Bantalan Roda

33
Bantalan Roda Fungsi dari bantalan roda adalah untuk memperkecil gesekan perputaran antara poros dan rumahnya atau sebaliknya. Oleh karena fungsinya yang demikian maka sebuah bantalan roda harus tahan terhadap keausan karena bantalan roda secara terus menerus berputar. Jika sudah aus berarti harus diganti. Bantalan roda juga harus tahan terhadap karat dan mempunyai koefisien gesek yang kecil sehingga kerugian tenaga akibat gesekan relatif kecil. Syarat lain yang harus dipenuhi oleh bantalan roda adalah mampu bekerja pada temperatur tinggi dan mampu berfungsi tanpa diberi pelumasan. Kedua syarat terakhir sangat perlu karena poros yang berputar akan naik terus suhunya, dan pelumasan pada bantalan agak sulit dikerjakan. Apabila harus sering dilumasi maka hal itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Bantalan roda dalam jangka waktu tertentu harus dilumasi sekurang – kurangnya pada saat dibongkar atau diganti. Pelumasan bantalan roda umumnya cukup dengan vet yang juga berfungsi untuk menjaga kotoran agar tidak masuk ke dalam cincinnya, di samping untuk mencegah keausan dan menurunkan gesekan. Bagian – bagian utama dari sebuah cincin luar, elemen gelinding, cincin dalam sangkar,

description

bantalan

Transcript of Bantalan Roda

Bantalan Roda

Fungsi dari bantalan roda adalah untuk memperkecil gesekan perputaran antara poros dan rumahnya atau sebaliknya. Oleh karena fungsinya yang demikian maka sebuah bantalan roda harus tahan terhadap keausan karena bantalan roda secara terus menerus berputar. Jika sudah aus berarti harus diganti. Bantalan roda juga harus tahan terhadap karat dan mempunyai koefisien gesek yang kecil sehingga kerugian tenaga akibat gesekan relatif kecil. Syarat lain yang harus dipenuhi oleh bantalan roda adalah mampu bekerja pada temperatur tinggi dan mampu berfungsi tanpa diberi pelumasan. Kedua syarat terakhir sangat perlu karena poros yang berputar akan naik terus suhunya, dan pelumasan pada bantalan agak sulit dikerjakan.

Apabila harus sering dilumasi maka hal itu bukan suatu pekerjaan yang mudah. Bantalan roda dalam jangka waktu tertentu harus dilumasi sekurang kurangnya pada saat dibongkar atau diganti. Pelumasan bantalan roda umumnya cukup dengan vet yang juga berfungsi untuk menjaga kotoran agar tidak masuk ke dalam cincinnya, di samping untuk mencegah keausan dan menurunkan gesekan. Bagian bagian utama dari sebuah cincin luar, elemen gelinding, cincin dalam sangkar, yaitu elemen gelinding peluru bola, silinder, busur, dan kerucut. Bantalan peluru bola biasanya dipakai pada sistem penggerak roda depan. Bantalan ini tidak dapat disetel. Jika terjadi kelonggaran maka harus segera diganti dan tak perlu dilumasi. Pada bantalan jenis ini sudah terisi vet khusus yang tertutup sil. Jenis bantalan rol silinder sama dengan jenis bantalan peluru roda. Tidak dapat disetel dan tak perlu dilumasi. Bantalan ini digunakan pada aksel rigid yang menggerakkan roda. Bantalan yang dapat disetel dan dilumasi adalah bantalan jenis kerucut. Biasanya digunakan pada naf yang tidak menggerakkan roda.

Bantalan jarum

Pemeriksaan, penyetelan, dan perawatan:

1. Dongkrak mobil dan pasang penyangga.

2. Periksa kelonggaran roda. Goyangkan roda dengan kedua tangan pada posisi tangan atas dan bawah. Apabila ada kelonggaran ketika roda digoyangkan dan rem tidak diinjak pada saat roda digoyang maka hal itu berarti kelonggaran terletak pada sistem suspensinya.

