BATANG DAN ANOMALINYA

29
MAKALAH ANATOMI TUMBUHAN BATANG DAN ANOMALI PADA BATANG Disusun Oleh: Eni Widya Ningsih 4411414019 Addina Nur Luthfiani 4411414030 Dewi Pusporini 44114140 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

description

ANATOMI TUMBUHAN

Transcript of BATANG DAN ANOMALINYA

Page 1: BATANG DAN ANOMALINYA

MAKALAH

ANATOMI TUMBUHAN

BATANG DAN ANOMALI PADA BATANG

Disusun Oleh:

Eni Widya Ningsih 4411414019

Addina Nur Luthfiani 4411414030

Dewi Pusporini 44114140

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: BATANG DAN ANOMALINYA

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan syafaat

dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah Anatomi

Tumbuhan dengan judul “BATANG DAN ANOMALI PADA BATANG” dengan baik.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Anatomi

Tumbuhan yang telah membimbing dalam pembelajaran mata kuliah Anatomi Tumbuhan.

Dari hasil penyusunan makalah ini, penulis berharap agar dapat menambah wawasan

tentang batang dan anomali (ketidaknormalan) pada batang, serta diharapkan baik penulis

maupun pembaca memahami tentang anatomi batang dan anomali pada batang. Semoga

makalah ini dapat dimengerti atau dipahami oleh setiap pembaca sehingga dapat bermanfaat

bagi pembaca dan juga bagi penulis. Penulis memohon maaf jika terdapat kekurangan dalam

hasil penyusunan makalah. Karena manusia tak jauh dari sifat dan sikap salah. Kritik dan

saran penulis harapkan agar dapat menjadi koreksi agar lebih baik dalam penulisan

selanjutnya.

Semarang, 14 September 2015

Page 3: BATANG DAN ANOMALINYA

DAFTAR ISI

Page 4: BATANG DAN ANOMALINYA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batang merupakan bagian dari tumbuhan yang amat penting. Mengingat kedudukan

batang bagi tubuh tumbuhan, batang dapat disamakan dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada

umumnya, batang berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai bentuk

yang lain. Batang selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh sebab itu sering dikatakan

bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.

Batang juga merupakan bagian tubuh tumbuhan yang mudah kita lihat. Tapi, terkadang

masih banyak orang yang tidak tahu secara benar mana bagian batang suatu tumbuhan

berdasarkan struktur anatominya. Karena, bila kita lihat struktur dalamnya ternyata jaringan

vaskular pada batang memiliki karakteristik yang berbeda dari struktur organ dalam bagian

tubuh tumbuhan yang lain (Setjo.dkk, 2004: 280). Berdasarkan uraian tersebut, pada

kesempatan kali ini penulis ingin menyusun makalah mengenai struktur anatomi tumbuhan,

khususnya anatomi batang.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana struktur primer dan sekunder pada batang?

2. Bagaimana anatomi batang monokotil?

3. Bagaimana anatomi batang dikotil?

4. Bagaimana dilatasi pada bagian-bagian batang?

5. Bagaimana terjadinya anomali pada batang?

1.3. Tujuan

1. Menjelaskan struktur primer dan sekunder pada batang

2. Menjelaskan anatomi batang monokotil

3. Menjelaskan anatomi pada batang dikotil

4. Menjelaskan terjadinya dilatasi pada bagian-bagian batang

5. Menjelaskan terjadinya anomali pada batang

Page 5: BATANG DAN ANOMALINYA

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. STRUKTUR PRIMER DAN SEKUNDER PADA BATANG

Bagian sumbu tumbuhan yang biasanya tegak ke atas dan berhubungan dengan udara

serta membawa daun-daun dan struktur reproduktif disebut Batang. Batang terdiri atas buku

dan ruas yang jelas dan memiliki perbedaan secara mendasar dengan akar dalam hal struktur

vaskulernya. Perbedaan itu terutama terletak pada susunan xilem dan floem, pada akar

untaian xilem dan floem primer terletak pada jejari yang berbeda, terpisah antara satu dengan

yang lainnya; sedangkan pada batang untaian xilem dan floem terletak sebelah menyebelah

pada jejari yang sama, yaitu kedua konjoin atau kolateral. Sistem yang ada di akar selalu

eksark, sedangkan pada batang mungkin eksark juga, mesark, ataupun endark. Pada batang

tumbuhan masa sekarang yang paling umum adalah tipe endark (Setjo, 2004: 280).

