Batuan Sedimen Non Klastik

11
Batuan Sedimen Non Klastik Batuan sedimenyang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme. Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.Menurut R.P. Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu : A. Golongan Detritus Kasar Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di lingkungan sungai dan danau atau laut. B. Golongan Detritus Halus Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

Transcript of Batuan Sedimen Non Klastik

Page 1: Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan sedimenyang terbentuk dari hasil reaksi kimia atau bisa juga dari kegiatan organisme.

Reaksi kimia yang dimaksud adalah kristalisasi langsung atau reaksi organik.Menurut R.P.

Koesoemadinata, 1980 batuan sedimen dibedakan menjadi enam golongan yaitu :

A. Golongan Detritus Kasar

Batuan sedimen diendapkan dengan proses mekanis. Termasuk dalam golongan ini antara lain

adalah breksi, konglomerat dan batupasir. Lingkungan tempat pengendapan batuan ini di

lingkungan sungai dan danau atau laut.

B. Golongan Detritus Halus

Batuan yang termasuk kedalam golongan ini diendapkan di lingkungan laut dangkal sampai laut

dalam. Yang termasuk ked ala golongan ini adalah batu lanau, serpih, batu lempung dan Nepal.

Page 2: Batuan Sedimen Non Klastik

C. Golongan Karbonat

Batuan ini umum sekali terbentuk dari kumpulan cangkang moluska, algae dan foraminifera.

Atau oleh proses pengendapan yang merupakan rombakan dari batuan yang terbentuk lebih

dahulu dan di endpkan disuatu tempat. Proses pertama biasa terjadi di lingkungan laut litoras

sampai neritik, sedangkan proses kedua di endapkan pada lingkungan laut neritik sampai bahtial.

Jenis batuan karbonat ini banyak sekali macamnya tergantung pada material penyusunnya.

Batuan sedimen karbonat terbentuk dari hasil proses kimiawi, dan juga proses biokimia.

Kelompok batuan karbonat antara lain adalah batugamping dan dolomit. Mineral utama

pembentuk batuan karbonat adalah: Kalsit (Calcite) (CaCO3) dan Dolomit (Dolomite)

(CaMg(CO3)2)

Nama-nama batuan karbonat:

Mikrit (Micrite) (microcrystalline limestone), berbutir sangat halus, mempunyai warna kelabu

cerah hingga gelap, tersusun dari lumpur karbonat (lime mud) yang juga dikenali sebagai

calcilutite.

Page 3: Batuan Sedimen Non Klastik

Batugamping oolitik (Oolitic limestone) batugamping yang komponen utamanya terdiri dari

bahan atau allokem oolit yang berbentuk bulat

Batugamping berfosil (Fossiliferous limestone) merupakan batuan karbonat hasil dari proses

biokimia. Fosil yang terdiri dari bahan / mineral kalsit atau dolomit merupakan bahan utama

yang membentuk batuan ini.

Kokina (Coquina) cangkang fosil yang tersimen

Chalk terdiri dari kumpulan organisme planktonic seperti coccolithophores; fizzes readily in acid

Batugamping kristalin (Crystalline limestone)

Travertine terbentuk dalam gua batugamping dan di daerah air panas hasil dari proses kimia

Batugamping intraklastik (intraclastic limestone), pelleted limestone

D. Golongan Silika

Proses terbentuknya batuan ini adalah gabungan antara pross organik dan kimiawi untuk lebih

menyempurnakannya. Termasuk golongan ini rijang (chert), radiolarian dan tanah diatom.

Batuan golongan ini tersebarnya hanya sedikit dan terbatas sekali.

Page 4: Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan ini terbentuk daripada proses kimia, iaitu daripada bahan kimia yang larut dalam air

(terutamanya air laut). Bahan kimia ini termendap hasil daripada proses kimia (contohnya proses

perwapan membentuk hablur garam), atau dengan bantuan proses biologi (seperti pembesaran

cangkang oleh hidupan yang mengambil bahan kimia yang ada dalam air). Dalam keadaan

tertentu, proses yang terlibat sangat kompleks, dan sukar untuk dibezakan antara bahan yang

terbentuk hasil daripada proses kimia, atau proses biologi (yang juga melbatkan proses kimia

secara tak langsung). Jadi lebih sesuai kedua-dua jenis sedimen ini diletak dalam satu klas yang

sama (sedimen endapan kimia / biokimia).

            Batuan sedimen silika tersusun dari mineral silika (SiO2). Batuan ini terhasil dari proses

kimiawi dan atau biokimia, dan berasal dari kumpulan organisme yang berkomposisi silika

seperti diatomae, radiolaria dan sponges. Kadang-kadang batuan karbonat dapat menjadi batuan

bersilika apabila terjadi reaksi kimia, dimana mineral silika mengganti kalsium karbonat.

Kelompok batuan silika adalah:

·         Diatomite, terlihat seperti kapur (chalk), tetapi tidak bereaksi dengan asam. Berasal dari

organisme planktonic yang dikenal dengan diatoms (Diatomaceous Earth).

·         Rijang (Chert), adalah batuan sedimen silikaan berbutir halus. Batuan keras, kompak yang

terbentuk oleh kristal kuarsa berukuran lanau (mikrokuarsa) dan kalsedon, sebuah bentuk silika

yang terbuat dari serat memancar dengan panjang beberapa puluh hingga ratusan mikrometer.