3. Jika kelonggaran terletak pada bantalannya, lepas tutup naf.

4. Lepas pen pengunci dan keluarkan penutup pengunci.

5. Keluarkan mur penyetel dan naf.

6. Keluarkan bantalan luar, ring tekan, sil dan bantalan.

7. Cuci bantalan dengan solar sampai bersih.

8. Periksa keausan pada bantalan. Bantalan yang bernoda noda harus diganti.

9. Beri vet pada bantalan sampai merata dan penuh, juga pada naf dan sil yang baru.

10. Pasang naf pada aksel naf dan keraskan sedikit mur penyetel bantalan sampai terasa tidak ada kelonggaran.

11. Pasang roda dan kontrol lagi kelonggaran bantalan.

12. Pasang penutup kunci. Cari posisi yang cocok untuk pemasangan pen pengunci.

13. Pasang pen pengunci yang baik dan bengkokkan kedua ujungnya demi keamanan.

Urutan pemasangan bantalan roda depan

http://belajar-otomotif-1.blogspot.com/2013/10/bantalan-roda.htmlCara membaca Kode Bearing (Bantalan)

23 Januari 2012 pada 2:34 pm (Bahan Kuliah Teknik Mesin,Otomotif,Proses Produksi & Kerja Bangku)Tags:bearing skf code,jenis bantalan,jenis bearing,kode bearing,membaca kode bantalan

Bearing atau bahasa indonesianya disebut bantalan merupakan komponen utama penggerak poros yang berputar. Bearing ( Bantalan ) banyak jenis macamnya, mulai dari bantalan bola ( ball bearing), bantalan jarum (needle bearng), bantalan gesek dan lain sebagainya.

Nah kali ini saya akan membahas sedikit tentang pengkodean bearing utamanya pada ball bearing yang mungkin lebih sering kita jumpai pada kendaraan kita sehari-hari.

Coba saya beri contoh mengenai pengkodean bearing ( biasanya kode beairing terbaca di lingkaran bearing ) sebagai berikut :

Kode bearing (bantalan) = 6203ZZkode bearing di atas terdiri dari beberapa komponen yang dapat dibagi-bagi antara lain:

6= Kode pertama melambangkan Tipe /jenis bearing

2= Kode kedua melambangkan seri bearing

03=Kode ketiga dan keempat melambangkan diameter bore (lubang dalam bearing)

zz= Kode yang terakhir melambangkan jenis bahan penutup bearing

a. Kode Pertama ( Jenis Bearing )

jadi dalam Kode bearing (bantalan) =6203ZZseperti contoh di atas, kode pertama adalah angka 6 yang menyatakan bahwa tipe bearing tersebut adalahSingle-Row Deep Groove Ball Bearing ( bantalan peluru beralur satu larik).Perlu diingat bahwa kode di atas untuk menyatakan pengkodean bearing dalam satuan metric jika anda mendapatkan kode bearing seperti ini =R8-2RS,maka kode pertama ( R) yang menandakan bahwa bearing tersebut merupakan bearing berkode satuan inchi.

b. Kode kedua ( Seri bearing)Kalau kode pertama adalah angka maka bearing tersebut adalah bearing metric seperti contoh di atas (6203ZZ ), maka kode kedua menyatakan seri bearing untuk menyatakan ketahanan dari bearing tersebut. Seri penomoran adalah mulai dari ketahan paling ringan sampai paling berat

8 = Extra thin section 9 = Very thin section 0 = Extra light 1 = Extra light thrust 2 = Light 3 = Medium 4 = HeavyKalau Kode pertama adalah Huruf, maka bearing tersebut adalah bearing Inchi seperti contoh (R8-2RS ) maka kode kedua ( angka 8 ) menyatakan besar diameter dalam bearing di bagi 1/16 inchi atau = 8/16 Inchi.

c. Kode ketiga dan keempat ( diameter dalam (bore) bearing)Untuk kode 0 sampai dengan 3, maka diameter bore bearing adalah sebagai berikut :

00 = diameter dalam 10mm 01= diameter dalam 12mm 02= diameter dalam 15mm 03= diameter dalam 17mmselain kode nomor 0 sampai 3, misalnya 4, 5 dan seterusnya maka diameter bore bearing dikalikan dengan angka 5 misal 04 maka diameter bore bearing = 20 mm

d. Kode yang terakhir (jenis bahan penutup bearing)Ok, jadi kita sudah sampai pada pengkodean terakhir. pengkodean ini menyatakan tipe jenis penutup bearing ataupun bahan bearing. seperti berikut :