Pada pertumbuhan primer, prokambium terdiferensiasi dari promeristem dalam bentuk

berkas rerpisah sehingga tampak berkesinambungan. Pada berkas prokambium tersebut,

xylem primer berdiferensiasi dari tepi dalam ke arah luar (endark) atau floem berdiferensiasi

dari tepi luar kea rah dalam, sehingga seluruh berkas terdiferensiasi menjadi berkas kolateral

dengan xylem dan floem primer. Sedangkan pada pertumbuhan sekunder, sebagian

prokambium di antara floem, yalni yang terletak di antara floem dan xylem primer akan

berdiferensiasi menjadi cambium pembuluh (Hidayat, 1995: 156).

Kuncup adalah adalah titik tumbuh batang yang dilindungi oleh sisik. Sisik itu akan

gugur ketika batang sudah terbentuk. Tetapi ada juga kuncup yang tidak dilindungi oleh sisik.

Kuncup dapat dibedakan menjadi 2, yaitu, kuncup ujung batang (kuncup terminal) dan

kuncup ketiak (kuncup aksilar). Kuncup terminal terdapat pada ujung batang yang masih

dalam pertumbuhan, sedangkan kuncup aksilar terdapat pada ketiak daun dan pada ruas

tertentu di batang. Kuncup, pada beberapa tumbuhan tertentu, akan dorman jika kondisi

lingkungannya buruk, tapi dapat bertumbuh lagi ketika kondisi lingkungan sudah baik.

Ada juga batang yang tumbuh mendatar di dalam tanah dengan ruas yang pendek dan

daun-daun yang berbentuk sisik. Batang ini disebut rizoma. Rizoma berfungsi sebagai tempat

penyimpanan cadangan makanan. Contoh tanaman yang memiliki rizoma adalah jahe, kunyit,

lengkuas, dan kencur.

1. Struktur Luar Batang

Berdasarkan keadaan batang, ada 2 kelompok tumbuhan tingkat tinggi. Yaitu,

tumbuhan herba (tumbuhan lunak) dan tumbuhan berkayu. Pada kedua tumbuhan

Page 6: BATANG DAN ANOMALINYA

tersebut ada daun-daun di seluruh batangnya. Pada batang terdapat nodus/buku (tempat

meletaknya daun) dan internodus (daerah di anatara 2 buku).

Pada umumnya, batang tumbuhan herba itu lunak, berwarna hijau, memiliki

jaringan kayu yang sedikit atau tidak ada sama sekali, ukuran batangnya kecil, dan

umurnya relatif pendek. Contohnya adalah jagung, kangkung, bunga matahari, bayam,

dan kacang.

Sedangkan batang tumbuhan berkayu biasanya keras dan umurnya relatif

panjang. Pada batang yang tua, terdapat kulit kayu yang tebal dan lubang-lubang kecil

(lentisel) pada permukaannya agar oksigen dapat masuk ke dalam sel-sel batang secara

difusi. Oksigen itu berfungsi untuk proses pernapasan.

Lapisan penyusun batang berkayu dari luar ke dalam adalah sebagai berikut :

a. Epidermis

Epidermis biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang memiliki mulut

daun(stomata) dan rambut (trikoma). Sel epidermis adalah sel hidup dan

mampu bermitosis. Hal itu penting dalam upaya memperluas permukaan

apabila terjadi tekanan dalam akibat pertumbuhan sekunder. Respon sel

epidermis terhadap tekanan itu adalah dengan melebar tangensial dan

membelah antiklinal.

Page 7: BATANG DAN ANOMALINYA

b. Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa lapis

sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim,

makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.

c. Endodermis

Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas lapisan sel,

merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele. Endodermis

tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak terdapat pada

endodermis tumbuhan Gymnospermae.

d. Stele

Stele/Silinder pusat merupakan bagian terdalam batang. Pada stele

terdapat xilem (pembuluh kayu) di bagian dalam dan floem (pembuluh tapis)

di bagian luar. Pada tumbuhan dikotil terdapat kambium di antara xilem dan

floem, sedangkan tumbuhan monokotil tidak memiliki kambium. Kambium ini

yang menyebabkan batang tumbuhan dikotil bertambah besar. Jaringan

kambium ini, yang terdiri dari sel yang selalu membelah diri, memisahkan

kulit kayu dari bagian batang lain. Bagian kayu pada batang lebih tebal dari

pada bagian kulit karena kegiatan kambium yang membentuk sel xilem (kayu)

ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan membentuk sel-sel floem (kulit

kayu) ke arah luar.

