Basalioma

23
LONG CASE SUBDIVISI BEDAH PLASTIK A. IDENTIFIKASI Nama : Haliong Umur : 62 tahun JK : Laki-laki No.RM : 635625 Alamat : Bone Tgl MRS : 12/11/2013 B. ANAMNESIS Keluhan Utama Luka borok pada hidung Riwayat Perjalanan Penyakit Dialami sejak 2 tahun yang lalu SMRS, awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat sebesar biji jagung di hidung, disertai rasa gatal semakin lama semakin membesar dan kemudian muncul luka borok. Nyeri tidak ada. Pasien mengaku sering menggaruk di daerah luka akibat gatalnya BAB: Biasa,warna kuning. BAK: lancar, kuning Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya - Riwayat berobat di puskesmas dan diberikan obat minum (untuk mengurangi gatal) tetapi tidak membaik - Riwayat trauma (-) 1

description

lapsus basalioma

Transcript of Basalioma

Page 1: Basalioma

LONG CASE

SUBDIVISI BEDAH PLASTIK

A. IDENTIFIKASI

Nama : Haliong

Umur : 62 tahun

JK : Laki-laki

No.RM : 635625

Alamat : Bone

Tgl MRS : 12/11/2013

B. ANAMNESIS

Keluhan Utama

Luka borok pada hidung

Riwayat Perjalanan Penyakit

Dialami sejak 2 tahun yang lalu SMRS, awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat

sebesar biji jagung di hidung, disertai rasa gatal semakin lama semakin membesar dan

kemudian muncul luka borok. Nyeri tidak ada. Pasien mengaku sering menggaruk di

daerah luka akibat gatalnya

BAB: Biasa,warna kuning.

BAK: lancar, kuning

Riwayat Penyakit Terdahulu/Lainnya

- Riwayat berobat di puskesmas dan diberikan obat minum (untuk mengurangi gatal)

tetapi tidak membaik

- Riwayat trauma (-)

- Riwayat terpapar matahari (+)

- Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga(-)

- Riwayat DM dan hipertensi (+) baru di tahu sejak masuk rumah sakit.

- Riwayat merokok disangkal.

- Riwayat dilakukan eksisi luas lokal pada tanggal 25/11/2013 di Rumah Sakit

Wahidin.

1

Page 2: Basalioma

C. PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

Sakit sedang/Gizi Cukup/Composmentis

Status Vitalis

Tekanan Darah : 140/70 mmHg

Nadi : 78 x/mnt

Pernafasan : 24 x/mnt

Suhu : 36,7◦C

Kepala

Konjungtiva : anemis (-)

Sklera : ikterus (-)

Bibir : tidak ada sianosis

Gusi : perdarahan (-)

Mata : pupil bulat, isokor, θ2,5mm/2,5mm, RC +/+

Paru

Inspeksi : simetris kiri dan kanan

Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-), fremitus raba kiri=kanan

Perkusi : sonor kiri=kanan

Auskultasi : Bunyi pernapasan bronkovesikuler R=L

Bunyi tambahan: ronkhi -/- Wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V midclavicularis (S)

Perkusi : batas jantung dalam batas normal

Auskultasi : S1/S2 reguler,murmur (-)

Status Lokalis

Regio Nasal

Inspeksi : tampak luka borok seperti gigitan tikus berwarna kehitaman, edema(-), pus

(-), perdarahan aktif (-)

2

Page 3: Basalioma

Palpasi : nyeri tekan (-), massa tumor (-)

Gambar klinis: Basalioma

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Laboratorium (27/11/2013)

TEST RESULT

WBC 6,22

RBC 4,75

HGB 13,7

HCT 39,2

PLT 157

CT/BT 8’00/3’00

HBA1c 5

GDP 84

GDS 93

Pathologi Anatomi 29/11/2013

Hasil: Basal cell carcinoma dengan batas-batas dan dasar bebas tumor.