1. ZSingle shielded ( bearing ditutuipi plat tunggal)2. ZZDouble shielded ( bearing ditutupi plat ganda )3. RSSingle sealed ( bearing ditutupi seal karet)4. 2RSDouble sealed (bearing ditutupi seal karet ganda )5. VSingle non-contact seal6. VVDouble non-contact seal7. DDUDouble contact seals8. NRSnap ring and groove9. MBrass cagemaka bearing6203ZZmenyatakan bearing dengan tipe ditutupi plat ganda

http://zwingly.wordpress.com/2012/01/23/cara-membaca-kode-bearing-bantalan/SISTEM REMRem dirancang untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan menghentikan kendaraan atau memungkinkan pada tempat yang menurun. Peralatan ini sangat penting pada kendaraan dan berfungsi sebagai alat keselamatan dan untuk pengendaraan yang nyaman.

Gambar 1 Sistem Rem Pada Kendaraan

Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindah daya (Kopling diinjak), kendaraan cenderung tetap bergerak. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (bracking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

Gambar 2. Cara Kerja Rem

Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung dari penggunaannya.

Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan kendaraan.

Rem parkir (Parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.

Rem tambahan (auxilary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki0 yang digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

Sealanjutnya engine brake adakalanya digunakan untuk menurunkan kecepatan kendaraan. Braking effect ditimbulkan oleh tahanan putaran dari mesin itu sendiri, tidak ada peralatan khusus. Contohnya seperti dua orang saling berpegangan sambil berlari, walaupun yang depan cepat tapi ia akan mengimbangi yang belakang dengan larinya lambat.

REM KAKI

Rem kaki dikelompokan menjadi dua yaitu rem hidrolik dan rem peneumatik. Rem hidrolis lebih respon dibandingkan dengan rem lainnya. Berdasarkan mekanisme pengereman atau bagian yang berputar rem dikelompokan menjadi rem tromol dan rem cakram.

Ganbar 3 Sistematika Rem Hidraulik

Cara Kerja Rem Hidrolik.

Pada saat pedal rem diinjak, maka piston pada master silinder akan bergerak kearah kanan (Gambar 3).Cairan minyak rem yang ada pada master silinder akan terdorong dan menekan piston yang ada pada tiap tiap silinder roda (wheel cylinder).Ingat bahwa fluida menekan kesegala arah, dan fluida cairan hydrolik harus bersifat inkompresible.Piston pada wheel silinder tadi akan bergerak kearah luar dan mendorong sepatu rem ( Rem Tromol) sehingga sepatu rem bagian kanvas rem akan bergesekan dengan tromol serta melakukan pengereman. Sedangkan pada rem piringan ( Cakram / Disk Brake ) masing masing piston akan mendorong kanvas rem saling mendekat dan menjepit piringan atau disk serta terjadi pengereman.

Gaya pengereman yang terjadi pada silinder roda tergantung dari luas penampang silinder serta jumlah silinder yang ada pada kendaraan. Bias dikatakan gaya pada master silinder merupakan penjumlahan seluruh gaya pada semua silinder roda.

Komponen Rem Hidrolik

1. Backing Plate

Backing plate merupakan tempat kedudukan komponen rem tromol dan di pasang pada sumbu roda.

2. Silinder Roda (Wheel Cylinder )

Silinder roda terdiri dari atas bodi dan piston, berfungsi untuk mendorong sepatu rem ke tromol karena adanya dorongan tekanan hidrolik dari master silinder. Silinder roda dibagi menjadi dua jenis , yaitu :

1. Single Piston, yaitu silinder roda yang memiliki satu piston saja.

2. Doble Piston, Silinder roda dengan dua buah piston.

Untuk silinder roda pada rem cakram tergantung dari calipernya, sedangkan pada rem tromol ( drum brake) tergantung dari jenis remnya.

3. Sepatu Rem dan kanvas Rem.

Kanvas rem menempel pada sepatu rem, bahkan dikomersilkan sebagai kanvas rem saja. Sepatu rem membantu kanvas rem agar bias terjadi pengereman, karena bahan antara kanvas rem dan sepatu rem berbeda.Untuk sepatu rem bahan terbuat dari logam dan kanvas rem dari non logam.kanvas rem terbuat dari logam agar tidak terjadi percikan api, karena seperti yang kita ketahui logam bergesekan dengan logam akan menimbulkan panas yang tinggi dan terjadinya percikan api sehingga bias menimbulkan kebakaran. Untuk kendaraan tertentu seperti kereta api kanvas dan sepatu rem menjadi satu terbuat dari logam.