Page 8: BATANG DAN ANOMALINYA

Disebelah dalam endodermis adalah stele yang berisi system

pembuluh . pada gymnospermae dan sebagian besar dicotyledoneae, system

pembuluh terdiri atas silinder bercelah dan bagian tengahnya disebut empulur.

Terdapat dua tipe jaringan pembuluh, yaitu floem yang biasanya terletak

dibagian luar dan xylem yang biasanya terletak dibagian dalam. Xylem dan

floem membentuk berkas pengangkut. Ada dua tipe berkas pengangkut, yaitu

sebagai berikut.

1.      Kolateral

Tipe kolateral dibedakan menjadi kolateral tertutup dan terbuka. Disebut

kolateral tertutup apabila di antara xylem dan floem tidak terdapat cambium,

tetapi terdapat parenkim penghubung. Tipe ini biasa terdapat dalam batang

monocotyledoneae. Pada kolateral terbuka, di antara xylem dan floem

terdapat cambium yang bersifat dipleuris. Tipe ini biasanya terdapat pada

batang dicotyledoneae (lihat gambar 54)

2.  Bikolateral

Berkas pengangkut tipe bikolateral terdiri atas satu bagian xylem di

tengah serta satu bagian floem di sebelah luar dan xylem di tengah serta satu

bagian floem di sebelah luar dan satu bagian di sebelah dalam. Antara xylem

dan floem luar terdapat cambium, dan antara xylem dan floem dalam terdapat

parenkim penghubung. Tipe bikolateral terdapat pada beberapa

dicotyledoneae, misalnya pada solanaceae, cucurbitaceae, asclepiadaceae,

apocynaceae, convolvulaceae, dan compositae.

3. Konsentris (terputus)

Berkas pengangkut tipe konsentris terdiri atas xylem yang dikelilingi

oleh floem atau sebaliknya. Apabila xylem dikelilingi oleh floem disebut

konsentris amfikribral, yang biasa terdapat pada pteridophyta. Apabila floem

dikelilingi oleh xylem disebut konsentris amfivasal, yang biasa terdapat pada

monocotyle-doneae misalnya pada aloe arborescens, dracaena, cordylin, dan

sebagainya.

4.      Radial (menjari)

Berkas pengangkut tipe menjari terdiri atas xylem dan floem yang

tersusun berselang-seling menurut arah jari-jari. Susunan seperti ini terdapat

pada akar sewaktu xylem dan floem dalam keadaan primer . Pada sebagian

besar monocotyledoneae dan sedikit dicotyle-doneae, system pembuluh

Page 9: BATANG DAN ANOMALINYA

primer terdiri atas sejumlah besar berkas pengangkut yang tersebar tidak

berarturan sehingga tidak dapat dibedakan secara tegas batas antara korteks,

silinder pembuluh, dan empulur.

System pembuhluh yang dibicarakan di atas adalah jaringan primer yang

terdiri atas protoxilem dan metaxilem serta protofloem dan metafloem.

Apabila protoxilem terdapat di bagian dalam dari metaxilem dan diferensiasi

metaxilem kea rah perifer seperti pada batang angiospermae, disebut endark.

Apabila protoxilem terdapat di bagian luar dari metaxilem dan metaxilem

berdiferensiasi secara sentripetal seperti pada akar angiospermae, disebut

eksar. Sering kali terjadi mesark, apabila diferensiasi metaxilem kea rah

sentripetal dan sentrifugal dari protoxilem. Tipe mesark dan eksark xylem

primer tampaknya lebih primitive.

Pada angiospermae, khususnya dicotyledoneae, silinder pembuluh

primer terputus-putus pada tiap ruas karena keluarnya satu atau lebih berkas

pengangkut yang masuk ke dalam daun. Bagian ini disebut jejak daun (leaf

trace). Menurut jumlah jejak daun pada tiap ruas, ada yang disebut

unilakuna, trilakuna, dan multilakuna. Menurut Sinnot (1914), ruas trilakuna

adalah tipe primitive pada angiospermae. Namun, menurut Bailey (1956),

dalam proses vaskularisasi, angiospermae dapat mengalami perubahan yang

reversible. Dari kenyataan tersebut dapat diasumsikan bahwa:

1.      Ruas unilakuna dari ranales tertentu adalah primitive dan tidak dapat

berubah selama evolusinya

2.      Pada dicotyledoneae tertentu, misalnya leguminosae dan

anacardiaceae, ruas unilakuna diturunkan dengan pengurangan dari suatu

ruas trilakuna; dan

3.      Pada dicotyledoneae yang lain, misalnya epacridaceae dan

cloranthaceae, ruas tri- dan multilakuna berasal dari ruas unilakuna.