3

Page 4: Basalioma

E. RESUME

Seorang laki-laki umur 62 tahun masuk Rumah Sakit dengan keluhan ulkus di regio nasal

dialami sejak 2 tahun yang lalu SMRS, awalnya berupa bintik hitam seperti tahi lalat

sebesar biji jagung di hidung, disertai pruritus semakin lama semakin membesar dan

kemudian muncul ulkus. Pasien mengaku sering menggaruk di daerah luka akibat

gatalnya. Riwayat terpapar matahari (+). Riwayat DM dan hipertensi (+) baru di tahu

sejak masuk rumah sakit. Riwayat dilakukan eksisi luas lokal pada tanggal 25/11/2013 di

Rumah Sakit Wahidin.

F. DIAGNOSIS KERJA

Basalioma

G. PENATALAKSANAAN

Rencana nasoplasti

4

Page 5: Basalioma

BASALIOMA

A. PENDAHULUAN

Basalioma atau Karsinoma Sel Basal (KSB) dikenal juga dengan : ulcus rodent, ulcus

jacobi, basal cell epithelioma (BCE), komprecher tumor, basal cell carcinoma (BCC), rodent

carcinoma dan ephitelioma basocellulare.

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari lapisan

epidermis paling bawah, sepanjang lapisan basal. Biasanya tidak bermatastasis, berkembang

lambat, invasif dan mengadakan destruksi lokal. Basalioma tumbuh di kulit yang secara rutin

terpapar sinar matahari atau penyinaran sinar ultraviolet lainnya. Makin tinggi paparan sinar

matahari, makin besar peluang sel-sel tumor menyerang.

Penyakit ini lebih kerap menyerang kelompok usia produktif, yakni antara 30-60

tahun di mana seseorang lebih banyak beraktifitas di luar ruangan, dengan perbandingan yang

lebih besar pada laki-laki dari perempuan yaitu 3 : 2. Selain itu, orang kuit putih memilki

resiko lebih besar terkena tumor kulit di banding orang kulit berwarna. Ini karena orang kulit

putih memiliki pigmen melanin yang lebih sedikit. Sekitar 80 % dari kanker sel basal terjadi

pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari seperti : wajah, kepala, dan leher.

Akan tetapi tak lazim pada telapak tangan sebagai daerah yang sering terpapar sinar matahari.

Karsinoma sel basal tumbuh lambat tapi hampir selalu terus menerus. Mungkin telah

tumbuh selama beberapa bulan atau tahun sebelum pasien menyadarinya. Tanpa terapi dapat

terjadi invasi yang meluas dan kerusakan pada jaringan sekitarnya, yang menimbulkan

ulserasi. Pada daerah kepala dapat terjadi penetrasi ke dalam jaringan-jaringan yang lebih

dalam, bahkan ke dalam tulang-tulang wajah dan otak. Karsinoma Sel Basal jarang

bermetastasis tetapi dapat menyebabkan kematian oleh karena perluasan langsung ke dalam

tengkorak atau erosi pembuluh-pembuluh darah besar.

5

Page 6: Basalioma

B. ANATOMI KULIT

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas 3 lapisan utama yaitu :

1. Lapisan epidermis

Terdiri atas : stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, stratum

spinosum dan stratum basal. Stratum basal terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun

vertikal pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade), dan merupakan

lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini mengadakan mitosis dan berfungsi

reproduktif.

2. Lapisan dermis

Adalah lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Secara

garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

a. Pars papilare, yaitu bagian yang menonjol melewati epidermis, berisi ujung serabut

saraf dan pembuluh darah.

6

Page 7: Basalioma

b. b. Pars retikulare, yaitu bagian di bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian

ini terdiri dari serabut kolagen, elastin, dan retikulin.

3. Lapisan subkutis

Kelanjutan dermis, terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.

C. ETIOPATOGENESIS

Tumor ini berasal dari sel basal epidermis atau adneksanya. Faktor predisposisinya

ialah faktor lingkungan dan genetik. Faktor lingkungan ialah radiasi ultraviolet, radiasi yang

lain (sinar x), bahan kimia (misalnya Arsen), pekerjaan tertentu yang banyak terkena sinar

matahari (misalnya nelayan, petani), adanya trauma (luka bakar), ulkus sikatriks, dan

pengobatan dengan imunosupresan jangka panjang juga meningkatkan resiko basalioma.