4. Tromol Rem ( Drum )

Tromol rem merupakan bagian terpenting dari rem tromol. Tromol ikut berputar bersama roda kendaraan. Kalau trom terhenti maka rodapun akan mengalami hal yang sama.

Sebagai bahan latihan, silahkan di jawab pertanyaan berikut ini ;

1. Jelaskan cara kerja rem hidrolik pada gambar 1 ?

2. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen rem yang ada pada tulisan ini ?

Daftar pustaka

Toyota Astra Motor. 1995. New step 1 training manual. Jakarta : PT. Toyota Astra Motor.

http://supryteknik.wordpress.com/tag/rem-mobil-kijang/

REM TROMOL

Rem terdiri dari beberapa jenis, diantaranya berdasarkankonstruksinyayang terdiri darirem cakramdanrem tromol. Untuk saat ini saya membahas tentang Rem Tromol

komponen: Tromol Silinder Roda Sepatu Rem Kampas Rem Pegas Pengembali

Rem Tromol pada kendaraan mobil biasanya dipakai pada roda belakang.

Cara Kerja :Saat pengemudi menginjak pedal rem, master silinder menekan fluida kemudian fluida meneruskan tekanan ke silinder roda, silinder roda kemudian menekan sepaturemyang akhirnya sepatu rem yang membawa kampas rem menekantromoldan menimbulkan gesekan antara kampas rem dantromol, gesekan inilah yang menyebabkan kendaraan melambat atau berhenti.

Macam-macam rem tromol Tipe leading and trailing Tipe uniservo Tipe duoservo Tipe two leading single action Tipe two leading double action

A. Tipe leading and trailingJenis ini hanya menggunakan sebuah satu silinder roda dengan dua piston di dalamnya. Sepatu roda yang tidak berhubungan dengan silinder roda ditumpu oleh anchor pin sehingga tidak dapat bergerak. Gaya pengereman tipe ini sama kekuatannya pada saat maju atau mundur sehingga lebih cocok untuk rem roda belakang.

B. Tipe uniservoTipe ini hanya memiliki satu silinder roda dan satu piston didalamnya, sepatu rem yang tidak berhubungan dengan sepatu rem masih dapat bergerak. Kekuatan pengereman jenis ini lebih kuat pada saat maju dibanding mundur, sehingga lebi cocok untuk rem depan.

C. Tipe duoservoTipe ini hampir sama dengan tipe leading and trailing, perbedaannya pada sepatu rem yang tidak berhubungan dengan silinder roda tidak diikat mati, atau diikat mengambang sehingga dapat bergerak. Seperti pada tipe uniservo, tekanan hidraulis yang diterima sepatu rem diteruskan ke sepatu rem yang lain. Kekuatan pengereman tipe ini sama kuatnya antara maju dan mundur, sehingga lebih cocok untuk rem belakang tetapi kekuatan pengeremannya lebih kuat dinanding tipe leading and trailing.

D.Tipe Two laedingsingle actionTipe two leading shoe dibagi menjadi dua,yaitusingle action dan double action. Tipe single action two leading shoe mempunyai dua silinder roda yang masing-masing mempunyai satu piston tiap sisinya. Apabila rem bekerja pada kendaraan bergerak maju,maka kedua sepatu rem akan berfungsi sebagai leading shoe.

E. Tipe Two Leading Double ActionKonstruksi model ini dilengkapi dengan dua buah silinder roda yang dipasang di atas dan di bawah sepatu primer dan sekunder. Pada model ini baik maju maupun mundur kedua sepatu menjadi trailling.CATEGORIES:CHASSIShttp://rushnrun.blogspot.com/2013/06/rem-tromol.htmlKAMPAS REM SEPEDA MOTOR HONDA

2.2.1RemRem adalah sebuah peralatan dengan memakai tahanan gesek buatan yang diterapkan pada sebuah mesin berputar agar gerakan mesin berhenti. Rem menyerap energi kinetik dari bagian yang bergerak. Energi yang diserap oleh rem berubah dalam bentuk panas. Panas ini akan menghilang dalam lingkungan udara supaya pemanasan yang hebat dari rem tidak terjadi. Desain atau kapasitas dari sebuah rem tergantung pada faktor-faktor berikut ini(Zainuri, 2010) :

