,78 ribu hektar. Sedangkan pada 2002-2003 luas panen padi lading mengalami penurunan yang cukup tajam, penurunannya mencapai 14,69 persen. Seiring dengan peningkatan total luas panen padi, total produksi padi Propinsi Bengkulu pada periode 2002-2003 mengalami peningkatan. Pada tahun 2003 total produksi padi Propinsi Bengkulu mencapai 413,38 ribu ton atau meningkat

sebesar 8,83 persen dari produksi padi tahun 2002. Produksi padi Propinsi Bengkulu pada tahun 2002 tercatat sebesar 379,82 ribu ton. Produksi padi Propinsi Bengkulu terdiri dari 377,26 ton atau 91,26 persen produksi padi sawah dan sisanya sebanyak 36,11 ribu ton atau 8,74 persen produksi padi ladang. Seiring dengan peningkatan luas panen padi sawah,

peningkatan total produksi padi di Propinsi Bengkulu didorong oleh peningkatan produksi padi sawah. Pada periode tahun 20022003 produksi padi sawah Propinsi Bengkulu meningkat dari

337,88 ribu ton menjadi 377,26 ribu ton atau meningkat sebesar

67Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

11,66 persen. Sementara di lain pihak dan seiring dengan penurunan luas panennya, produksi padi ladang pada periode 20022003 mengalami penurunan yang cukup tinggi. Pada periode itu produksinya menurun dari 41,94 ribu ton menjadi 36,11 ribu ton atau turun sebesar 13,89 persen.

Gambar 34 Perkembangan Luas Panen Padi Sawah dan Padi Ladang 2000-2003 (Ha) 87.911 88.778 92.858

82.389

26.362 17.301

20.739

17.692

2000

2001 Padi Sawah

2002 Padi Ladang

2003

68Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 35 Perkembangan Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang 2000-2003 (Ton) 377.261 342.014 311.493 337.880

51.486

34.959

41.939

36.114

2000 Padi Sawah

2001

2002

2003 Padi Ladang

I.2. Perkembangan Luas Panen dan Produksi PalawijaDi samping tanaman bahan makanan padi, petani di Propinsi Bengkulu juga mengusahakan tanaman palawija. Akan tetapi luas lahan budidaya yang digunakan para petani di Propinsi Bengkulu untuk menanam palawija masih relatif rendah. Usaha pertanian palawija bagi petani padi maupun petani perkebunan rakyat di daerah ini kelihatannya merupakan usaha sampingan. Jenis tanaman palawija yang diusahakan di propinsi Bengkulu adalah adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang kedelai, dan kacang

69Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

tanah. Ditinjau dari luas panennya, tanaman palawija yang paling banyak diusahakan para petani di Propinsi Bengkulu adalah tanaman jagung. Pada tahun 2003 luas panen total tanaman palawija di Propinsi Bengkulu mencapai 49,74 ribu hektar, yang terdiri dari seluas 28,21 ribu hektar atau 56,72 persen luas panen tanaman jagung, seluas 7,19 ribu hektar atau 14,46 persen luas panen tanaman ubi kayu, seluas 5,78 ribu hektar atau 11,63 persen luas panen tanaman ubi jalar dan seluas 8,54 ribu hektar atau 17,18 persen luas panen tanaman kacang-kacangan (kacang tanah dan kacang kedelai). Dibandingkan dengan tahun 2002, total luas panen tanaman palawija mengalami sedikit penurunan. Pada tahun 2002 luas panen tanaman palawija mencapai 51,14 ribu hektar, yang berarti pada periode 2002-2003 luas panen budidaya palawija mengalami penurunan sebesar 2,74 persen. Penurunan luas panen lahan budidaya palawija pada periode 2002-2003 disebabkan penurunan luas panen tanaman jagung dan terutama penurunan luas panen tanaman ubi jalar. Luas panen tanaman jagung mengalami penurunan sebesar 2,54 persen, sedangkan luas panen tanaman ubi jalar menurun sebesar 13,94 persen. Pada tahun 2003, total produksi tanaman palawija Propinsi Bengkulu mencapai 198,53 ribu ton, yang terdiri dari komoditas jagung sebanyak 52,72 ribu ton atau 26,56 persen, komoditas ubi

70Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

kayu sebanyak 82,94 ribu ton atau 41,78 persen, komoditas ubi jalar sebanyak 54,74 ribu ton atau 27,57 persen dan komoditas kacang-kacangan (kacang tanah dan kacang kedelai) sebanyak 6,12 ribu ton atau 4,09 persen. Dibandingkan dengan tahun 2002 total produksi komoditas palawija Propinsi Bengkulu mengalami sedikit penurunan. Total produksi komoditas palawija Propinsi Bengkulu pada tahun 2002 sebanyak 204,22 ribu ton, yang berarti pada periode 2002-2003 total produksi komoditas palawija mengalami di daerah ini mengalami penurunan sebesar 2,79 persen. Penurunan produksi komoditas palawija pada periode 20022003 disebabkan penurunan produksi komoditas ubi jalar. Pada periode itu produksi komoditas ubi jalar menuurn dari 62,69 ribu ton menjadi 54,74 ribu ton atau turun sebesar 12,68 persen. Produksi komoditas palawija lainnya pada periode 2002-2003 umumnya mengalami kenaikan, tetapi persentase kenaikannya relatif kecil.

71Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 36 Perkembangan Luas Panen Tanaman Palawija di Propinsi Bengkulu 2002-2003 (Ha) 28.214 28.948

7.194 7.186 6.720 5.783 6.233 6.239 2.055 Jagung Ubi Kayu 2002 Ubi jalar Kacang Tanah

2.309

Kedelai 2003

Gambar 37 Perkembangan Produksi Tanaman Palawija Di Propinsi Bengkulu 2002-2003 (Ton) 81.391 82.945

52.191 52.723

62.688

54.741

6.036 6.0401.919 2.084 Jagung Ubi Kayu 2002 Ubi Jalar Kacang Kedelai Tanah 2003

72Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

I.3

Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan RakyatKontribusi subsektor perkebunan dalam PDRB Bengkulu

semakin meningkat. Pada awal Repelita VI kontribusi subsektor perkebunan baru mencapai 6,45 persen, tetapi pada tahun 2003 kontribusinya telah meningkat menjadi 11,28 persen. Peningkatan itu mengindikasikan bahwa andil subsektor perkebunan dalam perekonomian Propinsi Bengkulu semakin penting. Usaha perkebunan di Propinsi Bengkulu dilakukan oleh rumah tangga perkebunan rakyat dan perkebunan besar swasta. di

Rumahtangga yang mengusahakan tanaman perkebunan

Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2002 rumah tangga yang mengusahakan perkebunan rakyat di daerah ini diperkirakan mencapai 307.493 rumahtangga sedangkan pada tahun 2003 jumlahnya diperkirakan telah mencapai 360.321 rumahtangga. Sementara itu, perusahaan besar swasta yang bergerak aktif di sektor perkebunan jumlahnya masih kurang dari 10 perusahaan. Perkebunan besar swasta di Propinsi Bengkulu umumnya bergerak dalam usaha perkebunan kelapa sawit yang menyebar di kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan. Ditinjau dari luas lahannya, tanaman perkebunan yang banyak diusahakan rumahtangga perkebunan rakyat di Propinsi Bengkulu

73Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

adalah tanaman perkebunan kopi, karet, kelapa sawit, dan kelapa. Dari keempat jenis tanaman perkebunan itu, yang sangat potensial untuk dikembangkan dan diminati investor dari luar Propinsi Bengkulu adalah tanaman karet dan kelapa sawit. Sebab, selain memiliki nilai ekonomis yang tinggi, lahan yang tersedia dan cocok untuk pengembangan tanaman perkebunan karet dan kelapa sawit masih cukup luas tersedia. Pada tahun 2003, total luas lahan tanaman kopi, karet, kelapa, dan kelapa sawit yang diusahakan rumahtangga perkebunan rakyat di Propinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 245,35 ribu hektar. Terdiri dari seluas 89,47 ribu hektar lahan tanaman kopi, seluas 96,18 ribu hektar lahan tanaman karet, seluas 22,80 ribu hektar lahan tanaman kelapa, dan seluas 36,90 ribu hektar lahan tanaman kelapa sawit. Bila dibandingkan dengan total luas lahan tanaman perkebunan rakyat Propinsi Bengkulu yang mencapai 272,23 ribu hektar, maka luas lahan tanaman kopi, karet, kelapa dan kelapa sawit mencapai 90,13 persen dari total luas lahan perkebunan rakyat di Propinsi Bengkulu. Lahan tanaman kopi, karet, dan kelapa yang diusahakan rumahtanggga perkebunan rakyat sebagian besar merupakan lahan tanaman menghasilkan. Pada tahun 2003 lahan kopi yang

