Basalioma
-
Upload
syafiq-ishak -
Category
Documents
-
view
80 -
download
3
description
Transcript of Basalioma
LONG CASE
SUBDIVISI BEDAH PLASTIK
A. IDENTIFIKASI
Nama : Haliong
Umur : 62 tahun
JK : Laki-laki
No.RM : 635625
Alamat : Bone
Tgl MRS : 12/11/2013
B. ANAMNESIS
Keluhan Utama
Luka borok pada hidung
Riwayat Perjalanan Penyakit
Dialami sejak 2 tahun yang lalu SMRS, awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat
sebesar biji jagung di hidung, disertai rasa gatal semakin lama semakin membesar dan
kemudian muncul luka borok. Nyeri tidak ada. Pasien mengaku sering menggaruk di
daerah luka akibat gatalnya
BAB: Biasa,warna kuning.
BAK: lancar, kuning
Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya
- Riwayat berobat di puskesmas dan diberikan obat minum (untuk mengurangi gatal)
tetapi tidak membaik
- Riwayat trauma (-)
- Riwayat terpapar matahari (+)
- Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga(-)
- Riwayat DM dan hipertensi (+) baru di tahu sejak masuk rumah sakit.
- Riwayat merokok disangkal.
- Riwayat dilakukan eksisi luas lokal pada tanggal 25/11/2013 di Rumah Sakit
Wahidin.
1
C. PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Sakit sedang/Gizi Cukup/Composmentis
Status Vitalis
Tekanan Darah : 140/70 mmHg
Nadi : 78 x/mnt
Pernafasan : 24 x/mnt
Suhu : 36,7◦C
Kepala
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterus (-)
Bibir : tidak ada sianosis
Gusi : perdarahan (-)
Mata : pupil bulat, isokor, θ2,5mm/2,5mm, RC +/+
Paru
Inspeksi : simetris kiri dan kanan
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba kiri=kanan
Perkusi : sonor kiri=kanan
Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler R=L
Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-
Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)
Perkusi : batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)
Status Lokalis
Regio Nasal
Inspeksi : tampak luka borok seperti gigitan tikus berwarna kehitaman, edema(-), pus
(-), perdarahan aktif (-)
2
Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-)
Gambar klinis: Basalioma
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Laboratorium (27/11/2013)
TEST RESULT
WBC 6,22
RBC 4,75
HGB 13,7
HCT 39,2
PLT 157
CT/BT 8’00/3’00
HBA1c 5
GDP 84
GDS 93
Pathologi Anatomi 29/11/2013
Hasil: Basal cell carcinoma dengan batas-batas dan dasar bebas tumor.
3
E. RESUME
Seorang laki-laki umur 62 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan ulkus di regio nasal
dialami sejak 2 tahun yang lalu SMRS, awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat
sebesar biji jagung di hidung, disertai pruritus semakin lama semakin membesar dan
kemudian muncul ulkus. Pasien mengaku sering menggaruk di daerah luka akibat
gatalnya. Riwayat terpapar matahari (+). Riwayat DM dan hipertensi (+) baru di tahu
sejak masuk rumah sakit. Riwayat dilakukan eksisi luas lokal pada tanggal 25/11/2013 di
Rumah Sakit Wahidin.
F. DIAGNOSIS KERJA
Basalioma
G. PENATALAKSANAAN
Rencana nasoplasti
4
BASALIOMA
A. PENDAHULUAN
Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) dikenal juga dengan : ulcus rodent, ulcus
jacobi, basal cell epithelioma (BCE), komprecher tumor, basal cell carcinoma (BCC), rodent
carcinoma dan ephitelioma basocellulare.
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari lapisan
epidermis paling bawah, sepanjang lapisan basal. Biasanya tidak bermatastasis, berkembang
lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang secara rutin
terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet lainnya. Makin tinggi paparan sinar
matahari, makin besar peluang sel-sel tumor menyerang.
Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara 30-60
tahun di mana seseorang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan, dengan perbandingan yang
lebih besar pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2. Selain itu, orang kuit putih memilki
resiko lebih besar terkena tumor kulit di banding orang kulit berwarna. Ini karena orang kulit
putih memiliki pigmen melanin yang lebih sedikit. Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi
pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti : wajah, kepala, dan leher.