1.Tekanan antara permukaan rem.2.Koefisien gesek antara permukaan rem.3.Kecepatan keliling dari teromol rem.4.Luas proyeksi permukaan gesek.5. Kemampuan rem untuk menghilangkan panas terhadap energi yang diserap.Perbedaan fungsi utama antara sebuahclutch(kopling tak tetap) dan sebuah rem adalah bahwaclutchdigunakan untuk mengatur/menjaga penggerak dan yang digerakan secara bersama-sama, sedangkan rem digunakan untuk menghentikan sebuah gerakan atau mengatur putaran(Zainuri, 2010).Gambar 2.1 Kampas rem tromol ( Jama, 2008)2.2.1.1 Material Untuk Lapisan RemMaterial yang digunakan untuk lapisan rem harus mempunyai cirri-ciri sebagai berikut(Zainuri, 2010):1. Mempunyai koefisien gesek yang tinggi.2. Mempunyai laju keausan yang rendah.3. Mempunyai tahanan panas yang tinggi.4. Mempunyai kapasitas disipasi panas yang tinggi.5. Mempunyai koefisien ekspansi termal yang rendah.6. Mempunyai kekuatan mekanik yang mencukupi.7. Tidak dipengaruhi oleh moisture (embun) dan oil (minyak).Tabel 2.1 Sifat material untuk kampas remSumber : (Zainuri, 2010).2.2.2Prinsip Dasar PengeremanSistem rem dalam teknik otomotif adalah suatu sistem yang berfungsi untuk:1.Mengurangi kecepatan kendaraan.2.Menghentikan kendaraan yang sedang berjalan.3.Menjaga agar kendaraan tetap berhenti.Pada setiap kendaraan bermotor kemampuan system pengereman menjadi sesuatu yang sangat penting karena dapat mempengaruhi keselamatan kendaraan tersebut. Semakin tinggi kemampuan kendaraan tersebut untuk melaju maka diperlukan sistem pengereman yang lebih handal dan optimal untuk menghentikan atau memperlambat laju kendaraan tersebut. Untuk mencapainya, diperlukan perbaikan perbaikan dalam system pengereman. Sistem rem yang baik adalah sistem rem yang apabila dilakukan pengereman baik dalam kondisi apapun pengemudi tetap dapat mengendalikan arah dari laju pengereman(http://id.wikipedia.org/wiki/Rem).2.2.3Karakteristik Pengereman2.2.3.1Material KampasPersyaratan bahan untuk kampas rem, baik untukdrumataupundisksangatlah sulit. Di samping agar dapat memberikan koefisien gesek yang tinggi, juga diharapkan tidak terpengaruh oleh temperatur, tekanan, kecepatan gesek, air, oli dan secara mekanis harus mampu di keling atau di lem pada sepatunya, tidak menimbulkan suara(noise)akibat pengereman, berharga murah dan mempunyai umur pakai yang lama (Lubi, 2001).Bahan dasar kampas secara umum adalah asbestos dilengkapi dengan bahaninorganicseperti: logam oksida,sulphat,Mn atau Codansilikat.Semuanya dilekatkan bersama dengan berbagai resinorganik,karet dan lain-lain.kampas rem dari bahan asbestos hanya memiliki I jenis fiber yaitu asbes yang merupakan komponen yang menimbulkan karsinogenik, sehingga kampas rem ini memiliki kelemahan pada saat kondisi basah yang mengakibatkan efek licin waktu pengereman. Kampas rem yang terbuat dari asbestos hanya bisa bertahan sampai dengan suhu 2000C rem asbestos akan blong (fading) pada temperature 2000C (Waskito, 2008). Namun saat ini banyak digunakan material sintetis dimana semua bahan dicampur jadi satu termasukasbestos fibres,kawat seng dan kuningan dengan menambahkan resin bahan pengikat. Sehingga dengan demikian lebih mudah untuk ditambahkan bahan lain guna meningkatkan kemampuan dari kampas rem, yang kemudian dikenal dengan tipe cetak(moulded type)(Lubi, 2001).Bahan kampas rem asli adalahkampas rem yang terbuat dari bahan non asbestos biasanya terdiri dari 4 s/d 5 macam fiber diantaranyaKevlar, steel fiber, rock wool, cellulosedancarbon fiberyang memiliki serat panjang. Bilamana bahan menggunakan kampas rem non asbestos yang memiliki beberapa jenis fiber maka efek licin tersebut dapat teratasi.Kampas rem non asbestos bertahan sampai 3600C sehingga cenderung stabil (tidak blong). Bahan kampas rem non asbestos yang terbuat dari material berkualitas seperti Kevlar/aramid. Kevlar ini bahan yang digunakan untuk baju anti peluru di mana Kevlar mampu menghambat laju putaran peluru sampai berhenti, jadi pada dasarnya Kevlar itu menghentikan putaran peluru bukan memantulkan peluru seperti baja. Inilah yang kadang kadang orang berpendapat non asbestos keras padahal tidak, terbukti putaran peluru bisa dihentikan apalagi putaran rotor atau drum kendaraan bermotor (Waskito, 2008).Berdasarkan proses pembuatannya, kampas rem tromol (brake shoes) sepeda motor bahan penguatnya (reinforced) terdiri atas partikel