Bank Air Susu

28
BANK AIR SUSU IBU (ASI) DALAM PANDANGAN ISLAM A. Latar Belakang Adanya Bank ASI Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi bayi, karena pengolahannya telah berjalan secara alami dalam tubuh si ibu. Sebelum anak lahir, makanannya telah disiapkan lebihdahulu. Begitu anak itu lahir, air susu ibu telah dapat dimanfaatkan. Demikian masih sayang Allaht e r h a d a p makhluk-Nya. Karena begitu pentingnya ASI tersebut, maka orang mungkinmendapatkannya pada Bank ASI, sekiranya air susu ibu itu tidak memadai atau karena bayi itu berpisah tempat pada ibunya.Proses menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu. Konon pada zaman Rasul, wanita-wanita di desa menjadikan ini sebagai mata pencaharian. Mereka berkeliling kota mencari wanitahamil dan menawarkan jasa menyusui kalau bayinya lahir nanti. Halimatussa'diah adalah wanitadari bani saad yang dipercaya untuk menyusui manusia mulia bernama Muhammad saw. Akhir – akhir ini, pemerintah selalu mengimbau kepada kaum ibu, supaya persediaanmakanan yang ada pada diri si ibu itu, jangan disia-siakan kemudian menggantinya denganmakanan yang lain. Menggunakan makanan lain seperti susu dan tepung yang khusus bagi bayi, sebenarnya tidak dilarang tetapi sebagai makanan tambahan saja. Air susu iu adalah makanan terpokok yang khususdipersiapkan untuk si bayi dan ASI itu sudah pasti cocok untuk bayi itu.Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok uang, kini ASI pun dirasa perlutersedia dalam bentuk bank atau yang dikenal dengan bank ASI. Namun hal ini masih mengundangkontroversi.Kesulitan para ibu

description

kjh

Transcript of Bank Air Susu

Page 1: Bank Air Susu

  BANK AIR SUSU IBU (ASI) DALAM PANDANGAN ISLAMA.Latar Belakang Adanya Bank ASIAir Susu Ibu (ASI) adalah makanan yang terbaik bagi bayi, karena pengolahannya telah berjalan secara alami dalam tubuh si ibu. Sebelum anak lahir, makanannya telah disiapkan lebihdahulu. Begitu anak itu lahir, air susu ibu telah dapat dimanfaatkan. Demikian masih sayang Allaht e r h a d a p m a k h l u k - N y a . K a r e n a b e g i t u p e n t i n g n y a A S I t e r s e b u t , m a k a o r a n g m u n g k i n mendapatkannya pada Bank ASI, sekiranya air susu ibu itu tidak memadai atau karena bayi itu  berpisah tempat pada ibunya.Proses menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu. Konon pada zaman Rasul, wanita-wanita di desa menjadikan ini sebagai mata pencaharian. Mereka berkeliling kota mencari wanitahamil dan menawarkan jasa menyusui kalau bayinya lahir nanti. Halimatussa'diah adalah wanitadari bani saad yang dipercaya untuk menyusui manusia mulia bernama Muhammad saw.Akhir – akhir ini, pemerintah selalu mengimbau kepada kaum ibu, supaya persediaanmakanan yang ada pada diri si ibu itu, jangan disia-siakan kemudian menggantinya denganmakanan yang lain.Menggunakan makanan lain seperti susu dan tepung yang khusus bagi bayi, sebenarnya tidak dilarang tetapi sebagai makanan tambahan saja. Air susu iu adalah makanan terpokok yang khususdipersiapkan untuk si bayi dan ASI itu sudah pasti cocok untuk bayi itu.Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok uang, kini ASI pun dirasa perlutersedia dalam bentuk bank atau yang dikenal dengan bank ASI. Namun hal ini masih mengundangkontroversi.Kesul i tan para ibu member ikan ASI untuk anaknya menjadi sa lah sa tu per t imbangan mengapa bank ASI perlu didirikan, terutama di saat krisis seperti pada saat bencana yang seringmembuat ibu-ibu menyusui stres dan tidak bisa memberikan ASI pada anaknya.B . R u m u s a n M a s a l a h1.Apa yang dimaksud dengan Bank ASI ?2.Bagaimana hukum serta dalil mengenai Bank ASI ?3.Apakah ada perbedaan pendapat antara‘alim ulama mengenai Bank ASIC.Pembahasan1. Pengertian Bank ASI 

Page 2: Bank Air Susu

ASI adalah makanan terbaik bagi bayi dibanding makanan pengganti yang terbuatdari susu sapi termasuk susu sapi yang telah diolah sekalipun. Sudah menjadi kewajibanseorang ibu untuk memberikan ASI atau menyusui anaknya, namun sering kali pada saat initerjadi berbagai permasalahan yang dimana seorang ibu tidak dapat menyusui anaknyadikarnakan a i r susunya ker ing a tau t idak keluar sama seka l i . Se i r ing berkembangnya kemajuan zaman kini manusia pun semakin maju dengan alat-alat teknologi dan kemajuani lmu pengetahuan. Kini d i berbagai negara te lah muncul bank-bank untuk memenuhikebutuhan ASI pada bayi. Seperti layaknya bank yang mengatur dan menyediakan stok uang, yang kini dirasa perlu tersedia dalam bentuk bank atau yang dikenal dengan bank ASI.Kehala lan a i r susu ibu , t idak ada yang meragukannya, ba ik a i r susu ibu s i bayi ,maupun air susu wanita lain, bila air susunya tidak memadai, atau karena suatu hal, ibukandung si bayi itu tidak dapat mensusuinya. Nabi Muhammad sendiri pernah dititipkankepada Halimahtussa’diyah untuk disusukan dan diperlihara/ didiknya. Perlu kita ketahui, bahwa yang dimaksud dengan kata-ka ta menyusui bukanlah hanya terba tas kepadamenghisap tetek saja, tetapi meliputi juga susu yang diperah dari seorang ibu, walaupundicampur dengan benda la in , a tau sudah menjadi beku seumpamanya dibuat ke ju a tau makanan lainnya. Bank ASI, yaitu suatu sarana yang dibuat untuk menolong bayi-bayiyang tak terpenuhi kebutuhannya akan ASI. Di tempat ini, para ibu dapat menyumbangkanair susunya untuk diberikan pada bayi-bayi yang membutuhkan.B a n k A S I D a l a m P a n d a n g a n I s l a m , a n d a i k a t a a d a d i a n t a r a w a n i t a y a n g r e l a menyerahkan susunya pada Bank ASI, maka a i r susu i tu sama sa ja seper t i darah yangdisumbangkan untuk kemaslahatan umat. Sebagaimana darah yang boleh diterima darisiapa saja dan boleh diberikan kepada siapa saja yang memerlukannya, maka air susupundemikian hukumnya. Bedanya ialah darah adalah najis. Sedang air susu bukan najis. Olehsebab itu, darah baru dapat dipergunakan dalam keadaan darurat atau terpaksa. Tujuandiadakannya bank air susu ibu (ASI) merupakan tujuan yang mulia yang didukung olehIslam, untuk memberikan pertolongan kepada semua orang yang memerlukan maupunkekurangan ASI dari diri si ibu. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang lahir  prematur yang tidak mempunyai daya dan kekuatan. Perumpuan yang menyumbangkansebagian air susunya untuk makanan golongan anak-anak lemah ini akan mendapatkan pahala dari Allah dan terpuji di sisi manusia. Bahkan air susu seorang perumpuan itu bolehdibel i dar inya , j ika ia t idak berkenan menyumbangkan sebagaimana ia d iperbolehkanmencari upah dengan menyusui anak orang lain.