Akan tetapi tak lazim pada telapak tangan sebagai daerah yang sering terpapar sinar matahari.
Karsinoma sel basal tumbuh lambat tapi hampir selalu terus menerus. Mungkin telah
tumbuh selama beberapa bulan atau tahun sebelum pasien menyadarinya. Tanpa terapi dapat
terjadi invasi yang meluas dan kerusakan pada jaringan sekitarnya, yang menimbulkan
ulserasi. Pada daerah kepala dapat terjadi penetrasi ke dalam jaringan-jaringan yang lebih
dalam, bahkan ke dalam tulang-tulang wajah dan otak. Karsinoma Sel Basal jarang
bermetastasis tetapi dapat menyebabkan kematian oleh karena perluasan langsung ke dalam
tengkorak atau erosi pembuluh-pembuluh darah besar.
5
B. ANATOMI KULIT
Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :
1. Lapisan epidermis
Terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum
spinosum dan stratum basal. Stratum basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun
vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade), dan merupakan
lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi
reproduktif.
2. Lapisan dermis
Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Secara
garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol melewati epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
6
b. b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian
ini terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan retikulin.
3. Lapisan subkutis
Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
C. ETIOPATOGENESIS
Tumor ini berasal dari sel basal epidermis atau adneksanya. Faktor predisposisinya
ialah faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi ultraviolet, radiasi yang
lain (sinar x), bahan kimia (misalnya Arsen), pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar
matahari (misalnya nelayan, petani), adanya trauma (luka bakar), ulkus sikatriks, dan
pengobatan dengan imunosupresan jangka panjang juga meningkatkan resiko basalioma.
Faktor genetik misalnya tampak pada xeroderma pigmentosum, sindrom nevoid
Karsinoma Sel Basal, albino dan adanya riwayat kanker kulit non melanoma sebelumnya.
D.HISTOPATOLOGI
Secara histologi, sel tumor ini membentuk sarang, tali dan pulau di dalam dermis. Sel-
sel ini kecil dan menyerupai sel basal normal dari epidermis. Pada tepi sarang, sel basal
cenderung membentuk pagar, suatu gambaran khas dan diagnostik. Gambaran mitosis jarang
ditemukan. Degenerasi musinosa dan differensiasi ke arah struktur alat tambahan dapat
timbul. Hubungan karsinoma sel basal dengan stroma sekelilingnya tampak penting, karena
ada jaringan musinosa fibrovaskuler khas yang mengelilingi sarang tumor.
E. GAMBARAN KLINIK
Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang
bermetastase. Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah dapat sampai ke tulang, serta
sering cenderung untuk residif lebih-lebih bila pengobatan tidak adekuat.
Penderita biasanya datang dengan luka yang tidak sembuh. Predileksi pada daerah
muka, telinga, kulit kepala, leher dan tubuh bagian atas. Trauma yang sangat ringan seperti
mencuci muka atau mengeringkannya dengan handuk bisa menyebabkan perdarahan
biasanya ditemukan.
7
Pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara
lambat meluas dan cenderung bertukak, pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi
nama ulkus rodens. Kelainan ini menyebabkan destruksi setempat. Penetrasi pada tulang –
tulang tengkorak merupakan kasus yang lanjut. Basalioma sangat jarang bermetastasis, tapi
dapat menyebabkan kematian karena ekstensi atau erosi secara langsung pada pembuluh
darah intrakranial.
Beberapa subtype dari Basalioma yaitu :
1. Karsinoma Sel Basal tipe nodular
Karsinoma sel basal tipa nodular merupakan bnetuk paling umum. Sering terdapat
pada kepala, leher, dan punggung, memiliki beberapa tanda, yaitu : papul yang rnengkilat
dengan cekungan pada tengahnya, seperti mutiara, erosi atau ulserasi, pendarahan, krusta,
tepi meninggi, translusen, telangiektasis di permukaannya, riwayat berdarah oleh trauma
ringan. Biasanya berwarna pink, merah atau putih.
