BBLR Dan Hiperbilirubinemia

6
7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 1/6 RSAU dr. Esnawan Antriksa BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. Ciri-ciri Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut: a. Berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar badan kurang dari 45 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan tinggi badan kurang dari 30 cm. b. Kulit sangat tipis, kering, keriput penuh dengan lanugo, pembuluh darah mudah terlihat, lemak subkutan kurangd an peristaltik usus terlihat. c. Tulang rawan pada telinga kurang berkembang sehingga mudah dilipat. d. Batasan antara dahi dan rambut kepala tidak jelas. e.  Alat genitalia belum sempurna pada bayi wanita clitoris masih menonjol melebihi permukaan labia mayora, sedangkan pada bayi laki-laki testisnya belum turun atau scrotumnya masih kosong. f. Kepala kelihatan lebih besar dibandingkan dengan badannya. g. Kuku belum sampai keujung jari tetapi hanya terdapat garis-garis halus tanpa lekukan. h. Reflek menghisap dan menelan masih kurang. BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah) dapat dibagi menjadi 2 golongan yaitu: a. Prematuritas Murni. Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan. b. Dysmaturitas. Berat badan bayi kurang dari pada berat badan seharusnya. Contoh : Bayi lahir dengan usia kehamilan 40 minggu tetapi berat badannya hanya 2400 gram atau kurang dari 2500 gram. Gejala-gejala yang timbul pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut : a. Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak dibawh kulit sangat kurang. b.  Pergerakannya lemah dan kurang. c. Denyut nadi tidak teratur. d. Mudah anemia karena sel darah merah yang masih kurang. e. Pembuluh darah terlihat karen kulit masih tipis. f. Temperatur rendah (Hipotermi). Selain itu kita harus mencegah agar BBLR tidak terjadi lagi dalam masyarakat dengan cara : a. Mengkonsumsi makanan yang bergizi. b. Memeriksa kehamilan secara teratur. c. Bila ibu memiliki penyakit menahun dan ingin hamil disarankan ibu melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan. Sumber : www.parentsindonesia.com Tim PKRS

description

BBLR dan Hiperbil

Transcript of BBLR Dan Hiperbilirubinemia

Page 1: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 1/6

RSAU dr. Esnawan Antriksa

BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Ciri-ciri Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:

a.  Berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar badan kurang dari 45

cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan tinggi badan kurang dari

30 cm.

b.  Kulit sangat tipis, kering, keriput penuh dengan lanugo, pembuluh

darah mudah terlihat, lemak subkutan kurangd an peristaltik usus

terlihat.

c.  Tulang rawan pada telinga kurang berkembang sehingga mudah

dilipat.

d.  Batasan antara dahi dan rambut kepala tidak jelas.

e. 

Alat genitalia belum sempurna pada bayi wanita clitoris masihmenonjol melebihi permukaan labia mayora, sedangkan pada bayi

laki-laki testisnya belum turun atau scrotumnya masih kosong.

f.  Kepala kelihatan lebih besar dibandingkan dengan badannya.

g.  Kuku belum sampai keujung jari tetapi hanya terdapat garis-garis

halus tanpa lekukan.

h.  Reflek menghisap dan menelan masih kurang.

BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah) dapat dibagi menjadi 2 golongan

yaitu:

a.  Prematuritas Murni.

Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai

dengan berat badan untuk masa kehamilan.

b.  Dysmaturitas.

Berat badan bayi kurang dari pada berat badan seharusnya.

Contoh : Bayi lahir dengan usia kehamilan 40 minggu tetapi

berat badannya hanya 2400 gram atau kurang dari 2500 gram.

Gejala-gejala yang timbul pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

adalah sebagai berikut :

a.  Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak dibawh kulit

sangat kurang.

b. 

Pergerakannya lemah dan kurang.c.  Denyut nadi tidak teratur.

d.  Mudah anemia karena sel darah merah yang masih kurang.

e.  Pembuluh darah terlihat karen kulit masih tipis.

f.  Temperatur rendah (Hipotermi).

Selain itu kita harus mencegah agar BBLR tidak terjadi lagi dalam

masyarakat dengan cara :

a.  Mengkonsumsi makanan yang bergizi.

b.  Memeriksa kehamilan secara teratur.

c.  Bila ibu memiliki penyakit menahun dan ingin hamil disarankan ibu

melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKRS

Page 2: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 2/6

RSAU dr. Esnawan Antriksa

BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Ciri-ciri Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:

i.  Berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar badan kurang dari 45

cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan tinggi badan kurang dari

30 cm.

 j.  Kulit sangat tipis, kering, keriput penuh dengan lanugo, pembuluh

darah mudah terlihat, lemak subkutan kurangd an peristaltik usus

terlihat.

k.  Tulang rawan pada telinga kurang berkembang sehingga mudah

dilipat.

l.  Batasan antara dahi dan rambut kepala tidak jelas.

m. 

