Barbiturate
-
Upload
mediatrix-ohoiwirin -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of Barbiturate
a). Barbiturate
Contoh di sini ialah pentothal atau sodium thiopenthon ialah obat anestesi
intravena yang bekerja cepat (short acting). Bekerja menghilangkan kesadaran
dengan cara memfasilitasi pengikatan GABA pada reseptor GABAA di membrane
neuron SSP. Bersifat GABA-mimetik dengan langsung merangsang kanal klorida.
Barbiturate juga menekan kerja neurotransmitter sistem stimulasi (perangsang).
Kerjanya pada berbagai sistem ini membuat barbiturate lebih kuat sebagai
anestetik, tetapi lebih tidak aman karena sangat kuat menekan SSP.1
Tiopental dikemas dalam bentuk tepung atau bubuk berwarna kuning, berbau
belerang, biasanya dalam ampul 500 mg atau 1000 mg. Sebelum digunakan
dilarutkan dalam aquades steril sampai kepekatan 2,5 % (1 ml = 25 mg). 3
Tiopental hanya boleh digunakan untuk intravena dengan dosis 3-7 mg/kg dan
disuntikkan perlahan dihabiskan dalam 30-60 detik. Larutan ini sangat alkalis
dengan pH 10-11, sehingga suntikan keluar vena akan menimbulkan nyeri hebat
apalagi masuk ke arteri akan menyebabkan vasokonstriksi dan nekrosis jaringan
sekitar. 3
Dengan dosis yang memadai untuk induksi, pasien segera akan merasakan
rasa bawang putih dilidahnya, diikuti dengan igauan halus yang menandakan
kantuk, kemudian langsung tertidur pulas. Pemulihan terjadi secara mulus dan
pasien segera sadar. Agar pemuliha tidak terlalu lama, dosis jangan sampai
melebihi dari 1 gram.1 Tiopental akan menyebabkan sedasi, hipnosis, anestesia,
atau depresi nafas. Tiopental menurunkan aliran darah otak, tekanan likuor,
tekanan intrakranial dan diduga dapat melindungi otak akibat kekurangan O2.
Dosis rendah bersifat anti analgesi.3
Tiopental di dalam darah 70% diikat oleh albumin, sisanya dalam bentuk
bebas. Sehingga pada pasien dengan albumin rendah dosis harus dikurangi.
Tiopental jarang digunakan untuk anestesia intravena total. 3
b). Benzodiazepin
Benzodiazepin yang digunakan sebagai anestetik ialah diazepam
(intermediete), lorazepam (kerja panjang), dan midazolam (kerja pendek).
Benzodiazepine digunakan untuk medikasi pra-anestetik (sebagai
neurolepanalgesia) dan untuk mengatasi konvulsi yang disebabkan oleh anestetik
lokal dalam anestetik regional. Digunakan untuk induksi anestesia, kelompok
obat ini menyebabkan tidur, mengurangi cemas, dan menimbulkan amnesia
anterograd (setelah pemberian midazolam IM, IV), tetapi tidak berefek analgesic.
Efek pada SSP ini dapat diatasi dengan antagonisnya, flumazenil. 1,4
Bersama dengan thiopental dan obat pra-anastetik benzodiazepine
digunanakan dalam anestetik berimbang.
Obat induksi jangka pendek atau premedikasi, pemeliharaan anestesi, bekerja
cepat dan karena transformasi metaboliknya cepat dan lama kerjanya singkat,
bekerja kuat menimbulkan sedasi dan induksi tidur sehingga midazolam lebih
disukai untuk induksi dan mempertahankan anestesia. Waktu paruh redistribusi
midazolam lebih panjang dari diazepam. Kemasan suntik 1 mg/ml, 5 mg/ml.
Dosis induksi dari premedikasi dengan midazolam adalah 0,1-0,2 mg/kgBB IV,
dengan kecepatan infus 0,25-1 mg/kg/menit dibutuhkan untuk mempertahankan
hypnosis dan amnesia pada kombinasi dengan anestetik inhalasi dan atau
analgesik opioid. Benzodiazepine menurunkan CMRO2 dan CBF seperti
barbiturate dan propofol. Efek depresi pernafasan minimal pada dosis
dependennya.1,4
Diazepam IV segera didistribusi ke otak, tetapi efeknya baru tampak setelah
beberapa menit. Kadarnya segera turun karena adanya redistribusi, tetapi sedasi
sering muncul lagi setelah 6-8 jam akibat adanya penyerapan ulang diazepam
yang dibuang melalui empedu. Masa paruh diazepam memanjang dengan
meningkatnya usia, kira-kira 20 jam pada usia 20 tahun, dan kira-kira 90 jam pada
usia 80 tahun. klirens plasma hampir konstan (20-32 mL/menit), karena itu
pemberian diazepam jangka lama tidak memerlukan koreksi dosis. Dosis
diazepam untuk induksi ialah 0,1-0,5 mg/kgBB. Pada orang sehat, dosis diazepam
0,2 mg/kgBB sebagai medikasi pra-anestetik yang diberikan bersama narkotik
analgesic sudah menyebabkan tidur. Pada pasien dengan risiko tinggi hanya
dibutuhkan 0,1-0,2 mg/kgBB. Untuk menimbulkan sedasi, penambahan 2,5 mg
diazepam tiap 30 detik diberikan sampai pasien tidur ringan atau terjadi
nistagmus, ptosis, atau gangguan bicara. Umumnya dibutuhkan 5-30 mg unutk
sedasi ini.1
Sistem kardiovaskular relative stabil pada penggunaan benzodiazepin karena
itu obat ini banyak dipakai untuk pasien gangguan jantung. Tetapi, depresi
kardivaskular dapat terjadi dalam kombinasi dengan oipioid. Begitu juga dengan
pernapasan, dapat terjadi depresi bila digunakan bersama opioid sebagai medikasi
pra-anestetik. Untuk mencegah rasa terbakar nyeri pada penyuntikan IV dan
mengurangi kemungkinan flebitis dan thrombosis, benzodiazepin harus disuntikan
perlahan.1
c). Opioid
Opioid (morfin, petidin, fentanil, sufentanil) untuk induksi diberikan dosis
tinggi. Opioid tidak mengganggu kardiovaskular, sehingga banyak digunakan
untuk induksi pasien dengan kelainan jantung. Untuk anestesia opioid digunakan
fentanil dosis induksi 20-50 mg/kg dilanjutkan dengan dosis rumatan 0,3-1
mg/kg/menit.3