Page 3: Bank Air Susu

Sebuah permasalahan yang akan timbulkemudian har i adalah ket ika anak i tu tumbuh menjadi remaja dan kemudian menjadi dewasa, yang suatu ketika hendak menikah dengan salah seorang dari putra-putri dari bank susu tersebut. Menurut hukum Islam, saudara radha’ah (sepersusuan) merupakan muhrimyang tidak boleh melakukan pernikahan antara dua orang saudara radha’ah.Bank ASI yang terdapat d i Aust ra l ia , bagi ibu yang ingin menyumbangkan a ir   susunya harus mendaftarkan diri dulu ke bank ASI. Setelah melalui tes kesehatan dan telahdipastikan tak ada infeksi yang bisa ditularkan ibu penyumbang melalui air susunya ke bayi, air susu diperah lalu dibekukan. Tak ada jumlah minimal berapa mililiter air susuyang harus disumbangkan. Bayi prematur biasanya minum susu kurang dari 20 ml, jadisesedikit apapun susu yang disumbang, diterima oleh bank. Bank lalu mengumpulkan susu perahan tersebut, melakukan proses pasturisASI dan mengetes kembali keamanannya untuk dikonsumsi. Susu kemudian kembali dibekukan dan didistribusikan ke berbagai rumahsakit untuk diberikan pada bayi-bayi yang membutuhkan. Pemilihan dan proses pengetesanai r susu ibu sama dengan proses yang di lakukan bank darah. Hal in i sukses d i lakukansebuah bank ASI di Inggris, karena selama 30 tahun beroperASI, belum pernah ada kasus bayi tertular infeksi melalui air susu dari ibu penyumbang. Ibu yang ingin menyumbangkanair susunya dituntut prima kesehatannya, tidak merokok, tidak menggunakan obat-obatan,tidak mengonsumsi alkohol. Mereka juga tak boleh mengonsumsi kafein, dan harus melaluites yang menyatakan mereka bebas HIV dan hepat i t i s B . “Proses pas tur i sASI akan menghancurkan bakteri. Setelah itu, air susu akan diuji lagi untuk diketahui apakah masihada bakteri sebelum kembali dibekukan,” kata Marea. “Jika masih ditemukan sisa bakteri didalamnya, maka susu tersebut akan dibuang.” “Tujuan bank ASI sangat bagus dan mulia.2. Hukum dan dalil mengenai Bank ASI a) Hukum mengenai Bank ASI Seorang bayi boleh saja menyusu kepada wanita lain, bila air susu ibunya tidak memadai, atau karena suatu hal, ibu kandung bayi tidak dapat menyusuinya. Statusibu yang menyusukan seorang bayi, sama dengan ibu kandung sendiri, tidak bolehkawin dengan wanita itu, dan anak-anaknya. Dalam hukum islam disebut sebagaisaudara sepersusuan. Gambaran yang dikemukakan jelas bahwa siapa wanita yangmenyusukan dan s iapa pula bayi yang disusukan i tu hukumnya je las ya i tu sama dengan mahram. Sekarang yang menjadi perrsoalan ialah, air susu yang disimpan pada Bank ASI, maka air susu itu sama saja seperti darah yang disumbangkan untuk kemaslahatan umat . Sebagaimana darah boleh d i ter ima dar i s iapa sa ja dan bolehdiberikan kepada yang memerlukannya, maka air susupun demikian juga

Page 4: Bank Air Susu

hukumnya.Bedanya ialah darah najis, sedangkan air susu bukan najis. Oleh sebab itu, darah baru dapat dipergunakan dalam keadaan darurat atau terpaksa. Namun timbul lagi pertanyaan bagaimana hubungan antara donor ASI dengan bayi yang menerimanya?Apakah sama dengan ar-Radha’ah atau saudara sepersusuan?M e n u r u t A l i H a s a n , a g a k s u k a r m e n e n t u k a n a t a u m e n g e t a h u i d o n o r a s l i i t u , sebagaimana donor darah. Dengan demikian, baik ibu “susuan”, maupun “anak susuan”, tidak saling mengenal. Hal ini berarti, masalah pemanfaatan air susu dari Bank ASI, tidak dapatdisamakan dengan ar-Radhaah. Pemanfaatan air susu dari Bank ASI adalah dalam keadaanterpaksa (bukan karena haram). Sebab, selagi ibu si bayi itu masih mungkin menyusukananak itu, maka itulah sebenarnya yang terbaik. Hubungan psikologis antara si bayi dan ibunyaterjalin juga dengan mesra pada saat menyusukan bayi itu. Si bayi merasa disayangi dan siibu pun merasakan bahwa air susunya akan menjadi darah daging anak itu. Berbeda, kalau air susu yang diminum anaknya itu berasal dari orang lain. Pertumbuhan dan perkembangan anak i tu , d ibantu o leh p ihak la in , sebagaimana a i r susu sapi yang ki ta kenal se lama in i , danmakanan yang khusus dibuat (diproduksi) untuk bayi.b) Perdebatan Dari Segi Dalil Se t idaknya ada dua syara t penyusuan yang diperdebatkan. Per tama, apakah disyaratkan terjadinya penghisapan atas puting susu ibu? Kedua, apakah harus adasaksi penyusuan?1 ) H a r u s k a h L e w a t M e n g h i s a p P u t i n g S u s u?Kalangan yang membolehkan bank susu mengatakan bahwa bayi yang diberiminum air susu dari bank susu, tidak akan menjadi mahram bagi para wanita yang air susunya ada di bank itu. Sebab kalau sekedar hanya minum air susu, tidak terjadi penyusuan. Sebab yang namanya penyusuan harus lewat penghisapan puting susu ibu.Mereka berdalil dengan fatwa Ibnu Hazm, di mana beliau mengatakan bahwasifat penyusuan haruslah dengan cara menghisap puting susu wanita yang menyusuidengan mulutnya.Dalam fatwanya, Ibnu Hazm mengatakan bahwa bayi yang diberi minum sususeorang wanita dengan menggunakan botol atau dituangkan ke dalam mulutnya lantasd i t e l a n n y a , a t a u d i m a k a n b e r s a m a r o t i a t a u d i c a m p u r d e n g a n m a k a n a n l a i n , dituangkan ke dalam mulut, hidung, atau telinganya, atau dengan suntikan, maka yangdemikian itu sama sekali tidak mengakibatkan kemahramanDalilnya adalah firman Allah SWT:“ D a n i b u - i b u m u y a n g m e n y u s u i k a m u d a n s a u d a r a p e r e m p u a n m u  sepersusuan...' (QS An-Nisa':23)Menurut Ibnu Hazm, proses memasukkan puting susu wanita di dalam mulut bayi harus terjadi sebagai syarat dari