Faktor genetik misalnya tampak pada xeroderma pigmentosum, sindrom nevoid

Karsinoma Sel Basal, albino dan adanya riwayat kanker kulit non melanoma sebelumnya.

D.HISTOPATOLOGI

Secara histologi, sel tumor ini membentuk sarang, tali dan pulau di dalam dermis. Sel-

sel ini kecil dan menyerupai sel basal normal dari epidermis. Pada tepi sarang, sel basal

cenderung membentuk pagar, suatu gambaran khas dan diagnostik. Gambaran mitosis jarang

ditemukan. Degenerasi musinosa dan differensiasi ke arah struktur alat tambahan dapat

timbul. Hubungan karsinoma sel basal dengan stroma sekelilingnya tampak penting, karena

ada jaringan musinosa fibrovaskuler khas yang mengelilingi sarang tumor.

E. GAMBARAN KLINIK

Tumor ini umumnya ditemukan di daerah berambut, bersifat invasif, jarang

bermetastase. Dapat merusak jaringan di sekitarnya, malah dapat sampai ke tulang, serta

sering cenderung untuk residif lebih-lebih bila pengobatan tidak adekuat.

Penderita biasanya datang dengan luka yang tidak sembuh. Predileksi pada daerah

muka, telinga, kulit kepala, leher dan tubuh bagian atas. Trauma yang sangat ringan seperti

mencuci muka atau mengeringkannya dengan handuk bisa menyebabkan perdarahan

biasanya ditemukan.

7

Page 8: Basalioma

Pada permulaan berbentuk nodulus kecil pada kulit yang sklerotik. Kelainan ini secara

lambat meluas dan cenderung bertukak, pinggirnya mirip bekas gigitan tikus karena itu diberi

nama ulkus rodens. Kelainan ini menyebabkan destruksi setempat. Penetrasi pada tulang –

tulang tengkorak merupakan kasus yang lanjut. Basalioma sangat jarang bermetastasis, tapi

dapat menyebabkan kematian karena ekstensi atau erosi secara langsung pada pembuluh

darah intrakranial.

Beberapa subtype dari Basalioma yaitu :

1. Karsinoma Sel Basal tipe nodular

Karsinoma sel basal tipa nodular merupakan bnetuk paling umum. Sering terdapat

pada kepala, leher, dan punggung, memiliki beberapa tanda, yaitu : papul yang rnengkilat

dengan cekungan pada tengahnya, seperti mutiara, erosi atau ulserasi, pendarahan, krusta,

tepi meninggi, translusen, telangiektasis di permukaannya, riwayat berdarah oleh trauma

ringan. Biasanya berwarna pink, merah atau putih.

2. Karsinoma Sel Basal tipe pigmentasi

Karsinoma sel basal tipe pigmentasi merupakan KSB nodular dengan peningkatan

proses melanisasi. Memiliki tanda yang sama dengan bentuk nodular tapi memiliki pigmen

coklat atau hitam yang lebih banyak, sering terdapat pada individu kulit hitam.

3. Karsinoma Sel Basal tipe kistik

Bentuk kista, lesinya berupa nodul kista translusen berwarna biru keabu-abuan,

menyerupai bentuk kista jinak. Biasanya terdapat pada daerah kelopak mata atau pipi bagian

atas. Tumor ini relatif lunak, dengan permukaan kulit di sekitarnya teregang, dan bentuknya

bulat atau oval.

4. Karsinoma Sel Basal tipe siperfisial

Bentuk superfisial, tampak sebagai bagian bersisik atau papul yang berwarna merah

jambu sampai merah kecoklatan, sering dengan tengah yang jelas, dengan pinggiran yang

beralur. Erosinya lebih sedikit dibanding bentuk nodular. Sering tampak pada badan dan

bertendensi rendah untuk invasif. Papulnya menyerupai psoriasis atau eksim tapi

8

Page 9: Basalioma

progresifitasnya rendah dan tidak berfluktuasi. Adanya bentuk superfisial ini mungkin

mengindikasikan seringnya terpapar arsen.