Ujung pucuk berkembang menjadi cabang dan mempunyai hubungan

pembuluh dengan sumbu utama. Hubungan pembuluh ini disebut jejak

cabang (branch traces). Pada ruas, jejak cabang dekat sekali dengan jejak

daun.

Batang berbagai dicotyledoneae berbeda satu sama lain dalam hal pola

pembentukan jaringan pembuluh primer. Perbedaan ini ada hubungannya

Page 10: BATANG DAN ANOMALINYA

dengan perkembangan evolusi. Diasumsikan bahwa selama terjadi evolusi,

silinder pembuluh primer menjadi lebih tipis dan terjadi pengurangan kea rah

menjari. Karena ada celah daun, celah batang, dan perforasi, pengurangan

jaringan pembuluh selanjutnya terjadi ke arah membujur. Silinder menjadi

terbelah menjadi untaian memanjang, dan ini terdapat pada sebagian besar

dicotyledoneae.

System pembuluh pada monocotyledoneae biasaya terdiri atas berkas

yang tersebar di seluruh jaringan dasar pada batang. Ada dua tipe dasar

susunan berkas pengangkut pada gramineae, yaitu sebagai berikut:

1.      Berkas pengangkut tersusun dalam dua lingkaran. Lingkaran luar

tersusun dari berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun dari

berkas pengangkut yang kecil dan disebelah dalam tersusun atas berkas

pengangkut besar.

2.      Berkas pengangkut tersebar di seluruh penampang melintang batang.

Setiap berkas pengangkut dikelilingi oleh selubung sklerenkim

e. Empulur

Empulur biasanya terdiri dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas.

Bagian tengah empulur dapat rusak pada wktu pertumbuhan. Sering hal itu terjadi

hanya di daerah ruas, sementara di daerah buku, empulurnya utuh, disebut

diafragma buku. Dalam empulur tedapat ruang antar sel yang mencolok besarnya.

Sel-sel di bagian tepi empulur berukuran lebih kecil, tersusun kompak, dan

berdaya hidup lama. Oleh karena empulur juga disebut medulla, maka daerah tepi

dengan sel berukuran kecil dan kompak dinamakan selundang perimedula.

2. Struktur Dalam Batang

Pada ujung batang yang sedang tumbuh, tepatnya di belakang meristem apikal,

terbentuk jaringan primer yang terdiri atas :

a. Protoderma,

merupakan bagian luar yang akan membentuk epidermis.

b. Prokambium,

terletak di bagian tengah, akan membentuk xilem,floem, dan kambium vaskular.

c. Meristem dasar,

yaitu jaringan yang akan membentuk empulur dan korteks.

Page 11: BATANG DAN ANOMALINYA

Semua tumbuhan memiliki struktur primer, yaitu struktur jaringan yang terbentuk

pada awal pertumbuhan batang pada ujung batang. Berikut ini akan dibahas strukuktur primer

dan sekunder batang monokotil dan dikotil.

A. Struktur primer batang monokotil

Terdiri dari epidermis bagian luar, dan pada bagian dalam terdiri atas slerenkima,

parenkima korteks, ikatan pembuluh, dan parenkima empulur. Ikatan pembuluh pada

struktur primer batang monokotil tersebar acak hingga ke empulur dan bertipe kolateral

tertutup, sehingga batas korteks dan empulur tidak tampak. Selain itu, di antara xilem

dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil

menyebabkan batang Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain

tidak terjadi pertumbuhan

B. Struktur Primer Batang Dikotil

Dibangun oleh sistem jaringan primer sebagai berikut :

a. Epidermis

b. Korteks

c. Stele atau silinder pusat yang tersusun atas :

a) Floem Primer

b) Kambium Vaskular (kambium pembuluh)

c) Xilem primer

d) Empulur

Page 12: BATANG DAN ANOMALINYA

B. Batang Sekunder

Pertumbuhan sekunder batang merupakan hasil dari keaktifan kambium pembuluh yang

membelah secara terus menerus sehingga jumlahnya meningkat. Pertumbuhan sekunder ini

khas pada tumbuhan dikotil dan gymnospermae. Beberapa dikotil menema (herbaceous) dan

kebanyakan monokotil tidak menebal sekunder. Pada pertumbuhan sekunder terjadi

pembentukan periderm dari felogen. Cambium yang terdapat di antara xylem dan floem

disebut cambium pembuluh (cambium intravaskuler). Sementara, cambium yang terdapat di

antara berkas pengangkut disebut cambium antar pembuluh (cambium intervaskuler).