menghasilkan seluas 68,52 ribu hektar atau 76,59 persen, lahan karet yangb menghasilkan seluas 63,08 hektar atau 65,58 persen,

74Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

lahan kelapa yang menghasilkan seluas 15,85 ribu hektar atau 69,50 persen, dan lahan kelapa sawit yang menghasilkan seluas 19,84 ribu hektar atau 53,76 persen. Produksi komoditas kopi, karet, kelapa dan kelapa sawit yang dihasilkan usaha perkebunan rakyat pada tahun 2003 mencapai 132,20 ribu ton. Terdiri dari produksi komoditas biji kopi

sebanyak 54,84 ribu ton, komoditas karet sebanyak 22,27 ribu ton, komoditas kelapa sebanyak 6,04 ribu ton, dan komoditas kelapa sawit (TBS) sebanyak 49,04 ribu ton. Apabila dibandingkan dengan total produksi komoditas tanaman perkebunan rakyat Propinsi Bengkulu yang mencapai 137,01ribu ton, maka produksi komoditas kopi, karet, kelapa, dan kelapa sawit mencapai 96,49 persen .

75Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 38 Perbandingan Luas Tanaman Perkebunan Rakyat Terhadap Total Menurut Jenis Tanaman 2003

Kelapa Sawit 13,55%

Lainnya 9,87%

Kopi 32,87%

Kelapa 8,38% Karet 35,33%

Gambar 39 Perbandingan Luas Tanaman Perkebunan Rakyat Yang Menghasilkan Terhadap Total Menurut Jenis Tanaman 2003

Kelapa Sawit 11,12%

Lainnya 6,22%

Kopi 38,41%

Kelapa 8,88% Karet 35,36%

76Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 40 Proprosi Luas Tanaman Perkebunan Menghasilkan Terhadap Masing-masing Jenis Tanaman Tahunn 2003 (%)

41,3 53,76 69,5 65,58 76,59

0

10 Kopi

20

30 Karet

40 Kelapa sawit

50

60 Kelapa

70 Lainnya

80

90

Sumber : Dinas Perkebunan Propinsi Bengkulu

I.4. Luas dan Produksi HutanPerananan subsektor kehutanan dalam perekonomian Propinsi Bengkulu cukup rendah dan cenderung semakin menurun. Kondisi itu terlihat dari rendahnya dan semakin menurunnya kontribusi subsektor kehutanan dalam PDRB Propinsi Bengkulu. Pada awal Pelita VI kontribusi subsektor kehutanan dalam PDRB Propinsi Bengkulu mencapai 2,97 persen, sedangkan pada tahun 2003 kontribusinya turun menjadi 1,99 persen.

77Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Penurunan kontribusi subsektor kehutanan dalam perekonomian Propinsi Bengkulu berkaitan erat dengan semakin rendahnya produksi hasil-hasil hutan Propinsi Bengkulu yang meliputi rotan, damar, dan terutama kayu bulat dan kayu gergajian, baik yang bersumber dari usaha rumahtangga kehutanan maupun yang bersumber dari perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan hasil-hasil hutan (HPH). Kayu bulat yang merupakan hasil hutan andalan Propinsi Bengkulu semakin sulit ditingkatkan, karena banyak perusahaan pemegang HPH yang dibekukan operasinya. Fungsi hutan di Propinsi Bengkulu dibagi dalam 6 (tujuh) kelompok, yaitu : Kelompok pertama, Hutan kawasan suaka alam/pelestarian alam dengan luas mencapai lebih kurang 444,99 ribu hektar. Hutan kawasan suaka alam/pelestarian alam berdasarkan fugsinya terbagi atas: hutan Taman Nasional dengan luas 406,25 ribu hektar, hutan Cagar Alam dengan luas 5,87 ribu hektar, hutan Taman Wisata Alam dengan luas 15,44 ribu hektar, hutan Taman Hutan Raya dengan 1,12 ribu, hutan Taman Buru seluas 16,30 ribu hektar. Kelompok Kedua, Hutan Lindung dengan luas 251,49 ribu hektar. Kelompok ketiga, Hutan Produksi Terbatas dengan luas 182,21 ribu hektar. Kelompok keempat, Hutan Produksi Tetap dengan luas 36,37 ribu hektar. Kelompok kelima, Hutan Fungsi Khusus dengan

78Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

luas 6,87 ribu hektar. Kelompok keenam, dengan luas 1,06 juta hektar.

Peruntukan lainnya

Gambar 41 Pembagian Hutan Menurut Penggunaan

Suaka Alam 22,49%

Peruntukan Lainnya 53,41%

Hutan Lindung 12,71% Hutan Fungsi Khusus 0,35% Hutan Produksi Terbatas 9,21%

Hutan Porduksi Tetap 1,84%

Sumber : Dinas Kehutanan Propinsi Bengkulu

Produk utama hutan Propinsi Bengkulu terdiri dari: kayu bulat, rotan dan damar. Kayu bulat umumnya dihasilkan oleh perusahaan HPH dan non HPH, sedangkan rotan dan damar umumnya dihasilkan oleh rumahtangga kehutanan. Pada tahun 2003 produk

79Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

kayu bulat hutan Propinsi Bengkulu mencapai 45,89 ribu meter kubik. Kayu bulat tersebut seluruhnya berasal dari perusahaan HPH. Selain kayu bulat, perusahaan HPH juga menghasilkan kayu bergajian. Pada tahun 2003 kayu gergajian yang dihasilkan oleh perusahaan HPH yang beroperasi di Propinsi Bengkulu sebanyak 15,70 ribu meter kubik. Dibandingkan dengan tahun 2002

produksi kayu bulat dan kayu gergajian Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan. Produksi kayu bulat meningkat sebesar 164,61 persen, sedangkan produksi kayu gergajian meningkat sebesar 37,37 persen. Pada tahun 2002 produksi kayu bulat Propinsi Bengkulu sebanyak 17,34 ribu meter kubik dan produksi kayu gergajian sebanyak 11,43 ribu meter kubik. Produksi hutan Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 dalam bentuk rotan batangan sebanyak 49 ribu batang, yang terdiri dari: rotan manau sebanyak 23,5 ribu batang dan rotan kesur sebanyak 25,5 ribu batang. Sedangkan hasil rotan lainnya dalam bentuk rotan kiloan, produksinya pada tahun 2003 mencapai 978,5 ribu kilogram. Sementara itu, produksi damar Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 diperkirakan mencapai 100 ribu kg.

80Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

I.5. Perkembangan Populasi Ternak Pada kurun waktu 1993-2003 kontribusi subsektor peternakan dalam PDRB Bengkulu rata-rata kurang dari 4 persen per tahun. Angka itu menggambarkan bahwa peranan subsektor peternakan dalam perekonomian Propinsi Bengkulu masih relatif kecil. Kegiatan pemeliharaan ternak di Propinsi Bengkulu umumnya dilakukan rumahtangga. Ternak yang dipelihara rumahtangga di Propinsi Bengkulu terdiri dari pemeliharaan ternak besar (sapi dan kerbau), pemeliharaan ternak kecil (kambing dan domba) dan pemeliharaan unggas (ayam kampung, ayam potong dan itik). Selain itu penduduk Propinsi Bengkulu juga telah meminati kegiatan pemeliharaan ayam petelor, tetapi kegiatan yang dilakukan masih dalam skala kecil. Kegiatan pemeliharaan ternak besar di Propinsi Bengkulu pada kurun waktu 2002-2003 menunjukkan perkembangan yang tidak menggembirakan. Kondisi itu terlihat dari terjadinya penurunan jumlah atau populasi sapi dan kerbau yang dipelihara penduduk Propinsi Bengkulu. Pada kurun waktu 2002-2003 jumlah ternak sapi mengalami penurunan yang cukup tinggi dari 80.911 ekor menjadi 49.166 ekor atau menurun sebesar 39,23 persen. Sementara itu, jumlah ternak kerbau menurun dari 51.479 ekor menjadi 30.481ekor atau

81Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

menurun sebesar 40,79 persen. Tingginya penurunan populasi ternak sapi maupun kerbau pada periode 2002-2003, terutama disebabkan oleh tingginya pemotongan/pemusnahan ternak sapi dan kerbau yang merupakan dampak dari penyakit ngorok yang terjadi pada periode itu. Perkembangan yang tidak menggembirakan juga terjadi dalam kegiatan pemelihaaran ternak kecil. Populasi ternak kecil yang dipelihara rumahtangga di Propinsi Bengkulu umumnya mengalami penurunan yang cukup tinggi pada kurun waktu 2002-2003. Populasi ternak kambing pada periode 2002-2003 mengalami penurunan dari 102.603 ekor menjadi 79.589 ekor atau turun sebesar 22,43 persen, sedangkan populasi ternak domba pada kurun waktu yang sama mengalami penurunan dari 8.666 ekor menjadi 4.402 ekor atu menurun sebesar 49,20 persen. Penurunan populasi ternak kambing maupun domba pada periode 2002-2003, di samping disebabkan oleh tingginya pemotongan ternak kambing dan domba pada periode itu, kelihatannya juga disebabkan kurang begitu berhasilnya upaya pengembangbiakan ternak kambing dan domba di Propinsi Bengkulu. Pada periode 2002-2003 pemotongan ternak kambing di Propinsi Bengkulu meningkat tajam dari 50.522 ekor menjadi 156.148 ekor atau naik sebesar 209,07 persen, sedangkan

82Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

pemotongan ternak domba meningkat dari 2.676 ekor menjadi 6.811 ekor atau meningkat sebesar 154,52 persen. Relatif sama kondisinya dengan kegiatan pemeliharaan ternak, kegiatan pemeliharaan unggas yang umumnya diusahakan rumahtangga di Propinsi Bengkulu pada kurun waktu 2002-2003 menunjukkan perkembangan yang tidak menggembirakan. Kondisi itu terlihat dari rata-rata tingginya penurunan populasi unggas yang dipelihara rumahtangga di Propinsi Bengkulu pada kurun waktu 2002-2003. Populasi ayam buras pada kurun waktu 2002-2003 mengalami penurunan yang cukup tinggi dari 3,03 juta ekor menjadi 1,22 juta ekor atau menurun sebesar 59,61 persen. Populasi ayam ras pedaging menurun dari 2,32 juta ekor menjadi 1,76 juta ekor atau menurun sebesar 24,15 persen. Populasi itik menurun dari 226,42 ribu ekor menjadi 100,74 ribu ekor atau menurun sebesar 55,51persen. Sedangkan ayam ras petelor penurunan populasinya relatif rendah, dari 38,04 ribu ekor menjadi 37,21 ribu ekor atau menurun sebesar 2,17.

83Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 42 Perkembangan Populasi Sapi dan Kerbau 2002-2003 (ekor)

80.91151.479

49.16630.481

2002

2003

Sapi

Kerbau

Gambar 43 Perkembangan Populasi Domba dan Kambing 2002-2003 (ekor)

102.603 79.589

8.666

4.402

2002

2003

Domba

Kambing

84Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 44 Perkembangan Populasi Ayam Buras, Ayam Ras dan Itik 2002-2003 (ekor) 3.033.943

2.322.960 1.761.876 1.225.395

226.423

100.738 2003

2002

Ayam Buras

Ayam Ras

Itik

Sumber : Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Bengkulu

I.6.