Alat genitalia belum sempurna pada bayi wanita clitoris masihmenonjol melebihi permukaan labia mayora, sedangkan pada bayi

laki-laki testisnya belum turun atau scrotumnya masih kosong.

n.  Kepala kelihatan lebih besar dibandingkan dengan badannya.

o.  Kuku belum sampai keujung jari tetapi hanya terdapat garis-garis

halus tanpa lekukan.

p.  Reflek menghisap dan menelan masih kurang.

BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah) dapat dibagi menjadi 2 golongan

yaitu:

c.  Prematuritas Murni.

Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai

dengan berat badan untuk masa kehamilan.

d.  Dysmaturitas.

Berat badan bayi kurang dari pada berat badan seharusnya.

Contoh : Bayi lahir dengan usia kehamilan 40 minggu tetapi

berat badannya hanya 2400 gram atau kurang dari 2500 gram.

Gejala-gejala yang timbul pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

adalah sebagai berikut :

g.  Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak dibawh kulit

sangat kurang.

h. 

Pergerakannya lemah dan kurang.i.  Denyut nadi tidak teratur.

 j.  Mudah anemia karena sel darah merah yang masih kurang.

k.  Pembuluh darah terlihat karen kulit masih tipis.

l.  Temperatur rendah (Hipotermi).

Selain itu kita harus mencegah agar BBLR tidak terjadi lagi dalam

masyarakat dengan cara :

d.  Mengkonsumsi makanan yang bergizi.

e.  Memeriksa kehamilan secara teratur.

f.  Bila ibu memiliki penyakit menahun dan ingin hamil disarankan ibu

melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKR

Page 3: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 3/6

RSAU dr. Esnawan Antriksa

BBLR

(Berat Badan Lahir Rendah)

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah

berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.

Ciri-ciri Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah sebagai berikut:

q.  Berat badan kurang dari 2500 gram, lingkar badan kurang dari 45

cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, dan tinggi badan kurang dari

30 cm.

r.  Kulit sangat tipis, kering, keriput penuh dengan lanugo, pembuluh

darah mudah terlihat, lemak subkutan kurangd an peristaltik usus

terlihat.

s.  Tulang rawan pada telinga kurang berkembang sehingga mudah

dilipat.

t.  Batasan antara dahi dan rambut kepala tidak jelas.

u.  Alat genitalia belum sempurna pada bayi wanita clitoris masih

menonjol melebihi permukaan labia mayora, sedangkan pada bayi

laki-laki testisnya belum turun atau scrotumnya masih kosong.

v.  Kepala kelihatan lebih besar dibandingkan dengan badannya.

w.  Kuku belum sampai keujung jari tetapi hanya terdapat garis-garis

halus tanpa lekukan.

x.  Reflek menghisap dan menelan masih kurang.

BBLR ( Berat Bayi Lahir Rendah) dapat dibagi menjadi 2 golongan

yaitu:

e.  Prematuritas Murni.

Masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai

dengan berat badan untuk masa kehamilan.

f.  Dysmaturitas.

Berat badan bayi kurang dari pada berat badan seharusnya.

Contoh : Bayi lahir dengan usia kehamilan 40 minggu tetapi

berat badannya hanya 2400 gram atau kurang dari 2500 gram.

Gejala-gejala yang timbul pada Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

adalah sebagai berikut :

m.  Kulit mudah rusak, keriput dan tipis karena lemak dibawh kulit

sangat kurang.

n. 

Pergerakannya lemah dan kurang.o.  Denyut nadi tidak teratur.

p.  Mudah anemia karena sel darah merah yang masih kurang.

q.  Pembuluh darah terlihat karen kulit masih tipis.

r.  Temperatur rendah (Hipotermi).

Selain itu kita harus mencegah agar BBLR tidak terjadi lagi dalam

masyarakat dengan cara :

g.  Mengkonsumsi makanan yang bergizi.

h.  Memeriksa kehamilan secara teratur.

i.  Bila ibu memiliki penyakit menahun dan ingin hamil disarankan ibu

melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKRS

Page 4: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 4/6

RSAU dr. Esnawan Antariks

Hiperbilirubin

Hiperbilirubin terjadi 60% pada bayi baru lahir dan biasanya

bukan merupakan hal yang berbahaya apabila dapat dikendalikan. Bilirubin

dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua. Setelah

itu bilirubin menuju ke usus dan ginjal lalu keseluruh tubuh. Jika terlalu

banyak bilirubin yang dilepaskan keseluruh tubuh bayi maka itu

menyebabakan warna kuning yang disebut hiperbilirubin.