Page 5: Bank Air Susu

penyusuan.Sedangkan bagi mereka yang mengharamkan bank susu, t idak ada kr i te r iamenyusu harus dengan proses bayi menghisap put ing susu . Jus t ru yang menjadi kriteria adalah meminumnya, bukan cara meminumnya.Dal i l yang mereka kemukakan juga t idak kalah kuatnya , ya i tu hadi t s yang menyebutkan bahwa kemahraman itu terjadi ketika bayi merasa kenyang. Dari Aisyah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Perhatikan saudaralaki-laki kalian, karena saudara persusuan itu akibat kenyangnya menyusu.(HR Bukhari dan Muslim) Dari Aisyah ra dia menceritakan :“ Diantara ayat-ayat yang diturunkan dalam Al-quran adalah sepuluh kal i penyusuan yang dimaklumi mengharamkan ( orang yang menyusui dan disusui menikah ), kemudian dinash ( di hapuskan )dengan lima kali penyusuan yang dimaklumi, lalu Rasulullah saw wafat, sedang ayat te rsebut masih te tap d ibacakan sebagai ke te tapan Al-Quran “ ( HR.Muslim dan Ibnu Majah2 ) H a r u s k a h A d a S a k s i ?Hal lain yang menyebabkan perbedaan pendapat adalah masalah saksi. Sebagianu l a m a m e n g a t a k a n b a h w a u n t u k t e r j a d i n y a p e r s u s u a n y a n g m e n g a k i b a t k a n kemahraman, maka harus ada saksi. Seperti pendapat Ash-Sharabshi, ulama Azhar.  Namun ulama la innya mengatakan t idak per lu ada saks i . Cukup keterangan dar iwanita yang menyusui saja.Bagi kalangan yang mewajibkan ada saksi, hubungan mahram yang diakibatkankarena penyusuan itu harus melibatkan saksi dua orang laki-laki. Atau satu orang laki-laki dan dua orang saksi wanita sebagai ganti dari satu saksi laki-laki.B i l a t i d a k a d a s a k s i a t a s p e n y u s u a n t e r s e b u t , m a k a p e n y u s u a n i t u t i d a k   mengakibatkan hubungan kemahraman antara ibu yang menyusui dengan anak bayitersebut.Sehingga tidak perlu ada yang dikhawatirkan dari bank susu ibu. Karena susuyang diminum oleh para bayi menjadi tidak jelas susu siapa dari ibu yang mana. Danketidak-jelasan itu malah membuat tidak akan terjadi hubungan kemahraman.Dalilnya adalah bahwa sesuatu yang bersifat syak (tidak jelas, ragu-ragu, tidak ada saksi), maka tidak mungkin ditetapkan di atasnya suatu hukum. Pendeknya, bila tidak ada saksinya, maka tidak akan mengakibatkan kemahraman.Sedangkan menurut u lama la innnya, t idak per lu ada saks i da lam masa lah  penyusuan. Yang pent ing cukuplah wani ta yang menyusui bayi menga takannya. Maka siapa pun bayi yang minum susu dari bank susu, maka bayi itu menjadi mahram buat semua wanita yang menyumbangkan air susunya. Dan ini akan mengacaukanhubungan kemahraman dalam tingkat yang sangat luas.D a r i p a d a k a c a u b a l a u ,

Page 6: Bank Air Susu

m a k a m e r e k a m e m f a t w a k a n b a h w a b a n k a i r s u s u menjadi haram.3. Perbedaan pendapat ‘alim ulama mengenai Bank ASI Proses menyusui adalah pemberian hak anak oleh ibu . Konon pada zaman Rasul ,wanita-wanita di desa menjadikan ini sebagai mata pencaharian. Mereka berkeliling kotam e n c a r i w a n i t a h a m i l d a n m e n a w a r k a n j a s a m e n y u s u i k a l a u b a y i n y a l a h i r n a n t i . Halimatussa'diah adalah wanita dari Bani Saad yang dipercaya untuk menyusui manusiamulia bernama Muhammad saw.Di masa sekarang ini kita memang dikejutkan dengan berita telah berdirinya bank khsusus untuk menampung air susu ibu. Para ulama kontemporer melihat dari beberapasudut pandang yang berlainan, sehingga yang kita temui dari fatwa mereka pun saling berbeda. Sebagian mendukung adanya bank air susu tapi yang lainnya malah tidak setuju.a) Pendapat Yang Membolehkan•Menurut Dr. Yusuf Al-Qaradawi Ia tidak menjumpai alasan untuk melarangdiadakannya semacam "bank susu." Asa lkan ber tu juan untuk mewujudkan mashlahat syar'iyah yang kuat dan untuk memenuhi keperluan yang wajib dipenuhi. Beliau cenderungmengatakan bahwa bank air susu ibu bertujuan baik dan mulia, didukung oleh Islam untuk memberikan pertolongan kepada semua yang lemah, apa pun sebab kelemahannya. Lebih-lebih bila yang bersangkutan adalah bayi yang baru dilahirkan yang tidak mempunyai dayadan kekuatan.Beliau juga mengatakan bahwa para wanita yang menyumbangkan sebagian air susunya untuk makanan golongan anak-anak lemah in i akan mendapatkan  pahala dari Allah, dan terpuji di sisi manusia. Bahkan sebenarnya wanita itu boleh menjual air susunya, bukan sekedar menyumbangkannya. Sebab di masanabi , para wani ta yang menyusui bayi melakukannya karena faktor mata  pencaharian. Sehingga hukumnya memang diperbolehkan untuk menjual air susu  Bahkan Al-Qaradawi memandang bahwa institusi yang bergerak dalam bidang pengumpulan ‘air susu’ itu yang mensterilkan serta memeliharanya agar dapatdin ikmat i o leh bayi -bayi a tau anak-anak, pa tu t mendapa tkan ucapan ter ima masih dan mudah-mudahan memperoleh pahala.•Al-Ustadz Asy-Syeikh Ahmad Ash-Shirbasi, u lama besar Al-Azhar Mesi r . Beliau menyatakan bahwa hubungan mahram yang diakibatkan karena penyusuan itu harusmelibatkan saksi dua orang laki-laki. Atau satu orang laki-laki dan dua orang saksi wanitasebagai ganti dari satu saksi laki-laki.B i l a t i d a k a d a s a k s i a t a s p e n y u s u a n

Page 7: Bank Air Susu

t e r s e b u t , m a k a p e n y u s u a n i t u t i d a k   mengakibatkan hubungan kemahraman antara ibu yang menyusui dengan anak  bayi tersebut. b) Pendapat Yang Tidak Membenarkan Bank ASI •Dr. Wahbah Az-Zuhayli dan juga Majma' Fiqih Islami. Dalam kitab FatawaMua`sirah, beliau menyebutkan bahwa mewujudkan institusi bank ASI tidak dibolehkandari segi syariah.Demikian juga denganMajma' Fiqih Al-Islamimelalui Badan Muktamar Islam yang diadakan di Jeddah pada tanggal 22 – 28 Disember 1985/ 10 – 16Rabiul Akhir 1406. Lembaga in i da lam keputusannya (qarar ) menentangkeberadaan bank a i r susu ibu d i se luruh negara Is lam ser ta mengharamkan  pengambilan susu dari bank tersebut.KESIMPULANMasalah ini tetap menjadi titik perbedaan pendapat dari dua kalangan yang berbeda pandangan. Wajar te r jadi perbedaan in i , karena ket iadaan nash yang secara langsung membolehkan atau mengharamkan bank susu. Nash yang ada hanya bicara tentang hukum penyusuan, sedangkan syara t -syara tnya mas ih berbeda . Dan karena berbeda dalam menetapkan syarat itulah makanya para ulama berbeda dalam menetapkan hukumnya.Pemanfaatan air susu dari Bank ASI, adalah dalam keaadan terpaksa. Sebab, selagiibu si bayi itu masih mungkin menyusukan anaknya, maka itulah yang terbaik. Hubungan  p s i k o l o g i s a n t a r a s i b a y i d a n i b u n y a a k a n t e r j a l i n d e n g a n b e g i t u m e s r a p a d a s a a t menyusukan si bayi tersebut. Si bayi merasa disayangi dan si ibu pun merasakan bahwa air susunya akan menjadi darah daging anaknya itu.DAFTAR PUSTAKAM. Ali Hasan, 1996,Masail Fiqhiyah Al-Haditsah Pada Masalah-Masalah Kontemporer  Hukum Islam, Jakarta :PT RajaGrafindo PersadaSyaikh Kamil Muhammad ‘Uwaidah, 1996, Fiqih Wanita, Jakarta : Penerbit Al-Kautsar http://helwy.multiply.com/journal/item/24/Bank_ ASI_dlm_Islam_   http://menujucintanya.wordpress.com/2010/01/20/pandangan-islam-tentang-bank-ASI/http://alifmagz.com/wp/2010/03/05/bank- ASI-bolehkah/.