5. Karsinoma Sel Basal bentuk mikronodular

Bentuk mikronodular, merupakan bentuk yang agresif, jarang berulserasi, dapat

tampak kuning putih bila digaruk. Mempunyai batas yang tegas.

6. Karsinoma Sel Basal tipe morfea dan infiltrasi

Bentuk morfea, merupakan varian KSB yang pertumbuhannya agresif dengan

gambaran klinis dan histologis yang jelas. Gambaran lesi dari KSB tipe morfea tampak

seperti putih gading yang menyerupai jaringan parut. Oleh karena itu, jika terdapat gambaran

jaringan parut tanpa trauma atau prosedur pembedahan sebelumnya atau gambaran jaringan

parut yang sebelumnya terdapat lesi harus dicurigai kemungkinan KSB morfea dan segera

dilakukan biopsi. Bentuk infiltrasi merupakan bentuk yang agresif dengan plak sklerotik atau

papul. Batas sering tidak tegas dan sering memiliki pinggir yang melebar. Jarang terjadi

ulserasi, perdarahan, dan krusta.

Lima tanda bahaya dari basalioma :

1. Luka terbuka yang berdarah, kotor, atau berkrusta, dan masih terbuka selama lebih 3

minggu. Luka yang tidak sembuh – sembuh merupakan tanda paling sering dari

basalioma dini.

2. Bagian yang merah atau area yang teiritasi sering terdapat pada dada, bahu, lengan,

atau tungkai. Seringkali berkrusta. Ini juga dapat gatal dan sakit. Kadang – kadang

juga tidak ada keluhan.

3. Nodul atau benjolan yang mengkilat yang tampak seperti mutiara atau translusen, dan

sering berwarna merah jambu, merah, atau putih. Benjolan juga dapat berwarna coklat

kemerahan, hitam, atau coklat, terutama pada orang – orang berambut hitam dan

dapat timbul bersamaan dengan tahi lalat.

4. Pertumbuhan yang kemerahan dengan tepi yang meninggi dan indentasi krusta di

tengahnya. Sebagai pertumbuhan yang lambat membesar, pembuluh darah yang kecil

dapat timbul pada permukaannya.

9

Page 10: Basalioma

5. Daerah bekas luka yang berwarna putih, kuning, atau licin, dan sering terdapat tepi

yang sedikit tegas. Kulitnya sendiri terlihat mengkilat dan tegang. Meskipun

merupakan tanda yang jarang, dapat mengindikasikan adanya tumor yang agresif.

F. DIAGNOSIS

Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisis dan pemeriksaan penunjang dapat ditegakkan

diagnosis basalioma. Biopsi kulit diperlukan untuk menentukan diagnosis pasti dan

identifikasi secara histologik bentuk dari basalioma. Karena itu sebaiknya biopsi dilakukan

secara tajam.

G. DIAGNOSIS BANDING

- Karsinoma sel gepeng

- Hiperplasie sebasea

- Penyakit Bowen

- Karsinoma Sel Squamosa

H. PENENTUAN STADIUM

Untuk Basalioma/Karsinoma Sel Basal seperti halnya pada karsinoma kulit lainnya,

penentuan stadium tumor berdasarkan klasifikasi AJCC (American Joint Committe on

Cancer) masih dapat digunakan. Akan tetapi, secara klinis tidak berguna karena untuk

penentuan T (besarnya tumor primer) sukar dilakukan dan untuk N (keadaan kelenjar getah

bening regional) dan M (ada atau tidaknya metastasis) secara praktis tidak ada. Jadi, untuk

menentukan stadium tumor dipakai :

1. Ukuran atau diameter horisontal tumor

2. Lokasi tumor.

3. Tipe Karsinoma Sel Basal

4. Penyebaran histologik ke jaringan yang lebih dalam (diameter vertikal).

10

Page 11: Basalioma

5. Batas keamanan terapi.

6. Batas reseksi operasi mikroskopis.

Basalioma sangat jarang bermetastasis dan sering tidak diperlukan penilaian stadium

sampai kanker ini menjadi sangat besar sehingga suspek terjadi penyebaran ke bagian lain

dari tubuh.