2. Karsinoma Sel Basal tipe pigmentasi
Karsinoma sel basal tipe pigmentasi merupakan KSB nodular dengan peningkatan
proses melanisasi. Memiliki tanda yang sama dengan bentuk nodular tapi memiliki pigmen
coklat atau hitam yang lebih banyak, sering terdapat pada individu kulit hitam.
3. Karsinoma Sel Basal tipe kistik
Bentuk kista, lesinya berupa nodul kista translusen berwarna biru keabu-abuan,
menyerupai bentuk kista jinak. Biasanya terdapat pada daerah kelopak mata atau pipi bagian
atas. Tumor ini relatif lunak, dengan permukaan kulit di sekitarnya teregang, dan bentuknya
bulat atau oval.
4. Karsinoma Sel Basal tipe siperfisial
Bentuk superfisial, tampak sebagai bagian bersisik atau papul yang berwarna merah
jambu sampai merah kecoklatan, sering dengan tengah yang jelas, dengan pinggiran yang
beralur. Erosinya lebih sedikit dibanding bentuk nodular. Sering tampak pada badan dan
bertendensi rendah untuk invasif. Papulnya menyerupai psoriasis atau eksim tapi
8
progresifitasnya rendah dan tidak berfluktuasi. Adanya bentuk superfisial ini mungkin
mengindikasikan seringnya terpapar arsen.
5. Karsinoma Sel Basal bentuk mikronodular
Bentuk mikronodular, merupakan bentuk yang agresif, jarang berulserasi, dapat
tampak kuning putih bila digaruk. Mempunyai batas yang tegas.
6. Karsinoma Sel Basal tipe morfea dan infiltrasi
Bentuk morfea, merupakan varian KSB yang pertumbuhannya agresif dengan
gambaran klinis dan histologis yang jelas. Gambaran lesi dari KSB tipe morfea tampak
seperti putih gading yang menyerupai jaringan parut. Oleh karena itu, jika terdapat gambaran
jaringan parut tanpa trauma atau prosedur pembedahan sebelumnya atau gambaran jaringan
parut yang sebelumnya terdapat lesi harus dicurigai kemungkinan KSB morfea dan segera
dilakukan biopsi. Bentuk infiltrasi merupakan bentuk yang agresif dengan plak sklerotik atau
papul. Batas sering tidak tegas dan sering memiliki pinggir yang melebar. Jarang terjadi
ulserasi, perdarahan, dan krusta.
Lima tanda bahaya dari basalioma :
1. Luka terbuka yang berdarah, kotor, atau berkrusta, dan masih terbuka selama lebih 3
minggu. Luka yang tidak sembuh – sembuh merupakan tanda paling sering dari
basalioma dini.
2. Bagian yang merah atau area yang teiritasi sering terdapat pada dada, bahu, lengan,
atau tungkai. Seringkali berkrusta. Ini juga dapat gatal dan sakit. Kadang – kadang
juga tidak ada keluhan.
3. Nodul atau benjolan yang mengkilat yang tampak seperti mutiara atau translusen, dan
sering berwarna merah jambu, merah, atau putih. Benjolan juga dapat berwarna coklat
kemerahan, hitam, atau coklat, terutama pada orang – orang berambut hitam dan
dapat timbul bersamaan dengan tahi lalat.
4. Pertumbuhan yang kemerahan dengan tepi yang meninggi dan indentasi krusta di
tengahnya. Sebagai pertumbuhan yang lambat membesar, pembuluh darah yang kecil
dapat timbul pada permukaannya.
9
5. Daerah bekas luka yang berwarna putih, kuning, atau licin, dan sering terdapat tepi
yang sedikit tegas. Kulitnya sendiri terlihat mengkilat dan tegang. Meskipun
merupakan tanda yang jarang, dapat mengindikasikan adanya tumor yang agresif.
F. DIAGNOSIS
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan
diagnosis basalioma. Biopsi kulit diperlukan untuk menentukan diagnosis pasti dan
identifikasi secara histologik bentuk dari basalioma. Karena itu sebaiknya biopsi dilakukan
secara tajam.