Page 8: Bank Air Susu

Idealnya sih bayi menyusu dari ibunya sendiri. Tapi kalau kondisinya tidak memungkinkan bagaimana ya? Memang tak semua ibu beruntung bisa memberikan ASI eksklusif untuk bayinya.

Dengan informasi yang meluas mengenai manfaat ASI membuat sebagian wanita kini menyadari pentingnya memberikan ASI eksklusif untuk buah hatinya. Bahkan semakin sering menyusui, ASInya semakin melimpah.

Ada beberapa penyebab mengapa ibu tidak bisa memberikan ASI untuk bayinya sendiri, antara lain :

•kelahiran prematur, sehingga suplai ASI belum memadai untuk kebutuhan si bayi. Stres ibu yang melahirkan bayi prematur juga menyebabkan ASI tidak keluar.

•Ibu yang melahirkan bayi kembar dua atau tiga. Suplai ASInya tidak mencukupi kebutuhan si bayi kembar ini.

•Jika ibu menderita penyakit yang mengharuskan minum obat tertentu dan membahayakan kesehatan bayi, misalnya obat kemoterapi.

•Ibu menderita penyakit menular seperti Hepatitis atau HIV Aids.

•Mungkin ibu mengalami masalah kesehatan serius yang menyebabkan ASInya sama sekali tak dapat keluar.

Pihak Bank ASI akan mencatat alamat ibu pendonor , mengumpulkan ASI, menapis, memprosesnya dan menyimpan ASI donor itu. Karena bayi penerima ASI itu tidak bertalian darah dengan pendonor, beberapa langkah kemudian ditempuh untuk memastikan air susu itu aman diminum bayi dan tidak membahayakan kesehatannya. Dan susu ini saat disimpan di bank ASI hanya diberi label tanggal kadaluwarsa dan jumlahnya berapa ons, tanpa nama pendonor. Jadi waktu diterima oleh klien pemesan ASI donor hanya akan menerima ASI donor dengan label tanggal proses ASI , jumlah berapa ounce, saran pemakaian dalam sehari dan bisa digunakan untuk berapa lama. Bank ASI juga akan mencatat nama pendonor dan nama bayi yang menerimanya serta alamat jelas Anda dan bayi yang menerima ASI donor. Sehingga akan mudah bagi Anda untuk menghubungi bank ASI. Kalau bank ASI ini dekat dengan rumah Anda, Anda hanya tinggal datang saja dan bank akan mengirimkan dalam wadah pendingin setiap hari. Biaya yang dikenakan untuk satu ons ASI adalah US$ 3.

Page 9: Bank Air Susu

Bahkan ada yang juga mengenakan ongkos kirim. Sebagian besar perusahaan asuransi menutup biaya ASI donor jika secara kesehatan diharuskan demikian.

Amankah?

Pemilihan dan pengetesan ASI mirip dengan yang dilakukan bank darah. Terbukti sudah 30 tahun dilakukan sebuah Bank ASI di Inggris dan belum pernah ada bayi tertular infeksi virus dan ASI ibu penyumbang. Tentu saja ibu yang bisa menyumbangkan ASInya dipilih dari ibu yang kesehatannya baik, tidak merokok, tidak menderita penyakit tidak mengkonsumsi obat ataupun alkohol. Bahkan mereka pun tidak boleh mengkonsumsi kafein. Calon pendonor ASI ini juga di tes Hepatitis dan HIV. Di Bank ASI ini kemudian susu dipasteurisasi untuk membunuh bakteri patogen. Sebelum dibekukan masih diuji lagi. Kalau masih ditemukan bakteri, susu tersebut dimusnahkan.

Bayi-bayi prematur di Inggris, Amerika, Australia, Kanada mampu bertahan hidup berkat ASI donor dari Bank ASI. Ibu yang tak mampu menyusui bayinya sendiri karena alasan kesehatan pun bisa mengandalkan bank ASI karenanya.

Berkat perkembangan teknologi dan teknik pasteurisasi serta proses uji ASI makin baik maka Bank ASI kini semakin banyak diandalkan untuk menyelamatkan bayi-bayi yang membutuhkannya.

Bagaimana di Indonesia

Keberadaan Bank ASI amat didukung oleh Unicef dan WHO. Hanya saja proses uji kelayakan ASI ini membutuhkan peralatan canggih dengan dana yang tidak sedikit. Menurut Dr Yusfa Rasyid dari RS YPK, Bank ASI adalah isu besar dan luar biasa. Oleh sebab itu, banyak PR yang harus dilakukan terlebih dahulu di Indonesia sebelum bisa sampai ke sana.

Klinik Laktasi Carolus pernah melakukan praktek semacam bank ASI, dengan berbekal berbagai literatur mengenai bank ASI di luar negeri serta persetujuan dari 5 pemuka agama di Indonesia. Sayangnya hanya berjalan 3 tahun. Pasalnya, pihaknya hanya mampu melakukan tes kesehatan dan wawancara untuk calon ibu penyumbang. Tak ada screening dan teknik pasturisasi canggih seperti yang dilakukan bank ASI di luar negeri. Jadi tak dapat menjamin air susu sumbangan ibu 100% aman.

Page 10: Bank Air Susu

Sejarah Bank ASI

Konsep Bank ASI ini sudah populer sejakratusan tahun lalu, sejak para dokter tertarik pada kemampuan bayi dan anak-anak bertahan hidup berkat ASI. Donor bank ASI dibentuk dengan cara mengumpulkan, melakukan penapisan (screening), pemrosesan, dan distribusi ASI dari ibu yang mendonorkan ASInya. Untuk pertama kali di AS berdiri bank ASI di Boston, tahun 1911. Para ibu donor ini menerima sejumlah uang sebagai tanda terimakasih telah bersedia mendonorkan ASInya disamping untuk bayinya sendiri. ASI yang telah terkumpul itu kemudian dipasteurisasi untuk membunuh bakteri yang mungkin bisa membahayakan bayi penerima ASI donor. Tahun1943 The American Academy of Pediatrics merilis panduan untuk operasional Bank ASI. Pada tahun 1970, neonatology menjadi satu kajian tersendiri menangani bayi prematur untuk mampu bertahan hidup Sejak itu pula ASI donor menjadi menu utama bayi prematur dan jumlah bank ASI semakin meluas.

Awal 1980, jumlah donor bank ASI menurun drastis akibat isu penyakit AIDS dan berbagai infeksi lainnya. Seperti halnya darah, air susu juga bisa disusupi virus. Akibatnya penggunaan susu formula melonjak drastis. Ditambah lagi, susu formula ini dikembangkan agar bisa sesuai untuk bayi prematur. Namun demikian harus diakui, nutrisi komplit sebagaimana yang terdapat dalam ASI belum bisa memadai pada susu formula.

Kini dengan cara penapisan (screening) yang lebih ketat, Bank ASI kembali bangkit dan menjadi pilihan nutrisi yang dipilih oleh ahli kesehatan dan dokter anak. Bahkan pendonor cukup menelpon agar ASInya dijemput dengan tas khusus yang steril. Dan ASI donor hanya bisa diperoleh melalui Bank ASI yang resmi ditunjuk setelah melewati persyaratan ketat yang harus dipenuhi. Itu pun harus dengan resep yang memang ditujukan untuk bayi yang membutuhkan karena alasan medis atau anak-anak balita yang memang mengalami masalah kekebalan tubuh. Kesadaran terhadap manfaat ASI yang kini meluas, diharapkan lebih banyak lagi bayi prematur atau bayi sakit yang meninggal sia-sia.