yang tersebar merata dalam matriks yang berfungsi sebagai pengikat, sehingga menghasilkan bentuk padatan yang baik. Melalui proses penekanan sekaligus pemanasan pada saat pencetakan (sintering) akan dihasilkan kekuatan, kekerasan serta gaya gesek yang semakin meningkat. Pemanasan dilakukan pada temperatur berkisar antara 1300C-1500C, yang menyebabkan bahan tersebut akan mengalami perubahan struktur dimana antara partikel satu dengan yang lain saling melekat serta akan diperoleh bentuk solid yang baik dan matriks pengikat yang kuat (Setiyanto, 2009).Kemampuan bahan material kampas rem setiap kendaraan memiliki titik kritis masing-masing. Titik kritis bahan material kampas rem, ditunjukan dengan mengerasnya permukaan kampas rem dan menjadi licin. Keadaan seperti itu yang mengakibatkan kendaraan mengalami pengereman kurang maksimal2.2.3.2Sifat Mekanik Kampas RemMasing-masing tipe sepeda motor memiliki bentuk serta kualitas bahan kampas rem khusus. Secara umum bagian-bagian kampas rem terdiri dari daging kampas (bahan friksi), dudukan kampas (body brake shoe) dan 2 buah spiral. Pada aplikasi sistem pengereman otomotif yang aman dan efektif, bahan friksi harus memenuhi persyaratan minimum mengenai unjuk kerja,noisedan daya tahan. Bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan, ketahanan dan dapat mengerem dengan halus. Selain itu juga harus mempunyai koefisien gesek yang tinggi, keausan kecil, kuat, tidak melukai permukaan roda dan dapat menyerap getaran.Sifat mekanik menyatakan kemampuan suatu bahan (seperti komponen yang terbuat dari bahan tersebut) untuk menerima beban/gaya/energi tanpa menimbulkan kerusakan pada bahan/komponen tersebut. Sering kali bila suatu bahan mempunyai sifat mekanik yang baik tetapi kurang baik pada sifat yang lain, maka diambil langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut dengan berbagai cara yang diperlukan. Untuk mendapatkan standar acuan tentang spesifikasi teknik kampas rem, maka nilai kekerasan, keausan, bending dan sifat mekanik lainnya harus mendekati nilai standar keamanannya. Adapun persyaratan teknik dari kampas rem komposit yakni:a. Untuk nilai kekerasan sesuai standar keamanan 68 105 (Rockwell R).b. Ketahanan panas 3600C, untuk pemakaian terus menerus sampai dengan2500C.c. Nilai keausan kampas rem adalah (5 x 10-4- 5 x 10-3mm2/kg)d. Koefisien gesek 0,14 0,27e. Massa jenis kampas rem adalah 1,5 2,4 gr/cm3f.Konduktivitas thermal 0,12 0,8 W.m.Kg. Tekanan Spesifiknya adalah 0,17 0,98 joule/g.Ch. Kekuatan geser 1300 3500 N/cm2i. Kekuatan perpatahan 480 1500 N/cm2Sumber: (www.stopcobrake.com/en/file/en.pdf/SAEJ661)2.2.4Cara Kerja RemMenghentikan laju suatu kendaraan dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan menggunakan alat pengereman seperti rem cakram maupun rem tromol, tetapi ada cara lain yang dapat digunakan untuk menghentikan laju kendaraan yaitu dengan menggunakan bantuanengine brake.Prinsipnya dengan menurunkan gigi persneling pada gigi yang lebih rendah akan memberikan efek pengereman, meskipun tidak sekuat jika dilakukan dengan rem. Biasanyaengine brakedigunakan untuk membantu meringankan kerja dari rem. Alat pengereman dari suatu kendaraan dibedakan menjadi dua jenis yaitu tipe drum dan tipe piringan/cakram (Sen, 2008).1.Rem CakramRem cakram terdiri dari piringan yang dibuat dari logam, piringan logam ini akan dijepit oleh kanvas rem cakram (brake pad) yang didorong oleh sebuah torak yang ada dalam silinder roda. Untuk menjepit piringan ini diperlukan tenaga yang cukup kuat. Guna untuk memenuhi kebutuhan tenaga ini, pada rem cakram dilengkapi dengan sistemhydraulic, agar dapat menghasilkan tenaga yang cukup kuat. Sistemhydraulicterdiri dari master silinder, silinder roda, reservoir untuk tempat oli rem dan komponen penunjang lainnya. Pada kendaraan roda dua, ketika handel rem ditarik, bubungan yang terdapat pada handel rem akan menekan torak yang terdapat dalam master silinder. Torak ini kan mendorong oli rem ke arah saluran oli, yang selanjutnya masuk ke dalam ruangan silinder roda. Pada bagian torak sebelah luar dipasang kanvas ataubrake pad, brake padini akan menjepit piringan metal dengan memanfaatkan gaya/tekanan torak ke arah luar yang diakibatkan oleh tekanan oli rem tadi (Sen, 2008).Gambar 2.2 Rem cakram (Sen, 2008).2.Rem TromolTipe drum, rem ini terdiri dari sepasang kampas rem yang