Produksi dan Luas Budidaya Perikanan Darat

Usaha budidaya perikanan darat di Propinsi Bengkulu, yang meliputi budidaya ikan kolam, sawah, keramba, perairan umum dan tambak tampaknya belum dilakukan secara sungguh-sungguh. Hal itu terlihat dari relatif lambannya perkembangan budidaya perikanan darat di daerah ini. Padahal di Propinsi Bengkulu tersedia lahan yang cukup untuk usaha budidaya ikan darat,

85Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

terutama budidaya tambak ikan dan udang. Bila dibandingkan dengan luas wilayahnya yang mencapai 1.978.870 hektar, maka hingga tahun 2003 luas lahan yang dimanfaatkan untuk usaha budidaya ikan darat masih kurang dari 1 persen dari luas wilayah Propinsi Bengkulu. Rendahnya pemanfaatan lahan untuk budidaya perikanan darat mengakibatkan produksi ikan darat Propinsi Bengkulu cukup rendah, sehingga belum mampu untuk memenuhi kebutuhan konsumsi penduduk Propinsi Bengkulu. Pada tahun 2003, total luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya perikanan darat di Propinsi Bengkulu mencapai 3.055 hektar. Yang terdiri dari lahan budidaya ikan kolam seluas 1.750 hektar atau 57,28 persen, lahan budidaya ikan keramba seluas 2 hektar atau 0,065 persen, lahan budidaya ikan sawah seluas 1.054 hektar atau 34,50 persen, dan lahan budidaya ikan tambak seluas 249 hektar atau 8,16 persen. Bila dibandingkan dengan tahun 2002 yang total luas budidayanya mencapai 3.770 hektar, maka luas lahan budidaya ikan darat di Propinsi Bengkulu pada kurun waktu 2002-2003 mengalami peningkatan sebesar 18,97 persen. Dari perbandingan luas lahan budidaya ikan darat itu, kelihatan bahwa usaha budidaya ikan tambak belum dikembangkan secara optimal. Padahal sepanjang garis pantai Propinsi Bengkulu sangat memungkinkan untuk pengembangan lahan budidaya ikan tambak. Minimnya modal yang dimiliki serta minimnya investasi

86Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

disubsektor perikanan, merupakan faktor utama penyebab masih rendahnya pemanfaatan lahan pantai untuk usaha budidaya tambak. Produksi ikan darat Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 mencapai 10.399 ton. Produksi ikan darat Propinsi Bengkulu didominasi ikan kolam dan sawah. Produksi ikan kolam sebanyak 3.723 ton atau 35,80 persen, dan produksi ikan perairan umum sebanyak 3.630 ton atau 34,91 persen dari total produksi ikan darat Propinsi Bengkulu. Dibandingkan dengan tahun 2002 produksi ikan darat Propinsi Bengkulu mengalami peningkatan yang relatif tinggi. Pada tahun 2002 produksi ikan darat Propinsi Bengkulu sebanyak 4.642 ton. Berarti pada periode 2002-2003 produksi ikan darat mengalami peningkatan sebesar 124,02 persen. Peningkatan produksi ikan darat pada periode 2002-2003 terutama berasal dari peningkatan produksi ikan kolam dan ikan sawah. Pada periode 2002-2003 produksi budidaya ikan kolam meningkat sebesar 92,60 persen, dan produksi budidaya ikan sawah meningkat sebesar 19,07 persen. Sementara itu, produksi perikanan laut Propinsi Bengkulu pada tahun 2003 yang merupakan hasil tangkapan lebih kurang 12 ribu rumahtangga nelayan mencapai 26,85 ribu ton. Dibandingkan dengan tahun 2002, produksi perikanan laut Propinsi Bengkulu mengalami penurunan yang cukup tinggi. Pada tahun 2002

87Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

produksi perikanan laut sebanyak 30,75 ton, yang berarti terjadi penurunan produksi sebesar 12,67 persen. Apabila dibandingkan dengan potensi lautnya yang memiliki garis pantai lebih kurang 400 km, maka produksi ikan laut yang dihasilkan para nelayan Propinsi Bengkulu tersebut relatif rendah. Masih rendahnya produktivitas ikan darat maupun perikanan laut, menyebabkan kontribusi subsektor perikanan dalam perekonomian Bengkulu tidak terlalu menonjol. Pada periode tahun 1993-2003 kontribusi subsektor perikanan dalam perekonomian propinsi Bengkulu, rata-rata masih di bawah 5 persen per tahun.