Negara2 yg sudah memiliki Bank ASI : AS, Australia, Brazil, Bulgaria, The Czech Republic, Denmark, Finland, Kanada, Prancis, Jerman, Yunani, India, Inggris, Jepang, Norway, Swedia, Switzerland by:ysm 9months/ sumber : http://www.llli.orgDonor ASI; Kapan dan Bagaimana?

oleh Astri Pramarini on January 19th, 2012 Sering kali kita membaca di milis dan media sosial adanya permintaan ASI donor karena beberapa sebab, misalnya: ibu meninggal, ibu sakit, bayi masuk NICU, bayi masuk inkubator, bayi terlantar, persediaan ASI perah habis, ASI belum keluar, persiapan menjelang melahirkan ataupun tidak mencantumkan alasan kenapa membutuhkan ASI donor.Bagaimana sih posisi ASI donor dalam dunia perASIan? Apakah aman dan disarankan? Kapan sebaiknya memakai ASI donor? Yuk kita bahas bersama–sama.Pada dasarnya bayi baru lahir sehat dari ibu yang sehat bisa mendapat ASI secara penuh tanpa perlu tambahan asalkan mendapat kesempatan menjalani Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan Rawat Gabung penuh 24 jam bersama ibu, serta bayi menyusu tanpa jadwal dengan posisi dan pelekatan yang efektif.Lalu kondisi apa saja yang membuat bayi mungkin perlu mendapatkan suplementasi baik berupa tambahan atau pengganti selain menyusu? WHO dan UNICEF mengeluarkan dokumen Alasan Medis Menggunakan Pengganti ASI yang telah dirangkum sebagai berikut:Indikasi pada Bayi yang Memerlukan Pengganti ASI:

Page 11: Bank Air Susu

Inborn errors of metabolism atau kelainan metabolisme bawaan (galaktosemia, fenilkotenouria, penyakit urin sirup mapel)

Indikasi pada Bayi yang Mungkin Memerlukan Suplementasi:

Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (kurang dari 1500 gram) atau usia kehamilan kurang dari 32 minggu

Bayi berisiko hipoglikemia karena gangguan adaptasi metabolik atau peningkatan kebutuhan glukosa (Kecil Masa Kehamilan, prematur, mengalami stres hipoksik/iskemik, bayi sakit, bayi dengan ibu yang menderita diabetes) jika kadar gula darahnya gagal merespon pemberian ASI

Bayi dengan kehilangan cairan akut (misal karena fototerapi untuk jaundice) dan menyusui serta memerah ASI belum bisa mengimbangi kebutuhan cairan

Turunnya berat badan bayi berkisar 7 – 10% setelah hari ke 3 – 5 karena terlambatnya laktogenesis II

BAB bayi masih berupa mekonium pada hari ke 5 pasca persalinan

Indikasi pada Ibu:

Ibu dengan HIV + (keputusan pemberian minum pada bayi sebaiknya melalui proses konseling saat ibu hamil)

Ibu sakit berat (psikosis, sepsis, eklamsia atau mengalami renjatan/syok), infeksi virus Herpes Simpleks tipe 1 dengan lesi di payudara, infeksi varicella zoster pada ibu dalam kurun waktu 5 hari sebelum dan 2 hari sesudah melahirkan

Ibu mendapat sitostatika, radioaktif tertentu seperti Iodine 131, obat – obatan antitiroid selain Propylthiouracil

Ibu pengguna obat terlarang

Ibu mengalami kelainan payudara, riwayat operasi pada payudara, atau jaringan payudara tidak berkembang

Kita lihat dari kedua tabel di atas maka sebagian besar kondisi di atas terjadi di hari–hari awal kelahiran. Dengan mempertimbangkan keuntungan dan risikonya, keputusan menggunakan suplementasi harusnya berdasarkan penilaian dan evaluasi dari konselor laktasi, dokter anak dan dokter kebidanan mengenai proses menyusui yang meliputi; observasi saat menyusu langsung pada payudara, evaluasi pasokan ASI, riwayat persalinan, evaluasi posisi, pelekatan, kekuatan hisap, kemampuan menelan, dan penilaian kondisi bayi secara menyeluruh. Kondisi pada ibu dan bayi akan menentukan apakah suplementasi ini bersifat sementara atau menetap. Perlu diingat juga, tujuan akhir dari suplementasi ini adalah untuk mempertahankan menyusui.Hierarki Suplementasi

ASI/Kolostrum perah segar dari ibu ASI perah ibu didinginkan

ASI perah ibu pernah dibekukan dan sudah dicairkan

Page 12: Bank Air Susu

ASI perah ibu sendiri yang difortifikasi (bila perlu) untuk bayi prematur

ASI donor dari Bank ASI dan dipasteurisasi

Formula bayi hipoalergenik

Formula bayi elemental

Formula berbasis susu sapi

Formula berbasis soya

Air atau air gula

Tujuan akhir suplementasi bisa kita lihat utamanya adalah memaksimalkan produksi ASI ibu baik dalam menyusu langsung, ASI perah segar ataupun sudah dibekukan. Di sini peranan seorang konselor laktasi sangat penting untuk membantu ibu mempertahankan atau bahkan meningkatkan produksi ASInya. Jika dirasa belum cukup, barulah dicarikan tambahan yang bisa berupa ASI donor yang sudah dipasteurisasi ataupun formula bayi, yang diberikan sedemikian rupa sehingga tetap menjaga dan mempertahankan keberlangsungan proses menyusui ibu dan bayi.ASI Donor di IndonesiaDalam hierarki suplementasi, ASI donor dari bank ASI dan sudah dipasteurisasi menjadi urutan berikutnya setelah ASI dari ibu si bayi. Hanya saja, di Indonesia tidak ada Bank ASI yang melakukan skrining terhadap pendonor ASI serta kultur dan pasteurisasi terhadap ASI donor. Lalu bagaimana kita menyikapinya? Meskipun ASI memang yang terbaik bagi bayi, kita tidak bisa menutup mata terhadap kemungkinan ASI terpengaruh dengan penyakit yang diderita atau gaya hidup pendonor ASI (infeksi HIV, Hepatitis B dan C, penyalahgunaan obat-obatan terlarang, bertato atau body piercing). Apalagi sebagian besar penerima ASI donor adalah bayi baru lahir, bayi prematur atau bahkan bayi sakit.Ada baiknya bagi ibu yang akan mendonorkan ASInya bagi bayi lain menyeleksi dirinya sendiri dengan hal-hal sebagai berikut:Tidak Disarankan Mendonorkan ASI:

Menerima donor darah atau produk darah lainnya dalam 12 bulan terakhir Menerima transplantasi organ/jaringan dalam 12 bulan terakhir

Minum alkohol secara rutin sebanyak 2 ounces atau lebih dalam periode 24 jam

Pengguna rutin obat-obatan Over the Counter (aspirin, acetaminophen, dll), pengobatan sistemik lainnya (pengguna kontrasepsi atau hormon pengganti tertentu masih dimungkinkan)

Pengguna vitamin megadosis atau obat-obatan herbal

Pengguna produk tembakau

Memakai implan silikon pada payudara

Vegetarian total yang tidak memakai suplementasi vitamin B12

Penyalah guna obat-obatan terlarang

Page 13: Bank Air Susu

Riwayat Hepatitis, gangguan sistemik lainnya atau infeksi kronis (contohnya: HIV, HTLV, sifilis, CMV – pada bayi prematur)

Beresiko HIV (pasangan HIV positif, mempunyai tato/body piercing)

Disarankan memeriksakan dirinya dan terbukti negatif secara serologis terhadap: HIV-1 dan HIV-2, HTLV-I dan HTLV-II, Hepatitis B, Hepatitis C, dan sifilis. Pemeriksaan ini juga berguna jika dilakukan setiap ibu yang hamil untuk mencegah penularan penyakit dari ibu ke bayi. Pemeriksaan dan kriteria donor di atas juga perlu diulangi setiap kehamilan atau persalinan baru.Sedangkan bagi orang tua yang memutuskan menerima ASI donor (tanpa melalui Bank ASI) ada baiknya mempertimbangkan hal-hal di bawah ini:

Bagaimana kondisi kesehatan ibu/pendonor? → pola makan terkait religi/keyakinan Apakah uji serologis ibu terhadap HIV, Hepatitis B, HTLV negatif?