I. PENATALAKSANAAN

Idealnya semua basalioma harus di biopsi sebelum menentukan tindakan terapi yang

paling tepat. Bila biopsi preoperatif tidak dapat dilakukan, dianjurkan pada saat tindakan

operatif dilakukan. Dalam memilih penatalaksanaan yang tepat harus diperhatikan hal-hal

sebagai berikut : ukuran, lokasi, lesi, umur penderita, dapat memberikan hasil kosmetik yang

baik, tipe histologik, bentuk tumor, dan kemampuan penderita untuk mentoleransi tindakan

operasi.

1. Terapi Non Bedah

Terapi dari basalioma sangat bervariasi tergantung dari ukuran kanker, kedalaman, dan

lokasi.

• Krioterapi : Terapi ini menggunakan nitrogen cair untuk membekukan lesi superfisial yang

kecil, dengan menyisakan sedikit jaringan parut. Banyak pasien yang merasa kesakitan dan

bengkak pada area yang diterapi. Secara umum cara ini tidak direkomendasikan untuk

basalioma, khususnya untuk bentuk morfea, invasif dalam, dan lesi ulserasi, atau pada tumor

yang berbatas jelek.

• 5-Fluorouracil (5-FU) : Penggunaan fluorouracil secara lokal dapat menolong para ahli

untuk penanganan basalioma pada pasien selektif (seperti pada kanker yang terbatas pada

lapisan superfisial kulit dari pasien yang berumur lanjut yang tidak bisa menjalani perawatan

agresif lainnya). Penggunaannya dua kali sehari selama beberapa minggu. Selama

pengobatan, pasien dapat mengalami peradangan tetapi jaringan parut kurang. Angka

rekurensi sangat tinggi.

• Radioterapi : Basalioma selalu radiosensitif, dan radioterapi dapat digunakan untuk tingkat

lanjut dan lesi yang luas dimana pembedahan tidak cocok (seperti pada pasien yang alergi

11

Page 12: Basalioma

sama obat anestesi, pada terapi antikoagulan, bertendensi jadi bentuk keloid). Tipe terapi ini

merupakan kontra indikasi pada pasien muda, oleh karena resiko tinggi menjadi jaringan

parut, lesi pada tubuh dan anggota gerak, atau kanker yang rekuren.

• Retinoid sistemik : Beberapa laporan menunjukkan efektifitas dari pengobatan retinoid

sistemik, tapi daya toksik dari penggunaan yang lama membatasi penggunaannya pada

banyak pasien.

2. Terapi Bedah

Terapi operatif dikombinasi dengan konfirmasi histologis merupakan prosedur standar

penanganan basalioma. Operasi tujuannya untuk membuang tumor sehingga tidak bisa lagi

berfloriferasi. Pengetahuan tentang sifat dan perbedaan bentuk klinik dan patologi dari

berbagai sub tipe basalioma sangat diperlukan untuk pemilihan jenis terapi yang tepat.

Dikenal dua macam operasi yaitu :

1. Operasi Mikrografi (pemotongan kompilt), ada 2 metode yaitu Frozen section contohnya

tekhnik Mohs dan Parafin Section. Prosedur ini memilki tingkat akurasi diagnostic yang

tinggi, sehingga kulit yang sehat bisa diselamatkan dan hanya mengeksisi tumornya saja

sehingga teknik ini aman serta bagus dari segimkosmetik. Operasi mikrografi ini

diperlukan untuk basalioma yang kurang potensial untuk mengalami rekurensi, yaitu :

- Tipe infiltrate, yang ada di kepala dan bagian distal ekstremitas.

