Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Pelanggan Indomaret
-
Upload
rachmat-agung-widodo -
Category
Documents
-
view
332 -
download
1
description
Transcript of Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Pelanggan Indomaret
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Industri ritel modern seperti supermarket, swalayan, dan
minimarket, kian hari kian pesat perkembangannya. Hal ini ditandai dengan
banyaknya ritel-retail modern yang bermunculan di berbagai daerah. Menurut
Apipun, Data Analyst Manager Frontier Consulting Group (2012), dalam periode
enam tahun terakhir, dari tahun 2007–2012, jumlah gerai ritel modern di
Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 17,57% per tahun. Pada tahun 2007,
jumlah usaha ritel di Indonesia masih sebanyak 10.365 gerai, kemudian pada
tahun 2011 mencapai 18.152 gerai tersebar hampir di seluruh kota di Indonesia.
Hal tersebut memperlihatkan bahwa perilaku berbelanja penduduk Indonesia yang
sudah mulai bergeser, dari berbelanja di pasar tradisional menuju ritel modern.
Banyaknya jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 237 juta jiwa
menjadi target pasar yang sangat potensial bagi para peritel untuk memasarkan
produknya. Pertumbuhan penduduk dengan berbagai implikasinya dalam
perubahan pola konsumsi dan berbelanja masyarakat dapat menjadi pemicu
semakin banyaknya ritel yang berkembang di Indonesia. Perkembangan ritel ini
tentunya juga akan memepengaruhi daya kritis konsumen untuk memilih dan
mengambil keputusan toko dan jenis ritel mana yang sesuai untuk pemenuhan
kebutuhannya (Apipun dalam frontier.co.id, 2012).
Menurut laporan dari lembaga survey AC Nielsen, Retail and Shopper
Trends Asia Pacific (2010), Indonesia merupakan Negara kedua yang memiliki
peningkatan pasar tercepat di kawasan Asia Tenggara dengan tingkat 1,6 persen
per tahun, selisih sedikit dari Malaysia yaitu sebesar 1,9 persen per tahun. Dari
peningkatan tersebut, 40 persen merupakan hasil dari pertumbuhan pasar modern
atau peritail. Sumbangsih yang cukup besar adalah dari menjamurnya ritel lokal
jenis minimarket yang menyebar di seluruh pelosok yang memiliki tingakat
kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Pesatnya perkembangan tingkat
pertumbuhan pasar modern di Indonesia dapat di lihat pada Grafik 1.1.
Grafik 1.1Jumlah ritel modern di Indonesia Tahun 2004 dan 2010 (Unit)
Sumber : AC Nielsen, Retail and Shopper Trends Asia Pacific, 2010
Dari Grapik 1.1 Menujukan perkembangan jumlah gerai ritel modern di
Indonesia selama periode 2004-2010, format minimarket mencatat pertumbuhan
rata-rata per tahun tertinggi sebesar 20,2%, diikuti convenience store 19,6% dan
hypermarket 14,6%. Sementara format supermarket mulai cenderung ditinggalkan
dengan pertumbuhan gerai rata-rata 2% per tahun.
Perkembangan minimarket yang pesat tersebut juga memperlihatkan
ketatnya persaingan di industri ini. Masing-masing perusahaan ritel berlomba-
lomba mengatur strategi pemasaran yang tepat untuk dapat menarik perhatian
konsumen dan mendapatkan pelanggan sebanyak mungkin. Apabila suatu
perusahaan ritel sudah bisa mendapatkan konsumen, langkah selanjutnya adalah
bagaimana agar konsumen tersebut bisa menjadi pelanggan tetapnya dan
mempertahankan loyalitas untuk terus bisa berbelanja di perusahaan ritel tersebut.
Bauran pemasaran yang mencakup produk, harga, distribusi, dan promosi
pada bisnis ritel ditemukan dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas
pelanggan (Harald, dalam Surya & Setiyaningrum, 2009:14). Tingkat kepuasan
pelanggan berhubungan erat dengan kinerja perusahaan ritel termasuk bauran
pemasarannya. Apabila suatu perusahaan ritel dapat memenuhi harapan
pelanggan, dalam arti pelanggan puas dengan kinerja perusahaan yang ada maka
perusahaan tersebut berpotensi untuk mendapatkan pelanggan yang loyal.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat kepuasan pelanggan merupakan kunci
sukses perusahaan dalam bersaing dan bertahan.