Kambium mengadakan dilatasi, yaitu pembelahan dengan cepat kea rah membujur dan

menjari sehingga diameter batang menjadi lebih tebal. Ke arah dalam cambium membentuk

xylem sekunder, sedangkan kea rah luar membentuk floem sekunder. Jaringan yang dibentuk

pada pertumbuhan sekunder disebut jaringan sekunder. Cambium biasanya terdiri atas 2 tipe

sel sebagai berikut.

1.      Sel inisial pemicu menggelendong, yang selnya memanjang dan berujung runcing. Pada

batang sequoia sempervirens yang tua, panjang sel-sel ini mencapai 8,7 mm.

2.      Sel inisial bersinar (ray initial cell), yang selnya banyak dan lebih kecil dari tipe sel inisial

menggelendong, bentuknya hampir isodiametris.

Kedua tipe sel inisial lebih besar pada batang yang tua dari pada batang yang muda.

Unsur yang berorientasi memanjang dalam organ, seperti unsur trakea, serabut, parenkim

xylem, floem dan unsur tapisan berkembang dari sel inisial menggelendong. Sel yang

berorientasi mendatar dalam organ berkembang dari sel inisial jari-jari . sel cambium

mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata. Dinding menjari lebih tebal daripada

dinding membujurnya. Apabila cambium mempunyai noktah primer dengan plasmodesmata.

Dinding menjari lebih tebal daripada dinding membujurnya. Apabila cambium aktif, wilayah

cambium terdiri atas beberapa lapisan sel. Apabila cambium dorman, wilayah cambium

berkurang, biasanya hanya satu lapisan sel saja. Berdasarkan susunan sel menggelendong,

cambium dapat dibedakan menjadi dua tipe berikut:

1.      Cambium bertingkat atau berlapis (gambar 59), letak sel inisial menggelendong tersusun

dalam deratan mendatar sehingga ujungnya sama tinggi. Panjang sel inisial ini beragam

antara 140-529 mm.

2.      Cambium tidak bertingkat, letak sel inisial menggelendong tumpang tindih satu dengan

lainnya. Tipe cambium ini ditemukan dengan panjang yang beragam antara 320-2300 mm.

Page 13: BATANG DAN ANOMALINYA

Hasil penebalan sekunder menyebabkan lingkaran silider xylem meningkat. Cambium

bertingkat membelah antiklin memanjang. Pada cambium tidak bertingkat, sel inisial

menggelendong membelah miring, semua melintang, dan antiklin, yang diikuti dengan

pertumbuhan intrusif.

Pada Gymnoespermae, bagian kayu maupun kulit kayu mempunyai banyak pembuluh

resin, kecuali pada Gnetaceae. Pada Dicotyledoneae tidak terdapat pembuluh resin. Pada

Monocotyledoneae tidak terdapat pertumbuhan sekunder. Antara xylem dan floem terdapa

parenkim penghubung. Pada tumbuhan yang masih mudah, titik tumbuh kecil, tetapi semakin

meluas sehingga batang Monocotyledoneae juga dapat membesar, misalnya pada Palmae.

Jadi, pemebsaran batang tidak disebabkan oleh eprtumbuhan sekunder, tetapi oleh

melebarnya titik tumbuh.

D. Tipe Batang

Struktur batang primer berbeda dengan struktur batang sekunder sehingga sering kali

digunakan untuk membedakan tipe batang. Biasanya tipe batang dibedakan atas batang

Conifer, Dikotil berkayu, Dikotil tidak berkayu (perdu), Dikotil merambat, Dikotil dengan

pertumbuhan menyimpang, dan Monokotil.

1.      Batang Conifer

Contoh batang Conifer adalah Pinus. Batang Pinus mempunyai tipe berkas pengangkut

konsentris amfikribral. Pada floem primer tidak  terbentuk serabut pada bagian tepi dan tidak

ditemukan adanya endodermis. Selama pertumbuhan sekunder, batas luar dari floem dapat

dikenali dengan adanya jari-jari empulur. Terkadang, sel di luar floem berisi tannin. Sejak

pertumbuhan awal, batang mengandung pembuluh resin pada korteks. Apabila batangnya

membesar, pembuluh resin juga menjadi lebih luas.

2.      Batang Dikotil Berkayu

Pada kebanyakan Dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar pembuluhnya sempit,

misalnya pada Salix, Prunus, dan Quercus, dan sangat sempit pada Tilia. Pada spesies-

spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang membentang terus, tidak diputus

oleh jari-jari empulur.