G. DIAGNOSIS BANDING
- Karsinoma sel gepeng
- Hiperplasie sebasea
- Penyakit Bowen
- Karsinoma Sel Squamosa
H. PENENTUAN STADIUM
Untuk Basalioma/Karsinoma Sel Basal seperti halnya pada karsinoma kulit lainnya,
penentuan stadium tumor berdasarkan klasifikasi AJCC (American Joint Committe on
Cancer) masih dapat digunakan. Akan tetapi, secara klinis tidak berguna karena untuk
penentuan T (besarnya tumor primer) sukar dilakukan dan untuk N (keadaan kelenjar getah
bening regional) dan M (ada atau tidaknya metastasis) secara praktis tidak ada. Jadi, untuk
menentukan stadium tumor dipakai :
1. Ukuran atau diameter horisontal tumor
2. Lokasi tumor.
3. Tipe Karsinoma Sel Basal
4. Penyebaran histologik ke jaringan yang lebih dalam (diameter vertikal).
10
5. Batas keamanan terapi.
6. Batas reseksi operasi mikroskopis.
Basalioma sangat jarang bermetastasis dan sering tidak diperlukan penilaian stadium
sampai kanker ini menjadi sangat besar sehingga suspek terjadi penyebaran ke bagian lain
dari tubuh.
I. PENATALAKSANAAN
Idealnya semua basalioma harus di biopsi sebelum menentukan tindakan terapi yang
paling tepat. Bila biopsi preoperatif tidak dapat dilakukan, dianjurkan pada saat tindakan
operatif dilakukan. Dalam memilih penatalaksanaan yang tepat harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut : ukuran, lokasi, lesi, umur penderita, dapat memberikan hasil kosmetik yang
baik, tipe histologik, bentuk tumor, dan kemampuan penderita untuk mentoleransi tindakan
operasi.
1. Terapi Non Bedah
Terapi dari basalioma sangat bervariasi tergantung dari ukuran kanker, kedalaman, dan
lokasi.
• Krioterapi : Terapi ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan lesi superfisial yang
kecil, dengan menyisakan sedikit jaringan parut. Banyak pasien yang merasa kesakitan dan
bengkak pada area yang diterapi. Secara umum cara ini tidak direkomendasikan untuk
basalioma, khususnya untuk bentuk morfea, invasif dalam, dan lesi ulserasi, atau pada tumor
yang berbatas jelek.
• 5-Fluorouracil (5-FU) : Penggunaan fluorouracil secara lokal dapat menolong para ahli
untuk penanganan basalioma pada pasien selektif (seperti pada kanker yang terbatas pada
lapisan superfisial kulit dari pasien yang berumur lanjut yang tidak bisa menjalani perawatan
agresif lainnya). Penggunaannya dua kali sehari selama beberapa minggu. Selama
pengobatan, pasien dapat mengalami peradangan tetapi jaringan parut kurang. Angka
rekurensi sangat tinggi.
• Radioterapi : Basalioma selalu radiosensitif, dan radioterapi dapat digunakan untuk tingkat
lanjut dan lesi yang luas dimana pembedahan tidak cocok (seperti pada pasien yang alergi
11
sama obat anestesi, pada terapi antikoagulan, bertendensi jadi bentuk keloid). Tipe terapi ini
merupakan kontra indikasi pada pasien muda, oleh karena resiko tinggi menjadi jaringan
parut, lesi pada tubuh dan anggota gerak, atau kanker yang rekuren.
• Retinoid sistemik : Beberapa laporan menunjukkan efektifitas dari pengobatan retinoid
sistemik, tapi daya toksik dari penggunaan yang lama membatasi penggunaannya pada
banyak pasien.
2. Terapi Bedah
Terapi operatif dikombinasi dengan konfirmasi histologis merupakan prosedur standar
penanganan basalioma. Operasi tujuannya untuk membuang tumor sehingga tidak bisa lagi
berfloriferasi. Pengetahuan tentang sifat dan perbedaan bentuk klinik dan patologi dari
berbagai sub tipe basalioma sangat diperlukan untuk pemilihan jenis terapi yang tepat.