Searah dengan perkembangan zaman, cara pandang terhadap konsumen
dalam pelaksanaan strategi bauran pemasaran ritel telah berubah. Menurut Ma’ruf,
(2006:13) marketing mix yang umum dikenal dengan 4P (product, price, place
dan promotion) yang mana berangkat dari kacamata produsen, kini semenjak
sekitar tahun 1990-an telah muncul istilah 4C (Customer Solution, Cost,
Convenience, Communication) yang berangkat dari pengamatan atas konsumen.
Dalam kaitannnya pada industri ritel, penggabungan dari unsur-unsur tersebut
maka akan terbentuk marketing mix yang sesuai dengan perusahaan ritel atau yang
biasa disebut dengan ritailling mix. Ritailing mix atau bauran pemasaran ritel ini
terdiri dari : lokasi, merchandise, pricing, periklanan dan promosi, atmosfer dalam
gerai, dan retail service (Ma’ruf, 2006:13). Sedangkan menurut Lamb dalam
Munir (2011:35), atribut ritailling mix diberi istilah 6P yang lebih mudah
dipahami yaitu; product, price, place, promotion, presentation, dan personnel.
Salah satu perusahaan ritel terbesar yang mendominasi industri bisnis ritel
jenis minimarket di Indonesia saat ini adalah Indomaret. Indomaret merupakan
jaringan minimarket yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari-
hari yang dikelola oleh PT Indomarco Prismatama. Indomaret mengembangkan
usahanya dengan sistem waralaba yang dimulai pada tahun 1997. Menurut laporan
Darandono dalam majalah online swa.co.id 2012, dengan system waralaba
perusahaan ini berkembang pesat setiap tahunnya, terbukti pada akhir tahun 2012
Indomaret menjadi minimarket yang memilki jumlah gerai terbesar di Indonesia
yaitu sebanyak 7200 gerai. Dengan pengalaman dan capaian Indomaret saat ini
tentunya pengelolaaan dan penerapan strategi sudah sesuai denga wheel of
retailing. Wheel of retailing adalah proses pertumbuhan sebuah gerai kecil
menjadi sebuah perusahaan perdagangan ritel yang besar dimana pengguanaan
bauran pemasaran ritel digunakan sebagai pendukung strategi-strategi pemasaran
yang digunakan (Ma’ruf, 2006:14).
Pada saat ini kesuksesan Indomaret dalam memperlebar sayapnya dengan
penambahan gerai yang begitu besar setiap tahunnya ternyata tidak sejalan dengan
prestasi yang di dapat dalam bidang merek, hal tersebut dapat dilihat dari Top
Brand Index Indomaret yang cenderung menurun. Top Brand Index (TBI)
merupakan penghargaan tertinggi di bidang merek, yang hanya diberikan kepada
merek-merek yang berhasil meraih posisi puncak dalam tiga kategori yaitu mind
share atau posisi merek di dalam benak konsumen, market share atau posisi
merek berdasarkan pemakaian oleh konsumen, dan commitment share yaitu posisi
merek berdasarkan pada keinginan konsumen untuk menggunakannya lagi dimasa
mendatang. Posisi Indomaret saat ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1Top Brand Index Minimarket di Indonesia
No.