Penyebab bayi bisa terkena penyakit Hiperbilirubin terjadi ketika

organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat.

Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian

berkumpul pada kulit dan bagian putih bola mata.

Bayi yang sering terkena Hiperbilirubin antara lain :

a.  Bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya.

b.  Bayi yang lahir prematur, kerena kurang matangnya fungsi hati.

c.  Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan

lainnya.

d.  Bayi yang mengalami infeksi juga dapat mengalami gangguan fungsi

hati.

e.  Bayi yang kekurangan cairan.

f.  Bayi mengalami kekurangan enzim G6PD (Glukosa 6 Phospate

Dehidrogenase) yaitu enzim yang bertugas memperkuat dinding sel

darah merah.

Waktu sebaiknya dilakukan pemeriksaan Hiperbilirubin biasanya

 jumlah bilirubin meningkat pada 3-4 hari pertama setelah lahir. Oleh

karena itu biasanya tiga hari setelah lahir, di RSAU dr. Esnawan

Antariksa dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan

bilirubin, kecuali terdapat kecurigaan kuning sebelumnya.

Cara sederhana untuk mengetahui apakah bayi hiperbilirubin

adalah : tekan kulit bayi perlahan pada bagian dada dengan jari dan ini

terlihat terdapat perbedaan warnanya. Lampu neon yang putih biasanya

menyulitkan kita untuk melihat perbedaan warnanya, jadi sebaiknya cek

pada waktu siang hari.

Beberapa gejala bila bayi anda terkena hiperbilirubin adalah kulit

bayi dan bagian putih bola mata bewarna kekuningan. Bayi juga

mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada

gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki, urine yang bewarna

kuning pekat, kelihatan lelah dan agak rewel, bayi anda kurang cairan /

minum.

Pengobatan penyakit Hiperbilirubin, jika kadar bilirubin tidak

terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan, hanya memberikan ASI

atau Susu Formula lebih sering, serta dijemur pada saat pagi hari pukul

7 sampai 9 pagi. Namun bila kadar bilirubin cukup tinggi (diatas 10

mg/dl), maka harus dilakukan foto terapi. Bila kadar bilirubin sangat

tinggi terdapat kemungkinan dilakukan transfusi tukar, karena dapat

menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKRS

Page 5: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 5/6

RSAU dr. Esnawan Antariks

Hiperbilirubin

Hiperbilirubin terjadi 60% pada bayi baru lahir dan biasanya

bukan merupakan hal yang berbahaya apabila dapat dikendalikan. Bilirubin

dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua. Setelah

itu bilirubin menuju ke usus dan ginjal lalu keseluruh tubuh. Jika terlalu

banyak bilirubin yang dilepaskan keseluruh tubuh bayi maka itu

menyebabakan warna kuning yang disebut hiperbilirubin.

Penyebab bayi bisa terkena penyakit Hiperbilirubin terjadi ketika

organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat.

Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian

berkumpul pada kulit dan bagian putih bola mata.

Bayi yang sering terkena Hiperbilirubin antara lain :

a.  Bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya.

b.  Bayi yang lahir prematur, kerena kurang matangnya fungsi hati.

c.  Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan

lainnya.

d.  Bayi yang mengalami infeksi juga dapat mengalami gangguan fungsi

hati.

e.  Bayi yang kekurangan cairan.

f.  Bayi mengalami kekurangan enzim G6PD (Glukosa 6 Phospate

Dehidrogenase) yaitu enzim yang bertugas memperkuat dinding sel

darah merah.

Waktu sebaiknya dilakukan pemeriksaan Hiperbilirubin biasanya

 jumlah bilirubin meningkat pada 3-4 hari pertama setelah lahir. Oleh

karena itu biasanya tiga hari setelah lahir, di RSAU dr. Esnawan

Antariksa dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan

bilirubin, kecuali terdapat kecurigaan kuning sebelumnya.

Cara sederhana untuk mengetahui apakah bayi hiperbilirubin

adalah : tekan kulit bayi perlahan pada bagian dada dengan jari dan ini

terlihat terdapat perbedaan warnanya. Lampu neon yang putih biasanya

menyulitkan kita untuk melihat perbedaan warnanya, jadi sebaiknya cek

pada waktu siang hari.