Page 14: BATANG DAN ANOMALINYA

Di bawah epidermis terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa

lapisan kolenkim. Bagian korteks yang lain terdiri atas sel parenkim yang berisi klorofil.

Endodermis yang berisi tepung disebut floeoterma atau selubung tepung.

Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi getah (sel getah) yang juga terdapat pada

bagian korteks. Pada batang yangsudah tua, empu8lur terdiri atas sel berdinding tebal dan

berwarna lebih yang mengandung tepung. Pada floem sekunder banyak dibentuk serabut

yang terdiri atas pembuluh pengangkut dan sel parenkim.

3.      Batang Dikotil Tidak Berkayu (Herbaceus = Menerna)

Pada batang muda terdapat epidermis dan masih terdapat pada awal pertumbuhan

sekunder. Pada batang tua akan terbentuk periderm dengan lentisel. Satu atau dua lapisan

korteks di bawah epidermis berisi kloroplas. Lapisan ini diikuti oleh dua atau tiga lapisan

kolenkim, dan parenkim dengan sel getah. Floem primer berisi serabut dekat dengan korteks

(serabut protofloem). Di dalam floem sekunder juga terdapat serabut, tetapi tidak pada

metafloem. Cambium pembuluh memisahkan floem dengan xylem sekunder dengan 

membentuk silinder yang pada. Empulur terdiri atas sel parenkim yang berisi sel getah.

Tepung dan Kristal sering terdapat dalam empulur maupun korteks.

Berkas pengangkut pada batang  menerna biasanya kolateral. Solanaceae, misalnya

tomat, kentang, dan tembakay, serta Cucurbitaceae, misalnya labu, mempunyai berkas

pengangkut bikolateral. Jadi, selain floem yang terdapat di bagian luar xylem, juga terdapat

floem dalam. Kambium terdapat diantara floem luar dengan xylem sehingga pertumbuhan

sekunder hanya terdapat daerah antara floem luar dan xylem saja. Korteks terdiiri atas

parenkim dan kolenkim.

4.      Batang Dikotil Merambat

Para Aristolochia, jaringan pembuluh primer tersusun kolateral. Jaringan primer terdiri

atas epidermis, korteks yang terdiri atas parenkim dan kolenkim yang mengandung klorofil,

dan silinder pusat (stele) yang terdiri atas serabut yang banyak mengandung tepung.

Sel yang dibentuk pada akhir masa pertumbuhan relative lebih kecil. Floem sekunder

tidak berserabut. Apabila diameter batang membesar, setiap berkas pengangkut juga 

membesar ke arah luar atau ke arah tepi. Pada beberapa spesies, beberapa sel parenkim

berubah menjadi sel batu. Periderm membentuk sel kolenkim di bawah epidermis.

Cucurbita mempunyai berkas pangangkut bikolateral. Epidermis uniseriate dan di

bawahnya terdapat kolenkim dan klorenkim. Klorenkim terdapat di bawah epidermis yang

Page 15: BATANG DAN ANOMALINYA

mempunyai stomata. Endodermis mengandung tepung. Cirri khas batang Diotil merambat

adalah terdapatnya sklerenkim di luar berkas pengangkut.

5.      Batang Dikotil dengan Pertumbuhan Sekunder yang Menyimpang

Pertumbuhan sekunder yang menyimpang digunakan untuk menunjukkan bentuk

keaktifan kambium yang menyimpang dari kebiasaan, yang ditemukan pada Conifer dan

tumbuhan Dikotil berkayu dari daerah beriklim sedang. Pada beberapa tumbuhan dengan

pertumbuhan menyimpang, kambium pembuluh terdapat pada kedudukan normal. Namun,

tubuh sekunder menunjukkan penyebarang xylem dan floem yang tidak biasa. Pada

Leptadenia, Strychnos, dan Thunbergia, floem dibentuk tidak hanya ke arah luar, tetapi juga

ke arah dalam sehingga floem sekunder terdapat di dalam xylem sekunder.

Pada Amaranthaceae, Chenopodiaceae, Menispermaceae, dan Nygtaginaceae,

serangkaian cambium pembuluh tersusun dari bagian pusat batang ke arah luar. Masing-

masing kambium menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah luar sehingga terjadi

lapisan yang terdiri atas xylem, kambium, dan floem. Pada batang Bougaienvillea spectobilis,

xylem dan floem membentuk untaian yang tertanan dalam jaringan parenkim, yang disebut

jaringan konjungtif. Jaringan ini merupakan hasil keaktifan kambium di antara berkas

pengangkut yang mirip dengan keaktifan kambium antarpembuluh, tetapi masa keaktifannya

terbatas. Bougainvillea spectibilis mempunyai kambium yang tidak normal.