Lapisan rijang terbentuk sebagai sedimen primer atau oleh proses diagenesis.

               Di atas lantai laut dan danau, kerangka silikaan dari organisme mikroskopik

terakumulasi membentuk ooze silikaan. Organisme ini adalah diatom, terdapat di danau dan

mungkin juga terakumulasi dalam kondisi laut, meskipun radiolaria lebih umum sebagai

komponen utama ooze silikaan di laut. Radiolaria adalah zooplankton (hewan mikroskopik

dengan gaya hidup planktonik) dan diatom adalah fitoplankton (tanaman mengambang bebas dan

alga).

Page 5: Batuan Sedimen Non Klastik

               Jika terkonsolidasi, ooze ini akan membentuk lapisan rijang. Silika opalin diatom dan

radiolaria adalah metastabil dan terekristalisasi membentuk silika kalsedon atau mikrokuarsa.

Rijang yang terbentuk dari ooze sering berlapis tipis dengan lapisan yang disebabkan oleh variasi

jumlah material berukuran lempung yang ada. Rijang ini sangat umum dalam lingkungan laut

dalam.

               Beberapa rijang adalah hasil diagenesis, terbentuk oleh penggantian mineral lain oleh

air kaya silika yang mengalir melalui batuan. Umumnya mengganti batugamping (contoh sebagai

batuapi / flint dalam kapur) dan terkadang terjadi dalam batulumpur. Rijang ini dalam bentuk

nodul-nodul atau lapisan irreguler dan dari sini dengan mudah dapat dibedakan dari rijang

primer. Jasper adalah rijang dengan pewarnaan merah yang kuat karena adanya hematit.

(http://samuelmodeon.blogspot.com/2011/11/batuan-sedimen-non-klastik-silika.html)

Page 6: Batuan Sedimen Non Klastik

E. Golongan Evaporit

Proses terjadinya batuan sedimen ini harus ada air yang memiliki larutan kimia yang cukup

pekat. Pada umumnya batuan ini terbentuk di lingkungan danau atau laut yang tertutup, sehingga

sangat memungkinkan terjadi pengayaan unsur – unsur tertentu. Dan faktor yang penting juga

adalah tingginya penguapan maka akan terbentuk suatu endapan dari larutan tersebut. Batuan –

batuan yang termasuk kedalam batuan ini adalah gip, anhidrit, batu garam.

Batuan evaporit atau sedimen evaporit terbentuk sebagai hasil proses penguapan (evaporation)

air laut. Proses penguapan air laut menjadi uap mengakibatkan tertinggalnya bahan kimia yang

pada akhirnya akan menghablur apabila hampir semua kandungan air manjadi uap. Proses

pembentukan garam dilakukan dengan cara ini. Proses penguapan ini memerlukan sinar matahari

yang cukup lama.

1. Batuan garam (Rock salt) yang berupa halite (NaCl).

2. Batuan gipsum (Rock gypsum) yang berupa gypsum (CaSO4.2H20)

3. Travertine yang terdiri dari calcium carbonate (CaCO3), merupakan batuan karbonat. Batuan

travertin umumnya terbentuk dalam gua batugamping dan juga di kawasan air panas (hot

springs).

F. Golongan Batubara

Batuan sedimen ini terbentuk dari unsur – unsur organik yaitu dari tumbuh – tumbuhan. Dimana

Page 7: Batuan Sedimen Non Klastik

sewaktu tumbuhan tersebut mati dengan cepat tertimbun oleh suatu lapisan yang tebsl di atasnya

sehingga tidak akan memungkinkan terjadinya pelapukan. Lingkungan terbentuknya batubara

adalah khusus sekali, ia harus memiliki banyak sekali tumbuhan sehingga kalau timbunan itu

mati tertumpuk menjadi satu di tempat tersebut.

( Danang Endarto, 2005 )

Sumber: http://www.senyawa.com/2010/03/batuan-sedimen-non-klastik.html

Page 8: Batuan Sedimen Non Klastik

Batuan Organik

Endapan organik terdiri daripada kumpulan material organik yang akhirnya mengeras menjadi

batu. Contoh yang paling baik adalah batubara. Serpihan daun dan batang tumbuhan yang tebal

dalam suatu cekungan (biasanya dikaitkan dengan lingkungan daratan), apabila mengalami

tekanan yang tinggi akan termampatkan, dan akhirnya berubah menjadi bahan hidrokarbon

batubara.

Tabel dibawah adalah daftar nama-nama Batuan Sedimen Non-klastik (berdasarkan genesa

pembentukannya).

KLASIFIKASI BATUAN SEDIMEN NON-KLASTIK

Kelompok Tekstur Komposisi Nama Batuan

An-organik Klastik atau Non-

klastik

Calcite, CaCO3 Batugamping

Klastik

Klastik atau Non-

klastik

Dolomite, CaMg(CO3)2 Dolomite

Non-klastik Mikrokristalin quartz,

SiO2

Rijang (Chert)

Non-klastik Halite, NaCl Batu Garam

Non-klastik Gypsum, CaSO4-2H2O Batu Gypsum

Page 9: Batuan Sedimen Non Klastik

Biokimia Klastik atau Non-

klastik

Calcite, CaCO3 Batugamping

Terumbu

Non-klastik Mikrokristalin Quartz Rijang (Chert)

Non-klastik Sisa Tumbuhan yang

terubah

Batubara