terletak pada piringan yang tetap (tidak ikut berputar bersama roda), dan drum yang berputar bersama roda. Dalam operasinya setiap kampas rem akan bergerakradialmenekan drum sehingga terjadi gesekan antara drum dan kampas rem (Sen, 2008).Gambar 2.3 Rem tromol (Zainuri, 2010)Pada rem tromol, penghentian atau pengurangan putaran roda dilakukan dengan adanya gesekan antara kampas rem dengan tromolnya. Pada saat tuas rem tidak ditekan kampas rem dengan tromol tidak saling kontak. Tromol rem berputar bebas mengikuti putaran roda, tetapi pada saat tuas rem ditekan lengan rem memutarcampada sepatu rem sehingga kampas rem menjadi mengembang dan bergesekan dengan tromolnya. Akibatnya putaran tromol dapat ditahan atau dihentikan.Rem drum mempunyai kelemahan kalau terendamair, tidak dapat berfungsi dengan baik karena koefisen gesek berkurang secara nyata/banyak. Oleh karena itu mulai ditinggalkan dalam dunia otomotif dan mengantinya denganrem cakram(Sen, 2008)Untuk mengetahui besarnya gaya gesek yang ditimbulkan oleh kampas rem tromol dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :Untuk benda yang diam menggunakan rumus :Fg= F............................................................................................................(2-1)Untuk benda tepat akan bergerak ( gaya gesek mencapai maksimum )Fs= s. N......................................................................................................(2-2)Untuk benda bergerak menggunakan rumus :Fk= k. N......................................................................................................(2-3)Besarnya torsi yang diserap oleh rem adalahT = Fout. rDengan :Fg= Gaya Pegas ( N )Fs= Gaya Gesek Statis (N)Fk= Gaya Gesek Kinetik (N)k= Konstanta Pegas ( N/mm)N= Gaya Normal = Fout( N )s= Koefisien Gesek Statisk= Koefisien Gesek Kinetikr= jarak ( mm )T= Torsi ( Nmm)2.2.5Pengaruh Temperatur dan Koefisien Gesek Pada Kampas RemPerilaku kampas rem terhadap temperature dapat menunjukkan kemampuan dari kampas rem itu sendiri dan harga koefisien gesek () yang stabil pada rentang temperatur kerjanya merupakan suatu hal yang ideal.Penurunan yang besar dari harga koefisien gesek pada temperatur tinggi dapat mengakibatkanfade(pudar) dan ini dapat menurunkan daya pengereman. Dibawah ini dapat dilihat hubungan antara koefisien gesek dengan temperatur kampas saat pengereman yang dapat dilihat pada gambar 2.4, sedangkan hubungan antara temperature dengan laju keausan. Sebagaimana tampak pada gambar 2.5 (Lubi, 2001).Gambar 2.4Hubungan antara koefisien gesek dengan temperature saat pengereman (Lubi, 2001).Gambar 2.5 Hubungan antara laju keausan dengan temperatur (Lubi, 2001).2.2.5.1Kenaikan Temperatur KampasPengereman merupakan salah satu bentuk perubahan energi kinetik menjadi energi panas yang tercemin dari adanya kenaikan temperatur, baik pada kampas maupun pada drum. Pada proses pengereman terjadi gesekan antara kampas rem dandrumkarena kedua elemen tersebut berada pada putaran yang berbeda, energi yang diserap dalam bentuk panas menyebabkan adanya kenaikan temperatur baik pada kampas atau padadrum(Lubi, 2001).Walaupun kenaikan temperature memerlukan selang waktu tertentu, namun hal tersebut diasumsikan terjadi secara singkat. Temperatur kemudian turun jika rem dilepas kecuali diikuti kembali oleh pengereman yang berikutnya, sehingga pada pengereman yang kedua temperatur kembali mengalami kenaikan dan kembali akan menurun secara eksponensial seperti sebelumnya jika tidak dilakukan pengereman kembali (Lubi, 2001).2.2.5.2Efisiensi PengeremanUntuk mengetahui karakteristik dari kemampuan pengereman pada kendaraan, seringkali digunakan perhitungan efisiensi pengereman. Efisiensi pengereman(breaking efficiency)adalah didefinisikan sebagai perbandingan dari perlambatan maksimum yang dapat dicapai dalam unit gravitasi g sebelum terjadinyalockpada ban dengan koefisien adhesi dari jalan , dan dirumuskan sebagai berikut (Lubi, 2001)...........................................................................................(2-4)Dengana= perlambatan maksimum (m/s2)g= gravitasi ( m/s2)= koefisien adhesiEfisiensi pengereman mengindentifikasikan tingkat sampai sejauh mana kendaraan tersebut memanfaatkan koefisien adhesi jalan yang tersedia selama pengereman (Lubi, 2001).http://dafitteknik.blogspot.com/2012/09/kampas-rem-sepeda-motor-honda.html