- KSB dengan diameter >5 mm dan berlokasi di hidung, mata dan daerah telinga, dan

tumor yang berdiameter >20 mm di daerah lain selain yang disebut di atas.

- Tumor yang rekuren.

2. Operasi Konvensional. Tingkat rekurensinya 5-10%. Untuk meminimalisir tingkat

rekurensinya maka harus digunakan batas eksisi 0,3-1,2 cm di luar tumor bahkan pada

penderita dengan tumor yang kecil. Operasi ini untuk tumor yang berukuran 3-10 mm.

Selain operasi, terapi yang lain yaitu :

• Eksisi : Memotong keluar lesi dan menjahit kulit. Prosedur ini secara normal dinamakan

biopsi kulit, dimana diambil sedikitnya 4 mm jaringan sehat di sekitar tepi tumor. Eksisi

merupakan penanganan terbaik

12

Page 13: Basalioma

• Kuret / kauterisasi : Seorang ahli dapat menggabungkan teknik ini, dengan cara mengorek

tumor untuk dibuang. Lesi di garuk dengan kuret dan dasarnya dikauter dengan aliran listrik

untuk menghentikan perdarahan. Prosedur ini sering digunakan pada pasien dengan lesi

nodular yang diameternya kurang dari 2 cm dengan tepi yang tegas. Luka biasanya

menyembuh dengan cepat tanpa dijahit, sering dengan jaringan parut yang nonestetik.

Prosedur kuret dan kauterisasi tidak cocok untuk lesi morfea, pasien dengan pacemaker

jantung, pengobatan invasif yang dalam, atau pasien dengan tumor rekuren yang tepinya

tidak tegas.

• Bedah plastik : Prosedur ini sangat berguna untuk penanganan lesi yang lebih besar dari 3

mm atau untuk lokasi tumor yang sulit. Biasanya, ahli bedah menggunakan prosedur ini

sesudah suatu eksisi simple untuk hasil yang estetik. Untuk melakukan prosedur ini,

digunakan skin graft atau skin flap untuk memperbaiki defek sesudah eksisi. Teknik ini

digunakan khusus untuk mengurangi jaringan parut atau untuk penutupan luka yang cepat.

• Bedah laser : Prosedur ini membuang lesi dengan menggunakan laser karbon dioksida yang

menggunakan sinar energi tinggi untuk merusak sel-sel kanker dan menghentikan

pertumbuhannya. Teknik rutin tidak berguna pada pasien dengan resiko tinggi perdarahan.

Sesudah pengobatan, beberapa perubahan di kulit dapat terjadi, yang akan menjadi nyata

setelah beberapa tahun kemudian.

J. PROGNOSIS

Basalioma yang ditangani secara inkomplit dapat rekuren, sehingga semua

penanganan harus diikuti dengan follow-up, mengingat 20% dari kekambuhan yang ada

biasanya terjadi antara 6-10 tahun pasca operasi. Jika diterapi dengan tepat maka prognosis

pasian dengan KSB rekuren masih cukup baik, walaupun tumor yang rekuren memilki

kecenderungan untuk kambuh lagi dan menjadi agresif. Pasien dengan riwayat penyakit yang

rekuren harus dimonitor lebih sering terhadap perkembangan rekurensinya dan timbulnya

tumor primer.

Sedangkan untuk kasus yang bermetastasis, prognosisnya adalah buruk di mana hanya

dapat bertahan sekitar 8-10 bulan setelah di diagnosis. Rekurensi KSB setelah follow up

adalah 18% untuk eksisi, 10% untuk radiasi, 40% untuk elektrodesikasi dan kuretasi, dan

12% untuk krioterapi (dengan follow up <5 tahun). Sebaliknya, dengan terapi Mohs tingkat

13

Page 14: Basalioma

rekurensi untuk KSB setelah follow up 5 tahun adalah 3,4 – 7,9%. Dengan demikian Mohs

mikrografi adalah pengobatan pilihan untuk KSB rekuren. Dengan terapi yang adekuat,

angka kesembuhan lebih dari 95 % dapat dicapai.