Dikenal dua macam operasi yaitu :
1. Operasi Mikrografi (pemotongan kompilt), ada 2 metode yaitu Frozen section contohnya
tekhnik Mohs dan Parafin Section. Prosedur ini memilki tingkat akurasi diagnostic yang
tinggi, sehingga kulit yang sehat bisa diselamatkan dan hanya mengeksisi tumornya saja
sehingga teknik ini aman serta bagus dari segimkosmetik. Operasi mikrografi ini
diperlukan untuk basalioma yang kurang potensial untuk mengalami rekurensi, yaitu :
- Tipe infiltrate, yang ada di kepala dan bagian distal ekstremitas.
- KSB dengan diameter >5 mm dan berlokasi di hidung, mata dan daerah telinga, dan
tumor yang berdiameter >20 mm di daerah lain selain yang disebut di atas.
- Tumor yang rekuren.
2. Operasi Konvensional. Tingkat rekurensinya 5-10%. Untuk meminimalisir tingkat
rekurensinya maka harus digunakan batas eksisi 0,3-1,2 cm di luar tumor bahkan pada
penderita dengan tumor yang kecil. Operasi ini untuk tumor yang berukuran 3-10 mm.
Selain operasi, terapi yang lain yaitu :
• Eksisi : Memotong keluar lesi dan menjahit kulit. Prosedur ini secara normal dinamakan
biopsi kulit, dimana diambil sedikitnya 4 mm jaringan sehat di sekitar tepi tumor. Eksisi
merupakan penanganan terbaik
12
• Kuret / kauterisasi : Seorang ahli dapat menggabungkan teknik ini, dengan cara mengorek
tumor untuk dibuang. Lesi di garuk dengan kuret dan dasarnya dikauter dengan aliran listrik
untuk menghentikan perdarahan. Prosedur ini sering digunakan pada pasien dengan lesi
nodular yang diameternya kurang dari 2 cm dengan tepi yang tegas. Luka biasanya
menyembuh dengan cepat tanpa dijahit, sering dengan jaringan parut yang nonestetik.
Prosedur kuret dan kauterisasi tidak cocok untuk lesi morfea, pasien dengan pacemaker
jantung, pengobatan invasif yang dalam, atau pasien dengan tumor rekuren yang tepinya
tidak tegas.
• Bedah plastik : Prosedur ini sangat berguna untuk penanganan lesi yang lebih besar dari 3
mm atau untuk lokasi tumor yang sulit. Biasanya, ahli bedah menggunakan prosedur ini
sesudah suatu eksisi simple untuk hasil yang estetik. Untuk melakukan prosedur ini,
digunakan skin graft atau skin flap untuk memperbaiki defek sesudah eksisi. Teknik ini
digunakan khusus untuk mengurangi jaringan parut atau untuk penutupan luka yang cepat.
• Bedah laser : Prosedur ini membuang lesi dengan menggunakan laser karbon dioksida yang
menggunakan sinar energi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan
pertumbuhannya. Teknik rutin tidak berguna pada pasien dengan resiko tinggi perdarahan.
Sesudah pengobatan, beberapa perubahan di kulit dapat terjadi, yang akan menjadi nyata
setelah beberapa tahun kemudian.
J. PROGNOSIS
Basalioma yang ditangani secara inkomplit dapat rekuren, sehingga semua
penanganan harus diikuti dengan follow-up, mengingat 20% dari kekambuhan yang ada
biasanya terjadi antara 6-10 tahun pasca operasi. Jika diterapi dengan tepat maka prognosis
pasian dengan KSB rekuren masih cukup baik, walaupun tumor yang rekuren memilki
kecenderungan untuk kambuh lagi dan menjadi agresif. Pasien dengan riwayat penyakit yang
rekuren harus dimonitor lebih sering terhadap perkembangan rekurensinya dan timbulnya
tumor primer.
Sedangkan untuk kasus yang bermetastasis, prognosisnya adalah buruk di mana hanya
dapat bertahan sekitar 8-10 bulan setelah di diagnosis. Rekurensi KSB setelah follow up
adalah 18% untuk eksisi, 10% untuk radiasi, 40% untuk elektrodesikasi dan kuretasi, dan
12% untuk krioterapi (dengan follow up <5 tahun). Sebaliknya, dengan terapi Mohs tingkat
13
rekurensi untuk KSB setelah follow up 5 tahun adalah 3,4 – 7,9%. Dengan demikian Mohs
mikrografi adalah pengobatan pilihan untuk KSB rekuren. Dengan terapi yang adekuat,
angka kesembuhan lebih dari 95 % dapat dicapai.