Apakah ASI tidak tercemar obat, nikotin, alkohol, dsb?

Apakah ASI tidak tercampur air, bahan/zat/nutrisi lain?

Apakah ASI diperah dan disimpan secara higienis dan tidak terkontaminasi?

Apakah jangka waktu penyimpanan dan tempat penyimpanannya sesuai?

Bagaimana kondisi bayi ibu/pendonor? → usia bayi pendonor <1 th , pernah menderita jaundice saat baru lahir?

Menyiapkan ASI DonorJika pada akhirnya diputuskan menggunakan ASI donor yang belum dipasteurisasi, ada 3 teknik perlakuan terhadap ASI yang bisa dilakukan yang biasa mengurangi penularan penyakit (terutama HIV) melalui ASI.

1. Pasteurisasi Holder

ASI dipanaskan dalam wadah kaca tertutup di suhu 62,5˚C selama 30 menit. Biasanya dilakukan di Bank ASI karena membutuhkan pengukur suhu dan pengukur waktu.

2. Teknik Flash Heating

ASI sebanyak 50 ml ditaruh dalam botol kaca/botol selai ukuran sktr 450 ml terbuka di dalam panci alumunium berukuran 1 L berisi 450 ml air. Kemudian panci dipanaskan di atas kompor sampai air mendidih, matikan, kemudian botol kaca berisi ASI diangkat dan didiamkan sampai suhunya siap untuk diminum bayi.

3. Pasteurisasi Pretoria

Panaskan air sebanyak 450 ml di panci alumunium berukuran 1 L sampai mendidih. Matikan kompor. Letakkan botol kaca terbuka yang berisi ASI sebanyak 50ml di dalam panci selama 20 menit. Kemudian angkat dan diamkan sampai suhu ASI siap diminum bayi. Kalau kita lihat dari 3 teknik tadi, yang paling mungkin dilakukan adalah teknik nomor 2 dan 3. Manapun, pilih yang paling nyaman bagi ibu dan keluarga. Jika donor ASI dilakukan

Page 14: Bank Air Susu

karena bayi sakit di Rumah Sakit, ingatkan perawat untuk melakukan pemanasan ini sebelum memberikan ASI donor kepada bayi anda.

Setiap donasi ASI tentu aja ada syaratnya. Ibu-ibu pendonor tentu aja harus sehat jasmani rohani dan tidak sedang mengkonsumsi obat apapun, walaupun herbal sekalipun. Walopun begono insulin ma pil progestin masih dibolehkan. Terakhir, mereka harus diperiksa darahnya dulu. Biasa prosedur keamanan klo-klo sang ibu mengidap penyakit tertentu. Oh iya, masing-masing ibu diharap mendonasikan 1 ounce ASI pada Bank, kurang lebih 0,03 kiloan lah (banyak ya hehehehhe)

Artika Sari Devi, mantan Putri Indonesia mengaku bahwa dirinya kelebihan stok ASI. Karena berlebih inilah, Artika memilih untuk memeras susunya dan mengirimkannya ke bank ASI di rumah sakit untuk disimpan sebagai stok bagi siapa pun yang membutuhkan. Bahkan di saat malam hari pun, si suami rela untuk berkendara ke rumah sakit demi menyetor stok ASI tersebut.Aktris Alysia Reiner, mendonasikan ASInya untuk temannya yang sedang berjuang memproduksi ASI yang cukup untuk bayinya. Ada juga Salma Hayek yang memilih menyusui secara langsung bayi laki-laki Afrika yang sedang sakit karena gempa Haiti. Masih banyak lagi artis lokal maupun manca negara yang peduli ASI dan menjadi pendonornya. Sebuah kepedulian yang positif mengingat ASI adalah makanan penting bagi bayi untuk tumbuh sehat. Namun di balik semua kepedulian positif ini, masalah donor ASI masih menjadi kontroversi terutama di kalangan umat Islam.Hal ini wajar mengingat Islam adalah agama yang sempurna sehingga sampai masalah pemberian ASI pun ada aturan mainnya. Begitu pula dengan masalah donor ASI yang tidak bisa tidak akan muncul beberapa masalah di dalamnya semisal tentang kedudukan pendonor terhadap yang didonori. Tidak berhenti disitu saja, Islam juga mengenal saudara sepersusuan. Dengan adanya donor ASI yang disimpan dalam bank ASI, bagaimana pula mendudukkan masalah ini agar tidak menyalahi syariat.Banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim ini memutuskan untuk mendirikan bank ASI. Tidak bisa asal seenaknya saja ketika ASI seorang ibu tidak keluar, maka bisa langsung membeli stok ASI di bank ASI.Lalu bagaimana dengan maraknya donor ASI yang disimpan di bank ASI dan difasilitasi oleh rumah sakit? Bukankah dengan adanya donor ASI, itu berarti masyarakat ikut berpartisipasi akan sehatnya generasi? Hal inilah yang akan berusaha kita bahas satu demi satu, insya Allah. Tulisan ini berusaha untuk memandang persoalan dengan timbangan syariat agar hidup lebih bermakna dan barakah.ASI, sumber kehidupan bayiASI (Air Susu Ibu) adalah nutrisi utama bagi bayi sejak keluar dari rahim hingga berusia dua tahun. Karena keutamaannya inilah, kandungan ASI tidak bisa digantikan oleh susu formula apa pun juga. Jauh hari sebelum teknologi kedokteran ditemukan, Islam telah sangat menganjurkan agar bayi hanya diberi asupan ASI saja. Bukan itu saja, Islam juga memberikan jalan keluar apabila ada ibu yang karena satu dan lain hal tidak bisa menyusui bayinya.Keadaan inilah yang terjadi pada diri Rasulullah Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam. Beliau tidak hanya menyusu pada ibu kandungnya sendiri melainkan disusukan pada ibu susu yaitu Tsuwaibah hamba sahaya Abu Lahab dan Halimah al-Sa’diyah. Dari hubungan ini, antara ibu yang menyusui dan anak menjadi mahram yaitu orang yang tidak boleh atau haram dinikahi selamanya. Kondisi ini berlaku juga pada saudara sepersusuan yang pernah menyusu pada ibu yang sama baik anak kandung ibu tersebut maupun bukan.

Page 15: Bank Air Susu

Disinilah keistimewaan Islam yang mempersaudarakan seseorang dengan orang lainnya karena bermula dari sepersusuan. Ada kejelian di sini untuk menelusuri siapa saja yang pernah menjadi anak susu dari seorang perempuan agar tidak salah menikahi seseorang yang menjadi mahram karena sepersusuan. Ada kedekatan satu sama lain meskipun mungkin tidak pernah bersua, tapi terpapar jelas nasab satu sama lain. Tidak ada kerancuan dalam hal ini karena sungguh, Islam sangat menjaga hubungan nasab dan persaudaraan karena sepersusuan.Pendapat Imam Madzab tentang menyusuiDalam buku Fiqih Anak (Yanggo, 2004: 88-91) menyusui atau dalam bahasa Arab adalah ar-Radha’ juga dibahas oleh keempat Imam Madzab yang definisinya menurut mereka adalah:

1. Madzab Hanafi, ar-Radha’ adalah isapan anak yang disusui terhadap susu (payudara) wanita anak Adam pada waktu tertentu.