Beberapa gejala bila bayi anda terkena hiperbilirubin adalah kulit

bayi dan bagian putih bola mata bewarna kekuningan. Bayi juga

mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada

gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki, urine yang bewarna

kuning pekat, kelihatan lelah dan agak rewel, bayi anda kurang cairan /

minum.

Pengobatan penyakit Hiperbilirubin, jika kadar bilirubin tidak

terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan, hanya memberikan ASI

atau Susu Formula lebih sering, serta dijemur pada saat pagi hari pukul

7 sampai 9 pagi. Namun bila kadar bilirubin cukup tinggi (diatas 10

mg/dl), maka harus dilakukan foto terapi. Bila kadar bilirubin sangat

tinggi terdapat kemungkinan dilakukan transfusi tukar, karena dapat

menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKRS

Page 6: BBLR Dan Hiperbilirubinemia

7/21/2019 BBLR Dan Hiperbilirubinemia

http://slidepdf.com/reader/full/bblr-dan-hiperbilirubinemia 6/6

RSAU dr. Esnawan Antariks

Hiperbilirubin

Hiperbilirubin terjadi 60% pada bayi baru lahir dan biasanya

bukan merupakan hal yang berbahaya apabila dapat dikendalikan. Bilirubin

dibuat ketika tubuh melepaskan sel-sel darah merah yang sudah tua. Setelah

itu bilirubin menuju ke usus dan ginjal lalu keseluruh tubuh. Jika terlalu

banyak bilirubin yang dilepaskan keseluruh tubuh bayi maka itu

menyebabakan warna kuning yang disebut hiperbilirubin.

Penyebab bayi bisa terkena penyakit Hiperbilirubin terjadi ketika

organ hati bayi tidak bisa menghilangkan bilirubin dari darah secara cepat.

Bilirubin yang berlebih yang tidak dapat keluar dari tubuh kemudian

berkumpul pada kulit dan bagian putih bola mata.

Bayi yang sering terkena Hiperbilirubin antara lain :

a.  Bayi yang memiliki golongan darah yang berbeda dengan ibunya.

b.  Bayi yang lahir prematur, kerena kurang matangnya fungsi hati.

c.  Bayi yang memiliki kelainan pada hati dan gangguan kesehatan

lainnya.

d.  Bayi yang mengalami infeksi juga dapat mengalami gangguan fungsi

hati.

e.  Bayi yang kekurangan cairan.

f.  Bayi mengalami kekurangan enzim G6PD (Glukosa 6 Phospate

Dehidrogenase) yaitu enzim yang bertugas memperkuat dinding sel

darah merah.

Waktu sebaiknya dilakukan pemeriksaan Hiperbilirubin biasanya

 jumlah bilirubin meningkat pada 3-4 hari pertama setelah lahir. Oleh

karena itu biasanya tiga hari setelah lahir, di RSAU dr. Esnawan

Antariksa dilakukan pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan

bilirubin, kecuali terdapat kecurigaan kuning sebelumnya.

Cara sederhana untuk mengetahui apakah bayi hiperbilirubin

adalah : tekan kulit bayi perlahan pada bagian dada dengan jari dan ini

terlihat terdapat perbedaan warnanya. Lampu neon yang putih biasanya

menyulitkan kita untuk melihat perbedaan warnanya, jadi sebaiknya cek

pada waktu siang hari.

Beberapa gejala bila bayi anda terkena hiperbilirubin adalah kulit

bayi dan bagian putih bola mata bewarna kekuningan. Bayi juga

mungkin mengalami kekuningan pada membrane mukosa, seperti pada

gusi dan lidah atau pada kuku tangan dan kaki, urine yang bewarna

kuning pekat, kelihatan lelah dan agak rewel, bayi anda kurang cairan /

minum.

Pengobatan penyakit Hiperbilirubin, jika kadar bilirubin tidak

terlalu tinggi biasanya tidak perlu pengobatan, hanya memberikan ASI

atau Susu Formula lebih sering, serta dijemur pada saat pagi hari pukul

7 sampai 9 pagi. Namun bila kadar bilirubin cukup tinggi (diatas 10

mg/dl), maka harus dilakukan foto terapi. Bila kadar bilirubin sangat

tinggi terdapat kemungkinan dilakukan transfusi tukar, karena dapat

menyebabkan bayi mengalami kerusakan otak.

Sumber : www.parentsindonesia.com 

Tim PKRS