Pertumbuhan menyimpang yang lain juga terjadi pada Bignoniaceae. Setelah silinder

kambium biasa terbentuk pada akhir pertumbuhan primer, empat bidang kambium berhenti

menghasilkan xylem, tetapi terus melepaskan turunannya ke sisi floem. Jadi, ada dua jenis

kambium, yaitu (1) dipleuris, yang menunjukkan keaktifan ke dua arah, dan (2) monopleuris,

yang keaktifannya hanya satu arah. Dari pertumbuhan yang menyimpang ini terbentuklah

floem yang tertanan dalam xylem. Setiap panel floem yang tertanam dalam xylem

mempunyai kambium yang hanya mengahsilkan floem ke arah luar saja. Diantara xylem dan

floem tepi terdapat kambium yang menghasilkan xylem ke arah dalam dan floem ke arah

luar.

Aralia cordeta, yang mempunyai berkas penangkut bikolateral, juga mengalami

pertumbuhan menyimpang, berkas pengangkut bikolateral biasanya terdiri atas xylem di

bagian tengah dan floem di sebelah luar dan dalam. Pada Aralia terjadi sebaliknya, yaitu

floem terdapat di tengah, dan xylem terdapat di sebelah luar dan dalam.

6.      Batang Monocotyledoneae

Page 16: BATANG DAN ANOMALINYA

`     Batang Poaceae pada penampang melintangnya tampak mempunyai berkas pengangkut

yang tersusun dalam dua lingkaran. Pada rumput-rumputan, berkas pengangkut yang tersusun

melindungi di sebelah luar tertanam dalam jaringan sklerenkim. Antara berkas pengangkut

yang kecil dengan epidermis terdapat serabut dan klorenkim. Stomata terdapat pada

epidermis di dekat klorenkim. Pada batang dengan bekas pengangkut tersebar, tidak terdapat

lapisan serabut tepi, akan tetapi parenkim di bawah epidermis mengalami penskleritan. Pada

batang Monokotil, tidak terjadi pertumbuhan sekunder dan berkas pengangkutnya

mempunyai selubung sklerenkim.

Monocotyledoneae selain Poaceae juga mempunyai berkas pengakut tersebar atau

melingkar dekat bagian tepi. Potamogeton, tumbuhan Monokotil yang hidup di air,

mempunyai korteks lebar yang terdiri atas jaringan aerenkim. Antara korteks dan silinder

pembuluh dibatasi oleh endodermis yang selnya kecil.

Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari kambium

pembuluh, tetapi batangnya dapt berkembang menajd itebal. Misalnya pada Palmae.

Penebalan ini berasal dari pembelahan dan pembesaran sel parenkim dasar. Pertumbuhan ini

disebut pertumbuhan sekunder menyebar (diffuse). Namun ada juga tumbuhan Monokotil

yang mempunyai kambium sehingga mengalami pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae

berkayu (Agave, Aloe, Cordyline, Draceaena, Sansevieria, dan Yucca). Kambium berasal dari

parenkim yang terdapat di luar berkas pengangkut primer, yang menghasilkan berkas

pengangkut sekunder dan parenkim ke arah dalam, serta sejumlah kecil parenkim ke arah

luar. Perkembangan berkas pengangkut berasal dari sel turunan kambium yang membelah

memanjang, kemudian sel yang dihasilkan membelah memanjang lagi dua atau tiga kali.

Hasil pembelahan ini berdiferensiasi menjadi unsur pembuluh dan bergabung dengan sel

sklerenkim. Sel yang berderet tegak bergabung membentuk berkas pengangkut. Berkas

pengangkut sekunder mungkin kolateral atau amfivasal.

Page 17: BATANG DAN ANOMALINYA

2.1. ANATOMI BATANG DIKOTIL

Pada batang dikotil muda ada tiga daerah yang dapat dibedakan, yaitu epidermis,

korteks, dan stele.

1. Epidermis

Epidermis tersusun dari selapis sel dan merupakan lapis terluar batang. Epidermis

mempunyai stomata dan menghasilkan berbagai tipe trikoma. Dinding sel luar sangat

tebal dan banyak mengandung kutin. Sel-sel terluar rapat dan tidak ada ruang antar

sel. Pada irisan melintang sel-sel tampak berbentuk hampir empat persegi panjang.

Fungsi epidermis terutama dalam membatasi kecepatan proses transpirasi dan

melindungi jaringam yang terletak di bawahnya dari kerusakan mekanik dan dari

organisme yang menyebabkan penyakit.