2. Madzab Maliki, ar-Radha’ adalah sampainya air susu perempuan pada perut meskipun perempuan itu mati atau masih kecil, dengan menggunakan alat (untuk memasukkan sesuatu ke dalam perut) atau melalui suntikan yang menjadi makanan.

3. Madzab Syafi’i mendefinisikan ar-Radha’ sebagai “Sampainya air susu wanita atau apa yang dihasilkan dari air susu tersebut pada perut bayi atau otak/sum-sumnya.”

4. Madzab Hambali mengatakan ar-Radha’ sebagai “Mengisap atau meminum air susu yang terkumpul karena kehamilan dari payudara seorang wanita dan yang seperti itu.”

Dari pendapat-pendapat di atas, pendapat Maliki lebih mencakup dan menyeluruh dibandingkan dengan definisi-definisi lainnya. Definisi madzab Maliki telah memenuhi syarat yang jami’ (mencakup) dan mani’ (terbatas).Kata ‘susu wanita’ mencakup setiap susu sehingga yang bukan susu tidak termasuk ke dalam definisi ini misalnya saja air kuning dan darah. Kedua macam cairan tersebut tidak menyebabkan haramnya menikah pada seseorang. Kata susu disandarkan pada kata wanita sehingga dikecualikan air susu pria dan jin wanita.Sedangkan yang dimaksud dengan ‘masuk ke dalam perut’ sudah jelas di sini yaitu masuk ke dalam perut anak yang disusukan. Sampainya air susu ke dalam perut baik jumlahnya air susunya banyak atau sedikit atau bahkan sekadar mengisap (sedikit sekali) maka termasuk ke dalam definisi ini. Jika syarat ini terpenuhi maka haram menikahi anak tersebut dengan ibu yang menyusukan atau saudara sepersusuan. Sehingga air susu yang hanya sampai pada tenggorokan saja tidak menyebabkan keharaman menikah tersebut.Sedangkan yang dimaksud 'meskipun perempuan itu mati atau masih kecil' adalah jika seorang perempuan mati namun padanya masih ada air susu, lalu ada bayi atau anak kecil yang menyusu padanya atau ada orang lain yang memerah susunya untuk diminumkan pada bayi atau anak kecil maka hal itu menimbulkan tahrim (menyebabkan haram menikah dengan yang sepersusuan).Demikian pula bila ada anak perempuan (baik ia belum baligh atau sudah baligh) yang mempunyai air susu lalu dari air susu itu dipakai untuk menyusui bayi maka berlakulah at-tahrim pada anak tersebut. Hal ini berlaku pula pada wanita menopause yang masih memiliki air susu dan memakai air susu itu untuk menyusui bayi, maka tetap berlaku at-tahrim padanya.Adapun kata-kata 'meskipun air susu itu masuknya ke perut lewat cara lain selain menyusu' maksudnya adalah masuknya air susu menggunakan alat-alat khusus untuk memasukkan sesuatu ke dalam tenggorokan atau hidung, maka tetap saja keharaman karena saudara sepersusuan tetap berlaku padanya.

Page 16: Bank Air Susu

Kata-kata “Atau suntikan yang menjadi makanan” maksudnya adalah air susu yang dimasukkan lewat suntikan pun menyebabkan keharaman menikah selama fungsinya adalah sebagai makanan bagi bayi. Namun jika suntikan tersebut dimaksudkan untuk tujuan lain selain memberi makanan, maka suntikan itu tidak menimbulkan keharaman menikah.Berdasarkan penjelasan di atas, maka memasukkan air susu ke perut bayi lewat mata, telinga atau pori-pori kulit kepala, atau pun lewat suntikan yang tidak dimaksudkan untuk pemberian makanan, hal ini tidak menyebabkan pengharaman nikah. Hal ini disebabkan karena air susu tersebut tidak melewati jalan yang biasa sehingga tidak akan membuahkan daging dan tulang. Demikian juga air susu yang disuntikkan ke dalam tubuh namun tidak dimaksudkan sebagai makanan maka hal ini tidak menyebabkan keharaman nikah.   Donor ASI = Rancunya hubungan saudara sepersusuanBank ASI hadir membuat rancu hubungan karena sepersusuan ini. Meskipun ada beberapa pendapat yang menyatakan bahwa ASI yang tidak dihisap bayi langsung dari payudara ibu susu tidak menjadikannya mahram baik pada ibu susu tersebut maupun bayi-bayi lain yang pernah mengkonsumi ASI yang sama, namun sesungguhnya pendapat ini lemah.Makna menyusui di sini tidak sekadar aktifitas menyusu langsung seorang bayi pada puting payudara seorang ibu. Menyusui di sini adalah masuknya air susu seorang ibu ke dalam perut bayi meskipun caranya bermacam-macam misalnya saja dengan memakai alat tertentu. Seorang muslim akan jauh lebih bijak bila berhati-hati dalam masalah syariat terutama dalam hal ini adalah peniadaan saudara sepersusuan hanya karena bayi tidak menyusu langsung pada ibu susu.Donor ASI melalui bank ASI, jelas-jelas akan merancukan hubungan mahram atau persaudaraan karena sepersusuan. Pendonor hanya sekadar memasukkan informasi dirinya sebatas nama dan hal-hal umum sebagaimana seseorang akan mendonorkan darahnya. Tidak akan terlacak siapa saja bayi-bayi yang pernah mengkonsumsi air susunya, sehingga tidak jelas bagi seseorang siapa bermahram dengan siapa. Jangan sampai terjadi kelak di kemudian hari, seorang laki-laki menikah dengan seorang perempuan yang ternyata pernah mengkonsumsi ASI dari wanita pendonor ASI yang sama. Bila ini terjadi maka kedua anak manusia ini telah melakukan keharaman karena menikahi mahram yang terjadi karena ikatan saudara sepersusuan. Inilah bahaya yang nyata dari keberadaan donor ASI yang ditaruh di bank ASI.

“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. “ ( Qs Al Baqarah : 233 ) Beberapa saat yang lalu, salah seorang reporter dari sebuah majalah wanita Islam meminta wawancara dengan penulis terkait dengan hukum Bank ASI.

ضاعة الر يتم أن أراد لمن كاملين حولين أوالدهن يرضعن والوالداتDiantara pertanyaan yang diajukan adalah kejadian yang menimpa salah seorang

muslimah yang kebetulan melahirkan di salah satu rumah sakit Kristen di Jakarta. Karena beberapa sebab, air susu ibu tersebut tidak keluar, sehingga bayinya tidak bisa menyusui darinya. Akhirnya bayi tersebut minum dari ASI yang disediakan rumah sakit itu, bagaimana hukumnya ?Sebelum menjawab pertanyaan di atas, perlu dijelaskan terlebih dahulu pengertian ar-radha’(penyusuan) dan kapan seseorang dikatakan sebagai anak susuan atau saudara sesusuan dari orang lain?  Pengertian ar-Radha’

Para ulama berbeda pendapat di dalam mendefinisikan ar -radha’.  Menurut Hanafiyah bahwa ar-radha’ adalah seorang bayi yang menghisap puting payudara seorang perempuan pada waktu tertentu. Sedangkan Malikiyah mengatakan bahwa ar radha’ adalah

Page 17: Bank Air Susu

masuknya susu manusia ke dalam tubuh yang berfungsi sebagai gizi. As Syafi’iyah mengatakan ar-radha’ adalah sampainya susu seorang perempuan ke dalam perut seorang bayi. al Hanabilah mengatakan ar-radha’ adalah seorang bayi di bawah dua tahun yang menghisap puting payudara perempuan yang muncul akibat kehamilan, atau meminum susu tersebut atau sejenisnya. ( Ibnu Nujaim, al Bahru ar Raiq : 3/221, Ibnu Arafah, Syarhu Hudud : 1/316, al Muthi’i, Takmilah al Majmu’ : 19/309, al Bahuti, Syarhu Muntaha al Iradat : 4/ 1424)Batasan Umur