Merek 2009 2010 2011
1 Alfamart 47,2% 52,1% 49,0%
2 Indomaret 38,2% 38,1% 34,4%
3 Alfamidi 1,0% 1,4% 2,9%
4 Cirkel K 6,4% 4,3% 2,0%
5 Yomart 1,8% 1,4% 1,7%Sumber : Hindarmara Research Executive Frontier Consulting Group, 2011
Dari tabel 1.1 di atas menunjukan bahwa Top Brand Index minimarket
Indomaret dari tahun ke tahun mengalami penurunan yaitu dari tahun 2009 ke
2010 dari 38,2 % menjadi 38,1%, kemudian puncaknya pada tahun 2011 sebesar
34,4%, dengan menempati urutan ke dua setelah Alfamart. Keadaan tersebut
memperlihatkan bahwa komitmen pelanggan untuk berbelanja di minimarket
Indomaret mulai menurun. Penurunan tersebut, mengindikasikan bahwa
pelanggan mulai kurang puas dengan kinerja atribut-atrbut minimarket Indomaret,
termasuk bauran pemasarannya. Melihat fenomena tersebut perlu adanya
peninjauan kembali tentang bauran pemasaran ritail yang digunakan Indomaret,
berkaitan dengan tingkat kepuasan pelanggannya.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka menarik untuk diteliti
tentang : ”Pengaruh Bauran Pemasaran Ritel Terhadap Kepuasan Pelanggan
Minimarket Indomaret Perumahan Sawojajar I Malang”
B. Rumusan Masalah
Dari masalah yang ada pada latar belakang di atas maka dapat dirumuskan :
1. Apakah atribut product dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh
secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan
Sawojajar I Malang?
2. Apakah atribut price dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan Sawojajar I
Malang?
3. Apakah atribut place dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh secara
parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan Sawojajar I
Malang?
4. Apakah atribut promotion dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh
secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan
Sawojajar I Malang?
5. Apakah atribut presentation dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh
secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan
Sawojajar I Malang?
6. Apakah atribut personnel dalam bauran pemasaran ritel berpengaruh
secara parsial terhadap kepuasan pelanggan Indomaret Perumahan
Sawojajar I Malang?
C. Tujuan Penelitian & Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi permasalah di atas maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
a. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut product
dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan Indomaret
Perumahan Sawojajar I Malang.
b. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut price
dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan Indomaret
Perumahan Sawojajar I Malang.
c. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut place
dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan Indomaret
Perumahan Sawojajar I Malang.
d. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut
promotion dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan
Indomaret Perumahan Sawojajar I Malang.
e. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut
presentation dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan
Indomaret Perumahan Sawojajar I Malang.
f. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh secara parsial atribut
personnel dalam bauran pemasan ritel terhadap kepuasan pelanggan
Indomaret Perumahan Sawojajar I Malang.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat berguna dalam pengembangan keilmuan
pemasaran khususnya mengenai pemahaman terhadap konsep bauran pemasaran
ritel (ritailling mix) pada perusahaan ritel jenis minimarket serta hubungannya
dengan kepuasan pelanggan.
b. Kegunaan Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi manajer pemasaran pada
industri ritel yang menerapkan bauran pemasaran ritel (ritailling mix) dalam
membuat strategi pemasaran pada bisnisnya. Selain itu dampak dari pengguanaan
bauran pemasaran ritel yang tepat diharapkan dapat memenuhi dari harapan dari
pelanggannya sehingga menciptakan kepuasan terhadap ritel itu sendiri.
D. Ruang Lingkup Penelitian
a. Penelitian ini ditujukan pada penelitian mengenai atribut-atribut bauran
pemasaran ritel (retailing mix) yang mempengaruhi kepuasan
pelanggann. Akhir dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana
kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh product, price, place, promotion,
presentation dan personel (6P) yang menyesuaikan dengan penelitian
terdahulu dan juga dengan objek pada penelitian ini.
b. Batasan subjek dalam penelitian ini adalah pelanggan Indomaret
Perumahan Sawojajar I Malang.
c. Batasan teori bauran pemasaran ritel peneliti menganggap teori dari
Lamb dalam Munir (2011:35) dan Ma’ruf (2006:13) dirasa sesuai
dengan bauran pemasaran ritel modern jenis minimarket, sehingga
bauran pemasaran ritel atau retailing mix menjadi variable independen
yang terdiri dari : keluasan dan kedalaman keragaman produk (product),
keputusan penetapan harga dalam setiap produk (price), penempatan
lokasi yang startegis dalam bersaing (place), memeberikan informasi
dan promosi (promotion), suasana atau atmosfer dalam gerai yang
sekiranya menentukan konsumen dalam pengambilan keputusan
membeli atau tidak (presentation), pelayanan pelanggan dan fasilitas
(personnel).