K. PENCEGAHAN
• lnstruksikan kepada pasien untuk menghindari pemaparan sinar matahari, terutama pada
siang hari (antara jam 11.00 – 15.00) dimana merupakan waktu yang berbahaya. Juga pada
sinar matahari di musim panas.
• Mengajari pasien untuk menggunakan sunscreen (pelindung matahari) yang sangat
bermanfaat bagi pencegahan semua jenis kanker kulit. Pencegahan dilakukan dengan cara
antara lain dengan menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan
kacamata pelindung sinar UV.
• Pemeriksaan diri sendiri terhadap perubahan pada kulit
1. Mengajari pasien untuk mengenali perubahan aneh pada kulitnya, terutama perubahan
lebih dari 3-4 minggu. Juga mengajari pasien untuk memeriksa kulitnya sendiri.
2. Beritahu pasien untuk melihat bagian depan dan belakang dari tubuh mereka sendiri pada
cermin. Kemudian berputar untuk melihat bagian samping badan sambil kedua lengan
diangkat. Selanjutnya mengangkat kedua siku untuk melihat lengan bagian depan dan
belakang serta pada telapak tangan.
3. Instruksikan pasien untuk duduk kemudian periksa bagian belakang kedua tungkai dan
kaki, termasuk sela jari-jari kaki dan bagian bawah kaki.
4. Pasien harus menggunakan cermin tangan untuk memeriksa bagian belakang leher dan
kulit kepala serta bagian punggung.
• Pemeriksaan kulit dianjurkan setiap 3 tahun untuk pasien usia 20-40 tahun dan setiap tahun
pada pasien usia diatas 40 tahun.
• Saat ini para peneliti sedang mencari cara kemopreventif dengan retinoid sistematik sebagai
agen pencegah kanker untuk pasien resiko tinggi terkena basalioma. Walaupun begitu,
kegunaan dari agen tersebut dibutuhkan evaluasi beberapa tahun lagi.
14
L. KESIMPULAN
Basalioma merupakan kanker kulit yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.
Insidensnya akhir-akhir ini semakin meningkat, mengingat orang semakin banyak
menghabiskan waktu di luar rumah sehingga akan terpapar sinar ultraviolet lebih lama yang
mana merupakan salah satu penyebab utama dari basalioma. Dengan mengenali secara dini
tanda-tanda awal dari suatu basalioma dan terapi segera dengan tepat, maka prognosisnya
akan jauh lebih baik.
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Bader RS. Basal Cell Carcinoma. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/276624-
overview#aw2aab6b2b3.
2. Telfer NR, Colver GB, and Morton CA. Guidelines for the management of basal cell
carcinoma. British Journal of Dermatology. 159. Pp 35-48.
3. Cigna E, Tarallo, Maruccia M, et all. Basal Cell Carcinoma : 10 Years of Experience.
Journal of Skin Cancer. 2010 August 27; 2011:1-5.
4. Daniel et al. 2009. Inhibition of the hedgehog pathway in advanced basal-cell
carcinoma. The New England Journal of Medicine. 361;12. Pp 1164-1172.
5. Corwin, J. Elizabeth. 2007. Buku Saku Patofisiologi 3rd edition. Jakarta: EGC.
6. Daniela G and Leverkus M . Basal Cell Carcinoma: From the Molecular Understanding
of the Pathogenesis to Targeted Therapy of Progressive Disease. Journal of Skin Cancer.
2010 September 21; 2011:1-5.
7. Noury K, Ballard CJ, Patel AR, et all. Basal Cell Carcinoma. Skin Cancer. Pp 61-3.
8. Nakayama M, Tabuchi K, Nakamura Y, Akira H. Basal Cell Carcinoma of the Head and
Neck. Journal of Skin Cancer. 2010 August 10; 2011:1-9.
16