K. PENCEGAHAN

• lnstruksikan kepada pasien untuk menghindari pemaparan sinar matahari, terutama pada

siang hari (antara jam 11.00 – 15.00) dimana merupakan waktu yang berbahaya. Juga pada

sinar matahari di musim panas.

• Mengajari pasien untuk menggunakan sunscreen (pelindung matahari) yang sangat

bermanfaat bagi pencegahan semua jenis kanker kulit. Pencegahan dilakukan dengan cara

antara lain dengan menggunakan baju lengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan

kacamata pelindung sinar UV.

• Pemeriksaan diri sendiri terhadap perubahan pada kulit

1. Mengajari pasien untuk mengenali perubahan aneh pada kulitnya, terutama perubahan

lebih dari 3-4 minggu. Juga mengajari pasien untuk memeriksa kulitnya sendiri.

2. Beritahu pasien untuk melihat bagian depan dan belakang dari tubuh mereka sendiri pada

cermin. Kemudian berputar untuk melihat bagian samping badan sambil kedua lengan

diangkat. Selanjutnya mengangkat kedua siku untuk melihat lengan bagian depan dan

belakang serta pada telapak tangan.

3. Instruksikan pasien untuk duduk kemudian periksa bagian belakang kedua tungkai dan

kaki, termasuk sela jari-jari kaki dan bagian bawah kaki.

4. Pasien harus menggunakan cermin tangan untuk memeriksa bagian belakang leher dan

kulit kepala serta bagian punggung.

• Pemeriksaan kulit dianjurkan setiap 3 tahun untuk pasien usia 20-40 tahun dan setiap tahun

pada pasien usia diatas 40 tahun.

• Saat ini para peneliti sedang mencari cara kemopreventif dengan retinoid sistematik sebagai

agen pencegah kanker untuk pasien resiko tinggi terkena basalioma. Walaupun begitu,

kegunaan dari agen tersebut dibutuhkan evaluasi beberapa tahun lagi.

14

Page 15: Basalioma

L. KESIMPULAN

Basalioma merupakan kanker kulit yang paling banyak terjadi di seluruh dunia.

Insidensnya akhir-akhir ini semakin meningkat, mengingat orang semakin banyak

menghabiskan waktu di luar rumah sehingga akan terpapar sinar ultraviolet lebih lama yang

mana merupakan salah satu penyebab utama dari basalioma. Dengan mengenali secara dini

tanda-tanda awal dari suatu basalioma dan terapi segera dengan tepat, maka prognosisnya

akan jauh lebih baik.

15

Page 16: Basalioma

DAFTAR PUSTAKA

1. Bader RS. Basal Cell Carcinoma. 2013. http://emedicine.medscape.com/article/276624-

overview#aw2aab6b2b3.

2. Telfer NR, Colver GB, and Morton CA. Guidelines for the management of basal cell

carcinoma. British Journal of Dermatology. 159. Pp 35-48.

3. Cigna E, Tarallo, Maruccia M, et all. Basal Cell Carcinoma : 10 Years of Experience.

Journal of Skin Cancer. 2010 August 27; 2011:1-5.

4. Daniel et al. 2009. Inhibition of the hedgehog pathway in advanced basal-cell

carcinoma. The New England Journal of Medicine. 361;12. Pp 1164-1172.

5. Corwin, J. Elizabeth. 2007. Buku Saku Patofisiologi 3rd edition. Jakarta: EGC.

6. Daniela G and Leverkus M . Basal Cell Carcinoma: From the Molecular Understanding

of the Pathogenesis to Targeted Therapy of Progressive Disease. Journal of Skin Cancer.

2010 September 21; 2011:1-5.

7. Noury K, Ballard CJ, Patel AR, et all. Basal Cell Carcinoma. Skin Cancer. Pp 61-3.

8. Nakayama M, Tabuchi K, Nakamura Y, Akira H. Basal Cell Carcinoma of the Head and

Neck. Journal of Skin Cancer. 2010 August 10; 2011:1-9.

16