Gambar 45 Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Propinsi Bengkulu Tahun 2003 (dalam Ha) 1.750

1.054

249 2 Kolam Keramba Sawah Tambak

88Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 46 Perbandingan Luas Lahan Budidaya Perikanan Darat Propinsi Bengkulu Tahun 2003

Tambak 8,15%

Sawah 34,50% Keramba 0,07%

Kolam 57,28%

Gambar 47. Produksi Perikanan Darat Propinsi Bengkulu Menurut Budidaya Perikanan 2003 (ton)

3.723

3.630

1.911

441

694

Kolam

Keramba

Sawah

Tambak

Umum

89Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 48 Perbandingan Produksi Budidaya Perikanan Darat Propinsi Bengkulu Tahun 2003

Umum 34,91%

Kolam 35,80%

Tambak 6,67%

Sawah 18,38%

Keramba 4,24%

Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Bengkulu

J.

Perkembangan Industri Besar dan Sedang Peranan sektor industri dalam perekonomi Propinsi Bengkulu

masih relatif rendah. Pada periode 1993-2003 peranan sektor industri dalam perekonomian Propinsi Bengkulu yang digambarkan dari kontribusi sektor industri dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Propinsi Bengkulu rata-rata kurang dari 6 persen per tahun.

90Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Perusahaan industri di Propinsi Bengkulu umumnya industri kecil dan rumahtangga, sedangkan industri besar dan sedang jumlah masih relatif sedikit. Bahkan jumlah perusahaan industri besar dan sedang di Propinsi Bengkulu dari tahun ke tahun semakin berkurang. Penurunan jumlah industri besar dan sedang di Propinsi Bengkulu antara lain disebabkan terjadinya penyusutan jumlah tenaga kerja, sehingga statusnya merobah menjadi industri kecil. Industri sedang adalah industri yang memiliki tenaga kerja antara 20-99 orang. Industri besar adalah industri memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang. Pada tahun 2002 di Propinsi Bengkulu terdapat sebanyak 17 buah perusahaan industri besar dan sedang. Dibandingkan dengan tahun 2001, jumlah industri besar dan sedang yang ada di Propinsi Bengkulu mengalami penurunan, dimana pada tahun 2000 jumlah industri besar dan sedang di Propinsi Bengkulu sebanyak 19 buah.

91Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 49 Perkembangan Jumlah Industri Besar-Sedang 1998-2002

28

19 17

1917

1998

1999

2000

2001

2002

Sumber permodalan industri besar dan sedang di Propinsi Bengkulu umumnya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Pada tahun 2002 jumlah perusahaan industri besar dan sedang yang sumber permodalannya dari PMDN sebanyak 10 perusahaan. Sedangkan yang bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebanyak 2 perusahaan. Industri besar dan sedang di Propinsi Bengkulu umumnya adalah industri pengolahan makanan (kode 31). Jumlah industri pengolahan makanan pada tahun 2002 sebanyak 9 perusahaan.

92Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Indusri makanan secara merata menyebar di masing-masing daerah Kota dan Kabupaten, sedangkan industri kayu sebagian besar berada di kabupaten Bengkulu Utara. Industri besar dan sedang lainnya yang terdapat di Propinsi Bengkulu adalah industri pengolahan kayu, akan tetapi jumlahnya terus mengalami penurunan. Pada tahun 2001 jumlah industri pengolahan kayu di Propinsi Bengkulu sebanyak 3 (tiga) buah perusahaan, tetapi pada tahun 2002 jumlahnya tinggal 1 (satu) perusahaan. Kemampuan sektor industri pengolahan di Propinsi Bengkulu dalam menyerap tenaga kerja masih relatif rendah. Pada tahun 2002 jumlah tenaga kerja yang terserap di perusahaan-perusahaan industri pengolahan di daerah ini sebanyak 3.783 orang. Apabila dibandingkan dengan jumlah perusahaan industri yang ada, maka daya serap per perusahaan industrin pengolahan sebanyak 222 orang.

93Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Bengkulu

Gambar 50 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja yang Terserap di Industri Besar-Sedang 1998-2002 (jiwa)

3.783 3.232 2.964 2.556 2.017

1998

1999

2000

2001

2002

Gambar 51 Sumber Permodalan Industri Besar dan Sedang 2002

Lainnya 29,41%

PMA 11,76%

PMDN 58,82%

94Bengkulu Dalam Angka 2003

Profil Propinsi Be