Para ulama berbeda pendapat di dalam menentukan batasan umur ketika orang menyusui yang bisa menyebabkan kemahraman. Mayoritas ulama mengatakan bahwa batasannya adalah jika seorang bayi berumur dua tahun ke bawah. Dalilnya adalah firman Allah swt :

ضاعة الر يتم أن أراد لمن كاملين حولين أوالدهن يرضعن والوالدات“ Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang

ingin menyempurnakan penyusuan.” ( Qs Al Baqarah : 233 ) Hadist Aisyah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda :

المجاعة من ضاعة الر ما فإن“ Hanyasanya persusuan (yang menjadikan kemahraman seseorang ) itu terjadi karena kelaparan." ( HR Bukhari dan Muslim )Maksudnya bahwa seorang bayi yang berumur dua tahun ke bawah ketika merasa lapar, kemudian menyusui, maka dia akan menjadi kenyang. Susu tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan tulang dan dagingnya.Jumlah SusuanMadzhab Syafi’i dan Hanbali mengatakan bahwa susuan yang mengharamkan adalah jika telah melewati 5 kali susuan secara terpisah. Hal ini berdasarkan hadits Aisyah ra, bahwasanya beliau berkata : 

فتوفي معلومات بخمس نسخن ثم من يحر معلومات رضعات عشر القرآن من أنزل فيما انالقرآن من يقرأ فيما وهن وسلم عليه ه الل صلى ه الل رسول

 "Dahulu dalam Al Qur`an susuan yang dapat menyebabkan menjadi mahram ialah sepuluh kali penyusuan, kemudian hal itu dinasakh (dihapus) dengan lima kali penyusuan saja. Lalu Rasulullah saw wafat, dan ayat-ayat Al Qur`an masih tetap di baca seperti itu." ( HR Muslim )Kapan seorang bayi menyusui dan dianggap sebagai satu susuan? Yaitu jika dia menyusui, setelah kenyang dia melepas susuan tersebut menurut kemauannya. Jika dia menyusu lagi setelah satu atau dua jam, maka terhitung dua kali susuan dan seterusnya sampai lima kali menyusu. Kalau si bayi berhenti untuk bernafas, atau menoleh kemudian menyusu lagi, maka hal itu dihitung satu kali susuan saja.  (Sidiq Hassan Khan, Raudhatu an Nadiyah, 2/174 )  Cara MenyusuPara ulama berbeda pendpat tentang tata cara menyusu yang bisa mengharamkan:Mayoritas ulama mengatakan bahwa yang penting adalah sampainya air susu tersebut ke dalam perut bayi, sehingga membentuk daging dan tulang, baik dengan cara menghisap puting payudara dari perempuan langsung, ataupun dengan cara  as su’uth (memasukkan susu ke lubang hidungnya), atau dengan cara al wujur (menuangkannya langsung ke tenggorakannya ), atau dengan cara yang lain.Adapun Madzhab Dhohiriyah mengatakan bahwa persusuan yang mengharamkan hanyalah dengan cara seorang bayi menghisap puting payudara perempuan secara langsung. Selain itu, maka tidak dianggap susuan yang mengharamkan. Mereka berpegang kepada pengertian secara lahir dari kata menyusui yang terdapat di dalam firman Allah swt  :

ضاعة الر من وأخواتكم أرضعنكم تي الال وأمهاتكم

Page 18: Bank Air Susu

“(Diharamkan atas kamu mengawini) Ibu-ibumu yang menyusui kamu dan saudara perempuan sepersusuan.” (Qs an Nisa’ : 23)

Hukum Bank ASIPerbedaan pandangan ulama terhadap beberapa masalah penyusuan di atas,

mengakibatkan mereka berbeda pendapat  di dalam menyikapi munculnya Bank ASI :Pendapat Pertama menyatakan bahwa mendirikan bank ASI hukumnya boleh.

Diantara alasan mereka sebagai berikut :Bayi yang mengambil air susu dari bank ASI tidak  bisa menjadi mahram bagi perempuan yang mempunyai ASI tersebut, karena susuan yang mengharamkan adalah jika dia menyusu langsung dengan cara menghisap puting payudara perempuan yang mempunyai ASI, sebagaimana seorang bayi yang menyusu ibunya. Sedangkan dalam bank ASI, sang bayi hanya mengambil ASI yang sudah dikemas.

Pendapat Kedua menyatakan bahwa mendirikan Bank ASI hukumnya haram. Alasan mereka bahwa Bank ASI ini akan menyebabkan tercampurnya nasab, karena susuan yang mengharamkan bisa terjadi dengan sampainya susu ke perut bayi tersebut, walaupun tanpa harus dilakukan penyusuan langsung, sebagaimana seorang ibu yang menyusui anaknya. Dalil-dalilnya sudah dijelaskan di atas.Majma’ al Fiqh al Islami OKI dalam Muktamar yang diselenggarakan di Jeddah pada tanggal 1-6 Rabi’u at Tsani 1406 H/ 22-28 Desember 1985 M memutuskan bahwa pendirian Bank ASI di negara-negara Islam tidak dibolehkan, dan seorang bayi muslim tidak boleh mengambil ASI darinya.

Pendapat Ketiga menyatakan bahwa pendirian Bank ASI dibolehkan jika telah memenuhi beberapa syarat yang sangat ketat, diantaranya : setiap ASI yang dikumpulkan di Bank ASI, harus disimpan di tempat khusus dengan menulis nama pemiliknya dan dipisahkan dari ASI-ASI yang lain. Setiap bayi yang mengambil ASI tersebut harus ditulis juga dan harus diberitahukan kepada pemilik ASI tersebut, supaya jelas nasabnya. Dengan demikian, percampuran nasab yang dikhawatirkan oleh para ulama yang melarang bisa dihindari.

Kesimpulan :Pada awalnya, dalam wawancara tersebut, penulis berpendapat bahwa mendirikan

Bank ASI hukumnya boleh dengan syarat-syarat yang sangat ketat, ternyata pendapat tersebut sudah disampaikan oleh beberapa ulama di Timur Tengah yang terangkum dalam pendapat ketiga.Namun demikian, setelah memperhatikan madharat-madharat yang akan muncul dengan berdirinya  Bank ASI di negara-negara Islam, maka akhirnya penulis cenderung untuk mengatakan : sebaiknya tidak usah didirikan Bank ASI selama hal tersebut tidak darurat. Diantara madharat-madharat yang akan ditimbulkan dari pendirian Bank ASI adalah :

Pertama : Terjadinya percampuran nasab, jika distribusi ASI tersebut tidak diatur ini secara ketat.

Kedua :  Pendirian Bank ASI memerlukan biaya yang sangat besar, terlalu berat ditanggung oleh negara-negara berkembang, seperti Indonesia.

Ketiga : ASI yang disimpan dalam Bank, berpotensi untuk terkena virus dan bakteri yang berbahaya, bahkan kwalitas ASI bisa menurun drastis, sehingga kelebihan-kelebihan yang dimiliki ASI yang disimpan ini semakin berkurang, jika dibandingkan dengan ASI yang langsung dihisap bayi dari ibunya.  

Keempat : Dikhawatirkan ibu-ibu yang berada dalam taraf kemiskinan, ketika melihat peluang penjualan ASI kepada Bank dengan harga tinggi, mereka akan berlomba-lomba untuk menjual ASI-nya dan sebagi gantinya mereka memberikan susu formula untuk anak mereka. 

Page 19: Bank Air Susu

Kelima : Ibu-ibu yang sibuk beraktivitas dan mempunyai kelebihan harta, akan semakin malas menyusui anak-anak mereka, karena bisa membeli ASI  dari Bank dengan harga berapapun.