2. Korteks

Korteks adalah daerah yang terletak langsung setelah epidermis. Lapisan terdalam

korteks adalah endodermis, yang dikenal juga sebagai sarung tepung. Endodermis

terdiri atas selapis sel yang mengelilingi stele dan mengandung banyak butir tepung.

Seringkali pembelahan endodermis dengan jaringan sektarnya yang paling mudah

ialah memlalui keberadaan butir-butir tepung tersebut. Bagian korteks yang berada di

antara epidermis dan endodermis biasanya dibedakan menjadi dua daerah, yaitu zona

sel-sel kolenkim yang di sebelah luar dan zona sel-sel parenkim yang berada di

sebelah dalam.

Gambar 2.3 Bagan yang Menunjukkan Strktur Batang Dikotil

A. Melintang; B . membujur

3. Epidermis; 2. Korteks; 3. Endodermis; 4. Perisikel; 5. Floem primer; 6. Floem

sekunder; 7. Kambium; 8. Xilem sekunder; 9. Xilem primer; 10. Empulur. (Setjo,

2004)

a. Kolenkim

Di sebelah dalam epidermis umumnya terdapat pita kolenkim. Sel-sel kolenkima ini

adalah sel-sel parenkim yang termodifikasi dengan dinding-dinding selulosa yang

menebal di sudut tempat pertemuan tiga atau lebih sel, demikian juga tipe pembelahan

lainnya. Kolenkima hidup dan mengandung cukup protoplasma sehingga mirip

dengan parenkima.

Page 18: BATANG DAN ANOMALINYA

Fungsi utama kolenkima ialah untuk membantu sebagai penguat pada organ-organ

sukulen yang tidak banyak mengembangkan jaringan berkayu, atau pada bagian-

bagian tumbuhan berkayu yang masih muda dan lunak sebelum berkembang menjadi

jaringan yang lebih kuat di tempat ini. Kolenkiam teristimewa cocok dalam

memberikan kekuatan pada organ-organ yang sedang tumbuh dan muda karena

bagian-bagian yang menebal pada dinding sel itu mempunyai kekerasan yang tinggi.

Sementara itu, bagian dinding sel yang tipis memungkinkan untuk pertukaran zat

antara sel yang satu dengan lainnya dan pertumbuhan sel. Sel-sel kolenkima pada

batang kadang-kadang mengandung kloroplas dan melangsungkan fotosintesis.

b. Parenkima

Sel-sel parenkima biasanya teratur bentuknya, berbentuk membulat dengan dinding

tipis dan tidak terlalu memanjang ke segala arah, sel hidup dan mengandung cukup

protoplasma. Bilamana terdedah sinar, parenkima mengembangkan kloroplas dan

disebul sel-sel klorenkima. Karena itu sel-sel klorenkima merupakan salah satu tipe

khusus sel parenkima. Sel-sel parenkima dalam korteks batang begitu dekat dengan

sinar sehingga sebagian atau semuanya mengembangkan kloroplas dan melakukan

fotosintesis. Sel-sel parenkima yang bengkak akibat tekanan turgor sering membantu

dalam menimbulkan kekauan suatu organ. Fungsi sel-sel parenkima ini penting dalam

batang sukulen dan dalam bagian-bagian muda batang tumbuhan berkayu sebelum

jarungan mekanik kuat berkembang. Sel-sel parenkima membantu pengangkutan air

dan makanan dengan lambat. Terkait dengan korteks batang, jelaslah bahwa air yang

diterima oleh kolenkima dan epidermis harus disalurkan melalui parenkima.

Parenkima adalah jaringan penyimpan yang khusus pada tumbuhan.

c. Sklerenekima

Sel-sel sklerenkima terdapat dalam korteks beberapa batang. Ada dua ragam sel

skelernkima dalam korteks ini, yaitu sel batu dan serabut skelernkima. Sel batu

pendek atau berbangun tak teratur. Serabut skelernkima berupa sel mati, berdinding

tebal dan panjang, dan berfungsi sebagai penguat. Sel-sel batu memberi kekerasan

pada korteks. Skelerenkiam dapat dihasilkan oleh korteks. Pada beberapa tumbuhan

air terdapat sel batu pada korteks, misalnya pada Nymphaea.

d. Endodermis

Lapis terdalam korteks adalah endodermis yang terdiri atas sel-sel memanjang bangun

gendang yang tersusun rapat, tanpa ruang antar sel. Biasanya sel endodermis

mengandung butir tepung sehingga endodermis sering disebut sebagai sarung tepung.