KUBOTA RD 65 T

PDF Download:Brochure|Manual BookDIESEL ENGINE

TypeHorizontal, Water Cooled, 4 Cycle Diesel Engine

Number of Cylinder1

Diameter x Stroke (mm x mm)80 x 75

Cylinder Volume (cc)376

Continous Power (HP/rpm)5.5 / 2200

Maximum Power (HP/rpm)6.5 / 2200

Maximum Torque (Kg.m/rpm)2.26 / 1800

Combustion SystemTVCS (Three Vortex Combustion System)

Balancer-

Turning OnWith Crank Starter

FuelGood Quality Diesel Fuel

Lubricant SystemOil Circulated with Trochoid Pumps

LubricantSAE 30, SAE 40, 20W50, D10W30

Rotation DirectionCounter Clockwise

Fuel Consumption(gr/HP.jam)205

Cooling SystemRadiator

Water Cooler Volume (Lt)1.3

Fuel Tank Volume (Lt)7.5

Oil Lubricant Volume (Lt)2

Headlamp (V : W/W)12 : 32/32

Engine Weight (Kg)72

Note: - Power output on environmental conditions: air pressure 760 mmHg, temperature 20C, humidity 65%.

- Specifications subject may change without prior notice.

http://www.quick.co.id/en-kubota-rd-65-t.htmlTentang ANSYS

http://myweb.ncku.edu.tw/~hhlee/Myweb_at_NCKU/ANSYS14.htmlhttps://confluence.cornell.edu/display/SIMULATION/ANSYS+Learning+Moduleshttps://confluence.cornell.edu/display/SIMULATION/ANSYS+-+Wind+Turbine+Bladehttp://www.youtube.com/watch?v=JOZ6WVWLT48http://www.youtube.com/watch?v=i39UcITTiEMhttp://www.youtube.com/watch?v=TBB96tga9eMhttp://cfd2012.com/ansys-cfx-tutorials.html